Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasional

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat(3)


mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
Untuk mengemban amanat tersebut pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah tentang Sistem Pendidikan
Nasional, dalam pasal 2 dinyatakan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan Pasal 3
menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua
adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Pendidikan yang ideal ialah yang memiliki standar tinggi dan
berkualitas.Peningkatan kualitas pendidikan berbasis pada sekolah, karena sekolah
lebih mengetahui masalah yang dihadapi dalam meningkatkan kualitas
pendidikan.Sekolah berfungsi sebagai unit yang
mengembangkan kurikulum, silabus, strategi pembelajaran, dan sistem penilaian.

Dengan demikian penerapan manajemen berbasis sekolah merupakan usaha untuk


1
memberdayakan potensi yang ada di sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas
pendidikan. Salah satu langkah yang kongkrit peningkatan mutu pendidikan adalah
pemberdayaan sekolah agar mampu berperan sebagai subyek penyelenggara
pendidikan dengan menyajikan pendidikan yang bermutu.Sekolah diberi
kewenangan dan peran yang luas untuk merancang dan melaksanakan pendidikan
sesuai dengan potensi dan kondisinya masing-masing dengan tetap mengacu pada
standar minimal yang ditetapkan pemerintah melalui Standar Nasional Pendidikan
(SNP).
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berfungsi
sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam
rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu yang bertujuan menjamin
mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Pemerintah
menetapkan standar nasional pendidikan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional
Pendidikan meliputi: 1) standar isi, 2) standar kompetensi lulusan, 3) standar proses
4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, 5) standar sarana dan prasarana, 6)
standar pengelolaan, 7) standar pembiayaan, dan 8) standar penilaian pendidikan.
Sekolah harus menyusun dan melaksanakan program pemenuhan SNP yang realistis
dan sesuai kondisi nyata (berdasarkan hasil analisis konteks) dengan memanfaatkan
berbagai sumber daya yang tersedia baik di dalam maupun di luar sekolah, melalui
berbagai strategi antara lain:
1. Pemenuhan Standar Isi dapat dilaksanakan melalui pengembangan dan
pemberlakuan KTSP sesuai dengan mekanisme dan prosedur yang berlaku;
mensosialisasikan KTSP baik internal maupun eksternal; mengevaluasi dan
memvalidasi dokumen KTSP secara periodik.
2. Pemenuhan Standar Kompetensi Lulusan dapat dilaksanakan melalui pemetaan
SKL satuan pendidikan,SKL kelompok mapel dan SKL mata pelajaran
(keterkaitannya dengan SK dan KD dalam SI); memanfaatkan hasil US dalam
penyusunan program perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan mutu lulusan.
3. Pemenuhan Standar Proses dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas dan
kelengkapan perangkat pembelajaran (Silabus, RPP dan bahan Ajar);
optimalisasi sarana prasarana dan lingkungan yang tersedia baik di dalam
2
maupun di luar sekolah dalam mendukung pelaksanaan
pembelajaran; optimalisasi pengawasanproses pembelajaran; dan tindak
lanjut perbaikan pelaksanaan pembelajaran secara periodik.
4. Pemenuhan Standar Penilaian melalui peningkatan kualitas dan kelengkapan
perangkat penilaian; melaksanakan dan mengelola hasil penilaian peserta didik
sesuai dengan mekanisme dan prosedur yang berlaku;penyampaian hasil
penilaian peserta didik kepada orang tua dan pihak lain yang berkepentingan.
5. Pemenuhan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikandapat dilaksanakan
melalui pemberdayaan tenagapendidik dan tenaga kependidikan yang ada,
peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, pemanfaatan
sumber daya manusia yang ada di luar sekolah (kerjasama dengan instansi lain),
serta pengusulan mutasi antar sekolah dan atau pengangkatan guru yang
dibutuhkan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi.
6. Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana dapat dilaksanakan melalui
optimalisasi penggunaan, pemeliharaan dan perawatan sarana yang ada,
penghapusan atau hibah ke sekolah lain yang memerlukan dan atau penambahan
sarana prasarana baru.
7. Pemenuhan Standar Pengelolaan dapat dilaksanakan melalui optimalisasi
seluruh sumber daya yang ada di sekolah untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sesuai kewenangan sekolah; menerapkan prinsip manajemen berbasis
sekolah dalam keseluruhan proses pengelolaan sekolah; penyusunan,
pelaksanaan dan evaluasi program kerja; melaksanakan validasi/perbaikan
program kerja secara periodik; meningkatkan peran serta para pembina mulai
dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, pusat dan atau masyarakat dalam
meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan.
8. Pemenuhan Standar Pembiayaan di setiap satuan pendidikan dapat dilaksanakan
melalui optimalisasi seluruh dana yang diterima oleh sekolah baik melalui dana
APBD,maupun dana dari masyarakat; pengelolaan pembiayaan secara efektif,
efisien,transparandanakuntabel.Ada pun usaha dan upaya pemerintah untuk
membantu meningkatkan pendidikan Indonesia agar lebih dekat dengan kondisi
ideal. Dengan memberikan bantuan-bantuan dalam pos pendidkan untuk
meringankan biaya sekolah, mengalokasikan 20% untuk bidang pendidkan.
Kualitas guru juga ditingkatkan dengan berbagai pelatihan untuk menambah
kemampuan guru dalam menyampaikan mata pelajaran ke siswa-siswinya.
3
Pemerintah juga melakuakn pemetaan kondisi pemdidikan di setiap provinsi
Indonesia. Hal ini diperlukan untuk mengetahui kondisi pendidikan di setiap
wilayah agar standar pelayanan dan standar nasional pendidikan tercapai.

Evaluasi pengembangan KTSP. Fokus tentang prosedur dan pengembangan SKL dan
Standar Isi serta kaitannya dengan prosedur dan penerapan kualitas yang diperlukan
masyarakat di masa depan tidak dibahas dan dapat dijadikan fokus evaluasi pengembangan
KTSP bagi peminat. Fokus besar tentang pengembangan dokumen dan pelaksanaan KTSP
oleh satuan pendidikan mengalahkan fokus lainnya.
Mengenai metodologi apalagi penerapan model evaluasi kurikulum tidak dibahas mengingat
keterbatasan waktu seminar dan keluasan ruang lingkup tersebut.Meski pun demikian, dapat
dikemukakan bahwa pendekatan metodologi yang dipikirkan adalah pendekatan kuantitatif
ketika hasil evaluasi yang dilakukan dimaksudkan untuk menjadi masukan kebijakan pada
tingkat kota/kabupaten atau propinsi dan apalagi untuk tingkat nasional. Sedangkan
metodologi kualitatif terutama dalam bentuk studi kasus dianjurkan untuk kajian evaluasi
yang hasilnya akanmenjadi masukan bagi satuan pendidikan yang bersangkutan. Tentu saja,
model studi kasus ganda (multiple case study) dapat digunakan jika masukan hasil evaluasi
digunakan bagi para pengembang KTSP di beberapa sekolah yang dijadikan evaluan

Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua
dimensi tersebut
Rasional Perubahan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor
sebagai berikut:

1. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan
dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional
Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia
dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk
Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-
anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk
usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2023-2035 pada saat

4
angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah
bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah
ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi
dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan
tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi
masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena
negatif yang mengemuka.
a. Tantangan masa depan antara lain globalisasi, kemajuan teknologi informasi.
b. Kompetensi masa depan antara lain kemampuan berkomunikasi, kemampuan
berpikir jernih dan kritis, kemampuan menjadi warga negara yang
bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap
pandangan yang berbeda, dan memiliki kesiapan untuk bekerja.
c. .Persepsi masyarakat antara lain terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif,
beban siswa terlalu berat, kurang bermuatan karakter.
d. Perkembangan pengetahuan dan pedagogi antara lain Neurologi, Psikologi,
Observation based [discovery] learning dan Collaborative learning.
e. Fenomena negatif antara lain perkelahian pelajar, narkoba, korupsi,
plagiarisme, dan kecurangan dalam Ujian (Contek, Kerpek..)

3. Penyempurnaan Pola Pikir


Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:
a. Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada
peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang
dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
b. Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran
interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam,
sumber/media lainnya);
c. Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik
dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi
serta diperoleh melaluiinternet);

5
d. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran
siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan
sains);
e. Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
f. Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;
g. Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
h. Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
i. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

Analisis konteks dalam pelaksanaan penyusunan KTSP berwujud evaluasi diri (self
evaluation) terhadap sekolah. Hal itu dapat dilakukan dengan menerapkan pendekatan SWOT
(strengths, weaknesses, opportunities, dan threats ). Dalam hal ini dapat diterapkan kajian
lingkungan internal untuk memahami strengths atau kekuatan dan weaknesses atau
kelemahan, serta kajian lingkungan eksternal untuk mengungkap opportunities atau peluang
dan threats atau tantangan. Adapun analisis konteks melalui SWOT terdiri atas hal-hal
sebagai berikut (cf. BSNP, 2006: 32):
a. Visi, misi, dan tujuan sekolah
b. Identifikasi SI dan SKL
c. Kajian internal atau kondisi sekolah (kekuatan dan kelemahan) yang meliputi:
(1) peserta didik, (2) pendidik dan tenaga kependidikan, (3) sarana dan
prasarana, (4) biaya, (5) program-program
d. Kajian eksternal atau situasi sekolah (peluang dan tantangan) yang dilihat dari
masyarakat dan lingkungan sekolah yang meliputi: (a) komite sekolah, (b)
dewan pendidikan, (c) dinas pendidikan, (d) asosiasi profesi, (e) dunia industri
dan dunia kerja, (f) sumber daya alam dan sosial budaya.

