Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PELAKSANAAN

PROGRAM KEPENGAWASAN
SMP/SMA/SMK 
SEMESTER 1
PERIODE OKTOBER-DESEMBER
KABUPATEN SELUMA
 TAHUN 2010/2011

Disusun oleh:

M.MULTAZAM, M.Pd.
NIP. 196912021992031005

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SELUMA
Jl. Sukarno-Hatta – Pematang Aur Kec. Seluma Kota Telp.
073691396

2010

Page 1
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 tahun
2007 tentang Standar Pengawas Sekolah merupakan pedoman pelaksanaan kinerja
pengawas sekolah. Hal ini mengindikasikan bahwasanya seorang Pengawas Sekolah
senantiasa dinilai, dipantau, dan dikendalikan dengan rambu-rambu kompetensi
yang pada gilirannya menjadi prasyarat mutlak profesionalitas pengawas itu sendiri.
Secara substantif, Standar Kompetensi Pengawas Sekolah mengisyaratkan bahwa
seorang Pengawas Sekolah wajib memiliki enam dimensi kompetensi, yaitu:
kompetensi kepribadian, kompetensi supervisi manajerial, kompetensi supervisi
akademik, kompetensi evaluasi pendidikan, kompetensi penelitian dan
pengembangan, dan kompetensi sosial.
 Agar dapat memerankan tugasnya secara lebih profesional, Pengawas
Sekolah dituntut memiliki kepekaan terhadap berbagai inovasi pendidikan yang
akselerasinya begitu kencang dari masa ke masa. Kepekaan yang dimaksud antara
lain dapat ditunjukkan dengan sikap antisipatif dan responsif terhadap berbagai
perubahan kebijakan pendidikan serta senantiasa merancang tugas
kepengawasannya secara lebih terarah.
Untuk lebih mengarahkan tugasnya, Pengawas Sekolah harus memiliki
Program Kerja Pengawas sebagai acuan pelaksanaan tugasnya. Program kerja
tesebut harus berorientasi pada peningkatan kualitas pendidikan sebagai muara
dari segenap aktivitas pendidikan yang dilaksanakan di setiap jenjang sekolah.
Bukti pelaksanaan tugas Pengawas harus terekam dalam bentuk laporan
yang disusun secara sistematis dan realistis sejalan dengan tugas pokok Pengawas,
yaitu menilai dan membina penyelenggaraan pendidikan pada sejumlah sekolah
tertentu,baik negeri maupun swasta (Keputusan Menpan Nomor 118/1996 Bab II
Pasal 3 ayat 1). Dengan dasar itulah, maka laporan Pengawas ini disusun sebagai
wujud akuntabilitas Pengawas kepada pihak-pihak yang relevan dengan bidang
kepengawasan. Laporan ini berisi rekaman pelaksanaan tugas Pengawas selama
satu tahun pelajaran 2010/2011.
Sejalan dengan dimensi kompetensi kepengawasan yang telah diisyaratkan,
maka fokus masalah pada pelaksanaan kepengawasan pada semester 1 periode
Oktober-Desember tahun 2010/2011 lebih diarahkan pada kinerja kepala sekolah
dan kinerja guru pada persiapan kegiatan awal tahun pelajaran di masing-masing
sekolah binaan. Fokus masalah ini tidak sebatas pengawasan akademik saja tetapi
 juga yang pelaksanaan pengawasan manajerial, yang mana tugas pokok pengawas
tersebut dilakukan melalui pemantauan, penilaian, dan pembinaan.
Dengan fokus masalah di atas, maka ada beberapa masalah yang
dirumuskan, diantaranya:
1. Bagaimanakah kinerja kepala sekolah dalam melakukan tupoksinya dalam tiga

bulan kedua semster 1 telah terpenuhi sesuai dengan standar kompetensi yang
diharapkan?
2. Bagaimanakah kinerja guru sekolah dalam melakukan tupoksinya dalam tiga
bulan kedua semester 1 telah terpenuhi sesuai dengan standar kompetensi
yang diharapkan?

Sesuai dengan fokus masalah yang telah dirumuskan di atas, maka


pengawasan yang dilakukan bertujuan untuk:
a. memantau, menilai, dan membina kinerja kepala sekolah dalam tiga bulan

pertama semester 1 telah terpenuhi sesuai dengan standar kompetensi yang


diharapkan?
b. memantau, menilai, dan membina kinerja guru dalam tiga bulan pertama

semester 1 telah terpenuhi sesuai dengan standar kompetensi yang diharapkan?

Sasaran pengawasan meliputi sasaran personal dan sasaran mutu. Sasaran


personal diarahkan kepada siswa, guru, kepala sekolah, dan segenap stakeholders 
sekolah lainnya. Sasaran mutu diarahkan pada input,  proses, dan output pendidikan
sejalan dengan dinamika yang terjadi di sekolah binaan.

Page 3
Dalam melaksanakan tugas, ruang lingkup kepengawasan meliputi tiga
aspek, yaitu memantau, menilai, dan membina. Ketiga aspek kepengawasan
tersebut mencakup supervisi manajerial dan supervisi akademik.
1. Supervisi manajerial

a. Aspek pemantauan
1) memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan;
2) memantau pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah; dan
3) memantau pelaksanaan ulangan akhir semester,
b. Aspek penilaian
1) menilai kinerja kepala sekolah dan tenaga administrasi;
2) menilai fungsi-fungsi kepemimpinan sekolah;
3) menilai kemampuan kepala sekolah dalam mengelola sumber daya sekolah;
4) menilai kemampuan kepala sekolah dalam mengelola administrasi sekolah.
c. Aspek pembinaan
1) membina kompetensi kepala sekolah
2) membina kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja sekolah; dan
3) membina kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin, tanggung jawab, dan
motivasi kerja.
4) Membina pembuatan tugas pokok fungsi kepala sekolah, TU dan para PKS.

2. Supervisi akademik 

a. Aspek pemantauan
1) memantau kegiatan guru dalam mengajar di kelas;
2) memantau kegiatan guru dalam menilai proses dan hasil belajar
siswa; b. Aspek penilaian
1) menilai kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran;
2) menilai kemampuan guru dalam membuat alat dan melaksanakan
penilaian;
c. Aspek pembinaan

1) membina kompetensi guru;


2) membina guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa; dan
3) membina membuat isntrumen penilaian (ualangan harian, ulangan akhir
semester)
Secara terminologis, ’kompetensi’ diartikan sebagai seperangkat
kemampuan yang meliputi pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan yang harus
dikuasai dan dimiliki seseorang dalam rangka melaksanakan tugas pokok, fungsi,
dan tanggung
 jawab pekerjaan dan/atau jabatan yang disandangnya. Sudjana (2008:1)
mengemukakan, ”Kompetensi pengawas sekolah adalah seperangkat kemampuan
yang meliputi pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan yang harus dikuasai dan
ditampilkan pengawas sekolah dalam melaksanakan pengawasan akademik dan
pengawasan manajerial pada sekolah binaannya.” 
Dalam pengertian kompetensi pengawas tersebut tersirat tiga ciri utama
kompetensi, yaitu: (a) adanya substansi atau materi yang harus dikuasai pengawas
sekolah yang terkait dengan pelaksanaan tugas pokoknya; (b) adanya performance 
atau tampilan perilaku nyata dari pengawas sekolah dalam melaksanakan tugas
pokoknya sebagai pencerminan dari materi yang telah dikuasainya; serta (c) adanya
hasil dari performance pengawas sekolah dalam bentuk hasil-hasil pengawasan yang
tampak dari kinerja sekolah yang dibinanya.

Pengawas sekolah adalah tenaga kependidikan profesional yang diangkat


dan diberi tugas, tangung jawab, dan wewenang oleh pemerintah untuk 
melaksanakan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial melalui kegiatan
pemantauan, penilaian, pembinaan, pelaporan, dan tindak lanjut pada sekolah-

sekolah yang ditunjuk.


Pengawasan akademik adalah memantau, menilai, dan membina guru agar
dapat mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakannya. Oleh
sebab itu, sasaran dari pengawasan akademik adalah guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Tujuan pengawasan akademik adalah mempertinggi kualitas
hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang dilaksanakan
guru.
Pengawasan manajerial adalah memantau, menilai, dan membina kepala
sekolah dan seluruh tenaga administrasi sekolah agar dapatmempertinggi kualitas

Page 5
administrasi dan pengelolaan sekolah. Oleh sebab itu, sasaran dari pengawasan
manajerial adalah kepala sekolah dan tenaga administrasi sekolah dalam
melaksanakan administrasi dan pengelolaan sekolah. Tujuan pengawasan
manajerial adalah mempertinggi kualitas kinerja sekolah.
Kedua jenis pengawasan di atas dilaksanakan oleh pengawas sekolah melalui

tiga kegiatan, yakni kegiatan pemantauan, kegiatan penilaian, dan kegiatan


pembinaan.
Pemantauan adalah kegiatan mencermati, mengamati, memotret, merekam,
atau mencatat berbagai fenomena, baik fenomena akademik (guru dalam proses
pembelajaran) maupun fenomena manajerial (kepala sekolah dan tenag alain
dalam kegiatan administrasi dan pengelolaan sekolah).
Penilaian adalah proses kegiatan mengumpulkan dan mengolah informasi
untuk menentukan pencapaian hasil dalam rangka pengambilan keputusan.
Penilaian dapat juga dipandang sebagai proses memberikan pertimbangan terhadap
suatu objek atau fenomena berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria ada yang bersifat
mutlak dan ada yang bersifat relatif. Penilaian dilakukan pengawas sekolah kepada
guru, kepala sekolah, dan tenaga lainnya dalam melaksanakan tugas pokok 
dantanggungjawabnya masing-masing, yang sering disebut penilaian kinerja.
Pembinaan adalah kegiatan memberikan bimbingan, bantuan kepada
seseorang agar yang bersangkutan dapat memecahkan masalah atau mengatasi
masalah yang dihadapinya.

 Apabila ketiga kegiatan pengawasan sekolah dilaksanakan pengawas sekolah pada


pengawasan akademik dan pengawasan manajerial, maka substansi yang menjadi
objek pengawasannya dapat dipetakan pada tabel berikut ini.

Pengawasan Akademik  Pengawasan Manajerial


Jenis (Guru) (Kepala Sekolah)
Kegiatan
Memantau 1. memantau kegiatan 1. memantau pelaksanaan
guru dalam mengajar di standar nasional
kelas; pendidikan;
2. memantau kegiatan 2. memantau pelaksanaan
guru dalam menilai bimbingan dan konseling
proses dan hasil belajar di sekolah; dan
siswa; 3. memantau pelaksanaan
ulangan akhir semester

Menilai 1. menilai kemampuan 1. menilai kinerja kepala


guru dalam sekolah dan tenaga
melaksanakan administrasi;
pembelajaran; 2. menilai fungsi-fungsi
2. menilai kemampuan kepemimpinan sekolah;
guru dalam membuat 3. menilai kemampuan
alat dan melaksanakan kepala sekolah dalam
penilaian; mengelola sumber daya
sekolah;
4. menilai kemampuan
kepala sekolah dalam

mengelola administrasi
sekolah.

Membina 1. membina kompetensi 1. membina kompetensi


guru; kepala sekolah
2. membina guru dalam 2. membina kepala sekolah
meningkatkan hasil dalam meningkatkan
belajar siswa; kinerja sekolah; dan
3. membina membuat 3. membina kepala sekolah
isntrumen penilaian dalam meningkatkan
(ualangan harian, disiplin, tanggung jawab,

ulangan akhir semester) dan motivasi kerja.


Membina pembuatan tugas
pokok fungsi kepala sekolah, TU
dan para PKS.

Untuk memudahkan pencapaian tujuan program kepengawasan, khususnya


dalam menilai kinerja guru dan kepala sekolah maka perlu mengtahui dan
memahami standar kompetensi yang disyaratkan untuk guru dan kepala sekolah.

Page 7
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun
2007 tetantang standar kulifikasi akademik dan standar kompetensi guru
menyatakan bahwa guru mesti menguasai dan mengaplikasikan empat dimensi
kompetensi, yaitu: 1) kompetensi kepribadian; 2) kompetensi pedagogik; 3)
kompetesi profesional; dan 4) kompetensi sosial. Adapun rincian pokok adalah:
1. Kompetensi Kepribadian

a. Bertindak sesuai dengan norma agama,hukum, sosial, dan kebudayaan


nasional Indonesia.
b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan
bagi peserta didik dan masyarakat.
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa
d. Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi
guru, dan rasa percaya diri.
e. Menjunjung tinggi kode etik profesi
guru. 2. Kompetensi Pedagogik 
a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial,kultural,
emosional,dan intelektual.
b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
c. Mengembangkankurikulum yang terkait dengan bidangpengembangan yang
diampu
d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik 
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.
f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagaipotensi yang dimiliki.

g. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengak-


tualisasikan berbagaipotensi yang dimiliki.
h. Berkomunikasi secara efektif, empatik,dan santun denganpeserta didik.
i. Memanfaatkan hasilpenilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
 j. Melakukan tindakanr eflektif untuk peningkatan kualitaspembelajaran.
3. Kompetesi Profesional

a. Menguasai materi,struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang


mendukung mata pelajaran yang diampu.
b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar matapelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan

mengembangkan diri.
4. Kompetensi Sosial

a. Bersikap inklusif,bertindak objektif,serta tidak diskriminatif karena


pertimbangan jenis kelamin, agama, ras,kondisi fisik, latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi
b. Berkomunikasi secara efektif, empatik,dan santun dengansesama
pendidik,tenaga kependidikan, orang tua, danmasyarakat.
c. Berkomunikasi secara efektif, empatik,dan santun dengansesama
pendidik,tenaga kependidikan, orang tua, danmasyarakat.
d. Berkomunikasi dengan komunitasprofesi sendiri danprofesi lain secaralisan
dan tulisanatau bentuk lain.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 tahun


2007 telah dinyatakan secara eksplisit bahwa kepala sekolah mesti menguasai dan
mengaplikasikan lima dimensi kompetensi, yaitu: 1) kompetensi kepribadian; 2)
kompetensi manajerial; 3) kompetesi kewirausahaan; 4) kompetensi supervisi; dan
5) kompetensi sosial.
1. Kompetensi Kepribadian:

a. berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia,

dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas disekolah;


b. memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin

c. memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai

kepala sekolah;
d. bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi

e. mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan

sebagai kepala sekolah; dan


f. memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.

2. Kompetensi Manajerial

a. menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan;

b. mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan

Page 9
c. memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber

daya sekolah/madrasah secara optimal;


d. mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju

organisasi pembelajar yang efektif;


e. menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif 

bagi pembelajaran peserta didik;


f. mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya

manusia secara optimal;


g. mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam

rangka pendayagunaan secara optimal;


h. Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka

pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan


sekolah/madrasah;
i. mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru,

dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik;


 j. mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
arah dan tujuan pendidikan nasional;
k. mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan

yang
akuntabel, transparan, dan efisien;
l. mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung

pencapaian tujuan sekolah/madrasah;


m. mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung

kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah;


n. mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung

penyusunan program dan pengambilan keputusan;


o. memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan

pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah;


p. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program

kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta


merencanakan tindak  lanjutnya;
3. Kompetensi Kewirausahaan

a. menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan

sekolah/madrasah; b. bekerja keras untuk mencapai keberhasilan


sekolah/madrasah sebagai
organisasi pembelajar yang efektif;
c. memiliki inovasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok

dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah;


d. pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi
kendala
yang dihadapi sekolah/madrasah; dan
e. memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan

produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta


didik 
4. Kompetensi Supervisi

Dimensi kompetensi ini adalah:


a. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka

peningkatan profesionalisme guru;


b. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan

menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat; dan


c. menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam

rangka peningkatan profesionalisme guru.


5. Kompetensi Sosial

a. bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan

sekolah/madrasah; b. berpartisipasi dalam kegiatan sosial


kemasyarakatan; dan
c. memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.
Seluruh dimensi atau indikator kompetensi kepala guru dan sekolah tersebut di atas
mesti terefleksikan dalam delapan standar nasional pendidikan (SNP) yang sejalan
dengan butir-butir akreditasi sekolah pada semester 1 periode bulan Juli-September
tahun 2010/2011. Kedelapan SNP tersebut adalah:  (1) Standar Isi, (2) Standar 
Proses, (3) Standar Kompetensi Lulusan, (4) Standar Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan, (5) Standar Sarana Dan Prasarana, (6) Standar Pengelolaan, (7)
Standar Pembiayaan, dan (8) Standar Penilaian.

Page 11
Dalam melaksanakan supervisi ke sekolah binaan, digunakan beberapa
pendekatan, yaitu pendekatan pribadi (personal approach) , pendekatan
administratif  (administrative approach) , dan pendekatan masukan dari
bawah (bottom up  approach) .
Pendektan pribadi dilakukan dengan cara memperlakukan kepala sekolah
dan guru bukan sebagai bawahan, akan tetapi sebagai responden dan mitra kerja.
Dengan pendekatan ini diharapkan agar iklim supervisi tercipta dalam suasana yang
lebih nyaman tanpa ada perasaan tertekan. Pendekatan administratif dilakukan
dengan cara merekam kegiatan sekolah melalui pembinaan administrasi secara
berkala. Pendekatan masukan dari bawah dilakukan dengan cara menampung
masukan atau saran dari guru dan kepala sekolah sebagai responden untuk
tindakan supervisi klinis selanjutnya.

