Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru pada pasal 15
ayat 4, menyatakan bahwa guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan
pendidikan melakukan tugas pembimbingan dan pelatihan professional guru dan
tugas pengawasan. Tugas pengawasan yang dimaksud adalah melaksanakan
kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial. Hal ini sejalan
dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Biokrasi Nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan
Angka Kreditnya BAB V pasal 12. Dengan demikian, pengawas sekolah dituntut
mempunyai kualifikasi dan kompetensi yang memadai untuk dapat menjalankan
tugas dan fungsi kepengawasan.
Materi Program Pengawasan meliputi (pembinaan, pemantauan
pelaksanaan 4 (empat) Standar Nasional Pendidikan, penilaian, pembimbingan
dan pelatihan professional Guru) serta evaluasi hasil pelaksanaan program
pengawasan,.
Kemampuan profesional pengawas ditentukan dengan nilai kinerja
tahunannya sesuai dengan tuntutan Permenpan RB No 21 Tahun 2010 tentang
Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya. Nilai kinerja
tahunan ditentukan dari laporan pengawasan tahunannya.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kepengawasan yang dalam
implementasi dapat berupa bimbingan, pembinaan, unjuk kerja, dan monitoring
hendaknya menjadi kebutuhan serta kebiasaan yang mentradisi dan dilakukan
terus-menerus. Untuk mencapai hasil yang lebih maksimal maka dalam
pengawasan perlu adanya pemilihan pendekatan dan metode yang tepat, terarah,
dan terprogram yang meliputi aspek akademik maupun manajerial.
Dalam laporan ini, Penulis berharap laporan semester ini dapat
memberikan kontribusi kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Nias utara untuk
memberikan pertimbangan dalam membuat kebijakan yang lebih tepat untuk
meningkatkan mutu Pendidikan khususnya di sekolah dasar.

B. Fokus Masalah Pengawasan


Sejalan dengan dimensi kompetensi kepengawasan yang telah diisyaratkan,
maka fokus masalah pada pelaksanaan kepengawasan pada dua semester periode
Januari -Desember tahun 2023 lebih diarahkan pada kinerja guru pada
peningkatan kompetensi dan pengembanagn profesionalisme. Fokus masalah ini
dibatasi pada pengawasan akademik saja, sebagaimana tugas pokok pengawas,
hal tersebut dilakukan melalui pemantauan, penilaian, dan pembinaan.
Beberapa hal yang ditemukan menjadi fokus masalah pengawasan yang,
dinataranya:
1. Dari sisi proses pembelajaran, masih terkendala pada lemahnya
kemampuan guru dalam memberdayakan sumber belajar dan metode
pembelajaran yang variatif.
2. Pada sisi kurikulum, mengalami transisi dari kurikulum 2013
(KURIKULUM) menuju kurikulum merdeka,., namun masih tetap
terdapat kendala pemahaman dalam tataran implementatasinya, sehingga
berpengaruh terhadap peningkatan mutu Standar Nasional Pendidikan.
3. Kendala lainnya yang menjadi perhatian penting adalah kurangnya
perhatian guru dalam mengembangkan kompetensinya.
4. Masalah berikutnya adalah kurangnya perhatian guru terhadap
pengembangan diri dan peningkatan profesionalismenya.

C. Tujuan dan Sasaran Pengawasan


Kegiatan pengawasan ini, bertujuan untuk :
1. Melakukan Pembinaan tentang pemberdayaan sumber belajar dan
penerapan metode pembelajaran yang variatif melalui supervisi akademik
terhadap Guru Kelas dan Guru Mapel di SD/MI wilayah binaan;
2. Melakukan Pemantauan Terhadap Kinerja Guru dalam melaksanakan 4
SNP (standar kelulusan, isi, proses dan penilaian) di SD/MI wilayah
binaan;
3. Bersama sama dengan Kepala Sekolah melakukan Penilaian Terhadap
Kinerja Guru di SD/MI wilayah binaan, untuk meningkatkan
kompetensinya;
4. Melakukan Pembimbingan dan Pelatihan Profesionalisme bagi Guru,
terkait IKM, Karya inovatif maupun pengembangan diri melaui kegiatan
peningkatan mutu lainnya di SD/MI wilayah binaan;
Sasaran Pengawasan, Secara garis besar mencakup input, proses, dan
output.
1. Input meliputi segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk
berlangsungnya proses, seperti : sumber daya, perangkat lunak, dan
harapan-harapan.
2. Proses merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain yang
lebih baik. Faktor-faktornya meliputi : peserta didik, guru, tenaga
kependidikan, kurikulum, alat, dan buku pelajaran, serta kondisi
lingkungan sosial dan fisik sekolah.
3. Out put meliputi kinerja guru, prestasi akademik dan prestasi non
akademik.
Secara khusus sasaran kepengawasan meliputi :
a) Teknis Pendidikan
Untuk fokus masalah nomor a, b, c dan d, sasarannya adalah guru
mata pelajaran dalam merencanakan persiapan dan pelaksanaan
pembelajaran .
b) Administrasi pendidikan
Sasaranya pada administrasi pendidikan yang berupa bukti fisik dan
dokumen pendukung lainnya.
Sasaran pengawasan secara utuh adalah kegiatan Pembinaan,
pemantauan, penilaian serta pembimbingan dan pelatihan profesional guru
SD Negeri 075083 Sihene’asi Kabupaten Nias Utara.
Keadaan Guru SDN 075083 Sihene’asi:
Guru Non
No Nama Jabatan Status
PNS PNS
1 Evri Yanti Waruwu, Spd.SD Kepala Sekolah PNS 1
2 Ahmad Safar Gea, S.Pd Guru Kelas PNS 1
3 Sulita Gea, A.Ma.Pd Guru Kelas PNS 1
4 Sudirman Lase Guru Kelas PNS 1
5 Sozanolo Zalukhu, S.Pd Guru Kelas PPPK 1
6 Tolombowo Gea, S.Pd Guru Kelas PPPK 1
7 Rita Br. Tanggang S.Pd Guru Mapel GTT 1
8 Fransiska Zalukhu, S.Pd Guru Mapel GTT 1
9 Yeti K. Harefa, S.Pd Guru Kelas GTT 1
10 Taufiq Sahlan, SH Guru Mapel GTT 1
11 Metania Gea, S.Pd Guru Mapel GTT 1
JUMLAH 6 5
BAB II
KERANGKA PIKIR PEMECAHAN
MASALAH

1. Kerangka Berpikir
Siklus Kerangka berpikir pengawasan dan pemecahan masalah dalam
pelaksanaan pengawasan sekolah sebagai berikut .
1) Diawali penyusunan program kerja yang dilandasi oleh hasil pengawasan
pada tahun sebelumnya. Dengan berpedoman pada program kerja yang
disusun, dilaksanakan kegiatan inti pengawasan meliputi penilaian,
pembinaan, dan pemantauan pada setiap komponen sistem pendidikan di
sekolah binaannya.
2) Pada tahap berikutnya pengolahan dan analisis data hasil penilaian,
pembinaan, dan pemantauan dilanjutkan dengan evaluasi hasil
pengawasan dari setiap sekolah dan dari semua sekolah binaan.
3) Berdasarkan hasil analisis data, disusun laporan hasil pengawasan yang
menggambarkan sejauh mana keberhasilan tugas pengawas dalam
meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan di sekolah binaan.
4) Tahap akhir dari satu siklus kegiatan pengawasan adalah menetapkan
tindak lanjut untuk program pengawasan tahun berikutnya berdasarkan
hasil evaluasi komprehensif terhadap seluruh kegiatan pengawasan dalam
satu periode.Dari siklus proses pengawasan inilah ,laporan kegiatan
pengawasan merupakan tahapan yang sangat penting dan strategis.
Kerangka berpikir siklus kegiatan pengawasan digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 2.1. Siklus Kegiatan Pengawasan Sekolah
2. Pemecahan masalah
Optimalisasi pencapaian program satuan pendidikan dapat terwujud jika
seluruh proses kegiatan yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, monitoring,
evaluasi, dan pelaporannya dapat terlaksana secara intens, komprehensif, dan
terjadwal secara akurat.
Sekolah seyogyanya memiliki kemampuan dalam membuat kebijakan dan
program yang terarah dan tepat sasaran, dengan memaksimalkan kekuatan
(strenght) dan peluang (opportunity) yang dimiliki seta menanggulangi kelemahan
dan ancaman yang mungkin dapat menjadi faktor penghambat.
Karenanya setiap satuan pendidikan haruslah memiliki team work yang
kompak, cerdas, dan dinamis, serta adanya partisipasi yang tinggi dari seluruh
warga sekolah. Setiap mereka wajib membekali diri dengan pengetahuan dan
keterampilan (skill), baik akademik maupun manajerial yang dapat mereka
peroleh melaui pendidikan dn latihan, work shop, maupun pengkajian pustaka,
dan dokumentasi.
Sungguhpun demikian dalam kenyataannya tidak semua warga sekolah
memiliki kemauan dan kesempatan untuk mengikuti kegiatan yang dimaksud.
Bagitu pula dalam hal upaya pengembangan potensi diri melalui studi pustaka pun
ternyata belum dapat diharap banyak dan masih membutuhkan motivasi eksternal.
Dari realita di atas, maka peran pengawas PAI pada satuan pendidikan
dalam membina, membimbing, dan memotivasi pendidik memiliki arti yang amat
urgen. Pemberian bimbingan, pembinaan, dan dorongan yang dilakukan secara
intensif berkesinambungan merupakan solusi logis pencapaian program dan acuan
dalam upaya mewujudkan target secara maksimal.
BAB III
PENDEKATAN DAN METODE

Untuk mendapatkan hasil yang optimal, dan agar dalam pelaksanaan


kepengawasan dapat lebih efektif, efisien, dan tepat guna, maka perlu memilih
pendekatan dan metode yang sesuai.
A. Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan pengawas dalam melaksanakan tugas
kepengawasannya adalah teknik supervisi yang bersifat kooperatif dan
kolaboratif, karena dalam supervisi sudah mengandung makna
pembinaan, penilaian dan juga pemantauan sampai sejauh mana sasaran
pembinaan sudah dilaksanakan sebagaimana diuraikan dalam siklus pengawasan
pada bab sebelumnya.
1. Kooperatif : yaitu kegiatan yang dilakukan dalam suatu kelompok untuk
kepentingan bersama (mutual benefit)
2. Kolaboratif : yaitu kerja sama dalam pemecahan masalah dan atau
penyelesaian tugas dimana tiap anggota melaksanakan fungsinya yang
saling mengisi dan melengkapi.
B. Metode
Metode yang digunakan dalam melaksanakan pengawasan sekolah sangat
bervariasi, bergantung kepada situasi dan kondisi yang dihadapi pada saat
melaksanakan pengawasan. Secara garis besar dapat penulis uraikan
sebagai berikut:
1. Observasi langsung, yaitu pengawas secara langsung mengamati objek
pengawasan. Metode tersebut oleh pengawas digunakan untuk melakukan
supervise kunjungan kelas untuk mengamati penampilan guru dalam
pelaksanaan pembelajar
2. Wawancara baik secara langsung maupun berbasis ICT dimaksudkan
untuk memperoleh data/informasi yang lebih akurat.
Metode tersebut digunakan untuk menggali data dari beberapa stakeholder
sekolah terhadap :Pemenuhan delapan standar nasional pendidikan SNP)
dan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Dan data tersebut untuk cross
check dengan data yang diperoleh dari pengisian kuesioner tertutup .
3. Kunjungan kelas dilakukan pengawas khususnya untuk memperoleh
gambaran nyata tentang proses pembelajaran, baik melalui supervisi kelas
maupun supervisi klinis.
4. Pemodelan dilakukan pengawas untuk memberikan gambaran nyata atau
contoh langsung. Model dapat diambil dari salah satu guru, kepala sekolah,
tenaga kependidikan lain, atau bahkan pengawas sekolahnya.
5. Dengar pendapat diperlukan bila menghadapi permasalahan tertentu di
sekolah binaan, dimaksudkan untuk memperoleh masukan yang lebih
lengkap dan akurat tentang permasalah yang sedang dibahas/dihadapi.
6. Bimbingan teknis dimaksudkan untuk membekali guru.
7. Workshop diadakan sesuai kebutuhan sekolah binaan, dimaksudkan untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM di sekolah binaan.
8. Sharing hampir serupa dengan dengar pendapat, hanya penekanannya
lebih kepada upaya untuk berbagi pengalaman dan pendapat, tidak harus
ada kasus khusus di sekolah. Sharing bisa dilakukan kapan saja dan
dengan media yang lebih luas.
9. Studi dokumen dimaksudkan untuk memperoleh gambaran nyata dan bukti
fisik/ autentik tentang keterlaksanaan suatu kegiatan. Jadi studi
dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau
melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumuen
yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap dokumen-
dokumen tersebut. Metode tersebut digunakan untuk meneliti RPP untuk
dianalisis dibandingkan dengan aturan standar proses .
Dari beberapa pendekatan dan metode diatas pada intinya digunakan untuk
saling melengkapi dalam upaya mendapatkan data yang valid dan
akuntabel untuk dijadikan dasar pembuatan pelaporan .
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN PELATIHAN

A. Hasil Pelaksanaan Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Tenaga Pendidik


TARGET ALTERNATIF
MATERI HASIL YANG KESENJANG KESIMPULA TINDAK
NO PROGRAM PENCAPAI PEMECAHAN
KEGIATAN DICAPAI AN N LANJUT
AN MASALAH
Peningkatan Workshop 12 Guru 100% Guru 25% Memberikan Kegiatan Menyusu
Pembelajaran melalui IKM mampu bimbingan Workshop n analisis
implementasi menyusun individual Guru dalam KD, RPP
Kurikulum Merdeka standar isi, terhadap 25% meningkatkan dan
standar proses, guru yang kemampuan instrumen
standar belum menyusun dan penialain
kompetensi memahami dan melaksanakan sebagai
lulusan, dan belum kurikulum tindak
1 melaksanakan merdeka dan lanjut
penilaian dalam pembelajaran Kurikulum kegiatan
kerangka kurikulum 2013 mencapai workshop
pengembangan merdeka target 75% dan
Kurikulum dikategorikan
Merdeka cukup baik
Implementasi literasi Bimbingan 2 Guru 100% guru 60% Memberikan kegiatan Melaksan
dan numerasi dalam Teknis mampu menysun bimbingan Bimtek Guru akan
konteks pembeajaran dan teknis dalam PBM bagi
kurikulum merdeka melaksanakan individual meningkatkan 60% guru
metode terhadap 60% kemampuan yang
pengayaan teks guru yang melakukan aksi sudah
literasi di belum mampu nyata yang mampu,
lingkungan melk sanakan bertujuan dan
sekolah program literasi pemehaman memberik
2
denagn baik literasi terhadap an
pesereta didik bimbinga
dengan baik n teknis
mencapai target kepada
70% dan 40% guru
dikategorikan yang
baik belum
mampu

Pelatihan guru Berkemban


melalui kegiatan gnya
inhouse training atau komptensi
bimbingan lain guru dalam
pengemban
gan
efektivitas
pembelajar
an dan
penilaian
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembimbingan pembinaan yang dilakukan secara intens dan
berkesinambungan melalui pendekatan dan metode yang sesuai dapat
meningkatkan kompetensi tenaga pendidik.
Peningkatan kemampuan guru dalam menyusun perencanaan dan
melaksanakan pembelajaran memang tidak bisa instan, serta belum
mampu menjangkau semua guru di wilayah binaan. Untuk itu perlu
pembinaan intens dan terus-menerus agar kemampuan profesional guru
semakin meningkat, terutama di sekolah-sekolah dasar yang lokasinya
jauh dari pusat kota.
Peningkatan kemampuan kepala sekolah dan tenaga kependidikan
lainnya dalam mengelola sekolah sudah semakin baik, meski masih ada
sekolah yang sangat sulit untuk ditingkatkan statusnya karena keterbatasan
dalam segala aspek/komponen. Di sinilah peran pengawas selaku
supervisor dan konsultan sangat diperlukan untuk membuat pengelolaan
pendidikan menjadi semakin baik.

B. Rekomendasi
Berdasarkan pada hasil dan kesimpulan di atas penulis
menyampaikan rekomendasi kepada para pengambil kebijakan di bidang
pendidikan,:
a) Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Utara:

1. Untuk Peningkatan kinerja guru :


a. Untuk meningkatkan kinerja guru, perlu membuat kebijakan
alokasi anggaran untuk kegiatan peningkatan mutu Guru secara
menyeluruh dan tepat sasaran, terutama guru guru dari sekolah
terpencil ;
b. Penimgkatan sarana dan prasarana pendidikan. Laboratorium,
Ruang multi media Laptop , LCD mohon segera dipenuhi.
c. Penyediaan Buku siswa, segera terealisasi.
2. Untuk Pemenuhan standar nasional pendidikan
Agar peran pengawas lebih dioptimalkan, karena pengawaslah
ujung tombak dalam melakukan pembinaan di sekolah-sekolah
dalam rangka mewujudkan pendidikan yang berkualitas.

b) Bagi Kepala sekolah


1. Meningkatkan intensitas pemeriksaan perencanaan pembelajaran
yang disusun oleh guru
2. Meningkatkan intensitas supervisi akademik /kunjungan kelas untuk
mengetahui penampilan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
guru sebagai bentuk implementasi penyusunan RPP.

Sihene’asi, Desember 2023


Kepala Sekolah,

Evri Yanti Waruwu, S.Pd.SD


NIP 19850414 201406 2 006

Anda mungkin juga menyukai