Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PELAKSANAAN

PROGRAM KEPENGAWASAN
MI AL FALAH PENDOPO

KEMENTERIAN AGAMA RI
KABUPATEN EMPAT LAWANG
DESA MANGGILAN KEC.PENDOPO KAB.
EMPAT LAWANG
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2007


tentang Standar Pengawas Sekolah merupakan pedoman pelaksanaan kinerja sekolah. Hal ini
mengindikasikan bahwasanya seorang Sekolah senantiasa dinilai, dipantau, dan dikendalikan
dengan rambu-rambu kompetensi yang pada gilirannya menjadi prasyarat mutlak
profesionalitas pengawas itu sendiri.
Bukti pelaksanaan tugas harus terekam dalam bentuk laporan yang disusun secara
sistematis dan realistis sejalan dengan tugas pokok Pengawas, yaitu menilai dan membina
penyelenggaraan pendidikan pada sejumlah sekolah tertentu,baik negeri maupun swasta
(Keputusan Menpan Nomor 118/1996 Bab II Pasal 3 ayat 1)

B. Fokus Masalah

Dengan fokus masalah di atas, maka ada beberapa masalah yang dirumuskan,
diantaranya:
1. Bagaimanakah kinerja kepala Madrasah dalam melakukan tupoksinya dalam tiga bulan
kedua semster 1 telah terpenuhi sesuai dengan standar kompetensi yang diharapkan?
2. Bagaimanakah kinerja guru Madrasah dalam melakukan tupoksinya dalam tiga bulan
kedua semester 1 telah terpenuhi sesuai dengan standar kompetensi yang diharapkan?
C. Tujuan dan Sasaran Pengawasan
1. Tujuan Pengawasan
1) memantau, menilai, dan membina kinerja kepala sekolah dalam tiga bulan
pertama semester 1 telah terpenuhi sesuai dengan standar kompetensi yang
diharapkan?
2) memantau, menilai, dan membina kinerja guru dalam tiga bulan pertama
semester 1 telah terpenuhi sesuai dengan standar kompetensi yang diharapkan?
2. Sasaran Pengawasan
Sasaran personal diarahkan kepada siswa, guru, kepala sekolah, dan segenap
stakeholders sekolah lainnya. Sasaran mutu diarahkan pada input, proses, dan output
pendidikan sejalan dengan dinamika yang terjadi di sekolah binaan.

D. Ruang Lingkup Pengawasan


Dalam melaksanakan tugas, ruang lingkup kepengawasan meliputi tiga aspek, yaitu
memantau, menilai, dan membina
BAB II
KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH

A. Kompetensi Pengawas Sekolah

Secara terminologis, ’kompetensi’ diartikan sebagai seperangkat kemampuan yang


meliputi pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan yang harus dikuasai dan dimiliki seseorang
dalam rangka melaksanakan tugas pokok, fungsi, dan tanggung jawab pekerjaan dan/atau
jabatan yang disandangnya

B. Tugas Pokok Pengawas

Pengawasan akademik adalah memantau, menilai, dan membina guru agar dapat
mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakannya.
Pengawasan manajerial adalah memantau, menilai, dan membina kepala sekolah
dan seluruh tenaga administrasi sekolah. Tujuan pengawasan manajerial adalah mempertinggi
kualitas kinerja sekolah.
Pembinaan adalah kegiatan memberikan bimbingan, bantuan kepada seseorang agar
yang bersangkutan dapat memecahkan masalah atau mengatasi masalah yang dihadapinya.

C. Kegiatan Pengawasan
Apabila ketiga kegiatan pengawasan sekolah dilaksanakan pengawas sekolah pada
pengawasan akademik dan pengawasan manajerial, maka substansi yang menjadi objek
pengawasannya dapat dipetakan pada tabel berikut ini.

