PENDAHULUAN
A. Judul Praktikum
Sistem Saraf
B. Waktu, Tanggal Praktikum
Waktu : 15.00-17.00
Tanggal: Jumat, 30Mei 2014
C. Tujuan Praktikum
Tujuan Instruksional Khusus
1. Mengetahui terjadinya mekanisme refleks
2. Mengetahui definisi pemeriksaan refleks
3. Melakukan prosedur pemeriksaan refleks fisiologis dan
patologis dengan benar
4. Menjelaskan parameter normal hasil pemeriksaan refleks
5. Melakukan interpretasi hasil pemeriksaan refleks fisiologis
D. Dasar Teori
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak
yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak reflex. Untuk terjadi gerak refleks,
maka dibutuhkan struktur sebagai berikut: organ sensorik (yang menerima
impuls), serabut saraf sensorik (yang menghantarkan impuls), sumsum
tulang belakang (serabut-serabut saraf penghubung menghantarkan
impuls), sel saraf motorik (menerima dan mengalihkan impuls), dan organ
motorik (yang melaksanakan gerakan). Gerak refleks merupakan bagian
dari mekanika pertahanan tubuh yang terjadi jauh lebih cepat dari gerak
sadar, misalnya menutup mata pada saat terkena debu, menarik kembali
tangan dari benda panas menyakitkan yang tersentuh tanpa sengaja. Gerak
refleks dapat dihambat oleh kemauan sadar; misalnya, bukan saja tidak
menarik tangan dari benda panas, bahkan dengan sengaja menyentuh
permukaan panas (Pearce, 2009).
System saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang tindih:
input sensoris, integrasi, dan output motoris. Input adalah penghantaran
atau konduksi sinyal dan reseptor sensoris, misalnya sel-sel pendeteksi
[Spirometri]
Page 1
[Spirometri]
Page 2
[Spirometri]
Page 3
[Spirometri]
Page 4
suatu
o Refleks Trisep
a) Pasien duduk dengan rileks
b) Lengan pasien diletakkan di atas lengan
pemeriksa
c) Pukullah tendo trisep melalui fosa
olekrani
o Refleks Brakhio Radialis
a) Posisi Pasien sama dengan pemeriksaan
refleks bisep
b) Pukullah tendo brakhioradialis pada
radius distal dengan palu refleks
o Refleks Periosteum radialis
a) Lengan bawah sedikit di fleksikan pada
sendi
siku
dipronasikan
[Spirometri]
Page 5
dan
tangan
sedikit
b) Ketuk
periosteum
ujung
distal
os.
Radialis
o Refleks Periosteum ulnaris
a) Lengan bawah sedikit di fleksikan pada
siku, sikap tangan antara supinasi dan
pronasi
b) Ketukan pada periosteum os. Ulnaris
2) Refleks Fisiologis Ekstremitas Bawah
o RefleksPatela
a) Pasien duduk santai dengan tungkai
menjuntai
b) Raba daerah kanan-kiri tendo untuk
menentukan daerah yang tepat
c) Tanganpemeriksamemegangpahapasien
d) Ketuk tendo patela dengan palu refleks
menggunakan tangan yang lain
b. Refleks Patologis
1) Refleks Hoffmann-tromer
a) Tangan
pemeriksa
b) Ujung jari tangan pemeriksa yang lain
a) Gores
palmar
dengan
telunjuk
jari
[Spirometri]
Page 6
jari
penderita,
menjepit
jari
dapat
membebaskan
jari
pemeriksa.
3) Reflek palmomental
muskulus
mentali
ipsilateral.
Reflek
[Spirometri]
Page 7
7) Reflek oppenheim
[Spirometri]
Page 8
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Probandus 1
Nama
: Henokh Aldebaran Ngili
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur
: 19 tahun
No.
Macam-macam
gerak refleks
Refleks Brakhio
radialis
Refleks
4
5
[Spirometri]
Keterangan
Monosinap
Polisinaps
s
Periosteum
ulnaris
Refleks Biceps
Refleks Triceps
Periosteum
3
Gerak refleks
Ekstens
Fleksi
i
radialis
Refleks
Page 9
Refleks Patella
Probandus 2
Nama
: Mego Triwasongo Sambona
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur
: 19 tahun
No.
Macam-macam
gerak refleks
Refleks Brakhio
radialis
Refleks
4
5
6
Keterangan
Monosinap
Polisinaps
s
Periosteum
ulnaris
Refleks Biceps
Refleks Triceps
Refleks Patella
Periosteum
3
Gerak refleks
Ekstens
Fleksi
i
radialis
Refleks
B. Pembahasan
Pada manusia, ada dua jenis refleks yaitu refle ks
fisiologis dan patologis . Refleks fisiologis normal jika
terdapat pada manusia, sebaliknya refleks patologis normal
jika tidak terdapat pada manusia.
Pada percobaan pemukulan pada bagian petella, kaki
bergerak kedepan seolah menendang, dan pada saat membaca,
tendangan atau gerakan kaki lebih kuat. Dari hasil pengamatan yang
telah dilakukan,pada waktu lutut praktikan dipukul, maka lutut
memberikan respon dengan adanya gerakan refleks yaitu dengan
menggerakan lututnya. Refleks pada lutut ini disebut refleks sumsum
tulang belakang, karena saraf penghubungnya terletak di dalam
sumsum tulang belakang. (Indiastuty, 2005)
[Spirometri]
Page 10
[Spirometri]
Page 11
[Spirometri]
Page 12
pemeriksaan
refleks
patologi
hoffman
tromer
dihasilkan respon ibu jari adduksi dan jari-jari tangan adduksi cara
pemeriksaannya dengan tangan pasien disentilkan oleh pemeriksa.
Kemudian
grasping
refleks
menimbulkan
reflek
langsung
[Spirometri]
Page 13
[Spirometri]
Page 14
BAB III
KESIMPULAN
1. Mekanisme gerak refleks disebut juga lengkung refleks. Terdiri dari organ
reseptor, neuron aferen, area sentral di SSP (medulla spinalis) neuron eferen,
dan organ reseptor.
2. Refleks terdiri dari dua jenis yaitu Refleks fisiologis dan refleks patologis.
Refleks fisiologis adalah refleks yang harus terjadi pada orang normal.
Sementara refleks patologis adalah refleks yang terjadi pada orang abnormal.
3. Pemeriksaan refleks fisiologis terdiri dari pemeriksaan refleks bisep, trisep,
brakhioradialis, periosteum radialis, periosteum ulnaris, dan patella.
Sedangkan refleks patologis terdiri dari refleks hoffman tromer, refleks
grasping, refleks snouting, refleks babinski, refleks oppenheim, refleks
gordon, refleks schaefer, refleks caddock. Dimana terjadi konsolidasi refleks
babinski pada refleks oppenheim, gordon, schaefer, dan refleks caddock.
4. Pada probandus yang normal, refleks fisiologis berupa sebagai berikut:
a. Refleks Bisep berupa fleksi pada siku dan kontraksi bisep
b. Refleks Trisep berupa ekstensi siku dan kontraksi trisep disendi siku
c. Refleks Brakhioradialis berupa gerakan menyentak pada radius
d. Refleks Periosteum Radialis berupa fleksi lengan bawah dan supinasi
tangan
e. Refleks Periosteum Ulnaris berupa pronasi tangan
f. Refleks patella berupa kontraksi otot kuadrisep dan ekstensi lutut
5. Pada probandus yang abnormal, refleks patologis akan muncul berupa
sebagai berikut:
a. Refleks babinski berupa normalnya kontraksi jari kaki bergerak fleksi,
abnormalnya ibu jari bergerak dorsofleksi sedangkan keempat jari
lainnya abduksi.
b. Refleks hoffman tromer berupa ibu jari adduksi dan jari-jari tangan
adduksi.
c. Grasping refleks berupa menggenggam jari tangan pada orang yang
abnormal.
d. Refleks snouting berupa timbul respon refleks menyusu.
[Spirometri]
Page 15
DAFTAR PUSTAKA
[Spirometri]
Page 16
Palsy
(Studi
Kasus
di
YPAC
Semarang).
2012
[Spirometri]
Page 17