Anda di halaman 1dari 21

TUGAS FINAL FISIKA DASAR

KALOR BAGIAN I

Disusun Oleh :
Kelompok I (SATU)
Armila Safitri_22031014001
Anggiy La Rabu_22031014002
Grasela Tuturop_22031014003
Eva Musdalifa_22031014004
Dziti Rahmadani_22031014005
Sri Ulfiyanti S_22031014028

Program Studi Farmasi


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Islam Makassar
TA.2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah tentang “Kalor Bagian I” ini tepat pada waktunya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Fisika
Dasar Ibu Musdalifah S, ST., MT.. atas bimbingannya dalam penyusunan
makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan
mahasiswa khususnya rekan satu kelompok yang telah mendukung sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini.

Kami mengharapkan dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat


bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai definisi
artikel, aturan penulisan artikel ilmiah, jenis-jenis artikel ilmiah, format penulisan
artikel ilmiah, dan publikasi artikel ilmiah.

Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar bisa menjadi bahan
koreksi diri dan untuk menjadi yang lebih baik dikemudian hari.

Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh

Makassar, Desember 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. 2

Daftar Isi........................................................................................................... 3

Bab I Pendahuluan......................................................................................... 4

A. Latar Belakang........................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 5
C. Tujuan Makalah......................................................................................... 5

Bab II Tinjauan Pustaka................................................................................ 6

A. Pengertian Suhu......................................................................................... 6
B. Skala Suhu................................................................................................. 7
C. Konversi Antara Skala Suhu...................................................................... 9
D. Alat Ukur Suhu.......................................................................................... 12
E. Warna Suhu............................................................................................... 12
F. Suhu dan Pertumbuhan Bakteri................................................................. 14
G. Efek Kalor pada Benda.............................................................................. 14
H. Satuan Energi Kalor................................................................................... 15
I. Beberapa Fenomena yang Diakibatkan Kalor........................................... 18

Bab III Penutup.............................................................................................. 19

A. Kesimpulan................................................................................................ 19
B. Saran.......................................................................................................... 20

Daftar Pustaka

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada kehidupan ini, kita tidak bisa lepas dari yang namanya suhu. Suhu
merupakan sesuatu hal yang tidak asing lagi bagi kita. Suhu adalah besaran
termodinamika yang menunjukkan besarnya energi kinetik translasi rata-rata
molekul dalam sistem gas. Dalam kehidupan sehari-hari cara sederhana untuk
mengetahui apakah sesuatu itu panas atau dingin adalah dengan menyentuhnya,
tetapi kalau hanya dengan menyentuhnya kita tidak dapat mengetahui tinggi
rendahnya suhu suatu benda. Maka dari itu ketika kita ingin mengetahui tinggi
rendahnya suhu suatu benda maka kita harus menggunakan thermometer.

Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu


suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu
menunjukkan energiyang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atomdalam suatu
benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun
gerakan di tempat berupagetaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun
benda, makin tinggi suhu benda tersebut.

Suhu dan kalor adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan
sehari-hari. Banyak kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan dua hal tersebut
seperti hal yang paling sederhana saja perbedaan temperatur udara saat siang dan
malam hari, penurunan suhu teh panas jika ditambah dengan es batu, dan lain
sebagainya. Kalor adalah energi yang dapat diteruskan oleh satu benda ke
bendalain secarakonduksi,perolakan dan penyinaran.

Oleh karena itu, kami akan membahas tentang “Kalor Bagian I” dalam
makalah ini untuk membantu pembaca dalam memahami definisi suhu dan kalor
serta macam macam dari suhu dan kalor.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan suhu?
2. Bagaimana pembagian skala suhu?
3. Bagaimana konversi antara skala suhu?
4. Apa saja alat ukur suhu?
5. Bagaimana Warna Suhu?
6. Bagimana suhu dengan pertumbuhan bakteri?
7. Bagaimana efek kalor pada benda?
8. Bagaimana satuan energi kalor
9. Apa saja fenomena yang diakibatkan oleh kalor?

C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui pengertin dari suhu
2. Untuk mengetahui pemagian skala suhu
3. Untuk mengetahui konversi antara skala suhu
4. Untuk mengetahui alat ukur suhu
5. Untuk mengetahui warna dari suhu
6. Untuk mengetahui suhu dengan pertumbuhan bakteri
7. Untuk mengetahui efek kalor pada benda
8. Untuk mengetahui satuan energi kalor
9. Untuk mengetahui fenomena yang diakibatkan oleh kalor

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Suhu

Secara umum, Suhu adalah besaran fisika yang hanya dapat dirasakan. Tubuh
kita dapat merasakan suhu dalam bentuk rasa panas atau dingin. Ketika
menyentuh es, otak memberikan informasi rasa dingin. Ketika berada di terik
matahari, otak memberikan informasi rasa panas. Tampak di sini bahwa suhu
adalah ukuran derajat panas suatu benda.

Menurut Ir.Sarsinta (2008) pengertian Suhu adalah suatu ukuran dingin atau
panasnya keadaan atau susuatu lainya. Satuan ukur dari Suhu yang banyak di
gunakan di indonesia adalah (Derajat Celcius). Sementara satuan ukur yang
banyak digunakan di luar negri adalah derajat fahrenheit.

Menurut Nurdin Riyanto (2009) Pengertian Suhu adalah suatu ukuran energi
kinetik rata-rata dari suatu molekul. Jika temperatur tinggi maka energi kinetik
rata-ratapun akan besar.

Pada saat udara panas, molekul-molekul udara bergerak lebih kencang.


Molekul-molekul ini menumbuk kulit kita lebih kencang sehingga kita merasakan
lebih panas. Sebaliknya, pada saat udara dingin, molekul-molekul di udara
bergerak lebih lambat. Molekul-molekul di kulit kita justru bergetar lebih
kencang. Ketika udara dingin bersentuhan dengan kulit maka sebagian energi
yang dimiliki atom-atom di kulit berpindah ke atom-atom di udara. Getaran atom
kulit menjadi lebih lambat sehingga kulit merasakan dingin.

Pada suhu lebih tinggi atom-atom atau molekul-molekul penyusun benda


bergetar lebih kencang. Akibatnya, energi yang dimiliki partikel menjadi lebih
tinggi. Ketika kita menyentuh benda tersebut maka akan terjadi perpindahan
energi dari partikel benda ke tangan kita. Akibatnya tangan merasakan lebih
panas.

6
B. Skala Suhu

Ada beberapa suhu yang telah diusulkan oleh para ahli yaitu Reamur, Celcius,
Fahrenheit dan Kelvin.

1. Skala Reamur
Pada saat menetapkan skala suhu, maka orang perlu menentukan dua
peristiwa di mana suhunyaditetapkan terlebih dahulu. Dua peristiwa tersebut
harus dapat dihasilkan ulang secara mudahdan teliti. Dua peristiwa yang
sering digunakan sebagai acuan penetapan adalah peleburan espada tekanan
satu atmosfer dan air mendidih pada tekanan satu atmosfer. Suhu peleburan
es padatekanan satu atmosfer sering disebut titik acuan bawah dan suhu didih
air pada tekanan satuatmosfer sering disebut titik acuan atas. Skala suhu
Reamur ditetapkan sebagai berikut.
 Suhu es murni yang sedang melebur pada tekanan satu atmosfer
ditetapkan sebagai suhu 0° .
 Suhu air murni yang sedang mendidih pada tekanan satu atmosfer
diterapkan sebagai suhu 80° .

Jadi, ketika kita memanaskan es yang sedang melebur sehingga menjadi


air yang sedang mendidih pada tekanan 1 atmosfer (udara terbuka) maka kita
menaikkan suhu sebesar 80 derajat skala Reamur, atau 80° R .

2. Skala Celcius

Cara penetapan skala suhu Celcius tidak beda jauh dengan cara penetuan
skala suhu Reamur.Skala suhu Celcius ditetapkan sebagai berikut.

 Suhu es murni yang sedang melebur pada tekanan satu atmosfer


ditetapkan sebagai suhu 0° .
 Suhu air murni yang sedang mendidih pada tekanan satu atmosfer
diterapkan sebagai suhu 100° .

7
Jadi, ketika kita memanaskan es yang sedang melebur sehingga
menjadi air yang sedang mendidih pada tekanan 1 atmosfer kita
menaikkan suhu sebesar 100 derajat skala Celcius, atau 100℃ .

3. Skala Fahrenheit

Penetapan skala suhu Fahrenheit sedikit berbeda dengan penetapan skala


Celcius dan Reamur.Skala suhu Fahrenheit ditetapkan sebagai berikut.

 Suhu es murni yang sedang melebur pada tekanan satu atmosfer


ditetapkan sebagai suhu 32° .
 Suhu air murni yang sedang mendidih pada tekanan satu atmosfer
diterapkan sebagai suhu 212° .

Jadi, ketika kita memanaskan es yang sedang melebur sehingga


menjadi air yang sedangmendidih pada tekanan 1 atmosfer maka kita
menaikkan suhu sebesar (212 – 32) = 180 derajat skala Fahrenheit, atau 180
℉.

4. Skala Kelvin

Jika suhu zat terus didinginkan maka zat tersebut akan berubah wujud
dari gas menjadi cair,lalu berubah menjadi padat. Jika diturunkan
terusmenerus maka getaran atom-atom dalam zatmakin lambat. Ketika
diturunkan lagi maka atom-atom zat tidak bergerak lagi. Untuk semua
zatyang ada di alam semesta didapatkan bahwa suhu ketika semua partikel
tidak bergerak lagisama dengan -273℃ . Skala suhu Kelvin ditetapkan sebagi
berikut.

 Suhu ketika partikel-partikel zat di alam semesta tidak bergerak lagi


dipilih sebagai titik acuan bawah. Suhu titik acuan bawah ini diambil
sebagai nol derajat mutlak atau nol kelvin.
 Besar kenaikan suhu untuk tiap kenaikan skala kelvin sama dengan besar
kenaikan suhu untuk tiap kenaikan skala celcius.

8
Dengan demikian, hubungan antara skala kelvin dan celius adalah
Skala kelvin = skala celcius + 273
Suhu es murni melebur pada tekanan satu atmosfer adalah 0 ℃ dan sama
dengan 0 + 273 =273 K. Suhu air murni mendidih pada tekanan satu atmosfer
adalah 100 ℃ dan sama dengan100 + 273 = 373 K Skala kelvin ditetapkan
sebagai skala suhu dalam satuan SI.

C. Konversi Antar Skala Suhu


Beberapa negara menggunakan skala fehrenheit sedangkan kita di Indonesia
umumnya menggunakan skala celcius. Pada bagian ini kita akan belajar cara
mengonversi suhu dalam berbagai skala di atas.

Konversi antara skala celcius dan reamur


Untuk mengonversi skala celcius ke skala reamur kita perlu tau jika
diungkapkan dalam skala reamur, nilainya tr, jika diungkapkan dalam skala
celcius, nilainya tc, dan seterusnya. Kita gunakan aturan perbandingan matematika
yang sederhana berikut ini
t r−0 t c −0
=
80−0 100−0
Atau
4
t r= t c
5

9
Konversi celcius dan fahrenheit
Dalam konversi celcius ke Fahrenheit kita gunakan aturan perbandingan
matematiika yang sederhana berikut.
t c −0 t −32
= f
100−0 212−32
Atau
9
t f = t c +32
5

10
Konversi reamur dan fahrenheit
Dalam konversi reamur ke fahrenheit kita gunakan aturan perbandingan
matematiika yang sederhana berikut.
t r−0 t −32
= f
80−0 212−32
Atau
9
t f = t r +32
4
Konversi celcius dan kelvin
Dalam konversi celcius ke kelvin kita gunakan aturan perbandingan matematiika
yang sederhana berikut
t r−0 t k −273
=
80−0 373−273
Atau
t c =t k −273

Konversi reamur dan celcius


Dalam konversi reamur ke celcius kita gunakan aturan perbandingan matematiika
yang sederhana berikut
5
t c= tr
4
Konversi reamur dan kelvin
Dalam konversi reamur ke kelvin kita gunakan aturan perbandingan matematiika
yang sederhana berikut
5
t k = t r +273
4

Konversi fahrenheit dan celcius


Dalam konversi fahrenheit ke celcius kita gunakan aturan perbandingan
matematiika yang sederhana berikut
5
t c = t f −32
9
Konversi fahrenheit dan reamur

11
Dalam konversi fahrenheit ke reamur kita gunakan aturan perbandingan
matematiika yang sederhana berikut
4
t r= t f −32
9

Konversi fahrenheit dan kelvin


Dalam konversi fahrenheit ke kelvin kita gunakan aturan perbandingan
matematiika yang sederhana berikut
5
t k = (t¿ ¿ f −32)+273 ¿
9
Konversi kelvin dan celcius
Dalam konversi kelvin ke celcius kita gunakan aturan perbandingan matematiika
yang sederhana berikut
t c =t k −273

Konversi kelvin dan fahrenheit


Dalam konversi kelvin ke fahrenheit kita gunakan aturan perbandingan
matematiika yang sederhana berikut
9
t f = (t ¿¿ k −273)+ 32¿
5

Konversi kelvin dan reamur


Dalam konversi kelvin ke reamur kita gunakan aturan perbandingan matematiika
yang sederhana berikut
4
t r= t k −273
5

D. Alat Ukur Suhu


Alat yang digunakan untuk mengukur suhu dinamakan termometer.
Termometer telah dibuat dalam berbagai jenis. Jenis-jenis tersebut disesuaikan
dengan kegunaan masing-masing. Juga jangkauan pengukuran satu termometer
dengan termometer lainnya berbeda, sesuai dengan di mana termometer itu akan

12
digunakan. Termometer yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh hanya
berjangkauan sekitar 30 ℃ – 50 ℃ . Adapun jenis jenis termometer yaitu:
1. Termometer Klinis
Biasanya alat ukur suhu tubuh dengan skala 35°C sampai 42°C ini
digunakan untuk membantu mendiagnosis penyakit. Biasanya terdapat
lekukan sempit yang ada di atas wadahnya agar saat termometer diangkat
suhu di termometer tidak berubah.
2. Termometer Laboratorium
Merupakan termometer yang menggunakan air raksa maupun alkohol
sebagai petunjuk suhunya. Termometer laboratorium merupakan alat ukur
suhu air, baik itu air panas maupun air dingin. Untuk membuat termometer ini
menjadi lebih peka terhadap perubahan suhu, maka pipa yang digunakan
berukuran kecil.
3. Termometer Ruang
Merupakan alat ukur suhu udara pada suatu ruangan dan biasanya
diletakkan pada dinding. Prinsip kerjanya tak jauh berbeda dengan
termometer lainnya, karena juga menggunakan air raksa. Perbedaannya
hanyalah terdapat pada skala dari termometer ini, yaitu berkisar antara suhu -
50°C sampai 50°C.

4. Termometer Bimetal
Termometer yang satu ini menggunakan zat padat sebagai pengukur
suhunya, yaitu menggunakan bahan logam. Prinsip kerja thermometer jenis
ini adalah logam akan memuai saat suhu panas dan akan menusut saat suhu
dingin.
5. Termometer Termokopel
Termokopel menggunakan logam jenis konduktor yang berbeda sebagai
sensor suhunya yang nantinya digunakan sebagai pendeteksi dan pengukur
suhu. Dua logam konduktor tersebut ujungnya akan digabungkan sehingga
dapat menimbulkan efek Termo-Elektrik.

13
E. Warna Suhu
Warna suhu merepresentasikan penampakan visual cahaya. Konsep warna
suhu memiliki peran penting dalam bidang fotografi, pencahayaan, videografi,
penerbitan, manufaktur, astrofisika, dan sejumlah bidang lain yang berkaitan
dengan warna. Warna suhu berkaitan dengan peristiwa radiasi benda. Jika benda
dipanaskan maka warnanya akan berubah. Pada suhu rendah warnanya merah dan
pada suhu tinggi warnanya berubah menjadi biru. Di tempat pandai besi, warna
besi yang dibakar berubah dari merah menjadi biru ketika suhu maskin tinggi.
Kaitan antara warna dan suhu benda inilah yang melahirkan konsep warna suhu.

F. Suhu dan Pertumbuhan Bakteri

Bakteri bisa tumbuh pada makanan yang disimpan. Laju pertumbuhan bakteri
bergantung pada suhu penyimpanan makanan tersebut. Bakteri dapat berkembang
pada suhu antara 5 ℃ hingga 65 ℃ . Perkembangan tercepat bakteri berlangsung
pada suhu 37 ℃ . Pada suhu di bawah 5 ℃ baketeri tidak dapat berkembang. Pada
suhu di atas 65 ℃ , bakteri mati. Suhu antara 5 ℃ – 65 ℃ disebut daerah
berbahaya karena memungkinkan bakteri tumbuh.

Pada suhu sekitar 37 ℃ , bakteri berkembang sangat cepat. Dengan jumlah


awal sekitar 100 bakteri, maka jumlah bakteri menjadi sekitar 6 000 setelah dua
jam dan menjadi sekitar 3 juta dalam waktu lima jam. Jadi, kalian harus hati-hati

14
ketika menyimpan makanan. Hindari penyimpanan pada suhu sekitar 37 ℃ . Agar
bakteri tidak tumbuh maka kulkas harus diset pada suhu di bawah 5 ℃ .

G. Efek Kalor pada Benda


Tiga pengaruh kalor pada suatu benda adalah kalor dapat mengubah wujud
benda, kalor dapat mengubah suhu benda, dan kalor dapat mengubah bentuk
benda. Penjelasannya dapat disimak dalam pembahasan berikut.

Kalor atau panas yang diberikan pada benda atau dilepaskan oleh benda akan
mempengaruhi benda tersebut. Pengaruhnya pada benda tersebut antara lain :

1. Wujud Benda

Suatu benda yang diberikan kalor bisa mengubah wujud bendanya seperti
dari padat ke cair, padat ke gas, atau cair ke gas. Begitu sebaliknya, ketika
benda melepas kalor maka benda tersebut pun dapat berubah wujud, seperti
dari cair ke padat, gas ke padat, atau gas ke cair.

2. Suhu Benda

Suatu benda apabila diberikan kalor maka benda tersebut akan


mengalami kenaikan suhu. Sedangkan, apabila benda tersebut melepas kalor
maka suhu benda tersebut akan mengalami penurunan.

3. Bentuk Benda
Suatu benda apabila diberikan kalor maka benda tersebut akan memuai
atau pada beberapa benda akan mengalami penyusutan (misal : air).
Sedangkan, apabila benda tersebut melepas kalor, maka benda tersebut akan
menyusut atau pada beberapa benda akan mengalami pemuaian.

Jadi, 3 pengaruh kalor pada suatu benda adalah kalor dapat mengubah wujud
benda, kalor dapat mengubah suhu benda, dan kalor akan mengubah bentuk
benda.

H. Satuan Energi Kalor

15
Satuan kalor menurut Satuan Internasional (SI) adalah joule (J). Meski begitu,
ada beberapa sistem lainnya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya kalori (kal)
dan kilokalori (kkal).
1 kkal = 1000 kal. 1 kalori = 4,2 joule.
Namun, negara-negara seperti Inggris dan Amerika Serikat masih sering
menggunakan satuan yang lain, yaitu British Thermal Unit atau BTU.
Kesetaraannya adalah
1 BTU = 0,252 kkal = 1,055 J.
Rumus-Rumus Kalor

1. Persamaan Kalor
Rumus:
Q = m.c.ΔT
Keterangan:
- Q: kalor (Joule)
- m: massa benda (kg)
- c: kalor jenis benda (J/kg℃ )
- ΔT: perubahan suhu (℃ )
2. Kalor Jenis
Rumus:
Q
c=
ΔT

Keterangan:
- c: kalor jenis (J/kg℃ ) atau (kal/gr℃ )
- Q: kalor (Joule)
- ∆ T: perubahan suhu (℃)
3. Kapasitas Kalor
Rumus:
Q
C = m.c atau Q = C.ΔT atau C =
ΔT
Keterangan:

16
- C = kapasitas kalor (kal/⁰C atau J/⁰C)
- m = massa benda (kg atau g)
- c = kalor jenis (J/kg⁰C atau kal/g⁰C)
- Q: kalor (Joule)
- ∆ T: perubahan suhu (℃)
4. Asas Black
Rumus:
Qlepas =Qterima
m1 . c 1 . ∆ T 1=m2 . c 2 . ∆ T 2 atau
m1 . c 1 . ( T 1−T 2 )=m2 . c2 . ( T a−T 2)
Keterangan:
- m1=massa benda 1 yang suhunya lebih tinggi
- m2=massa benda 2 yang suhunya lebih rendah
- c 1=kalor jenis benda 1
- c 2=kalor jenis benda 2
- T a=temperatur akhir pencampuran kedua benda
- T 1=temperatur benda 1
- T 2=temperatur benda 2
5. Kalor Lebur
Rumus:
Q = m.L
Keterangan:
- Q: banyaknya kalor yang diperlukan (J)
- m: massa benda
- L: kalor lebur (j/kg)
6. Kalor Uap
Rumus;
Q =m.U

Keterangan:

17
- Q: jumlah kalor yang diperlukan (j)
- m: massa benda (kg)
- U: kalor uap (j/kg)

Contoh Perpindahan Kalor

1. Sendok yang dicelupkan ke dalam air panas ikut menjadi panas.


2. Pancaran sinar matahari membuat seseorang menjadi kepanasan.
3. Memanaskan air dalam panci.
4. Air mandi di bak mandi yang dicampur dengan air panas akan
menghasilkan air hangat.

I. Beberapa Fenomena yang Diakibatkan Kalor

Perubahan fisika merupakan perubahan wujud zat tanpa terbentuknya zat


yang baru. Perubahan dapat terjadi karena adanya perpindahan kalor atau energi
panas baik proses penyerapan maupun pelepasan kalor. Macam-macam perubahan
wujud zat sebagai berikut :

a. Membeku. Contohnya air yang dimasukkan ke dalam freezer akan berubah


menjadi es batu, adonan es krim di dalam freezer akan berubah menjadi es
krim, coklat yang didinginkan sehingga meleleh.
b. Mengembun. Contohnya embun di pagi hari, kaca dalam mobil jadi basah
karena di luar sedang hujan, uap air yang menjadi titik air.
c. Mengkristal. Contohnya pembuatan garam, terbentuknya salju dari butiran air
di langit, gas karbondioksida yang dikeluarkan dari knalpot menjadi padat
sehingga lubang knalpot menjadi hitam.

Akibat menerima kalor :

a. Mencair. Berubahnya wujud zat padat menjadi zat cair. Contohnya es


mencair, lilin meleleh, coklat yang dipanaskan
b. Menguap. Berubahnya wujud zat cair menjadi zat gas. Contohnya air
dipanaskan lama-lama akan menguap

18
c. Menyublim. Berubahnya wujud zat padat menjadi gas. Contohnya kapur
barus yang lama-lama habis bila disimpan di tempat terbuka

Akibat melepaskan kalor:

a. Membeku. Berubahnya wujud zat cair menjadi padat


b. Mengembun. Berubahnya wujud zat gas menjadi cair.
c. Mengkristal. Berubahnya wujud zat gas menjadi padat.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Suhu adalah besaran fisika yang hanya dapat dirasakan. Tubuh kita dapat
merasakan suhu dalam bentuk rasa panas atau dingin. Ketika menyentuh es, otak
memberikan informasi rasa dingin. Ketika berada di terik matahari, otak
memberikan informasi rasa panas. Tampak di sini bahwa suhu adalah ukuran
derajat panas suatu benda.

Skala suhu dibagi menjadi 4 yaitu, skala celcius, skala fahrenheit, skala
kelvin, dan skala reamur. Adapun konversi antar skala utama yaitu konversi
celcius ke fahrenheit, celcius ke kelvin, celcius ke reamur, fahrenheit ke celcius,
fahrenheit ke reamur, fahrenheit ke kelvin, reamur ke celcius, reamur ke
fahrenheit, reamur ke kelvin, kelvin ke celcius, kelvin ke fahrenheit, dan kelvin ke
reamur.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer yang
dibagi lagi beberapa jenis yaitu thermometer klinis, laboratorium, ruang, bimetal

19
dan termokopel. Pada suhu rendah warna pada suhu itu merah sedangkan pada
suhu tinggi warnanya berubah menjadi biru.

Pada laju pertumbuhan bakteri bergantung pada suhu makanan penyimpanan


makanan. Pada pengaruh kalor terbagi menjadi wujud benda, suhu benda, dan
bentuk benda. Pada satuan energi kalor terdiri dari persamaan kalor, kalor jenis,
kapasitas kalor, Asas Black, kalor lebur dan kalor uap. Beberapa fenomena yang
diakibatkan oleh kalor adalah membeku, mengembun, mengkristal, mencair,
menguap, dan menyublim.

B. Saran

Penulis mengharapkan agar kiranya makalah ini dapat menjadi salah satu sumber
referensi atau acuan dalam mencari ilmu pengetahuan kepada para pembaca untuk
mendapatkan informasi mengenai “Kalor Bagian I”.

20
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin. 2016. Fisika dasar 1. Institut Teknologi Bandung:

Bandung.

Anonim. 2018. Fisika Suhu dan Kalor. Universitas Negeri Manado: Manado.

Khaerul, Andi Januar. 2014. Suhu. Institut Teknologi Bandung: Bandung.

Riyanto, Nurdin. 2009. Bab 2 Tinjauan Pustaka. Universitas Maritim AMNI:

Semarang.

Siahaan, Richardo dkk. 2017. Suhu dan Kalor. Bogor: SMAK Bogor

Suryatin, Budi . 2011 . Satuan energi kalor . Jakarta : Grasindo

Willey, J., Suns. 1978. Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga. Erlangga: Jakarta.

21

Anda mungkin juga menyukai