Anda di halaman 1dari 13

LENGKUNG REFLEK

EKO BUDI SANTOSO


GERAK REFLEKS
Refleks adalah respons otomatis terhadap stimulus tertentu yang
menjalar pada rute yang disebut lengkung refleks. Sebagian besar proses
tubuh involunter (misalnya, denyut jantung, pernapasan, aktivitas
pencernaan, dan pengaturan suhu) dan respons somatis (misalnya,
sentakan akibat suatu stimulus nyeri atau sentakan pada lutut)
merupakan kerja refleks.
LENGKUNG REFLEKS
Unit dasar aktivitas refleks terpadu adalah lengkung refleks. Lengkung refleks ini
terdiri atas alat indra, neuron aferen, satu sinaps atau lebih yang umumnya
terdapat di pusat integrasi sentral, neuron eferen, dan efektor. Pada mamalia,
hubungan (sinaps) antara neuron somatik aferen dan eferen biasanya terdapat di
otak atau medulla spinalis. Serat neuron aferen masuk susunan saraf pusat
melalui radiks dorsalis medulla spinalis atau melalui nervus kranialis, sedangkan
badan selnya akan terdapat di ganglion dorsalis atau di ganglion- ganglion
homolog nervi kranialis. Serat neuron eferen keluar melalui radiks ventralis atau
melalui nervus cranial yang sesuai. Kenyataan radiks dorsalis medulla spinalis
bersifat sensorik dan radiks ventralis bersifat motorik dikenal sebagai hukum
Bell-Magendie.
Semua lengkung (jalur refleks) terdiri dari komponen
yang sama
1. Reseptor adalah ujung distal dendrit, yang menerima stimulus.
2. Jalur aferen melintas sepanjang sebuah neuron sensorik sampai ke otak
atau medulla spinalis.
3. Bagian pusat adalah sisi sinaps, yang berlangsung dalam substansi abu-abu
SSP. Impuls dapat ditransmisi, diulang rutenya atau dihambat pada bagian
ini.
4. Jalur eferen melintas disepanjang akson neuron motorik sampai ke efektor,
yang akan merespons impuls eferen sehingga menghasilkan aksi yang
khas.
5. Efektor dapat berupa otot rangka, otot jantung, atau otot polos, atau
kelenjar yang merespon
Sifat Umum Refleks
1. Rangsangan Adekuat
Rangsangan yang memicu terjadinya refleks umumnya sangat tepat
(presisi). Rangsangan ini dinamakan rangsangan adekuat untuk refleks tersebut.
Suatu contoh yang jelas adalah refleks menggaruk pada anjing. Refleks spinal ini
timbul akibat rangsangan yang adekuat melalui rangsangan raba linier multiple,
yang misalnya karena terdapat serangga yang merayap di kulit. Respons yang
timbul adalah garukan hebat pada daerah yang terangsang (sementara itu,
ketepatan gerakan kaki yang menggaruk ke tempat yang teriritasi itu merupakan
contoh sinyal local yang baik)
2. Jalur Bersama Akhir
Neuron motorik yang mempersarafi serabut ekstrafusal otot rangka
merupakan bagian eferen dari berbagai lengkung refleks. Seluruh pengaruh
persarafan yang memengaruhi kontraksi otot pada akhirnya akan tersalur melalui
lengkung refleks ke otot tersebut, dank arena itu dinamakan jalur bersama akhir
(final common path). Sejumlah besar masukan impuls bertemu di tempat tersebut.
Memang, permukaan neuron motorik dan dendritnya rata-rata menampung sekitar
10.000 simpul sinaps. Sedikitnya terdapat lima masukan dari segmen spinal yang
sama untuk neuron motorik spinal tertentu
3. Berbagai Keadaan Eksitasi dan Inhibisi Sentra
Istilah keadaan eksitasi sentral dan keadaan inhibisi sentral digunakan
untuk menggambarkan keadaan berkepanjangan yang memperlihatkan
pengaruh eksitasi mengalahkan pengaruh inhibisi atau sebaliknya. Bila
keadaan eksitasi sentral kuat, impuls eksitasi tidak saja menyebar ke
berbagai daerah somatic medulla spinalis melainkan juga ke daerah
otonom. Pada orang yang mengalami paraplegia kronis, misalnya,
rangsangan noksius yang lemah dapat menimbulkan refleks kencing,
defekasi, berkeringat, dan tekanan darah yang fluktuatif
4. Proses Terjadinya Gerak Refleks
Aktivitas di lengkung refleks dimulai di reseptor sensorik, berupa
potensial reseptor yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang.
Potensial reseptor membangkitkan potensial aksi yang bersifat gagal atau
tuntas disaraf aferen. Jumlah potensial aksi sebanding dengan besarnya
potensial generator.
GAMBAR LENGKUNG REFLEKS
Macam-macam Refleks
Macam-macam Refleks
1. Refleks tendon biceps brachii C5-6
Fleksi sendi siku ketika mengetuk tendon biceps
2. Refleks tendon triceps C6-7 dan C8
Ekstensi sendi siku ketika mengetuk tendon triceps
3. Refleks tendon brachioradialis C5-6 dan 7 Supinasi articulatio
radioulnaris ketika mengetuk insersio tendon
brachioradialis.
LANJUTAN
4. Refleks abdominalis superficialis.
Kontraksi otot-otot abdomen di bawah kulit yang digores. Kulit abdomen
atas T6-T7, kulit abdomen tengah T8-T9, kulit abdomen bawah T10-T12.
5. Refleks tendon patella (knee jerk) L2,L3 dan L4
Ekstensi sendi lutut ketika mengetuk tendon patella.
6. Refleks tendon Achilles (ankle jerk) S1 dan S2
Plantarfleksi sendi tumit ketika mengetuk tendon achilles tendo calcaneus.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai