Anda di halaman 1dari 16

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN

TEORI BELAJAR MENURUT B.F SKINNER

MAKALAH

TIM PENYUSUN
Otniel Giovany Alvano (1511900057)
Gusti Ayu Sylvia
Amalia Eka
Novi Rusdianti
Fakhtur Rozy
Aldo Nathanael

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
dan pembelajaran yang diampu oleh
Mamang Efendy, S.Psi. M.Psi

Program Studi Sarjana Psikologi


Fakultas Psikologi
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Belajar merupakan proses yang pasti dialami dan dilakukan oleh semua manusia yang
pernah hidup di dunia. Dalam proses pembelajaran tersebut terdapat berbagai macam cara
dan metode yang terus bermunculan dan berkembang seiring perkembangan zaman dan juga
perkembangan ilmu pengetahuan manusia. Di antara banyaknya teori belajar yang ada tentu
saja memiliki berbagai macam kelemahan dan kelebihan masing-masing. Di antara
banyaknya teori belajar itu sedikit banyak juga bersinggungan dengan ranah psikologi pada
khususnya, karena biar bagaimanapun seorang manusia ketika melakukan proses
pembelajaran akan melakukannya dengan sadar ataupun terkadang secara tidak sadar, Pada
makalah ini akan dibahas mengenai teori belajar menurut salah satu ilmuwan psikologi
terkenal yaitu bapak B.F Skinner. Beliau terkenal dengan teori operant conditioning nya dan
beberapa teori yang lain yang akan dibahas lebih lanjut pada makalah ini.
Banyak teori tentang belajar yang telah berkembang mulai abad ke 19 sampai
sekarang ini. Pada awal abad ke-19 teori belajar yang berkembang pesat dan memberi banyak
sumbangan terhadap para ahli psikologi adalah teori belajar tingkah laku (behaviorisme) yang
awal mulanya dikembangkan oleh psikolog Rusia Ivan Pavlov (tahun 1900-an) dengan
teorinya yang dikenal dengan istilah pengkondisian klasik (classical conditioning) dan
kemudian teori belajar tingkah laku ini dikembangkan oleh beberapa ahli psikologi yang lain
seperti Edward Thorndike, B.F Skinner dan Gestalt.
Teori belajar behaviorisme ini berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati.
Pengulangan dan pelatihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi
kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah terbentuknya
suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan
perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif. Evaluasi atau Penilaian didasari
atas perilaku yang tampak. Dalam teori belajar ini guru tidak banyak memberikan
ceramah,tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui
simulasi.
Di awal abad 20 sampai sekarang ini teori belajar behaviorisme mulai ditinggalkan
dan banyak ahli psikologi yang baru lebih mengembangkan teori belajar kognitif dengan
asumsi dasar bahwa kognisi mempengaruhi prilaku. Penekanan kognitif menjadi basis bagi
pendekatan untuk pembelajaran. Walaupun teori belajar tigkah laku mulai ditinggalkan
diabad ini, namun mengkolaborasikan teori ini dengan teori belajar kognitif dan teori belajar
lainnya sangat penting untuk menciptakan pendekatan pembelajaran yang cocok dan efektif,
karena pada dasarnya tidak ada satu pun teori belajar yang betul-betul cocok untuk
menciptakan sebuah pendekatan pembelajaran yang pas dan efektif.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1. Apa yang dimaksud dengan belajar ?
1.2.2. Bagaimana belajar itu mempengaruhi tingkah laku ?
1.2.3. Bagaimana hubungan belajar dan tingkah laku, kapan dan bagaimana ?
1.2.4. Bagaimana seni persuasi digunakan dalam mengubah sikap untuk belajar ?

BAB 2
PEMBAHASAN

A. Teori Kondisioning Operan menurut B.F. Skinner


Burrhus Frederic Skinner atau lebih dikenal dengan B.F Skinner (1904-1990)
adalah seorang psikolog berkebangsaan Amerika yang lahir pada tanggal 20 Maret 1904 di
Susquehanna, Pennsylvania, Amerika Serikat.
Asas-asas kondisioning operan adalah kelanjutan dari tradisi yang didirikan oleh John
Watson. Artinya, agar psikologi bisa menjadi suatu ilmu, maka studi tingkah laku harus
dijadikan fokus penelitian psikologi. Tidak seperti halnya teoritikus-teoritikus S-R lainnya,
Skinner menghindari kontradiksi yang ditampilkan oleh model kondisioning klasik dari
Pavlov dan kondisioning instrumental dari Thorndike. Ia mengajukan suatu paradigma yang
mencakup kedua jenis respon itu dan berlanjut dengan mengupas kondisi-kondisi yang
bertanggung jawab atas munculnya respons atau tingkah laku operan.
Menurut Skinner penguatan berarti memperkuat, penguatan dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a. Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons
meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk
penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum,
menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau
penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).
b. Penguatan negatif,adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons
meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak
menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi
penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang
(menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).
Asumsi

Asumsi dasar teori operant conditioning yang dikemukakan oleh B.F Skinner adalah sebagai
berikut :

 Perilaku manusia dapat dijelaskan dengan menggunakan seperangkat aturan hukum.


 Perilaku seharusnya dapat dipelajari pada tataran yang lebih sederhana yaitu pada
tahapan yang paling mendasar.
 Prinsip-prinsip pembelajaran yang ada sebagai hasil dari penelitian terhadap hewan
seharusnya diterapkan kepada manusia.
 Perubahan dalam perilaku hanyalah dasar untuk menyimpulkan bahwa pembelajaran
telah terjadi.

Konsep

 Terdapat dua konsep dasar yang paling utama dalam teori operant conditioning,
yaitu reinforcement (peneguhan) dan punishment (hukuman). Selain kedua konsep dasar
tersebut, konsep dasar teori operant conditioning lainnya adalah extinction, spontaneous
recovery, generalization, discrimination, dan shaping.

1. Reinforcement atau peneguhan
 Reinforcement atau peneguhan adalah stimuli yang meningkatkan atau menguatkan
tingkatan perilaku dalam sebuah organisme. Reinforcement atau peneguhan memiliki
dua bentuk yaitu positive reinforcement dan negative reinforcement.
 Positive reinforcement – menguatkan perilaku dengan cara menyuguhkan stimulus
positif segera setelah terjadinya perilaku. Contoh : Nilai A atau A+ adalah ganjaran
yang dapat meningkatkan kemungkinan siswa untuk belajar lebih giat lagi di masa
depan untuk memperoleh nilai yang baik.
 Negative reinforcement – menguatkan perilaku dengan cara menghilangkan stimulus
negatif segera setelah terjadinya perilaku. Contoh : Siswa akan belajar lebih giat
untuk menghindari memperoleh nilai F dan kegagalan seperti tidak naik kelas.

2.  Punishment atau hukuman

Punishment atau hukuman adalah stimuli yang menurunkan atau melemahkan tingkatan


perilaku dalam sebuah organisme. Punishment memiliki dua bentuk, yaitu positive
punishment dan negative punishment.

 Positive punishment – melemahkan perilaku dengan menyajikan stimulus aversif


segera setelah terjadinya perilaku. Contoh : Untuk menghindari nilai yang buruk dan
kegagalan dalam ujian, siswa akan mengurangi teknik belajar yang buruk.
 Negative punishment – melemahkan perilaku dengan menghapus stimulus positif
segara setelah terjadinya perilaku. Contoh : Siswa yang tidak belajar dengan sungguh-
sungguh akan kehilangan kesempatan untuk bermain dalam tim olahraga karena
perilakunya. Dalam rangka untuk menghindari kesempatan tersebut, siswa akan
mengurangi perilakunya.

3. Extinction atau kepunahan

 Extinction terjadi ketika perilaku yang diperkuat sebelumnya tidak lagi diperkuat


dengan penguatan positif maupun penguatan negatif. Konsep extinction dalam
teori operant conditioning memiliki kesamaan dengan teori classical conditioning.
Contohnya dalam eksperimen yang dilakukan Skinner, tikus mungkin akan berhenti
menekan tombol jika layanan makanan terhenti

4. Spontaneous recovery  atau pemulihan spontan

 Spontaneous recovery terjadi ketika perilaku yang telah hilang kembali muncul tanpa
adanya peneguhan. Hal ini sifatnya muncul tiba-tiba, karena stimulus yang dihasilkan
hanya muncul saat respon aktif secara mendadak.

5. Generalization atau generalisasi

 Generalization terjadi ketika seorang individu belajar untuk membuat tanggapan


tertentu terhadap stimulus tertentu dan kemudian membuat tanggapan yang sama atau
serupa namun dalam situasi yang berbeda.

6. Behavior Shaping atau membentuk perilaku

 Shaping adalah metode pengkondisian yang banyak digunakan dalam pelatihan


hewan dan  mengajarkan  bahasa nonverbal manusia. Hal ini tergantung pada
keberagaman operant dan peneguhan. Shaping terjadi dengan cara mengurangi atau
memecah perilaku yang kompleks ke dalam beberapa perilaku yang lebih sederhana.
 Selain itu, shaping juga dapat terjadi dengan menguatkan beberapa pendekatan yang
berurutan terhadap perilaku yang kompleks. Contoh : mengajarkan kepada seorang anak
bagaimana cara berjalan.

7. Discrimination atau diskriminasi

 Discrimination terjadi ketika seorang individu belajar untuk memperhatikan berbagai


aspek unik atau yang tidak biasa dari situasi yang sama dan kemudian memberikan
tanggapan secara berbeda.

B. RELATIVITAS PENGUATAN
Skinner membagi penguatan ini menjadi dua, yaitu penguatan positif dan pengutan
negative. Penguatan positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan
tingkah laku itu sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau
menghilang. Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan,
dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan,
mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb). Bentuk-bentuk penguatan
negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau
menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).
Skinner mendefinisikan penguatan positif sebagai stimulus yang ketika disajikan
mengikuti perilaku oleh pelajar, cenderung meningkatkan kemungkinan bahwa prilaku
tertentu akan terulang, yaitu perilaku yang menguatkan. Siswa yang menjawab dengan benar
di kelas, pujian guru meningkat kemungkinan bahwa siswa menanggapi pertanyaan guru,
sehingga reaksi yang menyenangkan guru berfungsi sebagai penguat positif bagi siswa.
Pernyataan yang tidak menyenangkan guru menyusul kegagalan siswa dalam menanggapi
pertanyaan juga guru bertindak sebagai penguat positif, karena diperkuat perilaku siswa yang
tetap diam ketika ditanya oleh guru. perilaku itu, adalah dianggap sebagai penguat positif
oleh Skinner.
Skinner menganggap reward dan reinforcement merupakan factor penting dalam
belajar. Ia berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah meramal, dan mengontrol tingka laku.
Pada teori ini guru memberikan penghargaan pada anak yang mempunyai nilai tinggi berupa
hadiah sehingga anak akan lebih rajin dan menghukum anak yang mempunyai nilai kurang
dengan tugas belajar yang lebih banyak. Dapat dimengerti bahwa teori ini juga termasuk teori
operan conditioning yang berarti bahwa suatu prosis perilaku operan yang dapat
mengakibatkan perilaku tersebut dapat diulang kmbali atau menghilang sesuai keinginan.

C. MENGHADAPI KESALAHAN PERILAKU

Hukuman
Hukuman terjadi ketika suatu repons menghilangkan sesuatu yang positif dari situasi atau
menambahkan sesuatu yang negatif. Argumen yang menentang hukuman adalah sebagi
berikut :

1. Hukuman menyebabkan efek samping emosional buruk, contohnya organisme


menjadi takut.

2. Hukuman menunjukan apa yang tidak boleh dilakukan organisme

3. Hukuman menjustifikasi tindakan menyakiti pihak lain, contohnya ketika anak


dipukul maka mereka berpikir bahwa dalam situasi tertentu boleh menyakiti orang
lain.

4. Berada dalam situasi dimana perilaku yang dahulu dihukum kini dapat dilakukan
tanpa mendapat hukuman lagi mungkin akan menyebabkan anak merasa
diperbolehkan melakukannya lagi.

5. Hukuman akan menimbulkan agresi terhadap pelaku penghukum dan pihak lain.

6. Hukuman sering mengganti respons yang tidak diinginkan dengan respons yang tidak
diinginkan lainnya. Misalnya, anak yang ditampar karena nakal mungkin akan
menangis

Alternatif Untuk Hukuman


Alternatifnya adalah memperkuat perilaku yang tidak sesuai dengan perilaku yang tidak
diharapkan, Membiarkan waktu yang menentukan tapi cara ini mungkin akan terlalu lama,
dan yang terakhir adalah dengan cara mengabaikannya.

Jadwal Penguatan

Penguatan yang lazim dipakai :


1. Continuous Reinforcement Schedule (Jadwal Penguatan Berkelanjutan)
2. Fixed Interval Reinforcement Schedule (Jadwal penguatan  tetap)
3. Fixed Ration Reinforcement Schedule (Jadwal Penguatan rasio tetap)
4. Variable Interval Reinforcement (Jadwal Penguatan Interval Variabel)
5. Variable Ratio Reinforcement Schedule (Jadwal Penguatan Rasio Variabel)
6. Concurrent Schedules and the Matching Law (Jadwal Penguatan secara bersamaan)
7. Concurrent Chain Reinforcement Schedule (Jadwal Penguatan rantai secara bersamaan)
8. Progressive Ratio Schedule and Behavioral Economics (Jadwal Penguatan Rasio
Progresif)

Perilaku Verbal

Klasifikasi Verbal :

1. Mand dicirikan oleh hubungan unik antara bentuk respons dengan penguatan yang secara
khas diterima dalam –segmen terkomunitas verbal tertentu

2. Tact didefinisikan sebagi operan verbal di mana suatu respons bentuk tertentu dimunculkan
oleh objek.

3. Echoic Behavior adalah perilaku verbal yang diperkuat saat perilaku verbal orang lain
diulang secara persis kata demi kata.

4. Autoclitic Behavior berfungsi untuk mengkualifikasikan respons, mengekspresikan relasi,


dan menyediakan kerangka gramatikal untuk perilaku verbal

Kontrak Kontingensi
Kontrak Kontingensi berarti menyusun semacam tata situasi di mana seseorang mendapat
sesuatu yang diinginkannya apabila orang itu bertindak .

D. PANDANGAN SKINNER TENTANG PENDIDIKAN


Skinner seperti Thorndike, sangat tertarik untuk mengaplikasikan teori belajarnya ke
proses pendidikan. Menurut Skinner, belajar akan berlangsung efektif apabila : (1) informasi
yang akan dipelajari disajikan secara bertahap.: (2) pembelajar segera diberi umpan balik
(feedback) mengenai akurasi pembelajaran mereka (yakni, setelah belajar mereka segera
diberi tahu apakah mereka sudah memahami informasi dengan benar atau tidak ;dan (3)
pembelajar mampu belajar dengan caranya sendiri.
Skinner menegaskan bahwa tujuan belajar seharusnya dispesifikasikan dahulu
sebelum pelajaran dimulai. Dia menegaskan bahwa tujuan belajar itu mesti didefinisikan
secara behavioral. Jika satu unit didesain untuk mengajarkan kreativitas, dia akan
menanyakan “Apa yang dilakukan murid ketika menjadi kreatif?”. Jika satu unit di desain
untuk mengajarkan pemahaman sejarah, maka dia akan bertanya “ Apa yang dilakukan murid
jika mereka memahami sejarah?”. Jika tujuan pendidikan tidak bisa disspesifikasikan secara
behavioral, instruktur tidak akan tahu apa yang harus diajarkan. Jika tujuan dispesifikasikan
dalam term yang sulit diterjemahkan ke dalam term behavioral, maka sulit sekali untuk
menentukan sejauh mana tujuan pelajaran sudah terpenuhi.
Seperti Thorndike, bagi Skinner motivasi hanya penting untuk menentukan apa yang
akan bertindak sebagai penguat untuk murid tertentu. Penguat sekunder sangat sering
digunakan dalam kelas. Contoh dari penguat sekunder adalah pujian verbal, ekspresi wajah
yang menyenangkan, pemberian penghargaan, menghargai kesuksesan, memberi nilai,
peringkat, dan memberikan murid untuk mengerjakan sesuatu yang diinginkannya. Seperti
Thorndike, Skinner menekankan penggunaan pengauat ekstrinsik dalam pendidikan. Bagi
guru Skinnerian, fungsi utama pendidikan adalah mengatur kontingensi penguatan sehingga
perilaku yang dianggap penting bisa ditingkatkan. Penguatan instrinsik dianggap tidak
penting.
Semua behavioriss S-R menyarankan ssutu lingkugan belajar yang memungkinkan
individual belajar dengan keceepatan yang berbeda-beda,. Mereka ingin menanganin siswa
secara individual atau memberi satu kelompok siswa dengan materi yang memungkinkan
siswa belajar sesuai dengan kemampuannya sendiri. Behavioris cenderung menghindari
teknik pengajaran ala ceramah (lecturing) karena dengan cara ini tidak akan diketahui apakah
proses belajar sudah terjadi dan karenanya tidak diketahui kapan mesti mengatur penguatan.
Guru Skinnerian menghindari pemberian hukuman. Mereka akan memperkuat
perilaku yang tepat dan mengabaikan perilaku yang tak tepat. Karena lingkungan belajar di
desain agar siswa mendapatkan kesuksesan maksimal, mereka biasanya memerhatikan materi
yang hendak dipelajari. Menurut Skinnerian, problem perilaku di sekolah adalah akibat dari
perencanaan pendidikan yang buruk, seperti kegagalan untuk memberikan pendidikan yang
sesuai dengan kemampuan murid, memberikan terlalu banyak paket pelajaran yang tidak
mudah dipahami, menggunakan disiplin keras untuk mengontrol perilaku, menggunakan
perencanaan yang kaku yang haru dipatuhi oleh semua murid, mengharuskan murid
melakukan sesuatu yang tidak reasonable (menyuruh siswa duduk diam tak bergerak).
Dalam artikelnya yang berjudul “The Shame of Americn of Eduction”, Skinner
(1984) menegaskan bahwa penggunaan instruksi yang terprogram bukan hanya akan
membantu siswa belajar, tetapi juga meningkatkan rasa hormat terhadap guru:
“ Sukses dan kemajuan adalah hal yang akan dihasilkan oleh instruksi yang terprogram. Hal
inilah yang akan membuat pengajaran menjadi profesi yang layak dan mulia. Siswa bukan
hanya harus belajar tetapi juga haruss tahu bahwa mereka sedang belajar. Demikian pula guru
bukan hanya harus mengajar tetapi juga haruss tahu bahwa mereka sedang mengajar.
Kemajuan dan kelesuan biasanya adalah akibat dari penanganan terhadap murid secara keliru,
tetapi mungkin juga akibat dari penggunaan cara-cara lama. Sayangnya komunitas juga tak
menyadarinya. Salah satu usulan perbaikan pendidikan adalah dengan memberi
penghormatan kepada guru, tetapi cara ini terbalik. Yang benaar adalah guru messti
mengajar dua kali lebih baik dan penghormatan akan dating dengan sendirinya”

E. WARISAN SKINNER : PSI, CBI, DAN BELAJAR ONLINE

Menarik untuk dicatat bahwa tekhnik pengajaran paling umum adalah pemberian ceramah
pelajaran (perkuliahan) dan tekhnik ini melanggar tiga prinsip yang didiskusikan diatas.
Skinner mengusulkan alternatif tekhnik pengajaran, yang dinamakan programmed learning
(belajar terprogram), yang mencakup ketiga prinsip tersebut. Alat yang diciptakan untuk
menyajikan materi yang terprogram dinamakan teaching machine (mesin pengajaran).
Belajar terprogram adalah tekhnik yang lebih mungkin digunakan oleh guru yang berorientasi
behavioralistik ketimbang guru yang berorientasi kognitif. Belajar terprogram memuat
banyak prinsip dari teori penguatan, meskipun tekhnik ini tidak diciptakan oleh teoretisi
penguatan.
Pendekatan skinner untuk belajar terprogram mengandung ciri-ciri yang berasal dari teori
belajarnya:
1. Langkah-langkah kecil. Pembelajar dihadapkan dengan sejumlah kecil informasi dan
berjalan dari satu frame, atau satu unit informasi, ke frame selanjutnya secara tertib
dan urut. Inilah yang dimaksudkan dengan linear program (program linear).
2. Respons yang jelas. Overt responding (respon yang jelas) adalah harus, sehingga
jawaban siswa yang benar dapat diperkuat dan respons yang salah dapat dikoreksi.
3. Umpan balik segera. Segera sesudah memberi respons, siswa diberi tahu apakah
respons mereka benar atau tidak. Immediate feedback (umpan balik segera) ini
bertindak sebagai penguat jika jawabannya benar dan sebagai tindakan korektif jika
jawabannya salah.
4. Self-pacing. Siswa menempuh pelajaran terprogram sesuai dengan kemampuan dan
kecepatannya sendiri.
Ada sejumlah variasi dalam program di atas. Misalnya, beberapa siswa mungkin melompati
informasi yang sudah diketahuinya. Prosedur ini biasanya dengan memberi siswa pra-tes
untuk bagian tertentu dari program, dan jika mereka bisa mengerjakannya dengan
memuaskan, maka mereka diperintahkan untuk melangkah kebagian selanjutnya.
Jenis lain dari pemrograman adalah dengan mengijinkan siswa untuk “menambah” informasi
lain, berdasarkan kinerja mereka. Setelah murid diberi informasi, mereka diberi pertanyaan
pilian ganda. Jika mereka menjawab dengan benar, mereka maju ke informasi selanjutnya.

Sistem Instruksi Personal


Pendekata yang disebut Personalized Systems of Intruction (PSI) pada mulanya dinamakan
Keller Plan. Seperti belajar terprogram, metode PSI mengindividualisasikan dan memberi
umpan balik yang sering dan cepat mengenai kinerja siswa. Memberikan pelajaran secara
individual biasanya menggunakan empat langkah, yang dapat diringkaskan sebagai berikut :

1. Menentukan materi yang akan diajar.


2. Membagi materi menjadi segmen-segmen tersendiri.
3. Menciptakan metode evaluasi sejauh mana siswa telah menguasai materi dalam
segmen tertentu.
4. Mengijinkan siswa melangkah dari satu segmen ke segmen lainnya sesuai
kemampuan mereka.

Penekanan dalam pengajaran PSI adalah pada penguasaan materi segmen yang di ajarkan,
biasanya ditunjukkan dengan kinerja pada ujian ringkas dan terfokus. Instruktur dapat
meminta siswa menguasai materi secara menyeluruh sebelum berpindah ke segmen lain.
Atau, instruktur mungkin menetapkan syarat minimum, misalnya penguasaan materi 90
persen, yang harus dicapai sebelum siswa melangkah ke segmen lain. Bahkan jika
penguasaan menyeluruh tidak di wajibkan, siswa dalam kursus individual ini biasanya akan
mendapat nilai A atau B, karena dalam pelajaran individu ini banyak faktor personal yang
memberi kontribusi pada variasi nilai tes telah di eliminasi.

Instruksi Berbasis Komputer


Ketika komputer dipakai untuk menyajikan pengajaran terprogram atau jenis materi pelajaran
lainnya, proses ini dinamakan computer-based instruction (CBI) (pengajaran berbasis
komputer, yang juga terkadang dinamakan instruksi berbantuan komputer). Siapa saja yang
baru-baru ini membeli word-processing baru, misalnya, punya opsi untuk menjalankan
latihan tutorial yang sudah built-in dalam software. Pengguna komputer yang mengikuti
tutorial itu akan mampu bekerja dengan cara dan kecepatannya sendiri melalui unit-unit kecil
yang dimaksudkan untuk mengajarkan keahlian dan aplikasi spesifik. Tutorial itu
mengharuskan adanya respon yang tegas dan keterlibatan aktif dalam mempelajari materi.
Bantuan (help)disediakan cukup dengan mengklik suatu tombol, dan umpan balik bisa
langsung diberikan. Prinsip belajar yang ada dalam belajar terprogram Skinner juga ada di
CBI.
CBI memang semakin canggih sehingga banyak orang yang kini percaya bahwa ia bisa
dipakai untuk mengajarkan apapun dengan cara seperti yang dilakukan oleh guru yang
terbaik. Format pendidikan yang terkait dengan CBI adalah “kelas virtual”, terkadang disebut
sebagai on-line education (pendidikan online). Berkat tekhnologi komputer yang makin
canggih , modem, internet, kini siswa dapat duduk didepan komputer yang jaraknya ribuan
mil dari sumber informasi untuk melakukan interaksi, melalui keyboard komputer, dengan
instruktur atau dengan materi.

