FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2023 BAB V. SNP (4 standar bagian I) dan SISTEM AKREDITASI SMP
A. STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
a. Pengertian Standar Nasional Pendidikan (SNP) Pendidikan di Indonesia telah disusun dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP). Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan kriteria minimal tentang aspek-aspek dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan pendidikan yang harus dipenuhi oleh setiap penyelenggara atau satuan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. Adanya SNP dengan beberapa alasan yaitu, pertama, Indonesia sebagai negara berkembang di mana, komitmen pemerintah baik pusat maupun daerah dalam mengeluarkan dana pendidikan masih sangat minim. Kedua, sebagai negara kesatuan diperlukan satuan penilaian dari sistem kinerja Sisdiknas. Ketiga, Indonesia sebagai anggota masyarakat global berada dalam pergaulan bersama negara lainnya agar dapat dilihat kebutuhan akan sumber daya manusia yang dapat bersaing dengan negara lain sebagai kualitas pendidikan menjadi indikator mutlak yang harus dipenuhi. Keempat, fungsi SNP untuk melakukan pengukuran kualitas pendidikan, dengan adanya standar yang bukan merupakan ukuran yang statis akan tetapi akan terus meningkat. Kelima, fungsi standar adalah untuk pemetaan masalah pendidikan. Keenam, fungsi SNP dalam rangka menyusun strategi dan rencana pengembangan setelah diperoleh data dari evaluasi belajar (Tilaar, 2012: 106-109). b. Tujuan Standar Nasional Pendidikan (SNP) 1. Tujuan dari Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional di Indonesia. c. Komponen Standar Nasional Pendidikan Standar Nasional Pendidikan terdiri dari 8 standar, yaitu Standar Pengelolaan, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Pendidik dan Tenaga Pendidik, Standar Sarana dan Prasarana, dan Standar Pembiayaan. Namun dalam makalah ini kami akan menjelaskan 4 standar bagian I, yaitu Standar Pengelolaan, Standar Pendidik dan Tenaga Pendidik, Standar Sarana dan Prasarana, dan Standar Pembiayaan. 1. Standar Pengelolaan Standar Pengelolaan merupakan bagian dari Standar Pendidikan Nasional yang berfungsi sebagai pedoman dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi proses pendidikan di semua tingkatan, mulai dari satuan pendidikan hingga tingkat nasional. Standar ini bertujuan untuk menciptakan efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan pendidikan. Dengan adanya standar ini, sekolah/madrasah dapat dengan mudah mengembangkan rencana kerja tahunan dan seluruh anggota sekolah/madrasah dapat memiliki pedoman dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Akhirnya, standar ini berkontribusi dalam menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif dan terstruktur. 2. Standar tenaga kependidikan Standar Tenaga Kependidikan, yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021, merujuk pada kriteria minimal kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga kependidikan, selain pendidik, sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam menjalankan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk mendukung proses pendidikan di satuan pendidikan. Tenaga kependidikan ini mencakup kepala sekolah/madrasah, pengawas satuan pendidikan, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi, pengelola kelompok belajar, pamong belajar, dan tenaga kebersihan. 3. Standar Sarpas Standar Sarana dan Prasarana (Sarpras), yang ditetapkan dalam Permendikbudristek Nomor 22 Tahun 2023, berfungsi sebagai acuan bagi pemerintah, pemerintah daerah, satuan pendidikan, dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan pada tingkat pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Standar ini mencakup komponen sarana dan prasarana, termasuk sarana spesifik dan prasarana spesifik. Sarana spesifik diterapkan untuk pendidikan khusus bagi peserta didik penyandang disabilitas, sedangkan prasarana spesifik diterapkan untuk pendidikan anak usia dini, pendidikan kejuruan, dan pendidikan khusus bagi peserta didik penyandang disabilitas. 4. Standar Biaya Standar Biaya, yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 18 Tahun 2023, berfungsi sebagai acuan bagi pemerintah, pemerintah daerah, satuan pendidikan, dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan pendidikan di satuan pendidikan. Pembiayaan pendidikan ini mencakup Biaya Investasi dan Biaya Operasional yang dapat berasal dari pemerintah, pemerintah daerah, dan sumber lain yang sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Biaya investasi meliputi investasi lahan, penyediaan sarana dan prasarana, penyediaan dan pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap. Sementara itu, biaya operasional mencakup biaya personalia dan nonpersonalia. Standar ini juga menjelaskan perhitungan satuan biaya pendidikan.
B. SISTEM AKREDITASI SMP
I. Pengertian Akreditasi Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dan/atau satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebagaimana dinyatakan pada UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 1 ayat (22). II. Tujuan Akreditasi Secara Umum 1. Menghasilkan suatu evaluasi dan analisis terhadap hasil identifikasi proses awal sistem akreditasi sekolah. 2. Memberikan rekomendasi pemetaan kebutuhan teknologi dalam sistem akreditasi sekolah menciptakan layanan prima yang sesuai dengan prinsip reformasi layanan pelayanan publik. III. Tujuan Akreditasi Sekolah dalam UU No. 20 Tahun 2003 Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Karena itu, dalam akreditasi dilakukan penilaian terhadap kinerja dan kelayakan satuan pendidikan. Fokus penilaian dalam akreditasi mengacu pada Standar Nasional Pendidikan yang terdiri dari terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. IV. Prinsip Akreditasi Sekolah 1. Objektif, yaitu penilaian diberikan berdasarkan kondisi sebenarnya pada sekolah/madrasah yang dinilai. 2. Komprehensif, yaitu penilaian bersifat menyeluruh terhadap semua aspek-aspek dalam setiap standar pada SNP. 3. Adil, yaitu semua sekolah/madrasah diperlakukan sama saat penilaian tanpa membeda-bedakan aspek apapun. 4. Transparan, yaitu akses data tentang kriteria, mekanisme, jadwal, dan hasil akreditasi disampaikan secara terbuka dan dapat diakses oleh semua pihak terkait. 5. Akuntabel, yaitu pelaksanaan dan hasil penilaian dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
V. Cara Siswa Memahami Sistem Akreditasi
1. Memahami Tujuan Akreditasi: 2. Mengenal Badan Akreditasi: 3. Memahami Proses Evaluasi: 4. Mengikuti Perkembangan Terbaru: 5. Menyadari Manfaat Akreditasi: 6. Menyadari Tanggung Jawab Siswa: VI. Peran Siswa dalam Penjaminan Kualitas Pendidikan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan melalui Akreditasi Sekolah 1. Kepatuhan terhadap Aturan Sekolah 2. Partisipasi Aktif dalam Pembelajaran 3. Mengikuti Program Ekstrakurikuler 4. Kualitas Hasil Belajar 5. Memberikan Masukan dan Umpan Balik 6. Menghormati Kepemimpinan Sekolah 7. Peduli terhadap Kebersihan dan Keindahan Sekolah 8. Kesadaran tentang Kode Etik dan Moralitas 9. Keterlibatan dalam Proses Evaluasi VII. Mekanisme Proses Akreditasi Sekolah a. Tahap 1 : Sosialisasi dan Pengisian Data Pada tahap ini terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu Badan Akreditasi Provinsi Sekolah/Madrasah (BAP S/M) menyusun perencanaan jumlah dan alokasi sekolah yang akan diakreditasi yang selanjutnya disampaikan kepada BAN S/M. Setelah itu BAP S/M menyampaikan pengumuman secara terbuka kepada sekolah/madrasah untuk mengusulkan akreditasi. Sekolah/madrasah yang diminta untuk mengusulkan akreditasi kemudian melakukan pengisian data melalui sistem yang sudah disiapkan. b. Tahap 2 : Pemetaan Sasaran Visitasi Berdasarkan isian data dan evaluasi diri yang dilakukan oleh sekolah/madrasah yang diusulkan untuk akreditasi, BAP S/M melakukan penilaian kelayakan untuk visitasi. BAP S/M akan menunjuk asesor yang akan melakukan visitasi ke sekolah apabila sekolah sudah dinyatakan layak untuk divisitasi. Jika sekolah dinyatakan belum layak, maka BAP S/M akan menghubungi pihak sekolah untuk memperbaiki isian data dan evaluasi diri yang sudah diisi sebelumnya. c. Tahap 3 : Visitasi Asesor yang ditunjuk oleh BAP S/M melakukan visitasi untuk klarifikasi, verifikasi, dan validasi data dan evaluasi diri yang sudah disampaikan oleh Sekolah/Madrasah. d. Tahap 4 : Validasi Hasil temuan asesor di sekolah pada saat kegiatan visitasi dilaporkan kepada BAP S/M. Validasi dilakukan asesor bersama-sama BAP S/M terhadap hasil visitasi. e. Tahap 5 : Verifikasi BAP S/M bersama asesor melakukan verifikasi terhadap data dan evaluasi diri dan temuan visitasi. Dalam tahap ini juga membahas tentang rekomendasi yang akan diberikan kepada sekolah/madrasah yang sudah divisitasi. f. Tahap 6 : Penetapan dan Rekomendasi Seluruh anggota BAP S/M melakukan rapat pleno untuk menetapkan hasil akreditasi sekolah/madrasah beserta dengan penetapan rekomendasi yang akan diberikan kepada sekolah/madrasah. g. Tahap 7 : Pengumuman Pengumuman hasil akreditasi disampaikan kepada sekolah/ madrasah.
h. Tahap 8 : Penerbitan Sertifikat
Sertifikat hasil akreditasi diterbitkan oleh BAP S/M melalui rapat pleno penetapan dan rekomendasi. Dokumen sertifikat dan rekomendasi dikirimkan ke sekolah/madrasah yang diakreditasi. Selain itu, BAP S/M memberikan tembusan kepada BAN S/M untuk dapat dilaporkan kepada Pemerint
DAFTAR PUSTAKA
Tilaar, H.A.R. (2012). Manajemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka
Cipta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Jurnal Isema. (2023). Manajemen Perubahan Pendidikan di Sekolah.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2023). Standar Nasional
Pendidikan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional