PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan
IPTEK,
masyarakat
telah
mengalami
perubahan
pada
setiap
aspek
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Inovasi Kurikulum
Secara etimologi inovasi berasal dari kata latin innovaation yang berarti
pembaharuan dan perubahan. Kata kerjanya innovo yang artinya memperbarui
dan mengubah. Inovasi ialah suatu perubahan baru yang menuju ke arah
perbaikan dan berencana (tidak secara kebetulan saja). (Idris, Lisma Jamal 1992 :
70).
Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Inovasi di artikan pemasukan satu
pengenalan hal-hal yang baru; penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada
atau yang sudah dikenal sebelumnya, yang (gagasan, metode atau alat) (tim
penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, 1989:333).
Inovasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang baru dalam situasi sosial
tertentu yang digunakan untuk menjawab atau memecahkan suatu permasalahan.
Dilihat dari bentuk atau wujudnya sesuatu yang baru itu dapat berupa ide,
gagasan,
sesuatu yang baru itu bisa benar-benar baru yang belum tercipta sebelumnya
yang kemudian disebut dengan invantion, atau dapat juga tidak benar-benar baru
sebab sebelumnya sudah ada dalam konteks sosial yang lain yang kemudian
disebut dengan istilah discovery. Proses invantion, misalkan penerapan metode
atau pendektan pembelajaran yang benar-benar baru dan belum dilaksanakan
dimanapun untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran,
contohnya berdasarkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kita dapat
mendesain pembelajaran melalui handphone yang selama ini belum ada ;
sedangkan proses discovery, misalkan penggunaan model pembelajaran inkuiri
dalam pelajaran IPA indonesia untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam
mata pelajaran tersebut, yang sebenarnya model pembelajaran tersebut sudah
dilaksanakan di negara-negara lain, atau pembelajaran melalaui jaringan internet.
3
Jadi, dengan demikian inovasi itu dapat terjadi melalui proses invation atau
melalaui proses discovery.
Merujuk pada penjelasan di atas, maka inovasi kurikulum dan pembelajaran
dapat diartikan sebagai suatu ide, gagasan atau tindakan-tindakan tertentu dalam
bidang kurikulum dan pembelajaran yang dianggap baru untuk memecahkan
masalah pendidikan.
Inovasi Kurikulum diharapkan membawa dampak terhadap kurikulum itu
sendiri. Kurikulum hanyalah alat atau instrumen untuk mencapai tujuan
pendidikan dan pembelajaran yang ditetapkan. Kurikulum bukan sebagai tujuan
akhir. Seiring dengan perubahan masyarakat dan nilai-nilai budaya, serta
perubahan kondisi dan perkembangan peserta didik, maka kurikulum juga
mengalami perubahan. Perubahan tersebut adalah:
1. Dari sisi bentuk dan organisasi inovasinya berupa perubahan dari kurikulum
1968 menjadi kurikulum 1975 dan kurikulum 1975 menjadi kurikulum 1975
yang disempurnakan dan dengan lahirnya Undang-Undang No. 2 Tahun 1989
tentang sistem pendidikan riasional maka terjadilah perubahan kurikulum
pada tahun 1994.
2. Dari sisi psikologi timbul masalah berkenaan dengan pendekatan belajarmengajar yang baru, maka muncul berbagai inovasi seperti keterampilan
proses, CBSA dan belajar tuntas.
3. Dari sisi sosiologis timbul masaah berkenaan dengan tuntutan masyarakat
modern yang semakin tinggi dan kompleks sehingga muncu1 inovasi berupa
masuknya maka peajaran keterampi1an, adanyal kerja dan gagasan muatan
lokal.
4. Dari sisi penyampaian pengajaran, inovasi berupa sistem modul paket untuk
pendidikan luar sekolah dan metode SAS (Struktural Analisis Sintesis) untuk
belajar membaca Alquran.
Dalam bidang pendidikan, inovasi biasanya muncul dari adanya keresahan
pihak-pihak tertentu tentang penyelenggaraan pendidikan. Misalkan, keresahan
4
reformasi
pendidikan,
diawali
dengan
munculnya
kebijakan
pemerintah dalam pemerintahan daerah atau dikenal otonomi daerah UndangUndang Nomor 22 tahun l999.
1. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kompetensi merupakan kemampuan mengerjakan sesuatu yang berbeda
dengan sekedar mengetahui sesuatu.Kompetensi harus didemonstrasikan
sesuai dengan standar yang ada di lapangan kerja (Hamalik, 2000) dalam
Suherman (tt).Kompetensi dapat berupa pengetahuan, keterampilan, dan nilainilai dasar yang merefleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.Gordon
(l988) menyarankan beberapa aspek yang harus terkandung dalam kompetensi
sebagai berikut:
a. Pengetahuan (knowledge), yaitu pengetahuan untuk melakukan proses
berfikir.
b. Pemahaman (understanding). Yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang
dimiliki individu.
c. Keterampilan (skill), yaitu sesuatu yang dimiliki individu untuk melakukan
tugas yang dibebankan.
d. Nilai (value) adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini sehingga
akan mewarnai dalam segala tindakannya.
e. Sikap (attitude), yaitu perasaan atau reaksi terhadap suatu rangsang yang
datang dari luar, perasaan senang atau tidak senang terhadap sesuatu
masalah.
f. Minat (interest), yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu
tindakan atau perbuatan untuk mempelajari materi pelajaran. Kompetensi
apa saja yang harus dicapai oleh KBK? Wina Sanjaya (2005) memberikan
6
d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar lain yang
memenuhi unsur edukatif, artinya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi informasi.
e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya
penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. KBK menempatkan hasil
dan proses belajar sebagai dua sisi yang sama pentingnya. Setelah kita
memahami karakteristik KBK, maka sebenarnya apa yang ingin dicapai
oleh kurikulum berbasis kompetensi adalah mengembangkan peserta
didik untuk menghadapi perannya di masa mendatang dengan cara
mengembangkan sejumlah kecakapan hidup (life skill). Adapun tujuan
kecakapan hidup ini adalah: Mengaktualisasikan potensi peserta didik
sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problema yang dihadapi.
3. Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pengembangan KBK memfokuskan kepada kompetensi tertentu berupa
paduan: pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan
peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya.
Penerapan KBK memungkinkan guru menilai hasil belajar peserta didik
dalam proses pencapaian sasaran belajar yang mencerminkan penguasaan dan
pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Karena itu peserta didik perlu
mengetahui kriteria penguasaan kompetensi yang akan dijadikan sebagai
standar penilaian hasil belajar, sehingga peserta didik dapat mempersiapkan
dirinya melalui penguasaan sejumlah kompetensi tertentu sebagai prasyarat
untuk melanjutkan ke penguasaan sejumlah kompetensi berikutnya. Kriteria
tersebut bisa dikembangkan berdasarkan tujuan khusus yang dipelajari sesuai
dengan kompetensi yang harus dikuasai.
a. Asas pengembangan KBK
Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi didasarkan pada tiga asas
pokok.Yaitu asas filosofis, psikologis dan sosiologis.
a) Pertama, asas filosofis berkenaan dengan nilai yang berlaku di
masyarakat.Sistem nila erat kaitannya dengan arah dan tujuan yang mesti
dicapai.Itu sebabnya, dalam pengembangan KBK, filsafat sebagai sistem
8
mulai
pendidikan
taman
kanak-kanak
sampai
pendidikan menengah.
8) Belajar sepanjang hayat. Pendidikan diarahkan pada proses pembudayaan
danpemberdayaan peserta didik yang berlanjut sepanjang hayat.
9) Diversifikasi kurikulum. Kurikulum dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta
didik. Dari sejumlah prinsip pengembangan kurikulum tersebut pada
hakikatnya menekankan bahwa rencana pengembangan kurikulum harus
berlandaskan pada kaidah-kaidah budaya local dan nasional.
5. Implikasi KBK terhadap Pengembangan Aspek Pembelajaran
1) Pengembangan rancangan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dalam KBK diarahkan untuk menggali dan
mengembangkan potensi yang dimiliki anak didik.Oleh karena itu, proses
pembelajaran harus beroreantasi pada siswa sebagai subjek bukan sebagai
objek pembelajaran. Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan
10
pembelajaran
mengembangkan
hendaknya
keterampilan
dirancang
dasar
mata
agar
siswa
pelajaran
dapat
yang
11
berbasis
masyarakat
juga
12
bersama
bukan
13
14
f.
g.
h.
i.
j.
kebutuhan siswa.
Analisis kebutuhan masyarakat sekitar, siswa dan mata ajar.
Spesifikasi tujuan kurikulum baik tujuan umum maupun tujuan khusus.
Pengorganisasian dan implementasi kurikulum dan struktur program.
Spesifikasi tujuan pengajaran termasuk TPU dan TPK .
Seleksi strategi pembelajaran meliputi kegiatan, model, dan metode
pembelajaran.
1) Seleksi awal teknik evaluasi
2) Seleksi final teknik evaluasi (langkah ini dilakukan setelah langkah 5)
3) Implementasi strategi pembelajaran secara actual
4) Evaluasi pengajaran untuk menilai keberhasilan siswa dan efektivitas
pembelajaran dan perbaikan evaluasi
5) Evaluasi program kurikulum
dalam
rangka
mencapai
tujuan
yang
ditentukan
15
keseluruhan, lalu bagian-bagian dan unsur-unsur dan interaksi antara bagianbagian dengan keseluruhan.
Ini berarti organisasi kurikulum secara terpadu, suatu bentuk kurikulum
yang meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan
bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan (integrated curriculum).
Kurikulum terpadu menyediakan kesempatan dan kemungkinan belajar
bagi para siswa. Kesempatan belajar tersebut dirancang dan dilaksanakan
secara menyeluruh dengan mempertimbangkan hal-hal yang berpengaruh,oleh
karena itu diperlukan pengaturan, kontrol, bimbingan agar proses belajar
terarah ketercapaian tujuan-tujuan kemampuan yang diharapkan.
Untuk mencapai perubahan-perubahan perilaku, sistem keterpaduan
dikembangkan berdasarkan prisip-prinsip sebagai berikut: suasana lapangan
(field setting) yang memungkinkan siswa menampilkan kemampuannya di
dalam kelas, pengembangan diri sendiri (self development), pengembangan
potensi yang dimiliki masing-masing individu (self actualization), proses
belajar secara kelompok (social learning), pengulangan dan penguatan
(reinforcement), pemecahan masalah-masalah (heuristik learning), dan sikap
percaya diri sendiri (self confidence).
2. Komponen-komponen Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Suherman (tt) menyatakan bahwa Kurikulum Berbasis Keterpaduan
meliputi berbagai komponen yang saling berkaitan yaitu sub sistem masukan
yakni siswa, sub sistem proses yakni metode, materi dan masyarakat, sub
sistem produk yakni lulusan yang dikaitkan komponen evaluasi dan umpan
balik. Masing-masing komponen saling berkaitan, pengaruh mempengaruhi
satu sama lain dalam rangka untuk mencapai tujuan.
Komponen lulusan adalah produk sistem kurikulum yang memenuhi
harapan kuantitas yakni jumlah lulusan sesuai dengan kebutuhan dan harapan
kualitas yakni mutu lulusan ditinjau dari segi tujuan instrinsik dan tujuan
ekstrinsik.Tujuan instrinsik beroreantasi bahwa lulusan diharapkan menjadi
insan-insan terdidik, berbudaya dan berahlakul karimah.Tujuan ekstrinsik,
16
17
bahkan peran siswa lebih menonjol dan guru cenderung berperan sebagai
pembimbing atau fasilitator.
Keunggulan atau manfaat kurikulum terpadu diantaranya, adalah: (a)
segala sesuatu yang dipelajari dalam unit bertalian erat, (b) kurikulum ini
sesuai dengan pendapat-pendapat modern tentang belajar, (c) memungkinkan
hubungan yang erat kaitannya antara sekolah dengan masyarakat, (d) sesuai
dengan faham domakratis, (e) mudah disesuaikan dengan minat, kesanggupan,
dan kematangan pesera didik.
Untuk melaksanakan bentuk organisasi kurikulum terpadu, Fogarty (l991)
dalam Suherman (tt) memperkenalkan sepuluh model pembelajaran terpadu
yang dikelompokan menjadi tiga tipe, ketiga tipe tersebut adalah: Pertama,
tipe pembelajaran terpadu dalam satu disiplin ilmu yakni fragmented,
commected dan nested. Kedua, tipe pembelajaran terpadu antardisiplin ilmu
yakni squenced, shared, webbed, threaded dan integrated. Ketiga, tipe
pembelajaran terpadu yang mengutamakan keterpaduan faktor peserta
didiknya yakni immersed dan networked.
Kurikulum terpadu yang paling banyak digunakan di lapangan terdiri dari
model connected, webbed, dan integrated. Kurikulum ini dipandang sebagai
upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan di tingkat dasar, terutama
dalam rangka mengimbangi gejala penjejalan kurikulum yang sering terjadi
dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah.
Model connected atau model keterhubungan
pada
prinsipnya
18
keterampilan, konsep, dan sikap yang saling tumpang tindih dalam beberapa
bidang studi, dan model ini sulit dilaksanakan sepenuhnya mengingat sulitnya
menemukan materi dari setiap bidang studi yang benar-benar tumpang tindih
dalam satu semester, serta sangat membutuhkan keterampilan guru yang
cukup handal untuk dapat merencanakan, melaksanakan, dan menilai
pembelajaran.
4. Prosedur Pengembangan Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Sesuai dengan teori Gestalt yang mengedepankan pengetahuan yang
dimiliki siswa dimulai dari keseluruhan baru menuju bagian-bagian. Siswa
pada jenjang sekolah dasar paling dominan menghayati pengalamannya masih
berfikir secara keseluruhan, mereka masih sulit menghadapi pemilihan yang
artifisial(terpisah-pisah). Ini berarti siswa kelas rendah di sekolah dasar itu
melihat dirinya sebagai pusat lingkungan yang merupakan suatu keseluruhan
yang belum jelas unsur-unsurnya dengan pemaknaan secara holistik yang
bertitik tolak dari yang bersifat konkrit.
Melalui pemikiran tersebut, maka kurikulum terpadu yang berangkat dari
bentuk rencana umum dan dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran unit (unit
teaching).Rencana umum yang dimaksudkan adalah organisasi kurikulum
yang berpusat pada bidang masalah, idea, core atau thema tertentu yang dapat
digunakan untuk melaksanakan suatu pengajaran unit. Dengan perkataan lain,
resource unit adalah unitunit yang telah siap dibuat dan disusun secara umum,
lengkap dan luas serta merupakan reservoir bagi pengembangan pembelajaran
unit.
a. Tujuan Sumber Unit
1) Menyediakan sumber-sumber
yang
dapat
digunakan
dalam
19
20
dan
kelompok
dipilih
secara
diorganisir
agar
dapat
: Bapak Hendi
Hari, Tanggal
PGSD
FIP
UPI
sehingga
dalam
pelaksanaan
atau
pun
penelitian
pengembangan
kurikulum,
23
agar
guru
mampu
menerapkan
model-model
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Inovasi kurikulum dan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu ide,
gagasan atau tindakan-tindakan tertentu dalam bidang kurikulum dan
pembelajaran yang dianggap baru untuk memecahkan masalah pendidikan.
Inovasi kurikulum digolongkan menjadi 3 yaitu inovasi kurikulum berbasis
keterampilan, inovasi kurikulum berbasis masyarakat, dan inovasi kurikulum
berbasis keterpaduan.
Di SD Labschool UPI tim pengembang kurikulumnya sudah melakukan
sebuah inovasi, terbukti dengan penerapan proses kurikulum pembelajaran yang
dilakukan di SD Labschool UPI dengan menggunakan inovasi kurikulum yang
disebut kurikulum kompilasi. Kurikulum yang digunakan adalah KTSP pada
kelas 5 dan 6 dan Kurikulum 2013 padakelas 1, 2, 3, dan 4.
25
B. Saran
Tentunya dalam inovasi kurikulum ini harus memberikan manfaat yang
signifikan bagi pendidikan di Indonesia, Selain itu Inovasi juga harus dapat
dengan mudah diterapkan agar tidak terjadi kesenjangan antar lembaga
pendidikan di Indonesia yang sampai sekarang masih perlu perbaikan ke arah
yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Mayangsari, Dian, dkk. 2015. Makalah Inovasi Kurikulum. [Online]. Diakses dari:
https://pindaiilmu.blogspot.co.id/2015/06/makalah-inovasi-kurikulum.html
Suherman,
Ayi.
Tt.
Inovasi
Kurikulum.
[Online].
Diakses
http://file.upi.edu/Direktori/DUALMODES/INOVASI_PENDIDIKAN/Modul_4-Inovasi_Kurikulum.pdf
26
dari:
Lampiran
Dokumentasi
27
28
29