Anda di halaman 1dari 22

Divisi Biopsikologi

1. PHYSIOLOGICAL PSYCHOLOGY
Mekanisme sistem saraf pada perilaku melalui manipulasi dan perekaman langsung aktivitas
otak. Subjeknya hewan. Lebih kearah pure research
2. PSYCHOPHARMACOLOGY
Berfokus pada proses manipulasi aktivitas saraf dan perilaku dengan menggunakan obat.
3. NEUROPSYCHOLOGY
Studi efek psikologis kerusakan otak pada manusia (penyakit, kecelakaan, atau operasi). Bersifat
case studies dan quasiexperimental studies
4. PSYCHOPHYSIOLOGY
Studi mengenai relasi antara aktivitas fisik dan proses psikologis manusia (misal: perhatian,
proses informasi, emosi). Studi mengenai relasi antara aktivitas fisik dan proses psikologis
manusia (misal: perhatian, proses informasi, emosi)
5. COGNITIVE NEUROSCIENCE
Divisi termuda dari biopsikologi. Studi tentang sistem saraf berbasis kognitif (proses intelektual
seperti berpikir, memori, perhatian, dan proses persepsi kompleks). Melibatkan subyek manusia.
Functional brain imaging: merekam aktivitas otak sementara subyek melakukan aktivitas
kognisi.
6. COMPARATIVE PSYCHOLOGY
Studi mengenai biologis perilaku. Membandingkan perilaku spesies yang berbeda : mencapai
pemahaman evolusi, genetika, dan adaptasi perilaku. Dilakukan di laboratorium, dan kondisi
natural (ethological research).
SEJARAH, DEFINISI, RUANG LINGKUP BIOPSIKOLOGI

Studi ilmiah tentang manusia:

 Psikologi: aspek psikis


 Biologi (Biologi Manusia): aspek somatis
 Sosiologi: sosial

Biologi (studi sistematik tentang kehidupan) -> Neurosains (susunan saraf) -> Biopsikologi (biologi
perilaku)

Biopsikologi disebut juga sebagai Neurosains Perilaku (Psikologi adalah ilmu tentang perilaku).
Biopsikologi menggunakan Biologi sebagai pendekatan untuk memahami perilaku manusia dan
hewan, terutama ditinjau dari aspek susunan saraf.

Subjek pembelajaran Biopsikologi adalah:

- Manusia
- Hewan: Tikus, kucing, anjing, dan primata

Cabang-cabang Neurosains lainnya adalah:


 Psikiatri Biologis
 Neuro-biologi Perkembangan
 Neuro-anatomi: Studi tentang struktur susunan saraf
 Neuro-kimia: Studi tentang dasar kimiawi aktivitas saraf
 Neuro-endokrinologi: Studi tentang interaksi antara susunan saraf dengan sistem endokrin
 Neuro-patologi: Studi tentang kelainan susunan saraf
 Neuro-farmakologi: Studi tentang efek obat terhadap aktivitas saraf
 Neuro-fisiologi (Neuro-faal): Studi tentang fungsi dan aktivitas susunan saraf

Cabang-cabang Biopsikologi adalah:

 Psikologi Faal: Studi tentang mekanisme saraf pada perilaku


 Psiko-farmakologi: Studi tentang efek obat terhadap otak dan perilaku
 Neuro-psikologi: Studi tentang efek psikologis kerusakan otak pada pasien manusia
 Psiko-fisiologi (Psiko-faal): Studi tentang hubungan antara aktivitas faal dan proses
psikologis pada subjek manusia
 Neurosains Kognitif: Studi tentang dasar saraf mengenai kognisi
 Psikologi Komparatif: Studi tentang perbandingan perilaku pada berbagai spesies

METODE PENELITIAN DALAM BIOPSIKOLOGI


- METODE U/ MEMPELAJARI SISTEM SARAF -

 VISUAL DAN STIMULASI OTAK


 SINAR X
- Teknik Sinar X Kontras
Penyuntikan substansi (kek cairan/isi) ke bagian tubuh yang akan menyerap sinar X
Substansi yang disuntikkan akan mempertinggi kontras dibandingkan dengan jaringan di
sekitarnya selama fotografis sinar x
- Computed Tomography (CT)
Sinar-x dengan bantuan computer (yang digunakan u/ memvisualkan otak dan struktur
internal tubuh manusia
Informasi di setiap gambar sinar-x digabungkan dg computer u/ mendapatkan CT scan
 Positron Emission Tomography (PET)
Memberikan gambar aktivitas otak bukan gambar struktur otak
EX: fluorodeoxyglucose (FDG) radioaktif disuntikkan ke dalam arteri carotid
Setiap pemindaian ditunjukkan o/ kode warna
Misal: pasien membaca 30 detik setelah diijenksi FDG, pemindaian yang dihasilkan akan
menunjukkan daerah yang paling aktif selama 30 detik itu.
 MEDAN MAGNET
- Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Gambar beresolusi tinggi
Memberikan gambar otak yang lebih jelas drpd CT
- Functional MRI
Menghasilkan gambar yang merepresentasikan tingkat oksigen di daerah2 aktif otak.
Dimungkinkan karena 2 atribut:
1. Daerah aktif otak membutuhkan lebih banyak darah yg mengandung O2
2. Darah berisi O2 memiliki property magnetic yg mempengaruhi gelombang frekuensi
radio yang diemisi o/ atom hydrogen MRI

Yg terekam fMRI BOLD SIGNAL: signal yg bergantung tingkat O2 dalam darah

Keunggulan:

1. Tidak ada yg harus disuntikkan


2. Informasi structural & fungsional
3. Resolusi spasial yg baik
4. Gambar 3d seluruh aktv otak
- Diffusion Tensor Imaging
Metode u/ mengidentifikasi jalur molekul air terdifusi
Traktus (bundle akson): rute utama difusi air
Memahami koneksi di antara struktur2 u/ memahami bagaimana otak itu bekerja
(connectome)
Ga cuma ngamatin strukturnya aja
 TRANSKRANIAL
Menunjukan hub. Sebab-akibat aktivitas otak & aktivitas kognitif
- Transcranial Magnetic Stimulation (TMS)
memberikan stimulus gelombang elektromagnetik langsung kepada sel saraf otak yang
terganggu agar dapat bekerja maksimal.
- Transcranial Direct Current Stimulation (TDCS)
tDCS: memberikan stimulus langsung ke otak dengan mengirimkan arus listrik berdaya
lemah. Stimulus langsung diberikan ke target area sel saraf yang terganggu untuk
memodulasi otak.

 MEREKAM AKTV PSIKOFISIOLOGIS MANUSIA


 UKURAN PSIKOFISIOLOGIS AKTV OTAK MANUSIA
- Scalp Electroencephalography (EEG)
Alatnya EEG
Tekniknya electroencephalography
Kegunaanya sbg alat penelitian dan diagnostik; terletak pada bahwa bentuk gelombang
eeg berhubungan dengan tiap patologi serebral tertentu
- Magnetoencephalography (MEG)
Mengukur perubahan di medan magnet pada permukaan kulit kepala yang dihasilkan o/
perubahan pola-pola yang mendasari aktivitas neural.
 UKURAN PSIKOFISIOLOGIS AKTV SOMATIK
- Tegangan otot: Electromyography (EMG)
- Gerakan mata: Electrooculography (EOG)
 UKURAN AKTV SARAF OTONOM
- Konduktivitas Kulit
Pikiran dan pengalaman emosiaonal dikaitkan dg meningkatnya kemampuan kulit u/
mengonduksi (menghantarkan listrik)
Kelenjar keringat cenderung mnjd aktif dalam situasi emosional
Skin Conductance Level (SCL) ukuran level konduktivitas kulit
Skin Conductance Response (SCR) perubahan sementara di dalam kulit
- Aktivitas Kardiovaskuler
Hub antara aktivitas kardiovaskuler dan emosi (white with fear, blushing bride)
Pembuluh darah & jantung

Denyut Jantung

Direkam melalui elektroda yang diletakan di dada


Hasil rekamannya: electrocardiogram (ECG/EKG)

Tekanan Darah

Alat: sphygmomanometer
Volume darah
Metode Plethysmorgraphy
 PENELITIAN FISIOLOGIS INVASIF
 OPERASI STREOTAKSIK

Alat eksperimental diposisikan dg tepat di otak d berbagai kedalaman

2 hal diisyaratkan:
Atlas -> u/ menemukan struktur otak

Instrument -> alat yg akan dimasukkan ke otak u/ mencapai daerah target

 METODE LESI

Membongkar sebuah benda u/ melihat cara kerjanya

Dalam metode ini, sebuah bag. otak diambil dan dinonaktifkan, setelah itu perilaku subjek

diases u/ menentukan fungsi struktur yg dilesi

- Aspiration lesions
Jaringan kortikal diambil dg suction (penyedot)
- Radio-frequency lesions
Meneruskan arus berfrekuensi tinggi dan panas dari arus itu akan merusak jaringan
target
- Knife Cuts
Sectioning (pengirisan)
u/ mengeliminasi konduksi di saraf atau traktus
- Reversible lesions
Lesi yg dapat dipulihakan -> subjek yg sama dapat dites berulang kali
Mengeliminasi secara temporer aktivitas di daerah otak sementara berbagai tes
dilakukan
Dg mendinginkan struktur target/ dengan menyuntikkan anestesi
EX: obat bius
 PENELITIAN FARMAKOLOGIS
 METODE PENGADMINISTRASIAN OBAT
- Dimakan
- Disuntikkan melalui tube ke dalam perut
- Disuntikkan
Scr hypodermal ke dalam rongga peritoneal abdomen
Ke otot besar
Ke jaringan lemak di bawah kulit
Ke urat nadi
 METODE LESI NEUROTOKSIK SELEKTIF
Lesi selektif dg menyuntikkan neurotoxins (racun neural) yang memiliki afinitas (daya tarik-
menarik) u/ komponen tertentu dalam sistem saraf. Tujuannya: agar tidak mempengaruhi
seluruh neuron di wilayah sekitar target dan membiarkannya dalam keadaan tidak rusak

 MENEMUKAN NEUROTRANSMITTER
- Immunocytochemistry
Prosedur u/ menemukan neuro protein tertentu di otak dengan memberi label
antibodinya dengan sebuah warna atau elemen radio aktif.
- In Situ Hybridization
RNA hybrid berlabel mengikatkatkan diri pada mRNA komplementernya, menandai
lokasi yg melepaskan neuroptotein target.
 REKAYASA GENETIKA
 GEN KNOCKOUT

Prosedur u/ menciptakan organisme dengan menghilangkan/mengurangi gen yang akan


diteliti.

EX:

Tikus yg gen melanopsisnya dihilangin u/ mempelajari peran melanopsisnya dlm meregulasi


siklus gelap-terang yg mengontrol ritme sirkandian (tidur, makan, suhu tubuh). Melanopsis
ada di neuron retina -> mengontrol ritme sirkandian cahaya. Sintesis melanopsis melemah,
tp tidak meniadakan. Jadi melanopsis memiliki kontribusi pd pengontrolan ritme sirkandian
o/ cahaya, ttp bukan merupakan faktor satu2nya .

 GEN REPLACEMENT (TRANSGENIC)

Mengganti sebuah gen dengan gen lain.

Tikus yang mengandung materi genetic spesies lain disebut tikus transgenic mice

EX:

Menciptakan tikus transgenic dg memasukkan gen manusia dg skizofrenia. Tikus transgenic


ini memperlihatkan berbagai abnormalitas serebral dan perilaku2 tipikal yg menandai
skizofrenia manusia.

- METODE PENELITIAN PERILAKU DALAM BIOPSIKOLOGI –

 TESTING NEUROPSIKOLOGIK

Neurologist: sensorik dan motorik

Neuropsychologist: emosi, motivasi, kognitif

Hasil neuropsikologis:

