Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

“ TENTANG PEMBAHARUAN KURIKULUM”

Oleh Kelompok XII :

Rismawati

(17005185)

Yolanda Lusiana Pratama

(17005052) Muhammad Yunus

( 17005168) Yumna Tamimi

(1700139)

Dosen Pengampu : Mutiara Felicita asmal S.Pd., M.Pd

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI

PADANG 2018
1
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya sehingga makalah dengan judul
PEMBAHARUAN KURIKULUM ini bisa terselesaikan.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca tentang pembaharuan kurikulum yang terjadi di dalam
pendidikan di Indonesia.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 09 November 2018

Kelompok XII

2
BAB I

PENDAHULUA

A. Latar Belakang

Seiring perkembangan zaman pada saat ini, maka perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi pastinya terlebih dahulu mengalami perkembangan, baik itu disekolah
formal maupun sekolah nonformal. Hal itu disebabkan karena kebutuhan akan pendidikan
semakin meningkat seiring arus globalisasi tersebut. Dengan perkembangan ilmu
pengetahuan tersebut, maka kurikulum pun harus mengalami perkembangan kearah yang
lebih sesuai dengan perkembangan zaman supaya pendidikan dinegara Indonesia tidak
mengalami ketertinggalan dengan negara lain. Munculnya undang-undang baru
membawa implikasi baru terhadap paradigma dalam dunia pendidikan. Kondisi yang
terjadi saat ini dan antisipasi terhadap keadaan yang akan datang menuntut pelbagai
penyesuaian dan perubahan kurikulum yang digunakan sebagai acuan dalam
penyelenggaraan pendidikan.

Perubahan kurikulum didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan


yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak
terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta seni dan budaya. Perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan
sistem pendidikan nasional, termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan
masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, maka dapat diambil rumusan masalah, yaitu:

1. Kenapa dilakukan pembaharuan kurikulum?

2. Bagaimana latar belakang terjadinya pembaharuan kurikulum?

3. Bagaimana proses pembaharuan kurikulum di Indonesia?


3
4. Apa saja masalah yang dihadapi ketika dilakukan pembaharuan kurikulum?

C. Tujuan

Dari rumusan masalah diatas, adapun tujuan penulisan makalah adalah:

1. Memahami konsep dasar pembaharuan kurikulum di Indonesia.

2. Mengetahui yang melatar belakangi pembaharuan kurikulum di Indonesia

3. Memahami proses pembaharuan kurikulum di Indonesia

4. Mendeskripsikan masalah yang diperoleh ketika dilakukan pembaharuan kurikulum.

4
BAB II

PEMBAHASA

A. Konsep Dasar Pembaharuan Kurikulum

Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai


pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum mencerminkan falsafah/pandangan
hidup bangsa, ke arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan
oleh kurikulum yang digunakan oleh bangsa tersebut sekarang.

Pembaharuan atau Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru,


kemudian diadakan dengan bentuk-bentuk hasil kreasi baru. Dalam kaitan ini Ibrahim
menyatakan bahwa invention adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang,
kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu (benda) yang sebenarnya telah ada tetapi
semula belum diketahui orang. Pembaharuan tidak selalu menemukan/menciptakan
sesuatu yang baru, tetapi bisa saja merupakan penyesuaian dengan apa yang telah lazim
dilakukan atau pengembangan dari bentuk yang sudah ada untuk menuju kearah yang
lebih baik dan inilah yang disebut discovery.

Jadi pembaharuan kurikulum adalah suatu gagasan/praktek kurikulum baru dengan


menggunakan bagian-bagian yang potensial, dari kurikulum tersebut dengan tujuan untuk
memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu. Pembaharuan tidak dengan
sendirinya membawa perbaikan walaupun dimaksudkan untuk perbaikan/peningkatan
mutu. Ini tergantung pada pelaksanaan dan penilaian dari sistem nilai yang ditentukan.

Nilai sosial, kebutuhan dan tuntutan masyarakat cenderung mengalami perubahan


antara lain akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum harus dapat
mengantisipasi perubahan tersebut, sebab pendidikan adalah cara yang dianggap paling
strategis untuk mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut.

Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan sebab tidak ada satu kurikulum yang sesuai
dengan sepanjang masa, kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan
zaman yang senantiasa cenderung berubah. Perubahan kurikulum dapat bersifat sebagian
5
(pada komponen tertentu), tetapi dapat pula bersifat keseluruhan yang menyangkut semua

6
komponen kurikulum. Perubahan kurikulum menyangkut berbagai faktor, baik orang-
orang yang terlibat dalam pendidikan dan faktor-faktor penunjang dalam pelaksanaan
pendidikan.

B. Latar Belakang Pembaharuan Kurikulum

Pembaharuan kurikulum adalah suatu gagasan atau praktek kurikulum baru dengan
mengadopsi bagian-bagian yang potensial dari kurikulum tersebut dengan tujuan
memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu. Dengan kata lain, pembaharuan itu
di ajukan berkenaan dengan ide dan teknis pada skala yang terbatas. Pembaharuan selalu
berkaitan dengan masalah kreasi dan atau penciptaan sesuatu yang baru dan menuju ke
arah yang lebih baik.

Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan.
Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran
pendidikan yang diinginkan. Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali
diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum yang tujuannya sudah tentu untuk
menyesuaikannya dengan perkembangan dan kemajuan zaman, guna mencapai hasil yang
maksimal.

Pembaharuan kurikulum di Indonesia didasari pada kesadaran bahwa perkembangan


dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di
Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya. Perubahan secara terus menerus ini
menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional, termasuk penyempurnaan
kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri
dengan perubahan.

Perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia dewasa ini salah satu diantaranya
adalah karena ilmu pengetahuan itu sendiri selalu dinamis. Selain itu, perubahan tersebut
juga dinilai dipengaruhi oleh kebutuhan manusia yang selalu berubah juga pengaruh dari
luar, dimana secara menyeluruh kurikulum itu tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi

7
oleh perubahan iklim ekonomi, politik, dan kebudayaan.

Usaha-usaha pembaharuan kurikulum dilakukan dengan maksud untuk mencari suatu


model kurikulum yang tepat untuk mememuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang
senatiasa terus berubah dan terus berkembang. Dalam melaksanakan pembaharuan itu
menyangkut berbagai faktor, apakah faktor orang-orang yang terlibat dalam pendidikan
seperti guru, kepala sekolah, pengawas dan supervisor sekolah. Peserta didik, orang tua
peserta didik, staf administrasi pendidikan (sekolah) dan pihak-pihak lain yang terlibat
serta faktor-faktor penunjang dalam pendidikan seperti perpustakaan, buku paket/buku
pelajaran, laboraturium dan lain-lain.

C. Proses Pembaharuan Kurikulum di Indonesia

No TAHUN FOKUS ORIENTASI


1 1968 Subject Matter (Mata Pelajaran)
2 1975 Terminal Objectives (Tiu, Tik)
3 1984 Keterampilan Proses (CBSA Project)
4 1994 Munculnya Pembagian Kamar Antara Kurikulum
Nasional Dengan Kurikulum Muatan Local
5 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
6 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
7 2013 Peningkatan pada aspek afektif, kognitif dan
psikomotorik

1. Kurikulum 1968

Kurikulum ini merupakan perwujudan perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD


1945 secara murni dan konsekuen. Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis yaitu
mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama.
Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan
pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan
dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9. Muatan materi pelajaran bersifat

8
teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada
materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan.

2. Kurikulum Periode 1975

Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif.
“Yang melatar belakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO
(management by objective) yang terkenal saat itu,” kata Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur
Pembinaan TK dan SD Depdiknas. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam
Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan
pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan.

Setiap satuan pelajaran dirinci lagi dalam bentuk Tujuan Instruksional Umum (TIU),
Tujuan Instruksional Khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar
mengajar, dan evaluasi. Guru harus trampil menulis rincian apa yang akan dicapai dari
setiap kegiatan pembelajaran.

3. Kurikulum 1984, Kurikulum 1975 yang Disempurnakan

Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan


pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut
Kurikulum 1975 yang disempurnakan. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar.
Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model
ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL). Tokoh
penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan,
Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas periode 1980-1986.

Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang
diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara nasional.
Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah
suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar,
dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model berceramah. Akhiran penolakan CBSA
bermunculan.

4. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999

9
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan
sesuai dengan Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari
sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya
dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa
untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak. Tujuan pengajaran menekankan
pada pemahaman konsep dan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum
sebelumnya. “Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum
1984, antara pendekatan proses,” kata Mudjito.

Pada kurikulum 1994 perpaduan tujuan dan proses belum berhasil karena beban
belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal
disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian,
keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok
masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Walhasil,
Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat. Kehadiran Suplemen
Kurikulum 1999 lebih pada menambal sejumlah materi.

5. Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)

Kurikulum 2004 disebut juga Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Suatu


program pendidikan berbasis kompetensi harus mengandung tiga unsur pokok, yaitu:
pemilihan kompetensi yang sesuai, spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk
menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi dan pengembangan pembelajaran.

Ciri-ciri KBK sebagai berikut:

1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual


maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan
keberagaman.

2. Kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang


bervariasi,

10
3. sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur edukatif.

4. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan
atau pencapaian suatu kompetensi.

5. Struktur kompetensi dasar KBK ini dirinci dalam komponen aspek, kelas dan
semester.

6. Keterampilan dan pengetahuan dalam setiap mata pelajaran, disusun dan


dibagi menurut aspek dari mata pelajaran tersebut.

7. Pernyataan hasil belajar ditetapkan untuk setiap aspek rumpun pelajaran pada
setiap level.

8. Perumusan hasil belajar adalah untuk menjawab pertanyaan,

1. Apa yang harus siswa ketahui dan mampu lakukan sebagai hasil belajar
mereka pada level ini?

2. Hasil belajar mencerminkan keluasan, kedalaman, dan kompleksitas


kurikulum dinyatakan dengan kata kerja yang dapat diukur dengan berbagai
teknik penilaian.

9. Setiap hasil belajar memiliki seperangkat indikator. Perumusan indikator


adalah untuk menjawab pertanyaan, Bagaimana kita mengetahui bahwa
siswa telah mencapai hasil belajar yang diharapkan?.

Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada pengembangan kemampuan


untuk melakukan kompetensi tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar performance
yang telah ditetapkan. Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan mengacu pada upaya
penyiapan individu yang mampu melakukan perangkat kompetensi yang telah ditentukan.
Implikasinya adalah perlu dikembangkan suatu kurikulum berbasis kompetensi sebagai
pedoman pembelajaran.

11
Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan bertindak
secara konsisten dan terus menerus dapat memungkinkan seseorang untuk menjadi
kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk
melakukan sesuatu.

Kurikulum 2004 lebih keren dengan nama Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Setiap mata pelajaran dirinci berdasarkan kompetensi apa yang mesti di capai siswa.
Kerancuan muncul pada alat ukur pencapaian kompetensi siswa yang berupa Ujian Akhir
Sekolah dan Ujian Nasional yang masih berupa soal pilihan ganda. Bila tujuannya pada
pencapaian kompetensi yang diinginkan pada siswa, tentu alat ukurnya lebih banyak pada
praktik atau soal uraian yang mampu mengukur sejauh mana pemahaman dan kompetensi
siswa. Alhasil, KBK tidak memuaskan dan guru-guru pun tak paham betul apa
sebenarnya kompetensi yang diinginkan pembuat kurikulum.

6. Kurikulum Periode KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran) 2006

Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan, muncullah KTSP. Disusun oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) yang selanjutnya ditetapkan oleh Menteri Pendidikan
Nasional melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 22, 23,
dan 24 tahun 2006. Menurut Undang-undang nomor 24 tahun 2006 pasal 1 ayat 15,
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Jadi, penyusunan
KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi serta
kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Disamping itu, pengembangan KTSP harus disesuaikan dengan kondisi satuan
pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta peserta didik.

Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP dimana panduan tersebut
berisi sekurang-kurangnya model-model kurikulum tingkat satuan pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

12
tersebut dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/ karakteristik
daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.

Tujuan KTSP ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan
kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu
kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program
pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Tujuan Panduan
Penyusunan KTSP ini untuk menjadi acuan bagi satuan pendidikan SD/MI/SDLB,
SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalam penyusunan dan
pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang
bersangkutan.

7. Kurikulum Periode 2013

Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan, modivikasi dan pemutakhiran dari


kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013 lebih menitikberatkan pembentukan sikap atau
afektif serta aspek kognitif dan psikomotorik untuk menggapai tujuan pendidikan
nasional yaitu meningkatkan iman dan takwa, mencerdaskan kehidupan bangsa dan
memperbaiki tatanan berperilaku rakyat Indonesia

Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada


sekolah-sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada
tanggal 15 Juli 2013. Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan yang lama.
Hingga pada saat ini, kurikulum 2013 sudah dipakai diseluruh sekolah-sekolah formal di
Indonesia.

D. Masalah dalam Pembaharuan Kurikulum

Usaha-usaha pembaharuan kurikulum dilakukan dengan maksud untuk mencari


suatu model kurikulum yang tepat untuk mememuhi kebutuhan dan tuntutan
masyarakat yang senatiasa terus berubah dan terus berkembang. Dalam melaksanakan
pembaharuan itu menyangkut berbagai faktor, apakah faktor orang-orang yang terlibat
dalam pendidikan seperti guru, kepala sekolah, pengawas dan supervisor sekolah.
Peserta didik, orang tua peserta didik, staf administrasi pendidikan (sekolah) dan

13
pihak-pihak lain yang terlibat serta faktor-faktor penunjang dalam pendidikan seperti
perpustakaan, buku paket/buku pelajaran, laboraturium dan lain-lain.

Pada umumnya akibat yang ditimbulkan dari berlakunya kurikulum baru


tergantung pada taraf atau besarnya perubahan. Akibat-akibat perubahan tersebut
antara lain :

a. Tenaga kependidikan

Mereka harus berubah perilaku jika ada pembaharuan kurikulum sehingga


pembaharuan itu dapat berhasil dengan baik.

1) Guru

Guru dituntut untuk meningkatkan kemampuan/kompetensi dalam melaksanakan


tugasnya. Partisipasi guru dalam pembaharuan kurikulum sangat besar karena guru
adalah pelaksana utama dalam pelaksanaan kurikulum. Kepercayaan guru terhadap
pembaharuan harus tertanam agar dapat menimbulkan keyakinan dan kesediaan untuk
melaksanakan pembaharuan tersebut.

2) Kepala Sekolah, Pengawas dan Supervisor Sekolah

Mereka harus dapat memberikan dorongan, bimbingan dan bantuan kepada guru-
guru dalam melakasanakan pembaharuan tersebut sekaligus melakukan pengawasan
dan evaluasi pelaksanaan pembaharuan tersebut, apakah sesuai dengan pedoman yang
ditetapkan, adakah hambatannya.

3) Tenaga administrasi sekolah

Dalam hal ini dituntut kemmapuan untuk merumuskan menyusun dan


melaksanakan administrasi sekolah terutama administrasi pengajaran yang baru.
Dalam melaksanakan administrasi yang baru akan ditemui kepincangan karena
kemempuan staf administrasi sekolah tidak dapat dengan segera disesuaikan dengan

14
pola yang dikehendaki dalam kurikulum baru, tentunya diperlukan pembinaan kepada
staf administrasi sekolah tersebut.

4) Pihak-pihak lain yang terlibat

Kepada pihak lain yang terlibat dimintakan perhatian dan kerjasamanya dalam
pelaksanaan pembaharuan kurikulum:

a) Kepada orang tua peserta didk, mereka harus diberikan penjelasan apa itu
kurikulum, kurikulum yang dipakai dan bagaimana pelaksanaanya serta
partisipasi apa yang diharapkan dari mereka.

b) Kepada pemakai lulusan, mereka diminta untuk menilai dan memberikan


saran kepada sekolah dan instansi terkait apakah program yang dilaksanakan
sesuai dengan kebtuhan pemakai lulusan tersebut.

