a. Refleks fisiologis
1) Refleks Somatik.
Berdasarkan jumlah neuron yang terlibat dibagi menjadi:
a) Refleks Monosinaptik (refleks renggang)
Lengkung refleks yang paling sederhana, mempunyai sinaps tunggal diantara
neuron aferen dan Meferen. Hanya ada satu sinaps yang terjadi antaraneuron
sensorik dan neuron motorik. Bila otot rangka dengan persyarafan yang utuh
direnggangkan, otot ini akan berkontraksi.Respons seperti ini disebut refleks
renggang. Rangsangan yang menimbulkan efek regang adalah regangan pada otot,
dan responnya adalah kontraksi otot yang diregangkan tersebut. Alat indranya
adalah kumparan otot. Impuls yang tercetus di kumparan otot dihantarkan ke SSP
(Sistem Saraf Pusat) melalui serabut saraf sensorik penghantar cepat. Impuls
kemudian secara langsung akan diteruskan ke neuron motorik yang mempersarafi
otot yang teregang. Neurotransmitter di sinaps adalah glutamate. Reflek regang
merupakan reflek monosinaptik didalam tubuh yang paling banyak diketahui dan
dipelajari.
Contoh klinis:
Refleks Patella (knee jerk)
Ketukan pada tendon patella akan membangkitkan refleks patella, karena ketukan
pada tendon akan meregangkan otot kuadriceps femoris. Ketika patella diberi
ketukan secara refleks kaki akan bergerak ke depan seakan menendang. Perubahan
postur:gerak pada kaki tersebut karena adanya mekanisme pengatur postur atau
gerak pada kaki tersebut. Perubahan postur atau gerak pada kaki tersebut karena
adanya mekanisme pengatur postur yang terdiri dari rangkaian nukleus dan
berbagai struktur seperti medulla spinalis, batang otak dan korteks serebrum.
Sistem ini tidak saja berperan dalam postur statik tetapi juga bersama system
kortikospinalis dan kortikobulbaris, berperan dalam pencetusan dan pengendalian
gerakan .Penyesuaian postur dan gerakan volunter tidak mungkin di pisahkan
secara tegas, tetapi dapat diketahui serangkaian refleks postur yang tidak saja
mempertahankan posisi tubuh tetapi tegak dan seimbang tapi juga penyesuaian
untuk mempertahankan latar belakang postur yang stabil untuk aktivitas volunter.
Penyesuaian ini mencakup 2 refleks yaitu :
Refleks tatik : mencakup konstraksi menetap otot
Refleks fasik : melibatkan gerakan - gerakan sesaat
Keduanya terintegrasi di dalam sistem saraf pusat, dari medulla spinalis sampai
korteksserebrum.Faktor utama dalam kontrol postur adalah adanya variasi ambang
refleks regang spinal, yang disebabkan oleh perubahan tingkat keterangsangan
neuron motorik dan secara tidak langsung merubah kecepatan lepas muatan oleh
neuron eferen ke kumparan otot. Sehingga makin keras ketukan yang di berikan
maka refleks regang yang terjadi semakin kuat dan terjadi gerak sesaat yang lebih
tegas (pada refleks patella kaki akan bergerak menendang lebih keras atau sesuai
dengan besar rangsang yang di berikan).
Mekanismenya adalah :
Tendon patella diketuk > serabut tendon tertarik > otot dan serabut kumparan
teregang >mengaktifkan refleks regangan.
b) Refleks Polisinaptik (Refleks Menarik Diri)
Lengkung refleks yang mempunyai lebih dari satu interneuron diantara neuron
aferen dan eferen dan jumlah sarafnya beragam antara dua sampai beberapa ratus.
Refleks menarik diri merupakan jawaban terhadap rangsangan noxius dan biasanya
rangsangan nyeri di kulit atau jaringan subkutan serta otot. Respon yang timbul
adalah kontraksi otot flexor dan penghambatan otot ekstensor sehingga bagian yang
terangsang mengalami fleksi dan menarik diri dari rangsangan tersebut. Bila
diberikan rangsangan yang kuat pada ekstremitas, respon yang timbul bukan hanya
berupa fleksi dan menarik diri pada ekstremitas tersebut, melainkan juga ekstensi
pada ekstremitas kontralateral. Respon ekstensor silang ini merupakan refleks
menarik diri. Pada dasarnya adalah refleks potensi untuk menjauhi rangsangan
yang membahayakan artinya refleks untuk menghindari sesuatu yang tidak
menyenangkan atau membahayakan.
Contoh klinis :
Sensasi panas atau tajam mengenai tungkai kiri
Mekanismenya adalah : stimuli merangsang serabut nyeri > kolateral ikut
terangsang >interneuron teraktivasi > eksitasi neuron motorik >otot fleksor tungkai
kiri kontraksi. Sedangkan otot fleksor tungkai kanan mengalami hambatan
penghambatan (crosswed extensor reflex). Dalam kejadian nyata kita melihat
tungkai kiri diangkat, tungkai kanan tegak kuat berpijak agar tubuh tidak jatuh.
1. Refleks Otonomik
Contoh Klinis
a) Refleks batuk
Refleks batuk penting sekali bagi kehidupan, karena batuk merupakan cara dengan
mana saluran udara paru$paru dipertahankan bebas dari benda asing.Bronkus dan
trakea sedemikian peka sehingga benda asing apapun atau sebab iritasi
lainmenimbulkan refleks batuk. "arink dan karina sangat peka, dan bronkiolus
terminalis serta alveolus terutama peka terhadap rangsnag kimia korosif seperti gas
sulfur dioksida dan klor. Impuls aferen dari saluran pernapasan terutama berjalan
melalui nervus vagus ke medulla oblongata. Di sana, suatu rangkaian peristisa
otomatis digerakkan oleh sirkuit neuron medulla oblongata, sehingga menyebabkan
efek-efek sebagai berikut : pertama, kira-kira 2,5 L udara dihirup. Kedua, epiglottis
menutup, dan pita suara menutup erat untuk menjerat udara di dalam paru-paru.
Ketiga, otot peut berkontraksi dengan kuat. Sebagai akibatnya tekanan di dalam
paru- paru meningkat menjadi 100 mmHg atau lebih. Keempat, pita suara dan
epiglottis tiba-tiba terbuka lebar sehingga udara bertekanan tinggi di dalam paru-
paru meletus keluar.
a) Refleks bersin
Rangsang yang memulai refleks bersin adalah iritasi pada saluran hidung, impuls
aferennya berjalan di dalam saraf kelima ke medulla oblongata dimana refleks ini
digerakkan. Terjadi serangkaian reaksi yang mirip dengan yang terjadi pada refleks
batuk, tetapi uvula tertekan sehingga sejumlah besar udara mengalir dengan cepat
melalui hidung, dan juga melalui mulut sehingga membantu membersihkan saluran
hidung dari benda asing.
2. Refleks Patologis
Refleks patologis adalah refleks - refleks yang tidak dapat di bangkitkan pada orang
sehat,kecuali pada bayi dan anak kecil. Refleks - refleks patologis sebagian besar
bersifat refleks dalam dan sebagian lainnya bersifat refleks superfisial. Reaksi yang
di perlihatkan oleh refleks patologis sebagian besar adalah sama tetapi mempunyai
nama bermacam - macam karena di bangkitkan dengan cara yang berbeda - beda.
