PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pengawas bertugas untuk memastikan bahwa seluruh kriteria standar pada tiap indikator
mutu terukur sehingga jelas keterukurannya. Hasil pengukuran berguna untuk (1) mendorong
sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan agar memenuhi standar nasional. (2)
memberikan arah untuk melakukan perubahan dalam mewujudkan keunggulan (3) sebagai
dasar pendampingan untuk mewujudkan keunggulan sekolah sesuai dengan visi dan misi
yang ditetapkannya, (4) sebagai basis pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan.
proses, output, dan outcome; yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan. Jabatan
fungsional Pengawas Sekolah mengemban tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan
kegiatan pengawasan, baik akademik maupuan manajerial pada satuan pendidikan dalam rangka
Proses kepengawasan sebagai hal penting dan amat menentukan ketercapaian tujuan
pengawas terhadap objek-objek tugas pengawas yang tertera dalam Permenpan dan RB no
12 tahun 2010 tentang jabatan fungsional pengawas dan angka kreditnya memberi gambaran
tentang begitu urgennya kedudukan pengawas dalam menjamin ketercapaian mutu
pendidikan nasional. Berkaitan dengan hal tersebut, pelaksanaan program pengawas tidak
sama untuk setiap wilayah kepengawasan bila madrasah-madrasah yang menjadi binaan
seorang pengawas mengikuti naik turunnya daratan dan letak geografis wilayah tersebarnya
madrasah binaan.
Pengawas bertugas untuk memastikan bahwa seluruh kriteria standar pada tiap indikator
mutu terukur sehingga jelas keterukurannya. Hasil pengukuran berguna untuk (1) mendorong
sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan agar memenuhi standar nasional. (2)
memberikan arah untuk melakukan perubahan dalam mewujudkan keunggulan (3) sebagai
dasar pendampingan untuk mewujudkan keunggulan sekolah sesuai dengan visi dan misi
yang ditetapkannya, (4) sebagai basis pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan.
Kabupaten Gowa meruapakan salah satu daerah tingkat II yang wilayahnya dapat
dibagi berdasarkan tata letak geografis yakni wilayah dataran rendah dan tinggi. Wilayah
dataran rendah terdiri atas 9 ( sembilan) kecamatan yakni : Kecamatan Somba Opu,
Pallangga, Bajeng, Bajeng Barat, Bontonompo dan Bontonompo Selatan, Bontomarannu,
Barombong dan Pattallassang. Wilayah dataran tinggi juga terdiri atas 9 (sembilan)
kecamatan yakni : Parangloe, Manuju, Tinggimoncong, Parigi, Tombolopao, Bungayya,
Biringbulu, Bontolempangan dan Tompobulu.
Jumlah madrasah yang tersebar pada dua wilayah tersebut mencapai 200 madrasah
yang terdiri atas : 20 RA, 82 MIS, 63 MTs dan 35 MA. Dari 200 madrasah tersebut hanya 3
(tiga) madrasah yang berstatus negeri yakni : MAN Malakaji kecamatan Tompobulu, MTsN
Balang-Balang kecataman Bontomarannu dan MIN Bontosunggu kecamatan Bajeng.
Dari segi letak geografis, jumlah madrasah dan status madrasah di atas, maka dapat
dikatakan begitu beragamnya karakteristik madrasah yang dihadapi para pengawas.
Perspektif madrasah negeri versus swasta saja, maka sekitar 1,5 % madrasah di kabupaten
Gowa yang berstatus madrasah negeri dan hal itu pula menunjukkan bahwa ada 98,5 %
madrasah swasta. Perbandingan status madrasah negeri dengan swasta tidak dapat
diperhadapkan secara dikotomis dari segi terpenuhi dan terlaksananya standar nasional
pendidikan.
Swasta mendapat stigma dari segi standar pengelolaan dan standar pembiayaan
dibebankan kepada yayasan pendiri madrasah sehingga berimplikasi kepada pencapaian
standar proses pendidikan. Namun hal tersebut sedikit teratasi di era sekarang ini, melalui
BOS (bantuan operasional Sekolah) memberikan penambahan kekuatan untuk mengelola
madrasah secara baik untuk mencapai standar pelayanan pendidikan yang maksimal.
Program BOS, bagi sebagian besar madrasah swasta diibaratkan kejatuhan durian
runtuh, suplemen baru yang langsung menyembuhkan penyakit kekurangan biaya
pengelolaan pendidikan pada lembaga pendidikan swasta. Dosis suplemen dana BOS
berbanding langsung dengan jumlah peserta didik pada madrasah tersebut. Artinya semakin
banyak peserta didik maka akan diikuti oleh semakin banyaknya dana BOS di madrasah itu.
Berkaitan dengan tugas dan fungsi Pengawas sekolah, peran pengawas yang
signifikan dan strategis dalam proses dan hasil pendidikan yang bermutu di sekolah.
Dalam konteks ini peran pengawas sekolah meliputi : pemantauan,
supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut pengawas yang harus dilakukan secara
teratur dan berkesinambungan (PP 19 Tahun 2005, pasal 55). Peran tersebut berkaitan
dengan tugas pokok pengawas dalam melakukan supervisi manajerial dan akademik serta
pembinaan peran pembinaan, pemantauan dan penilaian. Peran pengawas sekolah dalam
pembinaan setidaknya sebagai teladan bagi sekolah dan sebagai rekan kerja yang serasi
dengan pihak sekolah dalam memajukan sekolah binaannya.
Permasalahan yang muncul pada guru di Sekolah maupun madrasah pada umumnya
sebagai berikut,yaitu;
1. Beberapa guru ada yang belum memahami cara implementasi kurikulum 2013
2. Guru masih mengalami kesulitan menyusun RPP sesuai dengan Kurikulum 2013 dan
RPP derivatnya
3. Masih ada guru yang belum memahami langkah-langkah pembelajaran saintifik dan
mengadministrasikannya.
4. Masih ada guru yang belum memahami karakteristik penilaian autentik.
5. Masih ada kepala sekolah yang belum melaksanakan tata kelola administrasi di
sekolah dengan baik.
Pengawasan sekolah bertujuan memfasilitasi sekolah, kepala sekolah, dan guru maupun
Tenaga Kependidikan dalam melaksanakan perbaikan pekerjaanya secara berkelanjutan
dalam memenuhi standar nasional pendidikan. Target utamanya adalah mewujudkan
keunggulan satuan pendidikan. Sasaran tersebut dijabarkan dalam indikator pencapaian
berikut :
1. Superivisi Manajerial ;
a. Terhimpun data kinerja sekolah dalam memenuhi standar pengelolaan program
jangka menengah dan tahunan dalam pemenuhan delapan standar nasional
pendidikan.
b. Terhimpun data kinerja kepala sekolah dalam perannya sebagai pemimpin
pembelajaran.
c. Terhimpun data kinerja kepala sekolah dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi implementasi perubahan :
1) Pengembangan perencanaan pembelajaran.
2) Implementasi kurikulum dalam proses pembelajaran
3) Pelaksanaan penilaian
4) Supervisi pembelajaran
5) Pemberdayaan TIK dalam pembelajaran
6) Evaluasi perkembangan belajar
d. Terhimpun data tentang pembinaan dan pendampingan pendidik dan tenaga
kependidikan pengembangan keprofesian berkelanjutan.
2. Supervisi akademik :
2.1. Terhimpun data kinerja guru dalam pengembangan perencanaan pembelajaran
yang meliputi sub indikator berikut:
1) mengembangkan program pembelajaran dan perumusan RPP.
2) Menerapkan pendekatan saintifik yang meliputi metode inquiri, proyek, dan
pemecahan masalah.
3) Mengintegrasikan RPP, buku guru, dan buku siswa dalam menunjang
efektivitas pembelajaran.
4) Mengembangkan kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam
pembelajaran secara seimbang.
5) Menerapakan penilaian yang fokus pada penilaian autentik dan penerapan
Patokan Acuan Kriteria
C. Dasar Hukum
Terlaksananya
ujian/test
tertulis dan
praktik
2. Langkah-langkah Pelaksanaan Praktik Pembinaan Guru
4 Guru
melaksanakan
Menganalisis proses
hasil penilaian penilaian
autentik dan
pembelajaran menganalisis
berdasarkan K13 hasilnya
menurut
Penilaian
harian atau
penilaian
tengah
semester
belajar
Tersusunya instrumen
penilaian
Terlaksananya penilaian
hasil belajar
Terlaksananya
praktik
Pemantauan SNP, dengan 8 standar membutuhkan banyak perhatian dan waktu ketika
dikaitkan dengan madrasah binaan sebanyak 15 madrasah dan letak geografisnya. Angka 75
% ketercapaian pelaksanaan kegiatan berkaiatn dengan pemantauan standar nasional
pendidikan (SNP) membutuhkan perhatian serius untuk periode pengawasan tahun berikutnya
.
Pembimbingan dan pelatihan profesional guru hanya mencapai 70 % dan hal ini
memberikan isyarat tentang masih lemahnya metode dan pendekatan yang dipergunakan
pada pengawasan sebelumnya. Sementara disisi lain kegiatan MGMP, KKG sebagai kegiatan
guru masih kurang dilaksanakan dan didominasi oleh kegiatan K3M. Disamping itu letak
madrasah yang jauh dari sungguminasa juga menjadi salah satu penyebab berkurangnya
ketercapaian program pengawasan .
Pelatihan guru tentang teknik penulisan instrument penilaian baik penilaian harian
maupun penilaian akhir semester (PAS) juga belum maksimal terutama penulisan soal
menurut panduan penilaian kurikulum 2013 revisi tahun 2016 atau berdasarkan permendiknas
no 23 tahun 2016 tentang standar penilaian. Hal ini dipengaruhi pula oleh tingkat partisipasi
guru dalam kegiatan MGMP. KKG atau K3M masih rendah sehingga proses pelatihan kurang
efektif.
A. Praktik PKG
1. Uraian Pelaksanaan Tugas
Fokus masalah pengawasan pada aspek penilaian kinerja guru (PKG) merupakan hal penting untuk disampaikan dalam
laporan ini mengingat ruang lingkup penilaian terhadp guru atau kepala madrasah mencakup keseluruhan kompetensi guru
dan atau kepala madrasah. Namun ruang lingkup yang luas tersebut dibatasi oleh skala prioritas dari program pengawas
untuk tahun 2018. Pembatasan dilakukan sebagai akibat dari momentum perubahan dan penekanan penerapaan kurikulum
2013 kepada seluruh madrasah dibawah pembinaan kementerian agama sejak tahun 2014 dengan terbitnya Surat
Keputusan KMA no 207 tahun 2014 tentang Kurikulum Madrasah.
Implikasi dari KMA no 207 tahun 2014 dan peeraturan perundangan turunannya tentang aplikasi kurikulum 2013, seluruh
madrasah mempersiapkan diri untuk melaksanakan kurikulum 2013 . Perubahan peraturan dan perundangan berikutnya
yang sangat mempengaruhi fokus pembinaan adalah terbitnya permendikbud nomor 20, 21, 22, 23 dan 24 tahun 2016 yang
secara berturut-turut menjadi pedoman pelaksanaan kurikulum yakni SKL, Standar Isi, Standar Proses, Standar penilaian
dan tentang KI dan KD mata pelajaran .
Perubahan terakhir yang mempengaruhi fokus pengawasan dalam aspek penilaian adalah panduan penilaian kurikulum
2016 yang terbit akhir desember 2016 bahkan panduan penilaian tahun 2017 menghendaki skala prioritas dan fokus
pembinaan maupun PKG sesuai kebutuhan guru dan kepala madrasah. Adapun fokus program penilaian Kinerja guru
(PKG) tahun 2017 adalah sebagai berikut :
1.Kemampuan guru madrasah dalam menguasai kompetensi pedagogik dengan baik yang diketgorikan dalam tiga hal
besar yakni perencanaan, pelaksanaan pembelajaran dan kompetensi penilaian hasil pembelajaran
2.Kemampuan guru dan madrasah dalam menguasai kompetensi profesional dengan baik.
Tujuan yang diharapkan dalam pembinaan ini adalah dapat meningkatkan kemampuan guru dan atau kepala madarsah dalam penguasaan
kompetensi Pedagogik dan kompetensi Profesional dengan baik.
Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam penilaian kinerja guru (PKG) ini adalah meningkatnya kemampuan pedagogik dan profesional
guru madrasah di setiap madrasah binaan. Kemampuan pedagogik pada guru ditandai dengan meningkatnya pengelolaan kelas dan pencapaian tujuan
pembelajaran. Kemampuan pedagogik Nampak pada guru atau kepala madrasah ketika guru mampu menyusun, melaksanakan serta menilai kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan dengan sistematis.
Sedangkan kemampuan professional guru ditandai dengan semakin tingginya kesadaran guru terhadap pentingnya pengelolaan pembelajaran
secara professional termasuk penilaian autentik dalam proses pembelajaran. Guru mampu menyusun instrument penilaian baik penilaian harian
(PH), penilaian tengah semester (PTS) maupun penilaian akhir semester (PAS). Guru juga dapat menjadikan hasil penilaiannya sebagai base data
untuk perbaikan kegiatan pembelajaran secara berkelanjutan.