Anda di halaman 1dari 37

STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM

MEMPERTAHANKAN AKREDITASI A
DI SDN 55 SRIDADI

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh


Gelar Sarjana Strata Satu Program Studi
Manajemen Pendidikan Islam

Oleh:

RETNO INTAN PRATIWI


211531495

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM


INSITITUT AGAMA ISLAM NUSANTARA BATANGHARI
FAKULTAS PENDIDIKAN ISLAM DAN ILMU KEGURUAN
TAHUN 2023
0
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia Pendidikan saat ini sudah berkembang begitu pesat dari
waktu kewaktu. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat
mempengaruhi duniapendidikan. Perubahan sistem pendidikan dari
sentralistik menuju desentralistik sebagaimana diamanatkan dalam
undang-undang No.22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah telah
membawa pengaruh kepada manajemen pendidikan secara luas,
sehingga banyak membawa perubahan ditingkat satuan pendidikan.
Lembaga pendidikan (sekolah) mempunyai tanggung jawab sosial yang
sangat besarkepada bangsa ini, karena pendidikan nasional bertujuan
untuk meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
kecerdasan, ketermpilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian, mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar
dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang membangun
dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa.
Sehubungan dengan itu pemerintah telah mengeluarkan keputusan
tentangstandar kepala sekolah /madrasah No 13 Tahun 2007 tentang
standar kepala sekolah /madrasah yang meliputi : (1) Kompetensi
kepribadian; (2) Kopetensi Manajerial (3) kopetensi Kewirausahaan (4)
Kopetensi Supervise (5) Kopetensi Sosial.1
Dari berbagai studi menunjukkan bahwa kemampuan manajerial
kepala sekolah berhubungan erat dengan produktivitas dan keefektifan
organisasi. Untuk melakukan pengelolaan yang efektif dan efisien perlu di
tinjau kembali fungsi kepala sekolah. Paradigma baru manajemen
pendidikan kepala sekolah harus mampu berfungsi sebagai edukator,

1 Ramayulis,Pengantar Manajemen Pendidikan Islam, Jakarta: PustakaAl-Husna, 2003


h.16

1
2

inovator, dan motivator (emaslim). Dalam perspektif kedepan


mengisyaratkan bahwa kepala sekolah harus mampu berperan sebagai
figure dan mediator perkembangan masyarakat dan lingkungannya.
Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan
secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi
mencakup tujuan kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi
kegiatan, proses kegiatan dan sarana penunjang kegiatan. Sekolah
merupakan sebuah organisasi.
Keberasilan suatu sekolah di tentukan oleh perilaku Strategi kepala
sekolah selaku pimpinan. Pemimpin merupakan kekuatan aspirasioanal,
kekuatan semangat dan kekuatan moral dan kreatif yang mampu
menciptakan perkembangan dan mutu sekolah sehingga membawa
sekolah pada pencapaian tujuan sekolah dan meningkatkan kualitas
sekolah dalam hal ini akreditasi sekolah.
Adapun akreditasi disuatu pendidikan nasional tertuang pada
Undang- undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas), Pasal 60 tentang akreditasi, yang berbunyi sebagai
berikut:
1) Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan
pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal pada setiap
jenjang dan jenis pendidikan,
2) Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh
pemerintah dan/atau lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk
akuntabilitas publik.
3) Akreditasi dilakukan atas dasar kriteria yang bersifat terbuka.
4) Ketentuan mengenai akreditasi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1,
ayat 2, dan ayat 3 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.2
Sebagai implementasi dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 diterbitkan Permendikbud Nomor 59 Tahun 2012 tentang Badan
Akreditasi Nasional. Dalam pasal 1 ayat 2 permendikbud tersebut

2 UU RI NO 20 Tahun 2003 Tentang Akreditasi h 27


3

dinyatakan bahwa, BAN- S/M adalah badan evaluasi mandiri yang


menetapkan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan jenjang
pendidikan dasar dan menengah jalur formal dengan acuan pada SNP
(standar nasional pendidikan).3
Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dan atau
satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan (UU Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 1 ayat 22). Akreditasi
sekolah/madrasah adalah proses penilaian secara komprehensif terhadap
kelayakan satuan atau program pendidikan, yang hasilnya diwujudkan
dalam bentuk pengakuan dan peringkat kelayakan yang dikeluarkan oleh
suatu lembaga yang mandiri dan profesional. pedoman akreditasi. Dalam
konteks akreditasi sekolah dapat diberikan pengertian sebagai suatu
kegiatan penilaian kelayakan suatu sekolah berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan oleh Badan Akreditasi Sekolah yang hasilnya diwujudkan
dalam bentuk pengakuan peringkat kelayakan. Bagi kepala sekolah, hasil
akreditasi diharapkan dapat dijadikan bahan informasi untuk pemetaan
indikator kelayakan sekolah, kinerja warga sekolah, termasuk kinerja
kepala sekolah selama periode kepemimpinannya.
Di samping itu, hasil akreditasi juga diperlukan kepala sekolah
sebagai bahan masukan untuk penyusunan program serta anggaran
pendapatan dan belanja sekolah. Bagi guru, hasil akreditasi merupakan
dorongan untuk selalu meningkatkan diri dan bekerja keras dalam
memberikan layanan terbaik bagi siswa guna mempertahankan dan
meningkatkan mutu sekolah. Secara moral, guru senang bekerja di
sekolah yang diakui sebagai sekolah bermutu.
Bagi peserta didik, hasil akreditasi mampu menumbuhkan rasa
percaya diri bahwa mereka memperoleh pendidikan yang bermutu, dan
sertifikat akreditasi merupakan bukti bahwa mereka mengikuti pendidikan
di sekolah yang bermutu. Bagi pemerintah hasil akreditasi dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan peningkatan

3 UU RI NO 59 Tahu 2012 Tentang Badan Akreditasi Nasional h 2


4

mutu pendidikan nasional. Berdasarkan uraian diatas menunjukan betapa


pentingnya akreditasi sekolah bagi upaya peningkatan mutu dan layanan
serta penjaminan mutu sebuah pendidikan. Jika sekolah sudah
terakreditasi berarti sekolah tersebut mendapat kategori sekolah maju,
berkualitas, bermutu dan secara otomatis juga mendapat pengakuan dari
masyarakat banyak akan akreditasi yang telah diperoleh oleh sekolah
tersebut.
Dari hasil observasi peneliti dapat mendeskripsikan strategi yang
dilakukan oleh SDN 55 Sridadi untuk mendapatkan akreditasi A pada
tahun 2021. Semenjak perolehan akreditasi A yang didapatkan oleh SDN
55 Sridadi, siswa-siswa yang masuk ke SD tersebut semakin meningkat
yaitu pada tahun 2020-2021 dengan jumlah siswa sebanyak 572 orang
siswa, pada saat SDN 55 Sridadi masih terakreditasi B pada tahun 2014-
2015 jumlah siswanya tidak sebanyak pada saat SD tersebut terakreditasi
A, dengan jumlah siswa sebanyak 311 orang siswa. Setiap orang-orang
yang akan mendaftarkan dirinya ke jenjang pendidikan pasti terlebih
dahulu melihat kualitas dan mutu sekolah beserta akreditasinya. Orang-
orang akan merasa ragu untuk mendaftar di suatu jenjang pendidikan
apabila mutu dan kualitas pendidikannya rendah, tanpa terkecuali bagi
orang-orang yang kurang mampu untuk melanjutkan jenjang
pendidikannya pun juga memilih sekolah-sekolah yang lebih bermutu dan
juga berkualitas serta terakreditasi.
Untuk mendapatkan suatu Akreditasi yang bermutu dan berkualitas
di suatu sekolah tidaklah mudah, tentu ada perjuangan dan strategi yang
dilakukan oleh pihak sekolah untuk mengembangkan akreditasi A. Pada
saat proses akreditasi dilakukan terdapat delapan 8 standar akreditasi
yang akan di penuhi atau dilengkapi oleh sekolah. Kedelapan standar
akreditasi tersebut dapat dilihat pada UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas, pasal 2 ayat 1, lingkup SNP adalah : (1) standar isi; (2) standar
proses; (3) standar kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga
kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana; (6) standar
5