B. Dasar Hukum
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
a. Undang – undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional
b. Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 tentang

6
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No, 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
c. Permendikbud No.58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMP/MTs
d. Permendikbud No. 61 Tahun 2014 tentag Kurikulum Satuan Pendidikan pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
e. Permendikbud No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada
Dikdasmen
f. Permendikbud No. 63 Tahun 2014 tentangPendidikan Kepramukaan sebagai
Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Dikdas dan Dikmen
g. Permendikbud No. 68 Tahun 2014 tentang Peran Guru Teknologi Informasi dan
Komunikasi dan Guru Keterampilan Kompute dan Pengelolaan Informasi dalam
Implementasi Kurikulum 2013
h. Permendikbud No. 111 Tahun 2014 tentangBimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
i. Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Dikdasmen
j. Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Dikdasmen
k. Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Dikdasmen
l. Permendikbud No. 23 Tahun 2016 Revisi 2017 tentang Standar Penilaian Dikdasmen
m. Permendikbud No. 37 Tahun 2018Revisi 2017 tentang Perubahan Permendikbud No
24Tahun 2016 tentang KI dan KD
n. Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor : 424/13242
tanggal 23 Juli 2013 tentang Implementasi Muatan Lokal Bahasa Jawa di Jawa
Tengah
o. Peraturan Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah nomor 420/06310 tentang
Pedoman Penyusunan Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2023/2024.
p. Surat Keputusan Kepala SMP Negeri 1 Dukuhturi tentang Tim Pengembang
Kurikulum

C. Tujuan Penyusunan Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia, khususnya untuk Kelas VII SMP Negeri 1
Dukuhturi Kabupaten Tegal pada Tahun Pelajaran 2022/2023
7
D. Acuan Konseptual
1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian peserta
didik secara utuh.KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat meningkatkan
iman, takwa, dan akhlak mulia.
2. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan toleransi dan
kerukunan interumat dan antarumat beragama.
3. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta
didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan
bangsa dalam kerangka NKRI.Oleh karena itu, kurikulum harus
menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional
untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk meningkatkan
harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (sikap, pengetahuan,
dan keterampilan) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum
disusun dengan memperhatikan potensi, bakat, minat, serta tingkat perkembangan
kecerdasan; intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
5. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan warga negara
memperoleh pendidikan bermutu.
6. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan membuat
keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas bidang keilmuan,
berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan berkolaborasi, menggunakan
pengetahuan kesempatan secara inovatif, mengelola keuangan, kesehatan, dan
tanggung jawab warga negara.
7. Tuntutan Dunia Kerja

8
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta
didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup.Oleh sebab itu,
kurikulum perlu mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia
kerja.Terlebih bagi peserta didik pada satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik
yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
8. Perkembangan Ipteks
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana Ipteks sangat berperan sebagai penggerak utama
perubahan.Pendidikan harus terus menerus melakukan penyesuaian terhadap
perkembangan Ipteks sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan
perubahan.Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ipteks.
9. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan.Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari.Oleh karena itu, kurikulum
perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan
kebutuhan pengembangan daerah dan lingkungan.
10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat
dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat
dengan tetap mengedepankan wawasan nasional.Untuk itu, kurikulum perlu
memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
11. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada individu
maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.
Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan
mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan
bangsa lain.
12. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan

9
dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum
mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.

E. Prinsip – Prinsip Pengembangan Kurikulum


1. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan buka merupakan daftar mata
pelajaran .
Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan
utntuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah
menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan tertentu.
Kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di salah
astu satuan pendidikan tau jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan
yang dirancang dalam rencana. Hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara
keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di masyarakat.
2. Standar Kompetensi Lulusan ditetapkan untuk satua satuan pendidikan, jenjang
pendidikan, dan program pendidikan.
Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka
Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah
kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan
selama 12 tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar
dan pendidikan menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan
pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum didsarkan
pula atas Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah
serta Standar Kompetensi satuan pendidikan.
3. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi
berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik
yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.
Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara khusus dalam satu
mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan keterampilan dikemas dalam
setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran dan diorganisasikan dengan
memperhatikan prinsip penguatan ( organisasi horizontal) dan berkelanjutan (
organisasi vertikal ) sehingga memenuhi prinsip akumulasi dalam pembelajaran.

10
4. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan pengetahuan
yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan Dasar dapat dipelajari dan
dikuasai setiap peserta didik ( mastery learning ) sesuai dengan kaedah kurikulum
berbasis kompetensi.
5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesmpatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.
Atas dasar prinsip perbedaan kemampuan individual peserta didik, kurikulum
memberikan kesempatan peserta didik untuk memiliki tingkat penguasaan diatas
standar yang telah ditentukan ( dalam sikap, keterampilan dan pengetahuan). Oleh
karena itu beragam program dan pengalaman belajar disediakan sesuai dengan minat
dan kemampuan awal peserta didik.
6. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik serta lingkunganya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada
pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.
7. kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya,
teknologi, dan seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
budaya, teknologi dan seni berkembang secara dinamis.Oleh karena itu konten
kurikulum harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, buadaya,
teknologi dan seni, membangun rasa ingin tahu dan kemampuan bagi peserta didik
untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat hasil – hasil ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni.
8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.
Pendidikan tidak boleh memisahkan pesrta didik dari lingkungannya dan
pengembangan kurikulum didasarkan kepada relevansi pendidikan dengan kebutuhan
dan lingkungan hidup.Artinya, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mempelajari permasalahan di lingkungan masyarakatnya sebagai konten
kurikulum dan kesempatan untuk mengaplikasikan yang dipelajari di kelas dalam
kehidupan di masyarakat.
9. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

11
Pemberdayaan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat dirumuskan dalam
sikap, keterampilan, dan pengetahuan dasar yang dapat digunakan untuk
mengembangkan budaya belajar.
10. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Kepentingan nasional dikembangkan melalui penentuan struktur
kurikulum.Standar Kemampuan Dasar dan Silabus .kepentingan daerah
dikembangkan untuk membangun manusia yang tidak tercabut dari akar budayanya,
dan mampu berkontribusi langsung kepada masyarakat di sekitarnya.
11. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian
kompetensi.
Instrument penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan
yang dimiliki setiap peserta didik atau kelompok peserta didik. Kekurangan tersebut
harus segera diikuti dengan proses perbaikan terhadap kekurangan dalam aspek hasil
belajar yang dimiliki orang atau sekelompok peserta didik.

F. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum


Pelaksanaan kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan
pemerintah daerah propinsi dan pemerintah daerah kabupaten / kota.
1. Pemerintah beratanggung jawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah
untuk
melaksanakan kurikulum.
2. Pemerintah bertanggung jawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum
secara nasional.
3. Pemerintah propinsi bertanggung jawab dalam melakukan supervise dan evaluasi
terhadap pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait.
4. Pemerintah kabupaten / kota bertanggung jawab dalam memberikan bantuan
professional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di
kabupaten / kota.

12
BAB II
VISI , MISI DAN TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

A.Tujuan Pendidikan Nasional

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional


menjelaskan bahwa fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional dituangkandi dalam pasal
3 yang mengatakan bahwa:“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”

B.Tujuan pendidikan dasar

Adalah memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan


kehidupanya sebagai pribadi, anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk
mengikuti pendidikan menengah. Tujuan pendidikan dasar di atas memberikan makna
bahwa tujuan pendidikan dasar merupakan pondasi, dasar atau batu loncatan untuk
mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi.

C.Visi Satuan Pendidkan

Visi merupakan citra moral yang menggambarkan profil sekolah yang diinginkan
dimasa datang. Namun demikian, visi sekolah harus tetap dalam koridor kebijakan
pendidikan nasional. Visi juga harus memperhatikan dan mempertimbangkan potensi
yang dimiliki sekolah, harapan masyarakat yang dilayani sekolah. Oleh karena itu visi
sekolah dirumuskan dengan melibatkan pihak-pihak yang terkait (stakeholders) sehingga
visi tersebut dapat mewakili aspirasi seluruh yang berkepentingan terhadap sekolah.

Sehubungan dengan hal tersebut visi Sekolah dirumuskan sebagai berikut :


“ Mewujudkan insan yang CEKATAN ( Cerdas, Kreatif, Aktif, Takwa dan Andal )”
menuju Sekolah Berwawasan Global dan Lingkungan”.
Indikator Visi:
1. Warga sekolah mengutamakan keunggulan dalam prestasi akademik dan non
akademik
2. Warga sekolah senantiasa meningkatkan keterampilan dalam penguasaan Ilmu

13
Pengetahuan dan Teknologi
3. Warga sekolah senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Allah
SWT.
4. Warga sekolah senantiasa meningkatkan kesadaran untuk berwawasan global dan
lingkungan

D.Misi Satuan Pendidikan


1. Mengembangkan Kurikulum 2013 dan Silabus Kurikulum 2013 yang berkarakter
bangsa serta berorientasi pada pencapaian Prestasi Maksimal pada Siswa dan
Sekolah
2. Mengembangkan nilai-nilai keagamaam dan perilaku akhlak mulia untuk
mendasari sikap kedisiplinan
3. Menumbuhkan kesadaran pada siswa untuk mengembangkan bakat dan minatnya
secara aktif melalui kegiatan pengembangan diri dan ekstrakurikuler sehingga
terbentuk kecakapan hidup (life skill).
4. Meningkatkan penguasaan dan penerapan berbagai pendekatan pembelajaran
dengan contectual teaching and learning serta pemanfaatan ICT guna
menciptakan pembelajaran bermakna dan bervariasi.
5. Mengembangkan Sarana Prasarana berbasis ICT untuk membiasakan siswa dan
guru untuk memanfaatkan sarana teknologi informasi dan komunikasi (komputer
dan internet) sebagai salah satu media dan sumber belajar.
6. Melaksanakan 7 K (Kebersihan, Keindahan, Kerindangan, Ketertiban, Keamanan,
Kekeluargaan dan Kondusif) yang berwawasan lingkungan
7. Mengimplementasikan model manajemen partisipatorik melalui langkah-langkah
yang jelas dalam perencanaan, penorganisasian, pelaksanaan dan kontrol terhadap
program yang dikembangkan
8. Melakukan penggalangan partisipasi masyarakat dan komite sekolah untuk
meningkatkan kualitas sekolah

E.Tujuan Satuan Pendidikan

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar mengacu pada tujuan umum
pendidikan dasar yaitu meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak

14
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut .
Sedangkan secara khusus, sesuai dengan visi dan misi sekolah.

1. Tujuan Tahun Pelajaran 2022/2023 s.d. 2023/2024


Dalam kurun waktu empat tahun ke depan Tujuan Satuan Pendidikan antara
lain :
a. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan segenap warga sekolah
b. Memiliki dan melaksanakan kurikulum dan SKL sesuai dengan SNP
c. Memiliki Tenaga Pendidik dan Kependidikan yang lebih professional
d. Memiliki manajemen sekolah berbasis ICT
e. Menciptakan Sekolah Go Green, Go Clean, Dan Go Health
f. Memiliki peserta didik berprestasi di tingkat Kabupaten, Propinsi maupun tingkat
Nasional
g. Memiliki kerja sama dengan pihak luar khususnya dalam pembiayaan sekolah untuk
meningkatkan mutu sekolah

2. Tujuan Tahun Pelajaran 2022/2023


Tujuan Sekolah dalam kurun waktu 1 tahun kedepan (tahun pelajaran 2023 /2023 )
tujuan yang akan dicapai sekolah antara lain :
a. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan segenap warga sekolah
b. Memiliki dan melaksanakan kurikulum dan SKL sesuai dengan SNP;
c. Memiliki tenaga pendidik dan kependidikan yang lebih profesional;
d. Tenaga pendidik dan kependidikan mampu menggunakan ICT;
e. MGMP sekolah dapat berjalan secara lebih optimal;
f. Memiliki manajemen sekolah berbasis ICT;
g. Guru melaksanakan proses pembelajaran berbasis ICT.
h. Guru melaksanakankegitan pembimbingan Peningkatan Kompetensi Guru.
i. Memiliki standar dan sistem penilaian berbasis ICT, untuk mapel Matematika,
IPA, Bahasa Inggris, dan TIK yang meliputi: Silabus, Bahan, Buku Teks Siswa
Ajar, Buku Teks Guru, LKS/Student Worksheet, Rencana Pembelajaran, Software
Pembelajaran, Instrumen Evaluasi (Soal-soal Utama, Remedial, dan Pengayaan).
j. Menciptakan Sekolah Go Green, Go Clean, Dan Go Health
k. Memiliki siswa yang berprestasi di tingkat Kecamatan atau Kabupaten dan
Propinsi :

15
1) Juara Umum POPDA Cabang Pencak Silat Tingkat Propinsi Jawa Tengah.
2) Juara Umum KEJURDA Pencak Silat Perguruan TS Propinsi Jawa Tengah
3) Juara I Disain Grafis Siswa SMP Tingkat Propinsi Jawa Tengah
4) Peringkat I JUMBARA PMR Tingkat Kab. Tegal Tahun
5) Pramuka ( Juara Umum Ganas Scout Rally Putri dan Juara I Ganas Scout Rally
Putra Tingkat Kota - Kabupaten Tegal)
6) Juara I POPDA Cabang Bulutangkis Tingkat Kabupaten Tegal
7) Regu Pramuka tetap bertahan menjadi juara Umum LT I tingkat Kecamatan.
8) Regu Pramuka menjadi juara 2 pada LT III tingkat Kabupaten.
9) Juara 1 Lomba MAPSI Tingkat Kabupaten.
10) Juara 1 Lomba dan Festival Seni Siswa Nasional Tingkat Kabupaten Tegal.
11) Minimal 3 Juara I, 3 Juara II dan 3 Juara III POPDA Cabang Pencak Silat
Tingkat Karesidenan Pekalongan.
12) Peringkat 1Seleksi OSN Mapel Matematika Tingkat Kabupaten Tegal.
13) Peringkat 1 Seleksi OSN Mapel IPA Fisika dan Biologi Tingkat Kabupaten
Tegal.
14) Peringkat 1 Seleksi OSN Mapel IPS Terpadu Tingkat Kabupaten Tegal.
15) Peringkat 3 besar dalam kegiatan O2SN Cabang Pencak Silat Tingkat Propinsi
Jawa Tengah.

16
BAB III
MUATAN KURIKULUM

A. Muatan Kurikulum tingkat nasional

Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik yang harus dipenuhi
atau dicapai pada satuan pendidikan dalam jenjang dan jenis pendidikan tertentu
dirumuskan dalam Standar Isi untuk setiap mata pelajaran.
Standar Isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan nasional dalam domain
sikap spiritual dan social, pengetahuan, dan keterampilan. Karakteristik, kesesuaian,
kecukupan, keluasan, dan kedalaman materi ditentukan sesuai dengan karakteristik
kompetensi tersebut memiliki proses pemerolehan yang berbeda.
Tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta
didik, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang
berjenjang.Selain itu Tingkat Kompetensi juga memperhatikan tingkat
kerumitan/kompleksitas kompetensi, fungsi satuan pendidikan, dan keterpaduan antar
jenjang yang relevan.
Berdasarkan Tingkat Kompetensi tersebut ditetapkan Kompetensi yang bersifat
generik yang selanjtnya digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan Kompetensi
dan ruang lingkup materi yang bersifat spesifik untuk setiap mata pelajaran.Kompetensi
yang bersifat generik terdiri atas 4 (empat) dimensi yang mempresentasikan sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang selanjutnya disebut
Kompetensi Inti (KI).
Kompetensi Inti disajikan dalam tabel berikut:
(Tingkat Kelas IX SMP)

KOMPETENSI INTI DESKRIPSI KOMPETENSI

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.


Sikap Spiritual

17
2. Menghargai dan menghayati perilaku:
Sikap Sosial
a. jujur,
b. disiplin,
c. santun,
d. percaya diri,
e. peduli, dan
f. bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan
anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan
regional.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,


Pengetahuan
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik
sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang:
a. ilmu pengetahuan,
b. teknologi,
c. seni,
d. budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan
kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

Keterampilan 4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji


secara:
a. kreatif
b. produktif,
c. kritis,
d. mandiri,
e. kolaboratif, dan
f. komunikatif,
dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang teori.

18
Kompetensi dan ruang lingkup materi digunakan untuk menentukan
Kompetensi Dasar pada pengembangan kurikulun tingkat satuan dan jenjang
pendidikan. Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 SMP/MTs berisikan
kemampuan dan muatan pembelajaran untuk mata pelajaranpada SMP/MTs yang
mengacu pada Kompetensi Inti.
Kompetensi Dasar merupakan penjabaran dari Kompetensi Inti dan terdiri atas :
1. Kompetensi Dasar sikap spiritual;
2. Kompetensi Dasar sikap social;
3. Kompetensi Dasar pengetahuan; dan
4. Kompetensi Dasar keterampilan.
Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran
sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak
selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada
filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi
konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang
diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme.
Karena filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di
bagian landasan filosofi maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk
kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosofi
esensialisme dan perenialisme.
Muatan kurikulum meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan
kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik .di samping itu kegiatan
pengembangan diri / pembiasaan termasuk dalam isi kurikulum.

