Oleh :
MUZAYNATUL WAQI’AH
NIM : 7422030
2023
KARYA ILMIAH AKHIR
Oleh :
MUZAYNATUL WAQI’AH
NIM : 7422030
Saya bersumpah bahwa Karya lmiah Akhir ini adalah hasil karya sendiri
dan belum pernah dikumpulkan orang lain untuk memperoleh gelar dari
Jombang, ………………….
Yang Menyatakan
Muzaynatul Waqi‟ah
NIM: 7422030
LEMBAR PERSETUJUAN
Disetujui Oleh :
Pembimbing
Mengesahkan :
Anggota I : (……………………)
Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Ners
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillah puji syukur selalu saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT dengan terselesaikan
KaryaIlmiah Akhir ini. KaryaIlmiah Akhir ini saya persembahkan kepada:
1. Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat sehat, kesabaran, dan keikhlasan
atas Takdir-Mu saya bisa berpikir, berilmu, dan beriman. Semoga keberhasilan ini
menjadi satu langkah awal masa depanku dalam meraih cita-cita yang diinginkan.
2. Orang tua saya, bapak ibu terima kasih atas segala kasih sayang yang tiada batas,
terimakasih atas segala dukungan, ridho yang telah diberikan kepada saya yang mana
tidak bisa saya balas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan persembahan.
Semoga ini menjadi langkah awal buat bapak dan ibu bahagia
4. Bapak/Ibu dosen Profesi Ners yang selalu memberikan dukungan dan motivasi serta
5. Semua temanku angkatan 2022 Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan
Unipdu yang selalu membantu dalam rangka penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
6. Untuk para sahabat saya yang selalu mendukung atau menyemangati saya dalam
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat, dan ridlo-Nya, sehingga
dapat menyelesaikan Karya Ilmiah penilitian ini dengan judul: “ Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Dengan Hipertensi (HDK) Diruang Drupadi IRNA (RSUD Jombang) ”. Sebagai salah
satu persyaratan dalam menyelesaikan Syarat Praktika Senior. Mengingat dalam membuat
Karya Ilmiah ini tidak dapat lepas dari berbagai pihak yang membantu dalam memberi
dorongan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis menyampaikan
1. Prof. DR. H. Ahmad Zahro, MA. selaku Rektor Universitas Pesantren Tinggi Darul
„Ulum Jombang.
2. Pujiani, S.Kep., Ners., M.Kes. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
5. Kedua Orang tua dan seluruh keluarga yang telah memotivasi dan membantu baik
6. Semua pihak yang telah mendukung atas memfasilitasi penyusunan KIA ini.
7. Semua temanku angkatan 2017 Program Studi Profesi Ners Ilmu Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan UNIPDU yang selalu membantu dalam rangka penyusunan skripsi ini
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi kesempatan,
dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan proposal ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih kurang dari sempurna. Oleh karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk kesempurnaan KIA ini. Akhirnya penulis berharap semoga KIA ini
viii
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya pembaca umumnya.
Penulis.............
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
tersebut salah satunya adalah hipertensi dalam kehamilan yang telah
menyumbangkan 14% penyebab kematian maternal di dunia (UNICEF,
2021). Kematian ibu di Indonesia yang disebabkan oleh hipertensi mulai
dari tahun 2010 sampai 2013 terus mengalami peningkatan. Tahun 2010
angka kematian ibu mencapai 21,5 %, tahun 2011 (24,7%), tahun 2012
(26,9%).
2
Faktor risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan juga sejalan dengan
penelitian Puspitasari dkk, tahun 2021 tentang Hubungan Usia, Graviditas
dan Indeks Massa Tubuh dengan Kejadian Hipertensi dalam Kehamilan di
Ruang Irna RSUD Jombang, denganhasil analisis15 dari 94 (16,0%) ibu
dengan usia 35 tahun ke atas mengalami hipertensi dalam kehamilan,
sedangkan sebanyak 16 dari 132 (12,1%) ibu primigravida mengalami
hipertensi dalam kehamilan (Puspitasari dkk, 2021). Penelitian tersebut
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Prawirohardjo (2020), yaitu
beberapa faktor risiko penyebab hipertensi dalam kehamilan diantaranya
primigravida, primipaternitas, umur, penyakit ginjal, riwayat hipertensi
sebelum kehamilan, hiperplasentosis, dan kegemukan.Mitayani (2020),
mengungkapkan beberapa faktor resiko untuk terjadinya hipertensi dalam
kehamilan diantaranya kehamilan anak pertama, kelompok sosial ekonomi
rendah, penyakit ginjal kronis, Diabetes Melitus, riwayat hipertensi pada
kehamilan sebelumnya, dan yang lainnya. Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit hipertensi
dalam kehamilandengan melakukan deteksi dini pada wanita yang
diketahui memiliki faktor risiko tersebut.Cara ini merupakan upaya yang
dilakukan untuk mengurangi masalah kesehatan yang dialami ibu hamil
dengan hipertensi tersebut (Reeder dkk, 2021). Masalah kesehatan yang
mungkin terjadi pada ibu hamil dengan hipertensi adalah nyeri,
perubahan perfusi jaringan, risiko cedera, kelebihan volume cairan dan
lain-lain. Rencana tindakan yang dapat dilakukan pada ibu hamil yang
menunjukkan gejala awal hipertensi adalah pemantauan nadi dan tekanan
darah, berkolaborasi dalam memberikan obat anti hipertensi,
menganjurkan ibu melakukan tirah baring dengan posisi miring
kiri(Mitayani, 2019).
