Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah sebuah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang menjadi lebih
dewasa dan lebih baik. Pendidikan itu sendiri layaknya percobaan yang akan membuahkan hasil
yang berdampak positif ataupun negatif. Salah satu contoh dampak negatif dan positif adalah di
lihat seorang individu bertingkah laku dan menjalani kehidupan sehari, apakah dengan tingginya
suatu pendidikan seseorang akan membuat dirinya menjadi lebih baik lagi seperti bermanfaat
bagi sesama dan lingkungan ataukah menjadi masalah di lingkungannya. Pendididikan menurut
UU No. 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 merupkan “usaha sadar danterencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secarac aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta kettrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara”.

Pendidikan itu di mulai dari sejak dini mulai dari lingkungan keluarga dan lingkungan
masyarakat, maka lembaga pendidikan di jadikan menjadi dua yaitu lembaga pendidikan formal
seperti bangku persekolahan dan non formal keluarga. Yang membedakan lembaga pendidikan
formal dan non formal terletak pada sistem yang mengatur dan tujuan biasanya bila di
pendidikan non formal tidak ada sistem yang mengatur dan bagaimana tujuan dari pendidikan
itu, namun bila kita lihat pendidikan formal seperti sekolah terdapat sistem yang harus di ikuti
dan sebegai acuan serta pedoman untuk mencapai dari tujuan suatu pendidikan yang biasa di
namakan kurikulum

Tujuan dari adanya kurikulum di sautu lembaga pendidikan formal ini sangatlah penting
karena apa yang sudah saya katakana sebelumnya kurikulum adalah sistem yang menjadi acuan
dan tujuan mau dibawa kemana kah arah pendidikan suatu bangsa ini, bila di ibaratkan kita
sedang memasak kurikulum menurut saya adalah resepnya, sesuatu yang penting dan harus di
baca dan di ikuti dengan baik demi terwujudnya tujuan yang di inginkan.

Di Negara kita Indonesia perubahan sistem kurikulum selalu berubah-ubah dari jaman
penjajahan hingga sekarang, total ada 11 kali perubahan mulai dari tahun 1945 hingga tahun
2015 yang menganut kurikulum 2013 atau yang biasa di sebut “ kurtilas”. Memang perubahan
kurikulum ini sendiri harus selaras dengan perkembangan dunia di eranya, bila kita melihat
perkembangan era sekarang yang biasa di sebut 4.0 atau four poin zero yang dimana-mana
perkembangan kehidupan manusia tidak lepas dari kecanggihan teknologi, terus pertanyaan yang
timbul adalah apakah wajar bila sistem kurikulum khususnya di Indonesia setiap jaman berubah-
ubah ? menurut saya sangatlah wajar karena tidak mungkin sekali dengan banyaknya bantuan
teknologi namun sistem pendidikan kita masih mengacu pada jaman dulu ini akan sangat
tertinggal, sebaiknya merancang suatu pendidikan yang sesuai dan selaras dengan perkembangan
jaman yang penuh teknologi ini.
Kurikulum yang saat ini digunakan adalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan
langkah lanjutan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yangtelah dirintis pada tahun
2004 dan KTSP tahun 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
secar terpadu. Hal terebut merupakan penyempurnaan pola pikir dari KBK dan KTSP. Dengan
bergantinya kurikulum ini di harapkan dapat memhasilkan lulusan siswa yang mempunyai jiwa
kritis dan terampil dalam era teknologi sekarang, serta di harapkan dapat meningkatkan
peringkat PISA Indonesia yang di nilai dari kemampuan siswa berliterasi dan kemampuan
numeric siswa suatu Negara.

Kurikulum 2013 itu sendiri menganut kemandirian siswa dalam proses belajar, yaitu
dengan metode tidak terpaku pada guru dan satu buku. Pada kurikulum ini proses pembelajaran
tidak lagi terpusat pada guru (teacher centered learning), melainkan berpusat pada siswa (student
centered active learning) dan lebih menekankan pada karakter dan sikap (afektif) siswa.

Di kurikulum 2013 para siswa bisa mencari materi pelajaran di internet dan berdiskusi
dengan teman sekelasnya. Peran guru di kurikulum 2013 ini sebagai fasilitator dan mendiator,
serta diajurkan untuk tidak terlalu berfokus pada buku teks saja dengan banyaknya teknologi dan
sumber belajar dari youtube dan internet siswa di dorong untuk lebih mau mencari tahu dan lebih
aktif dalam kegiatan belajar.

Ada beberapa elemen utama yang mengalami perubahan terkait dengan kurikulum 2013
yaitu meliputi empat elemen yang pertama standar kopetensi lulusan yang kualifikasinya
mencakup sikap (afektif), pengetahuan (kognitif) dan keterampilan bergerak (psikomotor).
Kedua adalah standar isi, Menurut Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013, Standar Isi adalah
kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi
lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan
berdasarkan kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan program pendidikan.
Ketiga adalah standar proses, standar proses pada kurikulum 2013 proses pembelajaran yang
berlangsung mengandung pembelajaran yang inovatif, gembira, menyenangkan dan berbobot.
Keempat adalah standar penilian, dalam kurikulum 2013 adalah berbasis kompetensi, yang
dimana pada hal ini terjadi pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi
pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian autentik (mengukur semua kompetensi
sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil)

Posisi mata pelajaran geografi pada kurikulum 2013 masuk di jenjang SMP dan SMA
namun perbedaanya adalah bila di SMP mata pelajaran geografi masuk ke dalam ilmu
pengetahuan sosial bergabung bersama ekonomi dan sosiologi bisa di katakana jamnya pun
berbagi hanya 4 jam perminggu, namun bila di SMA mata pelajaran geografi keberadaanya
sebagai mata pelajaran tunggal atau sendiri yang terdapat di IPS atau peminatan yang jamnya
perminggu hanya 4 jam.
Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perbedaan dan persamaan
fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan, kewilayahan dalam konteks keruangan
(Semlok Pengajaran Geografi di IKIP Semarang 1988). Mata pelajaran geogeafi adalah mata
pelajaran yang biasanya di gambarkan atau deksripsi suatu wilayah atau fenomena labolatorium
geografi ini kacupannya adalah lingkungan sekitar baik fisik mau pun sosial kita bisa belajar dari
itu. Bahan ajar geografi pun pada era sekarang sudah banyak berkembang mulai dari buku,
hingga internet yang kita bisa tampilkan gambar atau pun video-vidio guna lebih mudah di
pahami oleh siswa, misalkan saja pada bab pembentukan gunung api dunia bila kita belajar teori
yang dari buku siswa akan susah memahami dan mudah bosan, dengan di bantu teknologi kita
bisa tampilkan video bagaimana pembentukan pegunungan gunung aktif, bagaimana prosesnyua
hingga erupsinya seperti apa agar siswa bisa tergambarkan di ingatanya bagaimana semua proses
dengan cara memahami dan mengingat. Oleh karena itu guru sebagai perangkat pendidikan yang
menjalankan fungsi sistem kurikulum pendidikan haruslah tidak habis ide bagaimana
pengembangan materi dari suatu bidang pelajaran khususnuya geografi, bagaimana cara
membawakanya semenarik mungkin apakah menggunakan games apakah kita belajar di luar
kelas.

Dengan banyaknya model/pendekatan pembelajaran yang diasumsikan relevan untuk


membumikan imu-ilmu sosial dalam rangka memperkuat implementasi K-13, maka yang
terpenting adalah “sejauh mana model pembelajaran tersebut mampu memfasilitasi guru maupun
dosen dan peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang mencerminkan penguasaan
kompetensi yang dituntut. Model pembelajaran aktif (student active learning) sebagaimana yang
sangat popular diparadigmakan PAIKEM Gembrot, dan istilah-istilah sejenis lainnya, dan prinsip
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered), yang merupakan ciri pembelajaran

saat ini, mutlak harus diaplikasikan dengan sungguh-sungguh dalam mencapai ketuntasan
kompetensi yang ditetapkan, sekaligus memperkuat implementasi K-13. Oleh karena itu guru-
guru Geografi secara bertahap-berkesinambungan harus mengembangkan berbagai bentuk
inovasi di bidang model/pendekatan pembelajaran, seperti: pengembangan lab pembelajaran
Geografi berbasis TIK/e-learning, pengembangan pembelajaran berbasis teknologi informasi/ e-
learning, dll.

Makna Pengembangan Kurikulum

Terdapat sejumlah isilah, yang setara dengan pengembangan kurikulum, di antaranya:


Pengembangan kurikulum (Curriculumdevelopment), merupakan istilah yang lebih
komprehensif, di dalamnya termasuk perencanaan, penerapan, dan evaluasi dan berimplikasi
pada perubahan dan perbaikan: Perbaikan kurikulum (Curriculum improvement), sering
bersinonim dengan pengembangan kurikulum, walaupun beberapa kasus perubahan dipandang
sebagai hasil dari pengembangan; dan Perencanaan kurikulum (Curriculum planning), yang lebih
dimaknai sebagai fase berfikir atau fase desain.
Urgensi Pengembangan Kurikulum

Kondisi nyata pendidikan saat ini, masih jauh dari berjalannya fungsi dan tercapainya tujuan
pendidikan nasional. Mutu lulusan pendidikan nasional belum menunjukkan kemampuan
berpikir kritis-kreatif-inovatif-produktif-solutif, kepribadian mereka juga belum seutuh dan
sekokoh yang diinginkan, kurang memiliki kepekaan sosial-budaya, rendah rasa kebangsaannya,
dan rendah kesadaran globalnya. Lulusan dengan mutu rendah seperti ini pasti kurang mampu
dalam memberi kontribusi pada pemenuhan kebutuhan hidup bermartabat pada tingkat lokal,
nasional, regional dan internasional meskipun bangsa ini memiliki SDA yang melimpah.
Sementara untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional, diperlukan pendidikan yang efektif dan
efisien dalam menghasilkan lulusan yang memiliki: kemampuan berpikir tingkat tinggi (kritis-
kreatif-inovatifproduktif-solutif), berkepribadian Indonesia (Pancasilais, yaitu beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan YME, berperikemanusiaan, memiliki rasa kebangsaan yang tinggi,
demokratis, dan adil), menjunjung tinggi budaya bangsa, memiliki kemampuan sosial-budaya,
dan memiliki kesadaran global. Lulusan yang demikian diharapkan mampu berkontribusi
kepada upaya untuk memenuhi kebutuhan kehidupan bangsa yang bermartabat pada tingkat
lokal, nasional, regional dan internasional dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dengan
menerapkan Ilmu dan Teknologi, dengan memperhatikan pembangunan yang berkelanjutan

Model Pendidikan Abad-21

Model Pendidikan Abad-21 perlu mempertimbangkan berbagai hal, baik kompetensi lulusan,
isi/konten pendidikan, maupun proses pembelajarannya, sehingga model pendidikan Abad-21
harus memperhatikan hal-hal berikut: (1) Pemanfaatan Teknologi Pendidikan, (2) Peran
Strategis Guru/Dosen dan Peserta Didik, (3) Metode Belajar Mengajar Kreatif, (4) Materi Ajar
yang Kontekstual, dan(5) Struktur Kurikulum Mandiri berbasis Individu. (BSNP, 2010: 46-47)

Karakteristik Mata Pelajaran Geografi

Geografi adalah ilmu yang menelaah bumi dalam hubungannya dengan manusia (Daldjoeni,
2014; 1). Fokus kajian geografi sejak dulu tidak terlepas dari permukaan bumi dan kehidupan
manusia yang berada di atasnya. Sejak zaman Eratosthenes (276194 SM), geografi masih
didefinisikan sebagai ilmu yang menggambarkan permukaan bumi (writing about the earth). E n
o k M a r y a n i ( 2 0 1 5 : 3 3 ) menggambarkan pengertian geografi sejak zaman Ptolomy (150
SM) yaitu bahwa,

Geografi merupakan ilmu yang menyediakan pandangan dan informasi mengenai lokasi tempat-
tempat di permukaan bumi melalui peta. Dari pengertian yang sederhana tersebut, Von
Humboldt (1845) mensintesiskan antara objek kajian geografi yang bersifat umum (general)
menjadi yang bersifat khusus (specialization) melalui penguku ran, pemetaan, dan regionalisasi.
William Hughes (1863) mengembangkan lebih jauh, ia memandang bahwa geografi tidak
sekadar mendeksripsikan tempat-tempat di permukaan bumi, tetapi juga bertujuan untuk
mencari, menemukan, mengklasifikasikan, membandingkan, dan melakukan generalisasi.
Memasuki abad ke-21, CCGE (Canadian Council for Geographic Education) mendefinisikan
geografi sebagai ilmu yang berusaha mengorganisasikan permukaan bumi, proses interaksi
antara elemen fisik dengan elemen manusia, menggambarkan tempat atau ruang muka bumi, dan
mengarahkan proses interaksi antar-tempat untuk terciptanya kehidupan yang lebih baik, efektif
dan efisien.

Selanjutnya, secara pragmatis, geografi didefinisikan sebagai sebuah ilmu yang menafsirkan
realitas perbedaan wilayah di permukaan bumi seperti apa adanya, tidak hanya dalam arti
perbedaan-perbedaan yang bersifat spesifik, tetapi juga dalam arti keseluruhan fenomena di
setiap tempat yang berbeda keadaannya dengan di tempat lain (Suharyono dan Moch. Amien,
2013: 19).

Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2013: 1) dalam bukunya tentang Kompetensi Dasar Geografi,
mendefinsikan geografi sebagai:

ilmu yang mempelajari hubungan kausal berbagai gejala dan peristiwa yang terjadi di muka
bumi, baik fisik maupun yang menyangkut makhluk hidup beserta permasalahannya melalui
pendekatan keruangan, ekologi, dan regional. Hasil kajian geografi diarahkan untuk kepentingan
program, proses, dan keberhasilan pembangunan.

Dari definisi di atas ilmu geografi adalah ilmu yang mempelajari interaksi dan timbal balik
antara satu fenomena dengan fenomena lainnya baik fisik maupun social, dengan siswa geografi
siswa di harapkan mempunyai jiwa keruangan dan sadar lingkungan yang tinggi di sekitar hidup
mereka antara interaksi social atau pun fisik dan timbal baliknya kepada alam sekitar
bagaimana.

PEMBAHASAN

KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI KURTILAS

Anda mungkin juga menyukai