Tabel 2.1
Kegiatan Pengawas dalam Melaksanakan Pengawasan Akademik dan
Manajerial
Pengawasan Akademik Pengawasan Manajerial
Jenis (Guru) (Kepala Sekolah)
Kegiatan
Memantau 1. memantau kegiatan guru 1. memantau pelaksanaan standar
dalam mengajar di kelas; nasional pendidikan;
2. memantau kegiatan 2. memantau pelaksanaan
guru dalam menilai proses bimbingan dan konseling di
dan hasil belajar siswa; sekolah; dan
3. memantau pelaksanaan
ulangan akhir semester

Menilai 1. menilai kemampuan 1. menilai kinerja kepala


guru dalam sekolah dan tenaga
melaksanakan administrasi;
pembelajaran; 2. menilai fungsi-fungsi
2. menilai kemampuan guru kepemimpinan sekolah;
dalam membuat alat dan 3. menilai kemampuan kepala
melaksanakan penilaian; sekolah dalam mengelola
sumber daya sekolah;
4. menilai kemampuan kepala
sekolah dalam mengelola
administrasi sekolah.

Membina 1. membina kompetensi guru; 1. membina kompetensi kepala


2. membina guru dalam sekolah
meningkatkan hasil belajar 2. membina kepala sekolah
siswa; dalam meningkatkan kinerja
3. membina membuat sekolah; dan
isntrumen penilaian 3. membina kepala sekolah
(ualangan harian, dalam meningkatkan disiplin,
ulangan akhir semester) tanggung jawab, dan
motivasi kerja.
Membina pembuatan tugas
pokok fungsi kepala sekolah, TU dan
para PKS.

D. Kompetensi Guru dan Kepala Sekolah

1. Kompetensi Guru
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun
2007 tetantang standar kulifikasi akademik dan standar kompetensi guru
menyatakan bahwa guru mesti menguasai dan mengaplikasikan empat dimensi
kompetensi, yaitu: 1) kompetensi kepribadian; 2) kompetensi pedagogik; 3)
kompetesi profesional; dan 4) kompetensi sosial. Adapun rincian pokok adalah:
2. Kompetensi Kepala Sekolah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 tahun


2007 telah dinyatakan secara eksplisit bahwa kepala sekolah mesti menguasai dan
mengaplikasikan lima dimensi kompetensi, yaitu:
1) kompetensi kepribadian;
2) kompetensi manajerial;
3) kompetesi kewirausahaan;
4) kompetensi supervisi; dan
5) kompetensi sosial.
BAB III
PENDEKATAN DAN METODE

A. Pendekatan

Dalam melaksanakan supervisi ke sekolah binaan, digunakan beberapa


pendekatan, yaitu pendekatan pribadi (personal approach), pendekatan administratif
(administrative approach), dan pendekatan masukan dari bawah (bottom up
approach).

B. Metode atau Teknik Supervisi

Guna memperoleh informasi akurat tentang kualitas pelaksanaan tugas kepala


sekolah (dan guru), pelaksanaan supervisi menggunakan beragam teknik.
1. Teknik observasi
Teknik ini dilakukan dengan cara mengamati dan merekam kegiatan sekolah,
baik secara langsung maupun tidak langsung, baik melalui dokumen maupun action
guru dan kepala sekolah.
2. Teknik analisis dokumen
Teknik ini dilakukan dengan cara menganalisis akurasi pengerjaan dokumen
sekolah dikaitkan dengan norma-norma administratif yang berlaku.
3. Teknik wawancara
Teknik ini dilakukan dengan cara mewawancarai responden (guru, kepala
sekolah, komite sekolah) berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya.

4. Teknik diskusi, seminar, workshop


Teknik ini terutama diarahkan pada hal-hal yang memerlukan tidakan lebih
lanjut pada kompetensi khusus, seperti penyusunan KTSP, PTK, atau penulisan KTI.

5. Teknik Tes
Teknik ini digunakan sesekali pada saat supervisor memerlukan informasi
tentang kemampuan responden dalam menguasai teori-teori akademik atau manajerial
sekaligus implementasinya. Tes bisa berupa tes lisan, tes tulis, maupun tes tindakan.
C. Kriteria Keberhasilan Sekolah
Untuk memperoleh gambaran hasil supervisi tentang pelaksanaan tugas
kepala sekolah, khususnya dalam mengembangkan sembilan dimensi strategis di
atas, ditetapkan kriteria keberhasilan sebagai berikut.
 Nilai A jika indikator-indikator pada setiap dimensi tersedia dan dilaksanakan
lebih dari 80%;
 Nilai B jika indikator-indikator pada setiap dimensi tersedia dan dilaksanakan
antara 71-80%
 Nilai C jika indikator-indikator pada setiap dimensi tersedia dan dilaksanakan
antara 61-70%
 Nilai D jika indikator-indikator pada setiap dimensi tersedia dan dilaksanakan
antara 51-60%
 Nilai E jika indikator-indikator pada setiap dimensi tersedia dan dilaksanakan
kurang dari 50%

***
BAB IV
HASIL PENGAWASAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengawasan

1. Hasil Analisis Delapan Standar Nasional Pendidikan

Tugas pengawas dalam penjaminan mutu pendidikkan adalah melaksanakan penilain


dan pembinaan satuan pendidikan terhadap aspek akademik dan manajerial. Penilaian dan
Pembinaan aspek akademik merupakan penilaian dan pembinaan langsung terhadap tenaga
pendidik baik yang berkaitan dengan kualifikasi, kompetensi maupun sertifikasi.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 35 ayat 1. diungkapkan
bahwa dalam memberikan pelayanan pendidikan sekolah harus berpijak pada Standar
Nasional Pendidikan (SNP) yang terdiri atas: Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi
Lulusan (SKL), Standar Tenaga Pendidikan dan Kependidikan, Standar Sarana Prasarana,
Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan standar Penilaian Pendidikan.
KETER
No. Dimensi KEADAAN SEKOLAH ANGAN

HASIL
SUPERVIS PENILAI AN
I/
MONITORI
NG
AL AT TS A B C D
L
1. Standar Isi
1) pelaksanaan kurikulum berdasarkan
(KTSP). √ √
2) pelaksanaan kurikulum dalam pengajaran
3) penyusunan silabus mata pelajaran muatan
lokal √ √
4) pelaksanaan program pengembangan √ √
diri (ekstrakurikuler dan layanan
konseling)
5) penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri √ √
tidak terstruktur
6) kalender pendidikan

√ √
3 3 4 2
2. Standar Proses
1) pelaksanaan proses pembelajaran
2) penilaian hasil belajar √ √
3) supervisi proses pembelajaran dilakukan
oleh kepala sekolah
4) Evaluasi proses pembelajaran oleh kepala √ √
sekolah dan tidak lanjut. √ √

√ √
4 3 1
3. Standar Kompetensi Lulusan
memiliki pengalaman belajar:
1) berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam √ √
pengambilan keputusan,
2) menganalisis gejala alam dan sosial.
3) pembiasaan mencari informasi/pengetahuan √ √
4) pemanfaatan lingkungan
5) mengekspresikan diri √ √
6) kewarganegaraan dan kepribadian.
7) percaya diri dan tanggung jawab. √ √
8) penegakan aturan-aturan sosial. √ √
9) kompetitif dan sportif √ √
10) bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
11) rasa sportivitas, dan kebersihan lingkungan. √ √
12) menghargai keberagaman
13) akhlak mulia dan menjalankan agama √ √
14) menghargai perbedaan pendapat dan berempati
15) karya kreatif baik √ √
16) keterampilan B.Indonesia maupun B. Inggris. √
17) Iptek
7) kemampuan manajerial kepala sekolah. √ √ √ √
8) kualifikasi dan pengalaman mengajar kepala
sekolah √ √ √ √
9) kemampuan kewirausahaan kepala √ √
sekolah
10) supervisi dan monitoring kepala sekolah √ √ √ √
11) kuallifikasi dan masa kerja tenaga
√ √ √ √
kependidikan daan petugas layanan khusus.
√ √
√ √
√ √

17 1 6
1
11 8 3
4. Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
1) mengajar sesuai dengan latar belakang
5. Standar Sarana Dan Prasarana memiliki
pendidikannya.
prasarana yang lengkap dan sesuai dengan ketentuan
2) menjalankan tugas mengajar dan tugas √ √
(jumlah, ukuran dan sarana):
lainnya.
1) ruang kelas
3) merencanakan, melaksanakan, dan √ √
2) ruang guru
mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan √ √
3) ruang tata usaha √ √
prinsip-prinsip pembelajaran. √ √
4) tempat beribadah
4) memiliki integritas kepribadian dan bertindak √ √
5) ruang konseling
sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, serta √ √ √

6) jamban
peraturan dan ketentuan yang berlaku. √ √
7) tempat
5) berkomunikasi secara efektif dengan sesama guru, √ √
bermain/berolahraga
tenaga kependidikan, orangtua, dan masyarakat. √ √
8) ruang perpustakaan
6) guru menguasai materi pelajaran yang diajarkan √ √
9) ruang laboratorium
serta mengembangkan nya dengan metode ilmiah. √ √
10) ruang pimpinan √ √
11) ruang UKS √ √
12) ruang organisasi kesiswaan √ √
13) gudang √ √
14) ruang sirkulasi √ √
15) buku teks dan pemanfaatanya √ √
√ √

9 6 8 7
√ √
6. Standar Pengelolaan
1) pengelolaan kegiatan kesiswaan. √ √
2) pengembangan kurikulum dan
pembelajaran. √ √
3) suasana, iklim, dan lingkungan
pembelajaran yang kondusif. √ √
4) pelibatan masyarakat
5) pengelolaan pendayagunaan ditendik
6) mengelola sarana dan prasarana √ √
pembelajaran. √ √
7) mengelola pembiayaan pendidikan.
8) program pengawasan √ √
9) evaluasi program kerja .
10) evaluasi kinerja ditendik. √ √
11) struktur kepemimpinan sesuai standar
ditendik √ √
12) SIM √ √
√ √
√ √

√ √
penilaian untuk perbaikan √ √
pembelajaran.
6) melaporkan hasil
penilaian mata pelajaran √
pada setiap akhir semester
7) melaporkan hasil penilaian √
akhlak kepada guru
agama
8) melaporkan hasil penilaian √ √
kepribadian siswa kepada √ √
guru PKn.
9) mengkoordinasikan UAS √ √
10) menentukan nilai akhir
kelompok mata pelajaran
11) melaporkan hasil penilaian √ √
akhir semester kepada
semua orangtua/wali siswa.
12) melaporkan pencapaian
hasil belajar siswa kepada
Disdik Kab.

9 3 2 3 7

B. Pembahasan Hasil Pengawasan

Berdasarkan hasil analisis data dalam table diatas dapat dikatakan bahwa semua
sekolah memiliki semua dimensi pembinaan yang meliputi delapan SNP meskipun
kualitasnya berbeda terutama sekolah binaan yang ada di lokasi ,dengan perincian:
1. Standar isi mencapai katagori B sebesar 67% sedangkan kategori C sebesar 33%.
2. Standar proses mencapai katagori B sebesar 75% sedangkan kategori C
sebesar 25%.
3. Standar kompetensi lulusan mencapai katagori B sebesar 65% sedangkan
kategori C sebesar 35%.
4. Standar tenaga pendidikan dan kependidikan, mencapai katagori B sebesar 73%
sedangkan kategori C sebesar 17 % dan D sebesar 10%.
5. Standar sarana prasarana, mencapai katagori B sebesar 63% sedangkan
kategori C sebesar 27%. Dan kategori D sebesar10 %
6. Standar pengelolaan mencapai katagori B sebesar 58%, sedangkan kategor C
sebesar 42%.
7. Standar pembiayaan mencapai katagori A sebesar 35% sedangkan kategori
B sebesar 75%.
8. Penilaian Pendidikan mencapai katagori A sebesar 17%, B sebesar 25% sedangkan
kategori C sebesar 58%.
Data tersebut memberikan jawaban atas rumusan masalah bahwa (1) kepala
sekolah telah dapat dikategorikan baik dalam kinerjanya sesuai dengan kompetensi
yang diisyaratkan, (2) Kinerja guru, secara implikatif, telah dianggap baik meskipun
masih harus meningkatkan kualitasnya pada beberapa segi.
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan deskripsi hasil pemantauan, penilaian, dan pembinaan


sebagaimana telah penulis laporkan pada bab empat, dapat dikemukakan simpulan-
simpulan berikut ini.
1. Semua sekolah binaan telah memiliki dan berusaha memenuhi aspek-
aspek yang berkaitan dengan delapan SNP yang menjadi prioritas
utama di semester 1 periode bulan Oktober-Desember.
2. Perolehan delapan SNP pembinaan kualitasnya bervariasi, bergantung
pada kemampuan, kondisi, dan situasi sekolah masing- masing.
3. Secara umum semua sekolah binaan memiliki persentase nilai baik
dalam delapan SNP.
4. Kepala sekolah dan guru dapat dikategorikan baik dalam kinerjanya
sesuai dengan kompetensi yang disyaratkan.

B. Rekomendasi
Mengacu pada temuan hasil pengawasan dan pembinaan yang terurai dalam
simpulan di atas, ada beberapa rekomendasi yang penulis ajukan.
1. Pembinaan dan pengawasan kepada kepala sekolah dan guru hendaknya
dilakukan secara terprogram, terpadu, dan terarah (terfokus) khususnya pada
pemenuhan standar nasional pendidikan.
2. Dimensi-dimensi pembinaan yang masih kurang efektif, baik dalam administrasi
maupun dalam implementasi hendaknya menjadi agenda utama

dalam pembinaan selanjutnya.


3. Para guru hendaknya terus mengoptimalkan peran dan fungsi MGMP di tiap
gugus sekolah atau tingkat kabupaten sehingga melahirkan beragam inovasi
yang lebih berguna bagi proses belajar mengajar.
4. Pengawas, Kepala Sekolah, dan guru hendaknya tetap menjalin kemitraan
secara sinergis dengan tetap menghargai tugas pokok dan fungsi masing- masin
BAB VI

PENUTUP

Uraian sebelumnya menunjukkan betapa besarnya peranan pengawas dalam


mewujudkan keberasilan sekolah. Pengawas hendaknya menjadi konsultan
pendidikan yang senantiasa menjadi pendamping bagi guru dan kepala sekolah
dalam meningkatkan mutu pendidikan. Bahkan pengawas harus menjadi agen dan
pelopor dalam inovasi pendidikan di sekolah. Dalam konteks ini, maka mutu
pendidikan di sekolah banyak bergantung kepada kemampuan profesional pengawas
sekolah.

Oleh karena itu kinerja pengawas salah satunya dapat dilihat dari kemajuan-
kemajuan yang dicapai oleh sekolah binaannya. Misalnya adanya peningkatan
kinerja kepala sekolah, kebanggaan para kepala sekolah dan guru-guru terhadap
proses, hasil pengawasan dan performance pengawas; manfaat langsung yang
diperoleh sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah; peningkatan kinerja guru
dalam meningkatkan mutu pembelajaran, dan peningkatan rata-rata prestasi belajar
siswa.
Semoga kegiatan kepengawasan pada semester 1 periode Oktober-Desember

tahun pelajaran 2020/2021 ini dapat digunakan untuk merangcang dan memperbaiki
program dan pelaksanaan pengawasan pada periode selanjutnya. Amien.

Pendopo , Desember 2020


Mengetahui/ menyetujui; Kepala Madrasah
Kepala kasi penmad

MASCIK BN

Anda mungkin juga menyukai