Anda di halaman 1dari 34

Tutorial 17

Fasilitator : dr. Yustisiana


Ketua : Hamimah Risfhahani
Sekertaris : Salman Rahul

Anggota :
Syarifah Fazhilah DJ
Muhammad Iqbal
Sindy Berliana
Dedo syafputra
Annisa Mustika Putri
Imelda
Tiarani Usvatiana
Modul Sistem Saraf

PEMICU (Trigger)
Trigger 1 : kaki Doni terinja paku
saat doni berjalan di taman tanpa alas kaki, tiba-tiba doni
mengangkat tungkai kanannya yang menginjak paku. Saat berdiri dengan
tungkai kiri, Doni tetap dapat berdiri tegak dan seimbang tanpa terjatuh.
Sebagai seorang mahasiswa kedokteran, doni sungguh takjub dengan
fenomena sederhana yang dialaminya. Doni rajin membaca buku teks dan
jurnal, tidak cepat puas dengan kuliah dosennya. Akhirnya dia dapat
memahami peristiwa yang dialaminya. Saat kaki kirinya terinjak paku,
impuls nyeri diterima oleh reseptor nyeri kemudian diteruskan langsung ke
medula spinalis dan otak melalui mekanisme reflek polisinaptik. Berbeda
dengan pengalamannya saat skill lab pemeriksaan reflek fisiologis.
Misalnya saat diketuk di tendon otot quadriceps femoris maka tungkai akan
mengalami fleksi, Doni ingat bahwa mekanisme reflek fisiologis ini terjadi
melalui reflek monosinaptik.
Step 1 : Clarify Unfamiliar Terms
1. Impuls : peristiwa gaya yang bekerja pada benda
dalam waktu hanya sesaat.
2. Reseptor: molekul protein yang menerima sinyal
kimia dari luar sel yang mengarahkan kegiatan sel.
3. Medula spinalis: jaringan saraf berbentuk seperti
kabel yang memanjang dari medula oblongata
turun melalui tulang belakang bercabang
keberbagai tubuh.
4. Reflek polisinaptik: reflek yg melibatkan banyak
sinap.
5. Flexi : gerak menekuk.
6. Reflek monosinaptik : reflek yang melibatkan satu
sinap.
Step 2 : Define the Problems
1. Bagaiman anatomi dari medula spinalis, traktus di medula
spinalis?
2. Bagaimana histologi dari medula spinalis dan traktus di
medula spinalis?
3. Apakah yang dimaksud dengan refleks?
4. Sebutkan jenis2 refleks?
5. Bagaimana mekanisme reflek monosinaptik dan polisinaptik?
6. Bagaimana pemeriksaan dari reflek fisiologi?
7. Bagaimana mekanisme nyeri?
8. Apa2 saja jenis2 reseptor?
Step 3 : Brainstrom possible hypothesis or
explanation

1. Anatomi medula spinalis


-ada didalm canalis vertebralis
-dilindungi oleh columna vertebralis dan
meningen
-membentuk 31 pasang nn. Spinalis
2. LO
3. Reflek adalah respon yang tidak disadari terhadap
satu rangsangan yaitu suatu aksi otomatis yang
dirangsang oleh beberapa perubahan khusus.
4. Jenis-jenis reflek:
○ Reflek polisinaptik
○ Reflek monosinaptik
○ Reflek medula spinalis
5. Mekanisme reflek polisinaptik
stimulus >> reseptor >> saraf sensoris >>
saraf interneuron >> sarf motorik >> efektor
>> respon.
Mekanisme reflek monosinaptik
stimulus >> reseptor >> saraf sensoris >>
sarf motorik >> efektor >> respon.
6. Pemeriksaan dari reflek fifiologi
○ Penentuan lokasi pengetahuan yaitu tendon
periosteum
○ Anggota gerak yang akan di tes harus dalam
keadaan santai atau rileks
○ Dibandingkan dengan sisi lainya dalam posisi yang
simetris
7. LO
8. Jenis-jenis reseptor
○ Eksoreseptor
○ Introreseptor
○ proprioreseptor
Step 4 : Arrange explanation into a tentative
solution Neurologi

Sistem Saraf

Cereblum

Anatomi Histologi Fisiologi

Jenis2 -mekanisme nyeri


-Medula spinalis
reseptor -mekanisme mosinapti
-Traktus di
medulla spinalis -mekanisme polisinaptik
-jaras assendens
Step 5 : Define learning objective
1. Anatomi
- medula spinalis
- traktus di medulla spinalis
2. Histologi
- jenis2 reseptor
3. Fisiologi
-mekanisme nyeri
-mekanisme monosinaptik
-mekanisme polisinaptik
-jaras assendens ( eksteroseptif dan
proprioseptif)
Step 6 : Gathering Information and
Private Study
Step 7: Share the results of information gathering and
private study
1. Anatomi

a) Medulla Spinalis
Medulla spinalis merupakan bagian dari
susunan saraf pusat ,lanjutan dari medulla oblongata yang
menembus foramen occipital magnum, dikelilingi dan
dilindungi oleh tulang belakang (vertebrae)dibungkus oleh
tiga lapisan meninghen : - duramater- arachnoid- piamater
Medulla spinalis berakhir di caudal sebagai conus
medularis yang berbentuk kerucut setinggi V.Lumbal 1-2.
 Piamater berlanjut ke caudal dari puncak
conus medullaris sebagai filum terminalis
sampai ke segmen pertama vertebrae
coccygeus
 Pia-arachnoid dan duramater berlanjut
sampai setinggi V.sakralis ke 2 ditempat ini
bersatu dengan filum terminalis.
Subarachnoid space dengan cairan
cerebrospinal meluas sampai V.sakralis ke
2.
* Penampang medulla spinalis
terdiri dari substansia alba dan substansia gricea
substansia alba ditempati oleh columna yang
terbagi menjadi tractus ascendens,dan tractus
descendens substansia gricea terbagi menjadi:
- cornu posterior,megandung axon yang
bersinap dengan intereuron
- cornu anterior,mengandung sel body neuron
motorik
- cornu lateral,mengandung sel body dari
neuron motorik autonom radix posterior
mengandung axon sensoris,radix anterior
mengandung axon motoris
b) Traktus di medulla spinalis
Traktus Ascendens
Traktus pada Funiculus Anterolateralis
• Traktus spinothalamicus : serabut radiks
posterior aferen berakhir pada sel substansia
gelatinosa, menyilang di commisura alba,
dan naik ke thalamus dalam funiculus
lateralis.
• Traktus spinothalamicus anterior : serabut
afferan berakhir pada radiks dorslais,
menyilang ke sisi sebelahnya dan naik
melalui funiculus anterior menuju thalamus.
Traktus pada funiculus posterior
• Fasciculus gracilis (Goll) dan fasciculus cuneatus
(Burdach), serabut-serabut bermielin tebal ini naik
langsung melalui columna posterior homolateral
tanpa Sinaps
Traktus pada funiculus lateralis
• Traktus spinocerebellaris posterior, dari nukleus
dorsalis ( clarke) menuju cerebellum pada funiculus
lateralis ipsilateral.
• Traktus spino cerebellaris anterior, dari radiks
posterior naik pada sisi yang sama dan sisi
sebelahnya di pinggir ventrolateral medulla spinalis
menuju cerebellum.
Traktus desendens

1. Traktus kortikospinalis, merupakan lintasan


yang berkaitan dengan gerakan-gerakan
terlatih, berbatas jelas, volunter, terutama pada
bagian distal anggota gerak.
2. Traktus retikulospinalis, dapat mempermudah
atau menghambat aktivitas neuron motorik
alpha dan gamma pada columna grisea
anterior dan karena itu, kemungkinan
mempermudah atau menghambat gerakan
volunter atau aktivitas refleks.
3. Traktus spinotektalis, berkaitan dengan
gerakan-gerakan refleks postural sebagai
respon terhadap stimulus verbal.
4. Traktus rubrospinalis bertidak baik pada
neuron-neuron motorik alpha dan gamma
pada columna grisea anterior dan
mempermudah aktivitas otot-otot ekstensor
atau otot-otot antigravitasi.
5. Traktus vestibulospinalis, akan
mempermudah otot-otot ekstensor,
menghambat aktivitas otot-otot fleksor, dan
berkaitan dengan aktivitas postural yang
berhubungan dengan keseimbangan.
6. Traktus olivospinalis, berperan dalam
aktivitas muskuler
2. jenis-jenis reseptor

-Fotoreseptor peka terhadap gelombang cahaya tampak.


