Disusun Oleh:
TIM MANAJEMEN
SMK PGRI 1 MARTAPURA
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang senantiasa melimpahkan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga laporan hasil analisis konteks SMK
PGRI 1 Martapura dapat kami susun.
Laporan hasil analisis konteks disusun setelah Tim Manajemen SMK PGRI 1
Martapura menghimpun hasil analisis yang dilakukan oleh Kelompok kerja yang terdiri dari
para guru dan karyawan. Laporan dari kelompok kerja dibahas oleh Tim Manajemen SMK
PGRI 1 Martapura, kemudian dirangkum dan disusun menjadi laporan oleh Tim Manajemen.
Tujuan dari anlisis konteks adalah untuk mengkaji kodisi riil sekolah dan dibandingkan
dengan kondisi ideal seperti yang tercantum dalam SNP (Standar Nasional Pendidikan).
Analisis konteks disusun bertujuan untuk mengetahui secara detail kondisi sekolah dan dapat
dijadikan sebagai acuan sekolah untuk menyusun dokumen I Kurikulum, juga sebagai bahan
pertimbangan dari pihak-pihak yang terkait untuk mengambil kebijakan tentang SMK PGRI
1 Martapura. Dengan tersusunnya laporan hasil analisis konteks ini, maka kami mengucapkan
terima-kasih kepada ;
1. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan
2. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar
3. Kepala Bidang SMK
4. Komite SMK PGRI 1 Martapura
5. Dewan Pendidik dan karyawan SMK PGRI 1 Martapura
Semoga laporan hasil analisis konteks yang telah tersusun ini dapat bermanfaat bagi
kemajuan SMK PGRI 1 Martapura khususnya dan Dunia Pendidikan pada umumnya. Amiin.
Tim Manajemen
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan pertimbangan Komite SMK PGRI 1 Martapura, Laporan Hasil Analisis Konteks
SMK PGRI 1 Martapura telah disetujui dan disahkan pada tanggal 10 Agustus 2020,
kemudian digunakan sebagai salah satu acuan penyusunan untuk Dokumen Kurikulum SMK
PGRI 1 Martapura Tahun Pelajaran 2020/2021
A. Latar Belakang
Kondisi ideal sekolah menurut Standar Nasional Pendidikan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005, yang meliputi delapan ( 8 ) standar,
yaitu ; 1. Standar Isi, 2. Standar Kompetensi Lulusan, 3 Standar Proses, 4. Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 5. Standar Pengelolaan, 6. Standar Sarana, 7. Standar
Pembiayaan dan 8. Standar Penilaian.
Dari delapan standar Nasional Pendidikan sekolah berusaha dengan sekuat tenaga
untuk dapat memenuhinya. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian,
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta
didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan.
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan
dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkait
dengan kriteria minimal tentang ruang belajar,berolahraga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan
berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
perecanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten/ kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur
komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahu.
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata
pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang
dan jenis pendidikan tertentu.
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan.
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan
dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan
berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
perencanaan pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan.
Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya
operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Standar penilaian pendidikan
adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Tetapi kondisi riil sekolah sangat erat
hubungannya dengan keuangan yang hanya tergantung dari dana sumbangan orang tua
siswa, sementara siswa tidak banyak dan kemampuan ekonomi orang tuanya kebanyakan
menengah ke bawah, maka sangat sulit untuk mencapai kondisi ideal, terutama untuk
standar Sarana. Upaya yang dilakukan sekolah agar dapat mencapai kondisi ideal adalah
selalu berusaha meningkatkan kualitas pelayanan kepada peserta didik, sehingga melalu
pelayanan yang baik diharapkan menjadi media promosi yang efektif dan menyebabkan
SMK PGRI 1 Martapura menjadi sekolah pilihan masyarakat. Dengan jumlah siswa yang
cukup dan ekonomi rendah ke menengah berkecukupan, maka upaya mencapai delapan
standar Nasional pendidikan dapat tercapai.
B. Dasar Kebijakan
Dasar kebijakan penyusunan laporan hasil analisis konteks adalah ;
1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Wewenang antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/ Kota;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang
PembiayaanPendidikan;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetisi Lulusan;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 6 Tahun 2007 tentang Perubahan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/ Madrasah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar
Penilaian;
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar
Standar Proses;
14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Kualifikasi dan
Kompetensi Konselor;
15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan
Kesiswaan;
16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya;
17. Panduan Penyusunan KTSP yang dikembangkan oleh BSNP Tahun 2006.
C. Tujuan dan manfaat
Tujuan pembuatan laporan hasil analisis konteks adalah ;
1. Mengetahui sejauh mana pencapaian sekolah dalam melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan Standar nasional Pendidikan
2. Menguraikan kondisi riil sekolah dalam upaya mencapai delapan standar nasional
pendidikan
3. Menyampaikan informasi kepada yang terkait untuk mengambil kebijakan kepada SMK
PGRI 1 Martapura
D. Penyesuaian Kurikulum Masa Pandemi Covid-19
Tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi
Khusus. Pemerintah pusat memikirkan secara siginifikan mengenai keberlangsungan pembelajaran di
seluruh daerah di Indonesia.Adapun kurikulum darurat yang dimaksud adalah penyederhanaan
dari kurikulum nasional. Ada pengurangan kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran dan
juga tidak mewajibkan seluruh sekolah untuk mengikuti kurikulum darurat ini. Berikut 3 opsi
yang diberikan:
Dengan salah satu poin penguatan bahwa satuan Pendidikan dalam kondisi khusus tidak
diwajibkan untuk menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas atau
kelulusan. Menindak lanjuti hal tersebut SMK PGRI 1 Martapura menerapkan opsi dalam
melakukan penyerdehanaan kurikulum secara maandiri. Dalam hal ini para guru diberikan
kebebasan untuk menentukan KI/KD yang essential saja dan masih mengacu pada masa
pandemic covd-19
Pembelajaran di tengah Pandemik Covid-19 mau tak mau kita akan melaksanakan secara
online atau daring (dalam jaringan), dan beberapa strategi pembelajaran yang tentu saja
meringankan pesdik dan guru.
Untuk RPP kami menggunakan aplikasi RPP 1 lembar dan untuk KI –KD disepakati hanya
KI-KD yang menurut guru mapel essential untuk diberikan serta yang berkaitan dengan
kearifan lokal dan pembelajaran mitigasi di sekolah
F. Strategi Pembelajaran
PBM Daring dengan memanfaatkan platform Google Classroom dipilih karena lebih mudah
digunakan, dan juga pada platform ini berlaku seperti kelas yang sesungguhnya hanya saja
bersifat kelas maya. Guru akan memberikan materi di Classroom seperti memberikan materi
pada kelas yang sebenarnya (kelas nyata). Guru juga bisa berinteraksi dengan pesdik di
Classroom ini. Pada classroom ini juga pesdik dapat langsung melihat berapa nilai yang
mereka dapatkan pada mapel tertentu.
PBM daring dengan memanfaatkan group WA dipilih karena lebih efisien dan lebih murah
karena tidak banyak menggunakan kuota khusus. Guru akan mapel akan membuat group
mapel per jenjang dan tugas yang diberikan bisa berupa video pendek, Voice note, dan
memanfaatkan fitur lain dalam aplikasi WA
PBM semi daring dengan memanfaatkan LKS cetak yang akan diberikan pada pesdik secara
gratis (Bagi yang tidak mampu) dan tugas langsung diberikan dengan mendai halaman serta
waktu pengumpulan tugas secara manual per 2 minggu sekali. PBM dengan portofolio kami
gunakan untuk mapel PJOK dikelas X dengan pertimbangan lebih menghemat waktu pesdik
Manfaat dari laporan hasil anlisis konteks adalah sebagai salah satu bahan pertimbangan Tim
Manajemen SMK PGRI 1 Martapura untuk menyusun dokumen 1 Kurikulum SMK PGRI 1
Martapura.
BAB II
ANALISIS STANDAR KONTEKS
berjamaah
Kembangkan
Peni Pelaksanaan perlu
ngkatan solidaritas dengan
secara konsisten
kesadaran dan mengikuti kegiatan
wawasan
peserta didik kemasyarakatan
akan status, hak diantaranya :
dan
kewajibannya melakukan kegiatan
dalam sosial, bakti sosial,
kehidupan
bermasyarakat upacara peringatan
dan bernegara hari besar
serta
peningkatan kenegaraan.
kualitas diri
sebagai
manusia.
