Anda di halaman 1dari 21

Gerak refleks terdiri dari 2 macam, yaitu refleks fisiologis dan refleks patologis

a. Refleks fisiologis
1) Refleks Somatik.
Berdasarkan jumlah neuron yang terlibat dibagi menjadi:
a) Refleks Monosinaptik (refleks renggang)
Lengkung refleks yang paling sederhana, mempunyai sinaps tunggal diantara
neuron aferen dan Meferen. Hanya ada satu sinaps yang terjadi antaraneuron
sensorik dan neuron motorik. Bila otot rangka dengan persyarafan yang utuh
direnggangkan, otot ini akan berkontraksi.Respons seperti ini disebut refleks
renggang. Rangsangan yang menimbulkan efek regang adalah regangan pada otot,
dan responnya adalah kontraksi otot yang diregangkan tersebut. Alat indranya
adalah kumparan otot. Impuls yang tercetus di kumparan otot dihantarkan ke SSP
(Sistem Saraf Pusat) melalui serabut saraf sensorik penghantar cepat. Impuls
kemudian secara langsung akan diteruskan ke neuron motorik yang mempersarafi
otot yang teregang. Neurotransmitter di sinaps adalah glutamate. Reflek regang
merupakan reflek monosinaptik didalam tubuh yang paling banyak diketahui dan
dipelajari.
Contoh klinis:
Refleks Patella (knee jerk)
Ketukan pada tendon patella akan membangkitkan refleks patella, karena ketukan
pada tendon akan meregangkan otot kuadriceps femoris. Ketika patella diberi
ketukan secara refleks kaki akan bergerak ke depan seakan menendang. Perubahan
postur:gerak pada kaki tersebut karena adanya mekanisme pengatur postur atau
gerak pada kaki tersebut. Perubahan postur atau gerak pada kaki tersebut karena
adanya mekanisme pengatur postur yang terdiri dari rangkaian nukleus dan
berbagai struktur seperti medulla spinalis, batang otak dan korteks serebrum.
Sistem ini tidak saja berperan dalam postur statik tetapi juga bersama system
kortikospinalis dan kortikobulbaris, berperan dalam pencetusan dan pengendalian
gerakan .Penyesuaian postur dan gerakan volunter tidak mungkin di pisahkan
secara tegas, tetapi dapat diketahui serangkaian refleks postur yang tidak saja
mempertahankan posisi tubuh tetapi tegak dan seimbang tapi juga penyesuaian
untuk mempertahankan latar belakang postur yang stabil untuk aktivitas volunter.
Penyesuaian ini mencakup 2 refleks yaitu :
 Refleks tatik : mencakup konstraksi menetap otot
 Refleks fasik : melibatkan gerakan - gerakan sesaat
Keduanya terintegrasi di dalam sistem saraf pusat, dari medulla spinalis sampai
korteksserebrum.Faktor utama dalam kontrol postur adalah adanya variasi ambang
refleks regang spinal, yang disebabkan oleh perubahan tingkat keterangsangan
neuron motorik dan secara tidak langsung merubah kecepatan lepas muatan oleh
neuron eferen ke kumparan otot. Sehingga makin keras ketukan yang di berikan
maka refleks regang yang terjadi semakin kuat dan terjadi gerak sesaat yang lebih
tegas (pada refleks patella kaki akan bergerak menendang lebih keras atau sesuai
dengan besar rangsang yang di berikan).
Mekanismenya adalah :
Tendon patella diketuk > serabut tendon tertarik > otot dan serabut kumparan
teregang >mengaktifkan refleks regangan.
b) Refleks Polisinaptik (Refleks Menarik Diri)
Lengkung refleks yang mempunyai lebih dari satu interneuron diantara neuron
aferen dan eferen dan jumlah sarafnya beragam antara dua sampai beberapa ratus.
Refleks menarik diri merupakan jawaban terhadap rangsangan noxius dan biasanya
rangsangan nyeri di kulit atau jaringan subkutan serta otot. Respon yang timbul
adalah kontraksi otot flexor dan penghambatan otot ekstensor sehingga bagian yang
terangsang mengalami fleksi dan menarik diri dari rangsangan tersebut. Bila
diberikan rangsangan yang kuat pada ekstremitas, respon yang timbul bukan hanya
berupa fleksi dan menarik diri pada ekstremitas tersebut, melainkan juga ekstensi
pada ekstremitas kontralateral. Respon ekstensor silang ini merupakan refleks
menarik diri. Pada dasarnya adalah refleks potensi untuk menjauhi rangsangan
yang membahayakan artinya refleks untuk menghindari sesuatu yang tidak
menyenangkan atau membahayakan.
Contoh klinis :
Sensasi panas atau tajam mengenai tungkai kiri
Mekanismenya adalah : stimuli merangsang serabut nyeri > kolateral ikut
terangsang >interneuron teraktivasi > eksitasi neuron motorik >otot fleksor tungkai
kiri kontraksi. Sedangkan otot fleksor tungkai kanan mengalami hambatan
penghambatan (crosswed extensor reflex). Dalam kejadian nyata kita melihat
tungkai kiri diangkat, tungkai kanan tegak kuat berpijak agar tubuh tidak jatuh.
1. Refleks Otonomik
Contoh Klinis
a) Refleks batuk
Refleks batuk penting sekali bagi kehidupan, karena batuk merupakan cara dengan
mana saluran udara paru$paru dipertahankan bebas dari benda asing.Bronkus dan
trakea sedemikian peka sehingga benda asing apapun atau sebab iritasi
lainmenimbulkan refleks batuk. "arink dan karina sangat peka, dan bronkiolus
terminalis serta alveolus terutama peka terhadap rangsnag kimia korosif seperti gas
sulfur dioksida dan klor. Impuls aferen dari saluran pernapasan terutama berjalan
melalui nervus vagus ke medulla oblongata. Di sana, suatu rangkaian peristisa
otomatis digerakkan oleh sirkuit neuron medulla oblongata, sehingga menyebabkan
efek-efek sebagai berikut : pertama, kira-kira 2,5 L udara dihirup. Kedua, epiglottis
menutup, dan pita suara menutup erat untuk menjerat udara di dalam paru-paru.
Ketiga, otot peut berkontraksi dengan kuat. Sebagai akibatnya tekanan di dalam
paru- paru meningkat menjadi 100 mmHg atau lebih. Keempat, pita suara dan
epiglottis tiba-tiba terbuka lebar sehingga udara bertekanan tinggi di dalam paru-
paru meletus keluar.

a) Refleks bersin
Rangsang yang memulai refleks bersin adalah iritasi pada saluran hidung, impuls
aferennya berjalan di dalam saraf kelima ke medulla oblongata dimana refleks ini
digerakkan. Terjadi serangkaian reaksi yang mirip dengan yang terjadi pada refleks
batuk, tetapi uvula tertekan sehingga sejumlah besar udara mengalir dengan cepat
melalui hidung, dan juga melalui mulut sehingga membantu membersihkan saluran
hidung dari benda asing.
2. Refleks Patologis
Refleks patologis adalah refleks - refleks yang tidak dapat di bangkitkan pada orang
sehat,kecuali pada bayi dan anak kecil. Refleks - refleks patologis sebagian besar
bersifat refleks dalam dan sebagian lainnya bersifat refleks superfisial. Reaksi yang
di perlihatkan oleh refleks patologis sebagian besar adalah sama tetapi mempunyai
nama bermacam - macam karena di bangkitkan dengan cara yang berbeda - beda.
Contoh klinis:
Refleks Babinski
Lakukan goresan di ujung palu refleks pada telapak kaki pasien. Goresan di mulai
pada tumitmenuju ke atas dengan menyusuri bagian lateral telapak kaki, setelah
sampai pada pangkal kelingking, goresan di belokan ke medial sampai akhir pada
pangkal jempol kaki. Refleks babinski positif jika ada respon dorsofleksi ibu jari
yang di sertai pemekaran jari - jari yang lain. Kerusakan traktus kortikospinalis
lateral pada manusia menimbulkan tanda Babinski: fleksi dorsal jempol kaki dan
mekarnya jari-jari kaki lainnya sewaktu bagian lateral telapak kaki digores. Kecuali
pada bayi, respon normal terhadap rangsangan ini adalak fleksor plantar semua jari
kaki. Tanda babinski dianggap merupakan refleks menarik pada fleksor yang secara
norm alditahan oleh sistem kortikospinalis lateral. Tanda ini berguna dalam mencari
tempat proses penyakit, tetapi makna fisiologisnya tidak diketahui.
Tengkorak adalah tulang kerangka kepala yang terdiri atas 28 buah. Tulang ini
mempunyai fungsi yang amat penting. Yaitu melindungi otak, mata, dan telinga bagian
dalam. Tulang tengkorak yang lain berfungi membentuk wajah, seperti tulang pipi (os
zigomatikus), tulang hidung (osnasale), tulang rahang atas (os maksila), dan tulang
rahang bawah (os mandibularis). (Micro Medical Multimedia)

