Anda di halaman 1dari 25

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Menyikapi perkembangan dunia yang semakain cepat dan semakin
mengglobal, maka peran pendidikan semakin dituntut untuk selalu
mewarnai perkembangan sesuai dengan yangterjadi di era saat
ini.Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, gelombang globalisasi dan
demokratisasi telah membawa perubahan di hampir seluruh aspek
kehidupan.Menghadapi perubahan tersebut diperlukan kualitas sumber
daya manusia yang menuntut produktivitas, efesiensi dan persaingan serta
berbagai macam peningkatan kinerja dan kualitas agar dapat memenangkan
persaingan global.Menciptakan kualitas sumber daya manusia
membutuhkan kemauan, komitmen dan kesadaran dari berbagai pihak.Kita
membutuhkan prakarsa dan upaya yang nyata untuk membenahi dan
meningkatkan sumber daya manusia.Salah satu prakarsa yang strategis
dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas adalah
dengan membenahi sistem pendidikan nasional.
Mengingat kemajemukan bangsa Indonesia, maka Undang-Undang
Dasar negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 31 ayat (3)
mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas dasar amanah tersebut
telah diterbitkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang memberikan pedoman dalam
penyelenggaraan kebijakan pendidikan. Sesuai pasal 3 UU Sisdiknas Nomor
20 Tahun 2003 tersebut ditegaskan tujuan pendidikan nasional sebagai
berikut:
2

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdasan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa…. “(UU Sisdiknas, 2004:5)
Implementasi Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan yang menjadi
pedoman dan arahan dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, diantaranya
adalah Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015. Peraturan pemerintah tersebut
memberikanketentuan yang terkait dengan Ujian Nasional, kurikulum
pendidikan anak usia dini, dan akreditasi yang perlu di sesuaikan atas
berbagai tantangan baru.
Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi Peserta Didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau
penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.Pemerintah memandang perlu
untuk melakukan evaluasi berskala nasional yang dapat memantau dan
memetakan tingkat pencapaian kompetensi peserta didik
sebagaimanaditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan yang berfungsi
sebagai salah satu sarana penjaminan dan peningkatan mutu
penyelenggaraan pendidikan.Dalam upaya meyempurnakan kualitas
pelaksanaannya, perlu memperhatikan data hasil belajar siswa yang
dihimpun mencerminkan kondisi pendidikan dari waktu ke waktu sehingga
lebih membantu menentukan langkah-langkah perbaikan mutu sebagaimana
mestinya.
Hal ini tentu berpengaruh terhadap perubahan kurikulum yang dipakai
disekolah-sekolah karena kurikulum sebagai jantungnya pendidikan perlu
dikembangkan dan diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon
kebutuhan daerah, satuan pendidikan dan peserta didik.Penyesuaian atau
3

perubahan kurikulum merupakan keniscayaan karena masyarakat terus


berkembang. Kita dihadapkan pada tantangan internal, tantangan eksternal,
keharusan penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola kurikulum
seperti upaya memenuhi kebutuhan masa depan dan menyongsong
Generasi Emas Indonesia tahun 2045, Penyiapan Kompetensiabad XXI,
Bonus Demografi Indonesia dan Potensi Indonesia menjadi kelompok 7
Negara Ekonomi Terbesar Dunia dan sekaligus memperkuat kontribusi
Indonesia terhadap pembangunan peradaban dunia sehingga kurikulum
harus disempurnakan.
Penyempurnaan kurikulum meliputi 4 standar nasional pendidikan,
yaitu Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses dan Standar
Penilaian.
Standar Kompetensi Lulusan yang merupakan kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup nilai sikap, pengetahuan dan
keterampilan.Untuk mencapai kompetensi lulusan tersebut perlu ditetapkan
Standar Isi yang merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan
tingkat kompetensi peserta didik untuk mencapai kompetensi lulusan pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik yang harus
dipenuhiatau dicapai pada suatu satuan pendidikan dalam jenjang dan jenis
pendidikan tertentu dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib yang
ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan, konsep
keilmuan dan karakteristik satuan pendidikan dan program
pendidikan.Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria
tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi Indonesia dan
penguasaan kompetensi yang berjenjang.
Standar isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan nasional
dalam domain sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan dan
keterampilan.Oleh karena itu, standar isi dikembangkan untuk menentukan
kriteria ruang lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai dengan
4