Mengefektifkan
c. Ilmu Me Menerapkan diskusi pemanfaatn
pengetahua mperoleh kelompok dalam perpustakaan,
n dan kompetensi
teknologi lanjut ilmu pembelajaran internet sebagai
pengetahuan Penyediaan buku- sumber belajar
dan teknologi
serta buku sebagai sumber siswa serta
membudayakan belajar menambah buku-
berpikir ilmiah
secara kritis, diperpustakaan dan buku pegangan
kreatis dan pemanfaatan internet siswa
mandiri.
belum efektif.
Men
ingkatkan Memanfaatkan Memperbanyak
sensitivitas,
kemampuan limbah menjadi kelompok-
mengekspresika suatu barang yang kelompok belajar
n dan
kemampuan bernilai seni
d. Estetik mengapresiasi Membentuk grup
a keindahan dan
harmoni. Latihan olah band yang lebih
vokal/band solid
berjalan,tetapi belum
tampak grup yang
solid, unjuk
kemampuan masih
pada momen-momen
PSB.
Pemilihan bakat Pemilihan
tidak berdasar atas bakat/minat
Men talent berdasar atas
ingkatkan
potensi fisik skouting,sehingga angket dan talent
serta belum jelas bakat scouting
membudayakan
sikap sportif, yang sebenarnya dari
disiplin kerja siswa
sama dan hidup
sehat. Masih banyak siswa Diarahkan pada
yang tidak memiliki kegiatan-kegiatan
bakat/minat tertentu ketrampilan
Pemberian tertentu
a. kesempatan kepada Analisa minat
potensi,
e. Jasma siswa/siswi pada peserta didik.
perkembangan,
ni,
kebutuhan dan minat yang
olahraga
kepentingan
dan diinginkannya
peserta didik
kesehatan
dan Pembinaan logika Psikotes
lingkungannya.
berpikir (proses
teori)
b.
terpadu
Kegiatan apresiasi
Praktek (kegiatan
c.
keorganisasian)
2. Prinsip
perkembangan
pengemban ilmu Terbuka akan Pemanfaatan alat
gan pengetahuan,
perkembangan teknologi.
kurikulum teknologi, dan
seni. teknologi
Peningkatan daya
d.
Sesuai dengan dukung
kebutuhan hidup
kondisi fasilitas yang
ada
e.
berkesinambung
an
Pemahaman tujuan
f. Mengacu pada pendidikan.
hayat
tujuan pendidikan
pada umumnya
g.
kepentingan
nasional dan
kepentingan
daerah
Dalam Dilakukan reviuw
KTSP
pengembangan
dokumen KTSP
dikembangkan oleh KTSP belum
memperhatikan sehingga
sekolah dan komite
prinsip-prinsip memenuhi setiap
sekolah
pengembangan
prinsip
berpedoman pada kurikulum terutama
prinsip pengembangan
standar isi dan
perkembangan,
kurikulum
standar kompetensi kebutuhan, dan
kepentingan peserta khususnya prinsip
lulusan serta
didik dan
perkembangan,
panduan lingkungannya.
kebutuhan, dan
penyusunan KTSP
kepentingan
yang disusun oleh
peserta didik dan
BSNP
lingkungannya
a. Peserta didik
3. Prinsip a. Pelaksanaan a. Peserta didik
harus
Pelaksanaan kurikulum belum maksimal
mendapatkan
Kurikulum didasarkan pada mendapatkan
pelayanan
potensi, pelayanan
pendidikan yang
perkembangan pendidikan yang
bermutu, serta
dan kondisi bermutu, serta
memperoleh
peserta didik memperoleh
kesempatan
untuk kesempatan untuk
untuk
menguasai mengekspresikan
mengekspresikan
kompetensi dirinya secara
dirinya secara
yang berguna bebas, dinamis dan
bebas, dinamis
bagi dirinya. menyenangkan.
