Disusun Oleh A!us Mian"a #13$0%2&'00$( )u*hi +i,-k- #13$0%2&'012( PRO.RAM PAS/A SAR0ANA PRO.RAM PENDIDIKAN SAINS UNI1ERSI2AS NE.ERI )O.)AKAR2A
2013 BAB I PENDAHULUAN A3 La"a4 Belakan! Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja. Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum yang tujuannya sudah tentu untuk menyesuaikannya dengan perkembangan dan kemajuan zaman, guna mencapai hasil yang maksimal. Perubahan kurikulum didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya. Perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional, termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan. Perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia dewasa ini salah satu diantaranya adalah karena ilmu pengetahuan itu sendiri selalu tidak tetap. elain itu, perubahan tersebut juga dinilai dipengaruhi oleh kebutuhan manusia yang selalu berubah juga karena pengaruh dari luar, dimana secara menyeluruh 2 kurikulum itu tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh ekonomi, politik, dan kebudayaan. ehingga dengan adanya perubahan kurikulum itu, pada gilirannya berdampak pada kemajuan bangsa dan negara. Kurikulum pendidikan harus berubah tapi diiringi juga dengan perubahan dari seluruh masyarakat pendidikan di Indonesia yang harus mengikuti perubahan tersebut, karena kurikulum itu bersi!at dinamis bukan statis, kalau kurikulum bersi!at statis maka itulah yang merupakan kurikulum yang tidak baik. ". Ru5usan Masalah #. $pakah yang dimaksud dengan perubahan kurikulum6 %. "agaimana substansi kurikulum %&&'( ). "agaimana substansi kurikulum %&&*( '. Ba!ai5ana su7s"ansi ku4ikulu5 20136 +. 2u8uan #. ,endeskripsikan pengertian 9e4u7ahan ku4ikulu5 %. Men*esk4i9sikan ku4ikulu5 2004 ). Men*esk4i9sikan ku4ikulu5 200: '. Men*esk4i9sikan ku4ikulu5 2013 - 3 BAB II PEMBAHASAN A3 Pe4u7ahan Ku4ikulu5 ,enurut soetopo dan soemanto .#//#0 )12, pengertian perubahan kurikulum agak sukar untuk dirumuskan dalam suatu de!inisi. uatu kurikulum disebut mengalami perubahan bila terdapat adanya perbedaan dalam satu atau lebih komponen kurikulum antara dua periode tertentu, yang disebabkan oleh adanya usaha yang disengaja. edangkan menurut nasution .%&&/0%3%2, perubahan kurikulum mengenai tujuan maupun alat4alat atau cara4cara untuk mencapai tujuan itu. ,engubah kurikulum sering berarti turut mengubah manusia, yaitu guru, pembina pendidikan, dan mereka4mereka yang mengasuh pendidikan. Itu sebab perubahan kurikulum dianggap sebagai perubahan sosial, suatu social change. Perubahan kurikulum juga disebut pembaharuan atau ino5asi kurikulum. ,engenai makna perubahan kurikulum, bila kita bicara tentang perubahan kurikulum, kita dapat bertanya dalam arti untuk apa kurikulum digunakan. Kurikulum dapat dipandang sebagai buku atau dokumen yang dijadikan guru sebagai pegangan dalam proses belajar mengajar. Kurikulum dapat juga dilihat sebagai produk yaitu apa yang diharapkan dapat dicapai siswa dan sebagai proses untuk mencapainya. Keduanya saling berkaitan. Kurikulum dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang hidup dan berlaku selama jangka waktu tertentu dan perlu di re5isi secara berkala agar tetap rele5an dengan perkembangan zaman. elanjutnya kurikulum dapat dita!sirkan sebagai apa yang dalam kenyataan terjadi dengan murid di dalam kelas. Kurikulum dalam arti ini tak mungkin direncanakan sepenuhnya betapapun rincinya dirrencanakan, karena dalam interaksi dalam kelas selalu timbul hal4hal yang spontan dan kreati! yang tak dapat diramalkan sebelumnya. Dalam hal ini guru lebih besar kesempatannya menjadi pengembang kurikulum dalam kelasnya. $khirnya kurikulum dapat dipandang sebagai cetusan jiwa pendidik yang berusaha untuk mewujudkan cita4cita, nilai4nilai yang 4 tertinggi dalam kelakuan anak didiknya. Kurikulum ini sangat erat hubungannya dengan kepribadian guru. Kurikulum yang !ormal mengubah pedoman kurikulum, relati! lebih terbatas dari pada kurikulum yang riil. Kurikulum yang riil bukan sekedar buku pedoman, melainkan segala sesuatu yang dialami anak dalam kelas, ruang olahraga, warung sekolah, tempat bermain, karya wisata, dan banyak kegiatan lainnya, pendek kata mengenai seluruh kehidupan anak sepanjang bersekolah. ,engubah kurikulum dalam arti yang luas ini jauh lebih luas dan dengan demikian lebih pelik, sebab menyangkut banyak 5ariabel. Perubahan kurikulum disini berarti mengubah semua yang terlibat didalamnya, yaitu guru sendiri, murid, kepala sekolah, penilik sekolah juga orang tua dan masyarakat umumnya yang berkepentingan dalam pendidikan sekolah. Dalam hal ini dikatakan, bahwa perubahan kurikulum adalah perubahan sosial, curriculum change is social change.
B3 0enis;0enis Pe4u7ahan ,enurut oetopo dan oemanto .#//#0)/4'&2, Perubahan kurikulum dapat bersi!at parsial, tapi dapat pula bersi!at menyeluruh. a. Perubahan parsial Perubahan yang terjadi hanya pada komponen .unsur2 tentu saja dari kurikulum kita sebut perubahan yang parsial. Perubahan dalam metode mengajar saja, perubahan dalam itu saja, atau perubahan dalam sistem penilaian saja, adalah merupakan contoh dari perubahan sebagian4sebagian. Dalam perubahan sebagian4sebagian ini, dapat terjadi bahwa perubahan yang berlangsung pada komponen tertentu sama sekali tidak berpengaruh terhadap komponen yang lain. ebagai contoh, penambahan satu atau lebih bidang studi kedalam suatu kurikulum dapat saja terjadi tanpa membawa perubahan dalam cara .metode2 mengajar atau sistem penilaian dalam kurikulum tersebut. b. Perubahan menyeluruh Disamping secara parsial, perubahan suatu kurikulum dapat saja terjadi secara menyeluruh, artinya keseluruhan sistem dari kurikulum 5 tersebut mengalami perubahan dimana tergambar baik dalam tujuan, organisasi dan strategi pelaksanaannya. Perubahan dari kurikulum #/*1 menjadi kurikulum #/63 dan #/6* lebih merupakan perubahan kurikulum secara menyeluruh. Demikian pula kegiatan pengembangan kurikulum sekolah pembangunan mencerminkan pula usaha perubahan kurikulum yang bersi!at menyeluruh. Kurikulum #/63 dan #/6* misalnya0 pengembangan, tujuan, isi, organisasi dan strategi pelaksanaan dalam banyak hal berbeda dari kurikulum sebelumnya.
/3 <ak"-4;<ak"-4 ,an! Me59en!a4uhi Pe4u7ahan ku4ikulu5 ,enurut oetopo dan oemanto .#//#0'&4'#2, ada sejumlah !aktor yang dipandang mendorong terjadinya perubahan kurikulum pada berbagai 7egara dewasa ini. Pertama, bebasnya sejumlah wilayah tertentu di dunia ini dari kekuasaan kaum kolonialis. Dengan merdekanya 7egara4negara tersebut, mereka menyadari bahwa selama ini mereka telah dibina dalam suatu sistem pendidikan yang sudah tidak sesuai lagi dengan cita4cita nasional merdeka. 8ntuk itu, mereka mulai merencanakan adanya perubahan yang cukup penting di dalam kurikulum dan sistem pendidikan yang ada. Kedua, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sekali. Di satu pihak, perkembangan dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah menghasilkan diketemukannya teori4teori yang lama. Di lain pihak, perkembangan di dalam ilmu pengetahuan psikologi, komunikasi, dan lain4 lain menimbulkan diketemukannya teori dan cara4cara baru dalam proses belajar mengajar. Kedua perkembangan di atas, dengan sendirinya mendorong timbulnya perubahan dalam isi maupun strategi pelaksanaan kurikulum. Ketiga, pertumbuhan yang pesat dari penduduk dunia. dengan bertambahnya penduduk, maka makin bertambah pula jumlah orang yang membutuhkan pendidikan. 9al ini menyebabkan bahwa cara atau pendekatan yang telah digunakan selama ini dalam pendidikan perlu ditinjau kembali dan kalau perlu diubah agar dapat memenuhi kebutuhan akan pendidikan yang semakin besar. 6 Ketiga !aktor di atas itulah yang secara umum banyak mempengaruhi timbulnya perubahan kurikulum yang kita alami dewasa ini.
D3 Se7a7;Se7a7 Ku4ikulu5 Diu7ah Kurikulum itu selalu dinamis dan senantiasa dipengaruhi oleh perubahan4 perubahan dalam !aktor4!aktor yang mendasarinya. Tujuan pendidikan dapat berubah secara !undamental, bila suatu negara beralih dari negara yang dijajah menjadi 7egara yang merdeka. Dengan sendirinya kurikulum pun harus mengalami perubahan yang menyeluruh. Kurikulum juga diubah bila tekanan dalam tujuan mengalami pergeseran. ,isalnya pada tahun )&4an sebagai pengaruh golongan progresi! di 8$ tekanan kurikulum adalah pada anak, sehingga kurikulum mengarah kepada child- centered curriculum sebagai reaksi terhadap subject-centered curriculum yang dianggap terlalu bersi!at adult dan society-centered. Pada tahun '&4an, sebagai akibat perang, asas masyarakatlah yang diutamakan dan kurikulum menjadi lebih society-centered. Pada tahun 3&4an dan *&4an, sebagai akibat sputnik yang menyadarkan $merika erikat akan ketinggalan dalam ilmu pengetahuan, para pendidik lebih cenderung kepada kurikulum yang discipline-centered, yang mirip kepada subject-centered curriculum. Tampaknya seakan4akan orang kembali lagi kepada titik semula. $kan tetapi, lebih tepat, bila kita katakan, bahwa perkembangan kurikulum seperti spiral, tidak sebagai lingkaran, jadi kita tidak kembali kepada yang lama, tetapi pada suatu titik di atas yang lama. Kurikulum dapat pula mengalami perubahan bila terdapat pendirian baru mengenai proses belajar, sehingga timbul bentuk4bentuk kurikulum seperti activity atau experience curriculum, programmed instruction, pengajaran modul, dan sebagainya. Perubahan dalam masyarakat, eksplosi ilmu pengetahuan dan lain4lain mengharuskan adanya perubahan kurikulum. Perubahan4perubahan itu menyebabkan kurikulum yang berlaku tidak lagi rele5an, dan ancaman serupa ini akan senantiasa dihadapi oleh setiap kurikulum , betapapun rele5annya pada suatu saat. 7 ,aka karena itu perubahan kurikulum merupakan hal biasa. ,alahan mempertahankan kurikulum yang ada akan merugikan anak4anak dan demikian !ungsi kurikulum itu sendiri. "iasanya perubahan satu asas akan memerlukan perubahan keseluruhan kurikulum itu. E3 Kesuli"an;Kesuli"an *ala5 Pe4u7ahan Ku4ikulu5 ejarah menunjukkan bahwa sekolah itu sangat sukar menerima pembaharuan. Ide yang baru tentang pendidikan memerlukan waktu sekitar 63 tahun sebelum dipraktikan secara umum di sekolah4sekolah. ,anusia itu pada umumnya bersi!at konser5ati! dan guru termasuk golongan itu juga. :uru4guru lebih senang mengikuti jejak4jejak yang lama secara rutin. $da kalanya karena cara yang demikianlah yang paling mudah dilakukan. ,engadakan pembaharuan memerlukan pemikiran dan tenaga yang lebih banyak. Tak semua orang suka bekerja lebih banyak daripada yang diperlukan. $kan tetapi ada pula kalanya, bahwa guru4guru tidak mendapat kesempatan atau wewenang untuk mengadakan perubahan karena peraturan4peraturan administrati!. :uru itu hanya diharapkan mengikuti instruksi atasan. Pembaharuan kurikulum kadang4kadang terikat pada tokoh yang mencetuskannya. Dengan meninggalnya tokoh itu lenyap pula pembaharuan yang telah dimulainya itu. Dalam pembaharuan kurikulum ternyata bahwa mencetuskan ide4ide baru lebih ;mudah< daripada menerapkannya dalam praktik. Dan sekalipun telah dilaksanakan sebagai percobaan, masih banyak mengalami rintangan dalam penyebarluasannya, oleh sebab harus melibatkan banyak orang dan mungkin memerlukan perubahan struktur organisasi dan administrasi sistem pendidikan. Pembaharuan kurikulum sering pula memerlukan biaya yang lebih banyak untuk !asilitas dan alat4alat pendidikan baru, yang tidak selalu dapat dipenuhi. Tak jarang pula pembaharuan ditentang oleh mereka yang ingin berpegang pada yang sudah lazim dilakukan atau yang kurang percaya akan yang baru sebelum terbukti kelebihannya. "ersi!at kritis terhadap pembaharuan kurikulum adalah si!at yang sehat, karena pembaharuan itu jangan hanya sekedar mode yang timbul pada suatu saat untuk lenyap lagi dalam waktu yang tidak lama. 8 <3 S"4a"e!i Ke9e5i59inan *ala5 Pe4u7ahan Ku4ikulu5 trategi dimaksud rencana serangkaian usaha untuk mencapai tujuan, dalam hal ini perubahan kurikulum. 8ntuk mengubah kurikulum dapat diikuti strategi yang berikut 0 a. ,engubah seluruh sistem pendidikan yang hanya dapat dilakukan oleh pusat yakni Depdikbud karena mempunyai wewenang penuh untuk mengadakan perubahan kurikulum secara total. Perubahan ini menyeluruh dan dijalankan secara uniform di seluruh 7egara. 8saha besar4besaran ini hanya dapat dikoordinasi oleh pusat dengan memberikan pernyataan kebijaksanaan, petunjuk4petunjuk pelaksanaan dan buku pedoman. trategi ini sangat ekonomis mengenai waktu dan tenaga bila mengadakan perubahan kurikulum secara uniform dan menyeluruh. b. ,engubah kurikulum tingkat lokal Kurikulum yang nyata, yang riil, hanya terdapat di mana guru dan murid berada, yakni sekolah dan dalam kelas. Di sinilah dihadapi masalah kurikulum yang sesungguhnya. Di sinilah dihadapi masalah kurikulum yang sesungguhnya. Dalam kelas kurikulum menjadi hidup, bukan hanya secarik kertas. Dalam menghadapi anak, mau tak mau setiap guru akan menghadapi masalah yang harus diatasinya. Pada pelaksanaan kurikulum di kelas terhadap murid yang berbeda4beda, maka guru harus mengadakan penyesuaian. "agaimanapun ketatnya perincian kurikulum, guru selalu mendapat kesempatan untuk merealisasikan pemikirannya sendiri. Pedoman kurikulum hanya dapat dijiwai oleh guru dan pribadi guru terjalin erat dengan cara ia melaksanakan kurikulum itu. Kelaslah yang menjadi garis depan perubahan dan perbaikan kurikulum. Di bawah pimpinan kepala sekolah dapat diadakan rapat seluruh sta!, atau setiap tingkatan atau bidang studi. =apat4rapat mengenai perbaikan kurikulum sebaiknya dilakukan secara kontinu oleh sebab tujuannya tidak diperoleh sekaligus. Perbaikan sesungguhnya akan terjadi bila guru itu sendiri menyadari kekurangannya, ada kalanya atas pemikirannya sendiri, atau interaksinya dengan siswa dan dalam diskusi dengan teman guru lainnya. 8saha perbaikan yang dijalankan oleh guru4guru memerlukan kordinasi kepala sekolah. 9 Perubahan kurikulum di sekolah tidak berarti bahwa sekolah itu menyendiri dan melepaskan diri dari kurikulum resmi. ekolah itu tetap bergerak dalam kerangka kurikulum resmi yang berlaku akan tetapi berusaha untuk menyesuaikannya dengan kebutuhan anak dan lingkungannya serta berusaha untuk meningkatkannya. $da yang menyebutnya ;kurikulum plus<. Kurikulum resmi hanya memberikan kurikulum minimal yang diharapkan harus dicapai oleh segenap siswa di seluruh Indonesia. ama sekali tidak dilarang memberi bahan yang lebih mendalam dan luas bagi anak4anak yang berbakat. $danya perbedaan antara apa yang diajarkan disuatu sekolah tidak perlu mempersulit anak pindah sekolah, selama sekolah itu mengajarkan konsep4konsep dan prinsip4prinsip atau struktur ilmu, sedangkan isinya secara detail tidak esensial. c. ,emberikan pendidikan in-service dan pengembangan sta!. Dianggap bahwa kurikulum sekolah akan mengalami perbaikan jika mutu guru ditingkatkan. In-service training dianggap lebih !ormal, dengan rencana yang lebih ketat dan diselenggarakan atas instruksi pihak atasan. Pengembangan sta! atau sta!! de5elopment lebih tak !ormal, lebih bebas disesuaikan dengan kebutuhan guru. :uru misalnya dapat disuruh mengobser5asi dan menilai dirinya ketika mengajar dari rekaman 5ideo4tape. $pa yang dipelajari dalam in-service dan pengembangan sta! hendaknya dipraktikkan. d. uper5isi Dahulu penilik sekolah mengunjungi sekolah untuk mengadakan inspeksi dan memberi penilaian terhadap guru dan sekolah. Kedatangannya dipandang sebagai hari mendung penuh rasa takut yang dihadapi guru dengan segala macam tipu muslihat. Kini pengertian super5isi sudah berubah. Tujuannya adalah membantu guru mengadakan perbaikan dalam pengajaran. uper5isi adalah memberi pelayanan kepada guru untuk memperoleh proses belajar4 mengajar yang lebih e!ekti!. "ila dirasa perlu, penilik sekolah dapat memberikan demonstrasi bagaimana melaksanakan suatu metode baru. eorang penilik sekolah harus senantiasa mempelajari perkembangan kurikulum dan metode mengajar modern dan dapat pula menerapkannya. 10 e. =eorganisasi sekolah =eorganisasi diadakan bila sekolah itu ingin merombak seluruh cara mendidik di sekolah itu dengan menerima cara yang baru sama sekali. 9al ini antara lain dapat terjadi bila sekolah itu akan menjalankan misalnya team teaching, non-grading, metode unit, open school, dan lain4lain yang memerlukan perubahan dalam semua aspek pengajaran, seperti bentuk ruangan, !asilitas, penjadwalan, tugas guru, kegiatan siswa, administrasi, dan sebagainya. 9al serupa ini akan jarang terdapat di negara kita dewasa ini , kecuali bila diadakan eksperimen dengan metode baru, misalnya pengajaran modul. !. >ksperimentasi dan penelitian 7egara kita tidak tertutup bagi macam4macam pembaruan dalam pendidikan. Kemajuan komunikasi dan transportasi membuka pendidikan kita bagi berbagai pengaruh di bagian lain dunia ini. +iri kemajuan ialah perubahan dan perbaikan, juga dalam bidang pendidikan di sekolah. Penelitian atau riset pendidikan belum cukup dilakukan di 7egara kita ini. "iasanya penelitian tidak langsung dapat diterapkan dan melalui !ase yang lama sebelum diterima secara umum. ?ang lebih mungkin dilaksanakan ialah eksperimentasi, yakni mencobakan metode atau bahan baru. Pada dasarnya setiap kurikulum baru harus diujicobakan lebih dahulu sebelum disebarkan ke semua sekolah. =esiko pembaruan kurikulum tanpa uji coba sangat besar, dapat menghamburkan biaya dan tenaga yang banyak, tanpa jaminan bahwa pembaruan itu akan membawa perbaikan. Percobaan metode baru dilakukan secara berkala, antara lain sekolah pembangunan yang kemudian menjadi PPI cukup dikenal, sayang tidak berbekas selanjutnya. Demikian pula +"$ dan ;muatan lokal< diuji cobakan selain percobaan lainnnya. ecara kecil4kecilan dan tidak sistematis, sebenarnya tiap guru pernah mengadakan eksperimentasi. ,isalnya ada murid yang suka ribut dalam kelas, kemudian guru menempatkan siswa tersebut di bangku paling depan, dengan hipotesis, bahwa dengan pengawasan yang lebih ketat murid itu akan berubah 11 kelakuannya. $da guru yang menganjurkan anak yang ketinggalan agar belajar bersama dengan murid yang pandai, atau guru memberi tanggung jawab kepada murid yang nakal. "ila diselidiki boleh dikatakan bahwa tiap guru pernah melakukan percobaan kecil4kecilan seperti ini ketika menghadapi suatu kesulitan dan mencari jalan untuk mengatasinya. Penelitian adalah cara yang secara sistematis mengikuti langkah4langkah tertentu untuk memecahkan suatu masalah. "iasanya guru jarang melakukannya. ?ang banyak dilakukan guru ialah percobaan kecil4kecilan yang kurang sistematis bila ia menyadari adanya masalah yang dihadapinya dan berniat untuk mengatasinya. ,asalah akan timbul bila guru itu mengadakan e5aluasi tentang pekerjaannya sendiri, selain itu juga kepekaan terhadap kritik dari dunia luar, misalnya melihat kekurangan pendidikan berdasarkan ebtanas atau e5aluasi lainnya, dan umumnya bila merasa kurang puas dengan apa yang dilakukannya. Perbaikan kurikulum pada hakikatnya terjadi dalam kelas dan dalam hal ini guru memegang peranan yang paling utama. ,aka guru harus lebih menyadari peranannya sebagai pengembang kurikulum. .3 Ku4ikulu5 2004 =e!ormasi ketatanegaraan tahun #//1, mengubah semua sendi kehidupan masyarakat Indonesia. Pemerintahan yang semula bersi!at sentralistik diubah menjadi pemerintahan yang bersi!at desentralisistik melalui undang4undang otonomi daerah. 9al tersebut juga berdampak luas pada bidang pendidikan. ,anajemen pendidikan yang semula bersi!at sentralistik, dengan dikeluarkannya 88 7o. %& Tahun %&&) tentang isdiknas dan Peraturan ,enteri 7o. #/ Tahun %&&3 tentang tandar 7asional Pendidikan, berubah menjadi desentralistik. Kantor Perwakilan pendidikan ditiadakan dan sekolah berada di bawah "upati@Aalikota, Depdiknas mengurusi segi akademik sedang lainnya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Kurikulum %&&' lebih populer dengan sebutan K"K .kurikulum "erbasis Kompetensi2. Lahir sebagai respon dari tuntutan re!ormasi, diantaranya 88 7o % #/// tentang Pemerintahan Daerah, 88 7o %3 tahun %&&& tentang kewenangan 12 pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai daerah otonom, dan Tap ,P= 7o IB@,P=@#/// tentang arah kebijakan pendidikan nasional. K"K tidak lagi mempersoalkan proses belajar, proses pembelajaran dipandang merupakan wilayah otoritas guru, yang terpenting pada tingkatan tertentu peserta didik mencapai kompetensi yang diharapkan. Kompetensi dimaknai sebagai perpaduan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang dire!leksikan dalam kebiasaan berpikir, dan bertindak. eseorang telah memiliki kompetensi dalam bidang tersebut yang tercermin dalam pola perilaku sehari4hari. Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, maka kurikulum %&&' .kurikulum K"K2 tidak jadi dikeluarkan dan diganti dengan tandar 7asional pendidikan. 9al ini disebabkan karena kurikulum %&&' bersi!at sentralistik. Dalam kurikulum %&&', kompetensi mengandung beberapa aspek, yaitu knowledge, understanding, skill, value, attitude, dan interest. Dengan mengembangkan aspek4aspek ini diharapkan siswa memahami, mengusai, dan menerapkan dalam kehidupan sehari4hari materi4materi yang telah dipelajarinya. $dapun kompentensi sendiri diklasi!ikasikan menjadi0 kompetensi lulusan .dimilik setelah lulus2, kompetensi standar .dimiliki setelah mempelajari satu mata pelajaran2, kompetensi dasar .dimiliki setelah menyelesaikan satu topik@konsep2, kompetensi akademik .pengetahuan dan keterampilan dalam menyelesaikan persoalan2, kompetensi okupasional .kesiapan dan kemampuan beradaptasi dengan dunia kerja2, kompetensi kultural .adaptasi terhadap lingkungan dan budaya masyarakat Indonesia2, dan kompetensi temporal .meman!aatkan kemampuan dasar yang dimiliki siswa. K"K dinilai lebih unggul daripada kurikulum #//', jika dilihat dari beberapa aspek berikut ini0 "eberapa keunggulan K"K dibandingkan kurikulum #//' adalah0 As9ek 1''4 KBK ?ang dikedepankan Penguasaan materi 9asil dan kompetensi Paradigma pembelajaran 5ersi 87>+C0 learning to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be ilabus ilabus ditentukan secara seragam Peran serta guru dan siswa dalam proses pembelajaran, silabus menjadi kewenangan guru. Dumlah jam '& jam per minggu )% jam perminggu, tetapi jumlah mata pelajaran 13 pelajaran belum bissa dikurangi ,etode pembelajaran Keterampilan proses Lahir metode pembelajaran P$K>, dan +TL istem penilaian Lebih menitik beratkan pada aspek kogniti! Penilaian memadukan keseimbangan kogniti!, psikomotorik, dan a!ekti!, dengan penekanan penilaian berbasis kelas K"K memiliki empat komponen, yaitu kurikulum dan hasil belajar .K9"2, penilaian berbasis kelas .P"K2, kegiatan belajar mengajar .K",2, dan pengelolaan kurikulum berbasis sekolah .PK"2. K9" berisi tentang perencaan pengembangan kompetensi siswa yang perlu dicapai secara keseluruhan sejak lahir sampai usia #1 tahun. P"K adalah melakukan penilaian secara seimbang di tiga ranah, dengan menggunakan instrumen tes dan non tes, yang berupa porto!olio, produk, kinerja, dan pencil test. K", diarahkan pada kegiatan akti! siswa dala membangun makna atau pemahaman, guru tidak bertindak sebagai satu4satunya sumber belajar, tetapi sebagai moti5ator yang dapat menciptakan suasana yang memungkinkan siswa dapat belajar secara penuh dan optimal. PK" memuat berbagai pola pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumberdaya lain untuk meningkatkan mutu hasil belajar. truktur kurikulum K"K adalah sebagai berikut 7o ,ata Pelajaran Kelas # % ) ' 3 * ,ata pelajaran #. Pendidikan agama tematik ) %. PKn dan IP 3 ). "ahasa Indonesia 3 '. ,atematika 3 3. IP$ ' *. Kerajinan tangan E kesenian ' 6. Pendidikan jasmani ' pembiasaan 1. Kegiatan yang mendukung pembiasaan % ,ulok /. ,ata pelajaran@kegiatan Dumlah %6 )% H3 Ku4ikulu5 2in!ka" Sa"uan Pen*i*ikan 200: #K2SP 200:( Kurikulum %&&* atau KTP tidak mengubah K"K, bahkan sebagai penegas K"K .Dalal, %&&*2. Dibandingkan kurikulum #//', kurikulum KTP 14 lebih sederhana, karena ada pengurangan beban belajar sebanyak %&F, jam pelajaran yang dikurangi antara #&&4%&& jam per tahun, bahan ajar yang dianggap memberatkan siswa pun akan dikurangi, kurikulum ini lebih menekankan pada pengembangan kompetensi siswa dari pada apa yang harus dilakukan guru. Kurikulum %&&* adalah penyempurnaan dari K"K yang telah diuji coba kelayakannya secara publik, melalui beberapa sekolah yang menjadi pilot project. ,enurut Dalal .%&&*2 K"K tidak resmi, hanya uji coba yang diterapkan di sekitar ).&&& sekolah se4 Indonesia. KTP sendiri lahir sebagai respon dari 88 7o %& tahun %&&) tentang sistem pendidikan nasional, terutama pasal )* ayat # dan %. KTP bertujuan memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan .otonomi2 kepada lembaga pendidikan. K-59-nen *ala5 K2SP a*alah #. Tujuan pada pendidikan dasar0 meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lanjut. %. truktur dan muatan KTP pada jenjang pendidikan dasar 7o ,ata Pelajaran Kelas # % ) ' 3 * ,apel #. Pendidikan agama tematik ) %. Pendidikan kewarganegaraan % ). "ahasa Indonesia 3 '. ,atematika 3 3. IP$ ' *. IP ) 6. Kerajinan tangan dan kesenian ' 1. Pendidikan jasmani ' /. eni budaya dan keterampilan ' ,ulok % Pengembangan diri % 15 Dumlah %* %6 %1 )% ). Kenaikan kelas dan kelulusan berdasarkan PP #/@%&&3 pasal 6% ayat #, siswa dinyatakan lulus apabila0 menyelesaikan seluruh program pembelajaran, memperoleh nilai minimal, lulus ujian sekolah, dan lulus ujian nasional. Pada KTP menuntut satuan pendidikan untuk mengembangkan silabus. ilabus adalah rencana pembelajaran pada suatu atau kelompok mata pelajaran@tema tertentu yang mencakup standar kompentensi, kompetensi dasar, materi pokok@pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan suber@alat@bahan belajar. ilabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok@pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. ilabus dikembangkan dengan menekankan pada prinsip ilmiah, rele5an, sistematis, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, !leksibel, dan menyeluruh. "erdasarkan unit waktu0 #. ilabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan. %. Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, pertahun, dan alokasi waktu untuk mata pelajaran lain yang sekelompok. ). Implementasi per semester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan standar kompetensi dasar untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum. Pengembangan silabus dilakukan oleh para guru secara mandiri, atau berkelompok dalam sebuah sekolah, atau beberapa sekolah, kelompok ,:,P atau PK:, dan dinas pendidikan. $dapun langkah4langkah pengembangan silabus adalah sebagai berikut0 #. ,engkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar seperti yang ada pada standar isi. 16 %. ,engidenti!ikasi materi pokok@pembelajaran yang menunjang potensi peserta didik, rele5ansi dengan karakteristik daerah, tingkat perkembangan, keberman!aatan, struktur ilmu, dan lain4lain. ). ,engemban kegiatan pembelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang sesuai dengan pencapaian kompetensi. Kegiatan pembelajaran menekankan pada proses pengembangan mental dan !isik melalui interaksi antara semua yang terlibat, baik siswa, guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya. '. ,erumuskan indikator pencapaian kompetensi sebagai penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. 3. Penentuan jenis penilaian berdasarkan indikator baik dalam bentuk tes maupun non tes, tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap penilaian hasil karya, dan lain4lain. *. Penentuan alokasi waktu pada setiap kompentensi dasar yang didasarkan pada jumlah minggu e!ekti! dan alokasi waktu mata pelajaran perminggu. 6. ,eman!aatkan sumber belajar sebagai rujukan baik berupa cetak, elektronik, narasumber, lingkungan !isik, aGam, sosial, dan budaya. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. edang Kurikulum Tingkat atuan Pendidikan .KTP2 adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing4masing satuan pendidikan .sekolah2. Komponen KTP terdiri dari0 #. Bisi, ,isi, dan Tujuan Pendidikan Tingkat atuan Pendidikan %. truktur dan ,uatan KTP ). Kalender Pendidikan '. ilabus 3. =PP Bisi dan ,isi, sudah ada dan dimiliki oleh setiap satuan pendidikan. edang Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, 17 pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Pengembangan KTP didasarkan pada PP 7o.#/ Tahun %&&3 tentang 7P .tandar 7asional Pendidikan2 pasal #6, yang menyebutkan bahwa 0 #2 Kurikulum tingkat satuan pendidikan dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi@karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat, dan karakteristik peserta didik, %2 ekolah dan komite sekolah@madrasah mengembangkan kurikulum satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan yg disusun oleh "7P. Dengan demikian kurikulum yang biasanya sudah berupa Hbuku paketI seragam yang dibuat oleh pemerintah pusat, tidak ada lagi. ?ang ada adalah Kurikulum ,P atau ,$ $nu. ,asing4masing satuan pendidikan .sebut0 sekolah2, membuat kurikulum sendiri dan dilaksanakan sendiri. Pemerintah pusat hanya memberikan acuan operasional penyusunannya. $cuan Cperasional penyusunan KTP adalah sebagai berikut 0 #. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia %. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik ). Keragaman potensi dan karakter daerah dan lingkungan '. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional 3. Tuntutan dunia kerja I3 Ku4ikulu5 2013 ecara !alsa!ati, pendidikan adalah proses panjang dan berkelanjutan untuk mentrans!ormasikan peserta didik menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan penciptaannya, yaitu berman!aat bagi dirinya, bagi sesama, bagi alam semesta, beserta segenap isi dan peradabannya. Dalam 88 isdiknas, menjadi berman!aat itu dirumuskan dalam indikator strategis, seperti beriman4bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreati!, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam memenuhi kebutuhan kompetensi $bad %#, 88 isdiknas juga 18 memberikan arahan yang jelas, bahwa tujuan pendidikan harus dicapai salah satunya melalui penerapan kurikulum berbasis kompetensi. Kompetensi lulusan program pendidikan harus mencakup tiga kompetensi, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sehingga yang dihasilkan adalah manusia seutuhnya. Dengan demikian, tujuan pendidikan nasional perlu dijabarkan menjadi himpunan kompetensi dalam tiga ranah kompetensi .sikap, pengetahuan, dan keterampilan2. Di dalamnya terdapat sejumlah kompetensi yang harus dimiliki seseorang agar dapat menjadi orang beriman dan bertakwa, berilmu, dan seterusnya. ,engingat pendidikan idealnya proses sepanjang hayat, maka lulusan atau keluaran dari suatu proses pendidikan tertentu harus dipastikan memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikannya secara mandiri sehingga esensi tujuan pendidikan dapat dicapai. Dalam usaha menciptakan sistem perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang baik, proses panjang tersebut dibagi menjadi beberapa jenjang, berdasarkan perkembangan dan kebutuhan peserta didik. etiap jenjang dirancang memiliki proses sesuai perkembangan dan kebutuhan peserta didik sehingga ketidakseimbangan antara input yang diberikan dan kapasitas pemrosesan dapat diminimalkan. ebagai konsekuensi dari penjenjangan ini, tujuan pendidikan harus dibagi4bagi menjadi tujuan antara. Pada dasarnya kurikulum merupakan perencanaan pembelajaran yang dirancang berdasarkan tujuan antara di atas. Proses perancangannya diawali dengan menentukan kompetensi lulusan .standar kompetensi lulusan2. 9asilnya, kurikulum jenjang satuan pendidikan. Dalam teori manajemen, sebagai sistem perencanaan pembelajaran yang baik, kurikulum harus mencakup empat hal. Pertama, hasil akhir pendidikan yang harus dicapai peserta didik .keluaran2, dan dirumuskan sebagai kompetensi lulusan. Kedua, kandungan materi yang harus diajarkan kepada, dan dipelajari oleh peserta didik .masukan@standar isi2, dalam usaha membentuk kompetensi lulusan yang diinginkan. Ketiga, pelaksanaan pembelajaran .proses, termasuk metodologi pembelajaran sebagai bagian dari standar proses2, supaya ketiga kompetensi yang diinginkan terbentuk pada diri peserta didik. Keempat, penilaian 19 kesesuaian proses dan ketercapaian tujuan pembelajaran sedini mungkin untuk memastikan bahwa masukan, proses, dan keluaran tersebut sesuai dengan rencana. Dengan konsep kurikulum berbasis kompetensi, tak tepat jika ada yang menyampaikan bahwa pemerintah salah sasaran saat merencanakan perubahan kurikulum, karena yang perlu diperbaiki sebenarnya metodologi pembelajaran bukan kurikulum. .,ohammad $bduhzen, ;8rgensi Kurikulum %&#)<, Kompas, %#@% dan ;Implementasi Pendidikan<, Kompas, *@)2. 9al ini menunjukkan belum dipahaminya secara utuh bahwa kurikulum berbasis kompetensi termasuk mencakup metodologi pembelajaran. Tanpa metodologi pembelajaran yang sesuai, tak akan terbentuk kompetensi yang diharapkan. ebagai contoh, dalam Kurikulum %&#), kompetensi lulusan dalam ranah keterampilan untuk D dirumuskan sebagai ;memiliki .melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta2 kemampuan pikir dan tindak yang produkti! dan kreati!, dalam ranah konkret dan abstrak, sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya<. Kompetensi semacam ini tak akan tercapai bila pengertian kurikulum diartikan sempit, tak termasuk metodologi pembelajaran. Proses pembentukan kompetensi itu, sudah dirumuskan dengan baik melalui kajian para peneliti, dan akhirnya diterima luas sebagai suatu taksonomi. Pemikiran pengembangan Kurikulum %&#) seperti diuraikan di atas dikembangkan atas dasar taksonomi4taksonomi yang diterima secara luas, kajian K"K %&&' dan KTP %&&*, dan tantangan $bad %# serta penyiapan :enerasi %&'3. Dengan demikian, tidaklah tepat apa yang disampaikan >lin Driana, ;:awat Darurat Pendidikan< .Kompas, #'@#%@%&#%2 yang mengharapkan sebelum Kurikulum %&#) disahkan, baiknya dilakukan e5aluasi terhadap kurikulum sebelumnya. ,engatakan tidak ada masalah dengan kurikulum saat ini adalah kurang tepat. ebagai contoh, hasil pembandingan antara materi TI, %&## dan materi kurikulum saat ini, untuk mata pelajaran ,atematika dan IP$, menunjukkan, kurang dari 6& persen materi TI, yang telah diajarkan sampai dengan kelas BIII ,P. "elum lagi rumusan kompetensi yang belum sesuai dengan tuntutan 88 dan praktik terbaik di dunia, ketidaksesuaian materi matapelajaran dan tumpang 20 tindih yang tidak diperlukan pada beberapa materi matapelajaran, kecepatan pembelajaran yang tidak selaras antarmata pelajaran, dangkalnya materi, proses, dan penilaian pembelajaran, sehingga peserta didik kurang dilatih bernalar dan ber!ikir. K-59e"ensi In"i3 Kompetensi lulusan jenjang satuan pendidikan pun masih memerlukan rencana pendidikan yang panjang untuk pencapaiannya. ekali lagi, teori manajemen mengajarkan, untuk memudahkan proses perencanaan dan pengendaliannya, pencapaian jangka panjang perlu dibagi4bagi jadi beberapa tahap sesuai dengan jenjang kelas di mana kurikulum tersebut diterapkan. ejalan dengan 88, kompetensi inti ibarat anak tangga yang harus ditapak peserta didik untuk sampai pada kompetensi lulusan jenjang satuan pendidikan. Kompetensi inti meningkat seiring meningkatnya usia peserta didik yang dinyatakan dengan meningkatnya kelas. ,elalui kompetensi inti, sebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan, integrasi 5ertikal antarkompetensi dasar dapat dijamin, dan peningkatan kemampuan peserta dari kelas ke kelas dapat direncanakan. ebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan multidimensi, kompetensi inti juga memiliki multidimensi. 8ntuk kemudahan operasionalnya, kompetensi lulusan pada ranah sikap dipecah menjadi dua, yaitu sikap spiritual terkait tujuan membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan kompetensi sikap sosial terkait tujuan membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Kompetensi inti bukan untuk diajarkan, melainkan untuk dibentuk melalui pembelajaran mata pelajaran4mata pelajaran yang rele5an. etiap mata pelajaran harus tunduk pada kompetensi inti yang telah dirumuskan. Dengan kata lain, semua mata pelajaran yang diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut harus berkontribusi terhadap pembentukan kompetensi inti. Ibaratnya, kompetensi inti merupakan pengikat kompetensi4kompetensi yang harus dihasilkan dengan mempelajari setiap mata pelajaran. Di sini kompetensi inti berperan sebagai integrator horizontal antarmata pelajaran. 21 Dengan pengertian ini, kompetensi inti adalah bebas dari mata pelajaran karena tidak mewakili mata pelajaran tertentu. Kompetensi inti merupakan kebutuhan kompetensi peserta didik, sedangkan mata pelajaran adalah pasokan kompetensi dasar yang akan diserap peserta didik melalui proses pembelajaran yang tepat, menjadi kompetensi inti. "ila pengertian kompetensi inti telah dipahami dengan baik, tentunya tidak akan ada kritikan bahwa Kurikulum %&#) adalah salah dengan alasan pada ;Kompetensi Inti "ahasa Indonesia< tidak terdapat kompetensi yang mencerminkan kompetensi "ahasa Indonesia, karena memang tidak ada yang namanya kompetensi inti "ahasa Indonesia, sebagaimana yang dipertanyakan $cep Iwan aidi, ;Petisi untuk Aapres< .Kompas, %@)2. Dalam mendukung kompetensi inti, capaian pembelajaran mata pelajaran diuraikan menjadi kompetensi dasar4kompetensi dasar yang dikelompokkan menjadi empat. Ini sesuai dengan rumusan kompetensi inti yang didukungnya, yaitu dalam kelompok kompetensi sikap spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan. 8raian kompetensi dasar sedetil ini adalah untuk memastikan bahwa capaian pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan saja, melainkan harus berlanjut ke keterampilan, dan bermuara pada sikap. Kompetensi dasar dalam kelompok kompetensi inti sikap bukanlah untuk peserta didik, karena kompetensi ini tidak diajarkan, tidak diha!alkan, tidak diujikan, tapi sebagai pegangan bagi pendidik, bahwa dalam mengajarkan mata pelajaran tersebut, ada