PENDAHULUAN
A. Judul Praktikum
Sistem Saraf
C. Tujuan Praktikum
Tujuan Instruksional Khusus
1. Mengetahui terjadinya mekanisme refleks
2. Mengetahui definisi pemeriksaan refleks
3. Melakukan prosedur pemeriksaan refleks fisiologis dan
patologis dengan benar
4. Menjelaskan parameter normal hasil pemeriksaan refleks
5. Melakukan interpretasi hasil pemeriksaan refleks fisiologis
D. Dasar Teori
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak
yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak reflex.Untuk terjadi gerak refleks,
maka dibutuhkan struktur sebagai berikut: organ sensorik (yang menerima
impuls), serabut saraf sensorik (yang menghantarkan impuls), sumsum
tulang belakang (serabut-serabut saraf penghubung menghantarkan
impuls), sel saraf motorik (menerima dan mengalihkan impuls), dan organ
motorik (yang melaksanakan gerakan). Gerak refleks merupakan bagian
dari mekanika pertahanan tubuh yang terjadi jauh lebih cepat dari gerak
sadar, misalnya menutup mata pada saat terkena debu, menarik kembali
tangan dari benda panas menyakitkan yang tersentuh tanpa sengaja.Gerak
refleks dapat dihambat oleh kemauan sadar; misalnya, bukan saja tidak
menarik tangan dari benda panas, bahkan dengan sengaja menyentuh
permukaan panas(Pearce, 2009).
[Spirometri] Page 1
cahaya di mata, ke pusat integrasi. Integrasi adalah proses penerjemahan
informasi yang berasal dari stimulus reseptor sensoris oleh lingkungan.
Kemudian dihubungkan dengan respon tubuh yang sesuai.Sebagian besar
integrasi dilakukan dalam system saraf pusat yaitu otak dan sumsum
tulang belakang (pada vertebrae). Output motoris adalah penghantaran
sinyal dari pusat integrasi, yaitu SSP, ke sel-sel efektor, sel-sel otot atau sel
kelenjar yang mengaktualisasikan respon tubuh terhadap stimulus
tersebut .system saraf tersusun atas dua jenis sel yang utama : neuron dan
sel-sel pendukung disebut juga glia , yang memberikan struktur dalam
system saraf serta melindungi, menginsulasi, dan secara umum membantu
neuron (Campbell, 2004).
Pusat syaraf manusia terdiri dari dua bagian: otak dan sumsum
tulang belakang. Masing-masing bagian ini akan menghantarkan impuls
dari kelompok bagian tubuh yang berbeda. Mekanisme gerak.Tubuh kita
memiliki bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsang, yaitu
alat indera.Bagian tubuh ini disebut reseptor.Reseptor ini memiliki syaraf-
syaraf khusus yang bisa mendeteksi rangsangan tertentu. Misalnya:
rangsang cahaya pada mata , rangsang sentuhan, suhu, gesekan, rasa sakit
pada kulit , bau pada hidung, rasa pada lidah , suara pada telinga. Setelah
itu syaraf-syaraf yang disebut neuron reseptor ini akan mengirimkan sinyal
listrik menuju otak. Informasi ini akan diolah sesuai kehendak kita.
Kemudian otak akan mengirim respon menuju organ yang disebut efektor.
Efektor meliputi : otot, kelenjar, dll. Respon yang dikirim otak ini ada
yang dikirim secara otomatis, ada pula yang hanya dikirim bila kita
menghendakinya (Abim, 2010)
Medulla spinalis atau sumsum tulang belakang bermula pada
medulla oblongata, menjulur kea rah kaudal melalui foramen magnum,
dan berakhir diantara vertebrae lumbalis pertama dan kedua. Disini
medulla spinalis meruncing sebagai konus medularis, dan kemudian
sebuah sambungan tipis dari pia mater disebut filum terminale, yang
menembus kantung dura meter, bergerak menuju koksigis. Sumsum tulang
belakang berukuran panjang sekitar 45cm ini, pada bagian depannya
[Spirometri] Page 2
dibelah sebuah fisura anterior yang dalam, sementara bagian belakang
dibelah sebuah fisura yang sempit. Pada sumsum tulang belakang terdapat
dua penebalan, yaitu penebalan servikal dan penebalan lumbal.Dari
penebalan ini, pleksus-pleksus saraf bergerak guna melayani anggota
badan atas dan bawah dan fleksus dari daerah toraks membentuk saraf-
saraf interkostalis (Pearce, 2006).
[Spirometri] Page 3
yang menerima impuls misalnya kulit. Serabut saraf sensorik yang
menghantarkan impuls tersebut menuju sel-sel ganglion radiks posterior
dan selanjutnya serabut sel-sel akan melanjutkan impuls-impuls menuju
substansi pada kornu posterior medulla spinalis. Sumsum tulang belakang
menghubungkan antara impuls menuju kornu anterior medulla spinalis.Sel
saraf menerima impuls dan mengahntar impuls-impuls ini melalui serabut
motorik. Organ motorik melaksanakan rangsangan karena dirangsang oleh
impuls saraf motorik (Syaifuddin, 2009).
[Spirometri] Page 4
2. Neuron aferen (sensoris) yang dapat menghantarkan impuls
menuju kesusunan saraf pusat (medula spinalis-batang otak)
3. Pusat saraf (pusat sinaps) tempat integrasi masuknya sensorik dan
dianalisis kembali ke neuron eferen
4. Neuron eferen (motorik) menghantarkan impuls ke perifer
5. Alat efektor merupakan tempat terjadinya reaksi yang diwakili
oleh suatu serat otot atau kelenjar(Syaifuddin,2006).
2. Cara Kerja
a. ReflekFisiologis
1) RefleksFisiologisEkstremitasAtas
o RefleksBisep
a) Pasienduduk di lantai
b) Lengan rileks, posisi antara fleksi dan
ekstensi dan sedikit pronasi, lengan
diletakkan di atas lengan pemeriksa
o RefleksTrisep
a) Pasiendudukdenganrileks
b) Lengan pasien diletakkan di atas lengan
pemeriksa
c) Pukullah tendo trisep melalui fosa
olekrani
o RefleksBrakhioRadialis
a) Posisi Pasien sama dengan pemeriksaan
refleks bisep
b) Pukullah tendo brakhioradialis pada
radius distal dengan palu refleks
o RefleksPeriosteum radialis
a) Lengan bawah sedikit di fleksikan pada
sendi siku dan tangan sedikit
dipronasikan
[Spirometri] Page 5
b) Ketuk periosteum ujung distal os.
Radialis
o RefleksPeriosteumulnaris
a) Lengan bawah sedikit di fleksikan pada
siku, sikap tangan antara supinasi dan
pronasi
b) Ketukanpadaperiosteumos. Ulnaris
2) RefleksFisiologisEkstremitasBawah
o RefleksPatela
c) Tanganpemeriksamemegangpahapasien
b. RefleksPatologis
1) Refleks Hoffmann-tromer
a) Tangan pasein ditumpu oleh tangan
pemeriksa
b) Ujung jari tangan pemeriksa yang lain
disentilkan ke ujung jari tengah tangan
penderita
c) Hasil positif: fleksi jari yang lain dan
adduksi ibu jari.
2) Refleks Grasping
a) Gores palmar dengan telunjuk jari
pemeriksa diantara ibujari dan telunjuk.
[Spirometri] Page 6
b) Hasil positif: Maka timbul genggaman
dari jari penderita, menjepit jari
pemeriksa. Jika reflek ini ada maka
penderita dapat membebaskan jari
pemeriksa.
3) Reflekpalmomental
Garukan pada telapak tangan pasien menyebabkan
kontraksi muskulus mentali ipsilateral. Reflek
patologis ini timbul akibat kerusakan lesi UMN di
atas inti saraf VII kontralateral.
4) Refleksnouting
Ketukan hammer pada tendo insertio m. Orbicularis
oris maka akan menimbulkan reflek menyusu.
Menggaruk bibir dengan tongue spatel akan timbul
reflek menyusu. Normal pada bayi, jika positif pada
dewasa akan menandakan lesi UMN bilateral
5) Mayer reflek
Fleksikan jari manis di sendi metacarpophalangeal,
secara halus normal akan timbul adduksi dan aposisi
dari ibu jari. Absennyaresponinimenandakanlesi di
tractuspyramidalis.
6) Reflekbabinski
Lakukan goresan pada telapak kaki dari arah tumit ke
arah jari melalui sisi lateral. Orang normal akan
memberikan resopn fleksi jari-jari dan penarikan
tungkai. Pada lesi UMN maka akan timbul respon
jempol kaki akan dorsofleksi, sedangkan jari-jari lain
akan menyebar atau membuka. Normal
padabayimasihada.
[Spirometri] Page 7
7) Reflekoppenheim
Lakukan goresan pada sepanjang tepi depan tulang
tibia dari atas ke bawah, dengan kedua jari telunjuk
dan tengah.
Jikapositifmakaakantimbulrefleksepertibabinski.
8) Reflekgordon
Lakukan goresan atau memencet otot gastrocnemius,
jika positif maka akan timbul reflek seperti babinski.
9) Reflekschaefer
Lakukan pemencetan pada tendo achiles. Jika positif
maka akan timbul refflek seperti babinski.
10) Reflekcaddock
Lakukan goresan sepanjang tepi lateral punggung kaki
di luar telapak kaki, dari tumit ke depan.
Jikapositifmakaakantimbulrefleksepertibabinski.
11) Reflekrossolimo
Pukulkan hammer reflek pada dorsal kaki pada tulang
cuboid. Reflek akan terjadi fleksi jari-jari kaki.
12) Reflekmendel-bacctrerew
Pukulan telapak kaki bagian depan akan memberikan
respon fleksi jari-jari kaki.
[Spirometri] Page 8
BAB II
A. Hasil
Probandus 1
Nama : Henokh Aldebaran Ngili
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 19 tahun
Gerak refleks Keterangan
Macam-macam
No. Ekstens Monosinap
gerak refleks Fleksi Polisinaps
i s
1 Refleks Brakhio
√ - √ -
radialis
2 Refleks
Periosteum √ - √ -
radialis
3 Refleks
Periosteum √ - √ -
ulnaris
[Spirometri] Page 9
4 Refleks Biceps √ - √ -
5 Refleks Triceps √ - √ -
6 Refleks Patella √ - √ -
Probandus 2
Nama : Mego Triwasongo Sambona
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 19 tahun
Gerak refleks Keterangan
Macam-macam
No. Ekstens Monosinap
gerak refleks Fleksi Polisinaps
i s
1 Refleks Brakhio
- - √ -
radialis
2 Refleks
Periosteum - - √ -
radialis
3 Refleks
Periosteum - - √ -
ulnaris
4 Refleks Biceps √ - √ -
5 Refleks Triceps √ - √ -
6 Refleks Patella √ - √ -
B. Pembahasan
[Spirometri] Page 10
menggerakan lututnya. Refleks pada lutut ini disebut refleks sumsum
tulang belakang, karena saraf penghubungnya terletak di dalam
sumsum tulang belakang. (Indiastuty,2005)
[Spirometri] Page 11
keadaan fleksi. Orang yang menguji menyokong lengan bawah
dengan satu tangan sambil menempatkan jari telunjuk dengan
menggunakan palu refleks pada tendon fosa cubiti. Respons normal
adalah fleksi pada siku dan kontraksi biseps.
[Spirometri] Page 12
Pada pemeriksaan refleks periosteum ulnaris, lengan
bawaah sedikit difleksikan, sikap tangan antara supinasi dan pronasi
diketuk pada periosteum os. Ulnaris normalnya pronasi tangan.
[Spirometri] Page 13
C. Aplikasi Klinis
[Spirometri] Page 14
BAB III
KESIMPULAN
1. Mekanisme gerak refleks disebut juga lengkung refleks. Terdiri dari organ
reseptor, neuron aferen, area sentral di SSP (medulla spinalis) neuron eferen,
dan organ reseptor.
2. Refleks terdiri dari dua jenis yaitu Refleks fisiologis dan refleks patologis.
Refleks fisiologis adalah refleks yang harus terjadi pada orang normal.
Sementara refleks patologis adalah refleks yang terjadi pada orang abnormal.
3. Pemeriksaan refleks fisiologis terdiri dari pemeriksaan refleks bisep, trisep,
brakhioradialis, periosteum radialis, periosteum ulnaris, dan patella.
Sedangkan refleks patologis terdiri dari refleks hoffman tromer, refleks
grasping, refleks snouting, refleks babinski, refleks oppenheim, refleks
gordon, refleks schaefer, refleks caddock. Dimana terjadi konsolidasi refleks
babinski pada refleks oppenheim, gordon, schaefer, dan refleks caddock.
4. Pada probandus yang normal, refleks fisiologis berupa sebagai berikut:
a. Refleks Bisep berupa fleksi pada siku dan kontraksi bisep
b. Refleks Trisep berupa ekstensi siku dan kontraksi trisep disendi siku
[Spirometri] Page 15
d. Refleks Periosteum Radialis berupa fleksi lengan bawah dan supinasi
tangan
b. Refleks hoffman tromer berupa ibu jari adduksi dan jari-jari tangan
adduksi.
[Spirometri] Page 16
DAFTAR PUSTAKA
[Spirometri] Page 17
[Spirometri] Page 18