Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH FISIKA

“SUHU DAN KALOR, TEORI KINETIK


GAS, TERMODINAMIKA “

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA PELAJARAN : FISIKA


GURU MATA PELAJARAN : RIA PUSPITA ANGGRAENI, S.Pd.Gr

DISUSUN OLEH
IKHSAN ARIF MAULANA
KELAS : XII IPA 1

SMAN 2 PADANG CERMIN


KEC. WAY RATAI KAB. PESAWARAN
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Dzat penguasa alam semesta yang telah
memberikan taufiq, rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga saya dapat
beraktivitas untuk menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “ Suhu
Kalor, teori kinetik gas dan termodinamika “ ini. Walaupun banyak isi dari
rangkuman karya ilmiah ini saya kutip langsung dari sumber. Tapi saya berharap
karya ilmiah ini dapat membantu dan menambah wawasan saudara-saudari yang
ingin lebih memahami atau mengetahui sekilas tentang “teori kinetik gas dan
termodinamika “.
Makalah ini berisi informasi tentang “Suhu Kalor, teori kinetik gas dan
termodinamika “. Yang kami harapkan pembaca dapat mengertahui berbagai aspek
yang berhubungan dengan teori kinetik gas dan termodinamika yang akan kami
bahas ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita.Amin.
Dan akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi
pembaca. Terima kasih,

Way Ratai, 01 Agustus 2023


Penulis

IKHSAN ARIF MAULANA

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. SUHU DAN KALOR.......................................................................................................1
B. TEORI KINETIK GAS....................................................................................................3
C. HUKUM TERMODINAMIKA ....................................................................................6
BAB II SOAL DAN PEMBAHASAN...............................................................................................14
A. SUHU & KALOR ............................................................................................................14
B. TEORI KINETIK GAS....................................................................................................17
C. TERMODINAMIKA........................................................................................................19
BAB III PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI..............................................21
A. SUHU & KALOR ............................................................................................................21
B. TEORI KINETIK GAS....................................................................................................22
C. TERMODINAMIKA........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. SUHU DAN KALOR


Pengertian suhu dan kalor merupakan dua hal yang cukup familiar di
kalangan anak sekolah yang mempelajari fisika. Namun, beberapa orang masih sulit
membedakan antara pengertian suhu dan kalor. Meski terkesan sepele, sebenarnya
sangat penting untuk mengetahui perbedaan antara suhu dan kalor untuk
mengukur panas atau dinginnya suatu benda. Dilansir merdeka.com dari byjus.com,
suhu dan kalor sebenarnya saling berhubungan. Namun keduanya tidak memiliki
arti yang sama. Mengetahui perbedaan dan pengertian suhu dan kalor dapat
mengarah pada pemahaman yang lebih jelas mengenai makna dan fungsi keduanya.
Dalam artikel ini kami akan membahas lebih detail mengenai pengertian suhu dan
kalor, serta bagaimana keduanya yst saling terkait, namun tidak ystem.
1. Pengertian Suhu dan Kalor
Menurut informasi dari khanacademy.org, kalor dan suhu adalah dua konsep
yang berbeda tetapi saling terkait erat. Perhatikan bahwa mereka memiliki
satuan yang berbeda: suhu biasanya memiliki satuan derajat Celcius I dan
kalor memiliki satuan ystem, Joule (J). Untuk lebih memahaminya, Anda
harus tahu apa pengertian suhu dan kalor. Suhu adalah suatu ukuran dari
derajat panas atau dingin suatu benda atau zat. Suhu dapat diukur dengan
berbagai skala, seperti Celsius, Fahrenheit, dan Kelvin. Suhu juga dapat
diartikan sebagai ukuran rata-rata ystem ystem partikel-partikel suatu zat.
Semakin tinggi suhu, semakin tinggi ystem ystem partikel-partikel tersebut.
Sedangkan kalor, atau panas, adalah suatu bentuk ystem yang dapat
dipindahkan dari satu benda ke benda lain karena perbedaan suhu.
Perpindahan kalor terjadi dari benda dengan suhu lebih tinggi ke benda
dengan suhu lebih rendah sampai terjadi kesetimbangan suhu. Kalor dapat
diukur dalam satuan ystem seperti joule atau kalori.
2. Hubungan antara Suhu dan Kalor
Suhu adalah ukuran ystem ystem rata-rata atom atau molekul dalam ystem.
Misalnya, molekul air dalam secangkir kopi panas memiliki ystem ystem
rata-rata lebih tinggi daripada molekul air dalam secangkir es I, berarti