3
Perencanaan yang dilakukan merupakan salah satu cara untuk mencegah
terjadinya dampak hipertensi dalam kehamilan. Dampak yang mungkin
terjadi diantaranya adalah terjadinya eklampsia, pre eklampsiasolusio
plasenta, terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus dan kelahiran
prematur (Mitayani, 2019). Perawat sebagai tenaga profesional
mempunyai beberapa peran dan fungsi. Salah satu fungsi utama perawat
adalah meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, serta memelihara
kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab perawat (Asmadi, 2020).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Jombang tahun 2022, RSUD
Jombang merupakan nomor dua angka ibu hamil dengan risiko tinggi.
Setelah dilakukan survey, didapatkan populasi ibu hamil dengan hipertensi
dalam satu tahun terakhir adalah 8 orang.
Studi pendahuluan yang peneliti lakukan di RSUD KAB Jombang tahun
2022 pada tanggal 10 Oktober 2022, yaitu peneliti melakukan wawancara
kepada salah seorang petugas kesehatanyang bekerja di ruang Irna.
Berdasarkan penuturan dari petugas kesehatan tersebut, diketahui bahwa
masih ada ibu hamil dengan hipertensi dalam kehamilan yang tidak tepat
waktu dalam memeriksakan kondisi kehamilannya. Sedangkan dalam
memberikan asuahan keperawatan, pengkajian yang dilakukan belum
menyeluruh, karena petugas tersebuttidak ada menjelaskan melakukan
pengkajian terhadap psikososial ibu hamil dengan hipertensi. Petugas
RSUD Jombang tersebut juga menjelaskan beberapa tindakan yang biasa
dilakukan pada ibu hamil dengan hipertensi yaitu dengan melakukan
pengukuran tekanan darah, melakukan pemeriksaan pada ibu hamil, dan
menganjurkan untuk melakukan tes laboratorium. Tetapi dalam penjelasan
tersebut tidak ada disebutkan salah satu implementasi yang dianjurkan
untuk ibu hamil dengan hipertensi adalah istirahat yang cukup dan
4
melakukan tirah baring dengan posisi miring ke sebelah badan. Dapat
dilihat disini, bahwa peran perawat sebagai promotif, preventif dan
sebagai pemberi asuhan keperawatan belum sepenuhnya diterapkan.
Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas maka penulis telah
melakukan penelitin kasus hipertensi dalam kehamilan dengan judul
“Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan Hipertensi di RSUD KAB
Jombang tahun 2022
B. Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
hipertensi di RSUD KAB Jombang tahun 2022
C. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
5
d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada ibu hamil
dengan hipertensi di RSUD KAB Jombang tahun 2022.
e. Mampu mendeskripsikan evaluasi pada ibu hamil dengan
hipertensi di RSUD KAB Jombang tahun 2022.
f. Mampu mendeskripsikanpendokumentasian pada ibu hamil dengan
hipertensi di RSUD KAB Jombang tahun 2022.
D. Manfaat
1. Penulis
2. Institusi Pendidikan
3. Tempat Penelitian
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Patofisiologi
Prawirohardjo (2015), menjelaskan beberapa teori yang mengemukakan
terjadinya hipertensi dalam kehamilan diantaranya adalah :
a. teori kelainan vaskularisasi plasenta
kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari
cabang-cabang arteri uterina dan arteri ovarika. Kedua pembuluh
darah tersebut menembus miometrium berupa uteri arkuarta dan
memberi cabang arteri radialis. Arteri radialis menembus
endometrium menjadi arteri basalis dan artrei basalis memberi cabang
arteri spiralis.
Kehamilan normal akan terjadi invasi trofoblas ke dalam lapisan otot
arteri spiralis yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut
sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki
8
jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan matriks menjadi
gembur dan memudahkan arteri spiralis mengalami distensi dan
dilatasi. Keadaan ini akan memberi dampak penurunan tekanan darah,
penurunan resistensi vaskular, dan peningkatan tekanan darah pada
daerah utero plasenta. Akibatnya aliran darah ke janin cukup banyak
dan perfusi jaringan juga meningkat, sehingga dapat menjamin
pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini sering dinamakan dengan
remodeling arteri spiralis.
Sebaliknya pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-
sel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks
sekitarrya. Lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras
sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami
distensi dan vasodilatasi. Akibatnya arteri spiralis relatif mengalami
vasokonstriksi dan terjadi kegagalan remodeling arteri spiralis.
Sehingga aliran darah uteroplasenta menurun, dan terjadi hipoksia dan
iskemia plasenta.
b. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel
Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan
oksidan yang disebut juga radikal bebas. Iskemia plasenta tersebut
akan menghasilkan oksidan penting, salah satunya adalah radikal
hidroksil yang sangat toksis, khususnya terhadap membran sel endotel
pembuluh darah. Radikal hidroksil tersebut akan merusak membran
sel yang mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi
peroksida lemak. Peroksida lemak tersebut selain akan merusak
membran sel, juga akan merusak nukleus, dan protein sel endotel.
Peroksida lemak sebagai oksidan akan beredar diseluruh tubuh dalam
aliran darah dan akan merusak membran sel endotel. Akibat sel
endotel terpapar terhadap peroksida lemak, maka terjadi kerusakan sel
endotel, yang kerusakannya dimulai dari membran sel endotel.