Namun biasa terjadi adanya pembaharuan kurikulum pada tahap awalnya


menimbulkan kecurigaan dari masyarakat yang mungkin karena rasa khawatir mereka
terhadap keberhasilan pelaksanaan pembaharuan tersebut.

b. Isi dan Struktur Mata Pelajaran

Isi/bahan mata pelajaran akan mengalami penyesuaian baik penambahan atau


perubahan, hal ini menuntut untuk disedikannya buku-buku pedoman, buku-buku
pelajaran yang sesuai dengan isi dan struktur mata pelajaran tersebut untuk
menunjang pelaksanaan pembaharuan kurikulum. Dalam perubahan skala besar
struktur mata pelajaran di Indonesia pernah terjadi yakni perubahan Kurikulun Tahun
1968 menjadi Kurikulum tahun 1975, kemudian Kurikulum Tahun 1984 menjadi
kurikulum Tahun 1994 yakni adanya kurikulum muatan lokal. Dan sekarang
Kurikulum Tahun 2003 marupakan Kurikulum Berbasis Kompetensi atau yang
dikenal dengan istilah KBK.

c. Proses Belajar Mengajar

15
Hubungan guru dan peserta didik dapat berubah, pada kurikulum yang berpola
separated subject matter yang l;ebih menekankan pada penguasaan pengetahuan, anak
kurang aktif dalam proses belajar mengajar, tetapi gurulah yang paling banyak
berperan. Berbeda dengan activity curriculum or experiment of curriculum yang lebih
menekankan pada metode problem solving yang lebih banyak menuntut keaktifan
anak.

d. Sarana dan Prasana Pendidikan

Perubahan kurikulum juga menuntut disediakannya sarana dan prasana yang


menunjang pelaksanaan pembaharuan tersebut seperti alat-alat pelajaran : globe, OHP,
film radio, ruang kesenian/praktek, perpustakaan dan laboraturium. Dalam penyediaan
ini tentunya memerlukan biaya yang cukup besar dan waktu.

e. Sistem Evaluasi

Dalam hal akan terjadi perubahan sistem evaluasi baik terhadap evaluasi
keberhasilan pelaksanaan kurikulum secara keseluruhan maupun sistem penilaian
keberhasilan pembelajaran di sekolah atau dikelas.

16
BAB III

PENUTU

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembaharuan kurikulum


adalah suatu gagasan/praktek kurikulum baru dengan menggunakan bagian-bagian yang
potensial, dari kurikulum tersebut dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau
mencapai tujuan tertentu. Maksud pembaharuan kurikulum adalah mencari suatu model
kurikulum yang tepat untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat, walaupun
dalam kenyataan pembaharuan kurikulum menimbulkan kecurigaan dan rasa tidak puas
dari pihak-pihak tertentu.

Dengan diadakannya pembaharuan kurikulum, maka akan mengubah berbagai aspek


pendidikan yang dijalankan yaitu mengacu kepada kurikulum yangsedang dijalankan. Hal
itu sudah berlangsung sejak tahun 1968 sampai dengan kurikulum 2013 yang dijalankan
saat ini. Dalam proses pembaharuan kurikulum juga menimbulkan permasalahan seperti
berubahnya metode belajar yang dilakukan sehingga menuntut semua pihak jadi lebih
profesional.

B. Saran

Setelah terselesaikannya makalah tentang pembaharuan kurikulum di Indonesia,


maka diharapkan kepada seluruh pendidik maupun calon pendidik serta pihak yang turut
serta dalam pembaharuan kurikulum dapat melakukan pembaharuan kurikulum sesuai
dengan arus globalisasi saat sekarang ini supaya pendidikan di Indonesia tidak tertinggal
dengan pendidikan negara lain tetapi harus sesuai dengan nilai sosial dan budaya bangsa
Indonesia.

17
DAFTAR PUSTAKA

Nasution. 1994. Azas-Azas Kurikulum. Jakarta. Bumi Aksara

Subandijah. 1993. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta. PT Raja Grafindo


Persada.

Fuaduddin, & Karya, H.S. 1992, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: Dirjen
Bimbaga Islam dan Universitas Terbuka.

Sumantri. Mulyani. 1988. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Dirjen. Pendidikan dan
Kebudayaan.

Sudjana, Nana. 1993. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung .


Sinar Baru.

18
19

Anda mungkin juga menyukai