Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KAPITA SELEKTA
KALOR DAN TERMODINAMIKA

OLEH

KELOMPOK 8

1. APRIDIANA FERA CIKS (1701050056)


2. DELFIANA NOVITA JELITA (1701050003)
3. MARIA GORETI HALIM (1701050007)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSA
CENDANA
KUPANG
2019
2|KALOR DAN TERMODINAMIKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
kasih karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah “Kalor dan Termodinamika” ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah Kapita Selekta yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita, serta dapat dijadikan sebagai bahan ajar. Penyusun juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang saya harapkan.
Untuk itu, penyusun mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya penyusun mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa mendatang.

Kupang, Maret 2019

Penyusun

3|KALOR DAN TERMODINAMIKA


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................3

DAFTAR ISI...................................................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Kalor .......................................................................................................................7
2.2 Perpindahan Panas .................................................................................................................
2.3 Usaha .....................................................................................................................................
2.4 Hukum-hukum Termodinamika.............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................

4|KALOR DAN TERMODINAMIKA


BAB I
PENDAHULUAN

Pada awalnya kalor dianggap sebagai zat alir (fluida) tanpa bobot dan tidak dapat dilihat.
Kalor timbul jika ada bahan yang dibakar. Kalor dapat berpindah dari benda yang satu ke
benda lainnya dengan cara konduksi, konveksi, dan atau radiasi.
Pengalaman Count Rumford dan Sir James Prescott Joule dalam pengeboran laras meriam
dan percobaan-percobaannya dapat disimpulkan, bahwa energi mekanik terus menerus
berubah wujudnya menjadi kalor. Ini berarti ada kesetaraan antara energi mekanik dengan
kalor. Dalam percobaannya Joule menemukan, bahwa 4,186 joule (J) setara dengan 1 kalori.
Jadi 1,000 kal = 4,186 J.
Proses perubahan energi mekanik menjadi kalor merupakan salah satu contoh adanya azas
ketetapan energi. Sebaliknya, kalor dapat diubah menjadi energi mekanik. Jadi, kalor
merupakan salah satu bentuk energi.
Dalam hal kalor dapat dibedakan dua konsep pokok, yaitu: rasa kepanasan (hot) yang
disebut temperatur atau suhu dan besaran yang dapat menyebabkan adanya perubahan temperatur
yang disebut kalor (heat) atau bahang.
Termodinamika merupakan bagian dari cabang Fisika yang namanya Termofisika
(Thermal Physics). Termodinamika adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi
dan kerja dari suatu sistem. Termodinamika hanya mempelajari besaran-besaran yang
berskala besar (makroskopis) dari sistem yang dapat diamati dan diukur dalam eksperimen.
Besaran-besaran yang berskala kecil (mikroskopis) dipelajari dalam Teori Kinetik Gas
(Kinetic Theory of Gas) atau Fisika Statistik (Statistical Physics).
Termodinamika juga dapat diartikan sebagai ilmu yang menjelaskan kaitan antara besaran
fisis tertentu yang menggambarkan sikap zat di bawah pengaruh kalor. Besaran fisis ini
disebut koordinat makroskopis sistem. Kaitan atau rumus yang menjelaskan hubungan antar
besaran fisis diperoleh dari eksperimen dan kemudian dapat digunakan untuk meramalkan
perilaku zat di bawah pengaruh kalor. Jadi, Termodinamika merupakan ilmu yang
berlandaskan pada hasil-hasil eksperimen.
Termodinamika dalam arti sempit merupakan salah satu ranting dari Ilmu Alam, Ilmu
Thobi’ah, atau Fisika yang mempelajari materi yang ada dalam keadaan setimbang terhadap
perubahan temperatur, tekanan, volume, dan komposisi kimia. Termodinamika didasarkan

5|KALOR DAN TERMODINAMIKA


pada empat konsepsi empiris, yaitu: hukum ke nol, pertama (yang berkaitan dengan kerja
suatu sistem), kedua, dan ketiga Termodinamika. Oleh karena itu, sebagian ahli menyatakan,
Termodinamika merupakan ranting Fisika yang mempelajari hubungan antara kalor dan
kerja.
Ada dua pendapat mengenai pemanfaatan Termodinamika. Versi pertama datang dari
Fisikawan dan Kimiawan. Mereka lebih condong menggunakan Termodinamika untuk
meramalkan dan menghubungkan pelbagai sifat zat di bawah pengaruh kalor dan
mengembangkan data termodinamis. Versi kedua berasal dari para Insinyur (Engineer).
Mereka lebih condong menggunakan data termodinamis dan gagasan dasar ketetapan energi
serta produksi entropi untuk menganalisis perilaku sistem yang kompleks.

6|KALOR DAN TERMODINAMIKA


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Kalor


A. Pengertian Kalor
Air dingin akan menjadi panas jika mendapatkan energi dari luar. Misalnya, energi dari
hasil pembakaran bahan bakar minyak. Sebaliknya, air panas yang berada dalam sebuah gelas,
lama-kelamaan akan menjadi dingin jika dibiarkan di udara terbuka karena terus-menerus
melepaskan energi ke udara di sekitar gelas. Sehingga air menjadi panas jika ada sejumlah
energi yang merambat masuk ke dalam air. Lalu, air menjadi dingin jika sejumlah energi keluar
dari air tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa :
”Kalor adalah suatu bentuk energi yang tidak terlihat dan tidak memiliki massa serta secara
alamiah dapat berpindah dari benda yang suhunya tinggi menuju suhu yang lebih rendah saat
bersinggungan.”
Oleh karena kalor merupakan salah satu bentuk energi, maka satuan (SI) kalor
adalah joule. Pada kehidupan sehari-hari terutama pada bahan makanan, kalor sering juga
dinyatakan dalam satuan kalori. Satu kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang
diperlukan untuk memanaskan 1 gram air hingga suhunya naik 1 °C.
Terdapat kesetaraan antara satuan joule dangan satuan kalori yang biasa dikenal dengan
sebutan tara kalor mekanik, dan dinyatakan sebagai berikut :
1 kalori = 4,2 joule
atau
1 joule = 0,24 kalori
Kalor sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian besar energi yang digunakan
manusia saat ini adalah energi yang berasal dari Matahari. Mesin-mesin pabrik, kendaraan
bermotor, kapal laut, dan pesawat terbang memerlukan aliran energi atau kalor. Energi yang
tersimpan dalam bahan bakar diubah menjadi kalor sebelum dimanfaatkan menjadi energi
kinetik (gerak).
Pengaruh kalor terhadap suatu benda selain akan meningkatkan suhu suatu benda bisa
mengakibatkan terjadinya perubahan wujud zat.

7|KALOR DAN TERMODINAMIKA


B. Kalor dan Pengaruhnya
1. Pengaruh Kalor Terhadap Perubahan Suhu Benda
Semakin lama pemanasan air berarti kalor yang diterima air semakin besar dan suhu
air semakin tinggi, Jadi, Besarnya kalor (Q) yang diberikan pada air sebanding dengan
kenaikan suhu air itu (Δt). Dapat dituliskan:
Q ≈ Δt
Keterangan:
Q = kalor (Joule)
Δt = perubahan suhu (K) atau (°C)

Bersamaan dengan pemberian kalor, suhu air akan terus naik sampai keadaan
tertentu. Kegiatan tersebut menunjukkan bahwa kalor dapat mengubah suhu suatu benda.
2. Hubungan Kalor dan Massa Benda
Untuk menaikkan suhu yang sama, jenis zat sama, tetapi jumlah massa zat berbeda
membutuhkan kalor yang berbeda pula. Jadi, Jumlah kalor (Q) yang diserap benda untuk
menaikkan suhu yang sama adalah sebanding dengan massa zat itu. Dapat dituliskan:
Q≈m
Keterangan:
Q = kalor (Joule)
m = massa zat (kg)
3. Hubungan Kalor dan Jenis Zat
Untuk menaikkan suhu yang sama, jumlah massa zat sama, tetapi jenis zat berbeda
membutuhkan kalor yang berbeda pula. Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
bergantung pada jenis zat. Dapat dituliskan:
Q≈c
Keterangan:
Q = kalor (Joule)
c = kalor jenis zat (J/kg°C)
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 kg zat untuk menaikkan
suhunya sebesar 1°C. Satuan kalor jenis zat adalah j/kg°C.

8|KALOR DAN TERMODINAMIKA


4. Kalor yang dilepas/diterima oleh zat ketika berubah suhunya

Dari pembahasan sebelumnya diperoleh kesimpulan bahwa besarnya kalor


(Q) yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat sebanding dengan :

a) kenaikan suhu (Q ≈ Δt)


b) massa zat (Q ≈ m), dan
c) kalor jenis (Q ≈ c),

Secara matematis ketiga persamaan diatas dapat ditulis :


Q = m x c x Δt (1)
Keterangan :
Q = kalor yang diperlukan atau dilepaskan (J)
m = massa benda (kg)
c = kalor jenis benda (J/kg°C)
Δt = takhir – tawal
= perubahan suhu (K) atau (°C)
5. Kapasitas Kalor
Banyaknya kalor yang diperlukan oleh suatu benda sehingga suhunya naik 1 0C disebut
kapasitas kalor. Secara matematis kapasitas kalor dapat dituliskan :

C=mxc
Karena : Q = m x c x Δt maka,
Q = C x Δt (2)
Keterangan
Q = kalor yang diperlukan atau dilepaskan (J)

9|KALOR DAN TERMODINAMIKA


C = kapasitas kalor benda (J/°C)
Δt = kenaikan suhu (°C)

C. Asas Black
Asas Black adalah sebuah prinsip dalam ilmu termodinamika yang dikemukakan oleh
seorang ilmuan Fisika Joseph Black. Asas ini menjabarkan beberapa poin di antaranya yaitu:
1. Apabila dua buah benda yang berbeda yang pada suhunya dicampurkan, benda yg panas
memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhunya akhirnya sama
2. Jumlah kalor yang diserap benda dingin tersebut sama dengan jumlah kalor yang dilepas
oleh benda panas
3. Benda yang didinginkan melepaskan kalor yang sama besarnya dengan kalor yang diserap
apabila dipanaskan
Teori asas black ditemukan pertama kali oleh seorang ilmuan asal Skotlandia ahli Kimia-
Fisika. Lahir sekitar pada tanggal 16 April 1728 dan meninggal pada tanggal 6 Desember 1799
pada usia 71 tahun.Bunyi Asas Black ialah sebagai berikut:
“Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih tinggi
sama dengan banyaknya kalor yang diterima oleh zat yang suhunya lebih rendah”
Secara umum rumus Asas Black adalah sebagai berikut:
Qlepas = Qterima (3)
Keterangan:
Qlepas : jumlah kalor yang dilepas oleh suatu zat
Qterima : jumlah kalor yang diterima oleh suatu zat

D. Perubahan Wujud Zat


Perubahan wujud zat adalah perubahan termodinamika dari satu fase benda ke
keadaan wujud zat yang lain. Perubahan wujud zat ini bisa terjadi karena peristiwa pelepasan
dan penyerapan kalor.Perubahan wujud zat terjadi ketika titik tertentu tercapai oleh
atam/senyawa zat tersebut yang biasanya dikuantitaskan dalam angka suhu. Semisal air untuk
menjadi padat harus mencapai titik bekunya dan air menjadi gas harus mencapai titik didihnya.
Perubahan wujud zat digolongkan menjadi enam peristiwa sebagai berikut:
 Membeku

10 | K A L O R D A N T E R M O D I N A M I K A
Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat melepaskan
energi panas. Contoh peristiwa membeku yaitu air yang dimasukkan dalam freezer akan
menjadi es batu, lilin cair yang didinginkan.
 Mencair
Peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat
memerlukan energi panas. Contoh peristiwa mencair yaitu pada batu es yang berubah
menjadi air, lilin yang dipanaskan, dan es krim yang dibiarkan di ruang terbuka, akan
mencair dengan sendirinya.
 Menguap
Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat memerlukan
energi panas. Contohnya air yang direbus jika dibiarkan lama-kelamaan akan habis, bensin
yang dibiarkan berada pada tempat terbuka lama-lama juga akan habis berubah
menjadi gas.
 Mengembun
Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat melepaskan
energi panas. Contoh mengembun adalah ketika kita menyimpan es batu dalam sebuah
gelas maka bagian luar gelas akan basah, atau rumput di lapangan pada pagi hari menjadi
basah padahal sore harinya tidak hujan
 Menyublim
Peristiwa perubahan wujud dari padat menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat memerlukan
energi panas. Contoh menyublim yaitu pada kapur barus (kamper) yang disimpan pada
lemari pakaian lama-lama akan habis.
 Mengkristal
Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat
melepaskan energi panas. Contoh mengkristal adalah pada peristiwa berubahnya uap
menjadi salju.

2.2 Hukum-Hukum Termodinamika


A. Hukum ke Nol Termodinamika

11 | K A L O R D A N T E R M O D I N A M I K A
Dua benda berada dalam kesetimbangan panas jika tidak ada pertukaran kalor antara dua
benda tersebut saat keduannya disentuhkan. Kondisi ini hanya dapat dicapai jika suhu kedua
benda sama. Sebab perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu. Berkaitan dengan
kesetimbangan panas, kita memiliki hukum ke nol termodinamika. Hukum ini menyatakan:
“Jika benda A berada dalam kesetimbangan panas dangan benda B dan benda B berada dalam
kesetimbangan panas dengan benda C maka benda A berada dalam kesetimbangan panas
dengan benda C”. Pernyataan ini diilustrasikan pada gambar di bawah ini:

Gambar (). Ilustrasi hukum ke nol termodinamika


Contohnya, kita memiliki tiga wadah yang terbuatdari logam: wadah a berisi air, wadah B
berisi minyak, dan wadah C berisi gliserin. Misalkan wadah berisi air dan minyak disentuhkan
dan tidak diamati adanya perubahan suhu pada keduanya maka air dan minyak kita katakana
berada dalam kesetimbangan panas. Setelah disentuhkan dengan air, misalkan wadah berisi
minyak disentuhkan dengan wadah berisi gliserin, dan juga tidak diamati adanya perubahan
suhu keduanya, maka minyak dan gliserin juga berada dalam kesetimbangan panas. Maka
wadah berisi air dan wadah berisi gliserin tidak akan mengalami perubahan suhu ketika
disentuhkan. Dengan kata lain, keduanya juga berada dalam kesetimbangan panas.
Hukum ke-nol termodinamika merupakan landasan bagi pembuatan alat ukur tertentu.
Ketika thermometer diberi skala maka sebenarnya thermometer tersebut dibuat dalam
kesetimbangan termal dengan benda yang telah diketahui suhunya. Thermometer yang telah
memiliki skala digunakan untuk mengukur suhu benda-benda lain. Saat thermometer berada
dalam kesetimbangan trmal dangan benda yang sedang diukur maka benda yang sedang diukur
tersebut berada dalam kesetimbngan termal dengan benda yang digunakan saat memberi skala
pada thermometer. Jadi, suhu benda yang diukur disimpulkan sama dengan benda standar yang
digunakan untuk memberi skala pada thermometer.

12 | K A L O R D A N T E R M O D I N A M I K A
B. Hukum I Termodinamika
Selama sistem mengalami suatu proses maka ada beberapa perisiwa yang dapat terjadi,
seperti :
 Energi dalam yang dimiliki sistem berubah
 Muncul kerja yang dilakukan oleh ssitem atau yang dilakukan oleh lingkungan
 Ada pertukaran kalor antara sistem dan lingkungan
Peristiwa di atas semuanya berpengaruh pada jumlah energy yang dimiliki sistem. Hukum
I termodinamika merupakan hukum kekekalan energy yang diterapkan pada sistem
termodinamika.
 Misalkan energy dalam awal sistem 𝑈1 dan energy dalam akhir 𝑈2 , maka perubahan
energy dalam adalah
∆𝑈 = 𝑈2 − 𝑈1 (4)
 Misalkan pada sistem dilakukan kerja oleh lingkungan sebesar W.
 Misalkan juga terjadi aliran masuk kalor ke dalam sistem sebesar Q
Pertambahan energy dalam sistem hanya terjadi karena adanya kerja yang dilakukan
lingkungan pada sistem dan adanya aliran masuk kalor ke dalam sistem. Secara matematika,
pernyataan ini dapat diungkapkan oleh persamaan berikut:
∆𝑈 = 𝑊 + 𝑄 (5)
Persamaan (2) merupakan ungkapan hukum I termodinamika. Hukum ini diilustrasikan
berikut:

Gambar () ilustrasi hukum I termodinamika

13 | K A L O R D A N T E R M O D I N A M I K A
Ketika menerapkan hukum I termodinamika, kita harus memperhatikan tanda dengan
seksama. Perjanjian untuk tanda U, W, dan Q sebagai berikut:
 U positif jika energy dalam yang dimiliki sistem bertambah
 U positif jika energy dalam yang dimiliki sistem berkurang
 W positif jika lingkungan melakukan kerja pada sistem
 W negatif jika sistem melakukan kerja pada lingkungan
 Q positif jika kalor mengalir masuk dari lingkungan ke sistem
 Q negatif jika kalor mengalir keluar dari sistem ke lingkungan.

C. Hukum ke II Termodinamika
Telah diketahui bahwa kalor dapat dimanfaatkan untuk menghasilakn kerja. Namun, ada
batasan tentang cara pemanfaatan kalor tersebut. Batasan tersebut diungkapkan oleh hukum II
termodinamika, ada dua versi ungkapan hukum II termodinamika, yang ekivalen sau sama lain.
Jika ungkapan pertama benar maka ungkapan kedua benar, dan sebaliknya.
Pernyataan Kevin-Planck:
“tidak mungkin membuat mesin yang menyerap kalor dari reservoir panas dan
mengubah seluruhnya menjadi kerja”
Konsekuensi pernyataan ini adalah tidak mungkin membuat mesin kalor yang memiliki
efisiensi 100 %. Pernyataan Kevin-Planck dapat dilustrasikan pada gambar () berikut:

Ilustrasi pernyataan Kevin-Planck untuk hukum II termodinamika


Pernyataan Clasius:

14 | K A L O R D A N T E R M O D I N A M I K A
“tidak mungkin membuat mesin pendingin yang menyerap kalor dari reservoir bersuhu rendah
dan membuang ke reservoir bersuhu tinggi tanpa bantuan kerja dari luar.”
Pernyataan ini memiliki konsenkuensi bahwa tidak mungkin perancang mesin pendingin
sempurna dengan koefisien kerja ∞. Pernyataan Clasius dapat diilustrasikan pada gambar () di
bawah ini:

Ilustrasi pernyataan Clausius untuk hukum II termodinamika

D. Hukum III Termodinamika


Hukum ketiga termodinamika ini terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan
berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan
bahwa entropi benda bestruktur kristal sempurna pada temperatur nol abslut bernilai nol

Contoh Soal

1. Hitung kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 500 gram air dari 0 °C menjadi 100 °C,
jika diketahui kalor jenis air 4.200 J/kg°C !
Penyelesaian:
Diketahui:
mair = 500 gram = 0,5 kg
Cair = 4.200 J/kg°C

Δt = 100 °C – 0 °C = 100 °C

15 | K A L O R D A N T E R M O D I N A M I K A
Ditanya : Q = ………?
Jawab:
Q = m𝑎𝑖𝑟 C𝑎𝑖𝑟
Q = 0,5 kg x 4.200 J/kg °C x 100°C
Q = 210.000 J = 210 kJ
Jadi kalor yang diperlukan sebanyak 210 kJ.
2. Berapa kapasitas kalor dari 2 kg alkohol jika untuk menaikkan suhu sebesar 20º C diperlukan
kalor 60 J ?
Diketahui :
m = 2 kg
Q = 60 J
Δt = 20º C
Ditanya : C = .... ?
Jawab:
𝑄
𝐶 = ∆𝑡
60
𝐶 = 20

C = 3 J/ºC
Jadi, kapasitas kalornya adalah 3 J/ºc
3. Sewadah Air sebanyak 0,5 kg yang bersuhu 100oC dituangkan ke dalam sebuah bejana dari
aluminium yang memiliki massa 0,5 kg. Apabila suhu awal bejana tersbut sebesar 25oC, kalor
jenis aluminium 900 J/kgoC, dan kalor jenis air 4.200 J/kgoC, maka: tentukan suhu
kesetimbangan yang tercapai. (anggap tidak ada kalor yang mengalir ke lingkungan)
Pembahasan:
Diketahui:
mbjn = 0,5 kg
mair = 0,5 kg
Tair = 100oC
Tbjn = 25oC
cair = 4.200 J/kgoC
cbjn = 900 J/kgoC

16 | K A L O R D A N T E R M O D I N A M I K A
Ditanya: Takhir/Ttermal = … ?
Jawab:
QLepas = QTerima
M air × C air × ∆Tair = mbjn × cbjn × ∆Tbjn
M air × C air × (Tair – Ttermal ) = mbjn × cbjn × (Tbjn – Ttermal )
0,5 × 4.200 × ( 100 – Ttermal) = 0,5 × 900 × ( 25 – Ttermal)
2.100 × (100 – Ttermal) = 450 × (Ttermal – 25)
210.000 – 2.100 Ttermal = 450 Ttermal – 11.250
450 Ttermal + 2.100 Ttermal = 210.000 + 11.250
2.550 Ttermal = 221.250
Ttermal = 221.250/2.550
Ttermal = 86,76oC
Maka, suhu kesetimbangannya tersebut adalah 86,76oC

17 | K A L O R D A N T E R M O D I N A M I K A
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar 1.
https://yosnex.files.wordpress.com/2016/05/fisika-dasar-1-itb-mikrajuddin-abdullah-2016.pdf
Giancoli, Douglas C.2001. Fisika Jilid I.Jakarta : Penerbit Erlangga.

Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid I. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Tipler, P.A.1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid I. Jakarta : Penebit Erlangga.

18 | K A L O R D A N T E R M O D I N A M I K A

Anda mungkin juga menyukai