1. Struktur Tulang Tengkorak secara Umum

Gambar 2 Sumber: Micro Medical Multimedia

Bagian-bagian tulang pada tengkorak serta fungsinya:


a. Tengkorak kepala (Neurocranium)
1 tulang kepala belakang — tulang oksipital (Os occipitale)
2 tulang ubun-ubun — tulang parietal (Ossa parietalia Os parietale)
1 tulang dahi — tulang frontal (Os frontale)
2 tulang pelipis — tulang temporal (Ossa temporalia Os temporale)
1 tulang baji — tulang sfenoid (Os sphenoidale)
1 tulang tapis — tulang etmoid (Os ethmoidale)
b. Tengkorak wajah (Viscerocranium)
2 tulang rahang atas — tulang maksila (Maxillae Maxilla)
1 tulang rahang bawah — tulang mandibula (Mandibula)
2 tulang pipi — tulang zigomatik (Ossa zygomatica Os zygomaticum)
2 tulang langit-langit — tulang palatina (Ossa palatina Os palatinum)
2 tulang hidung — tulang nasal (Ossa nasalia Os nasale)
2 tulang air mata — tulang lakrimal (Ossa lacrimalia Os lacrimale)
2 tulang kerang hidung dalam — tulang konka nasal inferior (Conchae nasales inferiores
Concha nasalis inferior)
1 tulang pisau luku — Tulang vomer (Vomer)
c. Lidah (Lingua)
1 tulang lidah — Tulang hyoid (Os hyoideum)
d. Tulang pendengaran (Ossicula auditus)
2 tulang martil — tulang maleus (Mallei Malleus)
2 tulang landasan — tulang inkus (Incudes Incus)
2 tulang sanggurdi — tulang stapes (Stapedes Stapes)
Berikut penjelasan dari masing-masing tulang yang ada pada tengkorak
a. Os frontale (Tulang Dahi)
Adalah tulang yang terletak pada bagian wajah depan kepala dan melebar ke samping
hingga ke bagian tengah telinga di atas tulang pelipis. Tulang dahi berfungsi melindungi
organ dalam kepala melalui depan. Tulang dahi bisa diraba dan diperhatikan karena
terletak di bagian luar. Mempunyai ukuran dan bentuk beragam, sesuai dengan bentuk
wajah seseorang.

b. Os Sphenoidale (Tulang Baji)


Berukuran cukup kecil, tulang baji berada di antara tulang dahi dan pelipis. Bentuknya
pipih dan cenderung cekung ke dalam. Tulang ini berfungsi mengamankan otak bagian
sudut, atau tepatnya di sisi samping bagian wajah, yangmana otak adalah organ vital
yang mengoperasikan semua aktifitas tubuh manusia yang harus dilindungi dari
berbagai sudut.
c. Os Ethmoidale (Tulang Tapis)
Terletak di depan tulang baji dan diantara tulang mata, dan bentuknya pipih, kecil,
berjumlah dua. Fungsi tulang tapis yaitu membentuk dinding belakang lekuk mata,
membantu proses penglihatan, dan menjaga kesehatan rongga nasal (tulang hidung).

d. Os Nasale (Tulang Hidung)


Tulang yang berbentuk lonjong serta ukurannya kecil. Akan tetapi, bentuk dan ukuran
dari tulang ini dapat memiliki keragaman bergantung pada ukuran tubuh dari individu itu
sendiri. Tulang ini ada dua jumlahnya. Kedua tulang tersebut memiliki posisi yang saling
berdekatan juga berdampingan, yaitu berada di bagian tengah dan atas wajah. Tulang
hidung berperan sebagai persimpangan antara kedua tulang tersebut. Itulah sebabnya,
tulang hidung dikenal juga sebagai jembatan yang terbuat dari hidung.
Tulang hidung memiliki fungsi yang berkaitan dalam proses perlindungan dari tulang
hidung itu sendiri. Hidung yang rentan akan benturan-benturan kecil diketahui dapat
dilindungi dengan keberadaan dari tulang hidung ini. Selain itu, tulang hidung pun
diketahui merupakan penyangga yang dapat membuat hidung terlihat lebih indah.
e. Os Lacrimale (Tulang Air Mata)
Keberadaan dari tulang air mata ini dinamakan seperti itu akibat terdapatnya suatu
celah yang dipergunakan untuk menjadi lintasan dari duktus lakrimal. Tempat ini pun
diketahui menjadi tempat dari proses pengaliran air mata ke rongga nasal berjalan
dengan sempurna.
Fungsi dari tulang air mata adalah untuk melekatnya saraf, otot, serta kelenjar air mata.
Selain itu, karena tulang air mata memiliki rongga, maka rongga ini diketahui berfungsi
sebagai celah air mata berada sebelum dialirkan ke mata.

f. Maxilla (Tulang Rahang Atas)


Keberadaan rahang atas ini dapat diidentifikasi dengan lokasinya yaitu di rahang
sebelah atas seseorang. Secara sederhana juga dapat dijelaskan bahwa tulang rahang
atas memiliki posisi di antara tulang rahang bawah dan tulang hidung seseorang.
Rahang atas diketahui juga merupakan bagian penyusun dari tulang hidung dan tulang
langit-langit dalam mulut manusia.
Keberadaan tulang rahang atas diketahui memiliki sangat banyak fungsi. Fungsi yang
pertama adalah berkaitan dengan keberadaan gigi. Rahang atas diketahui memiliki
fungsi dalam menyokong gigi-gigi yang berada di bagian atas mulut. Selanjutnya,
rahang atas juga diketahui berfungsi dalam menjaga bentuk tulang hidung tetap ideal.
Keberadaan dari tulang rahang atas ini diketahui juga merupakan penyokong dari
keberadaan tulang langit-langit.
g. Mandibulla (Tulang Rahang bawah)
Keberadaan rahang bawah ini dapat diidentifikasi dengan lokasinya yaitu tepat berada di
bawah rahang atas seseorang. Secara sederhana juga dapat dijelaskan bahwa tulang
rahang bawah adalah tulang yang memiliki tulang pembentuk dagu. Rahang bawah
diketahui juga merupakan satu-satunya bagian rangka kepala yang dapat bergerak
dengan bebas, karena menempel pada sisi belakang tengkorak bagian temporal.
Fungsi dari tulang rahang bawah cukup banyak jenisnya. Fungsi yang pertama dari
tulang rahang bawah ini tentunya adalah sebagai alat yang membantu seseorang dalam
berbicara. Selanjutnya, tulang rahang bawah diketahui juga memiliki peran penting
dalam upaya mengucapkan kata-kata tertentu. Selain itu, tulang rahang bawah diketahui
sangat bermanfaat dalam proses mengunyah, tulang ini dapat mengatur letak makanan
selama seseorang sedang menguyah.
h. Os Parietale (Tulang Ubun-ubun)
Tulang ini terletak pada bagian tengah atas dan melebar hingga pada setengah bagian
ke belakang dari kepala. Tulang ubun-ubun pada bayi diketahui tidak boleh dipegang-
pegang. Hal ini dilatarbelakangi fakta bahwa tulang ubun-ubun sangatlah rentan dan
dapat mengubah masa depan anak Anda.
Fungsi tulang ubun-ubun tentunya akan mirip dengan fungsi tulang secara umum yaitu
sebagai penopang badan atau sebagai pelindung organ dalam vital. Itulah mengapa
letak dari tulang ubun-ubun sendiri adalah sangat penting. Jika Anda tidak hati-hati
dengan maka tulang ubun-ubun tidak dapat menjaga otak tengah dan belakang
seseorang.

i. Os Temporale (Tulang Pelipis)


Bagian kepala yang satu ini berlokasi tepat di daerah yang ada di belakang juga di
samping dari dahi dan mata. Secara sederhana, tulang pelipis pun dapat dijelaskan
memiliki posisi di sisi atas dari tulang pipi (yang membentuk lengkungan yang
dinamakan zigomatik) dan di depan telinga. Ciri-ciri dari tulang pelipis yang paling
mencolok adalah berada di sisi samping kepala dan sering disalah artikan sebagai
tulang baji. Jumlah dari tulang ini adalah 2 buah yaitu di masing-masing sisi kepala,
bentuknya pipih, dan ukurannya pun cukup lebar.
Fungsi dari tulang pelipis secara umum adalah untuk melindungi saraf juga otak.
Sedangkan, secara khusus, tulang pelipis berfungsi sebagai pelindung lobus froto-
temporal. Bagian lobus froto-temporal ini merupakan bagian depan samping dari otak
besar, Selain itu, tulang pelipis juga berfungsi sebagai tempat melekatnya otot-otot atau
musculus temporalis dan musculus-musculus ekstrinsik.
j. Os Occipitale (Tulang Kepala Belakang)
Tulang ini merupakan membran yang memiliki bentuk seperti cawan yang terposisikan
di bagian belakang juga bagian bawah dari tempurung kepala. Bagian ini adalah bagian
yang berbentuk trapesium dalam mungkin juga berbentuk melengkung pada dirinya
sendiri. Keberadaan tulang ini dapat ditembus oleh aperture oval besar juga foramen
magnum. Bagaimana bisa terjadi? Adalah dengan melalui rongga tengkorak yang
berkomunikasi dengan terusan vertebral.
Fungsi dari tulang kepala belakang adalah untuk dapat melindungi otak dari sisi
belakang. Selain itu, tulang kepala belakang ini dapat melindungi juga telinga bagian
dalam. Keduanya intinya berfungsi untuk menjaga keselamatan kita kemana pun
berada.
k. Os Zygomaticum (Tulang Pipi)
Tulang ini berada pada bagian rangka wajah yang kemudian diketahui sangat amat
memiliki peran dalam menentukan bentuk serta garis wajah seseorang. Penampilan
wajah dari seseorang memang sangat dipengaruhi oleh bagaimana bentuk dan
seberapa besarnya ukuran dari tulang pipi ini.
Tulang pipi ada dua jumlahnya, masing-masing di sisi kanan dan kiri wajah. Kedua
tulang ini diketahui sangat berfungsi dalam membentuk karakter wajah seseorang.
Selain itu, keberadaan kedua tulang ini pun memiliki fungsi perlindungan yang sangat
penting. Bersama dengan tulang pelipis, tulang pipi diketahui memiliki manfaat dalam
melindungi mata dan bola mata.
2. Otot Pada Tulang Tengkorak
a. Otot Pada Pundak Kepala
1) Muskulus Frontalis, berfungsi untuk mengerutkan dahi dan menarik dahi mata.
2) Oksipitalis, berfungsi menarik kulit kebelakang.
b. Otot pada wajah
a) Otot mata (Muskulus Rektus Okuli), berfungsi untuk memutar mata.
b) Otot bola mata (Muskulus Oblikus Okuli) sebanyak 2 buah, berfungsi sebagai penutup
mata atau otot sfingter.
c) Otot lingkar mata (Muskulus Orbikularis Okuli), berfungsi untuk menarik, mengangkat
kelopak mata atas pada waktu membuka mata.
d) Muskulus Levator Palpebra Superior, fungsinya menarik sudut mulut kebawah.
c. Otot Mulut, Bibir, dan Pipi
1) Muskulus Triangularis, fungsinya menarik sudut mulut kebawah.
2) Otot Sudut Mulut (Muskulus Orbikularis Oris), berfungsi menarik sudut mulut ke
bawah.
3) Otot bibir atas (Muskulus Quadratus labii superior).
4) Otot leher (Muskulus Quadratus Labii Inferior), berfungsi menarik bibir ke bawah atau
membentuk mimik muka ke bawah.
5) Muskulus Buksinator, berfungsi menahan makanan waktu mengunyah.
6) Otot Pipi (Muskulus Zygomaticus), berfungsi untuk mengangkat dagu mulut keatas
waktu senyum.
d. Otot Pengunyah
1) Muskulus Maseter, fungsinya mengangkat rahang bawah pada waktu mulut terbuka.
2) Muskulus Temporalis, fungsinya menarik rahang bawah keatas dan kebelakang.
3) Muskulus Pterigoid Internus dan Eksternus, fungsinya menarik rahang bawah
kedepan.
e. Otot Lidah
1) Muskulus Genioglosus, fungsinya mendorong lidah kedepan.
2) Muskulus Stiloglosus, fungsinya menarik lidah keatas dan kebelakang.
3. Sendi yang terdapat pada tulang Tengkorak
a. Sendi Sinartosis Sinfibrosis
Persendian yang menghubungkan tulang yang satu dengan tulang yang lain tanpa dapat
digerakkan sama sekali. Persendian jenis ini terdapat pada hubungan antara tulang
pada tengkorak.
b. Sendi Putar
Hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan tulang yang satu menggeser pada
tulang yang lain.

Penyusun Kerangka Dada


Penyusun kerangka dada terdiri dari kolumna vertebralis (ruas tulang belakang), ossis kostalis
(tulang iga), dan os sternum (tulang dada).

Gambar 3. Anatomi Dada


Sumber :  https://images.app.goo.gl/CDWNqY62w1tYQmBp6

Gambar 4. Anatomi Dada


Sumber :  https://images.app.goo.gl/1G5khDrB6mW6Z5TMA

a. Sternum
Berbentuk palang terletak di tengah dada. Bersama dengan tulang rusuk (ribs) menyusun rongga
Thorax. Sternum terbagi 3 :
a) Manubrim, bagian atas sternum bersambungan dengan tulang iga ke-1 & 2, bergerak
sedikit/ringan.
b) Body (korpus), terletak di bagian tengah bersambungan langsung dengan iga ke-2 sampai 7, dan
secara tidak langsung dengan iga ke-8 sampai 10.
c) The xiphoid process, bagian paling bawah sternum (Syaifuddin;2011).

Gambar 5. Sternum
Sumber : Wesley Norman ; 1999

The ribs (tulang kerangka dada) memiliki struktur yang tipis, datar dan mengerucut. Terdiri atas 12
pasang (24 tulang). Berfungsi untuk melindungi jantung, hati, lambung, limfa dan ginjal dari
benturan serta membantu dalam proses pernafasan (Syaifuddin,H;2011).
Gambar 6. Tulang Kerangka Dada
Sumber : Wesley Norman;1999

b. Ossis Kostalis (Tulang Iga)


a. The true ribs (iga sejati = os kosta vera): 7 pasang bersambungan dengan sternum (sendi costal
cartilage) dan tulang belakang.

Gambar 7. Tulang Iga


Sumber : Applegate (1995) and Van De Graff (1998)
http://www.mnsu.edu/museum/biology/humananatomy/skeletal.2006.

2) The false ribs (iga tak sejati os costa spuria): 3 pasang, bersambungan dengan tulang belakang,
dengan sternum dihubungkan oleh iga sejati ke 7.

Gambar 8. Tulang Iga


Sumber : Applegate (1995) and Van De Graff (1998)
http://www.mnsu.edu/museum/biology/humananatomy/skeletal.2006.

3) The floating ribs (iga melayang = os kosta fluitantes) 2 pasang, bersambungan dengan tulang
belakang, namun tidak dengan sternum (Syaifuddin;2011).

c. The Vertebral Column


The vertebral column (tulang belakang = the backbone, spine, or spinal column). Terdiri atas 26
buah tulang dengan struktur tulang tidak beraturan (irregularly) disebut vertebrae.
Kategori tulang vertebrae:
1) The cervical vertebrae (7 buah)
2) The thoracic vertebrae (12 buah)
3) The lumbar vertebrae (5 buah)
4) The sacrum (1 buah)
5) The coccyx (1 buah) (Syaifuddin;2011).

2. Otot pada Kerangka Dada


Otot-otot dinding dada maupun dinding abdomen tersusun dalam beberapa lapisan yaitu lapisan
eksternal, lapisan medial dan lapisan internal. Untuk dinding toraks, lapisan eksternal, medial dan
internal berturut-turut adalah musculus intercostalis externus, musculus intercostalis internus, dan
musculus subcostalis serta musculus transversus thoracis.
Otot-otot lain yang ikut membentuk dinding toraks termasuk dalam kelompok otot-otot ekstremitas
superior. Otot-otot dinding abdomen dan otot-otot tertentu punggung, semuanya terletak di sebelah
luar costae dan spatium intercostales. Musculi levator costarum berkaitan dengan otot-otot
punggung, tetapi fungsional berkaitan dengan musculus intercostales.
Selama inspirasi tenang pergerakan diafragma menyumbangkan 75% perubahan volume
intratoraks. Diafragma melekat sekitar dasar rongga toraks, otot ini melengkung di atas hati dan
bergerak ke bawah seperti piston bila ia berkontraksi. Jarak pergerakannya berkisar dari 1,5 cm
sampai sejauh 7 cm dengan inspirasi dalam.
Otot-otot inspirasi utama lainnya adalah musculus intercostalis externus, yang berjalan miring ke
atas dan ke bawah dari iga ke iga. Poros iga bersendi pada vertebra sehingga bila musculus
intercostalis externus berkontraksi mereka menaikkan iga-iga bagian bawah. Hal ini mendorong
sternum ke luar dan menaikkan diameter anteroposterior dada. Diameter transversal sebenarnya
sedikit berubah atau tidak sama sekali. Baik diafragma maupun musculus intercostalis externus
sendiri dapat mempertahankan ventilasi yang cukup pada keadaan istirahat. Pemotongan
transversal medulla spinalis di atas segmen servikal ke tiga adalah fatal bila tanpa pernapasan
buatan, tetapi transeksi di bawah asal nervus phrenicus yang mempersarafi diafragma (segmen
servikal ketiga sampai kelima) tidak fatal. Sebaliknya, pada penderita dengan kelumpuhan nervus
phrenicus bilateral, respirasi cukup untuk mempertahankan hidup. Muskulus scalenus dan
muskulus sternicleidomastoideus pada leher adalah otot pembantu inspirasi yang membantu
menaikkan rongga toraks selama pernapasan dalam.
Penurunan volume intratoraks dan ekspirasi yang kuat terjadi bila otot ekspirasi berkontraksi.
Muskulus interkostalis internus mempunyai kerja ini sebab mereka berjalan miring ke bawah dan
posterior dari iga ke iga dan oleh karena itu menarik rongga toraks ke bawah bila mereka
berkontraksi. Kontraksi otot-otot dinding depan abdomen juga membantu ekspirasi dengan menarik
rongga iga ke bawah dan dalam dan dengan meningkatnya tekanan intra-abdominal, yang
mendorong diafragma ke atas (Syaifuddin;2011).

Gambar 9. Otot pada Dada


Sumber : Wesley Norman;1999
Otot-otot dada meliputi:
a) M. pektoralis mayor
Origo: Pars klavikularis bagian sternal, pars strenokostalis, dan korpus aterni kartilago kosta II-VI ke
pars abdominalis bertendo dari aponerosis otot perut.
Insersi: krista tuberkuli mayoris. Tendo lebar menyerupai kantong terbuka datar
Persarafan: N. pektoralis medialis lateralis (pleksus brakialis pars infraklavikularis)
Fungsi: Gerakan adduksi menurunkan lengan yang terangkat, endorotasi lengan ke permukaan
tubuh, antagonis M. latisimus dorsi menarik tubuh ke atas pada saat senam.
b) M. pektoralis minor
Origo: bertendo dari tulang iga II-V dekat pada batas tulang rawan
Insersi:ujung prosesus korakoideus skapula
Pesarafan: N. pektoralis medialis (pleksus pars supraklavikularis)
Fungsi: mengangkat iga menimbulkan gerakan inspirasi jarang bekerja sendiri
c) M. subklavius
Origo: bertendo pendek dibatas tulang kartilago iga I
Insersi: ujung akromial klavikula
Pesarafan: N. torasikus longus pleksus brakialis pars supraklavikula
Fungsi:mengukuhkan letak klavikula pada sendi klavikula
d) M. seratus anterior
Insersi: ujung insersi iga I-IX terdiri dari tiga bagian, bagian tengah lemah, dan bagian kaudal terkuat
Pesarafan:N. torasikus longus pleksus brakialis pars supraklavikularis
e) M. interkostalis eksterni
Origo: pada sisi bawah luar sulkus kosta
Insersi: sisi atas iga sebelah dalam
Pesarafan: N. torasisi dan N. interkostalis
Fungsi:menutup dan meregangkan rongga interkostalis pada waktu inspirasi
f) M. interskostalis interni
Origo: sisi atas iga
Insersi: sisi bawah iga diatasnya
Pesarafan: N. torasisi dan N. interkostalis
Fungsi: menutup dan meregangkan rongga interkostalis pada waktu ekspirasi
g) M. subkostalis
Origo: bertendo pada sisi iga antara tuberkulum dan angulus kostae
Insersi: sisi dorsal dua iga diatasnya
Pesarafan: N. torasisi dan N. interkostalis
Fungsi: menegangkan dinding dada pada waktu ekspirasi
h) M. transversus torasikus
Origo: dorsal prosesus sifoideus dan permukaan berbatasan korpus sterni
Insersi:cabang disisi bawah kartilago kosta II-VI
Pesarafan: N. torasisi dan N. interkostalis
Fungsi:menegangkan dinding dada pada ekspirasi (Syaifuddin;2011).
3. Sendi pada Dada
1) Amfiartrosis adalah persendian dimana gerakan yang terjadi amat terbatas. Misalnya hubungan
antar tulang rusuk dengan ruas-ruas tulang belakang. Tulang-tulang tersebut dapat menimbulkan
gerakan pada saat kita bernapas.
2) Sinartrosis Sinkondrosis adalah hubugan antar tulang dengan jaringan tulang rawan. Contoh
sendi sinkondrosis adalah tulang-tulang vertebrae, antara tulang dada dengan tulang rusuk/iga
(Syaifuddin;2011).

 
jelaskan  tulang belakang beserta gambar beserta gambar*
···/10

https://drive.google.com/file/d/1scMJKgAGu_aIbXDLQFtmKtrgbCaRUCPv/view?usp=drivesdk

Feedback

Definisi dari tulang belakang manusia adalah struktur tulang yang tersusun pada bagian belakang
tubuh manusia secara memanjang mulai dari bagian panggul sampai ke leher (bagian bawah
tengkorak). Tulang belakang manusia terdiri atas 33 ruas yang tersusun sejajar dan saling
bersambungan. 33 ruas tulang belakang ini terbagi dalam beberapa bagian antara lain 4 ruas tulang
ekor, 5 ruas tulang sacral, 5 ruas tulang lumbal, 12 ruas tulang dada, serta 7 ruas tulang leher.
Tulang belakang adalah susunan terintegrasi dari jaringan tulang, ligamen, otot, saraf dan pembuluh
darah yang terbentang mulai dari dasar tengkorak (basis cranii), leher, dada, pinggang bawah
hingga panggul dan tulang ekor. Fungsinya adalah sebagai penopang tubuh bagian atas serta
pelindung bagi struktur saraf dan pembuluh-pembuluh darah yang melewatinya. (Sumber :Ruang
guru 2018).
2. Bagian Struktur Tulang Belakang

Gambar 10 ( Sumber :  sridianti.com  2017 )

a. Tulang Belakang Cervical (7 buah)


Tulang Belakang Cervical merupakan tulang belakang yang berada di leher dan berjumlah 7 buah.
Secara umum, bagian ini memiliki bentuk tulang yang kecil dengan procesus spinosus (bagian
belakang tulang yang seperti sayap) yang berukuran pendek, kecuali tulang ke-2 dan 7. Tulang-
tulang tersebut memiliki sebutan khusus seperti atlas (C1) dan aksis (C2) dan diberi nomor yang
sesuai dengan urutannya mulai dari C1-C7 (C = cervical).
b. Tulang Belakang Thorax (12 buah)
Tulang Belakang Thorax merupakan tulang punggung bagian atas dan berjumlah 12 buah. Bagian
ini memiliki procesus spinosus yang berhubungan dengan tulang rusuk. Bagian ini dikenal juga
sebagai "tulang punggung dorsal". Keduabelas tulang tersebut diberi nomor sesuai dengan
urutannya dari T1-T12 (T = thorax).
c. Tulang Belakang Lumbal (5 buah)
Tulang Belakang Lumbal merupakan tulang punggung bagian bawah dan berjumlah 5 buah. Bagian
ini memiliki ukuran yang paling besar dan paling lurus konstruksinya dan menopang beban paling
berat daripada tulang belakang lainnya. Secara umum, nyeri punggung sering disebabkan karena
adanya gangguan pada bagian ini. Keduabelas tulang pada bagian ini juga diberi nomor sesuai
dengan urutannya dari L1 -L5 (L = lumbal).
d. Tulang Belakang Sacral (5 buah)
Tulang Belakang Sacral merupakan tulang belakang yang membentuk sakrum dan tidak memiliki
celah atau diskus intervertebralis antara yang satu dengan yang lainnya. Bagian ini terdiri dari 4
sampai 5 buah tulang dan setelah usia 26 tahun membentuk segitiga. Sakrum seperti irisan
diantara tulang pinggul. Kelima tulang tersebut diberi nomor sesuai dengan urutannya dari S1 -S5 (S
= sacral).

e. Tulang Belakang Coccygeal (3-5 buah)


Tulang Belakang Coccygeal merupakan tulang belakang yang terletak di bagian paling bawah tulang
belakang atau disebut juga sebagai "tulang ekor". Bagian ini terdiri dari 3 sampai 5 buah tulang yang
saling bergabung dan tanpa celah. Tulang-tulang pada bagian ini juga diberi nomor sesuai dengan
urutannya dari Co1 -Co5 (Co = Coccygeal).
(Sumber :WWW.ruangguru.com)
3. Fungsi Tulang Belakang
a. Sebagai Penopang Tubuh
Fungsi tulang belakang yang pertama adalah sebagai penopang tubuh manusia. Bagian cervical
bertanggung jawab menopang bagian tegkorak, sedangkan bagian thorax bertanggung jawab untuk
memberikan kekuatan dan stabilitas pada tubuh. Bagian lumbar memiliki tugas untuk menopang
sebagian besar berat badan dan memungkinkan gerakan lebih fleksibel tapi tidak berputar.
Tulang belakang memiliki struktur yang sangat baik untuk menopang tubuh yang membuatnya
mampu menyesuaikan bentuk dengan tubuh kita yang berubah-ubah, seperti saat kehamilan atau
bertambahnya berat badan.
b. Membuat Tubuh Lentur dan Fleksibel dalam Bergerak
Struktur tulang belakang yang tidak beraturan dengan susunan otot, tendon, ligamen, dan
sebagainya yang menjadi pendukung untuk membantu tubuh bergerak lebih lentur dan fleksibel
seperti membungkuk, meregang, berputar dan bersandar.
Bagian tulang belakang cervical bertanggung jawab untuk membantu pergerakan kepala dan leher
karena adanya kombinasi unik kedua tulang pada bagian cervical, yaitu atlas dan sumbu.
c. Melindungi Saraf
Fungsi tulang belakang yang selanjutnya adalah memberikan perlindungan pada saraf halus dan
sumsum tulang belakang. Sumsum tulang belakang merupakan bagian yang penting dalam
mengendalikan fungsi organ utama kita. Selain itu, bentuk dan posisi tertentu dari tulang belakang
juga ligamen dapat membentuk jaringan perlindungan yang dapat menjaga sumsum tulang
belakang agar tidak terluka.
d. Menghasilkan Sel Darah Merah
Tulang belakang memiliki sumsum tulang yang banyak menghasilkan sel darah merah dan mineral
(Ingat, yang dimaksud disini bukan sumsum tulang belakang atau medula spinalis). Sumsum tulang
terletak pada rongga interior tulang dan terdiri atas dua jenis, yaitu sumsum merah dan sumsum
kuning. Sumsum merah bertanggung jawab untuk memproduksi sel darah merah, trombosit, dan sel
darah putih. Sedangkan, sumsum tulang kuning mengandung sel-sel lemak tingkat tinggi dan juga
menghasilkan sel darah putih.
e. Peredam Getaran
Tulang belakang memiliki efek peredam getaran ketika tubuh kita bergerak seperti berdiri, jongkok
dan duduk. Hal tersebut dikarenakan adanya bantalan berupa cakram intervertebralis diantara
tulang belakang dan juga mencegah terjadinya gesekan antara tulang yang satu dengan yang
lainnya. Selain itu, cakram intervertebralis juga mengandung zat yang mampu meredam.
1. Pelindung Organ Utama
Fungsi tulang belakang lainnnya adalah melindungi organ utama. Kerangka ini mengelilingi dan
melindungi organ utama tubuh kita. Semua tulang rusuk manusia menempel pada tulang belakang,
tapi hanya 7 pasang teratas yang menempel pada sternum. Tulang rusuk membentuk kerangka di
sekitar jantung dan paru-paru.
(Sumber :  www.sridiianti.com)
4. Otot dan Sendi
a. Otot Leher
1) Muskulus platisma, terdapat di samping leher menutupi sampai bagian dada. Fungsinya
menekan mandibula, menarik bibir ke bawah dan mengerutkan kulit bibir.
2) Muskulus sternokleidomastoid di samping kiri kanan leher ada suatu tendo sangat kuat.
Fungsinya menarik kepala ke samping, ke kiri, dan ke kanan, memutar kepala dan kalau keduanya
bekerja sama merupakan fleksi kepala ke depan disamping itu sebagai alat bantu pernapasan..
3) Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis. Ketiga otot ini terdapat
di belakang leher, terbentang dari belakang kepala ke prosesus spinalis korakoid. Fungsinya untuk
menarik kepala belakang dan menggelengkan kepala.
b. Tulang Punggung
1) Otot yang ikut menggerakkan lengan, yaitu :
a) Trapezius (otot kerudung) terdapat di semua ruas-ruas tulang punggung. Berpangkal di tulang
kepala belakang. Fungsinya mengangkat dan menarik sendi bahu. Bagian atas menarik skapula ke
bagian medial dan yang bawah menarik ke bagian lateral.
b) Muskulus latisimus dorsi (otot pungung lebar), berpangkal pada ruas tulang punggung yang
kelima dari bawah fasia lumboid, tepi tulang punggung dan iga III di bawah, gunanya menutupi
ketiak bagian belakang, menengahkan dan memutar tulang pangkal lengan ke dalam.
c) Muskulus rumboid (otot belah ketupat), berpangkal dari taju duri, dari tulang leher V, ruas tulang
punggung V, di sisni menuju ke pinggir tengah tulang belikat. Gunanya menggerakkan tulang belikat
ke atas dan ke tengah.
2) Otot yang bekerja menggerakkan tulang iga atau otot bantu pernapasan, terdiri dari dua otot
yaitu:
a) Muskulus seratus posterior inferior (otot gergaji belakang bawah). Terletak di bawah otot
pungung lebar, berpangkal di fasia lumbodorsalis dan menuju ke iga V dari bawah. Gunanya
menarik tulang iga ke bawah pada waktu bernapas.
b) Muskulus seratus posterior superior, terletak di bawah otot belah ketupat dan berpangkal di ruas
tulang leher keenam dan ketujuh dari ruas tulang punggung yang kedua. Gunanya menarik tulang
iga ke atas waktu inspirasi.
3) Otot punggung sejati
a) Muskulus interspinalis transversi dan muskulus semispinalis, terdapat di antara kiri-kanan
prosesus transversus dan prosesus spina. Fungsinya untuk sikap dan pergerakan tulang belakang.
b) Muskulus sakrospinalis (muskulus eraktor spina) terletak di samping ruas tulang belakang kiri
dan kanan. Fungsinya memelihara dan menjaga kedudukan kolumna vertebra dan pergerakan dari
ruas tulang belakang.
c) Mukulus quadratus lumborum, terletak antara krista iliaka dan os kosta, terdiri dari 2 lapisan;
fleksi dari vertebra lumbalis dan di samping itu juga merupakan dinding bagian belakang rongga
perut.
(Sumber:  WWW.honestdocs.com)

Untuk memahami mekanisme persalinan, terlebih dahulu dibicarakan panggul wanita yang
memegang peranan penting dalam proses kehamilan, persalinan, dan hingga kala nifas. Sistem
muskuloskeletal tulang panggul merupakan bagian dari sistem muskuloskeletal yang mengkaji
sistem otot/ muskulo dan tulang / skeletal yang menyusun kerangka panggul. Tulang panggul
merupakan sebuah cicin tulang yang di temukan diantara tulang punggung dan tungkai bawah
dalam anatomi tubuh manusia. Pelvis bersendi dengan vertebra lumbalis ke-5 di bagian atas dan
dengan caput femoris kanan dan kiri pada acetabulum yang sesuai. Berat tubuh dihantarkan lewat
pelvis ke kedua tungkai. Pelvis bersendi dengan vertebra lumbalis ke-5 di bagian atas dan dengan
caput femoris kanan dan kiri pada acetabulum yang sesuai. Berat tubuh dihantarkan lewat pelvis ke
kedua tungkai. Bentuk pelvis serupa dengan mangkok yang terbentuk dari tulang, dari sini nama
pelvis berasal, dan pelvis membentuk suatu gelang untuk memberikan perlindungan kepada alat-
alat di dalam pelvis ( Heni Puji Wahyuningsih & Yuni Kusmiyati. 2009)

2. Bagian-Bagian Anatomi Tulang Panggul (Pelvis)


a. Bagian keras yang dibentuk oleh :
a) 1 tulang kelangkang (os sacrum)
b) 1 tulang tungging/tulang ekor (os cocygis)
c) 2 tulang pangkal paha (os coxea)

Gambar 11 struktur pembagian anatomi tulang panggul, (Sumber : Powerpoint slide anatomi
fisiologi panggul mahasiswa kebidanan poltekkes kelompok 4)

1). OS SACRUM
Merupakan tulang kelangkang berbentuk segitiga melebar dibagian atas dan meruncing dibagian
bawah.
Batas-batas dari Os Sacrum yaitu :
1. Articulation sakro illiaca ( batas kanan dan kiri )
2. Prosseus lumbal ke-5 ( batas belakang atas )
3. Cocygis ( batas bawah )
4. Promontorium ( batas depan atas )

Gambar 12. anatomi tulang panggul bagian sacrum, os coxae dan os coccygis (Sumber : Verralls,
Sylvia. (1997). Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam kebidanan alih Bahasa, Hartono.-Ed.3.-Jakarta :
EGC
Os sacrum dibentuk oleh persatuan lima vertebra sacralis, bagian dari os sacrum terdiri atas
promonorium, foramen sacralis dan artikulasio sacrailiaka. Bentuknya seperti segitiga dengan
puncaknya menghadap kebawah dan terletak sedemikian rupa seperti suatu baji di antara os cosae
kanan dan kiri, dengan tulang-tulang tersebut os sacrum bersendi. Empat pasang foramen terbentuk
pada perlekatan vertebra dan keempat foramen ini berhubungan dengan canalis sacralis. Saraf-
saraf dari medulla spinalis melewati foramina ini, Bersama dengan pembuluh-pembuluh darah dan
limfe. Os sacrum membentuk dinding belakang rongga pelvis. Cekungan os sacrum (facies pelvica)
adalah permukaan depan sacrum yang cekung. Cekungan ini membantu meningkatkan kapasitas
pelvis vera. Alae (tunggal ala) sacralis meluas ke luar di kanan kiri vertebra sacralis pertama.
Promontorium adalah titik pusat tepi atas vertebra sacralis pertama dengan dasar (basis) vertebra
lumbalis ke-5, dan menonjol diatas cekung sacrum. Canalis sacralis berjalan longitidunal melewati
pusat sacrum dan terbuka pada setinggi vertebra sacralis ke-5. Canalis sacralis ini merupakan jalan
nervus cranialis yang menyebar keluar setinggi vertebra sacralis ke-2 dan ke-3 untuk membentuk
cauda equina. Selama proses persalinan, beberapa dokter ahli kebidanan memberikan obat
anastesi local ke canalis sacralis caudalis untuk menghilangkan rasa sakit akibat kontraksi uterus.
Saraf-saraf dibawah vertebra sacralis ke-2 dilumpuhkan sementara. Namun pasien masih sadar
sepenuhnya dan dapat bekerjasama.
2). OS COXAE ( TULANG PANGKAL PAHA )
Tulang Coxae terdiri dari 3 buah tulang yang berhubungan satu sama lain. Batas Os Coxae dari
Articulation Sakroiliaka. Sampai pertengahan pubis.
Ketiga tulang itu adalah :
• Tulang usus ( Os Illium )
• Tulang duduk (Os Ischium )
• Tulang Kemaluan ( Os Pubis )
1). Tulang Usus ( Os Illium )
Os illium terletak dari Articulation Sakroilliaka sampai pinggir atas acetabulum. Batas atasnya
merupakan pinggir tulang yang tebal yang disebut Crista Illiaca. Ujung depan maupun belakang dari
Crista Illiaka menonjol terdiri atas 4 spina :
a. Spina illiaka anterior superior (SIAS)
b. Spina illiaka anterior inferior (SIAI)
c. Spina illiaka posterior superior (SIPS)
d. Spina illiaka posterior inferior (SIPI)
1) Tulang Duduk (Os Ischium)
Os ischium terletak dari Foramen Obsturatorium Sampai Pada Pinggir Atas Acetabulum. Tonjolan
yang ada pada ischium yaitu Spina
Ischiadica. Tulang yang tebal yang menyangga berat badan pada saat duduk adalah Tuber
Ischadicum. Bagian yang cekung besar sebelah atas disebut Inchisura Isciadica Mayor. Bagian yang
cekung kecil sebelah bawah disebut Inchisura Ischiadica Minor.

2) Tulang Kemaluan Kemaluan (Os Pubis )


Tulang yang membatasi sebuah lubang dalam tulang panggul dinamakan Foramen Obturatorium.
Bagian atas yang menonjol pada os pubis dinamakan Ramus Superior, cekungannya dinamakan
Linea Inominataatau Linea Terminalis. Pertemuan kedua ramus superior dinamakan Tepi Atas
Simfisis. Pada bagian bawahnya dinamakan Ramus Inferior, pertemuan antara ramus inferior
membentuk Tepi Bawah Simfisis. Pada ramus inferior membentuk sudut yang disebut Arcus Pubis
yang sudutnya tidak boleh kurang dari 90 derajat.

3). OS COCCYGIS
Berbentuk segitiga dan terdiri atas 3-5 ruas bersatu. Pada persalinan ujung tulang tungging dapat
ditolak sedikit ke belakang, hingga ukuran pintu bawah panggul bertambah besar. Coccygis bersifat
lentur, kelenturannya mempengaruhi lebar dari ukuran panggul dalam.
4). COCCYX (Tulang Ekor)
Merupakan empat ruas vertebra yang bersatu, yang merupakan bangunan berbentuk segitiga
dengan dasar (basis) dibagian atas dan bersendi dengan sacrum. Otot-otot dan ligamenta melekat
pada puncaknya dan dapat terdorong kebelakang saat melahirkan kurang lebih 2 cm.
5). OS INNOMINATA KANAN DAN KIRI
Os Sacrum membentuk suatu baji yang terletak diantara os coxae kanan dan kiri yang terletak di
kedua sisi os sacrum. Pada orang dewasa os coxae tampak sebagai satu tulang besar tidak teratur
bentuknya, tetapi sebelum individu berumur 25 tahun tulang ini belum mengalami penulangan
secara sempurna dan sebelumnya terbentuk dari tulang-tulang yang berkembang dari 3 pusat
penulangan primer. Ketiga bagian tersebut disebut ilium (os illi), ischium (os iscii), dan pubis (os
pubis). Ketiga tulang tersebut bertemu pada cekungan yang berbentuk mangkok yang disebut
acetabulum.
6). ILIUM
Ilium diatas dibatasi oleh crista iliaca yang dapat dipalpasi atau diraba dengan mudah apabila
tangan diletakkkan pada pinggang. Crista iliaca berakhir didepan pada spina iliaca anterior. Kira-kira
25 cm, dibawahnya terletak spina iliaca anterior inferior. Disebelah belakang, crista iliaca berakhir
pada spina iliaca posterior superior. Dua cekungan dikanan dan kiri tepat diatas celah gluteus
merupakan tanda letak kedua spina tersebut. Spina iliaca posterior inferior menandai tepi atas
incisura isciadica major yang dilewati oleh nervus isciadicus. Ilium mebentuk 2/5 bagian atas
acetabulum dan merupakan bagian atas oscoxae. Permukaan dalamnya halus dan cekung, tetapi
permukaan luarnya kasar dan merupakan tempat perlekatan otot-otot pada gluteus.
7). ISCHIUM/Tulang duduk
Ischium bagian paling bawah os coxae dan membentuk 2/5 bagian bawah acetabulum. Tuber
isciadicum merupakan daerah tulang yang menebal dari tulang yang membentuk corpus ossis ichii.
Berat tubuh tertumpu pada tuber isciadicum apabila seseorang dalam posisi duduk. Spina isciadica
terletak kira-kira 25 cm diatas tuber isciadicum, memisahkan incisura isciadica major dan minor.

Gambar 13. Ischium (Sumber : Verralls, Sylvia. (1997). Buku Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam
kebidanan alih Bahasa, Hartono.-Ed.3.-Jakarta : EGC

8). PUBIS (OS PUBIS)


Pubis merupakan komponen yang paling kecil dari ketiga komponen yangb membentuk os coxae,
dan membentuk 1/5 bagian bawah acetabulum. Pubis kanan dan kiri Bersatu di bagian depan pada
corpus ossis pubis yang berbentuk segi empat. Tulang-tulang tersebut disatukan oleh bantalan
cartilage ( tulang rawan) yang disebut symphysis pubis. Ramus superior, yang merupakan perluasan
keatas dari amsing-masing corpus pubis, Bersatu denagn ilium pada eminentia illiopectinea. Ramus
inferior meluas kebawah untuk bersatu dengan iscium. Ramus inferior (descendens) kanan dan kiri
membentuk arcus pubis. Suatu foremen yang dikelilingi oleh iscium dan pubis disebut foramen
opturatorium. Beberapa tanda atau bangunan tersebut tampaknya tidak relevan untuk peserta didik
bidan yang bekerja di Inggri. Di daerah terpencil di negara dunia ketiga dimana alat-alat radiologi
dan ultrasonografi tidak bisa diperoleh dengan mudah, maka tanda-tanda tersebut benar-benar
mempunyai nilai praktis. Dengan demikian para peserta didik harus memaksakan diri untuk
menyadari dan mengenali dimana harus mendapatkan tanda-tanda tersebut, tidak hanya pada
pantum, tetapi pada sibjek hidup suatu ketika tanda (bangunan) tersebut mungkin merupakan satu-
satunya cara penilaian pelvis yang dapat dilakukan.
9). PANGGUL KECIL (PELVIS MINOR)
Panggul kecil dalam ilmu kebidanan mempunyai arti yang penting karena merupakan tempat alat
reproduksi wanita dan membentuk jalan lahir. Jalan lahir berbentuk corong dengan luas bidang
yang berbeda-beda sehingga dapat menentukan posisi dan letak bagian terendah janin yang melalui
jalan lahir itu.

Ciri-ciri khas jalan lahir adalah :


Terdiri dari 4 bidang :
1) Pintu atas panggul
2) Bidang terluas panggul
3) Bidang tersempit panggul
4) Pintu bawah panggul
Jalan lahir merupakan corong yang melengkung ke depan dengan sifat :
1) Jalan lahir depan panjangnya 4,5 cm.
2) Jalan lahir belakang panjangnya 12,5 cm.
3) Pintu atas panggul menjadi pintu bawah panggul seolah-olah berputar 900.
4) Bidang putar atas panggulmenjadi pintu bawah panggul terjadi pada bidang tersempit.
5) Pintu bawah panggul bukan merupakan satu bidang, tetapi dua segitiga dengan dasar pada :
Segitiga belakang pangkal (dasar) pada tuber ossis ischii dan ujung belakangnya os sacrum (tulang
belakang). Segitiga depannya dengan ujung (puncak) pada simfisis pubis.
10). PINTU ATAS PANGGUL
Pintu atas panggul merupakan bulatan oval dengan panjang ke samping dan dibatasi oleh:
Promotorium, Sayap os sacrum, Linia terminalis kanan dan kiri
Ramus superior ossis pubis kanan dan kiri
a) Pinggir atas simfisis pubis
Pada pintu atas panggul (PAP) ditentukan tiga ukuran penting, yaitu ukuran muka belaang
(koyungata vera), ukuran lintang (diameter transversa), dan ukuran serong (diameter obliqua).
b) Konyugata vera
Panjangnya sekitar 11 cm, tidak dapat diukur secara langsung, tetapi ukurannya diperhitungkan
pengukuran konyugata diagonalis. Panjang konugata diagnolis antara promotorium dan tepi bawah
simfisis pubis. Konyugata vera (CV): CD-1,5 cm. Konyugata obstetrika: ukuran antara promotorium
dengan tonjolan simpisis pubis.
c) Ukuran lintang
Jarak antara kedua linea terminalis (12,5 cm). Ukuran oliqua
Jarak antara artikulasio sacro-iliaca menuju tuberkulum pubikum yang bertentangan. Kedua ukuran
ini tidak dapat diukur ada wanita yang masih hidup.

Gambar 14. bentuk PAP dgn ukuran-ukurannya (Sumber : Verralls, Sylvia. (1997). Buku Anatomi dan
Fisiologi Terapan dalam kebidanan alih Bahasa, Hartono.-Ed.3.-Jakarta : EGC
d) Bidang luas panggul
Bidang terluas dalam panggul wanita membentang antara pertengahan simpisis menuju pertemuan
tulang belakang (os sacrum) kedua dan ketiga. Dalam proses persalinan bidang ini tidak
menimbulkan kesukaran.
e) Bidang sempit panggul
Bidang sempit panggul mempunyai ukuran terkecil jalan lahir. Bidang ini merupakan titik putar dari
pintu atas panggul menjadi pintu bawah panggul. Pada kesempitan pintu bawah panggul, bidang ini
mengalami penyempitan.
11). PINTU BAWAH PANGGUL
Pintu bawah panggul buknlah merupakan satu bidang tetapi terdiri dari dua segitiga dengan dasar
yang sama.
Segitiga depan : dasarnya tuber ossis ischiadica dengan dibatasi arkus pubis.
Segitiga belakang : dasranya tuber ossis ischiadica dengan dibatasi oleh ligaentum kanan dan kiri.
Gambar 15. tulang-tulang panggul PBP (Sumber : Verralls, Sylvia. (1997). Buku Anatomi dan
Fisiologi Terapan dalam kebidanan alih Bahasa, Hartono.-Ed.3.-Jakarta : EGC
3. Bagian-Bagian Lunak Panggul
Bagian lunak pada panggul terdiri dari otot, jaringan lunak dan ligamen.
a) Otot Otot-otot yang menyusun kerangka penopang organ-organ di dalam pelvis.
1). Musculus Sfingter Ani Ekternus
Otot ini merupakan cincin otot yang melingkari anus. Otot ini terbentuk dari gabungan serabut otot
dari lapisan superficial dan profundal
commisurra posterior dan kulit perineum sebagian menutupi musculus
sfingter ani ekternus.
2). Musculus Bulbokavernosus
Otot ini merupakan otot yang berasal dari pusat perinium dan memberikan serabut-serabut
longitudinal pada kedua sisi uretra dan vagina. Musculus bulbokavernosus mengelilingi vulva yang
bertujuan untuk membantu kontraksi dinding vagina saat melakukan koitus. Serabut ini juga
mengelilingi ostia sebelum berinsersi pada corpus clitoridis. Serabut-serabut anterior
memungkinkan terjadinya ereksi klitoris pada saat aktivitas seksual. Otot ini juga sebagai
penunjang musculus levator ani yang terletak lebih dalam dari otot ini.

3). Musculus Transversus Parinea Suferfisialis


Otot ini berasal dari permukaan dalam masing-masing tuber ischiadika danberjalan transversal
melintasi pintu keluar pelvis. Serabut-serabut darimasing-masing otot akan menyatu dan
menyilangdengan jaringan superfisial corpus perinei. Musculus transversus parinea suferfisialis
sama halnya seperti musculus bulbokavernosus berfungsi untuk menopang muskulus levator ani
yang terletak lebih dalam.
4). Musculus Transversus Parinea Profundus
Para transversus perinei profundus (atau perineal melintang dalam)
muncul dari rami inferior ischium dan berjalan ke garis tengah, di mana ia
interlaces dalam tendon raphe dengan sesama dari sisi yang berlawanan.
Itu terletak pada bidang yang sama sebagai sfingter uretra membranaceae.
Sebelumnya dua otot digambarkan bersama-sama sebagai uretra Constrictor.
5). Musculus Stingfer Uretra
Otot ini merupakan muara dari uretra. Sfingter ini analog dengan sfingter pada pria, dan mempunyai
nama yang sama. Namun di bandingkan dengan pria sfingter pada wanita lebih lemah dan
merupakan struktur yang kurang penting. Ostium ini harus di bedakan dari klitoris yang harus
diidentifikasi terlebih dahulu.
6). Musculus Pubokoksigeus
Merupakan otot yang paling penting di antara semua otot dasar pelvis. Otot ini merupakan otot yang
mengelilingi dan memperkuat uretra, vagina dan rectum. Otot ini juga merupakan penentu miksi,
defekasi serta fungsi seksual yang normal.
7). Musculus Iliococcygeus
Otot ini berasal dari linea alba faciae pada permukaan dalam masing-masing os. Illium dari masing-
masing spina isciadika, serta berjalan ke belakang ke os. Coccygis.
8). Musculus Ischiococcygeus
Berasal dari masing-masing spina ischiadika kemudian berlanjut ke bagian atas coccygis dan tepi
bawah sakrum. Dilanjutkan ke posterior, sehingga diaphragma pelvis hampir tertutup. Otot-otot ini
membantu menstabilkan articulatio sacro-illiaca dan articulatio sacrococcygea.
Diafragma pelvis, dibentuk oleh :
a) Ligamentum sacrotuberosum terentang dari tepi bawah sacrum sampai tuber ischiadicum.
b) Ligamentum sacrospinosum terentang dari tepi bawah sakrum sampai spina ischiadicum.
(Semua ligamentum tersebut secara normal membatasi gerakan sacrum)
c) Symphisis pubis adalah cartilaginosa sekunder yang panjangnya kira-kira 4 cm. Facies articularis
dari corpus ossis pubis ditutupi oleh kartilngo hialin, dan suatu discus carteusaginosa yang
menggabungkan caprora kedua tersebut. Ligamentum pubicum mengelilingi sendi tersebut dan
hanya dapat melakukan gerakan yang minimum.
d) Articulatio saccrococcygea, Juga merupakan articulatio cartilaginosa sekunder yang dihentuk
oleh tepi bawah sakrum dan tepi atas coccyx. Sendi ini dikelilingi dan ditopang oleh ligamentum
sacrococcygeum dan dapat melakukan fleksi dan ekstensi yang merupakan gerakan pasif saat
defekasi danmelahirkan.
e) Ligamentum Poupart juga disebut ligamentum inguinale terentang antara spina iliaca anterior
superior dan corpus ossis pubis. Membrana obturstoria: Membran obturatoria menutup foramen
obturatorium dan padanya terdapat celah sempit untuk lewat pembuluh darah, saraf dan pembuluh
limfatika. Semua sendi ini dapat bertambah keluasan gerakan selama kehamilan karena terjadi
elastisitas (kelenturan) ligamen yang memperkuat sendi tersebut akibat adanya hormon relaksin.
f) Pars muskularis levator yang terdiri dari :
1) Muskulus pubococcygeus dari pubis ke septum anococcygeum
2). Muskulus iliococcygeus dari arkus tendineus muskulus levator ani
ke oscocygis dan septum anococcysigeum
3). Muskulus ischiococcygeus dari spina ischiadica ke pinggir os
sacrum dan os coccygis
g). Pars membranase
1). Hiatus urogenitalis = Terletak antara kedua muskulus pubococcygeus, berbentuk segitiga
2). Diafragma urogenitalis = Menutupi hiatus urogenitalis, dan dibagian depannya ditembus oleh
uretra dan vagina
3). Region perineum merupakan bagian permukaan pintu bawah panggul terbagi menjadi : bagian
anal : (sebelah belakang), terdapat muskulus sfingier ani eksternum yang mengelilingi anus dan
liang senggama bagian bawah

4). Regio urogenitalis


Terdapat muskulus ischiokavernosus dan muskulus transversus perinci superfisialis.

4. Pengukuran Tulang Panggul (PELVIS)


a. Pintu Masuk Pelvis
a) Diameter Anteroposterior (conjugate vera)
Merupakan jarak antara promotorium dengan bagian dalam margo superior symphysis pubis dan
pada wanita normal jaraknya tidak boleh kurang dari 11 cm.
b) Diameter Obliqua
Merupakan jarak antara articulation sacroiliaca dengan eminentia iliopectineal yang bersebrangan,
dan jaraknya tidak boleh kurang dari 12 cm.
c) Diameter SacrocotyIoedea
Merupakan ukuran pelvis yang diambil antara promontorium dengan salah satu eminentia
iliopectineal, dan paling tidak panjangnya harus 9,5 cm.
d) Diameter Transversa
Merupakan jarak yang terpanjang antara dua titik pada pintu masuk, dan paling tidak harus
sepanjang 13 cm. Pada pelvis wanita diameter transversa ini lurus melintasi pusat pintu masuk.

Gambar Rongga Pelvis / Cavitas Pelvis (Sumber : Verralls, Sylvia. (1997). Buku Anatomi dan
Fisiologi Terapan dalam kebidanan alih Bahasa, Hartono.-Ed.3.-Jakarta : EGC
5) Diameter anteroposterior
Diukur dari persatuan vertebra sacralis ke-2 dan 3 ke titik tengah symphysis pubis.
6) Diameter Transversa
Merupakan suatu ukuran yang diambil antara kedua titik yang terpisah paling jauh pada dinding
lateral pelvis. Rongga pelvis bulat maka semua diameter tentunya sama dan semua diameter
tersebut paling tidak panjangnya 12 cm.
b. Pintu Keluar Pelvis
a) Diameter Anteroposterior
Diukur dari tepi bawah symphysis pubis ke tepi bawah sacrum seharusnnya berukuran tidak kurang
dari 13 cm.
b) Diameter Obliqua
Tidak mungkin diukur secara tepat karena ligamentum sacrotuberosum meregang apabila
diregangkan oleh kepala. Walaupun demikian, diameter obliqua dianggap teretak sejajar dengan
diameter obliqua pintu pelvis dan rongga pelvis, dan ukurannya paling tidak harus 12 cm.

c) Diameter Transversa
Ditaksir antara kedua tuber ischiadicum atau spina ischiadica (kedua ukuran tersebut sama pada
pelvis normal), dan diameter ini paling tidak harus mempunyai ukuran 11 cm.

Gambar Pintu Keluar Pelvis (Sumber : Verralls, Sylvia. (1997). Buku Anatomi dan Fisiologi Terapan
dalam kebidanan alih Bahasa, Hartono.-Ed.3.-Jakarta : EGC
II. Konjugata diagnosis
Konjugata diagnosis merupakan jarak antara tepi bawah symphysis pubis dengan
promotoriumDapat dinilai dengan pemeriksaan vaginal dan menunjukkan ukuran pintu masuk
pelvis.
III. Konjugata Obstetrik
Merupakan ukuran yang dibuat antara permukaan dalam (facies interna) di tengah-tengah
symphisis pubis dengan promotorium.
5. Ukuran-Ukuran Panggul
Ukuran panggul penting diketahui terutama pada kehamilan pertama. Sehingga ramalan terhadap
jalannya persaliann daqpat persalinan dapat ditentukan. Ukuran panggul luar tidak banyak artinya,
untuk kepentingan ramalan persalinan, dan ditetapkan melalui pemeriksaan :
a. Secara klinis dilakukan dengan pemeriksaan dalam
b. Ritgen abdomen dan pelvis
c. Ultrasonografi
Pemeriksaan foto rotgen panggul sudah lama ditinggalkan karena dapat memebahyakan janin
sehingga pemeriksaan dalam menjadi lebih penting penting untuk menentukan persalinan.
Ukuran-ukuran secara klinis :
a. Ukuran pintu atas panggul
Ukuran pintu atas panggul yang utama adalah konyugata vera, yang dapat diukure secara tidak
langsung. Dengan pemeriksaan dalam, dapat diukur panjang konyugata diagonalis sehingga
konyugata vera = CD – 1,5cm. pada panggul normal promontorium tidak teraba. Bila ukuran CV di
atas 10 cm dianggap panggul dalam batas normal.
b. Ukuran panggul tengah
Ditentukan dengan mengukur distansia interspinarum
c. Ukuran pintu bawah panggul
Ditentukan dengan mengukur jarak tuber ossis iskium dari luar.
6. Fungsi Umum Panggul Wanita
Fungsi umum panggul wanita adalah sebagai berikut :
a. Bagian keras panggul wanita terdiri dari dan berfungsi :
a. Panggul besar (pelvis mayor) untuk menyangga isi abdomen (perut)
b. Panggul kecil (pelvis minor) untuk membentuk jalan lahir dan sebagai tempat alat genetalia
b. Bagian lunak panggul wanita berfungsi :
1) Membentuk lapisan dalam jalan lahir
2) Menyangga alat genetalia agar tetap dalam posisi yang normal saat hamil maupun saat kala
nifas.
3) Saat persalinan, berperan dalam proses pelahiran dan kala uri.

7. Bentuk Panggul Wanita


Menurut Caldwell dan Molloy terdapat empat bentuk panggul pada wanita. Bentuk panggul ini akan
menentukan jalan lahir dan mekanisme persalinan. Bentuk-bentuk tersebut adalah :
A. Panggul ginekoid
Panggul paling baik untuk wanita, bentuk pintu atas panggul hampir bulat. Panjang diameter antero-
posterior kra-kira sama dengan diameter transversal. Jenis ini ditemukan pada 45% wanita.
B. Panggul android
Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Umumnya pria mempunyai jenis seperti ini, panjang
diameter antero-posterior hampir sama dengan diameter transversal, akan tetapi yang terakhir ini
jauh lebih mendekati sakrum. Dengan demikian, bagian belakangnya pendek dan gepeng,
sedangkan bagian depannya menyempit ke muka. Jenis ini ditemukan pada 15% wanita.
C. Panggul anthropoid
Bentuk pintu atas panggul ini agak lonjong seperti telur. Panjang diameter antero-posterior lebih
besar daripada diameter transversal. Jenis ini ditemukan pada 35% wanita.
D. Panggul platipeloid
Sebenarnya jenis ini adalah jenis ginekoid yang menyempit pada arah muka belakang. Ukuran
melintang jauh lebih besar daripada ukuran muka belakang. Jenis ini ditemukan pada 5% wanita.
Tidak jarang dijumpai jenis kombinasi keempat jenis klasik ini. Disinilah letak kegunaan pelvimetri
rotgen, untuk mengetahui jenis, bentuk, dan ukuran-ukuran pelvis secara cepat. Untuk menyebut
jenis pelvis kombinasi, disebutkan jenis pelvis bagian belakang dahulu, kemudian bagian depan.
Misalnya, jenis android – ginekoid : itu berarti jenis pelvis bagian belakang adalah jenis android dan
bagian depan adalah ginekoid. Dapat disini dikemukan bahwa pelvimetri rotgen itu hanya dilakukan
pada indikasi tertentu, misalnya adanya dugaan ketidakseimbangan antara janin dan panggul (feto-
pelvic disproportion) adanya riwayat trauma atau penyakit tuberkolosis pada tulang panggul, bekas
SC dan akan direncanakan partus pervaginam pada letak sungsang, presentasi muka atau kelainan
letak lain. Pembatasan pemakaian sinar rontgen berdasarkan pengaruhnya terhadap sel-sel kelamin
janin yang masih amat muda itu serta ovaria ibu. Dewasa ini dapat digunakan MRI (Magnetic
Resonance Imagine).
https://docs.google.com/forms/d/e/
1FAIpQLSe1JPaCUkdpXtxNvws6dfYprHUzAPJLyJcYT1jBAjIHLAeV4w/viewscore?
viewscore=AE0zAgBYyVu-UoamHJWhZ-PzqnJ-
Sgz6JmbmtZntCKHDBHBGxhN_uuITK8elAao04n9efM4

Anda mungkin juga menyukai