Anda di halaman 1dari 33

Analisis Kurikulum

Fisika SMA
Dosen Pengampu :
Dr.Karya Sinuingga M.Si
Oleh Kelompok 09
01.Fandy Ocwando Riyanto(4203321016)
02.Muhammad Azhari Zulmi (4201121006)
03.Kristina Triany Mandalahi (420321044)
01.Perubahan Kurikulum
Fisika SMA
· Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu
pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk
mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Dalam sejarah
pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan
perbaikan kurikulum yang tujuannya sudah tentu untuk
menyesuaikannya dengan perkembangan dan kemajuan zaman, guna
mencapai hasil yang maksimal.
· Perubahan kurikulum didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan
perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya.
Perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem
pendidikan nasional, termasuk penyempurnaan kurikulum untuk
mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri
dengan perubahan.
· Perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia dewasa ini salah satu
diantaranya adalah karena ilmu pengetahuan itu sendiri selalu dinamis.
Selain itu, perubahan tersebut juga dinilainya dipengaruhi oleh kebutuhan
manusia yang selalu berubah juga pengaruh dari luar, dimana secara
menyeluruh kurikulum itu tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh
prubahan iklim ekonomi, politik, dan kebudayaan. Sehingga dengan
adanya perubahan kurikulum itu, pada gilirannya berdampak pada
kemajuan bangsa dan negara. Kurikulum pendidikan harus berubah tapi
diiringi juga dengan perubahan dari seluruh masyarakat pendidikan di
Indonesia yang harus mengikuti perubahan tersebut, karena kurikulum itu
bersifat dinamis bukan stasis, kalau kurikulum bersifat statis maka itulah
yang merupakan kurikulum yang tidak baik
A.Esensi Perubahan
Kurikulum Fisika SMA
·Jenis-Jenis Perubahan
· Menurut Soetopo dan Soemanto, Perubahan kurikulum dapat bersifat
sebagian-sebagian, tapi dapat pula bersifat menyeluruh.
· Perubahan sebagian-sebagian
· Perubahan yang terjadi hanya pada komponen (unsur) tentu saja dari
kurikulum kita sebut perubahan yang sebagian-sebagian. Perubahan dalam
metode mengajar saja, perubahan dalam itu saja, atau perubahan dalam
sistem penilaian saja, adalah merupakan contoh dari perubahan sebagian-
sebagian.
· Dalam perubahan sebagian-sebagian ini, dapat terjadi bahwa perubahan
yang berlangsung pada komponen tertentu sama sekali tidak berpengaruh
terhadap komponen yang lain. Sebagai contoh, penambahan satu atau lebih
bidang studi kedalam suatu kurikulum dapat saja terjadi tanpa membawa
perubahan dalam cara (metode) mengajar atau sistem penilaian dalam
kurikulum tersebut.
· Perubahan menyeluruh
· Disamping secara sebagian-sebagian, perubahan suatu kurikulum dapat
saja terjadi secara menyeluruh . Artinya keseluruhan sistem dari kurikulum
tersebut mengalami perubahan mana tergambar baik didalam tujuannya,
isinya organisasi dan strategi dan pelaksanaannya.
· Perubahan dari kurikulum 1968 menjadi kurikulum 1975 dan 1976 lebih
merupakan perubahan kurikulum secara menyeluruh. Demikian pula
kegiatan pengembangan kurikulum sekolah pembangunan mencerminkan
pula usaha perubahan kurikulum yang bersifat menyeluruh. Kurikulum
1975 dan 1976 misalnya, pengembangan , tujuan, isi, organisasi dan
strategi pelaksanaan yang baru dan dalam banyak hal berbeda dari
kurikulum sebelumnya.
· Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan kurikulum

· Menurut Soetopo dan Soemanto, ada sejumlah faktor yang dipandang


mendorong terjadinya perubahan kurikulum pada berbagai Negara dewasa
ini.
· Pertama, bebasnya sejumlah wilayah tertentu di dunia ini dari kekuasaan
kaum kolonialis. Dengan merdekanya Negara-negara tersebut, mereka
menyadari bahwa selama ini mereka telah dibina dalam suatu sistem
pendidikan yang sudah tidak sesuai lagi dengan cita-cita nasional merdeka.
Untuk itu , mereka mulai merencanakan adanya perubahan yang cukup
penting di dalam kurikulum dan sistem pendidikan yang ada.
· Kedua, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sekali.
Di satu pihak, perkembangan dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan
yang diajarkan di sekolah menghasilkan diketemukannya teori-teori yang
lama. Di lain pihak, perkembangan di dalam ilmu pengetahuan psikologi,
komunikasi, dan lain-lainnya menimbulkan diketemukannya teori dan
cara-cara baru di dalam proses belajar mengajar. Kedua perkembangan di
atas, dengan sendirinya mendorong timbulnya perubahan dalam isi
maupun strategi pelaksanaan kurikulum.
· Ketiga, pertumbuhan yang pesat dari penduduk dunia. Dengan
bertambahnya penduduk, maka makin bertambah pula jumlah orang yang
membutuhkan pendidikan. Hal ini menyebabkan bahwa cara atau
pendekatan yang telah digunakan selama ini dalam pendidikan perlu
ditinjau kembali dan kalau perlu diubah agar dapat memenuhi kebutuhan
akan pendidikan yang semakin besar. Ketiga faktor di atas itulah yang
secara umum banyak mempengaruhi timbulnya perubahan kurikulum
yang kita alami dewasa ini
· Sebab-Sebab Kurikulum Itu Diubah

· Kurikulum itu selalu dinamis dan senantiasa dipengaruhi oleh perubahan-


perubahan dalam faktor-faktor yang mendasarinya. Tujuan pendidikan dapat
berubah secara fundamental, bila suatu negara beralih dari negara yang
dijajah menjadi Negara yang merdeka. Dengan sendirinya kurikulum pun
harus mengalami perubahan yang menyeluruh.

· Kurikulum juga diubah bila tekanan dalam tujuan mengalami pergeseran.


Misalnya pada tahun 30-an sebagai pengaruh golongan progresif di USA
tekanan kurikulum adalah pada anak, sehingga kurikulum mengarah kepada
child-centered curriculum sebagai reaksi terhadap subject-centered
curriculum yang dianggap terlalu bersifat adulatif (pembujukan) dan society-
centered.. Pada tahun 40-an, sebagai akibat perang, asas masyarakatlah yang
diutamakan dan kurikulum menjadi lebih society-centered.
· Kurikulum dapat pula mengalami perubahan bila terdapat pendirian baru
mengenai proses belajar, sehingga timbul bentuk-bentuk kurikulum
seperti activity atau experience curriculum, programmed instruction,
pengajaran modul, dan sebagainya.

· Perubahan dalam masyarakat, eksplosi (ledakan) ilmu pengetahuan dan


lain-lain mengharuskan adanya perubahan kurikulum. Perubahan-
perubahan itu menyebabkan kurikulum yang berlaku tidak lagi relevan,
dan ancaman serupa ini akan senantiasa dihadapi oleh setiap kurikulum,
betapapun relevannya pada suatu saat.
· Kesulitan-Kesulitan Dalam Perubahan Kurikulum

· Sejarah menunjukkan bahwa sekolah itu sangat sukar menerima


pembaharuan. Ide yang baru tentang pendidikan memerlukan waktu
sekitar 75 tahun sebelum dipraktikan secara umum di sekolah-sekolah.
· Manusia itu pada umumnya bersifat konservatif (tertutup) dan guru
termasuk golongan itu juga. Guru-guru lebih senang mengikuti jejak-jejak
yang lama secara rutin. Ada kalanya karena cara yang demikianlah yang
paling mudah dilakukan. Mengadakan pembaharuan memerlukan
pemikiran dan tenaga yang lebih banyak. Tak semua orang suka bekerja
lebih banyak daripada yang diperlukan. Akan tetapi ada pula kalanya,
bahwa guru-guru tidak mendapat kesempatan atau wewenang untuk
mengadakan perubahan karena peraturan-peraturan administratif. Guru
itu hanya diharapkan mengikuti instruksi atasan.
· Pembaharuan kurikulum kadang-kadang terikat pada tokoh yang
mencetuskannya. Dengan meninggalnya tokoh itu lenyap pula
pembaharuan yang telah dimulainya itu. Dalam pembaharuan
kurikulum ternyata bahwa mencetuskan ide-ide baru lebih “mudah”
daripada menerapkannya dalam praktik. Dan sekalipun telah
dilaksanakan sebagai percobaan, masih banyak mengalami rintangan
dalam penyebarluasannya, oleh sebab harus melibatkan banyak orang
dan mungkin memerlukan perubahan struktur organisasi dan
administrasi sistem pendidikan.
· Disadari atau tidak pembaharuan kurikulum pastinya memerlukan
biaya yang lebih banyak untuk fasilitas dan alat-alat pendidikan baru,
yang tidak selalu dapat dipenuhi. Tak jarang pula pembaharuan
ditentang oleh mereka yang ingin berpegang pada yang sudah lazim
dilakukan atau yang kurang percaya akan yang baru sebelum terbukti
kelebihannya. Bersifat kritis terhadap pembaharuan kurikulum adalah
sifat yang sehat, karena pembaharuan itu jangan hanya sekedar mode
yang timbul pada suatu saat untuk lenyap lagi dalam waktu yang
tidak lama.
B.Analasis Perubahan
Kurikulum Fisika SMA
· Dalam perjalanan sejarah sejak Indonesia merdeka, kurikulum pendidikan
nasional telah mengalami perubahan berturut-turut, yaitu pada tahun 1947,
tahun1952, tahun1964, tahun1968, tahun1975, tahun1984, tahun1994, dan
tahun2004, serta yang terbaru adalah kurikulum tahun 2006 Dan Kurikulum
2013. Dinamika tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya
perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan IPTEK dalam
masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat
rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan
tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Namun yang jelas,
perkembangan semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan
yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945. Sedangkan  perbedaannya
terletak pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan
dalam mengimplementasikannya.
· Dimulai pada tahun 1947, saat itu kurikulum pendidikan di Indonesia
masih dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang,
sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya.
Rentjana Peladjaran 1947 (sebutan kurikulum saat itu) merupakan
pengganti sistem  pendidikan kolonial Belanda. Karena suasana
kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat juang merebut
kemerdekaan maka pendidikan sebagai development conformism
(pelaku pembaharuan) lebih menekankan pada pembentukan karakter
manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan
bangsa lain di muka bumi ini.
· Pada tahun 1952, kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan,
dengan menggunakan sebutan Rentjana Peladjaran Terurai 1952.
Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional.
Ciri yang paling menonjol dalam kurikulum 1952 adalah setiap
rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang
dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
· Menjelang tahun 1964, dilakukan kembali penyempurnaan sistem
kurikulum di Indonesia, yang hasilnya dinamakan Rentjana
Pendidikan 1964.
· Dari Kurikulum 1964 diperbaharui menjadi kurikulum 1968,  dalam
hal ini terjadi  perubahan struktur kurikulum pendidikan dari
Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa Pancasila, pengetahuan
dasar, dan kecakapan khusus.
Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi
pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Penekanan dalam Kurikulum 1968, pada upaya untuk membentuk
manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan
keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan
fisik.
· Sebagai pengganti kurikulum 1968 adalah kurikulum 1975.  Dalam
kurikulum ini menggunakan pendekatan Prosedur Pengembangan
Sistem Instruksional (PPSI), mengarah kepada tercapainya tujuan
spesifik, yang dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah
laku siswa. Dalam pelaksanaannya banyak menganut psikologi
tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon (rangsang-
jawab) dan latihan (drill).
· Menjelang tahun 1983, kurikulum 1975 dianggap sudah tidak mampu
lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan perkembangan
· Sebagai pengganti kurikulum 1968 adalah kurikulum 1975.  Dalam
kurikulum ini menggunakan pendekatan Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI), mengarah kepada tercapainya tujuan spesifik, yang
dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa. Dalam
pelaksanaannya banyak menganut psikologi tingkah laku dengan
menekankan kepada stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill).
· Menjelang tahun 1983, kurikulum 1975 dianggap sudah tidak mampu lagi
memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan perkembangan IPTEK.
Sehingga dipertimbangkan untuk segera ada perubahan. Karena itulah
pada tahun 1984 pemerintah menetapkan pergantian kurikulum 1975
dengan kurikulum 1984.
· Pada tahun 1993, disinyalir bahwa pada kurikulum 1984, proses
pembelajaran menekankan pada pola pengajaran yang berorientasi pada
teori belajar mengajar yang  kurang memperhatikan muatan pelajaran,
sehingga lahirlah sebagai penggantinya adalah kurikulum1994.
· Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa
permasalahan, terutama sebagai akibat dari kecenderungan kepada
pendekatan penguasaan materi (content oriented), di antaranya
adalah beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata
pelajaran dan banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran.  Hal
ini mendorong para pembuat kebijakan untuk menyempurnakan
kurikulum tersebut. Salah satu upaya penyempurnaan adalah
diberlakukannya Suplemen Kurikulum 1994.
· Kurikukum yang dikembangkan pada tahun 2004 diberi nama
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Pendidikan berbasis
kompetensi menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk
melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu sesuai dengan standard
performan yang telah ditetapkan. Hal ini mengandung arti bahwa
pendidikan mengacu pada upaya penyiapan individu yang mampu
melakukan perangkat kompetensi yang telah ditentukan.
Implikasinya adalah perlu dikembangkan suatu KBK sebagai
pedoman pembelajaran.
· Yang paling mutahir adalah KTSP, Untuk menghindari dampak negatif
yang kemungkinan terjadi seperti diuraikan di atas, perlu
disosialisasikan secara luas dan benar esensi KTSP dan potensi
dampak positif yang akan dihasilkannya di dalam praktik pendidikan
di lapangan. Sikap kritis terhadap ide pembaharuan pendidikan
memang perlu dikembangkan, tetapi harus disertai dengan sikap
keterbukaan (open mindedness) dan keobjektifan di dalam menilai ide
pembaruan tersebut. Agar kesetimbangan penyikapan ini dapat terjadi
diperlukan penajaman yang cukup komprehensif, dengan
mengedepankan sisi-sisi positif secara berimbang dengan potensi
resiko yang dapat ditimbulkannya terutama bila ide pembaharuan
tersebut tidak dipahami secara benar.
· Kurikulum 2013 mencoba menata ulang sistem dengan menyeimbangkan
antara pengembangan sikap spiritual kepada Tuhan dengan sistem kepada
sosial atau masyarakat. kurikulum 2013 juga melatih kreativitas, rasa ingin
tahu, dan juga kerja sama dengan kemampuan menggunakan logika yang
baik kepada para siswa.
· Kurikulum 2013 juga memberikan fasilitas kepada sekolah. Fasilitas
tersebut diberikan karena sekolah juga merupakan bagian dari masyarakat
dengan memberikan pengalaman belajar terencana di mana peserta didik
atau para siswanya bisa menerapkan apa yang sudah didapatkan atau
dipelajari saat belajar di sekolah kemudian bisa dipraktikkan kepada
masyarakat dan juga bisa mendapatkan beberapa ilmu pengetahuan dari
masyarakat sebagai sumber belajar.
· Selain itu, kurikulum 2013 juga mengembangkan pengetahuan, sikap, dan
juga keterampilan serta agar siswa menerapkannya dalam berbagai situasi
di sekolah dan juga dalam masyarakat sehingga para siswa bisa menjadi
lebih aktif.
02.Analisis Kurikulum
Fisika SMA
· Menganalisis Kurikulum 2013 pada fisika sma dilakukan pada pendekatan
kurikulum 2013 ,standar isi ,standar kelulusan ,Kompetensi dasar ,standar
penilaian dan juga model –model pembelajaran fisika yang ada dalam
kurikulum 2013
· Adapun analisis yang dilakukan pada kurikulum fisika dilakukan sebagai
berikut :
· A.Pendekatan dalam Kurikulum 2013
· 1. Esensi Pendekatan Saintifik/Pendekatan Ilmiah
· Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang mendahulukan perkembangan
dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para
ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning)
dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductivereasoning).
· Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah
· Menurut Permendikbud no. 81 A tahun 2013 lampiran IV, Proses
pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
· a. mengamati;
· b. menanya;
· c. mengumpulkan informasi;
· d. mengasosiasi; dan
· e. mengkomunikasikan.

· B. Model-model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013


· 1. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK/PROJECT
BASED LEARNING
· Pembelajaran Berbasis Proyek(Project Based Learning=PjBL)adalah
model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai inti
pembelajaran. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi,
sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar
· 2. MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY
LEARNING)
· Discovery mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan
Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah
ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya
konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui, masalah yang
diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh
guru. Sedangkan pada inkuiri masalahnya bukan hasil rekayasa,
sehingga siswa harus mengerahkan seluruh pikiran dan
keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah
itu melalui proses penelitian, sedangkan Problem Solving lebih
memberi tekanan pada kemampuan menyelesaikan masalah. Pada
Discovery Learning materi yang akan disampaikan tidak disampaikan
dalam bentuk final akan tetapi peserta didik didorong untuk
mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari
informasi sendiri kemudian mengorgansasi atau membentuk
(konstruktif) apa yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam suatu
bentuk akhir.
· Penggunaan Discovery Learning, ingin merubah kondisi belajar yang
pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher
· Penggunaan Discovery Learning, ingin merubah kondisi belajar yang
pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher
oriented ke student oriented. Merubah modus Ekspository siswa hanya
menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke modus Discovery
siswa menemukan informasisendiri.
· 3. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM
BASED LEARNING)
·  Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang
dirancang agar peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang
membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model
belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses
pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk
memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari.
· Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme,
prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
Penilaian peserta didik yang dilakukan pada kurikulum 2013
mencakup:
· a)Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan
keluaran (output) pembelajaran.
· b) Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh
peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya
dengan kriteria yang telah ditetapkan.
· c)  Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang
dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta
didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam
dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.
· d) Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses
pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar
peserta didik.
· e) Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodic
untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu
Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
· f)   Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan
tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
seluruh KD pada periode tersebut.
· g) Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di
akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
· Elemen-elemen perubahan kurikulum 2013 mencakup
· –     Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
· Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
· Secara lebih khusus, di dalam Pasal 35 Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 (Pasal 35) dijelaskan bahwa Standar Kompetensi
Lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang harus
dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
· Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama
pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
· Standar Kompetensi Lulusan juga menjadi salah satu pedoman dalam
penyusunan kisi-kisi Ujian Nasional sebagai upaya mengukur
pencapaian kompetensi lulusan peserta didik pada mata pelajaran secara
nasional.
· Standar Isi (SI)
· Standar isi adalah kriteria yang mencakup ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi yang digunakan untuk mencapai standar kompetensi lulusan
yang telah ditetapkan pada jenjang pendidikan tertentu. Adapun standar
kompetensi lulusan yang dirumuskan meliputi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
· Artinya, setiap materi yang akan diterima oleh peserta didik beserta tingkat
kompetensinya sudah dirumuskan ke dalam standar isi setiap mata
pelajaran. Materi dan tingkat kompetensi itulah yang nantinya akan
berpengaruh pada sikap, pengetahuan, dan keterampilan para peserta didik
· –     Standar Proses

· standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada


satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar menengah untuk
mencapai kompetensi lulusan. 
· (1) Kompetensi inti pada kurikulum 2013 merupakan tingkat
kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus
dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas.

· (2) Kompetensi dasar merupakan kemampuan dan materi pembelajaran


minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran
pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi
inti.

· (3) Kompetensi inti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. kompetensi inti sikap spiritual;
b. kompetensi inti sikap sosial;
c. kompetensi inti pengetahuan; dan
d. kompetensi inti keterampilan.
Kesimpulan
· Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu
pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk
mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Dalam sejarah
pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan
perbaikan kurikulum yang tujuannya sudah tentu untuk menyesuaikannya
dengan perkembangan dan kemajuan zaman, guna mencapai hasil yang
maksimal.
· Perubahan kurikulum didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan
perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya.
Perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem
pendidikan nasional, termasuk penyempurnaan kurikulum untuk
mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri
dengan perubahan.
· Pada Analisis kurikulum 2013 pada Fisika SMA yang meliputi
· 01.Pendekatan Kurikulum 2013
· 02.Komponen-komponen kurikulum
· 03.Penilaian dalam kurikulum 2013
· 04.Standar Kelulusan Pada Kurikulum 2013

Anda mungkin juga menyukai