I. Tujuan Um um
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaaan fisik neuromuskuloskeletal dengan cara
inspeksi, palpasi, perku si d an auskultasi sesuai prosedur yang benar
III. Pendahuluan
Pemeriksaan fisik m eruapakan salah satu cara dalam tahap p engkajian
keperawatan untuk mengumpulkan data objektif secara sistematis dalam rangka
mengambil keputusan tentang status kesehatan klien dalam proses rangkaian asuhan
keperawatan. Terdapat empat macam teknik u tama d alam pemeriksaan fisik melipu ti
inspeksi, palpasi, perku si d an auskultasi.Pemeriksaan fisik d apat dilakuk an secara
menyeluruh atau terfokus. Pem eriksaan fisik menyeluruh adalah pem eriksaan fisik yang
dilakukan untuk seluruh bagian dan atau sistem tubuh. Terdapat dua pendekatan dasar
untuk melakukan p emeriksaan fisik secara menyeluruh, yaitu pendekatan dari kepala
hingga k e k aki (head to toe method ) dan p endekatan sistem. Pada pemeriksaan fisik
terfokus, perawat melakukan p emeriksaan fisik hanya pada b agian atau sistem tubuh
tertentu sesuai d engan kebu tuhan k lien. Laporan ini akan membahas mengenai
pemeriksaan fisik terfokus pada sistem neuromuskuloskeletal.
IV. Isi
1. Pengertian Pemeriksaan Fisik Neuromuskuloskeletal
Pemeriksaan fisik n euromuskuloskeletal merupakan serangkaian pemeriksaan d alam
tahap pengkajian keperawatan fokus untuk mengumpulkan data objektif secara sistematis
dalam rangka mengambil k eputusan tentang status kesehatan klien b erhubun gan den gan
sistem neuro logi dan musculoskeletal. Dalam pem eriksaan n euromuskuloskeletal terdapat
dua sistem tubuh yang dikaji yaitu sistem neurologi (persarafan) dan sistem
musculoskeletal (otot d an tulang) klien.
Pemeriksaan neurologi adalah suatu proses yang membutuhkan ketelitian dan
pengalman, yang terdiri dari sejumlah pem eriksaan pada fungsi yang spesifik. Otak dan
medulla spinalis tidak dapat dilihat, dipalpasi, diperkusi d an diausku ltasi secara langsun g
seperti sistem lain p ada tubuh. Pem eriksaan fisik neurologi dibagi menjadi lima
komponen: fungsi serebral, saraf-saraf cranial, sistem sensorik, sistem motorik, dan
status reflek (Brunner & Suddarth, 2001). Banyak fun gsi neurologik dikaji selama
pengkajin riwayat dan pengkajian fisik rutin. Salah satunya adalah mempelajari banyak
tentang pola bicara, status mental, gaya berjalan, cara berdiri, kekuatan motorik dan
koordinasinya. Aktivitas yang sederhana yang dapat memberikan informasi banyak bagi
orang yang melakuk an pengkajian adalah pada saat b erjabat tangan dengan klien/pasien.
Pemeriksaan fisik musculoskeletal berkisar dari pengkajian dasar kemampuan
fungsion al sampai maneuver p emeriksaan fisik yang canggih yang d apat menegakkan
diagnosis kelainan khusus tulang, otot dan sendi. Teknik inspeksi dan palpasi dilakukan
untuk mengevaluasi intregitas tulang, postur, fungsi sendi, kekuatan otot, cara b erjalan,
dan kem ampuan pasien melakukan aktivitas sehari-hari. Pengkajian musculoskeletal
biasanya terintregrasi d engan p emeriksaan rutin. Sistem ini berhubungan erat dengan
sistem saraf dan kardiovaskular, sehingga pengkajian tiga sistem tersebu t sering
dilakukan secara bersamaan. Dasar pengkajiannya adalah perbandingan sim etrisitas
bagian tubuh.
Status mental
Tingkat kesadaran
Fungsi saraf kranial
Fungsi motorik
Refleks
Koordinasi dan gaya berjalan, d an aktivitas tubuh lainnya
Otak merupakan bagian depan dari sistem saraf pusat yang mengalami perubahan dan
pembesaran. Bagian ini dilindungi oleh 3 selaput otak yang d isebut meningen (duramater,
arachnoid, dan piamater) d an b erada di dalam ron gga tengkor ak.
Bagian-bagian otak:
Hemisferium serebr i
Kedu a hemisferium serebri, yang membentuk bagian otak yang terbesar, dipisahkan oleh fisura
longitudinalisserebri yang d alam. Permukaan hem isferium serebr i terdapat alur-alur atau p arit-
parit yang dikenal sebagai fissura dan sulcus. Bagian otak yang terletak di antara alur-alur ini
dinamakan konvolusi atau gyrus. Fissura lateralis serebri (fissura Sylvii) memisahkan lobus
temporalis d ari lobu s frontalis.
Bagian-b agian serebri yang utama:
a. Lobus Frontalis : Di sini terletak pusat pengatur gerakan di bawah sadar dari otot-otot
rangka p ada sisi tubuh berlawanan, dan impuls saraf berjalan sepanjang akson sel saraf
dalam traktus (jaras) kortikobulbaris d an kortikosp inalis menuju nuk lei nervus
serebrospinalis. Lesi iritatif pada daerah tersebut d apat m enyebabkan kejang, yang
dimulai dengan kejang fokal d an kemudian meluas m eliputi k elompok otot besar,
gangguan k esadaran dan kelemahan atau paralisis konvulsi. Lesi destruk tif pada daerah
tersebut akan m enghasilkan paresis kontralateral pada otot yang sesuai.
b. Lobus Parietalis : Pada girus post sentralis terletak korteks proyeksi sensorik pr imer
untuk penerimaan sensasi umum yang berasal dari radiatio thalamika dan m embawa
sensibilitas dari kulit, o tot, send i serta tendo pada sisi tubuh berlawanan.
c. Lobus Occipitalis : Pada lobus ini terletak korteks reseptif visual (penglihatan)
d. Lobus Temporalis : Pada gyrus temporalis transversus terletak pusat penerimaan
rangsang pendengaran
e. Insula : Insula ini terbenam di d alam fissur a lateralis serebri d an dapat diperlihatkan
dengan memisahkan tepi fissur a sebelah atas bawah.
f. Rhinencephalon : Mencakup b agian-b agian yang berhubungan dengan p ersepsi
olfaktorius (penciuman/ penghidu)
Diensifa lon
Bagian ini m encakup thalamus dengan korpus genikulatum, epitalamus, subthalamus d an
hipotalamus. Thalamus merupakan struktur p enentu b agi persepsi bebrapa tipe sensasi.
Hipotalamus yang terletak di sebelah v entral thalamus dan membentuk lantai serta
dinding inferior lateral d ari ventrikel III. Kerusakan p ada regio h ipotalamus dapat
menghasilkan b erbagai macam gejala termasuk Diabetes Insipidus, Obesitas, Distrofi
sexual, Somnolen, Kehilangan nafsu sex d an kehilangan pengendalian temperatur.
Mesenfalon
Merupakan bagian otak yang p endek dan terletak diantara pons dan hemisferium serebr i.
di sisi terletak nukleus saraf kr anialis okulomotorius (n.III) dan troklearis (n.IV) yang
berperan dalam gerakan bola mata.
Pons
Terletak di sebelah ventral serebelum dan anterior medula. Pada pon s ini terletak inti d ari
saraf kranialis trigeminus (n.V), abdusens (n.VI), fasialis (n. VII), dan vestibularis-
koklearis (n.VIII). Lesi di daerah b atang o tak dapat m enyebabkan gejala yang dapat
dihubungkan dengan terlibatnya lintasan motorik dan sensorik yang melewati lesi
tersebut, terutama d engan terlibatnya nuklei saraf kranialis yang berada dalam daerah
lesi.
Medula Oblongata
Merupakan bagian batang o tak yang b erbentuk pyramid diantara medula spinalis dan
pons. Pada medu la oblongata terletak nukleus saraf kranialis glossofaringeus (n.IX),
vagus (n.X), assesorius (n. XI), dan hipoglossus (n.XII)
Serebe llum
Terletak pada fo ssa posterior tengkorak di belakang pons dan medulla, d ipisahkan d engan
serebrum yang berada dibagian sup erior o leh perluasan duramater yaitu tentorium
serebeli. Fun gsi serebelum ini antara lain mempertahankan posisi tubuh mengendalikan
otot-otot antigravitasi dari tubuh, d an mengerem pada gerakan d i bawah kemauan,
terutama gerakan yang memerlukan pengawasan dan penghentian serta gerakan halus
dari tangan.
Mengena i fokus target p emeriksaan sistem saraf, terdapat beberapa anatomi meliputi:
6. Alat dan Bahan yang d igunakan d alam tindakan Pem eriksaan Fisik
Neuromusku loskeletal
a. Stetoskop
b. Sfigmomanometer
c. Termometer
d. Gartpu tala
e. Snellen chart
f. Pen Light (senter k ecil)
g. Lidi, kapas dan peniti
h. Reflek h ammer
i. Meteran
j. Otoskop dan optalmoskop
k. Materi bacaan
l. Vial berisi zat aroma (misal vanilla, kopi)
m. Vial berisi gula atau garam
n. Spatel lidah
o. Dua tabung uji berisi air dingin dan panas
7. Aspek Keamanan d an Keselamatan yang diperhatikan dalam Tindakan
Pemeriksaan Fisik Neuromuskuloskeletal
Nilai status mental dalam Berorientasi p ada orang, Waspadai terhadap respon tidak tepat,
hubungannya d engan orang, tempat dan waktu keadaan mental, dan perubahan pada
tempat dan waktu tingkat kesadaran (letargi, stupor, atau
koma)
Kaji kemampuan kognitif Mampu mengingat kejadian Waspadai kehilangan memor i dan
meliputi memori saat ini, saat ini; m engingat kejadian konfabulasi sehubun gan dengan
memori masa lalu d an alasan masa lalu tanpa kesulitan; sindrom otak organic
abstrak data diyakinkan oleh
keluarga
Evaluasi stabilitas emosi Perhatikan ide terbang, mood berub ah-
meliputi afek dan mood, proses Pikiran terorganisir baik; ubah, kesulitan d alam
piker dan ekspresi ide bentuk ekspresi tepat selama mengekspresikan ide, ilusi, halusinasi
bicara atau d elusi
Saraf kraniak VII: Saraf fasial Bell’s palcy adalah d isfungsi paling
Sensori: umum pada saraf fasial
Pada bagian anterior lidah, Mampu membedakan manis,
letakkan gula, cuka, garam dan asam, asin dan pahit
quinine pada waktu yang
bersamaan
Perhatikan spasme, tremor, dan
Motor: asimetri
Evaluasi kekuatan d an simetri Gerakan lembut d an simetri
dari otot fasial dengan mem inta secara bilateral
pasien m enaikkan alis mata,
mengeru tkan dahi,
menggembungkan pipi,
tersenyum, menutup mata
dengan rapat dan
memperlihatkan gigi
Bila ada riwayat vertigo, gangguan
Saraf cranial VIII: Saraf a kustik keseimbangan, atau mual dan muntah,
Kaji pendengaran d engan Mampu untuk mendengar cabang v estibular mungkin disfungsi;
menggerakan d etik jam pada jam atau b isikan p ada jarak pengkajian lanjut diperlukan
jarak tertentu pada masing- yang kurang lebih sam a dari Gangguan saraf koklear menyebabk an
masing telinga; suara b isikan tiap telinga penurunan pendengaran
juga dapat digun akan
Tes Weber’s: menggunakan Bun yi diterima dengan sama Kehilangan pend engaran konduktif
garpu tala, getarkan dan pada k edua telinga diduga pad h asil tes Rinne’s negative
tempatkan d engan ringan pada
puncak kepala
Tes Rinne’s: Menggunakan Konduk si udara lebih besar
garpu tala, getarkan garpu tala dari konduksi tulang (Rinne
dan tempatkan pada mastoideus, positif)
jika tidak dapat mendengar,
tempatkan d idepan telinga
Cedera p ada batang otak atau trauma
Saraf cranial IX: Saraf dapat menyebabkan disfungsi
Glosofaring
Saraf Kranial X: Sa raf vagus
Dengan mulut terbuka minta Uvu la dan palatum kecil
pasien m engatakan”ah” akan m eningkat
Tes selanjutnya adalah reflek Reflek gag terangsang;
muntah dan menelan koordinasi menelan halus Trokikolis adalah kondisi dimana
kepala ditinggikan k e satu sisi karena
Saraf cranial XI: Saraf asesori kontraksi otot sternokleidom asteoid
spinal
Palpasi otot trapezius; minta Ukuran dengan kekuatan
pasien m eninggikan bahu otot trapezius secara b ilateral
melawan tahanan sama d engan gerakan
kedepan
Tes tumit-lutut
Pada posisi terlentang, pasien Gerakan h alus Disfungsi dilihat bisa gerakan
diminta untuk meluruskan menyentak atau disertai dengan tremor
tekuk an kaki dilutut hingga (gemetar)
tumit tegak pada tiap k aki
Tes Romberg’s
Dengan kaki bersamaan, pasien Mampu mempertahankan Padahasil tes Romberg’s positif,
menutup matanya d an b erdiri posisi h anya d engan sedikit keseimbangan hilang pada saat mata
selama 5 detik goyangan tertutup
Fungsi Motorik
Evaluasi gaya jalan pasien Berjalan tanpa ban tuan; Perhatikan sudut penyokong dan
mempertahankan postur koordinasi gerakan; pada pengkajian
tegak; gerakan halus neurologi, kondisi keterbatasan sendi
ekstrimitas; meskipun pada atau o tot harus termasuk didalamnya
penurunan berat b adan
Kaji otot-otot mengenai:tonus, Massa otot konsisten dengan Gerakan invo lunter d ievaluasi sesuai
ukuran, keku atan, d an gerak bangun tubuh; kekuatan dengan laju d istribusi dan b ila ada
involunter setara secara b ilateral peningkatan atau penurunan gerakan
Suhu
Tes 2 tabung yang diisi, satu Mampu membedakan antara Siringomielia menyebabkan
dengan air panas dan satu panas dan dingin kehilangan d iskr iminasi suhu
dengan air dingin, k emudian
keduanya ditempatkan dalam
waktu yang bersamaan
dipermukaan ku lit
Sentuhan
Menggunakan k asa dan sentuh Mm apu menerima sensasi Perhatikan derajat v ariasi persepsi
kulit dengan ringan
Vibrasi
Gerakan garpu tala; tempatkan Mm ampu menerima getaran Untuk mengetest respon yang d apat
pangkalnya pada berbagai dipercaya, hentikan garpu tala sebelum
tonjolan tulang menyentuh pasien
Posisi
Dengan menutup mata gerakan Mampu mengidentifikasi
jari tangan, ibu jari kaki dan berbagai perub ahan arah
ekstrimitas dalam b erbagai arah
dan minta p asien untuk
mengatakan posisinya
Reflek plentar
Tekan p ada bagian lateral Fleksi telapak kaki Respon positif Babinsk’I adalah
telapak kaki dengan sebuah dorsofleksi ibu jari kaki dengan
benda tajam kibasan semua ibu jari
Fungsi Kortikal
Diskriminasi dua titik Mampu membedakan
Secara stimulant tusuk bagian anatara satu tusukan dengan
tubuh dengan dua peniti un tuk dua tusukan peniti
melihat apakah pasien dapat
membedakan antara satu tusuk
an dengan dua tusukan
Lokasi titik
Sentuh bagian tubuh dengan Mampu menamakan bagian
kwas kayu tubuh yang disentuh dengan
kwas
Steriognosis
Benda-b enda yang dikenal Mengidentifikasi obyek yang Steriogno sis adalah ketidakmampuan
diletakkan p ada tangan pasien dikenal untuk membedakan obyek (contoh
koin dan kunci)
Grafest esia
Sebu ah huruf atau angka Mengidentifikasi gambaran
digambarkan pada bagian tubuh
Reflek abdominal: Abdom en Umblikus bergerak pada Dapat menurun pada usia lanjut
ditekan pada tiap posisi dengan arah rangsangan
kwas kapas atau kayu
Reflek anal: Rangsang kulit Aru s kontraksi bila ada
pada sisi anus rangsangan reflek
V. Daftar Pustaka
Asih, I.D.(2010). Modul Praktikum KDM1 Pemeriksaan Fisik. Depok: FIK UI.
Bare, B.G. and Smeltzer, S.C. ( 2001). Medical Surgical Nursing. Philadelph ia: Lippicott.
Craven, R.F., Hirnle, C.J. ( 2007). Fundamental of nursing: Human health and funct ion.
Fifth edition. Philadelph ia: Lippincott William & Wilkins.
Mayers, M. dan Tabolt, L.A. (1997). Peng kajian Keperawatan Kritis. Jakarta: EGC.
Potter, P.A. and Perry, A.G. (2005). Fundamental of Nursing: Concept, Process, and
Practie. Sixth edition. St.Louis: Mosby Year Book.
Sumarwati, M., et al. (2006). Buku Praktikum PKKDM I dan II. Editor:Hanny Handayani.
Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.