Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama

adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan

yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

Kurikulum Madrasah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada

Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada

panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Pengembangan kurikulum yang mengacu pada standar nasional pendidikan

dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar

nasional pendidikan terdiri atas: standar isi, standar proses, standar kompetensi

lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,

standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Dua dari

kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu standar isi dan standar

kompetensi lulusan merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam

mengembangkan kurikulum.

Untuk memenuhi amanat undang-undang tersebut di atas dan guna mencapai

tujuan pendidikan nasional pada umumnya, serta tujuan satuan pendidikan pada

khususnya, MTs. Nurul Ilham sebagai lembaga pendidikan tingkat menengah

memandang perlu untuk mengembangkan Kurikulum Madrasah.

1
B. Landasan Hukum

1. Undang-Undang RI nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional;

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan

Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010;

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah;

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar

Penilaian Pendidikan;

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar

Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

9. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama;

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54

Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan

Menengah;

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64

Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;

2
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65

Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan dan Menengah;

13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66

Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah;

14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68

Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah

Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah;

15. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2013 tentang

Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Agama Nomor 60 Tahun 2015 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan

Pendidikan Madrasah;

16. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 Tahun 2013

tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab;

17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61

Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan

Dasar dan Menengah;

18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62

Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler;

19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63

Tahun 2014 tentang Kepramukaan;

20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103

Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah;

21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104

Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan

Dasar dan Menengah;

3
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111

Tahun 2014 tentang Bimbingan Konseling pada Pendidikan Dasar dan

Menengah;

23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 144

Tahun 2014 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan

dan Penyelenggaraan Ujian;

24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 160

Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013;

25. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 117 Tahun 2014 tentang

Implementasi Kurikulum 2013 di Madrasah;

26. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 207 Tahun 2014 tentang

Kurikulum Madrasah;

27. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 165 Tahun 2014

tentang Pedoman Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran PAI dan Bahasa

Arab;

28. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2676 Tahun 2013

tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa

Arab di Madrasah;

29. Surat Keputusan Direktut Jenderal Pendidikan Islam Nomor 5114 Tahun 2015

tentang Madrasah Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Tahun Pelajaran

2016/2017;

30. Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat

Nomor 629 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Kalender Pendidikan

Madrasah di Provinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2017/2018.

C. Tujuan Penyusunan

Penyusunan dokumen ini sangat diperlukan untuk mengakomodasi semua

potensi yang ada di daerah dan untuk meningkatkan kualitas MTs Nurul Ilham,

4
baik dalam bidang akademis maupun nonakademis, memelihara budaya daerah,

mengikuti perkembangan iptek yang dilandasi imtak.

D. Prinsip – prinsip penyusunan Kurikulum Madrasah

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta

didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki

posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan

kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,

dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan pada masa kini dan yang

akan datang. Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus

berpusat pada peserta didik.

2. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan

pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat. Kurikulum

mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan

informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu

berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

3. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap,

pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang

direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarjenjang pendidikan.

E. Acuan Operasional KTSP

1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia

5
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian

peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat

meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia.

2. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama

Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan toleransi

dan kerukunan interumat dan antarumat beragama.

3. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan

Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan

kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya

memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena

itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan

serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah

NKRI.

4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat

Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik

Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk

meningkatkan harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri

(sikap, pengetahuan, dan keterampilan) berkembang secara optimal. Sejalan

dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, bakat, minat,

serta tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual, emosional, sosial, spritual,

dan kinestetik peserta didik.

5. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu

Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan

keterampilan yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan

warga negara memperoleh pendidikan bermutu.

6. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan

Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan

membuat keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas bidang

6
keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan berkolaborasi,

menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif, mengelola keuangan,

kesehatan, dan tanggung jawab warga negara.

7. Tuntutan Dunia Kerja

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi

peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup.

Oleh sebab itu, kurikulum perlu mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kecakapan

hidup untuk membekali peserta didik dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki

dunia kerja. Terlebih bagi peserta didik pada satuan pendidikan kejuruan dan peserta

didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

8. Perkembangan Ipteks

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat

berbasis pengetahuan di mana Ipteks sangat berperan sebagai penggerak utama

perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan penyesuaian terhadap

perkembangan Ipteks sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan.

Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan

berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ipteks.

9. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan

Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan

karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang

sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh

karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan

lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah dan lingkungan.

10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media

pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi

masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu,

7
kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan

nasional.

11. Dinamika Perkembangan Global

Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada

individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh

pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu

yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup

berdampingan dengan bangsa lain.

12. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya

masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan

dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkembangkan terlebih dahulu

sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.

13. Karakteristik Satuan Pendidikan

Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan

pendidikan.

F. Prosedur Operasional

Prosedur operasional pengembangan KTSP MTs Nurul Ilham meliputi:

1. Analisis mencakup:

a. analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Kurikulum;

b. analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan lingkungan;

dan

c. analisis ketersediaan sumber daya pendidikan.

2. Penyusunan mencakup:

a. perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan;

b. pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan;

c. pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik

tingkat kelas;

8
d. penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;

e. penyusunan silabus mata pelajaran muatan lokal; dan

f. penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan

pembelajaran.

3. Penetapan dilakukan Kepala MTs Nurul Ilham berdasarkan hasil rapat

dewan pendidik MTs Nurul Ilham dengan melibatkan komite madrasah.

4. Pengesahan dilakukan oleh Kepala Seksi Pendidikan Madrasah a.n Kepala

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bandung

G. Kondisi Madrasah

Kondisi Madrasah Tsanawiyah Nurul Ilham berdasarkan Profil Madrasah pada

tahun pelajaran 2017/2018 sebagaimana terlampir.

9
BAB II

VISI, ISI DAN TUJUAN

A. Tujuan Pendidikan Nasional

Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara

yang demokratis serta bertanggung jawab.

B. Visi Madrasah

Mewujudkan insan yang bertaqwa, agamis, berwawasan, aktif, kreatif, amanah

dan bertindak logis (TAWAKAL).

C. Misi Madrasah

1. Memberikan kesempatan yang luas dan kemudahan belajar kepada

masyarakat.

2. Membina siswa yang berakhlakul karimah dan menjunjung tinggi

hukum dalam konteks hablumminallah wa hablumminannas.

3. Menumbuhkan budaya membaca bagi guru dan siswa.

4. Mengembangkan potensi keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan

masyarakat.

5. Mendidik siswa hingga mampu beriman dan bertaqwa secara benar,

dan dapat membangun intelektual yang mengedepankan moral.

6. Melatih kedisiplinan dalam belajar dan beribadah kepada seluruh

komponen madrasah dan masyarakat.

7. Menciptakan situasi dan kondisi pembelajaran yang kondusif, efektif

dan produktif.

8. Meningkatkan motivasi berprestasi pada seluruh warga Madrasah.

9. Meningkatkan prestasi ekstrakurikuler.

10
D. Tujuan Madrasah

a. Sebagai upaya untuk menanamkan sense of belonging dan

responsibility anggota terhadap Madrasah.

b. Agar kegiatan Madrasah dapat dilaksanakan secara dinamis, program

program dilaksanakan sesuai tuntutan dan harapan, baik dari sekolah

maupun dari masyarakat yang semakin maju.

c. Agar proses belajar mengajar pada Madrasah dapat dilaksanakan

secara optimal, dalam rangka pencapain tujuan yang di tetapkan.

11
BAB III

MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum

Kompetensi Inti Kurikulum

Sejalan dengan filosofi progresivisme dalam pendidikan, Kompetensi Inti

ibaratnya adalah anak tangga yang harus ditapaki peserta didik untuk sampai

pada kompetensi lulusan jenjang Madrasah Tsanawiyah. Kompetensi Inti (KI)

meningkat seiring dengan meningkatnya usia peserta didik yang dinyatakan

dengan meningkatnya kelas. Melalui Kompetensi Inti, integrasi vertikal berbagai

kompetensi dasar (KD) pada kelas yang berbeda dapat dijaga. Sebagai anak

tangga menuju ke kompetensi lulusan multidimensi, Kompetensi Inti juga

memiliki multidimensi. Untuk kemudahan operasionalnya, kompetensi lulusan

pada ranah sikap dipecah menjadi dua.

Pertama, sikap spiritual yang terkait dengan tujuan pendidikan nasional

membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa. Kedua, sikap sosial yang

terkait dengan tujuan pendidikan nasional membentuk peserta didik yang

berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.

Kompetensi Inti bukan untuk diajarkan melainkan untuk dibentuk melalui

pembelajaran berbagai kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran yang

relevan. Dalam hal ini mata pelajaran diposisikan sebagai sumber kompetensi.

Apapun yang diajarkan pada mata pelajaran tertentu pada suatu jenjang kelas

tertentu hasil akhirnya adalah Kompetensi Inti yang harus dimiliki oleh peserta

didik pada jenjang kelas tersebut. Tiap mata pelajaran harus mengacu pada

Kompetensi Inti yang telah dirumuskan. Karena itu, semua mata pelajaran yang

diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut harus berkontribusi terhadap

pembentukan Kompetensi Inti.

12
Kompetensi Inti akan menagih kepada tiap mata pelajaran apa yang dapat

dikontribusikannya dalam membentuk kompetensi yang diharapkan dimiliki

oleh peserta didik. Ibaratnya, Kompetensi Inti adalah pengikat berbagai

kompetensi dasar yang harus dihasilkan dengan mempelajari tiap mata pelajaran

serta berfungsi sebagai integrator horizontal antar mata pelajaran.

Dalam konteks ini, kompetensi inti adalah bebas dari mata pelajaran karena

tidak mewakili mata pelajaran tertentu. Kompetensi Inti menyatakan

kebutuhan kompetensi peserta didik, sedangkan mata pelajaran adalah

pasokan kompetensi. Dengan demikian, kompetensi inti berfungsi sebagai

unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur

pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal

dan organisasi horizontal kompetensi dasar.

Organisasi vertikal kompetensi dasar adalah keterkaitan kompetensi dasar satu

kelas dengan kelas di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu

terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antar kompetensi yang

dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara

kompetensi dasar satu mata pelajaran dengan kompetensi dasar dari mata

pelajaran yang berbeda dalam satu kelas yang sama sehingga terjadi proses saling

memperkuat.

Rumusan Kompetensi Inti menggunakan notasi: 1) KI-1 untuk Kompetensi

Inti sikap spiritual, 2) KI-2 untuk Kompetensi Inti sikap sosial, 3) KI-3 untuk

Kompetensi Inti pengetahuan (pemahaman konsep), 4) KI-4 untuk kompetensi

inti keterampilan. Urutan tersebut mengacu pada urutan yang disebutkan

dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 yang

menyatakan bahwa kompetensi terdiri dari kompetensi sikap, pengetahuan dan

keterampilan.

13
Selanjutnya Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah dirumuskan untuk

jenjang satuan pendidikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) dipergunakan untuk

merumuskan kompetensi dasar (KD) yang diperlukan untuk mencapainya.

Mengingat standar kompetensi lulusan harus dicapai pada akhir jenjang.

Sebagai usaha untuk memudahkan operasional perumusan kompetensi dasar,

diperlukan tujuan antara yang menyatakan capaian kompetensi pada tiap akhir

jenjang kelas pada jenjang Madrasah Tsanawiyah (MTs). Capaian kompetensi

pada tiap akhir jenjang kelas dari Kelas VII sampai dengan IX, disebut dengan

Kompetensi Inti.

Tabel 1.1

Kompetensi Inti Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Kompetensi Inti Kelas VII Kompetensi Inti Kelas VIII


1. Menghargai dan menghayati ajaran 1. Menghargai dan menghayati ajaran
agama yang dianutnya. agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku 2. Menghargai dan menghayati perilaku
jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya. keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, 3. Memahami dan menerapkan
konseptual, dan prosedural) pengetahuan (faktual, konseptual, dan
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang prosedural) berdasarkan rasa ingin
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, tahunya tentang ilmu pengetahuan,
budaya terkait fenomena dan kejadian teknologi, seni, budaya terkait
tampak mata. fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji 4. Mengolah, menyaji dan menalar
dalam ranah konkret (menggunakan, dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai menggambar, dan mengarang) sesuai

14
dengan yang dipelajari di sekolah dan dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori. pandang/teori.

Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 di MTs Nurul Ilham

Sebagai rangkaian untuk mendukung Kompetensi Inti, capaian

pembelajaran mata pelajaran diuraikan menjadi kompetensi-kompetensi dasar.

Pencapaian Kompetensi Inti adalah melalui pembelajaran kompetensi dasar

yang disampaikan melalui mata pelajaran. Rumusannya dikembangkan dengan

mem-perhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari

suatu mata pelajaran sebagai pendukung pencapaian.

Kompetensi Inti, kompetensi dasar dikelompokkan menjadi empat

sesuai dengan rumusan Kompetensi Inti yang didukungnya, yaitu: 1).

Kelompok kompetensi dasar sikap spiritual (mendukung KI-1) atau kelompok

1, 2). Kelompok kompetensi dasar sikap sosial (mendukung KI-2) atau kelompok

2, 3). Kelompok kompetensi dasar pengetahuan (mendukung KI-3) atau

kelompok 3, dan 4). Kelompok kompetensi dasar keterampilan (mendukung KI-4)

atau kelompok 4.

Uraian kompetensi dasar yang rinci ini adalah untuk memastikan bahwa

capaian pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan saja, melainkan

harus berlanjut ke keterampilan, dan bermuara pada sikap. Melalui

Kompetensi Inti, tiap mata pelajaran ditekankan bukan hanya memuat

kandungan pengetahuan saja, tetapi juga memuat kandungan proses yang

berguna bagi pembentukan keterampilannya. Selain itu juga memuat pesan

tentang pentingnya memahami mata pelajaran tersebut sebagai bagian dari

pembentukan sikap. Hal ini penting mengingat kompetensi pengetahuan

sifatnya dinamis karena pengetahuan masih selalu berkembang.

15
Kemampuan keterampilan akan bertahan lebih lama dari kompetensi

pengetahuan, sedangkan yang akan terus melekat pada dan akan dibutuhkan

oleh peserta didik adalah sikap. Kompetensi dasar dalam kelompok

Kompetensi Inti sikap (KI-1 dan KI-2) bukanlah untuk peserta didik karena

kompetensi ini tidak diajarkan, tidak dihafalkan, dan tidak diujikan, tetapi

sebagai pegangan bagi pendidik bahwa dalam mengajarkan mata pelajaran

tersebut ada pesan-pesan sosial dan spiritual sangat penting yang terkandung

dalam materinya.

Dengan kata lain, kompetensi dasar yang berkenaan dengan sikap

spiritual (mendukung KI-1) dan individual-sosial (mendukung KI-2)

dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta

didik belajar tentang pengetahuan (mendukung KI-3) dan keterampilan

(mendukung KI-4).

Untuk memastikan keberlanjutan penguasaan kompetensi, proses

pembelajaran dimulai dari kompetensi pengetahuan, kemudian dilanjutkan

menjadi kompetensi keterampilan, dan berakhir pada pembentukan sikap.

Dengan demikian, proses penyusunan maupun pemahamannya (dan

bagaimana membacanya) dimulai dari Kompetensi Dasar kelompok Hasil

rumusan Kompetensi Dasar kelompok 3 dipergunakan untuk merumuskan

Kompetensi Dasar kelompok 4. Hasil rumusan Kompetensi Dasar kelompok 3

dan 4 dipergunakan untuk merumuskan Kompetensi Dasar kelompok 1 dan

2. Proses berkesinambungan ini untuk memastikan bahwa pengetahuan berlanjut

ke keterampilan dan bermuara ke sikap sehingga ada keterkaitan erat yang

mendekati linier antara kompetensi dasar pengetahuan, keterampilan dan sikap.

B. Muatan Kurikulum

1. Mata Pelajaran

16
Kompetensi Dasar dibutuhkan untuk mendukung pencapaian kompetensi

lulusan melalui Kompetensi Inti. Selain itu, Kompetensi Dasar diorganisir ke

dalam berbagai mata pelajaran yang pada giliranya berfungsi sebagai sumber

kompetensi. Mata pelajaran yang dipergunakan sebagai sumber kompetensi

tersebut harus mengacu pada ketentuan yang tercantum pada Undang-undang

Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, khususnya ketentuan pada

Pasal 37.

Selain jenis mata pelajaran yang diperlukan untuk membentuk

kompetensi, juga diperlukan beban belajar per minggu dan per semester atau per

tahun. Beban belajar ini kemudian didistribusikan ke berbagai mata pelajaran

sesuai dengan tuntutan kompetensi yang diharapkan dapat dihasilkan oleh tiap

mata pelajaran.

Susunan mata pelajaran dan alokasi waktu untuk Madrasah Tsanawiyah

sebagaimana tabel berikut:

Tabel 1.2

Beban Belajar dan Struktur Kurikulum Kelas VII dan Kelas VIII

Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Alokasi Waktu
Belajar Per
Mata Pelajaran Minggu
VII VIII
Kelompok A
1 Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an Hadits 2 2
b. Akidah Akhlak 2 2
c. Fikih 2 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2
5 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3
6 Bahasa Indonesia 6 6
7 Bahasa Arab 3 3
8 Matematika 5 5
9 Ilmu Pengetahuan Alam 5 5
10 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4

17
11 Bahasa Inggris 4 4
Kelompok B
12 Seni Budaya 2 2
13 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3 3
14 Prakarya 2 2
15 Bahasa Sunda 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 47 47

Tabel 1.3
Struktur Kurikulum Kelas IX MTs. Nurul Ilham
Komponen Alokasi Waktu
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam Pendidikan
a. Al-Qur’an Hadits 2
b. Akidah Akhlak 2
c. Fikih 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2
3. Bahasa Indonesia 4
4. Bahasa Inggris 4
5. Bahasa Arab 2
6. Matematika 4
7. Ilmu Pengetahuan Alam 4
8. Ilmu Pengetahuan Sosial 4
9. Seni Budaya 2
10. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2
11. Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi 2
B. Muatan Lokal Muatan
1. Bahasa Sunda 2
2. Tahfidz 2
C. Pengembangan Diri 2
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 44

2. Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi

yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan

18
daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan

atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Berdasarkan

hasil analisis keunggulan daerah Kabupaten Bandung pada umumnya dan

Kecamatan Pameungpeuk pada khusunya maka jenis muatan yang dilaksanakana

di MTs Nurul Ilham seperti terdapat dalam struktur kurikulum pada tabel di atas

adalah Bahasa Sunda dan Aswaja. Strategi pelaksanaan muatan lokal tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Bahasa Sunda adalah muatan lokal dalam proses pembelajaran di MTs

Nurul Ilham sesuai dengan potensi dan keunikan Jawa Barat sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan. Pendidikan Muatan Lokal Mata

Pelajaran Bahasa Sunda merupakan kegiatan kurikuler untuk

mengembangkan kompetensi yang merupakan bahasa ibu bagi masyarakat

di Jawa Barat. Melalui pembelajaran bahasa Sunda diperkenalkan kearifan

lokal sebagai landasan etnopedagogis. Pembelajaran Bahasa Sunda disusun

berdasarkan kurikulum yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Provinsi

Jawa Barat, menyesuaikan dengan kerangka kurikulum pendidikan yang

ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, dan dilaksanakan berdasarkan Struktur

Kurikulum Muatan Lokal serta Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Mata pelajaran Bahasa Sunda. Pembelajaran dilaksanakan dalam pertemuan

tatap muka yang diberikan untuk kelas VII, VIII dan IX sebanyak 2 jam

perminggu.

b. Pendidikan Aswaja bertujuan untuk menumbuh kembangkan aqidah

ahlussunnah waljama’ah melalui pemberian, pemupukan, dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta

pengalaman peserta didik tentang Aswaja sehingga menjadi muslim yang

terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT

berdasarkan faham Ahlussnnah waljama’ah. Mewujudkan umat Islam yang

19
taat beragama dan berakhlak mulia yaitu umat yang berpengetahuan, rajin

beribadah, cerdas, produktif, etis, jujur dan adil (tawassuth dan i’tidal),

berdisiplin, berkesimbangan (tawazun), bertoleransi (tasamuh), menjaga

keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya

ahlussunnah waljama’ah (amar ma’ruf nahi munkar) dalam komunitas

madrasah dan masyarakat.

3. Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai

dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi

sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh

konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk

kegiatan ekstrakurikuler. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran.

Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif

seperti pada mata pelajaran.

a. Kegiatan Pelayanan Konseling

Kegiatan pengembangan diri dilakukan antara lain melalui kegiatan

pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan

sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik.

b. Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan pengembangan diri dilakukan antara lain melalui kegiatan

ekstrakurikuler, seperti :

a) Pramuka, yang menjadi ekstrakurikuler wajib bagi kelas VII dan VIII

b) OSIS/LDKS

c) Kesenian

d) Majalah Dinding

e) Pendalaman Agama Islam

20
c. Pembiasaan

Pembiasaan adalah serangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh

siswa, guru, dan tenaga kependidikan yang bertujuan untuk menumbuhkan

kebiasaan yang baik dan membentuk generasi berkarakter positif. Kegiatan

pembiasaan sikap dan perilaku positif di madrasah dilaksanakan melalui program

Penumbuhan Budi Pekerti yang dimulai sejak dari hari pertama sekolah, masa

ta’aruf siswa madrasah (matsama) sampai dengan kelulusan madrasah.

Pembiasaan dilaksanakan:

a. dalam bentuk kegiatan umum, harian, mingguan, bulanan, tengah

tahunan, dan tahunan;

b. melalui interaksi dan komunikasi antara sekolah, keluarga, dan/atau

masyarakat.

Jenis kegiatan PBP didasarkan pada tujuh nilai-nilai dasar kemanusiaan,

yaitu jenis kegiatan yang mengandung nilai-nilai internalisasi sikap moral

dan spiritual; keteguhan menjaga semangat kebangsaan dan kebhinnekaan

untuk merekatkan persatuan bangsa; memelihara lingkungan sekolah, yaitu

melakukan gotong-royong untuk menjaga keamanan, ketertiban, kenyamanan,

dan kebersihan lingkungan sekolah; interaksi sosial positif antar peserta didik;

interaksi social positif antara peserta didik dengan figur orang dewasa;

penghargaan terhadap keunikan potensi peserta didik untuk dikembangkan;

Penguatan peran orangtua dan unsur masyarakat yang terkait.

Beberapa contoh kegiatan Penumbuhan Budi Pekerti di MTs Nurul Ilham

melalui pembiasaan-pembiasaan:

a) Mengadakan perayaan Hari Besar Keagamaan dengan kegiatan yang

sederhana dan hikmat.

b) Melaksanakan upacara bendera hari Senin di setiap awal bulan dengan

mengenakan seragam atau pakaian yang sesuai dengan ketetapan sekolah.

21
c) Melaksanakan upacara bendera pada pembukaan Matsama dengan peserta

didik bertugas sebagai komandan dan petugas upacara serta kepala

Madrasah/wakil bertindak sebagai inspektur upacara.

d) Ikut berpartisipasi mengikuti Upacara Hari Besar Nasional yang

diselenggarakan oleh Panitia HBN Kecamatan Pameungpeuk.

e) Madrasah mengadakan pertemuan dengan orangtua siswa pada setiap tahun

ajaran baru untuk mensosialisasikan: (a) visi; (b) aturan; (c) materi; dan (d)

rencana capaian belajar siswa agar orangtua turut mendukung keempat poin

tersebut.

f) Secara bersama peserta didik mengucapkan salam hormat kepada guru

sebelum pembelajaran dimulai, dipimpin oleh seorang peserta didik secara

bergantian.

g) Kepedulian kepada sesama warga sekolah dengan menjenguk warga

sekolah yang sedang mengalami musibah, seperti sakit, kematian, dan

lainnya.

h) Melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah dengan

membentuk kelompok lintas kelas dan berbagi tugas sesuai usia dan

kemampuan siswa.

i) Peserta didik melaksanakan piket kebersihan secara beregu dan bergantian

regu di kelas masing-masing.

j) Madrasah memiliki tim kebersihan kantor guru dan perpustakaan yang

terdiri dari unsur siswa.

k) Menjaga dan merawat tanaman di lingkungan sekolah, bergilir antar kelas.

l) Membiasakan setiap peserta didik untuk selalu berlatih menjadi

pemimpin dengan cara memberikan kesempatan pada setiap siswa tanpa

kecuali, untuk memimpin secara bergilir dalam kegiatan-kegiatan

bersama/berkelompok;

22
4. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi

dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing

indikator 75%. Madrasah menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan

mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas

kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan

pembelajaran. Madrasah berusaha meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara

terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. Pelaporan hasil belajar

(raport) peserta didik dilaksanakan oleh madrasah dengan memperhatikan rambu-

rambu yang disusun oleh direktorat teknis terkait.

Dengan menganalisa segala aspek dan ketentuan perhitungannya maka penentuan

ketuntasan ini dalam tahun pelajaran 2017/2018 MTs Nurul Ilham menentukan

KKM seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 1.4

Nilai Kriteri Ketuntasan Minimal (KKM)

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX


No Mata Pelajaran SMT SMT SMT SMT SMT SMT
1 2 1 2 1 2
1 Al-Qur’an-Hadist 72 72 73 73 74 74
2 Aqidah Akhlak 72 72 73 73 74 74
3 Fiqih 72 72 73 73 74 74
4 Sejarah kebudayaan Islam 72 72 73 73 74 74
5 Pend. Kewarganegaraan 73 73 74 74 75 75
6 Bahasa Indonesia 73 73 74 74 75 75
7 Bahasa Arab 72 72 73 73 74 74
8 Bahasa Inggris 73 73 74 74 75 75
9 Matematika 73 73 74 74 75 75
10 Ilmu Pengetahuan Alam 73 73 74 74 75 75
11 Ilmu Pengetahuan Sosial 73 73 74 74 75 75
12 Seni Budaya 73 73 74 74 75 75
13 Penjaskes 73 73 74 74 75 75
14 Prakarya 73 73 74 74 - -

23
Tek. Informasi dan
15 - - - - 75 75
Komunikasi
16 Bahasa Sunda 72 72 73 73 74 74
17 Pendidikan Aswaja - - - - 74 74

5. Kenaikan Kelas dan Kelulusan

Nilai yang tercantum pada buku raport merupakan rerata nilai dari penilaian

harian (yang diperoleh dari rata-rata nilai tugas dan nilai ulangan harian),

Penilaian Tengah Semester (PTS) dan Penilaian Akhir Semester (UAS)/Penilaian

Kenaikan Kelas (PKK). Bobot tiap-tiap jenis penilaian harian ditentukan oleh

masing-masing guru mata pelajaran, sedangkan bobot antara Penilaian Harian

(PH), PTS dan PAS/PKK ditentukan oleh madrasah dengan ketentuan sebagai

berikut: Nilai Akhir = 30% Rata-rata PH + 25% TS + 20% PTS + 25% PAS/PKK

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria

kenaikan kelas MTs Nurul Ilham diatur sebagai berikut :

1. Aspek Akademis

 Kenaikan kelas dipertimbangkan berdasarkan nilai rapor semester genap

 Memiliki nilai lengkap semester ganjil dan genap

 Tidak terdapat nilai mata pelajaran yang kurang dari KKM

2. Aspek Non Akademis .

 Jumlah prosentase kehadiran selama satu semester minimal 90% (jumlah

alpa tidak boleh lebih dari 10 % ).

 Akhlak minimal baik (B)

 Kepribadian minimal baik (B)

 Tidak terlibat narkoba / miras

MTs Nurul Ilham berusaha menggunakan mastery learning ( ketuntasan

belajar ) artinya setiap peserta didik harus mengikuti kegiatan kenaikan kelas

bersama – sama, sedangkan untuk yang belum tuntas KKM harus mengikuti

24
pelajaran remidi, dan peserta didik yang sudah mencapai KKM mengikuti

kegiatan pengayaan.

 Program Remedial ( Perbaikan )

a. Remidial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KKM

dalam setiap kompetensi dasar dan/ atau indikator.

b. Kegiatan remedial dilaksanakan di luar jam pembelajaran.

c. Kegiatan remidial meliputi remedial pembelajaran dan remedial

penilaian.

d. Penilaian dalam progam remedial dapat berupa tes maupun nontes

e. Nilai remedial maksimum sama dengan KKM

 Progam Pengayaan

a. Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KKM

dalam setiap Kompetensi Dasar.

b. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di luar jam pembelajaran.

c. Penilaian dalam progam pengayaan dapat berupa tes maupun nontes

d. Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat

digunakan

Kriteria kelulusan adalah persyaratan pencapaian minimal Standar

Kompetensi Lulusan dari semua mata pelajaran untuk dinyatakan lulus dari satuan

pendidikan. Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan setelah: (a)

menyelesaikan seluruh program pembelajaran; (b) memperoleh nilai

sikap/perilaku minimal baik; dan (c) lulus Ujian Madrasah. Kelulusan peserta

didik dari Ujian Madrasah ditetapkan oleh MTs Nurul Ilham. Kelulusan peserta

didik ditetapkan setelah satuan pendidikan menerima hasil UN peserta didik yang

bersangkutan. Penyelesaian seluruh program pembelajaran untuk peserta didik

MTs Nurul Ilham apabila telah menyelesaikan pembelajaran dari kelas VII sampai

dengan kelas IX. Kriteria kelulusan peserta didik dari Ujian Madrasah untuk

25
semua mata pelajaran ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan perolehan

Nilai Madrasah. Kriteria kelulusan peserta didik mencakup minimal rata-rata nilai

dan minimal nilai setiap mata pelajaran yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.

Nilai Madrasah diperoleh dari gabungan:

a. Rata-rata nilai rapor dengan bobot 50% (lima puluh persen) sampai dengan

70% (tujuh puluh persen) semester I sampai dengan semester V pada MTs

Nurul Ilham

b. Total bobot nilai rapor dan nilai Ujian Madrasah 100% (seratus persen).

c. Nilai Madrasah dilaporkan dalam rentang nilai 0 (nol) sampai dengan 100

(seratus).

Kelulusan peserta didik dari MTs Nurul Ilham ditetapkan oleh satuan pendidikan

dalam rapat dewan guru.

6. Pendidikan Kecakapan Hidup

Kurikulum MTs Nurul Ilham memasukkan pendidikan kecakapan hidup,

yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik

dan/atau kecakapan vokasional. Pendidikan kecakapan hidup merupakan bagian

integral dari pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang

direncanakan secara khusus. Pendidikan kecakapan hidup diperoleh peserta didik

dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal

lain dan/atau nonformal.

7. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang

memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek

ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-

lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.

26
Kurikulum MTs Nurul Ilham memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal

dan global. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global merupakan bagian

dari semua mata pelajaran. Pendidikan berbasis keunggulan lokal diperoleh

peserta didik dari satuan pendidikan formal lain dan/atau satuan pendidikan

nonformal.

27
BAB IV

PENGATURAN BEBAN BELAJAR

A. Beban Belajar

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta

didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.

1. Beban belajar di MTs Nurul Ilham dinyatakan dalam jam pembelajaran per

minggu. Beban belajar satu minggu Kelas VII dan VIII adalah 48 jam

pembelajaran. Memperhatikan karakteristik peserta didik di MTs Nurul

Ilham maka Madrasah berdasarkan rapat Dewan Pendidik beserta Komite

MTs Nurul Ilham memutuskan durasi setiap satu jam pembelajaran adalah

35 menit.

2. Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester paling sedikit

18 minggu dan paling banyak 20 minggu.

3. Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan

paling banyak 20 minggu.

4. Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan

paling banyak 16 minggu.

5. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan

paling banyak 40 minggu.

Beban belajar yang berlaku di MTs Nurul Ilham diatur dalam Sistem Paket.

Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam struktur kurikulum

setiap satuan pendidikan merupakan pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata

pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu tahun ajaran.

28
Beban belajar pada sistem paket terdiri atas pembelajaran tatap muka, penugasan

terstruktur, dan kegiatan mandiri. Beban belajar penugasan terstruktur dan

kegiatan mandiri di lingkungan MTs Nurul Ilham maksimal 50% dari waktu

kegiatan tatap muka setiap mata pelajaran.

B. Beban Belajar Tambahan

MTs Nurul Ilham menambah beban belajar berdasarkan pertimbangan

kebutuhan belajar peserta didik dan kebutuhan akademik, social, dan budaya, atas

beban satuan pendidikan yang menetapkannya. Beban belajar tambahan

dilaksanakan melalui pembelajaran muatan lokal Bahasa Sunda dan Aswaja

masing-masing sebanyak 2 jam pelajaran setiap minggunya.

29
BAB V

KALENDER PENDIDIKAN

A. Permulaan Tahun Pelajaran

Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran

pada awal tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan. Berdasarkan Keputusan

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat Nomor 629

Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Kalender Pendidikan Madrasah di

Provinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2017/2018, permulaan tahun pelajaran

2017/2018 di MTs Nurul Ilham dimulai pada hari Senin tanggal 17 Juli 2017.

Serangkaian kegiatan awal madrasah pada permulaan tahun pelajaran baru

diisi dengan kegiatan Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (MATSAMA) yang

diselenggarakan selama 3 (tiga) hari kerja mulai tanggal 17-19 Juli 2017. Pada

tanggal 20 Juli 2017 diisi dengan kegiatan Masa Orientasi Kepramukaan. Hari

Jum’at tanggal 21 Juli 2017 diisi dengan kegiatan keagamaan khususnya bidang

Al-Qur’an Hadits, dan terakhir hari Sabtu tanggal 22 Juli 2017 diisi dengan

kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan madrasah.

Sedangkan bagi peserta didik pada MTs kelas VIII dan IX digunakan untuk

persiapan penempatan dan pembagian ruang kelas dan kegiatan lainnya dalam

rangka persiapan perencanaan kelas dan awal proses kegiatan belajar mengajar.

B. Pengaturan Waktu Belajar Efektif

Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran

untuk setiap tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan. Waktu pembelajaran

efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu yang meliputi jumlah

30
jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal,

ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan

pendidikan, yang pengaturannya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi

daerah.

Jumlah minggu efektif belajat tahun pelajaran 2017/2018 sebanyak 44

minggu yang terdiri dari 23 minggu efektif belajar pada semester gasal dan 21

minggu efektif belajar pada semester genap. Jumlah hari efektif belajar pada tahun

pelajaran 2017/2018 dengan sistem semester sebagai berikut :

1. Semester gasal selama 134 hari, mulai pada hari Senin tanggal 17 Juli 2017

dan berakhir pada hari Sabtu, 16 Desember 2017;

2. Semester genap selama 128 hari, mulai pada hari Senin, tanggal 2 Januari

2018 dan berakhir pada hari Kamis, tanggal 7 Juni 2018.

C. Pengaturan Waktu Libur

Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang

berlaku tentang hari libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur berbentuk

jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun ajaran, hari libur

keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur

khusus. Libur pada Madrasah diatur sebagai berikut :

1. Jeda antar semester berlangsung selama 12 (dua belas) hari kalender mulai

pada tanggal 18 Desember 2017 sampai dengan tanggal 30 Desember 2017;

2. Libur akhir tahun pelajaran 2017/2018 berlangsung selama 14 (empat belas)

hari kalender mulai pada hari Senin tanggal 11 Juni 2018 sampai dengan hari

Sabtu, tanggal 14 Juli 2018;

31
3. Libur khusus pada kelas VII dan VIII MTs Nurul Ilham ketika pelaksanaan

UM, UAMBN dan UN diperkirakan 10 (sepuluh) hari.

Hari-hari libur khusus pada tahun pelajaran 2017/2018 sebagai berikut :

1. Libur khusus sekitar hari Idul Fitri tanggal 11 Juni sd. 20 Juli 2018

2. Libur khusus lainnya diadakan sehubungan keadaaan/keperluan lainnya di

luar ketentuan tentang liburan yang mengacu pada ketentuan yang berlaku.

