Anda di halaman 1dari 10

Nama : Nayla Maghfirah

Nim : 200206081
No Absen : 06

PENDAHULUAN

A. Pengertian Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan


Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah adalah suatu
kesatuan unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses terpadu yang
mengatur segala kegiatan untuk meningkatkan mutu Pendidikan Dasar dan Menengah
secara sistematis, terencana dan berkelanjutan

B. Tujuan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan


Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah bertujuan menjamin
pemenuhan standar pada satuan pendidikan dasar dan menengah secara sistemik,
holistik, dan berkelanjutan, sehingga tumbuh dan berkembang budaya mutu pada
satuan pendidikan secara mandiri.

C. Fungsi Siatem Penjaminan Mutu Pendidikan


Sistem penjaminan mutu pendidikan berfungsi sebagai pengendali
penyelenggaraan pendidikan oleh satuan pendidikan untuk mewujudkan pendidikan
yang bermutu.

KOMPONEN YANG MEMPENGARUHI SISTEM PENJAMINAN MUTU


PENDIDIKAN

A. Lembaga Penjaminan Mutu (LPM)


LPM adalah unsur pelaksana sistem penjaminan mutu perguruan tinggi
dipimpin oleh seorang koordinator yang bertanggung jawab langsung kepada Rektor
dengan berkoordinasi dengan Wakil Rektor. LPM mempunyai tugas pokok
merencanakan, melaksanakan, memonitor, mengevaluasi dan melaporkan
pelaksanakan sistem penjaminan mutu perguruan tinggi dalam hal ini Universitas
Muhammadiyah Sukabumi( UMMI) .

B. Kompetensi Sumber Daya


Kompetensi Sumber Daya adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki
seseorang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan
dalam pelaksanaan tugas jabatanya dalam lingkungan pekerjaanya. Tingkat
kompetensi dibutuhkan agar dapat mengetahui tingkat kinerja yang diharapkan untuk
kategori baik atau rata-rata.

C. Manajemen Lembaga Keuangan


Setiap organisasi selalu membutuhkan manajemen, karena tanpa manajemen
yang efektif, tidak mungkin akan memperoleh hasil yang memuaskan dalam waktu
yang cukup lama. Tercapainya suatu tujuan organisasi pada umumnya tergantung
kepada kemampuan para manajernya.
Lembaga keuangan dapat dimanfaatkan untuk pengalihan aset, di mana
lembaga akan melakukan pengalihan aset dengan cara meminjamkan dana dari
tabungan masyarakat kepada pihak lain untuk dikelola dalam masa waktu tertentu.

D. Komitmen Penjaminan Mutu


Dalam membangun Pendidikan yang handal, salah satu persyaratan utama
adalah komitmen dari segenap jajaran manajemen

ACUAN MUTU PENDIDIKAN

A. Standar Isi
Standar isi pendidikan adalah mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi
untuk
mencapai kompetensi lulusan dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi memuat
krangka dasar
dan struktur kurikulum,beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan,dan
kalender
pendidikan/akademik.
B. Standar Proses
Standar proses ini berkaitan dengan proses pelaksanaan pembelajaran di
masing-masing jenjang pendidikan. Dalam menyelenggarakan proses pembelajaran,
setiap instansi pendidikan harus melakukannya dengan interaktif, inspiratif,
menyenangkan, dan partisipatif atau mengikutsertakan peserta didik dalam proses
pembelajaran.
C. Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan. Standar ini berkaitan erat dengan kriteria
kemampuan lulusan suatu instansi pendidikan. Setiap peserta didik yang lulus dari
suatu jenjang pendidikan diharapkan memiliki kemampuan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang memadai dan sesuai dengan standar yang berlaku.
D. Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Standar pendidik dan tenaga kependidikan. Pendidik adalah tenaga
kependidikan yang bertugas untuk mendidik, membimbing, mengajar, menilai para
peserta didik. Sedangkan tenaga kependidikan adalah semua orang yang terlibat
dalam suatu instansi pendidikan, mulai dari kepala sekolah, tenaga laboratorium,
tenaga administrasi dan tata usaha, pustakawan, pengawas sekolah, dan sebagainya.
E. Standar Sarana dan Prasarana
Demi berlangsungnya proses pembelajaran, setiap instansi pendidikan perlu
memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang proses pembelajaran
yang berkelanjutan, teratur, dan juga nyaman. Dalam standar ini, diatur mengenai
sarana dan prasarana yang wajib dimiliki oleh setiap satuan pendidikan. Sarana
pendidikan yang wajib dimiliki meliputi perabot, peralatan pendidikan, media
pendidikan, buku atau sumber belajar lainnya, perlengkapan habis pakai, dan
perlengkapan lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang proses pembelajaran.
F. Standar Pengelolaan
Standar Pengelolaan (SPl), dalam satuan pendidikan dilakukan oleh manajemen
memiliki kewenangan untuk mengelola sekolah sedemikian rupa.
G. Standar Pembiayaan
Standar Pembiayaan (SPb), yang dilakukan dalam manajemen sekolah sesuai
dengan standar nasional pendidikan terdiri atas biaya investasi bantuan pendidikan,
biaya personal biaya operasional satuan pendidikan.
H. Standar Penilaian
Standar Penilaian Pendidikan (SPP), yang dilakukan di sekolah dasar mengacu
pada sistem penilaian berkelanjutan yang dikembangkan oleh tim jaringan kurikulum.
Standar penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar terdiri atas: penilaian
hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dan
penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Standar penilaian pendidikan yang dilakukan
di SD dilakukan melalui penilaian tertulis, lisan dan praktek.

PROSES IMPLEMENTASI SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

A. Perencanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan


Perencanaan atau planning merupakan fungsi pertama dalam manajemen mutu.
Dalam perencanaan, ditetapkan terlebih dulu apa yang akan dikerjakan, bagaimana
mengerjakannya, siapa yang mengerjakannya. Dengan perencanaan dapat
menentukan kerangka tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Di
sini dikaji kekuatan dan kelemahan, menentukan kesempatan dan ancaman,
menentukan strategi, kebijakan dan program prioritas.

B. Pengorganisasian Impelementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan


Perhatian terhadap penjaminan mutu telah menjadi isu penting di hampir
seluruh organisasi baik organisasi yang berorientasi laba maupun organisasi nirlaba,
baik sektor swasta maupun sektor publik, baik organisasi penghasil barang maupun
penghasil jasa. Sektor pendidikan yang merupakan sektor publik adalah salah satu
lembaga yang dituntut untuk menempatkan mutu sebagai perhatian utama karena
pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas pula.

C. Pelaksanaan Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan


Pelaksanaan program merupakan fungsi kedua dalam siklus manajemen mutu
terpadu. Pelaksanaan yang tidak sesuai rencana sama buruknya dengan rencana yang
tidak dilaksanakan. Pelaksanaan merupakan siklus lanjutan setelah perencanaan
matang. Dalam pelaksanaan dipertimbangkan bagaimana pekerjaan diatur.
Pelaksanaan yang mengacu pada TQM memegang prinsip zero defects (tidak ada
kesalahan). Artinya suatu perbuatan dimulai dari start yang benar. Sejak awal proses
sudah dilakukan dengan cara yang benar. Hal ini untuk menghindarkan pemborosan
baik biaya, waktu, maupun tenaga dengan adanya pengulangan proses. Seorang
pemimpin pada hakikatnya adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk
mempengaruhi prilaku orang lain dalam kerjanya.
Pelaksanaan system penjaminan mutu memiliki Langkah-langkah berikut :
a. Menganalisis kebutuhan Penerapan penjaminan mutu sekolah
b. Visi,Misi, dan Tujuan.
c. Sumber Daya Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

D. Pengendalian Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan


Pengendalian pelaksanaan Standar dalam SPMP (Standar Dikti) merupakan
tindak lanjut atas berbagai temuan (findings) yang diperoleh dari Tahap Evaluasi
Pelaksanaan Standar dalam SPMP (Standar Dikti). Jika temuan (findings)
menunjukkan bahwa pelaksanaan isi. Standar dalam SPMP (Standar Dikti) telah
sesuai dengan apa yang telah dicantumkan di dalam Standar dalam SPMI (Standar
Dikti), maka langkah pengendaliannya berupa upaya agar pencapaian tersebut tetap
dapat dipertahankan. Namun, jika temuan (findings) menunjukkan sebaliknya, maka
harus dilakukan tindakan koreksi atau perbaikan untuk memastikan agar isi Standar
dalam SPMP (Standar Dikti) yang telah ditetapkan dapat terpenuhi.

E. Monitoring dan Evaluasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan


Sistem monitoring dan evaluasi dibuat menggunakan sebuah framework PHP
Laravel dengan metode pengembangan perangkat lunak Rapid Aplication
Development (RAD) dengan demikian pendekatan konstruksi berbasis komponen
untuk proses pengembangan yang lebih cepat serta lebih fleksibel dalam perubahan
desain sistem di tengah proses. Hasilnya, sistem dibangun secara terintegrasi dan
digunakan untuk pengelolaan SPMP.

