Skripsi
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Kebidanan
Diajukan oleh :
Nur Wakhidah
NIM 202206028
Skripsi
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Kebidanan
Diajukan oleh :
Nur Wakhidah
NIM 202206028
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi yang saya ajukan tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis digunakan sebagai rujukan dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka, dan sudah dinyatakan lolos uji plagiarism. Apabila dikemudian hari
ditemukan seluruh atau sebagian dari skripsi tersebut terdapat indikasi
plagiarisme, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Demikianlah pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa
unsur paksaan dari siapapun.
Nur Wakhidah
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak cbebas royaltu
Noneksklusif ini Universitas Muhammadiyah Gombong berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan
mempubllikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini
saya buat dengan sebenarnya.
Program Studi Kebidanan Program Sarjana
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Gombong
Skripsi, Januari 2023
Nur Wakhidah1, Kusumastuti2
INTISARI
ABSTRACT
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Faktor yang mempengaruhi Postpartum Blues Di RS PKU Muhammadiyah
Petanahan”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
tugas akhir sebagai mahasiswa Program Studi Kebidanan Program Sarjana
Universitas Muhammadiyah Gombong. Penyusunan skripsi ini tentunya tidak
terlepas dari bantuan serta dorongan dari berbagai macam pihak. Untuk itu penulis
ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, bimbingan, serta dorongan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik. Untuk itu penulis ingin mengucapkan
terimasih kepada :
1. Kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu memberikan kemudahan pada
penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini
2. Dr. Hj. Herniyatun, M.Kep, Sp. Mat selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Gombong.
3. Eka Riyanti, M.Kep.,Sp.Kep.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Gombong
4. Dyah Puji Astuti, S.SiT., M.P.H. selaku Ketua Program Studi Sarjana
Kebidanan Universitas Muhammadiyah Gombong yang telah memberikan
dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Kusumastuti, S.SiT.,M.Kes PH selaku Pembimbing I yang telah banyak
memberikan arahan, bimbingan, dukungan, masukan, dan motivasi dalam
penyusunan proposal ini.
6. Hastin Ika Indryastuti, S., SiT., MPH selaku anggota penguji yang telah
banyak memberikan arahan, bimbingan, dukungan, masukan, dan motivasi
dalam penyusunan skripsi ini.
7. Orang tua, sahabat, serta teman-teman sekalian yang selalu memberikan
semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa banyak sekali kekurangan pada skripsi ini. Oleh
sebab itu, penulis sangat mengharapkan masukan dan saran untuk ini. Penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat terhadap ilmu pengetahuan khususnya
pada bidang kesehatan.
Nur Wakhidah
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keluarga (Silbert & Pillitteri, 2018). Saat melalui proses transisi ini,
(Ricci, Kyle, & Carman, 2019). Emosi yang muncul tidak hanya
(Tindaon, 2018).
yang muncul pada hari ketujuh setelah persalinan (Silbert & Pillitteri,
diabaikan (Sarli & Ifayanti, 2018). Penyebab pasti postpartum blues masih
belum diketahui, namun diduga ada dua faktor baik faktor internal yang
yang mengarah pada dukungan sosial, kondisi dan kualitas bayi, status
mental suami, (Mansur & Budiarti, 2019), serta coping stress (Ningrum
2017).
Di Indonesia masih belum banyak diketahui angka kejadian
mendapat perhatian, hal ini disebabkan oleh budaya dan sifat orang
Indonesia yang cenderung lebih sabar dan menerima apa yang dialaminya
yakni 26% sampai 85%. Di Indonesia dijelaskan sebanyak 50% ibu nifas
Provinsi Jawa Tengah tahun 2021 sebanyak 4.40% (Dinkes Prov Jawa
untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir untuk mencegah, mendeteksi
dan menangani masalah yang terjadi. Peran dan tanggung jawab dari
fisik ibu saja, seperti tanda-tanda vital ibu dan ada tidaknya perdarahan
pasti, biasanya penderita baru akan dikenali bila kondisi sudah mengalami
(BBLR), dan pada ibu yang menyusui dan mengalami kesulitan dalam
143 dari 247 ibu nifas yang mengalami postpartum blues, dengan faktor
(Susanti, 2016). Dampak lainya juga seperti masalah perilaku pada anak,
yang telah peneliti lakukan pada tanggal 1 Juli 2023 dengan membagikan
B. Rumusan Masalah
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apa saja faktor yang
Petanahan?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Muhammadiyah Petanahan
D. Manfaat Penelitian
1) Bagi Bidan
Muhammadiyah Petanahan.
2) Bagi Institusi
Muhammadiyah
3) Bagi Penulis
postpartum blues.
E. Keaslian penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Masa Postpartum
a. Definisi
atau 42 hari. Namun, itu akan pulih sepenuhnya dalam waktu 3 bulan.
Dan akan mengalami perubahan fisik dan mental. Masa ini sangat kritis
bagi ibu dan bayinya, oleh sebab itu diperlukan perawatan nifas yang
tepat karena jika tidak ditangani dengan baik maka ibu dan bayinya akan
1) Fase taking in
Merupakan fase dimana ibu memerlukan bantuan. Fase ini
luka jahitan.
3) Fase letting go
ini.
1) Puerperium Dini
berjalan.
2) Puerperium Intermedial
3) Remote Puerperium
a. Definisi
depresi pada ibu (Rukiyah dan Yulianti, 2017). Menurut Siti dan Ade,
psikologis yang dialami oleh wanita yang terpisah dari keluarga dan
keadaan baru dimana kehadiran anggota baru dalam pola asuhan bayi
dan keluarga.
juga maternity blues atau sindroma ibu baru dimengerti sebagai suatu
2) Sering menangis.
4) Cemas.
5) Labilitas perasaan.
8) Kelelahan.
9) Mudah sedih.
10) Cepat marah
11) Mood mudah berubah, cepat menjadi sedih dan cepat pula
menjadi gembira
tersebut terus bertahan dan baru hilang setelah beberapa hari, minggu
mental yang ringan oleh sebab ini sering tidak diperdulikan dan
saran untuk beristirahat atau lebih banyak tidur, tidak gelisah, minum
obat, atau berhenti mengasihi diri sendiri dan mulai merasa gembira
c. Faktor Penyebab
rasa mules.
blues juga lebih banyak dialami oleh ibu primipara karena ibu
2019).
diungkapkan.
setelah melahirkan.
7) Berolahraga ringan.
melakukan pengawasan.
Jika kondisi baby blues syndrome tidak disikapi dengan benar, bisa
yang lain juga merasakan dampak dari baby blues syndrome tersebut. Jika
yaitu berlangsung lebih dari hari ke-7 pasca persalinan. Depresi setelah
(Kasdus, 2017).
1) Pada ibu
a) Menyalahkan kehamilannya
b) Sering menangis
c) Mudah tersinggung
e) Hilang percaya diri mengurus bayi, merasa takut dirinya tidak bisa
2) Pada anak
dan medikasi seperti anti depresan. Suami dan anggota keluarga yang lain
pemahaman dari orang orang terdekat ibu terhadap apa yang dirasakan
sehingga anda sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka anda
3) Olahraga
Olahraga adalah kunci untuk mengurangi postpartum. Lakukan
diderita.
orang terdekat.
Ikuti kelas senam hamil yang akan sangat membantu serta buku atau
Sehingga nantinya anda tak akan terkejut setelah keluar dari kamar
segalanya.
8) Dukungan emosional.
yang harus dijawab oleh ibu sendiri yang dapat diselesaikan kurang dari
alpha= 0.87 dengan sampel 84 wanita nifas. EPDS yang dilakukan pada
parah lagi atau biasa disebut depresi postpartum yang salah satu tanda
psikologis ibu masa nifas dan menangani kasus postpartum blues agar
terjadinya post partum blues terbagi menjadi faktor internal dan faktor
a. Faktor Internal
1) Usia
tahun, hal ini terjadi karena adanya batas usia dalam pernikahan.
3) Pendidikan
rumah, dengan peran mereka sebagai ibu rumah tangga dan orang
b. Faktor Eksternal
1) Dukungan suami
Astuti (2015).
2) Pekerjaan
yaitu sebagai seorang istri dan seorang ibu yang juga memiliki
budaya menurut Megasari (2016). Hal ini memicu ibu post partum
Perubahan Psikologis
masa nifas
C. Kerangka Konsep
uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap
konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain
Faktor internal
1. Usia
2. Pendidikan
3. Pengalaman
Postpartum blues
Faktor eksternal
1. Dukungan
suami
2. Pekerjaan
3. Budaya
D. Hipotesa
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pernyataan
METODE PENELITIAN
dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada
1. Populasi
dalam kurun waktu bulan Januari-Juni 2023 dengan jumlah rata rata 45
orang.
2. Sampel
N
n= 2
1+ Ne
45
n= 2
1+ 45(0.05)
n=40
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = ukuran populasi
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep
variabel yaitu:
E. Definisi Operasional
2=
usia
tidak
resiko
= 20-
35
tahun
Pendidikan Sebuah proses Lembar 1 N
pembelajaran kuesioner =Pendi omi
yang ditempuh dikan nal
seseorang dasar
2=
Pendid
ikan
menen
gah
3=
Pendid
ikan
lanjuta
n
Pengalaman Peristiwa yang Lembar 1= N
melahirkan dan pernah dialami kuesioner Ada omi
mengurus bayi seseorang terkait 2. = nal
proses Belum
pernah
persalinan dan
merawat bayi
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah
1. Kuesioner EPDS
dikembangkan oleh cox, holden dan sagovsky sejak tahun 1987. EPDS
berbagai budaya dan tersedia dalam berbagai bahasa. Hasil uji coba
(Scott, 2018).
selalu, sering, kadang kadang, pernah dan tidak pernah. Kuesioner ini
1,2,3,4,5,6,8,9,11,14,16,17,19,2 Favorable
2,24,25,27,30,31,32,33,34,46,37
,38,39
7,10,12,13,15,18,2
0,21,23,26,28,29, unfavorable
35,40
1. Uji Validitas
a. Kuesioner EPDS
Kuesioner Edinburgh postnatal depression scale (EPDS) tidak
2. Uji Reliabilitas
2017).
a. Kuesioner EPDS
G. Etika Penelitian
1. Informed Consent
yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat
nama responden pada lembar alat ukur hanya menuliskan kode pada
3. Confidentiality (kerahasiaan)
1. Tahap awal
Muhammadiyah Gombong.
2. Tahap Penelitian
kepada responden
3. Tahap Akhir
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data yang
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang didapatkan dari bermacam sumber data
yang telah ada, misalnya data ini didapatkan dari jurnal, dokumen,
a. Editing
Editing ini dilakukan dengan cara mengoreksi data yang telah diproses
jawaban.
b. Scoring
Pertanyaan positif
a) Sering = 3
b) Kadang kadang = 2
c) Sangat jarang = 1
d) Tidak pernah = 0
Pertanyaan negatif
a). Sering = 0
b) Kadang kadang = 1
c) Sangat jarang = 2
d) Tidak pernah = 3
a) Sangat sering = 4
b) Sering = 3
c) Tidak sering = 2
c. Coding
mengolah data, semua variabel diberi kode dengan kata lain coding adalah
kode-kode tertentu
1) Umur
Usia resiko = 1
2) Pendidikan
Dasar =1
Menengah = 2
Atas = 3
3) Pengalaman melahirkan
Ada = 1
Belum pernah = 2
4) Dukungan suami
Rendah = 1
Sedang =2
Tinggi = 3
5) Pekerjaan
Bekerja= 1
Tidak bekerja =2
Percaya = 1
Tidak percaya = 2
d. Tabulating Data
e.Entry data
f. Cleaning
data yang telah diolah. Tujuan dilakukan analisa data adalah memperoleh
gambaran dari hasil penelitian yang telah dirumuskan dalam tujuan penelitian,
a. Analisis Univariat
variabiel dari hasil penelitian. Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk
P= F/N x 100%
Keterangan :
P : Persentase
N= Jumlah responden
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
kedua variabel. Pada penelitian ini uji bivariat dilakukan untuk melihat
UGD dan VK rawat Inap, Untuk Ruang perawatan post tindakan atau
B. Hasil Penelitian
berdasarkan karakteristik.
Paritas
Primigravida 29 72.5
Multigravida 9 22.5
Gandemultigravida 2 5
Pekerjaan
Bekerja 14 35
IRT 26 65
Pendidikan
Dasar 8 20
Menengah 29 72.5
Lanjutan 3 7.5
Total 40 100%
Sumber : Data Primer, 2023
Muhammadiyah Petanahan
(65%).
nifas normal berumur 20-35 tahun dengan presentase 72.4%. Dari hasil
dibawah ini :
pendidikan atas dengan presentase 100%. Dari hasil uji statistik Rank
dibawah ini :
dibawah ini :
presentase 100%. Dari hasil uji statistik Rank Spearman diperoleh nilai
dibawah ini :
B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
tahun) adalah usia yang sehat dan aman untuk kehamilan dan persalinan.
Teori lain mengatakan bahwa usia reproduksi sehat (20-35 tahun) alat
tahun sebanyak 6 responden (15%) dan responden yang berusia lebih dari
muda atau <20 tahun dapat menjadi penyebab terjadinya postpartum blues
karena belum matangnya kesiapan menjadi seorang ibu. Dalam umur ibu
yang terlalu tua atau >35 tahun juga dapat memicu terjadinya postpartum
dalam kondisi baik dan siap untuk hamil dan melahirkan sehingga memicu
al, 2019). Hal ini juga didukung oleh penelitian Sari, et al (2020) bahwa
postpartum blues dengan nilai p-value 0,038, hal ini dikarenakan usia
yang di bawah 20 tahun belum siap menerima peran baru dalam merawat
penderita postpartum blues pada rentang umur <20 tahun atau >35 tahun,
diketahui berisiko 3,5 kali lebih besar dibanding penderita yang berumur
mencapai 20 tahun dan lebih 35 tahun saat hamil pertama kali merupakan
kondisi rahim yang belum matur untuk proses pembuahan, kekurangan zat
besi, abortus, ketuban pecah dini, serta kondisi ibu yang mudah lelah
karena umur yang terlalu tua saat hamil, keadaan itu akan membuat
kondisi ibu tidak stabil secara psikologis yang akan berujung pada
Pada penelitian lainnya juga didapatkan data bahwa ibu yang berusia
<20 tahun memiliki peluang 3,4 kali lebih besar untuk mengalami
postpartum blues. Hal ini dikarenakan umur ibu yang dibawah 20 tahun
kurang memiliki pengalaman dan juga kedewasaan selain itu umur yang
tinggi untuk melahirkan bayi dengan berat badan yang rendah. Ibu yang
secara mental akan tetapi sudah menurunnya fungsi reproduksi dan juga
persalinan, terutama pada persalinan pertama, wajar jika timbul rasa cemas
adalah riwayat obstetri pasien yang meliputi riwayat hamil sampai bersalin
dan terjadi lebih banyak pada wanita primipara. Wanita primipara lebih
memikirkan diri sendiri begitu bayi lahir jika ibu tidak paham perannya ia
akan menjadi bingung sementara bayinya harus tetap dirawat (Bobak et al,
2015).
kebutuhan bayinya, akan tetapi kondisi ini berbeda setiap negara dan
presentase sebesar 65%. Hal ini karena ibu yang menghabiskan lebih
bosan dan jenuh. Sehingga risiko terjadinya gangguan mood yang menjadi
dukungan suami dan keluarga yang baik. Teori Qiftiyah (2018) menyatakan
bahwa dukungan yang positif dari suami sangat diperlukan dalam membantu
kondisi ibu selama masa nifas. Apabila suami tidak mendukung ibu
postpartum maka dapat membuat ibu merasa sedih dan kewalahan dalam
hubungan yang saling memberi dan menerima bantuan yang bersifat nyata.
Sehingga dapat memberikan rasa cinta dan perhatian. Sesuai dengan penelitian
di minggu pertama masa nifas karena faktor dukungan suami yang kurang baik.
Penelitian Kusumastuti, et al (2022) menjelaskan ada 143 dari 247 ibu nifas
postpartum blues adalah dukungan sosial dengan nilai p-value 0.000, faktor
umur dengan p-value 0.002 dan juga faktor pemberian ASI dengan p-value
timbul setelah persalinan dan pada umumnya akan menghilang dalam waktu
antara beberapa jam sampai beberapa hari setelah persalinan. Namun pada saat
beberapa kasus gejala-gejala tersebut terus bertahan dan baru hilang setelah
beberapa hari, minggu atau bulan bahkan dapat berkembang menjadi keadaan
mental yang ringan oleh sebab ini sering tidak diperdulikan dan diabaikan
sehingga tidak terdiagnosa dan tidak dilakukan asuhan sebagai mana mestinya
(Karolina, 2016)
membuat perasaan tidak nyaman bagi ibu yang mengalaminya. Banyak ibu
merasakan ada sesuatu hal yang salah namun mereka sendiri tidak benar-benar
mengetahui apa yang sedang terjadi. Apabila mereka pergi mengunjungi dokter
mendapatkan saran untuk beristirahat atau lebih banyak tidur, tidak gelisah,
minum obat, atau berhenti mengasihi diri sendiri dan mulai merasa gembira
besar responden yang mengalami postpartum blues adalah usia <20 tahun
psikologis masa nifas normal berumur 20-35 tahun dengan presentase 72.4%.
Dari hasil uji statistik Rank Spearman diperoleh nilai p-value 0,002< 0,05.
besar responden berada pada umur reproduksi sehat. Menurut Nugroho (2018)
mengatakan bahwa umur reproduktif (20-35 tahun) adalah usia yang sehat dan
aman untuk kehamilan dan persalinan. Teori lain mengatakan bahwa usia
reproduksi sehat (20-35 tahun) alat reproduksi pada umur tersebut telah
presentase 100%. Dari hasil uji statistik Rank Spearman diperoleh nilai p-
kondisi ini berbeda setiap negara dan budaya (Goker et al., 2019).
dengan presentase 81.8%. Dari hasil uji statistik Rank Spearman diperoleh
Susilawati, 2018).
presentase 100%. Dari hasil uji statistik Rank Spearman diperoleh nilai p-
Petanahan.
merupakan salah satu anggota keluarga yang sangat dekat dengan ibu.
Segala bentuk tindakan yang dilakukan suami yang berkaitan dengan masa
nifas ibu akan berdapak pada keadaan psikologis ibu serta kelancaran ibu
dalam menjalani masa nifasnya. Dukungan yang positif dari suami sangat
diperlukan dalam membantu kondisi ibu selama masa nifas. Apabila suami
tidak mendukung ibu postpartum maka dapat membuat ibu merasa sedih
(Qiftiyah, 2018).
blues di minggu pertama masa nifas karena faktor dukungan suami yang
menerima bantuan yang bersifat nyata. Sehingga dapat memberikan rasa cinta
dan perhatian. Menurut asumsi peneliti dengan melihat hasil pengolahan data
keluarganya terutama suami. Ibu yang melahirkan dianggap sudah siap untuk
disebabkan karena suami responden memiliki pekerjaan baik itu PNS maupun
Wirausaha selain itu kurangnya perhatian dari keluarga/ orang tua yang
disebabkan karena responden tinggal berjauhan dengan orang tuanya dan juga
mertuanya atau sebagian diantara mereka sudah tidak mempunyai orang tua.
Ibu postpartum dikatakan postpartum blues ketika ibu post partum mengalami
perubahan mood yang terjadi setiap waktu setelah ibu melahirkan, tetapi sering
terjadi pada hari ke-3 dan ke-4 post partum dan memuncak antara hari ke-5 dan
ke-14 pospartum yang ditandai dengan tangisan singkat, perasaan kesepian atau
ditolak, cemas,bingung, gelisah, letih, pelupa, dan tidak dapat tidur (Fatmawati,
2019).
Penyebab dari postpartum blues belum diketahui secara pasti, tapi diduga
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain perubahan biologis, stress dan
yang dapat menjadi faktor pendukung terjadinya postpartum blues antara lain
dukungan suami terhadap kesejahteraan ibu nifas didapatkan hasil bahwa nilai
rata-rata 296,61 dengan nilai terendah 156 dan nilai tertinggi 402 dan standar
penuh dari suami adalah hal yang terpenting bagi ibu postpartum. Dukungan
suami tidak dapat diremehkan dan sangat penting dalam membangun suasana
positif. Oleh karena itu, dukungan atau sikap positif dari suami akan
post partum blues adalah faktor psiologis yang meliputi dukungan keluarga
dari ibu sangat berpengaruh dan menjadi pedoman penting bagi ibu dalam
praktek asuhan bayinya sehari-hari. Bila suami dan keluarga tidak mendukung
ibu pasca melahiran biasanya merasa sedih dan kewalahan dalam mengauh
ditangani dan baik. Banyak ibu yang berjuang sendiri dalam beberapa saat
setelah melahirkan. Mereka merasakan ada suatu hal yang salah namun merea
sendiri tidak benar-benar mengetahui apa yang sedang terjadi. Apabila pergi
seringkali hanya mendapatan saran untuk beristirat atau tidur lebih banyak,
tidak gelisah, minum obat atau berhenti mengasihani diri sendiri dan mulai
2019).
Setelah masa nifas , ibu akan mengalami adaptasi psikologis Fase pertama
adalah taking in yang merupakan fase dimana ibu memerlukan bantuan. Fase ini
terjadi di hari ke 1 dan ke 2 setelah proses bersalin. Ibu lebih cenderung fokus ke
dirinya. Fase ini merupakan periode ketergantungan yang berlangsung dari hari
pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu, fokus perhatian
ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering
antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase taking hold, ibu merasa khawatir
atau ketidak mampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi.
karena saat ini merasakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai
penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga tumbuh rasa percaya
diri. Selanjtnya Fase letting go Fase ini merupakan fase menerima tanggung
jawab akan peran barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu
C. Keterbatasan Penelitian
diantaranya adalah :
analisa data.
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Bagi Bidan
2. Bagi Institusi
nifas
3. Bagi Penulis
wawancara mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
Dira I, Wahyuni AAS. (2016). Prevalensi dan faktor risiko depresi postpartum di
Kota Denpasar menggunakan Edinburgh Postnatal Depression Scale. E-
jurnal Med. 5(7).
Fitrah, A., & Helina, S. (2017). Hubungan Dukungan Suami Terhadap Kejadian
Postpartum Blues Di Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki Kota
Pekanbaru Tahun 2017. Jurnal Ibu Dan Anak, 5(1).
Sari, E, dkk. (2014). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Jakarta : CV. Trans Info
Media.
Suryani, I. et. al. (2019). Faktor psikologis dan psikososial yang mempengaruhi
postpartum blues di Ruang Nifas Hibrida RSU Sembiring. Jurnal
Keperawatan Medik, 2(1), 7–13.
Susanti. (2016).“Faktor Terjadinya Baby Blues Syndrom pada Ibu Nifas di BPM
Suhatmi Puji Lestari,” Matern. J. Kebidanan dan Ilmu Kesehanatan, vol. 3,
no. 2.
No Kegiatan April Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Des Jan Feb
1. Penentuan tema
2. Penyusunan
Proposal
3. Uji Turnitin
sebelum ujian
proposal
4. Ujian Proposal
5. Uji Etik
6. Pengambilan
Data Hasil
Penelitian
7. Penyusunan
Hasil Penelitian
8. Uji Turnitin
sebelum ujian
hasil penelitian
9. Ujian Hasil
Penelitian
Judul Penelitian :
ANALISIS FAKTOR YANG MEMEPENGARUHI KEJADIAN
POSTPARTUM BLUES DI RS PKU MUHAMMADIYA PETANAHAN
083866700167
Nama dan Tanda Tanggal
Nur Wakhidah
tangan peneliti No HP
Responden
( )
Petunjuk kuesioner
1. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama dan jawab
dengan kondisi anda saat ini dengan memberi tanda
cheklist (√).
2. Jumlah pernyataan ada 10 item dengan empat pilihan jawaban.
3. Kode pilihan S = Sering , KK = Kadang-kadang , SJ = Sangat Jarang
dan TP =Tidak Pernah
No Pernyataan S KK SJ TP
7 Saya merasa tidak bahagia sehingga membuat saya sulit untuk tidur
No Pernyataan SS S TS STS
1 Suami saya memperhatikan dengan sungguh-sungguh apa
yang sedang saya ceritakan
Statistics
psikologi masa
umur paritas pekerjaan pendidikan nifas
N Valid 40 40 40 40 40
Missing 0 0 0 0 0
umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid <20 th 6 15.0 15.0 15.0
20-35 th 29 72.5 72.5 87.5
>35 th 5 12.5 12.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
paritas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid primipara 29 72.5 72.5 72.5
multipara 9 22.5 22.5 95.0
grandemultipara 2 5.0 5.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid BEKERJA 14 35.0 35.0 35.0
TIDAK BEKERJA 26 65.0 65.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
UJI BIVARIAT
Correlations
psikologi masa
umur nifas
umur Pearson Correlation 1 -.165
Sig. (2-tailed) .002
N 40 40
psikologi masa nifas Pearson Correlation -.165 1
Sig. (2-tailed) .002
N 40 40
Correlations
psikologi masa
pendidikan nifas
pendidikan Pearson Correlation 1 -.437**
Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
psikologi masa nifas Pearson Correlation -.437** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
pengalaman psikologi
pengalaman Pearson Correlation 1 .217
Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
Correlations
dukungan suami psikologi
dukungan suami Pearson Correlation 1 -.547**
Sig. (2-tailed) .001
N 40 40
psikologi Pearson Correlation -.547** 1
Correlations
pekerjaan psikologi
pekerjaan Pearson Correlation 1 .099
Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
psikologi Pearson Correlation .099 1
Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
Correlations
mitos psikologi
mitos Pearson Correlation 1 -.341*
Sig. (2-tailed) .004
N 40 40
*
psikologi Pearson Correlation -.341 1
Sig. (2-tailed) .004
N 40 40
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).