kompetensi lulusan yang dirumuskan pada Standar Kompetensi Lulusan,


yakni sikap, pengetahuan dan keterampilan. Karakteristik, kesesuaian,
kecukupan, keluasan dan kedalaman materi ditentukan sesuai dengan
karakteristik kompetensi beserta proses pemerolehan kompetensi tersebut.
Ketiga kompetensi diatas memiliki proses pemerolehan yang berbeda.
Sikap dibentuk melalui aktivitas-aktivitas: menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati dan mengamalkan. Pengetahuan dimiliki melalui
aktivitas-aktivitas: mengetahui, memahami,menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi dan mencipta.Keterampilan diperoleh melalui aktivitas-
aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji dan mencipta.
Karakteristik kompetensi beserta perbedaan proses pemerolehannya
mempengaruhi Standar Isi.
Standar Kompetensi Lulusan yang dijabarkan dalam Standar Isi yang
secara rinci diatur dalam struktur dan muatan kurikulum dibelajarkan
dengan menggunakan pedoman standar proses dan dinilai dengan mengacu
pada standar penilaian. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menanyakan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarya, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap
satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk
meningkatkan efesiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Proses pembelajaran di atas ditagih melalui sistem penilaian autentik.
Mengantisipasi berbagai tuntutan perubahan di atas, SMK N 48 Jakarta
telah melaksanakan berbagai program pada masa 5 tahun sebelumnya.
Pencapaian delapan standar pendidikan SMK N 48 Jakarta adalah:
a. Standar Kompetensi Lulusan
Dari segi Standar Kompetensi Lulusan sesuai dengan Permen No. 20
tahun 2016, dapat dijelaskan bahwa SMK N 48 Jakarta telah mencapai
5

pada sasaran yang baik dari berbagai aspek dan jenjang kompetensi.
Pada bidang akademik, kita telah mencapai hasil UNBK 3 Tahun
Terakhirperingkat 2 (dua) sewilayah Jakarta Timur dan Peringkat 3
(tiga) se-DKI Jakarta dari jumlah total SMK 63 Sekolah. Standar
kelulusan yang diterapkan harus memenuhi kriteria-kriteria Sbb: 1.
Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dan mata pelajaran,2.
Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal Baik pada penilaian akhir
untuk seluruh mata pelajaran dan muatan lokal, 3. Lulus ujian
satuan/program pendidikan, 4. Kelulusan ditetapkan oleh
satuan/program pendidikan yang bersangkutan.
b. Standar Isi
Upaya untuk mencapai SKL sesuai dengan tuntutan di atas dan sesuai
dengan Permen 21 tahun 2016, diwujudkan melalui pembenahan
kurikulum pada standar isi. Perluasan dan pendalaman kurikulum
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang.
Integrasi kurikulum juga dilakukan untuk memperkuat kurikulum yang
digunakan di tingkat sekolah. Sampai tahun 2019 seluruh dokumen
kurikulum 2013 terus akan disempurnakan secara berkala sesuai
dengan tuntutan zaman.Penerapan kurikulum 2013 revisi dilakukan
untuk siswa–siswi baru tahun ajaran 2019/2020, kelas XI, dan
XII.Tantangan terbesar dari rencana strategis ke depan adalah
bagaimana mengimplementasikan kurikulum 2013 yang telah direvisi
dengan baik di kalangan guru dan warga sekolah sehingga mampu
mengubah mindset warga sekolah menuju penciptaan generasi emas
tahun 2045.
c. Standar Proses
Sesuai dengan tuntutan Standar Proses yaitu Permen no 22 Tahun
2016 diharapkan guru memiliki kompetensi untuk mengembangkan
kompetensi dengan inovatif dan kreatif dengan menggunakan
berbagai media, metode dan teknologi terkini. Terhadap tuntutan ini,
6

upaya peningkatan profesional guru terus ditingkatkan. Semakin


banyak guru yang menguasai teknologi pembelajaran akan semakin
baik hasil output-nya, disamping itu guru harus mengalokasikan
model-model pembelajaran yang menerapkan pembelajaran scientific
yang meliputi 5 M diantaranya: Mengamati, Menanya, Mengumpulkan
Data, Mengasosiasi dan Mengkomunikasikan. Dari ke lima langkah
tersebut harus membuat siswa memiliki 4 C yaitu: 1. Critical Thinking,
2.Creatif and Innovative, 3.Communicationdan 5.
Collaboration.Seluruh perangkat pembelajaran sebagai dokumen
kurikulum telah diselesaikan dan terus akan disempurnakan khususnya
di kurikulum 2013 revisi. Tantangan terbesar adalah bagaimana guru
mampu memahami perubahan paradigma dan mampu
mengimplementasikan dalam proses pembelajaran yang baik yang
menghasilkan peserta didik memiliki empat komponen tersebut diatas.
d. Standar Penilaian
Sesuai dengan Permen 4 Tahun 2018 tentang standar penilaian
diharapkan guru memiliki kompetensi untuk menagih dan menilai
pembelajaran sesuai dengan kaidah penilaian yang besar.Terhadap
tuntutan ini, upaya peningkatan profesional guru terus dilakukan, Wakil
kurikulum terus melakukan inovasi untuk dapat menerapkan prosedur
kerja yang sesuai untuk dapat mencapai hasil yang maksimal.Seluruh
perangkat pembelajaran khusunya dokumen penilaian sebagai
dokumen kurikulum telah diselesaikan dan terus disempurnakan.
Sementara implementasi penilaian kurikulum 2013 yang revisi masih
tetap mengacu pada penilaian sikap yang dominan karena peserta didik
tidak bisa lulus dan naik kelas jika nilai sikap belum mendapatkan
predikat nilai B, ini adalah salah satu syarat dari kelulusan dan kenaikan
kelas. Untuk penilain sikap sendiri mengalami pergeseran yang selama
ini diberikan oleh setiap guru mata pelajaran namun pada kurikulum
2013, yang berhak memberikan nilai adalah guru pendidikan agama
7

dan budi pekerti, guru bimbingan konseling dan wali kelas serta diberi
masukan dari masing-masing guru bidang studi.Untuk nilai
Pengetahuan dan Keterampilan minimal peserta didik harus mencapai
nilai KKM pada masing-masing jenjang.Tantangan terbesar adalah
bagaimana gurumampu mengaplikasikan dan mampu
mengimplementasikan dalam proses pembelajaran dengan baik
khususnya dalam penilaian.
e. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Dari segi pendidik dan tenaga kependidikan diperoleh hasil sampai
dengan tahun 2019 telah memenuhi kualifikasi akademik sangat
memadai dengan jumlah 67 orang terbagi dalam tenaga pendidik 53
orang dan 14 orangtenaga kependidikandan lebih dari 10% guru telah
memiliki kualifikasi S2. Secara kompetensi juga semakin menunjukan
kualitasnya dengan banyaknya guru yang menjadi narasumber atau
pun sebagai assessor untuk peningkatan kebijakan bidang SMK dan
bahkan hampir semua bersertifikasi.
f. Standar Sarana Prasarana
Secara kuantitas sarana prasarana sekolah telah sesuai dengan standar
nasional hanya secara kualitas masih terus diupayakan agar sesuai
dengan tuntutan zaman. Oleh karena itu, upaya perawatan,
pengembangan, penyempurnaan atau pengadaan sarpras baru akan
menjadi tantangan tersendiri pada masa yang akan datang mengingat
hampir seluruh sarana pasarana sekolah telah berusia lebih dari 10
tahun.
g. Standar Pengelolaan
Sesuai dengan permendiknas No. 19 Tahun 2007, sekolah telah
memenuhi seluruh standar pengelolaan khususnya dokumen
tertulisnya.Setiap tahun dikaji dan disempurnakan. Pencapaian nilai
akreditasi (A) diharapkan akan bisa dipertahankan dan lebih baik lagi
diwaktu yang akan datang.Pemakaian sistem ISO 9001:2008 telah
8

menginspirasi seluruh manajemen sekolah. Hal ini sangat membantu


dalam pengelolaan sekolah dengan baik walaupun sudah beberapa
tahun belakang sudah lama tidak diperpanjang untuk masa
penggunaannya namun sisa-sisa dari langkah-langkah yang harus
dilengkapi masih tetap dipergunakan dalam rangka pengelolaan
sekolah lebih baik pada masa yang akan datang.
h. Standar Pembiayaan
Upaya untuk memenuhi pembiayaan sekolah terus dilakukan.Sampai
dengan sekarang telah diperoleh tingkat pembiayaan sekolah yang
cukup memadai walaupun belum sempurna. Penerimaan dana sekolah
terus meningkat sejak diberlakukannya penerimaan BOS dan BOP oleh
pemerintah. Pendanaan yang cukup memadai berdampak positif pada
penyediaan sarpras sekolah yang secara langsung atau tidak langsung
akan mempengaruhi proses pencapaian pendanaan SKL
siswa.Tantangan terbesar dari sistem pendanaan ini adalah sekolah
masih tidak secara leluasa untuk membiayai semua kegiatan yang ada
di sekolah karena pada rekening yang dikeluarkan oleh pemerintah
sudah dikondisikan untuk pembiayaan bidang itu sendiri.

Memperhatikan ketentuan-ketentuan perundang-undangan dan


kondisi nyata sekolah di atas, sekolah harus menyusun kurikulum untuk
memenuhi standar nasional tetapi tetap memperhatikan kondisi nyata
sekolah.Ketentuan-ketentuan tersebut harus dituangkan dalam kurikulum
operasional tingkat sekolahyang disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Undang-
Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal 36
Ayat (2) Menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerahdan peserta didik. Pasal 36 Ayat (3) menyebutkan
bahwa kurikulum disusun dengan jenjang pendidikan dalam kerangka
9

Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: (a).


Peningkatan Iman dan takwa, (b).peningkatan akhlak mulia, (c). peningkatan
potensi, kecerdasandan minat peserta didik, (d). keragaman potensi daerah
dan lingkungan, (e). tuntutan pengembangan daerah dan nasional,
(f).tuntutan dunia kerja, (g).perkembangan ilmu pengetahuan, teknologidan
seni, (h). agama, (i). dinamika perkembangan global dan persatuan,
(j).persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. Pasal 38 Ayat (2) mengatur
bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai
dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan
komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisedinas
pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk
pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.

Semenjak Kurikulum 2013 di-launching untuk diterapkan di seluruh


sekolah-sekolah pada tahun 2013, maka SMK N 48 Jakarta langsung
menerapkannyauntuk kelas X (sepuluh) sedangkan kelas XI dan XII masih
menggunakan kurikulum 2006 pada tahun pelajaran 2014/2015 barulah
semua kelas dan semua jurusan dan program keahlian menggunakan
kurikulum 2013 revisi sampai dengan sekarang.Sesuai dengan ketentuan
yang ditegaskan bahwa sekolah menyusun sendiri kurikulumnya dengan
memperhatikan rambu-rambu yang telah ditetapkan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan maupun ketentuan dalam peraturan menteri tentang
penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Sekolah diberi wewenang
penuh untuk menyusun KTSP sesuai dengan rambu-rambu tersebut sehingga
memungkinkan antara sekolah yang satu dengan sekolah lain memiliki ciri
khusus yang berbeda dengan sekolah lainnya.

B. Landasan
a. Landasan Filosofis
10

Landasan Filosofis penting kedudukannya dalam pengembangan


kurikulum.Landasan filosofis memberi arah ideal dan pemikiran yang
mendasar tentang isi suatu kurikulum, konsep pembelajaran yang
tepat, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta
didik dengan masyarakat dan lingkungan kerja serta lingkungan alam di
sekitarnya. KTSP SMK Negeri 48 Jakarta dikembangkan dengan
landasan sebagai berikut:
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun
kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang.
2. KTSP SMK N 48 Jakarta disusun untuk membangun budaya teknik
sains sosio kultural yaitu suatu budaya masyarakat yang secara
sosial baik di sekolah, dunia kerja, keluarga maupun di
masyarakat secara sinergi tumbuh budaya pemecahan masalah
secara terencana, terprogram, produktif, terdesain dan
dijelaskan atau diberi melalui proses inkuiri dan diskoveri
3. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Peserta
didik SMK Negeri 48 Jakarta belajar membangun pengalaman diri
dalam memecahkan permasalahan-permasalahan secara kreatif.
Untuk itu peserta SMK Negeri 48 Jakarta perlu memiliki
pengalaman belajar berpikir kreatif, bekerja kreatif sendiri-
sendiri maupun dengan orang lain dan menerapkan inovasi-
inovasi dalam setiap pemecahan masalah kerja dan kehidupan.
4. Pendidikan menengah kejuruan membutuhkan penumbuhan
etika pokok (core attitude) yaitu disiplin diri (selfdiscipline),
keterbukaan terhadap pengalaman diri dan orang lain (openness
to experience), kemampuan pengambilan resiko (risk taking),
toleran terhadap dualism (tolerance for ambiguity), dan
kepercayaan kelompok (group trust).
5. Pendidikan menengah kejuruan mengembangkan kecerdasan
emosional, spiritual, sosial ekologis, intelektual, kinetetis,
11

ekonomika, teknologi, seni budaya dan kecerdasan belajar


sebagai pusat pengembangan kecerdasan (Sudira, 2015).
6. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa
depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai
kemampuan belajar yang cerdas dalam menumbuhkan
kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap
sosial, kepedulian dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik.

b. Landasan Teoritis
Dua tokoh pendidikan kejuruan berbeda aliran sangat kuat
mewarnai teori-teori pendidikan kejuruan dunia.Tokoh tersebut adalah
Charles Prosser dan John Dewey.Teori Prosser menyatakan bahwa
pendidikan kejuruan membutuhkan lingkungan pembelajaran
menyerupai dunia kerja dan peralatan yang memadai sesuai
kebutuhan pelaksanaan pekerjaan di dunia kerja.Agar efektif
pendidikan kejuruan harus melatih dan membentuk kebiasaan kerja
sebagai suatu kebutuhan yang harus dimiliki bagi setiap individuyang
mau bekerja. Penguatan kemampuan dan skill kerja dapat ditingkatkan
melalui pengulangan cara berpikir dan cara bekerja yang efisien.
Pendidikan kejuruan harus melakukan seleksi bakat dan minat. Guru
pendidikan kejuruan akan berhasil jika telah memiliki pengalaman
sukses dalam menerapkan skill dan pengetahuan sesuai bidang yang
diajarkan. Kemampuan produktif sebagai standard performance
dikembangkan berdasarkan industri sesuai aslinya (actual
jobs).Pendidikan kejuruan membutuhkan biaya pendidikan dan
pelatihan yang harus terpenuhi dan jika tidak sebaiknya tidak
diselenggarakan.
Pendidikan kejuruan dalam pandangan teori Dewey menegaskan
bahwa pendidikan kejuruan menyiapkan peserta didik memiliki
12

kemampuan memecahkan permasalahan sesuai perubahan-


perubahan dalam cara-cara berlogika dan membangun rasional
melalui proses pemikiran yang semakin terbuka dalam menemukan
berbagai kemungkinan solusi dari berbagai pengalaman.
Pendekatan yang di terapkan di SMK Negeri 48 Jakarta adalah
pembelajaran berbasis kompetensi.Pembelajaran yang membangun
performa peserta didik “Individual ability to perform” mencakup
penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap secara
terpadu.Pendekatan pembelajaran ini harus menganut pembelajaran
tuntas (mastery learning) untuk dapat menguasai sikap (attitude),
pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill) agar dapat bekerja
sesuai profesinya. Agar peserta didik dapat belajar secara tuntas,
dikembangkan prinsip pembelajaran sebagai berikut:
1. Learning by doing (belajar melalui aktivitas/kegiatan nyata,
otentik kontekstual yang memberikan pengalaman belajar
bermakna), dikembangkan menjadi pembelajaran berbasis
produksi, pembelajaran berbasis pemecahan masalah,
pembelajaran berbasis kerja, pembelajaran berbasis inkuiri,
pembelajaran berbasis diskoveri.
2. Individualized learning yakni pembelajaran dengan
memperhatikan keunikan setiap individu dan dilaksanakan
dengan sistem modular.
3. Teamwork learning adalah pembelajaran yang mengembangkan
kemampuan bekerja secara tim dengan penguatan kompetensi
diri bertanggung jawab dengan tugas-tugas dan memahami
posisi dan fungsinya dalam tim.

KTSP SMK Negeri 48 Jakarta dikembangkan atas teori efisiensi sosial


dan pendidikan demokratis, pendidikan berdasarkan standar (standard
based education)dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-
13

based curriculum), pembelajaran berbasis kerja, pembelajaran berbasis


produksi dan pembelajaran berbasis pemecahan masalah. Pendidikan
berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai standar
minimal warga negara yang dirinci menjadi standar kompetensi lulusan,
standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan
dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang
untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik
dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan,
berketerampilan dan bertindak.

KTSP SMK Negeri 48 menganut:

1. Pembelajaran yang dilakukan guru dalam bentuk proses belajar


mengajar yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran teori di
kelas, pembelajaran pembuktian teori di laboratorium, pembelajaran
skill di supermarket, studio workshop,industri dsb. Pembelajaran
keterampilan kerja di tempat kerja (DU-DI, teaching factory, bussines
center) dan
2. Pengalaman belajar langsung di dunia kerja untuk membangun
kebiasaan kerja. Demikian juga dengan pembelajaran langsung di
masyarakat sesuai dengan latar belakang, karakteristik, kompetensi
keahlian dan kemampuan awal peserta didik menjadi hasil belajar bagi
dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil
kurikulum.

c. Landasan Yuridis
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang sistem Pendidikan Nasional.
14

2. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang perubahan


kedua Atas Peraturan Pemerintah no 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum
SMK.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 61
Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada
Pendidikan Dasar dan Menengah.
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstra
Kurikuler Pendidikan Dasar dan Menengah.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan
Kepramukaan sebagai Ekstra Kurikuler Wajib.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 79 Tahun 2014 tentang Implementasi Mulok
Kurikulum 2013.
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan
Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 53 Tahun 2015 tentang Standar Penilaian
Pendidikan Dasar dan Menengah.
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan.
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan
Menengah Kejuruan.
15

12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Sekolah
Menengah Kejuruan.
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan Menengah Kejuruan.
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Struktur Kurikulum.
15. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor.
375/KEP.D/KR/2016 Tanggal 14 Juli 2016 tentang Penetapan
Satuan Pendidikan Pengguna Kurikulum 2013 secara Mandiri.
16. Panduan Penilaian SMK oleh Direktorat Pembinaan SMK Tahun
2017.
17. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
130/D/KEP/KR/2017 tentang Struktur Kurikulum Pendidikan
Dasar dan Menengah.
18. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan
MenengahKementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan
Menengah Kejuruan (SMK) Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).
19. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan
MenengahKementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
07/D.D5/KK/2018 tentang Stuktur Keahlian Pendidikan
Menengah Kejuruan (SMK) Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).

C. Tujuan Pengembangan Kurikulum SMK Negeri 48 Jakarta


16

Sesuai dengan UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 pasal 36 ayat 2 dan


pasal 38 ayat 2 ditegaskan bahwa Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan disusun dengan prinsip diversifikasi yang bertujuan untuk:

1. Memberikan pedoman pengelolaan kurikulum tingkat sekolah sesuai


dengan relevansi atau karakteristik satuan pendidikan, kekhasan
daerah dan potensi peserta didik.
2. Pengembangan KTSP diarahkan untuk mencapai mutu pendidikan
nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
3. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sesuai dengan
Kurikulum 2013 selain untuk mencapai tujuan di atas, juga
dimaksudkan untuk lebih menitikberatkan pada pencapaian
pendidikan karakter dan mempersiapkan Generasi Emas Indonesia
yang mampu bersaing dalam proses globalisasi, yakni untuk
mempersiapkan bangsa Indonesia agar memiliki kemampuan hidup
sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif dan
afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara dan peradaban dunia.

Agar setiap stakeholder sekolah memenuhi seluruh isi kurikulum SMK


Negeri 48 Jakarta, maka pengertian istilah yang di dalam pengembangan
kurikulum disajikan sebagai berikut:
a. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negera Kesatuan Republik
Indonesia.
b. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan.
17

c. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional


yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan.
d. Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
e. Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu.
f. Kerangka Dasar Kurikulum adalah tatanan konseptual kurikulum yang
dikembangkan dari Standar Nasional Pendidikan. Kerangka Dasar
Kurikulum 2013 adalah filosofis, sosiologis, pedagogis dan yuridis yang
berfungsi sebagi acuan pengembangan struktur kurikulum pada
tingkat nasional dan pengembangan muatan lokal tingkat daerah serta
pedoman pengembangan kurikulum pada tingkat sekolah.
g. Struktur Kurikulum 2013 adalah pengorganisasian kompetensi inti,
mata pelajaran, beban belajar dan kompetensi dasar pada tingkat
sekolah. Susunan mata pelajaran tersebut terbagi dalam kelompok
mata pelajaran wajib kelompok A sekarang menjadi muatan nasional
dan kelompok B yang sekarang diganti dengan muatan kewilayahan
dan kelompok mata pelajaran C yaitu pilihan kelompok Peminatan.
h. Kelompok Mata Pelajaran Wajib/Muatan Nasional merupakan bagian
dari pendidikan umum yaitu pendidikan bagi semua warga negara
bertujuan memberikan pengetahuan tentang bangsa, sikap sebagai
bangsa dan kemampuan penting untuk mengembangkan kehidupan
pribadi peserta didik, masyarakat dan bangsa.
i. Kelompok Mata Pelajaran Peminatan atau kelompok C bertujuan
untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
mengembangkan minatnya dalam sekelompok matapelajaran sesuai
dengan minat keilmuannya di perguruan tinggi dan untuk
18

mengembangakan minatnya terhadap sesuatu disiplin ilmu atau


keterampilan.
j. Kelompok peminatan yang dipilih peserta didik terdiri atas kelompok
matematika, ilmu alam, ilmu sosial dan ilmu budaya dan bahasa. Sejak
kelas X peserta didik sudah harus memilih kelompok peminatan yang
akan dimasuki. Pilihan mata pelajaran lintas minat dan atau
pendalaman minat yang dipilih sejak kelas X dan sebaiknya tetap
sampai dengan kelas XII.
k. Kompetensi adalah seperangkat sikap, pengetahuan dan keterampilan
yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh Peserta Didik setelah
mempelajari sesuatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu
program atau menyelesaikan satuan pendidikan tertentu.
l. Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta
didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuandan
keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau
semester, standar kompetensi terdiri atas sejumlah kompetensi dasar
sebagai acuan baku yang harus dicapai dan berlaku secara nasional.
m. Standar Kompetensi Kelompok mata pelajaran adalah kualifikasi
kemampuan minimal peserta didik pada setiap kelompok mata
pelajaran yang mencakup kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia; kewarganegaraan dan kepribadian; ilmu pengetahuan dan
teknologi estetik; dan jasmani, olahraga dan kesehatan
n. Standar Kompetensi Mata Pelajaran adalah kualifikasi kemampuan
minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap
tingkat dan atau semester untuk mata pelajaran tertentu.
o. Kompetensi Dasar Merupakan sejumlah kemampuan yang harus
dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan
untuk menyusun indikator kompetensi.
19

p. Beban Belajar memuat jumlah jam yang dialokasikan untuk


pembelajaran suatu tema, gabungan tema, mata pelajaran, atau
keseluruhan kegiatan yang harus diikuti Peserta didik dalam satu
minggu, semester dan satu tahun yang meliputi kegiatan tatap muka,
kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan mandiri.
q. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
proses interaksi antara peserta didik, materi pembelajaran, pendidik
dan lingkungan.
r. Kegiatan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materipembelajaran oleh peserta didik yang didesain
oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi dan
atau kemampuan lainnya pada kegiatan tatap muka. Waktu
penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.
Penugasan terstruktur termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan dan
percepatan.
s. Kegiatan Mandiriadalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain
oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi mata
pelajaran atau lintas mata pelajaran atau kemampuan lainnya yang
waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.
t. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang
peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran
dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai
dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan yang
dimaksud.
u. Kalender Pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender
pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar,
waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
20

v. Permulaan Tahun Ajaran adalah waktu dimulaianya kegiatan


pembelajaran pada awal tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.
w. Waktu Efektif Belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran
untuk setiap tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.
x. Waktu Pembelajaran Efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap
minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata
pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam kegiatan
pengembangan diri.
y. Waktu Libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan
kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang
dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda
antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari
libur umum (termasuk hari-hari besar nasional) dan hari libur khusus.

D. Prinsip Pengembangan Kurikulum SMK Negeri 48 Jakarta


Kurikulum SMK Negeri 48 Jakarta dikembangkan sesuai dengan
relevansinya oleh sekolah dan komite sekolah, di bawah koordinasi dan
supervisi dinas pendidikan, mengacu pada standar isi, standar proses,
standar penilaian dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada
panduan penyusunan KTSP yang disusun oleh BSNP.
Sebagaimana KurikulumTingkat Satuan Pendidikan pada umumnya,
Kurikulum SMK Negeri 48 Jakarta dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip
berikut:
1. Peningkatan Iman, Taqwa dan Akhlak Mulia
Iman, taqwa dan aklak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian
peserta didik secara utuh.KTSP disusun agar semua mata pelajaran
dapat menunjang peningkatan iman, takwa dan akhlak mulia.
2. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain
kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan
21

mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar menjadi warga


negara yang demokratis dan bertanggungjawab, toleran dalam
keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat
luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai
dengan bakat/minatnya dan peduli terhadap lingkungan. Kurikulum
harus mampu menjawab tantangan ini sehingga perlu
mengembangkan kemampuan-kemampuan ini dalam proses
pembelajaran.
3. Peningkatan Potensi Kecerdasan dan Minat sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik.
Pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan
martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri
(afektif, kognitif, psikomotor) berkembangsecara optimal. Sejalan
dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat
perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial,
spiritual dan kinestetik peserta didik.
4. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan dan
karakteristik lingkungan.Masing-masing daerah memerlukan
pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman
hidup sehari-hari.Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman
tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan
pengembangan daerah.
5. Tuntutan Pengembangan Daerah dan Nasional
Dalam era otonom dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu
media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat
mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan
wawasan nasional.Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
6. Tuntutan Dunia Kerja
22

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya


pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia
kerja.Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan
dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
7. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEK sangat berperan
sebagai penggerak utama perubahan.Pendidikan harus terus menerus
melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEK sehingga
tetap relevan dan konstektual dengan perubahan.Oleh karena itu,
kurikulum harus dikembangakan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni.
8. Agama
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa
serta akhlak mulia dantetap memelihara toleransi dan kerukunan umat
beragama.Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran
ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.

9. Dinamika Perkembangan Global


Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun
bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.
Pergaulan antar bangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang
mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk
hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
10. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan
kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara
23

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Oleh karena itu, kurikulum harus


menumbuh-kembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta
persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam
wilayah NKRI.
11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial
budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman
budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat
ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari
daerah dan bangsa lain.
12. Kesetaraan Gender
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilakuyang
berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan gender.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan
pendidikan.

E. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum SMK Negeri 48 Jakarta


Acuan operasional penyusunan Kurikulum SMK Negeri 48 Jakarta dalam
penggelolaan KTSP 2018 oleh satuan pendidikan adalah permendikbud No.
81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum. Sementara itu kurikulum
2013 menegaskan bahwa pengelolaan KTSP harus memperhatikan prinsip-
prinsip sebagi berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya.Kurikulum dikembangkan
berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki potensi sentral
untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepad Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian
24

tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan


dengan potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta
didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti bahwa
kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.
2. Beragam dan Terpadu
Kurikulum dikembangkandengan memperhatikan kebutuhan nasional
sesuai tujuan pendidikan, keragaman karakteristik peserta didik,
kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan
tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. Kurikulum meliputi
substansi komponen muatan wajib dan muatan lokal.
3. Tanggap Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan
Seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis.Oleh
karena itu, semangat danisi kurikulum memberikan pengalaman
belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni.

4. Relevan dengan Kebutuhan Kehidupan


Pengembangan kurikulum satuan pendidikan dilakukan dengan
melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin
relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di
dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia
kerja.Oleh karena itu pengembangan kurikulum perlu memperhatikan
keseimbangan antara hard skill dan soft skill pada setiap kelas antar
mata pelajaran dan memperhatikan kesinambungan hard skill dan soft
skill antar kelas.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
25

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi


(sikap, pengetahuan dan keterampilan), bidang kajian keilmuan dan
mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan sepanjang hayat.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang
hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur
pendidikan formal, nonformal dan informal dengan memperhatikan
kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan
nasional dan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.Kepentingan nasional dan daerah saling
mengisi dan memberdayakan sejalan dengan prinsip Bhinneka Tunggal
Ika dalam kerangka NKRI.

Anda mungkin juga menyukai