“MISKONSEPSI TERMODINAMIKA”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat,hidayahnya, kami
mampu menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Miskonsepsi Materi
TERMODINAMIKA”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah
Profesi Kependidikan.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan Terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan tugas ini,
khususnya kepada Bapak DRS. ABU BAKAR M.Pd selaku dosen pembimbing dalam mata
kuliah Fisika SMA ini yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadi inspirasi bagi para
pembaca.Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak
kekurangan, baik dalam hasil maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisika sebagai salah satu bagian dari IPA bukan hanya sebuah kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan
suatu proses pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pada realisasinya tidak jarang siswa mengalami
kesulitan dalam memahami konsep-konsep fisika. Hal ini menyebabkan konsep yang
dipahami siswa berbeda dengan konsep para ahli sehingga terjadi miskonsepsi pada siswa.
Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan
pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang itu. Salah satu
cabang fisika yang banyak terjadi miskonsepsi adalah pada bidang mekanika.
Salah satu konsep fisika yang dialami banyak miskonsepsi oleh mahasiswa adalah
pada materi Termodinamika. Hingga saat ini masih banyak ditemukan miskonsepsi
mahasiswa pada materi Termodinamika. Salah satu penyebab adanya miskonsepsi tersebut
diantaranya kesalahan dari buku bahan ajar. Pembelajaran dikelas sampai saat ini masih
menggunakan buku-buku sebagai satu-satunya bahan ajar cetak konvensional. Bahan ajar
tersebut hanya berisi ringkasan materi, contoh soal, dan latihan-latihan. Strategi
pengorganisasian dan penyampaian isi di dalambahan ajar tersebut tidak terstuktur dengan
baik. Kesulitan dalam memahami konsep ini mengakibatkan banyak siswa mengalami
miskonsepsi.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja cakupan materi Termodinamika?
2. Bagaimana kesalahan konsep atau miskonsepsi yang sering terjadi pada materi fisika
Termodinamika?
1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi Tugas mata kuliah Fisika SMA
2. Untuk mengetahui cakupan materi Termodinamika
3. Untuk mengetahui kesalahan konsep atau miskonsepsi yang sering terjadi pada materi
fisika Termodinamika
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Cakupan Materi
I. Sifat Sifat Gas Ideal
a.1. Pengertian
Gas ideal adalah sekumpulan partikel gas yang tidak saling berinteraksi satu dengan
lainnya. Artinya, jarak antarpartikel gas ideal sangat berjauhan dan bergerak secara acak.
Hukum Charles
Bunyi Hukum Charles “jika tekanan suatu gas dijaga konstan, maka volume gas
akan sebanding suhu mutlaknya”. Atau dapat dinyatakan sebagai hasil bagi antara volume
dan suhu pada tekanan tetap (isobar) akan bernilai tetap. Secara matematis, dirumuskan
sebagai berikut.
V
=KONSTAN
T
V1 V2
=
T 1 T2
Keterangan:
T 1=¿ Suhu gas pada keadaan 1( K )
T 2=¿ Suhu gas pada keadaan 1( K )
V 1=¿ Volume gas pada keadaan 1(m3 )
V 2=¿ Volume gas pada keadaan 2( m 3 )
Hukum Gay-Lussac
4
Bunyi Hukum Gay-Lussac “jika volume suatu gas dijaga konstan, tekanan gas akan
sebanding dengan suhu mutlaknya”. Artinya, proses berlangsung dalam keadaan isokhorik
(volume tetap). Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut:
P
=KONSTAN
T
P 1 P2
=
T1 T 2
Keterangan:
P1=¿ Tekanan gas pada keadaan 1 ( N /m2 ¿
P2=¿ Tekanan gas pada keadaan 2 ¿)
T 1=¿ Suhu gas pada keadaan 1( K )
T 2=¿ Suhu gas pada keadaan 1( K )
1 N . m. ⃗v 2 N ⃗ Keterangan:
P= ¿ E
3 V 3V k P = tekanan gas (N/m2);
V = volume gas (m3);
m = massa partikel gas (kg);
N = jumlah partikel gas;
m
⃗v =kecepatan ratarata partikel gas ( )
s
⃗Ek =Energi kinetik rata rata partikel gas ( J )
5
a.6. Penerapan Gas Ideal Dalam Kehidupan Sehari Hari
Ban motor akan kempes jika lama tidak digunakan
Botol ,menjadi kempes setelah dimasukkan air panas dll
Siklus Carnot adalah sebuah siklus reversibel, yang pertama kali dikemukakan oleh
Sadi Carnot pada tahun 1824, seorang insinyur Perancis. Mesin teoritis yang menggunakan
siklus Carnot disebut dengan Mesin Kalor Carnot. Siklus Carnot yang dibalik dinamakan
dengan siklus Carnot terbalik dan mesin yang menggunakan siklus carnot terbalik disebut
dengan mesin refrigerasi Carnot.
6
V2
W1= -Q1 = -nRT In
V1
Ket :
n : Jumlah mol zat
R : Tetapan umum gas (8,31 J/molK)
T : Suhu (Kelvin)
V1 : Volume Awal (Liter)
V2 : Volume Akhir (Liter)
Dimana V3 > V4
W4 = Cv (T1 – T2)
Dimana T1 > T2
1) Efisiensi sebuah mesin kalor irreversibel selalu lebih kecil dari mesin kalor reversibel
yang beroperasi antara dua reservoir yang sama.
7
2) Efisiensi semua mesin kalor reversibel yang beroperasi antara dua reservoir yang
sama adalah sama.
2. Mesin Kalor
Mesin Kalor didefinisikan sebagai alat yang mengubah kalor menjadi energi mekanis
atau lebih tepat suatu sistem yang bekerja secara terus menerus dan hanya kalor dan usaha
yang dapat melalui permukaan batasnya.Beberapa contoh mesin kalor adalah Mesin Carnot,
mesin Brayton, mesin Otto, mesin Rankine, dan mesin diesel.
Perubahan energi dalam mesin kalor secara skematis diberikan pada gambar diatas.
Lingkaran menggabarkan mesinnya sendiri. Kalor QP yang diberikan kepada mesin oleh
tandon kalor adalah sebanding dengan luas penampang pipa. Kalor Q D yang terbuang melalui
saluran pembuangan ke tandon dingin berbanding lurus dengan lua penampang pipa keluar.
Sebagian kalor diubah menjadi kerja mekanis W yang dilukiskan pada pipa cabang kekanan.
Jadi QP adalah kalor yang diserap oleh mesin dan QD adalah kalor yang dibuang oleh mesin
per siklus. Kalor neto yang diserap adalah:
Q = Qp – QD
Ket :
Q : Jumlah kalor (J)
Qp : Kalor terima (J)
8
QD : Kalor lepas (J)
Kalor yang diserap dari tandon biasanya diperoleh dari pembakaran bahan bakar.
Dengan menggunakan hukum pertama untuk satu siklus lengkap dan dengan dengan
mengingat tidak ada perubahan neto energi dalam, kita peroleh:
W = QP – QD
(Siklus Daya)
Ket :
W : Usaha (N)
Siklus yang menghasilkan kerja neto yang dipindahkan ke lingkungan pada setiap
siklus disebut siklus daya.Nilai dari efisiensi tidak pernah lebih besar 1 (100%). Pada mesin
aktual, nilai efisiensi selalu kurang dari satu. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua kalor
yang diserap diubah menjadi kerja.
Semua mesin Carnot yang bekerja pada dua reservoir yang sama mempunyai efesiensi
yang sama.
Efesiensi mesin kalor tidak tergantung pada jenis material(working subtance) yang
digunakan.
Temperatur termodinamika tidak tergantung pada jenis material(working substance).
9
2.2 Miskonsepsi
1. siswa berpendapat suhu dan kalor adalah hal yang sama (Alwan, 2011; Suparno,
2013: 19; Alfiani, 2015; Silung, 2015).
2. Peneliti lain mencatat pemikiran siswa bahwa suhu suatu benda bergantung pada
besar / massa dimana bila benda besar maka suhunya pun besar, dan sebaliknya
(Suparno, 2013: 20; Maunah, dkk., 2014),
3. Suhu benda terus meningkat saat mengalami perubahan wujud (Suparno, 2013: 20;
Hafizah dkk., 2014; Maunah, dkk., 2014; Alfiani, 2015),
4. Jika massa kecil maka kalor yang akan diserap lebih besar sehingga suhunya cepat
naik (Silung, 2015),
5. Dan jika kapasitas kalor besar maka suhu benda akan cepat naik (Hafizah, dkk.,
2014).
Mengatasi Miskonsepsi
10
a) Melakukan remediasi, remediasi pada materi suhu dan pemuaian dapat dilakukan
dengan menanamkan konsep bahwa suhu yang paling dominan dalam menentukan
ukuran panjang suatu benda.
b) Guru diharapkan memberikan motivasi kepada siswa dalam kegiatan
pembelajaran sehingga siswa menyukai pembelajaran Fisika;
c) Guru diharapkan lebih sering memberikan latihan dan tugas untuk menyelesaikan
soal-soal Fisika yang bervariasi disertai pembahasannya;
d) Guru diharapkan memperjelas konsep yang diberikan kepada siswa pada materi
Termodinamika, yaitu konsep usaha yang dilakukan lingkungan pada sistem,
proses Termodinamika, usaha pada proses Termodinamika, kapasitas kalor, Hukum I
Termodinamika, perubahan energi dalam, siklus Termodinamika, mesin Carnot,
perubahan entropi, dan mesin pendingin, serta mengkonversikan ke Satuan
Internasional (SI);
e) Guru diharapkan lebih sering mengingatkan siswa untuk lebih teliti dalam
membaca soal dan menghitung, serta meneliti kembali pekerjaannya jika telah selesai
mengerjakan;
f) Siswa diharapkan lebih berkonsentrasi dalam belajar dan aktif dalam kegiatan
pembelajaran;
g) Siswa diharapkan lebih rajin dalam belajar, mengerjakan soal-soal, dan bertanya
kepada guru apabila ada materi yang belum dipahami.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3. Alkohol atau raksa bersentuhan dengan kaca dan kaca bersentuhan dengan benda
yang diukur suhunya, misalnya udara, air atau tubuh manusia.
4. Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Kita hanya dapat mengubah bentuk
energi, dari bentuk energi yang satu ke bentuk energi yang lain
5. Gas dalam suatu silinder apabila dipanaskan, volumenya akan mengembang. Gas
tersebut dapat dikatakan melakukan usaha.
6. Apabila suatu system diberi kalor, maka kalor tersebut akan digunakan untuk
melakukan usaha luar dan mengubah energi dalam
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku penyusun memohon maaf jika dalam tulisan
ini terdapat banyak kekeliruan dan kesalahan-kesalahan baik dalam ejaan, pilihan kata,
sistematika penulisan maupun penggunaan bahasa yang kurang dipahami dikarenakan
kami masih dalam tahap pembelajaran. Harapan kami semoga tulisan kami ini bermanfaat
bagi pembaca.
12
DAFTAR PUSTAKA
13