Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Analisis konteks sebagai tahapan awal dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, analisis kontek meliputi kegiatan (a) mengidentifikasi SI dan SKL sebagai acuan
dalam penyusunan KTSP, (b) menganalisis kondisi yang ada di satuan pendidikan yang
meliputi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, dan
program-program, dan (c) menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan
lingkungan sekitar: komite madrasah, dewan pendidikan, pendma, asosiasi profesi, dunia
industri dan dunia kerja, sumber daya alam dan sosial budaya.
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Nasional Pendidikan
terdiri dari delapan standar yaitu standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Pengertian masing-
masing standar tersebut adalah :
a. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam
kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata
pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang
dan jenis pendidikan tertentu.
b. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
c. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan
kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
e. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan

1
berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
f. Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan.
g. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya
operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
h. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
Undang-undang sistem pendidikan nasional, peraturan pemerintah tentang standar
nasional pendidikan (SNP), peraturan menteri pendidikan nasional tentang standar isi, standar
kompetensi lulusan, standar proses, standar penilaian, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar pengelolaan, standar sarana dan prasarana, dan standar pembiayaan
telah disusun, disosialisasikan, digandakan, dan disebarluaskan ke satuan pendidikan dan pihak-
pihak yang terkait.
Di samping itu Kementerian Pendidikan Nasional telah menerbitkan peraturan
tambahan termasuk petunjuk pelaksanaan dan rambu-rambu lainnya untuk menunjang
pemahaman SNP. Adanya peraturan, aturan tambahan, dan pedoman-pedoman yang
merupakan payung hukum dalam pengelolaan pendidikan, diharapkan agar satuan pendidikan
memiliki acuan yang jelas dalam upaya memenuhi pencapaian SNP.
Banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh satuan pendidikan dalam hal memahami
dan menterjemahkan SNP sehingga satuan pendidikan mengalami kesulitan dalam meyusun
analisis konteks yang meliputi analisis perundang-undangan, analisis lingkungan dan kebutuhan
siswa serta analisis sumber daya manusia dari pendidik dan tenaga kependidikan.
Dalam penyusunan laporan analisis konteks terlebih dahulu dilakukan analisis standar
nasional pendidikan, analisis kondisi satuan pendidikan, dan analisis kondisi lingkungan
eksternal satuan pendidikan. Dengan adanya juknis ini diharapkan satuan pendidikan dapat
terbantu dalam proses pemahaman dan pemenuhan SNP sehingga satuan pendidikan mampu
menyusun program dan melaksanakannya. Di samping itu dalam analisis konteks ini juga

2
mengitegrasikan dengan program Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur
dengan program Gerakan Ayo Membangun Madarsah (GERAMM) yakni, meliputi:
1. GELEM (Gerakan Literasi Madrasah)
2. GEMI (Gerakan Madrasah Inovasi)
3. GEMES (Gerakan Madrasah Sehat)
4. GEFA (Gerakan Furudhul Ainiyah)
5. KATA SIGURU ( Gerakan Peningkatan Kompetensi Guru)
6. KATA SIKAMAD ( Gerakan Peningkatan Kompetensi Kepala Madrasah)

B. Dasar Kebijakan
1. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5670);
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36 Tahun 2016
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58
Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsnawiyah;
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 61 Tahun 2014
tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.62 Tahun 2014
tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.63 Tahun 2014
tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
3
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan
Lokal Kurikulum 2013;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 22 Tahun 2016 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah ;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar
Penilaian Pendidikan;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan dasar dan
Pendidikan Menengah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan dasar dan Pendidikan
Menengah;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 tahun
2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal;
14. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 183 Tahun 2019 tentang
Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Pada Madrasah;
15. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 184 Tahun 2019 tentang Pedoman
Implemenatsi Kurikulum Pada Madrasah;
16. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 5162 Tahun 2018 Tentang
Petunjuk Teknis Penilaian Hasil Belajar pada Madrasah Tsanawiyah;
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 5163 Tahun 2018 Tentang
Petunjuk Teknis Pengembangan Pembelajaran Pada Madrasah;
18. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 5164 Tahun 2018 tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pada Madrasah;

4
19. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 6981 Tahun 2019 tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Madrasah Tsanawiyah;
20. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2491 Tahun 2020 tentang
Kalender Pendidikan Madrasah Tahun Pelajaran 2020/2021;
21. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2791 Tahun 2020 tentang Panduan
Kurikulum Darurat Pada Madrasah;
22. Peraturan Gubernur Nomor 19 tahun 2014 tentang Muatan Lokal;

23. Rencana Kegiatan Madrasah (RKM) dan Hasil Rapat Tim Pengembang Kurikulum MA
Ma’arif 1 Punggur Tahun Pelajaran 2020/2021;

C. Tujuan dan Manfaat


1. Untuk mengetahui kondisi riil gambaran profil madrasah dalam pencapaian SNP
2. Untuk menemukan data tentang kelemahan dan kelebihan madrasah
3. Untuk menentukan tindak lanjut demi perkembangan madrasah
4. Untuk menyusun kurikulum yang ideal bagi madrasah.

5
BAB II
HASIL ANALISIS KONTEKS

A. Analisis Standar Nasional Pendidikan (analisis perundang undangan)


1. Analisis Standar Isi
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21
Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah,
menjelaskan Tingkat Kompetensi dikembangkan berdasarkan kriteria; (1) Tingkat
perkembangan peserta didik, (2) Kualifikasi kompetensi Indonesia, (3) Penguasaan
kompetensi yang berjenjang. Selain itu Tingkat Kompetensi juga memperhatikan tingkat
kerumitan/kompleksitas kompetensi, fungsi satuan pendidikan, dan keterpaduan antar
jenjang yang relevan. Berdasarkan Tingkat Kompetensi tersebut ditetapkan kompetensi
yang bersifat generik yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan
Kompetensi dan ruang lingkup materi yang bersifat spesifik untuk setiap mata pelajaran.
Kompetensi yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah yakni sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap dipilah menjadi sikap spiritual dan sikap
sosial. Pemilahan ini diperlukan untuk menekankan pentingnya keseimbangan fungsi
sebagai manusia seutuhnya yang mencakup aspek spiritual dan aspek sosial
sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian,
Kompetensi yang bersifat generik terdiri atas 4 (empat) dimensi yang merepresentasikan
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan, yang selanjutnya disebut
Kompetensi Inti (KI). Setiap Tingkat Kompetensi berimplikasi terhadap tuntutan proses
pembelajaran dan penilaian. Penjabaran Tingkat Kompetensi lebih lanjut pada setiap
jenjang pendidikan sesuai pencapaiannya pada tiap kelas akan dilakukan oleh Pihak
Pengembang Kurikulum. Tingkat Kompetensi yang berbeda menuntut pembelajaran dan
penilaian dengan fokus dan penekanan yang berbeda pula. Semakin tinggi Tingkat
Kompetensi, semakin kompleks intensitas pengalaman belajar peserta didik dan proses
pembelajaran serta penilaian.
Sehubungan dengan urian tersebut, dalam proses pembelajaran, banyak guru yang
tidak merencanakan pembelajaran dengan baik. Hal terbukti guru tidak menguasai
Rencana Proses Pembelajaran dengan baik. Hal ini dikarenakan guru tidak memahami
6
tentang Kompetensi Inti dari empat domain. Bahkan, ketika pembelajaran akan diakhiri
dengan penilaian akhir semester masih ada guru yang belum tahu KI yang seharusnya
dikuasainya dalam mata pelajaran yang diampunya. Padahal, KI ini yang akan diuraikan
menjadi Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi.
Sementara itu, guru di MA Ma’arif 1 Punggur masih banyak yang belum memahami
standar isi. Hal ini yang menyebabkan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi tidak
mengacu pada Revisi Kurikulum 2013. Akibatnya, Sesuai dengan Revisi Kurikulum 2013
Tahun 2019 kurang adanya pengintegrasian Penguatan Pendidikan Karakter (PPK),
Higher Order Thingking Skill (HOTS), Creative, Critical Thinking, Communicative, dan
Collaborative (4C) dalam pembelajaran.
Kurikulum MA Tahun Kurikulum MA Tahun
No. Komponen
Pelajaran 2019/2020 Pelajaran 2020/2021
1. Landasan Landasan kurikulum 2013 Landasan kurikulum 2013
untuk kelas X , XI dan XII untuk kelas X , XI dan XII

2. Perundang-  Permendikbud nomor 20  Permendikbud nomor 36,


Undangan tahun 2016 untuk SKL, dan 37 tahun 2020 sebagai
standar isi nomor 21 dan penyempurna
24 tahun 2016, standar permendikbud nomor 24
proses nomor 22 tahun tahun 2016.
2016 dan standar  KMA 183 tahun 2019
penilaian nomor 23  KMA 184 tahun 2019
tahun 2016 untuk mata  Surat Keputusan Dirjen
pelajaran agama dan Pendis no 5164 Tahun 2018
struktur kurikulum tentang Pengembangan RPP
menggunakan KMA  Surat Keputusan Dirjen
nomor 165 tahun 2014 Pendis no 5163 tahun2018
revisi September 2016 tantang pengembangan
 Permendikbud nomor Pembelajaran
36, dan 37 tahun 2020  Surat Keputusan Dirjen
sebagai penyempurna Pendis No. 5162 tentang
permendikbud nomor 24 Penilaian Hasil Belajar
tahun 2016
3. Pengembangan Pengembangan dalam  Pengembangan dalam
Kurikulum implementasi Kurikulum implementasi Kurikulum
2013 2013
 Kurikulum Darurat Covid-19
4. Struktur Kurikulum Kelas X , XI dan XII Ada penambahan KD TIK yang
memakai kurikulum 2013 tercantum dalam
revisi 2017 permendikbud nomor 37
7
Kurikulum MA Tahun Kurikulum MA Tahun
No. Komponen
Pelajaran 2019/2020 Pelajaran 2020/2021
Ada penambahan KD TIK tahun 2020: Mata Pelajaran
yang tercantum dalam Informatika pada Madrasah
permendikbud nomor 37 dimuat dalam kompetensi
tahun 2020: Mata Dasar yang digunakan sebagai
Pelajaran Informatika pada acuan pembelajaran. Struktur
Madrasah dimuat dalam Kurikulum berdasarkan KMA
kompetensi Dasar yang No. 184 tahun 2019 dan KI KD
digunakan sebagai acuan mapel Agama pada PMA No.
pembelajaran 183 tahun 2019

5. Ketuntasan Belajar Ketuntasan Belajar untuk Ketuntasan Belajar untuk


semua mata pelajaran semua mata pelajaran
disesuaikan dengan disesuaikan dengan tuntutan
tuntutan Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dengan
dengan minimal baik untuk minimal baik untuk semua
semua domain sikap, domain sikap, berpedoman
pengetahuan, dan Juknis Penilaian 5162 Tahun
keterampilan dan boleh 2018
menggunakan KKM yang
sama dalam seluruh mata
pelajaran
6. Penilaian Penilaian hasil belajar ada 3 Penilaian hasil belajar ada 3
macam yaitu assessment of macam yaitu assessment of
learning, assessment for learning, assessment for
learning dan assessment as learning dan assessment as
learning learning berdasarkan Juknis
penilaian SK dirjen Pendis no
5162 tahun 2018
7. Kenaikan Kelas dan Kenaikan kelas Kenaikan kelas disesuaikan
Kelulusan disesuaikan dengan dengan Permendikbud
Permendikbud Nomor 66 Nomor 66 Tahun 2013
Tahun 2013 tentang tentang Standar Penilaian
Standar Penilaian dan Berdasarkan Juknis
penilaian SK Dirjen Pendis No
5162 Tahun 2018
8. RPP Semua RPP disusun Penyusunan RPP berdasarkan
berdasarkan pembelajaran Permendikbud nomor 22
menggunakan pendekatan tahun 2016 dan Keputusan
saintifik dengan model Direktorat Jendral Pendidikan
pembelajaran Discovery Islam juknis 5164 tahun 2018
learning, Berbasis Problem tentang rencana pelaksanaaan
Solving, Berbasis Proyek pembelajaran pada madrasah
dan cooperative learning Dan juknis penilaian hasil
8
Kurikulum MA Tahun Kurikulum MA Tahun
No. Komponen
Pelajaran 2019/2020 Pelajaran 2020/2021
dan disajikan pengetahuan belajar …….. (5162)
yang faktual, konseptual, Dan Juknis pengembangan
dan prosedural serta pembelajaran pada madrasah
metakognitif pada kelas X , Nomor 5163 Tahun 2020
XI dan XII yang mencakup
domain sikap,
pengetahuan, dan
keterampilan dengan
menerapkan penilaian
autentik.
9. Kalender Kalender Pendidikan Kalender Pendidikan memakai
Pendidikan memakai pedoman surat pedoman surat keputusan
keputusan Dirjen Dirjen Pendidikan Islam
Pendidikan Islam tentang tentang kalender pendidikan
kalender pendidikan Madrasah Tahun Pelajaran
Madrasah Tahun Pelajaran 2020/2021. Nomor 2491
2019/2020. Nomor 3063 tahun 2020
tahun 2019

2. Analisis Standar Kompetensi Lulusan


Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah, menjelaskan standar kompetensi lulusan berdasarkan jenjang pendidikan
yang berbeda. SKL tersebut menguraikan rumusan dimensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dari jenjang pendidikan yang berbeda.
Dalam dimensi pengetahuan untuk tingkatan madrasah terdapat empat
pembagian materi berupa: Faktual, Konseptual, Prosedural, dan Metakognitif yang tidak
terdapat pada jenjang pendidikan yang di bawahnya. Jika dijelaskan dengan kalimat yang
sederhana materi yang disajikan dalam pembelajaran sehrausnya terbagi menjadi empat
rumusan. Empat rumusan tersebut adalah:
(1) Materi faktual merupakan bentuk materi yang nyata dalam kehidupan seharihari;
(2) Materi konseptual merupakan materi konsep. Peserta didik dapat menjelaskan
definisi materi tersebut dengan kalimat sendiri;
(3) Materi prosedural merupakan urutan cara melakukan sesuatu dengan benar; dan

9
(4) Materi metakognitif merupakan materi yang menjadikan peserta didik dapat
menghasilkan suatu produk.
Di MA Ma’arif 1 Punggur masih banyak guru tidak membuat keempat rumusan
materi pengetahuan yang diamanatkan oleh peraturan dalam perencanaan dan proses
pembelajaran. Hal ini yang mengakibatkan standar kelulusan tidak dapat tercapai
dengan baik.

3. Analisis Standar Proses


Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2016 tentang Standar Proses pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah,
menjelaskan tentang proses pembelajaran. Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
pesertadidik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses
pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi
lulusan.
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan
pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan
media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario
pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang
digunakan yang tidak hanya terpaku pada 5M tetapi bisa menggunakan model yang lain
dan pendekatan yang dipakai tetap saintifik.
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada
setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan
rencana pelaksanaan pembelajaran. Penyusunan RPP hendaknya memperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
a) Perbedaan individual peserta didik,
10
b) Partisipasi aktif peserta didik,
c) Berpusat pada peserta didik,
d) Pengembangan budaya membaca dan menulis,
e) Program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi, dan
f) Penilaian, dan sumber belajar.
Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru di MA Ma’arif 1 Punggur
masih perlu penyempurnaan. RPP tidak mengadung pembelajaran pendidikan karakter,
tidak ada penilaiannya, tidak ada remidi, dan pengayaan. Ada beberapa KD yang tidak
tercantum dalam RPP. Apalagi standar proses harus sesuai dengan Revisi Kurikulum 2013
Tahun 2019 adanya pengintegrasian Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Higher Order
Thingking Skill (HOTS), Creative, Critical Thinking, Communicative, dan Collaborative (4C)
dalam pembelajaran serta menggunakan model pembelajaran yang telah
direkomendasikan penggunaannya.

4. Analisis Standar Penilaian


Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah,
menjelaskan bentuk dan teknik penilaian pada masing masing domain: sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.

Di MA Ma’arif 1 Punggur banyak guru yang belum menyosialisasikan rancangan


penilaian pada peserta didik. Kelemahan yang banyak terjadi pada penilaian sikap adalah
guru belum mengoptimalkan dalam menggunakan jurnal observasi, serta belum
menganalisis penilaian sikap dan keterampilan.

B. Analisis Kondisi Satuan Pendidikan


Berdasarkan analisis standar tersebut, ditemukan banyak kelemahan dalam satuan
pendidikan di MA Ma’arif 1 Punggur. Temuan tersebut akan digunakan acuan dalam
penyusunan Kurikulum MA Ma’arif 1 Punggur Tahun pelajaran 2020/2021. Diantaranya
belum tertibnya administrasi dan belum maksimalnya pelaksanaan supervisi baik pendidik
maupun tenaga kependidikan.

C. Analisis Kondisi Guru dan Peserta Didik Satuan Pendidikan

11
1) Analisis kebutuhan siswa
Lingkungan MA Ma’arif 1 Punggur adalah madrasah menuju madrasah unggul,
sehingga diperlukan muatan lokal yang mendukung pengetahuan tentang lingkungan
hidup sesuai dengan misi MA Ma’arif 1 Punggur, tetapi RPP yang dibuat oleh masih
sedikit yang terintegrasi dengan pelaksanaan literasi dan program GERAMM yang
lainnya. Demikian juga dengan siap peserta didik yang kurang mencerminkan peserta
didik madrasah menuju madrasah unggul hebat dan bermartabat
Guru di MA Ma’arif 1 Punggur yang berjumlah 18 telah mengausai pembelajaran
dengan baik tetapi masih ada kekuarangan baik segi kualitas maupun kuantitas.
Siswa MA Ma’arif 1 Punggur yang berjumlah 254 menginginkan kondisi lingkungan
madrasah yang menyenangkan. Padahal area tanah yang dimiliki madrasah seluas ......
M2 sehingga satuan pendidikan perlu menyediakan kondisi yang kondosif sesuai dengan
kebutuhan.
Kurikulum MA Kurikulum MA
No. Komponen
Tahun Pelajaran 2019/2020 Tahun Pelajaran 2020/2021
 Pelaksanaan ujian dengan
menggunakan computer
dan smartpone untuk
Kebutuhan
kegiatan UAMBN dan Ujian Pelaksanan seluruh Ujian
1. lembaga/satuan
Semester. Madrasah dengan CBT
pendidikan
 UNBK tidak dilaksanakan
 Ujian Madrasah dengan
sistem daring
 Suasana belajar siswa
sejuk, rindang dan
menyenangkan dengan
Kebutuhan Suasana belajar siswa sejuk,
2. program GEMES (Gerakan
siswa rindang dan menyenangkan
Madrasah sehat) dan
GELEM (Gerakan Literasi
Madrasah).

2) Analisis Ketersediaan Pendidik dan Tenaga Pendidikan


Secara umum MA Ma’arif 1 Punggur masih kekurangan tenaga pendidik, baik
tenaga pendidik yang mengampu mata pelajaran agama Islam, Seni Budaya, Sejarah, dan
pembina pengembangan diri. Selain tenaga pendidik, tenaga kependidikan masih kurang
untuk mengelola keuangan dan administrasi.

12
Kurikulum MI/MTs/MA Kurikulum MI/MTs/MA
No. Komponen
Tahun Pelajaran 2019/2020 Tahun Pelajaran 2020/2021
 Pendidik berjumlah 21
 Pendidik berjumlah 21
 Berijazah S1 berjumlah
 Berijazah S1 berjumlah 19
19 S2 berjumlah 2
1. Pendidik S2 berjumlah 2
 Yang sudah sertifikasi 7
 Yang sudah sertifikasi 6
 Yang belum sertifikasi
 Yang belum sertifikasi 15
14
Jumlah tenaga kependidikan
yang sesuai dengan
Tenaga Perlu menambah tenaga
2. keahliannya berjumlah 18
Kependidikan kalab yang bersertifikat
tenaga Kapus sudah
bersertifikat
 Jumlah ruang kelas 9
 Jumlah ruang Kamad 1
 Jumlah ruang Waka 1
 Jumlah ruang BK 1
 Jumlah ruang Guru 1
Perlu penambahan:
Daya dukung  Jumlah ruang UKS 1
1. Kamar mandi/Toilet
sarana dan  Jumlah ruang Lab IPA 1
Siswa: 1
prasarana  Jumlah ruang lab komp 1
2. Ruang OSIS 1
 Jumlah ruang Perpus 1
 Jumlah Kamar
mandi/Toilet Guru 1
 Jumlah Kamar
mandi/Toilet siswa 5

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian tersebut banyak ditemukan kelemahan yang menghambat proses
pembelajaran, baik standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, standar
penilaian, dan standar pengelolaan, maupun sikap peserta didik serta kekurangan tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan dalam rangka terlaksananya program Ayo Membangun
Madrasah (GERAMM).

B. Rekomendasi

1. Tugas pokok serta kompetensi Kepala Madrasah khususnya yang terkait dengan
manajerial, evaluasi, dan kewirausahaan perlu ditingkatkan.

2. Pelaksanaan pembelajaran pada masa darurat pandemi Covid-19 disesuaikan dengan


situasi dan kondisi lembaga masing-masing mengacu pada informasi dari Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten lampung Tengah serta mengikuti protokol
kesehatan.

3. Pengembangan kurikulum Tahun Pelajaran 2020/2021 harus ada penekanan untuk


membuat perencanaan sendiri bagi setiap guru yang berdasarkan regulasi yg terbaru
baik dari Kementerian Agama maupun Kemendikbud terutama regulasi tentang
Kurikulum Darurat.

4. Sosialisasi Sistem penilaian pada jenjang Madrasah Aliyah sesuai dengan regulasi yang
berlaku.

5. Muatan local Aswaja dan kitab pondok pesantren diaplikasikan dalam pembelajaran dan
kehidupan sehari-hari.

6. Menentukan salah satu program unggulan Gerakan Ayo Membangun Madrasah


(GERAMM).

7. Penambahan tenaga pendidik dan tenaga pendidikan yang diperlukan.

14

Anda mungkin juga menyukai