dan
b. Kurikulum b.Penegakkan kelima menyenangkan
dilaksanakan pilar belajar dalam
dengan pelaksanaan
menegakkan kurikulum belum
kelima pilar maksimal b. Perlu
belajar peningkatan
pelaksanaan lima
pilar belajar
yaitu
(a) belajar untuk
beriman dan
bertakwa kepada
Tuhan Yang
Maha Esa,
(b) belajar untuk
memahami dan
menghayati,
(c) belajar untuk
mampu
melaksanakan
dan berbuat
secara efektif,
(d) belajar
untuk hidup
c. Pelaksanaan bersama dan
kurikulum masih berguna bagi
c. Pelaksanaan klasikal dan belum orang lain, dan
kurikulum memungkinkan (e) belajar untuk
memungkinkan peserta didik membangun dan
peserta didik mendapat menemukan jati
mendapat pelayanan yang diri, melalui
pelayanan yang maksimal sesuai proses
maksimal sesuai dengan kondisi pembelajaran
dengan kondisi peserta didik yang aktif,
peserta didik inovatif kreatif,
efektif, gembira
dan
menyenangkan.
c. Pelayanan
terhadap peserta
d. Kurikulum didik sesuai
dilaksanakan d.Kurikulum dengan potensi,
dalam suasana dilaksanakan tahap
hubungan dalam suasana perkembangan,
peserta didik hubungan peserta dan kondisi
dan pendidik didik dan pendidik peserta didik
dalam suasana dalam suasana dengan tetap
yang kondusif yang formal memperhatikan
keterpaduan
pengembangan
pribadi peserta
didik yang
berdimensi
kemandirian,pen
guatan akhlak,
dan jiwa sosial,
d. Perlu
e. Kurikulum ditingkatkan
dilaksanakan hubungan antara
dengan e. Pelaksanakan peserta didik
menggunakan kurikulum belum danm pendidik
pendekatan maksimal yang saling
dengan menggunakan menerima dan
memperhatikan pendekatan dengan menghargai,
perkembangan memperhatikan akrab, terbuka,
yang berkiblat perkembangan dan hangat,
pada era yang berkiblat dengan prinsip
globalisasi pada era tut wuri
dengan globalisasi dengan handayani, ing
mendekatan pendekatan yang madia mangun
yang berbasis berbasis pada karsa, ing
ngarsa sung
pada perkembangan
tulada (di
perkembangan teknologi dan
belakang
teknologi dan berbasis pada alam
memberikan
berbasis pada sekitar
daya dan
alam sekitar f. Kurikulum kekuatan, di
f. Kurikulum dilaksanakan tengah
dilaksanakan dengan membangun
dengan mendayagunakan semangat dan
mendayagunaka kondisi yang sesuai prakarsa, di
n kondisi yang dengan kultur depan
sesuai dengan budaya di memberikan
kultur budaya di lingkungan sekolah contoh dan
lingkungan teladan).
sekolah e. Pendekatan
g.Kurikulum yang perlu
g. Kurikulum yang mencakup seluruh ditingkatkan
mencakup komponen dalam hal
seluruh kompetensi mata pendekatan
komponen pelajaran terhadap peserta
kompetensi
mata pelajaran didik adalah
pendekatan yang
multistrategi dan
multimedia,
sumber belajar
dan teknologi
yang memadai,
dan
memanfaatkan
lingkungan
sekitar sebagai
sumber belajar.
Perlu ada
workshop untuk
penyusunan RPP
sesuai dengan
format yang sudah
sesuai dengan
format baku yang
ditetapkan
III PENILAIAN Penilaian dilakukan oleh Hasil penilaian Setiap guru
HASIL guru terhadap hasil
pembelajaran tidak diwajibkan untuk
PEMBELAJARAN pembelajaran untuk
mengukur tingkat dilakukan analisis melakukan analisis
pencapaian kompetensi
sebagai bahan hasil ulangan
peserta didik, serta
digunakan sebagai acuan dalam harian dan analisis
TINDAK
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL KONDISI RIIL
LANJUT
hahan penyusunan program perbaikan butir soal serta
laporan kemajuan hasil
proses implementasi
belajar, dan
memperbaiki proses pembelajaran bagi dalam tugas
pembelajaran.
guru. penilaian oleh guru
1. Pemantauan
IV PENGAWASAN Pemantauan Peningkatan
a. Pemantauan
PROSES
proses pembelajaran dilaksanakan oleh kerjasama antara
PEMBELAJARAN
dilakukan pada tahap Kepala Sekolah dan sekolah dengan
perencanaan,
pelaksanaan, dan Kurikulumn Pengawas Satuan
penilaian hasil dengan dalam
pembelajaran.
b. Pemantauan dilakukan pengumpulan dan melaksanakan
dengan cara diskusi
penandatangan pemantauan proses
kelompok terfokus,
pengamatan, perangkat pembelajaran pada
pencatatan, pembelajaran pada saat awal semester
perekaman, wawan-
cara, dan awal semester
dokumentasi.
Pemantauan Peningkatan
c. Kegiatan dilaksanakan frekuensi
pemantauan dengan cara
dilaksanakan oleh pemantauan
kepala dan diskusi,
pengawas satuan oleh pengawas
wawancara, dan
pendidikan pendidikan.
dokumentasi.
Pemantauan
dilaksanakan oleh
kepala sekolah dan
pengawas satuan
pendidikan
2. Supervisi Supervisi proses Pengawas perlu
a. Supervisi proses
pembelajaran dilakukan oleh melaksanakan
dilakukan pada Kepala Sekolah dan supervisi secara
tahap perencanaan,
Tim Supervisi berkala dan dapat
pelaksanaan, dan
penilaian hasil pem- minimal satu kali memberi contoh
belajaran. setiap semester pembelajaran yang
TINDAK
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL KONDISI RIIL
LANJUT
b. Supervisi Supervisi efektif bagi guru
pembelajaran
diselenggarakan pembelajaran Perlu pemberian
dengan cara dilakukan dengan contoh oleh guru
pemberian contoh,
diskusi, dan
diskusi, pelatihan, dan sejenis atau kepala
konsultasi. konsultasi sekolah
5. Tindak lanjut
a. Penguatan dan Satuan Pendidikan Perlu reward dan
penghargaan
belum memberikan punisment bagi
diberikan kepada
guru yang telah penghargaan guru yang telah
memenuhi standar. kepada guru yang memenuhi standar
b. Teguran yang
bersifat mendidik telah memenuhi dan yang belum
diberikan kepada standar dan belum memenuhi standar
guru yang belum melakukan
memenuhi standar.
c. Guru diberi pembinaan optimal
kesempatan untuk bagi guru yang
mengikuti
belum memenuhi
pelatihan/penataran
Iebih lanjut. standar
kerjasama
3.Memberikan
masukan dan
rekomendasi
MGMP Kabupaten Sekolah Belum semua Tidak ada Mengundang
7 Musyaw
berperan sebagai: mempunyai MGMP kebijakan MKKS, Dias
arah
1.Pelaksana kegiatan MGMP Kabupaten yang Pendidikan,
Guru
pengembangan guru sekolah dan berperan mengikat dan LPMP, dan
Mata
Pelajaran matapelajaran memberikan maksimal/ mengharuska Pemda untuk
2.Pendukung dukungan aktif n guru ikut
,
(MGMP) pemikiran dana untuk matapelajaran menyukseska
PENUTUP
Demikianlah Analisi Konteks ini kami susun sebagai acuan dan dasar dalam pelaksanaan
Kurikulum KTSP, serta pembiayaannya agar proses pendidikan di sekolah kami berjalan
lancer.
Besar harapan kami, semua pihak akan berkontribusi memberikan dukungan bagi
terwujudnya SMK PGRI 1 Martapura dengan visi yang telah dirumuskan bersama melalui
berbagai kegiatan yang telah dijabarkan dalam Analisis konteks ini. Semua kegiatan tersebut
dirancang berdasarkan kesenjangan kondisi riil sekolah dengan kondisi yang ditargetkan
sesuai dengan sasaran sekolah yang diwujudkan pada tahun pelajaran ini.
Mudah – mudahan dengan adanya analisis konteks ini menjadi kontrol bagi kami, terutama
dalam pengukuran kinerja dan hasil capaian sekolah dalam memenuhi tuntutan 8 (delapan)
Standar Nasional Pendidikan.