KELOMPOK 4:
NATALIA TUMBEL (17504007)
SILVIA DILAPANGA (17504001)
WITRIASTIKA MUDA (17504108)
RATUWANGI (17504120)
DEVID RUMETOR (17504082)
RENAL RANTUNG (17504085)
KELAS : B (SEMESTER I)
JURUSAN MATEMATIKA
Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nyalah, makalah Teori Kinetik Gas ini dapat terselesaikan. Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas Mata Pelajaran Fisika, pada
semester I. Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu untuk lebih mengenal
tentang materi ini.
Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan yang lebih baik
lagi di masa yang akan datang.
Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberi pemahaman yang
lebih jelas bagi kita semua bahwa kita juga harus mengetahui lebih jelas tentang pemahaman
Teori Kinetik Gas.
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Teori kinetik adalah teori yang menjelaskan perilaku sistem –sistem fisis
dengan menganggap bahwa sistem-sistem fisis tersebut terdiri atas sejumlah besar molekul
yang bergerak sangat cepat.
Teori kinetik gas adalah teori yang digunakan untuk menjelaskan sifat-sifat atau
kelakuan suatu gas. Teori kinetik gas tidak mengutamakan kelakuan sebuah partikel, tetapi
meninjau sifat zat secara keseluruhan sebagai hasil rata-rata kelakuan partikel tersebut .
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari teori kinetic gas?
2. Sebutkan sifat sifat umum gas ideal?
3. Bagaimana penjelasan para ahli tentang pengertian dan hokum hokum teori kinetic
gas ?
4. Bagaimana hubungan antara tekanan, suhu , dan energy kinetic?
5. Sebutkan penerapan teori kinetic dalam kehidupan sehari-hari?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari teori kinetic gas
2. Untuk mengetahui sifat sifat umum gas ideal
3. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang pengertian dan hokum hokum
teori kinetic gas
4. Untuk mengetahui hubungan antara tekanan, suhu , dan energy kinetic
5. Untuk mengetahui penerapan teori kinetic dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
B. Gas Ideal
Gas yang akan kita bahas di sini adalah gas ideal. Gas ideal sebenarnya tidak ada di alam.
Gas ideal merupakan penyederhanaan atau idealisasi dari gas yang sebenarnya (gas nyata)
dengan membuang sifat-sifat yang tidak terlalu signifikan sehingga memudahkan analisis.
Namun orang dapat menciptakan kondisi sehingga gas nyata memiliki sifat-sifat yang
mendekati sifat-sifat gas ideal. Sifat-sifat gas pada tekanan rendah dan suhu kamar mendekati
sifat-sifat gas ideal, sehingga gas tersebut dapat dianggap sebagai gas ideal.
1. Hukum Boyle
Seorang ilmuwan yang menyelidiki hubungan volume dengan tekanan gas adalah Robert
Boyle. Boyle telah menyelidiki hubungan tekanan dan volume gas dalam ruang tertutup pada
temperatur tetap. Boyle menemukan bahwa :
“Jika suhu yang berada dalam ruang tertutup dijaga tetap, maka tekanan gas
berbanding terbalik dengan volume gas”.
Hukum ini kemudian dikenal sebagai Hukum Boyle. Secara matematis, Hukum Boyle
dituliskan dalam bentuk :
P V = konstan atau P₁ V₁ = P₂ V₂
Keterangan:
P1 = Tekanan awal (N/m²)
P2 = Tekanan akhir (N/m²)
V1 = Volume awal (m3)
V2 = Volume akhir (m3)
Penyelesaian :
Diketahui : V₁ = 2 m³
P₁ = 2 Pa
P₂ = 4 Pa
Ditanya : V₂ = … ?
Jawab :
P₁ V₁ = P₂ V₂
P₁ V₁ 2x2
V₂ = = = 1 m³
P₂ 4
Jadi besar volumenya menjadi 1 m³
2. Hukum Charles
Berdasarkan penyelidikannya, Jacques Charles menemukan bahwa:
“Jika gas dalam ruang tertutup tekanannya dijaga konstan maka volume gas
berbanding lurus dengan temperatur mutlaknya”
Pernyataan Charles ini dikenal sebagai Hukum Charles dan dituliskan dalam bentuk
persamaan :
𝑽
= 𝒌𝒐𝒏𝒔𝒕𝒂𝒏
𝑻
𝑽₁ 𝑽₂
=
𝑻₁ 𝑻₂
Grafik hubungan volume dan temperatur pada tekanan tetap
Keterangan:
V1 = Volume awal (m3)
V2 = Volume akhir (m3)
T1 = Suhu awal (K)
T2 = Suhu akhir (K)
Jika suhu gas biasanya dinyatakan dalam t℃, suhu mutlak T menggunakan satuan Kelvin (K)
dinyatakan dengan persamaan : T = t + 273
Contoh peristiwa
Contoh peristiwa dapat dilihat secara langsung melalui balon yang ditempatkan pada
mulut botol yang direndam air panas.
Gambar tersebut menunjukkan semakin tinggi suhu gas dalam botol maka volume gas
juga membesar. Sebaliknya, semakin rendah suhu gas dalam botol maka semakin kecil
volume gasnya
Contoh Soal
Tekanan suatu gas dengan volume 3 m³ yang berada dalam bejana tertutup (tidak bocor)
dijaga tetap. Suhu mutlaknya mula-mula 100 K. Jika volumenya diubah menjadi 6 m³,
hitunglah besar suhu mutlaknya ?
Penyelesaian:
Diketahui : V₁ = 3 m³
T₁ = 100 K
V₂ = 6 m³
Ditanya : T₂ =…?
Jawab :
V₁ V₂
=
T₁ T₂
V₂ T₁ 6 x 100
T₂ = = = 200 K
V₁ 3
Jadi suhu mutlaknya adalah 200 K
𝑷
= 𝒌𝒐𝒏𝒔𝒕𝒂𝒏
𝑻
𝑷₁ 𝑷₂
=
𝑻₁ 𝑻₂
Keterangan:
P1 = Tekanan awal (N/m²) (Grafik hubungan tekanan dan temperatur pada volume tetap)
P2 = Tekanan akhir (N/m²)
T1 = Suhu awal (K)
T2 = Suhu akhir (K)
Contoh Penerapan
Peristiwa yang berkaitan dengan pernyataan tersebut adalah botol pengharum ruangan yang
dipanaskan. Semakin tinggi suhu botol saat dipanaskan maka semakin besar pula tekanan gas
dalam botol sehingga menyebabkan botol akhirnya meledak
4. Hukum Boyle - Gay Lussac
Ketiga hukum keadaan gas yang telah kita pelajari, yaitu hukum Boyle, hukum Charles,
dan hukum Gay Lussac dapat digabungkan menjadi satu persamaan. Hasil gabungan ketiga
hukum tersebut dikenal sebagai hukum Boyle - Gay Lussac. Hukum Boyle-Gay Lussac
menyatakan hubungan antara suhu, tekanan dan volume gas. Hukum ini dinyatakan dalam
bentuk persamaan :
Keterangan:
𝑷𝑽 P ₁ = Tekanan awal (N/m²)
= 𝒌𝒐𝒏𝒔𝒕𝒂𝒏
𝑻 P ₂ = Tekanan akhir (N/m²)
V ₁ = Volume awal (m³)
𝑷₁𝑽₁ 𝑷₂𝑽₂ V ₂ = Volume akhir (m³)
= T ₁ = Suhu awal (K)
𝑻₁ 𝑻₂
T ₂ = Suhu akhir (K)
Contoh Soal
Suatu gas ideal sebanyak 4 liter memiliki tekanan 1,5 atmosfer dan suhu 27 oC. Tentukan
tekanan gas tersebut jika suhunya 47 oC dan volumenya 3,2 liter !
Penyelesaian:
Diketahui : V₁ = 4 liter
V₂ = 3,2 liter
P₁ = 1,5 atm
T₁ = 27 oC = 27 + 273 = 300 K
T₂ = 47 oC = 47 + 273 = 320 K
Ditanya : P₂ = … ?
Jawab :
P₁V₁ P₂V₂
=
T₁ T₂
1,5 x 4 P₂ x 3,2
=
300 320
1,5 x 4 x 320
P₂ = = 2 atm
300 x 3,2
PV = nRT
Keterangan :
P = tekanan gas (N/m2 = Pa)
V = volume gas (m3)
n = jumlah mol gas (mol)
T = suhu gas (K)
R = konstanta umum gas
= 8,31 J/mol K (apabila P dalam Pa atau N/m2, V dalam m3, dan n dalam kmol
= 0,082 L atm/mol K (apabila P dalam atm, V dalam liter, n dalam mol)
Untuk menentukan n dapat menggunakan 2 rumus berikut :
Atau
Keterangan :
m = Massa gas
M = Massa molekul relatif
N = Jumlah partikel gas
NA = Bilangan Avogadro (6,02 x 1023 mol)
Persamaan umum gas ideal tersebut di atas dapat juga dinyatakan dalam bentuk :
R
Jika k = maka
Nₐ
R
PV = N ( ) T ⟹ 𝐏𝐕 = 𝐍𝐤𝐓
Nₐ
Contoh Soal
Gas dalam ruang tertutup yang bervolume 20.000 liter dan suhu 27℃ memilki tekanan 10
atm. Tentukan jumlah mol gas yang berada dalam ruang tersebut ?
Penyelesaian:
Diketahui: V = 20.000 liter
T = 27 ℃ = 27 + 273 = 300 K
P = 10 atm
Ditanya : n =…?
Jawab:
PV = nRT
PV 10 x 20000 200000
n= = = = 8.130,081 mol
RT 0,082 x 300 24,6
D. Hubungan antara Tekanan, Energi Kinetik Gas dan Suhu dalam gas ideal
Salah satu sifat gas ideal adalah molekul-molekulnya dapat bergerak bebas (acak).
Sekarang kita akan membahas pengaruh gerak molekulmolekul gas terhadap sifat gas secara
umum dengan Teori Kinetik Gas. Beberapa konsep yang dibicarakan dalam teori kinetik gas
antara lain tekanan akibat gerak molekul gas, kecepatan molekul gas, dan energi kinetik gas.
1. Tekanan Gas
Gambar disamping merupakan suatu gas yang
berada dalam ruangan tertutup sebagai partikel-partikel
yang selalu bergerak setiap saat. Dan akhirnya partikel-
partikel tersebut selalu menumbuk dinding kubus
sehingga menimbulkan tekanan suhu gas dengan
kecepatan tertentu
Adapun perubahan momentum (selisih) yang dialami partikel dapat ditulis sebagai berikut.
Perubahan momentum = momentum akhir – momentum awal
P P2 P1
P mvx 2 mvx1 m(v2 v1 ) x 2mvx
Tanda negatif pada momentum menunjikkan arah gerak partikel setelah tumbukan,
yang berlawanan arah dengan gerak awalnya seperti terlihat pada gambar diatas.
Dari persamaan perubahan momentum tersebut, dapat dicari gaya yang bekerja pada
partikel, yaituperubahan momentum yang dipindahkan oleh partikel kedinding per satuan
waktu.
P 2mvx mvx2
F
t 2
vx
Untuk mengetahui tekanan yang dialami dinding, persamaan tersebut dibagi dengan
luas permukaan kubus (A). Hal tersebut dikarenakan tekanan merupakan perubahan
momentum yang dipindahkan oleh sejumlah partikel ke dinding per satuan waktu untuk
setiap satuan luas.
Keterangan :
F P = tekanan (N/m2 = Pa)
P
A F = gaya (N)
A = luas penampang (m2)
mvx2
Jika persamaan Fx
disubtitusikan ke persamaan
F
P
A
menjadi
mvx2 mvx2
Px
A mvx2
Px
A Karena l.A = V maka V
Pₓ adalah tekanan pada dinding untuk sumbu-x . Dengan cara yang sama, tekanan gas pada
dinding tegak searah sumbu-y dan sumbu-z.
Pada persamaan tersebut, partikel yang menumbuk dinding tidak hanya satu partikel, tetapi
sejumlah N partikel. Sehingga:
N m vx2
Px
V
N m vy
2
Py
V
N m vz2
Pz
V
Walaupun arah kecepatan molekul tidak sama, namun besar kecepatan (kelajuan) molekul
v 2 v y2 v z2 v 2 v x2 v y2 v z2
gas ke semua arah dapat dianggap sama x sehingga Karena
kecepatan tiap partikel tidak sama, maka diambil rata-ratanya sehingga diperoleh:
1
v 2 3vx2 v x2 v 2
atau 3
Jika
1 2 Nmvx2 Nm 1 2
v v
2
x Px Px v
3 disubstitusikan ke persamaan V menjadi V 3 atau
2
1 Nmv 2 N Ek
P P
3 V atau 3 V
Keterangan :
P = Tekanan gas (N/m2)
v = Kecepatan partikel gas (m/s)
m = Massa tiap partikel gas (kg)
N = Jumlah partikel gas
V = Volume gas (m3)
2. Hubungan energi kinetik rata-rata dengan suhu mutlak dalam gas ideal
Jika partikel atau molekul gas hanya satu, maka:
3 3
Ek RT Ek kT
2 Atau 2
atau
Untuk menentukan besarnya kecepatan gerak dari partikel di dalam gas ideal digunakan
rumus energi kinetik pada gas ideal.
1 2
Ek mv
substitusikan 2
1 2 3 3kT
mv kT Sehingga v2
2 2 m
A. Kesimpulan
Teori kinetik gas adalah yang menjelaskan perilaku system-sistem fisis dengan
menganggap bahwa sistem-sistem fisis tersebut terdiri atas sejumlah besar molekul yang
bergarak sangat cepat.
Teori ini didasarkan atas 3 pengandaian:
1. Gas terdiri daripada molekul-molekul yang bergerak secara acak dan tanpa henti.
2. Ukuran molekul-molekul dianggap terlalu kecil sehingga boleh diabaikan, maksudnya
garis pusatnya lebih kecil daripada jarak purata yang dilaluinya antara perlanggaran.
3. Molekul-molekul gas tidak berinteraksi antara satu sama lain. Perlanggaran sesama
sendiri dan dengan dinding bekas adalah kenyal yaitu jumlah tenaga kinetik molekulnya
sama sebelum dan sesudah perlanggaran.
Dapat kita ketahui bahwa sifat gas itu terdiri atas partikel dalam jumlah banyak yang
disebut molekul. Partikelnya bergerak secara acak atau sembarang tidak ada gaya tarik-
menarik antara partikel yang satu dengan partikel yang lain, selang waktu tumbukan antara
satu partikel dengan partikel yang lain berlangsung sangat singkat. Macam-macam gas yaitu
monatomik,diatomik,dan poliatomik.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini mungkin jauh dari kesempurnaan, hal ini disebabkan
oleh kurangnya Referensi yang dimiliki oleh penulis, maka untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari dosen pembimbing dan teman-teman demi kesempurnaan dimasa yang
akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Roymond A.Serway dan Jhon W. Jewett. Fisika Untuk Sains Dan Teknik. Salemba Teknika:
Jakarta. 2010
U. rachmat dkk. Sains Fisika untuk SMU. PT Bumi Aksara: Jakarta. 2000
Siswanto dan Sukaryadi. Kompetensi Fisika. PT Citra Aji Parama: Yogyakarta. 2007
Daryanto. Fisika Teknik. Jakarta: Rineka Cipta. 1997