Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang paling tepat yang dapat kami ucapkan hanya Alhamdulillah,
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan Laporan Analisis Konteks di MA Miftahul Ulum Cermenan Tahun
Pelajaran 2023/2024.
Analisis konteks merupakan suatu upaya madrasah untuk melihat profil
madrasah dalam upaya pencapaian Standar Nasional Pendidikan. Hal ini sangat
bermanfaat bagi madrasah, karena madrasah dapat melihat kekurangan dan
kelemahan dirinya serta dapat menyusun langkah-langkah strategis dalam
Rencana Kegiatan
Madrasah sebagai tindak lanjutnya. Analisis Konteks ini merupakan bahan
untuk review kurikulum MA Miftahul Ulum Cermenan yang disusun dengan
mengintegrasikan program Gerakan Ayo Membangun Madrasah (GERAMM) yang
meliputi GELEM, GEMI, GEMES, GEFA, KATA SIGURU, dan KATA SIKAMAD, Oleh
karenanya terus digalakkan untuk keberhasilan membangun madrasah.
Selama penyusunan Laporan Analisis Konteks ini, kami banyak mendapatkan
bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, izinkanlah
kami untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jombang dan Kasi Pendidikan
Madarsah, yang telah banyak memberi bimbingan, petunjuk dan dorongan.
2. Pengawas Madrasah, yang telah banyak memberi masukan, arahan, bimbingan
dan semangat untuk penyempurnaan Laporan Analisis Konteks ini.
3. Ketua Komite beserta anggota yang telah mendukung terlaksananya Laporan
Analisis Konteks.
4. Tim Pengembang Kurikulum MA Miftahul Ulum Cermenan yang telah
berusaha menyusun analisis konteks sesuai dengan regulasi yang ada.
5. Para Guru dan Tata Usaha MA Miftahul Ulum Cermenan serta pihak lain yang
telah membantu terwujudnya Laporan Analisis Konteks ini.
6. Semua pihak yang tidak sempat disebut satu persatu, yang telah memberi bantuan
dalam penyelesaian Laporan Analisis Konteks ini.
Akhir kata kami bermohon kehadirat Allah SWT, semoga segala bantuan
yang diberikan merupakan amal-ibadah dan diberikan balasan oleh Allah SWT.

1
Aamiin.
Kami yakin sepenuhnya, Analisis Konteks ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, namun demikian kami berusaha untuk menyampaikannya secara
realistis dan empiris, untuk dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu
saran dan kritik sangat kami harapkan demi kesempurnaan isi dari Laporan
Analisis Konteks ini sehingga dapat dipergunakan untuk menyempurnakan
Kurikulum MA Miftahul Ulum Cermenan yang lebih baik, dan dapat berdampak
kepada upaya peningkatan mutu pendidikan di MA Miftahul Ulum Cermenan.

Tim Pengembang Kurikulum

2
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Analisis konteks sebagai tahapan awal dalam penyusunan kurikulum tingkat
satuan pendidikan, analisis kontek meliputi kegiatan (a) mengidentifikasi SI dan
SKL sebagai acuan dalam penyusunan KTSP, (b) menganalisis kondisi yang ada di
satuan pendidikan yang meliputi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan,
sarana prasarana, biaya, dan program-program, dan (c) menganalisis peluang dan
tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar: komite madrasah, dewan
pendidikan, pendma, asosiasi profesi, dunia industri dan dunia kerja, sumber daya
alam dan sosial budaya.

Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem


pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar
Nasional Pendidikan terdiri dari delapan standar yaitu standar isi, standar
kompetensi lulusan, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
penilaian pendidikan. Pengertian masing-masing standar tersebut adalah :

a. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi
mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

b. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang


mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

c. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan


pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan.

d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan


dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.

e. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan

3
dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat
beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat
berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi.

f. Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan


perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi
dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.

g. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya
operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.

h. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan


dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

Undang-undang sistem pendidikan nasional, peraturan pemerintah tentang


standar nasional pendidikan (SNP), peraturan menteri pendidikan nasional tentang
standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, standar penilaian, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar sarana dan prasarana,
dan standar pembiayaan telah disusun, disosialisasikan, digandakan, dan disebarluaskan
ke satuan pendidikan dan pihak-pihak yang terkait.

Di samping itu Kementerian Pendidikan Nasional telah menerbitkan peraturan


tambahan termasuk petunjuk pelaksanaan dan rambu-rambu lainnya untuk menunjang
pemahaman SNP. Adanya peraturan, aturan tambahan, dan pedoman-pedoman yang
merupakan payung hukum dalam pengelolaan pendidikan, diharapkan agar satuan
pendidikan memiliki acuan yang jelas dalam upaya memenuhi pencapaian SNP.

Banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh satuan pendidikan dalam hal


memahami dan menterjemahkan SNP sehingga satuan pendidikan mengalami kesulitan
dalam meyusun analisis konteks yang meliputi analisis perundang-undangan, analisis
lingkungan dan kebutuhan siswa serta analisis sumber daya manusia dari pendidik dan
tenaga kependidikan.

Dalam penyusunan laporan analisis konteks terlebih dahulu dilakukan analisis


standar nasional pendidikan, analisis kondisi satuan pendidikan, dan analisis kondisi

4
lingkungan eksternal satuan pendidikan. Dengan adanya juknis ini diharapkan satuan
pendidikan dapat terbantu dalam proses pemahaman dan pemenuhan SNP sehingga
satuan pendidikan mampu menyusun program dan melaksanakannya. Di samping itu
dalam analisis konteks ini juga mengitegrasikan dengan program Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur dengan program Gerakan Ayo Membangun
Madarsah (GERAMM) yakni, meliputi:

1. GELEM (Gerakan Literasi Madrasah)


2. GEMI (Gerakan Madrasah Inovasi)
3. GEMES (Gerakan Madrasah Sehat)
4. GEFA (Gerakan Furudhul Ainiyah)
5. KATA SIGURU ( Gerakan Peningkatan Kompetensi Guru)
6. KATA SIKAMAD ( Gerakan Peningkatan Kompetensi Kepala Madrasah)

B.Dasar Kebijakan
1. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003, tentang
Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen;
3. Peraturan Pemerintah nomor 66 tahun 2010, perubahan atas Peraturan
Pemerintah nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan;
4. Peraturan Pemerintah nomor 57 tahun 2021, tentang Standar Nasional
Pendidikan;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 13 tahun 2007, tentang
Standar Kepala Madrasah/Madrasah;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007, tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 19 tahun 2007, tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 24 tahun 2007, tentang
Standar Sarana Prasarana Pendidikan;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 24 tahun 2008, tentang
Standar Tenaga administrasi Madrasah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 25 tahun 2008,

5
tentang Standar perpustakaan Madrasah;

11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 39 tahun


2008 tentang Pembinaan Kesiswaan;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 61 tahun 2014,
tentang KTSP pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 62 tahun 2014
tentang Ekstrakurikuler pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 63 tahun 2014
tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstra wajib pada pendidikan
dasar dan pendidikan menengah;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 64 tahun 2014
tentang Peminatan pada pendidikan menengah;
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 79 tahun 2014
tentang Muatan Lokal;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 111 tahun 2014
tentang Bimbingan dan Konseling pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah;
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 159 tahun 2014,
tentang evaluasi kurikulum;
19. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak nomor 8 tahun 2014, tentang Kebijakan Sekolah/Madrasah Ramah
Anak;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 8 tahun 2015, tentang
Pengenalan Lingkungan;
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 23 tahun 2015,
tentang Pertumbuhan Budi Pekerti;
22. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 82 Tahun 2015,
tentang Pencegahan Dan Penanggulangan Tindak Kekerasan Di Lingkungan
Satuan Pendidikan;
23. Panduan Penyusunan KTSP oleh BSNP Tahun 2006 dan Panduan
Pengembangan KTSP SMA Dirjen Dikmen PSMA tahun 2015;
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 20 tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan;

6
25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 21 tahun 2016
tentang Standar Isi;
26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 22 tahun 2016
tentang Standar Proses;
27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan;
28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
3 tahun 2017 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah dan Penilaian
Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan;

29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 37 tahun 2018


tentang KI dan KD pendidikan dasar dan menengah;
30. Peraturan Gubernur Jawa Timur nomor 19 tahun 2014, tentang Muatan
Lokal Wajib Bahasa Daerah;
31. KMA no 183 tahun 2019 tentang Kurikulum PAI dan BAR;
32. KMA no 184 tahun 2019 tentang Pedoman implementasi kurikulum pada
madrasah;
33. SK Dirjen no 6982 tentang juknis penyusunan kurikulum madrasah Aliyah;
34. SK Dirjen Pendidikan Islam nomor 5164 tahun 2018 tentang petunjuk teknis
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran;
35. SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor 3751 Tahun 2018 Tentang Petuunjuk
Teknis penilaian hasil belajar pada madrasah Aliyah;
36. RKM MA Miftahul Ulum Cermenan Jombang tahun 2021 s/d 2024;
37. RKT MA Miftahul Ulum Cermenan Jombang tahun 2023/2024;

C. Tujuan dan Manfaat


1. Untuk mengetahui kondisi riil gambaran profil madrasah dalam pencapaian SNP
2. Untuk menemukan data tentang kelemahan dan kelebihan madrasah
3. Untuk menentukan tindak lanjut demi perkembangan madrasah
4. Untuk menyusun kurikulum yang ideal bagi madrasah.

7
BAB II
HASIL ANALISIS KONTEKS

A. Analisis Standar Nasional Pendidikan (analisis perundang-undangan)


1. Analisis Standar Isi
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21
Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah,
menjelaskan Tingkat Kompetensi dikembangkan berdasarkan kriteria; (1) Tingkat
perkembangan peserta didik, (2) Kualifikasi kompetensi Indonesia, (3) Penguasaan
kompetensi yang berjenjang. Selain itu Tingkat Kompetensi juga memperhatikan
tingkat kerumitan/kompleksitas kompetensi, fungsi satuan pendidikan, dan
keterpaduan antar jenjang yang relevan. Berdasarkan Tingkat Kompetensi tersebut
ditetapkan kompetensi yang bersifat generik yang selanjutnya digunakan sebagai
acuan dalam mengembangkan Kompetensi dan ruang lingkup materi yang bersifat
spesifik untuk setiap mata pelajaran.

Kompetensi yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah yakni sikap,


pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap dipilah menjadi sikap spiritual dan sikap
sosial. Pemilahan ini diperlukan untuk menekankan pentingnya keseimbangan fungsi
sebagai manusia seutuhnya yang mencakup aspek spiritual dan aspek sosial
sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian,
Kompetensi yang bersifat generik terdiri atas 4 (empat) dimensi yang
merepresentasikan sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan, yang
selanjutnya disebut Kompetensi Inti (KI). Setiap Tingkat Kompetensi berimplikasi
terhadap tuntutan proses pembelajaran dan penilaian. Penjabaran Tingkat
Kompetensi lebih lanjut pada setiap jenjang pendidikan sesuai pencapaiannya pada
tiap kelas akan dilakukan oleh Pihak Pengembang Kurikulum. Tingkat Kompetensi
yang berbeda menuntut pembelajaran dan penilaian dengan fokus dan penekanan
yang berbeda pula. Semakin tinggi Tingkat Kompetensi, semakin kompleks
intensitas pengalaman belajar peserta didik dan proses pembelajaran serta penilaian.

Sehubungan dengan urian tersebut, dalam proses pembelajaran, banyak guru


yang tidak merencanakan pembelajaran dengan baik. Hal terbukti guru tidak
menguasai Rencana Proses Pembelajaran dengan baik. Hal ini dikarenakan guru
tidak memahami tentang Kompetensi Inti dari empat domain. Bahkan, ketika

8
pembelajaran akan diakhiri dengan penilaian akhir semester masih ada guru yang
belum tahu KI yang seharusnya dikuasainya dalam mata pelajaran yang diampunya.
Padahal, KI ini yang akan diuraikan menjadi Kompetensi Dasar dan Indikator
Pencapaian Kompetensi.

Sementara itu, guru di MA Miftahul Ulum Cermenan masih banyak yang


belum memahami standar isi. Hal ini yang menyebabkan perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi tidak mengacu pada Revisi Kurikulum 2013. Akibatnya, Sesuai dengan
Revisi Kurikulum 2013 Tahun 2019 kurang adanya pengintegrasian Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK), Higher Order Thingking Skill (HOTS), Creative,
Critical Thinking, Communicative, dan Collaborative (4C) dalam pembelajaran.

Kurikulum MI/MTs/MA Kurikulum MI/MTs/MA


No. Komponen Tahun Pelajaran Tahun Pelajaran 2023/2024
2023/2024
1. Landasan Landasan kurikulum 2013 Landasan kurikulum 2013
2. Perundang-  Permendikbud nomor 20  Permendikbud nomor 36,
Undangan tahun 2016 untuk SKL, dan 37 tahun 2020 sebagai
standar isi nomor 21 dan penyempurna permendikbud
24 tahun 2016, standar nomor 24 tahun 2016.
proses nomor 22 tahun  KMA 183 tahun 2019
2016 dan standar  KMA 184 tahun 2019
penilaian nomor 23 tahun  Surat Keputusan Dirjen
2016 untuk mata Pendis no 5164 Tahun 2018
pelajaran agama dan tentang Pengembangan RPP
struktur kurikulum  Surat Keputusan Dirjen
menggunakan KMA Pendis no 5163 tahun2018
nomor 165 tahun 2014 tantang pengembangan
revisi September Pembelajaran
2016  Surat Keputusan Dirjen Pendis
 Permendikbud nomor 36, No. 5162 tentang Penilaian
dan 37 tahun 2020 Hasil Belajar
sebagai penyempurna
permendikbud nomor 24
tahun 2016
3. Pengembangan Pengembangan dalam  Pengembangan dalam
Kurikulum implementasi Kurikulum implementasi Kurikulum
2013 2013
 Kurikulum Darurat Covid-19
4. Struktur Kelas X, XI dan XII Ada penambahan KD TIK
Kurikulum memakai kurikulum 2013 yang tercantum dalam
revisi 2017 Ada permendikbud nomor 37 tahun
penambahan KD TIK 2020: Mata Pelajaran
yang tercantum dalam Informatika pada Madrasah
permendikbud nomor 37 MA Miftahul Ulum Cermenan

9
tahun 2020: Mata dimuat dalam kompetensi
Pelajaran Informatika Dasar yang digunakan sebagai
pada Madrasah MA acuan pembelajaran. Struktur
Miftahul Ulum Cermenan Kurikulum berdasarkan KMA
dimuat dalam kompetensi No. 184 tahun 2019 dan KI
Dasar yang digunakan KD mapel Agama pada
sebagai acuan PMA
pembelajaran No.183 tahun 2019
5. Ketuntasan Ketuntasan Belajar untuk Ketuntasan Belajar untuk
Belajar semua mata pelajaran semua mata pelajaran
disesuaikan dengan tuntutan disesuaikan dengan tuntutan
Kurikulum 2013 dengan Kurikulum 2013 dengan
minimal baik untuk semua minimal baik untuk semua
domain sikap, pengetahuan, domain sikap, berpedoman
dan keterampilan dan boleh Juknis Penilaian 5162 Tahun
menggunakan KKM yang 2018
sama dalam seluruh
mata
pelajaran
6. Penilaian Penilaian hasil belajar ada 3 Penilaian hasil belajar ada 3
macam yaitu assessment of macam yaitu assessment of
learning, assessment for learning, assessment for
learning dan assessment as learning dan assessment as
learning learning berdasarkan Juknis
penilaian SK
dirjen Pendis no 5162 tahun
2018
7. Kenaikan Kenaikan kelas disesuaikan Kenaikan kelas disesuaikan
Kelas dan dengan Permendikbud denganPermendikbud Nomor
Kelulusan Nomor 66 Tahun 2013 66 Tahun 2013 tentang Standar
tentang Standar Penilaian Penilaian dan Berdasarkan
Juknis penilaian SK Dirjen
Pendis No
5162 Tahun 2018
8. RPP Semua RPP disusun Penyusunan RPP berdasarkan
berdasarkan pembelajaran Permendikbud nomor 22
menggunakan pendekatan tahun 2016 dan Keputusan
saintifik dengan model Direktorat Jendral Pendidikan
pembelajaran Discovery Islam juknis 5164 tahun 2018
learning, Berbasis Problem tentang rencana pelaksanaaan
Solving, Berbasis Proyek pembelajaran pada madrasah
dan cooperative learning Dan juknis penilaian hasil
dan disajikan pengetahuan belajar. Dan Juknis
yang faktual, konseptual, pengembangan pembelajaran
dan prosedural serta pada madrasah Nomor 5163
metakognitif yang Tahun 2020
mencakup domain sikap,
pengetahuan, dan
keterampilan dengan
menerapkan penilaian
autentik.

