Anda di halaman 1dari 12

PROSES PEMBAHARUAN KURIKULUM

A. Pendahuluan
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus
sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum mencerminkan
falsafah atau pandangan hidup bangsa, ke arah mana dan bagaimana bentuk
kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh kurikulum yang digunakan oleh bangsa
tersebut.
Nilai sosial, kebutuhan dan tuntutan masyarakat cenderung atau selalu
mengalami perubahan antara lain akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kurikulum harus dapat mengantisipasi perubahan tersebut, sebab
pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut.
Proses pembaharuan kurikulum biasanya dimulai dari perubahan
konsepsional yang fundamental yang diikuti oleh perubahan struktural.
Pembaharuan dikatakan bersifat sebagian bila hanya terjadi pada komponen
tertentu saja misalnya pada tujuan saja, isi saja, metode saja, atau sistem
penilaiannya saja. Pembaharuan kurikulum bersifat menyeluruh bila mencakup
perubahan semua komponen kurikulum. Perubahan kurikulum menyangkut
berbagai faktor, baik orang-orang yang terlibat dalam pendidikan dan faktor-
faktor penunjang dalam pelaksanaan pendidikan

B. Pengertian Pembaharuan Kurikulum


Inovasi kuriulum dan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatiu ide,
gagasan atau tindakan tertentu dalam bidang kurikulum dan pembelajaran yang
dianggap baru untuk memecahkan masalah pendidikan.
Dalam bidang pendidikan, inovasi biasanya muncul dari adanya keresahan
pihak-pihak tertentu tentang penyelenggaraan pendidikan. Misalkan, keresahan
guru tentang pelaksanaan proses belajar mengajar yang dianggapnya kurang
berhasil, keresahan pihak administrator pendidikan tentang kinerja guru, atau
mungkin keresahan masyarakat terhadap kinerja dan hasil bahan sistem

1
pendidikan. Keresahan-keresahan itu pada akhirnya membentuk permasalahan-
peramasalahan yang menuntut penanganan dengan segera. Upaya untuk
memecahkan masalah itulah muncul gagasan dan ide-ide baru sebagai suatu
inovasi. Dengan demikian, maka dapat kita katakan bahwa inovasi itu ada karena
adanya masalah yang dirasakan hampir tidak mungkin inovasi muncul tanpa
adanya masalah yang dirasakan1
Pembaharuan yang biasa disebut inovasi, mengingatkan kita pada istilah
invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar
baru, kemudian diadakan dengan bentuk-bentuk hasil kreasi baru. Inovasi adalah
penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati
sebgai suatu (benda) yang sebenarnya telah ada, tetapi semula belum diketahui
orang. Pembaharuan tidak selalu menemukan atau menciptakan sesuatu yang
baru, tetapi bisa saja merupakan penyesuaian apa yang telah lazim dilakukan atau
pengembangan dari bentuk yang sudah ada untuk menuju kea rah yang lebih baik
dan inilah yang disebut discovery.
Jadi, pembaharuan kurikulum adalah suatu gagasan atau praktek
kurikulum dengan menggunakan bagian-bagian yang potensial, dari kurikulum
tersebut dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu.
Dengan kata lain, pembaharuan itu di ajukan berkenaan dengan ide dan teknis
pada skala yang terbatas. Pembaharuan selalu berkaitan dengan masalah kreasi
dan atau penciptaan sesuatu yang baru dan menuju ke arah yang lebih baik2.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Kurikulum


Kurikulum itu selalu dinamis dan senantiasa dipengaruhi oleh perubahan-
perubahan dalam faktor-faktor yang mendasarinya. Tujuan pendidikan dapat
berubah secara fundamental, bila suatu negara beralih dari negara yang dijajah
menjadi Negara yang merdeka.Dengan sendirinya kurikulum pun harus
mengalami perubahan yang menyeluruh.

1
Wina Sanjaya Kurikulum dan Pembeajaran, , (Jakarta: Kencana, 2010), h. 317-318.
Cet. ke 3
2
http://anisroiyatunisa.blogspot.co.id/2013/04/pembaharuan-kurikulum.html

2
Kurikulum juga diubah bila tekanan dalam tujuan mengalami pergeseran.
Misalnya pada tahun 30-an sebagai pengaruh golongan progresif di USA tekanan
kurikulum adalah pada anak, sehingga kurikulum mengarah kepada child-centered
curriculum sebagai reaksi terhadap subject-centered curriculum yang dianggap
terlalu bersifat adulatif (pembujukan) dan society-centered..Pada tahun 40-an,
sebagai akibat perang, asas masyarakatlah yang diutamakan dan kurikulum
menjadi lebih society-centered.
Kurikulum dapat pula mengalami perubahan bila terdapat pendirian baru
mengenai proses belajar, sehingga timbul bentuk-bentuk kurikulum seperti
activity atau experience curriculum, programmed instruction, pengajaran modul,
dan sebagainya.
Perubahan dalam masyarakat, eksplosi (ledakan) ilmu pengetahuan dan
lain-lain mengharuskan adanya perubahan kurikulum. Perubahan-perubahan itu
menyebabkan kurikulum yang berlaku tidak lagi relevan, dan ancaman serupa ini
akan senantiasa dihadapi oleh setiap kurikulum, betapapun relevannya pada suatu
saat.
Menurut Soetopo dan Soemanto, ada sejumlah faktor yang dipandang
mendorong terjadinya perubahan kurikulum pada berbagai Negara dewasa ini.
1. Bebasnya sejumlah wilayah tertentu di dunia ini dari kekuasaan kaum
kolonialis. Dengan merdekanya Negara-negara tersebut, mereka menyadari
bahwa selama ini mereka telah dibina dalam suatu sistem pendidikan yang
sudah tidak sesuai lagi dengan cita-cita nasional merdeka. Untuk itu, mereka
mulai merencanakan adanya perubahan yang cukup penting di dalam
kurikulum dan sistem pendidikan yang ada.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sekali. Di satu
pihak, perkembangan dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan yang
diajarkan di sekolah menghasilkan ditemukannya teori-teori yang lama. Di
lain pihak, perkembangan di dalam ilmu pengetahuan psikologi, komunikasi,
dan lainnya menimbulkan ditemukannya teori dan cara-cara baru di dalam
proses belajar mengajar. Kedua perkembangan di atas, dengan sendirinya

3
mendorong timbulnya perubahan dalam isi maupun strategi pelaksanaan
kurikulum.
3. Pertumbuhan yang pesat dari penduduk dunia .dengan bertambahnya
penduduk, maka makin bertambah pula jumlah orang yang membutuhkan
pendidikan. Hal ini menyebabkan bahwa cara atau pendekatan yang telah
digunakan selama ini dalam pendidikan perlu ditinjau kembali dan kalau perlu
diubah agar dapat memenuhi kebutuhan akan pendidikan yang semakin besar.
Ketiga faktor di atas itulah yang secara umum banyak mempengaruhi
timbulnya perubahan kurikulum yang kita alami dewasa ini.3.

D. Proses Pembaharuan Kurikulum


Pembaharuan selalu berkaitan dengan masalah kreasi dan atau penciptaan
sesuatu yang baru dan menuju ke arah yang lebih baik. Pembaharuan kurikulum
perlu dilakukan sebab tidak ada satu kurikulum yang sesuai dengan keadaan
sepanjang masa, kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan
zaman yang senantiasa cenderung berubah. Pembaharuan kurikulum perlu
dilakukan mengingat kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan harus
menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat yang senantiasa berubah dan
terus berlangsung.
Pembaharuan kurikulum biasanya dimulai dari perubahan konsepsional
yang fundamental yang diikuti oleh perubahan struktural. Pembaharuan dikatakan
bersifat sebagian bila hanya terjadi pada komponen tertentu saja misalnya pada
tujuan saja, isi saja, metode saja, atau sistem penilaiannya saja. Pembaharuan
kurikulum bersifat menyeluruh bila mencakup perubahan semua komponen
kurikulum. Perubahan kurikulum menyangkut berbagai faktor, baik orang-orang
yang terlibat dalam pendidikan dan faktor-faktor penunjang dalam pelaksanaan
pendidikan.4
Menurut Sudjana pada umumnya perubahan struktural kurikulum
menyangkut komponen kurikulum yakni :
3
Soetopo dan Soemanto.. Pembinaan Dan Pengembangan Kurikulum Sebagai Substansi
Problem Administrasi Pendidikan . (Jakarta: Bumi Aksara. 1991). h. 40-41
4
http://anisroiyatunisa.blogspot.co.id/2013/04/pembaharuankurikulum.html

4
a. Perubahan dalam tujuan
Perubahan ini didasarkan kepada pandangan hidup masyarakat dan falsafah
bangsa. Tanpa tujuan yang jelas, tidak akan membawa perubahan yang berarti,
dan tidak ada petunjuk ke mana pendidikan diarahkan.
b. Perubahan isi dan struktur
Perubahan ini meninjau struktur mata pelajaran -mata pelajaran yang
diberikan kepada siswa termasuk isi dari setiap mata pelajaran.Perubahan ini
dapat menyangkut isi mata pelajaran, aktivitas belajar anak, pengalaman yang
harus diberikan kepada anak, juga organisasi atau pendekatan dari mata
pelajaran - mata pelajaran tersebut. Apakah diajarkan secara terpisah-pisah
(subject matter curriculum), apakah lebih mengutamakan kegiatan dan
pengalaman anak (activity curriculum) atau diadakan pendekatan
interdisipliner (correlated curriculum) atau dilihat proporsinya masing-masing
jenis, mana yang termasuk pendidikan umum, pendidikan keahlian,
pendidikan akademik dan lain-lain.
c. Perubahan strategi kurikulum
Perubahan ini menyangkut pelaksanaan kurikulum itu sendiri yang meliputi
perubahan teori belajar mengajar, perubahan sistem administrasi, bimbingan
dan penyuluhan, perubahan sistem penilaian hasil belajar.
d. Perubahan sarana kurikulum
Perubahan ini menyangkut ketenagaan baik dari segi kualitas dan kuantititas,
juga sarana material berupa perlengkapan sekolah seperti laboraturium,
perpustakaan, alat peraga dan lain-lain.
e. Perubahan dalam sistem evaluasi kurikulum
Perubahan ini menyangkut metode/cara yang paling tepat untuk
mengukur/menilai sejauh mana kurikulum berjalan efektif dan efesien, relevan
dan produktivitas terhadap program pembelajaran sebagai suatu sistem dari
kurikulum5.

5
Sudjana., Metode dan Teknik Pembelajaran dalam Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung
: Nusantara Press, 1993). h. 37

5
E. Jenis-Jenis Perubahan Kurikulum
a. Perubahan Sebagian-Sebagian
Yakni perubahan yang terjadi hanya pada komponen (unsur) tentu saja
dari kurikulum kita sebut perubahan yang sebagian-sebagian. Perubahan dalam
metode mengajar saja, perubahan dalam itu saja, atau perubahan dalam sistem
penilaian saja, adalah merupakan contoh dari perubahan sebagian-sebagian.
Dalam perubahan sebagian-sebagian ini, dapat terjadi bahwa perubahan
yang berlangsung pada komponen tertentu sama sekali tidak berpengaruh terhadap
komponen yang lain. Sebagai contoh, penambahan satu atau lebih bidang studi
kedalam suatu kurikulum dapat saja terjadi tanpa membawa perubahan dalam cara
(metode) mengajar atau sistem penilaian dalam kurikulum tersebut.
b. Perubahan Menyeluruh
Disamping secara sebagian-sebagian, perubahan suatu kurikulum dapat
saja terjadi secara menyeluruh . artinya keseluruhan sistem dari kurikulum
tersebut mengalami perubahan mana tergambar baik didalam tujuannya, isinya
organisasi dan strategi dan pelaksanaannya.
Perubahan dari kurikulum1968 menjadi kurikulum 1975 dan 1976 lebih
merupakan perubahan kurikulum secara menyeluruh. Demikian pula kegiatan
pengembangan kurikulum sekolah pembangunan mencerminkan pula usaha
perubahan kurikulum yang bersifat menyeluruh. Kurikulum 1975 dan 1976
misalnya , pengembangan , tujuan, isi, organisasi dan strategi pelaksanaan yang
baru dan dalam banyak hal berbeda dari kurikulum sebelumnya.6

F. Analisis Perubahan Kurikulum dari Tahun 1968-2006


Kurikulum merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan
pengajaran yang dicetuskan dan ditetapkan oleh sekolah secara dinamis dan
progresif. Hal ini berarti, bahwa kurikulum harus selalu dikembangkan dan

6
Soetopo dan Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sebagai Substansi
Problem Administrasi Pendidikan . (Jakarta : Bumi Aksara, 1991), h. 39-40

6
disempurnakan agar sesuai dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta masyarakat yang sedang membangun.7
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
No Tahun Fokus Orientasi
1 1968 Subject Matter (Mata Pelajaran)
2 1975 Terminal Objectives (Tiu, Tik)
3 1984 Keterampilan Proses (CBSA Project)
4 1994 Munculnya Pembagian Kamar Antara Kurikulum Nasional
Dengan Kurikulum Muatan Local
5 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
6 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
7 2013 Kurikulum 2013 (Kurtilas)

Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada


pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.Penekanan dalam
Kurikulum 1968, pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat,
dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral,
budi pekerti, dan keyakinan beragama.Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik.
Sebagai pengganti kurikulum 1968 adalah kurikulum 1975.  Dalam
kurikulum ini menggunakan pendekatan Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI), mengarah kepada tercapainya tujuan spesifik, yang dapat
diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa.Dalam pelaksanaannya
banyak menganut psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus
respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill).
Kurikulum 1984 berorientasi kepada tujuan instruksional, didasari oleh
pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu
belajar yang sangat terbatas di sekolah harus benar-benar fungsional dan efektif.
Oleh karena itu, sebelum memilih atau menentukan bahan ajar, yang pertama
7
Subandiyah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1993), h. 48.

