MINI RISET
MENGANALISI KEMAMPUAN MAHASISWA
JURUSAN KIMIA STAMBUK 2016 PADA MATERI
SUHU DAN KALOR
DOSEN PENGAMPU : Dr. Ridwan Abdullah Sani, M.Si
OLEH
KELOMPOK I
JUPITER BARUS 4153121030
KIKI HASTARI 4151121034
LARAS WATI 4152121025
NANA TRIANA 4151121043
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan mini riset yang berjudul Menganalisis Kemampuan Mahasiswa Jurusan
Kimia Stambuk 2016 Pada Materi Suhu Dan Kalor ini dengan tepat pada
waktunya Materi yang dihimpun dalam makalah ini dimaksudkan untuk
memenuhi tugas pada mata Fisika Statistik.
Dalam menyelesaikan penyusunan laporan ini, penulis menerima bantuan
dan dukungan dari banyak pihak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Terutama
kepada dosen pembimbing mata kuliah ini yakni pak Dr. Ridwan Abdullah Sani,
M.Si dan pak Deo Demonta Panggabean, M.pd.yang telah membimbing penulis
dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak serta
dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembacanya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Sumber Masalah
2. Identifikasi Masalah
3. Rumusan Masalah
4. Identifikasi Variabel
Dalam perumusan masalah variabel yang ada yaitu kata soal suhu dan soal
kalor. Soal kalor merupakan variabel bebas, dimana soal kalor variabel independen
yaitu tipe variabel yg menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain yaitu yang
mempengaruhi soal tentang suhu. Sedangkan, Soal suhu merupakan variabel terikat
dimana variabel yg dijelaskan atau dipengaruhi dari variabel independen atau variabel
kalor.
3
1
5. Tinjauan Teori
1. Suhu
Suhu adalah besaran termodinamika yang menunjukkan besarnyaenergi
kinetik translasi rata-rata molekul dalam sistem gas ; suhu diukur dengan
menggunakan termometer. Suhu menunjukkan derajatpanasbenda. Mudahnya,
semakin tinggisuhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara
mikroskopis,suhu menunjukkanenergiyang dimiliki oleh suatu benda.
Setiapatom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam
bentukperpindahan maupun gerakan di tempat berupagetaran. Makin tingginyaenergi
atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.
Suhu biasanya didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panasdinginnya suatu
benda atau sistem. Benda yang panas memiliki suhu yangtinggi, sedangkan benda
yang dingin memiliki suhu yang rendah. Padahakikatnya, suhu adalah ukuran energi
kinetik rata-rata yang dimiliki olehmolekul-molekul sebuah benda. Sebagai contoh,
ketika kita memanaskan sebuah besi ataualumanium maka akan terjadi proses
pemuaian pada besi tersebut. Ketikakita mendinginkan air sampai pada suhu dibawah
nol derajat maka airtersebut akan membeku. Sifat-sifat benda yang bisa berubah
akibatadanya perubahan suhu disebut sifat termometrik.
2. Kalor
Kalor adalah energi yang dapat diteruskan oleh satu benda ke bendalain secara
konduksi,perolakan dan penyinaran. Sampai pada pertengahan abad 18, orang masih
menyamakanpengertian suhu dan kalor. Baru pada tahun 1760, joseph
blackmembedakan kedua pengertian ini. Suhu adalah sesuatu yang diukur
padatermometer, dan kalor adalah sesuatu yang mengalir dari benda yangpanas ke
benda yang dingin untuk mencapai keadaan termal.
2
Pada tahun 1798, seorang ilmuwan amerika, benjamin thompson
menyasingkan definisi kalor sebagai fluida kalorik. Ia yang merupakanseorang
anggota militer mengamati bahwa ketika meriam menembakkan peluru, ada kalor
yang dihasilkan pada meriam.
Berdasarkan pengamatannya, thompson menyimpulkan bahwa kalor bukanlah
fluida, tetapi kalor dihasilkan oleh usaha yang dilakukan oleh kerja mekanismisalkan
gesekan. Satu kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor yangdiperlukan untuk
menaikkan suhu air sebesar 1 C.
3
Pada suhu tersebut air akan menyusut ketika dipanaskan dan men capai
volume minimum pada suhu 4C. Sehingga pada suhu tersebut es mencapai massa
jenis maksimum. Di atas 4C, air akan memuai lagi bila dipanaskan. Peristiwa sifat
pemauaian air yang tidak teratur ini disebut dengan peristiwa anomali air. Zat lain
yang mempunyai sifat seperti ini adalah parafin dan bismuth.
Pemuaian
Jika sebuah benda dipanaskan/diberikan kalor, maka partikel partikel dalam benda
itu akan bergetar lebih kuat sehingga saling menjauh. Sehingga ukuran benda akan
menjadi lebih besar. Kita katakan bahwa benda itu memuai. Pemuaian dapat terjadi
baik pada benda padat, cair maupun gas.
a) Pemuaian panjang
Pemuaian panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda
karena menerima kalor. Pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat
kecil dibandingkan dengan nilai panjang benda tersebut. Sehingga lebar dan
tebal dianggap tidak ada. Contoh benda yang hanya mengalami pemuaian
panjang saja adalah kawat kecil yang panjang sekali. Pemuaian panjang suatu
benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang awal benda, koefisien
muai panjang dan besar perubahan suhu.
Koefisien muai panjang suatu benda sendiri dipengaruhi oleh jenis benda atau
jenis bahan.
Secara matematis persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan
panjang benda setelah dipanaskan pada suhu tertentu adalah :
4
Jika ingin menentukan panjang akhir setelah pemanasan bisa menggunakan
persamaan seperti di bawah :
b) Pemuaian Luas
Pemuaian luas adalah pertambahan ukuran luas suatu benda karena
menerima kalor. Pemuaian luas terjadi pada benda yang mempunyai ukuran panjang
dan lebar, sedangkan tebalnya sangat kecil dan dianggap tidak ada. Contoh benda
yang mempunyai pemuaian luas adalah lempeng besi yang lebar sekali dan tipis.
Seperti halnya pada pemuian panjang faktor yang mempengaruhi pemuaian
luas adalah luas awal, koefisien muai luas, dan perubahan suhu. Karena sebenarnya
pemuaian luas itu merupakan pemuian panjang yang ditinjau dari dua dimensi maka
koefisien muai luas besarnya sama dengan 2 kali koefisien muai panjang.
Untuk menentukan pertambahan luas akhir digunakan persamaan sebagai berikut :
5
c) Pemuaian volume
Pemuaian volume adalah pertambahan ukuran volume suatu benda karena
menerima kalor. Pemuaian volume terjadi benda yang mempunyai ukuran panjang,
lebar dan tebal. Contoh benda yang mempunyai pemuaian volume adalah kubus, air
dan udara.
Volume merupakan bentuk lain dari panjang dalam 3 dimensi karena itu
untuk menentukan koefisien muai volume sama dengan 3 kali koefisien muai panjang.
Sebagaimana yang telah dijelskan diatas bahwa khusus gas koefisien muai
volumenya sama dengan 1/273. Persamaan yang digunakan untuk menentukan
pertambahan volume dan volume akhir suatu benda tidak jauh beda pada perumusan
sebelum.
Perpindahan Kalor
1) Konduksi
Konduksi adalah proses perpindahan kalor yang terjadi tanpa disertai dengan
perpin dahan, partikel-partikel dalam zat itu, contoh : zat padat (logam) yang
dipanaskan. Berdasarkan kemampuan kemudahannya menghantarkan kalor, zat dapat
dibagi menjadi : konduktor yang mudah dalam menghantarkan kalor dan isolator
yang lebih sulit dalam menghan tarkan kalor. Contoh konduktor adalah aluminium,
logam besi, dsb, sedangkan contoh isolator adalah plastik, kayu, kain, dll.
6
Besar kalor yang mengalir per satuan waktu pada proses konduksi ini tergantung
pada :
- Berbanding lurus deng an luas penampang batang
- Berbanding lurus dengan selisih suhu kedua ujung batang, dan
- Berbanding terbalik dengan panjang batang
2) Konveksi
Konveksi adalah proses perpindahan kalor yang terjadi yang disertai dengan
perpindahan pergerakan fluida itu sendiri. Ada 2 jenis konveksi, yaitu konveksi
alamiah dan konveksi paksa. Pada konveksi alamiah pergerakan fluida terjadi karena
perbedaan massa jenis, sedangkan pada konveksi paksa terjadinya pergerakan fluida
karena ada paksaan dari luar. Contoh konveksi alamiah : nyala lilin akan
menimbulkan konveksi udara disekitarnya, air yang dipanaskan dalam panci,
terjadinya angin laut dan angin darat, dsb. Contoh konveksi paksa : sistim pendingin
mobil, pengering rambut, kipas angin, dsb. panas dingin Besar laju kalor ketika
sebuah benda panas memindahkan kalor ke fluida di sekitarnya adalah berbanding
lurus dengan luas permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida dan perbedaan
suhu antara benda dengan fluida.
3) Radiasi
Radiasi adalah perpindahan kalor dala m bentuk gelombang elektromagnetik,
contoh : cahaya matahari, gelombang radio, gelombang TV, dsb. Berdasarkan hasil
eksperimen besarnya laju kalor radiasi tergantung pada : luas permukaan benda dan
suhu mutlak benda seperti dinyatakan dalam hukum Stefan- Boltzman berikut ini :
Energi yang dipancarkan oleh suatu permukaan benda hitam dalam bentuk radiasi
kalor tiap satuan waktu sebanding dengan luas permukaan benda (A) dan sebanding
dengan pangkat empat suhu mutlak permukaan benda itu.
7
4) Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca, pertama kali ditemukan oleh Joseph Fourier pada 1824,
merupakan sebuah proses di mana atmosfer memanaskan sebuah planet. Mars, Venus,
dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki
efek rumah kaca, tapi artikel ini hanya membahas pengaruh di Bumi.
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek
rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca
ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global). Efek
rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan
gas-gas lainnya di atmosfe r. Kenaikan konsentrasi gas CO 2 ini disebabkan oleh
kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar
organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan -tumbuhan dan laut untuk
mengabsorbsinya.
Energi yang masuk ke bumi mengalami : 25% dipantulkan oleh awan atau partikel
lain di atmosfer 25% diserap awan 45% diadsorpsi permukaan bu mi 5% dipantulkan
kembali oleh permukaan bumi.
Energi yang diadsoprsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah
oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar infra merah yang
dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO 2 dan gas lainnya, untuk
dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca
diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam
di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO 2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur
dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta
beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH 4) dan khloro fluoro karbon (CFC).
Gas -gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.
Gas Kontribusi Sumber emisi global % CO2 45-50% Batu bara 29 Minyak Bumi 29
Gas alam 11 Penggundulan hutan 20 lainnya 10 CH4 10-20%.
8
5) Azas Black
Teori kalorik menyatakan bahwa setiap benda mengandung sejenis zat alir
(kalorik) yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Teori ini diperkena lkan oleh
Antoine Lavoiser. Teori ini juga menyatakan bahwa benda yang suhunya tinggi
mengandung lebih banyak kalor dari pada benda yang suhunya rendah. Ketika kedua
benda disentuhkan, benda yang suhunya tinggi akan kehilangan sebagian kalor yang
diberikan kepada benda bersuhu rendah. Akhirnya para ilmuwan mengetahui bahwa
kalor sebenarnya merupakan ssalah satu bentuk energi.
Karena merupakan energi maka berlaku prinsip kekekalan energi yaitu bahwa
semua bentuk energi adalah ekivalen (setara) dan ketika sej umlah energi hilang,
proses selalu disertai dengan munculnya sejumlah energi yang sama dalam bentuk
lainnya.
Kekekalan energi pada pertukaran kalor pertama kali ditemukan oleh seorang
ilmuwan Inggris Joseph Black dengan pernyataan : kalor yang dilepaskan o leh air
panas (Qlepas) sama dengan kalor yang diterima air dingin (Q terima). Secara
matematis pernyataan tersebut dapat ditulis dengan :
Qlepas = Qterima
Kalorimeter Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk menentukan kalor
jenis suatu zat. Kalorimeter yang paling banyak digunakan adalah kalorimeter
aluminium. Alat ini dirancang sehingga pertukaran kalor tidak terjadi diluar bejana.
Untuk mengurangi radiasi kalor dan kehilangan kalor karena penyerapan dinding
bejana, maka kedua dinding bejana bagian dalam dan luar dibuat mengkilap.
9
Kalor Laten (L)
Kalor laten suatu zat ialah kalor yang dibutuhkan untuk merubah satu satuan
massa zat dari suatu tingkat wujud ke tingkat wujud yang lain pada suhu dan tekanan
yang tetap. Jika kalor laten = l, maka untuk merubah suatu zat bermassa m seluruhnya
ke tingkat wujud yang lain diperlukan kalor sebesar :
Q=m.L
dimana :
q dalam kalori atau k kal
m dalam gram atau kg
l dalam kal/g atau k kal/kg
- kalor lebur ialah kalor laten pada perubahan tingkat wujud padat menjadi cair
pada titik leburnya.
- kalor beku ialah kalor laten pada perubahan tingkat wujud cair menjadi padat
pada titik bekunya.
- kalor didih (kalor uap) ialah kalor laten pada perubahan tingkat wujud cair
menjadi tingkat wujud uap pada titik didihnya.
Dibawah ini akan digambarkan dan diuraikan perubahan wujud air (h2o) dari fase
padat, cair dan gas yang pada prinsipnya proses ini juga dijumpai pada lain-lain zat.
Waktu
10
I. Di bawah suhu 00 c air berbentuk es (padat) dan dengan pemberian kalor
suhunya akan naik sampai 00 c. (a-b) panas yang diperlukan untuk menaikkan
suhu es pada fase ini adalah :
Q = m x ces x t
II. Tepat pada suhu 00 c, es mulai ada yang mencair dan dengan pemberian kalor
suhunya tidak akan berubah (b-c). proses pada b-c disebut proses melebur
(perubahan fase dari padat menjadi cair).
panas yang diperlukan untuk proses ini adalah :
III. Setelah semua es menjadi cair, dengan penambahan kalor suhu air akan naik
lagi (c-d) proses untuk merubah suhu pada fase ini membutuhkan panas
sebesar :
Q = m . cair . t
pada proses c-d waktu yang diperlukan lebih lama daripada proses a-b, karena
kalor jenis air (cair) lebih besar daripada kalor jenis es (ces).
IV. Setelah suhu air mencapai 1000 c, sebagian air akan berubah menjadi uap air
dan dengan pemberian kalor suhunya tidak berubah (d-e). proses d-e adalah
proses mendidih (perubahan fase cair ke uap).
panas yang dibutuhkan untuk proses tersebut adalah :
Q = m . Kd
V. Setelah semua air menjadi uap air, suhu uap air dapat ditingkatkan lagi dengan
pemberian panas (e-f) dan besarnya yang dibutuhkan :
Q = m . cgas . t
11
BAB II
1. Nurhadi L SMK N
Syahputra Pohan 3Medan
8. SelviManik P SMA N 1
Sumbul
12
11. Septinurlaini P SMA N 1
Tebing
Tinggi
13
2. REKAP NILAI MAHASISWA
14
15. Rizka Rahmadani P MAN 1 13,3
Padangsidempuan
Septika Sharia
Suriati60 Sahfitri
Octavia 50 Sofia Andini
Nurhadi 40 Shabra Arifa P
Siti Khodijah 30 Triyuni
20
Nilai
Shela Jannata 10 Siti Hajar P
0 jenis kelamin
Widya Ricky Trima Dara
asal sekolah
Syafirah Selvi Manik P
Rizka Risna Mariati
Veren Rinawati P
Nur Halimah P Septinurlaini P
Siti Aminah Br
15
B. ANALISIS DATA
Menurut Patton yang dikutip oleh dr. Lexy Moleong bahwa analisis data adalah
proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan
suatu uraian dasar. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam menjawab
permasalahn diatas, maka data yang sudah ada dalam mini riset diolah sesuai
dengan kebutuhan analisis. Dalam pengolahan data mini riset ini, penulis
menggunakan teknik perhitugan persentaseuntuk mengetahui sebatas mana
mahasiswa mampu mengerjakan persoalan tentag suhu dan kalor, serta untuk
mengetahui kesulitan yang dihadapi mahasiswa dalam menyelesaikan soal soal suhu
dan kalor.
Dengan soal-soal yang telah diberikan dapat mengukur kemampuan mahasiswa
tentang materi suhu dan kalor. Setelah dilihat dan dianalisis kesalahannya dapat
diketahui jenis kesulitan yang dihadapi mahasiswa pada umumnya.
Latihan soal alat tes untuk mengetahui sebatas mana kemampuan mahasiswa
dalam menyelesaikan masalah suhu dan kalor. Soal yang diberikan yaitru soal suhu
dan kalor yang diberikan kepada mahasiswa Kimia Dik C 2015 UNIMED. Setelah
dilakukan penyelesaian soal dilakukan, kemudian penulis menyusun data yang
diperoleh dalam bentuk table, sehingga penggunaan data yang diperlukan menjadi
lebih mudah dan penulis dapat membuat tafsiran tentang permasalahan yang
diajukan.
Data yang telah tersusun dan diolah, kemudian dihitung untuk mengetahui
tingkat kesulitan mahasiswa dalam menyelesaikan soal suhu dan kalor dalam
mengetahui maksud soal, memahami apa yang ditanya serta bagai mana mahasiswa
mampu merubah bentuk satuan yang digunakan. Selanjutnya penulis membuat
tafsiran dan menyimoulkannya sehingga permasalahan yang diajukan dapat
terjawab dan terpecahkan.
16
C. PEMBAHASAN
Data hasil penelitian mini riset ini mengarah kepada paduan konsepsi
kualitatatif, dengan ,menyebarkan tes dengan soal, data yang utama dari mini riset ini
adalah bagaimana menganalisis kesulitan-kesulitan memahami konsep, dimana
kesulitan memahami konsep soal, kesulitan menyelesaikan hitungan dan juga kurang
telitinya dalam mengubah bentuk satuan yang digunakan.
Hasil pengamatan
Deskripsi pengamatan yang dilakukan selama mini riset dilihat dari tes yang
telah dilakaukan.
Soal diajukan kepada mahasiswa sebagai alat tes, soal tersebut meliputi materi
suhu dan kalor dama bentuk cerita. Setelah soal tersebut diujikan, kemudian diberi
nilai dengan skor angka yang telah ditentukan dan nilai itu merupakan data untuk
mengetahui kesulitan mahasiswa dalam menyelesaikan soal suhu dan kalor.
Perbedaan nilai dalam penyelesaian tes soal antara pria dan wanita sulit
dibedakan secara signufikant dikarenakan mahasiswa pada kelas Kimia Dik C 2015
didominankan pada wanita, sedangkan pria hanya satu orang.
17
Berikut adalah nilai hasil tes yang diberkan kepada mahasiswa dengan sampel
sebanyak 22 orang, terdiri atas 1 orang pria dan 21 orang wanita.
Pembahasan
1. Pada soal nomor 1
Pada saat es melebur, thermometer t menunjuk angka 20 dan pada saat
mendidih menunjuk angka 80. Suhu suatu benda diukur menggunakan
temometer celcius menunjuk angka 10, maka thermometer T menunjuk
angka.....
a. 2 d. 8
b. 4 e. 10
c. 6
Penyelesaian:
T = 6
18
Dalam menjawab soal ini kebanyakan mahasiswa kurang mampu memahami
konsep dari soal, sehingga mereka tidak membuat perbandingan antara termometr
celcius dan thermometer Kelvin melainkan kebanyakan dari mereka menambah suhu
thermometer Kelvin ke thermometer celcius.
Penyelesaian:
Diketahui: 1 = 30
1 = 10
2 = 130
= 0.0001/
Ditanya: volume kubus pada suhu 130
Jawab:
2 1
=
1 (2 1 )
2 10
0,0001=
10 (13030)
2 10
0,0001=
1000
2 10 = 1000(0,0001)
2 10 = 0,1
2 = 10,1
V kubus = R x R x R
= 10,1 cm x10,1cm x 10,1cm
= 1030,301 cm
19
Dalam mejawab soal nomor dua masih banyak mahasiswa yang kurang teliti
dalam merubah bentuk satuan yang digunakan sehingga mereka kesulitan dalam
mencari hasil.
3. Pada soal nomor tiga
Untuk menaikkan suhu 100 gram tembaga yang kalor jenisnya 0,09 kal/g
dari 60 sampai 150 diperlukan kalor sebanyak.....
a. 405 kal d. 4500 kal
b. 810 kal e. 8100 kal
c. 1215 kal
Penyelesaian:
C = 0,09 kal/g
1= 60
2= 150
Q = m c
Q = m c (2 1 )
Untuk menjawab soal nomor tiga rata-rata dari mahasiswa yang menjawab
pertanyaan ini menjawab benar.
20
Jawaban: a
Karna semua benda yang menerima kalor pasti akan mengalami kenaikan
suhu.
Untuk menjawab soal nomor tiga rata-rata dari mahasiswa yang menjawab
pertanyaan ini menjawab benar. Mereka telah memahami konsep kalor yang apabila
benda menerima kalor maka suhu akan naik.
Penyelesaian:
Dari gambar kita dapat mengetahui bahwa pada garis Q di titik 50-120
merupakan titik dimana zat padat tersebut mengalami peleburan, karna pada
peleburan suhu tidak mengalami kenaikan yaitu pada suhu 60, dan kalor
tatap diberikan.
Untuk menjawab soal nomor tiga rata-rata dari mahasiswa yang menjawab
pertanyaan ini menjawab benar.
21
6. Pada soal nomor enam
Sepotong tembaga dijatuhkan dari ketinggian 360 meter di atas lantai. Kalor
yang terjadi pada proses tumbukan dengan lantai 60 % nya diserap oleh
tembaga untuk menaikkasn suhunya. Jika kalor jenis tembaga 420 J/kg
, percepatan gravitasi bumi 10 m 2 , maka kenaikan suhu tembaga adalah....
a. 3,43 d. 10,25
b. 5,14 e. 12,0
c. 8,57
Penyelesaian:
Diketahui: = 360
= 60 %
= 420 J/kg
= 10 / 2
Ditanya: . ?
Jawab:
= 60%.
3
. . = ( )
5
3
. . = ( ) . .
5
5. . = 3. .
5.420. = 3.10.360
10800
=
2100
= 5,14 (Jawaban b)
Untuk soal nomor 6 hanya beberapa mahasiswa saja yang menjawab soalnya,
bahkan lebih dominan mahasiswa tidak menjawab soal ini, hal ini dikarenakan
kurangnya pemahaman konsep mahasiswa terhadap suhu dan kalor, sehingga pada
soal ini mahasiswa tidak memahami maksud dari soal bahkan tidak menjawab soal
tersebut.
22
7. Pada soal nomor tujuh
Jika sepotong besi yang panas dimasukkan ke dalam air yang dingin, maka
banyaknya kalor yang akan diberikan oleh besi, jika dibandingkan dengan
banyaknya kalor yang diserap oleh air adalah...
a. lebih besar
b. lebih kecil
c. sama besar
d. bergantung kalor jenis besi dan air
e. bergantung kapasitas kalor besi dan air
Penyelesaian:
Penyelesaian:
Diketahui: 1 = 75
1 = 0
2 = 50
2 = 100
Ditanya: ( suhu akhir campuran)
Jawab:
Q lepas = Q terima
2 . . 1 = 1 . . 2
2 . 1 = 1 . 2
23
50 g (2 ) = 75 g( 1)
50 (100 ) = 75 ( 0)
5000 50 = 75
125 = 5000
= 40 (jawaban b)
Untuk menjawab soal nomor tiga rata-rata dari mahasiswa yang menjawab
pertanyaan ini menjawab benar.
Penyelesaian:
Diketahui: mes = 10 gram
Tes = 10
Tair = 30
Tc = 10
Ces = 0,5 kal/gr
L = 80 kal/gr
Cair = 1 kal/gr
Ditanya: mair . ?
Jawab:
1 = 1 . .
1 = 10.0,5. {10 (10)}
1 = 5 .20
1 = 100
= .
= 10. 80
= 800
= 1 +
= 100 + 800
= 700
24
Q lepas = Q terima
= 2 . .
700 = 2 . 1. (30 10)
700 = 2 . 20
2 . 20= 700
700
2 . = 20
2 . = 35 g
Pada soal ini mahasiswa yang menjawab tidak ada yang benar hal ini
dikarenakan kesulitannya memahami konsep soal sehingga mahasiswa mengalami
kesulitan dalam menjawab soal tersebut.
Penyelesaian:
Diketahui: Qt = 2000 kal
T1 = 40
T2 = 20 100 = 80
Ditanya: ....?
Jawab:
Qt T1
=
QL T2
2000 kal 40
=
QL 80
40 QL = 2000 kal 80
160000
QL =
40
QL = 4000 kal
QL = 16800 Joule (Jawaban e)
25
Untuk soal nomor sepuluh hanya beberapa mahasiswa saja yang menjawab
soalnya, bahkan lebih dominan mahasiswa tidak menjawab soal ini, hal ini
dikarenakan kurangnya pemahaman konsep mahasiswa terhadap suhu dan kalor,
sehingga pada soal ini mahasiswa tidak memahami maksud dari soal bahkan tidak
menjawab soal tersebut.
Penyelesaian:
Diketahui: mSn = 2 kg
CSn = 0,03 kkal/kg
TSn = 100
Tes = 0
L = 80 kkal/kg
Ditanya: ......?
Jawab:
Q lepas = Q terima
mSn . c. T1 = mes . L
2 kg (0,03 kkal/kg) (100 0) = mes (80 kkal/kg)
6 kg= 80 mes
6
mes =
80
mes = 0,075 kg (Jawaban a)
Untuk soal ini hanya beberapa mahasiswa saja yang menjawab soalnya, bahkan
lebih dominan mahasiswa tidak menjawab soal ini, hal ini dikarenakan kurangnya
pemahaman konsep mahasiswa terhadap suhu dan kalor, sehingga pada soal ini
mahasiswa tidak memahami maksud dari soal bahkan tidak menjawab soal tersebut.
26
12. Pada soal nomor dua belas
Terjadinya perpindahan kalor pada suatu zat karena getaran atom-atomnya
disebut ...
a. radiasi
b. konveksi
c. translasi
d. konduksi
e. rotasi
Jawaban : d
Karena konduksi merupakan suatu proses perpindahan kalor pada suatu zat
yang disebabkan oleh getaran atom zat padat di sekitar posisi setimbangnya.
Diketahui: = 0,5
TA = 2 TB
Ditanya: ....?
Jawab:
... 4 0,5.( 2)4 8 5
= =
... 4 . 4 5
A 8
= (Jawaban : c)
B 1
27
Untuk soal ini hanya beberapa mahasiswa saja yang menjawab soalnya, bahkan
lebih dominan mahasiswa tidak menjawab soal ini, hal ini dikarenakan kurangnya
pemahaman konsep mahasiswa terhadap suhu dan kalor, sehingga pada soal ini
mahasiswa tidak memahami maksud dari soal bahkan tidak menjawab soal tersebut.
