Administrasi Perlengkepan
Kunjungan Kelas.
Kegiatan Ekstrakurikuler/Kesiswaan
Disusun oleh :
SDN 1 LELONG
KECAMATAN PRAYA TENGAH
KABUPATEN LOMBOK TENGAH
2024
KATA PENGANTAR
Sekolah merupakan sebuah sistem yang terdiri atas komponen-komponen penting yang
saling berhubungan erat dan tidak mungkin terpisahkan. Komponen tersebut meliputi seluruh ranah
fisik dan non-fisik, stakeholder (pemangku kepentingan) terhadap keberadaan sekolah yaitu siswa,
guru, unsur pimpinan, karyawan, orang tua siswa/ komite sekolah, instansi terkait, serta pihak-pihak
yang secara langusung maupun tidak langsung berkepentingan terhadap eksistensi sekolah. Semua
itu dapat dikatakan sebagai komponen sistem per-sekolahan.
Sebagai lembaga pendidikan, sekolah dalam hal ini SDN 1 Lelong memiliki visi dan misi
yang jelas sehingga keduanya diharapkan dapat dicapai secara optimal. Pencapaian visi, misi, dan
tujuan sekolah tidak begitu saja dapat diwujudkan tanpa adanya program sistematis dan lengkap
yang meliputi perencanaan, proses serta evaluasi sehingga kegagalan pencapaian visi, misi, dan
tujuan sekolah dapat diminimalisasikan.
Salah satu faktor penting dalam rangkaian upaya pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah
tersebut adalah perlu disusunnya sebuah Program Supervisi untuk mencermati, memantau, serta
evaluasi melekat terhadap beberapa titik vital kehidupan sekolah anatara lain: supervisi
KBM,supervisi administrasi, serta supervisi kegiatan kesiswaan/ ekstrakurikuler.
Mengingat akan pentingya kegiatan supervisi Administrasi Guru dan KBM di sekolah,
dengan ini penulis mencoba untuk menyusun Program Supervisi SDN 1 Lelong Tahun Pelajaran
2023/2024.
Program Supervisi ini tentu saja masih terlalu jauh dari kesempurna mengingat keterbatasan
wawasan dari penyusun. Namun demikian harapan saya tetap menerima saran, kiranya program
supervisi ini dapat membantu – meski hanya sedikit – upaya pencapaian visi, misi, dan tujuan SDN
1 Lelong pada Tahun Pelajaran sebelumnya
Amin.
S A R B I N I, S.Pd .M.Pd.
NIP. 1969123119914121042
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB. I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Landasan Hukum
C.Tujuan
BAB II PEMANTAUAN (MONITORING)
A. Proses Pemantauan (Monev)
1.Tahap Perencanaan
2.Tahap Pelaksanaan
B.Teknik Monitoring
BAB III.SUPERVISI
A. Teknik supervisi akademik
1.Teknik supervisi individual
a. Kunjungan kelas
b. Observasi kelas
c. Pertemuan individual
d. Kunjungan antar kelas
e. Menilai diri sendiri
2. Teknik supervisi kelompok
B.Sasaran Kegiatan
C.Waktu Pelaksanaan
BAB IV.EVALUASI, PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT
A.Evaluasi
B.Pelaporan
C.Tindak lanjut
Lampiran :
1.Teknik Pemantauan
2.Jadwal Supervisi
3.Instrumen Penilaian RPP
4.Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran.
5.Pelaporan
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan pada masa desentralisasi berbeda dengan sentralisasi. Pada masa sentralisasi
segala sesuatu seperti; bangunan sekolah, kurikulum, jumlah murid, buku pelajaran, cara mengajar
dan sebagainya ditetapkan dan diselenggarakan oleh pemerintah secara sentral. Kewajiban kepala
sekolah dan guru-guru sebagian besar hanyalah menjalankan apa yang telah ditetapkan dan
diinstruksikan.
Dengan adanya desentralisasi menjadi lain; pada penyelenggaraan pendidikan masyarakat
diikutsertakan dan turut serta dalam usaha-usaha pendidikan. Tanggung jawab kepala sekolah dan
guru semakin banyak dan luas. Dahulu, kepala sekolah telah dianggap baik dan cakap kalau
sekolahnya dapat berjalan dengan teratur tanpa menghiraukan kepentingan dan berhubungan dengan
masyarakat sekitarnya, tetapi penilaian sekarang lebih dari itu.
Tugas kepala sekolah sekarang mengatur jalannya sekolah dan dapat bekerjasama dan
berhubungan erat dengan masyarakat. Kepala sekolah wajib membangkitkan semangat staf guru-
guru dan pegawai sekolah untuk bekerja dengan baik,membangun visi dan misi, kesejahteraan,
hubungan dengan pegawai sekolah dan murid, mengembangkan kurikulum.
Salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai pembina dan pembimbing guru agar
bekerja dengan betul dalam proses pembelajaran siswanya. Supervisi pembelajaran mempunyai tiga
prinsip yaitu:(a) supervisi pembelajaran langsung mempengaruhi dan mengembangkan perilaku
guru dalam mengelola proses belajar mengajar;(b) perilaku supervisor dalam membantu guru
mengembangkan kemampuannya harus didesain dengan jelas;(c) tujuan supervisi pembelajaran
adalah guru makin mampu menjadi fasilitator dalam belajar bagi siswanya.
Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 menyatakan bahwa seorang Kepala Sekolah harus
menguasai/memiliki Standar Kompetensi Kepala Sekolah yang terdiri atas : kompetensi
kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi supervisi, kompetensi kewirausahaan dan
kompetensi sosial.
Penjabaran kompetensi supervisi pada intinya adalah supervisi akademik dimana langkah-
langkah yang dilakukan adalah merencanakan program supervisi akademik dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru, melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan
menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat serta menindaklanjuti hasil supervisi
akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalismenya.
Mencermati hasil analisis Program Supervisi Tahun 2024 pada SDN 1 Lelong secara umum
ditemukan beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki bagi peningkatan kualitas pembelajaran
sekaligus peningkatan profesionalisme guru, seperti : pengembangan indikator dan materi
pembelajaran, penggunaan metode pembelajaran yang belum variatif, lemahnya penguasaan guru
dalam model-model pembelajaran aktif, dan sebagainya. Karena itu dalam rangka melaksanakan
tugas Kepala Sekolah sebagai Supevisor maka perlu disusun program supervisi yang secara
menyeluruh dan sistematis menjabarkan rencana kegiatan yang akan dilakukan serta apa tindak
lanjut dari hasil supervisi setelah kegiatan dilakukan agar terjadi perbaikan yang signifikan dalam
kegiatan akademik di SDN 1 Lelong.
B. Landasan Hukum.
1. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Kepala Sekolah.
5. Permendiknas RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru
6. Permendiknas RI Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
C. Tujuan.
Penyusunan Program Supervisi Tahun 2023/2024 pada SDN 1 Lelong ini bertujuan sebagai
berikut :
1. Acuan bagi pelaksanaan kegiatan supervisi di lingkungan SDN 1 Lelong..
2. Usaha terus menerus untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya sebagai pendidik
3. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran yang bermuara pada
peningkatan kualitas lulusan.
4. Selain supervisi akademik, program supervisi ini juga dilengkapi dengan supervisi manajerial
pada setiap unit kegiatan di lingkungan SDN 1 Lelong yang merupakan supervisi internal
dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan unit kegiatan dan administrasi Sekolah
BAB II
PEMANTAUAN (MONITORING)
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan merupakan kegiatan nyata yang dilakukan untuk
memperbaiki atau meningkatkan kemampuan Pendidik. Kegiatan pelaksanaan merupakan
kegiatan pemberian bantuan dari supervisor kepada Pendidik, agar dapat terlaksana
dengan efetif pelaksanaannya harus sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan dan
ada follow up untuk melihat keberhasilan proses dan hasil pelaksanaan supervisi.
3. Evaluasi
Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan untuk menelaah keberhasilan proses dan hasil
pelaksanaan supervisi. Evaluasi dilaksanakan secara komprehensif. Sasaran evaluasi
supervisi ditujukan kepada semua orang yang terlibat dalam proses pelaksanaan supervisi.
Hasil dari evaluasi supervisi akan dijadikan pedoman untuk menyusun program
perencanan berikutnya. Soetopo dan Soemanto (1984: 84-85) mengemukakan evaluasi
berpedoman pada tujuan yang telah ditetapkan dan tujuan supervisi dirumuskan sesuai
dengan corak dan tujuan sekolah.
Prosedur pelaksanaan supervisi menempuh tiga tahapan, yaitu pertemuan
pendahuluan, observasi pendidik yang sedang mengajar, dan pertemuan balikan
(Burhanuddin dkk, 2007:36).
2. Menganalisis masalah
Masalah-masalah professional yang berhasil diidentifikasi,selanjutnya perlu dikaji lebih
lanjut dengan maksud untuk memahami esensi masalah sesungguhnya dan faktor-faktor
penyebabnya,selanjutnya masalah-masalah tersebut diklasifikasikan dengan maksud untuk
menemukan masalah yang mana yang dihadapi oleh kebanyakan guru di sekolah atau di
wilayah itu.
C. Tekhnik Monitoring
Pelaksanaan Supervisi Akademik Tahun Pelajaran 2023 / 2024 yang disusun berdasarkan
hasil evaluasi dan analisis pelaksanaan supervisi Akademik tahun sebelumnya diharapkan akan
memberikan dampak berupa perbaikan sekaligus peningkatan mutu proses dan output proses
pembelajaran langsung yang dilaksanakan guru-guru mata pelajaran di kelas yang diindikasikan
dengan adanya perbaikan pada :
1. Peningkatan pemahaman guru terhadap Kurikulum Satuan Pendidikan yang di sederhanakan
( K13 ) dan IKM dengan titik berat pada :
a) Review K13 berupa telaah terhadap pengembangan silabus yang sesuai dengan
kebutuhan pada setiap mata pelajaran
b) Pembuatan CP.TP.ATP pada kurikulum Merdeka.
c) Penyusunan RPP pada K13.
2. Penggunaan Metode – Metode dan Model-Model Pembelajaran yang lebih variatif dan
meningkatkan antusiasme peserta didik dalam proses pembelajaran
3. Penggunaan instrumen penilaian yang sesuai dengan tuntutan kompetensi
4. Pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif dan efisien dengan mengacu kepada tuntutan
penguasaan dan berpusat pada siswa.
Agar pelaksanaan Supervisi Akademik Tahun Pelajaran 2023/2024 ini berlansung efektif dan dapat
memvisitasi seluruh guru mata pelajaran maka petugas supervisi terdiri atas : Kepala Sekolah,
Pengawas, Wakil Kepala Sekolah dan Guru-Guru Senior yang kompeten dan dianggap layak dan
mampu melaksanakan Supervisi
BAB III
SUPERVISI
Ada bermacam-macam teknik supervisi akademik dalam upaya pembinaan kemampuan guru.
Dalam hal ini meliputi pertemuan staf, kunjungan supervisi, buletin profesional, perpustakaan
profesional, laboratorium kurikulum, penilaian guru, demonstrasi pembelajaran, pengembangan
kurikulum, pengambangan petunjuk pembelajaran, darmawisata, lokakarya, kunjungan antarkelas,
bacaan profesional, dan survei masyarakat-sekolah. Sedangkan menurut Gwyn, teknik-teknik
supervisi itu bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu. teknik supervisi individual, dan
teknik supervisi kelompok.
a. Kunjungan Kelas
Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah, pengawas, dan pembina
lainnya dalam rangka mengamati pelaksanaan proses belajar mengajar sehingga memperoleh data
yang diperlukan dalam rangka pembinaan guru. Tujuan kunjungan ini adalah semata-mata untuk
menolong guru dalam mengatasi kesulitan atau masalah mereka di dalam kelas. Melalui kunjungan
kelas, guru-guru dibantu melihat dengan jelas masalah-masalah yang mereka alami.
Menganalisisnya secara kritis dan mendorong mereka untuk menemukan alternatif pemecahannya.
Kunjungan kelas ini bisa dilaksanakan dengan pemberitahuan atau tanpa pemberitahuan terlebih
dahulu, dan bisa juga atas dasar undangan dari guru itu sendiri.
Ada empat tahap kunjungan kelas. Pertama, tahap persiapan. Pada tahap ini, supervisor
merencanakan waktu, sasaran, dan cara mengobservasi selama kunjungan kelas. Kedua, tahap
pengamatan selama kunjungan. Pada tahap ini, supervisor mengamati jalannya proses pembelajaran
berlangsung. Ketiga, tahap akhir kunjungan. Pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan
perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil observasi, sedangkan tahap terakhir adalah tahap tindak
lanjut. Ada beberapa kriteria kunjungan kelas yang baik, yaitu: (1) memiliki tujuan-tujuan tertentu;
(2) mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki kemampuan guru; (3) menggunakan
instrumen observasi tertentu untuk mendapatkan daya yang obyektif; (4) terjadi interaksi antara
pembina dan yang dibina sehingga menimbulkan sikap saling pengertian; (5) pelaksanaan
kunjungan kelas tidak menganggu proses belajar mengajar; (6) pelaksanaannya diikuti dengan
program tindak lanjut
b. Observasi Kelas
Observasi kelas secara sederhana bisa diartikan melihat dan memperhatikan secara teliti
terhadap gejala yang nampak. Observasi kelas adalah teknik observasi yang dilakukan oleh
supervisor terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Tujuannya adalah untuk
memperoleh data seobyektif mungkin mengenai aspek-aspek dalam situasi belajar mengajar,
kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam usaha memperbaiki proses belajar mengajar.
Secara umum, aspek-aspek yang diamati selama proses pembelajaran yang sedang berlangsung
adalah:
a. usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran
b. cara penggunaan media pengajaran
c. reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar
d. keadaan media pengajaran yang dipakai dari segi materialnya.
Pelaksanaan observasi kelas ini melalui beberapa tahap, yaitu: (1) persiapan observasi kelas; (2)
pelaksanaan observasi kelas; (3) penutupan pelaksanaan observasi kelas; (4) penilaian hasil
observasi; dan (5) tindak lanjut. Dalam melaksanakan observasi kelas ini, sebaiknya supervisor
menggunakan instrumen observasi tertentu, antara lain berupa evaluative check-list, activity check-
list.
c. Pertemuan Individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara
pembina atau supervisor guru, guru dengan guru, mengenai usaha meningkatkan kemampuan
profesional guru. Tujuannya adalah: (1) memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru
melalui pemecahan kesulitan yang dihadapi; (2) mengembangkan hal mengajar yang lebih baik; (3)
memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru; dan (4) menghilangkan atau
menghindari segala prasangka yang bukan-bukan.
Swearingen (1961) mengklasifikasi jenis percakapan individual ini menjadi empat macam
sebagai berikut
a. classroom-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di dalam kelas
ketika murid-murid sedang meninggalkan kelas (istirahat).
b. office-conference. Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala sekolah
atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat digunakan
untuk memberikan penjelasan pada guru.
c. causal-conference. Yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang dilaksanakan
secara kebetulan bertemu dengan guru
d. observational visitation. Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan setelah supervisor
melakukan kunjungan kelas atau observasi kelas
Dalam percakapan individual ini supervisor harus berusaha mengembangkan segi-segi positif
guru, mendorong guru mengatasi kesulitan-kesulitannya, dan memberikan pengarahan, hal-hal yang
masih meragukan sehingga terjadi kesepakatan konsep tentang situasi pembelajaran yang sedang
dihadapi.
Teknik supervisi kelompok ini tidak akan dibahas satu persatu, karena sudah banyak buku yang
secara khusus membahasnya. Satu hal yang perlu ditekankan di sini bahwa tidak ada satupun di
antara teknik-teknik supervisi kelompok di atas yang cocok atau bisa diterapkan untuk semua
pembinaan dan guru di sekolah. Artinya, akan ditemui oleh kepala sekolah adanya satu teknik
tertentu yang cocok diterapkan untuk membina seorang guru tetapi tidak cocok diterapkan pada
guru lain. Oleh sebab itu, seorang kepala sekolah harus mampu menetapkan teknik-teknik mana
yang sekiranya mampu membina keterampilan pembelajaran seorang guru.
Menetapkan teknik-teknik supervisi akademik yang tepat tidaklah mudah. Seorang kepala
sekolah, selain harus mengetahui aspek atau bidang keterampilan yang akan dibina, juga harus
mengetahui karakteristik setiap teknik di atas dan sifat atau kepribadian guru, sehingga teknik yang
digunakan betul-betul sesuai dengan guru yang sedang dibina melalui supervisi akademik.
Sehubungan dengan kepribadian guru, Lucio dan McNeil (1979) menyarankan agar kepala sekolah
mempertimbangkan enam faktor kepribadian guru, yaitu kebutuhan guru, minat guru, bakat guru,
temperamen guru, sikap guru, dan sifat-sifat somatic guru.
3. SASARAN KEGIATAN
A. Definisi Supervisi
B. Prinsip Supervisi
1) Supervisi harus konstruktif.
2) Supervisi harus menolong guru agar senantiasa tumbuh sendiri tidak tergantung pada
kepala sekolah. .
3) Supervisi harus realistis.
4) Supervisi tidak usah muluk-muluk dan didasarkan pada kenyataan yang sebenarnya
pada guru-guru.
5) Supervisi harus demokrat.
6) Hakikat pengembangan mutu sekolah adalah usaha bersama berdasarkan musyawarah.
7) Supervisi harus obyektif.
8) Kegiatan tidak boleh diwarnai oleh prasangka kepala sekolah, diperlukan data konkret
tentang keadaan sebenarnya dan kepala sekolah juga harus mengakui keterbatasannya.
C. Jenis-Jenis Supervisi
Beberapa jenis supervisi antara lain observasi kelas, saling kunjung, demonstrasi
mengajar, supervisi klinis, kaji tindak (action research).
Lelong,,..September 2023
Kepala Sekolah
S A R B I N I, S.Pd.M.Pd.
NIP. 196912311994121042
Jumlah Skor
Skor Maksimal 15 Klasifikasi
❑
Nilai = x 100%
17
Kategori Interval
Amat Baik (A) 90 ≤ A ≤100
Baik (B) 75 ≤ B < 90
Cukup (C) 60 ≤ C < 75
Kurang (K) K < 60
[……………………….] S A R B I N I,SPd.M.Pd.
NIP. NIP.196912311994121042
INSTRUMEN SUPERVISI
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. Nama Sekolah : SDN 1 Lelong.
2. Nama Guru : ……………………………………….
3. Mata Pelajaran : ………………………………………
4. Kelas/Semester : ………………………………………
5. Hari/Tanggal/Jam ke : ………………………………………..
6.Modul / Tema : .........................................................................
.......................................................................
Jumlah Peserta Didik : ….. Orang, Hadir : …… Orang, Tidak Hadir : …… Orang
Penutup pembelajaran
1 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik
merangkum materi pelajaran
2 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik
untuk merefleksi proses dan materi pelajaran
Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan Saran Perbaikan
3 Memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran
4 Melakukan penilaian
5 Merencanakan kegiatan tindak lanjut
6 Menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
Jumlah
Nilai / Klasifikasi Cukup
..
Nilai= x 100 %=…
44
PERINGKAT NILAI
Amat Baik ( AB) 90 < AB ≤ 100
Baik (B) 80 < B ≤ 90
Cukup (C) 70 < C ≤ 80
Kurang (K) ≤ 70
Saran Pembinaan :
…………………………………. S A R B I N I, S Pd.M.Pd.
NIP. NIP.196912311994121042
BAB IV
PENUTUP
Program Supervisi disusun sebagai alat kontrol pelaksanaan program-pragram
sekolah yang lain yaitu sebagai pengingat dan sekaligus pengarah roda pengeloalaan
administrasi di dalam sekolah.
Dengan pelaksanaan supervisi dalam segala aspek niscaya kendala dan hambatan
dalam pengelolaan sekolah terutama yang berkaitan langsung maupun tidak dengan peserta
didik akan dapat tertangani secara baik dan lancar.
Amin.
Penyusun,
S A R B I N I, S,Pd.M.Pd.
NIP.196912311994121042