Anda di halaman 1dari 9

UJIAN TENGAH SEMESTER

Mata Kuliah : Model Pembinaan & Supervisi Pembelajaran


Dosen : Prof. Dr. Hj. Sedarmayanti, M.Pd.
Sifat : Take Home Exam

NAMA : OKTA ANITA POUW


NPM : 1211211002

Baca secara cermat pertanyaan berikut, dan jawab secara singkat, jelas, lengkap dan
sistematis.

1. a. Jelaskan tentang arti dan pentingnya Supervisi.


b. Bagaimana sebaiknya Supervisi dilaksanakan.

2. Jelaskan apa yang Saudara ketahui tentang Indikator Keberhasilan Supervisi.


Bagaimana kenyataan di sekolah tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian
indikator termaksud.

3. Bagaimana sebaiknya mengadakan pengembangan profesi Pengawas Sekolah, jelaskan.

4. Jelaskan bagaimana seharusnya mengadakan pembinaan satuan pendidikan bidang


manajerial dan akademik di masa kini/sekarang.

5. Setelah Saudara banyak membaca artikel yang terkait “Model Pembinaan & Supervisi
Pembelajaran”, manfaat apa yang Saudara rasakan, dan utarakan judul dan kesimpulan
artikel tersebut

JAWABAN
1) a. Secara konseptual, supervisi bermakna pada usaha seorang supervisor untuk
mencapai hasil yang diinginkan dengan mendayagunakn bakat/kemampuan alami manusia,
dan sumber-sumber yang dapat memfasilitasinya, dengan menekankan pada 3 pemberian
tekanan dan perhatian yang sebesar-besarnyanya terhadap bakat alami manusia.(Sola,
2018) Supervisi pendidikan berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, serta sosial ekonomi dan budaya masyarakat. Supervisi lebih didominasi oleh
supervisor dalam bentuk kolaborasi antara supervisor dan guru. Supervisor dan guru
bekerjasama dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, dan juga untuk membantuguru
agar selalu meningkatkan kompetensinya.(Sabandi, 2013) . Tujuan dari supervisi pendidikan
adalah memberikan layanan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas agar
kualitas belajar siswa di kelas juga meningkat. Menurut (Sutarjo, 2014) secara operasional
dapat dikemukakan beberapa peran konkrit dan supervisi pendidikan, yaitu:
a. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan.
b. Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid-murid.
c. Membantu guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar.
d. Membantu guru dalam rnenggunakan metode-metode dan alat-alat pelajaran modern.
e. Membantu guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid-murid.
f. Membantu guru dalam hal menilai kemajuan murid-murid dan hasil pekerjaan guru itu
sendiri.
g. Membantu guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru dalam rangka
pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka.

b. Hal-hal pokok yang perlu mendapat perhatian supervisor dalam melaksanakan kegiatan
supervisi adalah: 1) Supervisi hendaknya dilakukan pada awal dan akhir catur wulan 2)
Supervisor bukan mencari-cari kesalahan orang yang disupervisi atau mengguruinya, akan
tetapi dalam rangka penilaian dan pembinaan 3) Segi-segi yang disupervisi mencakup dua
hal pokok, yaitu teknis edukatif dan administrative 4) Trampil menggunakan dan
mengembangkan instrument supervise pendidikan. 5) Karena supervisi bersifat pembinaan,
maka setiap supervisor hendaknya memiliki kemampuan professional sebagai Pembina 6)
Menguasai substansi materi yang akan disupervisi, khususnya kurikulum, KBM dan evaluasi
7) Supervisi hendaknya dilakukan secara berkesinambungan 8) Agar pelaksanaan supervisi
berhasil dengan baik, maka prinsip kemitraan kerja dengan unsure-unsur yang
disupervisikan menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Ada tiga hal penting yang
direncanakan dalam pengawasan proses pembelajaran. Ketiga hal itu adalah pemantauan,
supervisi, dan evaluasi. Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan hal-hal yang direncanakan
dan dilakukan dalam ketiga kegiatan itu. Perencanaan pemantauan direalisasikan dalam
bentuk tindakan pemantauan. Tindakan pemantauan dilaksanakan sesuai dengan yang
direncanakan. Cara, tekhnik, prosedur, dan instrument yang digunakan mengacu kepada
program atau rencana yang dibuat. pemantauan akan dapat dikendalikan dan diukur.
Produknya atau hasilnya adalah data atau informasi dalam bentuk dokumen, rekaman, atau
catatan. Jadi, pada dasarnya memantau adalah melaksanakan program pemantauan untuk
mengumpulkan informasi atau data yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran kondisi
ril proses pembelajaran pada satuan pendidikan. Pelaksanaan pengawasan yang kedua
adalah supervisi. Supervisi adalah upaya untuk membantu pendidik memperbaiki dan
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Pelakasanaan supervisi terkait dengan
hasil pemantauan. Jika hasil pemantauan menggambarkan kondisi yang kurang atau belum
baik, maka supervisi ditetapkan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran.
Pelaksanaan supervisi tentu saja mengacu kepada program supervisi yang telah disusun.
Dengan demikian, tindakan-tindakan dalam supervisi akan terlihat sebagai tindakan dan
terukur secara standar. Hasil kegiatan supervisi adalah terjadinya perbaikan atau
peningkatan. Perbaikan dan peningkatan akan terlihat pada kompetensi pendidik yang
bermuara kepada proses dan hasil. Hasil supervisi akan terlihat pada kemampuan atau
kompetensi pendidik dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses/hasil
pembelajaran. Tolak ukur keberhasilan supervisi berada pada ketiga tataran kegiatan itu
yakni kemampuan pendidik, dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses/hasil
pembelajaran. Jadi, pada dasarnya hasil supervisi akan terlihat pada proses dan hasil. Proses
dapat diamati pada aktifitas pendidik dan hasil pada produk kerjanya. Pelaksanaan
pengawasan ketiga adalah evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap kompetensi pendidik dalam
merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses/hasil belajar. Evaluasi dikaitkan dengan
standar nasional pendidikan yakni standar proses dan kompetensi pendidik. Standar proses
diatur dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007. Apakah
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses/ hasil pembelajaran telah memenuhi
tuntutan standar proses, jika sudah berarti kompetensi pendidik telah terevaluasi dengan
benar dan tepat. Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa pelaksanaan pengawasan proses
pembelajaran merupakan rangkaian dalam bentuk siklus atau putaran. Pemantauan
dilakukan untuk mengumpulkan informasi atau data. Informasi atau data memperlihatakan
gambaran nyata proses pembelajaran. Dari gambaran nyata itu dilakukan supervisi dalam
bentuk perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran. Hasil supervisi, kemudian
dievaluasi, dilihat dengan patron standar yakni standar proses dan standar kompetensi
pendidik. Secara kegiatan pengawasan yang berlangsung pada satu periode, ditandai dengan
penyusunan program sampai kepada tindak lanjut. Di dalamnya akan ada penilaian,
pembinaan, pemantauan, analisis hasil, evaluasi, dan pelaporan.

1. Indikator keberhasilan Supervisi:


a. Sekolah mampu dan berkomitmen untuk menerapkan sistem penjaminan mutu
pendidikan. Namun demikian kenyataan di lapangan justru sebaliknya, ada beberapa
guru yang tidak mendukung setiap program penjaminan mutu.
b. Sekolah memiliki tim penjaminan mutu pendidikan. Setiap sekolah pasti memiliki tim
penjaminan mutu, tim tersebut perlu mendapat dukungan dari semua warga
sekolahnagar penjaminan mutu dapat tercapai. Namun yang terjadi justru sebaliknya
sehingga sering kali kita menemukan kegagalan dalam penerapan system penjaminan
mutu sekolah.
c. Sekolah meningkatkan mutu secara berkelanjutan dan terukur sesuai SNP.
d. Sekolah memiliki budaya mutu. Budaya mutu akan dimiliki sekolah jika system
penjaminan mutu Pendidikan berjalan dengan baik.

Pada Permenegpan nomor 21 tahun 2010 tentang jabatan fungsional pengawas sekolah,
pengembangan profesi didefinisikan sebagai:
Pengembangan profesi adalah kegiatan yang dirancang dalam rangka pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, sikap dan keterampilan untuk peningkatan profesionalisme maupun dalam
rangka menghasilkan sesuatu bermanfaat bagi pendidikan sekolah.
Kegiatan pengembangan profesi wajib dilakukan oleh semua pengawas sekolah. Mereka yang tidak
mampu mengumpulkan angka kredit pada kegiatan tersebut, dapat diartikan sebagai
ketidakmampuannya dalam mengembangkan profesinya. Akibatnya, kelayakan mereka sebagai
pejabat fungsional pengawas sekolah disangsikan. Dan berdasar pasal 34, yang bersangkutan dapat
dikenai sangsi pembebasan sementara dari jabatannya.
Permenegpan nomor 21 menjelaskan salah satu tugas pokok Pengawas Sekolah adalah penilaian,
pembimbingan dan pelatihan professional guru. Lebih rinci pada bab 3 Pasal 7 tertulis kewajiban
pengawas sekolah dalam melaksanakan tugas adalah:
a. menyusun program pengawasan, melaksanakan program pengawasan, melaksakan evaluasi hasil
pelaksanaan program pengawasan dan membimbing dan melatih profesional guru;
kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni;
Hal di atas menunjukkan bahwa membimbing dan melatih profesional guru serta melakukan
kegiatan pengembangan profesi untuk diri mereka sendiri, merupakan tupoksi pengawas sekolah.
Untuk itu, setiap kegiatan yang dilakukan berhak memperoleh dan dinilai angka kreditnya Di pasal
14, kegiatan di atas diuraikan secara rinci sebagai berikut:
Jenjang jabatan Macam kegiatan membimbing dan melatih profesional Guru
Pengawas Sekolah Muda • melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru
• mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional Guru.
Pengawas Sekolah Madya • melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan/atau
kepala sekolah;
• melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun program sekolah,
rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan
manajemen;
• mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesionalGuru dan/atau kepala sekolah; dan
• membimbing pengawas sekolah muda dalam melaksanakan tugas pokok.
Pengawas Sekolah Utama • menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan
kepala sekolah di KKG/MGMP/MGP dan/atau KKKS/MKKS dan sejenisnya;
• melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan kepala sekolah;
• melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun program sekolah,
rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan
manajemen;
• mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan kepala sekolah;
• membimbing pengawas sekolah muda dan pengawas sekolah madya dalam melaksanakan tugas
pokok;
• melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan kepala sekolah dalam
pelaksanaan penelitian tindakan.

 2. Macam Kegiatan Pengembangan Profesi Pengawas


Macam kegiatan pengembangan profesi, terdiri dari (a)menyusun karya tulis ilmiah; dan (b)
membuat karya inovatif.
Pada Lampiran Permenegpan nomor: 21 tahun 2010, macam kegiatan pengembangan profesi
pengawas yang berupa KARYA TULIS ILMIAH terdiri dari:
1. Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang pendidikan formal /pengawasan yang dipublikasikan,
yang dapat berupa
a. buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional
b. makalah ilmiah yang diketahui pimpinan unit
2. Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang pendidikan formal /pengawasan yang tidak
dipublikasikan, yang dapat berupa
a. buku
b. makalah ilmiah yang diketahui pimpinan unit
3. Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang pendidikan formal /pengawasan hasil gagasan sendiri
yang dipublikasikan, yang dapat berupa
a. buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional
b. makalah ilmiah yang diketahui pimpinan unit
4. Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang pendidikan formal /pengawasan hasil gagasan sendiri
yang tidak dipublikasikan, yang dapat berupa b. meningkatkan dan mengembangkan
a. buku
b. makalah ilmiah yang diketahui pimpinan unit
5. Menyampaikan prasaran berupa gagasan tinjauan dan atau ulasan ilmiah di bidang pendidikan
formal /pengawasan dalam pertemuan ilmiah
6. Membuat Menerjemahkan/menyadurkan buku di bidang pendidikan formal /pengawasan yang
dipublikasikan, yang dapat berupa
a. buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional
b. makalah ilmiah yang diketahui pimpinan unit
7. Membuat Menerjemahkan/menyadurkan buku di bidang pendidikan formal /pengawasan yang
dipublikasikan, yang dapat berupa
a. buku
b. makalah
Rincian tentang definisi, kerangka isi, bukti fisik yang diperlukan dalam pengajuan penilaian angka
kredit karya tulis ilmiah, tentunya akan tersaji secara rinci pada Petunjuk Teknis tentang hal
tersebut.

3) Macam Kegiatan Pengembangan Profesi Guru
Macam kegiatan pengembangan profesi bagi pengawas sekolah tentunya berbeda dengan kegiatan
pengembangan profesi guru.
Hal itu karena berbedanya tugas dan tanggung jawab di antara kedua profesi tersebut.
Permennegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru,
menyatakan bahwa pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan
kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk
meningkatkan profesionalitasnya. PKB merupakan salah satu komponen pada unsur utama yang
kegiatannya diberikan angka kredit.
Unsur kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terdiri dari tiga macam kegiatan,
yaitu:
Macam Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Yang meliputi...
1 Pengembangan Diri 1) mengikuti diklat fungsional
2) melaksanakan kegiatan kolektif guru
2 Publikasi Ilmiah a) membuat publikasi ilmiah atas hasil penelitian
b) membuat publikasi buku

3 Karya Inovatif a) menemukan teknologi tetap guna
b) menemukan/menciptakan karya seni
c) membuat/memodifikasi alat pelajaran
d) mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya
Ketiga macam kegiatan PKB tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut.

4. Publikasi Ilmiah pada Kegiatan PKB
Publikasi ilmiah terdiri dari tiga kelompok kegiatan, yakni:
1. presentasi pada forum ilmiah;
2. publikasi hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal; dan
3. publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan dan/atau pedoman guru.
Uraian dari masing-masing kegiatan di atas, adalah sebagai berikut.
1. Presentasi pada Forum Ilmiah
Definisi
Guru seringkali diundang untuk mengikuti pertemuan ilmiah. Tidak jarang, mereka juga diminta
untuk memberikan presentasi, baik sebagai pemrasaran atau pembahas pada pertemuan ilmiah
tersebut. Untuk keperluan itu, guru harus membuat prasaran ilmiah.
Prasaran ilmiah adalah sebuah tulisan ilmiah berbentuk makalah yang berisi ringkasan laporan hasil
penelitian, gagasan, ulasan, atau tinjauan ilmiah.
Untuk memperoleh angka kredit dalam kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan, maka isi
makalah haruslah mengenai permasalahan pada bidang pendidikan formal pada satuan
pendidikannya sesuai tugas guru yang bersangkutan.
Isi makalah di luar hal tersebut di atas, misalnya membahas hal-hal di luar bidang tugas guru,
bahasan terlalu umum, tidak berkaitan dengan tugas guru yang bersangkutan, tidak atau kurang
jelas kaitannya dengan permasalahan pendidikan/pembelajaran pada satuan pendidikan, serta
kurang menunjukkan kesesuaian dengan tugas pokok dan fungsi guru, tidak dapat diberikan angka
kredit.
Kerangka Isi
Kerangka isi makalah pada pertemuan ilmiah pada umumnya mengikuti ketentuan yang ditetapkan
panitia pertemuan ilmiah. Namun demikian, setidaknya makalah tersebut, mempunyai bagian-
bagian isi sebagai berikut.
Bagian Awal:
Memuat judul, keterangan tentang waktu pelaksanaan, tempat penyelenggaraan, dan pada kegiatan
apa pertemuan ilmiah tersebut dilakukan.
Bagian Isi:
a) sajian abstrak/ringkasan
b) paparan masalah utama berikut pembahasan masalah, dan
c) penutup.
Bagian Akhir:
Daftar Pustaka.

2. Publikasi Ilmiah Berupa Hasil Penelitian atau Gagasan Ilmu Bidang Pendidikan Formal
Karya tulis ilmiah guru dapat dipublikasikan dalam bentuk laporan hasil penelitian (misalnya laporan
Penelitian Tindakan Kelas) atau berupa tinjauan/gagasan ilmiah yang ditulis berdasar pada
pengalaman dan sesuai dengan tugas pokok serta fungsi guru.
Publikasi karya tulis ilmiah guru di atas, terdiri dari empat kelompok, yakni:
a) Laporan hasil penelitian.
b) Tinjauan ilmiah.
c) Tulisan ilmiah popular.
d) Artikel ilmiah.

4) Sebagai pimpinan di satuan pendidikan, kepala sekolah memiliki tanggung jawab serta peran
yang besar atas pengembangan satuan pendidikan dan meningkatkan mutu sekolah berdasarkan
delapan standar nasional pendidikan. Berdasarkan Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 pasal 15,
salah satu beban kerja Kepala Sekolah adalah melaksanakan tugas pokok manajerial.

Untuk mengoptimalisasi beban kerja kepala sekolah dalam hal manajerial, prinsip-prinsip dalam
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sangat cocok diimplementasikan karena sejalan dengan spirit
Merdeka Belajar yang digaungkan oleh Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim. Dengan prinsip
tersebut, sekolah memiliki otonomi dan fleksibilitas kepada sekolah dalam mengelola sumber daya
sekolah seoptimal mungkin. Lalu langkah apa saja dapat dilakukan oleh Kepala Satuan Pendidikan? 

1. Pengembangan struktur organisasi sekolah


Pengembangan struktur organisasi sekolah dapat dimulai dengan mencermati dan
melakukan reviu struktur organisasi sesuai dengan situasi dan kebutuhan sekolah.
Rencana reviu struktur organisasi sekolah kemudian diinformasikan kepada guru,
karyawan, dan komite sekolah. Struktur organisasi yang disetujui warga sekolah
ditetapkan dalam bentuk surat keputusan kepala sekolah lengkap dengan bagan dan
tupoksi dari setiap bagian. Struktur organisasi sekolah dicetak dan dipasang di
lingkungan sekolah. 
2. Pengembangan pengelolaan standar isi 
Setiap tahun pelajaran, sekolah harus melakukan reviu kurikulum sekolah.  Kurikulum
yang berlaku di sekolah harus memperhatikan regulasi untuk standar isi yang berlaku,
kalender pendidikan untuk tahun pelajaran baru, peraturan akademik sekolah yang
memungkinkan adanya reviu atau perubahan, KKM mata pelajaran dan sekolah, kriteria
kelulusan atau kenaikan kelas, serta rapor mutu pendidikan. Dalam mereviu kurikulum
sekolah sekolah membentuk tim pengembang kurikulum.
3. Pengembangan pengelolaan Rencana Kerja Sekolah (RKS) & Rencana Kegiatan
dan Anggaran Sekolah (RKAS)
Langkah penyusunan RKS dan RKAS sesuai dengan prinsip MBS adalah sekolah
membentuk tim penyusun RKS dan RKAS dan melakukan evaluasi diri.
Kemudian, draft RKS & RKAS disusun berdasarkan hasil evaluasi diri dan masukan dari
guru serta karyawan serta pengarahan dari kepala sekolah. Draft RKS & RKAS
kemudian dibahas bersama-sama oleh tim penyusun, tim manajemen BOS, dan tim
penyusun. Apabila telah disepakati, draft kemudian disahkan sebagai dokumen resmi
dan disosialisasikan kepada warga sekolah pada rapat awal tahun pelajaran. 
4. Pengembangan pengelolaan penilaian sikap
Contoh pelaksanaan penilaian sikap sosial dan religius dengan memperhatikan prinsip
MBS antara lain dengan menilai program infaq/sodaqoh yang bekerja sama dengan
BAZIS Kabupaten, program berbagi sembako untuk masyarakat sekitar, kegiatan doa
sebelum belajar, kegiatan shalat berjamaah, dan kegiatan membaca Al-Quran sebelum
belajar. 
5. Pengembangan pengelolaan OSIS
Strategi pengembangan pengelolaan OSIS dapat dilakukan oleh kepala sekolah dengan
cara memberikan perhatian, pembinaan, dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang
diinisiasi oleh OSIS. Selain itu, kepala sekolah juga dapat melibatkan perangkat
pengurus OSIS dalam kegiatan seperti kerja bakti sekolah, penataan taman sekolah,
pelaksanaan program sehat, dan sebagainya. 

6. Pengembangan pengelolaan sarana prasarana sekolah


Kepala sekolah dibantu wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana dapat melakukan
pengadaan sarana yang dibutuhkan sekolah dengan menganalisis kondisi terlebih
dahulu. Pengadaan dapat dilakukan sesuai dengan petunjuk teknis penggunaan dana
BOS melalui platform SIPLah. Barang hasil pengadaan selanjutnya diberi kode,
inventaris, dan dibuat surat pertanggungjawabannya.
7. Pengembangan pengelolaan lingkungan sekolah
Untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang asri, hijau, bersih, dan terawat, sekolah
dapat menempuh sejumlah cara. Komitmen kuat dari kepala sekolah untuk menciptakan
lingkungan yang bersih, asri, dan ndah yang tertuang jelas sebagai bagian dari RKS
merupakan fondasi utamanya. Selanjutnya, kepala sekolah dapat melibatkan seluruh
warga sekolah untuk menata lingkungans sekolah secara bertahap. Pihak sekolah juga
harus menanamkan rasa kepedulian warga sekolah terhadap lingkungan sekolah.
8. Pengembangan pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan
Pengembangan pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan dapat berfokus pada
peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan melalui supervisi rutin,
pelatihan peningkatan kompetensi berupa workshop atau inhouse training atau dengan
mengundang pemateri dari pihak eksternal. 
9. Pengembangan pengelolaan pembiayaan
Pengelolaan pembiayaan merupakan salah satu tugas penting dalam manajerial satuan
pendidikan. Pengelolaan pembiayaan harus dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
Secara umum,  hal tersebut bisa dicapai dengan menerapkan prinsip MBS antara lain
dengan mengembangkan tata kelola dana BOS dan penanggulangan kebutuhan
pembiayaan untuk kegiatan yang tidak dapat dibiayai oleh dana BOS Pusat. 
10. Pengembangan pengelolaan sekolah dengan melibatkan orang tua
Pelibatan orang tua peserta didik dalam berbagai program sekolah dapat merupakan
wujud penerapan prinsip MBS dalam pengelolaan manajerial sekolah. Sekolah dapat
membentuk paguyuban orang tua di setiap kelas dan melibatkan orang tua dalam
kepanitiaan acara. Hal ini dapat menumbuhkan rasa memiliki terhadap program-
program yang berjalan di sekolah.
11. Pengembangan pengelolaan sekolah sehat
Untuk menciptakan sekolah yang sehat, diperlukan pengelolaan program sekolah sehat.
Program sekolah sehat harus menjadi bagian dari visi sekolah. Sekolah juga dapat
membentuk tim pengembang implementasi sekolah sehat dan Kader Kesehatan Remaja
(KKR) serta menyiapkan ruang UKS serta ruang konsultasi kesehatan.
12. Pengembangan sekolah ramah anak
Suasana yang aman dan nyaman bagi seluruh warga sekolah merupakan hal penting
harus tercipta di lingkungan sekolah.  Hal tersebut dapat direalisasikan dengan
melakukan langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan tindak kekerasan di
lingkungan sekolah.

5
5)Setelah saya membaca artikel model pembinaan dan supervise pembelajaran saya jadi paham
betapa pentingnya supervise tersebut, dan bagaimana Langkah-langkah dalam melakukan supervisi.
Judul artikel “SUPERVISI AKADEMIK BERBASIS MONITORING DAN EVALUASI BAGI PEMBINAAN
PEDAGOGIK GURU”
Kesimpulannya adalah hasil akhir dari model supervisi akademik berbasis monitoring dan evaluasi
bagi pembinaan pedagogic guru bagi wali kelas yang terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, kinerja,
evaluasi dan tindak lanjut dikatakan berhasil. Rekomendasi pengembangan dari penelitian yang
telah dilakukan diantaranya: (1) Perlu penelitian lebih lanjut untuk menggunakan pengembangan
(research and development) untuk mengetahui bagaimana penerapan model supervisi yang
diterapkan di sekolah, menganalisis dan mengembangkan pengembangan model supervisi akademik
teknik monitoring dan evaluasi bagi pembinaan kompetensi pedagogik guru, mengevaluasi
penerapan model supervise akademik teknik monitoring dan evaluasi bagi pembinaan kompetensi
pedagogic guru, (2) Penelitian ini melalui 4 tahap, tahap 1 studi pendahuluan, tahap 2
pengembangan desain model supervisi berbasis monitoring dan evaluasi bagi pembinaan pedagogik
guru, tahap 3 validasi model, tahap 4 uji coba produk. Untuk mengetahui seberapa efektif
monitoring dan evaluasi bagi pembinaan pedagogik guru dengan model yang lain, maka perlu
dilanjutkan dengan penelitian lain seperti halnya penelitian eksperimen (experimental research).

Anda mungkin juga menyukai