Struktur kurikulum SMP N 1 DukuhturiKabupaeten Tegal disusun sebagai berikut :

MATA PELAJARAN
ALOKASI WAKTU PERMINGGU

Kelompok A KELAS IX
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3
2 Pendidikan Pancasial dan Kewarganegaraan 3
3 Bahasa Indonesia 6

19
4 Matematika 5
5 IlmuPengetahuan Alam 5
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 4
7 Bahasa Inggris 4

1 Seni Budaya 3
2 Pendidikan Jasmani,Olahraja ,dan Kesehatan 3
3 Prakarya 2
4 Bahasa Jawa 2
Pengembangan Diri / Pembiayaan
1 Bimbingan Karir
2 Upacara Bendera Hari Senin
3 Tadarus Juz’amma/Al-Qur’an dan doa
sebelum/sesudah KBM
4 Jalan Sehat
5 Kebersihan
6 Literasi
JUMLAH ALOKASI WAKTU PERMINGGU 40

Keterangan :

Mata Pelajaran Wajib


Yaitu sejumlah mata pelajaran yang wajib diikuti oleh seluruh peserta didik
sebagai beban belajar yang merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta
didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.melalui metode dan
pendekatan tertentu.Metode dan pendekatan pada mata pelajaran tergantung pada
karakteristik masing – masing mata pelajaran dengan menyesuaikan kondisi yang
tersedia di sekolah Mata Pelajaran yang wajib dilaksanakan meliputi mata pelajaran
kelompok A dan mata pelajaran Kelompok B yang diperjelas sebagai berikut :
Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat.Mata pelajaran Kelompok A adalah mata pelajaran yang

20
memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek intelektual dan afektif sedangkan
Kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan
psikomotori. Mata pelajaran Kelompok A terdiri dari mat pelajaran : Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial dan Bahasa Inggris, Sedangkan mata
pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran yang
kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang
dikembangkan oleh pemerintah.
Khusus untuk matapelajaran Pendidikan Agama di Madrasah Tsanawiyah dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh Kementerian Agama.
Bahasa Daerah ( Bahasa Jawa ) sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi
dengan mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila
daerah merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah jam
pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan tersebut.
Muatan pembelajaran yang berbasis pada konsep-konsep terpadu dari berbagai disiplin
ilmu untuk tujuan pendidikan adalah matapelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Pada hakikatnya IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran dalam
bentuk integrated sciences dan integrated social studies. Muatan IPA berasal dari
disiplin biologi, fisika, dan kimia, sedangkan muatan IPS berasal dari sejarah, ekonomi,
geografi, dan sosiologi.Keduamatapelajaran tersebut merupakan program pendidikan
yang berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar,
rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap
lingkungan sosial dan alam.
Tujuan pendidikan IPS menekankan pada pemahaman tentang bangsa, semangat
kebangsaan, patriotisme, dan aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau
space wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tujuan pendidikan IPA menekankan pada pemahaman tentang lingkungan dan
alam sekitar beserta kekayaan yang dimilikinya yang perlu dilestarikan dan dijaga dalam
perspektif biologi, fisika, dan kimia.Integrasi berbagai konsep dalam matapelajaran IPA
dan IPS menggunakan pendekatan trans-disciplinarity di mana batas-batas disiplin ilmu
tidak lagi tampak secara tegas dan jelas, karena konsep-konsep disiplin ilmu berbaur
dan/atau terkait dengan permasalahan-permasalahan yang dijumpai di sekitarnya.Kondisi
21
tersebut memudahkan pembelajaran IPA dan IPS menjadi pembelajaran yang
kontekstual.
Pembelajaran IPS diintegrasikan melalui konsep ruang, koneksi antar ruang, dan
waktu.Ruang adalah tempat di mana manusia beraktivitas, koneksi antar ruang
menggambarkan mobilitas manusia antara satu tempat ke tempat lain, dan waktu
menggambarkan masa di mana kehidupan manusia itu terjadi.
Pembelajaran IPA diintegrasikan melalui konten biologi, fisika, dan kimia.
Pengintegrasian dapat dilakukan dengan caraconnected, yakni pembelajaran dilakukan
pada konten bidang tertentu (misalnya fisika), kemudian konten bidang lain yang relevan
ikut dibahas. Misalnya saat mempelajari suhu (konten fisika), pembahasannya dikaitkan
dengan upaya makhluk hidup berdarah panas mempertahankan suhu tubuh (konten
biologi), serta senyawa yang digunakan di dalam sistem AC

B.Muatan Kurikulum Tingkat Daerah/Muatan Lokal


Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan
daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan/atau
terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Berdasarkan SK
Gubernur Jawa Tengah Nomor 895.5/01/2005 tanggal 23 Februari 2005 Tentang
Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Jawa Tahun 2004 untuk jenjang pendidikan
SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs dan SMA/SMALB/SMK/MA Negeri dan Swasta
sebagai Mulok Wajib di Provinsi Jawa Tengah adalah Bahasa Jawa. Sekolah diberi
keleluasaan untuk menambah muloklain selama tidak melebihi beban belajar maksimal.
1. Seni Budaya
Meliputi : Seni Musik dan Seni Rupa
Tujuan :Mengembangkan apresiasi seni, daya kreasi dan kecintaan pada seni budaya
Nasional
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Tujuan :Menanamkan kebiasaan hidup sehat, meningkatkan kebugaran dan
ketrampilan dalam bidang olahraga, menanamkan rasa sportifitas, tanggung jawab
disiplin dan percaya diri pada siswa.
3. MulokPrakarya
Tujuan:Memberikan ketrampilan Dasar keterampilan elektro sehingga siswa
mampu menerapkan dan mengembangkan dalam kehidupan sehari-hari.
22
4. Mulok Bahasa Jawa
Tujuan :Mengembangkan kompetensi berbahasa Jawa untuk melestarikan bahasa
Jawa.

C.Bimbingan Konseling
1.Bidang Bimbingan Dan Konseling
a. Bidang Bimbingan Pribadi adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan
keimanan, porensi diri, bakat, minat pemahaman kelemahan diri, kemampuan
pengambilan keputusan sehingga dapat merencanakan kehidupan yang sehat.
b. Bidang Bimbingan Sosial adalah bidang yang meliputi kemampuan
yangberkomunikasi, berargumentasi, bertingkah laku sesuai dengan kebiasaan yang
berlaku di rumah dan masyarakat.
c. Bidang Bimbingan Belajar adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan sikap
dan kebiasaan belajar yang efektif, penguasaan materi, program belajar di sekolah
sesuai dengan kondisi psikis, sosial budaya yang ada dimasyarakatnya.
d. Bidang Bimbingan Karier adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan
pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak
dikembangkan dan dipilih.
2.Strategi Layanan Konseling dan Kegiatan Pendukung
a. Layanan konseling meliputi :
1) Layanan Orientasi : layanan yang memungkinkan siswa memahami lingkunagan
baru, terutama lingkungan sekolah, objek-objek yang dipelajari untuk
mempermudah dan memperlancarkan peran siswa
2) Layanan Informasi : Merupakan yang memungkinkan siswa menerima,
memahami, berbagai informasi.
3) Layanan Penempatan dan Penyaluran : Merupakan layanan memungkinkanm
siswa memper- oleh penempatan yang tepat.
4) Layanan Penguasaan Konten: Merupakan layanan yang memungkinkan siswa
mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baik dalam menguasai materi yang
cocok dengan kecepatan, dan kemampuan dirinya.
5) Layanan Konseling perorangan : Merupakan layanan yang memungkinkan siswa
mendapatkan layanan langsung tatap muka untuk mengentaskan permasalahan.

23
6) Layanan Bimbingan Kelompok : Merupakan layanan yang memungkinkan
sejumlah siswa secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh
bahan dan membahas topik tertentu.
7) Layanan Konseling Kelompok : Merupakan layanan memungkinkan siswa
masing-masing anggota kelompok memperoleh kesempatan untuk membahas
dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok.
8) Layanan Konsultasi: Merupakan layanan yang memungkinkan seseorang
memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan
dalam menangani kondisi dan atau permasalahan orang lain yang menjadi
kepeduliannya.
9) Layanan Mediasi:Merupakan layanan yang memungkinkan fihak-fihak yang
sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan mereka.

b. Kegiatan Pendukung meliputi:

1) Aplikasi Instrumentasi: Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data dan


keterangan siswa
2) Himpunan data: Merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan
keterangan yang relevan dengan pengembangan siswa.
3) Konferensi kasus: Merupakan kegiatan untuk membahas permasalah siswa dalam
suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberi keterangan.
Pada kegiatan pendukung ini kasus bersifat terbatas dan tertutup.
4) Alih Tangan Kasus: Merupakan kegiatan pendukung untuk mendapatkan
penanganan yang lebih tepat dan tuntas masalah yang dialami siswa dengan
memindahkan penangan kasus.
5) Kunjungan rumah: Merupakan kegiatan memperoleh data keterangan, kemudahan
dan kemitraan bagi terentaskannya permasalahan siswa.
6) Tampilan Kepustakaan: Merupakan kegiatan dengan menyediakan berbagai media
informasi.

D. Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK )


Kecakapan Informasi, Media dan Teknologi
1. Literasi Informasi
24
a. Mengakses informasi secara efisien dan efektif, mengevaluasi informasi secara
kritis, kompeten dan kreatif bagi persoalan atau masalah yangdihadapi
b. Mengolah pemahaman dasar persoalan etis/hukum di seputar akses dan penggunaan
informasi
2. Literasi Media
a.Memahami bagaimana pesan media dibentuk, untuk tujuan apa dan menggunakan
sarana, karakteristik serta konvensi yang mana
b.Menguji bagaimana para inividu menafsirkan pesan secara berbeda, bagaimana
nilai-nilai dan sudut pandang tercakup atau tak tercakup danbagaimana media
dapat mempengaruhi keyakinan dan perilaku
c.Mengolah pemahaman dasar persoalan etis/hukum yang mengitari aksesdan
penggunaan informasi
3. Literasi ICT (Information, Communications and Technology)
a.Menggunakan teknologi digital, sarana komunikasi dan/atau jaringan yang sesuai
untuk mengakses, mengelola, memadukan, mengevaluasi dan menciptakan
informasi agar berfungsi dalam sebuah ekenomi pengetahuan
b. Menggunakan teknologi sebagai sarana untuk penelitian, pengaturan, evaluasi serta
pennyampaian informasi, dan memiliki pemahaman dasar persoalan etis/hukum di
seputar akses dan penggunaan informasi
c.Seorang pendidik harus memiliki kemampuan dalam mengatur dan mendesain
pembelajaran agar peserta didik memiliki kemampuan kecakapan abad 21. Guru
harus mengubah paradigma pembelajaranya :
1) Guru sebagai pengarah menjadi sebagai fasilitator, pembimbing dan konsultan
2) Guru sebagai sumber pengetahuan menjadi sebagai kawan belajar
3) Belajar diarahkan oleh kurikulum menjadi diarahkan oleh siswa
4). Belajar terjadwal secara ketat dengan waktu terbatas menjadi belajar secara
terbuka, ketat dengan waktu fleksibel sesuai keperluan
5) Belajar berdasarkan fakta menjadi berdasarkan projek dan survei
6) Bersifat teoritik, prinsip dan survei menjadi dunia nyata, refleksi prinsip dan
survei
7) Pengulangan dan latihan menjadi penyelidikan dan perancangan
8) Aturan dan prosedur menjadi penemuan dan penciptaan
9) Kompetitif menjadi collaboratif
10) Berfokus pada kelas menjadi berfokus pada masyarakat
25
11) Hasilnya ditentukkan sebelumnya menjadi hasilnya terbuka
12) Mengikuti norma menjadi keanekaragaman yang kreatif
13) Komputer sebagai subjek belajar menjadi peralatan semua jenis belajar
14) Presentasi dengan media statis menjadi interaksi multimedia dinamis
15) Komunikasi sebatas ruang kelas menjadi tidak terbatas
16) Tes diukur dengan norma menjadi unjuk kerja diukur pakar, penasehat dan
temansebaya
Kurikulum yang sudah dikembangkan saat ini oleh sekolah-sekolah dituntut untuk
merubah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered
learning) menjadi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-
centered learning). Hal ini sesuai dengan tuntutan dunia masa depan anak yang
harus memiliki kecakapan berpikir dan belajar (thinking and learning skils).
Kecakapan-kecakapan tersebut diantaranya adalah kecakapan memecahkan masalah
(problem solving), berpikir kritis (critical thinking), kolaborasi, dan kecakapan
berkomunikasi.Semua kecakapan ini bisa dimiliki oleh siswa apabila guru mampu
mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang berisi aktivitas-aktivitas
yang menantang siswa untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah. Kegiatan
yang mendorong siswa untuk bekerja sama dan berkomunikasi harus tampak dalam
setiap rencana pembelajaran yang dikembangkan.

E.Kegiatan Ekstra Kurikuler


Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
1. Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa
a. Melatih siswa dalam berorganisasi
b. Mempersiapkan siswa untuk menjadi pemimpin yang handal
c. Melatih siswa untuk bersikap demokratis
d. Melatih siswa belajar mengambil keputusan dengan tepat
2. Kepramukaan
a. Sebagai wahana siswa untuk berlatih berorganisasi
b. Melatih siswa untuk trampil dan mandiri
c. Melatih siswa untuk mempertahankan hidup

26
d. Memiliki jiwa social dan peduli kepada orang lain
e. Memiliki sikap kerjasama kelompok
f. Dapat menyelesaikan permasalahan dengan tepat

3. Kegiatan Kelompok Ilmiah Remaja

a. Melatih siswa berfikir kritis

b. Melatih siswa untuk memecahkan masalah secara ilmiah.

c. Melatih siswa bersikap ilmiah.

d. Melatih siswa merancang suatu percobaan.

4.Kegiatan Seni dan Budaya

e. Pengembangan seni tari daerah setempat khususnya tari ondel.

f. Pengembangan seni baca al Quran

g. Pengembangan seni budaya daerah setempat yaitu Karawitan.

h. Pengembangan seni lukis dan grafiti.

5. Kegiatan Olah Raga

a.Pengembangan seni bela diri

b.Pengembangan keterampilan atletik.

c.Pengembangan olah raga dengan produk unggulan lingkungan sekitar.

6. Mekanisme Pelaksanaan
a. Kegiatan Pengembangan Diri diberikan di luar jam pembelajaran dibina oleh
guru-guru yang memiliki kualifikasi yang baik berdasarkan surat keputusan
Kepala Sekolah.
b. Jadwal Kegiatan

NO NAMA KEGIATAN HARI WAKTU

Kegiatan pelayanan Setelah selesai pelajaran


1. Senin – Sabtu
Konseling atau pada jam kosong
2. Kegiatan LDKS Insidentil -

27
NO NAMA KEGIATAN HARI WAKTU
Setelah selesai kegiatan
pembelajaran antara
*)
3. Kegiatan kepramukaan Jumat pukul 14.00 sd 17.00
selama 90 menit.

Kegiatan Patroli Keamanan


4. Senin
Sekolah (PKS)*
Kegiatan seni budaya :
a. Paduan Suara Rabu
b. Karawitan Senin
5. c. Rebana Selasa
d. Drum Band
Rabu

Kegiatan Olah Raga :


a. Pencak Silat Selasa
6.

7. BTQ Sabtu
8. UKS Rabu
9. Sains Club Senin
10. Paskibra Selasa
11. Jurnalistik Senin

*)
Pramuka merupakan ekstrakurikuler wajib, dan setiap siswa diberi ekstrakurikuler pilihan 1 ( satu )

c. Penilaian :
Kegiatan pengembangan diri dinilai dan dilaporkan secara berkala kepada
sekolah dan orang tua dalam bentuk kualitatif :

28
Katagori Konversi Keterangan
A 85,0 – 100 Sangat Baik

B 75,0 – 84,0 Baik

C 65, 0 – 74,0 Cukup

D ≤ 64,0 Kurang
*) 2 jam pelajaran untuk pengembangan diri dilaksanakan diluar jam tatap muka (ekstrakurikuler dilaksanakan setelah kegiatan
pembelajaran)

F.Kegiatan Penguatan PendidikanKarakter/ Budi Pekerti


1.Setiap hari pada pagi hari guru –guru piket sesuai jadwal, bertugas menyambut
kedatangan peserta didik di halaman depan. Peserta didik yang datang memberi
salam dan berjabat tangan serta mencium tangan gurunya.
2.Siswa mengucapkan salam dan berjabatan tangan dengan Bapak Ibu Guru,Staf Tata
Usaha apabila bertemu.
3.Peserta didik setiap hari selain hari Jumat, 10 menit sebelum kegiatan belajar
mengajar (KBM) dimulai dilakukan tadarus Juz’amma dengan didampingi oleh
Guru Mata Pelajaran pertama.
4.Peserta didik setiap hari Jumat sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai
melaksanakan kegiatan : Tadarusan, Olah raga atau Kebersihan. Pelaksanaan kegiatan
terjadwal berikut
a.Hari Jumat pada minggu ke 1 untuk kegiatan olah raga (GAJUMHAT)selama 60
menit dimulai pukul 07.00 – 08.00 WIB
b.Hari Jumat minggu ke 2 untuk kegiatan kebersihan kelas dan halaman sekitar
(GAJUMSIH)selama enam puluh menit dari pukul 07.00 – 08.00.
c.Hari Jumat minggu ke 3, ( 5 ) untuk kegiatan Tadarusan Al-Qur’an (GEMA
STURI)/literasi selama tiga puluh menit dari pukul 07.00 – 07.30 dilanjutkan literasi
pembinaan dari wali kelas selama tiga puluh menit.
d.Hari Jumat minggu ke 4 untuk kegiatan Ngaji Bareng Kyaidi halaman sekitar
selama enam puluh menit dari pukul 07.00 – 08.00.
e.Diluar kegiatan belajar mengajar, setiap siswa menggunakan Bahasa Jawa (kromo
inggil)atau menggunakan Bahasa Indonesia yang santun setiap kali berkomunikasi
dengan guru atau staf tata usaha.

29
G.Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran ditentukan oleh kelompok guru mata
pelajaran dengan mempertimbangkan materi essensial, kompleksitas, intake siswa,
dan daya dukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Sekolah secara bertahap dan
berkelanjutan selalu mengusahakan peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk
mencapai kriteria ketuntasan ideal
Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yang ditetapkan sekolah adalahsebagai
berikut :
Mata Pelajaran KKM

Mata Pelajaran Wajib KELAS IX


Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 85
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 85
Bahasa Indonesia
85
Bahasa Inggris
85
Matematika
85
Ilmu Pengetahuan Alam
85
Ilmu Pengetahuan Sosial
85
Mata Pelajaran Muatan Lokal
85
Seni Budaya
85
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
85
Prakarya
85
Bahasa Jawa
85

H.Remidial dan Pengayaan


1. Remedial
Remidial merupakan program pembelajaran yang diperuntukkan bagi peserta
didik yang belum mencapai KKM dalam satu KD tertentu. Pembelajaran remedial
diberikan segera setelah peserta didik diketahui belum mencapai KKM.
Pembelajaran remedial dilakukan untuk memenuhi kebutuhan/hak peserta didik.
Dalam pembelajaran remedial, pendidik membantu peserta didik untuk memahami
kesulitan belajar yang dihadapi secara mandiri, mengatasi kesulitan dengan
memperbaiki sendiri cara belajar dan sikap belajarnya yang dapat mendorong

30
tercapainya hasil belajar yang optimal. Dalam hal ini, penilaianmerupakan
assessmentas learning.Metode yang digunakan pendidik dalam pembelajaran
remedial juga dapat bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang
kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Tujuan pembelajaran juga dirumuskan
sesuai dengan kesulitan yang dialami peserta didik. Pada pelaksanaan
pembelajaran remedial, media pembelajaran juga harus betul-betul disiapkan
pendidik agar dapat mempermudah peserta didik dalam memahami KD yang dirasa
sulit itu. Dalam hal ini, penilaian tersebut merupakan assessment for
learning.Pelaksanaan pembelajaran remedial disesuaikan dengan jenis dan tingkat
kesulitan peserta didik yang dapat dilakukan dengan cara:
a. Pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan apabila ada
beberapa anak yang mengalami kesulitan yang berbeda-beda, sehingga
memerlukan bimbingan secara individual. Bimbingan yang diberikan
disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang dialami oleh peserta didik.
b. Pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila dalam
pembelajaran klasikal ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan
sama.
c. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang
berbeda.Pembelajaran ulang dilakukan apabila semua peserta didik
mengalami kesulitan. Pembelajaran ulang dilakukan dengan cara
penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan
tes/pertanyaan.
d. Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh teman sekelas
yang telah mencapai KKM, baik secara individu maupun kelompok.
Pembelajaran remedial diakhiri dengan penilaian untuk melihat pencapaian
peserta didik pada KD yang diremedial.Pembelajaran remedial pada dasarnya
difokuskan pada KD yang belum tuntas dan dapat diberikan berulang-ulang sampai
mencapai KKM dengan waktu hingga batas akhir semester.Apabila hingga akhir
semester pembelajaran remedial belum bisa membantu peserta didik mencapai
KKM, dianjurkan memaksakan untuk memberi nilai tuntas (sesuai KKM) kepada
peserta didik yang belum mencapai KKM.

31
2..Pengayaan
Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada
peserta didik yang telah melampaui KKM.Fokus pengayaan adalah
pendalaman dan perluasan dari kompetensi yang dipelajari. Pengayaan
biasanya diberikan segera setelah peserta didik diketahui telah mencapai
KKM berdasarkan hasil PH. Pembelajaran pengayaan biasanya hanya
diberikan sekali, tidak berulang kali sebagaimana pembelajaran
remedial.Pembelajaran pengayaan umumnya tidak diakhiri dengan penilaian.
Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:
a.Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat
tertentu diberikan tugas untuk memecahkan permasalahan, membaca
di perpustakaan terkait dengan KD yang dipelajari pada jam pelajaran
sekolah atau di luar jam pelajaran sekolah. Pemecahan masalah yang
diberikan kepada peserta didik berupa pemecahan masalah nyata.
Selain itu, secara kelompok peserta didik dapat diminta untuk
menyelesaikan sebuah proyek atau penelitian ilmiah.
b.Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai
sesuatu yang diminati, menjadi tutor bagi teman yang membutuhkan.
Kegiatan pemecahan masalah nyata, tugas proyek, ataupun penelitian
ilmiah juga dapat dilakukan oleh peserta didik secara mandiri jika
kegiatan tersebut diminati secara individu.

B. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun. Ditetapkan dalam rapat
sekolah yang melibatkan Kepala Sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, guru
mata pelajaran, dan guru pembimbing. Kriteria Kenaikan Kelas diatur berdasarkan
Permendikbudristek no. 21 Tahun 2022 tentang standar penilaian pendidikan sebagai
berikut :
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun
pelajaran yang diikuti.
2. Deskripsi sikap BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan
pendidikan.
3. Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan minimal BAIK sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.

32
4. Tidak memiliki LEBIH DARI 2 (dua) mata pelajaran yang masing-masing nilai
kompetensi pengetahuan dan/atau kompetensi keterampilan di bawah KKM atau
belum tuntas.
5. Ketidakhadiran siswa tanpa keterangan maksimal 10% dari jumlah hari efektif
(206 x 10% = 20,6 dibulatkan menjadi 21 hari).
6. Hafal surat-surat pendek juz 30

Kriteria Kelulusan
Berdasarkan Permendikbudristek no. 21 Tahun 2022 tentang standar penilaian
pendidikan, Kelulusan dan kriteria kelulusan peserta didik dari Satuan Pendidikan
ditetapkan melalui rapat dewan guru. Peserta didik dinyatakan lulus dari Satuan
Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah setelah memenuhi syarat berikut :
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal Baik;
3. Lulus ujian satuan pendidikan;
4. Kriteria lain yang dipandang perlu oleh SMP Negeri 1 Dukuhturi yaitu :
Kelulusanpeserta didik ditetapkan melalui rapat dewan guru dengan
menggunakan kriteria sebagai berikut:
a. Telah menyelesaikan pembelajaran dari kelas VII sampai dengan kelas IX
( dibuktikan dengan nilai rapot semester 1,2,3,4,5,6);
b. Rata-rata nilai budi pekerti (akhlak dan kepribadian) minimal 71 dengan
kategori B (BAIK);
c. Lulus Ujian Sekolah ( Tertulis dan atau Praktik ) dengan ketentuan nilai :
1) Nilai setiap mata pelajaran paling rendah atau minimal 60,00.
2) Nilai rata-rata semua mata pelajaran paling rendah atau minimal 65,00.
d. Skala nilai yang digunakan adalah 10 (sepuluh) sampai 100 (seratus).
e. Pembulatan nilai gabungan nilai Sekolah dan nilai rapor dinyatakan dalam
bentuk dua desimal, apabila desimal ketiga ≥ 5 maka dibulatkan ke atas.
f. Pembulatan nilai akhir dinyatakan dalam bentuk satu desimal, apabila desimal
kedua ≥ 5 maka dibulatkan ke atas.
g. Ketidakhadiran peserta didik tanpa keterangan (alpa) di semester 5 & 6
maksimal 10% dari jumlah hari efektif (183 x 10% = 18,3 dibulatkan menjadi
18 hari).
33
Dengan ketentuan sbb :
a) Nilai US Tulis digabungkan dengan nilai US Praktek sebagai nilai
UjianSekolah (US) dengan pembobotan: 50% US Tertulis dan 50% Praktik.
b) Untuk mata pelajaran yang dilaksanakan US tertulis saja atau US praktik saja,
nilai US diperoleh dari hasil US tertulis saja atau US praktik saja dengan
bobot 100%.

34
BAB IV
PENGATURAN BEBAN BELAJAR

A, Sistem Pembelajaran yang digunakan


Beban belajar pada kurikulum ini menggunakan sistem paket. Sistem Paket
adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan
mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan
untuk setiap program layanan pendidikan sesuai dengan struktur kurikulum SMP
Kabupaten Tegal. Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan
dalam satuan jam pembelajaran.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan
untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat
perkembangan peserta didik. Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu pada
satuan pendidikan SMP Negeri 1 Dukuhturi Kabupaten Tegal adalah untuk Program
Pendidikan Reguler 40 jam.
1. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi
antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam
pembelajaran ditetapkan berlangsung selama 30 menit
2. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
0% - 50% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan
peserta didik dalam mencapai kompetensi.
3. Penugasan Terstruktur (PT) adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik
untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur
ditentukan oleh pendidik.
4. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT) adalah kegiatan pembelajaran yang
berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh
pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur
sendiri oleh peserta didik.

35
B.Pengaturan alokasi waktu pembelajarn

MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU


PERMINGGU
Kelompok A KELAS IX
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3
2 Pendidikan Pancasial dan Kewarganegaraan 3
3 Bahasa Indonesia 6
4 Matematika 5
5 IlmuPengetahuan Alam 5
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 4
7 Bahasa Inggris 4
Kelompok B ( Muatan Lokal )
1 Seni Budaya 3
2 Pendidikan Jasmani,Olahraja ,dan Kesehatan 3
3 Prakarya 2
4 Bahasa Jawa 2
Pengembangan Diri / Pembiayaan
1 Bimbingan Karir
2 Upacara Bendera Hari Senin
3 Tadarus Juz’amma/Al-Qur’an dan doa
sebelum/sesudah KBM
4 Jalan Sehat
5 Kebersihan
6 Literasi
JUMLAH ALOKASI WAKTU PERMINGGU 40

C.Pengaturan Beban balajar TM,PT dan KMTT


Sebagai tahapan strategis pencapaian kompetensi, kegiatan pembelajaran perlu
didesain dan dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga memperoleh hasil
maksimal.Berdasarkan panduan penyusunan KTSP (KTSP), kegiatan pembelajaran terdiri

36
dari kegiatan tatap muka, kegiatan tugas terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Sekolah standar yang menerapkan sistem paket, beban belajarnya dinyatakan dalam jam
pelajaran ditetapkan bahwa satu jam pelajaran tingkat SMP terdiri dari 30 menit tatap muka
untuk Tugas Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur memanfaatkan 0% - 60%
dari waktu kegiatan tatap muka.

Sementara itu bagi sekolah kategori mandiri yang menerapkan sistem kredit semester, beban
belajarnya dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks).1 (satu) sks tingkat SMP terdiri dari
1 (satu) jam pelajaran (@30 menit) tatap muka dan 20 menit tugas terstruktur dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur.Dengan demikian, pada sistem paket maupun SKS, guru perlu
mendesain kegiatan pembelajaran tatap muka, tugas terstruktur dan kegiatan mandiri.

1.Kegiatan Tatap Muka


Untuk sekolah yang menerapkan sistem paket, kegiatan tatap muka dilakukan dengan strategi
bervariasi baik ekspositori maupun diskoveriinkuiri. Metode yang digunakan seperti ceramah
interaktif, presentasi, diskusi kelas, diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan
kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka atau
internet, tanya jawab, atau simulasi.
Untuk sekolah yang menerapkan sistem SKS, kegiatan tatap muka lebih disarankan dengan
strategi ekspositori.Namun demikian tidak menutup kemungkinan menggunakan strategi
dikoveriinkuiri. Metode yang digunakan seperti ceramah interaktif, presentasi, diskusi kelas,
tanya jawab, atau demonstrasi.

2.Kegiatan Tugas terstruktur


Bagi sekolah yang menerapkan sistem paket, kegiatan tugas terstruktur tidak dicantumkan
dalam jadwal pelajaran namun dirancang oleh guru dalam silabus maupun RPP (Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran). Oleh karena itu pembelajaran dilakukan dengan strategi
diskoveriinkuiri.Metode yang digunakan seperti penugasan, observasi lingkungan, atau
proyek.
Bagi sekolah yang menerapkan sistem SKS, kegiatan tugas terstruktur dirancang dan
dicantumkan dalam jadwal pelajaran meskipun alokasi waktunya lebih sedikit dibandingkan
dengan kegiatan tatap muka.Kegiatan tugas terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran
yang mengembangkan kemandirian belajar peserta didik, peran guru sebagai fasilitator, tutor,
teman belajar.Strategi yang disarankan adalah diskoveriinkuiri dan tidak disarankan dengan
37
strategi ekspositori.Metode yang digunakan seperti diskusi kelompok, pembelajaran
kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan
kajian pustaka atau internet, atau simulasi.

3.Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur


Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh guru
namun tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran baik untuk sistem paket maupun sistem
SKS. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah diskoveriinkuiri dengan metode seperti
penugasan, observasi lingkungan, atau proyek

38
BAB V
KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta


didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

A. Permulaan Tahun Pelajaran


Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada
awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.Permulaan tahun pelajaran dimulai
pada Hari Senin tanggal 17 Juli 2023
Setiap permulaan tahun pelajaran, sekolah menyusun kalender pendidikan untuk
mengatur waktu kegiatan pembelajaran selama satu tahun ajaran yang mencakup
permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari
libur. Pengaturan waktu belajar di sekolah mengacu kepada Standar Isi dan disesuaikan
dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat,
serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.

Alokasi
No Kegiatan Keterangan
Waktu
1 Minggu efektif 32 Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif
minggu pada setiap satuan pendidikan
2 Penilaian Tengah 2 minggu Satu minggu setiap semester
Semester
3 Jeda Tengah 2 minggu Satu minggu setiap semester
Semester
4 Libur Semester 2 minggu Digunakan untuk menyiapkan kegiatan dan
Gasal administrasi Semester Genap
5 Libur akhir tahun 3 minggu Digunakan untuk menyiapkan kegiatan dan
administrasi akhir dan awal tahun
6 Hari libur 2 minggu Daerah khusus yang memerlukan libur
keagamaan keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya

39
sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif
7 Hari libur umum / 1 minggu Disesuaikan dengan peraturan pemerintah
nasional
8 Kegiatan khusus 1 minggu Digunakan untuk kegiatan yang diprogramkan
sekolah secara khusus oleh sekolah tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif dan waktu efektif
pembelajaran

B. Minggu Efektif Pembelajaran


Minggu efektif adalah jumlah jam pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada
setiap satuan pendidikan.

Rincian minggu efektif pembelajaran semester gasal tertera pada tabel sebagai berikut :
JUMLAH MINGGU
NO NAMA BULAN
MINGGU EFEKTIF
1 Juli 2023 5 2
2 Agustus 2023 4 4
3 September 2023 5 4
4 Oktober 2023 4 4
5 November 2023 4 4
6 Desember 2023 5 1
JUMLAH 27 19

Rincian minggu efektif pembelajaran semester genap tertera pada tabel sebagai berikut :
JUMLAH MINGGU
NO NAMA BULAN
MINGGU EFEKTIF
1 Januari 2024 4 4
2 Februari 2024 4 4
3 Maret 2024 5 2

40
4 April 2024 4 2
5 Mei 2024 4 2
6 Juni 2024 5 0
JUMLAH 26 14

C. Pengaturan Waktu Belajar Efektif


Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan local,
ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.

NO HARI JUMLAH PERTEMUAN KELAS


1 Senin 6 Jp + Upacara
2 Selasa 8 Jam Pelajaran
3 Rabu 8 Jam Pelajaran
4 Kamis 8 Jam Pelajaran
5 Jumat 5 Jam Pelajaran (1 Jp Pendidikan Karakter / wali kelas jam ke -1
6 Sabtu 7 Jam Pelajaran
JUMLAH/ 40 Jam pelajaran + 1 Jp Pembelajaran Karakter/Wali kelas
MINGGU + 1 Jp Layanan Bimbingan Konseling

D. Pengaturan Waktu Libur


Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud.Waktu libur dapat
berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari
libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur
khusus.

41
TANGGAL, BULAN,
NO TAHUN URAIAN KEGIATAN

1 2 3
1. 17 Juli 2023 Hari Pertama Masuk Sekolah
2. 17 20 Juli 2023
- Kegiatan MPLS
3. 19 Juli 2023 Libur Umum (Tahun Baru 1-Iijriyah/1 Muharam 1445 H)
4. 21 Juli 2023 Mengenal Mitra Sekolah
5. 17 Agustus 2023 Mengikuti Upacara HUT Kemerdekaan RI
Libur Umum (Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
6. 28 September 2023 1445 H)
7. 28 Oktober 2023 Mengikuti Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda
8. 10 November 2023 Mengikuti Upacara Peringatan Hari Pahlawan
Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar) Semester Gasal
9. 15 Desember 2023 untuk 5 (lima) hari sekolah .1-
Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar Semester Gasal
10. 16 Desember 2023 untuk 6 (enam) hari sekolah I
18 s.d. 31 Desember —
11. Libur Akhir Semester Gasal
2023 ... i

12. 25 Desember 2023 Libur Umum (Hari Raya Natal)


13. 26 Desember 2023 Cuti Bersama setelah Hari Raya Natal
14, 1 Januari 2024 Libur Umum (Tahun Baru Masehi 2023)
15. 2 Januari 2024 Hari Pertama Masuk Semester Genap
16. 8 Februari 2024 Libur Umum (Isro' Mi'raj 1445 H)
17. 10 Februari 2024 Libur Umum (Tabun Baru Imlek 2575).
18. 11 Maret 2024 Libur Umum (Hari Raya Nyepi 1946 Saka).

42
TANGGAL, BULAN,
NO TAHUN URAIAN KEGIATAN

1 2 3
19. 11 Maret 2024 Perkiraan libur awal Puasa Ramadhan 1445 H
20. 29 Maret 2024 Libur Umum (Wafat lsa Al-Masih/Jumat Agung)
21. 8 s.d. 9 April 2024 Libur menjelang Idul Fitri 1445 H
22. 10 s.d. 11 April 2024 Libur Hari Raya Idul Fitri 1445 H (1 Syawal 1445 H)
23. 12 s.d. 13 April 2024 Cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 1445 H
24. 21 April 2024 Peringatan Hari Kartini
25. 1 Mei 2024 Libur llmum (Hari Buruh Internasional)
26. 2 Mei 2024 Peringatan Hari Pendidikan Nasional
27. 9 Mei 2024 Libur Umum (Kenaikan Isa Al Masih)
28. 20 Mei 2024 Peringatan Hari Kebangkitan Nasional
29. 29 Mei 2024 Libur Umum (Hari Raya Waisak 2568)
30. 1 Juni 2024 Libur Umum (Hari Lahir Pancasila)
31. 17 Juni 2024 Libur Hari Raya Idul Adha 1445 H
Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar Semester Genap
32. 21 Juni 2024
untuk 5 (lima) hari sekolah
Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar Semester Genap
33. 22 Juni 2024
untuk 6 (enam) hari sekolah
Libur Akhir Semester Genap/Libur Akhir Tahun Ajaran
34. 24 Juni s.d. 20 Juli 2024 2022/2023
Perkiraan Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Ajaran
35. Mei s.d. Juni 2024
2023/2024
36. 22 Juli 2024 Pernulaan Tahun Ajaran 2024/2025

E. Penetapan Kalender Pendidikan


1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan
Juni tahun berikutnya.
2. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional,
dan atau Menteri Agama dalam hal terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala
Daerah Tingkat Kabupaten/Kota dan atau organisasi penyelenggara pendidikan
dapat menetapkan hari libur khusus.

43
3. Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dapat menetapkan hari libur serentak
untuk satuan-satuan pendidikan.
4. Kalender untuk setiap Satuan Pendidikan disusun oleh masing-masing satuan
pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut kalender
pendidikan dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.
5. Hari belajar efektif adalah hari belajar yang betul-betul digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, sesuai dengan ketentuan kurikulum.
6. Jumlah minggu efektif dalam 1 tahun pelajaran untuk tahun pelajaran 2022/2023
semester gasal minimal 18 dan semester genap 14 minggu yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
7. Jam pelajaran efektif adalah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam
pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah
jumlah jam untuk kegiatanpengembangan diri. Jumlah belajar efektif setiap minggu
adalah 40 jam pelajaran dengan alokasi waktu 40 menit per jam pembelajaran tatap
muka.

Berdasarkan ketentuan tersebut diatas, maka kalender pendidikan SMP Negeri 1 Dukuhturi
diatur sebagai berikut :

44
RENCANA KERJA KEGIATAN BELAJAR SEMESTER GASAL
SMP NEGERI 1 DUKUHTURI KAB. TEGAL TAHUN PELAJARAN 2023 / 2024

No Waktu Kegiatan Pelaksana


1 17 Juli 2023 Hari pertama masuk sekolah Sekolah

2 17-19 Juli 2023 Kegiatan MPLS Panitia MPLS


17 Juli 2023 – 16 Juli
3 Pelaksanaan program komite sekolah Komite Sekolah
2023
17,24, 31 Juli,
7,14, 21,28 Agustus,
4,11,18, 25 September,
4 Pembinaan Kepala Sekolah Kepala Sekolah
2,9, 16,23,30 Oktober,
6,13,20,27, November
4,11 Desember 2023
5 17 – 26 Juli 2023 Pengumpulan perangkat KBM Guru Mapel

6 30 Juli 2023 Libur Umum Tahun Baru Hijriah 1444 H Sekolah


Mengikuti Upacara HUT Kemerdekaan
7 17 Agustus 2023 Sekolah
RI
8 22 – 27 Agustus 2023 Penilaian Harian ke – 1 Guru Mapel
28 Agustus -12 Sept Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
9 Sekolah
2023 ke-1
Perkiraan pelaksanaan Asesmen
10 19 - 22 September 2023 Sekolah
Nasional (AN)
Penilaian/Asesmen Tengah Semester
11 26 Sept- 1 Okt 2023 Guru Mapel
Gasal
12 1 Oktober 2023 Mengikuti Hari Kesaktian Pancasila Sekolah
13 3 - 15 Okt 2023 Supervisi kunjungan kelas semester gasal Kepala Sekolah
Libur umum peringatan Maulud Nabi
14 8 Okt 2023 Sekolah
Muhammad SAW
15 24 – 29 Okt 2023 Penilaian Harian ke – 2 Guru Mapel

16 28 Okt 2023 Mengikuti Upacara Hari Sumpah Pemuda Sekolah


Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
17 31 Okt – 19 Nop 2023 Sekolah
ke-2
18 10 Nop 2023 Mengikuti Upacara Hari Pahlawan Sekolah
Pemilihan Pengurus OSIS Tahun 2023 /
19 14 Nop 2023 Pembina OSIS
2024
Pelantikan Pengurus OSIS Tahun 2023 /
20 21 Nop 2023 Pembina OSIS
2024

45
21 26 – 27 Nop 2023 LDK Pengurus OSIS Tahun 2023 Pembina OSIS

22 28 Nop– 10 Des 2023 Penilaian/Asesmen Akhir Semester Gasal Panitia PAS


PAS Susulan dan Kegiatan Pasca PAS Guru mapel /
23 12– 13 Des 2023
Gasal Wali Kelas
Persiapan Penyerahan Buku Laporan
24 14 – 16 Desember 2023 Panitia PAS
Hasil Belajar Semester Gasal
Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar
25 17 Des 2023 Wali Kelas
Semester Gasal
Libur Akhir Semester Gasal/Cuti Libur
26 20 – 31 Desember 2023 Sekolah
bersama

RENCANA KERJA KEGIATAN BELAJAR SEMESTER GENAPSMP NEGERI 1


DUKUHTURI KAB. TEGAL TAHUN PELAJARAN 2023 / 20234

NO TANGGAL URAIAN KEGIATAN PELAKSANA


Semua SMP
1 2 Januari 2024 Masuk awal semester Genap
Kab.Tegal
Semua SMP
2 22 Januari 2024 Libur Umum (Tahun Baru Imlek)
Kab.Tegal
Satuan
3 18 Februari 2024 Libur Umum (Isro’ Mi’roj)
Pendidikan
Penilaian(asesmen) /Kegiatan tengah Satuan
4 27 Feb - 4 Maret 2024
Semester Pendidikan
Projek Penguatan Profil Pelajar Satuan
5 6 -25 Maret 2024
Pancasila(P5) Ketiga Pendidikan
Satuan
6 22 Maret 2024 Libur Umum (Hari Raya Nyepi)
Pendidikan
Satuan
7 23 Maret 2024 Perkiraan Libur Puasa 1444 H
Pendidikan
Satuan
8 25 Maret 2024 Pertemuan Orang Tua kelas IX & Komite
Pendidikan
Peringatan HUT SMP Negeri 1
9 1 April 2024 Panitia HUT
Dukuhturi
Satuan
10 21 April 2024 Peringatan Hari Kartini
Pendidikan

46
Satuan
11 21 – 22 April 2024 Libur Hari Raya Idul Fitri 1444 H
Pendidikan
Cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 1444 Satuan
12 24 April 2024
H Pendidikan
Satuan
13 29 April 2024 Doa Bersama menuju Ujian Sekolah
Pendidikan
Satuan
14 1 Mei 2023 Libur Umum (Hari Buruh)
Pendidikan
Satuan
15 2 Mei 2024 Peringatan Hari Pendidikan Nasional
Pendidikan
Satuan
16 6 Mei 2024 Libur Umum (Hari Raya Waisak)
Pendidikan
Satuan
17 2 – 13 Mei 2024 Perkiraan PSAJ
Pendidikan
Satuan
18 18 Mei 2024 Libur Umum Kenaikan Isa Al Masih
Pendidikan
Satuan
19 20 Mei 2024 Peringatan Hari Kebangkitan Nasional
Pendidikan
Satuan
20 5 – 10 Juni 2024 Penilaian Asesmen Akhir Tahun
Pendidikan
Persiapan Penyerahan Buku Laporan Satuan
21 12 - 23 Juni 2024
Hasil Belajar Semester Genap Pendidikan
Satuan
22 17 Juni 2024 Pelepasan kelas IX
Pendidikan
23 24 Juni 2024 Pembagian Raport semester genap SatuanPendidikan
24 26 Juni -15 Juli 2024 Libur Semester Genap 2023/2024 SatuanPendidikan
Satuan
25 17 Juli 2024 Awal Tahun Pelajaran Baru 2024/2025
Pendidikan

Kalender Pendidikan

47
BAB VI
PENUTUP

Dengan tersusunnya Kurikulum 2013 SMP Negeri 1 Dukuhturi Tahun Pelajaran 2023
/2023,, maka menjadi pedoman dan acuan dalam Kegiatan Belajar Mengajar di SMP Negeri 1
Dukuhturi. Dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebuda
Kebudayaan Republik
Indonesia No. 58 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMP/MTs, maka SMP Negeri 1
Dukuhturi mulai melaksanakan Kurikulum 2013 secara serentak pada tingkatan Kelas VII
pada
ada Tahun Pelajaran 2016 / 2017 dan mulai kurikulum merdeka Tahun Pelajaran 2023/
2024.
Sangat besar harapan kami, semoga Kurikulum 2013 SMP N 1 Dukuhturi ini memenuhi
syarat sehingga rencana kami mengembangkan SMP Negeri 1 Dukuhturi dapat berhasil
dengan baik . Kami juga sangat mengharap dukungan dari semua pihak, khususnya guru
karyawan maupun para peserta didik serta masyarakat yang sebagian besar terwakili oleh
orang tua peserta didik.Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberi bantuan atas tersusunnya Kurikulum ini. Terima kasih kepada Dinas
Pendidikan,Pemuda
idikan,Pemuda dan Olahraga Kab. Tegal yang telah memberi bimbingan kepada kami
untuk menyusun Kurikulum 2013 ini, semoga Kurikulum 2013 SMP N 1 Dukuhturi ini
mampu menjadi pedoman bagi sekolah untuk ikut mencerdaskan peserta didik harapan
bangsa yang berwawasan
awasan global dan berbasis lokal.

Dukuhturi, Juli 2023


Kepala Sekolah

INDIT UNDIARTO,S.Pd,MM
NIP. 19720229 199412 1 001

48

Anda mungkin juga menyukai