DI SMAN 1 WELERI.
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas yaitu:
1. Bagaimanakah pelaksanaan sistem penjaminan mutu pendidikan di SMA
Negeri 1 Weleri?
2. Bagaimanakah pencapaian pemenuhan Standar Nasional Pendidikan di SMA
Negeri 1 Weleri?
C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan sistem penjaminan mutu pendidikan di
SMA Negeri 1 Weleri.
2. Untuk mengetahui pencapaian pemenuhan Standar Nasional Pendidikan di
SMA Negeri 1 Weleri.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
Sistem penjaminan mutu internal (SPMI) merupakan salah satu mekanisme yang
harus dilaksanakan oleh satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan untuk memenuhi delapan Standar Nasional Pendidikan yang meliputi
Standar Kompetensi Lulusan, Isi, Proses, Penilaian, Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (PTK), Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2016
tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, Bab II pasal 2 dijelaskan bahwa
SPMI bertujuan untuk menjamin pemenuhan standar pada satuan pendidikan
secara sistematik, holistik, dan berkelanjutan, sehingga tumbuh dan berkembang
budaya mutu pada satuan pendidikan secara mandiri.
Dari penjelasan tersebut tujuan akhirnya adalah tumbuhnya budaya mutu.
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh satuan pendidikan sebelum
melaksnakan setiap tahapan dalam SPMI adalah membangun komitmen dengan
seluruh warga sekolah. Seluruh warga sekolah harus memahami SPMI yang akan
dilaksanakan dan harus terlibat disetiap tahap pelaksanaannya. Setelah warga
sekolah membuat komitmen bersama dan memahami setiap tahap yang akan
dilakukan, langkah berikutnya adalah kepala sekolah membentuk tim penjaminan
mutu Pendidikan di satuan pendidikan (TPMPS) dan rincian tugas masing-
masing. dengan adanya TPMS diharapkan semua tahapan dalam SPMI dapat
dilaksanakan dengan baik dan budaya mutu terwujud. TPMS terdiri dari
perwakilan pimpinan satuan pendidikan, perwakilan guru, perwakilan tenaga
kependidikan dan perwakilan komite sekolah. TPMS memiliki tugas
melaksanakan pemetaan mutu pendidikan berdasarkan data mutu pendidikan di
satuan pendidikan, melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pemenuhan
mutu yang telah dilakukan, dan memberi rekomendasi untuk pemenuhan mutu
berdasarkan hasil monitoring dan evalusi kepada kepala satuan pendidikan.
Siklus penjaminan mutu yang akan dilaksnakan oleh satuan pendidikan
terdiri dari 5 tahapan yaitu penetapan standar mutu, pemetaan mutu, penyusunan
rencana pemenuhan, pelaksanaan pemenuhan dan evaluasi/audit mutu. Tahapan
SPMI digambarkan pada siklus berikut .
Langkah-langkah yang harus dilakukan TPMPS yang sudah di bentuk
adalah :
1. Menentukan standar mutu yang akan dicapai.
Standar mutu yang akan dicapai satuan pendidikan adalah delapan
Standar Nasional pendidikan. Agar dapat menetukan standar mutu maka TPMPS
dan semua warga sekolah harus memahami SNP. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan oleh sekolah untuk memahami SNP adalah menyiapkan dokumen
regulasi-regulasi terkait dengan SNP dan melakukan diskusi bedah regulasi-
regulasi SNP. Regulasi-regulasi terkait SNP merupakan kriteria minimal yang
harus dilakukan dia satuan pendidikan. Apabila SNP tercapai satuan pendidikan
dapat membentuk standar baru di atas SNP.
2. Melaksanakan pemetaan mutu.
Pemetaan mutu merupakan kegiatan yang dilakukan dalam SPMI untuk
mengetahui apakah sekolah sudah memenuhi standar mutu yang ditetapkan atau
masih perlu peningkatan untuk memenuhi standar mutu yang ditetapkan.
Pemetaan mutu dapat dimulai dengan melakukan Evalusi diri sekolah.
Sekolah mulai tahun 2016 menggunakan instrumen pemetaan mutu
pendidikan (PMP) sebagai instrumen evaluasi diri sekolah. Instrumen PMP yang
telah diisi oleh warga sekolah di input ke dalam sebuah sistem yang telah
dirancang oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan. Dari hasil olahan
sistem PMP dihasilkan raport mutu sekolah. Raport mutu sekolah
menggambarkan capain pemenuhan SNP oleh sekolah. Berdasarkan capain
raport mutu sekolah, TPMS melakukan analisis data untuk memetakan indikator
mutu yang belum memenuhi SNP dan yang sudah memenuhi SNP. Sekola
menetapkan permasalahan dan akar berdasarkan indikator mutu yang belum
memenuhi SNP. setelah sekolah mengetahui akar dari permasalahan yang
ditimbulkan, langkah selanjutnya adalah sekolah memberi rekomendasi berupa
solusi utnuk mengatasi permaslahan.
3. Menyusun Rencana Pemenuhan
Rencana Pemenuhan disusun berdasarkan rekomendasi. Rencana
pemenuhan disusun sebagai acuan untuk implementasi peningkatan mutu.
Rencana pemenuhan menggambarkan program dan kegiatan yang akan
dilakukan untuk memenuhi SNP. Rencana pemenuhan juga menggambarkan
sumber dana yang akan digunakan dalam rangka pelaksanaan peningkatan mutu,
personil yang terlibat, sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menjalankan
program. Rencana pemenuhan tertuang dalam rencana kerja sekolah yang
meliputi rencana kerja jangka menengah dan rencana kerja tahunan atau rencana
kegiatan dan anggaran sekolah. Rencana kerja menengah menggambarkan
program kerja satuan pendidikan dalam jangka empat tahun. Sedangkan rencana
kerja tahunan menggambarkan kegiatan yang akan dilakukan pada tahun
berjalan.
4. Melaksanakan Pemenuhan
Pemenuhan dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah disusun.
Pemenuhan dilakukan secara bertahap dengan melibatkan semua warga sekolah
dan dan bekerja sama dengan pihak lain yang terkait dengan program dan
kegiatan yang akan dilakukan.
5. Melaksanakan Monitoring/Audit internal
Kegiatan monitoring dilakukan untuk memastikan apakah program yang
disusun dilaksanakan sesuai rencana pemenuhan, dampak dari program
pemenuhan yang dilakukan, evaluasi dan tidak lanjut yang harus dilakukan oleh
satuan pendidikan. Monitoring/audit internal dilakukan oleh TIM
monitoring/audit internal yang telah dibentuk di satuan pendidikan. Hasil
monitoring disampaikan dalam pertemuan seluruh warga sekolah. Hasil
monitoring akan dijadikan dasar untuk menentapkan standar baru jika telah
memenuhi SNP.
Melalui mengimplementasikan lima tahapan dalam sistem penjaminan
mutu internal secara berkelanjutan di satuan pendidikan diharapkan semua satuan
pendidikan dapat memenuhi delapan Standar Nasional Pendidikan dalam rangka
penjaminan mutu pendidikan. Kerja sama dari semua warga sekolah dan pihak-
pihak yang terkait lainnya memiliki peran yang bersar dalam penjaminan mutu
pendidikan. LPMP dalam penjaminan mutu pendidikan disatuan pendidikan
salah satu tugasnya adalah melakukan pembinan, pembimbingan, pendampingan,
supervisi dan evaluasi terhadap satuan pendidikan dalam mengambangkan SPMI.
Pembinaan, pembimbingan dan pendampingan dilakukan oleh LPMP melalui
program sekolah model dan sekolah zonasi.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Sistem penjaminan mutu pendidikan di SMA Negeri 1 Weleri sudah
berjalan dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan bahwa pengelolaan kebijakan,
regulasi, program, kegiatan, telah sesuai dengan tata cara prosedur yang
ditetapkan mengenai Standar Nasional Pendidikan, serta dapat dipercaya dan
disepakati bersama oleh seluruh komponen sekolah, meskipun masih ada
beberapa kendala dalam penerapannya. Namun, untuk mengatasi beberapa
kendala tersebut, dilakukan upaya tindak lanjut yang dapat dilaksanakan oleh
Kepala Sekolah, guru, komite sekolah, dan pengawas sekolah. Kondisi ini tentu
saja harus menjadi perhatian semua pihak agar budaya mutu menjadi prioritas.
Setiap program maupun kegiatan yang dilakukan sekolah sebaiknya
menggunakan prinsip pengembangan sistem penjaminan mutu berkelanjutan agar
tujuan nasional pendidikan yang bermutu tinggi dapat terwujud.
B. SARAN
1. SMA Negeri 1 Weleri dapat terus menerus melakukan evaluasi terhadap
Standar Nasional Pendidikan sekaligus melakukan revisi terhadap isi standar,
sehingga standar yang ada selalu terpenuhi atau bahkan terlampaui. Ini
merupakan tahapan penting yang harus dilakukan oleh sekolah untuk
meningkatkan sistem penjaminan mutu pendidikan.
2. Pemerintah dapat memberikan kontribusi nya dengan memerhatikan dan
meningkatkan serta mengupayakan mekanisme maupun isi pernyataan
instrumen pemetaan mutu yang dapat menjangkau kondisi seluruh sekolah di
Indonesia.