Gerak Refleks
Gerakan refleks pada manusia terjadi secara otomatis. Saat menyentuh panci yang panas, tanpa perlu berpikir terlebih dahulu
Ada banyak jenis gerak refleks di tubuh kita. Bahkan, gerakan ini tidak hanya terjadi di bagian luar tubuh namun juga di organ-
organ dalam.
Refleks adalah suatu respon organ efektor (otot maupun kelenjar) yang bersifat otomatis atau tanpa sadar terhadap
suatu stimulus tertentu. Respon tersebut melibatkan suatu rantai yang terdiri atas sekurang-kurangnya dua neuron,
Dua neuron yang penting dalam suatu busur refleks adalah neuron eferen, sensoris atau reseptor, serta neuron
eferen, motoris atau efektor. Umumnya satu atau lebih neuron penghubung (interneuron) terletak diantara neuron
Meskipun refleks melibatkan berbagai bagian otak dan sistem syaraf otonom, namun ada refleks yang paling
sederhana adalah refleks spinal. Suatu refleks spinal yang khas adalah refleks rentang (stretch reflex) yang
digambarkan dengan pemukulan ligamentum patela (suatu tendon) sehingga menyebabkan otot lutut terentang
Refleks yang ada pada waktu lahir dan lazim bagi manusia disebut refleks turunan. Refleks lain yang diperoleh
karena pengalaman disebut refleks bersyarat. Kebutuhan anatomis minimum untuk perilaku refleks adalah neuron
sensori dengan reseptor untuk menerima rangsangan, yang dihubungkan oleh sinaps ke neuron motorik yang
dilekatkan pada suatu otot atau efektor lain, seperti refleks regang ekstensor. Jenis lung-refleks yang paling
sederhana ini disebut monosinaptik, karena hanya terdapat satu sinaps antara neurun sensorik dan neuron motorik.
Lung-refleks yang lebih lazim mempunyai satu atau lebih interneuron antara neuron motorik dan neuron sensorik.
Satu contoh khas di mana rangsangan pada reseptor meyebabkan kontraksi sebuah otot adalah refleks lutut. Jika
tendon lutut dipukul dengan garputala, dan karena itu teregang, maka reseptor dalam tendon tersebut dirangsang;
suatu implus menjalar melewati lung refleks ke sum-sum tulang belakang lalu kembali lagi; maka otot yaang terpaut
pada tendon tersebut berkontraksi yang mengakibatkan menjulurnya kaki secara tiba-tiba, (Soegiri, 1984).
A. Bagaimana proses terjadinya gerak refleks?
Secara sederhana, gerak refleks di tubuh sebenarnya terjadi apabila ada rangsang atau stimuli yang diterima oleh sel saraf
atau neuron di tubuh kita. Suhu panas atau tetesan air yang masuk ke mata adalah contoh stimuli.
Stimuli atau rangsang tersebut akan diterima oleh reseptor saraf sebagai “pesan” dan pesan tersebut akan disampaikan ke
neuron sensori. Lalu, neuron tersebut akan memberikan informasi ke otot, bahwa rasa panas tersebut harus dihindari dengan
gerakan. Semua itu, terjadi hanya dalam waktu kurang dari satu detik.
Secara biologis, gerak refleks yang terjadi di tubuh manusia, berkaitan erat dengan bagian-bagian neuron itu sendiri. Neuron
memiliki tiga bagian berbeda yang memungkinkan sinyal rangsangan diterima dan dirasakan oleh tubuh, yaitu:
• Dendrit
Dendrit adalah bagian dari sel saraf yang bertugas untuk menerima infromasi rangsangan dari sensor atau sel saraf lainnya di
tubuh.
• Akson
Dari dendrit, informasi tersebut akan dipindahkan ke akson, sebelum nantinya akan bergerak menuju dan keluar dari tulang
belakang, yang merupakan tempat sistem saraf pusat dan perifer manusia.
• Ujung saraf
Dari sistem saraf, informasi tersebut kemudian akan menuju ke ujung saraf lalu diteruskan ke neuron lain, bernama interneuron
atau motor neuron. Terakhir, informasi tersebut akan disampaikan ke otot, sehingga otot dapat bergerak untuk menghindari
Secara umum, gerak refleks manusia dibagi menjadi dua jenis, yaitu monosinaptik dan polisinaptik. Mono artinya satu dan poli
Sinaptik adalah ruang yang terdapat di antar neuron. Neuron sensori, letaknya tidak menempel dengan interneuron, dan
internuron posisinya tidak menempel dengan neuron motorik. Sehingga, informasi rangsangan harus sedikit melompati sinaptik
Gerak refleks monosinaptik disebut juga sebagai gerak refleks sederhana. Disebut monosinaptik, sebab informasi rangsang
yang masuk ke neuron sensori hanya melompati satu sinaptik, untuk bisa langsung sampai neuron motorik yang kemudian
Contoh gerak refleks yang paling sederhana adalah refleks lutut, dengan mekanisme gerak refleks sebagai berikut:
Saat bagian bawah lutut Anda dipukul, kaki secara otomatis akan berayun ke depan.
Saat lutut dipukul pelan, pukulan tersebut akan diserap oleh reseptor sebagai stimuli yang perlu diproses.
Di dalam neuron sensori, seperti biasa, pesan ini akan melalui pengolahan melalui tiga bagian neuron, yaitu dendrit, akson,
Lalu, setelah dari neuron sensori, pesan ini langsung melompat ke neuron motorik.
Dari neuoron motorik, pesan ini langsung diteruskan ke otot. Itulah sebabnya, kaki Anda berayun ke depan.
Satu kali lompatan dari neuron sensorik ke neuron motorik inilah yang dinamakan monosinaptik.
Gerak refleks polisnaptik disebut juga sebagai gerak refleks kompleks. Jika pada monosinaptik, pesan atau stimuli hanya
melompat satu kali untuk sampai ke neuron motorik, pada polisnaptik, neuron harus melompat lebih dari satu kali.
Sebab, dari neuron sensorik, pesan tidak langsung menuju ke neuron motorik, tapi harus melalui interneuron terlebih dahulu,
Sebagai contoh, saat kaki kanan Anda tidak sengaja menginjak benda yang tajam, kaki tersebut otomatis akan terangkat.
Namun, kaki kiri pun otomatis akan diam, untuk menjaga keseimbangan tubuh. Sebab, jika dua-duanya terangkat tentu Anda
akan terjatuh.
Untuk bisa mengendalikan antara gerak refleks di kaki kiri dan kaki kanan, dibutuhkan lebih dari satu sinaptik. Dalam dunia
kedokteran, contoh gerakan refleks ini disebut juga sebagai cross extensor reflex.
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta: Gadja Mada University.
Soegiri, Nawangsari. 1984. Zoologi Umum jilid 1. Bogor: Institut Pertanian Bogor.