10
9. Kalender Kalender Pendidikan Kalender Pendidikan memakai
Pendidikan memakai pedoman surat pedoman surat keputusan
keputusan Dirjen Dirjen Pendidikan Islam
Pendidikan Islam tentang tentang kalender pendidikan
kalender pendidikan Madrasah Tahun Pelajaran
Madrasah Tahun Pelajaran 2023/2024. Nomor 2491 tahun
2023/2024. Nomor 3063 2023
tahun 2023

2. Analisis Standar Kompetensi Lulusan


Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah, menjelaskan standar kompetensi lulusan berdasarkan jenjang
pendidikan yang berbeda. SKL tersebut menguraikan rumusan dimensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan dari jenjang pendidikan yang berbeda.

Dalam dimensi pengetahuan untuk tingkatan madrasah terdapat empat


pembagian materi berupa: Faktual, Konseptual, Prosedural, dan Metakognitif yang
tidak terdapat pada jenjang pendidikan yang di bawahnya. Jika dijelaskan dengan
kalimat yang sederhana materi yang disajikan dalam pembelajaran sehrausnya
terbagi menjadi empat rumusan. Empat rumusan tersebut adalah:

(1) Materi faktual merupakan bentuk materi yang nyata dalam kehidupan seharihari;

(2) Materi konseptual merupakan materi konsep. Peserta didik dapat


menjelaskan definisi materi tersebut dengan kalimat sendiri;
(3) Materi prosedural merupakan urutan cara melakukan sesuatu dengan benar; dan

(4) Materi metakognitif merupakan materi yang menjadikan peserta didik dapat
menghasilkan suatu produk.
Di MA Miftahul Ulum Cermenan masih banyak guru tidak membuat keempat
rumusan materi pengetahuan yang diamanatkan oleh peraturan dalam perencanaan
dan proses pembelajaran. Hal ini yang mengakibatkan standar kelulusan tidak dapat
tercapai dengan baik.

3. Analisis Standar Proses


Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2016 tentang Standar Proses pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah, menjelaskan tentang proses pembelajaran. Proses Pembelajaran pada
satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

11
menantang, memotivasi pesertadidik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan
pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran
serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
ketercapaian kompetensi lulusan.

Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana


Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan
pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan
penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan
skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan
pembelajaran yang digunakan yang tidak hanya terpaku pada 5M tetapi bisa
menggunakan model yang lain dan pendekatan yang dipakai tetap saintifik.

Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar


Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran
pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam
pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran. Penyusunan RPP hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a) Perbedaan individual peserta didik,


b) Partisipasi aktif peserta didik,
c) Berpusat pada peserta didik,
d) Pengembangan budaya membaca dan menulis,
e) Program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi, dan
f) Penilaian, dan sumber belajar.
Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru di MA Miftahul
Ulum Cermenan masih perlu penyempurnaan. Apalagi standar proses harus sesuai
dengan Revisi Kurikulum 2013 Tahun 2019 adanya pengintegrasian Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK), Higher Order Thingking Skill (HOTS), Creative,
Critical Thinking, Communicative, dan Collaborative (4C) dalam pembelajaran
serta menggunakan model pembelajaran yang telah direkomendasikan
penggunaannya.

12
4. Analisis Standar Penilaian
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah,
menjelaskan bentuk dan teknik penilaian pada masingmasing domain: sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.

Di MA Miftahul Ulum Cermenan banyak guru yang belum menyosialisasikan


rancangan penilaian pada peserta didik. Kelemahan yang banyak terjadi pada
penilaian sikap. Pendidik belum mengoptimalkan dalam menggunakan jurnal
observasi, serta belum menganalisis penilaian sikap dan sosial.

B. Analisis Kondisi Satuan Pendidikan


Berdasarkan analisis standar tersebut, ditemukan banyak kelemahan dalam
satuan pendidikan di MA Miftahul Ulum Cermenan. Temuan tersebut akan digunakan
acuan dalam penyusunan Kurikulum MA Miftahul Ulum Cermenan Tahun pelajaran
2023/2024. Diantaranya belum tertibnya administrasi dan belum maksimalnya
pelaksanaan supervisi baik pendidik maupun tenaga kependidikan.

C. Analisis Kondisi Guru dan Peserta Didik Satuan Pendidikan


1) Analisis kebutuhan siswa
Lingkungan MA Miftahul Ulum Cermenan adalah madrasah menuju madrasah
terampil, sehingga diperlukan muatan lokal yang mendukung pengetahuan tentang
keterampilan sesuai dengan MA Miftahul Ulum Cermenan, tetapi RPP yang dibuat
oleh pendidik masih sedikit yang terintegrasi dengan pelaksanaan literasi dan
program GERAMM yang lainnya. Demikian juga dengan siap peserta didik yang
kurang mencerminkan peserta didik madrasah menuju madrasah unggul hebat dan
bermartabat

Guru di MA Miftahul Ulum Cermenan yang berjumlah 20 telah mengausai


pembelajaran dengan baik tetapi masih ada kekuarangan baik segi kualitas maupun
kuantitas.