1. Membantu dalam mendiagnosis gangguan neural (EEG dkk,


dalam menunjukan bukti)
2. Memberikan dasar konseling dan perawatan
3. Mengevaluasi scr objektif penanganan dan keseriusan efek
samping
 PENDEKATAN TESTING NEUROPSIKOLOGIS
- Pendekatan Tes Tunggal
Tujuan: mendeskriminasikan antara pasien dengan berbagai masalah psikologis akibat
kerusakan otak struktural dg mereka yg memiliki masalah psikologi akibat perubahan
fungsional.
- Pendekatan Baterai Tes Terstandar
Tes tunggal gagal karena gaada 1 tes yg dapat dikembangkan yg cukup sensitive u/
selurug gejala psikologis
Testingnya melibatkan baterai (seperangkat) tes standar.
Halfstead-Reitan skor yang dihasilkan o/ pasien yg mengalami kerusakan akan lebih
buruk dibandingkan subjek yg sehat. Skor pada setiap tes digabungkan dan kalo skornya
di bawah cutoff yang telah ditetapkan menghasilkan diagnosis kerusakan otak.
Mendeskriminasi pasien neurologis dan pasien sehat, tapi tidak begitu baik dalam
mendekriminasikan antara pasien neurologis dan pasien psikiatrik
- Customized Test Baterry Approach
Tujuannya: u/ mengkarakteristikan sifat defisit yang dialami pasien yang mengalami
kerusakan otak.
1. Tes yg lebih baru yg dirancang scr spesifik u/ mengukur berbagai aspek fungsi
psikologis
2. Tes tidak bersandar pada seberapa baik pasien mengerjakannya; berbeda dg tes
tes yg awal
3. Membutuhkan lbh banyka ketrampilan pada ppihak neuropsikolog u/ memilih
battery tes yg tepat u/ mengekspos defisit yg dialami pasien dan mengidentifikasi
perbedaan kualitatif
Baterai tes awal yg umum -> baterai tes lebih spesifik
EX: bila hasil baterai tes menunjukan pasien mengalami masalah ingatan, tes selanjtnya
mestinya termasuk tes-tes yang dimaksudkan u/ mengungkap sifat spesifik masalah
ingatannya.

- Tes-Tes dalam Baterai Tes Neuropsikologis Umum


1. Intelegensi
IQ
WAIS ( Wechsler Adult Intelligence Scale)
2. Ingatan
Subtes informasi WAIS
Digit span
3. Bahasa
Subtes verbal WAIS
Token Test
4. Lateralisasi bahasa
Sodium amytal test: penyuntikkan anestesi sodium amytal ke dalam arteri carotid
leher
Dichotic listening test: berbagai digit angka yg berbeda disuguhkan di setiap
telinga scr bersamaan
SISTEM ENDOKRIN

Sistem endokrin:

 Sistem pada kelenjar endokrin yang menghasilkan zat kimia yang disebut hormon.
 Kelenjar endokrin tidak memiliki kontinuitas (buntu), tetapi membentuk 1 sistem

Kelenjar endokrin terpenting dalam tubuh:

- Hipothalamus
- Hipofisis anterior
- Hipofisis posterior
- Kelenjar tiroid
- Kelenjar paratiroid
- Pankreas
- Kelenjar adrenal
- Testis
- Ovarium

Fungsi Sistem Endokrin:

1. Membantu mempertahankan homeostasis:


a. Mengatur kadar zat kimia dalam cairan tubuh.
b. Mengatur metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat.
2. Bekerja sama dengan susunan saraf untuk bereaksi terhadap stress.
3. Pengatur utama pertumbuhan dan perkembangan, termasuk perkembangan seksual dan
reproduksi.

Klasifikasi Hormon:
Berdasarkan struktur kimiawi dikelompokkan dalam 3 kategori:
1. Amina:
• Hormon tiroid: tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3)
• Hormon medulla adrenal: epinefrin & nor-epinefrin
2. Peptida:
Mayoritas hormon termasuk dalam kategori ini.
3. Steroid:
Hormon yang memiliki cincin streroid, bersifat larut dalam lemak.
Prekursornya (zat asal) adalah kolesterol.
• Hormon-hormon korteks adrenal:
- Mineralokortikoid: Aldosteron
- Glukokortikoid: Kortisol
- Gonadokortikoid: Androgen
• Hormon-hormon gonad:
- Testes (pria): Androgen
- Ovarium (wanita): Estrogen
ANATOMI SISTEM SARAF

SUSUNAN UMUM SISTEM SARAF

 Sistem saraf pusat (CNS):


 Otak (di tengkorak)
- Otak depan (forebrain)
- Otak tengah (midbrain)
- Otak belakang (hindbrain)
 Medulla spinalis (di tulang belakang/spinal cord), cuma di vertebrata
 Sistem saraf tepi/perifer (PNS):
 Sistem saraf somatik
- Afferent/sensorik: organ reseptor -> saraf
- Efferent/motorik: saraf -> organ efektor (otot)
 Sistem saraf otonom
- Simpatik: meningkat
- Parasimpatik: menurun

MENINGES

Otak dan sumsum tulang belakang (CNS) diselubungi oleh selaput meninges.

Meninges terdiri dari tiga lapis:

1. Dura meter (terluar, kuat)


2. Arachnoid
3. Pia meter (menempel pada permukaan CNS)

SEL SARAF (NEURON)

Unit susunan terkecil dari sistem saraf

Neuron terdiri atas:

 Badan sel, di dalamnya terdapat:


• Nukleus (inti sel)
• Sitoplasma
 Serabut saraf (nerve fiber). Jenisnya yaitu:
• Dendrit: pendek, impuls dari luar -> badan sel
• Akson (neurit): panjang, impuls dari badan sel -> luar/organ efektor
- Sebagian akson terbungkus selubung myelin (dibentuk o/ sel schwann)
- Pertemuan 2 sel schwann: nodus ranvier
 Nukleus dan Ganglion
• Nukleus: kumpulan badan sel saraf yang berada dalam susunan saraf pusat
• Ganglion: kumpulan badan sel saraf yang berada dalam susunan saraf tepi
 Traktus dan Nervus
• Traktus: kumpulan serabut saraf yang membentuk berkas dalam susunan saraf pusat
• Nervus: kumpulan serabut saraf yang membentuk berkas dalam susunan saraf tepi
SINAPSIS
Sinapsis adalah sambungan anatomis antara dua neuron atau antara neuron dengan organ
efektornya, yang dapat berupa otot atau kelenjar.

 Sinapsis antar-neuron:
Sambungan neuron pre-sinaptik (saraf pertama) - sel neuron post-sinaptik (saraf
berikutnya)
 Sinapsis neuro-efektor atau neuro-muskular:
Sambungan akson neuron - otot atau kelenjar

ARAH-ARAH DALAM SISTEM SARAF VERTEBRATA

Ada 3 Sumbu:

 Anterior-Posterior
Anterior: ujung hidung
Posterior: ujung ekor
 Dorsal-Ventral
Dorsal: permukaan punggung /puncak kepala (atap)
Ventral: permukaan dada/dasar kepala
 Medial-Lateral
Medial: garis tengah tubuh
Lateral: samping tubuh
ANATOMI OTAK

• Forebrain (depan): menjadi telensefalon dan diensefalon


• Midbrain (tengah): menjadi mesensefalon
• Hindbrain (belakang): menjadi metensefalon dan mielensefalon
Dalam perkembangan selanjutnya akan didapatkan pembentukan awal Susunan Saraf Pusat
(SSP), yaitu:
- Telensefalon membentuk serebrum (otak besar)
- Diensefalon membentuk thalamus dan hypothalamus
- Mesensefalon terdiri atas pedunkulus serebri dan korpora kuadrigemina.
- Metensefalon membentuk pons dan serebellum (otak kecil)
- Mielensefalon membentuk medulla oblongata.

 OTAK DEPAN
• TELENSEFALON
 Otak besar (bag. terbesar otak manusia)
 Hemisfer kanan kiri
 Tiap hemisfer terdiri atas 4 lobus (neokorteks):
o lobus frontalis: motorik gerakan sadar, ekspresi emosi, perilaku moral
o lobus parietalis: sensasi, pengecapan
o lobus temporalis: pendengaran, keseimbangan, emosi, memori
o lobus oksipitalis: penglihatan
 Permukaan korteks serebri berlekuk-lekuk, membentuk tonjolan (girus) dan lekukan
memanjang (fissura).
Beberapa fissura:
o Fissura longitudinalis: Memisahkan hemisfer kiri dan kanan
o Fisura sentralis: Memisahkan lobus frontalis dan parietalis
o Fissura lateralis: Memisahkan lobus temporalis dari lobus frontalis
Beberapa girus:
o Girus presentralis: Di depan fisurra sentralis
o Girus postsentralis: Di belakang fissura sentralis
o Girus temporalis superior: di bawah fisura lateral
 Basal Ganglia
Fungsi ganglia basalis adalah:
o Mengendalikan kognisi
o Mengkoordinasikan gerak voluntar
o Mengendalikan postur tubuh

Bagian:

o Kaudatus
o Putamen
o Globus Pallidus
 Sistem Limbik
Bagian:
o Amigdala
o Hipokampus
o Forniks
o Korteks singulat
o Septum
o Badan mamilaria
• DIENSEFALON
Terdiri 2 struktur:
 Thalamus
Struktur Penting:
o Massa intermedia
o Nukleus genikulatus lateralis: yang me-relay stimulus visual dari retina
mata ke area visualis primer korteks serebri.
o Nukleus genikulatus mediali: yang me-relay stimulis auditorik dari telinga
ke area auditorik primer korteks serebri.
o Nukleus posterior ventralis: yang me-relay sensasi somatik seperti rasa
sentuh, rasa tekan, rasa getar, rasa gatal, persepsi suhu, persepsi nyeri dan
sebagainya dari muka dan tubuh ke korteks serebri.
 Hipothalamus
Fungsi hipothalamus:
- Pusat integrasi tertinggi susunan saraf otonom, (tekanan darah, peristalsis,
sekresi kelenjar saluran pencernaan, sekresi kelenjar keringat dan ludah,
pengaturan kandung kemih, serta kecepatan dan kuat denyut jantung)
- Pengaturan suhu tubuh.
- Pengaturan keseimbangan air dan elektrolit. Sebagai pusat rasa haus,
mengatur asupan air minum dan keluarannya melalui ginjal dan kelenjar
keringat.
- Pengaturan pola tidur-bangun.
- Pengaturan asupan makanan (pusat rasa lapar-kenyang)
- Pengaturan endokrin
- Respons seksual.
 OTAK TENGAH
• MESENSEFALON
 Terdiri 2 bagian:
- Tektum (2 pasang benjolan)
Inferior colliculi (pendengaran)
Superior colliculi (visual)
- Tegmentum (3 struktur)
Periqueductal gray (efek analgesic/mengurangi rasa sakit)
Substantia nigra
Red nucleus (sensorimotor)
 Fungsi midbrain:
- Membantu koordinasi mata dan refleks pendengaran tertentu
- Mengendalikan keseimbangan serabut saraf yang terhubung bagian otak
depan dan otak belakang
- Berperan dalam penyusunan memori bersama dengan hipokampus
 OTAK BELAKANG
• MEILENSEFALON
 Medulla Oblongata: bagian terbawah batang otak (brainstem), menghubungkan
pons dengan medulla spinalis
 Fungsi medulla oblongata:
- Melanjutkan impuls saraf antara otak besar dan sumsum tulang belakang
- Koordinasi gerakan tubuh
- Mengatur mood
- Mengontrol fungsi autonomis tubuh
- Pusat gerakan refleks
• METENSEFALON
 Pons (tonjolan): struktur pendek seperti jembatan, terutama tersusun atas serabut-
serabut saraf yang menghubungkan otak tengah (midbrain) dengan serebrum,
serebellum, dan medulla oblongata.
 Cerebellum (otak kecil): bagian terbesar kedua pada otak, terletak di belakang pons
dan di bagian posterior rongga tengkorak
 SPINAL CORD (SUMSUM TULANG BELAKANG)
 2 area:
- Gray matter (bentuk H)
Badan sel dan interneuron yang tak termilienasi
- White matter
Akson yang termilienasi (yang bikin putih)
 Bagian-bagian:
Saraf tulang belakang (kanan kiri) bercabang -> akar dorsal dan akar ventral
(somatik atau otomatik)
Akar dorsal -> tanduk dorsal
neuron unipolar sensorik (aferen)
Akar ventral -> tanduk ventral
neouron multipolar motorik (eferen)

saraf somatik: ke otot

saraf otomatik/otonom: ke organ dalam

 Fungsi:
- Mengumpulkan dan mengirimkan informasi ke otak
- Menerima perintah dari otak
- Sebagai jalan pintas bagi gerak refleks
- Mengantarkan peran ke saraf motorik
 Terdapat 31 pasang saraf tulang belakang
PERSEPSI, KESADARAN, ATENSI

Reseptor sensorik dapat berupa bagian neuron, yaitu ujung akson ataupun sel khusus. Reseptor
sensorik bersama sel lain di sekitarnya membentuk organ indera (sense organ).

 Klasifikasi Organ Indera

Menurut Lokasi Sumber Stimulus:

 Teleseptor: Menerima dari ‘jarak jauh’, melalui mata, telinga, dan hidung.
 Eksteroseptor: Menerima dari ‘luar’, melalui kulit.
 Interoseptor: Menerima dari ‘dalam’, Viscera yaitu organ yang dipersarafi oleh susunan
saraf otonom.
 Proprioseptor: Menerima dari ‘diri sendiri’, melalui sendi, tendon, otot, dan organ
vestibularis.

Menurut Tipe Stimulus:

 Termoreseptor (panas): perubahan suhu


 Nosiseptor (nosiseptik): stimulus berpotensi merusak ataupun menimbulkan rasa nyeri.
 Kemoreseptor (kimiawi): stimulus kimiawi, yaitu untuk pengecapan, pembauan, dan
perubahan kadar zat kimia dalam darah (stimulus terhadap reseptor visceral).
 Fotoreseptor (cahaya): Memberi respons terhadap stimulus cahaya.
 Mekanoreseptor (mekanik): Memberi respons terhadap stimulus fisik, yaitu stimulus
sentuh-tekan, tegangan otot, perubahan posisi sendi, getaran udara dalam telinga, dan
gerakan kepala.

SISTEM SOMATOSENSORI (PERABAAN DAN RASA SAKIT)

 Saraf pada kulit terdiri dari:


 Korpuskula Paccini: peka terhadap tekanan
 Korpuskula Ruffini: peka terhadap panas
 Korpuskula Meisner: peka terhadap sentuhan
 Korpuskula Krause: peka terhadap dingin
 Lempeng Merkel: ujung perasa sentuhan dan tekanan ringan
 Somatosensori: 3 sistem terpisah tapi saling berinteraksi:
 Sistem eksteroreseptif: stimuli eksternal pada kulit
 Sistem proprioseptif: monitor informasi ttg posisi tubuh dari otot, sendi, organ
keseimbangan
 Sistem interoseptif: kondisi di dalam tubuh (temperature, tekanan darah)
 2 jalur utama somatosensori:
 Sistem kolom-dorsal lemniskus- medial
Sentuhan & propriosepsi
Neuron sensori kulit -> akar dorsal -> kolom dorsal -> nuklei kolom dorsal ->
berdecussate (menyebrak ke sisi otak yg lain) medial lemniscus -> nukleus posterior
ventral (thalamus)
 Sistem anterolateral
rasa sakit & temperatur
sistem anterolateral terdiri atas 3 traktus:
- Spinothalamik -> nukleus posterior ventral thalamus
- Spinoreticular -> nuklei parafasikular & nuklei intralaminar tahalamus
- Spinotectal -> tectum
 Agnosia somatosensori:
 Astereognisia: ketidakmampuan u/ objek melalui sentuhan
 Asomatognosia: ketidakmampuan u/ mengenali bagian tubuh sendiri

INDERA KIMIAWI (PENCIUMAN DAN PENGECAPAN)

 SISTEM OLFAKTORI (PENCIUMAN)


Respon thd bahan kimia yang ada di udara. Reseptor terletak di bagian atas hidung yang melekat
pada jaringan yang tertutup lendir disebut mukosa olfaktori, dendritnya di saluran nasal dan
aksonnya melalui sebuah bagian porus di tulang tengkorak dan memasuki bulbus olfaktori, di
mana mereka bersinapsis pada neuron yang berproyeksi melalui traktus olfaktori ke otak
 Membran mukosa olfaktorius terdiri atas:
- Sel-sel penunjang: mensekresikan lapisan mukus yang secara konstan menutupi
epitel.
- Sel reseptor: berjumlah 10-20 juta, tersebar di antara sel-sel penunjang.
 SISTEM GUSTATORI (PENGECAPAN)
Respon thd bahan kimia dalam larutan. Organ reseptor pengecapan adalah kuncup kecap (taste
buds). Kuncup kecap Pada manusia terdapat pada epiglotis (anak lidah), palatum (langit-
langit), faring, dan dinding papilla lidah. Papilla lidah adalah tonjolan-tonjolan pada permukaan
lidah.
 GANGGUAN INDERA KIMIAWI
 Anosmia: ketidakmampuan penciuman
 Ageusia: ketidakmampuan mengecap

SISTEM AUDITORI (PENDENGARAN)

 Persepsi bunyi (getaran)


 Manusia 20-20.000 Hz
 Bentuk persepsi sistem auditori:
 Loudness: keras-lembut suara
 Pitch: tinggi-rendah suara
 Timbre: warna nada (campuran suara yg kompleks)
 Lokasi spasial: menentukan dimana lokasi sumber suara
 Suara lingkungan: mengidentifikasi pola suara di sekitar

Bunyi -> kanal auditori -> membran timpani ( gendang telinga) bergetar -> getaran ditransfer ke 3
osikel (martil, landasan, sanggurdi) -> getaran sanggurdi memicu vibrasi oval window ->
mentransfer vibrasi ke cairan koklea (rumah siput) -> struktur internal koklea: organ korti (membran
tektorial & membran basialis) di dalamnya ada sel2 rambut , organ korti adl organ reseptor
pendengaran -> saraf auditori -> nuklei kokhlea -> superior olives -> lemniscus lateral -> kolikuli
inferior (tectum) -> nukleus genikulat medial (thalamus) -> korteks auditori primer (lobus
temporalis)

 Gangguan pendengaran:
Tuli/gangguan pendengaran
 Tuli konduktif: kerusakan pada osikel
 Tuli saraf: kerusakan pada kerusakan pada koklea dan hilangnya rseptor sel rambut

ATENSI

Cara aktif merespon/memproses sejumlah informasi yang terbatas dari banyaknya informasi yang
tersedia. Informasi didapatkan dari pengindraan, ingatan maupun proses kognitif lainnya.

 Atensi selektif:
 Mempersepsi secara sadar sejumlah kecil subset dari banyak stimuli yang
membangkitkan organ2 sensori pada suatu saat dan mengabaikan sisanya
 Meningkatkan persepsi thd stimuli yg menjadi fokus
 Menginterferensi persepsi stimuli yang tidak menjadi fokus
SISTEM PENGLIHATAN

 ANATOMI MATA
 Lapisan penunjang
 Lapisan vaskular
 Lapisan retina
 Rongga bola mata

A. Lapisan Penunjang:
 Sklera: lapisan terluar mata yang keras, yang tampak dari luar berwarna putih.
 Kornea: modifikasi sklera bersifat transparan (tembus cahaya).
B. Lapisan Vaskular:
 Koroid: membran tipis pembuluh darah, berada antara sklera dan retina
 Korpus siliaris: berisi otot siliaris yang membantu mengatur fokus lensa
 Lensa: memfokuskan cahaya di retina
- Akomodasi: proses penyesuaian kecembungan lensa agar bayangan yang dilihat
jatuh tepat di retina (objek jauh-dekat)
 Iris: mengatur banyaknya cahaya &memberi warna mata
 Pupil: tempat masuknya cahaya
Penyesuaian ukuran pupil:
- Sensitivity: sangat redup
- Acuity: ketajaman, detail benda
C. Retina:
 Retina menerima gelombang cahaya yang terfokus dan mentransduksinya menjadi impuls
saraf.
 Fovea: lekukan di bagian tengah retina, yang terspesialisasi u/ penglihatan akuitas tinggi
(detail halus)
 Reseptor visual: sel kerucut dan batang (sel fotoreseptor)
 Neuron: sel bipolar, sel ganglion, sel horizontal, dan sel amakrin
D. Rongga Bola Mata:
 akueus terdiri atas:
- depan: di antara kornea dan iris, berisi cairan akueus (aqeous humor), cairan jernih yang
dihasilkan oleh korpus siliaris.
- belakang: di antara iris dan lensa, berisi cairan akueus.
 vitreus:
membentuk rongga terbesar di belakang lensa, berisi cairan vitreus (vitreous humor), materi
seperti agar.

 GANGGUAN PENGLIHATAN
A. Presbiopi
memiliki jarak titik dekat lebih dekat dari mata normal yaitu kurang dari 25 cm dan titik jauhnya
kurang dari tak hingga sehingga tidak dapat melihat benda dekat maupun jauh. dibantu
menggunakan kacamata berlensa rangkap (bifokal) yang terdiri dari lensa cekung dan lensa
cembung
B. Miopi
lensa mata yang terlalu cembung, cahaya difokuskan di depan retina, dibantu lensa negatif
(lensa cekung)
C. Hipermetropi
lensa mata yang terlalu pipih, cahaya difokuskan di belakang retina, dibantu lensa positif (lensa
cembung).
D. Astigmatisma
Astigmatisma disebabkan oleh kelengkungan lensa yang tidak seragam, sehingga membentuk
bayangan yang kabur pada segmen tertentu. Astigmatisma diperbaiki dengan lensa silendris.

Stimulus (cahaya) -> retina (sel kerucut & batang) -> sel bipolar-> sel ganglion -> lewat titik buta -
> nervus optikus -> nukleus genikulatus lateralis (thalamus) -> korteks visual -> korteks asosiasi
visual

Semangattttt!!!

Anda mungkin juga menyukai