Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum,

yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan

pembelajaran.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun oleh satuan

pendidikan dengan mengacu kepada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi

Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP).

Pengembangan KTSP yang mengacu pada standar nasional pendidikan

dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar

nasional pendidikan terdiri atas: standar isi, standar proses, standar kompetensi

lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,

standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Dua

dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu standar isi dan standar

kompetensi lulusan merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam

mengembangkan kurikulum.

1
Untuk memenuhi amanat undang-undang tersebut di atas dan guna

mencapai tujuan pendidikan nasional pada umumnya, serta tujuan satuan

pendidikan pada khususnya, MTs. Al Barokah sebagai lembaga pendidikan

tingkat menengah memandang perlu untuk mengembangkan KTSP.

B. Landasan Hukum

1. Undang-Undang RI nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional;

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan

Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010;

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah;

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah;

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang

Standar Penilaian Pendidikan;

2
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

9. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama;

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan

Menengah;

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;

12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan dan Menengah;

13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah;

14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

68 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah

Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah;

15. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2013

tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 60 Tahun 2015 tentang Perubahan

atas Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang

Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah;

16. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 Tahun 2013

tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab;

3
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

61 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada

Pendidikan Dasar dan Menengah;

18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler;

19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

63 Tahun 2014 tentang Kepramukaan;

20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan

Menengah;

21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada

Pendidikan Dasar dan Menengah;

22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

111 Tahun 2014 tentang Bimbingan Konseling pada Pendidikan Dasar dan

Menengah;

23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

144 Tahun 2014 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan

Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian;

24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum

2013;

4
25. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 117 Tahun 2014

tentang Implementasi Kurikulum 2013 di Madrasah;

26. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 207 Tahun 2014

tentang Kurikulum Madrasah;

27. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 165 Tahun 2014

tentang Pedoman Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran PAI dan

Bahasa Arab;

28. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2676 Tahun

2013 tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan

Bahasa Arab di Madrasah;

29. Surat Keputusan Direktut Jenderal Pendidikan Islam Nomor 5114 Tahun

2015 tentang Madrasah Pelaksana Kurikulum 2013 pada Tahun Pelajaran

2016/2017;

30. Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa

Barat Nomor 157 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Kalender

Pendidikan Madrasah di Provinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2016/2017

sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Kepala Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat Nomor 246 Tahun 2016 tentang

Perubahan Atas Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi Jawa Barat Nomor 157 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan

Kalender Pendidikan Madrasah di Provinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran

2016/2017;

5
C. Tujuan Penyusunan

Penyusunan dokumen ini sangat diperlukan untuk mengakomodasi semua

potensi yang ada di daerah dan untuk meningkatkan kualitas MTs Al-

Barokah, baik dalam bidang akademis maupun nonakademis, memelihara

budaya daerah, mengikuti perkembangan iptek yang dilandasi imtak.

D. Prinsip prinsip penyusunan KTSP

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

peserta didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan

datang.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik

memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung

pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan

dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta

tuntutan lingkungan pada masa kini dan yang akan datang. Memiliki posisi

sentral berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.

2. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan

pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat.

Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,

nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan

6
lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia

seutuhnya.

3. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap,

pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran

yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarjenjang

pendidikan.

E. Acuan Operasional KTSP

1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia

Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan

kepribadian peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata

pelajaran dapat meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia.

2. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama

Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan toleransi

dan kerukunan interumat dan antarumat beragama.

3. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan

Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan

kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya

memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh

karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap

kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa

dalam wilayah NKRI.

7
4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat

Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik

Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk

meningkatkan harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri

(sikap, pengetahuan, dan keterampilan) berkembang secara optimal. Sejalan

dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, bakat, minat,

serta tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual, emosional, sosial,

spritual, dan kinestetik peserta didik.

5. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu

Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan

keterampilan yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan

warga negara memperoleh pendidikan bermutu.

6. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan

Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis

dan membuat keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas

bidang keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan

berkolaborasi, menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif,

mengelola keuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga negara.

7. Tuntutan Dunia Kerja

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya

pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan

hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu mengembangkan jiwa kewirausahaan

dan kecakapan hidup untuk membekali peserta didik dalam melanjutkan

8
studi dan/atau memasuki dunia kerja. Terlebih bagi peserta didik pada

satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang

yang lebih tinggi.

8. Perkembangan Ipteks

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa

masyarakat berbasis pengetahuan di mana Ipteks sangat berperan sebagai

penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan

penyesuaian terhadap perkembangan Ipteks sehingga tetap relevan dan

kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus

dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan

perkembangan Ipteks.

9. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan

Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan

karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang

sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh

karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan

lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah dan lingkungan.

10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu

media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong

partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk

itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah

dan nasional.

9
11. Dinamika Perkembangan Global

Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada

individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh

pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu

yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk

hidup berdampingan dengan bangsa lain.

12. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial

budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.

Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkembangkan

terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.

13. Karakteristik Satuan Pendidikan

Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan

pendidikan.

F. Prosedur Operasional

Prosedur operasional pengembangan KTSP MTs. Al-Barokah meliputi:

1. Analisis mencakup:

a. analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai

Kurikulum;

b. analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan

lingkungan; dan

c. analisis ketersediaan sumber daya pendidikan.

2. Penyusunan mencakup:

10
a. perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan;

b. pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan;

c. pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik

tingkat kelas;

d. penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;

e. penyusunan silabus mata pelajaran muatan lokal; dan

f. penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan

pembelajaran.

3. Penetapan dilakukan Kepala MTs. Al-Barokah berdasarkan hasil rapat

dewan pendidik MTs. Al-Barokah dengan melibatkan komite madrasah.

4. Pengesahan dilakukan oleh Kepala Seksi Pendidikan Madrasah a.n Kepala

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Garut.

G. Kondisi Madrasah

Kondisi Madrasah Tsanawiyah Al-Barokah Pameungpeuk berdasarkan

Profil Madrasah pada tahun pelajaran 2016/2017 sebagaimana terlampir.

11
BAB II

VISI, ISI DAN TUJUAN

A. Tujuan Pendidikan Nasional

Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara

yang demokratis serta bertanggung jawab.

B. Visi Madrasah

Mewujudkan insan yang bertaqwa, agamis, berwawasan, aktif, kreatif, amanah

dan bertindak logis (TAWAKAL).

C. Misi Madrasah

1. Memberikan kesempatan yang luas dan kemudahan belajar kepada

masyarakat.

2. Membina siswa yang berakhlakul karimah dan menjunjung tinggi

hukum dalam konteks hablumminallah wa hablumminannas.

3. Menumbuhkan budaya membaca bagi guru dan siswa.

4. Mengembangkan potensi keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan

masyarakat.

5. Mendidik siswa hingga mampu beriman dan bertaqwa secara benar,

dan dapat membangun intelektual yang mengedepankan moral.

6. Melatih kedisiplinan dalam belajar dan beribadah kepada seluruh

komponen madrasah dan masyarakat.

12
7. Menciptakan situasi dan kondisi pembelajaran yang kondusif, efektif

dan produktif.

8. Meningkatkan motivasi berprestasi pada seluruh warga Madrasah.

9. Meningkatkan prestasi akademik lulusan.

10. Meningkatkan prestasi ekstrakurikuler.

D. Tujuan Madrasah

a. Sebagai upaya untuk menanamkan sense of belonging dan

responsibility anggota terhadap Madrasah.

b. Agar kegiatan Madrasah dapat dilaksanakan secara dinamis, program

program dilaksanakan sesuai tuntutan dan harapan, baik dari sekolah

maupun dari masyarakat yang semakin maju.

c. Agar proses belajar mengajar pada Madrasah dapat dilaksanakan

secara optimal, dalam rangka pencapain tujuan yang di tetapkan.

13
BAB III

MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum

Kompetensi Inti Kurikulum

Sejalan dengan filosofi progresivisme dalam pendidikan, Kompetensi Inti

ibaratnya adalah anak tangga yang harus ditapaki peserta didik untuk sampai

pada kompetensi lulusan jenjang Madrasah Tsanawiyah. Kompetensi Inti (KI)

meningkat seiring dengan meningkatnya usia peserta didik yang dinyatakan

dengan meningkatnya kelas. Melalui Kompetensi Inti, integrasi vertikal

berbagai kompetensi dasar (KD) pada kelas yang berbeda dapat dijaga. Sebagai

anak tangga menuju ke kompetensi lulusan multidimensi, Kompetensi Inti

juga memiliki multidimensi. Untuk kemudahan operasionalnya, kompetensi

lulusan pada ranah sikap dipecah menjadi dua.

Pertama, sikap spiritual yang terkait dengan tujuan pendidikan nasional

membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa. Kedua, sikap sosial yang

terkait dengan tujuan pendidikan nasional membentuk peserta didik yang

berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.

Kompetensi Inti bukan untuk diajarkan melainkan untuk dibentuk melalui

pembelajaran berbagai kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran yang

relevan. Dalam hal ini mata pelajaran diposisikan sebagai sumber

kompetensi. Apapun yang diajarkan pada mata pelajaran tertentu pada suatu

jenjang kelas tertentu hasil akhirnya adalah Kompetensi Inti yang harus

dimiliki oleh peserta didik pada jenjang kelas tersebut. Tiap mata pelajaran

14
harus mengacu pada Kompetensi Inti yang telah dirumuskan. Karena itu,

semua mata pelajaran yang diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut harus

berkontribusi terhadap pembentukan Kompetensi Inti.

Kompetensi Inti akan menagih kepada tiap mata pelajaran apa yang dapat

dikontribusikannya dalam membentuk kompetensi yang diharapkan dimiliki

oleh peserta didik. Ibaratnya, Kompetensi Inti adalah pengikat berbagai

kompetensi dasar yang harus dihasilkan dengan mempelajari tiap mata pelajaran

serta berfungsi sebagai integrator horizontal antar mata pelajaran.

Dalam konteks ini, kompetensi inti adalah bebas dari mata pelajaran karena

tidak mewakili mata pelajaran tertentu. Kompetensi Inti menyatakan

kebutuhan kompetensi peserta didik, sedangkan mata pelajaran adalah

pasokan kompetensi. Dengan demikian, kompetensi inti berfungsi sebagai

unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur

pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal

dan organisasi horizontal kompetensi dasar.

Organisasi vertikal kompetensi dasar adalah keterkaitan kompetensi dasar satu

kelas dengan kelas di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu

terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antar kompetensi yang

dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara

kompetensi dasar satu mata pelajaran dengan kompetensi dasar dari mata

pelajaran yang berbeda dalam satu kelas yang sama sehingga terjadi proses saling

memperkuat.