Hari-hari Libur Nasional Tahun 2017 sebagai berikut :

1. Hari Kemerdekaan RI ke-72, Kamis tanggal 17 Agustus 2017;

2. Hari Raya Idul Adha 1438 H, Jum’at tanggal 1 September 2017;

3. Tahun Baru Islam 1439 H, Kamis tanggal 21 September 2017;

4. Maulid Nabi Muhammad SAW, Jum’at 1 Desember 2017

5. Hari Raya Natal, Minggu tanggal 25 Desember 2017;

6. Cuti Bersama Hari Raya Natal, Senin 26 Desember 2017.

Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2018 sebagai berikut :

1. Tahun Baru Masehi, Senin 01 Januari 2018;

2. Tahun Baru Imlek 2569 Kongzili, Jum’at 16 Februari 2018;

3. Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1940, Sabtu 17 Maret 2018;

4. Wafat Isa Al Masih, Jum’at 30 April 2018;

5. Isra Mi’raj Nabi Muhammaad SAW, Jum’at 13 April 2018;

6. Hari Buruh Internasional, Selasa 1 Mei 2018;

7. Kenaikan Isa Al Masih, Kamis 10 Mei 2018;

8. Hari Raya Waisak 2562, Selasa 29 Mei 2018;

9. Hari Raya Idul Fitri 1439 H, Kamis-Jum’at, 14-15 Juni 2018;

32
10. Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri, Senin, Selasa, Rabu, 11,12,13, dan Senin,

Selasa, Rabu , 18,19 DAN 20 Juni 2018;

Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya

tertera pada tabel berikut ini.

Tabel 1.5

Alokasi Waktu

No. Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan


1. Minggu efektif belajar 44 minggu Digunakan
reguler setiap tahun. untuk kegiatan
pembelajaran
efektif di MTs
Nurul Ilham
2. Minggu efektif semester Selama 134 hari,
ganjil tahun terakhir mulai pada hari Senin tanggal
setiap madrasah 17 Juli 2017 dan berakhir pada
hari Sabtu, 16 Desember 2017.

3. Minggu efektif semester Selama 128 hari, mulai pada


genap tahun terakhir hari Senin, tanggal 2 Januari
setiap madrasah 2018 dan berakhir pada hari
Sabtu, tanggal 7 Juni 2018.

4. Jeda tengah semester Berlangsung selama 6 (enam) Satu minggu


hari di semester ganjil dimulai setiap
pada hari Senin, 25 September semester
2017 sampai hari Sabtu, 30 digunakan
September 2017 serta 6 (hari) di
untuk kegiatan
semester genap dimulai hari
Senin, 19 Maret 2018 sampai
Pekan
dengan Sabtu, 24 Maret 2018. Olahraga antar
Kelas
5. Jeda antar semester Selama 12 (dua belas) hari Antara
kalender mulai pada tanggal 18 semester I dan
Desember 2017 sampai dengan II
tanggal 30 Januari 2017
6. Libur akhir tahun Selama 14 (empat belas) hari Digunakan
pelajaran kalender mulai pada hari untuk kegiatan
Senin tanggal 19 Juni 2018 penyiapan
sampai dengan hari Sabtu, kegiatan dan
tanggal 1 Juli 2018. administrasi
akhir dan awal

33
No. Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
tahun
pelajaran
7. Hari libur keagamaan  Hari Raya Idul Fitri 1439 H,
Kamis dan Jum’at tanggal
14-15 Juni 2018
 Hari Raya Idul Adha 1437
H, Senin tanggal 12
September 2016
 Tahun Baru Islam 1438 H,
Minggu tanggal 2 Oktober
2016;
 Hari Raya Natal, Minggu
tanggal 25 Desember 2016
 Tahun Baru Imlek 2568
Kongzili, Sabtu 28 Januari
2017;
 Hari Raya Nyepi Tahun
Baru Saka 1939, Selasa 28
Maret 2017;
 Wafat Isa Al Masih, Jum’at
14 April 2017;
 Isra Mi’raj Nabi
Muhammaad SAW, 24 April
2017

8. Hari libur  Hari Kemerdekaan RI, Rabu


umum/nasional tanggal 17 Agustus 2017
 Tahun Baru Masehi, Minggu
01 Januari 2018
 Hari Buruh Internasional,
Senin 1 Mei 2018

9. Hari libur khusus  Libur khusus pada kelas VII


dan VIII MTs Nurul Ilham
ketika pelaksanaan UM,
UAMBN dan UN
diperkirakan 10 (sepuluh)
hari
 Cuti Bersama Hari Raya
Natal, Senin 26 Desember
2017
 Cuti Bersama Hari Raya
Idul Fitri, Jum’at, Selasa
dan Rabu, 23,27 dan 28
Juni 2018

34
BAB VI

PENUTUP

Atas berkat rahmat Allah SWT, dokumen kurikulum MTs Nurul Ilham

Tahun Pelajaran 2017-2018 ini dapat terselesaikan. Semoga kehadirannya dapat

menjadi pedoman dalam pelaksanaan proses pendidikan di MTs Nurul Ilham,

serta dapat memberikan pencerahan bagi kemajuan lembaga ini.

Meski sudah pasti, perangkat kurikulum ini masih sangat jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, kami akan senantiasa terbuka untuk menerima

kritikan saran dan masukan pemikiran lainnya, serta terus berupaya semaksimal

mungkin untuk dapat memperbaikinya dengan cara menggali informasi dari

manapun terutama yang berkaitan dengan perkembangan dunia pendidikan, Ilmu

Pengetahuan, dan Teknologi, termasuk mengakomodir setiap gagasan, ide,

ataupun saran-saran dari rekan-rekan pendidik. Sehingga kurikulum ini mampu

beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Demikianlah Perangkat Kurikulum ini kami susun, dengan harapan dapat

menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di MTs Nurul Ilham

ini, sehingga apa yang diimpikan oleh lembaga ini dapat menjadi kenyataan.

35
36

Anda mungkin juga menyukai