9
Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi
endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel.
c. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
HLA-G (human leukocyte antigen protein G) merupakan prakondisi
untuk terjadinya invasi trofoblas kedalam jaringan desidua ibu,
disamping untuk menghadapi sel natular killer. HLA-G tersebut akan
mengalami penurunan jika terjadi hipertensi dalam kehamilan. Hal ini
menyebabkan invasi desidua ke trofoblas terhambat. Awal trimester
kedua kehamilan perempuan yang mempunyai kecendrungan terjadi
pre-eklampsia, ternyata mempunyai proporsi helper sel yang lebih
rendah bila dibanding pada normotensif.
d. Teori adaptasi kardiovaskuler
Daya refrakter terhadap bahan konstriktor akanhilangjika terjadi
hipertensi dalam kehamilan, dan ternyata terjadi peningkatan
kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor. Artinya daya refrakter
pembuluh darah terhadap bahan vasopresor hilang hingga pembuluh
darah menjadi sangat peka terhadap bahan vasopresor.
e. Teori Genetik
Genotip ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan
secara familial jika dibandingkan dengan genotipe janin. Telah
terbukti bahwa pada ibu yang mengalami pre-eklampsia, 2,6% anak
perempuannya akan mengalami preeklampsia pula, sedangkan hanya
8% anak menantu mengalami preeklampsia.
f. Teori defisiensi gizi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kekurangan defisiensi gizi
berperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Misalnya
seorang ibu yang kurang mengkonsumsi minyak ikan, protein dan
lain-lain.
10
g. Teori stimulus inflamasi
Teori ini berdasarkan fakta bahwa lepasnya debris trofoblas di dalam
sirkulasi darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses
inflamasi. Plasenta juga akan melepaskan debris trofoblas dalam
kehamilan normal. Sebagai sisa-sisa proses apoptosis dan nekrotik
trofoblas, akibar reaksi steress oksidatif.
Bahan-bahan ini sebagai bahan asing yang kemudian merangsang
timbulnya proses inflamasi. Proses apoptosis pada preeklampsia
terjadi peningkatan stress oksidatif, sehingga terjadi peningkatan
produksi debris apoptosis dan dan nekrotik trofoblas. Makin banyak
sel trofoblas plasenta maka reaksi stress oksidatif makin meningkat,
sehingga jumlah sisa debris trofoblas juga makin meningkat. Keadaan
ini menimbulkan beban reaksi inflamasi dalam darah ibu menjadi jauh
lebih besar dibanding reaksi inflamasi pada kehamilan
normal(Prawirohardjo, 2015).
Berdasarkan teori di atas, akan mengakibatkan terjadinya kerusakan
membran sel endotel. Kerusakan ini mengakibatkan terganggunya
fungsi endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel. Keadaan
ini disebut dengan disfungsi sel endotel. Apabila terjadi disfungsi sel
endotel, maka akan terjadi beberapa gangguan dalam tubuh,
diantaranya adalah :
1. Gangguan metabolisme prostaglandin, karena salah satu fungsi
sel endotel adalah memproduksi prostaglandin, yaitu
menurunnya produksi prostasiklin (PGE2) yang merupakan
suatu fasodilator kuat.
2. Perubahan pada sel endotel kapiler glomerulus
3. Peningkatan permeabilitas kapiler
4. Peningkatan produksi bahan- bahan vasopresor, yaitu
endotelin. Kadar NO (vasodilator) menurun, sedangkan
endotelin (vasokonstriktor) meningkat.
11
5. Peningkatan vaktor koagulasi
6. Agresi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami
kerusakan. Agresi sel-sel trombosit ini untuk menutupi tempat-
tempat di lapisan endotel yang mengalami kerusakan.
Terjadinya agresi trombosit akan memproduksi tromboksan
(TXA2) yang mana tromboksan tersebut merupakan suatu
vasokonstriktor kuat. Ibu hamil yang mengalami hipertensi
akan terjadi perbandingan kadar tromboksan (vasokonstriktor
kuat) lebih tinggi dari pada prostasiklin (vasodilator kuat),
sehingga menyebabkan pembuluh darah cendrung mengalami
vasokonstriksi, dan terjadi kenaikan tekanan darah.
12
13
13
4. Manifestasi Klinis
Jhonson (2018), menjelaskan beberapa manifestasi klinis dari hipertensi
dalam kehamilan adalah sebagai berikut :
Gejala yang timbul akan beragam, sesuai dengan tingkat PIH dan organ
yang dipengaruhi.
1) Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi yang buruk
dapat mengakibatkan kelahiran dengan berat badan dan kelahiran
prematur.
2) Mengalami hipertensi diberbagai level.
3) Protein dalam urin berkisar dari +1 hingga +4.
4) Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit kepala dan hiper
refleksia mungkin akan terjadi.
5) Berpotensi gagal hati.
6) kemungkinan akan mengalami nyeri di kuadran kanan atas.
7) meningkatnya enzim hati.
8) jumlah trombosit menurun.
Perubahan Sistem dan Organ pada Preeklampsia
a. Volume plasma
Volume plasma pada kehamilan normal akan meningkat dengan
bermakna guna memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin. Sebaliknya
pada preeklampsia terjadi penurunan volume plasma antara 30-40%
dibanding hamil normal disebut hipovolemia. Hipovolemia diimbangi
dengan vasokonstriksi, sehingga terjadi hipertensi.
b. Hipertensi
Hipertensi merupakan tanda terpenting dalam menegakkan diagnosis
hipertensi dalam kehamilan. Tekanan diastolik menggambarkan
resistensi perifer, sedangkan tekanan sistolik menggambarkan besaran
curah jantung.Peningkatan reaktivitas vaskuler pada preeklampsia
terjadi pada umur kehamilan 20 minggu, tetapi hipertensi dideteksi
umumnya pada trimester II.
14
c. Fungsi ginjal
1) Perubahan fungsi ginjal disebabkan oleh hal-hal berikut :
a) Menurunnya aliran darah ke ginjal akibat hipovolemia,
sehingga terjadi oliguria, bahkan anuria
b) Kerusakan sel glomerulus mengakibatkan meningkatnya
permeabilitas membran basalis sehingga terjadi kebocoran dan
mengakibatkan terjadinya proteinuria.
c) Gagal ginjal akut terjadi akibat nekrosis tubulus ginjal. Bila
sebagian besar kedua korteks ginjal mengalami nekrosis, maka
terjadi nekrosis korteks ginjal yang bersifat irreversibel.
d) Dapat terjadi kerusakan intrinsik jaringan ginjal akibat
vasopasme pembuluh darah.
2) Proteinuria
Proteinuria merupakan syarat untuk diagnosis preeklampsia, tetapi
proteinuria umumnya timbul jauh pada akhir kehamilan, sehingga
sering dijumpai preeklampsia tanpa proteinuria, karena janin sudah
lahir lebih dulu. Pengukuran protein dapat dilakukan dengan urin
dipstik, yaitu 100 mg/l atau +1, sekurang-kurangnya diperiksa dua
kali urin acak selang 6 jam dan bisa juga dengan pengumpulan
proteinuria dalam 24 jam. Dianggap patologis bila besaran
proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam.
3) Asam urat serum
Umumnya meningkat ≥ 5 mg/cc. Keadaan ini disebabkan oleh
hipovolemia yang menimbulkan menurunnya aliran darah filtrasi
aliran darah, sehingga menurunnya sekresi asam urat. Peningkatan
asam urat terjadi karena iskemia jaringan.
4) Kreatinin
Kadar kreatinin serum pada preeklampsia juga meningkat, hal ini
disebabkan oleh hipovolemia, maka aliran darah ginjal menurun,
15
5. Pemeriksaan diagnostik
Manuaba dkk (2018) dan Purwaningsih & Fatmawati(2020) menyebutkan
pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada ibu hamil dengan hipertensi
diantaranyana :
a. Uji urin kemungkinan menunjukkan proteinuria
b. Pengumpulan urin selama 24 jam untuk pembersihan kreatinin dan
protein.
c. Fungsi hati : meningkatnya enzim hati (meningkatnya alamine
aminotransferase atau meningkatnya aspartate ).
d. Fungsi ginjal: profil kimia akan menunjukkan kreatinin dan elektrolit
abnormal, karena gangguan fungsi ginjal.
e. Tes non tekanan dengan profil biofisik.
f. USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status janin
g. Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status janin dan ibu.
17
6. Penatalaksanaan
Manuaba dkk(2018), menjelaskan beberapa penatalaksanaan yang dapat
dilaukan pada pasien dengan hipertensi dalam kehamilan diantaranya :
a. Hipertensi ringan
Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi nasehat
untuk menurunkan gejala klinis dengan tirah baring 2x2 jam/hari
dengan posisi miring. Untuk mengurangi darah ke vena kava inferior,
terjadi peningkatan darah vena untuk meningkatkan peredaran darah
menuju jantung dan plasenta sehingga menurunkan iskemia plasenta,
menurunkan tekanan darah, meningkatkan aliran darah menuju ginjal
dan meningkatkan produksi urin.Pasien juga dianjurkan segera
berobat jika terdapat gejala kaki bertambah berat (edema), kepala
pusing, gerakan janin terasa berkurang dan mata makin kabur.
b. Hipertensi Berat
Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat dengan
tirah baring ke satu sisi dalam suasana isolasi. Pemberian obat-obatan
untuk menghindari kejang (anti kejang), antihipertensi, pemberian
diuretik, pemberian infus dekstrosa 5%, dan pemberian antasida.
c. Hipertensi kronis
Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah sakit untuk
evaluasi menyeluruh, pemeriksaan laboratorium lengkap serta kultur,
pemeriksaan kardiovaskuler pulmonal (foto thorax, EKG, fungsi
paru).
Penatalaksanaan terhadap hipertensi dalam kehamilan tersebut juga
dijelaskan oleh Purwaningsih dan Fatmawati (2020) dan
Prawirohardjo (2015), beberapa penatalaksanaan hipertensi dalam
kehamilan diantaranya :
a. Anjurkan melakukan latihan isotonik dengan cukup istirahat dan
tirah baring.
18
7. Komplikasi
Purwaningsih & Fatmawati (2020) dan Mitayani (2018), menyebutkan
beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi dalam
kehamilan pada ibu dan janin.
Pada ibu :
a. Eklampsia
b. Pre eklampsia berat
c. Solusio plasenta
19
d. Kelainan ginjal
e. Perdarahan subkapsula hepar
f. Kelainan pembekuan darah
g. Sindrom HELLP (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low
platellet count).
h. Ablasio retina.
Pada janin :
a. Terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus
b. Kelahiran prematur
c. Asfiksia neonatorum
d. Kematian dalam uterus
e. Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.
b. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan
mengalami kelemahan.
TD : Pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan
tekanan darah darah sistol diatas 140 mmHg dan
diastol diatas 90 mmHg.
Nadi : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan
ditemukan denyut nadi yang meningkat, bahkan
pada ibu yang mengalami eklampsia akan
ditemukan nadi yang semakin cepat.
Nafas : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan
ditemuksn nafas pendek, dan pada ibu yang
mengalami eklampsia akan terdengar bunyi nafas
yang berisik dan ngorok.
Suhu : Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan biasanya tidak ada gangguan pada
21
c. Pemeriksaan Penunjang
Mitayani (2020), mengatakan beberapa pemeriksaan penunjang
hipertensi dalam kehamilan yang dapat dilakukan adalah :
23
1. Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
1) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal untuk
wanita hamil adalah 12-14 gr%)
2) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%)
3) Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3
b) Urinalisis
Untuk menentukan apakah ibu hamil dengan hipertensi tersebut
mengalami proteinuria atau tidak. Biasanya pada ibu hipertensi
ringan tidak ditemukan protein dalam urin.