1
mereka bergerak dengan kecepatan yang lebih tinggi. Suhu juga merupakan
sifat intensif, berarti bahwa suhu tidak berubah, tidak peduli berapa banyak
zat yang Anda miliki (selama suhunya sama). Inilah mengapa ahli kimia
dapat menggunakan titik leleh untuk membantu mengidentifikasi zat murni.
Untuk lebih memahami, kami akan menggambarkan lebih sederhana.
Dilansir dari energyeducation.ca, begini perbedaan suhu dan kalor.
3. Perbedaan Suhu dan Kalor
Dari pengertian suhu dan kalor kita dapat mengetahui bagaimana perbedaan
dari keduanya. Suhu menjelaskan ystem ystem rata-rata molekul dalam
suatu bahan atau ystem, yang diukur dalam Celcius I, Kelvin (K), Fahrenheit
(F), atau Rankine I. Hal ini merupakan ystemt fisik terukur dari suatu objek,
dikenal pula sebagai ystemt status. Sifat fisik terukur lainnya termasuk
kecepatan, massa, dan kerapatan. Kalor menggambarkan transfer ystem
panas antara molekul dalam suatu ystem dan diukur dalam Joule. Panas
mengukur bagaimana ystem bergerak atau mengalir. Panas adalah ukuran
perubahan, tidak pernah menjadi sifat yang dimiliki oleh suatu benda atau
ystem. Oleh karena itu, diklasifikasikan sebagai ystemt proses. Menurut
sumber yang sama, kalor adalah perpindahan ystem panas yang disebabkan
oleh perbedaan suhu antar molekul. Kalor akan selalu mengalir secara
spontan dari zat yang lebih panas ke zat yang lebih dingin. Pernyataan
sederhana ini menjelaskan mengapa es batu mencair ketika berada di luar
kulkas, dan mengapa es meleleh saat dimasukkan ke dalam segelas air
hangat. Kesimpulannya, perpindahan kalor atau ystem panas biasanya akan
mengubah suhu zat, tetapi tidak selalu. Misalnya, pada saat es di dalam
mangkuk berubah menjadi air, molekul-molekul air tersebut akan berada
pada suhu yang sama persis seperti saat menjadi es. Dalam hal ini, alih-alih
ystem termal bekerja untuk meningkatkan ystem ystem, dia bekerja untuk
memutuskan ikatan antarmolekul, menyebabkan perubahan keadaan.
Namun, seiring berjalannya waktu, suhu es yang baru saja meleleh akan
meningkat hingga semua yang ada di dalam mangkuk mencapai
kesetimbangan, artinya suhu berada di posisi konsisten secara seluruh.

4. Termometer Suhu

2
Ada empat jenis ystemture suhu, Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin.
Perbandingannya adalah C:R:F:K = 5:4:9:5. Perlu Anda perhatikan, Kelvin
harus ditambah atau dikurang 273 sedangkan Fahrenheit, ditambah atau
dikurang tiga.
Contoh kalor dalam kehidupan sehari-hari
1. Ketika Anda menyeduh I atau kopi, kemudian Anda memegang cangkir
minuman panas tersebut maka tangan akan terasa panas. Kondisi ini
terjadi kalor dari kopi atau I tersebut ditransfer ke tangan melalui
konduksi.
2. Proses memasak. Misalnya, Anda memasak sup. Panas dari api saat
memanaskan wajan terjadi melalui konduksi, kemudian kalor dari wajan
tersebut berpindah ke sup melalui konveksi.
3. Ketika Anda menyeduh kopi, maka akan terlihat adanya uap dari cangkir
kopi tersebut. Ini merupakan proses konveksi, karena suhu pada kopi
panas yang semula tinggi dapat menurun sehingga merubah panas
menjadi uap.
4. Ketika Anda berada di luar ruangan dengan kondisi matahari yang
sangat terik atau panas, tentunya Anda akan merasakan panas bukan?
Ini terjadi lantaran radiasi matahari mengalirkan ystem berupa kalor ke
bumi.
5. Perpindahan kalor secara radiasi juga dapat Anda jumpai pada proses
penetasan telur ayam dengan lampu.

B. TEORI KINETIK GAS


Teori ystem gas menjelaskan mengenai sifat-sifat gas ideal secara teoritis.
Berdasarkan teori ystem gas, gas terbentuk dari molekul-molekul gas yang
bergerak secara acak dengan arah gerak konstan. Molekul gas bergerak dengan
kecepatan tinggi dan saling bertubrukan dengan molekul lainnya dan juga
dengan dinding secara terus-menerus. Teori ystem gas merupakan teori
pertama yang menjelaskan tekanan gas berdasarkan tubrukan molekul-molekul,
bukan berdasarkan gaya ystem yang menyebabkan molekul menjauh satu sama
lain. Teori ystem gas juga menjelaskan bagaimana ukuran molekul di dalam gas
dapat mempengaruhi kecepatan gerak molekul tersebut.

3
1. Asumsi yang Dipakai Pada Teori Kinetik Gas
Agar teori ystem gas dapat menjelaskan ystem kenapa gas bereaksi seperti
seharusnya, maka diperlukan asumsi-asumsi yang mendukung ystemt gas
tersebut. Berdasarkan teori ystem:
 Gas terbentuk dari molekul-molekul gas yang bergerak secara konstan
dan acak. Molekul bergerak secara lurus hingga bertubrukan dengan
molekul lainnya atau dengan dinding.
 Molekul dianggap titik bermassa yang tidak memiliki volume. (molekul
berukuran sangat kecil dibandingkan dengan jarak antar molekul, maka
pada gas ideal ukuran molekul diabaikan)
 Tidak terdapat gaya ystemtu yang bekerja. (tidak ada gaya tarik-menarik
atau tolak-menolak antar molekul)
 Tekanan gas disebabkan karena tubrukan molekul-molekul gas. Tidak
ada ystem yang hilang atau terbentuk karena tubrukan.
 Waktu terjadinya tubrukan diabaikan dibandingkan dengan waktu
antara tubrukan.
 Energi ystem gas merupakan sebuah pengukuran yang berdasarkan
ystemture gas dalam Kelvin. Setiap molekul-molekul gas memiliki
kecepatan yang erbeda-beda, akan tetapi ystemture dan ystem ystem gas
tersebut diukur berdasarkan kecepatan rata-rata molekul-molekul
tersebut.
 Energi ystem rata-rata molekul gas sebanding dengan temperaturnya.
Semakin meningkat temperaturnya, maka kecepatan gerak molekul-
molekul gas juga semakin meningkat.
 Semua gas pada ystemture yang ditentukan memiliki ystem ystem rata-
rata yang sama.
 Molekul gas yang lebih ringan bergerak lebih cepat dibandingkan
molekul gas yang lebih berat.
2. Energi Termal
Temperatur merupakan besaran yang didapat dari rata-rata ystem ystem
suatu gas. Besarnya ystem ystem suatu molekul didapat dengan persamaan:

4
dimana m merupakan massa molekul dan v^2 adalah kuadrat kecepatannya.
Temperatur suatu ystem adalah rata-rata besar ystem ystem setiap
molekulnya dan ystem termal adalah total ystem ystem dari semua molekul
di ystem tersebut. Semakin besar kecepatannya molekul-molekulnya, maka
ystem kinetiknya akan semakin besar, begitu pula dengan ystemture dan
ystem termalnya.

3. Hukum Standar ABC Gas


a. Hukum Avogrado
Hukum Avogrado menyatakan bahwa volume suatu gas sebanding
dengan jumlah molekul atom gas tersebut. Persamaan Hukum Avogrado
dinyatakan dengan:

dimana V merupakan volume gas, n merupakan banyaknya mol atom-atom


gas, dan k merupakan bilangan konstanta.
b. Hukum Boyle
Hukum Boyle menyatakan bahwa tekanan dan volume suatu gas, jika
salah satu besaran dinaikkan maka besaran yang lain akan menurun
selama ystemture dan dan banyaknya mole dijaga konstan. Hukum Boyle
dinyatakan dengan:
PV = k
Dimana P adalah tekanan gas, V merupakan volumenya, dan k
merupakan bilangan konstansta.
c. Hukum Charles
Hukum Charles menyatakan bahwa ystemture dan volume suatu gas
sangat berhubungan dan dinyatakan dengan:

Dimana V merupakan volume gas, T merupakan temperaturnya dalam


Kelvin, dan k merupakan besaran konstansta. Sesuai dengan yste ini, gas
akan mengembang jika dipanaskan.

5
d. Hukum Tekanan Gas (Hukum Gay-Lussac)
Hukum Gay-Lussac menyatakan bahwa besarnya ystemture dan tekanan
suatu gas sangat berhubungan dan dinyatakan dengan Hukum Gas Ideal
Kesemua rumus tersebut dapat dijadikan satu dan dinyatakan sebagai
persamaan yste gas ideal:

Karena k merupakan besaran yang memiliki nilai yang selalu konstan,


maka persamaan diatas dapat dinyatakan dengan:

Dengan memakai yste Avogadro, kita dapat menyatakan yste gas ideal
berdasarkan molekul atom-atom pembentuknya. PV = Nrt

C. HUKUM TERMODINAMIKA
1. Definisi Termodinamika
Pada dasarnya, termodinamika menjadi salah satu cabang dari sains
dan teknik fisika. Jika dalam bidang sains, para ahli akan berusaha
mempelajari perilaku dasar sifat fisika dan kimia dari sejumlah materi dalam
keadaan berhenti (diam) dengan menggunakan prinsip termodinamika ini.
Sementara di bidang teknik, para ahli (insinyur) biasanya akan
menggunakan prinsip termodinamika untuk mempelajari ystem dan
interaksinya dengan lingkungan. Lalu, apa sih definisi dari termodinamika
hingga prinsip kerjanya saja mampu digunakan dalam dua cabang ilmu yang
berbeda? Termodinamika adalah ilmu tentang ystem, yang secara spesifik
akan membahas mengenai hubungan antara ystem panas dengan cara
kerjanya. Energi tersebut dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain,
baik secara alami maupun melalui hasil rekayasa teknologi. Cara kerja di
kebanyakan ystem teknologi dapat dijelaskan melalui termodinamika.
Bahkan sering disebut-sebut juga bahwa termodinamika ini menjadi modal
utama dari seorang sarjana teknik untuk merancang pompa termal, motor
roket, rice cooker, AC, hingga penyuling kimia. Singkatnya, termodinamika
ini menjadi salah satu cabang dari bidang ilmu fisika teoritik yang berkaitan

6
dengan nerg-hukum pergerakan panas dan perubahan dari panas menjadi
bentuk nergy lainnya. Istilah termodinamika memang berasal dari Bahasa
Yunani, yaitu “Therme” yang berarti ‘panas’ dan “dynamis” yang berarti
‘gaya’. Keberadaan termodinamika ini tidak akan lepas dari kalor.

2. Apa Itu Kalor?


Kalor (Q) adalah sebuah ystem yang berpindah dari satu benda ke
benda yang lain akibat adanya perbedaan suhu. Apabila berkaitan dengan
ystem dan lingkungan, maka dapat dikatakan bahwa kalor menjadi ystem
yang berpindah dari ystem ke lingkungan atau ystem yang berpindah dari
lingkungan ke ystem akibat adanya perbedaan suhu. Jika suhu ystem lebih
tinggi dari suhu lingkungan, maka kalor akan mengalir dari ystem menuju
lingkungan. Sebaliknya, apabila suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu
ystem, maka kalor akan mengalir dari lingkungan menuju ystem. Nah,
apabila keberadaan Kalor (Q) berkaitan dengan perpindahan ystem akibat
adanya perbedaan suhu, maka Kerja (W) berkaitan dengan perpindahan
ystem yang terjadi melalui cara-cara mekanis (mekanis berkaitan dengan
gerak). Misalnya jika ystem melakukan kerja terhadap lingkungan, maka
ystem dengan sendirinya akan berpindah dari ystem menuju lingkungan.
Sebaliknya jika lingkungan melakukan kerja terhadap ystem, maka ystem
akan berpindah dari lingkungan menuju ystem.

3. Sistem Termodinamika
Dalam ystem termodinamika, memiliki istilah-istilah tertentu, yakni:
 Batas Sistem adalah garis imajiner yang membatasi ystem dengan
lingkungannya.
 Sistem Tertutup yaitu apabila ystem dan lingkungannya tidak terjadi
pertukaran ystem atau massa, dengan kata lain energy atau massa tidak
melewati batas-batas ystem.
 Sistem Terbuka yaitu apabila ystem dan massa dapat melintasi atau
melewati batas-batas ystem. Sistem dengan lingkungannya ada interaksi.

7
Apa Bunyi Hukum Termodinamika? Keberadaan Hukum Termodinamika ini
memang ada tiga bentuk, semuanya berasal dari pondasi yang sama, yakni
Hukum Awal alias Zeroth Law. Dalam Hukum Awal Termodinamika ini
menyatakan bahwa: “Jika dua ystem berada dalam kesetimbangan termal
dengan ystem ketiga, maka mereka berada dalam kesetimbangan termal
satu sama lain”. Nah, berikut adalah penjabaran Hukum Termodinamika I, II,
dan III.

4. Hukum Termodinamika I
Pada Hukum Termodinamika I ini menyatakan bahwa “Energi tidak
dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, melainkan hanya yst diubah
bentuknya saja.” Sesuai dengan bunyinya, maka ystem yang diberikan oleh
kalor pasti sama dengan kerja eksternal yang dilakukan, ditambah dengan
pemerolehan ystem dalam karena adanya kenaikan ystemture. Secara tidak
langsung, Hukum Termodinamika I ini berkaitan dengan kekekalan ystem.
Apabila kalor diberikan pada ystem, maka volume dan suhu ystem
tentu akan bertambah (terlihat dengan mengembang dan bertambah
panasnya ystem). Sebaliknya, jika kalor diambil dari ystem, maka volume
dan suhu ystem menjadi berkurang (terlihat dengan ystem akan mengerut
dan terasa lebih dingin). Prinsip inilah yang menjadi yste alam dan bentuk
dari yste kekekalan ystem yang sejalan dengan Hukum Termodinamika I.
Suatu ystem yang telah mengalami perubahan volume nantinya akan
melakukan usaha. Sementara ystem yang mengalami perubahan suhu, akan
cenderung mengalami perubahan ystem dalam. Jadi, keberadaan kalor yang
diberikan kepada ystem dapat menyebabkan ystem melakukan usaha dan
mengalami perubahan ystem dalam.

5. Proses-Proses Dalam Termodinamika I


Dalam Hukum Termodinamika I ini akan mengalami 4 proses, yakni:
a. Proses Isotermal (Suhu Tetap)
Suatu ystem dapat mengalami proses termodinamika, dimana
terjadi perubahan-perubahan di dalam ystem tersebut. Proses
termodinamika yang berlangsung terutama dalam suhu konstan itulah

8
yang disebut dengan proses ystemtur. Berhubung prosesnya
berlangsung dalam suhu konstan, maka tidak terjadi perubahan ystem
dalam. Proses ystemtur ini dapat dibuktikan dalam kegiatan sehari-hari,
misalnya popcorn di dalam yste. Nah, jika mengacu pada Hukum
Termodinamika I, maka kalor yang diberikan akan sama dengan usaha
yang dilakukan oleh ystem (Q = W). Perlu diketahui bahwa proses ini
juga dapat diberlakukan dengan Hukum Boyle, yakni menjadi:

Nah, berhubung suhunya tetap maka pada proses ystemtur ini


tidak akan terjadi perubahan ystem dalam ∆U=O. Sementara usahanya
tetap dapat dihitung dari luas daerah yang ada di bawah kurva, dengan
rumus:

b. Proses Isokhorik (Volume Tetap)


Ketika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang
konstan, maka gas tersebut tengah dalam proses isokhorik. Hal tersebut
karena gas berada dalam volume konstan (∆V=0), sehingga gas tidak
melakukan usaha (W=0) dan kalor yang diberikan juga akan sama
dengan perubahan ystem di dalamnya. Kalor dalam proses ini dapat
dinyatakan sebagai kalor gas pada volume konstan QV. Proses ini
memiliki rumus berupa:

W = P Dv = P.0 = 0
Sementara grafik dari proses isokhorik akan membentuk:

9
c. Proses Isobarik (Tekanan Tetap)
Ketika gas melakukan proses termodinamika supaya menjaga
tekanan tetap konstan maka gas tersebut tengah melalui proses ystemt.
Contoh penerapan proses ystemt ini adalah air mendidih pada tekanan
konstan. Hal tersebut karena gas berada dalam tekanan konstan,
sementara gas melakukan usaha ((W = p∆V). Keberadaan kalor dalam
proses ini dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan konstan (Qp ). Nah,
jika proses ystemt ini jika didasarkan pada Hukum Termodinamika I,
maka akan berlaku rumus:

Sementara grafik usaha gas dalam proses ystemt dapat dinyatakan


sebagai:

10
d. Proses Adiabatik (Kalor Tetap)
Proses ystemtu adalah proses termodinamika yang cara kerjanya
dilakukan oleh gas murni yang berasal dari perubahan ystem
internalnya. Tidak ada ystem apapun yang masuk maupun keluar selama
proses ini berjalan. Contoh penerapan proses ystemtu ini adalah
penggunaan pompa sepeda motor. Jika didasarkan pada Hukum
Termodinamika I maka akan menjadi: perubahan ystem internal gas
(Du) adalah banyaknya ystem kalor yang disuplai (Q) dikurangi kerja
yang dilakukan oleh gas (P.Dv). Apabila Grameds bingung dengan uraian
tersebut, berikut ini adalah rumusnya secara singkat:

11
Keterangan:
Q = kalor/panas yang diterima/dilepas (J)
W = ystem/usaha (J)
∆U = perubahan ystem (J)

6. Hukum Termodinamika II
Dalam Hukum Termodinamika II ini berkaitan dengan entropi dan
memiliki kecenderungan yang dari waktu ke waktu, perbedaan suhu,
tekanan, dan menyeimbangkan potensi kimia dalam terisolasinya ystem
fisik. Perlu diketahui ya Grameds, entropi adalah keseimbangan
termodinamis, terutama mengenai perubahan ystem yang hukumnya
disebut dengan Hukum Termodinamika II. Dalam Hukum Termodinamika II
ini menyatakan bahwa: “Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu
tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam
arah kebalikannya.”Sebenarnya, Hukum Termodinamika I dianggap tidak
dapat menjelaskan apakah suatu proses mungkin terjadi ataukah tidak
mungkin terjadi. Maka dari itu, muncullah Hukum Termodinamika II yang
disusun tidak lepas dari usaha untuk mencari sifat atau besaran ystem yang
ada. Dari hasil percobaan para ahli menyimpulkan bahwa mustahil untuk
membuat sebuah mesin kalor yang mengubah panas seluruhnya menjadi
kerja, yaitu mesin dengan efisiensi termal 100%. Kemustahilan ini adalah
dasar dari satu pernyataan yste kedua termodinamika sebagai berikut :
“Adalah mustahil bagi ystem manapun untuk mengalami sebuah proses di
mana ystem menyerap panas dari reservoir pada suhu tunggal dan mengubah
panas seluruhnya menjadi kerja mekanik, dengan ystem berakhir pada
keadaan yang sama seperti keadaan awalnya”.
7. Formulasi Dalam Hukum Termodinamika II
Dalam Hukum Termodinamika II ini terdapat dua formulasi yang
berguna untuk memahami konversi ystem panas ke ystem mekanik, yakni:

12
a. Formulasi Kelvin-Planck
Formulasi yang pertama ini menyatakan bahwa “Tidak mungkin
untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang
semata-mata mengubah ystem panas yang diperoleh dari suatu sumber
pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik”. Dengan kata lain,
formulasi ini mengungkapkan bahwa memang tidak ada cara untuk
mengambil ystem panas dari lautan. Sehingga lebih baik menggunakan
ystem tersebut untuk menjalankan generator listrik tanpa menimbulkan
efek lebih lanjut, misalnya pemanasan atmosfer. Maka dari itu, setiap
alat atau mesin pastilah memiliki nilai efisiensi tertentu. Efisiensi ini
akan menyatakan nilai perbandingan dari usaha mekanik yang telah
diperolehnya dengan ystem panas dari sumber suhu tertinggi.
b. Formulasi Clausius
Dalam formulasi ini menyatakan bahwa “Tidak mungkin untuk
membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang
semata-mata memindahkan ystem panas dari suatu benda dingin ke
benda panas”. Dengan kata lain, seseorang tidak dapat mengambil ystem
dari sumber dingin (yang memiliki suhu rendah) dan memindahkan
seluruhnya ke sumber panas (yang memiliki suhu tinggi) tanpa
memberikan ystem pada pompa untuk melakukan usaha.
8. Hukum Termodinamika III
Dalam Hukum Termodinamika III ini berkaitan dengan ystemture
nol absolut. Hukum ini juga menyatakan bahwa “pada saat suatu ystem
mencapai ystemture nol absolute, semua proses akan berhenti dan entropi
ystem akan mendekati nilai minimum”.

13
BAB II
SOAL DAN PEMBAHASAN

A. SUHU & KALOR


Soal No. 1
Panas sebesar 12 kj diberikan pada pada sepotong logam bermassa 2500 gram
yang memiliki suhu 30oC. Jika kalor jenis logam adalah 0,2 kalori/gr oC, tentukan
suhu akhir logam!
Pembahasan
Data :
Q = 12 kilojoule = 12000 joule
m = 2500 gram = 2,5 kg
T1 = 30oC
c = 0,2 kal/groC = 0,2 x 4200 joule/kg oC = 840 joule/kg oC
T2 =...?
Q = mcΔT
12000 = (2,5)(840)ΔT
ΔT = 12000/2100 = 5,71 oC
T2 = T1 + ΔT = 30 + 5,71 = 35,71 oC

Soal No. 2
500 gram es bersuhu −12oC dipanaskan hingga suhu −2oC. Jika kalor jenis es
adalah 0,5 kal/goC, tentukan banyak kalor yang dibutuhkan, nyatakan dalam
satuan joule!

Pembahasan
Data :
m = 500 gram
T1 = −12oC
T2 = −2oC
ΔT = T2 − T1 = −2o − (−12 ) = 10oC
c = 0,5 kalori/groC
Q = ....?

14
Q = mcΔT
Q = (500)(0,5)(10) = 2500 kalori
1 kalori = 4,2 joule
Q = 2500 x 4,2 = 10500 joule

Soal No. 3
500 gram es bersuhu 0oC hendak dicairkan hingga keseluruhan es menjadi air
yang bersuhu 0oC. Jika kalor jenis es adalah 0,5 kal/g oC, dan kalor lebur es adalah
80 kal/gr, tentukan banyak kalor yang dibutuhkan, nyatakan dalam kilokalori!

Pembahasan
Data yang diperlukan:
m = 500 gram
L = 80 kalori/gr
Q = ....?
Q = mL
Q = (500)(80) = 40000 kalori = 40 kkal

Soal No. 4
500 gram es bersuhu 0oC hendak dicairkan hingga menjadi air yang bersuhu 5 oC.
Jika kalor jenis es adalah 0,5 kal/g oC, kalor lebur es adalah 80 kal/gr, dan kalor
jenis air 1 kal/goC, tentukan banyak kalor yang dibutuhkan!

Pembahasan
Data yang diperlukan:
m = 500 gram
cair = 1 kalori/groC
Les = 80 kalori/gr
Suhu akhir → 5oC
Q = .....?

Untuk menjadikan es 0oC hingga menjadi air 5oC ada dua proses yang harus
dilalui:

15
→ Proses meleburkan es 0oC menjadi air suhu 0oC, kalor yang diperlukan
namakan Q1
Q1 = mLes = (500)(80) = 40000 kalori
→ Proses menaikkan suhu air 0 oC hingga menjadi air 5oC, kalor yang diperlukan
namakan Q2
Q2 = mcairΔTair = (500) (1)(5) = 2500 kalori
Kalor total yang diperlukan:
Q = Q1 + Q2 = 40000 + 2500 = 42500 kalori

Soal No. 5
500 gram es bersuhu −10oC hendak dicairkan hingga menjadi air yang bersuhu
5oC. Jika kalor jenis es adalah 0,5 kal/g oC, kalor lebur es adalah 80 kal/gr, dan
kalor jenis air 1 kal/goC, tentukan banyak kalor yang dibutuhkan!

Pembahasan
Data yang diperlukan:
m = 500 gram
ces = 0,5 kalori/groC
cair = 1 kal/groC
Les = 80 kal/gr
Suhu akhir → 5oC
Q = .....?

Untuk menjadikan es − 10oC hingga menjadi air 5oC ada tiga proses yang harus
dilalui:
→ Proses untuk menaikkan suhu es dari −10 oC menjadi es bersuhu 0 oC, kalor
yang diperlukan namakan Q1
Q1 = mcesΔTes = (500)(0,5)(10) = 2500 kalori
→ Proses meleburkan es 0oC menjadi air suhu 0oC, kalor yang diperlukan
namakan Q2
Q2 = mLes = (500)(80) = 40000 kalori

16
→ Proses menaikkan suhu air 0 oC hingga menjadi air 5oC, kalor yang diperlukan
namakan Q3
Q3 = mcairΔTair = (500)(1)(5) = 2500 kalori

Kalor total yang diperlukan:


Q = Q1 +Q2 + Q3 = 2500 + 40000 + 2500 = 45000 kalori

B. TEORI KINETIK GAS


1. Sebanyak 3 liter gas argon bersuhu 27 C pada tekanan 1 atm (1 atm = 10 -5
pa) berada di dalam tabung. Jika konstanta gas umum R = 8,314 , m -1k-1 dan
banyaknya partikel 1 mol gas 6,02 x 10 23 partikel, maka banyak partikel
argon dalam tabung tersebut adalah ?
Diketahui : T = 27o C = 300 K
V=3L = 0,003 M3
P = 1 atm = 105 Pa
Ditanya : Partikel ?
Jawab :PxV=N.R.T
105 . 0,003 = N x 8,31 x 300
300 = 2493 x N
N = 0,120 mol
N = n x Na
= 0,120 x 6,02 x 1023
= 7,22 x 1022 Partikel

2. Dalam sebuah bejana yang ditutup rapat berisi gas ideal. Jika tekanan gas
ideal dijadikan 3 kali semula dan volumenya 2 kali semula, maka suhu gas
menjadi ?
Diketahui : P1 = 3P
V1 = 2 V
Ditanya : T1 ?
1 1
P.V P .V
Jawab : = 1
T T

17
❑ ❑
P . V 3 P . 2V
= 1
T T
1 6
=
T T1
1
T =6 T
3. Gas argon berada dalam ruangan tertutup saat suhunya berubah menjadi
dua kali semula, maka kecepatanya gerak partikel gas argon berubah
menjadi ?
Diketahui : T 1=2T
Ditanya : V 1
Jawab : Rumus Kecepatan

V=
√(3 kt)
m
Perbandingan

V 1 √ T1 V 1 √ 2 T
= = =
V T V T
1
V
= √2
V
V = √2

4. 30
Suatu gas ideal dalam ruang tertutup mengalami proses isokhorik sehingga :
(1), (2), (3) dan (4) Benar
5. 10
Diketahui : P1=800 mmHg
P1=1600 mmHg
T 1=300 K
Ditanya : T2 ..?
P 1 P2
Jawab : = =
T1 T 2
800 1600
= =
300 T2
T 2=600 K

18
C. TERMODINAMIKA
1. Volume awal dari suatu gas adalah 3 m3 akan dipanaskan secara isobarik
agar volume nya berubah menjadi 6 m3. Jika diketahui tekanan gas adalah 2
atm, berapakah usaha luar gas tersebut!
(1 atm = 1,01 x 105 Pa)
Jawaban:
V2 = 6 m3
V1 = 3 m3
P = 2 atm = 2,02 × 105 Pa
Isobaris → Tekanan Tetap
W = P (ΔV)
W = P(V2 − V1)
W = 2,02 × 105 × (6 − 3)
W = 2,02 × 105 × 3
W = 6,06 × 105 Joule
Jadi, usaha luar gas tersebut adalah 6,06 × 105 Joule.

2. Mesin Carnot bekerja pada suhu tinggi 600 K, untuk menghasilkan kerja
mekanik. Jika mesin menyerap kalor 600 J dengan suhu rendah 400 K, maka
usaha yang dihasilkan adalah....
Jawaban:
η = ( 1 − Tr / Tt ) x 100 %
Hilangkan saja 100% untuk memudahkan perhitungan :
η = ( 1 − 400/600) = 1/3
η = ( W / Q1 )
1/3 = W/600
W = 200 J

19
3. Suatu gas helium dengan volume 3,1 m3 bersuhu 37oC dipanaskan dengan
kondisi isobaris hingga volumenya berubah menjadi 77oC. Jika diketahui
tekanan gas helium 2 ×105 N/m2 , tentukan usaha luar gas tersebut!
Jawaban:
V1 = 3,1 m3
T1 = 37oC = 310 K
T2 = 77oC = 350 K
P = 2 × 105 N/m2
V2/T2 = V1/T1
V2 = ( V1/T1 ) × T2 = ( 3,1/310 ) × 350 = 3,5 m3
W = PΔV
W = 2 × 105 × (3,5 − 3,1)
W = 2 × 105 × 0,4
W = 0,8 × 105 J
W = 80 × 103 J
W = 80 kJ
Jadi, usaha luar gas tersebut adalah 80 kJ.

20
BAB III
PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

A. SUHU DAN KALOR


1. Lemari Es
Lemari es atau kulkas adalah alat yang digunakan untuk membuat es atau
mendinginkan sayuran buah-buahan, dan daging. Prinsip kerja lemari es
berdasarkan sifat kalor, yaitu zat yang menguap memerlukan kalor dan zat
yang mengembun akan melepaskan kalor. Prinsip kerja lemari es adalah
mengambil kalor yang ada di dalam ruangan lemari es, selanjutnya
melepaskannya di luar, sehingga suhu di dalam lemari es menjadi turun.
Untuk mengambil kalor yang ada di dalam ruang lemari es dan
melepaskannya di luar, maka digunakan bahan yang mudah menguap,
yaitu freon.
2. Penyulingan Air Minum
Penyulingan air dimanfaatkan untuk memperoleh air murni, sedangkan zat-
zat lain yang tercampur dengan air akan didingnkan. Haslnya adalah air yang
bebas dari zat-zat lain yang larut di dalamnya. Penyulingan air secara
sederhana dilakukan dengan cara memasukkan air yang akan disuling ke
dalam labu didih dan dipanaskan. Air yang disuling disebut akuades,
sedangkan air hasil dua kali penyulingannya dinamakan akuabides.
3. Termos Air
Termos adalah alat yang berfungsi untuk mencegah terjadinya perpindahan
kalor, dari dalam ke luar atau sebaliknya. Sehingga, suhu zat yang disimpan
di dalamnya dapat bertahan relatif lama. Dinding termos dilapisi perak
untuk mencegah hilangnya kalor secara radiasi. Terdapat ruang hampa
antara dnding kaca pada termos bertujuan untuk mencegah terjadinya
perpindahan kalor secara konveksi.

21
B. TEORI KINETIK GAS
1. Merebus Air
Merebus air adalah salah satu aplikasi dari teori kinetik gas dalam
kehidupan sehari-hari. Amati bagaimana kondisi air di dalam wadah rebus
air saat awal kompor dinyalakan. Saat awal air diam namun ketika mendidih
maka pada air terbentuk gelembung-gelembung udara. Saat awal memasak,
air dalam kondisi stabil dan belum terjadi perpindahan panas. Saat mendidih
maka partikel air bergerak cepat dikarenakan panas merambat dari kompor.
Selanjutnya teko berbunyi ketika mendidih karena perubahan tekanan.
2. Es Batu
Es batu yang baru dikeluarkan dari lemari es akan terasa sangat dingin.
Namun, es batu lama-kelamaan akan mencair ketika diletakkan di ruang
bersuhu kamar. Hal ini terjadi disebabkan oleh suhu es dipengaruhi oleh
suhu lingkungan dan mengalami perpindahan kalor ke es batu dari
lingkungan.

C. TERMODINAMIKA
1. AC
Selain mesin kendaraan bermotor, contoh penerapan termodinamika juga
bisa Anda lihat dari penggunaan AC. Baik itu AC yang ada di dalam ruangan,
mobil, dan lain sebagainya. Sebagaimana yang kita tahu bahwa AC mampu
mengatur temperatur dengan sangat baik. Hal ini memungkinkan Anda tak
akan merasa gerah ketika ada AC. Alat pendingin ini juga berbekal filter
tambahan yang membantu Anda dalam menyaring polutan di udara. Alhasil,
penggunaan AC tak hanya menyejukkan, melainkan juga menyehatkan.
Mengingat Anda tak akan terpapar polusi udara.
2. Lemari Es
Contoh penerapan termodinamika dalam kehidupan sehari-hari selanjutnya
yaitu lemari es atau yang biasa terkenal dengan sebutan refrigerator.
Perlengkapan elektronik yang satu ini sudah dapat terlihat di dalam rumah
tangga. Kegunaannya pun cukup beragam. Lemari es bisa pengguna
manfaatkan sebagai tempat penyimpanan bahan makanan, minuman,
pembuatan es batu, dan masih banyak lagi.

22
3. Termos
Benda yang ada di dalam rumah tangga ini ternyata juga termasuk contoh
termodinamika dalam kehidupan sehari-hari. Termos adalah salah satu
contoh penerapan termodinamika dengan sistem terisolasi. Hal ini bisa
diketahui dengan melihat konsep termos. Termos didesain sedemikian rupa
dengan tabung sisi dalam berperan penting sebagai wadah air. Tabung
tersebut terisolasi dari lingkungan luarnya karena terdapat hampa udara.
Karena mengusung desain tersebut, maka termos tak mengalami
perpindahan kalor. Baik itu perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
ataupun sebaliknya.

23
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori kinetik gas adalah yang menjelaskan perilaku system-sistem fisis dengan
menganggap bahwa sistem-sistem fisis tersebut terdiri atas sejumlah besar
molekul yang bergarak sangat cepat. Teori ini didasarkan atas 3 pengandaian:
1. Gas terdiri daripada molekul-molekul yang bergerak secara acak dan tanpa
henti.
2. Ukuran molekul-molekul dianggap terlalu kecil sehingga boleh diabaikan,
maksudnya garis pusatnya lebih kecil daripada jarak purata yang dilaluinya
antara perlanggaran.
3. Molekul-molekul gas tidak berinteraksi antara satu sama lain. Perlanggaran
sesama sendiri dan dengan dinding bekas adalah kenyal yaitu jumlah tenaga
kinetik molekulnya sama sebelum dan sesudah perlanggaran.
Dapat kita ketahui bahwa sifat gas itu terdiri atas partikel dalam jumlah banyak
yang disebut molekul. Partikelnya bergerak secara acak atau sembarang tidak
ada gaya tarik-menarik antara partikel yang satu dengan partikel yang lain,
selang waktu tumbukan antara satu partikel dengan partikel yang lain
berlangsung sangat singkat. Macam-macam gas yaitu monatomik,diatomik,dan
poliatomik.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini mungkin jauh dari kesempurnaan, hal ini
disebabkan oleh kurangnya Referensi yang dimiliki oleh penulis, maka untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing dan teman-
teman demi kesempurnaan dimasa yang akan datang.

24
DAFTAR PUSTAKA

https://www.merdeka.com/jabar/pengertian-suhu-dan-kalor-lengkap-dengan-
perbedaan-dan-contohnya-kln.html
https://www.studiobelajar.com/teori-kinetik-gas/
https://www.gramedia.com/literasi/hukum-termodinamika/

25

Anda mungkin juga menyukai