Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang senantiasa melimpahkan rahmat,
taufiq dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga laporan hasil analisis konteks SMA
Muhammadiyah Wonosari dapat kami susun.
Laporan hasil analisis konteks disusun setelah Tim Pengembang Kurikulum (TPK) SMA
Muhammadiyah Wonosari menghimpun hasil analisis yang dilakukan oleh Kelompok kerja yang
terdiri dari para guru dan karyawan. Laporan dari kelompok kerja dibahas oleh TPK SMA
Muhammadiyah Wonosari, kemudian dirangkum dan disusun menjadi laporan oleh TPK. Tujuan
dari anlisis konteks adalah untuk mengkaji kodisi riil sekolah dan dibandingkan dengan kondisi
ideal seperti yang tercantum dalam SNP (Standar Nasional Pendidikan). Analisis konteks
disusun bertujuan untuk mengetahui secara detail kondisi sekolah dan dapat dijadikan sebagai
acuan sekolah untuk menyusun dokumen I Kurikulum, juga sebagai bahan pertimbangan dari
pihak-pihak yang terkait untuk mengambil kebijakan tentang SMA Muhammadiyah Wonosari.
Dengan tersusunnya laporan hasil analisis konteks ini, maka kami mengucapkan terima-kasih
kepada ;
1. Kepala Dinas Pendidikan,Pemuda dan Olahraga Provinsi DIY
2. Kepala Dinas Pendidikan,Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul
3. Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan,Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Gunungkidul
4. Komite SMA Muhammadiyah Wonosari
5. Dewan Pendidik dan karyawan SMA Muhammadiyah Wonosari
Semoga laporan hasil analisis konteks yang telah tersusun ini dapat bermanfaat bagi kemajuan
SMA Muhammadiyah Wonosari khususnya dan Dunia Pendidikan pada umumnya. Amiin.
Dengan pertimbangan Komite SMA Muhammadiyah Wonosari, Laporan Hasil Analisis Konteks
SMA Muhammadiyah Wonosari telah disetujui dan disahkan pada tanggal 11 Juni 2012,
kemudian digunakan sebagai salah satu acuan penyusunan untuk Dokumen Kurikulum SMA
Muhammadiyah Wonosari Tahun Pelajaran 2012/ 2013.
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Kondisi ideal sekolah menurut Standar Nasional Pendidikan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005, yang meliputi delapan ( 8 ) standar,
yaitu ; 1. Standar Isi, 2. Standar Kompetensi Lulusan, 3 Standar Proses, 4. Standar Pendidik
dan Tenaga Kependidikan, 5. Standar Pengelolaan, 6. Standar Sarana, 7. Standar Pembiayaan
dan 8. Standar Penilaian.
Dari delapan standar Nasional Pendidikan sekolah berusaha dengan sekuat tenaga
untuk dapat memenuhinya. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian,
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan
kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkait dengan
kriteria minimal tentang ruang belajar,berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan,
laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber
belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi.
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
perecanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten/ kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen
dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahu.
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata
pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu.
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan
kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi,
serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
perencanaan pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan.
Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya
operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Standar penilaian pendidikan
adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.Tetapi kondisi riil sekolah sangat erat
hubungannya dengan keuangan yang hanya tergantung dari dana sumbangan orang tua siswa,
sementara siswa SMA Muhammadiyah Wonosari tidak banyak dan kemampuan ekonomi
orang tuanya kebanyakan menengah ke bawah, maka sangat sulit untuk mencapai kondisi
ideal, terutama untuk standar Sarana. Upaya yang dilakukan sekolah agar dapat mencapai
kondisi ideal adalah selalu berusaha meningkatkan kualitas pelayanan kepada peserta didik,
sehingga melalu pelayanan yang baik diharapkan menjadi media promosi yang efektif dan
menyebabkan SMA Muhammadiyah Wonosari menjadi sekolah pilihan masyarakat di
Gunungkidul dan sekitarnya. Dengan jumlah siswa yang banyak dan ekonomi rendah ke
menengah berkecukupan, maka upaya mencapai delapan standar Nasional pendidikan dapat
tercapai.
B. Dasar Kebijakan
Dasar kebijakan penyusunan laporan hasil analisis konteks adalah ;
1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Wewenang antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/ Kota;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang
PembiayaanPendidikan;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetisi
Lulusan;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 6 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/ Madrasah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian;
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Standar
Proses;
14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Kualifikasi dan
Kompetensi Konselor;
15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan
Kesiswaan;
16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya;
17. Panduan Penyusunan KTSP yang dikembangkan oleh BSNP Tahun 2006.
C. Tujuan dan manfaat
Tujuan pembuatan laporan hasil analisis konteks adalah ;
1. Mengetahui sejauh mana pencapaian sekolah dalam melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan Standar nasional Pendidikan
2. Menguraikan kondisi riil sekolah dalam upaya mencapai delapan standar nasional
pendidikan
3. Menyampaikan informasi kepada yang terkait untuk mengambil kebijakan kepada SMA
Muhammadiyah Wonosari.
Manfaat dari laporan hasil anlisis konteks adalah sebagai salah satu bahan pertimbangan Tim
Pengembang Kurikulum (TPK) SMA Muhammadiyah Wonosari untuk menyusun dokumen 1
Kurikulum SMA Muhammadiyah Wonosari.
BAB II
ANALISIS STANDAR KONTEKS
Peningkatan
Kembangkan Pelaksanaan perlu secara
kesadaran dan
wawasan solidaritas dengan konsisten
peserta didik
akan status, mengikuti kegiatan
hak dan kemasyarakatan
kewajibannya
dalam diantaranya :
kehidupan melakukan kegiatan
bermasyarakat
dan bernegara sosial, bakti sosial,
serta upacara peringatan
peningkatan
kualitas diri hari besar kenegaraan.
sebagai
manusia.
c.Ilmu Mengefektifkan
Menerapkan diskusi
pengetahua Memperoleh kelompok dalam pemanfaatn
n dan kompetensi pembelajaran perpustakaan, internet
teknologi lanjut ilmu
pengetahuan Penyediaan buku-buku sebagai sumber belajar
dan teknologi sebagai sumber belajar siswa serta menambah
serta
membudayaka diperpustakaan dan buku-buku pegangan
n berpikir pemanfaatan internet siswa
ilmiah secara
kritis, kreatis belum efektif.
dan mandiri.
Ya
d. Relevan
dengan
Pemahaman tujuan
kebutuhan
hidup Ya pendidikan.
f. Belajar
sepanjang
hayat
g. Seimbang
antara
kepentingan
nasional dan
kepentingan
daerah
Dalam pengembangan Dilakukan reviuw
KTSP
KTSP belum
dokumen KTSP sehingga
dikembangkan memperhatikan
prinsip-prinsip memenuhi setiap prinsip
oleh sekolah dan
pengembangan
pengembangan
komite sekolah kurikulum terutama
prinsip kurikulum khususnya
berpedoman pada
perkembangan,
prinsip perkembangan,
standar isi dan kebutuhan, dan
kepentingan peserta kebutuhan, dan
standar
didik dan
kepentingan peserta didik
kompetensi lingkungannya.
dan lingkungannya
lulusan serta
panduan
penyusunan
KTSP yang
disusun oleh
BSNP dan
Majelis
Dikdasmen PWM
propinsi DIY.
a. Peserta didik harus
3. Prinsip a. Pelaksanaan a. Peserta didik belum
mendapatkan
Pelaksanaan kurikulum maksimal
pelayanan pendidikan
Kurikulum didasarkan mendapatkan
yang bermutu, serta
pada potensi, pelayanan
memperoleh
perkembangan pendidikan yang
kesempatan untuk
dan kondisi bermutu, serta
mengekspresikan
peserta didik memperoleh
dirinya secara bebas,
untuk kesempatan untuk
dinamis dan
menguasai mengekspresikan
menyenangkan
kompetensi dirinya secara bebas,
yang berguna dinamis dan
bagi dirinya. menyenangkan.
b. Perlu peningkatan
b. Kurikulum b.Penegakkan kelima
pelaksanaan lima pilar
dilaksanakan pilar belajar dalam
belajar yaitu
dengan pelaksanaan
(a) belajar untuk
menegakkan kurikulum belum
beriman dan bertakwa
kelima pilar maksimal
kepada Tuhan Yang
belajar
Maha Esa,
(b) belajar untuk
memahami dan
menghayati,
(c) belajar untuk
mampu melaksanakan
dan berbuat secara
efektif,
(d) belajar untuk
hidup bersama dan
berguna bagi orang
lain, dan
(e) belajar untuk
membangun dan
menemukan jati diri,
melalui proses
pembelajaran yang
aktif, inovatif kreatif,
efektif, gembira dan
menyenangkan.
c. Pelaksanaan
kurikulum c. Pelaksanaan c. Pelayanan terhadap
memungkinka kurikulum masih peserta didik sesuai
n peserta didik klasikal dan belum dengan potensi, tahap
mendapat memungkinkan perkembangan, dan
pelayanan peserta didik kondisi peserta didik
yang mendapat pelayanan dengan tetap
maksimal yang maksimal memperhatikan
sesuai dengan sesuai dengan keterpaduan
kondisi peserta kondisi peserta didik pengembangan pribadi
didik peserta didik yang
berdimensi
kemandirian,penguata
n akhlak, dan jiwa
sosial,
d. Kurikulum
d.Kurikulum d. Perlu ditingkatkan
dilaksanakan
dilaksanakan dalam hubungan antara
dalam suasana
suasana hubungan peserta didik danm
hubungan
pendidik yang saling
peserta didik peserta didik dan
menerima dan
dan pendidik pendidik dalam
menghargai, akrab,
dalam suasana suasana yang formal
terbuka, dan hangat,
yang kondusif
dengan prinsip tut
wuri handayani, ing
madia mangun karsa,
ing ngarsa sung tulada
(di belakang
memberikan daya dan
kekuatan, di tengah
membangun semangat
dan prakarsa, di depan
memberikan contoh
dan teladan).
e. Kurikulum
e. Pendekatan perlu
dilaksanakan e. Pelaksanakan
ditingkatkan dalam hal
dengan kurikulum belum
pendekatan terhadap
menggunakan maksimal
peserta didik adalah
pendekatan menggunakan
pendekatan yang
dengan pendekatan dengan
multistrategi dan
memperhatika memperhatikan
multimedia, sumber
n perkembangan yang
belajar dan teknologi
perkembangan berkiblat pada era
yang memadai, dan
yang berkiblat globalisasi dengan
memanfaatkan
pada era pendekatan yang
lingkungan sekitar
globalisasi berbasis pada
sebagai sumber
dengan perkembangan
belajar.
mendekatan teknologi dan
yang berbasis berbasis pada alam
pada sekitar
perkembangan
teknologi dan
berbasis pada
alam sekitar
f. Kurikulum
dilaksanakan f. –
dengan f. Kurikulum
mendayaguna dilaksanakan dengan
kan kondisi mendayagunakan
yang sesuai kondisi yang sesuai
dengan kultur dengan kultur
budaya di budaya di
lingkungan lingkungan sekolah
sekolah
g. Kurikulum
yang
mencakup g. -
seluruh g.Kurikulum yang
komponen mencakup seluruh
kompetensi komponen
mata pelajaran kompetensi mata
pelajaran
I PERENCANAAN
A. Persyaratan
Pelaksanaan
Rombongan Jumlah maksimal peserta Jumlah maksimal Perlu
Belajar
TINDAK
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL KONDISI RIIL
LANJUT
didik setiap rombongan peserta didik meningkatkan
belajar adalah 32 peserta didik. setiap rombongan jejaring untuk
belajar adalah 10-22 memenuhi standar,
peserta didik. kelas X setiap
rombel 32 peserta
didik
Beban kerja beban kerja guru sekurang- 90 % beban kerja Mendorong guru
minimal
kurang nya 24 (dua puluh guru mencapai 24 untuk
guru
empat) jam tatap muka jam tatap muka mememenuhi 24
dalam 1 (satu) minggu dengan memenuhi jam dari sekolah
di sekolah lain lain
Buku teks rasio buku teks pelajaran Rasio buku tek Mengajukan
pelajaran
untuk peserta didik adalah 1 : pelajaran untuk kebutuhan buku
1 per mata pelajaran; peserta didik belum pegangan siswa
mencapai dalam RAPBS
perbandingan 1 : 3
Pengelolaan - guru menciptakan - Sebagian besar - Guru yang
kelas ketertiban, kedisiplinan, dapat guru belum dapat
kenyamanan, menciptakan menciptakan
keselamatan, dan ketertiban, ketertiban,
keputusan pada peraturan kedisiplinan, kedisiplinan,
dalam menyelenggarakan kenyamanan, kenyamanan,
proses pembelajaran keselamatan, keselamatan,
dan keputusan dan keputusan
pada peraturan pada peraturan
dalam dalam
menyelenggara menyelenggara
kan proses kan proses
pembelajaran pembelajaran
perlu
pembinaan dan
pelatihan
pengelolaan
dan manajemen
kelas melalui
TINDAK
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL KONDISI RIIL
LANJUT
forum MGMP
- Perlu
- pada tiap awal semester, - Sebagian besar
pengecekan
guru menyampaikan guru
oleh waka
silabus mata pelajaran menyampaikan
kurikulum/
silabus mata
pengajatran
pelajaran pada
pada guru agar
tiap awal
guru
semester
menyampaikan
silabus mata
pelajaran pada
tiap awal
semester
Perlu ada
workshop untuk
penyusunan RPP
sesuai dengan
format yang sudah
sesuai dengan
TINDAK
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL KONDISI RIIL
LANJUT
Pemantauan
c. Kegiatan Peningkatan
pemantauan dilaksanakan frekuensi
dilaksanakan oleh dengan cara
kepala dan pengawas pemantauan
satuan pendidikan diskusi,
oleh pengawas
wawancara, dan
pendidikan.
dokumentasi.
TINDAK
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL KONDISI RIIL
LANJUT
Pemantauan
dilaksanakan oleh
kepala sekolah dan
pengawas satuan
pendidikan
2. Supervisi Supervisi proses Pengawas perlu
a. Supervisi proses
pembelajaran dilakukan oleh melaksanakan
dilakukan pada tahap Kepala Sekolah dan supervisi secara
perencanaan,
Tim Supervisi berkala dan dapat
pelaksanaan, dan
penilaian hasil pem- minimal satu kali memberi contoh
belajaran. setiap semester pembelajaran yang
b. Supervisi
efektif bagi guru
pembelajaran Supervisi
diselenggarakan pembelajaran Perlu pemberian
dengan cara pemberian
contoh, diskusi, dilakukan dengan contoh oleh guru
pelatihan, dan diskusi, dan sejenis atau kepala
konsultasi.
konsultasi sekolah
c. Kegiatan supervisi Kegiatan supervisi Perlu peningkatan
dilakukan oleh kepala
dan pengawas satuan dilakukan oleh frekuensi supervisi
pendidikan. kepala sekolah / dari pengawas
guru senior dan satuan pendidikan
pengawas satuan
pendidikan
3. Evaluasi Evaluasi proses Kinerja Guru yang
a. Evaluasi proses
pembelajaran pembelajaran belum sesuai
dilakukan untuk me- dilaksanakan setiap standar dapat
nentukan kualitas
semester satu kali dilakukan supervisi
pembelajaran secara
keseluruhan, dalam bentuk rapat klinis agar guru
mencakup tahap koordinasi Kepala dapat mengatasi
TINDAK
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL KONDISI RIIL
LANJUT
perencanaan, Sekolah dengan permasalahan
pelaksanaan proses
pembelajaran, dan menggunakan pembelajaran
penilaian hasil pedoman standar
pembelajaran.
proses
5. Tindak lanjut
a. Penguatan dan Satuan Pendidikan Perlu reward dan
penghargaan
belum memberikan punisment bagi
diberikan kepada guru
yang telah memenuhi penghargaan guru yang telah
standar. kepada guru yang memenuhi standar
b. Teguran yang bersifat
mendidik diberikan telah memenuhi dan yang belum
kepada guru yang standar dan belum memenuhi standar
belum memenuhi melakukan
standar.
c. Guru diberi pembinaan optimal
kesempatan untuk bagi guru yang
mengikuti
belum memenuhi
pelatihan/penataran
Iebih lanjut. standar
I KEPALA SEKOLAH
1 Kualifikasi minimal V
2 Usia Maksimal V
4 Pangkat minimal V
6 Kepemilikan sertifikat V
pendidik
8 Kompetensi kepribadian V
9 Kompetensi manajerial V
10 Kompetensi kewirausahaan V
11 Kompetensi supervisi V
12 Kompetensi sosial V
1 Jumlah minimal V
2 Kriteria pengangkatan V
wakasek
a. kemampuan memimpin V
a. kemampuan memimpin V
a. kemampuan memimpin V
a. kemampuan memimpin V
a. Kemampuan memimpin V
sekolah LANJUT
Wakil
Kepala
Sekolah
Bidang
Humas
Dewan Pendidikan Sekolah Keberadaan Tidak semua Mensosialis
2 Dewan
Pendidik berperan sebagai menerapkan Dewan anggota asikan
mitra kerja sekolah Manajemen Pendidikan sekolah peran dan
an
Peningkatan kurang mengerti fungsi
Dan berfungsi Mutu disosialisasik tentang Dewan
sebagai wadah Berbasis an di keberadaan Pendidikan
kegiatan sekolah Sekolah sekolah- Dewan pada
(Perlu checking di sekolah Pendidikan anggota
Keputusan Sekolah sekolah,
Mendiknas No mempunyai Dewan Dewan Waka
044/U/2002, Lamp 1 link yang Pendidikan Pendidikan Humas
Butir A.1.1) bisa belum tidak pernah
mendukung berperan dilibatkan Mengundan
terlaksanany dalam dalam kegiatan g Dewan
a program kegiatan sekolah Pendidikan
sekolah sebagai
salah satu
nara sumber
dalam
penyusunan
program
sekolah,
Waka
Humas
KOMPO KONDISI RIIL RENCANA
NO KONDISI IDEAL KESENJANGAN
NEN PELUANG TANTANGAN TINDAK
evaluasi LANJUT
pengembangan LANJUT
MGMP
pembelajaran adalah
bukan libur
kelas yang
dimanfaatk
an untuk
pengemban
gan
diri,Waka
Kurikulum
BAB. PENUTUP
A. Kesimpulan