Tabel 2.1
Intervensi Keperawatan
No SDKI SLKI SIKI
1 Resiko gawat janin b/d Tingkat Cedera Pemantauan Denyut
nyeri pada gastrium d/d Jantung Janin
penyakit penyerta Kode Kriteria Hasil : Observasi
- Kejadian cedera - Periksa denyut jantung
: (D.0138)
menurun janin selama 1 menit
Definisi : - Monitor denyut jantung
Beresiko mengalami
- Ekspresi wajah
kesakitan menurun janin
bahaya atau kerusakan
- Tekanan darah membaik - Monitor tanda vital ibu
fisik pada janin selama Terapeutik
- Pola Istirahat/tidur - Atur osisi pasien
proses kehamilan dan membaik
persalinan Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
- Informasikan hasil
pemantauan jika perlu
2. Nyeri akut b/d agen Tingkat nyeri Managemen Nyeri
pencedera fisik (1.06194)
Kode : D.0077 Kriteria Hasil : Observasi :
Definisi : - keluhan nyeri menurun 1. Identifikasi lokasi,
pengalaman sensorik - Meringis menurun karakteristik, durasi
atau emosional yang - gelisah menurun 2. Identifikasi skala nyeri
berkaitan dengan - Kesadaran membaik 3. Identifikasi faktor yang
memerberat dan
kerusakan jaringan - Frekuensi nadi membaik memperingaan nyeri
aktual atau fungsional - Tekanan darah membaik Terapeutik
dengan onset mendadak 1. Berikan teknik non
atau lambat dan farmakologis untuk
berintensitas ringan mengurangi rasa nyeri
2. Fasilitasi istirahat dan
hingga berat yang tidur
berlangsung kurang dari Edukasi
3 bulan. 1. Jelaskan penyebab
periode dan pemicu nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik jika perlu
C. PopulasidanSampel
1. Populasi
Populasiadalahkeseluruhandariobjekatausubjek yang diteliti.Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan hipertensi dalam
kehamilannya sekarang yang melakukan pemeriksaan dan tercatat dalam
register di RSUD KAB Jombang tahun 2022. Populasi berjumlah 3 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili suatu populasi tertentu
(Saryono & Anggraeni, 2013). Sampel penelitian ini adalah ibu hamil
yang didiagnosa mengalami hipertensi dalam kehamilannya sekarang dan
38
39
F. Jenis-Jenis Data
1. Jenis Data
a. Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari subjek
penelitian (Saryono & Anggraeni, 2020), seperti pengkajian kepada
pasien, meliputi: Identitas pasien, riwayat kesehatan pasien, pola
aktifitas sehari-hari dirumah, dan pemeriksaan fisik terhadap pasien.
Data primer dari penelitian berikut didapatkan dari hasil wawancara
observasi langsung dan pemeriksaan fisik langsung pada responden.
Data primer yang diperoleh masing- masing akan dijalaskan sebagai
berikut:
1) Hasil wawancara mengacu pada format pengkajian asuhan
keperawatan yang telah disediakan sebelumnya meliputi: identitas
pasien dan suami, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan
dahulu, riwayat keluarga, riwayat haid, riwayat obstetri dan
kebiasaan sehari- hari
2) Hasilobservasilangsungberupa: keadaan umum pada ibu hamil
dengan hipertensi tampak lemah.
3) Hasilpemeriksaanfisikberupa: keadaanumum, pemeriksaantanda-
tanda vital, pemeriksaanfisik head to toe.
42
b. Data sekunder
Data sekundermerupakandata yang diperoleh lewat pihak lain dengan
menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data (Saryono &
Anggraeni, 2018). Data sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari
berbagai sumber, yaituinformasi yang diperolehberupa data tambahan
atau penunjang dalam merumuskan diagnose keperawatan. Data yang
diperolehberupa: data pencatatan dari puskesmas, hasil pemeriksaan
bidan , data penunjangdarilaboratorium, dan catatan perkembangan
pasien.
H. Proses Analisis
Analisis yang dilakukan pada asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
hipertensi ini adalah menganalisis semua temuan pada tahapan proses
keperawatan. Hasil pengkajian yang didapatkan pada responden 1 adalah
pusing, nyeri kepala, nyeri pada perut dan badan terasa lemah. Sedangkan
pada responden 2 yaitu pusing, bertambah jika melakukan banyak aktivitas,
sakit kepala, tengkuk terasa berat, kadang-kadang pandangan seperti
berkunang-kunang, nyeri pada ulu hati, dan tidak nafsu makan, badan tarasa
lemah. Setelah dibandingkan dengan teori, keluhan yang didapatkan sesuai
dengan teori.