Guna memperoleh informasi akurat tentang kualitas pelaksanaan tugas


kepala sekolah (dan guru), pelaksanaan supervisi menggunakan beragam teknik.
1. Teknik observasi

Teknik ini dilakukan dengan cara mengamati dan merekam kegiatan sekolah,
baik secara langsung maupun tidak langsung, baik melalui dokumen maupun action 
guru dan kepala sekolah.
2. Teknik analisis
dokumen
Teknik ini dilakukan dengan cara menganalisis akurasi pengerjaan dokumen
sekolah dikaitkan dengan norma-norma administratif yang berlaku.
3. Teknik wawancara

Teknik ini dilakukan dengan cara mewawancarai responden (guru, kepala


sekolah, komite sekolah) berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya.
4. Teknik diskusi, seminar, workshop 
Teknik ini terutama diarahkan pada hal-hal yang memerlukan tidakan lebih
lanjut pada kompetensi khusus, seperti penyusunan KTSP, PTK, atau penulisan KTI.

5. Teknik Tes

Teknik ini digunakan sesekali pada saat supervisor memerlukan informasi


tentang kemampuan responden dalam menguasai teori-teori akademik atau
manajerial sekaligus implementasinya. Tes bisa berupa tes lisan, tes tulis, maupun
tes tindakan.

Untuk memperoleh gambaran hasil supervisi tentang pelaksanaan tugas


kepala sekolah, khususnya dalam mengembangkan sembilan dimensi strategis di
atas, ditetapkan kriteria keberhasilan sebagai berikut.
• Nilai A jika indikator-indikator pada setiap dimensi tersedia dan dilaksanakan
lebih dari 80%;

Nilai B jika indikator-indikator pada setiap dimensi tersedia dan dilaksanakan


antara 71-80%
• Nilai C jika indikator-indikator pada setiap dimensi tersedia dan dilaksanakan
antara 61-70%
• Nilai D jika indikator-indikator pada setiap dimensi tersedia dan
dilaksanakan antara 51-60%
• Nilai E jika indikator-indikator pada setiap dimensi tersedia dan dilaksanakan
kurang dari 50%

Page 13
Sesuai dengan surat tugas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Seluma adalah:

N Nama Sekolah
O Binaan

1 SMPN 2
. Seluma
2 SMPN 6
. Seluma SMPN
3 7 Seluma
. SMPN 29
4 Seluma
. SMPN 30
5 Seluma
6
. SMAN 3
. Seluma

Tugas pengawas dalam penjaminan mutu pendidikkan adalah melaksanakan


penilain dan pembinaan satuan pendidikan terhadap aspek akademik dan
manajerial. Penilaian dan Pembinaan aspek akademik merupakan penilaian dan
pembinaan langsung terhadap tenaga pendidik baik yang berkaitan dengan
kualifikasi, kompetensi maupun sertifikasi. Melalui penilain dan pembinaan
akademik  ini, tentunya diharapkan selain kompetensi standar tenaga pendidik
dapat

Page 15
diidentifikasi, tenaga pendidik pun diharapkan memiliki motivasi untuk 
mengembangkan karirnya sehingga sikap profesional melekat dalam dirinya.
Sedangkan penilaian dan pembinaan aspek manajerial bertujuan untuk mengetahui
dan sekaligus mendorong kepala sekolah agar ma mpu mengidentifikasi potensi,
mengelola dan memberdayakan seluruh potensi yang dimilikinya baik yang

berbentuk material maupun non material, seperti: modal intelektual modal sosial
dan modal spritual Sehingga diharapkan terwujud sekolah yang efektip dan efesien
dalam pemanfaatan seluruh potensinya terutama dalam meningkatkan mutu layanan
dan mutu pendidikannya.
Tahapan pelaksanaan tugas menilai dan membina satuan pendidikan yang
berorientasi pada penjaminan mutu ini, diawali dengan identifikasi profil sekolah,
pendataan guru, penilaian guru dan pengelolaan sekolah dilanjutkan dengan
pembinaan terutama berkaitan dengan kompetensi kepala sekolah dan guru. Proses
identifikasi profil sekolah dan pendataan guru didasarkan pada Standar Nasional
Pendidikan (SNP) ayang tertuang dalam PP 19 tahun 2005 dan komponen yang
menjadi dasar penilaian dalam Akreditasi sekolah sehingga tingkat kelayakan dan
kinerja sekolah dapat tergambar dengan jelas. Harapanya adalah agar sekolah
betul-betul dapat meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan (costumer)
pendidikan secara efektif dan efesien sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal
( SPM ) bahkan dapat melampauinya.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 35 ayat 1.
diungkapkan bahwa dalam memberikan pelayanan pendidikan sekolah harus
berpijak pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang terdiri atas: Standar Isi,
Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Tenaga Pendidikan dan
Kependidikan, Standar Sarana Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar
Pembiayaan, dan standar Penilaian Pendidikan.
1.Standar Isi 
1) pelaksanaan kurikulum √ √
berdasarkan (KTSP).
2) pelaksanaan kurikulum √ √
dalam pengajaran
3) penyusunan silabus mata √ √
pelajaran muatan lokal
4) pelaksanaan program
pengembangan diri √ √
(ekstrakurikuler dan
layanan konseling)
5) penugasan terstruktur dan √ √
kegiatan mandiri tidak
terstruktur √
6) kalender pendidikan √

3 3 42
2.Standar Proses

1) pelaksanaan proses pembelajaran √
penilaian hasil belajar  supervisi proses
pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah Evaluasi proses
2) pembelajaran oleh kepala sekolah
√ dan tidak lanjut.√
3) √ √
4)
√ √

4 31

Page 17
3. Standar Kompetensi Lulusan
memiliki pengalaman belajar:
1) berpikir logis, kritis, kreatif, √
√ dan inovatif dalam
pengambilan keputusan,
2)menganalisis gejala alam √
√ dan sosial.
3) pembiasaan mencari √
√ informasi/pengetahuan
4) pemanfaatan lingkungan √ √
5) mengekspresikan diri √ √
6) kewarganegaraan dan √
√ kepribadian.
7) percaya diri dan tanggung √ √
 jawab.
8) penegakan aturan-aturan √
√ sosial.
9) kompetitif dan sportif  √ √
10) bermasyarakat, berbangsa,
√ dan bernegara
11) rasa sportivitas, dan √
√ kebersihan lingkungan.
12) menghargai keberagaman √ √
13) akhlak mulia dan √
√ menjalankan agama
14) menghargai perbedaan √
√ pendapat dan berempati
15) karya kreatif baik √ √

16) mkeateupraumn pBil.a In gBg.Irnisd.onesia √ √


17) Iptek √ √

17 1 6
1
4. Standar Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan
1) mengajar sesuai dengan
latar belakang √
√ pendidikannya.
2) menjalankan tugas
mengajar dan tugas √
√ lainnya.
3) merencanakan,
melaksanakan, dan √
√ mengevaluasi
pembelajaran sesuai
dengan prinsip-prinsip
pembelajaran.
4) memiliki integritas √
√ kepribadian dan bertindak
sesuai dengan norma
agama, hukum, sosial,
serta peraturan dan
ketentuan yang berlaku.
5) berkomunikasi secara √
√ efektif dengan sesama
guru, tenaga kependidikan,
orangtua, dan masyarakat.
6) guru menguasai materi √
√ pelajaran yang diajarkan
serta mengembangkan nya
dengan metode ilmiah.
7) kemampuan manajerial kepala
√ sekolah. √
kualifikasi dan pengalaman mengajar kepala sekolah kemampuan kewirausahaan kepal
8) √ √

9)
√ √

10) supervisi dan monitoring kepala


√ sekolah √

11) kuallifikasi dan masa kerja √ √


tenaga kependidikan daan petugas layanan khusus.

11 83
5.Standar Sarana Dan Prasarana memiliki prasarana yang lengkap dan sesuai dengan ketentuan (jum
1) ruang kelas √ √
2) ruang guru √ √
3) ruang tata usaha √ √
4) tempat beribadah √ √
5) ruang konseling √
6) jamban √
7) tempat √
bermain/berolahraga √ √
88 r u a n g p √
9 r u a n g √ √ √
e rp u s a k a a √
9) l ab o ra at or i u m
n √

ruang pimpinan √
ruang UKS √ √
ruang organisasi kesiswaan √ √
gudang √ √
ruang sirkulasi √ √
buku teks dan pemanfaatanya

9687
6.Standar Pengelolaan
1) pengelolaan kegiatan kesiswaan.
√ pengembangan√ kurikulum dan pembelajaran. suasan
lingkungan pembelajaran
2) yang kondusif. pelibatan masyarakat
√ pengelolaan√
pendayagunaan ditendik mengelola sarana dan prasarana pembelajaran. mengelola p
program pengawasan √ √
3)

√ √
4) √ √
5)
√ √
6)
√ √
7)
√ √
8) √ √
evaluasi program kerja . √ √

evaluasi kinerja ditendik. 11) struktur kepemimpinan √
sesuai standar ditendik
12) SIM √ √

Page 19
8 4 75
7.Standar Pembiayaan
1) biaya untuk pengembangan √ ditendik. modal kerja√sebesar  yang tertuang dalam RKA
membayar gaji, insentif,
2) ltlarainn sdpioter,n daikn u√ tnutnujkangan menunjang
√ pembelajaran. membelanjakan
biaya pengadaan alat tulis untuk pembelajaran. biaya pengadaan bahan dan alat hab
biaya kegiatan rapat. biaya√ transpor dan perjalanan
√ dinas.
3) biaya penggandaan soal- soal ulangan/ujian.

√ √

4) √ √

√ √
5)

6) √ √
√ √


7)
8) √ √

9) √ √

biaya pengadaan daya dan jasa.



anggaran untuk mendukung kegiatan √ langsung.
operasional tidak
pedoman pengelolaan keuangan

pengeloaan dana dari masyarakat √
transparan dan akuntabel.
subsidi silang
penetapan dana masyarakat melibatkan pihak terkait .
√ √
pembukuan biaya operasional.
√ √
LPJ keuangan dan menyampaikannya kepada pemerintah atau yayasan.
√ √

√ √

176 1
1
8.Standar Penilaian
1) mengembangkan instrumen dan√ pedoman penilaian.√menggunakan berbagai teknik p


2)
√ √
3)

4) √

√ √

5)
penilaian untuk perbaikan
√ pembelajaran.√melaporkan hasil penilaian mata pel
melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru agama
6)


7)

√ √
8) melaporkan hasil √ √
penilaian kepribadian siswa kepada guru PKn.
√ √
9) mengkoordinasikan UAS 10) menentukan nilai akhir 
kelompok mata pelajaran 11) melaporkan hasil
√ √
penilaian akhir semester  kepada semua orangtua/wali siswa.
12) melaporkan pencapaian hasil belajar siswa kepada Disdik Kab.

9 3 237

Berdasarkan hasil analisis data dalam table diatas dapat dikatakan bahwa
semua sekolah memiliki semua dimensi pembinaan yang meliputi delapan SNP
meskipun kualitasnya berbeda terutama sekolah binaan yang ada di lokasi terpencil
yaitu Pdang Capau dan Talang Alai. Nilai setiap standar cukup variatif, bergantung
pada kemampuan, kondisi, dan situasi sekolah masing-masing, dengan perincian:
1. Standar isi mencapai katagori B sebesar 67% sedangkan kategori C sebesar
33%.
2. Standar proses mencapai katagori B sebesar 75% sedangkan kategori C
sebesar 25%.
3. Standar kompetensi lulusan mencapai katagori B sebesar 65% sedangkan
kategori C sebesar 35%.
4. Standar tenaga pendidikan dan kependidikan, mencapai katagori B sebesar
73% sedangkan kategori C sebesar 17 % dan D sebesar 10%.
5. Standar sarana prasarana, mencapai katagori B sebesar 63% sedangkan
kategori C sebesar 27%. Dan kategori D sebesar10 %
6. Standar pengelolaan mencapai katagori B sebesar 58%, sedangkan kategori
C sebesar 42%.
7. Standar pembiayaan mencapai katagori A sebesar 35% sedangkan kategori

Page 21
B sebesar 75%.
8. Penilaian Pendidikan mencapai katagori A sebesar 17%, B sebesar 25%
sedangkan kategori C sebesar 58%.
Data tersebut cukup memberikan jawaban atas rumusan masalah yang telah
dikemukakan pada bab pertama bahwa (1) kepala sekolah telah dapat dikategorikan

baik dalam kinerjanya sesuai dengan kompetensi yang diisyaratkan, (2) Kinerja
guru, secara implikatif, telah dianggap baik meskipun masih harus meningkatkan
kualitasnya pada beberapa segi.

Berdasarkan deskripsi hasil pemantauan, penilaian, dan pembinaan


sebagaimana telah penulis laporkan pada bab empat, dapat dikemukakan simpulan-

simpulan berikut ini.


1. Semua sekolah binaan telah memiliki dan berusaha memenuhi
aspek-aspek yang berkaitan dengan delapan SNP yang menjadi
prioritas utama di semester 1 periode bulan Oktober-Desember.
2. Perolehan delapan SNP pembinaan kualitasnya bervariasi,
bergantung pada kemampuan, kondisi, dan situasi sekolah masing-
masing.
3. Secara umum semua sekolah binaan memiliki persentase nilai baik 
dalam delapan SNP.
4. Kepala sekolah dan guru dapat dikategorikan baik dalam kinerjanya
sesuai dengan kompetensi yang disyaratkan.