-Mekanoreseptor peka terhadap energi mekanis.Contohnya
adalah reseptor otot rangka yang peka terhadap
peregangan, reseptor di telinga yang mengandung rambut
halus yang melengkung akibat gelombang suara, dan
baroreseptor yang memantau tekanan darah.
-Termoreseptor peka terhadap panas dan dingin.
-Osmoreseptor mendeteksi perubahan konsentrasi zat
terlarut dalam cairan ekstrasel (CES) dan perubahan
aktivitas osmotik yang terjadi.
-Kemoreseptor peka terhadap bahan kimia tertentu.
Kemoreseptor mencakup reseptor untuk penghiduan dan
pengecapan, serta reseptor yang terletak jauh di dalam
tubuh yang mempengaruhi konsentrasi O, dan CO2 di
dalam darah atau kandungan kimiawi saluran cerna,

-Nosiseptor, atau reseptor nyeri, peka terhadap kerusakan


jaringan seperti luka terpotong atau luka bakar.
Stimulasi intensitas untuk setiap reseptor juga digunakan
sebagai beberapa gabungan, yaitu beberapa faktor yang
mempengaruhi secara bersamaan. Sebagai contoh, persepsi
basah dari masukan resep sentuh, tekan, dan suhu; tidak ada
yang namanya "reseptor basah
Histologi
Contoh :Fotoreseptor (sel batang dan sel kerucut) terdiri
dari tiga bagian
1. segmen luar, yang terletak paling dekat dengan
eksterior mata, menghadap ke koroid. Bagian ini
mendeteksi rangsangan cahaya.
2. Segmen dalam, yang terletak di bagian tengah
fotoreseptor. Bagian ini mengandung perangkat
metabolik sel
3. Terminal sinaps, yang terletak paling dekat dengan
bagian interior mata, menghadap ke sel bipolar. Bagian
ini bervariasi dalam laju pelepasan neurotransmiternya.
bergantung pada luasnya pajanan cahaya terang atau
gelap yang dideteksi oleh segmen luar.
3. a. Mekanisme nyeri
Mekanisme timbulnya nyeri melibatkan
empat proses, yaitu:
1) Transduksi
Transduksi adalah proses dari stimulasi
nyeri dikonfersi kebentuk yang dapat diakses
oleh otak Proses transduksi dimulai ketika
nociceptor yaitu reseptor yang berfungsi untuk
menerima rangsang nyeri teraktivasi. Aktivasi
reseptor ini (nociceptors) merupakan sebagai
bentuk respon terhadap stimulus yang datang
seperti kerusakan jaringan.
2) Transmisi
Transmisi adalah serangkaian kejadian-
kejadian neural yang membawa impuls listrik
melalui sistem saraf ke area otak. Proses
transmisi melibatkan saraf aferen yang terbentuk
dari serat saraf berdiameter kecil ke sedang serta
yang berdiameter besar . Saraf aferen akan ber-
axon pada dorsal horn di spinalis. Selanjutnya
transmisi ini dilanjutkan melalui sistem
contralateral spinalthalamic melalui ventral
lateral dari thalamus menuju cortex serebral.
3) Modulasi
Proses modulasi mengacu kepada aktivitas
neural dalam upaya mengontrol jalur transmisi
nociceptor tersebut . Proses modulasi melibatkan
system neural yang komplek. Ketika impuls
nyeri sampai di pusat saraf, transmisi impuls
nyeri ini akan dikontrol oleh system saraf pusat
dan mentransmisikan impuls nyeri ini kebagian
lain dari system saraf seperti bagian cortex.
Selanjutnya impuls nyeri ini akan ditransmisikan
melalui sarafsaraf descend ke tulang belakang
untuk memodulasi efektor.
4) Persepsi
Persepsi adalah proses yang subjective
Proses persepsi ini tidak hanya berkaitan dengan
proses fisiologis atau proses anatomis saja , akan
tetapi juga meliputi cognition (pengenalan) dan
memory (mengingat) . Oleh karena itu, faktor
psikologis, emosional, dan berhavioral (perilaku)
juga muncul sebagai respon dalam
mempersepsikan pengalaman nyeri tersebut.
Proses persepsi ini jugalah yang menjadikan
nyeri tersebut suatu fenomena yang melibatkan
multidimensional.
b. Refleks Monosinaptik (refleks renggang)
Lengkung reflex yang paling sederhana, mempunyai sinaps
tunggal diantara neuron aferen dan eferen. Hanya ada satu sinaps
yang terjadi antaraneuron sensorik dan neuron motorik.
Bila otot rangka dengan persyarafan yang utuh
direnggangkan, otot ini akan berkontraksi. Respons seperti ini
disebut refleks renggang. Rangsangan yang menimbulkan efek
regang adalah regangan pada otot, dan responnya adalah kontraksi
otot yang diregangkan tersebut. Alat indranya adalah kumparan
otot. Impuls yang tercetus di kumparan otot dihantarkan ke SSP
(Sistem Saraf Pusat) melalui serabut saraf sensorik penghantar
cepat. Impuls kemudian secara langsung akan diteruskan ke
neuron motorik yang mempersarafi otot yang teregang.
Neurotransmitter di sinaps adalah glutamate. Reflex regang
merupakan reflex monosinaptik di dalam tubuh yang paling
banyak diketahui dan dipelajari.
c. Refleks Polisinaptik (Refleks Menarik Diri)

Lengkung refleks yang mempunyai lebih dari satu


interneuron diantara neuron aferen dan eferen dan jumlah
sarafnya beragam antara dua sampai beberapa ratus.
Refleks menarik diri merupakan jawaban terhadap
rangsangan noxius dan biasanya rangsangan nyeri di kulit atau
jaringan subkutan serta otot. Respon yang timbul adalah
kontraksi otot flexor dan penghambatan otot ekstensor
sehingga bagian yang terangsang mengalami fleksi dan
menarik diri dari rangsangan tersebut. Bila diberikan
rangsangan yang kuat pada ekstremitas, respon yang timbul
bukan hanya berupa fleksi dan menarik diri pada ekstremitas
tersebut, melainkan juga ekstensi pada ekstremitas
kontralateral. Respon ekstensor silang ini merupakan refleks
menarik diri. Pada dasarnya adalah refleks potensi untuk
menjauhi rangsangan yang membahayakan artinya refleks
untuk menghindari sesuatu yang tidak menyenangkan atau
membahayakan.
d. jaras assendens ( eksteroseptif dan
proprioseptif)
Eksteroseptif (untuk rasa permukaan)
seperti rasa nyeri, raba, tekan dan suhu:
sinyal diterima reseptor >> dibawa ke bagian
ganglion spinale >> melalui radiks posterior
menuju cornu posterior medulla spinalis >>
bergnti menjadi neuron sensoris ke 2 >> lalu
menyilang ke sisi lain medula spinalis >>
membentuk jaras yang berjalan ke atasyaitu
traktus spinotalamikus >> menuju thalamus
diotak >> berganti menjadi neuron sensoris ke
3 >> menuju korteks somatosensorik yang
berada di gyrus post sentralis (lobus parietalis)
propioseptif (untuk rasa dalam) seperti
perasaan sendi, otot dan tendo:
sinyal diterima reseptor >> ganglion spinale
>> radiks posterior medulla spinalis >>
lalu naik sebagai funiculus grasilis dan
funiculus cuneatus >> berakhir di nucleus
goll >> menuju thalamus di otak >> berganti
menjadi nauron sensorik ke 3 >>
menuju ke thalamus somatosensorik di
gyrus postcentralis (lobus parietalis).
kesimpulan
Sistem saraf merupakan salah satu sistem
koordinasi yang bertugas menyampaikan
rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan
direspon oleh tubuh.Sistem saraf terdiri dari
jutaan sel saraf (neuron).Fungsi sel saraf
adalah mengirimkan pesan (impuls) yang
berupa rangsang atau tanggapan.Sistem saraf
dibagi menjadi dua, yaitu sitem saraf pusat
dan sistem saraf perifer.Sistem saraf pusat
terdiri dari otak dan sumsum tulang
belakang.Sistem saraf perifer terdiri dari sitem
saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai