Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

TERMODINAMIKA
(Penerapan Bersama Hukum I dan II Termodinamika)

OLEH :
KELOMPOK III
NURMALINDA : H0416311
MIFTAHUL JANNA WAHYUDDIN : H0416001
NURJANNAH : H0416309
SARFINAH : H0416505
SYARIFUDDIN : H0416310

PROGRAM STUD PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
MAJENE
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga kami mampu
menyelesaikan penyusunan makalah ini sesuai waktu yang ditentukan. Dalam
penyusunan makalah ini kami membahas mengenai “Energi Dalam, Entalpi, dan
Panas Jenis Gas Sempurna”
Makalah ini di susun berdasarkan kemampuan penulis serta dengan
mengambil beberapa materi dari media internet, yang berkaitan dengan materi
yang telah ditentukan. Tujuan utama penulisan makalah ini adalah memenuhi
tugas yang telah diberikan oleh dosen.
Dengan adanya makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Serta diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran bagi penulis, dan pembaca.
Semoga Allah Swt senantiasa memberikan petunjuk dan meridhoi hasil karya ini.

Majene, 07 April 2017


Penyusun

Kelompok V

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Gas Sempurna.................................................................................3
B. Energi Dalam Pada Gas Sempurna...................................................................4
C. Entalpi Pada Gas Sempurna..............................................................................9
D. Panas Pada Gas Sempurna..............................................................................13
E. Pembahasan Soal-Soal Pada Gas Sempurna...................................................14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................20
B. Saran................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Energi merupakan bagian penting dalam kehidupan masyarakat karena


hampir semua aktivitas manusia selalu membutuhkan energi. Misalnya untuk
penerangan, proses industri atau untuk menggerakkan peralatan rumah tangga
diperlukan energi listrik, unttuk menggerakkan kendaraan baik roda dua
maupun empat diperlukan bensin, serta masih banyak peralatan disekitar
kehidupan manusia yang memerlukan energi. Sebagian besar energi yang
digunakan di Indonesia berasal dari energi fosil yang berbendtuk minyak
bumi dan gas bumi. Ketergantungan terhadap bahan bakar fosil setidaknya
memiliki tiga ancaman serius, yaitu:

1. Menipisnya cadangan minyak bumi.

2. Kenaikan / ketidakstabilan harga akibat laju permintaan yang lebih besar


dari produksi minyak.

3. Polusi gas rumah kaca (terutama CO2) akibat pembakaran bahan bakar
fosil.
Menentukan perubahan entalpi reaksi intralisasi bahwa energi tidak dapat
dimusyawarahkan, energi hanya dapat diubah dari bentuk satu kebentuk yang
lainya. Energi juga dapat mengurangi perpindahan dengan menggunakan alat
kalori meter kita dapat mengukur perubahan kalor, kalor merupakan energi
yang terjadi akibat perbedaan suhu. Kalor meter yang baik memiliki kapasitas
kalor kecil artinya kalor tersebut benar-benar sebagai sistem yang terisolasi.
Pada reaksi antara larutan NaOH dengan larutan HCI dalam suatu gelas kalori
meter dan terjadi kenaikan suhu gelas kalori meter dan terjadi kenaikin suhu
yang menyebabkan suhu gelas reaksi naikt demikian pula suhu sekitarnya.
Ketika menggunakan istilah kalor dalam kehidupan sehari-hari seakan-akan
kita tahu apa yang kita maksud. Tetapi istilah tersebut tetap digunakan secara

1
tidak konstinten, sehingga perlu bagi kita untuk mendefenisikan kalor secara
jelas serta menerankan fenomena dan konsef yang berhubungan dengan kalor
tersebut.

1
Kalor adalah energi yang ditransfer karena tinggi kebenda bersuhu
rendah, merupakan energi yang ditrasfer dari benda yang panas ke benda
yang dingin, maka kalor merupakan energi yang ditranfer dari suatu benda
kebenda yang lain karena perbedaan suhu. Bila energi panas ditambahkan
pada suatu zat maka temperatur zat itu biasanya naik. Jumlah energi panas Q
yang dibutuhkan untuk menaikan temperatur suatu zat adalah sebanding
dengan perubahan temperatur dan massa zat itu (Q = C T = nc T ) Dengan C
adalah kapasitas panas zat, yang didefenisikan sebagai energi panas yang
dibutuhkan untuk menaikan temperatur suatu zat dengan satu derajat. Panas
jenis C adalah kapasitas panas persatuan massa.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan gas sempurna ?

2. Bagaiamana energi dalam gas sempurna ?

3. Bagaiamana entalpi dalam gas sempurna ?

4. Bagaiamana panas pada gas sempurna ?

5. Bagaiamana pembahasan soal-soal pada gas sempurna?

C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian gas sempurna

2. Untuk mengetahui energi dalam gas sempurna

3. Untuk mengetahui entelpi pada gas sempurna

4. Untuk mengetahui panas pada gas sempurna

5. Untuk mengetahui pembahasan soal-soal pada gas sempurna

2
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gas Sempurna
Gas sempurna atau disebut juga gas ideal merupakan kumpulan dari
partikel-partikel suatu zat yang jaraknya cukup jauh dibandingkan dengan
ukuran partikelnya. Partikel-partikel itu selalu bergerak secara acak ke segala
arah. Pada saat partikel-partikel gas ideal itu bertumbukan antar partikel atau
dengan dinding akan terjadi tumbukan lenting sempurna sehingga tidak
terjadi kehilangan energi. Berdasarkan eksperimen diketahui bahwa semua
gas dalam kondisi kimia apapun, pada temperatur tinggi, dan tekanan rendah
cenderung memperlihatkan suatu hubungan sederhana tertentu di antara sifat-
sifat makroskopisnya, yaitu tekanan, volume dan temperatur. Hal ini
menganjurkan adanya konsep tentang gas ideal yang memiliki sifat
makroskopis yang sama pada kondisi yang sama. Berdasarkan sifat
makroskopis suatu gas seperti kelajuan, energi kinetik, momentum, dan
massa setiap molekul penyusun gas, kita dapat mendefinisikan gas ideal
dengan suatu asumsi (anggapan) tetapi konsisten (sesuai) dengan definisi
makroskopis.

Syarat Gas Ideal, yaitu:


1. Suatu gas terdiri atas molekul-molekul yang disebut molekul. Setiap
molekul identik (sama) sehingga tidak dapat dibedakan dengan molekul
lainnya.
2. Molekul-molekul gas ideal bergerak secara acak ke segala arah.
3. Molekul-molekul gas ideal tersebar merata di seluruh bagian.
4. Jarak antara molekul gas jauh lebih besar daripada ukuran molekulnya.
5. Tidak ada gaya interaksi antarmolekul; kecuali jika antarmolekul saling
bertumbukan atau terjadi tumbukan antara molekul dengan dinding.
6. Semua tumbukan yang terjadi baik antarmolekul maupun antara molekul
dengan dinding merupakan tumbukan lenting sempurna dan terjadi pada
waktu yang sangat singkat (molekul dapat dipandang seperti bola keras
yang licin).

3
7. Hukum-hukum Newton tentang gerak berlaku pada molekul gas ideal.

3
B. Energi Dalam pada Gas Sempurna
Gas Sempurna dapat didekati oleh gas nyata yang kerapatannya rendah,
sehingga gaya antar molekul, energi yang terkait, karena kecilnya sehingga
dapat diabaikan. Persamaan keadaan untuk 1 mol
pv = RT
Energi dalam gas sempurna hanya merupakan fungsi suhu
U = f(T)
Ini berarti gas sempurna pada suhu tertentu memiliki nilai U tertentu.
Energi dalam sistem merupakan besaran yang konservatif. Perubahan
energi dalam dari keadaan awal i ke keadaan akhir f tak bergantung pada jenis
lintasan yang ditempuh antara i dan f dan hanya bergantung pada keadaan
awal (i) dan akhirnya (f) saja. Karena itu diferensial dari energi dalam
merupakan diferensial eksak :

Energi dalam merupakan gabungan dari energi – energi konservatif yang


berada dalam sistem baik berupa energi kinetik partikel (seperti pada gas),
potensial kimia, dan sebagainya. Untuk gas ideal energi internal dapat
dinyatakan dalam bentuk :

dengan d adalah derajat kebebasan


partikel – partikel gas pada keadaan
(temperatur) itu. Dan juga :

Cv adalah kapasitas kalor sistem. Cv = m cv, dengan m adalah massa dari


sistem, dan cv adalah panas jenis untuk volume tetap. Bila Cv konstan maka :

4
 Konsep Energi Dalam
Di dalam anggapan dasar gas ideal bahwa partikel gas tersebar
merata dan bergerak acak ke semua arah, tersiratlah bahwa potensial di
tempat gas itu berada adalah serba sama. Dengan demikian selama
partikel bergerak dalam wadahnya tersebut potensial itu tak
mempengaruhi gerak partikel itu dan karena itu dapatlah potensial itu
kita beri nilai nol. Maka energi total partikel itu sama dengan energi
kinetiknya dan energi total gas secara keseluruhan dapat dituliskan
sebagai :

Tetapi secara keseluruhan gas itu tidaklah bergerak : energi total ini
merupakan energi dalam gas :

Tampak bahwa U hanya merupakan fungsi T saja.

Untuk suatu proses volume konstan (i ≥ f), usaha yang diakukan gas :
W = p dV = 0.
Inilah hubungan antara besaran – besaran makroskopik U dan T, yang
didapat dari teori kinetik. Besaran U sendiri tidak dapat diukur lansung
dalam eksperimen. Yang dapat diukur ialah turunannya yaitu kapasitas
panas gas pada volume tetap Cv.

5
 Fungsi Energi Dalam
Secara fisika, perbedaan Uf dan Ui ditafsirkan sebagai perubahan
energi sistem. Jadi, kesamaan antara perubahan energi dan kerja adiabat
mengungkapkan prinsip kekekalan energi. Namun, perlu ditekankan
bahwa persamaan itu mengungkapkan sesuatu yang lebih daripada
prinsip kekekalan energi. Persamaan ini menyatakan bahwa ada fungsi
energi, perbedaan fungsi antara dua keadaan menyatakan perubahan
energi sistem.
Energi internal adalah suatu fungsi koordinat termodinamik yang
banyaknya sama dengan yang diperlukan untuk memerinci keadaan suatu
sistem. Jadi, energi internal dapat dibayangkan sebagai fungsi dari dua
koordinat termodinamik.
Jika koordinat yang dipakai untuk memeriksa kedua keadaan hanya
berbeda infinitesimal, perubahan energi internalnya ialah dU, yang
merupakan diferensial saksama, karena merupakan diferensial dari fungsi
sebenarnya.
Telah diperlihatkan bahwa kapasitas panas pada volume tetap cv
adalah:

Dan kapasitas panas tekanan tetap adalah:

Dengan mengintegralkan kedua persamaan di atas akan diperoleh :

6
Dalam hal di atas diasumsikan bahwa nilai cp dan cv tidak berubah
dengan berubahnya suhu. (Pada kenyataannya nilai cp dan cv sedikit
berbeda pada suhu yang berbeda). Selisih antara cp dan cv adalah :

Dalam hal sistem hidrostatik U dipandang sebagai fungsi dari θ


dan V, maka :

atau dengan memandang U sebagai fungsi dari θ dan P,

Berdasarkan persamaan H = E + pV, karena itu :

Energi dalam juga dapat dituliskan dengan persamaan yang mirip


dengan persamaan di atas, karena E juga merupakan fungsi dari suhu dan
volume. Energi dalam berbeda-beda pada setiap jenis gas sempurna atau
gas ideal.
 Energi dalam gas ideal monoatomik
Energi dalam gas ideal monoatomik merupakan jumlah total energi
kinetik translasi molekul‐molekul gas ideal monoatomik. Jumlah total
energi kinetik translasi molekul‐molekul gas ideal = hasil kali antara
energi kinetik translasi rata‐rata setiap molekul dengan jumlah molekul
(N). Secara matematis :

7
Keterangan :

U = Energi dalam gas ideal monoatomik (J)


N = Jumlah molekul
k = Konstanta Boltzmann (k = 1,38 x 10 ‐23 J/K)
T = Suhu mutlak (K)
n = Jumlah mol (mol)
R = Konstanta gas universal (R = 8,315 J/mol.K = 8315 kJ/kmol.K)
 Energi dalam gas ideal diatomic
Energi dalam gas ideal diatomik merupakan jumlah total energi
kinetik translasi, energi kinetik rotasi dan energi kinetik vibrasi molekul‐
molekul gas ideal diatomik. Sesuai dengan prinsip ekipartisi energi,
energi dalam gas ideal diatomik adalah :

U = 5/2 n R T

 Energi dalam gas ideal poliatomik


Energi dalam gas ideal poliatomik merupakan jumlah total energi
kinetik translasi, energi kinetik rotasi dan energi kinetik vibrasi molekul‐
molekul gas ideal poliatomik. Sesuai dengan prinsip ekipartisi energi,
energi dalam gas ideal poliatomik adalah :

U = 7/2 n R T

8
8
 Energi dalam gas ril
Energi dalam gas ril bergantung juga pada suhu alias temperatur.
Ketika tekanan gas ril cukup besar (volume gas ril kecil), gas ril mulai
menunjukkan perilaku menyimpang. Karenanya, bisa dikatakan bahwa
energi dalam gas ril bergantung juga pada tekanan dan volume.
Tak hanya itu, energy dalam pada suatu gas ideal juga bergantung pada
suhu gas tertentu.
 Pada suhu rendah (T= ±250 K), f= 3, maka

 Pada suhu sedang (T= ±500 K), f= 5, maka

 Pada suhu tinggi (T= ±1000 K), f= 7, maka

C. Entalpi pada Gas Sempurna


Entalpi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan
jumlah energi dari suatu sistem termodinamika. Entalpi terdiri dari energi
dalam sistem, termasuk satu dari lima potensial termodinamika dan fungsi
keadaan, juga volume dan tekanannya (merupakan besaran ekstensif.
Satuan SI dari entalpi adalah joule, namun digunakan juga satuan British
thermal unit dan kalori.
Total entalpi (H) tidak bisa diukur langsung. Sama seperti pada mekanika
klasik, hanya perubahannya yang dapat dinilai. Entalpi merupakan potensial
termodinamika, maka untuk mengukur entalpi suatu sistem, kita harus
menentukan titik reference terlebih dahulu, baru kita dapat mengukur

9
perubahan entalpi ΔH. Perubahan ΔH bernilai positif untuk
reaksi endoterm dan negatif untuk eksoterm. Untuk proses dengan tekanan
konstan, ΔH sama dengan perubahan energi dalam sistem ditambah kerja
yang dilakukan sistem pada lingkungannya. Maka, perubahan entalpi pada
kondisi ini adalah panas yang diserap atau dilepas melalui reaksi kimia atau
perpindahan panas eksternal. Dari persamaan entalpi dan persamaan
keadaannya dapat diperoleh hubungan

h = u + pv = u + RT
Mengingat R adalah tetapan dan U hanya merupakan fungsi suhu saja, maka
entalpi juga hanya meruakan fungsi suhu saja. Jadi
h = f(T)
Dari hubungan
cp =(∂h/∂T)p
Maka untuk gas sempurna menjadi
dh
cp =
dT
Bila tekanannya mendekati nol maka semua gas dapat mendekati gas
sempurna. Karena itu panas jenis gas sempurna untuk suatu zat nyata sering
disebut sebagai panas jenis tekanan nol dan diberi lambing cpo, dan panas
jenis pada volume tetap diberi lambang cV0. Jadi
cvo =f(T) dan cpo = f(T)
Dari hubungan
h = u +pv = u + RT
Dalam bentuk diferensial
dh = du + RdT
cpo dT = cvo dT + RdT

10
Atau

cpo = cvo + R
Atau

cpo – cvo = R
Dalam suatu proses, bila cp tetap

h2-h1 = cpo (T2 – T1 )


Bila pada suhu acuan To entalpi h dianggap sama dengan nol, maka
T
hT = ∫ c po dT
To
Untuk zat padat atau cair, volume jenisnya adalah sangat kecil sehingga untuk
sembarang proses berlaku

dh = du + d(pv)  du
Oleh hubungan

h = u + pv = u + RT
Karena R tetapan dan u hanya fungsi suhu saja, maka h juga hanya
merupakan fungsi suhu saja, jadi

h = f(T)
Dari hubungan

cp = (∂h/ ∂T)p
Untuk gas sempurna menjadi

cp = dh/dT
Atau

dh = cpdT dan dH = mcpdT

11
Karena U dan H hanya merupakan fungsi suhu saja maka c p dac cv juga
merupakan fungsi suhu saja.

cp = f(T) dan cv = f(T)


Sifat semua gas mendekati gas sempurna jika tekanannya mendekati nol.
Karena itu panas jenis gas sempurna untuk suatu zat nyata sering disebut
panas jenis tekanan nol, dan diberi lambang c po.Panas jenis volume tetap pada
tek anan nol diberi lambang cvo

cvo =f(T) dan cpo = f(T)


Dari hubungan

h = u + pv = u + RT
dh = du + R dT
atau

cpodT = cvo dT + RdT


atau

cpo – cvo = R
Dalam suatu proses, dimana cp tetap

h2 – h1 = cpo (T2-T1)
Jika pada suhu acuan To entalpi h dianggap sama dengan nol maka
T
hT = ∫ c po dT
T0
Bila zat menjalani proses dari keadaan 1 ke keadaan 2, maka perubahan
entalpinya
T2 T1
h2 − h1 = ∫ c po dT − ∫ c po dT = hT 2 − h T 1
To To

12
D. Panas pada Gas Sempurna
Apabila pada volume konstan, diberi aliran panas ke dalam gas ideal,
maka akan berlaku:
dQ = n . Cv . dT
dimana, dQ : banyaknya panas yang diberikan
n : jumlah mol gas ideal
Cv : kapasitas panas pada volume konstan
dT : perubahan temperature yang dicapai
selama proses ini berjalan, tekanan gas itu bertambah, tetapi tidak ada usaha
yang dilakukan, karena volumenya konstan. Jadi, berdasarkan hokum pertama
termodinamika, yaitu:
dU = dQ – dW
maka diperoleh,
dU = n . Cv . dT
Ketika panas mengalir masuk ke dalam gas, gas ini memuai pada tekanan
konstan dan melakukan gaya. Berdasarkan kapasitas panas mol pada tekanan
konstan, Cp, maka panas dQ yang mengalir masuk ke dalam gas adalah:
dQ = n . Cp . dT
Usaha yang dilakukan dW adalah:
dW = P . dV

Berdasarkan persamaan keadaan gas ideal, P . V = n . R . T, maka pada


tekanan (p) konstam menjadi;
P . dV = n . R . dT
Karena;

P . dV = dW
Maka,

dW = n . R . dT

13
Berdasarkan hokum pertama termodinamika, maka pada P konstan berlaku:
dU = dQ – dW

n . Cv . dT = n . Cp . dT – n . R . dT

n . R . dT = n . Cp . dT – n . Cv . dT

R . n . dT = (Cp – Cv) . n . dT
R = Cp – Cv
Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa:
 Harga R diperoleh dari selisih kapasitas panas mol gas ideal pada tekana
konstan dengan kapasitas mol gas ideal pada volume konstan.
 Harga Cp lebih besar dari harga Cv
 R memiliki satuan yang sama dengan Cp dan Cv, yaitu kal. Mol-1. 0C-1
E. Pembahasan Soal-soal pada Gas Sempurna
1. Jika suatu sistem berubah dari keadaan a ke keadaan b melalui lintasan a-
c-b, panas sebesar 80 J mengalir ke dalam sistem dan sistem melakukan
kerja sebesar 30 J. Proses lihat pada gambarberikut.

Tentukan
a. Berapa banyak panas yang mengalir ke dalam sistem melalui lintasan
a-d-b, jika kerja yang dilakukan oleh sistem itu 10 J?
b. Sistem kembali dari b ke a melalui lintasan lengkung, kerja yang
dilakukan sistem 20 J. Apakah sistem menyerap atau melepaskan
panas dan beraakah besarnya?

c. Jika Ua= 0 dan Ud = 40 J, hitunglah panas yang diserap dalam proses


a-d dan d-b.
Pembahasan
a) Qa-c-b = 80 J dan Wa-c-b = 30 J, Menurut H.I Termodinamika

14
Q = U + W …....... Q a-c-b = (Ub-Ua) +Wa-c-b
Ub-Ua = Qa-c-b–Wa-c-b = 80 J – 30 J = 50 J
Wa-d-b = 10 J,
Qa-d-b = Ub-Ua +W a-d-b
Qa-d-b = 50 J +10 J = 60 J
b) Sistem kembali melalui lintasan lengkung
Wb-a = -20 J
Q b-a = (Ua-Ub) + Wb-a = -50 J – 20 J = -70 J
Karena Q negatif berarti sistem melepaskan kalor

c) Ua = 0, Ud = 40 J;
Ub – Ua = Ub- 0 = 50
Ub = 50 J
Q a-d = (Ud-Ua) +W a-d = 40 J - 0 + Wa-d (1)
Q d-b = (Ub-Ud) +Wd-b = (50-40)J + 0 (2)

= 10 J

Pers(1) + Pers (2) diperoleh


Q a-d-b = 50 J + Wa-d
W a-d = Q a-d-b – 50 J = 60 J – 50 J
= 10 J
Dari pers (1) diperoleh
Qa-d =40J +10 J = 50 J
Dari pers. (2) diperoleh
Qd-b = 10 J
2. Suatu bejana volume 5 m3 berisi 8 kg oksigen pada suhu 300 K. Hitung
usaha yang dilakukan untuk memperbesar volumenya menjadi 10 m3
(a) pada tekanan tetap
(b) pada suhu tetap
(c) berapakah suhu akhir pada proses (a)?
(d) berapakan tekanan pada akhir proses di (b)?
(e) Gambarkan kedua proses dalam diagram p-v

15
Pembahasan
Diketahui
V1 = 5 m3 M = 32 kg kmol-1
m = 8 kg
T1 = 300 K
Ditanyakan
a. W = …………..? Untuk p = Tetap
b. W = ……………? Untuk t = tetap
c. T2 =…………… ? Untuk p= tetap
d. p2 =……………? Untuk T = tetap
Penyelesaian
a) W = p(V2-V1),
p1 = (m/M) RT1

= (8kg/32 kg/103 mol-1) (8,314 J mol-1K-1)(300K)/5 m3

= (8 kg/32. 10-3 kg mol-1(8,314 J mol-1K- 1)(300K)/5 m3


= 124710 Pa
W = 124710(10-5)m3 = 623550 J
b) W = (m/M)RT1 ln(V2/V1)
= (8 kg/32. 10-3 kg/mol)(8,314 J mol-1K-1)(300K) ln(10/5)
= (8. 103 /32)(8,314)(300) (0,693) J
= 432120,15 J
c) Untuk proses isobar
V1/V2 = T1/T2
T2 = (V2/V1)T1 = (10/5) 300K = 600 K
d) Untuk proses isotermal
p1V1 = p2V2
p2 = p1V1/V2 = 124710 Pa (½)
= 62355 Pa

16
3. Helium (He) suatu gas monoatomik, mengisi wadah bervolume 20 L.
Tekanan gas adalah 3,2 × 10⁵ Pa. Maka waktu yang dibutuhkan sebuah
mesin 100 watt untuk menghasilkan jumlah energi yang sama dengan
energi dalam gas ini adalah ...
Pembahasan
Diketahui:
V = 20 L = 2 × 10-² m³
P = 3,2 × 10⁵ Pa
P = 100 watt
Ditanya: waktu (t) agar W mesin = U gas monoatomik
Jawab:

Sehingga waktu yang dibutuhkan agar W mesin = U gas monoatomik

17
4. Jika konstanta Boltzmann k = 1,38 x 10-23 J/K, berapakah energi kinetic
sebuah helium pada suhu 27oC?
Pembahasan
Diketahui k = 1,38 x 10-23 J/K
T = 300 K
Ditanyakan Ek
Penyelesaian
Ek = 3/2 kT
Ek = 3/2x1,38 x 10-23 x300
Ek = 6,21 x 10-21 J
= 621 x 10-23 J
5. Jelaskan pengertian dari simbol dHf , dHd, dHc !
Pembahasan
dHf merupakan lambang untuk menyatakan entalpi reaksi pembentukan
dHd merupakan lambang untuk menyatakan entalpi reaksi penguraian
dHc merupakan lambang untuk menyatakan entalpi reaksi pembakaran
6. Jelaskan pengertian dari :
a. Termokimia
b. Sistem dan Lingkungan
c. Reaksi Eksoterm dan Endoterm
d. Entalpi
e. Kalor Jenis
f. Kapasitas kalor
g. Kalorimetri dan Kalorimeter
Pembahasan
a. Termokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari
tentang kalor reaksi.

18
b. Sistem merupakan suatu zat atau proses yang sedang dipelajari
perubahan energinya. Sedangkan lingkungan merupakan segala
sesuatu yang berada di luar sistem.
c. Reaksi eksoterm merupakan reaksi yang melepaskan energi sedangkan
reaksi endoterm merupakan reaksi yang menyerap energi.
d. Entalpi merupakan jumlah energi dari semua bentuk energi yang
dimiliki oleh suatu zat atau sistem yang terdiri atas energi dalam dan
kerja.
e. Kalor jenis merupakan jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan
suhu 1 gr zat sebesar 1 C atau 1 K.
f. Kapasitas kalor merupakan jumlah kalor yang diperlukan oleh suatu
zat atau sistem untuk menaikkan suhu 1 C atau 1 K.
g. Kalorimetri merupakan proses pengukuran kalor reaksi sedangkan
kalorimeter merupakan alat untuk mengukur kalor reaksi.
7. Suatu gas ideal dalam ruang tertutup yang suhunya 27° C memiliki energi
kinetik partikel sebesar 150 J. Jika energi kinetiknya 300 J, maka
tentukanlah suhu gas sekarang!
Diketahui : T1 = 27° C = 27 + 273 = 300 K
Ek1= 150 J , Ek2= 300 J
Ditanyakan: T2 = .... ?

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Energy dalam, entalpi, dan panas pada jenis gas sempurna saling
memiliki keterkaitan satu sama lain.
2. Gas sempurna atau disebut juga gas ideal merupakan kumpulan dari
partikel-partikel suatu zat yang jaraknya cukup jauh dibandingkan
dengan ukuran partikelnya. Partikel-partikel itu selalu bergerak secara
acak ke segala arah.
3. Energi dalam sistem merupakan besaran yang konservatif. Perubahan
energi dalam dari keadaan awal i ke keadaan akhir f tak bergantung
pada jenis lintasan yang ditempuh antara i dan f dan hanya bergantung
pada keadaan awal (i) dan akhirnya (f) saja.
4. Entalpi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan
jumlah energi dari suatu sistem termodinamika. Entalpi terdiri
dari energi dalam sistem, termasuk satu dari lima potensial
termodinamika dan fungsi keadaan, juga volume dan tekanannya
merupakan besaran ekstensif. Satuan SI dari entalpi adalah joule,
namun digunakan juga satuan British thermal unit dan kalori.
B. Saran
Kami menyadari bahwasanya penyusun dari makalah ini hanyalah
manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan
kesempurnaan hanya milik Allah Swt hingga dalam penulisan dan
penyusunannya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang konstruktif akan senantiasa penyusun terima dalam upaya
evaluasi diri.

20
DAFTAR PUSTAKA

Hendro darmodjo.1993.pendidikan IPA 1. Jakarta :

departemen pendidikan dan kebudayaan Ni ketut lasmi. 2012.

Seri pendalaman materi fisika. Bandung : Esis

Purwandi, aris. Sryanto, dkk. 2007. Kimia SMA kelas XI. Jakarta : grasindo k.
Poppy. Devi. Dkk. 2005. Kimia SMA kelas XI. Surakarta. Phibata.

Andri, 2013. Mengenal teknologi pembangkit listrik. http// www.mengenal-


teknologi-pembengkit-listrik-panasbumi.html(diaksestanggal 30 maret
2015).

Anonim, 1998 energibersih.http://WWW.greenpeace.org(Diakses tanggal 29


maret 2015).

21

Anda mungkin juga menyukai