pengelolaan; (7) standar pembiayaan; dan (8) standar penilaian


pendidikan.4
Jadi di dalam penelitian ini peneliti akan mendeskripsikan tentang
strategi yang bagaimana yang digunakan oleh pihak sekolah untuk
memenuhi kedelapan standar akreditasi yang telah dilaksanakan pada
tahun 2020 yang lalu. Segala permasalahan yang dihadapi oleh sekolah
ketika memenuhi kedelapan standar akreditasi yang dilakukan pada tahun
2020, dan strategi-strategi yang dilakukan oleh sekolah untuk melengkapi
kedelapan standar akreditasi tersebut akan diulas pada hasil penelitian di
Bab IV. Berdasarkan penjelasan latar belakang penelitian di atas, maka
peneliti tertarik untuk meneliti secara lebih lanjut mengenai “Strategi
Kepala Sekolah Dalam Mempertahankan SDN 55 Sridadi Terakreditasi A.
“Dari Penjelasan Diatas Sehingga Penulis Tertarik Menarik Judul
Tentang Strategi Kepala Sekolah Dalam Mempertahankan Akreditasi
A di SDN 55 Sridadi”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat
dirumuskan masalah yaitu:
1. Bagaimana strategi kepala sekolah dalam mempertahakan
Akreditasi A di SDN 55 Sridadi?
2. Apa saja kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam
mempertahankan Akreditas A di SDN 55 Sridadi?

C. Fokus Penelitian
Mengingat luasnya permasalahan yang akan dibahas, maka
penelitian ini akan difokuskan pada dengan Bagaimana strategi kepala
sekolah dalam mempertahankan Akreditasi A di SDN 55 Sridadi.

4 Indonesia, Presiden Republik. "Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun


2003 tentang sistem pendidikan nasional." Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia
(2003).
6

D. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui strategi kepala sekolah dalam
mempertahankan Akreditasi A di SDN 55 Sridadi.
2. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi kepala sekolah
dalam mempertahankan Akreditasi A di SDN 55 Sridadi

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teotitis peneliti ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
memberi masukan atau mengembangkan keilmuan dalam bidang
manajemen pendidikan dan mengembangkan model pendidikan
pengawasan dan evaluasi kepala sekolah terhadap kinerja guru.
2. Manfaat praktis
a) Manfaat bagi sekolah sebagai bahan masukan untuk
mengembangkan Akreditasi A di SDN 55 Sridadi.
b) Manfaat bagi Kemendikbud sebagai bahan untuk mengetahui
sejauh mana dirinya telah memenuhi kriteria mutu yang sudah
ditetapkan pemerintah atau strandar nasional pendidikan sebagai
standar minimal kualitas dan sebagai referensi bagi semua pihak
pada lembaga untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja
lembaga.
c) Manfaat bagi peneliti sebagai bahan kajian informasi, instrumen
dan wawasan sebagai wujud darma bakti melakukan penelitian di
bidang manajemen pendidikan di IAI Nusantara Muara Bulian.
d) Manfaat bagi pembaca atau peneliti lainnya mejadi bahan
referensi dan kajian penelitian lanjut di bidang manajemen
pendidikan.
BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

A. Landasan Teori
1. Konsep Strategi Kepala Sekolah
a. Strategi
Secara etimologi adalah turunan dari kata dalam bahasa yunani,
strategos. Adapun strategos dapat di terjemahkan sebagai “komandan
militer” pada aman demokrasi Athena.5 Pada mulanya istilah strategi di
gunakan dalam dunia militer yang di artikan sebagai cara penggunaan
seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan.
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan
dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah
aktivitas dalam kurun waktu tertentu., "Strategi untuk memenangkan
keseluruhan kejuaraan dengan taktik untuk memenangkan satu
pertandingan".
Sedangkan secara terminologi banyak ahli telah mengemukakan
definisi strategi dengan sudut pandang yang berbeda-beda namun pada
dasarnnya kesemuaannya itu mempunyai arti atau makna yang sama
yakni pencapaian tujuan secara efektif dan efisian, diantara para ahli
yang merumuskan tentang definisi strategi tersebut, salah satu proses
dimana untuk mencapai suatu tujuan dan dan berorientasi pada masa
depan untuk berinteraksi pada suatu persaingan guna mencapai sasaran.
Strategi mengenai kondisi dan situasi dalam proses public merupakan
suatu yang perlu di perhatikan, tidak terkecuali dalam proses pelayanan
yang baik kepada masyarakat.
Hal senada juga disampaikan oleh seorang ahli bernama Clauswitz
yang menyatakan bahwa strategi merupakan seni pertempuran untuk
memenangkan perang. Strategi secara umum didefinisikan sebagai cara

5 www.answer.com/system, (18 mei 2019)

7
8

mencapai tujuan. Strategi terdiri dari aktivitas-aktivitas penting yang


diperlukan untuk mencapai tujuan.6
Barry Render dan Jay Heizer mendeskripsikan pengertian strategi
sebagai rencana aksi organisasi untuk mencapai misi.Setiap bidang
fungsional memiliki strategi untuk mencapai misinya dan untuk membantu
organisasi dalam mencapai keseluruhan misinya.7
Dalam pengertiannya, strategi seringkali terkandung perencanaan
yang merupakan proses yang berlangsung secara terus-menerus dalam
suatu perusahaan. Oleh sebab itu strategi pemasaran dari setiap
perusahaan merupakan rencana yang menyeluruh dimana perusahaan
berharap mencapai sasaran yang telah ditentukan, yang pada akhirnya
untuk merealisasikan tujuan dari perusahaan yang bersangkutan.
Pada prinsipnya strategi dibagi menjadi tiga tahapan yaitu:
a) Formulasi Strategi
Strategi adalah pengembangan misi dan tujuan jangka panjang,
pengidentifikasian peluang ancaman dari luar serta kekuatan dan
kelemahan lembaga pendidikan, pengembangan alternatif-alternatif
strategi danpenetuanstrategi yang sesuai untuk diadaptasi.Langkah-
langkah formulasi strategik menurut Sharplin adalah: (1) menetapkan misi
suatu lembaga pendidikan khususnya pengembangan mutu pendidik, (2)
melakukan lingkungan eksternal lembaga pendidikan tentanghambatan
dan dorongan dalam meningkatkan mutu pendidik sesuai dengan
kemampuan lembaga pendidikan, (3) menetapkan arah dan sasaran
lembaga pendidikan khususnya mutu pendidik yang ingin dicapai, dan (4)
menetapkan strategi yang akan digunakan.8
b) Implementasi Strategi
Implementasi Strategi adalah tindakan mengimplementasikan

6 Arif Yusuf Hamali, Pemahaman Strategi Bisnis dan Kewirausahaan, Kencana,


Bandung, 2016, hlm. 25.
7 Barry Render, Jay Heizer, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, Salemba Empat,

Jakarta, 2008, hlm. 28.


8Syaiful Sagala, Manajemen Strategik Dalam Pengembangan Mutu Pendidikan,
(Bandung:Alfabeta, 2007), h.131-132
9

strategi yang telah disusun kedalam berbagai alokasi sumber daya secara
optimal.9 Dalam pelaksanaan implementasi strategi menggunakan
informasi formulasi strategi untuk membantu dalam pembentukan tujuan-
tujuan kinerja, alokasi, dan prioritas sumber daya.
Menurut Schendel dan Hofer dalam Saiful Sagala menjelaskan
bahwa implementasi strategi dicapai melalui alat administrasi yang
dikelompokkan tiga kategori yaitu:10
1) Struktur yaitu siapa yang bertanggung jawab terhadap apa, kepala
sekolah bertanggung jawab kepada siapa.
2) Proses yaitu bagaimana tugas dan tanggung jawab itu dikerjakan
masing- masing pendidik dan tenaga kependidikan.

3) Tingkah laku adalah perilaku yang mengambarkan motivasi, semangat


kerja, penghargaan, disiplin, etika,dan sebagainya. Implementasi
strategi meliputi penetuan sasaran-sasaran operasional tahunan,
kebijakan lembaga pendidikan, memotivasi pendidik dan
mengalokasikan sumber daya agar strategi yang telah ditetapkan dapat
diimplementasikan
c) Evaluasi dan Kontrol Strategi
Evaluasi atau kontrol strategik mencakup usaha-usaha untuk
memonitor seluruh hasil dari pembuatan dan penerapan strategi termasuk
mengukur kinerja individu dan lembaga pendidikan serta mengambil
langkah-langkah perbaikan jika diperlukan. Pengendalian dan evaluasi
strategik perlu dilakukan bagi lembaga dalam mengembangkan mutu
pendidik dengan beberapa alasan, (1) semakin rumit dan kompleksnya
mutu pendidikan yang harus dikuasai akan membutuhkan suatu control
atau pengendalian yang lebih baik, dan (2) semakin terdesentralisasinya
kekuasaan dan kewewenangan para manajer (kepala lembaga

9 Akdon, Strategic Managemen For Education Managemen, (Bandung : Alfabeta, 2007)


h.82.
10 Syaiful Sagala, Manajemen Strategik Dalam Pengembangan Mutu Pendidikan,

(Bandung: Alfabeta, 2007), h. 139


10

pendidikan) membutuhkan suatu alat untuk mengetahui aktivitas dan


kinerja bawahannya.
Dari pembahasan diatas dapat saya simpulkan bahwa strategi
adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus
pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara
atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
b. Kepala sekolah
Kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan lembaga
pendidikan. Kepala sekolah berasal dari dua kata “kepala dan sekolah”.
Kata kepala diartikan Sebagai ketua atau pemimpin dalam suatu
organisasi atau lembaga. Sedangkan sekolah adalah sebuah lembaga
dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran.11 Dengan
demikian dapat diartikan secara sederhana kepala sekolahmerupakan
tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah
dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan peserta
didik yang menerima pelajaran.
Pengertian kepala sekolah menurut para ahli adalah sebagai
berikut:
M Daryanto menjelaskan bahwa: Kepala sekolah merupakan
personel sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan-
kegiatan sekolah, mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk
menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan
sekolah yang dipimpinnya dengan dasar pancasila yang bertujuan untuk:
a) Meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b) Meningkatkan kecerdasan dan ketrampilan.
c) Mempertinggi budi pekerti.
d) Memperkuat kepribadian.
e) Mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.12
Mulyasa menjelaskan bahwa kepala madrasah adalah motor

11 Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Kebudayaan Indonesia, (Jakarta: Perum Balai
Pustaka, 1988) hal. 420 dan 796
12 Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta:Reneka Cipta, 2010), hal. 80
11

penggerak dan penentu kebijakan madrasah, yang akan menentukan


bagaimana tujuan-tujuan dalam pendidikan pada umumnya dapat
direalisasikan.13
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepala
sekolahmerupakan pimpinan tertinggi dalam lembaga pendidikan yang
bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan
kelancaran jalannya sekolah demi terwujudnya tujuan sekolah tersebut.
Seorang kepala sekolah hendaknya dapat meyakinkan kepada
masyarakat bahwa segala sesuatunya telah berjalan dengan baik,
termasuk perencanaan dan implementasi kurikulum, penyediaan dan
pemanfaatan sumber daya guru, rekruitmen sumber daya peserta didik,
kerjasama sekolah dengan orang tua, serta lulusan yang berkualitas.
Kepala sekolah sebagai unsur vital bagi efektivitas dalam lembaga
pendidikan menentukan tinggi rendahnya Kwalitaslembaga tersebut,
kepala sekolah diibaratkan sebagai panglima pendidikan yang
melaksanakan fungsi kontrol berbagai pola kegiatan pengajaran dan
pendidikan didalamnya, oleh kerana itu suksesnya sebuah madrasah
tergantung pada sejauh mana pelaksanaan misi yang dibebankan diatas
pundaknya, kepribadian, dan kemampuannya dalam bergaul dengan
unsur-unsur yang ada didalamnya.
c. Strategi Kepala Sekolah
Menurut istilah strategi kepala sekolah adalah suatu cara atau
metode yang digunakan oleh kepala sekolah dalam mencapai tujuan yang
sudah direncankan dalam upaya meminimalisir kegagalan. Strategi ini
merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah
dalam mewujudkan sebuah visi dan misi sekolah.14
Strategi adalah kerangka yang membimbing dan mengendalikan
pilihan-pilihan yang menetapkan dan arah suatu organisasi.Strategi
merupakan pola umum rentetan kegiatan yang harus dilakukan untuk

13 E. Mulyasa, Menejemen Berbasis Sekolah, (Bandung:Rosdakarya, 2004), hal.126


14 Http://.Etheses-Uin-Malang.Ac.Id, (21 Juni 2019),h.201
12

mencapai tujuan tertentu.Sedangkan Kepala sekolah sebagai seorang


pimpinan di suatu lembaga pendidikan perlu mempunyai strategi tertentu
untuk mengembangkan motivasi pendidik dan tenaga kependidikan di
lingkungan kerjanya. Kepala sekolah dilukiskan sebagai orang yang
memiliki harapan tinggi bagi para staf dan para siswa. Sebagai kepala
sekolah di tuntut untuk mampu melakukan sebuah perubahan dan
terobosan guna peningkatakan mutu dan kualitas sekolah.15
Jadi strategi kepala sekolah adalah suatu cara atau metode yang
digunakan oleh kepala sekolah dalam mencapai tujuan yang sudah
direncankan dalam upaya meminimalisir kegagalan. Strategi ini
merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah
dalam mewujudkan sebuah visi dan misi sekolah.
Kepala sekolah merupakan pemimpin lembaga yang dapat
membawa arah lembaga tersebut pada pencapaian tujuan sekolah
tersebut. Dalam hal ini kepala sekolah sebagai motor penggerak sekaligus
sebagai evaluator dari organ-organ yang ada dibawahnya. Tentunya
sebagai seorang pemimpin harus memiliki karismatik agar dapat
mempengaruhi orang lain dalam melakukan tindakan agar rencana yang
telah ditetapkan bisa tercapai seperti yang diharapkan. Dalam hal ini masih
banyak kepala sekolah yang gagal dalam mewujudkan sebuah cita-cita
yang telah dibuat atau direncanakan.
Salah satu komponen yang sangat berpengaruh dalam lembaga
pendidikan adalah guru.Untuk selalu meningkatkan kinerja guru tentunya
seorang kepala sekolah harus memiliki strategi dalam meningkatkan
kinerja guru agar dapat mengupayakan peningkatan pendidikan. Dalam
rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah
harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga
pendidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mengikut sertakan
seluruh tenaga pendidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang

15 Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah, (5 Januari


2019).h.139.
13

program sekolah.
Pemimpin sebagai orang yang memiliki jabatan tertinggi dalam
sekolah/madrasah harus memiliki kemampuan untuk dijadikan teladan,
itulah sebabnya pemimpin harus memiliki akhlak yang mulia. Selain itu,
sebagai orang yang memiliki jabatan tertinggi, tidak ada lagi orang yang
memerintah seorang pemimpin. Itulah sebabnya pemimpin harus mampu
mengendalikan dirinya sendiri. Dengan kemampuan mengendalikan
dirinya sendiri, pemimpin mampu untuk memerintah/memotivasi dirinya
sendiri atau melarang/mengendalikan dirinya sendiri.
Demikian pula kondisi-kondisi lainnya semacam keinginan kuat
untuk mengembangkan diri, bersikap terbuka, menciptakan inovasi,
bekerja keras, memiliki motivasi yang kuat untuk sukses, pantang
menyerah dan selalu mencari solusi, memiliki kepekaan social, merulakan
karakteristik-karakteristik pokok yang harus dimiliki oleh pemimpin
dilembaga manapun.16
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa strategi kepala sekolah adalah kemampuan seorang kepala
sekolah dalam perencanaan yang cermat mengenai kegiatan untuk
mencapai sasatan atau tujuan sekolah. Maka dari itu dapat dipahami
bahwa strategi kepala sekolah berarti upaya, siasat atau langkah-langkah
yang ditempuh oleh kepala sekolah dalam mencapai tujuan agar tercapai
secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Keberhasilan sekolah dalam mewujudkan visi dan misinya itu
dipengaruhi salah satunya oleh pimpinannya itu sendiri. Dengan adanya
isyarat tersebut bahwa sebuah sekolah yang berinovasi dalam pendidikan
dan selalu mengalami pembaharuan secara terus menerus tentunya harus
memiliki pemimpin yang inovatif pula agar sekolah bisa menjadi lembaga
yang inovatif sesuai dengan tuntuan jaman. Jadi kepala sekolah harus
memiliki strategi khusus dalam mewujudkan visi dan misi suatu lembaga

16Muhaimin, Suti’ah, Sugeng Listyo Prabowo. Manajemen Pendidikan (Aplikasinya


Dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah). Malang 2008. h. 44
14

sekolah. Bernis, Bene dan Chin mengemukakan beberapa strategi


perubahan inovatif yaitu “Rational Emperitical strategi, Normal-
Reeducative strategy and Power-courcive strategy dll.
1) Rational Empiritical Strategy
Strategi ini didasari atas asumsi bahwa suatu inovasi akan muncul
dan dapat diminimalissasikan, selanjutnya diadopsi dan dihubungkan
pihak-pihak terkait atau terkena suatu inovasi dan dapat mengambil
manfaatnya.
2) Normal-Reeducative Strategy
Strategi ini di dasari atas asumsi bahwa inovasi akan berhasil jika
pengguna produk inovasi itu merasakan adanya peningkatan dari proses
aplikasinya. Strategi yang paling cocok dalam konteks normal reducative
dari proses inovasi. Manajemen sekolah adalah pendidikan (education)
dan pelatihan (training) bagi pihak-pihak yang berkepentingan langsung
atau tidak langsung menurut satuan waktu tertentu. Kelebihan dari strategi
ini yaitu melakukan proses perbaikan pendidikan, mampu mengubah
keadaan sekolah, mampu memberdayakan sumber daya manusia di
sekolah, meningkatkan mutu hasil belajar anak didik, sedangkan
kelemahannya yaitu aplikasi dari suatu inovasi seringkali tidak dirasakan
segera, dan diketahui awalnya dan tidak diketahui akhirnya.
3) Power-Coercive Strategy
Kelebihan dari strategi ini adalah pola kerja manajemen pendidikan
pendidikan dapat diatur seragam secara nasional sedangkan
kelemahannya yaitu matinya kreatifitas kepala sekolah yang
menyelenggarakan tugas-tugas adminitrasi di sekolah.
4) Fellowship strategy
Strategi ini merupakan model strategi yang mengedapankan
interaksi sosial.Kelebihan strategi ini adalah menghindari konflik, membuat
suasana antara personil sekolah lebih dekat dan menyenangkan
sedangkan kelemahan dari strategi ini terletak pada kemungkinan sulitnya
memelihara kekompakan anggota panitia dalam proses kegiatan.
15

5) Political strategy
Strategi ini sering digunakan dalam perpolitikan atau urusan yang
memerlukan pendekatan politik. Strategi ini sering dilakukan secara
informal untuk mencapai tujuan formal yang bersifat hierarkis. Strategi ini
sangat efektif untuk mengimplementasikan gagasan yang telah
direncanakan dan telah diputuskan.Kelebihan strategi ini adalah biasanya
efektif untuk mengimplementasikan gagasan yang telah direncanakan dan
diputuskan sedangkan kelemahannya adalah yang berkaitan dengan
politik tidak jarang adanya pengingkaran atas janji atau kesepakatan.

6) Economic strategy
Kelebihan dari strategi ini yaitu mendapatkan dana dari banyak
sumber sehingga dapat menunjang kebutuhan sekolah sedangkan
kelemahannya yaitu sulit untuk mengalokasikan dana.
7) Academic strategy
Strategi ini sangat membantu perubahan ketika penelitian,
mengetahui keadaan siswa dan sumber info lain dapat digunakan
membahas permasalahan ini. Kelebihan dari strategi ini yaitu dapat
memberdayakan seluruh tenaga pendidik maupun kependidikan dalam
sebuah lembaga, kelemahannya yaitu waktu yang digunakan untuk
menilai kondisi yang sulit itu tidak mencukupi.
8) Engineering strategy
Strategi yang memiliki dasar pemikiran bahwa jika penasihat dapat
menciptakan perubahan lingkungan, orang-orang secara individual akan
mengikutinya. Pemutusan pada perekayasaan dapat membantu pengelola
yang baru atau merekayasa lingkungan yang tidak stabil. Permasalahan
biasanya terpusat pada janji emosional dan perorangan sejak ada
kecenderungan untuk mengabaikan perasaan perorangan dari permulaan.
Kelebihan dari strategi ini yaitu memberikan teladan kepada unsur sekolah
secara langsung namun kelemahannya yaitu kecenderungan merekayasa
lingkungan.
9) Military strategy
16

Strategi yang mengandalkan kepada kemampuan perorangan atau


lainnya. Strategi ini sangat minim digunakan dalam model pengembangan
organisasi, tetapi memiliki beberapa kegunaan ketika ada yang benar-
benar berantakan dalam organisasi.Sebagai contoh jika ada ancaman
terhadap kerusakan fisik sekolah, sementara kekuatan militer dapat
mencega kerusakan fisik tersebut, berarti hal itu dapat dipakai. Kelebihan
dari strategi ini yaitu mampu melindungi sekolah dari ancaman sedangkan
kelemahannya kurangnya kerjasama antara anggota sekolah, dan
terabaikannya kreaktifitas/kemampuan anggota lainnya.
10) Confrontation strategy
Seperti strategi militer, konfrotasi mungkin lebih berguna bagi
pengelola dari pada penasihat. Misalnya dalam kondisi ketika tingkat
konflik yang tinggi, sebelum konflik itu menyebabkan kerusakan yang lebih
besar maka konflik itu harus cepat di atasi.17
Dengan demikian dapat disimpukan bahwa strategi kepala sekolah
adalah serangkaian keputusan atau rencana sebagai sasaran, kebijakan
atau tujuan yang telah ditetapkan oleh seorang kepala sekolah dalam
pembelajaran dan kondisi yang ada, sehingga dapat mewujudkan tujuan
yang telah ditetapkan.
Berdasarkan teori di atas yang menjadi indikator tema 1 adalah:
1. Adanya proses pembelajaran yang efektif.
2. Meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah.
3. Sebuah keterampilan dalam mengelola atau merencanakan suatu cara
yang cerdik untuk mencapai suatu tujuan.
2. Pengertian Akreditasi
Akreditasi adalah proses penilaian dengan indicator tertentu
berbasis fakta. Asesor melakukan pengamatan dan penilaian sesuai
realitas, tanpa ada manipulasi.18 Akreditasi merupakan kebalikan arah

17 Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, (Bandung: PT Bumi Aksara, 2006),
h.46
18 Jamal Ma’mur Asmani, Tips praktis membangun dan mengolah
administrasi sekolah, (Jogjakarta:Diva Press,2011) cet.1,h.184
17

evaluasi diri. Yang dimaksud dengan evaluasi diri disini adalah penilaian
dari pihak luar dalam rangka memberikan pengakuan terhadap mutu
pendidikan yang diselenggarakan. Jadi dengan singkat dapat dikatakan
bahwa akreditasi adalah penilaian jenjang kualifikasi mutu sekolah
swasta oleh pemerintah. Pengakuan tersebut hasil dari akreditasi
mempunyai konsekuensi pengakuan terhadap kedudukan sekolah swasta
sebagai “Terdaftar” (kurang), ”Diakui” (baik), dan “Disamakan” (sangat
baik).
Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan yang menuntut
kualitas pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, maka
pemerintah Indonesia dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan
tercermin melalui keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia No.087/U/2012 pada tanggal 4 Juni 2002 telah diterbitkan
ketetapan mengenai akreditasi sekolah yang baru. Kalau dulu hanya
sekolah swasta saja yang harus di akreditasi atau yang terkena peraturan
tersebut, sedangkan sekarang sekolah negeri pun harus terakreditasi
pula.
Dalam buku pedoman akreditasi madrasah, akreditasi di tafsirkan
sebagai suatu proses penilaian kualifikasi dengan menggunakan Kriteria
baku mutu yang ditetapkan dan bersifat terbuka. Jika proses penilaian
kualitas madrasah, baik madrasah negeri maupun madrasah swasta
dengan menggunakan kriteria baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah
atau lembaga akreditasi, hasil penelitian tersebut selanjutnya di jadikan
dasar untuk memelihara dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan dan
pelayanan lembaga yang bersangkutan.
Hasil penilitian akreditasi dinyatakan dalam bentuk pengakuan
terakreditasi dan tidak terakreditasi.Sedangkan sekolah terakreditasi
dapat di peringkatkan menjadi 3 klasifikasi yaitu sangat baik (A), baik (B),
dan cukup (C). Akreditasi adalah suatu kegiatan penilaian atau kelayakan
program dan satuan pedidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
(UU nomor 20 tahun 2003 tentang sikdiknas, pasal 1 ayat 22). Dengan
18

mendasarkan pada Undang-undang yang berlaku dan peraturan


pemerintahnya maka akreditasi sekolah mengarah pada penyediaan
layanan pendidikan yang bermutu dan kedudukannya dapat ditempatkan
sebagai alat regulasi (self-regulition). Dimana sekolah mengenal dan
memahami kekuatan dan kelemahannya. Akreditasi sekolah adalah
sarana untuk melakukan upaya-upaya yang terus menerus dalam
meningkatkan kekuatan-kekuatan yang dimiliki sekolah serta memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang dimilikinya. Hasil akreditasi diwujudkan
dalam bentuk pengakuan dan peringkat kelayakan yang dikeluarkan oleh
lembaga yang mandiri dan profesional.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa akreditasi
adalah suatu kegiatan penilaian atau kelayakan program, dan diwujudkan
dalam bentuk pengakuan dan peringkat kelayakan yang dikeluarkan oleh
lembaga yang mandiri dan profesional.
8 Standar Nasional Pendidi kan (SNP)
1) Standar Isi
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi
bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang
harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
2) Standar Proses
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan. Standar proses merupakan salah
satu persyaratan yang harus dilengkapi oleh pihak sekolah ketika akan
dilakukannya proses akreditasi didalam suatu sekolah.
3) Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan kriteria atau
kualifikasi yang menyangkut kemampuan lulusan yang terbagi atas
kemampuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Pada jenjang sekolah
19

dasar, SKL tersebut bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan,


wawasan pengetahuan, kepribadian yang berakhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan selanjutnya.
4) Standar Pendidik Dan Tenaga Pendidik
Standar nasional lainnya di bidang pendidikan berkaitan dengan
para pendidik dan tenaga kependidikan.Standar Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan merupakan kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan
fisik dan mental, serta pendidikan dalam jabatan.Kualifikasi akademik S1
dan 4 macam kompetensi yang wajib dikuasai guru adalah beberapa poin
yang mungkin sudah anda kenal terkait dengan standar nasional ini.
5) Standar Sarana Dan Prasarana
Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat
berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, dan tempat bermain, serta
sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
6) Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau
nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan
pendidikan.
7) Standar Pembiayaan
Biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pendidikan perlu diatur
berdasarkan standar tertentu.Standar Pembiayaan merupakan aturan
yang merinci komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan
yang berlaku dalam kurun satu tahun. Standar biaya tersebut terbagi
menjadi biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal.
8) Standar Penilaian Pendidikan
Standar penilaian ini berkaitan dengan segala macam mekanisme,
prosedur, instrumen penilaian untuk mengetahui hasil belajar peserta
20

didik. Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, penilaian pendidikan


terdiri dari: penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar
oleh satuan pendidikan (sekolah), dan penilaian hasil belajar oleh
pemerintah.19
3. Tujuan Akreditasi
Akreditasi ini di lakukan dengan tujuan untuk memperoleh
gambaran keadaan kinerja madrasah dalam menyelenggarkan
pendidikan, sebagai dasar yang dapat digunakan sebagai alat
pembinaan dan pengembangan dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan di madrasah.20
Untuk Indonesia akreditasi dilakukan dengan tujuan sebagai
berikut:
a. bentuk Mendapatkan bahan-bahan bagi usaha-usaha perencanaan
pemberian bantuan dalam rangka pembinaan sekolah yang
bersangkutan.
b. Mendorong dan menjaga agar mutu pendidikan sesuai dengan
ketentuan kurikulum yang berlaku. Mendorong dan menjaga mutu
tenaga kependidikan.
c. Mendorong tersedianya prasarana atau sarana pendidikan yang baik.
d. Mendorong terciptanya dan menjaga terpeliharanya ketahanan sekolah
dalam pengembangan sekolah sebagai pusat kebudayaan.
e. Melindungi masyarakat dari usaha pendidikan yang kurang
bertanggung jawab.
f. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang mutu pendidikan
suatu sekolah.
g. Memudahkan pengaturan perpindahan siswa dari sekolah ke satu
kesekolah yang lain.
h. Memberikan informasi tentang kelayakan sekolah/madrasah atau
19 Gusfira Diana, Dkk, “Strategi Pihak Sekolah Dalam Mendapatkan Akreditasi A Di
SmaN 1 Koto Xi Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan” (Jurnal, STKIP PGRI Sumatera
Barat : 2015) hal 8-9.
20 Depag RI, Pedoman Akreditasi Madrasah, Direktorat Jendral
Kelembagaan Agama Islam, 2008,H.7
21

program yang dilakukannya berdasarkan SNP.


i. Memberikan pengakuan perangkat akreditasi.
j. Memetakan mutu pendidikan berdasarkan SNP, dan
k. Memberikan pertanggung jawaban kepada pemangku
kepentingan (Stakeholder) berbagai akuntabilitas publik.
4. Manfaat Akreditasi
a. Sebagai acuan dalam upaya peningkatan mutu dan rencana
pengembangan sekolah/madrasah,
b. Sebagai umpan balik dalam usaha pemberdayaan dan pemembangan
kinerja warga sekolah/madrasah,
c. Sebagai motifator agar sekolah/madrasah terus meningkatkan mutu
pendidikan secara bertahap, terencana, dan kompetitif baik ditingkat
kabupaten/kota, provinsi, nasional, bahkan regional dan internasional,
d. Sebagai bahan informasi bagi sekolah/madrasah untuk mendapatkan
dukungan dari pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta dalam
hal profesional, moral, tenaga, dan dana,
e. Sebagai acuan bagi lembaga terkait dalam mempertimbangkan
kewenangan Sekolah. Madrasah sebagai penyelenggara ujian
nasional.
5. Prinsip-prinsip Akreditasi Sekolah
Prinsip-prinsip yang dijadikan pijakan dalam melaksanakan
akreditasi sekolah/ madrasah adalah objektif, komprehensif, adil,
transparan, akuntabel dan profesional.

a) Objektif, Akreditasi sekolah/madrasah pada hakikatnya merupakan


kegiatan penilaian tentang kelayakan penyelenggaraan pendidikan
yang di tunjukkan oleh suatu sekolah/ madrasah. Dalam pelaksanaan
penilaian ini berbagai aspek yang terkait dengan kelayakan itu
diperiksa dengan jelas dan benar untuk memperoleh informasi tentang
keberadaannya. Agar hasil penilaian itu dapat menggambarkan kondisi
yang sebenarnya untuk di bandingkan dengan kondisi yang diharapkan
maka dalam prosesnya digunakan indikator-indikator terkait dengan
22

kriteria-kriteria yang ditetapkan.

b) Komprehensif, Dalam pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah, fokus


penilaian tidak hanya terbatas pada aspek-aspek tertentu saja tetapi
juga meliputi berbagai komponen pendidikan yang bersifat
menyeluruh. Dengan demikian, hasil yang di peroleh dapat
menggambarkan secara utuh kondisi kelayakan sekolah/madrasah
tersebut.

c) Adil, Dalam melaksanakan akreditasi, semua sekolah/madrasah harus


di perlakukan sama dengan tidak membedakan sekolah/madrasah atas
dasar kultur, keyakinan, sosial budaya, dan tidak memandang status
sekolah/madrasah baik negeri ataupun swasta. Sekolah/Madrasah
harus di layani sesuai dengan kriteria dan mekanisme kerja secara adil
dan/atau tidak diskriminatif.

d) Transparan, Data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan


akreditasi sekolah/madrasah seperti kriteria, mekanisme kerja, jadwal
serta sistem penilaian akreditasi dan lainnya harus di sampaikan secara
terbuka dan dapat di akses oleh siapa saja yang memerlukannya.
Akuntabel, Pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah harus dapat di
pertanggung jawabkan baik dari sisi penilaian maupun keputusannya
sesuai dengan aturan dan prosedur yang telah ditetapkan.

e) Profesional Pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah dilakukan oleh


orang-orang yang memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi.21
Berdasarkan teori di atas yang menjadi indikator tema 2 adalah:
1. Suatu sitem untuk meningkatkan mutu pendidikan.
2. Pembinaan.
3. Evaluasi.

21 http://jakarta.bapsm‐dki.or.id/berita/read/prinsip‐prinsip‐akreditasi
23

B. Penelitian Relevan

NO Hasil penelitian Relevan Perbedaan Persamaan

1. Juju Saepudi ntentang Perbedaan penelitian Adapun


Problematika Pencapaian Juju Saepudin ini berbeda persamaan dalam
Akreditasi Pada Madrasah dengan yang penelitian ini
Aliyah Di Provinsi dilakukan penulis yaitu yaitu sama-sama
Kepulauan Riau. jika Juju ingin mengetahui
Saepudin mencari tau mengenai
mengenai problematika akreditasi
pencapaian akreditasi,
yang dimana
problematika mengarah
pada masalah-masalah
dalam pencapaian
akreditasi. Sedangkan
penulis mencari tau
mengenai strategi
kepala sekolah dalam
mengembangkan
akreditasi.
2. Khairuddin Khairuddin Perbedaan penelitian Adapun
Pengelolaan Sarana Dan khairuddin khairuddin ini persamaan dalam
PrasaranaSekolah Dalam berbeda dengan penelitian ini
Peningkatan Akreditasi penelitian penulis yaitu yaitu sama-sama
Madrasah Aliyah jika khairuddin ingin mengetahui
khairuddin mencari tau mengenai
mengenai pengelolaan akreditasi
sarana dan prasarana
sekolah dalam
peningkatan akreditasi,
sedangkan peneliti
sendiri mengenai
strategi kepala sekolah
dalam mengembangkan
akreditasi

3. Bambang Sumantri Adapun perbedaan Adapun


Analisis Akreditasi penelitian yang persamaan dalam
24

Sekolah Dalam Upaya dilakukan oleh penelitian ini


Peningkatan Mutu Bambang Sumantri yaitu sama-
Pendidikan Di SMA dan penulis yaitu jika sama ingin
Muhammadiyah 8 Bambang Sumantri mengetahui
Cerme Gresik. mancari tau mengenai mengenai
analisis akreditasi akreditasi
sekolah dalam upaya
peningkatan mutu
pendidikan,
sedangkan strategi
kepala sekolah dalam
mengembangkan
akreditasi
23

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian


1. Jenis Penelitian
Metode berasal dari bahasa yunani “Methodos” yang artinya jalan
atau cara. Ahmad Maulana mengemukakan bahwa cara yang teratur dan
sistematis untuk pelaksanaan sesuatu atau cara kerja. Jadi metode
penelitian yaitu suatu cara kerja yang teratur dan berpikir dengan baik
guna memahami obyek yang menjadi sasaran penelitian.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Disebut penelitian
kualitatif, karena sumber data utama penelitian ini adalah berupa kata-
kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati atau diwawancarai.22
2. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi yang menjadi objek penelitian penulis yakni di SDN
55 Sridadi. Melalui penelitian ini penulis ingin melihat sejauh mana
“Strategi Kepala Sekolah Dalam Mempertahankan Akreditasi A di SDN 55
Sridadi”
B. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan fenomenologi. Pendekatan fenomenologi merupakan tradisi
penelitian kualitatif yang berakar pada filosofi dan pisikologi, dan berfokus
pada pengalaman hidup manusia (sosiologi). Penelitian ini akan
berdiskusi tentang suatu objek kajian dengan memahami inti pengalaman
dari suatu fenomena.23
C. Sumber Data
Sumber data adalah subjek darimana data diperoleh sesuai dengan
klasifikasi data yang dikemukakaan, adapun sumber data disini adalah

22Lexy J. Moleng, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remadja Rosdakarya, 1999),


hal.112
23 http://www.Menulis Proposal Penelitian.Com/20011/12/pendekatan fenomenolog-
dalam.html 26

25
26

Person (narasumber) merupakan sumber data yang biasa memberikan


data berupa jawaban lisan melalui wawancara dari pihak sekolah: (Kepala
sekolah, Guru, pegawai perpustakaan).

D. Metode Pengumpulan data


1. Observasi
Secara umum observasi merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan mengadakan pengamatan terhadap suatu
kegiatan. Teknik observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara
sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala
psikis yang kemudian dilakukan pencatatan.24
Metode ini bermanfaat untuk memperoleh data dengan
mengadakan pengamatan selama beberapa waktu tanpa mempengaruhi
fenomena yang diobservasi, dengan mencatat, merekam, memotret
fenomena guna penemuan data analisis.
2. Wawancara (interview)
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan
untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara dapat
dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan jalan Tanya jawab
sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berdasarkan kepada
tujuan penelitian. Pada umumnya dua orang atau lebih, hadir secara fisik
dalam proses tanya jawab.25
Dalam hal ini responden yang dipilih adalah para pengelola
lembaga pendidikan yang bersangkutan meliputi; kepala madrasah, guru
dan supervisor. Karena mereka dianggap memiliki pengetahuan dan
mendalami situasi serta lebih mengetahui informasi yang diperlukan.

24 Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta,1991), hal. 63
25 Winarno Surahkmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Metode dan Teknik, (Bandung:

Tarsito 2014), hal. 193


27

3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk memperoleh
data langsung dari tempat penelitian meliputi buku yang relevan,
peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, file dokumen, dan data
yang relevan dengan penelitian.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian berkaitan dengan kegiatan pengumpulan data
dan pengolahan data, tentang variabel-variabel yang diteliti. Sesuai
dengan jenis penelitian yang dilaksanakan (kualitatif deskriptif), peneliti
menggunakan jenis instrumen penelitian sebagai berikut: Pedoman
wawancara, yakni mengadakan proses tanya jawab atau wawancara
dengan informan yang dianggap perlu untuk diambil keterangannya
mengenai masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data


1. Teknik Pengelolaan Data
Teknik pengelolaan data dalam penelitian kualitatif secara umum
dimulai sejak pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpualan atau verifikasi. Adapun penjelasanya adalah
sebagai berikut:
a. Pengumpulan data
Pada tahap ini kegiatan analisis data, selama pengumpulan data
dapat dimulai setelah peneliti memahami fenomena sosial yang sedang
diteliti dan setelah mengumpulkan multi sumber bukti, membangun
rangkaian bukti dan klarifikasi dengan informan tentang draf kasar dan
laporan dari penelitian.
b. Reduksi data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar
yang muncul dari catatan di lapangan. Dalam proses reduksi data, peneliti
melakukan pemilihan terhadap data yang hendak dikode, mana yang
28

dibuang dan mana yang merupakan ringkasan dan cerita-cerita apa yang
sedang berkembang.
c. Penyajian data
Yang dimaksud penyajian data adalah menyajikan sekumpulan
informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Menarik Kesimpulan/Verifikasi.
Menarik kesimpulan penelitian selalu mendasarkan diri atas semua data
yang diperoleh dalam kegiatan penelitian. Dengan kata lain, penarik
kesimpulan harus didasarkan atas data, bukan atas angan-
angan/keinginan peneliti. Berdasarkan data kualitatif yang diperoleh,
teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif yaitu teknik yang
menggambarkan data dengan kata-kata atau kalimat yang dipisah-
pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Pada
pelaksanaannya, analisis data bersifat terbuka. Dikatakan terbuka karena
terbuka bagi perubahan, perbaikan dan penyempurnaan berdasarkan data
yang baru masuk.
2. Analisis Data
Berkaitan dengan metode analisis data, Winarno Surachmad
berpendapat bahwa, metode analisis data adalah usaha yang konkret
untuk membuat data tersebut berbicara, sebab berapapun jumlah data
dan tingginya nilai data yang terkumpul sebagai hasil dari pengumpulan
data bila tidak disusun dan diolah secara sistematis niscaya data-data itu
merupakan bahan-bahan yang membisu.
Berdasarkan data kualitatif yang diperoleh, teknik analisis data
yang digunakan adalah deskriptif yaitu teknik yang menggambarkan data
dengan kata- kata atau kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori
untuk memperoleh kesimpulan. Pada pelaksanaannya, analisis data
bersifat terbuka. Dikatakan terbuka karena terbuka bagi perubahan,
perbaikan dan penyempurnaan berdasarkan data yang baru masuk.

G. Pengujian Keabsahan Data


29

Untuk menguji keabsahan data yang telah dikumpulkan, peneliti


menggunakan dua teknik pemeriksaan Triangulasi. Teknik pemeriksaan
triangulasi, dimaksudkan agar peneliti dapat mengecek keabsahan data
dengan memanfaatkan sesuatu data sebagai pembanding terhadap data
yang lain. Triangulasi ini juga digunakan oleh peneliti untuk memantapkan
validitas dan reliabilitas data serta digunakan untuk membantu
menganalisis data di lapangan. Adapun triangulasi yang digunakan
peneliti adalah:
1. Triangulasi Metode
Triangulasi metode yaitu pengecekkan data yang berasal dari hasil
wawancara diuji/dibandingkan dengan data hasil observasi, atau data
hasil wawancara diuji/dibandingkan dengan data hasil kuesioner dan
seterusnya.
2. Triangulasi Sumber
Peneliti menguji data/informasi dari responden yang satu dengan
responden yang lain atau data dari responden dibandingkan dengan data
dari dokumen, dan seterusnya.26

H. Jadwal Penelitian
Waktu penelitian ini dimulai pada bulan April 2023 sampai
September 2023 dari tahap prasurvei hingga dilaksanakan tindakan,
sehingga penelitian ini dilaksanakan 7 bulan.

26Nining Pujayanti, Tesis Peranan Kepala Madrasah Sebagai Supervisor Dalam


Pengembangan Staf dan Kurikulum( Universitas Negeri Semarang, Semarang ) hal. 68
DAFTAR PUSTAKA

Akdon, Strategic Managemen For Education Managemen, (Bandung :


Alfabeta, 2007).
Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek,
(Jakarta: RinekaCipta, 2002)
Asmani, Jamal Ma’mur. Tips praktis membangun dan mengolah
administrasi sekolah, (Jogjakarta: Diva Press,2011)
Assauri, Sofjan. Strategic Marketing: Sustaining Lifetime Customer
Value, Rajawali Pers, Jakarta, 2013
Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Reneka Cipta, 2010)
Hamali, Arif Yusuf. Pemahaman Strategi Bisnis dan Kewirausahaan,
Kencana, Bandung,2016
Hamali, Arif Yusuf. Pemahaman Strategi Bisnis dan Kewirausahaan,
Kencana, Bandung, 2019
http://jakarta.bapsm‐dki.or.id/berita/read/prinsip‐prinsip‐akreditasi, (9 mei
2019)
John. M. Bryson, 2007. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi
Sosial. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2007)
Khairuddin, Khairuddin. "Pengelolaan Sarana Dan Prasarana
Sekolah Dalam Peningkatan Akreditasi Madrasah Aliyah."Jurnal
Serambi Ilmu 18.1 (2018)
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian kualitatif, Bandung : Remaja Rosda
Karya,2000).
Mubarok, Husni, Manajemen Strategi, (STAIN Kudus, Kudua, 2009)
Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007)
Murman. Gurusiana.Id/Article/Perubahan-Perangkat-Akreditasi-2017
Narbuko, Cholid dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2008.
RI, Depag. Pedoman Akreditasi Madrasah, (Direktorat Jendral
Kelembagaan Agama Islam,2008)
Saepudin, Juju. "Problematika Pencapaian Akreditasi pada Madrasah
Aliyah di Provinsi Kepulauan Riau."Penamas 28.1 (2017)

Sagala, Syaiful. Manajemen Strategik Dalam Pengembangan Mutu


Pendidikan, (Bandung:Alfabeta, 2007)

Sugiyono, memahami penelitian kualitatif, (Bandung, Al-Fabeta, 2005)

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif


dan RAD,(Bandung: Alfabeta, 2012)

Sumantri, Bambang. Analisis Akreditasi Sekolah Dalam Upaya


Peningkatan Mutu Pendidikan Di SMA Muhammadiyah 8 Cerme
Gresik. Diss. University of Muhammadiyah Malang, 2013.

UU RI NO 20 Tahun 2003 Tentang Akreditasi


UU RI NO 59 Tahu 2012 Tentang Badan Akreditasi Nasional
Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajaran
(Cet.II; Bandung Alfabeta, 2009)

www.answer.com/system, (18 mei 2019)


Http://.Etheses-Uin-Malang.Ac.Id, (21 Juni 2019) Jurnal Administrasi
Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah, (5 Januari 2019)
Suti’ah, Muhaimin, Sugeng Listyo Prabowo. Manajemen Pendidikan
(Aplikasinya Dalam Penyusunan Rencana Pengembangan
Sekolah/Madrasah). Malang 2008.
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, (Bandung: PT Bumi
Aksara, 2006)
Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Kebudayaan Indonesia, (Jakarta:
Perum Balai Pustaka, 1988)
Mulyasa E., Menejemen Berbasis Sekolah, (Bandung:Rosdakarya, 2004)
Dkk, Gusfira Diana, “Strategi Pihak Sekolah Dalam Mendapatkan
Akreditasi A Di SMAN 1 Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir
Selatan” ( Jurnal, STKIP PGRI Sumatera Barat : 2015

Suryana, A. Akreditasi, Sertifikasi dan Upaya Penjaminan Mutu


Pendidikan. Jurnal Administrasi Pendidikan, (2005).
KISI-KISI INSTRUMEN PENGEMBANGAN PENELITIAN

Nama : RETNO INTAN PRATIWI


Judul : Stategi Kepala Sekolah Dalam Mempertahankan Akreditasi A
Di SDN 55 Sridadi

NOO NO TEMA I INDIKATOR TEMA I SUB INDIKATOR TEMA I

1. Efektif 1. Tepat waktu


2. Kecepatan untuk kerja
Strategi
1 Kepala 2. Meningkatkan 1. Proses
Sekolah Mutu 2. Penilaian

3. Keterampilan 1. Kemampuan
2. Menyelesaikan tugas dengan
baik

NO TEMA II INDIKATOR TEMA II SUB INDIKATOR TEMA II

1. Sistem 1. Daya tangkap


2. Kehandalan
2 Mempertahankan 1. Pengarahan
Akreditasi A 2. Pembinaan 2. Pembimbingan

1. Hasil
3. Evaluasi 2. Pengawasan
IPD (INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA)

Nama : RETNO INTAN PRATIWI


Judul : Stategi Kepala Sekolah Dalam Mempertahankan Akreditasi A
Di SDN 55 Sridadi

A. Pedoman Observasi
1. Mengamati Profil Sekolah
2. Mengamati Kurikulum di Sekolah
3. Mengamati Struktur Organisasi di Sekolah
4. Mengamati Strategi Kepala Sekolah dalam mempertahankan akreditasi
5. Mengamati Guru dalam bertanggung jawab atas tugasnya
6. Mengamati sarana dan prasarana yang ada di Madrasah
7. Mengamati Siswa dalam belajar di Kelas

B. Pedoman Wawancara
 Rumusan Masalah I Tema I
1. Kepala Sekolah
a. Bagaimana Strategi Kepala Sekolah memberi dorongan kepada Guru
untuk selalu tepat waktu dalam setiap pekerjaan?
b. Bagaimana Strategi Kepala Sekolah meningkatkan kecepatan kerja
yang sangat efektif?
c. Bagaimana Strategi Kepala Sekolah melakukan proses untuk
meningkatkan mutu dalam sebuah akreditasi di sekolah?
d. Bagaimana Strategi Kepala Sekolah melakukan penilaian untuk
meningkatkan mutu di sekolah?
e. Bagaimana Strategi Kepala Sekolah mendorong keterampilan seorang
guru untuk mengetahui kemampuanya?
f. Bagaimana Strategi Kepala Sekolah memberi keterampilan kepada
guru untuk menyelesaikan tugas dengan baik?
 Rumusan Masalah I Tema I
2. Guru
a. Bagaimana Strategi Kepala Sekolah memberi dorongan kepada Guru
untuk selalu tepat waktu dalam setiap pekerjaan?
b. Bagaimana Strategi Kepala Sekolah meningkatkan kecepatan kerja
yang sangat efektif?
c. Bagaimana Strategi Kepala Sekolah melakukan proses untuk
meningkatkan mutu dalam sebuah akreditasi di sekolah?
d. Bagaimana Strategi Kepala Sekolah melakukan penilaian untuk
meningkatkan mutu di sekolah?
e. Bagaimana Strategi Kepala Sekolah mendorong keterampilan seorang
guru untuk mengetahui kemampuanya?
f. Bagaimana Strategi Kepala Sekolah memberi keterampilan kepada
guru untuk menyelesaikan tugas dengan baik?

 Rumusan Masalah II Tema I


1. Kepala Sekolah
a. Apa saja kendala Strategi Kepala Sekolah memberi dorongan kepada
Guru untuk selalu tepat waktu dalam setiap pekerjaan?
b. Apa saja kendala Strategi Kepala Sekolah meningkatkan kecepatan
kerja yang sangat efektif?
c. Apa saja kendala Strategi Kepala Sekolah melakukan proses untuk
meningkatkan mutu dalam sebuah akreditasi di sekolah?
d. Apa saja kendala Strategi Kepala Sekolah melakukan penilaian untuk
meningkatkan mutu di sekolah?
e. Apa saja kendala Strategi Kepala Sekolah mendorong keterampilan
seorang guru untuk mengetahui kemampuanya?
f. Apa saja kendala Strategi Kepala Sekolah memberi keterampilan
kepada guru untuk menyelesaikan tugas dengan baik?
2. Guru
a. Apa saja kendala Strategi Kepala Sekolah memberi dorongan kepada
Guru untuk selalu tepat waktu dalam setiap pekerjaan?
b. Apa saja kendala Strategi Kepala Sekolah meningkatkan kecepatan
kerja yang sangat efektif?
c. Apa saja kendala Strategi Kepala Sekolah melakukan proses untuk
meningkatkan mutu dalam sebuah akreditasi di sekolah?
d. Apa saja kendala Strategi Kepala Sekolah melakukan penilaian untuk
meningkatkan mutu di sekolah?
e. Apa saja kendala Strategi Kepala Sekolah mendorong keterampilan
seorang guru untuk mengetahui kemampuanya?
f. Apa saja kendala Strategi Kepala Sekolah memberi keterampilan
kepada guru untuk menyelesaikan tugas dengan baik?

 Rumusan Masalah I Tema II


1. Kepala Sekolah
a. Bagaimana Strategi Kepala Sekolah meningkatkan sitem kehandalan
guru untuk mempertahankan Akreditasi A di Sekolah?
b. Bagaimana Strategi Kepala Sekolah memberi pengarahan dalam
pembinaan untuk mempertahankan Akreditasi A kepada Guru?
c. Bagaimana Strategi Kepala Sekolah memberi pengawasan untuk
mempertahankan Akreditasi A di Sekolah?
d. Bagaimana Strategi Kepala Sekolah mengevaluasi dari hasil
mempertahankan Akreditasi A kepada guru?
2. Guru
a. Bagaimana Strategi Kepala Sekolah meningkatkan sitem kehandalan
guru untuk mempertahankan Akreditasi A di Sekolah?
b. Bagaimana Strategi Kepala Sekolah memberi pengarahan dalam
pembinaan untuk mempertahankan Akreditasi A kepada Guru?
c. Bagaimana Strategi Kepala Sekolah memberi pengawasan untuk
mempertahankan Akreditasi A di Sekolah?
d. Bagaimana Strategi Kepala Sekolah mengevaluasi dari hasil
mempertahankan Akreditasi A kepada guru?

 Rumusan Masalah II Tema II


1. Kepala Sekolah
a. Apa saja kendala Strategi Kepala Sekolah meningkatkan sitem
kehandalan guru untuk mempertahankan Akreditasi A di Sekolah?
b. Apa saja kendala Strategi Kepala Sekolah memberi pengarahan dalam
pembinaan untuk mempertahankan Akreditasi A kepada Guru?
c. Apa saja kendala Strategi Kepala Sekolah memberi pengawasan untuk
mempertahankan Akreditasi A di Sekolah?
d. Apa saja kendala Strategi Kepala Sekolah mengevaluasi dari hasil
mempertahankan Akreditasi A kepada guru?
2. Guru
a. Apa saja kendala Strategi Kepala Sekolah meningkatkan sitem
kehandalan guru untuk mempertahankan Akreditasi A di Sekolah?
b. Apa saja kendala Strategi Kepala Sekolah memberi pengarahan dalam
pembinaan untuk mempertahankan Akreditasi A kepada Guru?
c. Apa saja kendala Strategi Kepala Sekolah memberi pengawasan untuk
mempertahankan Akreditasi A di Sekolah?
d. Apa saja kendala Strategi Kepala Sekolah mengevaluasi dari hasil
mempertahankan Akreditasi A kepada guru?

C. Pedoman Dokumentasi
1. Gambaran letak geografis Sekolah
2. Kurikulum Sekolah
3. Struktur Organisasi di Sekolah
4. Dokumentasi bersama Kepala Sekolah
5. Dokumentasi bersama Guru
6. Dokumentasi sarana dan prasarana di Sekolah
7. Dokumentasi Siswa

Anda mungkin juga menyukai