PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan kita sehari hari banyak aktivitas gerak yang kita
lakukan. Aktivitas gerak tersebut ada yang sengaja kita lakukan dan ada yang
tanpa kita sadari. Misalnya saat tangan kita tidak sengaja menyentuh ujung
panci yang panas, seketika juga kita bergerak dengan cepat melepas ujung
panci tersebut. Gerak yang kita lakukan tersebut adalah salah satu contoh
gerak refleks. Gerak refleks merupakan gerak cepat, otomatis, dan tidak
direncanakan yang terjadi sebagai respon dari stimulus tertentu. Proses gerak
refleks lebih cepat daripada gerak sadar. Gerak tersebut merupakan
mekanisme dalam rangka mengelak dari suatu rangsang yang berbahaya.
gerak refleks lainnya dapat dipelajari atau dilatih. Misalnya, gerak refleks
seorang pengemudi karena kebiasaan mengemudi. Ketika informasi diproses
di bagian abu-abu dari sumsum tulang belakang, maka gerak tersebut disebut
gerak refleks tulang belakang. Ttulang belakang mengatur homeostasis
dengan cara mengatur kinerja gerak refleks.
Contoh yang sering dilakukan untuk menguji gerak refleks di bidang
kedokteran adalah gerak refleks patellar (refleks lutut). Jika pemrosesan
informasi terjadi di batang otak, maka gerak tersebut disebut gerak refleks
kranial. Contohnya gerak mata yang dilakukan ketika membaca sebuah buku.
Sementara refleks tubuh merupakan gerak refleks yang melibatkan kontraksi
otot-otot rangka. Cerak refleks lainnya adalah refleks autonomik (visceral)
yang biasanya terjadi di luar kesadaran manusia. Gerak refleks ini melibatkan
otot polos, otot jantung, dan kelenjar. Contoh gerakan yang diatur oleh sistem
saraf otonom melalui gerak refleks otonom misalnya kecepatan denyut
jantung, pencernaan, dan pengeluaran urin. Komponen-komponen gerak
refleks ada 5 yaitu : reseptor sensorik, saraf sensorik, pusat integrasi, neuron
motorik, dan efektor. Dari latar belakang tersebut, maka kami melakukan
percobaan untuk mengidentifikasi jenis gerak refleks pada manusia.
B. Rumusan Masalah
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Gerak Refleks
Tulang belakang memiliki peran penting dalam mengatur homeostasis
melalui penghantaran impuls saraf dan pengintegrasian informasi. Bagian
berwarna putih dari sumsum tulang belakang berfungsi dalam penghantaran
impuls saraf. Saraf sensorik mengirimkan impuls saraf dari reseptor ke otak.
Bagian berwarna abu-abu dari sumsum tulang belakang menerima dan
mengolah informasi yang diperoleh dari reseptor maupun informasi yang
disampaikan efektor. Selain itu, tulang belakang mengatur homeostasis
dengan cara mengatur kinerja gerak refleks. Gerak refleks ialah gerakan
pintas ke sumsum tulang belakang. Ciri gerak refles adalah respon yang
terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak disadari. Sedangkan lengkung
refleks adalah lintasan terpendek gerak refleks.
Neuron konektor merupakan penghubung antara neuron sensorik dan
neuron motorik. Jika neuron konektor berada di otak, maka refleksnya disebut
refleks otak (refleks karnial). Jika terletak di tulang belakang, refleksnya
disebut refleks autonomik (visceral). Contohnya gerakan pupil mata yang
menyempit dan melebar karea terkena rangsangan cahaya merupakan gerakan
refleks otak, sedangkan gerak lutut yang tidak sengaja merupakan gerak
sumsum tulang belakang yang melibatkan otot polos, otot jantung dan
kelenjar. Pengendali gerakan otomatik dapat digolongkan sebagai saraf eferen
dan bersifat motorik. Sistem saraf otonom tidak sepenuhnya bekerja secara
otonom, namun melainkam dapat dipengaruhi oleh hipotalamus (yang
berkaitan dengan saraf parasimpatik dan simpatik).
Adapun alur yang tejadi pada gerak refleks ialah rangsang yang
diterima oleh reseptor atau alat indera (dari contoh tadi berupa sengatan api)
dibawa oleh sel saraf sensorik ke sumsum tulang belakang untuk diproses dan
respon tadi diteruskan oleh sel saraf motori ke otot untuk melakukan reaksi
(berupa gerakan menarik tangan dengan cepat). Bila digambarkan secara
sederhana sebagai berikut:
Rangsangan ---> Sel saraf sensorik ---> Sumsum tulang belakang ---> Sel
saraf motorik ---> Otot.
B.
Lengkung Refleks
Sudah disinggung pada bab sebelumnya bahwa lengkung refleks
adalah lintasan terpendek gerak refleks yag melibatkan sejumlah struktur
reseptor yaitu organ indera yang khusus bagian akhir kulit atau fusus
neuromuskularis yang perangsangannya memprakarsai suatu impuls neuron
aferen yang mentransmisi impuls melalui suatu saraf perifer ke susunan saraf
pusat, tempat dimana safar bersinaps dengan suatu neuron interkalasi, satu
atau lebih neuron interkalasi menyampaikan impuls ke saraf eferen. Saraf
eferen berjalar keluar menyampaikan impuls ke suatu efektor. Dan efektor
yaitu otot atau kelenjar yang memberikan respon.
Sementara kesatuan anatomik susunan saraf adalah neoron, maka
kesatuan fungsionalnya adalah lingkungan refleks ini merupakan dasar
anatomik untuk kegiatan kegiatan refleks diluar pengendalian kemauan kita,
ini berarti reaksi-reaksi yang lebih kurang bersifat otomotik dan tidak
berubah-ubah yang tidak melibatkan pusat-pusat fungsional susunan saraf
pusat yang lebih tinggi.
Komponen-komponen utama suatu lengkunagn refleks yang paling
sederhana terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut :
1. Suatu reseptor, yang peka trerhadap suatu macam rangsangan.
Bagian ujung distal dari neuron sensorik (dendrit) berperan sebagi
reseptor. Dendrit merespon stimulus khusus, yaitu perubahan di
lingkungan eksternal maupun internal, dengan cara membuat
gradien potensial yang disebut potensial generator (reseptor). Jika
potensial aksi mencapai ambang batas depolarisasi, maka akan
menggerakkan impuls saraf pada saraf sensorik.
refleks
potensi
untuk
menjauhi
rangsangan
yang
cara
dengan
mana
saluran
udara
paru-paru
dalam
mencari
tempat
proses
penyakit,
tetapi
makna
Babinski. Bila bagian lateral telapak kaki seseorang dengan SSP utuh
digores maka terjadi kontraksi jari kaki dan menarik bersamaan.
BAB III
RANCANGAN PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
1. Pemukul refleks
2. Pensil
3. Anggota kelompok yang menjadi subyek percobaan
B. Rancangan Percobaan
1. Refleks Bisep
2. Refleks Branchioradialis
3. Refleks Trisep
10
1 buah
1 buah
2 orang
4. Refleks Pattelar
a. Subyek percobaan
duduk
di atas meja
5. Refleks
Achilles
telentang
b. Subyek percobaan
telentang
C. Identifikasi Variabel
Adapun variabel yang digunakan sebagai berikut:
1.
Variabel manipulasi
: Anggota
11
tubuh
yang
menjadi
obyek
Variabel kontrol
Variabel respon
D. Langkah Percobaan
1. Refleks Bisep
Langkah yang pertama dilakukan yakni memilih dua orang dari
anggota kelompok. Satu orang sebagai subyek percobaan dan satu orang
sebagai penguji. Subyek percobaan duduk di atas meja dan rileks.
Kemudian
penguji
mengidentifikasi
lokasi
tendon
bisep
dengan
2. Refleks Branchioradialis
Langkah awal yakni memilih dua orang dari anggota kelompok.
Satu orang sebagai subyek percobaan dan satu orang sebagai penguji.
Subyek percobaan memposisikan tubuh dalam keadaan duduk. Kemudian
membengkokkan siku subyek percobaan dengan syarat subyek percobaan
12
yang lain. Selama percobaan, penguji mengamati dan mencatat reaksi yang
terjadi. Kemudian penguji mengulangi langkah awal sampai akhir untuk
subyek percobaan kedua.
5. Refleks Achilles (Refleks Pergelangan Kaki)
Langkah percobaan awal yakni memilih dua orang dari anggota
kelompok. Satu orang sebagai subyek percobaan dan satu orang sebagai
penguji. Pengujian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu subyek
percobaan tidur telentang dengan salah satu lutut menumpangi lutut kaki
yang lain dan subyek percobaan duduk dengan posisi seperti tes refleks
Pattelar dengan kaki menjuntai ke bawah dan tidak menyentuh lantai.
Kemudian penguji mengidentifikasi tendon Achilles yaitu bagian yang
tegang dan memiliki struktur seperti tali dari bagian tumit sampai otot
betis. Jika tidak yakin, meminta subyek percobaan untuk menegangkan
kakinya sehingga bagian betis berkontraksi dan Achilles terlihat tegang.
Setelah itu, penguji mengatur posisi agar mendapatkan sudut yang tepat
dan dapat melihat bagian bawah kaki subyek percobaan dengan menopang
bagian bawah kaki subyek percobaan dengan tangan penguji. Lalu penguji
memukul tepat di tendon dengan pemukul refleks dan memastikan bagian
betis terlihat sehingga kontraksi otot dapat terlihat. Selama percobaan
penguji mengamati dan mencatat reaksi yang terjadi. Kemudian penguji
mengulangi langkah percobaan awal sampai akhir untuk subyek percobaan
kedua.
14
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. Data
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil percobaan sebagai berikut:
No
Nama
Subje
1.
2.
3.
4.
Gerak Refleks
Posisi
Reaksi
Mendekati Rangsang
Menjauhi Rangsang
Keterangan
k
Saif
Indah
Saif
Bisep
Bisep
Branchioradiali
Jari bergerak
Terasa jari bergerak
Jempol bergerak
Indah
s
Branchioradiali
Jempol bergerak
Saif
s
Trisep
Indah
Trisep
kesetrum
Lengan ngilu, seperti
Saif
Pattelar
15
kesetrum
Kaki seperti akan
menendang
Kaki seperti akan
Indah
5.
Saif
Indah
Pattelar
Achilles
Achilles
menendang
Kaki seperti akan
Terlentang
menendang
Kaki seperti akan
menendang
Telapak kaki
Terlentang dan
bergerak
Telapak kaki
menyilangkan kaki
Duduk di atas meja
bergerak
Telapak kaki
Terlentang dan
bergerak
Telapak kaki
menyilangkan kaki
bergerak
16
B. Analisis
Berdasarkan pengamatan gerak refleks pada manusia, terlihat adanya
gerakan refleks yang melibatkan tulang dan kontraksi otot-otot rangka ketika
bagian tertentu dipukul menggunakan alat pemukul gerak refleks. Bagianbagian tersebut yaitu tendon bisep, tendon di otot branchioradialis (lengan
bawah yang sejajar dengan ibu jari), tendon trisep (bahu), tendon pattelar (di
bawah tempurung lutut kaki), dan tendon Achilles (betis).
Berdasarkan tabel pengamatan percobaan gerak refleks bisep dengan
posisi kedua subjek percobaan duduk di atas kursi menghasilkan reaksi yang
sama mendekati rangsang yaitu jari bergerak ketika bagian tendon bisep di
pukul dengan pemukul gerak refleks. Pada percobaan gerak refleks
branchioradialis dengan posisi kedua subjek percobaan duduk di atas kursi
menghasilkan reaksi yang sama mendekati rangsang yaitu jempol bergerak
ketika bagian tendon branchioradialis di pukul dengan pemukul gerak refleks.
Pada percobaan gerak refleks trisep dengan posisi kedua subjek percobaan
duduk di atas kursi menghasilkan reaksi yang sama menjauhi rangsang yaitu
lengan ngilu seperti kesetrum ketika bagian tendon trisep di pukul dengan
pemukul gerak refleks. Pada percobaan gerak refleks Pattelar dengan posisi
kedua subjek percobaan duduk di atas kursi menghasilkan reaksi yang sama
mendekati rangsang yaitu kaki seperti akan menendang ketika bagian tendon
pattelar di pukul dengan pemukul gerak refleks, hal yang sama terjadi ketika
percobaan gerak refleks Pattelar dengan posisi kedua subjek percobaan
terlentang menghasilkan reaksi yang sama mendekati rangsang yaitu kaki
seperti akan menendang ketika bagian tendon pattelar di pukul dengan
pemukul gerak refleks. Pada percobaan gerak refleks achilles dengan posisi
kedua subjek percobaan duduk di atas kursi menghasilkan reaksi yang sama
mendekati rangsang yaitu telapak kaki bergerak ketika bagian tendon achilles
di pukul dengan pemukul gerak refleks. hal yang sama terjadi ketika
percobaan gerak refleks achilles dengan posisi kedua subjek percobaan
terlentang dengan menyilangkan kaki menghasilkan reaksi yang sama
mendekati rangsang yaitu telapak kaki bergerak ketika bagian tendon achilles
di pukul dengan pemukul gerak refleks.
C. Pembahasan
17
Berdasarkan
percobaan
gerakan yang
terjadi
merupakan
refleks
monosinaptik
(refleks
renggang).
terjadi
merupakan
refleks
monosinaptik
(refleks
renggang).
18
19
BAB V
PENUTUP
20
A. Simpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil
suatu simpulan yakni gerak refleks terbagi menjadi refleks fisiologis dan
refleks patologis. Pada semua bagian (bisep, branchioradialis, trisep, pattelar,
dan achilles) yang dipukul menggunakan pemukul refleks merupakan refleks
monosinaps yang merupakan bagian dari refleks fisiologis. Hal tersebut
dikarenakan gerakan yang ditimbulkan hanya satu jenis gerakan.
B. Saran
Dalam melakukan percobaan, sebaiknya letak dari setiap bagian yang
akan dipukul baik bisep, branchioradialis, trisep, pattelar, dan achilles
ditentukan dengan benar dan tepat. hal tersebut dimaksudkan agar gerak
yang ditimbulkan merupakan gerak sesungguhnya atau gerak refleks
sesungguhnya.
Daftar Pustaka
http://www.infokedokteran.com/referat-kedokteran/neurologi/mengenaliberbagai-gerak-refleks-pada-manusia.html ( 31 Desember 2014, - 21.40)
21
Lampiran 1
Jawaban Pertanyaan
Refleks Bisep
1. Deskripsikan sensasi yang disrasakan oleh subjek percobaan yang
relevan dengan pengamatan yang dilakukan ?
22
23
patellar dengan hammer refleks tepat di bawah patellar menyebabkan otototot paha depan meregang.
Refleks archilles
8. Deskripsikan reaksi yang teramati oleh kedua subjek percobaan
yangsetelah bagian tendonarchillesdipukul.
Bagian achilles kedua subjek percobaan baik untuk posisi duduk di atas
meja dan telentang sambil menyilangkan kaki terlihat gerakan kaki atau
telapak kaki. Gerakan yang diberikan akibat rangsang yakni gerakan yang
mendekati rangsang atau stimulus.
Lampiran 2
1. Refleks Bisep
MODEL 1
MODEL 2
24
2. Refleks Branchioradialis
MODEL 1
MODEL 2
3. Refleks Trisep
4. Refleks Pattelar
Lulut)
MODEL(Refleks
1
a. Posisi duduk
MODEL 2
MODEL 1
MODEL 2
b. Posisi terlentang
25
MODEL 1
MODEL 2
MODEL 1
MODEL 2
b. Posisi duduk
26
MODEL 1
MODEL 2
27
(12030654002)
(12030654005)
(12030654024)
(12030654033)
(12030654043)
(12030654045)
28
Daftar Isi
Abstrak
i
Daftar Isi..
BAB I PENDAHULUAN.......
A. Latar Belakang...
B. Rumusan Masalah..
C. Tujuan Percobaan...
BAB II KAJIAN TEORI
A. Gerak Refleks
B. Lengkung Refleks..
C. Macam-Macam Gerak Refleks..
D. Beberapa Metode Pemeriksaan Refleks
BAB III RANCANGAN PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan...
B. Rancangan Percobaan
C. Identifikasi variabel
D. Langkah Percobaan
BAB IV DATA DAN ANALISIS..
A. Data
B. Analisis..
C. Pembahasan....
BAB V PENUTUP..
A. Simpulan.
B. Saran..
Daftar Pustaka.
29
i
ii
1
1
2
2
3
3
4
5
8
10
10
10
12
12
15
15
17
18
21
21
21
22
Lampiran 1..
Lampiran 2..
ii
30
23
25