BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menyikapi perkembangan dunia yang semakain cepat dan semakin
mengglobal, maka peran pendidikan semakin dituntut untuk selalu
mewarnai perkembangan sesuai dengan yangterjadi di era saat
ini.Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, gelombang globalisasi dan
demokratisasi telah membawa perubahan di hampir seluruh aspek
kehidupan.Menghadapi perubahan tersebut diperlukan kualitas sumber
daya manusia yang menuntut produktivitas, efesiensi dan persaingan serta
berbagai macam peningkatan kinerja dan kualitas agar dapat memenangkan
persaingan global.Menciptakan kualitas sumber daya manusia
membutuhkan kemauan, komitmen dan kesadaran dari berbagai pihak.Kita
membutuhkan prakarsa dan upaya yang nyata untuk membenahi dan
meningkatkan sumber daya manusia.Salah satu prakarsa yang strategis
dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas adalah
dengan membenahi sistem pendidikan nasional.
Mengingat kemajemukan bangsa Indonesia, maka Undang-Undang
Dasar negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 31 ayat (3)
mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas dasar amanah tersebut
telah diterbitkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang memberikan pedoman dalam
penyelenggaraan kebijakan pendidikan. Sesuai pasal 3 UU Sisdiknas Nomor
20 Tahun 2003 tersebut ditegaskan tujuan pendidikan nasional sebagai
berikut:
2
pada sasaran yang baik dari berbagai aspek dan jenjang kompetensi.
Pada bidang akademik, kita telah mencapai hasil UNBK 3 Tahun
Terakhirperingkat 2 (dua) sewilayah Jakarta Timur dan Peringkat 3
(tiga) se-DKI Jakarta dari jumlah total SMK 63 Sekolah. Standar
kelulusan yang diterapkan harus memenuhi kriteria-kriteria Sbb: 1.
Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dan mata pelajaran,2.
Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal Baik pada penilaian akhir
untuk seluruh mata pelajaran dan muatan lokal, 3. Lulus ujian
satuan/program pendidikan, 4. Kelulusan ditetapkan oleh
satuan/program pendidikan yang bersangkutan.
b. Standar Isi
Upaya untuk mencapai SKL sesuai dengan tuntutan di atas dan sesuai
dengan Permen 21 tahun 2016, diwujudkan melalui pembenahan
kurikulum pada standar isi. Perluasan dan pendalaman kurikulum
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang.
Integrasi kurikulum juga dilakukan untuk memperkuat kurikulum yang
digunakan di tingkat sekolah. Sampai tahun 2019 seluruh dokumen
kurikulum 2013 terus akan disempurnakan secara berkala sesuai
dengan tuntutan zaman.Penerapan kurikulum 2013 revisi dilakukan
untuk siswa–siswi baru tahun ajaran 2019/2020, kelas XI, dan
XII.Tantangan terbesar dari rencana strategis ke depan adalah
bagaimana mengimplementasikan kurikulum 2013 yang telah direvisi
dengan baik di kalangan guru dan warga sekolah sehingga mampu
mengubah mindset warga sekolah menuju penciptaan generasi emas
tahun 2045.
c. Standar Proses
Sesuai dengan tuntutan Standar Proses yaitu Permen no 22 Tahun
2016 diharapkan guru memiliki kompetensi untuk mengembangkan
kompetensi dengan inovatif dan kreatif dengan menggunakan
berbagai media, metode dan teknologi terkini. Terhadap tuntutan ini,
6
dan budi pekerti, guru bimbingan konseling dan wali kelas serta diberi
masukan dari masing-masing guru bidang studi.Untuk nilai
Pengetahuan dan Keterampilan minimal peserta didik harus mencapai
nilai KKM pada masing-masing jenjang.Tantangan terbesar adalah
bagaimana gurumampu mengaplikasikan dan mampu
mengimplementasikan dalam proses pembelajaran dengan baik
khususnya dalam penilaian.
e. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Dari segi pendidik dan tenaga kependidikan diperoleh hasil sampai
dengan tahun 2019 telah memenuhi kualifikasi akademik sangat
memadai dengan jumlah 67 orang terbagi dalam tenaga pendidik 53
orang dan 14 orangtenaga kependidikandan lebih dari 10% guru telah
memiliki kualifikasi S2. Secara kompetensi juga semakin menunjukan
kualitasnya dengan banyaknya guru yang menjadi narasumber atau
pun sebagai assessor untuk peningkatan kebijakan bidang SMK dan
bahkan hampir semua bersertifikasi.
f. Standar Sarana Prasarana
Secara kuantitas sarana prasarana sekolah telah sesuai dengan standar
nasional hanya secara kualitas masih terus diupayakan agar sesuai
dengan tuntutan zaman. Oleh karena itu, upaya perawatan,
pengembangan, penyempurnaan atau pengadaan sarpras baru akan
menjadi tantangan tersendiri pada masa yang akan datang mengingat
hampir seluruh sarana pasarana sekolah telah berusia lebih dari 10
tahun.
g. Standar Pengelolaan
Sesuai dengan permendiknas No. 19 Tahun 2007, sekolah telah
memenuhi seluruh standar pengelolaan khususnya dokumen
tertulisnya.Setiap tahun dikaji dan disempurnakan. Pencapaian nilai
akreditasi (A) diharapkan akan bisa dipertahankan dan lebih baik lagi
diwaktu yang akan datang.Pemakaian sistem ISO 9001:2008 telah
8
B. Landasan
a. Landasan Filosofis
10
b. Landasan Teoritis
Dua tokoh pendidikan kejuruan berbeda aliran sangat kuat
mewarnai teori-teori pendidikan kejuruan dunia.Tokoh tersebut adalah
Charles Prosser dan John Dewey.Teori Prosser menyatakan bahwa
pendidikan kejuruan membutuhkan lingkungan pembelajaran
menyerupai dunia kerja dan peralatan yang memadai sesuai
kebutuhan pelaksanaan pekerjaan di dunia kerja.Agar efektif
pendidikan kejuruan harus melatih dan membentuk kebiasaan kerja
sebagai suatu kebutuhan yang harus dimiliki bagi setiap individuyang
mau bekerja. Penguatan kemampuan dan skill kerja dapat ditingkatkan
melalui pengulangan cara berpikir dan cara bekerja yang efisien.
Pendidikan kejuruan harus melakukan seleksi bakat dan minat. Guru
pendidikan kejuruan akan berhasil jika telah memiliki pengalaman
sukses dalam menerapkan skill dan pengetahuan sesuai bidang yang
diajarkan. Kemampuan produktif sebagai standard performance
dikembangkan berdasarkan industri sesuai aslinya (actual
jobs).Pendidikan kejuruan membutuhkan biaya pendidikan dan
pelatihan yang harus terpenuhi dan jika tidak sebaiknya tidak
diselenggarakan.
Pendidikan kejuruan dalam pandangan teori Dewey menegaskan
bahwa pendidikan kejuruan menyiapkan peserta didik memiliki
12
c. Landasan Yuridis
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang sistem Pendidikan Nasional.
14