A. PENGERTIAN
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya
beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain
seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan
darah, makin besar resikonya (NANDA,2015).
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
1. Hipertensi primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui
penyebabnya. Faktor yang mempengaruhinya yaitu :genetik,
lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis sistem renin. Angiotensin dan
peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor-faktor yang meningkatkan
resiko : obesitas, merokok, alkohol dan polisitemia.
2. Hipertensi sekunder
Penyebabnya yaitu penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom
chusing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
Menurut NANDA 2015, Hipertensi pada usia lanjut dibedakan menjadi :
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari
140 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebi besar dari
90 mmHg
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar
dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90
mmHg
Penyebab hipertensi ada pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Tanda dan gejala di atas dipengaruhi oleh perkalian antara Cardiac
Output (CO) dengan tahanan perifer yang menyebabkan tekanan darah
meningkat.
C. POHON MASALAH
Korteks adrenal
Kortisol
Vasokontriksi vassa
Aliran darah ke
Renin keluar
ginjal menurun
Angiotensin
Volume intravassa
meningkat
Tahanan perifer
meningkat
Tekanan darah
Mekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak
ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,
neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut
saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhirespon pembuluh darah
terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal
mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra
vaskuler. Semua factor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional
pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam
relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya,
aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi
volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan
penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Brunner &
Suddarth, 2002).
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko
seperti hipokoagulabilitas dan anemia
b. BUN/kreatinin : memberikan informasi tentang
perfusi/fungsi ginjal
c. Glukosa : hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi)
dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin
d. Uranalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan
disfungsi ginjal dan ada DM
2. CT Scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3. EKG : dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
4. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : batu ginjal,
perbaikan ginjal
5. Photo dada : menunjukkan destruksi klasifikasi pada area katup,
pembesaran jantung
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Modifikasi Gaya Hidup
F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Menggunakan pengkajian bio-psiko-sosial-spiritual :
1. Identitas Klien
Meliputi nama, umur(kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa,
tanggal dan jam MRS, nomor CM (Catatan Medis) dan diagnosis
medis
2. Keluhan Utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan
adalah sakit kepala disertai rasa berat di tengkuk, sakit kepala
berdenyut.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala.
Gejala yang dimaksud adalah sakit di kepala, pendarahan di hidung,
pusing, wajah kemerahan, dan kelelahan yang bisa saja terjadi pada
penderita hipertensi. Jika hipertensinya berat atau menahun dan
tidak di obati, bisa timbul gejala sakit kepala, kelelahan, muntah,
sesak napas, pandangan menjadi kabur, yang terjadi karena adanya
kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal. Kadang penderita
hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah ada riwayat hipertensi sebelumnya, diabetes militus,
penyakit ginjal, obesitas, hiperkolesterol, adanya riwayat merokok,
penggunaan alcohol dan penggunaan obat kontrasepsi oral, dan lain-
lain.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi.
6. Data dasar pengkajian pasien
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, letih, sesak napas, gaya hidup monoton.
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea.
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner
dan penyakit serebrovaskuler.
Tanda :kenaikan tekanan darah meningkat,denyutan nadi jelas dan
karotis.
c. Integritas ego
Gejala : perubahan kepribadian, ansietas, euphoria, marah
kronik(dapat mengindikasikan kerusakan serebral).
Tanda :gelisah, otot muka tegang, gerakan fisik cepat, peningkatan
pola bicara.
d. Eliminasi
Gejala : gangguan saat ini atau yang lalu/obstruksi riwayat penyaki
ginjal.
e. Makanan dan cairan
Gejala : makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol, gula
yang berwarna hitam, kandungan tinggi kalori, mual, muntah,
perubahan berat badan.
Tanda :berat badan obesitas, adanya edema, kongesti vena,
glikosuria.
f. Neorosensori
Gejala : keluhan Pening/pusing, berdenyut, sakit kepala subosipital,
gangguan penglihatan(diplopia, penglihatan kabur)
Tanda : status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola bicara,
proses pikiir, respon motorik: penurunan kekuatan ganggaman
tangan/reflex tendon dalam.
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : anginan, nyeri tulang timbulpada tungkai, sakit kepala
oksipital berat, nyeri abdomen.
h. Pernapasan
Gejala : dipsnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja, takipnea,
ortopnea, noktural, paroksimal,batuk dengan/tanpa pembentukan
sputum, riwayat merokok.
Tanda :Distres respirasi/penggunaan otot aksesori pernapasan,
bunyi napas tambahan, sianosis.
i. Keamanan
Gejala :gangguan koordinasi/ cara berjalan
Tanda :episode Parestesia unilateral transient, hipotensi postural.
j. Pembelajaran/ penyuluhan
Gejala : hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM, penyakit
serebrovaskular.
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload, vasokontriksi,
hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard
2. Nyeri akut b.d peningktan tekanan vaskuler serebral dan iskemia
kebutuhan oksigen
5. Ketidakefektifan koping
7. Resiko cedera
8. Defisiensi pengetahuan
9. Ansietas
H. RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
1 Penurunan Curah NOC: NIC :
Jantung b/d - Cardiac Pump Cardiac Care
peningkatan afterload, effectiveness - Evaluasi adanya nyeri
vasokontriksi, - Circulation status dada (intensitas,
hipertrofi/rigiditas - Vital sign status lokasi, durasi)
ventrikuler, iskemia Kriteria hasil : - Catat adanya
miokard. - Tanda vital dalam distrimia jantung
rentan normal - Catat adanya tanda
(tekanan darah, nadi, dan gejala penurunan
respirasi) cardiac output
- Dapat mentoleransi - Monitor status
aktivitas, tidak ada kardiovaskuler
kelelahan - Monitor status
- Tidak ada edema pernafasan yang
paru, perifer, dan menandakan gagal
tidak ada ascites jantung
- Tidak ada penurunan - Monitor abdomen
kesadaran sebagai indikator
penurunan fungsi
- Monitor balance
cairan
- Monitor adanya
perubahan tekanan
darah
- Monitor respon
pasien terhadap efek
pengobatan anti
aritmia
- Atur periode latihan
dan istirahat untuk
menghindari
kelelahan
- Monitor toleransi
aktivitas pasien
- Monitor adanya
dypsneu, fatigue,
takipneu, dan
ortopneu
- Anjurkan untuk
menurunkan stres
Vital Sign Monitoring
- Monitor tekanan
darah, nadi, suhu, dan
RR
- Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
- Monitor VS saat
pasien berbaring,
duduk, berdiri
- Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
- Monitor TD, nadi,
RR, sebelum, selama,
setelah aktivitas
- Monitor kualitas dari
nadi
- Monitor adanya
pulsus paradoksus
- Monitor adanya
pulsus alterans
- Monitor jumlah dan
irama jantung
- Monitor bunyi
jantung
- Monitor frekuensi dan
irama pernafasan
- Monitor suara paru
- Monitor pola
pernapasan abnormal
- Monitor suhu, warna,
dan kelembapan kulit
- Monitor syanosis
perifer
- Monitor adanya
cushyng triad
(tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
- Identifikasi penyebab
dari perubahan vital
sign.
2 Nyeri Akut NOC : NIC :
b/d peningkatan a. Pain level a. Lakukan pengkajian
tekanan vaskuler b. Pain control nyeri secara
cerebral dan iskemia c. Comfort level komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik,
Setelah dilakukan tindakan furasi, frekuensi,
keperawatan selama ... x 24 kualitas dan faktor
jam. Pasien tidak presipitasi
mengalami nyeri, dengan : b. Observasi reaksi
Kriteria Hasil nonverbal dari
ketidaknyamanan
a. Mampu mengontrol c. Bantu pasien dan
nyeri (tahu penyebab keluarga untuk mrncari
nyer, mampu dan menemukan
menggunakan teknik dukungan
nonfarmakologi untuk d. Kontrol lingkungan
mengurangi nyeri, yang dapat
mencari bantuan) mempengaruhi nyeri
b. Melaporkan bahwa seperti suhu rungan,
nyeri berkurang dnegan pencahayaan dan
menggunakan kebisingan
manajemen nyeri e. Kurangi faktor
c. Mampu mengenali nyeri presipitasi nyeri
(skala, intensitas, f. Kaji tipe dan sumber
frekuensi dan tanda nyeri untuk menentukan
nyeri) intervensi
d. Menyatakan rasa g. Ajarkan tentang teknik
nyaman setelah nyeri non farmakologi : napas
berkurang dala, relaksasi, distraksi,
e. Tanda vital dalam kompres hangat/dingin
rentang normal h. Berikan informasi
f. Tidak mengalami tentang nyeri seperti
gangguan tidur penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan
berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur
i. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
3 Kelebihan volume NOC NIC
cairan
Fluid Management
1. Electrolit and acid base a. Timbang
balance popok/pembalut, jika
2. Fluid balance diperlukan
3. Hydration b. Pertahankan catatan
Kriteria Hasil intake dan output
yang akurat
a. Terbebas dari
c. Pasang urine kateter,
edema, efusi,
jika diperlukan
anaskara
d. Monitor hasil Hb
b. Bunyi nafas bersih,
yang sesuai dengan
tidak ada
retensi cairan (BUN,
dyspneu/ortopneu
Hmt, osmolalitas
c. Terbebas dari
urine)
distensi vena
e. Monitor status
jugularis, reflek
hemodinamik
hepatojugular (+)
termasuk CVP,
d. Memelihara tekanan
MAP, PAP, dan
vena sentral, tekanan
PCWP
kapiler paru, output
f. Monitor vital sign
jantung dan vital
g. Monitor indikasi
sign dalam batas
retensi/kelebihan
normal
cairan
e. Terbebas dari
h. Kaji lokasi dan luas
kelelahan,
edema
kecemasan atau
i. Monitor masukan
kebingungan
makanan/cairan dan
f. Menjelaskan
hitung intake kalori
indikator kelebihan
j. Monitor status
cairan
nutrisi
k. Kolaborasi
pemberian diuretik
sesuai instruksi
Fluid Monitoring
a. Tentukan riwayat
jumlah dan tipe
intake cairan dan
eliminasi
b. Tentukan
kemungkinan faktor
risiko dari
ketidakseimbangnn
cairan
c. Monitor berat badan
d. Monitor serum dan
elektrolit urine
e. Monitor tekanan
darah orthostatik dan
perubahan irama
jantung
f. Monitor adanya
distensi leher, eodem
perifer, penambahan
BB
g. Monitor tanda dan
gejala dari odema
4 Intoleransi aktivitas NOC NIC
b/d kelemahan,
a. Energy conservation a. Activity therapy
ketidakseimbangansup
b. Activity tolerance b. Kolaborasikan dengan
ly dan kebutuhan
c. Self care : ADLs tenaga rehabilitasi medic
oksigen
dalam merencanakan
program therapy yang
Setelah 3x24 jam interaksi
tepat
diharapkan:
Kriteria Hasil c. Bantu klien untuk
mengidentifikasi
a. Berpartisipasi dalam
aktivitas yang mampu
aktvitas fisik tanpa
dilakukan
disertai peningkatan
d. Bantu untuk memilih
tekanan darah, nadi, dan
aktivitas konsisten yang
RR
sesuai dengan
b. Mampu melakukan
kemampuan fisik,
aktivitas seharihar
psikologi, dan social
ADLs secara mandiri
e. Bantu untuk
c. Anda tanda vital normal
mengidentifikas dan
d. Energy psikomotor
mendapatkan sumber
e. Level kelemahan
daya yang diperlukan
f. Mampu berpindah:
untuk aktofitas yang
dengan atau tanpa
diiginkan
bantuan alat
f. Bantu untk mendapatkan
g. Status kardiopulmonari
alat bantuan aktivitas
adekuat
seperti kursi roda dan
h. Sirkualasi status baik
krek
i. Tatus respirasi:
g. Bantu untuk
pertukaran gas da
mengidentifikasi
ventilasi adekuat
aktifitas yang disukai
h. Bantu klien untuk
membuat jadwal latihan
dalam waktu luang
i. Bantu klien/keluarag
untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktifitas
j. Sediakan penguatan
positif bagi yang aktif
beraktifitas
k. Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
l. Monitor respon fisik,
emosi, social dan
spiritual
I. REFERENSI
Herdman, T Heatrher, PhD, RN, Diagnosa Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2009-2011. Jakarta : EGC
Herdman, T Heatrher, PhD, RN, Diagnosa Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC