Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah senantiasa ingin meningkatkan kualitas pendidikan sesuai


dengan amanat UU Sisdiknas. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan
mutu pendidikan adalah ditetapkannya delapan (8) Standar Nasional Pendidikan
(SNP) sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Salah satu dari
Standar Nasional Pendidikan adalah Standar Pendidik dan tenaga kependidikan.
Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah juga
mengamanatkan tentang tugas pokok kepala sekolah pada semua jenjang
mencakup tiga bidang, yaitu: (a) tugas manajerial, (b) supervisi dan (c)
kewirausahaan Tugas pokok tersebut dalam implementasinya perlu dikawal oleh
pemangku kepentingan untuk mengetahui keterlaksanaannya.
Permendiknas no.41 tahun 2007 tentang standar proses mengamanatkan
bahwa setiap guru wajib melaksanakan: perencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, melakukan penilaian dan adanya pengawasan oleh
kepala sekolah dan pengawas satuan pendidikan .Guru merupakan salah satu
variable yang sangat menentukan mutu pendidikan di sekolah.Untuk itu
pelaksanaan standar prosesi harus dikawal oleh pemangku kepentingan yaitu
pengawas sekolah .Karena hal ini merupakan teknis pendidikan yang mendasar.
Kinerja guru dan kepala sekolah mewarnai kualitas pendidikan dan berujung
pada mutu pendidikan di sekolah .Untuk itu peraturan – peraturan yang telah ada
wajib dikawal akan implementasi di sekolah.
Salah satu unsur tenaga kependidikan yang dinilai penting dalam
meningkatkan mutu pendidikan adalah pengawas satuan pendidikan. Pengawas
satuan pendididkan bertugas melaksanakan pengawasan akademik dan
pengawasan manajerial di sekolah yang ditunjuk melalui kegiatan pemantauan,
penilaian, dan pembinaan serta pelaporan dan tindak lanjut. Tanggung jawab
pengawas satuan pendidikan adalah meningkatkan mutu penyelenggaraan

Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 1


pendidikan di satuan pendidikan. Disamping itu pengawas satuan pendidikan
juga berfungsi sebagai penjamin mutu pendidikan pada sekolah binaannya.
Salah satu upaya nuntuk menjamin perluasan dan pemerataan akses
peningkatan mutu dan inovasi, serta tata kelola pendidikan yang baik dan
akutantabilitas pendidikan yang mampu menghadapi tantangan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global perlu dilakukan
pemberdayaan dan peningkatan mutu dan profesionalisme pengawas.
Pelaksanaan tugas pengawasan merupakan kepanjangan tangan dari kebijakan
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ogan Komering Ilir untuk memberikan
layanan teknis terhadap keberhasilan pendidikan di tingkat TK/SD/SMP secara
terencana, terarah, dan berkesinambungan.
Eksistensi pengawas sekolah dinaungi oleh sejumlah dasar hukum.
Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 dan PP No.19 Tahun
2005 adalah landasan hukum yang terbaru yang menegaskan keberadaan pejabat
fungsional itu. Selaian itu secara tegas dikatakan dalam Keputusan Menpan
No.118 / 1996 sebagai berikut:”Pengawas sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil
yang diberi tugas, tanggungjawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat
yang berwenang untuk melakukan pengawasan pendidikan di sekolah dengan
melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan
administrasi pada satuan pendidikan prasekolah, dasar, dan menengah.”
Berdasarkan Permendiknas nomor 12 tahun 2007, seorang pengawas
sekolah harus mampu dan menguasai melakukan penilaian kinerja baik kinerja
guru, kepala sekolah, dan staf (tenaga administrasi sekolah) merupakan salah
satu kompetensi yang harus dikuasai pengawas sekolah/madrasah. Kompetensi
tersebut termasuk dalam dimensi kompetensi evaluasi pendidikan.
Peningkatan kualitas pendidikan dapat dicapai melalui peningkatan
kualitas Pembelajaran dan Peningkatan kualitas Pengelolaan. Peningkatan
kualitas pembelajaran memiliki makna strategis dan berdampak positif berupa
(1) peningkatan kemampuan dalam menyelesaikan masalah pendidikan dan
pembelajaran yang dihadapi secara nyata, (2) peningkatan kualitas masukan,
proses dan hasil belajar, (3) peningkatan profesionalitas pendidik, dan (4)
penerapan prinsip pembelajaran berbasis penelitian. Sedangkan peningkatan

Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 2


kualitas pengelolaan pendidikan akan menciptakan pendidikan yang transparan,
akuntabel, berdaya saing tinggi dan menghasilkan pencitraan yang positif.
Kemampuan sekolah dalam memberikan layanan pembelajaran secara
efektif dan efisien sangat bergantung pada kualitas guru-gurunya yang terlibat
langsung dalam proses pembelajaran dan keefektifan mereka dalam
melaksanakan tanggung jawab individual serta kelompok. Guru harus mampu
berperan sebagai desainer (perancang), implementator (pelaksana), dan
evaluator (penilai) kegiatan pembelajaran. Guru merupakan faktor paling
dominan, karena di tangan merekalah keberhasilan pembelajaran dapat dicapai.
Kualitas mengajar guru baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengarui kualitas pembelajaran khususnya dan kualitas satuan pendidikan
pada umumnya.
Peran strategis guru tersebut menuntut pembinaan dan pengembangan
yang terus-menerus melalui supervisi atau pengawasan baik akademik maupun
manajerial. Supervisi pengajaran perlu diarahkan pada upaya-upaya yang
sifatnya memberikan kesempatan kepada para guru untuk berkembang secara
profesional, sehingga mereka lebih mampu melaksanakan tugas pokoknya, yaitu
memperbaiki dan meningkatkan proses dan kualitas hasil belajar. Supervisi
pengajaran merupakan kegiatan-kegiatan yang menciptkan kondisi yang layak
bagi pertumbuhan profesional guru secara intensif. Kegiatan pengawasan
memungkinkan pendidik memperoleh arah dalam mencapai tujuan dan belajar
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi pembelajaran dengan imajinatif,
penuh inisiaftif, dan kreatifitas, bukan konformitas (Djam’an Setari, 1989).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka Pengawasan yang dalam
implementasi dapat berupa bimbingan, pembinaan, unjuk kerja, dan monitoring
hendaknya menjadi kebutuhan serta kebiasaan yang mentradisi dan dilakukan
terus-menerus. Untuk mencapai hasil yang lebih maksimal maka dalam
pengawasan perlu adanya pemilihan pendekatan dan metode yang tepat, terarah,
dan terprogram yang meliputi aspek akademik maupun manajerial.
Dalam laporan ini, menyajikan penilaian kinerja guru dan kinerja kepala
sekolah hasil pengawasan,sedangkan dalam administrasi pendidikan menyajikan
ketercapaian pelaksanaan 8 (delapan Standar Nasional Pendidikan ), monitoring
ulangan akhir semester dan pelaksanaan peneriman peserta didik. Penulis
Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 3
berharap laporan semester ini dapat memberikan kontribusi kepada Dinas
Pendidikan Kabupaten Ogan Komering Ilir untuk memberikan pertimbangan
dalam membuat kebijakan yang lebih tepat untuk meningkatkan mutu
pendidikan di Kabupaten Ogan Komering Ilir .

B. Fokus Permasalahan
Sesuai latar belakang di atas ,fokus permasalahan pada pengawasan ini adalah:
1. Apakah tenaga pendidik telah memiliki kemampuan dalam menyususn
perangkat pembelajaran/persiapan pembelajaran yang meliputi:
a. Program Tahunan dan Program Semester,
b. Analisis konteks ( SI/SK-KD, SKL, Standar Proses, Standar Penilaian ),
c. Dokumen Analisis KKM
d. buku Nilai siswa,
e. Analisis UH lengkap dengan progran remedial dasn pengayaan, serta
instrumen penilaian (kisi-kisi, soasl, kunci, dan pedoman sekor).
2. Apakah tenaga pendidik telah memiliki kemampuan dalam menyusun
silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai Standar Isi
dan Standar Proses?
3. Apakah proses pembelajaran yang dilakukan guru sudah menggunakan
pendekatan CTL dan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif,
inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira dan bermutu (Paikem
Gembrut)?
4. Apakah guru telah memiki kemapuan menyusun proposal PTK dan
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ?
5. Apakah tenaga pendidik, kependidikan dan satuan pendidikan telah
memiliki kemampuan dalam mengkaji dan mengembangkan serta
menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)?
6. Apakah Satuan Pendidikan (sekolah) binaan sudah memiliki dokumen,
Ulangan Harian, dan Ulangaan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester
(UAS) , US/UN secara lengkap?
7. Apakah sekolah sudah melaksanakan SNP?.

Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 4


8. Apakah pengawasan (supervisi) yang dilaksanakan secara intensif dengan
pendekatan dan metode yang sesuai dapat meningkatkan hasil yang
optimal?

C. Tujuan dan Sasaran Pengawasan


1. Tujuan
Sesuai dengan fokus permasalahan di atas, maka tujuan pengawasan ini
ingin mengetahui dan mendiskripsikan :
a. Kemampuan guru dalam menyususn administasi perangkat persiapan
pembelajaran yang meliputi: Prota, Prosem, Analisis konteks (SI, SKL,
Standar Proses, Standar Penilaian), buku Nilai siswa, Analisis UH
lengkap dengan progran remedial dasn pengayaan, serta instrumen
penilaian ( kisi-kisi, soasl, kunci, dan pedoman sekor ).
b. Kemampuan guru dalam menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sesuai Staansar isi dan Standar Proses
c. Kemampuan guru melaksanakan proses pembelajaran yang
menggunakan pendekatan CTL dan dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan,
gembira dan bermutu (Paikem Gembrut).
d. Kemapuan guru menyusun proposal dan melaksanakan PTK
e. Kemapuan guru , kepala sekolah dalam mengkaji dan mengembangkan
serta menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
f. Kelengkapan dokumen UAS/UKK ,US/UN, di sekolah binaan
g. Keterlaksanaan SNP di sekolah binaan.
h. Memperoleh hasil pengawasan yang optimal melalui penerapan
pendekatan dan metode yang sesuai.

2. Sasaran
Secara garis besar sasaran Pengawasan mencakup input, proses, dan
output.
a. Input meliputi segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan
untuk berlangsungnya proses, seperti: sumber daya, perangkat lunak,
dan harapan-harapan.
Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 5
b. Proses merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain yang
lebih baik. Faktor-faktornya meliputi: peserta didik, guru, tenaga
kependidikan, kurikulum, alat, dan buku pelajaran, serta kondisi
lingkungan sosial dan fisik sekolah.
c. Out put meliputi kinerja guru, prestasi akademik dan prestasi non
akademik.
Secara khusus sasaran Pengawasan meliputi :
a. Teknis Pendidikan
Untuk fokus masalah nomor a, b, c dan d, sasarannya adalah guru
mata pelajaran dalam merencanakan persiapan dan pelaksanaan
pembelajaran .
b. Administrasi pendidikan
Untuk fokus masalah pada nomor e, f dan nomor g sasaranya pada
administrasi pendidikan yang berupa bukti fisik .

D. Ruang Lingkup Pengawasan

Sesuai tugas pokok dan fungsi pengawas sekolah, ruang lingkup


pengawasan semester II tahun pelajaran 2016/2017 ini mencakup dua aspek,
yaitu aspek akademik dan manajerial meliputi: penilaian, pemantauan dan
pembinaan guru dan kepala sekolah pada jenjang SD Kabupaten Ogan
Komering Ilir.
1. Aspek akademik menekankan pada kompetensi guru (pendidik) dalam
meningkatkan kemampuannya untuk menyusun perencanaan pembelajaran
dan melaksanakan pembelajaran serta evaluasi kegiatan belajar mengajar
matematika .
2. Aspek manajerial lebih mengacu kepada pemenuhan dokumen
administrasi satuan pendidikan yang terkait langsung dengan kinerja kepala
sekolah dan tendik lainya.
3. Unsur perencanaan pada aspek akademik meliputi upaya guru dalam
mengkaji dan mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), perangkat pembelajaran serta strategi penyusunan silabus dan RPP.

Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 6


4. Unsur pelaksanaan proses belajar mengajar menitikberatkan pada
implementasi pendekatan Contextual Teachin Learning (CTL) dan
terciptanya suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,
efektif ,menyenangkan, gembira dan bermutu (PAIKEM GEMBRUT).
5. Sedangkan pada unsur evaluasi mengarah pada terlaksananya evaluasi yang
mengunakan standar penilaian yang benar dan ketuntasan belajar (mastery
learning).
6. Pengawasan pada aspek manajerial berupa bimbingan, pembinaan, dan
monitoring dokumen sekolah yang meliputi: dokumen UAS/UKK,UN/US ,
pelaksanaan SNP serta penyusunan KTSP.
Dari uraian di atas secara inplisit sudah termuat tupoksi pengawas yang
meliputi penilaian, pemantauan dan pembinaan dengan rincian sebagai berikut:
1. Menilai
Penilaian yang dimaksud yaitu Penilaian terhadap kinerja guru.
a. Penilaian kinerja guru mencakup menilai guru dalam merencanakan proses
pembelajaran (memmbuat silabus dan RPP serta pendukung lainya) dan
b. Menilai guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan isi pada Permendiknas nomor 41 tahun 2007.
Dalam penilaian kinerja guru ,pengawas sekolah menggunakan kemampuan
yang dimiliki yaitu kemampuan supervisi akademik.
2. Memantau
a. Pemantauan ketercapaian pelaksaanaan program sekolaah yang terkait
dengan 8 Standar Nasional Pendidikan dan
b. Pemantauan UAS/UKK, US/UN.
(Pengawas sekolah menggunakan kemampuan supervisi managerial).
3. Pembinaan
Pembinaan yang dilakukan oleh pengawas sekolah terhadap sekolah
adalah pembinaan sekolah yg mencakup teknik educatif dan administratif .

Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 7


BAB II
KERANGKA BERPIKIR DAN PEMECAHAN MASALAH

A. Kerangka berpikir

Siklus Kerangka berpikir pengawasan dan pemecahan masalah dalam


pelaksanaan pengawasan sekolah sebagai berikut .
1. Diawali dengan penyusunan program kerja yang dilandasi oleh hasil
pengawasan pada tahun sebelumnya. Dengan berpedoman pada program
kerja yang disusun, dilaksanakan kegiatan inti pengawasan meliputi
penilaian, pembinaan, dan pemantauan pada setiap komponen sistem
pendidikan di sekolah binaannya.
2. Pada tahap berikutnya dilakukan pengolahan dan analisis data hasil
penilaian, pembinaan, dan pemantauan dilanjutkan dengan evaluasi hasil
pengawasan dari setiap sekolah dan dari semua sekolah binaan.
3. Berdasarkan hasil analisis data, disusun laporan hasil pengawasan yang
menggambarkan sejauh mana keberhasilan tugas pengawas dalam
meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan di sekolah binaan.
4. Tahap akhir dari satu siklus kegiatan pengawasan adalah menetapkan
tindak lanjut untuk program pengawasan tahun berikutnya berdasarkan
hasil evaluasi komprehensif terhadap seluruh kegiatan pengawasan
dalam satu periode.
5. Dari siklus proses pengawasan inilah ,laporan kegiatan pengawasan
merupakan tahapan yang sangat penting dan strategis. Karena dari
laporan hasil pengawasan di sekolah binaan dapat menjadi pangkal
kebijakan dan langkah selanjutnya.

Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 8


PROGRAM
PENGAWASAN

TINDAK LANJUT PENILAIAN

LAPORAN PENGAWASAN PEMBINAAN


SEKOLAH

EVALUASI PEMANTAUAN

ANALISIS HASIL
PENGAWASAN

Gambar 2.1. Siklus Kegiatan Pengawasan Sekolah

B. Pemecahan masalah
Optimalisasi pencapaian program satuan pendidikan dapat terwujud jika
seluruh proses kegiatan yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, monitoring,
evaluasi, dan pelaporannya dapat terlaksana secara intens, komprehensif, dan
terjadwal secara akurat.
Sekolah seyogyanya memiliki kemampuan dalam membuat kebijakan
dan program yang terarah dan tepat sasaran, dengan memaksimalkan kekuatan
(strenght) dan peluang (opportunity) yang dimiliki seta menanggulangi
kelemahan dan ancaman yang mungkin dapat menjadi faktor penghambat.
Karenanya setiap satuan pendidikan haruslah memiliki team work yang
kompak, cerdas, dan dinamis, serta adanya partisipasi yang tinggi dari seluruh
warga sekolah. Setiap mereka wajib membekali diri dengan pengetahuan dan
keterampilan (skill), baik akademik maupun manajerial yang dapat mereka
peroleh melaui pendidikan dn latihan, workshop, maupun pengkajian pustaka,
dan dokumentasi.

Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 9


Sungguhpun demikian dalam kenyataannya tidak semua warga sekolah
memiliki kemauan dan kesempatan untuk mengikuti kegiatan yang dimaksud.
Bagitu pula dalam hal upaya pengembangan potensi diri melalui studi pustaka
pun ternyata belum dapat diharap banyak dan masih membutuhkan motivasi
eksternal.
Dari realita di atas, maka peran pengawas satuan pendidikan dalam
membina, membimbing, dan memotivasi pendidik dan tenaga kependidikan
memiliki arti yang amat urgen. Pemberian bimbingan, pembinaan, dan
dorongan yang dilakukan secara intensif berkesinambungan merupakan solusi
logis pencapaian program dan acuan dalam upaya mewujudkan target secara
maksimal.

Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 10


BAB III
PENDEKATAN DAN METODE

Untuk mendapatkan hasil yang optimal, dan agar dalam pelaksanaan


Pengawasan dapat lebih efektif, efisien, dan tepat guna, maka perlu memilih pendekatan
dan metode yang sesuai.
A. Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan pengawas dalam melaksanakan tugas
Pengawasannya adalah teknik supervisi yang bersifat kooperatif dan kolaboratif, karena
dalam supervisi sudah mengandung makna pembinaan, penilaian dan juga pemantauan
sampai sejauh mana sasaran pembinaan sudah dilaksanakan sebagaimana diuraikan
dalam siklus pengawasan pada bab sebelumnya.
1. Kooperatif: yaitu kegiatan yang dilakukan dalam suatu kelompok untuk
kepentingan bersama (mutual benefit).
2. Kolaboratif: yaitu kerja sama dalam pemecahan masalah dan atau penyelesaian
tugas dimana tiap anggota melaksanakan fungsinya yang saling mengisi dan
melengkapi.

B. Metode
Metode yang digunakan dalam melaksanakan pengawasan sekolah sangat
bervariasi, bergantung kepada situasi dan kondisi yang dihadapi pada saat
melaksanakan pengawasan. Secara garis besar dapat penulis uraikan sebagai berikut:
1. Observasi langsung, yaitu pengawas secara langsung mengamati objek
pengawasan. Metode tersebut oleh pengawas digunakan untuk melakukan
supervisi kunjungan kelas untuk mengamati penampilan guru dalam pelaksanaan
pembelajar.
2. Wawancara baik secara langsung maupun berbasis ICT dimaksudkan untuk
memperoleh data/informasi yang lebih akurat.
Metode tersebut digunakan untuk menggali data dari beberapa stakeholder
sekolah terhadap :Pemenuhan delapan standar nasional pendidikan SNP) dan
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Dan data tersebut untuk cross check
dengan data yang diperoleh dari pengisian kuesioner tertutup.
Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 11
3. Kunjungan kelas dilakukan pengawas khususnya untuk memperoleh gambaran
nyata tentang proses pembelajaran, baik melalui supervisi kelas maupun
supervisi klinis.
4. Pemodelan dilakukan pengawas untuk memberikan gambaran nyata atau contoh
langsung. Model dapat diambil dari salah satu guru, kepala sekolah, tenaga
kependidikan lain, atau bahkan pengawas sekolahnya.
5. Dengar pendapat diperlukan bila menghadapi permasalahan tertentu di sekolah
binaan, dimaksudkan untuk memperoleh masukan yang lebih lengkap dan akurat
tentang permasalah yang sedang dibahas/dihadapi.
6. Pendidikan dan pelatihan atau Bimtek dimaksudkan untuk membekali guru,
kepala sekolah atau tenaga kependidikan lainnya sesuai situasi dan kebutuhan.
7. Workshop diadakan sesuai kebutuhan sekolah binaan, dimaksudkan untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM di sekolah binaan.
8. Sharing hampir serupa dengan dengar pendapat, hanya penekanannya lebih
kepada upaya untuk berbagi pengalaman dan pendapat, tidak harus ada kasus
khusus di sekolah. Sharing bisa dilakukan kapan saja dan dengan media yang
lebih luas.
9. Studi dokumen dimaksudkan untuk memperoleh gambaran nyata dan bukti fisik/
autentik tentang keterlaksanaan suatu kegiatan. Jadi studi dokumenter tidak
sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-
kutipan tentang sejumlah dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah
hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut. Metode tersebut digunakan
untuk meneliti RPP untuk dianalisis dibandingkan dengan aturan standar proses.
Dari beberapa pendekatan dan metode diatas pada intinya digunakan
untuk saling melengkapi dalam upaya mendapatkan data yang valid dan
akuntabel untuk dijadikan dasar pembuatan pelaporan.

Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 12


BAB IV
EVALUASI PELAKSANAAN DAN HASIL PENGAWASAN
PADA SEKOLAH BINAAN

A. Evaluasi Pelaksanaan dan Hasil Pembinaan Guru


1. Materi atau Aspek
a. Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru
menyusun admisnistrasi perencanaan pembelajaran.
b. Melakukan pendampingan dalaam meningkatkan kemampuan guru
dalam proses pelaksanaan pembelajaran:
1) Pembelajaran TM
2) Pengembangan model pembelajaran
3) Pembelajaran Tuntas,
4) Remedial dan Pengayaan
c. Melakukan pendampingan membimbing guru dalam meningkatkan
dan melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik.
d. Memberikan masukan kepada guru dalam memanfaatkan lingkungan
dan sumber belajar.
e. Memberikan bimbingan kepada guru dalam menggunakan TIK untuk
pembelajaran.
f. Memberi bimbingan kepada guru dalam memanfaatkan hasil penilaian
untuk perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran.
g. Memberi bimbingan kepada guru untuk melakukan refleksi hasil-hasil
yang dicapai.
Pembinaan Profesional Guru dan Kepala Sekolah memiliki tujuan
umum untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan di sekolah/madrasah
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Sedangkan tujuan khusus
Pembinaan Profesional Guru dan Kepala Sekolah adalah sebagai berikut.
a. Memfasiltasi guru untuk mencapai standar kompetensi profesi yang
telah ditetapkan.
b. Memfasilitasi guru untuk terus memutakhirkan kompetensi yang
mereka miliki sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan ke depan
berkaitan dengan profesinya.
Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 13
c. Memotivasi guru-guru untuk tetap memiliki komitmen melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga profesional.
d. Mengangkat citra, harkat, martabat profesi guru, rasa hormat dan
kebanggaan kepada penyandang profesi guru.
Manfaat Pembinaan Profesional Guru dan Kepala Sekolah yang
terstruktur, sistematik dan memenuhi kebutuhan peningkatan profesionalan
guru adalah sebagai berikut.
a. Bagi Siswa
Siswa memperoleh jaminan kepastian untuk mendapatkan pelayanan
dan pengalaman belajar yang efektif untuk meningkatkan potensi diri
secara optimal melalui penguasaan iImu pengetahuan dan teknologi
sesuai dengan perkembangan masyarakat abad 21 serta memiliki jati
diri sebagai pribadi yang luhur sesuai nilai-nilai kelurhuran bangsa.
b. Bagi Guru
Pembinaan Profesional Guru dan Kepala Sekolah memberikan
jaminan kepada guru untuk menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kepribadian yang kuat sesuai dengan profesinya yang
bermartabat, terlindungi, sejahtera, dan profesional agar mampu
menghadapi perubahan internal dan eksternal dalam kehidupan abad
21 selama karirnya.
c. Bagi Sekolah/Madrasah
Pembinaan Profesional Guru dan Kepala Sekolah memberikan
jaminan terwujudnya sekolah/madrasah sebagai sebuah organisasi
pembelajaran yang efektif dalam rangka meningkatkan kompetensi,
motivasi, dedikasi, loyalitas, dan komitmen pengabdian guru dalam
memberikan layanan pendidikan yang berkualitas kepada peserta
didik.
d. Bagi Orang Tua/Masyarakat
Pembinaan Profesional Guru dan Kepala Sekolah memberikan
jaminan bagi orang tua/masyarakat bahwa sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuannya masing-masing anak mereka di sekolah
memperoleh bimbingan dari guru yang mampu bekerja secara
profesional dan penuh tanggung jawab dalam mewujudkan kegiatan
Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 14
pembelajaran secara efektif, efisien, dan berkualitas sesuai dengan
kebutuhan masyarakat lokal, nasional dan global.
e. Bagi Pemerintah
Dengan kegiatan Pembinaan Profesional Guru dan Kepala Sekolah,
pemerintah mampu memetakan kualitas layanan pendidikan sebagai
upaya pembinaan, pengembangan, dan peningkatan kinerja guru serta
dalam rangka mewujudkan dalam pemberian pelayanan pendidikan
yang berkualitas antarsekolah sejenis dan setingkat.
2. Metode
a. Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan pembinaan
guru dan kepala sekolah adalah teknik supervisi yang bersifat kooperatif dan
kolaboratif, karena dalam supervisi sudah mengandung makna pembinaan,
penilaian dan juga pemantauan sampai sejauh mana sasaran pembinaan
sudah dilaksanakan sebagaimana diuraikan dalam siklus pengawasan pada
bab sebelumnya.
1) Kooperatif: yaitu kegiatan yang dilakukan dalam suatu kelompok
untuk kepentingan bersama (mutual benefit).
2) Kolaboratif: yaitu kerja sama dalam pemecahan masalah dan atau
penyelesaian tugas dimana tiap anggota melaksanakan fungsinya
yang saling mengisi dan melengkapi.
b. Metode
Metode yang digunakan dalam melaksanakan pengawasan pada
kegiatan pembinaan guru dan kepala sekolah sangat bervariasi, bergantung
kepada situasi dan kondisi yang dihadapi pada saat melaksanakan jenis
kegiatan pengawasan pada kegiatan pembinaan guru dan kepala sekolah.
Secara garis besar dapat penulis uraikan sebagai berikut:
1) Observasi langsung, yaitu pengawas secara langsung mengamati
objek pengawasan. Metode tersebut digunakan untuk supervisi
akademik yaitu melakukan supervisi kunjungan kelas untuk
mengamati penampilan guru dalam pelaksanaan pembelajar.
2) Wawancara baik secara langsung maupun berbasis ICT dimaksudkan
untuk memperoleh data/informasi yang lebih akurat. Metode tersebut
Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 15
digunakan untuk menggali data dari beberapa stakeholder sekolah
terhadap :Kegiatan supervisi yaitu wawancara sebelum dan sesudah
kegiatan.
3) Kunjungan kelas dilakukan pengawas khususnya untuk memperoleh
gambaran nyata tentang proses pembelajaran, baik melalui supervisi
kelas maupun supervisi klinis.
4) Pemodelan dilakukan pada kegiatan pembinaan profesional guru dan
pembinaan profesional kepala sekolah yakni pengawas memberikan
gambaran nyata atau contoh langsung.
5) IHT atau Bimtek pada pembinaan profesional guru dan pembinaan
profesional kepala sekolah yaitu dimaksudkan untuk membekali
guru, kepala sekolah atau tenaga kependidikan lainnya sesuai situasi
dan kebutuhan.
6) Studi dokumen pada kegiatan pembinaan guru dan kepala sekolah,
yakni dimaksudkan untuk memperoleh gambaran nyata dan bukti
fisik/ autentik tentang keterlaksanaan suatu kegiatan. Jadi studi
dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau
melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah
dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis
terhadap dokumen-dokumen tersebut. Metode tersebut juga
digunakan untuk meneliti RPP untuk dianalisis dibandingkan dengan
aturan standar proses.
Dari beberapa pendekatan dan metode diatas pada intinya digunakan
untuk saling melengkapi dalam upaya mendapatkan data yang valid dan
akuntabel untuk dijadikan dasar pembuatan pelaporan.
3. Target yang Hendak Dicapai
Sebagaimana yang tercantum dalam program tahunan pengawasan
sekolah, maka target yang sudah ditetapkan berkaitan dengan kegiatan
pembinaan guru, antara lain sebagai berikut.
a. Kompetensi paedagogik dan kompetensi profesional guru yang
semakin meningkat (100%).
b. 100% dokumen silabus, KKM, RPP, program tahunan, dan program
semester tersusun secara baik.
Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 16
c. Tersusunnya dokumen hasil telaah SKL dalam bentuk kisi-kisi UN
dan US 100%.
d. Terwujudnya kriteria kelulusan ujian sekolah dan ujian nasional
(100%)
e. 100% Format instrumen penilaian, analisis hasil penilaian, dan tindak
lanjut (perbaikan dan pengayaan) tersusun dengan baik.
4. Hasil yang Dicapai
Setelah dilaksanakan kegiatan pembinaan profesional guru dalam waktu
dua semester, maka target yang sudah ditetapkan berkaitan dengan kegiatan
pembinaan guru, dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai. Setelah
dikalkulasi dan dianalisis, maka hasil pembinaan guru yang telah dicapai
antara lain sebagai berikut.
a. Kompetensi paedagogik dan kompetensi profesional guru meningkat
80%.
b. Dokumen silabus, KKM, RPP, program tahunan, dan program
semester tersusun secara baik sebanyak 85%.
c. Dokumen hasil telaah SKL dalam bentuk kisi-kisi, penilaian harian,
UN dan US sebanyak 75%
d. Kriteria kelulusan ujian sekolah dan ujian nasional (100%)
e. Format instrumen penilaian, analisis hasil penilaian, dan tindak lanjut
(perbaikan dan pengayaan) tersusun dengan baik sebesar 80%.
Paparan Hasil Pembinaan Pembelajaran (Academic Skill)
Admini Pelaksa
Evaluasi Analisis
strasi naan
No. Nama Sekolah Pembela Pembe Keterangan
Pembe Pembe
jaran lajaran
lajaran lajaran
1 2 3 4 5 6 7

1 SDN.1 Penanggoan Duren B B B C A= Amat Baik

2 SD.Muh Lebung Itam B B B C B= Baik

3 SDN 1 Jerambah Rengas B B B C C= Cukup

4 SDN.1 Toman B B B C
5 SDN.1 Rantau Lurus B B C C
6 SDN.1 Kuala Lebung Itam C B C C

Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 17


5. Kesenjangan
Setelah dilaksanakan analisis hasil pembinaan guru dan dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan dalam program tahunan. Setelah
dikalkulasi dan dianalisis, maka hasil pembinaan guru yang telah dicapai
mendaapati kesenjangan antara lain sebagai berikut.
a. Pembinaan terhadap kompetensi paedagogik dan kompetensi
profesional guru mengalami kesenjangan sebesar 20%.
b. Pembinaan dalaam hal pemenuhan dokumen silabus, KKM, RPP,
program tahunan, dan program semester tersusun secara baik terdapat
kesenjangan sebanyak 15%.
c. Pembinaan dalam penyusunan dokumen hasil telaah SKL dalam
bentuk kisi-kisi, penilaian harian, UN dan US terdapat kesenjangan
sebanyak 25%
d. Pembinaan dalam kaitanya dengan kelulusan ujian sekolah dan ujian
nasional tidak terdapat kesenjangan, artinya semua target yang
ditetaapkan terpenuhi.
e. Pembinaan dalam menyususn format instrumen penilaian, analisis
hasil penilaian, dan tindak lanjut (perbaikan dan pengayaan) tersusun
dengan baik, mengalami kesenjangan sebesar 20%.
6. Hambatan
Adapun hal-hal yang menjadi hambatan dalam kegiatan pembinaan
profesional guru ini antara lain sebagai berikut.
a. Seringkali adanya kegiatan yang dijadwalkan oleh Dinas Pendidikan
Kab. OKI bertabrakan dengan jadwal pembinaan yang telah
terprogram sebelumnya, sehingga seringkali kegiatan pembinaan tidak
dapat terlaksana sesuai jadwal.
b. Adanya anggapan sebagian guru di sekolah binaan yang merasa takut
atau tertekan ketika akan diberi pembinaan.
c. Sebagian besar guru di sekolah binaan berstatus guru tidak tetap atau
honorer, sehingga seringkali menjadi guru dibeberapa sekolah.
Akibatnya mereka kesulitan menentukan waktu untuk pembinaan.
d. Sebagian besar guru yang berstatus honorer memiliki latar belakang
pendidikan yang tidak relevan dengan mata pelajaran yang
Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 18
diampunya, sehingga mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri
dengan guru yang relevan ketika mendapatkan materi pembinaan yang
sama.
e. Letak geografis atau jarak tempuh antara sekoah binaan dengan
ibukota kabupaten, bahkan kecamatan relatif jauh.
f. Motivasi yang relatif rendah dari para guru di sekolah binaan dalam
mempelajari hal-hal baru, terutama berkaitan dengan kompetensi
sebagai guru.
g. Sebagian besar guru di sekolah binaan kurang menguasai teknologi
komputer dan internet.
h. Banyaknya perangkat pembelajaran yang beredar di internet,
seringkali membuat para guru malas membuat sendiri perangkat
pembelajarannya.
7. Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan hambatan yang diuraikan tersebut, maka beberap
alternatif yang dapat dipilih untuk mengatasi hambatan tersebut antara lain
sebagai berikut.
a. Perlu adanya sinkronisasi atau duduk bersama dalam menyusun
program kegiatan dengan berbagai bidang pada Dinas Pendidikan Kab.
OKI.
b. Perlu adanya pendekatan yang lebih intens dan bersifat non formal
untuk mengurangi adanya anggapan sebagian guru di sekolah binaan
yang merasa takut atau tertekan ketika akan diberi pembinaan.
c. Perlu dibuat aturan yang jelas dan tegas tentang batasan jam mengajar
minimal bagi tenaga honorer di suatu sekolah.
d. Secara berangsur-angsur sekolah mencari guru honorer yang memiliki
latar belakang pendidikan relevan dengan mata pelajaran yang
diampunya, sehingga tidak mengalami kesulitan untuk menyesuaikan
diri dengan guru yang relevan ketika mendapatkan materi pembinaan
yang sama.
e. Perlu adanya kendaraan inventaris yang memadai bagi pengawas untuk
mengatasi masalah letak geografis atau jarak tempuh antara sekoah
binaan dengan ibukota kabupaten, yang relatif jauh.
Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 19
f. Pengawas harus lebih intens memberi motivasi bagi para guru di
sekolah binaan dalam mempelajari hal-hal baru, terutama berkaitan
dengan kompetensi sebagai guru.
g. Perlu adanya program khusus pembinaan tentang penguasaan
teknologi IT bagi sebagian besar guru di sekolah binaan yang kurang
menguasai teknologi komputer dan internet.
8. Keterangan Nama Sekolah Binaan
Identitas Sekolah Binaan
No. Nama Sekolah Binaan Nama Kepala Jml Alamat Sekolah
Sekolah Guru
SDN.1 Penanggoan Sukman,S.Pd. Desa Panggung Harjo
1 25
Duren Kecamatan Air Sugihan
SD.Muh Lebung Itam
2 Sri Dewi, S.Pd. 17 Desa,Lebung Itam
SDN.1 Jerambah
3 EMSA, S.Pd.SD 18 Desa Jerambah Rengas
Rengas
SDN.1 Toman
4 Saryadi, S.Pd. 13 Desa Toman
SDN.1 Rantau Lurus Marta, S.Pd.
5 14 Desa Rantau Lurus
SDN.1 Kuala Lb.Itam Suharian
6 11 Desa Simpang Tiga Makmur

9 .

B. Evaluasi Pelaksanaan dan Hasil Pembinaan Kepala Sekolah


1. Materi atau Aspek
a. Pembinaan kepala sekolah dalam pengelolaan lingkungan sekolah
dan administrasi sekolah.
b. Pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan penyusunan instrumen
supervisi dan pelaksanaan supervisi.
c. Pembinaan kepala sekolah dalam penyusunan Program Sekolah
(RKJM/RKT/ RKAS)/Rencana Pengembangan Sekolah.
d. Pelatihan manajemen dan administrasi sekolah berbasis TIK di
KKKS.
2. Metode
Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 20
a. Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan pembinaan
kepala sekolah adalah teknik supervisi yang bersifat kooperatif dan
kolaboratif, karena dalam supervisi sudah mengandung makna pembinaan,
penilaian dan juga pemantauan sampai sejauh mana sasaran pembinaan
sudah dilaksanakan sebagaimana diuraikan dalam siklus pengawasan pada
bab sebelumnya.
1) Kooperatif: yaitu kegiatan yang dilakukan dalam suatu kelompok
untuk kepentingan bersama (mutual benefit).
2) Kolaboratif: yaitu kerja sama dalam pemecahan masalah dan atau
penyelesaian tugas dimana tiap anggota melaksanakan fungsinya
yang saling mengisi dan melengkapi.
b. Metode
Metode yang digunakan dalam melaksanakan pengawasan pada
kegiatan pembinaan guru dan kepala sekolah sangat bervariasi, bergantung
kepada situasi dan kondisi yang dihadapi pada saat melaksanakan jenis
kegiatan pengawasan pada kegiatan pembinaan guru dan kepala sekolah.
Secara garis besar dapat penulis uraikan sebagai berikut:
1) Observasi langsung, yaitu pengawas secara langsung mengamati
objek pengawasan. Metode tersebut digunakan untuk supervisi
akademik yaitu melakukan supervisi kunjungan kelas untuk
mengamati penampilan guru dalam pelaksanaan pembelajar.
2) Wawancara baik secara langsung maupun berbasis ICT dimaksudkan
untuk memperoleh data/informasi yang lebih akurat. Metode tersebut
digunakan untuk menggali data dari beberapa stakeholder sekolah
terhadap :Kegiatan supervisi yaitu wawancara sebelum dan sesudah
kegiatan.
3) Pemodelan dilakukan pada kegiatan pembinaan profesional guru dan
pembinaan profesional kepala sekolah yakni pengawas memberikan
gambaran nyata atau contoh langsung.
4) IHT atau Bimtek pada pembinaan profesional kepala sekolah yaitu
dimaksudkan untuk membekali guru, kepala sekolah atau tenaga
kependidikan lainnya sesuai situasi dan kebutuhan.
Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 21
5) Studi dokumen pada kegiatan pembinaan guru dan kepala sekolah,
yakni dimaksudkan untuk memperoleh gambaran nyata dan bukti
fisik/ autentik tentang keterlaksanaan suatu kegiatan. Jadi studi
dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau
melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah
dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis
terhadap dokumen-dokumen tersebut. Metode tersebut juga
digunakan untuk meneliti Program Kerja Sekolah untuk dianalisis
dibandingkan dengan aturan standar proses.
Dari beberapa pendekatan dan metode diatas pada intinya digunakan
untuk saling melengkapi dalam upaya mendapatkan data yang valid dan
akuntabel untuk dijadikan dasar pembuatan pelaporan.
3. Target yang Hendak Dicapai
a. 100% pendidik dan tenaga kependidikan kompeten,
b. 100% kualifikasi guru sesuai bidang tugasnya (tidak missmed).
c. 100% Format instrumen penilaian, analisis hasil penilaian, dan tindak
lanjut (perbaikan dan pengayaan) tersusun dengan baik.
d. 100% dokumen Program Sekolah (RKJM/RKT/ RKAS)/Rencana
Pengembangan Sekolah tersusun dengan baik.
e. 100% Kepala sekolah sekolah memiliki kompetensi.
4. Hasil yang Dicapai
a. Tingkat kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan mencapai
80%,
b. Kualifikasi guru sesuai bidang tugasnya (tidak missmed) mencapai
75%.
c. Format instrumen penilaian, analisis hasil penilaian, dan tindak lanjut
(perbaikan dan pengayaan) yang tersusun dengan baik mencapai
80%.
d. Dokumen Program Sekolah (RKJM/RKT/ RKAS)/Rencana
Pengembangan Sekolah tersusun dengan baik dan berhasil
dikumpulkan ada 90%.
e. Kompetensi Kepala sekolah sekolah mencapai nilai rata-rata baik,
tingkat pencapaiannya adalah 80%.
Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 22
a. Paparan Hasil Pembinaan Manajemen Sekolah (Managerial Skill)
Admin Pemb Lingk
Kuriku Sarpra Kesis Ketena Hu
No. Nama Sekolah istrasi ia ung
lum waan gaan mas
menej yaan an
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 SDN.1 Penanggoan Duren B B B C A B B C
SDN.1 Jerambah Rengas B B B B A B B B
2
3 SDN.1 Toman B B C C B B B B

4 SDN.1 Rantau Lurus B B C C C B C B

5 SDN.1 Kuala Lb.Itam C B C C C B B B

6 SD.Muh.Lebung Itam B B C B B B B C

7 SDN.2 Tulung Selapan A B B B B B

8
9
10

5. Kesenjangan
a. Tingkat pencapaian kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan
mencapai 80%, sehingga kesenjangannya 20%.
b. Kualifikasi guru sesuai bidang tugasnya (tidak missmed) mencapai
75%, sehingga kesenjangannya dengan target yang telah ditentukan
yaitu 100% adalah 25%.
c. Format instrumen penilaian, analisis hasil penilaian, dan tindak lanjut
(perbaikan dan pengayaan) yang tersusun dengan baik mencapai
80%, sehingga masih kurang 20% untuk mencapai target yang
ditentukan.
d. Dokumen Program Sekolah (RKJM/RKT/ RKAS)/Rencana
Pengembangan Sekolah tersusun dengan baik dan berhasil
dikumpulkan ada 90%, sehingga tinggal kurang 10% lahgi dari
target.
e. Kompetensi Kepala sekolah sekolah mencapai nilai rata-rata baik,
tingkat pencapaiannya adalah 80%, oleh karena itu kesenjangannya
ada 20%.

Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 23


6. Hambatan
Adapun hal-hal yang menjadi hambatan dalam kegiatan pembinaan
profesional kepala sekolah ini antara lain sebagai berikut.
a. Seringkali adanya kegiatan yang dijadwalkan oleh Dinas Pendidikan
Kab. OKI bertabrakan dengan jadwal pembinaan yang telah
terprogram sebelumnya, sehingga seringkali kegiatan pembinaan tidak
dapat terlaksana sesuai jadwal.
b. Adanya anggapan sebagian kepala sekolah binaan yang merasa takut
atau tertekan ketika akan diberi pembinaan.
d. Beberapa kepala sekolah binaan tidak mengikuti proses seleksi sebagai
kepala sekolah, sehingga terkesan kurang siap menjadi kepala sekolah,
bahkan ada yang kurang layak menjadi kepala sekoah.
e. Letak geografis atau jarak tempuh antara sekoah binaan dengan
ibukota kabupaten, bahkan kecamatan relatif jauh.
f. Motivasi yang relatif rendah dari para kepala sekolah binaan dalam
mempelajari hal-hal baru, terutama berkaitan dengan kompetensi
sebagai kepala sekolah.
g. Sebagian besar kepala sekolah binaan kurang menguasai teknologi
komputer dan internet.
h. Banyaknya perangkat administrasi sekolah yang beredar di internet,
seringkali membuat para kepala sekolah malas membuat sendiri
perangkat administrasinya yang relaistis dan dibuat berdasarkan
prosedur.
7. Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan hambatan yang diuraikan tersebut, maka beberap
alternatif yang dapat dipilih untuk mengatasi hambatan tersebut antara lain
sebagai berikut.
a. Perlu adanya sinkronisasi atau duduk bersama dalam menyusun
program kegiatan dengan berbagai bidang pada Dinas Pendidikan Kab.
OKI.
b. Perlu adanya pendekatan yang lebih intens dan bersifat non formal
untuk mengurangi adanya anggapan sebagian kepala sekolah binaan
yang merasa takut atau tertekan ketika akan diberi pembinaan.
Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 24
c. Secara berangsur-angsur Dinas Pendidikan melakukan rekrutmen
kepala sekolah yang sesuai prosedur sehingga mendapatkan kepala
sekolah yang layak dan kompeten di bidangnya.
e. Perlu adanya kendaraan inventaris yang memadai bagi pengawas untuk
mengatasi masalah letak geografis atau jarak tempuh antara sekoah
binaan dengan ibukota kabupaten, yang relatif jauh.
f. Pengawas harus lebih intens memberi motivasi bagi para kepala
sekolah binaan dalam mempelajari hal-hal baru, terutama berkaitan
dengan kompetensi sebagai kepala sekolah.
g. Perlu adanya program khusus pembinaan tentang penguasaan
teknologi IT bagi sebagian besar kepala sekolah binaan yang kurang
menguasai teknologi komputer dan internet.

8. Keterangan Nama Sekolah Binaan


Identitas Sekolah Binaan
No. Nama Sekolah Binaan Nama Kepala Jml Alamat Sekolah
Sekolah Guru
SDN.1 Penanggoan Duren Sukman, S.Pd.
1 25 Desa Penanggoan Duren
SDN.1 Jerambah Rengas
2 Emsa, S. Pd 18 Desa Jerambah Rengas
SDN.1 Toman
3 Saryadi, S.Pd 13 Desa Toman
SDN.1 Rantau Lurus
4 Marta, S.Pd 14 Desa Rantau Lurus
SDN.1 Kuala Lebung Itam Suharian
5 13 Desa Simpang Tiga Makmur
SD.Muh Lebung Itam Sri Dewi, S.Pd
6 17 Desa Lebung Itam

10

C. Evaluasi Pelaksanaan dan Hasil Penilaian Kinerja Guru


Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 25
1. Materi atau Aspek
a. Menilai Perencanaan Pembelajaran, antar lain:
1) Prota
2) Prosem
3) Silabus
4) RPP
5) Bahan Ajar
6) KKM
7) Instrumen Penilaian
8) Buku Nilai
b. Menilai kinerja guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran, meliputi:
1) Pendahuluan
2) Kegiatan Inti melalui Tatap Muka, dilakukan melalui:
a) eksplorasi
b) elaborasi
c) konfirmasi
3) Penutup
c, Melakukan Penilaian kinerja guru yang berkaitan dengan hasil
pembelajaran
1) Daftar Nilai
2) Melakukan penilaian Ulangan Harian,UTS,UAS
3) Melakukan penilaian Ahlak Mulia dan Kepribadian
4) Melakukan penilaian Psikomotor
5) Melakukan Analisis Ulangan Harian
6) Remedial dan Pengayaan
7) Instrumen tes setiap KD
8) Bank Soal
9) Kartu soal
10) Analisi pencapaian kompetensi tiap KD

Salah satu standar yang memegang peran penting dan strategis dalam
peningkatan mutu pendidikan adalah standar pendidik dan tenaga
Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 26
kependidikan. Kepala sekolah/madrasah pada satuan pendidikan merupakan
salah satu komponen tenaga kependidikan yang perlu ditingkatkan mutunya
sesuai Permendiknas nomor 35 Tahun 2010.
Permendiknas Nomor 28 tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai
Kepala Sekolah/Madrasah, Pasal 12 menerangkan bahwa:
a. Penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah dilakukan secara
berkala setiap tahun dan secara kumulatif setiap 4 (empat) tahun.
b. Penilaian kinerja tahunan dilaksanakan oleh pengawas
sekolah/madrasah.
c. Penilaian kinerja 4 (empat) tahunan dilaksanakan oleh atasan
langsung dengan mempertimbangkan penilaian kinerja oleh tim
penilai yang terdiri dari pengawas sekolah/madrasah, pendidik,
tenaga kependidikan, dan komite sekolah/madrasah dimana yang
bersangkutan bertugas.
d. Penilaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
1) usaha pengembangan sekolah/madrasah yang dilakukan selama
menjabat kepala sekolah/madrasah;
2) peningkatan kualitas sekolah/madrasah berdasarkan 8 (delapan)
standar nasional pendidikan selama dibawah kepemimpinan yang
bersangkutan;
3) usaha pengembangan profesionalisme sebagai kepala
sekolah/madrasah;
4) Hasil penilaian kinerja dikategorikan dalam tingkatan amat baik,
baik, cukup, sedang atau kurang.
5) Penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah dilaksanakan sesuai
pedoman penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah yang
ditetapkan Direktorat Jenderal.
Implementasi dari peraturan tersebut maka disusunlah sistem
penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah yang dirancang untuk
mengidentifikasi kinerja kepala sekolah/madrasah dalam melaksanakan
tugasnya melalui pengukuran penguasaan kompetensi yang ditunjukkan
dalam unjuk kerjanya. Hasil penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah

Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 27


diharapkan dapat bermanfaat untuk menentukan berbagai kebijakan yang
terkait dengan peningkatan mutu sekolah/madrasah.
PK guru ini menggunakan Format yang sudah disiapkan oleh
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dengan menggunakan format excel.
Selain kegiatan PK Guru, pengawas juga melaksanakan pembimbingan
kepada guru senior yang bersangkutan untuk melakukan PK Guru di sekolah
tersebut dan mempraktekan melaksanakan PK Guru terhadap 5-10 orang
guru.
2. Metode dan Pendekatan
a. Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan penilaian
kinerja guru dan kepala sekolah adalah teknik supervisi yang bersifat
kooperatif dan kolaboratif, karena dalam supervisi sudah mengandung
makna pembinaan, penilaian dan juga pemantauan sampai sejauh mana
sasaran penilaian kinerja sudah dilaksanakan sebagaimana diuraikan dalam
siklus pengawasan pada bab sebelumnya.
1) Kooperatif: yaitu kegiatan yang dilakukan dalam suatu kelompok
untuk kepentingan bersama (mutual benefit).
2) Kolaboratif: yaitu kerja sama dalam pemecahan masalah dan atau
penyelesaian tugas dimana tiap anggota melaksanakan fungsinya
yang saling mengisi dan melengkapi.
b. Metode
Metode yang digunakan dalam melaksanakan pengawasan pada
kegiatan penilaian kinerja guru dan kepala sekolah sangat bervariasi,
bergantung kepada situasi dan kondisi yang dihadapi pada saat
melaksanakan jenis kegiatan pengawasan pada kegiatan penilaian kinerja
guru dan kepala sekolah. Secara garis besar dapat penulis uraikan sebagai
berikut:
1) Pengamatan langsung, yaitu pengawas secara langsung mengamati
objek pengawasan. Metode tersebut digunakan untuk penilaian
beberapa jenis kompetensi yaitu melakukan supervisi kunjungan
kelas untuk mengamati penampilan guru dalam pelaksanaan
pembelajar.
Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 28
2) Wawancara baik secara langsung maupun berbasis ICT dimaksudkan
untuk memperoleh data/informasi yang lebih akurat. Metode tersebut
digunakan untuk menggali data dari beberapa stakeholder sekolah
terhadap :Kegiatan supervisi yaitu wawancara sebelum dan sesudah
kegiatan penilaian kinerja.
3) Pemantauan/monitoring dilakukan pengawas khususnya untuk
memperoleh gambaran nyata tentang proses pembelajaran, baik
melalui penilaian kinerja guru maupun kepala sekolah.
4) Studi dokumen pada kegiatan penilaian kinerja guru dan kepala
sekolah, yakni dimaksudkan untuk memperoleh gambaran nyata dan
bukti fisik/autentik tentang keterlaksanaan suatu kegiatan. Jadi studi
dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau
melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah
dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis
terhadap dokumen-dokumen tersebut. Metode tersebut juga
digunakan untuk meneliti dokumen bukti fisik untuk dianalisis
dibandingkan dengan aturan atau prosedur penilaian.
Dari beberapa pendekatan dan metode diatas pada intinya digunakan
untuk saling melengkapi dalam upaya mendapatkan data yang valid dan
akuntabel untuk dijadikan dasar pembuatan pelaporan.
3. Target yang Hendak Dicapai
a. 100 % guru memiliki administrasi perangkat pembelajaran guru yang
baik sesuai dengan Standar Proses
b. 100 % guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Standar
Proses.
c. 100 % guru memiliki dokomen penilaian secara lengkap.
d. 100 % guru yang ditugasi memiliki dokomen secara lengkap.
Secara rinci, target tersebut meliputi hal-hal sebagai berikt:
a. Semua guru binaan memiliki dokumen Perencanaan Pembelajaran, antar
lain:
1) Prota
2) Prosem
3) Silabus
Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 29
4) RPP
5) Bahan Ajar
6) KKM
7) Instrumen Penilaian
8) Buku Nilai
b. Semua guru binaan terampil dalam Pelaksanaan Pembelajaran, yang
meliputi:
1) Pendahuluan
2) Kegiatan Inti melalui Tatap Muka, dilakukan melalui:
a) eksplorasi
b) elaborasi
c) konfirmasi
3) Penutup
c, Semua guru binaan terampil dan memiiki dokumen yang berkaitan dengan
hasil pembelajaran, antara lain:
1) Daftar Nilai
2) Melakukan penilaian Ulangan Harian,UTS,UAS
3) Melakukan penilaian Ahlak Mulia dan Kepribadian
4) Melakukan penilaian Psikomotor
5) Melakukan Analisis Ulangan Harian
6) Remedial dan Pengayaan
7) Instrumen tes setiap KD
8) Bank Soal
9) Kartu soal
10) Analisi pencapaian kompetensi tiap KD
4. Hasil yang Dicapai
a. Guru yang memiliki administrasi perangkat pembelajaran guru yang
baik sesuai dengan Standar Proses sebanyak 90%.
b. 80 % guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Standar
Proses.
c. 85 % guru memiliki dokomen penilaian secara lengkap.
d. 90 % guru yang ditugasi memiliki dokomen secara lengkap.

Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 30


5. Kesenjangan
a. Guru yang memiliki administrasi perangkat pembelajaran guru yang
baik sesuai dengan Standar Proses sebanyak 90%, kesenjangan yang
terjadi adalah 10%..
b. 80 % guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Standar
Proses, masih ada 20% guru yang belum melaksanakan pembelajaran
yang baik dan benar..
c. 85 % guru memiliki dokumen penilaian secara lengkap, berarti
terjadi kesenjangan 15%..
d. 90 % guru yang ditugasi memiliki dokomen secara lengkap, masih
ada 10% guru yang tidak lengkap dokumennya..
6. Hambatan
Adapun hal-hal yang menjadi hambatan dalam kegiatan penilaian kinerja
guru ini antara lain sebagai berikut.
a. Seringkali adanya kegiatan yang dijadwalkan oleh Dinas Pendidikan
Kab. OKI bertabrakan dengan jadwal pembinaan yang telah
terprogram sebelumnya, sehingga seringkali kegiatan penilaian kinerja
tidak dapat terlaksana sesuai jadwal.
b. Adanya anggapan sebagian guru binaan yang merasa takut
atau tertekan ketika akan dinilai kinerjanya.
d. Beberapa guru binaan tidak memiliki kualifikasi yang benar sebagai
guru mapel, sehingga terkesan kurang siap menjadi guru, bahkan ada
yang kurang layak menjadi guru.
e. Letak geografis atau jarak tempuh antara sekoah binaan dengan
ibukota kabupaten, bahkan kecamatan relatif jauh.
f. Motivasi yang relatif rendah dari para guru binaan dalam menyiapkan
dan melengkapi dokumen pembelajarannya.
7. Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan hambatan yang diuraikan tersebut, maka beberapa
alternatif yang dapat dipilih untuk mengatasi hambatan tersebut antara lain
sebagai berikut.

Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 31


a. Perlu adanya sinkronisasi atau duduk bersama dalam menyusun
program kegiatan dengan berbagai bidang pada Dinas Pendidikan Kab.
OKI.
b. Perlu adanya pendekatan yang lebih intens dan bersifat non formal
untuk mengurangi adanya anggapan sebagian guru binaan yang
merasa takut atau tertekan ketika akan dinilai kinerjanya.
c. Secara berangsur-angsur Dinas Pendidikan melakukan rekrutmen guru
yang sesuai prosedur sehingga mendapatkan guru yang layak dan
kompeten di bidangnya.
e. Perlu adanya kendaraan inventaris yang memadai bagi pengawas untuk
mengatasi masalah letak geografis atau jarak tempuh antara sekoah
binaan dengan ibukota kabupaten, yang relatif jauh.
f. Pengawas harus lebih intens memberi motivasi bagi para guru binaan
dalam mempelajari hal-hal baru, terutama berkaitan dengan
kompetensi sebagai guru.
8. Keterangan Nama Sekolah Binaan
Identitas Sekolah Binaan
No. Nama Sekolah Binaan Nama Kepala Jml Alamat Sekolah
Sekolah Guru
SDN.1 Penanggoan Duren Sukman,S.Pd.
1 25 Desa Penanggoan Duren
SDN.1 Jerambah Rengas
2 EmsaS. Pd 18 Desa Jerambah Rengas
SDN.1 Toman
3 SaryadiS.Pd. 13 Desa Toman
SDN.1 Rantau Lurus
4 Marta, S.Pd. 14 Desa Rantau Lurus
SDN.1 Kuala Lebung Itam Suharian
5 11 Desa Simpang Tiga Makmur
SD.Muh Lebung Itam Sri Dewi, S.Pd
6 17 Desa lebung Itam

10

Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 32


D. Evaluasi Pelaksanaan dan Hasil Penilaian Kinerja Kepala Sekolah
1. Materi atau Aspek
a. Pengelolaan Sekolah; Standar Pengelolaan
b. Pelaksanaan Rencana Kerja RKS dan RKAS
c. Pengawasan dan Evaluasi
1) Pengawasan sekolah
2) Evaluasi diri Sekolah
3) Evaluasi Pengembangan KTSP
4) Evaluasi Pendayagunaan Pendidik dan Tendik
5) Akreditasi Sekolah
d. Kepemimpinan Sekolah
e. Sistem Informasi Manajemen
Salah satu standar yang memegang peran penting dan strategis dalam
peningkatan mutu pendidikan adalah standar pendidik dan tenaga
kependidikan. Kepala sekolah/madrasah pada satuan pendidikan merupakan
salah satu komponen tenaga kependidikan yang perlu ditingkatkan mutunya
sesuai Permendiknas nomor 35 Tahun 2010.
Permendiknas Nomor 28 tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai
Kepala Sekolah/Madrasah, Pasal 12 menerangkan bahwa:
a. Penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah dilakukan secara
berkala setiap tahun dan secara kumulatif setiap 4 (empat) tahun.
b. Penilaian kinerja tahunan dilaksanakan oleh pengawas
sekolah/madrasah.
c. Penilaian kinerja 4 (empat) tahunan dilaksanakan oleh atasan
langsung dengan mempertimbangkan penilaian kinerja oleh tim
penilai yang terdiri dari pengawas sekolah/madrasah, pendidik,
tenaga kependidikan, dan komite sekolah/madrasah dimana yang
bersangkutan bertugas.
d. Penilaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
6) usaha pengembangan sekolah/madrasah yang dilakukan selama
menjabat kepala sekolah/madrasah;
Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 33
7) peningkatan kualitas sekolah/madrasah berdasarkan 8 (delapan)
standar nasional pendidikan selama dibawah kepemimpinan yang
bersangkutan;
8) usaha pengembangan profesionalisme sebagai kepala
sekolah/madrasah;
9) Hasil penilaian kinerja dikategorikan dalam tingkatan amat baik,
baik, cukup, sedang atau kurang.
10) Penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah dilaksanakan sesuai
pedoman penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah yang
ditetapkan Direktorat Jenderal.
Implementasi dari peraturan tersebut maka disusunlah sistem
penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah yang dirancang untuk
mengidentifikasi kinerja kepala sekolah/madrasah dalam melaksanakan
tugasnya melalui pengukuran penguasaan kompetensi yang ditunjukkan
dalam unjuk kerjanya. Hasil penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah
diharapkan dapat bermanfaat untuk menentukan berbagai kebijakan yang
terkait dengan peningkatan mutu sekolah/madrasah.
PK kepala sekolah ini menggunakan Format yang sudah disiapkan
oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dengan menggunakan format
excel. Selain kegiatan PK kepala sekolah, pengawas juga melaksanakan
pembimbingan kepada kepala sekolah yang bersangkutan untuk melakukan
PK Guru di sekolah tersebut dan mempraktekan melaksanakan PK Guru
terhadap 5-10 orang guru.
2. Metode
a. Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan penilaian
kinerja guru dan kepala sekolah adalah teknik supervisi yang bersifat
kooperatif dan kolaboratif, karena dalam supervisi sudah mengandung
makna pembinaan, penilaian dan juga pemantauan sampai sejauh mana
sasaran penilaian kinerja sudah dilaksanakan sebagaimana diuraikan dalam
siklus pengawasan pada bab sebelumnya.
1) Kooperatif: yaitu kegiatan yang dilakukan dalam suatu kelompok
untuk kepentingan bersama (mutual benefit).
Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 34
2) Kolaboratif: yaitu kerja sama dalam pemecahan masalah dan atau
penyelesaian tugas dimana tiap anggota melaksanakan fungsinya
yang saling mengisi dan melengkapi.
b. Metode
Metode yang digunakan dalam melaksanakan pengawasan pada
kegiatan penilaian kinerja guru dan kepala sekolah sangat bervariasi,
bergantung kepada situasi dan kondisi yang dihadapi pada saat
melaksanakan jenis kegiatan pengawasan pada kegiatan penilaian kinerja
guru dan kepala sekolah. Secara garis besar dapat penulis uraikan sebagai
berikut:
1) Pengamatan langsung, yaitu pengawas secara langsung mengamati
objek pengawasan. Metode tersebut digunakan untuk penilaian
beberapa jenis kompetensi yaitu melakukan supervisi kunjungan
kelas untuk mengamati penampilan guru dalam pelaksanaan
pembelajar.
2) Wawancara baik secara langsung maupun berbasis ICT dimaksudkan
untuk memperoleh data/informasi yang lebih akurat. Metode tersebut
digunakan untuk menggali data dari beberapa stakeholder sekolah
terhadap :Kegiatan supervisi yaitu wawancara sebelum dan sesudah
kegiatan penilaian kinerja.
3) Kunjungan kelas dilakukan pengawas khususnya untuk memperoleh
gambaran nyata tentang proses pembelajaran, baik melalui penilaian
kinerja guru maupun kepala sekolah.
4) Studi dokumen pada kegiatan penilaian kinerja guru dan kepala
sekolah, yakni dimaksudkan untuk memperoleh gambaran nyata dan
bukti fisik/autentik tentang keterlaksanaan suatu kegiatan. Jadi studi
dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau
melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah
dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis
terhadap dokumen-dokumen tersebut. Metode tersebut juga
digunakan untuk meneliti dokumen bukti fisik untuk dianalisis
dibandingkan dengan aturan atau prosedur penilaian.

Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 35


Dari beberapa pendekatan dan metode diatas pada intinya digunakan
untuk saling melengkapi dalam upaya mendapatkan data yang valid dan
akuntabel untuk dijadikan dasar pembuatan pelaporan.
3. Target yang Hendak Dicapai
a. Memiliki administrasi pengelolaan sekolah sesuai dengan Standar
Pengelolaan
b. Sebagian program kerja tahunan ( RKAS ) dilaksanakan dengan baik
c. Memiliki program pengembangan sekolah yang meliputi:
1) Program kepengawasan berjalan baik
2) Ada evaluasi diri sekolah (formatif)
3) Ada evaluasi pengembangan KTSP
4) Ada evaluasi Pendayagunaan Pendidik dan Tendik
5) Ada Tim persiapan Akreditai sekolah
d. Memiliki :
1) Prog. Mutu
2) Bukti fisik dlm melibatkan warga sekolah untuk pengambilan
keputusan
3) Prog. Pendayagunaan pendidik dan tendik serta kode etik sekolah
4) Prog. Budaya mutu
5) Bukti fisik kerjasama dengan masyarakat (komite sekolah)
e. Adanya fasilitas sistem informasi manajemen
Indikator keberhasilan yang akan dicapai adalah:
a. 100% memiliki dokumen administrasi sekolah dan teridentifikasi
keunggulan dan kelemahan masing-masing dokumen.
b. 100 % RKAS dilaksanakan dengan baik.
c. 100% program pengawasan dan evaluasi dilaksanakan kepala
sekolah dengan baik
d. 100% kepemimpinan kepala sekolah sesuai dengan standar
pengelolaan
4. Hasil yang Dicapai
a. Tingkat kepemilikan dokumen administrasi sekolah dan
teridentifikasi keunggulan dan kelemahan masing-masing dokumen
mencapai 70%.
Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 36
b. 90 % RKAS dilaksanakan dengan baik.
c. 80% program pengawasan dan evaluasi dilaksanakan kepala sekolah
dengan baik
d. 80% kepemimpinan kepala sekolah sesuai dengan standar
pengelolaan
5. Kesenjangan
a. Pada aspek tingkat kepemilikan dokumen administrasi sekolah dan
teridentifikasi keunggulan dan kelemahan masing-masing dokumen
masih ada kesenjangan sebesar 30%.
b. Pelaksanaan RKAS sesuai dengan ketentuan terdapat kesenjangan
20%.
c. Kepemilikan program pengawasan dan evaluasi dilaksanakan kepala
sekolah yang baik belum maksimal, masih kurang 20%.
d. Pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah yang sesuai dengan
standar pengelolaan ada kesenjangan 20%.
6. Hambatan
Adapun hal-hal yang menjadi hambatan dalam kegiatan penilaian kinerja
kepala sekolah ini antara lain sebagai berikut.
a. Seringkali adanya kegiatan yang dijadwalkan oleh Dinas Pendidikan
Kab. OKI bertabrakan dengan jadwal penilaian yang telah
terprogram sebelumnya, sehingga seringkali kegiatan penilaian kinerja
tidak dapat terlaksana sesuai jadwal.
b. Adanya anggapan sebagian kepala sekolah binaan yang merasa takut
atau tertekan ketika akan dinilai kinerjanya.
d. Beberapa kepala sekolah binaan tidak memiliki kualifikasi yang benar
sebagai kepala sekolah atau tidak melalui proses rekrutmen sesuai
juknis sehingga terkesan kurang siap menjadi kepala sekolah, bahkan
ada yang kurang layak menjadi kepala sekolah.
e. Letak geografis atau jarak tempuh antara sekoah binaan dengan
ibukota kabupaten, bahkan kecamatan relatif jauh.
f. Motivasi yang relatif rendah dari para kepala sekolah binaan dalam
menyiapkan dan melengkapi dokumen administrasi dan kepengelolaan
sekolah.
Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 37
7. Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan hambatan yang diuraikan tersebut, maka beberapa alternatif
yang dapat dipilih untuk mengatasi hambatan tersebut antara lain sebagai
berikut.
a. Perlu adanya sinkronisasi atau duduk bersama dalam menyusun
program kegiatan dengan berbagai bidang pada Dinas Pendidikan Kab.
OKI.
b. Perlu adanya pendekatan yang lebih intens dan bersifat non formal
untuk mengurangi adanya anggapan sebagian kepala sekolah binaan
yang merasa takut atau tertekan ketika akan dinilai kinerjanya.
c. Secara berangsur-angsur Dinas Pendidikan melakukan rekrutmen
kepala sekolah yang sesuai prosedur sehingga mendapatkan kepala
sekolah yang layak dan kompeten di bidangnya.
e. Perlu adanya kendaraan inventaris yang memadai bagi pengawas untuk
mengatasi masalah letak geografis atau jarak tempuh antara sekoah
binaan dengan ibukota kabupaten, yang relatif jauh.
f. Pengawas harus lebih intens memberi motivasi bagi para kepala
sekolah binaan dalam mempelajari hal-hal baru, terutama berkaitan
dengan kompetensi sebagai kepala sekolah.
g. Perlu adanya pembinaan yang lebih serius untuk meningkatkan
kompetensi kepala sekolah, sehingga hasil penilaian kinerja kepala
sekolah akan memuaskan/sangat baik.
8. Keterangan Nama Sekolah Binaan
Identitas Sekolah Binaan
No. Nama Sekolah Binaan Nama Kepala Jml Alamat Sekolah
Sekolah Guru
SDN.1 Penanggoan Duren Sukman,S.Pd.
1 25 Desa Penanggoan Duren
SDN.1 Jerambah Rengas
2 Emsa, S. Pd 18 Desa Jerambah Rengas
SDN.1 Toman
3 Saryadi, S.Pd. 13 Desa Toman
SDN.1 Rantau Lurus
4 Marta, S.Pd. 14 Desa Rantau Lurus
SDN.1 Kuala Lb.Itam Suharian
5 11 Desa Simp.Tiga Makmur
SD.Muh.Lebung Itam Sri Dewi, S.Pd.
6 17 Desa Lebung Itam

Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 38


7

10

E. Evaluasi Pelaksanaan dan Hasil Pemantauan SNP


1. Materi atau Aspek
a. Pemantauan pelaksanaan standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, dan standar penilaian
b. Penyusunan laporan pemantauan akademik
c. Pemantauan pelaksanaan standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar pengelolaan, standar sarana dan prasarana, dan standar
pembiayaan.
d. Penyusunan laporan pemantauan manajerial.
2. Metode
a. Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan pemantauan 8
Standar Nasional Pendidikan adalah teknik supervisi yang bersifat
kooperatif dan kolaboratif, karena dalam monitoring sudah mengandung
makna pembinaan, penilaian dan juga pemantauan sampai sejauh mana
sasaran pembinaan sudah dilaksanakan sebagaimana diuraikan dalam siklus
pengawasan pada bab sebelumnya.
1) Kooperatif: yaitu kegiatan yang dilakukan dalam suatu kelompok
untuk kepentingan bersama (mutual benefit).
2) Kolaboratif: yaitu kerja sama dalam pemecahan masalah dan atau
penyelesaian tugas dimana tiap anggota melaksanakan fungsinya
yang saling mengisi dan melengkapi.
b. Metode
Metode yang digunakan dalam melaksanakan pengawasan pada
kegiatan 8 Standar Nasional Pendidikan 8 Standar Nasional Pendidikan
sangat bervariasi, bergantung kepada situasi dan kondisi yang dihadapi pada

Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 39


saat melaksanakan jenis kegiatan pengawasan pada kegiatan 8 Standar
Nasional Pendidikan. Secara garis besar dapat penulis uraikan sebagai
berikut:
1) Observasi langsung, yaitu pengawas secara langsung mengamati
objek pengawasan. Metode tersebut digunakan untuk pemantauan
standar sarana dan prasarana yaitu melakukan pemantauan terhadap
inventaris yang dimiliki oleh sekolah.
2) Wawancara baik secara langsung maupun berbasis ICT dimaksudkan
untuk memperoleh data/informasi yang lebih akurat. Metode tersebut
digunakan untuk menggali data dari beberapa stakeholder sekolah
terhadap :Kegiatan supervisi yaitu wawancara sebelum dan sesudah
kegiatan.
3) Kunjungan kelas dilakukan pengawas khususnya untuk memperoleh
gambaran nyata tentang proses pembelajaran, standar proses.
4) Studi dokumen pada kegiatan 8 Standar Nasional Pendidikan, yakni
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran nyata dan bukti fisik/
autentik tentang keterlaksanaan suatu kegiatan. Jadi studi dokumenter
tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam
bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumuen yang dilaporkan
dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen
tersebut. Metode tersebut juga digunakan untuk meneliti dokumen
untuk dianalisis dibandingkan dengan aturan standar proses, standar
isi, maupun standar pembiayaan.
Dari beberapa pendekatan dan metode diatas pada intinya digunakan
untuk saling melengkapi dalam upaya mendapatkan data yang valid dan
akuntabel untuk dijadikan dasar pembuatan pelaporan.
3. Target yang Hendak Dicapai
a. 100% memiliki:
1) Dokumen KTSP yang baik, benar, dan lengkap.
2) Efektivitas beban belajar dan pendekatan CTL
3) Penilaian proses dan hasil pembelajaran dilaksanakan dengan baik
dan benar.

Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 40


b. 100% tersusun dokumen Laporan hasil pemantauan standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, dan standar penilaian.
c. 100% hal-hal berikut terpenuhi.
1) Pendidik dan tenaga kependidikan kompeten dan berdaya guna.
2) Sarana dan prasarana sekolah yang terkelola dengan baik.
3) Pelaksanaan MBS yang efektif dan efisien.
4) Dana BOS dan dana lain yang dimiliki sekolah terkelola dengan baik
dan benar.
4. Hasil yang Dicapai
a. Kepemilikan dan keterlaksanaan hal-hal berikut mencapai 80% :
1) Dokumen KTSP yang baik, benar, dan lengkap.
2) Efektivitas beban belajar dan pendekatan CTL
3) Penilaian proses dan hasil pembelajaran dilaksanakan dengan baik
dan benar.
b. 80% tersusun dokumen Laporan hasil pemantauan standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, dan standar penilaian.
c. Pemenuhan untuk hal-hal berikut, baru mencapai 70%
1) Pendidik dan tenaga kependidikan kompeten dan berdaya guna.
2) Sarana dan prasarana sekolah yang terkelola dengan baik.
3) Pelaksanaan MBS yang efektif dan efisien.
4) Dana BOS dan dana lain yang dimiliki sekolah terkelola dengan baik
dan benar.
5. Kesenjangan
a. Kepemilikan dan keterlaksanaan hal-hal berikut mencapai 80% :
1) Dokumen KTSP yang baik, benar, dan lengkap.
2) Efektivitas beban belajar dan pendekatan CTL
3) Penilaian proses dan hasil pembelajaran dilaksanakan dengan baik
dan benar.
Artinya terdapat kesenjangan 20%.
b. 80% dokumen Laporan hasil pemantauan standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, dan standar penilaian, sudah
tersusun, masih ada 20% kesenjangannya.
c. Pemenuhan untuk hal-hal berikut:
Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 41
1) Pendidik dan tenaga kependidikan kompeten dan berdaya guna.
2) Sarana dan prasarana sekolah yang terkelola dengan baik.
3) Pelaksanaan MBS yang efektif dan efisien.
4) Dana BOS dan dana lain yang dimiliki sekolah terkelola dengan baik
dan benar.
Masih mengalami kesenjangan dengan target sebesar 30%.
6. Hambatan
Adapun hal-hal yang menjadi hambatan dalam kegiatan pemantauan 8
Standar Nasional Pendidikan ini antara lain sebagai berikut.
a. Seringkali adanya kegiatan yang dijadwalkan oleh Dinas Pendidikan
Kab. OKI bertabrakan dengan jadwal penilaian yang telah
terprogram sebelumnya, sehingga seringkali kegiatan penilaian kinerja
tidak dapat terlaksana sesuai jadwal.
b. Adanya anggapan sebagian kepala sekolah binaan yang merasa takut
atau tertekan ketika akan ada pemantauan 8 Standar Nasional
Pendidikan.
d. Beberapa kepala sekolah binaan tidak begitu baik dalam membuat
dokumen dan kearsipan sebagai bahan kajian untuk pemantauan 8
Standar Nasional Pendidikan.
e. Letak geografis atau jarak tempuh antara sekoah binaan dengan
ibukota kabupaten, bahkan kecamatan relatif jauh.
f. Motivasi yang relatif rendah dari para kepala sekolah binaan dalam
menyiapkan dan melengkapi dokumen administrasi dan kepengelolaan
sekoah.
7. Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan hambatan yang diuraikan tersebut, maka beberapa alternatif
yang dapat dipilih untuk mengatasi hambatan tersebut antara lain sebagai
berikut.
a. Perlu adanya sinkronisasi atau duduk bersama dalam menyusun
program kegiatan dengan berbagai bidang pada Dinas Pendidikan Kab.
OKI.
b. Perlu adanya pendekatan yang lebih intens dan bersifat non formal
untuk mengurangi adanya anggapan sebagian kepala sekolah binaan
Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 42
yang merasa takut atau tertekan ketika akan diadakan pemantauan 8
Standar Nasional Pendidikan.
c. Perlu adanya kendaraan inventaris yang memadai bagi pengawas untuk
mengatasi masalah letak geografis atau jarak tempuh antara sekoah
binaan dengan ibukota kabupaten, yang relatif jauh.
f. Pengawas harus lebih intens memberi motivasi bagi para kepala
sekolah binaan dalam mempelajari hal-hal baru, terutama berkaitan
dengan pemenuhan pengelolaan sekolah seusai dengan 8 Standar
Nasional Pendidikan.
g. Perlu adanya pembinaan yang lebih serius untuk meningkatkan
kompetensi kepala sekolah tentang pemenuhan pemantauan 8 Standar
Nasional Pendidikan, sehingga hasil pemantauan 8 Standar Nasional
Pendidikan akan memuaskan/sangat baik.
8. Keterangan Nama Sekolah Binaan
Identitas Sekolah Binaan
No. Nama Sekolah Binaan Nama Kepala Jml Alamat Sekolah
Sekolah Guru
SDN.1 Penanggoan Sukman,S.Pd.
1 25 Desa Penanggoan Duren
Duren
SDN.1 Jerambah Rengas
2 Emsa, S. Pd 18 Desa Jerambah Rengas
SDN.1 Toman
3 Saryadi, S.Pd 13 Desa Toman
SDN.1 Rantau Lurus
4 Marta, S.Pd 14 Desa Rantau Lurus
SDN.1 Kuala Lebung Suharian
5 11 Desa Simpang Tiga Makmur
Itam
SD.Muh Lebung Itam Sri Dewi, S.Pd.
6 18 Desa Lebung Itam

10

Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 43


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan
bahwa Pengawasan (supervisi) dan pembinaan yang dilakukan secara intens dan
berkesinambungan melalui pendekatan dan metode yang sesuai dapat
meningkatkan hasil Pengawasan baik akademik maupun manajerial.
Peningkatan kemampuan guru dalam menyusun perencanaan dan
melaksanakan pembelajaran memang tidak bisa instan, serta belum mampu
menjangkau semua guru di wilayah binaan. Untuk itu perlu pembinaan intens
dan terus-menerus agar kemampuan profesional guru semakin meningkat,
terutama di sekolah-sekolah negeri/swasta kecil.
Peningkatan kemampuan kepala sekolah dan tenaga kependidikan
lainnya dalam mengelola sekolah sudah semakin baik, meski masih ada sekolah
yang sangat sulit untuk ditingkatkan statusnya karena keterbatasan dalam segala
aspek/komponen. Di sinilah peran pengawas selaku supervisor dan konsultan
sangat diperlukan untuk membuat pengelolaan pendidikan menjadi semakin
baik.
Peningkatan hasil pengawasan tersebut dapat dilihat dicapainya :
Pemantauan ketercapaian 8 standar nasional pendidikan dari 6 SD, nilai
minimal dari masing-masing standar terkait sarana parasarana belum memadai
dan lahan yang sempit/tidak standar.Berikut rekap kesimpulan dalam bentuk
tabel :

NO KOMPONEN NILAI JUMLAH


SD
A B C
1 Standar Isi & SKL 2 7 1 8
2 Standar proses 3 6 1 8
3 Standar pendidik & Tendik 1 4 5 8
4 Standar sarpras 3 3 4 8
5 Standar pengelolaan 3 5 2 8
6 Standar pembiayaan 3 5 2 8
7 Standar penilaian 2 3 5 8
8 Dukungan Eksternal 4 4 2 8

Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 44


B. Rekomendasi
Berdasarkan pada hasil dan kesimpulan di atas penulis menyampaikan
rekomendasi kepada kepala dinas dan para pengambil kebijakan di bidang
pendidikan:

1. Bagi Pemangku kepentingan di tingkat Kabupaten:

a. Untuk Peningkatan kinerja guru :


1) Untuk meningkatkan kinerja guru, pemangku kepentingan tingkat
Kabupaten perlu membuat kebijakan tentang pemenuhan standar sarana
dan prasarana .Seperti yang segera dipenuhi RKB, Ruang multi media,
Laptop, LCD .
2) Sosialisasi Permendiknas no.41 th.2007 tentang standar proses terus
dilakukan selama penyusunan RPP belum mengacu ke sana.
3) Adanya pelatihan pemanfaatan computer mikro sebagai alat bantu/media
pembelajaran. Misal dengan aplikasi software: power point, Ms Word
dan Exel atau yang lain selama membantu guru dalam PBM.

b. Untuk Pemenuhan 8 (delapan Standar Nasional Pendidikan)


1) Dinas pendidikan dalam upaya pemberian grant/bentuk bantuan apapun
ke sekolah agar melibatkan pengawas sekolah. Karena Pengawas sekolah
yang lebih mengetahui kondisi sebenarnya di sekolah .Hal ini sangat
penting karena banyak sekolah yang semestinya wajib mendapat bantuan
ternyata bantuan itu diberikan ke sekolah yang mestinya tidak perlu .
2) agar peran pengawas lebih dioptimalkan, karena pengawaslah ujung
tombak dalam melakukan pembinaan di sekolah-sekolah dalam rangka
mewujudkan pendidikan yang berkualitas, baik di bidang akademik
maupun manajerial.

2. Bagi Kepala Sekolah


a. Meningkatkan intensitas pemeriksaan perencanaan pembelajaran yang
disusun oleh guru
b. Meningkatkan intensitas supervisi akademik /kunjungan kelas untuk
mengetahui penampilan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru
sebagai bentuk implementasi penyusunan RPP.
c. Meningkatkan upaya pemenuhan 8 Standar Nasional Pendidikan.
d. Meningkatkan kinerja sebagai upaya menghadapi proses PK kepala
sekolah pada setiap akhir tahun.

Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 45


Baliya - Laporan Evaluasi Program Pengawasan Tahun 2018 46

Anda mungkin juga menyukai