Begitu juga dengan diagnosa yang ditegakkan, sesuai dengan teori dengan
menggunakan panduan Nursing American Diagnisis . Diagnosa yang
ditegakkan pada responden 1 adalah risiko ketidakefektifan perfusi
44
BAB IV
4.1.1 Visi
Menjadi Rumah Sakit rujukan terdepan pilihan utama masyarakat dengan layanan
4.1.2 Misi
4.1.3 Moto
4.1.4 Kredo
Pelayanan yang diberikan Rumah Sakit Umum Daerah Jombang adalah Pelayanan
PRIMA yaitu Pelayanan yang Cepat, Sigap dan berhasil guna dilayani dalam kondisi
lingkungan yang indah dan suasana nyaman serta tarif yang terjangkau oleh seluruh
masyarakat. Tak kalah pentingnya adalah memberikan jaminan rasa aman baik secara
fisik maupun psikologis serta tetap menjaga kepercayaan pengguna jasa pelayanan
dengan tekat kepuasan pelanggan sebagai yang utama dan pertama yang berlaku pada
1. Kebijakan mutu
dengan mengacu pada mutu pelayanan berstandar nasional yang sesuai dengan
kegagalan, dan kinerja yang belum optimal dilaporkan serta dikaji untuk
1. D3 Keb 20 77%
2. D4 Keb 3 11,6%
3. S1 Kep 1 3,8%
4. Asisten Perawat 1 3,8%
5. SMK 1 3,8%
Jumlah 26 100%
Sumber data : daftar pegawai Ruang Drupadi II
Keterangan :
BOR (Bed Occupancy Ratio): Angka penggunaan tempat tidur. Nilai ideal menurut
(Depkes RI. 2015, Kementerian Kesehatan 2020) adalah 50-75%.
Keluhan Utama Px pusing sejak jam 5 Px mengatakan merasa sakit Px mengatakan pusing,
subuh dan nyeri pada kepala berat, sakit di ulu tangan dan kaki kiri
hati/nyeri epigastrium
epigastrium bengkak
48
Riwayat Penyakit Ibu Px ada riwayat sakit Bapak dan ibu Px ada Keluarga tidak ada
Keluarga HT dan tidak ada riwayat riwayat HT. penyakit menurun
penyakit menurun yang
lain
terpasang kateter
-Keluarga Px mengatakan
BAB padat warna kuning
1x/hari.
Pola makan / Sebelum MRS : Sebelum MRS : Sebelum MRS :
minum -Makan 3x sehari dengan -Makan 3x sehari dengan -Makan 3x sehari dengan
lauk pauk habis satu porsi lauk pauk habis satu porsi lauk pauk habis satu porsi
-Minum 3x sehari 1400ml -Minum 3x sehari 1500ml -Minum sehari ± 1500ml
Saat MRS : Saat MRS :
Saat MRS :
-Porsi dari Rs yang -Porsi dari Rs yang
- Makan 3x sehari namun
disajikan sisa 1/4 porsi dan disajikan dihabiskan oleh
tidak habis. Minum ±
makan 2x sehari. Minum Px dan makan 3x sehari.
1200ml /hari
air mineral ± 750 Minum air mineral ± 900
gelas/hari dikarenakan gelas/hari
mual dan muntah
Pemeriksaanfisik
Leher Tidak ada lesi, Tidak ada Tidak ada lesi, Tidak ada Tidak ada lesi, Tidak ada
benjolan ( tidak terdapat benjolan ( tidak terdapat benjolan ( tidak terdapat
pembesaran vena
pembesaran vena pembesaran vena
jugularis)
jugularis) jugularis)
Mata -Pupil bulat -Pupil bulat -Pupil bulat
-Isokor 2/2 mm -Isokor 2/2 mm -Isokor 2/2 mm
-Reflek cahaya +/+ -Reflek cahaya +/+ -Reflek cahaya +/+
-Konjungtiva tidak anemis -Konjungtiva tidak anemis -Konjungtiva tidakanemis
-Sklera tidak ikterik -Sklera tidak ikterik -Sklera tidak ikterik
53
Mulut Tidak ada tampak Tidak ada tampak Tidak ada tampak
pembengkakan, luka atau pembengkakan, luka atau pembengkakan, luka atau
lesi, gigi tampak lengkap, lesi, gigi tampak lengkap, lesi, gigi tampak lengkap,
bibir kering, rongga mulut bibir lembab, tidak ada bibir lembab, rongga
normal, tidak ada stomatitis, oral hygiene mulut normal, tidak ada
stomatitis, terdapat karies baik stomatitis, oral hygiene
baik
Hidung Tampak bersih tidak Tampak bersih tidak Tampak bersih tidak
terdapat sekret, tidak lesi terdapat sekret, tidak lesi terdapat sekret, tidak lesi
dan benjolan, bentuk
dan benjolan, bentuk dan benjolan, bentuk
simetris, terdapat
simetris, tidak terdapat simetris, tidak terdapat pernapasan cuping
pernapasan cuping pernapasan cuping hidung. hidung
hidung.
Telinga Bentuk simetris, bersih, Bentuk simetris, bersih, Bentuk simetris, bersih,
tidak terdapat cairan tidak terdapat cairan tidak terdapat cairan
keluar dari telinga, tidak
keluar dari telinga, tidak keluar dari telinga, tidak
terdapat lesi dan benjolan
terdapat lesi dan benjolan terdapat lesi dan benjolan
Integument Turgor kulit normal, kulit Turgor kulit normal tidak Turgor kulit normal, tidak
tidak terjadi sianosis terjadi sianosis terjadi sianosis
dari pusar warna hitam, dari pusar warna hitam, dari pusar warna hitam,
tidak ada luka bekas tidak ada luka bekas tidak ada luka bekas
operasi operasi operasi
Auskultasi : Djj Auskultasi : Djj Auskultasi : Djj
143x/menit 143x/menit 143x/menit
Palpasi : Palpasi : Palpasi :
Leopold I : Bagian atas Leopold I : Bagian atas Leopold I : Bagian atas
teraba bulat teraba bulat teraba bulat
Leopold II : Punggung
Leopold II : Punggung Leopold II : Punggung
kanan dan kiri teraba
kanan dan kiri teraba kanan dan kiri teraba Leopold III : Bagian
Leopold III : Bagian Leopold III : Bagian terendah bayi teraba
bokong
terendah bayi teraba terendah bayi teraba
Leopold IV : Kepala
bokong bokong belum masuk pintu atas
Leopold IV : Kepala Leopold IV : Kepala panggul
belum masuk pintu atas belum masuk pintu atas
panggul panggul
Kelainan dan Terpasang kateter,NGT Terpasang kateter, sejak Terpasang kateter, Sejak
daerah sekitarnya sejak masuk RS masuk RS masuk RS
Ekstremitas Turgor kulit : CRT Turgor kulit : CRT Turgor kulit : CRT
(Integumen/Musku <2detik, <2detik, <2detik,
luskeletal) warna kulit : normal sawo warna kulit : normal sawo warna kulit : normal sawo
matang, matang, matang,
kesulitan dalam kesulitan dalam kesulitan dalam
pergerakan : ketika pergerakan : ketika pergerakan : ketika
mengalami sakit pasien mengalami sakit pasien mengalami sakit pasien
merasa kesulitan merasa kesulitan merasa kesulitan
.
55
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Penatalaksanaan
Inj. SM 20% 4gram Diet TKTP 2300 kkal Inj. Dexta 2x6mg
Sulvamanesium 3x250 (oral) Pembatasan zat gizi natrium Dupamet 3x500mg
ANALISIS DATA
No Kel. Data 1 Kel. Data 2 Kel. Data 3
1 DS : DS : DS :
Px pusing sejak jam 5 subuh dan Px mengatakan merasa sakit Px mengatakan pusing,
nyeri pada epigastrium kepala berat, sakit di ulu tangan dan kaki kiri bengkak
hati/nyeri epigastrium
DO : DO :
-Tingkat kesadaran :DO : -Tingkat kesadaran :
Composmentis -Tingkat kesadaran : Composmentis
- GCS : 456 Composmentis - KU : Lemah
- KU : Lemah - KU : Lemah -Muntah : -
- Px terpasang oksigen nasal kanul-Muntah : - -Px terpasang masker
3lpm - Px terpasang oksigen nasal nonrebreathing mask 10lpm
- TTV kanul 3lpm - TTV
Tekanan darah : 150/100 mmhg - TTV TD : 170/100 mmHg
Nadi : 86x/menit TD : 200/120mmhg N : 94x/menit
Suhu : 36,8 Nadi : 94x/menit S : 36,5°C
RR : 20 x/menit Suhu : 36,8 RR : 20 x/menit
2 RR : 20 x/menit
Spo : 99% Spo2 : 99%
CRT : < 2 dtk Spo2 : 98% CRT : < 2 dtk
GCS 456 = 15 CRT : < 2 dtk GCS 456 = 15
Dx : GCS 456 = 15 Dx :
Resiko gawat janin b/d nyeri pada Dx : Resiko cedera pada ibu b/d
gastrium d/d penyakit penyerta Nyeri akut b/d agen penyakit penyerta
pencedera fisik
57
BERDASARKAN PRIORITAS
Kasus 1
Kasus 2
Kasus 3
RENCANA KEPERAWATAN
cukup
Kolaborasi :
-kolaborasi
dengan speasialis
jika ditemukan
tanda dan bahaya
kehamilan
61
Pasien 1
Resiko 01-11- 1. Memeriksa denyut 7. Px kopeeratif hasil 01-11- S:
gawat janin 2022 jantung janin selama pemeriksaan djj 2022 - Px mengatakan pusing
b/d nyeri 1 menit =143x/menit, dikepala
pada 08.00- 14.00 O:
gastrium d/d 10.00 Pemeriksaan djj - Kesadaran composmentis
penyakit dilakukan setiap 4 jam - GCS : 456 = 15
penyerta sekali, -Px saat dikaji pasien
2. Memonitor denyut
8. Memeriksa NST 1x24 mengeluh sakit pada ulu
jantung janin hatinya
jam untuk memantau
- Px tampak meringis
denyut jantung janin
Tekanan darah : 150/80
3. Memonitor tanda dan pasien kooperatif. mmhg
vital ibu 9. Jam 08.00 TD ibu : Nadi : 90x/menit
150/100 mmHg, Suhu : 36,8
RR : 20 x/menit
4. Mengatur posisi Jam 14.00 TD ibu : Spo2 : 99%
pasien 140/70 mmHg CRT : < 2 dtk
10. Pasien kooperatif - Klien terpasang oksigen
ketika dianjurkan nasal kanul 3lpm
5. Menjelaskan tujuan untuk miring kiri A : masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan, No
dan prosedur
11. Pasien dapat 1,2,3,4,5,6,
pemantauan
memahami tujuan
prosedur pemantauan
6. Menginformasikan
hasil 12. Hasil pemantauan djj,
pemantauan jika TTV dan pemeriksaan
perlu NST diberikan ke
62
NST diberikan ke
bidan/dokter dan
diinformasikan
kepada pasien agar
pasien tidak khawatir
dengan kondisi
janinnya
Paien 2
Captopril 3x25mg
Furosemide
Nyeri akut 03-11- 1. Mengidentifikasi 8. Skala nyeri pasien 15-07- S: Px mengatakan sudah tidak
b/d agen 2022 skala nyeri berada diangka 3 2022 sakit kepala berat, sakit di ulu
pencedera hati berkurang
fisik 07.00- 2. Mengidentifikasi 9. Pasien mengatakan nyeri 14.00 O:
10.00 faktor yang
memperberat dan sudah bisa tidur ketika - Kesadaran composmentis
memperingan nyeri lingkungan bising - KU : Cukup baik
10. Px mengatakan sedikit -Tekanan darah : 140/80
65
13. Berkolaborasi
6. Berkolaborasi pemberiian terapi Inj.
pemberian analgetik Nifedipine 3x10mg,
jika perlu
Captopril 3x25mg
Furosemide
Pasien 3
Resiko 11-11- 1. Mengidentifikasi faktor 1. Px mengatakan memiliki 11-11- DS :
cedera pada 2022 resiko kehamilan (mis. 2022
diabetes, hipertensi dll.) riwayat penyakit Px mengatakan pusing,
ibu b/d Hipertensi tangan dan kaki kiri bengkak
penyakit 08.00- 2. Mengidentifikasi riwayat 14.00
66
7. Berkolaborasi dengan
dokter speasialis obgyn
pemberian terapi
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada klien HDK pada ibu hamil di Ruangan Drupadi
a. Telah mengetahui tinjauan teori mengenai penyakit HDK pada ibu hamil
b. Telah melakukan pengkajian pada klien dengan penyakit HDK pada ibu hamil
5.2 Saran
Diharapkan bagi petugas Rumah Sakit mulai memberikan edukasi tentang HDK bertujuan
supaya ibu hamil paham dan bisa mencegah serta menanggulangi kasus HDK pada ibu
hamil ini.
Diharapkan bagi Pendidikan dapat melengkapi buku-buku, atau pun jurnal-jurnal mengenai
Diharapkan untuk kami mahasiswa yang telah memperoleh ilmu tentang asuhan
keperawatan pada klien dengan HDK pada ibu hamil dapat menerapkan asuhan tersebut
Amiman, C.R., Tumboimbela, J.M., Kembuan, M.A.H.N. (2016). Gambaran length of stay
pada pasien stroke rawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Juli
2015-Juni 2016. Jurnal e-Clinic (eCl), 4(2)
Angelina, B. (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (5th ed.). Jakarta: EGC.
Anggraeni,D.M & Saryono. (2013). Metodelogi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam
Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Arifianto, A. Sarosa, M. Setyawati, O, (2014) Klasifikasi Stroke Berdasarkan. Kelainan
Patologis dengan Learning Vector Quantization, Jurnal EECCIS.
Arum.(2015). STROKE, Kenali, Cegah dan Obati. Yogyakarta : Notebook.
Corwin, EJ 2009, Buku Saku Patofisiologi, Edisi 3, EGC, Jakarta. Corwin, J.E. 2001. Buku
Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.
Derison Marsinova Bakara, Surani Warsito. 2016. Latihan Range Of Motion (ROM) terhadap
rentang sendi pasien pasca stoke. Idea Nursing Journal, 7(2): 12-18.
Esther, Chang dkk. (2010). Patofisiologi Aplikasi Pada Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC
Hasan, A. K. (2018). Study Kasus Gangguan Perfusi Jaringan Serebral dengan Penurunan
Kesadaran pada Klien Stroke Hemoragik setelah diberikan Posisi Kepala Elevasi 30
Derajat. Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan, 9(2). Retrieved from
http://www.jurnal.stikes-aisyiyahpalembang.ac.id/index.php/Kep/article/view
Junaidi, Iskandar., 2011. Stroke Waspadai Ancamannya. Yogyakarta : ANDI Kasuba, Y.,
Ramli, R. R., & Nasrun. (2019). Gambaran Kadar Elektrolit Darah Pada Penderita
Stroke Hemoragik Dengan Kesadaran Menurun Yang Di Rawat Di Bagian
Neurologi RSU Anutapura Palu Tahun 2017. Jurnal Medika Alkhairaat 1(1): 28-32,
1(April), 59–66.
Kasuba, Y., Ramli, R. R., & Nasrun. (2019). Gambaran Kadar Elektrolit Darah Pada
Penderita Stroke Hemoragik Dengan Kesadaran Menurun Yang Di Rawat Di Bagian
Neurologi RSU Anutapura Palu Tahun 2017. Jurnal Medika Alkhairaat 1(1): 28-32,
1(April), 59–66.
Manurung, N. (2018). Keperawatan Medikal Bedah Konsep, Mind Mapping dan NANDA
NIC NOC. Jakarta: TIM
Okdiyantino, Sri S, & Setyaningsih. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Cerebro
Vascular Accident (Cva) Dengan Masalah Resiko Aspirasi Di Rumah Sakit Panti
Waluya Sawahan Malang. Prodi D-III Keperawatan STIKes Panti Waluya Malang
Padila. 2012. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha Medik
Riyanto & Brahmadhi, (2017). Pengaruh subtype stroke terhadap terjadinya demensia
vascular pada pasien post stroke di rsud prof. Dr. Margono soekarjo
SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia:
DefinisidanIndikator Diagnostik (Edisi 1). Jakarta:PPNI.
SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: DefinisidanTindakan
Keperawatan. Jakarta: PPNI.
SLKI DPP PPNI. (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi
danIndikatorDiagnostik. Jakarta: PPNI.
Suratun, Heryati, Manurung, S.,Raenah. 2008. Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal.Jakarta: EGC.
Susanti, S., & Bistara, D. N. (2019). Pengaruh Range of Motion (ROM) terhadap
Kekuatan Otot pada Pasien Stroke. Jurnal Kesehatan Vokasional, 4(2), 112.
https://doi.org/10.22146/jkesvo.44497Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tarwoto. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : CV Sagung Seto.
Usrin,! , Mutiara . E , Yusad , Y . 2011 . Pengaru h hipertens i terhada p kejadia n strok e
iskemi k da n strok e hcmoragi k diruan g neurolog i d i ruma h saki t strok e nasiona l
(RSSN ) bukittinggi .
World Health Organization. (2016). Noncommunicable Disease Country Profil Indonesia.
Retrieved from http://www.who.int/countries/idn_en.pdf?ua=1