Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KELOMPOK

RANGKUMAN SISTEM SYARAF

Dosen pembimbing :
Ns.Achmad fauzi, m.kep,sp.kmb

Disusun oleh :

Devi setiawati (0432950320006)


M.Ilham Hidayatulloh (0432950320028)
1. Anatomi dan fisiologi system syaraf
2. pemeriksaan Fisik dan Diagnostik system syaraf
3. Diagnosis keperawatan pada gangguan system syaraf
4. Cara membaca CT-Scan secara sederhana

Rangkuman Anatomi dan fisiologi system syaraf


A. Definisi system saraf
Sistem saraf adalah sistem koordinasi berupa penghantaran impuls saraf ke susunan saraf
pusat, pemrosesan impuls saraf dan pemberi tanggapan rangsangan (Feriyawati, 2006).
Sistem atau susunan saraf merupakan salah satu bagian terkecil dari organ dalam tubuh,
tetapi merupakan bagian yang paling kompleks. Susunan saraf manusia mempunyai arus
informasi yang cepat dengan kecepatan pemrosesan yang tinggi dan tergantung pada aktivitas
listrik (impuls saraf) (Bahrudin, 2013).
Alur informasi pada sistem saraf dapat dipecah secara skematis menjadi tiga tahap. Suatu
stimulus eksternal atau internal yang mengenai organ-organ sensorik akan menginduksi
pembentukan impuls yang berjalan ke arah susunan saraf pusat (SSP) (impuls afferent), terjadi
proses pengolahan yang komplek pada SSP (proses pengolahan informasi) dan sebagai hasil
pengolahan, SSP membentuk impuls yang berjalan ke arah perifer (impuls efferent) dan
mempengaruhi respons motorik terhadap stimulus (Bahrudin,2013).
B. Susunan Sistem saraf
Susunan sistem saraf terbagi secara anatomi yang terdiri dari saraf pusat (otak dan medula
spinalis) dan saraf tepi (saraf kranial dan spinal) dan secara fisiologi yaitu saraf otonom dan saraf
somatik (Bahrudin, 2013).
1. Sistem Saraf Pusat
Susunan saraf pusat (SSP) yaitu otak (ensefalon) dan medula spinalis, yang merupakan
pusat integrasi dan kontrol seluruh aktifitas tubuh. Bagian fungsional pada susunan saraf
pusat adalah neuron akson sebagai penghubung dan transmisi elektrik antar neuron, serta
dikelilingi oleh sel glia yang menunjang secara mekanik dan metabolik (Bahrudin, 2013)
A. Otak Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur
dari segala kegiatan manusia yang terletak di dalam rongga tengkorak. Bagian
utama otak adalah otak besar (cerebrum), otak kecil (cereblum) dan otak tengah
(Khanifuddin, 2012).
B. Medula Spinalis (Sumsum tulang belakang) Sumsum tulang belakang terletak
memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher
sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Sumsum tulang belakang terbagi
menjadi dua lapis yaitu lapisan luar berwarna putih (white area) dan lapisan dalam
berwarna kelabu (grey area) (Chamidah, 2013).
C. Sistem Saraf Tepi
Susunan saraf tepi (SST) yaitu saraf kranial dan saraf spinalis yang merupakan garis
komunikasi antara SSP dan tubuh . SST tersusun dari semua saraf yang membawa pesan dari dan
ke SSP (Bahrudin, 2013). Berdasarkan fungsinya SST terbagi menjadi 2 bagian yaitu:
1. Sistem Saraf Somatik (SSS) Sistem saraf somatik terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan
31 pasang saraf spinal. Proses pada saraf somatik dipengaruhi oleh kesadaran.
a. Saraf kranial 12 pasang saraf kranial muncul dari berbagai bagian batang otak.
Beberapa dari saraf tersebut hanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi sebagian
besar tersusun dari serabut sensorik dan motorik.
b. Saraf spinal Ada 31 pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks dorsal
(posterior) dan ventral (anterior). Saraf spinal adalah saraf gabungan motorik dan
sensorik, membawa informasi ke korda melalui neuron aferen dan meninggalkan
melalui eferen
2. Sistem Saraf Otonom (SSO) Sistem saraf otonom mengatur jaringan dan organ tubuh
yang tidak disadari. Jaringan dan organ tubuh yang diatur oleh sistem saraf otonom adalah
pembuluh darah dan jantung. Sistem ini terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik
Rangkuman Pemeriksaan Fisik dan Diagnostik system syaraf
Proses penegakan diagnosis penyakit saraf semakin berkembang. salah satunya dengan munculnya
modalitas pemeriksaan elektroensefalografi (EEG). Sejarah penggunaan alat EEG dimulai pada tahun
1924 ke ka Hans Berger, seorang ahli fisiologi dan psikiatri  Jerman untuk pertama kali melakukan
rekaman otak pada manusia.
EEG merupakan salah satu alat diagnostik dan monitoring penting di bidang Neurologi, yang
berfungsi menilai neurofisiologi atau sistem kerja sel otak pada sel saraf otak. Interpretasi klinik temuan
EEG harus dikaitkan dengan kondisi pasien seperti gejala klinis, pemeriksaan fisik, dan hasil pemeriksaan
penunjang lain. Proses rekaman dan interpretasi hasil EEG membutuhkan supervisi dari seorang ahli
elektroensefalografi.
Proses pemeriksaan EEG Secara garis besar, terdapat dua jenis pemeriksaan EEG yaitu,
pemeriksaan dengan elektrode yang ditempel di atas permukaan kulit kepala dan pemeriksaan dengan
elektrode yang dimasukkan ke dalam kepala. Ak vitas EEG ditunjukkan dengan ukuran Hertz untuk
satuan frekuensi, milisecond untuk durasi, serta microvolt untuk amplitudo gelombang.
Saat perekaman EEG, terdapat beberapa teknik ak vasi yang sering dilakukan yaitu stimulasi
mental(memori/kalkulasi), stimulasi photic, dan hiperventilasi. Sebaiknya rekaman mencakup fase
bangun tidur. Pemeriksaan EEG saat bangun penting untuk menilai frekuensi dan irama background,
sedangkan pemeriksaan saat tidur digunakan untuk melihat kemungkinan munculnya gelombang
abnormal tertentu.
Lama rekaman tergantung pada tujuan pemeriksaan. Pemeriksaan EEG untuk melihat gambaran
umum dapat dilakukan rekaman dengan durasi 20-30 menit, sedangkan untuk eksplorasi lebih jauh
membutuhkan waktu lebih lama bisa hingga 3-7 hari. Pemeriksaan EEG jangka panjang ini sering
digunakan untuk mencari lokasi penyebab kejang epilepsi.
Hasil perekaman EEG Terdapat variasi hasil rekaman EEG yang bergantung pada beberapa kondisi,
yaitu:
1. Usia: terdapat perbedaan pola gelombang antara neonatus, bayi, anak dan dewasa.
2. Kesadaran: gelombang EEG yang muncul saat bangun dak sama dengan saat dur stadium I, II,
III, IV dan REM.
3. Medikasi: pemberian jenis obat tertentu dapat memberi efek terhadap gelombang EEG.
4. Status patologi. Gambaran EEG yang dihasilkan akan dinyatakan normal bila tak ditemukan
gelombang abnormal. Abnormalitas gelombang EEG dideskripsikan dalam bentuk/ morfologi,
frekuensi, amplitudo, distribusi, irama, dan kuantitas.
Sebagai salah satu alat penunjang diagnostik, EEG mempunyai beberapa kelebihan dan keterbatasan.
Kelebihan modalitas pemeriksaan EEG, yaitu:
1. Merupakan alat ukur untuk menilai fungsi otak, sebagai pelengkap pemeriksaan pencitraan
2. Menunjukkan abnormalitas fungsi otak secara langsung
3. Memberi informasi spasial dan lokasi penyakit
4. Biaya cukup terjangkau dan mudah diulang
5. Pemeriksaan bersifat non- invasif

Keterbatasan pemeriksaan EEG, yaitu:


1. Mendeteksi disfungsi otak, namun jarang bisa menentukan penyebabnya
2. Sensi vitas dan spesifisitas rela f rendah
3. Sering didapatkan artefak fisiologis maupun elektrik
4. Gambaran EEG dipengaruhi oleh usia, kesadaran, obat, hipoglikemi.
5. Sulit mendeteksi lesi yang kecil dan lokasi dalam
6. Dapat menunjukkan hasil false positive

Rangkuman Diagnosis keperawatan pada gangguan system syaraf

Proses sensori dibagi menjadi dua komponen yakni resepsi dan persepsi. Sensori resepsi adalah
proses menerima stimulus atau data, baik eksternal atau internal dari tubuh. Stimulus eksternal yaitu
visual, auditori, olfactori, tactile, dan gustatori. Stimulus gustatori juga termasuk kedalam stimulus
internal. Tipe lain dari stimulus internal adalah kinesthetic dan visceral. Kinesthatic merujuk
kepada kesadaran terhadap posisi dan pergerakan bagian tubuh. Stereognosis adalah kesadaran
terhadap ukuran objek, bentuk, dan tekstur. Visceral merujuk kepada organ-organ besar dalam
tubuh (Muttaqin, 2008).

Persepsi adalah kemampuan untuk merasakan, mengenal, mengorganisasikan, dan


menginterpretasikan stimuli sensori. Persepsi sering berhubungan dengan kognitif yaitu
kemampuan intelektual untuk berpikir. Proses organisasi dan interpretasi seseorang tergantung pada
tingkat fungsi intelektualnya. Kognitif termasuk elemen memoti, penilaian, dan orientas (Muttaqin,
2008).

Persepsi sensori adalah proses sadar terhadap seleksi, organisasi, dan mengartikan data dari indera
ke informasi yang berarti atau kemampuan untuk menerima kesan sensori, melalui asosiasi kortikal,
menghubungkan stimuli ke pengalaman masa lalu dan membentuk kesan dasar dari stimuli.
Macam-macam indera antara lain : olfaktori (penciuman), visual (penglihatan), taktil (perabaan),
auditori (pendengaran), gustatori (pengecapan), kinesttetik (merasakan posisi tubuh), dan viseral
(merasakan organ-organ dalam tubu) (Muttaqin, 2008).

B. ANATOMI FISIOLOGI

Sistem persarafan dan sistem hormonal merupakan bagian-bagian tubuh yang saling berkomunikasi
dan saling berhubungan. Sistem ini mempunyai kemampuan untuk mengoordinasi, menafsirkan,
dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungannya. Secara ringkas sistem persarafan
dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1.Sistem Saraf Pusat (SSP)

Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan medula spinalis.

2.Sistem Saraf Tepi (SST)

Sistem saraf tepi terdiri atas neuron aferen dan eferen sistem saraf somatis (SSS) serta neuron
sistem saraf otonom/viseral (SSO).

- JARINGAN SARAF

a. Neuron

Neuron adalah suatu sel saraf dan merupakan unit anatomis dan fungsional sistem persarafan.
Neuron terdiri dari bagian dendrit sebagai penerima rangsangan dari saraf-saraf lain; Badan sel
yang mengandung inti sel; akson yang menjadi perpanjangan atau serat tempat lewatnya sinyal
yang dicetuskan di dendrit, dan badan sel; terminal akson yang menjadi pengirim sinyal listrik
untuk disampaikan ke dendrit atau badan sel neuron kedua dan apabila disusunan saraf perifer,
sinyal disampaikan ke sel otot atau kelenjar.

Neuron yang membawa informasi dari susunan saraf perifer ke sentral disebut neuron sensorik atau
aferen. Neuron yang membawa informasi keluar dari susunan saraf pusat ke berbagai organ sasaran
(sel otat/kelenjar) disebut neuron motorik atau eferen. Kelompok neuron ketiga, yang membuat
sebagian besar neuron susunan saraf pusat, menyampaikan pesan-pesan antara neuron aferen dan
eferen. Neuron-neuron ini disebut interneuron. Hampir 90% dari semua neuron di tubuh adalah
interneuron dan semua interneuron terletak di sistem saraf pusat.

b.Transmisi Sinaps

Neuron menyalurkan sinyal-sinyal saraf ke seluruh tubuh. Kejadian listrik ini yang dikenal dengan
impuls saraf. Secara anatomis, neuron-neuron tidak bersambungan satu dengan yang lain, tempat
neuron mengadakan kontak dengan neuron lain atau dengan organ-organ efektor disebut sinaps.
Setiap sinaps harus melibatkan dua neuron, dan impuls saraf tersebut berjalan dari neuron prasinaps
menuju neuron postsinaps. Setiap sinaps akan melibatkan sel-sel postsinaps.

c. Neutotransmitter

Neurotransmitter merupakan zat kimia yang disintetis dalam neuron dan disimpan dalam
gelombang sinaptik pada ujung akson. Zat kimia ini dilepaskan dari akson terminal melalui
eksositosis dan juga direabsorbsi untuk daur ulang. Neurotransmitter merupakan cara komunikasi
antarneuron. Setiap neuron melepaskan satu transmitter. Zat-zat kimia ini menyebabkan perubahan
permeabilitas sel neuron, sehingga dengan bantuan zat-zat kimia ini maka neuron dapat lebih
mudah dalam menyalurkan impuls, bergantung pada jenis neuron dan transmitter tersebut.

- OTAK

Otak dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu serebrum, batang otak, dan serebelum. Batang otak
dilindungi oleh tulang tengkorak dari cidera. Empat tulang yang berhubungan membentuk tulang
tengkorak, yaitu tulang frontal, parietal temporal, dan oksipital. Dasar tengkorak terdiri atas tiga
bagian, fosa (fossa) yaitu bagian fosa anterior (berisi lobus frontal serebral bagian hamisfer), bagian
fosa tengah (berisi lobus parietal, temporal, dan oksipital), dan bagian fosa posterior (berisi batang
otak dan medula).

- Meningen

Bagian bawah tengkorak dan medula spinalis ditutupi oleh tigas membran atau meningen.
Kompoisis meningen berupa jaringan serabut penghubung yang melindungi, mendukung, dan
memelihara otak. Meningen terdiri dari durameter, arakhnoid, dan piameter.

• Duramater

Duramater adalah lapisan paling luar yang menutupi otak dan medula spinlasi. Duramater
merupakan serabut berwarna abu-abu yang bersifat liar, tebal, dan tidak elastis.

• Arakhnoid

Arakhnoid merupakan membran bagian tengah yang tipis dan lembut yang menyerupai sarang laba-
laba. Membran ini berwarna putih karena tidak dialiri alirah darah. Pada dinding arakhnoid terdapat
pleksus khoroid yang memproduksi cairan serebrospinal.

• Piamater

Piamater adalah membran yang paling dalam berupa dinding tipis dan transparan yang menutupi
otak dan meluas ke setiap bagian otak.

- Serebrum

Serebrum adalah bagian terbesar dari otak yang terdiri atas dua hemisfer serebri dan dihubungkan
oleh masa substansia alba yang disebut korpus kolosum dan empat lobus, yaitu lobus frontal, lobus
parietal, lobus oksipital, dan lobus temporal. Hemisfer dipisahkan oleh suatu celah dalam yaitu
fisura longitudinalis serebri, dimana ke dalamnya terjulur falx cerebri. Lapisan permukaan hemisfer
disebut korteks, disusun oleh substansia grisea. Substansia grisea terbentuk dari badan-badan sel
saraf memenuhi korteks serebri, nukleus, dan basal ganglia. Sebagian besar hemisfer serebri berisi
jaringan sistem saraf pusat. Area inilah yang mengontrol fungsi motorik tertinggi, yaitu fungsi
individu dan intelegensia.

• Lobus frontal

Lobus frontal merupakan lobus terbesar yang terletak pada fosa anterior. Area ini mengontrol
perilaku individu, membuat keputusan, kepribadian, dan menahan diri.

• Lobus parietal

Lobus parietal/lobus sensorik, area ini menginterpretasikan sensasi. Sensasi rasa yang tidak
berpengaruh adalah bau. Lobus parietal mengatur individu untuk mengetahui posisi dan letak
bagian tubuhnya.

• Lobus temporal

Lobus temporal berfungsi untuk menginterpretasikan sensasi pengecap, penciuman, dan


pendengaran. Memori jangka pendek sangat berhubungan dengan daerah ini.

• Lobus oksipital

Lobus oksipital terletak pada lobus posterior hemisfer serebri. Bagian ini bertanggung jawab
menginterpretasikan penglihatan.

- Korpus kalosum

Korpus kalosum adalah kumpulan serat saraf tepi. Korpus kalosum menghubungkan kedua
hemisfer otak dan bertanggung jawab dalam transmisi informasi dari salah satu sisi otak ke bagian
lain. Informasi ini meliputi sensorik memori dan belajar menggunakan alat gerak kiri.

- Korteks serebral

• Bagian posterior pada masing-masing hemisfer berperan pada semua aspek persepsi penglihatan.
Bagian lateral atau lobus temporal berperan sebagai pusat pendengaran. Daerah pusat bagian tengah
atau zona parietal, posterior, sampai fisura Rollando berkaitan dengan gerakan otot yang disadari.

• Daerah bawah dahi yaitu lobus frontal terdapat sekumpulan jaras saraf yang berperan
memutuskan sikap emosi dan responnya serta berperan dalam mengolah pikiran. Kerusakan daerah
lobus frontal akibat trauma atau penyakit akan mempengaruhi kepribadian, perilaku, rasa humor,
sopan santun, pengendalian diri, dan motivasi seseorang.

- Batang otak

Batang otak terletak pada fosa anterior. Batang otak terdiri atas mesenfalon, pons, dan medulla
oblongata. Mesenfalon adalah bagian sempit otak yang melewati incisura tertori yang
menghubungkan pons dan sebellum dengan hemisfer serebrum. Bagian ini terdiri atas jalur sensorik
dan motorik serta sebagai pusat pendengaran dan penglihatan. Pons terletak didepan serebellum,
diantara mesenfalon dan medula oblongata dan merupakan jembatan antara dua bagian sereblum,
serta antara medula dan serebrum. Pons berisi jaras sensorik dan motorik.

Medula onlongata meneruskan serabut-serabut motorik dari medula spinalis ke otak. Pons berisi
pusat penting dalam mengontrol jantung, pernapasan, dan tekanan darah serta sebagai inti saraf
otak. Serebelium terletak di posterior pons dan medula oblongata. Serebelium mempunyai beberapa
aktivitas, yaitu merangsang, menghambat, dan bertanggung jawab terhadap koordinasi dan gerakan
halus. Serebelium juga berperan dalam mengontrol gerakan, keseimbangan, posisi, dan
menginterpretasikan impuls sensorik.

- SARAF KRANIAL

Saraf kranial merupakan bagian dari sistem saraf sadar yang memiliki jumlah 12 pasang saraf. Dari
12 pasang saraf, 3 pasang memiliki jenis sensori (saraf I,II, VIII); 5 pasang jenis motorik (saraf III,
IV, VI, XI, XII) dan 4 pasang jenis gabungan (saraf V, VII, IX, X). Saraf kranial merupakan bagian
dari sistem saraf tepi namun berlokasi di dekat sistem saraf pusat yaitu kranium/tengkorak.
NILAI-NILAI NORMAL
1. GCS (Glasgow Coma Scale)
Total nilai normal 15. Nilai terendah 3. Nilai 7 atau dibawah 7 dikatakan koma dan pasien tersebut
memerlukan perawatan.
2. Refleks
Reflek biseps, triseps, brakiordialis, patela, achiles, superfisial, isap normalnya mendapat derajat +
atau ++ yang aktif atau meningkat.
3. Kekuatan otot
Kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah normalnya mendapat nilai maksimal 5 (kekuatan otot
maksimal).
4. Pengkajian sensorik
Hasil pengkajian sensorik normalnya didapatkan hasil negatif.
JENIS KELAINAN / GANGGUAN
1.GCS (Glasgow Coma Scale)
Nilai terendah 3. Nilai 7 atau dibawah 7 dikatakan koma dan pasien tersebut memerlukan
perawatan.
2.Refleks
Reflek biseps, triseps, brakiordialis, patela, achiles, superfisial, isap mendapat derajat 0 (nol) yang
berarti tidak ada.
3.Kekuatan otot
Kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah mendapat nilai 0 (nol) tidak mampu atau tidak ada
kontraksi.
4.Pengkajian sensorik
Hasil pengkajian sensorik normalnya didapatkan hasil positif.
5.Pemeriksaan 12 saraf kranial
E. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAYS

1. MENINGITIS

Meningitis adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada selaput/membran yang


menyelubungi otak dan syaraf- syaraf di tulang belakang. Penyebab dari meningitis
adalah :virus,bakteri,jamur,iritasi kimia dan alergi obat atau tumor.

1.meningitis virus : disebabkan ole virus herpes dan virus penyebab flu perut 2.meningitis jamur :
disebabkan kriptokokus yaitu kuman yang berada pada tanah dan kotoran burung yang sudah kering.

2.ENSEFALITIS
Ensefalitis adalah infeksi jaringan otak oleh berbagai macam mikroorganisme. Pada encephalitis
terjadi peradangan jaringan otak yang dapat mengenai selaput pembungkus otak dan medula spinalis.
Berbagai macam mikroorganisme dapat menimbulkan Ensefalitis, misalnya bakteria, protozoa, cacing,
jamur, spirochaeta, dan virus. Bakteri penyebab adalah Staphylococcus aureus, Streptococcus, E. coli, M.
tuberculosis dan T. pallidum. Encephalitis bakterial akut sering disebut encephalitis supuratif akut
(Mansjoer, 2000). Penyebab lain adalah keracunan arsenik dan reaksi toksin dari thypoid fever, campak
dan chicken pox/cacar air. Penyebab encephalitis yang terpenting dan tersering ialah virus. Infeksi dapat
terjadi karena virus langsung menyerang otak, atau reaksi radang akut infeksi sistemik atau vaksinasi
terdahulu.

3.ABSES OTAK

Abses otak adalah penumpukan nanah di otak. Biasanya tumpukan nanah ini mempunyai selubung
yang disebut kapsel. Tumpukan bisa tunggal atau terletak beberapa tempat di otak. Abses otak timbul
karena ada infeksi pada otak. Infeksi ini bisa berasal dari bagian tubuh lain, menyebar lewat jaringan
secara langsung atau melalui pembuluh darah. Infeksi juga dapat timbul karena ada benturan hebat pada
kepala, misalnya pada kecelakaan lalu lintas. Penyebab: bakteri (streptokokus, bacteroides,
propionibacterium, dan proteus, jamur)

4.ATAKSIA

Ataksia sering muncul ketika bagian dari sistem saraf yang mengendalikan gerakan mengalami
kerusakan. Penderita ataksia mengalami kegagalan kontrol otot pada tangan dan kaki mereka, sehingga
menghasilkan kurangnya keseimbangan dan koordinasi atau gangguan gait (Glucosamine/chondroitin
Arthritis Intervention Trial).

5.PARKINSON

Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf, yang ditandai dengan
adanya tremor pada saat beristirahat, kesulitan untuk memulai pergerakan dan kekakuan otot. Parkinson
menyerang sekitar 1 diantara 250 orang yang berusia diatas 40 tahun dan sekitar 1 dari 100 orang yang
berusia diatas 65 tahun.
6.DISTONIA

Distonia adalah sebuah gangguan gerak yang disebabkan gerakan kontraksi tak disengaja oleh otot.
Kontraksi tersebut menghasilkan gerakan berulang-ulang. Distonia dapat menyebabkan nyeri pada satu,
sekelompok, atau bahkan semua otot.

7.BLEFAROSPASME

Blefarospasme merupakan penutupan kelopak mata yang tidak disadari. Gejala awalnya bisa berupa
hilangnya pengendalian terhadap pengedipan mata. Pada awalnya hanya menyerang satu mata, tetapi
akhirnya kedua mata biasanya terkena.

8.TREMOR

Tremor adalah suatu gerakan gemetar yang berirama dan tidak terkendali, yang terjadi karena otot
berkontraksi dan berelaksasi secara berulang-ulang,terjadi karena adanya gangguan pada persarafan yang
menuju ke otot yang terkena.

Tremor dikelompokkan berdasarkan kecepatan dan irama gerakannya, dimana dan seberapa sering
terjadi serta beratnya:

Tremor aksi, terjadi ketika otot dalam keadaan aktif.

Tremor istirahat, terjadi ketika otot sedang beristirahat. Meskipun penderita sedang beristirahat
total, lengan atau tungkainya bisa terus gemetaran. Tremor ini bisa merupakan pertanda dari penyakit
Parkinson.

Tremor yang disengaja

Tremor esensial

Tremor senilis adalah tremor esensial yang timbul pada usia lanjut.
Tremor familial merupakan tremor esensial yang terjadi di dalam satu keluarga.

9.DEMENSIA

Demensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara perlahan,
dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan
bisa terjadi kemunduran kepribadian., timbul perlahan, menyerang usia >60 tahun

10. ALZHEIMER

Alzheimer merupakan sejenis penyakit penurunan fungsi saraf otak yang kompleks dan progresif
yang di sebabkan karena berkurangnya gizi di otak. Penyakit Alzheimer bukannya sejenis penyakit
menular. Penyakit Alzheimer adalah keadaan di mana daya ingatan seseorang merosot dengan parahnya
sehingga pengidapnya tidak mampu mengurus diri sendiri.

11. SKLEROSIS MULTIPLE

Sklerosis Multipel adalah suatu kelainan dimana saraf-saraf pada mata, otak dan tulang belakang
kehilangan selubung sarafnya (mielin). Istilah sklerosis multipel berasal dari banyaknya daerah jaringan
parut (sklerosis) yang mewakili berbagai bercak demielinasi dalam sistem saraf. Pertanda neurologis yang
mungkin dan gejala dari sklerosis multipel sangat beragam sehingga penyakit ini tidak terdiagnosis ketika
gejala pertamanya muncul.

12. AYAN atau EPILEPSI

Ayan atau epilepsi adalah penyakit saraf menahun yang menimbulkan serangan mendadak
berulang-ulang tak beralasan. Kata ‘epilepsi’ berasal dari bahasa Yunani
(Epilepsia) yang berarti ‘serangan’. disebabkan oleh kerusakan otak dalam proses kelahiran, luka kepala,
pita otak (strok), tumor otak, alkohol. Kadang-kadang, ayan mungkin juga karena genetika, tapi ayan
bukan penyakit keturunan. Tapi penyebab pastinya tetap belum diketahui.
Epilepsi: Jenis:

1.Kejang parsial simplek

2.Kejang Jacksonian

3.Kejang parsial (psikomotor) kompleks

4.Kejang konvulsif (kejang tonik-klonik, grand mal)

5.Epilepsi primer generalisata

6.Kejang petit mal

7.Status epileptikus merupakan kejang yang paling serius, dimana kejang terjadi terus menerus,
tidak berhenti. Kontraksi otot sangat kuat, tidak mampu bernafas sebagaimana mestinya dan
muatan listrik di dalam otaknya menyebar luas. Jika tidak segera ditangani, bisa
terjadi kerusakan jantung dan otak yang menetap dan penderita bisa meninggal.
Pencetus : faktor sensoris, faktor sistemis, dan faktor mental
13. MIGRAINE
Migraine adalah nyeri berdenyut hebat dan berulang, yang biasanya mengenai salah satu sisi kepala
tetapi kadang mengenai kedua sisi kepala. Nyeri timbul secara mendadak dan bisa didahului atau disertai
dengan gejalagejala visual (penglihatan), neurologis atau saluran pencernaan.. Penyebab : genetik,
vasokonstriksi pemb,darah yang diikuti vasodilatasi tiba-tiba.

Cluster headache adalah Nyeri kepala tipe klaster adalah jenis nyeri kepala yg berat, terjadi pd satu
sisi, timbul dalam serangan2 mendadak, sering disertai dgn rasa hidung tersumbat dan berair, keluar air
mata, kepala seperti ditusuk2 di sisi nyeri, terutama di sekitar mata sehingga mata juga tampak merah dan
bengkak, muka berkeringat. Dalam klinik dikenal dua tipe yaitu tipe episodik dan tipe kronik

Tension type headache (sakit kepala tipe tegang) adalah nyeri kepala tipe tegang merupakan hasil
dari proses kontraksi (ketegangan) otot kepala, wajah, rahang, dan leher. Biasanya ditimbulkan antara lain
oleh stres fisik maupun psikis, juga sikap dan posisi badan serta kepala yg salah dan terus menerus dalam
waktu lama. Nyeri akan terasa di kedua sisi kepala terutama di bagian belakang sampai leher dan bahu
terasa tegang. Nyeri akan bertambah hebat saat beraktifitas fisik seperti berjalan atau naik tangga.
Keadaan ini bisa berlangsung singkat yaitu 30 menit atau bahkan lebih lama, sekitar 7 hari, tanpa ada
pemicu khusus.
Nyeri kepala post traumatik à bila terdapat riwayat trauma kepala yang jelas yang disertai dengan
salah satu gejala:
Kehilangan kesadaran
Amnesia paska trauma
Minimal 2 hasil laboratorium : pemeriksaan neurologis klinis, foto rontgen polos kepala,
neuroimaging, potensial cetusan, cairan serebrospinal, tes fungsi vestibular, pemeriksaan neuropsikologis
14. SLEEP DISORDERS (Kelainan Tidur)
1.Narkolepsi : serangan tidur dimana penderitanya amat sulit mempertahankan keadaan sadar.
Hampir sepanjang waktu ia mengantuk.

2.Sleep apnoe: gangguan tidur dengan kesulitan bernafas (apnea = “tanpa nafas”) berulang kali
ketika sedang tidur. Ada dua jenis sleep apnea: Central dan Obstructive. Terdapat juga jenis campuran.
3.Insomnia : kesukaran dalam memulai atau mempertahankan tidur. Biasanya disebabkan oleh
gangguan di dalam waktu dan mekanisme tidur, hal ini biasanya diperberat dengan perilaku yang tidak
sehat, seperti tidak teratur jam tidur, seringnya bergadang dan
16. NEURALGIA TRIGEMINAL
Neuralgia Trigeminal (Tic douloureux) adalah kelainan fungsi dari saraf trigeminal (saraf kranial
V), yang membawa sensasi dari wajah ke otak. Kelainan fungsi saraf trigeminal menyebabkan serangan
nyeri tajam yang hebat selama beberapa detik sampai beberapa menit. Penyebab : tidak diketahui
Neuralgia trigeminal terjadi pada dewasa, tetapi lebih sering ditemukan pada usia lanjut.
17. BELL’S PALSY
Bell’s palsy adalah suatu kelainan pada saraf wajah yang menyebabkan kelemahan atau
kelumpuhan tiba-tiba pada otot di satu sisi wajah. Saraf wajah adalah saraf kranial yang merangsang otot-
otot wajah. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga terjadi pembengkakan pada saraf wajah sebagai
reaksi terhadap infeksi virus, penekanan atau berkurangnya aliran darah.
18. GUILLAIN BARRE SYNDROME
Guillain Barre syndrome adalah merupakan penyakit autoimun, dimana sistem imun tubuh
menyerang bagian dari sistem saraf tepi yaitu mielin (demielinasi) dan akson (degenerasi aksonal). GBS
ditandai dengan polineuropati yang menyeluruh: paralisis ekstremitas, badan atas dan wajah;
menghilangnya refleks tendon; berkurangnya fungsi sensoris (nyeri dan suhu) dari badan ke otak;
disfungsi otonom dan depresi pernafasan.
Gejalanya biasanya perlahan, mulai dari bawah ke atas
19. MIASTHENIA GRAVIS
Miasthenia Gravis adalah kelemahan otot yang cukup berat dimana terjadi kelelahan otot-otot
secara cepat dengan lambatnya pemulihan (dapat memakan waktu 10 hingga 20 kali lebih lama dari
normal). Etiologi : diduga autoimun.
20. PALSI SEREBRAL
Palsi Serebral adalah suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada suatu kurun waktu dalam
perkembangan anak, mengenai sel-sel motorik di dalam susunan saraf pusat, bersifat kronik dan tidak
progresif akibat kelainan atau cacat pada jaringan otak yang belum selesai pertumbuhannya.
21. HIDROSEFALUS
Hidrosefalus àkeadaan saat cairan otak (cairan jernih yang mengelilingi otak dan susunan saraf dan
sebagai bantalan) tidak dapat dialirkan keluar dari otak. Cairan tersebut menumpuk di dalam otak.

22. STROKE
Stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh
darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu.
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu: stroke iskemik maupun stroke hemorragik.
1.Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak
sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah stroke Iskemik
2.Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Hampir
70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- Foto Rontgen
- Computed Tomography
- PET
- MRI
- Angiografi Serebral
- Mielogram
- Elektroensefalografi
- Lumbal pungsi dan pemeriksaan cairan serebrospinal (CSS)
- Pemeriksaan laboratorium klinik
- Analisa gas darah
PENATALAKSANAAN KOLABORATIF
- Ahli gizi = kolaborasi dalam menentukan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
- Fisioterapi = kolaborasi dalam mencegah kekakuan tubuh pasien yang lama dirawat di rumah
sakit.
- Dokter = kolaborasi dalam meresepkan obat yang akan diberikan pada pasien.
- Petugas laboratorium = kolaborasi dalam melakukan analisis cek kesehatan pasien meliputi urine,
darah, dll.
- Dkk.

Cara membaca CT-Scan secara sederhana

kita dapat memanfaatkan komputer dan mengintegrasikan data yang diperoleh dan memberikan
nilai-nilai numerik perbedaan tingkat redaman sinar-x. Berdasarkan nilai-nilai ini, gambar aksial skala
abu-abu yang dihasilkan dapat membedakan antar objek bahkan dengan perbedaan densitas yang kecil.

KOEFISIEN REDAMAN Jaringan yang ada di masing-masing unit gambar (disebut piksel)
menyerap sinar-x yang melewatinya (misalnya tulang menyerap banyak, udara hampir tidak menyerap).
kemampuan untuk menahan sinar-x ketika suatu benda yang dikenal sebagai makan. Untuk jaringan
tubuh tertentu, jumlah redaman relatif konstan dan dikenal sebagai koefisien redaman jaringan. Dalam
CT, koefisien redaman ini dipetakan ke dalam skala antara -1000 Hounsfield Unit [HU] (udara) sampai
+1000 HU (tulang) (box 69-1). Skala ini adalah skala Hounsfield (untuk menghormati Sir Jeffrey
Hounsfield, yang menerima hadiah Nobel atas karya rintisannya dengan teknologi ini).
perdarahan subarachnoid dengan ruptur ventrikel. melihat ini terlihat sebagai densitas putih
serebelar) dapat mengenai batang otak (pons, pedunkel serebelar) atau pecah ke dalam ventrikelkeempat.
Selain karena hipertensi, hemoragik intraparenkimal dapat disebabkan oleh malformasi arteriovenosa,
perdarahan dari tumor, amiloid angiopati, atau aneurisma yang pecah ke dalam substansi otak
dibandingkan dengan ruang subarachnoid. Intraventrikular Hemoragik perdarahan intraventrikular bisa
karena traumatik atau sekunder dari perdarahan intraparenkimal atau perdarahan subarachnoid dengan
ruptur ventrikel. melihat ini terlihat sebagai densitas putih serebelar) dapat mengenai batang otak (pons,
pedunkel serebelar) atau pecah ke dalam ventrikelkeempat. Selain karena hipertensi, hemoragik
intraparenkimal dapat disebabkan oleh malformasi arteriovenosa, perdarahan dari tumor, amiloid
angiopati, atau aneurisma yang pecah ke dalam substansi otak dibandingkan dengan ruang subarachnoid.
Intraventrikular Hemoragik perdarahan intraventrikular bisa karena traumatik atau sekunder dari
perdarahan intraparenkimal atau perdarahan subarachnoid dengan ruptur ventrikel. melihat ini terlihat
sebagai densitas putih Intraventrikular Hemoragik perdarahan intraventrikular bisa karena traumatik atau
sekunder dari perdarahan intraparenkimal atau perdarahan subarachnoid dengan ruptur ventrikel. melihat
ini terlihat sebagai densitas putih Intraventrikular Hemoragik perdarahan intraventrikular bisa karena
traumatik atau sekunder dari perdarahan intraparenkimal atau perdarahan subarachnoid dengan ruptur
ventrikel. melihat ini terlihat sebagai densitas putih

ruang ventrikel (normal hitam), hal ini berkaitan dengan hasil yang buruk dalam kasuskasus trauma
(gejala yang muncul tidak sebanding dengan penyebabnya). Hidrocephalus merupakan manifestasi akhir
tanpa melihat etiologinya. Cairan serebrospinal (CSF) diproduksi di ventrikel lateral sebanyak 0,5-1 mL
per menit, dan ini terus berlangsung walaupun terjadi peningkatan tekanan intraventikular. Terjadi
hambatan pada setiap titik di jalur CSF (ventrikel lateral → foramen Monro → ventrikel 3 →
saluranSylvius → ventrikel 4 → foramen Luschka dan Magendie → sisterna → granulasi arachnoid) akan
menghasilkan hidrosefalus, berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial dan kemungkinan
terjadinya herniasi

Anda mungkin juga menyukai