Mengacu pada temuan hasil pengawasan dan pembinaan yang terurai dalam
simpulan di atas, ada beberapa rekomendasi yang penulis ajukan.
1. Pembinaan dan pengawasan kepada kepala sekolah dan guru hendaknya
dilakukan secara terprogram, terpadu, dan terarah (terfokus) khususnya
pada pemenuhan standar nasional pendidikan.
2. Dimensi-dimensi pembinaan yang masih kurang efektif, baik dalam
administrasi maupun dalam implementasi hendaknya menjadi agenda utama
dalam pembinaan selanjutnya.
3. Berbagai kinerja dan sikap kepala sekolah yang masih kurang relevan
dengan ketentuan hendaknya sedikit demi sedikit diubah sehingga sampai
pada kadar pemimpiin ideal.
4. Para guru hendaknya terus mengoptimalkan peran dan fungsi MGMP di tiap

gugus sekolah atau tingkat kabupaten sehingga melahirkan beragam inovasi


yang lebih berguna bagi proses belajar mengajar.
5. Pengawas, Kepala Sekolah, dan guru hendaknya tetap menjalin kemitraan
secara sinergis dengan tetap menghargai tugas pokok dan fungsi masing-
masing.

Uraian sebelumnya menunjukkan betapa besarnya peranan pengawas dalam


mewujudkan keberasilan sekolah. Pengawas hendaknya menjadi konsultan
pendidikan yang senantiasa menjadi pendamping bagi guru dan kepala sekolah
dalam meningkatkan mutu pendidikan. Bahkan pengawas harus menjadi agen dan
pelopor dalam inovasi pendidikan di sekolah. Dalam konteks ini, maka mutu
pendidikan di sekolah banyak bergantung kepada kemampuan profesional
pengawas sekolah.

Oleh karena itu kinerja pengawas salah satunya dapat dilihat dari kemajuan-
kemajuan yang dicapai oleh sekolah binaannya. Misalnya adanya peningkatan
kinerja kepala sekolah, kebanggaan para kepala sekolah dan guru-guru terhadap
proses, hasil pengawasan dan performance pengawas; manfaat langsung yang
diperoleh sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah; peningkatan kinerja guru
dalam meningkatkan mutu pembelajaran, dan peningkatan rata-rata prestasi
belajar siswa.
Untuk meningkatkan kinerja pengawas inilah, maka dalam melakukan tugas
pokok dan fungsinya perlu disiapkan program pengawas sekolah. Dengan
berpedoman kepada program, pengawas diharapkan mampu melaksanakan tugas
dan fungsinya lebih terarah dan efektif. Namun demikian sebaik apapun program
pengawas disusun, keberhasilan kegiatan kepengawasan tetap akan sangat
bergantung kepada itikad baik, keuletan dan kerjasama dari berbagai pihak.
Semoga kegiatan kepengawasan pada semester 1 periode Oktober-Desember

Page 23
tahun pelajaran 2010/2011 ini dapat digunakan untuk merangcang dan memperbaiki
program dan pelaksanaan pengawasan pada periode selanjutnya. Amien.

Seluma, Desember 2010

Mengetahui/ menyetujui;
Kepala Dinas Pendidikan Pengawas Sekolah
Kab.
Seluma

NIP. 196912021992031005
NIP. 1

SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN


PEMBINAAN GURU DAN ATAU KEPALA SEKOLAH
Dengan ini menerangkan bahwa :
 Nama :
 NIP :
Pangkat/golongan :
Jabatan :

Pada Hari/Tanggal :
Bertempat di :
Dalam semester ………….tahun pelajaran…………………………
Telah melaksanakan PEMBINAAN GURU DAN ATAUKEPALA SEKOLAH
Tujuan :……………………………………………………………
………………………………………………………………………  
Sasaran : ………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………  
Kesimpulan Hasil Pembinaan :
Tindak Lanjut :
…………………………………………………………………………….  
……………………………………………………………………………..
 

Kep…ala… S…ek…ola…h …………………………………………Pe…ng…aw…as…………….

………………… ......................

Page 25
 No Nama Bulan/minggu Keteranagn
guru/kepala
sekolah

Page 27

Juli Agustus September Oktober  

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

Anda mungkin juga menyukai