Contoh klinis:
Refleks Babinski
Lakukan goresan di ujung palu refleks pada telapak kaki pasien. Goresan di mulai
pada tumitmenuju ke atas dengan menyusuri bagian lateral telapak kaki, setelah
sampai pada pangkal kelingking, goresan di belokan ke medial sampai akhir pada
pangkal jempol kaki. Refleks babinski positif jika ada respon dorsofleksi ibu jari
yang di sertai pemekaran jari - jari yang lain. Kerusakan traktus kortikospinalis
lateral pada manusia menimbulkan tanda Babinski: fleksi dorsal jempol kaki dan
mekarnya jari-jari kaki lainnya sewaktu bagian lateral telapak kaki digores. Kecuali
pada bayi, respon normal terhadap rangsangan ini adalak fleksor plantar semua jari
kaki. Tanda babinski dianggap merupakan refleks menarik pada fleksor yang secara
norm alditahan oleh sistem kortikospinalis lateral. Tanda ini berguna dalam mencari
tempat proses penyakit, tetapi makna fisiologisnya tidak diketahui.
Tengkorak adalah tulang kerangka kepala yang terdiri atas 28 buah. Tulang ini
mempunyai fungsi yang amat penting. Yaitu melindungi otak, mata, dan telinga bagian
dalam. Tulang tengkorak yang lain berfungi membentuk wajah, seperti tulang pipi (os
zigomatikus), tulang hidung (osnasale), tulang rahang atas (os maksila), dan tulang
rahang bawah (os mandibularis). (Micro Medical Multimedia)
a. Sternum
Berbentuk palang terletak di tengah dada. Bersama dengan tulang rusuk (ribs) menyusun rongga
Thorax. Sternum terbagi 3 :
a) Manubrim, bagian atas sternum bersambungan dengan tulang iga ke-1 & 2, bergerak
sedikit/ringan.
b) Body (korpus), terletak di bagian tengah bersambungan langsung dengan iga ke-2 sampai 7, dan
secara tidak langsung dengan iga ke-8 sampai 10.
c) The xiphoid process, bagian paling bawah sternum (Syaifuddin;2011).
Gambar 5. Sternum
Sumber : Wesley Norman ; 1999
The ribs (tulang kerangka dada) memiliki struktur yang tipis, datar dan mengerucut. Terdiri atas 12
pasang (24 tulang). Berfungsi untuk melindungi jantung, hati, lambung, limfa dan ginjal dari
benturan serta membantu dalam proses pernafasan (Syaifuddin,H;2011).
Gambar 6. Tulang Kerangka Dada
Sumber : Wesley Norman;1999
2) The false ribs (iga tak sejati os costa spuria): 3 pasang, bersambungan dengan tulang belakang,
dengan sternum dihubungkan oleh iga sejati ke 7.
3) The floating ribs (iga melayang = os kosta fluitantes) 2 pasang, bersambungan dengan tulang
belakang, namun tidak dengan sternum (Syaifuddin;2011).
jelaskan tulang belakang beserta gambar beserta gambar*
···/10
https://drive.google.com/file/d/1scMJKgAGu_aIbXDLQFtmKtrgbCaRUCPv/view?usp=drivesdk
Feedback
Definisi dari tulang belakang manusia adalah struktur tulang yang tersusun pada bagian belakang
tubuh manusia secara memanjang mulai dari bagian panggul sampai ke leher (bagian bawah
tengkorak). Tulang belakang manusia terdiri atas 33 ruas yang tersusun sejajar dan saling
bersambungan. 33 ruas tulang belakang ini terbagi dalam beberapa bagian antara lain 4 ruas tulang
ekor, 5 ruas tulang sacral, 5 ruas tulang lumbal, 12 ruas tulang dada, serta 7 ruas tulang leher.
Tulang belakang adalah susunan terintegrasi dari jaringan tulang, ligamen, otot, saraf dan pembuluh
darah yang terbentang mulai dari dasar tengkorak (basis cranii), leher, dada, pinggang bawah
hingga panggul dan tulang ekor. Fungsinya adalah sebagai penopang tubuh bagian atas serta
pelindung bagi struktur saraf dan pembuluh-pembuluh darah yang melewatinya. (Sumber :Ruang
guru 2018).
2. Bagian Struktur Tulang Belakang
Untuk memahami mekanisme persalinan, terlebih dahulu dibicarakan panggul wanita yang
memegang peranan penting dalam proses kehamilan, persalinan, dan hingga kala nifas. Sistem
muskuloskeletal tulang panggul merupakan bagian dari sistem muskuloskeletal yang mengkaji
sistem otot/ muskulo dan tulang / skeletal yang menyusun kerangka panggul. Tulang panggul
merupakan sebuah cicin tulang yang di temukan diantara tulang punggung dan tungkai bawah
dalam anatomi tubuh manusia. Pelvis bersendi dengan vertebra lumbalis ke-5 di bagian atas dan
dengan caput femoris kanan dan kiri pada acetabulum yang sesuai. Berat tubuh dihantarkan lewat
pelvis ke kedua tungkai. Pelvis bersendi dengan vertebra lumbalis ke-5 di bagian atas dan dengan
caput femoris kanan dan kiri pada acetabulum yang sesuai. Berat tubuh dihantarkan lewat pelvis ke
kedua tungkai. Bentuk pelvis serupa dengan mangkok yang terbentuk dari tulang, dari sini nama
pelvis berasal, dan pelvis membentuk suatu gelang untuk memberikan perlindungan kepada alat-
alat di dalam pelvis ( Heni Puji Wahyuningsih & Yuni Kusmiyati. 2009)
Gambar 11 struktur pembagian anatomi tulang panggul, (Sumber : Powerpoint slide anatomi
fisiologi panggul mahasiswa kebidanan poltekkes kelompok 4)
1). OS SACRUM
Merupakan tulang kelangkang berbentuk segitiga melebar dibagian atas dan meruncing dibagian
bawah.
Batas-batas dari Os Sacrum yaitu :
1. Articulation sakro illiaca ( batas kanan dan kiri )
2. Prosseus lumbal ke-5 ( batas belakang atas )
3. Cocygis ( batas bawah )
4. Promontorium ( batas depan atas )
Gambar 12. anatomi tulang panggul bagian sacrum, os coxae dan os coccygis (Sumber : Verralls,
Sylvia. (1997). Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam kebidanan alih Bahasa, Hartono.-Ed.3.-Jakarta :
EGC
Os sacrum dibentuk oleh persatuan lima vertebra sacralis, bagian dari os sacrum terdiri atas
promonorium, foramen sacralis dan artikulasio sacrailiaka. Bentuknya seperti segitiga dengan
puncaknya menghadap kebawah dan terletak sedemikian rupa seperti suatu baji di antara os cosae
kanan dan kiri, dengan tulang-tulang tersebut os sacrum bersendi. Empat pasang foramen terbentuk
pada perlekatan vertebra dan keempat foramen ini berhubungan dengan canalis sacralis. Saraf-
saraf dari medulla spinalis melewati foramina ini, Bersama dengan pembuluh-pembuluh darah dan
limfe. Os sacrum membentuk dinding belakang rongga pelvis. Cekungan os sacrum (facies pelvica)
adalah permukaan depan sacrum yang cekung. Cekungan ini membantu meningkatkan kapasitas
pelvis vera. Alae (tunggal ala) sacralis meluas ke luar di kanan kiri vertebra sacralis pertama.
Promontorium adalah titik pusat tepi atas vertebra sacralis pertama dengan dasar (basis) vertebra
lumbalis ke-5, dan menonjol diatas cekung sacrum. Canalis sacralis berjalan longitidunal melewati
pusat sacrum dan terbuka pada setinggi vertebra sacralis ke-5. Canalis sacralis ini merupakan jalan
nervus cranialis yang menyebar keluar setinggi vertebra sacralis ke-2 dan ke-3 untuk membentuk
cauda equina. Selama proses persalinan, beberapa dokter ahli kebidanan memberikan obat
anastesi local ke canalis sacralis caudalis untuk menghilangkan rasa sakit akibat kontraksi uterus.
Saraf-saraf dibawah vertebra sacralis ke-2 dilumpuhkan sementara. Namun pasien masih sadar
sepenuhnya dan dapat bekerjasama.
2). OS COXAE ( TULANG PANGKAL PAHA )
Tulang Coxae terdiri dari 3 buah tulang yang berhubungan satu sama lain. Batas Os Coxae dari
Articulation Sakroiliaka. Sampai pertengahan pubis.
Ketiga tulang itu adalah :
• Tulang usus ( Os Illium )
• Tulang duduk (Os Ischium )
• Tulang Kemaluan ( Os Pubis )
1). Tulang Usus ( Os Illium )
Os illium terletak dari Articulation Sakroilliaka sampai pinggir atas acetabulum. Batas atasnya
merupakan pinggir tulang yang tebal yang disebut Crista Illiaca. Ujung depan maupun belakang dari
Crista Illiaka menonjol terdiri atas 4 spina :
a. Spina illiaka anterior superior (SIAS)
b. Spina illiaka anterior inferior (SIAI)
c. Spina illiaka posterior superior (SIPS)
d. Spina illiaka posterior inferior (SIPI)
1) Tulang Duduk (Os Ischium)
Os ischium terletak dari Foramen Obsturatorium Sampai Pada Pinggir Atas Acetabulum. Tonjolan
yang ada pada ischium yaitu Spina
Ischiadica. Tulang yang tebal yang menyangga berat badan pada saat duduk adalah Tuber
Ischadicum. Bagian yang cekung besar sebelah atas disebut Inchisura Isciadica Mayor. Bagian yang
cekung kecil sebelah bawah disebut Inchisura Ischiadica Minor.
3). OS COCCYGIS
Berbentuk segitiga dan terdiri atas 3-5 ruas bersatu. Pada persalinan ujung tulang tungging dapat
ditolak sedikit ke belakang, hingga ukuran pintu bawah panggul bertambah besar. Coccygis bersifat
lentur, kelenturannya mempengaruhi lebar dari ukuran panggul dalam.
4). COCCYX (Tulang Ekor)
Merupakan empat ruas vertebra yang bersatu, yang merupakan bangunan berbentuk segitiga
dengan dasar (basis) dibagian atas dan bersendi dengan sacrum. Otot-otot dan ligamenta melekat
pada puncaknya dan dapat terdorong kebelakang saat melahirkan kurang lebih 2 cm.
5). OS INNOMINATA KANAN DAN KIRI
Os Sacrum membentuk suatu baji yang terletak diantara os coxae kanan dan kiri yang terletak di
kedua sisi os sacrum. Pada orang dewasa os coxae tampak sebagai satu tulang besar tidak teratur
bentuknya, tetapi sebelum individu berumur 25 tahun tulang ini belum mengalami penulangan
secara sempurna dan sebelumnya terbentuk dari tulang-tulang yang berkembang dari 3 pusat
penulangan primer. Ketiga bagian tersebut disebut ilium (os illi), ischium (os iscii), dan pubis (os
pubis). Ketiga tulang tersebut bertemu pada cekungan yang berbentuk mangkok yang disebut
acetabulum.
6). ILIUM
Ilium diatas dibatasi oleh crista iliaca yang dapat dipalpasi atau diraba dengan mudah apabila
tangan diletakkkan pada pinggang. Crista iliaca berakhir didepan pada spina iliaca anterior. Kira-kira
25 cm, dibawahnya terletak spina iliaca anterior inferior. Disebelah belakang, crista iliaca berakhir
pada spina iliaca posterior superior. Dua cekungan dikanan dan kiri tepat diatas celah gluteus
merupakan tanda letak kedua spina tersebut. Spina iliaca posterior inferior menandai tepi atas
incisura isciadica major yang dilewati oleh nervus isciadicus. Ilium mebentuk 2/5 bagian atas
acetabulum dan merupakan bagian atas oscoxae. Permukaan dalamnya halus dan cekung, tetapi
permukaan luarnya kasar dan merupakan tempat perlekatan otot-otot pada gluteus.
7). ISCHIUM/Tulang duduk
Ischium bagian paling bawah os coxae dan membentuk 2/5 bagian bawah acetabulum. Tuber
isciadicum merupakan daerah tulang yang menebal dari tulang yang membentuk corpus ossis ichii.
Berat tubuh tertumpu pada tuber isciadicum apabila seseorang dalam posisi duduk. Spina isciadica
terletak kira-kira 25 cm diatas tuber isciadicum, memisahkan incisura isciadica major dan minor.
Gambar 13. Ischium (Sumber : Verralls, Sylvia. (1997). Buku Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam
kebidanan alih Bahasa, Hartono.-Ed.3.-Jakarta : EGC
Gambar 14. bentuk PAP dgn ukuran-ukurannya (Sumber : Verralls, Sylvia. (1997). Buku Anatomi dan
Fisiologi Terapan dalam kebidanan alih Bahasa, Hartono.-Ed.3.-Jakarta : EGC
d) Bidang luas panggul
Bidang terluas dalam panggul wanita membentang antara pertengahan simpisis menuju pertemuan
tulang belakang (os sacrum) kedua dan ketiga. Dalam proses persalinan bidang ini tidak
menimbulkan kesukaran.
e) Bidang sempit panggul
Bidang sempit panggul mempunyai ukuran terkecil jalan lahir. Bidang ini merupakan titik putar dari
pintu atas panggul menjadi pintu bawah panggul. Pada kesempitan pintu bawah panggul, bidang ini
mengalami penyempitan.
11). PINTU BAWAH PANGGUL
Pintu bawah panggul buknlah merupakan satu bidang tetapi terdiri dari dua segitiga dengan dasar
yang sama.
Segitiga depan : dasarnya tuber ossis ischiadica dengan dibatasi arkus pubis.
Segitiga belakang : dasranya tuber ossis ischiadica dengan dibatasi oleh ligaentum kanan dan kiri.
Gambar 15. tulang-tulang panggul PBP (Sumber : Verralls, Sylvia. (1997). Buku Anatomi dan
Fisiologi Terapan dalam kebidanan alih Bahasa, Hartono.-Ed.3.-Jakarta : EGC
3. Bagian-Bagian Lunak Panggul
Bagian lunak pada panggul terdiri dari otot, jaringan lunak dan ligamen.
a) Otot Otot-otot yang menyusun kerangka penopang organ-organ di dalam pelvis.
1). Musculus Sfingter Ani Ekternus
Otot ini merupakan cincin otot yang melingkari anus. Otot ini terbentuk dari gabungan serabut otot
dari lapisan superficial dan profundal
commisurra posterior dan kulit perineum sebagian menutupi musculus
sfingter ani ekternus.
2). Musculus Bulbokavernosus
Otot ini merupakan otot yang berasal dari pusat perinium dan memberikan serabut-serabut
longitudinal pada kedua sisi uretra dan vagina. Musculus bulbokavernosus mengelilingi vulva yang
bertujuan untuk membantu kontraksi dinding vagina saat melakukan koitus. Serabut ini juga
mengelilingi ostia sebelum berinsersi pada corpus clitoridis. Serabut-serabut anterior
memungkinkan terjadinya ereksi klitoris pada saat aktivitas seksual. Otot ini juga sebagai
penunjang musculus levator ani yang terletak lebih dalam dari otot ini.
Gambar Rongga Pelvis / Cavitas Pelvis (Sumber : Verralls, Sylvia. (1997). Buku Anatomi dan
Fisiologi Terapan dalam kebidanan alih Bahasa, Hartono.-Ed.3.-Jakarta : EGC
5) Diameter anteroposterior
Diukur dari persatuan vertebra sacralis ke-2 dan 3 ke titik tengah symphysis pubis.
6) Diameter Transversa
Merupakan suatu ukuran yang diambil antara kedua titik yang terpisah paling jauh pada dinding
lateral pelvis. Rongga pelvis bulat maka semua diameter tentunya sama dan semua diameter
tersebut paling tidak panjangnya 12 cm.
b. Pintu Keluar Pelvis
a) Diameter Anteroposterior
Diukur dari tepi bawah symphysis pubis ke tepi bawah sacrum seharusnnya berukuran tidak kurang
dari 13 cm.
b) Diameter Obliqua
Tidak mungkin diukur secara tepat karena ligamentum sacrotuberosum meregang apabila
diregangkan oleh kepala. Walaupun demikian, diameter obliqua dianggap teretak sejajar dengan
diameter obliqua pintu pelvis dan rongga pelvis, dan ukurannya paling tidak harus 12 cm.
c) Diameter Transversa
Ditaksir antara kedua tuber ischiadicum atau spina ischiadica (kedua ukuran tersebut sama pada
pelvis normal), dan diameter ini paling tidak harus mempunyai ukuran 11 cm.
Gambar Pintu Keluar Pelvis (Sumber : Verralls, Sylvia. (1997). Buku Anatomi dan Fisiologi Terapan
dalam kebidanan alih Bahasa, Hartono.-Ed.3.-Jakarta : EGC
II. Konjugata diagnosis
Konjugata diagnosis merupakan jarak antara tepi bawah symphysis pubis dengan
promotoriumDapat dinilai dengan pemeriksaan vaginal dan menunjukkan ukuran pintu masuk
pelvis.
III. Konjugata Obstetrik
Merupakan ukuran yang dibuat antara permukaan dalam (facies interna) di tengah-tengah
symphisis pubis dengan promotorium.
5. Ukuran-Ukuran Panggul
Ukuran panggul penting diketahui terutama pada kehamilan pertama. Sehingga ramalan terhadap
jalannya persaliann daqpat persalinan dapat ditentukan. Ukuran panggul luar tidak banyak artinya,
untuk kepentingan ramalan persalinan, dan ditetapkan melalui pemeriksaan :
a. Secara klinis dilakukan dengan pemeriksaan dalam
b. Ritgen abdomen dan pelvis
c. Ultrasonografi
Pemeriksaan foto rotgen panggul sudah lama ditinggalkan karena dapat memebahyakan janin
sehingga pemeriksaan dalam menjadi lebih penting penting untuk menentukan persalinan.
Ukuran-ukuran secara klinis :
a. Ukuran pintu atas panggul
Ukuran pintu atas panggul yang utama adalah konyugata vera, yang dapat diukure secara tidak
langsung. Dengan pemeriksaan dalam, dapat diukur panjang konyugata diagonalis sehingga
konyugata vera = CD – 1,5cm. pada panggul normal promontorium tidak teraba. Bila ukuran CV di
atas 10 cm dianggap panggul dalam batas normal.
b. Ukuran panggul tengah
Ditentukan dengan mengukur distansia interspinarum
c. Ukuran pintu bawah panggul
Ditentukan dengan mengukur jarak tuber ossis iskium dari luar.
6. Fungsi Umum Panggul Wanita
Fungsi umum panggul wanita adalah sebagai berikut :
a. Bagian keras panggul wanita terdiri dari dan berfungsi :
a. Panggul besar (pelvis mayor) untuk menyangga isi abdomen (perut)
b. Panggul kecil (pelvis minor) untuk membentuk jalan lahir dan sebagai tempat alat genetalia
b. Bagian lunak panggul wanita berfungsi :
1) Membentuk lapisan dalam jalan lahir
2) Menyangga alat genetalia agar tetap dalam posisi yang normal saat hamil maupun saat kala
nifas.
3) Saat persalinan, berperan dalam proses pelahiran dan kala uri.