F. JENIS PERILAKU BELAJAR DAN PERCOBAAN SKINNER


Menurut Skinner, hampir semua perilaku manusia diidentifikasi jatuh ke dalam dua
kategori yaitu perilaku responden dan perilaku operan. Perilaku responden adalah perilaku
tanpa sengaja (refleks) dan hasil dari rangsangan lingkungan khusus. Agar perilaku
responden terjadi, pertama perlu bahwa stimulus diterapkan pada organisme. Stimulus dari
binatang kecil yang mengganggu terhadap mata Anda akan menyebabkan anda berkedip,
suatu peristiwa memalukan dapat menyebabkan anda bermuka merah, dan flash cahaya
terang akan mengakibatkan anda berkedip mata. Itu beberapa perilaku kita adalah perilaku
responden.
Sebagian besar perilaku kita adalah perilaku operan, yang tidak otomatis, dapat
diprediksi, atau terkait dalam setiap cara yang dikenal dengan mudah diidentifikasi oleh
rangsangan . Skinner percaya bahwa perilaku tertentu hanya terjadi, dan bahkan jika
disebabkan oleh tertentu (tapi sulit untuk mengidentifikasi) rangsangan, rangsangan ini
adalah tidak penting untuk mempelajari perilaku.
Kata "operan" menjelaskan seluruh sikap perilaku yang beroperasi pada lingkungan
untuk menghasilkan peristiwa atau tanggapan dalam lingkungan. Jika kejadian atau
tanggapan yang memuaskan, kemungkinan bahwa perilaku operant akan diulang biasanya
meningkat.
Manajemen kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku
(behavior modification) antara lain dengan penguatan (reinforcement) yaitu memberi
penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan pada perilaku yang
tidak tepat.
Operant Concitioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan
perilaku operan (penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut
dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.
Perilaku operan adalah perilaku yang dipancarkan secara spontan dan bebas berbeda
dengan perilaku responden dalam pengkondisian Pavlov yang muncul karena adanya
stimulus tertentu. Contoh perilaku operan yang mengalami penguatan adalah: anak kecil yang
tersenyum mendapat permen oleh orang dewasa yang gemas melihatnya, maka anak tersebut
cenderung mengulangi perbuatannya yang semula tidak disengaja atau tanpa maksud
tersebut. Tersenyum adalah perilaku operan dan permen adalah penguat positifnya.
Baik perilaku responden dan operan bisa diajarkan dan dipelajari. Mengajar dan belajar
prilaku responden mensyaratkan penyajian stimulus yang akan menyebabkan perilaku yang
diinginkan terjadi, sedangkan perilaku operan adalah belajar melalui penguatan yang tepat
(baik penguatann positif atau penguatan negatif) yang diberikan segera atau terjadi secara
spontan perilaku operan. Pemberian penguatan kepada seseorang dari perilaku yang
diinginkan biasanya meningkatkan kemungkinan bahwa ia akan mengulangi perilaku
tersebut. Jika penguatan berupa hukuman, diharapkan bahwa individu akan belajar untuk
menahan diri dari hal yang tidak diinginkan.
Pengkondisian operan, sebagaimana ditentukan oleh Skinner, dapat digunakan untuk
mempromosikan leaming oper-semut. Pengkondisian Operan untuk belajar operan
dikendalikan dengan mengikuti suatu perilaku dengan suatu rangsangan. Rangsangan , yang
disajikan setelah adanta tanggapan biasanya disebut penguatan. Hal ini dapat berupa
penguatan positif atau negatif, karena baik positif maupun negatif dapat digunakan untuk
meningkatkan kemungkinan bahwa perilaku akan diulang.
Menajemen Kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku
antara lain dengan proses penguatan yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang
diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun pada perilaku yanag tidak tepat. Operant
Conditioning adalah suatu proses perilaku operant ( penguatan positif atau negatif) yang
dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai
dengan keinginan.
Skinner membuat eksperimen sebagai berikut :
Dalam laboratorium Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang
disebut “skinner box”, yang sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan yaitu tombol, alat
pemberi makanan, penampung makanan, lampu yangdapat diatur nyalanya, dan lantai yanga
dapat dialir listrik. Karena dorongan lapar tikus beruasah keluar untuk mencari makanan.
Selam tikus bergerak kesana kemari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan tombol,
makanan keluar. Secara terjadwal diberikan makanan secara bertahap sesuai peningkatan
perilaku yang ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shapping.
Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus dan burung merpati Skinner mengatakan
bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan. Maksudnya adalah pengetahuan
yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan.
Skinner membagi penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif.
Bentuk bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku, atau penghargaan. Bentuk bentuk
penguatan negatif antara lain menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas
tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang. Untuk menguraikan teori pengkondisian,
B. F. Skinner memperkenalkan konsep pengkondisian operan. Untuk memahami
pengkondisian operan, perlu dibedakan apa yang disebut Skinner sebagai perilaku respon dan
perilaku operan. Perilaku respon adalah respon langsung pasa stimulus, seperti pada respon
yang tidak dikondisikan dalam pengkondisiana klasik. Sebaliknya, perilaku operan
dikendalikan oleh akibatnya. Pada mulanya hal itu terjadi dengan sendirinya: yaitu
munculnya lebih bersifat spontan daripada merupakan respon stimulus tertentu.
Adapun percobaan Skinner untuk mendemonstrasikan pengkodisian operan adalah sebagai
berikut:
Seekor tikus yang lapar diletakan dalam sebuah kotak yang disebut “kotak Skinner”. Di
dalam kotak Skinner tersebut tidak terdapat apa-apa kecuali sebuah jeruji yang menonjol di
mana terdapat piring makanan di bawahnya. Sebuah lampu kecil di atas jeruji dapat
dinyalakan menurut kehendak perlaku eksperimen.
Tikus yang dibiarkan sendiri dalam kotak, berjalan kesana kemari menjelajahi keadaan
sekitar. Kadang-kadang tikus melihat jeruji tersebut dan menekannya. Lalu penekanan tikus
pertama terhadap jeruji merupakan peringkat dasar dasar penekanan jeruji. Setelah
menentukan peringkat dasar, pelaku eksperimen menggerakkan bubuk makanan yang
diletakkan di luar kotak Skinner. Setiap kali tikus menekan jeruji, butir-butir halus makanan
terluncut jatuh ke piring makanan. Tikus memakannya dan segera menekan jeruji lagi.
Makanan menguatkan (reinforce) penekann jeruji dan laju penekanan meningkat secara
drastic. Bila tempat makanan tidak dihubungkan dengan jeruji sehingga penekanan jeruji
tidak lagi mengeluarkn makanan, laju penekanan jeruji akan berkurang. Berarti respon operan
mengalami pemadaman (extinction) tanpa adanya penguatan.
Pelaku eksperimen dapat menetapkan diskriminasi dengan menyediakan makanan jika jeruji
ditekan dan lampu menyala, tetapi tidak ada makanan bila lampu mati. Penguatan selektif ini
mengkondisikan tikus untuk menekan jeruji hanya pada saat lampu menyala. Dalam hal ini,
lampu berfungsi sebagai stimulus diskriminatif (discriminative stimulus) yang
mengendalikan respon.
Dengan demikian, pengkondisian operan meningkatkan kemungkinan adanya respon dengan
menertakan penguat (reinforce) setelah kejadiannya dan bisa bersaku sebaliknya (extinction).

G. EVALUASI TEORI SKINNER DAN APLIKASI TEORI SKINNER


Prinsip-prinsip utama pandangan Skinner:

1. Descriptive behaviorism, pendekatan eksperimental yang sistematis pada perilaku


yang spesifik untuk mendapatkan hubungan S-R. Pendekatannya induktif. Dalam hal
ini pengaruh Watson jelas terlihat.
2. Empty organism, menolak adanya proses internal pada individu.
3. Menolak menggunakan metode statistical, mendasarkan pengetahuannya pada subyek
tunggal atau subyek yang sedikit namun dengan manipulasi eksperimental yang
terkontrol dan sistematis.

Sumbangan Skinner sebagai seorang psikolog

1. Salah seorang psikolog yang pandangannya paling berpengaruh dan banyak dirujuk
oleh para psikolog lainnya
2. Mengembangkan sejumlah prinsip-prinsip psikologis yang cukup terbukti aplikatif
terhadap masalah-masalah perilaku yang nyata karena didukung oleh hasil-hasil
eksperimen yang jelas
3. Memberikan ide kreatif dan baru bagi metode dalam belajar dan terapi yang
konvensional

Konsep-konsep utama yang dikembangkan oleh B. F Skinner adalah sebagai berikut:


Proses operant conditioning:

1. Perilaku namun dalam kadar peningkatan dan intensitas yang berbeda-beda.


2. Discrimination : organisma dapat diajarkan untuk berespon hanya pada suatu stimulus
dan tidak pada stimulus lainnya. Caranya adalah secara konsisten memberi
reinforcement hanya pada respon bagi stimulus yang diinginkan dan tidak pada
respon terhadap stimulus.

Memilah perilaku menjadi respondent behavior dan operant behavior. Respondent terjadi
pada kondisioning klasik, dimana reinforcement mendahului UCR/CR. Dalam kondisi sehari-
hari yang lebih sering terjadi adalah operant behavior dimana reinforcement terjadi setelah
response.

3. Positive dan negative reinforcers [kehadirannya PR menguatkan perilaku yang


muncul, sedangkan justru ketidakhadiran NR yang akan menguatkan perilaku].
4. Extinction: hilangnya perilaku akibat dari dihilangkannya reinforcers
5. Schedules of reinforcement, berbagai variasi dalam penjadwalan pemberian
reinforcement dapat meningkatkan lainnya.
6. Secondary reinforcement, adalah stimulus yang sudah melalui proses
pemasangan/kondisioning dengan reinforcer asli sehingga akhirnya bisa mendapatkan
efek reinforcement sendiri. Dalam kenyataan riil kehidupan manusia, hampir semua
yang kita anggap sebagai reinforcement adalah secondary reinforcer.
7. Aversive conditioning, proses kondisioning dengan melibatkan suasana tidak
menyenangkan. Hal ini dilakukan dengan punishment. Reaksi organisme adalah
escape atau avoidance.

APLIKASI TEORI SKINNER TERHADAP PEMBELAJARAN.

Beberapa aplikasi teori belajar Skinner dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

- Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara organis.

- Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan dan
jika benar diperkuat.

- Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.

- Materi pelajaran digunakan sistem modul.

- Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic.

- Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.

- Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.

- Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari

pelanggaran agar tidak menghukum.


- Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.

- Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu)

- Tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin meningkat


mencapai tujuan.

- Dalam pembelajaran sebaiknya digunakan shaping.

- Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku operan.

KELEBIHAN DAN KEKUARANGAN TEORI SKINNER

1. Kelebihan

Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini
ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya
pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan
terjadinya kesalahan.

2. Kekurangan

Tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat membuat anak didik
menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. hal tersebuat akan menyulitkan
lancarnya kegiatan belajar-mengajar. Dengan melaksanakan mastery learning, tugas
guru akan menjadi semakin berat.

Beberapa Kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman


sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yang
baik adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak
perlu mengalami sendiri kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan
hukuman verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru
berakibat buruk pada siswa.

Selain itu kesalahan dalam reinforcement positif juga terjadi didalam situasi
pendidikan seperti penggunaan rangking Juara di kelas yang mengharuskan anak
menguasai semua mata pelajaran. Sebaliknya setiap anak diberi penguatan sesuai
dengan kemampuan yang diperlihatkan sehingga dalam satu kelas terdapat banyak
penghargaan sesuai dengan prestasi yang ditunjukkan para siswa: misalnya
penghargaan di bidang bahasa, matematika, fisika, menyanyi, menari atau olahraga.
BAB 3

KESIMPULAN

Inti dari teori behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan (kondisioning operan).
Pengkondisian operan adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari
prilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi. Beberapa hal
yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut :

1. Belajar itu adalah tingkah laku.


2. Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya
perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.
3. Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di
tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di definisikan
menurut fisiknya dan di observasi di bawah kondisi-kondisi yang di control secara
seksama.
4. Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber informasi
yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.

Anda mungkin juga menyukai