7
harus dirumuskan adalah tujuan apa yang harus dicapai siswa. Pendekatan
pengajarannya berpusat pada anak didik melalui Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan emosional
dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik
dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor
Materi pelajaran dikemas dengan menggunakan pendekatan spiral yakni
pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan
kedalaman dan keluasan materi pelajaran.Semakin tinggi kelas dan jenjang
sekolah, semakin dalam dan luas materi pelajaran yang diberikan.
Ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya
adalah pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan
Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat
(berorientasi kepada materi pelajaran/isi).Dalam pelaksanaan kegiatan, guru harus
memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar,
baik secara mental, fisik, dan sosial.Untuk mengaktifkan siswa guru dapat
memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen dan
penyelidikan. Dan dalam pengajaran suatu mata pelajaran harus menyesuaikan
dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa,
sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang
menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan
keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
Kurikukum yang dikembangkan pada tahun 2004 diberi nama Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK). Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan
pada pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas
tertentu sesuai dengan standard performan yang telah ditetapkan.Hal ini
mengandung arti bahwa pendidikan mengacu pada upaya penyiapan individu yang
mampu melakukan perangkat kompetensi yang telah ditentukan.Implikasinya
adalah perlu dikembangkan suatu KBK sebagai pedoman pembelajaran.
Selanjutnya pada tahun 2006, dikembangkannya kurikulum KTSP. KTSP
adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan pada posisi

8
yang paling dekat dengan pembelajaran yakni sekolah dan satuan pendidikan.
KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang memberikan
otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam
rangka mengefektifkan proses belajar mengajar di sekolah. Otonomi diberikan
agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola
sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai
prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat.
Kemudian, kurikulum sebagai bidang kajian yang sangat sulit untuk
dipahami, tetapi sangat terbuka untuk didiskusikan. Oleh karena itu, untuk
memahaminya harus di analisis dalam konteks yang luas. Kurikulum 2013 yang
berbasis karakter dan kompetensi lahir sebagai jawaban terhadap berbagai kritikan
terhadap kurikulum 2006, serta sesuai dengang perkembangan kebutuhan dan
dunia kerja. Kurikulum 2013 merupakan salah satu upaya pemerintah untuk
mencapai keunggulan masyarakat bangasa dalam penguasaan ilmu dan teknologi
seperti yang digariskan dalam haluan Negara. Dengan demikian, kurikulum 2013
diharapkan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang sedang dihadapi
oleh dunia pendidikan dewasa ini, terutama dalam memasuki era globalisasi yang
penuh dengan berbagai macam tantangan.
Implementasi kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insane yang
produktif, kreatid dan inovatif. Hal ini dimungkinkan karena kurikulum ini
berbasis karakter dan kompetensi, yang secara konseptual memiliki beberapa
keunggulan. Pertama, kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat
alamiah (konstektual), karena berangkat, berfokus dan bermuara pada hakekat
peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan
kompetensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek
belajar, dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan
mengalami berdasarkan kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan. Kedua,
kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari
pengembanagn kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan, dan
keahlian tertentu dalamsuatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari, serta pengembangan aspek-aspek kepribadian dapat

9
dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu. Ketiga, ada
bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya
lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan
penampilan.8
G. Berbagai Jenis Inovasi dalam Kuriulum dan Pembelajaran
Sebagai usaha mengefektifkan pencapaian tujuan pendidikan, pemeritah
orde baru terus menerus melakukan berbagai perbaikan dan pembaharuan
pendidikan dan kurikulum. Beberapa pembaharuan (inovasi) yang telah dilakukan
dikemukaan dibawah ini
1. Pemberlakuan KTSP
Sejak lama bahkan sejak kemerdekaan RI ini, kurikulum di Indonesia
disusun secara terpusat. Sekolah kurang bahkan tidak diberi ruang yang cukup
untuk mengembangkan kurikulum sendiri. Sekolah dan tentu saja guru hanya
berfungsi sebagai pelaksana kurikulum yang seluruhnya dianut oleh pusat, dari
mualai isi pelajaran, system penilaian, bahkan waktu pemberian materi pelajaran
kepada siswa melalui bentu uriulum yang bersifat matriks. Baru sejak tahun 2006
terjadi perubahan kebijakan pemerintah mengenai kurikulum seiring dengan
diberlakukannya UU No 20 tahun2003 ttentang system pendidikan nasional.
Kuriulum tida lagi sepenuhnya diatur oleh pusat, akan tetapi ditentukan oleh darah
masig-masing melalui KTSP. KTSP adalah kurikulum oprasional yang disusun
dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Dengan memperhatikan
dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan
oleh Badan Standar Nasiona Pendidikan (BSNP). Dilihat dari adanya perubahan
system manajemen kurikulum ituah, maka dapat kita katakana bahwa
pemberlakuan KTSP merupakan salah satu bentuk inovasi kurikulum yang ada di
Indonesia.
2. Penyelenggaraan Sekolah Lnjut Pertama Terbuka (SLTPT)
SLTPT terbuka merupakan sekoah menengah umum tingkat pertama yang
kegiatan belajarnya dilaksanakan sebagian besar diluar gedung sekolah.

8
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), h. 163-164

10
Penyampaian pelajaran dilakukan dengan memanfaatkan berbagai media sebagai
pengganti guru, misalnya dengan mengguanakan paket belajar berupa modul dan
pemanfaatan mdia elektronik seperti radio. SLTP terbuka disellenggarakan untuk
meningkatan pemerataan pendidikan, khususnya bagi lulusan SD yang ingin
melanjutkan pendidikannya, akan tetapi tidak dapat merealisasikan niatnya
disebabkan factor geografi, sosia dan ekonomi.
3. Pengajaran Melalui Modul
Pengajaran melalui modul merupakan salah satu bentuk inovasi
pendidikan yang pernah ada di Indonesia yang digunakan dalam berbagai
penyelenggaraan pendidikan baik formal maupun non formal
Dalam konteks pembelajaran modul dapat diartian sebagai suatu unit
lengkap yang berdiri sendiri yang terdiri dari rangkaian kegiatan belajar yang
disusun untuk membantu peserta didik mencapai sejumlah tujuan ynag
dirumuskan secara husus dan jelas. Dalam sebuah modul dirumuskan suatu unit
pengajaran secara jelas, dari mulai tujuan yang harus dicapai, petunjuk
pembelajaran atau rangkaian kegiatan belajar yang harus dilauan siswa, materi
pembelajaran sampai kepada evaluasi beserta pedoman menentukan
keberhasilannya. Dengan demikian, melalui modul siswa dapat belajar mandiri
tanpa bantuan guru
4. Pmbelajaran Melalui Komputer
Pembelajaran melalui computer adalah bentuk pembelajaran yang
dirancang secara individual dengan cara siswa berinteraksi secara langsung
dengan materi pembelajaran yang deprogram secara khusus melalui system
komputr. Dengan demikian, melalui computer siswa dapat belajar sendiri dari
mulai pengenalan tujuan yang harus dicapai, pengalaman belajar yang harus
dilaukan sampai mengetahui tingkat keberhasilannya sendiri dalam pencapaian
tujuan9.
H. Masalah-Masalah dalam Pembaharuan

9
Wina Sanjaya Kurikulum dan Pembeajaran,(Jakarta: Kencana, 2010), h. 327-333 . Cet.
ke 3

11
Menurut Zahara Ideris yang dikutip oleh Subandijah mengemukakan
masalah-masalah yang menuntut adanya pembaharuan ataupun inovasi pendidikan
dan kurikulum di Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Perkembangan ilmu pengetahuan yang menghasilkan teknologi yang 


mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politil, pendidikan dan
kebudayaan.
2. Laju eksplosi penduduk yang cukup pesat, yang menyebabkan daya
tampung ruang dan fasilitas pendidikan sangat tidak seimbang.
3. Mutu pendidikan yang dirasakan semakin menurun, yang belum mampu
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Kurang adanya relevansi antara program pendidikan dengan kebutuhan
masyarakat yang sedang membangun
5. Belum berkembangnya alat organisasi yang efektif serta belum tumbuhnya
suasana yang subur dalam masyarakat untuk mengadakan perubahan-
perubahan yang dituntut oleh keadaan sekarang dan yang akan datang10.

10
Subandiyah. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada . 1993). h. 77

12

Anda mungkin juga menyukai