Penyelesaian :
Diketahui: = 6 = 0,06
1 = 100
2 = 0
= 1 = 3600
= 1,2
= 0,123 /
= 3,344 105 J/kg
Ditanya: ?
Jawab:
= .
= 1,2 . 3,344 105 J/kg
= 4,0128 105
. .
=
401280 0,123. . 100
=
3600 0,06
44280 = 24076,8
24076,8
= = 0,544 2 (Jawaban : b)
44280
28
Untuk soal ini hanya beberapa mahasiswa saja yang menjawab soalnya, bahkan
lebih dominan mahasiswa tidak menjawab soal ini, hal ini dikarenakan kurangnya
pemahaman konsep mahasiswa terhadap suhu dan kalor, sehingga pada soal ini
mahasiswa tidak memahami maksud dari soal bahkan tidak menjawab soal tersebut.
Jawaban : a
Untuk soal ini kebanyakan dari mahasiswa menjawab salah, dikarenakan kurangnya
pemahaman terhadap materi suhu dan kalor
Dari mini riset yang telah dilakukan, peneliti menemukan hasil kesahan
mahasiswa dikarenakan kurangnya pemahaman terhadap materi suhu dan kalor, dan
juga kurangnya teliti dalam menggunakan satuan.
29
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Hasil dari mini riset yang kami lakukan, yaitu dimana banyak mahasiswa
jurusan kimia stambuk 2016 tidak memahami soal-soal materi tentang suhu dan kalor,
itu disebabkan banyak faktor terutama faktor dari lingkungan, dimana mereka sebagai
mahasiswa jurusan kimia mungkin mereka tidak lagi mempelajari tentang materi
suhu dan kalor, sehingga kesulitan dalam menjawab soal dapat terjadi, yang kedua
faktor dari pemikiran mereka yang terlalu cepat melupakan materi soal suhu dan
kalor, dan yang ketiga tidak memahami soal sama sekali. Dari hasil data nilai, kami
dapat menyimpulkan perbedaan nilai pada mahasiswa laki-laki dan mahasiswa
perempuan bahwa nilai yang diatas 50% hanya diperoleh oleh dua masiswa
perempuan jurusan kimia, perbedaan nilai yang signifikan tidak ada terjadi pada
analisi mini riset kami, karna hampir semua mahasiswa jurusan kimia stambuk 2016
tidak bisa menjawab soal-soal materi suhu dan kalor, dan dari hasil nilai dapat kami
simpulkan bahwa rata-rata nilai satu kelas jurusan kimia stambuk 2016 adalah
dibawah 50%.
30
Mahasiswa dapat mencari berbagai sumber yang relevan dengan materi
seperti buku bacaan, jurnal serta artikel-artikel dari web yang terpercaya
Setelah mendapatkan sumber, mahasiswa dapat memulainya dengan
mengerjakan soal-soal mengenai materi suhu dan kalor
Jika tidak bisa mengerjakan secara mandiri, maka mahasiswa dapat
mendiskusikannya dengan teman maupun kakak stambuk yang sudah
berpengalaman
Berdasarkan soal-soal yang telah dibahas sebelumnya, mahasiswa dapat
menuliskan persmaan-persamaan yang digunakan ke dalam sebuah catatan
kecil agar mahasiswa dapat membukanya kembali jika lupa mengenai suatu
persamaan.
C. REFLEKSI
31
Pelaksanaan mini riset yang telah dilakukan
kurang efektif dikarenakan kurangnya minat
dari mahasiswa Kimia Dik C 2016 untuk
melakukan mini riset yang dilakukan. Hal ini
menyebabkan sebagian lembar pembahasan
dari mahasiswa dari 15 soal yang diberikan,
mahasiswa hanya membahas kurang dari 10
3. Laras Wati
soal. Selain itu, keterbatasan waktu selama
perkuliahan antara Kimia dik C 2016 dengan
penulis mini riset membuat penulis tidak
bisa secara efektif memantau jalannya
pengujian terhadap mahasiswa stambuk
2016.
32
DAFTAR PUSTAKA
33