Rumusan Kompetensi Inti dalam buku ini menggunakan notasi: 1) KI-1

15
untuk Kompetensi Inti sikap spiritual, 2) KI-2 untuk Kompetensi Inti sikap sosial,

3) KI-3 untuk Kompetensi Inti pengetahuan (pemahaman konsep), 4) KI-4 untuk

kompetensi inti keterampilan. Urutan tersebut mengacu pada urutan yang

disebutkan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun

2003 yang menyatakan bahwa kompetensi terdiri dari kompetensi sikap,

pengetahuan dan keterampilan.

Selanjutnya Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah dirumuskan untuk

jenjang satuan pendidikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) dipergunakan untuk

merumuskan kompetensi dasar (KD) yang diperlukan untuk mencapainya.

Mengingat standar kompetensi lulusan harus dicapai pada akhir jenjang.

Sebagai usaha untuk memudahkan operasional perumusan kompetensi dasar,

diperlukan tujuan antara yang menyatakan capaian kompetensi pada tiap akhir

jenjang kelas pada jenjang Madrasah Tsanawiyah (MTs). Capaian kompetensi

pada tiap akhir jenjang kelas dari Kelas VII sampai dengan IX, disebut dengan

Kompetensi Inti.

Tabel 1.1

Kompetensi Inti Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Kompetensi Inti Kelas VII Kompetensi Inti Kelas VIII


1. Menghargai dan menghayati ajaran 1. Menghargai dan menghayati ajaran
agama yang dianutnya. agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati 2. Menghargai dan menghayati
perilaku jujur, disiplin, perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya gotong royong), santun, percaya
diri, dalam berinteraksi secara diri, dalam berinteraksi secara

16
efektif dengan lingkungan sosial efektif dengan lingkungan sosial
dan alam dalam jangkauan dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya. pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, 3. Memahami dan menerapkan
konseptual, dan prosedural) pengetahuan (faktual, konseptual, dan
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang prosedural) berdasarkan rasa ingin
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, tahunya tentang ilmu pengetahuan,
budaya terkait fenomena dan kejadian teknologi, seni, budaya terkait
tampak mata. fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji 4. Mengolah, menyaji dan menalar
dalam ranah konkret (menggunakan, dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori. pandang/teori.

Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 di MTs Al-Barokah

Sebagai rangkaian untuk mendukung Kompetensi Inti, capaian

pembelajaran mata pelajaran diuraikan menjadi kompetensi-kompetensi dasar.

Pencapaian Kompetensi Inti adalah melalui pembelajaran kompetensi dasar

yang disampaikan melalui mata pelajaran. Rumusannya dikembangkan dengan

mem-perhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari

suatu mata pelajaran sebagai pendukung pencapaian.

Kompetensi Inti, kompetensi dasar dikelompokkan menjadi empat

sesuai dengan rumusan Kompetensi Inti yang didukungnya, yaitu: 1).

Kelompok kompetensi dasar sikap spiritual (mendukung KI-1) atau kelompok

17
1, 2). Kelompok kompetensi dasar sikap sosial (mendukung KI-2) atau kelompok

2, 3). Kelompok kompetensi dasar pengetahuan (mendukung KI-3) atau

kelompok 3, dan 4). Kelompok kompetensi dasar keterampilan (mendukung KI-4)

atau kelompok 4.

Uraian kompetensi dasar yang rinci ini adalah untuk memastikan bahwa

capaian pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan saja, melainkan

harus berlanjut ke keterampilan, dan bermuara pada sikap. Melalui

Kompetensi Inti, tiap mata pelajaran ditekankan bukan hanya memuat

kandungan pengetahuan saja, tetapi juga memuat kandungan proses yang

berguna bagi pembentukan keterampilannya. Selain itu juga memuat pesan

tentang pentingnya memahami mata pelajaran tersebut sebagai bagian dari

pembentukan sikap. Hal ini penting mengingat kompetensi pengetahuan

sifatnya dinamis karena pengetahuan masih selalu berkembang.

Kemampuan keterampilan akan bertahan lebih lama dari kompetensi

pengetahuan, sedangkan yang akan terus melekat pada dan akan dibutuhkan

oleh peserta didik adalah sikap. Kompetensi dasar dalam kelompok

Kompetensi Inti sikap (KI-1 dan KI-2) bukanlah untuk peserta didik karena

kompetensi ini tidak diajarkan, tidak dihafalkan, dan tidak diujikan, tetapi

sebagai pegangan bagi pendidik bahwa dalam mengajarkan mata pelajaran

tersebut ada pesan-pesan sosial dan spiritual sangat penting yang terkandung

dalam materinya.

Dengan kata lain, kompetensi dasar yang berkenaan dengan sikap

spiritual (mendukung KI-1) dan individual-sosial (mendukung KI-2)

18
dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta

didik belajar tentang pengetahuan (mendukung KI-3) dan keterampilan

(mendukung KI-4).

Untuk memastikan keberlanjutan penguasaan kompetensi, proses

pembelajaran dimulai dari kompetensi pengetahuan, kemudian dilanjutkan

menjadi kompetensi keterampilan, dan berakhir pada pembentukan sikap.

Dengan demikian, proses penyusunan maupun pemahamannya (dan

bagaimana membacanya) dimulai dari Kompetensi Dasar kelompok Hasil

rumusan Kompetensi Dasar kelompok 3 dipergunakan untuk merumuskan

Kompetensi Dasar kelompok 4. Hasil rumusan Kompetensi Dasar kelompok 3

dan 4 dipergunakan untuk merumuskan Kompetensi Dasar kelompok 1 dan

2. Proses berkesinambungan ini untuk memastikan bahwa pengetahuan berlanjut

ke keterampilan dan bermuara ke sikap sehingga ada keterkaitan erat yang

mendekati linier antara kompetensi dasar pengetahuan, keterampilan dan sikap.

B. Muatan Kurikulum

1. Mata Pelajaran

Kompetensi Dasar dibutuhkan untuk mendukung pencapaian kompetensi

lulusan melalui Kompetensi Inti. Selain itu, Kompetensi Dasar diorganisir ke

dalam berbagai mata pelajaran yang pada giliranya berfungsi sebagai sumber

kompetensi. Mata pelajaran yang dipergunakan sebagai sumber kompetensi

tersebut harus mengacu pada ketentuan yang tercantum pada Undang-undang

19
Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, khususnya ketentuan pada

Pasal 37.

Selain jenis mata pelajaran yang diperlukan untuk membentuk

kompetensi, juga diperlukan beban belajar per minggu dan per semester atau per

tahun. Beban belajar ini kemudian didistribusikan ke berbagai mata pelajaran

sesuai dengan tuntutan kompetensi yang diharapkan dapat dihasilkan oleh tiap

mata pelajaran.

Susunan mata pelajaran dan alokasi waktu untuk Madrasah Tsanawiyah

sebagaimana tabel berikut:

Tabel 1.2

Beban Belajar dan Struktur Kurikulum Kelas VII dan Kelas VIII

Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Alokasi Waktu
Belajar Per
Mata Pelajaran Minggu
VII VIII
Kelompok A
1 Pendidikan Agama Islam
a. Al-Quran Hadits 2 2
b. Akidah Akhlak 2 2
c. Fikih 2 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2
5 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3
6 Bahasa Indonesia 6 6
7 Bahasa Arab 3 3
8 Matematika 5 5
9 Ilmu Pengetahuan Alam 5 5
10 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4
11 Bahasa Inggris 4 4
Kelompok B

20
12 Seni Budaya 2 2
13 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3 3
14 Prakarya 2 2
15 Bahasa Sunda 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 47 47

Tabel 1.3

Struktur Kurikulum Kelas IX MTs. Al-Barokah

Komponen Alokasi Waktu


A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam Pendidikan
a. Al-Quran Hadits 2
b. Akidah Akhlak 2
c. Fikih 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2
3. Bahasa Indonesia 4
4. Bahasa Inggris 4
5. Bahasa Arab 2
6. Matematika 4
7. Ilmu Pengetahuan Alam 4
8. Ilmu Pengetahuan Sosial 4
9. Seni Budaya 2
10. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2
11. Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi 2
B. Muatan Lokal Muatan
1. Bahasa Sunda 2
2. Aswaja 2
C. Pengembangan Diri 2
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 44

2. Muatan Lokal

21
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi

yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan

daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan

atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Berdasarkan

hasil analisis keunggulan daerah Kabupaten Garut pada umumnya dan Kecamatan

Pameungpeuk pada khusunya maka jenis muatan yang dilaksanakana di MTs. Al-

Barokah seperti terdapat dalam struktur kurikulum pada tabel di atas adalah

Bahasa Sunda dan Aswaja. Strategi pelaksanaan muatan lokal tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Bahasa Sunda adalah muatan lokal dalam proses pembelajaran di MTs. Al-

Barokah sesuai dengan potensi dan keunikan Jawa Barat sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan. Pendidikan Muatan Lokal Mata Pelajaran

Bahasa Sunda merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan

kompetensi yang merupakan bahasa ibu bagi masyarakat di Jawa Barat.

Melalui pembelajaran bahasa Sunda diperkenalkan kearifan lokal sebagai

landasan etnopedagogis. Pembelajaran Bahasa Sunda disusun berdasarkan

kurikulum yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat,

menyesuaikan dengan kerangka kurikulum pendidikan yang ditetapkan oleh

Pemerintah Pusat, dan dilaksanakan berdasarkan Struktur Kurikulum

Muatan Lokal serta Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata pelajaran

Bahasa Sunda. Pembelajaran dilaksanakan dalam pertemuan tatap muka

yang diberikan untuk kelas VII, VIII dan IX sebanyak 2 jam perminggu.

22
b. Pendidikan Aswaja bertujuan untuk menumbuh kembangkan aqidah

ahlussunnah waljamaah melalui pemberian, pemupukan, dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta

pengalaman peserta didik tentang Aswaja sehingga menjadi muslim yang

terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT

berdasarkan faham Ahlussnnah waljamaah. Mewujudkan umat Islam yang

taat beragama dan berakhlak mulia yaitu umat yang berpengetahuan, rajin

beribadah, cerdas, produktif, etis, jujur dan adil (tawassuth dan itidal),

berdisiplin, berkesimbangan (tawazun), bertoleransi (tasamuh), menjaga

keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya

ahlussunnah waljamaah (amar maruf nahi munkar) dalam komunitas

madrasah dan masyarakat.

3. Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai

dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi

sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh

konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk

kegiatan ekstrakurikuler. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran.

Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif

seperti pada mata pelajaran.

a. Kegiatan Pelayanan Konseling

23
Kegiatan pengembangan diri dilakukan antara lain melalui kegiatan

pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan

sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik.

b. Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan pengembangan diri dilakukan antara lain melalui kegiatan

ekstrakurikuler, seperti :

a) Pramuka, yang menjadi ekstrakurikuler wajib bagi kelas VII dan VIII

b) OSIS/LDKS

c) Kesenian

d) Majalah Dinding

e) Pendalaman Agama Islam

c. Pembiasaan

Pembiasaan adalah serangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh

siswa, guru, dan tenaga kependidikan yang bertujuan untuk menumbuhkan

kebiasaan yang baik dan membentuk generasi berkarakter positif. Kegiatan

pembiasaan sikap dan perilaku positif di madrasah dilaksanakan melalui program

Penumbuhan Budi Pekerti yang dimulai sejak dari hari pertama sekolah, masa

taaruf siswa madrasah (matsama) sampai dengan kelulusan madrasah.

Pembiasaan dilaksanakan:

a. dalam bentuk kegiatan umum, harian, mingguan, bulanan, tengah

tahunan, dan tahunan;

b. melalui interaksi dan komunikasi antara sekolah, keluarga, dan/atau

masyarakat.

24
Jenis kegiatan PBP didasarkan pada tujuh nilai-nilai dasar kemanusiaan,

yaitu jenis kegiatan yang mengandung nilai-nilai internalisasi sikap moral

dan spiritual; keteguhan menjaga semangat kebangsaan dan kebhinnekaan

untuk merekatkan persatuan bangsa; memelihara lingkungan sekolah, yaitu

melakukan gotong-royong untuk menjaga keamanan, ketertiban, kenyamanan,

dan kebersihan lingkungan sekolah; interaksi sosial positif antar peserta didik;

interaksi social positif antara peserta didik dengan figur orang dewasa;

penghargaan terhadap keunikan potensi peserta didik untuk dikembangkan;

Penguatan peran orangtua dan unsur masyarakat yang terkait.

Beberapa contoh kegiatan Penumbuhan Budi Pekerti di MTs. Al-Barokah

melalui pembiasaan-pembiasaan:

a) Mengadakan perayaan Hari Besar Keagamaan dengan kegiatan yang

sederhana dan hikmat.

b) Melaksanakan upacara bendera hari Senin di setiap awal bulan dengan

mengenakan seragam atau pakaian yang sesuai dengan ketetapan sekolah.

c) Melaksanakan upacara bendera pada pembukaan Matsama dengan peserta

didik bertugas sebagai komandan dan petugas upacara serta kepala

Madrasah/wakil bertindak sebagai inspektur upacara.

d) Ikut berpartisipasi mengikuti Upacara Hari Besar Nasional yang

diselenggarakan oleh Panitia HBN Kecamatan Pameungpeuk.

e) Madrasah mengadakan pertemuan dengan orangtua siswa pada setiap tahun

ajaran baru untuk mensosialisasikan: (a) visi; (b) aturan; (c) materi; dan (d)

25
rencana capaian belajar siswa agar orangtua turut mendukung keempat poin

tersebut.

f) Secara bersama peserta didik mengucapkan salam hormat kepada guru

sebelum pembelajaran dimulai, dipimpin oleh seorang peserta didik secara

bergantian.

g) Kepedulian kepada sesama warga sekolah dengan menjenguk warga

sekolah yang sedang mengalami musibah, seperti sakit, kematian, dan

lainnya.

h) Melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah dengan

membentuk kelompok lintas kelas dan berbagi tugas sesuai usia dan

kemampuan siswa.

i) Peserta didik melaksanakan piket kebersihan secara beregu dan bergantian

regu di kelas masing-masing.

j) Madrasah memiliki tim kebersihan kantor guru dan perpustakaan yang

terdiri dari unsur siswa.

k) Menjaga dan merawat tanaman di lingkungan sekolah, bergilir antar kelas.

l) Membiasakan setiap peserta didik untuk selalu berlatih menjadi

pemimpin dengan cara memberikan kesempatan pada setiap siswa tanpa

kecuali, untuk memimpin secara bergilir dalam kegiatan-kegiatan

bersama/berkelompok;

4. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi

dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing

26
indikator 75%. Madrasah menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan

mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas

kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan

pembelajaran. Madrasah berusaha meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara

terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. Pelaporan hasil belajar

(raport) peserta didik dilaksanakan oleh madrasah dengan memperhatikan rambu-

rambu yang disusun oleh direktorat teknis terkait.

Dengan menganalisa segala aspek dan ketentuan perhitungannya maka penentuan

ketuntasan ini dalam tahun pelajaran 2016/2017 MTs. Al-Barokah menentukan

KKM seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 1.4

Nilai Kriteri Ketuntasan Minimal (KKM)

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX


No Mata Pelajaran SMT SMT SMT SMT SMT SMT
1 2 1 2 1 2
1 Al-Quran-Hadist 72 72 73 73 74 74
2 Aqidah Akhlak 72 72 73 73 74 74
3 Fiqih 72 72 73 73 74 74
4 Sejarah kebudayaan Islam 72 72 73 73 74 74
5 Pend. Kewarganegaraan 73 73 74 74 75 75
6 Bahasa Indonesia 73 73 74 74 75 75
7 Bahasa Arab 72 72 73 73 74 74
8 Bahasa Inggris 73 73 74 74 75 75
9 Matematika 73 73 74 74 75 75
10 Ilmu Pengetahuan Alam 73 73 74 74 75 75
11 Ilmu Pengetahuan Sosial 73 73 74 74 75 75
12 Seni Budaya 73 73 74 74 75 75
13 Penjaskes 73 73 74 74 75 75

27
14 Prakarya 73 73 74 74 - -
Tek. Informasi dan
15 - - - - 75 75
Komunikasi
16 Bahasa Sunda 72 72 73 73 74 74
17 Pendidikan Aswaja - - - - 74 74

5. Kenaikan Kelas dan Kelulusan

Nilai yang tercantum pada buku raport merupakan rerata nilai dari penilaian

harian (yang diperoleh dari rata-rata nilai tugas dan nilai ulangan harian),

Penilaian Tengah Semester (PTS) dan Penilaian Akhir Semester (UAS)/Penilaian

Kenaikan Kelas (PKK). Bobot tiap-tiap jenis penilaian harian ditentukan oleh

masing-masing guru mata pelajaran, sedangkan bobot antara Penilaian Harian

(PH), PTS dan PAS/PKK ditentukan oleh madrasah dengan ketentuan sebagai

berikut: Nilai Akhir = 30% Rata-rata PH + 25% TS + 20% PTS + 25%

PAS/PKK

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria

kenaikan kelas MTs. Al - Barokah diatur sebagai berikut :

1. Aspek Akademis

Kenaikan kelas dipertimbangkan berdasarkan nilai rapor semester

genap

Memiliki nilai lengkap semester ganjil dan genap

Tidak terdapat nilai mata pelajaran yang kurang dari KKM

2. Aspek Non Akademis .

Jumlah prosentase kehadiran selama satu semester minimal 90%

(jumlah alpa tidak boleh lebih dari 10 % ).

28
Akhlak minimal baik (B)

Kepribadian minimal baik (B)

Tidak terlibat narkoba / miras

MTs. Al - Barokah berusaha menggunakan mastery learning ( ketuntasan

belajar ) artinya setiap peserta didik harus mengikuti kegiatan kenaikan kelas

bersama sama, sedangkan untuk yang belum tuntas KKM harus mengikuti

pelajaran remidi, dan peserta didik yang sudah mencapai KKM mengikuti

kegiatan pengayaan.

Program Remedial ( Perbaikan )

a. Remidial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KKM

dalam setiap kompetensi dasar dan/ atau indikator.

b. Kegiatan remedial dilaksanakan di luar jam pembelajaran.

c. Kegiatan remidial meliputi remedial pembelajaran dan remedial

penilaian.

d. Penilaian dalam progam remedial dapat berupa tes maupun nontes

e. Nilai remedial maksimum sama dengan KKM

Progam Pengayaan

a. Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KKM

dalam setiap Kompetensi Dasar.

b. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di luar jam pembelajaran.

c. Penilaian dalam progam pengayaan dapat berupa tes maupun nontes

d. Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat

digunakan

29
Kriteria kelulusan adalah persyaratan pencapaian minimal Standar

Kompetensi Lulusan dari semua mata pelajaran untuk dinyatakan lulus dari satuan

pendidikan. Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan setelah: (a)

menyelesaikan seluruh program pembelajaran; (b) memperoleh nilai

sikap/perilaku minimal baik; dan (c) lulus Ujian Madrasah. Kelulusan peserta

didik dari Ujian Madrasah ditetapkan oleh MTs Al-Barokah. Kelulusan peserta

didik ditetapkan setelah satuan pendidikan menerima hasil UN peserta didik yang

bersangkutan. Penyelesaian seluruh program pembelajaran untuk peserta didik

MTs Al-Barokah apabila telah menyelesaikan pembelajaran dari kelas VII sampai

dengan kelas IX. Kriteria kelulusan peserta didik dari Ujian Madrasah untuk

semua mata pelajaran ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan perolehan

Nilai Madrasah. Kriteria kelulusan peserta didik mencakup minimal rata-rata nilai

dan minimal nilai setiap mata pelajaran yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.

Nilai Madrasah diperoleh dari gabungan:

a. Rata-rata nilai rapor dengan bobot 50% (lima puluh persen) sampai dengan

70% (tujuh puluh persen) semester I sampai dengan semester V pada MTs.

Al-Barokah

b. Total bobot nilai rapor dan nilai Ujian Madrasah 100% (seratus persen).

c. Nilai Madrasah dilaporkan dalam rentang nilai 0 (nol) sampai dengan 100

(seratus).

Kelulusan peserta didik dari MTs. Al-Barokah ditetapkan oleh satuan pendidikan

dalam rapat dewan guru.

6. Pendidikan Kecakapan Hidup

30
Kurikulum MTs. Al-Barokah memasukkan pendidikan kecakapan hidup,

yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik

dan/atau kecakapan vokasional. Pendidikan kecakapan hidup merupakan bagian

integral dari pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang

direncanakan secara khusus. Pendidikan kecakapan hidup diperoleh peserta didik

dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal

lain dan/atau nonformal.

7. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang

memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek

ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-

lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.

Kurikulum MTs. Al-Barokah memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal

dan global. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global merupakan bagian

dari semua mata pelajaran. Pendidikan berbasis keunggulan lokal diperoleh

peserta didik dari satuan pendidikan formal lain dan/atau satuan pendidikan

nonformal.

31
BAB IV

PENGATURAN BEBAN BELAJAR

A. Beban Belajar

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti

peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun

pembelajaran.

1. Beban belajar di MTs. Al-Barokah dinyatakan dalam jam pembelajaran

per minggu. Beban belajar satu minggu Kelas VII dan VIII adalah 48 jam

pembelajaran. Memperhatikan karakteristik peserta didik di MTs Al-

Barokah maka Madrasah berdasarkan rapat Dewan Pendidik beserta Komite

MTs. Al-Barokah memutuskan durasi setiap satu jam pembelajaran adalah

35 menit.

2. Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester paling

sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu.

3. Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 18

minggu dan paling banyak 20 minggu.

4. Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 14

minggu dan paling banyak 16 minggu.

5. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan

paling banyak 40 minggu.

Beban belajar yang berlaku di MTs. Al-Barokah diatur dalam Sistem

Paket. Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam struktur

kurikulum setiap satuan pendidikan merupakan pengaturan alokasi waktu

32
untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap

dalam satu tahun ajaran. Beban belajar pada sistem paket terdiri atas

pembelajaran tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Beban

belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri di lingkungan MTs. Al-

Barokah maksimal 50% dari waktu kegiatan tatap muka setiap mata pelajaran.

B. Beban Belajar Tambahan

MTs. Al-Barokah menambah beban belajar berdasarkan pertimbangan

kebutuhan belajar peserta didik dan kebutuhan akademik, sosial, dan budaya,

atas beban satuan pendidikan yang menetapkannya. Beban belajar tambahan

dilaksanakan melalui pembelajaran muatan lokal Bahasa Sunda dan Aswaja

masing-masing sebanyak 2 jam pelajaran setiap minggunya.

33
BAB V

KALENDER PENDIDIKAN

A. Permulaan Tahun Pelajaran

Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran

pada awal tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan. Berdasarkan Keputusan

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat Nomor 157

Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Kalender Pendidikan Madrasah di

Provinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2016/2017 sebagaimana telah diubah dengan

Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat

Nomor 246 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala Kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat Nomor 157 Tahun 2016

tentang Pedoman Penyusunan Kalender Pendidikan Madrasah di Provinsi Jawa

Barat Tahun Pelajaran 2016/2017, permulaan tahun pelajaran 2016/2017 di MTs.

Al-Barokah dimulai pada hari Senin tanggal 18 Juli 2016.

Serangkaian kegiatan awal madrasah pada permulaan tahun pelajaran baru

diisi dengan kegiatan Masa Taaruf Siswa Madrasah (MATSAMA) yang

diselenggarakan selama 3 (tiga) hari kerja mulai tanggal 18-20 Juli 2016. Pada

tanggal 21 Juli 2016 diisi dengan kegiatan Masa Orientasi Kepramukaan. Hari

Jumat tanggal 22 Juli 2016 diisi dengan kegiatan keagamaan khususnya bidang

Al-Quran Hadits, dan terakhir hari Sabtu tanggal 23 Juli 2016 diisi dengan

kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan madrasah.

34
Sedangkan bagi peserta didik pada MTs kelas VIII dan IX digunakan untuk

persiapan penempatan dan pembagian ruang kelas dan kegiatan lainnya dalam

rangka persiapan perencanaan kelas dan awal proses kegiatan belajar mengajar.

B. Pengaturan Waktu Belajar Efektif

Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran

untuk setiap tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan. Waktu pembelajaran

efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu yang meliputi jumlah

jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal,

ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan

pendidikan, yang pengaturannya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi

daerah.

Jumlah minggu efektif belajat tahun pelajaran 2016/2017 sebanyak 44

minggu yang terdiri dari 23 minggu efektif belajar pada semester gasal dan 21

minggu efektif belajar pada semester genap. Jumlah hari efektif belajar pada tahun

pelajaran 2016/2017 dengan sistem semester sebagai berikut :

1. Semester gasal selama 134 hari, mulai pada hari Senin tanggal 18 Juli 2016

dan berakhir pada hari Sabtu, 24 Desember 2016;

2. Semester genap selama 128 hari, mulai pada hari Senin, tanggal 9 Januari

2017 dan berakhir pada hari Sabtu, tanggal 17 Juni 2017.

C. Pengaturan Waktu Libur

Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang

berlaku tentang hari libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur

berbentuk jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun ajaran,

35
hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan

hari libur khusus. Libur pada Madrasah diatur sebagai berikut :

1. Jeda antar semester berlangsung selama 12 (dua belas) hari kalender mulai

pada tanggal 26 Desember 2016 sampai dengan tanggal 7 Januari 2017;

2. Libur akhir tahun pelajaran 2016/2017 berlangsung selama 14 (empat belas)

hari kalender mulai pada hari Senin tanggal 19 Juni 2017 sampai dengan hari

Sabtu, tanggal 1 Juli 2017;

3. Libur khusus pada kelas VII dan VIII MTs. Al-Barokah ketika pelaksanaan

UM, UAMBN dan UN diperkirakan 10 (sepuluh) hari.

Hari-hari libur khusus pada tahun pelajaran 2016/2017 sebagai berikut :

1. Libur khusus sekitar hari Idul Fitri tanggal 19 Juni sd. 16 Juli 2017

2. Libur khusus lainnya diadakan sehubungan keadaaan/keperluan lainnya di

luar ketentuan tentang liburan yang mengacu pada ketentuan yang berlaku.

Hari-hari Libur Nasional Tahun 2016 sebagai berikut :

1. Hari Raya Idul Fitri 1437 H, Rabu dan Kamis tanggal 6-7 Juli 2016;

2. Cuti Bersama Idul Fitri 1437 H, Senin, Selasa dan Jumat tanggal 4,5 dan 8

Juli 2016;

3. Hari Kemerdekaan RI, Rabu tanggal 17 Agustus 2016;

4. Hari Raya Idul Adha 1437 H, Senin tanggal 12 September 2016;

5. Tahun Baru Islam 1438 H, Minggu tanggal 2 Oktober 2016;

6. Hari Raya Natal, Minggu tanggal 25 Desember 2016;

7. Cuti Bersama Hari Raya Natal, Senin 26 Desember 2016.

Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2017 sebagai berikut :

36
1. Tahun Baru Masehi, Minggu 01 Januari 2017;

2. Tahun Baru Imlek 2568 Kongzili, Sabtu 28 Januari 2017;

3. Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1939, Selasa 28 Maret 2017;

4. Wafat Isa Al Masih, Jumat 14 April 2017;

5. Isra Miraj Nabi Muhammaad SAW, 24 April 2017;

6. Hari Buruh Internasional, Senin 1 Mei 2017;

7. Hari Raya Waisak 2561, Kamis 11 Mei 2017;

8. Kenaikan Isa Al Masih, Kamis 25 Mei 2017;

9. Hari Raya Idul Fitri 1438 H, Minggu-Senin, 25-26 Juni 2017;

10. Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri, Jumat, Selasa dan Rabu, 23,27 dan 28

Juni 2017;

11. Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Kamis 17 Agustus 2017;

12. Hari Raya Idul Adha 1438 H, Jumat 1 September 2017;

13. Tahun Baru Islam 1439 H, Kamis 21 September 2017;

14. Maulid Nabi Muhammad SAW, Jumat 1 Desember 2017;

15. Hari Raya Natal, 25 Desember 2017.

Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya

tertera pada tabel berikut ini.

Tabel 1.5

Alokasi Waktu

No. Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan


1. Minggu efektif belajar 44 minggu Digunakan
reguler setiap tahun. untuk kegiatan
pembelajaran
efektif di MTs.

37
No. Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
Al-Barokah
2. Minggu efektif semester Selama 134 hari,
ganjil tahun terakhir mulai pada hari Senin tanggal
setiap madrasah 18 Juli 2016 dan berakhir
pada hari Sabtu, 24 Desember
2016.

3. Minggu efektif semester Selama 128 hari, mulai pada


genap tahun terakhir hari Senin, tanggal 9 Januari
setiap madrasah 2017 dan berakhir pada hari
Sabtu, tanggal 17 Juni 2017.

4. Jeda tengah semester Berlangsung selama 6 (enam) Satu minggu


hari di semester ganjil setiap
dimulai pada hari Senin, 26 semester
September 2016 sampai hari digunakan
Sabtu, 1 Oktober 2016 serta 6 untuk kegiatan
(hari) di semester genap Pekan
dimulai hari Senin, 20 Maret Olahraga antar
2017 sampai dengan Sabtu, Kelas
25 Maret 2016.

5. Jeda antar semester Selama 12 (dua belas) hari Antara


kalender mulai pada tanggal semester I dan
26 Desember 2016 sampai II
dengan tanggal 7 Januari
2017
6. Libur akhir tahun Selama 14 (empat belas) hari Digunakan
pelajaran kalender mulai pada hari untuk kegiatan
Senin tanggal 19 Juni 2017 penyiapan
sampai dengan hari Sabtu, kegiatan dan
tanggal 1 Juli 2017. administrasi
akhir dan awal
tahun
pelajaran
7. Hari libur keagamaan Hari Raya Idul Fitri 1437 H,
Rabu dan Kamis tanggal 6-7
Juli 2016
Hari Raya Idul Adha 1437
H, Senin tanggal 12
September 2016
Tahun Baru Islam 1438 H,
Minggu tanggal 2 Oktober
2016;
Hari Raya Natal, Minggu

38
No. Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
tanggal 25 Desember 2016
Tahun Baru Imlek 2568
Kongzili, Sabtu 28 Januari
2017;
Hari Raya Nyepi Tahun
Baru Saka 1939, Selasa 28
Maret 2017;
Wafat Isa Al Masih, Jumat
14 April 2017;
Isra Miraj Nabi
Muhammaad SAW, 24 April
2017

8. Hari libur Hari Kemerdekaan RI,


umum/nasional Rabu tanggal 17 Agustus
2016
Tahun Baru Masehi,
Minggu 01 Januari 2017
Hari Buruh Internasional,
Senin 1 Mei 2017

9. Hari libur khusus Libur khusus pada kelas


VII dan VIII MTs. Al-
Barokah ketika
pelaksanaan UM,
UAMBN dan UN
diperkirakan 10 (sepuluh)
hari
Cuti Bersama Hari Raya
Natal, Senin 26 Desember
2016
Cuti Bersama Hari Raya
Idul Fitri, Jumat, Selasa
dan Rabu, 23,27 dan 28
Juni 2017

39
BAB VI

PENUTUP

Atas berkat rahmat Allah SWT, dokumen kurikulum MTs. Al-Barokah

Tahun Pelajaran 2016-2017 ini dapat terselesaikan. Semoga kehadirannya dapat

menjadi pedoman dalam pelaksanaan proses pendidikan di MTs. Al-Barokah,

serta dapat memberikan pencerahan bagi kemajuan lembaga ini.

Meski sudah pasti, perangkat kurikulum ini masih sangat jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, kami akan senantiasa terbuka untuk menerima

kritikan saran dan masukan pemikiran lainnya, serta terus berupaya semaksimal

mungkin untuk dapat memperbaikinya dengan cara menggali informasi dari

manapun terutama yang berkaitan dengan perkembangan dunia pendidikan, Ilmu

Pengetahuan, dan Teknologi, termasuk mengakomodir setiap gagasan, ide,

ataupun saran-saran dari rekan-rekan pendidik. Sehingga kurikulum ini mampu

beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Demikianlah Perangkat Kurikulum ini kami susun, dengan harapan dapat

menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di MTs. Al-Barokah

ini, sehingga apa yang diimpikan oleh lembaga ini dapat menjadi kenyataan.

40
41

Anda mungkin juga menyukai