F. Pengembangan Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan


Implementasi penjaminan dan pengembangan mutu pendidikan hingga saat ini
masih menghadapi berbagai macam permasalahan antara lain: (1) belum
tersosialisasikannya secara utuh Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan mutu
pendidikan; (2) pelaksanaan penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan masih
terbatas pada pemantauan komponen mutu di satuan pendidikan; (3) pemetaan mutu
masih dalam bentuk pendataan pencapaian mutu pendidikan yang belum terpadu dari
berbagai penyelenggara pendidikan; dan (4) tindak lanjut hasil pendataan mutu
pendidikan yang belum terkoordinir dari para penyelenggara dan pelaksana
pendidikan pada berbagai tingkatan.

SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

1. Sistem Penjaminan Mutu Internal

A.Pengertian sistem penjaminan mutu internal


Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) adalah kegiatan sistem penjaminan
mutu pendidikan tinggi oleh setiap perguruan tinggi secara otonom untuk
mengendalikan dan meningkatkan penyelenggaraan pendidikan secaraberencana dan
berkelanjutan. Pelaksanaan SPMI di perguruan tinggi menjadi suatu keharusandalam
rangka penigkatan kualitas dan perwujudan tujuan dari perguruan tinggi.

B.Prinsip Sistem Penjaminan Mutu Internal


1. Mandiri yaitu; SPMI dikembangkan dan diimplementasikan secara mandiri
olehsetiap satuan pendidikan.
2 Terstandar yaitu; SPMI menggunakan Standar Nasional Pendidikan yang
ditetapkan oleh Mendikbud dan Standar yang ditetapkan oleh satuan pendidikan bagi
satuan pendidikan yang telah memenuhi SNP.
3. Akurat yaitu; SPMI menggunakan data dan informasi yang akurat.
4. Sistemik dan berkelanjutan yaitu; SPMI diimplementasikan dengan
menggunakan 5(lima) langkah penjaminan mutu yaitu pemetaan mutu, penyusunan
rencana peningkatan mutu, pelaksanaan pemenuhan mutu, audit/evaluasi pemenuhan
mutu, dan penetapan standar baru yang dilaksanakan secara berkelanjutan membentuk
suatu siklus.
5. Holistik yaitu; SPMI dilaksanakan terhadap keseluruhan unsur dalam
satuanpendidikan yang meliputi organisasi, kebijakan, dan proses-proses yang terkait.
6. Terdokumentasi yaitu; Seluruh aktivitas dalam pelaksanaan SPMI
terdokumentasidengan baik dalam berbagai dokumen mutu.

C. Tujuan dan Cakupan Sistem Penjaminan Mutu Internal


 Penerapan sistem penjaminan mutu di satuan pendidikan dasar dan menengah
bertujuan untuk memastikan bahwa keseluruhan unsur yang meliputi organisasi,
kebijakan, dan proses- proses yang terkait di satuan pendidikan dapat berjalan
sesuai dengan standar yang ditetapkan untuk menjamin terwujudnya budaya mutu
di satuan pendidikan.
 Sistem penjaminan mutu internal pendidikan dasar dan menengah ini
mencakup seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan
berbagai sumberdaya untuk mencapai Standar Nasional Pendidikan. SPMI
ditetapkan oleh satuan pendidikan dan dituangkan dalam pedoman pengelolaan
satuan pendidikan serta disosialisasikan kepada pemangku kepentingan satuan
pendidikan.

D. Siklus Sistem Penjaminan Mutu Internal


Siklus penjaminan mutu yang akan dilaksnakan oleh satuan pendidikan terdiri
dari 5 tahapan yaitu penetapan standar mutu, pemetaan mutu, penyusunan rencana
pemenuhan, pelaksanaan pemenuhan dan evaluasi/audit mutu.

E. Faktor dan Indikator yang Mempengaruhi Penjaminan Mutu Internal


Indikator dan Faktor Penentu Keberhasilan
a. Indikator keberhasilan
1). Indikator keluaran, 2). Indikator Hasil, 3). Indikator Dampak
b. Faktor Penentu dalam Implementasi SPMI
1). Komitmen manajemen dan kepemimpinan, 2). Perbaikan yang berkelanjutan, 3).
Berorientasi pada kepuasan pengguna layanan secara menyeluruh, 4). Keterlibatan
aktif warga sekolah, 5) Pengambilan keputusan berdasarkan data. 6) Mengutamakan
proses
F. Organisasi Sistem Penjaminan Mutu Internal
Pada prinsipnya, terdapat 3 model pengorganisasian yang dapat dipilih oleh
perguruan tinggi dalam mengimplementasi SPMI, yakni:
(a). Membentuk unit khusus SPMI;
(b). Mengintegrasikan implementasi SPMI ke dalam manajemen perguruan tinggi;
atau (c). Mengombinasikan model a dan b. a.

G. Dokumen Sistem Penjaminan Mutu Internal


a. Dokumen Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal
b. Dokumen Manual Sistem Penjaminan Mutu Internal
c. Dokumen Standar Sistem Penjaminan Mutu Internal
d. Dokumen Formulir Sistem Penjaminan Mutu Internal

H. Bagan Organisasi Sistem Penjaminan Mutu Internal


Penjaminan mutu UEU dilakukan baik pada bidang akademik (pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat) maupun pada bidang non akademik
(administrasi dan manajemen perguruan tinggi). Oleh karena itu organisasi mutu
harus disesuaikan dengan ruang lingkup tersebut.

2. Sistem Penjaminan Mutu Eksternal

A. Pengertian sistem penjaminan mutu eksternal


Sistem penjaminan mutu eksternal adalah sistem penjaminan mutu yang
dilaksanakan oleh unit di luar satuan pendidikan.
Sistem penjaminan mutu eksternal pendidikan dasar dan menengah yang selanjutnya
disingkat SPME-Dikdasmen, adalah suatu kesatuan unsur yang terdiri atas organisasi,
kebijakan, dan proses yang terkait untuk melakukan fasilitasi dan penilaian melalui
akreditasi untuk menentukan kelayakan dan tingkat pencapaian mutu satuan
Pendidikan Dasar dan PendidikanMenengah dan/atau program keahlian.

B. Tujuan dan Fungsi Sistem Penjaminan Mutu Eksternal


Tujuan SPME adalah memastikan sistem penjaminan mutu internal serta
proses peningkatan mutu di satuan pendidikan dapat berjalan dengan baik.
Sedangkan fungsinya adalah untuk memantau, memfasilitasi, mengevaluasi
pemenuhan standar nasional di satuan pendidikan; mengevaluasi dan menge
mbangkan standar; serta menetapkan akreditasi satuan pendidikan.

C. Prinsip Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan


SPME atau akreditasi program studi danatau perguruan tinggi dilakukan
berdasarkan prinsip:
1. Independen Proses SPME atau akreditasi dan pengambilan keputusannya dilakukan
secara mandiri, bebas dari pengaruh dan kepentingan pihak manapun.
2. Akurat Proses SPME atau akreditasi dan pengambilan keputusannya didasarkan
pada data dan informasi yang jelas, benar, tepat, dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Obyektif Proses SPME atau akreditasi dan pengambilan keputusannya bebas dari
pengaruh kepentingan subjektif dan berdasarkan data serta informasi faktual yang
tersedia.
4. Transparan Proses SPME atau akreditasi dan pengambilan keputusannya dilakukan
berdasarkan standar dan mekanisme yang diketahui dan dapat diakses oleh asesor
maupun program studi danatau perguruan tinggi yang dinilai kelayakannya.
5. Akuntabel Proses SPME atau akreditasi dan pengambilan keputusannya dapat
dipertanggung- jawabkan kepada pemangku kepentingan.

D. Siklus Penjaminan Mutu Exsternal


 Pemetaan mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan berdasarkan
Standar Nasional Pendidikan;
 Perencanaan peningkatan mutu yang dituangkan dalam Rencana
 Strategis Pembangunan Pendidikan;
 Fasilitasi pemenuhan mutu di seluruh satuan pendidikan; Monitoring
 dan evaluasi terhadap proses pelaksanaan pemenuhan mutu;
 Fasilitasi peningkatan mutu secara berkelanjutan

F. Tugas dan wewenang Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan


a.Melakukan pembinaan, pembimbingan, pendampingan, dan supervisi terhadap
satuan pendidikan dalam pengembangan SPMI Dikdasmen;
b.Memetakan mutu pendidikan dan pelaksanaan SPMIM Dikdasmen
berdasarkan data dan informasi dalam sistem informasi mutu pendidikan di tingkat
provinsi dan kabupaten/kota;
c.Melakukan pembinaan, pembimbingan, pendampingan, dan supervisi
terhadap SDM pemerintah daerah dalam pengembangan SPMI dan SPME;
d.Menyusun laporan rekomendasi strategi peningkatan mutu pendidikan di
tingkat provinsi dan kabupaten/kota kepada Dirjen Dikdasmen
berdasarkan pemetaan mutu pendidikan di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota sesuai kewenangan dan wilayahnya; dan
e.Menyusun laporan rekomendasi strategi peningkatan mutu pendidikan di
tingkat provinsi dan kabupaten/kota kepada Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota.Fasilitasi oleh Pemerintah Provinsi
fasilitasi peningkatan mutu pendidikan oleh pemerintah provinsi dilaksanakan
oleh Dinas Pendidikan Provinsi dibantu oleh Tim Penjaminan Mutu Pendi
dikan Provinsi sesuai kewenangan dan wilayah masing masing. Berikut Pembagian
tugas dan wewenang dalam fasilitasi peningkatan mutu oleh pemerintah provinsi:
SISTEM PEMETAAN MUTU PENDIDIKAN

A. Tujuan Pemetaan Mutu Pendidikan


Tujuan dari pemetaan mutu itu sendiri adalah sebagai suatu kesatuan unsur
yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses yang terkait untuk melakukan
pengumpulan, pengolahan, analisis data dan informasi tentang capaian pemenuhan
standar nasional pendidikan pada satuan pendidikan, kemudian tujuan dari evaluasi
program sekolah itu sendiri adalah untuk mengetahui pencapaian tujuan program yang
telah dilaksanakan,

B.Ruang Lingkup Pemetaan Mutu Pendidikan


Pelaksanaan penjaminan mutu oleh satuan pendidikan bertujuan untuk
memastikan bahwa keseluruhan unsur yang meliputi organisasi, kebijakan, dan proses
yang terkait pada satuan pendidikan dapat berjalan sesuai dengan standar yang
ditetapkan untuk menjamin terwujudnya budaya mutu di satuan pendidikan. Acuan
utama sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah adalah Standar
Nasional Pendidikan (SNP) yang ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP). SNP adalah standar minimal yang ditetapkan
pemerintah dalam bidang pendidikan yang harus dipenuhi oleh satuan pendidikan dan
semua pemangku kepentingan dalam mengelola dan menyelenggarakan Pendidikan.

C.Mekanisme Pemetaan Mutu Pendidikan


Mekanisme Pemetaan Mutu Pendidikan Pemetaan merupakan agenda rutin
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan
Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP). Pada tahun 2014, agenda Pemetaan
Mutu Pendidikan akan dilaksanakan melalui 5 mekanisme, yakni : (1) NUPTK, (2)
EDS, (3) PK Guru, (4) Penilaian Kinerja Kepala Sekolah dan (5) Tata Kelola
Pengawas.

D.Pengembangan Peta Mutu


Pengembangan peta mutu Peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan ini
merupakan tanggung jawab dari setiap komponen di satuan pendidikan.

E. Pemanfataan Peta Mutu


Melakukan analisis terhadap profil mutu dan mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan sekolah atas berbagai aspek standar nasional Tetapi seringkali sekolah
kesulitan memberikan data yang lengkap jika ditanyakan tentang seberapa capaian
sekolah jika dihubungkan dengan pemenuhan mutu 8 SNP tersebut padahal seringkali
sekolah mengisi berbagai instrumen baik dari dinas pendidikan atau kementerian.

SISTEM INFORMASI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

A.Pengertian, Tujuan, Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Penajaminan Mutu


Pendidikan
•Pengertian SIM
Menurut (Agustiandra & Sabandi, 2019) Moeljodiharrjo dalam Sutabri (2005)
Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah suatu metode untuk menghasilkan
informasi yang tepat waktu bagi manajemen tentang lingkungan luar organisasi,
dengan tujuan untuk menunjang proses pengambilan keputusan serta memperbaiki
proses perencanaan dan pengawasan.

• Tujuan SIM
Menurut (Lukman Ahmad, 2018) tujuan dibentuknya Sistem Informasi
Manaejemn adalah supaya organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam
pembuatan keputusan manajemen, baik yang menyangkut keputusan-keputusan rutin
maupun keputusan-keputusan yang strategis.

•Fungsi SIM
Sistem penjaminan mutu pendidikan berfungsi sebagai pengendali
penyelenggaraan pendidikan oleh satuan pendidikan untuk mewujudkan pendidikan
yang bermutu

•Manfaat SIM Sistem Informasi Manajemen (SIM)


Ada beberapa manfaat sistem informasi manajemen antara lain sebagai berikut:
a) Dapat meningkatkan aksebilitas data yang disajikan secara akurat dan tepat.
b) DapatMemudahkanpihakmanajemenuntukmelakukanpengawasan.
c) Dapat Meningkatkan kualitas sumber daya manausia
d) DapatMeningkatkanproduktivitasbagiperusahaan
e) Dapat Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan
sistem informasi secara kritis.
f) Dapat Mengidentifikasi kebutuhankebutuhan akan terampilan pendukung sistem
informasi. (g) DapatMengembangkanprosesperencanaanyangefektif.

B. Jenis data dan informasi dalam Sistem Informasi Penjaminan Mutu


Pendidikan
(a). Data hasil pemetaan mutu berbasis standar nasional pendidikan, (b). Data
akreditasi dari Badan Akreditasi Sekolah/Madrasah, (c).Data ujian nasional, (d).
Data Pokok Pendidikan, (e).Data capaian standar pelayanan minimal pendidikan
dasar dan menengah, (f). Data hasil uji kompetensi guru dan tenaga kependidikan,
dan penilaian kinerja guru dan tenaga kependidikan, (g). Data hasil evaluasi oleh
pengawas; dan (h). Data-data lain yang relevan.

C. Metode Pengumpulan Data


Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan pada Lembaga
Penjamin Mutu Pendidikan Jawa Tengah. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
teknik pengumpulan data dengan cara melakukan studi dokumen, wawancara, dan
survey kuesioner.
D. Tata Cara Pengumpulan Data
Data primer dalam kajian ini dilakukan melalui penyusunan kuesioner dan FGD
dengan pemangku kepentingan di sekolah dan dinas pendidikan di daerah. Kuesioner
untuk mengetahui informasi tentang faktor-faktor penunjang dan penghambat
terhadap pelaksanaan SPMP. Pengambilan sampel untuk pengumpulan data primer
dilakukan secara purposive. Sampel dari kajian ini diambil pada sekolah- sekolah
model yang sudah melaksanakan SPMI dengan pertimbangan bahwa sekolah model
yang melaksanakan SPMI dapat memberikan informasi terhadap implementasi SPMI
dan ketercapaian SNP.

E. Penjaminan Mutu Pendidikan dari Negara Lain


America: Departemen Pendidikan di Amerika Serikat memiliki standar
penjaminan mutu sekolah dan akreditasi Penjaminan mutu pendidikan dan akreditasi
merupakan proses yang digunakan dalam pendidikan untuk memastikan bahwa
sekolah dasar, lembaga pendidikan menengah, dan penyedia pendidikan lainnya
memenuhi dan 30 mempertahankan standar minimum kualitas serta integritas
mengenai administrasi sekolah, akademisi maupun layanan lainnya.

F. Tantangan implementasi sistem penjaminan mutu Pendidikan


Dari begitu banyak problem/ kendala implementasi SPMI diantarannya adalah
sbb:
 Lemahnya komitmen dari otoritas institusi pendidikan (PT, Sekolah dan
Madrasah)
 Lemahnya dasar hukum untuk menjamin legalitas pelaksanaan SPMI-PT &
SPMP Sekolah /Madrasah.
 Gaya kepemimpinan yang kurang optimal
 Keterbatasan jumlah dan kompetensi SDM pada PT/ Sekolah yang paham tentang
SPMI secara utuh dan benar.
 Ketidak-pedulian dari para pemangku kepentingan internal tentang pentingnya
budaya mutu dalam penyelenggaraan pendidikan.
 Budaya penolakan (resistance) yang kuat terhadap setiap perubahan, termasuk
perubahan ke arah perbaikan mutu, dari pejabat struktural, dosen, guru maupun
tenaga kependidikan.
 Kelemahan dalam sosialisasi terhadap seluruh pemangku kepentingan, termasuk
juga kesalahan strategi pengelolaan organisasi.
 Sikap dan pendapat bahwa tanggungjawab untuk menjamin, meningkatkan, dan
 membudayakan mutu hanya terletak pada Pimpinan atau para pejabat struktural,
dan bukan pada setiap individu yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan
tinggi.
 Kelemahan dalam merumuskan isi kebijakan, standar dan manual SPMI,
termasuk kelemahan dalam perumusan indikator Sasaran keberhasilan yang
terukur.
 Ketidak-siapan sarana dan prasarana di bidang teknologi informasi.

Anda mungkin juga menyukai