KAPITA SELEKTA
KALOR DAN TERMODINAMIKA
OLEH
KELOMPOK 8
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
kasih karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah “Kalor dan Termodinamika” ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah Kapita Selekta yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita, serta dapat dijadikan sebagai bahan ajar. Penyusun juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang saya harapkan.
Untuk itu, penyusun mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya penyusun mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa mendatang.
Penyusun
DAFTAR ISI...................................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Kalor .......................................................................................................................7
2.2 Perpindahan Panas .................................................................................................................
2.3 Usaha .....................................................................................................................................
2.4 Hukum-hukum Termodinamika.............................................................................................
Pada awalnya kalor dianggap sebagai zat alir (fluida) tanpa bobot dan tidak dapat dilihat.
Kalor timbul jika ada bahan yang dibakar. Kalor dapat berpindah dari benda yang satu ke
benda lainnya dengan cara konduksi, konveksi, dan atau radiasi.
Pengalaman Count Rumford dan Sir James Prescott Joule dalam pengeboran laras meriam
dan percobaan-percobaannya dapat disimpulkan, bahwa energi mekanik terus menerus
berubah wujudnya menjadi kalor. Ini berarti ada kesetaraan antara energi mekanik dengan
kalor. Dalam percobaannya Joule menemukan, bahwa 4,186 joule (J) setara dengan 1 kalori.
Jadi 1,000 kal = 4,186 J.
Proses perubahan energi mekanik menjadi kalor merupakan salah satu contoh adanya azas
ketetapan energi. Sebaliknya, kalor dapat diubah menjadi energi mekanik. Jadi, kalor
merupakan salah satu bentuk energi.
Dalam hal kalor dapat dibedakan dua konsep pokok, yaitu: rasa kepanasan (hot) yang
disebut temperatur atau suhu dan besaran yang dapat menyebabkan adanya perubahan temperatur
yang disebut kalor (heat) atau bahang.
Termodinamika merupakan bagian dari cabang Fisika yang namanya Termofisika
(Thermal Physics). Termodinamika adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi
dan kerja dari suatu sistem. Termodinamika hanya mempelajari besaran-besaran yang
berskala besar (makroskopis) dari sistem yang dapat diamati dan diukur dalam eksperimen.
Besaran-besaran yang berskala kecil (mikroskopis) dipelajari dalam Teori Kinetik Gas
(Kinetic Theory of Gas) atau Fisika Statistik (Statistical Physics).
Termodinamika juga dapat diartikan sebagai ilmu yang menjelaskan kaitan antara besaran
fisis tertentu yang menggambarkan sikap zat di bawah pengaruh kalor. Besaran fisis ini
disebut koordinat makroskopis sistem. Kaitan atau rumus yang menjelaskan hubungan antar
besaran fisis diperoleh dari eksperimen dan kemudian dapat digunakan untuk meramalkan
perilaku zat di bawah pengaruh kalor. Jadi, Termodinamika merupakan ilmu yang
berlandaskan pada hasil-hasil eksperimen.
Termodinamika dalam arti sempit merupakan salah satu ranting dari Ilmu Alam, Ilmu
Thobi’ah, atau Fisika yang mempelajari materi yang ada dalam keadaan setimbang terhadap
perubahan temperatur, tekanan, volume, dan komposisi kimia. Termodinamika didasarkan
Bersamaan dengan pemberian kalor, suhu air akan terus naik sampai keadaan
tertentu. Kegiatan tersebut menunjukkan bahwa kalor dapat mengubah suhu suatu benda.
2. Hubungan Kalor dan Massa Benda
Untuk menaikkan suhu yang sama, jenis zat sama, tetapi jumlah massa zat berbeda
membutuhkan kalor yang berbeda pula. Jadi, Jumlah kalor (Q) yang diserap benda untuk
menaikkan suhu yang sama adalah sebanding dengan massa zat itu. Dapat dituliskan:
Q≈m
Keterangan:
Q = kalor (Joule)
m = massa zat (kg)
3. Hubungan Kalor dan Jenis Zat
Untuk menaikkan suhu yang sama, jumlah massa zat sama, tetapi jenis zat berbeda
membutuhkan kalor yang berbeda pula. Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
bergantung pada jenis zat. Dapat dituliskan:
Q≈c
Keterangan:
Q = kalor (Joule)
c = kalor jenis zat (J/kg°C)
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 kg zat untuk menaikkan
suhunya sebesar 1°C. Satuan kalor jenis zat adalah j/kg°C.
C=mxc
Karena : Q = m x c x Δt maka,
Q = C x Δt (2)
Keterangan
Q = kalor yang diperlukan atau dilepaskan (J)
C. Asas Black
Asas Black adalah sebuah prinsip dalam ilmu termodinamika yang dikemukakan oleh
seorang ilmuan Fisika Joseph Black. Asas ini menjabarkan beberapa poin di antaranya yaitu:
1. Apabila dua buah benda yang berbeda yang pada suhunya dicampurkan, benda yg panas
memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhunya akhirnya sama
2. Jumlah kalor yang diserap benda dingin tersebut sama dengan jumlah kalor yang dilepas
oleh benda panas
3. Benda yang didinginkan melepaskan kalor yang sama besarnya dengan kalor yang diserap
apabila dipanaskan
Teori asas black ditemukan pertama kali oleh seorang ilmuan asal Skotlandia ahli Kimia-
Fisika. Lahir sekitar pada tanggal 16 April 1728 dan meninggal pada tanggal 6 Desember 1799
pada usia 71 tahun.Bunyi Asas Black ialah sebagai berikut:
“Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih tinggi
sama dengan banyaknya kalor yang diterima oleh zat yang suhunya lebih rendah”
Secara umum rumus Asas Black adalah sebagai berikut:
Qlepas = Qterima (3)
Keterangan:
Qlepas : jumlah kalor yang dilepas oleh suatu zat
Qterima : jumlah kalor yang diterima oleh suatu zat
10 | K A L O R D A N T E R M O D I N A M I K A
Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat melepaskan
energi panas. Contoh peristiwa membeku yaitu air yang dimasukkan dalam freezer akan
menjadi es batu, lilin cair yang didinginkan.
Mencair
Peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat
memerlukan energi panas. Contoh peristiwa mencair yaitu pada batu es yang berubah
menjadi air, lilin yang dipanaskan, dan es krim yang dibiarkan di ruang terbuka, akan
mencair dengan sendirinya.
Menguap
Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat memerlukan
energi panas. Contohnya air yang direbus jika dibiarkan lama-kelamaan akan habis, bensin
yang dibiarkan berada pada tempat terbuka lama-lama juga akan habis berubah
menjadi gas.
Mengembun
Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat melepaskan
energi panas. Contoh mengembun adalah ketika kita menyimpan es batu dalam sebuah
gelas maka bagian luar gelas akan basah, atau rumput di lapangan pada pagi hari menjadi
basah padahal sore harinya tidak hujan
Menyublim
Peristiwa perubahan wujud dari padat menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat memerlukan
energi panas. Contoh menyublim yaitu pada kapur barus (kamper) yang disimpan pada
lemari pakaian lama-lama akan habis.
Mengkristal
Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat
melepaskan energi panas. Contoh mengkristal adalah pada peristiwa berubahnya uap
menjadi salju.
11 | K A L O R D A N T E R M O D I N A M I K A
Dua benda berada dalam kesetimbangan panas jika tidak ada pertukaran kalor antara dua
benda tersebut saat keduannya disentuhkan. Kondisi ini hanya dapat dicapai jika suhu kedua
benda sama. Sebab perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu. Berkaitan dengan
kesetimbangan panas, kita memiliki hukum ke nol termodinamika. Hukum ini menyatakan:
“Jika benda A berada dalam kesetimbangan panas dangan benda B dan benda B berada dalam
kesetimbangan panas dengan benda C maka benda A berada dalam kesetimbangan panas
dengan benda C”. Pernyataan ini diilustrasikan pada gambar di bawah ini:
12 | K A L O R D A N T E R M O D I N A M I K A
B. Hukum I Termodinamika
Selama sistem mengalami suatu proses maka ada beberapa perisiwa yang dapat terjadi,
seperti :
Energi dalam yang dimiliki sistem berubah
Muncul kerja yang dilakukan oleh ssitem atau yang dilakukan oleh lingkungan
Ada pertukaran kalor antara sistem dan lingkungan
Peristiwa di atas semuanya berpengaruh pada jumlah energy yang dimiliki sistem. Hukum
I termodinamika merupakan hukum kekekalan energy yang diterapkan pada sistem
termodinamika.
Misalkan energy dalam awal sistem 𝑈1 dan energy dalam akhir 𝑈2 , maka perubahan
energy dalam adalah
∆𝑈 = 𝑈2 − 𝑈1 (4)
Misalkan pada sistem dilakukan kerja oleh lingkungan sebesar W.
Misalkan juga terjadi aliran masuk kalor ke dalam sistem sebesar Q
Pertambahan energy dalam sistem hanya terjadi karena adanya kerja yang dilakukan
lingkungan pada sistem dan adanya aliran masuk kalor ke dalam sistem. Secara matematika,
pernyataan ini dapat diungkapkan oleh persamaan berikut:
∆𝑈 = 𝑊 + 𝑄 (5)
Persamaan (2) merupakan ungkapan hukum I termodinamika. Hukum ini diilustrasikan
berikut:
13 | K A L O R D A N T E R M O D I N A M I K A
Ketika menerapkan hukum I termodinamika, kita harus memperhatikan tanda dengan
seksama. Perjanjian untuk tanda U, W, dan Q sebagai berikut:
U positif jika energy dalam yang dimiliki sistem bertambah
U positif jika energy dalam yang dimiliki sistem berkurang
W positif jika lingkungan melakukan kerja pada sistem
W negatif jika sistem melakukan kerja pada lingkungan
Q positif jika kalor mengalir masuk dari lingkungan ke sistem
Q negatif jika kalor mengalir keluar dari sistem ke lingkungan.
C. Hukum ke II Termodinamika
Telah diketahui bahwa kalor dapat dimanfaatkan untuk menghasilakn kerja. Namun, ada
batasan tentang cara pemanfaatan kalor tersebut. Batasan tersebut diungkapkan oleh hukum II
termodinamika, ada dua versi ungkapan hukum II termodinamika, yang ekivalen sau sama lain.
Jika ungkapan pertama benar maka ungkapan kedua benar, dan sebaliknya.
Pernyataan Kevin-Planck:
“tidak mungkin membuat mesin yang menyerap kalor dari reservoir panas dan
mengubah seluruhnya menjadi kerja”
Konsekuensi pernyataan ini adalah tidak mungkin membuat mesin kalor yang memiliki
efisiensi 100 %. Pernyataan Kevin-Planck dapat dilustrasikan pada gambar () berikut:
14 | K A L O R D A N T E R M O D I N A M I K A
“tidak mungkin membuat mesin pendingin yang menyerap kalor dari reservoir bersuhu rendah
dan membuang ke reservoir bersuhu tinggi tanpa bantuan kerja dari luar.”
Pernyataan ini memiliki konsenkuensi bahwa tidak mungkin perancang mesin pendingin
sempurna dengan koefisien kerja ∞. Pernyataan Clasius dapat diilustrasikan pada gambar () di
bawah ini:
Contoh Soal
1. Hitung kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 500 gram air dari 0 °C menjadi 100 °C,
jika diketahui kalor jenis air 4.200 J/kg°C !
Penyelesaian:
Diketahui:
mair = 500 gram = 0,5 kg
Cair = 4.200 J/kg°C
Δt = 100 °C – 0 °C = 100 °C
15 | K A L O R D A N T E R M O D I N A M I K A
Ditanya : Q = ………?
Jawab:
Q = m𝑎𝑖𝑟 C𝑎𝑖𝑟
Q = 0,5 kg x 4.200 J/kg °C x 100°C
Q = 210.000 J = 210 kJ
Jadi kalor yang diperlukan sebanyak 210 kJ.
2. Berapa kapasitas kalor dari 2 kg alkohol jika untuk menaikkan suhu sebesar 20º C diperlukan
kalor 60 J ?
Diketahui :
m = 2 kg
Q = 60 J
Δt = 20º C
Ditanya : C = .... ?
Jawab:
𝑄
𝐶 = ∆𝑡
60
𝐶 = 20
C = 3 J/ºC
Jadi, kapasitas kalornya adalah 3 J/ºc
3. Sewadah Air sebanyak 0,5 kg yang bersuhu 100oC dituangkan ke dalam sebuah bejana dari
aluminium yang memiliki massa 0,5 kg. Apabila suhu awal bejana tersbut sebesar 25oC, kalor
jenis aluminium 900 J/kgoC, dan kalor jenis air 4.200 J/kgoC, maka: tentukan suhu
kesetimbangan yang tercapai. (anggap tidak ada kalor yang mengalir ke lingkungan)
Pembahasan:
Diketahui:
mbjn = 0,5 kg
mair = 0,5 kg
Tair = 100oC
Tbjn = 25oC
cair = 4.200 J/kgoC
cbjn = 900 J/kgoC
16 | K A L O R D A N T E R M O D I N A M I K A
Ditanya: Takhir/Ttermal = … ?
Jawab:
QLepas = QTerima
M air × C air × ∆Tair = mbjn × cbjn × ∆Tbjn
M air × C air × (Tair – Ttermal ) = mbjn × cbjn × (Tbjn – Ttermal )
0,5 × 4.200 × ( 100 – Ttermal) = 0,5 × 900 × ( 25 – Ttermal)
2.100 × (100 – Ttermal) = 450 × (Ttermal – 25)
210.000 – 2.100 Ttermal = 450 Ttermal – 11.250
450 Ttermal + 2.100 Ttermal = 210.000 + 11.250
2.550 Ttermal = 221.250
Ttermal = 221.250/2.550
Ttermal = 86,76oC
Maka, suhu kesetimbangannya tersebut adalah 86,76oC
17 | K A L O R D A N T E R M O D I N A M I K A
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar 1.
https://yosnex.files.wordpress.com/2016/05/fisika-dasar-1-itb-mikrajuddin-abdullah-2016.pdf
Giancoli, Douglas C.2001. Fisika Jilid I.Jakarta : Penerbit Erlangga.
Tipler, P.A.1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid I. Jakarta : Penebit Erlangga.
18 | K A L O R D A N T E R M O D I N A M I K A