Siswa MA Miftahul Ulum Cermenan yang berjumlah 57 menginginkan


kondisi lingkungan madrasah yang menyenangkan. Padahal area tanah yang dimiliki
madrasah seluas 1490 M2 sehingga satuan pendidikan perlu menyediakan kondisi
yang kondusif sesuai dengan kebutuhan.

13
Kurikulum MI/MTs/MA Kurikulum MI/MTs/MA
No. Komponen Tahun Pelajaran 2023/2024 Tahun Pelajaran
2023/2024
 Pelaksanaan ujian dengan Pelaksanan seluruh Ujian
1. Kebutuhan Madrasah dengan CBT
menggunakan computer dan
lembaga/satu smartpone
an  UNBK tidak dilaksanakan
pendidikan
Suasana belajar siswa  Suasana belajar siswa
2. Kebutuhan sejuk, rindang dan sejuk, rindang dan
siswa menyenangkan menyenangkan dengan
program GEMES
(Gerakan Madrasah
sehat) dan GELEM
(Gerakan Literasi
Madrasah).

2) Analisis Ketersediaan Pendidik dan Tenaga Pendidikan


Secara umum MA Miftahul Ulum Cermenan masih kekurangan tenaga
pendidik yang sesuai dengan kualifikasinya. MA Miftahul Ulum Cermenan masih
juga membutuhkan pembina pengembangan diri sesuai misi madrasah. Selain tenaga
pendidik, tenaga kependidikan masih kurang untuk mengelola keuangan dan
administrasi.

14
Kurikulum
Kurikulum MI/MTs/MA
No. Komponen MI/MTs/MATahun
Tahun Pelajaran
Pelajaran
2021/2022 2022/2023
 Pendidik berjumlah 18
 Pendidik berjumlah 20
 Berijazah S1
 Berijazah S1 berjumlah
berjumlah 17dan S2
1. Pendidik 17 dan S2 berjumlah 1
berjumlah 1
 Yang sudah sertifikasi 5
 Yang sudah sertifikasi 5
 Yang belum sertifikasi 15  Yang belum
sertifikasi 13
Tenaga Jumlah tenaga kependidikan Tenaga kependidikan yang
2. Kependidikan yang sesuai dengan sesuai dengan keahliannya
keahliannya berjumlah 1. berjumlah 1.
Daya dukung  Jumlah ruang kelas 3 Perlu penambahan:
3 Sarana dan  Jumlah ruang Kamad 1 1. Musholla
prasarana  Jumlah ruang Guru 1 2. Toilet guru
 Jumlah ruang Lab 2
 Jumlah ruang Perpus 1
 Jumlah Kamar
mandi/Toilet Guru 1
 Jumlah Kamar
mandi/Toilet siswa 3
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian tersebut banyak ditemukan kelemahan yang menghambat proses
pembelajaran, baik standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, standar
penilaian, dan standar pengelolaan,maupun sikap peserta didik serta kekurangan tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan dalam rangka terlaksananya program Ayo
Membangun Madrasah (GERAMM).

B. Rekomendasi

1. Tugas pokok serta kompetensi Kepala Madrasah khususnya yang terkait dengan
manajerial, evaluasi, dan kewirausahaan perlu ditingkatkan.

2. Pengembangan kurikulum Tahun Pelajaran 2023/2024 harus ada penekanan untuk


membuat perencanaan sendiri bagi setiap guru yang berdasarkan regulasi yg terbaru
baik dari Kementerian Agama maupun Kemendikbud terutama regulasi tentang
Kurikulum Darurat.

3. Sosialisasi Sistem penilaian pada jenjang Madrasah sesuai dengan regulasi yang
berlaku.

4. Muatan lokal Bahasa Jawa diaplikasikan dalam pembelajaran dan kehidupan sehari-
hari.
5. Menentukan salah satu program unggulan Gerakan Ayo Membangun Madrasah
(GERAMM).

6. Penambahan tenaga pendidik dan tenaga pendidikan yang diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai