Disusun Oleh :
Rahman Darmawan
A122308014
Abstrak Jurnal ini memberikan tinjauan komprehensif tentang Aktivitas fisik telah
dikaitkan dengan perubahan anatomi dan fungsi otak yang luas yang terjadi
setelah latihan akut atau, dalam kasus atlet, sepanjang hidup. Aktivitas fisik
tingkat tinggi melalui latihan olahraga juga menghasilkan kesehatan umum
yang lebih baik dan peningkatan fungsi kognitif. Namun, para atlet berisiko
mengalami gegar otak, yang dampaknya telah dijelaskan secara luas pada
fungsi dan anatomi otak. Tingkat dimana efek ini dimodulasi oleh
peningkatan tingkat kebugaran tidak diketahui. Di sini, kami meninjau
literature yang menjelaskan efek aktivitas fisik dan gegar otak olahraga pada
materi putih, materi abu-abu, neurokimia, dan rangsangan kortikal. Kami
berpendapat bahwa efek gegar otak akibat olahraga dapat dipengaruhi oleh
efek olahraga. Memang benar, data yang ada menunjukkan bahwa otak atlet
berbeda dengan otak orang sehat yang menjalani gaya hidup tidak aktif.
Akibatnya, gegar otak olahraga terjadi dalam konteks di mana plastisitas
struktural/fungsional telah terjadi sebelum kejadian gegar otak tersebut.
Literatur gegar otak olahraga saat ini tidak mengizinkan untuk memisahkan
efek dari aktivitas fisik yang intens dan berulang-ulang, dan penghentian
aktivitas tersebut secara tiba-tiba, dari efek gegar otak terhadap struktur dan
fungsi otak.
Pendahuluan Artikel ini membahas dampak aktivitas fisik dan gegar otak terkait olahraga
pada otak. Para penulis meninjau literatur tentang efek aktivitas fisik dan gegar
otak terkait olahraga pada materi putih, materi abu-abu, neurokimia, dan
stimulasi kortikal. Mereka berpendapat bahwa efek gegar otak mungkin
dipengaruhi oleh tingkat aktivitas fisik. Otak atlet telah terbukti berbeda
dengan otak individu yang tidak banyak bergerak, sehingga dapat
mempengaruhi dampak gegar otak. Artikel tersebut juga membahas pengaruh
aktivitas fisik terhadap metabolisme otak menggunakan spektroskopi resonansi
magnetik. Aktivitas fisik telah dikaitkan dengan perubahan metabolisme otak,
seperti peningkatan metabolisme karbohidrat. Namun, efek akut dan jangka
panjang olahraga terhadap metabolisme otak masih belum jelas. Para penulis
juga membahas efek aktivitas fisik pada volume materi abu-abu menggunakan
pencitraan resonansi magnetik struktural. Aktivitas fisik telah terbukti
meningkatkan volume materi abu-abu di berbagai wilayah otak, khususnya
yang terlibat dalam kontrol motorik, kognisi spasial, dan memori kerja. Lebih
lanjut, artikel ini mengeksplorasi efek aktivitas fisik pada integritas materi
putih menggunakan pencitraan tensor difusi. Aktivitas fisik telah dikaitkan
dengan peningkatan integritas materi putih, khususnya di jalur motorik.
Namun, efek gegar otak terhadap integritas white matter masih tidak konsisten,
dengan beberapa penelitian menunjukkan penurunan integritas white matter
pada atlet dengan riwayat gegar otak. Terakhir, penulis membahas efek
aktivitas fisik pada neurofisiologi kortikal menggunakan stimulasi magnetik
transkranial. Aktivitas fisik telah terbukti mempengaruhi rangsangan dan
penghambatan kortikal, dengan atlet menunjukkan pola respons kortikal yang
berbeda dibandingkan dengan non-atlet. Namun, efek gegar otak terhadap
neurofisiologi kortikal masih belum dipahami dengan baik. artikel ini juga
menyoroti hubungan kompleks antara aktivitas fisik, gegar otak, serta fungsi
dan anatomi otak. Para penulis berpendapat bahwa penelitian di masa depan
harus menyelidiki interaksi antara aktivitas fisik dan gegar otak untuk lebih
memahami efeknya terhadap struktur dan fungsi otak.
Pembahasan Pembahasan artikel penulis membagi sub pokok bahasan menjadi beberapa
bagian, yaitu :
Teori dan konsep : Dalam artikel ini menyebut beberapa konsep teori yang
dipakai, beberapa teorinya ialah metabolisme otak : spektroskopi resonansi
magnetik, volume materi abu-abu, Integritas materi putih: pencitraan tensor
difusi, Neurofisiologi: stimulasi magnetik transcranial.
Temuan utama penelitian mengenai dampak gegar otak pada atlet meliputi:
2. Perubahan WM mikrostruktur:
Beberapa penelitian telah melaporkan perubahan mikrostruktur pada
WM, seperti peningkatan difusivitas aksial (AD) dan penurunan
difusivitas radial (RD), pada atlet dengan gegar otak. Perubahan ini dapat
diamati baik pada fase akut maupun pada pensiunan atlet dengan riwayat
gegar otak.
3. Heterogenitas efek gegar otak:
Efek gegar otak dapat bervariasi karena faktor-faktor seperti tingkat
keparahan dan jumlah gegar otak, waktu sejak gegar otak terakhir,
kondisi pramorbid, jenis olahraga yang dimainkan, dan desain penelitian
(prospektif atau retrospektif). Heterogenitas ini berkontribusi terhadap
temuan-temuan yang bertentangan dalam literatur.
Metode ini digunakan untuk menguji efek aktivitas fisik dan gegar otak pada
struktur otak, fungsi, metabolisme, dan neurofisiologi.
Diskusi Jurnal ini membahas efek aktivitas fisik dan cedera olahraga pada
neurofisiologi otak, dengan fokus pada perubahan dalam korteks motor
primer. Studi ini menyoroti bahwa reorganisasi peta motorik dalamkorteks
motor primer merupakan temuan konsisten dalam penelitian yang
mendetailkan efek aktivitas fisik atau pelatihan keterampilan terhadap
eksitabilitas kortikospinal. Meskipun efek cedera otak pada representasi otot
dalam korteks motor primer belum dilaporkan, beberapa penelitian telah
menilai integritas keseimbangan eksitasi/inhibisi di area ini dan hasilnya
bervariasi dan tidak konsisten.
Dalam konteks cedera olahraga, beberapa penelitian telah menemukan
perubahan yang berkelanjutan dalam fisiologi kortikal pada atlet dengan
riwayat cedera otak. Beberapa penelitian menunjukkan penurunan
eksitabilitas dalam fase akut setelah cedera, sementara penelitian lain
menemukan peningkatan inhibisi kortikal dalam jangka panjang pada
atlet.
Akan tetapi yang menjadi Fokus utama dari artikel ini adalah untuk meninjau
pengaruh aktivitas fisik dan gegar otak terkait olahraga terhadap fungsi dan
anatomi otak. Para penulis membahas efek aktivitas fisik pada metabolisme
otak, volume materi abu-abu, integritas materi putih, dan neurofisiologi
kortikal. Mereka juga meneliti dampak gegar otak pada ukuran otak dan
bagaimana tingkat aktivitas fisik dapat mempengaruhi dampak gegar otak.
artiket ini menyoroti perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami
hubungan kompleks antara aktivitas fisik, gegar otak, serta struktur dan
fungsi otak.
Kesimpulan Jurnal ini menyoroti pentingnya penelitian lebih lanjut untuk memahami
interaksi antara aktivitas fisik dan cedera olahraga terhadap fungsi dan
anatomi otak. Diperlukan penelitian yang lebih mendalam, termasuk studi
longitudinal dan kontrol yang tepat, untuk menentukan sejauh mana efek
cedera olahraga dipengaruhi oleh tingkat aktivitas fisik dan kebugaran atlet.
Kesimpulannya, jurnal ini menekankan perlunyapemahaman yang lebih baik
tentang dampak aktivitas fisik dan cedera olahraga pada kesehatan otak, serta
perlunya pendekatan holistik dalam mengevaluasi risiko partisipasi dalam
olahraga.
Kekuatan Penelitian 1. Teori dan model analisis yang diguakan tepat
2. Bahasa yang digunakan oleh penulis mudah dipahami maksud dan
tujuannya oleh pembaca. Analisisnya sangat rinci dan mudah dipahami
Kelemahan Penelitian 1. Penulis kurang lengkap dalam menyimpulkan keseluruhan isi dari jurnal
ini.
2. penulis kurang detail dalam memberikan hasil yang didapat dalam
melakukan penelitiannya.
Daftar Pustaka Sara Tremblay, Alvaro Pascual-Leone, Hugo Théoret. "A reviewof the effects
of physical activity and sports concussion on brain function and
anatomy." International Journal of Psychophysiology, Volume 132,
2018, Pages 167-175. DOI: 10.1016/j.ijpsycho.2018.02.001.