pesan4pesan sosial dan spiritual yang terkandung dalam materinya. $pabila konsep pembentukan kompetensi ini dipahami, dapat mengurangi bahkan menghilangkan kegelisahan yang disampaikan L. Ailiardjo dalam ;?ang Indah dan yang $bsurd< .Kompas, %%@%2 Ke*u*ukan Bahasa 8raian rumusan kompetensi seperti itu masih belum cukup untuk dapat digunakan, terutama saat merancang kurikulum D .jenjang sekolah paling rendah2, tempat dimana peserta didik mulai diperkenalkan banyak kompetensi untuk dikuasai. Pada saat memulainya pun, peserta didik D masih belum terlatih ber!ikir abstrak. Dalam kondisi seperti inilah, maka terlebih dahulu perlu dibentuk suatu saluran yang menghubungkan sumber4sumber kompetensi, yang sebagian 22 besarnya abstrak, kepada peserta didik yang masih mulai belajar ber!ikir abstrak. Di sini peran bahasa menjadi dominan, yaitu sebagai saluran mengantarkan kandungan materi dari semua sumber kompetensi kepada peserta didik. 8saha membentuk saluran sempurna .perfect channels dalam teknologi komunikasi2 dapat dilakukan dengan menempatkan bahasa sebagai penghela mata pelajaran4mata pelajaran lain. Dengan kata lain, kandungan materi mata pelajaran lain dijadikan sebagai konteks dalam penggunaan jenis teks yang sesuai dalam pelajaran "ahasa Indonesia. ,elalui pembelajaran tematik integrati! dan perumusan kompetensi inti, sebagai pengikat semua kompetensi dasar, pemaduan ini akan dapat dengan mudah direalisasikan. Dengan cara ini pula, maka pembelajaran "ahasa Indonesia dapat dibuat menjadi kontekstual, sesuatu yang hilang pada model pembelajaran "ahasa Indonesia saat ini, sehingga pembelajaran "ahasa Indonesia kurang diminati oleh pendidik maupun peserta didik. ,elalui pembelajaran "ahasa Indonesia yang kontekstual, peserta didik sekaligus dilatih menyajikan bermacam kompetensi dasar secara logis dan sistematis. ,engatakan kompetensi dasar "ahasa Indonesia D, yang memuat penyusunan teks untuk menjelaskan pemahaman peserta didik, terhadap ilmu pengetahuan alam sebagai mengada4ada .$cep Iwan aidi, ;Petisi untuk Aapres<2, sama saja dengan melupakan !ungsi bahasa sebagai pembawa kandungan ilmu pengetahuan. Kurikulum %&#) adalah kurikulum berbasis kompetensi yang pernah digagas dalam =intisan Kurikulum "erbasis Kompetensi .K"K2 %&&', tapi belum terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan Kurikulum Tingkat atuan Pendidikan .KTP2 %&&*. =umusannya berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda dengan kurikulum berbasis materi, sehingga sangat dimungkinkan terjadi perbedaan persepsi tentang bagaimana kurikulum seharusnya dirancang. Perbedaan ini menyebabkan munculnya berbagai kritik dari yang terbiasa menggunakan kurikulum berbasis materi. 8ntuk itu ada baiknya memahami lebih dahulu terhadap konstruksi kompetensi dalam kurikulum sesuai koridor yang telah digariskan 88 isdiknas, sebelum mengkritik. 23 BAB III KESIMPULAN uatu kurikulum disebut mengalami perubahan bila terdapat adanya perbedaan dalam satu atau lebih komponen kurikulum antara dua periode tertentu, yang disebabkan oleh adanya usaha yang disengaja. Kurikulum %&&' dikenal dengan K"K, memiliki empat komponen yaitu0 kurikulum dan hasil belajar .K9"2, penilaian berbasis kelas .P"K2, kegiatan belajar mengajar .K",2, dan pengelolaan kurikulum berbasis sekolah .PK"2. Kurikulum %&&* merupakan penyempurnaan dari K"K yang telah diuji coba kelayakannya secara publik, melalui beberapa sekolah yang menjadi pilot project. Kurikulum %&#) merupakan kurikulum yang dikembangkan atas dasar taksonomi4taksonomi yang diterima secara luas, kajian K"K %&&' dan KTP %&&*, dan tantangan $bad %# serta penyiapan :enerasi Indonesia >mas Tahun %&'3. 24 DA<2AR PUS2AKA $nam, . %&&*. Sekolah Dasar ergulatan !engejar "etertinggalan. Solo# $ajatri. h. %%&-%'( "adan tandar 7asional Pendidikan ."7P2. %&&*. anduan enyusunan "urikulum )ingkat Satuan endidikan *enjang endidikan Dasar dan !enengah Depdiknas. %&&). "urikulum +,,', Standar "ompetensi !ata elajaran engetahuan Sosial S! dan !)s. Dakarta 0 Departemen Pendidikan 7asional Depdiknas. %&&). -ndang-undang .epublik Indonesia /omor +, )ahun +,,& tentang Sistem endidikan /asional. Dakarta 0 Departemen Pendidikan 7asional =epublik Indonesia Depdiknas, Pusat Kurikulum. %&&*. Specimen "urikulum )ingkat Satuan endidikan. Dakarta 0 Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan 7asional 9erlanti, ?. .%&&12. "urikulum endidikan Indonesia dari 0aman ke 0aman. 1on line2 yherlanti.wordpress.com Peraturan Pemerintah =epublik Indonesia 7omor #/ Tahun %&&3 tentang Standar /asional endidikan 25 Peraturan ,enteri Pendidikan 7asional =epublik Indonesia 7omor %% Tahun %&&* tentang Standar Isi 3SI4 untuk Satuan endidikan Dasar dan !enengah. *akarta. JJJJJJJJ4 7omor %) Tahun %&&* tentang Standar "ompetensi 5ulusan 3S"54 untuk atuan Pendidikan Dasar dan ,enengah. Dakarta. JJJJJJJJ4 7omor %' Tahun %&&* tentang elaksanaan ermen /o.++ dan +& untuk Satuan endidikan Dasar dan !enengah. Dakarta. Pikiran =akyat. %&&*. "urikulum +,,6 angkas %,,-+,, *am elajaran. 1on line2http#77www.pikiran-rakyat.com7cetak7+,,67,&+,,67,(7,8,%.htm anjaya, A. .%&&62. "ajian "urikulum dan embelajaran. 9andung# Sekolah asca Sarjana -I. oenarta, 7. .%&&32. 9iaya endidikan di Indonesia# erbandingan pada 0aman "olonial 9elanda dan /".I. 1on line2 http0@@www.kompas.com@kompas4 cetak@&'&1@&3@pddkn@##/&%)1.htm 26
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu