Anda di halaman 1dari 83

KARYA ILMIAH AKHIR

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI


DALAM KEHAMILAN (HDK) DIRUANG IRNA RSUD KAB JOMBANG

KARYA ILMIAH AKHIR


STUDI KASUS

Oleh :

MUZAYNATUL WAQI’AH

NIM : 7422030

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILM=U KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG

2023
KARYA ILMIAH AKHIR

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI


DALAM KEHAMILAN (HDK) DIRUANG IRNA RSUD KAB JOMBANG

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Praktek Senior

Oleh :

MUZAYNATUL WAQI’AH

NIM : 7422030

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2022
SURAT PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa Karya lmiah Akhir ini adalah hasil karya sendiri

dan belum pernah dikumpulkan orang lain untuk memperoleh gelar dari

berbagai jenjang Pendidikan di Perguruan Tinggi manapun

Jombang, ………………….

Yang Menyatakan

Muzaynatul Waqi‟ah

NIM: 7422030
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal oleh : Muzaynatul Waqi‟ah

Judul : Asuhan Keperawatan Dengan Hipertensi Dalam Kehamilan


(HDK) Diruang Drupadi IRNA Rsud Jombang

Telah Disetujui Untuk Diajukan Dihadapan Dewan Penguji Karya Ilmiah

Disetujui Oleh :

Pembimbing

Diah Ayu Fatmawati, S. Kep.,Ns.,M,Kep


LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Uji Karya Ilmiah Pada

Program Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Pesantren Tinggi Darul „Ulum

Pada Tanggal :…................................ 2022

Mengesahkan :

Tim Penguji Tanda Tangan

Ketua : Mukhoirotin, S.Kep. Ns.,M. Kep (……………………)

Anggota I : (……………………)

Anggota II : Diah Ayu Fatmawati, S. Kep.,Ns.,M,Kep (……………………)

Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Ners

Mukhammad Rajin, S.Kep,Ners.,M.Kes


NIPY : 11 010901 031
MOTTO

Jangan katakan pada Allah “Aku punya masalah besar.”


Tetapi katakan pada masalah bahwa “Aku punya Allah yang Maha Besar”.

~ALI BIN ABI THALIB~

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillah puji syukur selalu saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT dengan terselesaikan
KaryaIlmiah Akhir ini. KaryaIlmiah Akhir ini saya persembahkan kepada:
1. Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat sehat, kesabaran, dan keikhlasan

atas Takdir-Mu saya bisa berpikir, berilmu, dan beriman. Semoga keberhasilan ini

menjadi satu langkah awal masa depanku dalam meraih cita-cita yang diinginkan.

2. Orang tua saya, bapak ibu terima kasih atas segala kasih sayang yang tiada batas,

terimakasih atas segala dukungan, ridho yang telah diberikan kepada saya yang mana

tidak bisa saya balas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan persembahan.

Semoga ini menjadi langkah awal buat bapak dan ibu bahagia

3. Ibu Pembimbing saya, Diah Ayu Fatmawati, S. Kep.,Ns.,M,Kep yang telah

membimbing saya sampai terselesaikan Karya Ilmiah Akhir ini.

4. Bapak/Ibu dosen Profesi Ners yang selalu memberikan dukungan dan motivasi serta

berbagi ilmu kepada saya selama duduk dalam bangku kuliah.

5. Semua temanku angkatan 2022 Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan

Unipdu yang selalu membantu dalam rangka penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

6. Untuk para sahabat saya yang selalu mendukung atau menyemangati saya dalam

mengerjakan Karya I lmiah Akhir Ini.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat, dan ridlo-Nya, sehingga

dapat menyelesaikan Karya Ilmiah penilitian ini dengan judul: “ Asuhan Keperawatan Pada

Pasien Dengan Hipertensi (HDK) Diruang Drupadi IRNA (RSUD Jombang) ”. Sebagai salah

satu persyaratan dalam menyelesaikan Syarat Praktika Senior. Mengingat dalam membuat

Karya Ilmiah ini tidak dapat lepas dari berbagai pihak yang membantu dalam memberi

dorongan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis menyampaikan

terimakasih yang kepada:

1. Prof. DR. H. Ahmad Zahro, MA. selaku Rektor Universitas Pesantren Tinggi Darul

„Ulum Jombang.

2. Pujiani, S.Kep., Ners., M.Kes. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Pesantren Tinggi Darul „Ulum Jombang.

3. Mukhammad Rajin, S.Kep,Ners.,M.Kes selaku Kaprodi Profesi Ners

4. Diah Ayu Fatmawati, S. Kep.,Ns.,M,Kep selaku Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan arahan dalam pembuatan karya ilmiah ini.

5. Kedua Orang tua dan seluruh keluarga yang telah memotivasi dan membantu baik

material maupun spiritual.

6. Semua pihak yang telah mendukung atas memfasilitasi penyusunan KIA ini.

7. Semua temanku angkatan 2017 Program Studi Profesi Ners Ilmu Keperawatan Fakultas

Ilmu Kesehatan UNIPDU yang selalu membantu dalam rangka penyusunan skripsi ini

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi kesempatan,

dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan proposal ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini

masih kurang dari sempurna. Oleh karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

yang membangun untuk kesempurnaan KIA ini. Akhirnya penulis berharap semoga KIA ini
viii
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya pembaca umumnya.

Jombang, 10 Mei 2023

Penulis.............

ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis, dimana keadaan


tersebut merupakan suatu fase teristimewa dalam kehidupan seorang
wanita. Beberapa ibu hamil tersebut bisa melewatinya dengan ceria
hingga melahirkan, tetapi juga tidak jarang yang mengalami masalah
kesehatan dalam kehamilannya. Masalah kesehatan yang sering muncul
pada kehamilan salah satunya adalah hipertensi dalam kehamilan
(Yohanna, Yovita, & Yessica, 2011). Penyakit hipertensi dalam
kehamilan ini salah satunya diakibatkan oleh perubahan pada sistem
kardiovaskuler dan pembuluh darah yang terjadi sebelum kehamilan,
komplikasi selama masa kehamilan atau pada awal pasca partum.
Perubahan kardiovaskuler disebabkan oleh peningkatan cardiac afterload
dan penurunan cardiac preload, sedangkan pada pembuluh darah terjadi
vasokonstriksi arteriol, vasospasme sistemik dan dan kerusakan pada
pembuluh darah (Reeder, Martin, & Griffin, 2021). Hipertensi dalam
kehamilan adalah suatu kondisitekanan darah sistol diatas 140 mmHg
dan diastol diatas 90 mmHg atau peningkatan tekanan sistolik sebesar 30
mmHg atau lebih atau peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih
diatas nilai dasar yang mana diukur dalam dua keadaan, minimal dalam
jangka waktu 6 jam (Reeder dkk, 2011). Hipertensi dalam kehamilan
merupakan 5-15 % penyulit kehamilan dan merupakan salah satu dari
tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin (
Prawirohardjo, 2020). Berdasarkan data UNICEF (2021), menyatakan
jumlah kematian ibu dan anak setiap tahun akibat komplikasi kehamilan
dan persalinan menurun dari 532.000 pada tahun 1990 menjadi 303.000
pada tahun 2021, dan ini terjadi hampir di 99% negara berkembang.
Penyebab utama kematian ibu adalah akibat komplikasi dari
kehamilan atau melahirkan. komplikasi

1
tersebut salah satunya adalah hipertensi dalam kehamilan yang telah
menyumbangkan 14% penyebab kematian maternal di dunia (UNICEF,
2021). Kematian ibu di Indonesia yang disebabkan oleh hipertensi mulai
dari tahun 2010 sampai 2013 terus mengalami peningkatan. Tahun 2010
angka kematian ibu mencapai 21,5 %, tahun 2011 (24,7%), tahun 2012
(26,9%).

Sedangkan pada tahun 2013 mencapai 27,1% (Kemenkes RI, 2015).


Laporan Dinas Kesehatan di Provinsi Jombang tahun 2021 menunjukkan
jumlah AKI yang tercatat sebanyak 110 kasus. Salah satu penyebab
kematian ibu tersebut adalah hipertensi dalam kehamilan yang
menyumbangkan 14 kasus.Tahun 2022 terjadi penurunan AKImenjadi 106
kasus, dan hipertensi dalam kehamilan menyumbangkan 20 kasus
penyebab AKI tersebut. Kota Padang dan Pasaman barat menduduki posisi
pertama jumlah kematian ibu terbanyak pada tahun 2020 dan 2021,
masing-masing yaitu 17 kematian dan 20 kematian (Dinas Kesehatan
Provinsi Jombang, 2022). Laporan Dinas Kesehatan di RSUD KAB
Jombang tahun 2022, menduduki posisi kedua jumlah ibu hamil resiko
tinggi yaitu 104 sasaran. Data tersebut tercatat mulai bulan Januari sampai
bulan Desember 2021. (Dinas Kesehatan RSUD Jombang 2021).
Kejadian hipertensi dalam kehamilan berkaitan erat dengan faktor risiko
terjadinya hipertensi dalam kehamilan tersebut. Berdasarkan hasil
penelitian Radjamuda & Montolalu tahun 2014, yaitu tentang Faktor
Risiko Terjadinya Hipertensi Dalam Kehamilan di Poli Klinik Obs-Gin
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Kota Manado salah
satunya adalah usia ibu hamil. Sebagian besar ibu hamil yang mengalami
hipertensi yaitu pada umur kurang dari 20 tahun (56,5%), primipara (52,7%),
dan ibu hamil yang memiliki riwayat hipertensi (preeklamsi-eklamsi)
(55,6%)(Radjamuda & Montolalu, 2014).

2
Faktor risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan juga sejalan dengan
penelitian Puspitasari dkk, tahun 2021 tentang Hubungan Usia, Graviditas
dan Indeks Massa Tubuh dengan Kejadian Hipertensi dalam Kehamilan di
Ruang Irna RSUD Jombang, denganhasil analisis15 dari 94 (16,0%) ibu
dengan usia 35 tahun ke atas mengalami hipertensi dalam kehamilan,
sedangkan sebanyak 16 dari 132 (12,1%) ibu primigravida mengalami
hipertensi dalam kehamilan (Puspitasari dkk, 2021). Penelitian tersebut
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Prawirohardjo (2020), yaitu
beberapa faktor risiko penyebab hipertensi dalam kehamilan diantaranya
primigravida, primipaternitas, umur, penyakit ginjal, riwayat hipertensi
sebelum kehamilan, hiperplasentosis, dan kegemukan.Mitayani (2020),
mengungkapkan beberapa faktor resiko untuk terjadinya hipertensi dalam
kehamilan diantaranya kehamilan anak pertama, kelompok sosial ekonomi
rendah, penyakit ginjal kronis, Diabetes Melitus, riwayat hipertensi pada
kehamilan sebelumnya, dan yang lainnya. Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit hipertensi
dalam kehamilandengan melakukan deteksi dini pada wanita yang
diketahui memiliki faktor risiko tersebut.Cara ini merupakan upaya yang
dilakukan untuk mengurangi masalah kesehatan yang dialami ibu hamil
dengan hipertensi tersebut (Reeder dkk, 2021). Masalah kesehatan yang
mungkin terjadi pada ibu hamil dengan hipertensi adalah nyeri,
perubahan perfusi jaringan, risiko cedera, kelebihan volume cairan dan
lain-lain. Rencana tindakan yang dapat dilakukan pada ibu hamil yang
menunjukkan gejala awal hipertensi adalah pemantauan nadi dan tekanan
darah, berkolaborasi dalam memberikan obat anti hipertensi,
menganjurkan ibu melakukan tirah baring dengan posisi miring
kiri(Mitayani, 2019).

3
Perencanaan yang dilakukan merupakan salah satu cara untuk mencegah
terjadinya dampak hipertensi dalam kehamilan. Dampak yang mungkin
terjadi diantaranya adalah terjadinya eklampsia, pre eklampsiasolusio
plasenta, terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus dan kelahiran
prematur (Mitayani, 2019). Perawat sebagai tenaga profesional
mempunyai beberapa peran dan fungsi. Salah satu fungsi utama perawat
adalah meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, serta memelihara
kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab perawat (Asmadi, 2020).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Jombang tahun 2022, RSUD
Jombang merupakan nomor dua angka ibu hamil dengan risiko tinggi.
Setelah dilakukan survey, didapatkan populasi ibu hamil dengan hipertensi
dalam satu tahun terakhir adalah 8 orang.
Studi pendahuluan yang peneliti lakukan di RSUD KAB Jombang tahun
2022 pada tanggal 10 Oktober 2022, yaitu peneliti melakukan wawancara
kepada salah seorang petugas kesehatanyang bekerja di ruang Irna.
Berdasarkan penuturan dari petugas kesehatan tersebut, diketahui bahwa
masih ada ibu hamil dengan hipertensi dalam kehamilan yang tidak tepat
waktu dalam memeriksakan kondisi kehamilannya. Sedangkan dalam
memberikan asuahan keperawatan, pengkajian yang dilakukan belum
menyeluruh, karena petugas tersebuttidak ada menjelaskan melakukan
pengkajian terhadap psikososial ibu hamil dengan hipertensi. Petugas
RSUD Jombang tersebut juga menjelaskan beberapa tindakan yang biasa
dilakukan pada ibu hamil dengan hipertensi yaitu dengan melakukan
pengukuran tekanan darah, melakukan pemeriksaan pada ibu hamil, dan
menganjurkan untuk melakukan tes laboratorium. Tetapi dalam penjelasan
tersebut tidak ada disebutkan salah satu implementasi yang dianjurkan
untuk ibu hamil dengan hipertensi adalah istirahat yang cukup dan

4
melakukan tirah baring dengan posisi miring ke sebelah badan. Dapat
dilihat disini, bahwa peran perawat sebagai promotif, preventif dan
sebagai pemberi asuhan keperawatan belum sepenuhnya diterapkan.
Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas maka penulis telah
melakukan penelitin kasus hipertensi dalam kehamilan dengan judul
“Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan Hipertensi di RSUD KAB
Jombang tahun 2022
B. Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
hipertensi di RSUD KAB Jombang tahun 2022

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Penulis mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan pada ibu hamil


dengan hipertensi di RSUD KAB Jombang tahun 2022

2. Tujuan khusus

a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada ibu hamil dengan


hipertensi di RSUD KAB Jombang tahun 2022
b. Mampu mendeskripsikan rumusan diagnosa pada ibu hamil dengan
hipertensi di RSUD KAB Jombang tahun 2022
c. Mampu mendeskripsikan pererencanaan keperawatan pada ibu
hamil dengan hipertensi di RSUD KAB Jombang tahun 2022.

5
d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada ibu hamil
dengan hipertensi di RSUD KAB Jombang tahun 2022.
e. Mampu mendeskripsikan evaluasi pada ibu hamil dengan
hipertensi di RSUD KAB Jombang tahun 2022.
f. Mampu mendeskripsikanpendokumentasian pada ibu hamil dengan
hipertensi di RSUD KAB Jombang tahun 2022.
D. Manfaat

1. Penulis

Diharapkan dapat mengaplikasiksan dan menambah wawasan ilmu


pengetahuan serta kemampuan penulis dalam menerapkan asuhan
keperawatan pada ibu hamil dengan hipertensi yang telah dipelajari.

2. Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran untuk


pengembangan ilmu dalam penerapan asuhan keperawatan pada pada
ibu hamil dengan hipertensi.

3. Tempat Penelitian

Diharapkandapat memberikan sumbangan pikiran dalam menerapakan


asuhan keperawatan pada pada ibu hamil dengan kasus hipertensi

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Hipertensi dalam Kehamilan


1. Pengertian Hipertensi dalam Kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisi dalam kehamilan dimana
tekanan darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg atau
adanya peningkatan tekanan sisstolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau
peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang
mana diukur dalam dua keadaan, minimal dalam jangka waktu 6 jam
(Reeder dkk, 2019).
Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan darah sistolik dan sistolik
≥140/90 mmHg pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan
2 kali selang 4 jam. Kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg dan
kenaikan tekanan darah diastolik ≥ 15 mmHg sebagai parameter hipertensi
sudah tidak dipakai lagi (Prawirohardjo, 2015).
Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan :
a. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum usia
kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis
setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai
12 minggu pasca persalinan.
b. Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu
kehamilan disertai dengan proteinuria.
c. Eklamsi adalah preeklamsi yang disertai dengan kejang-kejang
sampai dengan koma.
d. Hipertensi kronik dengan superposed preeklamsi adalah hipertensi
kronik di sertai tanda-tanda preeklamsi atau hipertensi kronik
disertai proteinuria.
Hipertensi gestasional (transient hypertensi) adalah hipertensi yang timbul pada
kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi
e. menghilang setelah 3 bulan pascapersalin atau kehamilan dengan
preeklamsi tetapi tanpa proteinuria (prawirohardjo, 2015).
2. Etiologi
Prawirohardjo (2015), menjelaskan penyebab hipertensi dalam kehamilan
belum diketahui secara jelas. Namun ada beberapa faktor risiko yang
menyebabkan terjadinya hipertensi dan dikelompokkan dalam faktor
risiko.
Beberapa faktor risiko sebagai berikut :
a. Primigravida, primipaternitas
b. Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multipel,
diabetes melitus, hidrops fetalis, bayi besar.
c. Umur
d. riwayat keluarga pernah pre eklampsia/ eklampsia
e. penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum
hamil
f. obesitas

3. Patofisiologi
Prawirohardjo (2015), menjelaskan beberapa teori yang mengemukakan
terjadinya hipertensi dalam kehamilan diantaranya adalah :
a. teori kelainan vaskularisasi plasenta
kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari
cabang-cabang arteri uterina dan arteri ovarika. Kedua pembuluh
darah tersebut menembus miometrium berupa uteri arkuarta dan
memberi cabang arteri radialis. Arteri radialis menembus
endometrium menjadi arteri basalis dan artrei basalis memberi cabang
arteri spiralis.
Kehamilan normal akan terjadi invasi trofoblas ke dalam lapisan otot
arteri spiralis yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut
sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki

8
jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan matriks menjadi
gembur dan memudahkan arteri spiralis mengalami distensi dan
dilatasi. Keadaan ini akan memberi dampak penurunan tekanan darah,
penurunan resistensi vaskular, dan peningkatan tekanan darah pada
daerah utero plasenta. Akibatnya aliran darah ke janin cukup banyak
dan perfusi jaringan juga meningkat, sehingga dapat menjamin
pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini sering dinamakan dengan
remodeling arteri spiralis.
Sebaliknya pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-
sel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks
sekitarrya. Lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras
sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami
distensi dan vasodilatasi. Akibatnya arteri spiralis relatif mengalami
vasokonstriksi dan terjadi kegagalan remodeling arteri spiralis.
Sehingga aliran darah uteroplasenta menurun, dan terjadi hipoksia dan
iskemia plasenta.
b. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel
Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan
oksidan yang disebut juga radikal bebas. Iskemia plasenta tersebut
akan menghasilkan oksidan penting, salah satunya adalah radikal
hidroksil yang sangat toksis, khususnya terhadap membran sel endotel
pembuluh darah. Radikal hidroksil tersebut akan merusak membran
sel yang mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi
peroksida lemak. Peroksida lemak tersebut selain akan merusak
membran sel, juga akan merusak nukleus, dan protein sel endotel.
Peroksida lemak sebagai oksidan akan beredar diseluruh tubuh dalam
aliran darah dan akan merusak membran sel endotel. Akibat sel
endotel terpapar terhadap peroksida lemak, maka terjadi kerusakan sel
endotel, yang kerusakannya dimulai dari membran sel endotel.

9
Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi
endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel.
c. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
HLA-G (human leukocyte antigen protein G) merupakan prakondisi
untuk terjadinya invasi trofoblas kedalam jaringan desidua ibu,
disamping untuk menghadapi sel natular killer. HLA-G tersebut akan
mengalami penurunan jika terjadi hipertensi dalam kehamilan. Hal ini
menyebabkan invasi desidua ke trofoblas terhambat. Awal trimester
kedua kehamilan perempuan yang mempunyai kecendrungan terjadi
pre-eklampsia, ternyata mempunyai proporsi helper sel yang lebih
rendah bila dibanding pada normotensif.
d. Teori adaptasi kardiovaskuler
Daya refrakter terhadap bahan konstriktor akanhilangjika terjadi
hipertensi dalam kehamilan, dan ternyata terjadi peningkatan
kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor. Artinya daya refrakter
pembuluh darah terhadap bahan vasopresor hilang hingga pembuluh
darah menjadi sangat peka terhadap bahan vasopresor.
e. Teori Genetik
Genotip ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan
secara familial jika dibandingkan dengan genotipe janin. Telah
terbukti bahwa pada ibu yang mengalami pre-eklampsia, 2,6% anak
perempuannya akan mengalami preeklampsia pula, sedangkan hanya
8% anak menantu mengalami preeklampsia.
f. Teori defisiensi gizi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kekurangan defisiensi gizi
berperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Misalnya
seorang ibu yang kurang mengkonsumsi minyak ikan, protein dan
lain-lain.

10
g. Teori stimulus inflamasi
Teori ini berdasarkan fakta bahwa lepasnya debris trofoblas di dalam
sirkulasi darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses
inflamasi. Plasenta juga akan melepaskan debris trofoblas dalam
kehamilan normal. Sebagai sisa-sisa proses apoptosis dan nekrotik
trofoblas, akibar reaksi steress oksidatif.
Bahan-bahan ini sebagai bahan asing yang kemudian merangsang
timbulnya proses inflamasi. Proses apoptosis pada preeklampsia
terjadi peningkatan stress oksidatif, sehingga terjadi peningkatan
produksi debris apoptosis dan dan nekrotik trofoblas. Makin banyak
sel trofoblas plasenta maka reaksi stress oksidatif makin meningkat,
sehingga jumlah sisa debris trofoblas juga makin meningkat. Keadaan
ini menimbulkan beban reaksi inflamasi dalam darah ibu menjadi jauh
lebih besar dibanding reaksi inflamasi pada kehamilan
normal(Prawirohardjo, 2015).
Berdasarkan teori di atas, akan mengakibatkan terjadinya kerusakan
membran sel endotel. Kerusakan ini mengakibatkan terganggunya
fungsi endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel. Keadaan
ini disebut dengan disfungsi sel endotel. Apabila terjadi disfungsi sel
endotel, maka akan terjadi beberapa gangguan dalam tubuh,
diantaranya adalah :
1. Gangguan metabolisme prostaglandin, karena salah satu fungsi
sel endotel adalah memproduksi prostaglandin, yaitu
menurunnya produksi prostasiklin (PGE2) yang merupakan
suatu fasodilator kuat.
2. Perubahan pada sel endotel kapiler glomerulus
3. Peningkatan permeabilitas kapiler
4. Peningkatan produksi bahan- bahan vasopresor, yaitu
endotelin. Kadar NO (vasodilator) menurun, sedangkan
endotelin (vasokonstriktor) meningkat.

11
5. Peningkatan vaktor koagulasi
6. Agresi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami
kerusakan. Agresi sel-sel trombosit ini untuk menutupi tempat-
tempat di lapisan endotel yang mengalami kerusakan.
Terjadinya agresi trombosit akan memproduksi tromboksan
(TXA2) yang mana tromboksan tersebut merupakan suatu
vasokonstriktor kuat. Ibu hamil yang mengalami hipertensi
akan terjadi perbandingan kadar tromboksan (vasokonstriktor
kuat) lebih tinggi dari pada prostasiklin (vasodilator kuat),
sehingga menyebabkan pembuluh darah cendrung mengalami
vasokonstriksi, dan terjadi kenaikan tekanan darah.

• Reeder (2019), menjelaskan patofisiologi hipertensi dalam kehamilan


terjadi karena adanya vasokonstriksi arteriol, vasospasme sistemik,
dan kerusakan pembuluh darah merupakan karakteristik terjadinya
hipertensi dalam kehamilan. Sirkulasi arteri terganggu karena adanya
segmen yang menyempit dan melebar yang berselang-seling. Kerja
vasospastik tersebut merusak pembuluh darah akibat adanya
penurunan suplai darah dan penyempitan pembuluh darah di area
tempat terjadinya pelebaran. Apabila terjadi kerusakan pada
endotelium pembuluh darah, trombosit, fibrinogen, dan hasil darah
lainnya akan dilepaskan ke dalam interendotelium. Kerusakan
pembuluh darah akan mengakibatkan peningkatan permeabilitas
albumin, dan akan mengakibatkan perpindahan cairan dari ruang
intravaskuler ke ruang ekstravaskuler yang terlihat secara klinis
sebagai edema (Reeder, 2019).

12
13

13

4. Manifestasi Klinis
Jhonson (2018), menjelaskan beberapa manifestasi klinis dari hipertensi
dalam kehamilan adalah sebagai berikut :
Gejala yang timbul akan beragam, sesuai dengan tingkat PIH dan organ
yang dipengaruhi.
1) Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi yang buruk
dapat mengakibatkan kelahiran dengan berat badan dan kelahiran
prematur.
2) Mengalami hipertensi diberbagai level.
3) Protein dalam urin berkisar dari +1 hingga +4.
4) Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit kepala dan hiper
refleksia mungkin akan terjadi.
5) Berpotensi gagal hati.
6) kemungkinan akan mengalami nyeri di kuadran kanan atas.
7) meningkatnya enzim hati.
8) jumlah trombosit menurun.
Perubahan Sistem dan Organ pada Preeklampsia
a. Volume plasma
Volume plasma pada kehamilan normal akan meningkat dengan
bermakna guna memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin. Sebaliknya
pada preeklampsia terjadi penurunan volume plasma antara 30-40%
dibanding hamil normal disebut hipovolemia. Hipovolemia diimbangi
dengan vasokonstriksi, sehingga terjadi hipertensi.
b. Hipertensi
Hipertensi merupakan tanda terpenting dalam menegakkan diagnosis
hipertensi dalam kehamilan. Tekanan diastolik menggambarkan
resistensi perifer, sedangkan tekanan sistolik menggambarkan besaran
curah jantung.Peningkatan reaktivitas vaskuler pada preeklampsia
terjadi pada umur kehamilan 20 minggu, tetapi hipertensi dideteksi
umumnya pada trimester II.
14

c. Fungsi ginjal
1) Perubahan fungsi ginjal disebabkan oleh hal-hal berikut :
a) Menurunnya aliran darah ke ginjal akibat hipovolemia,
sehingga terjadi oliguria, bahkan anuria
b) Kerusakan sel glomerulus mengakibatkan meningkatnya
permeabilitas membran basalis sehingga terjadi kebocoran dan
mengakibatkan terjadinya proteinuria.
c) Gagal ginjal akut terjadi akibat nekrosis tubulus ginjal. Bila
sebagian besar kedua korteks ginjal mengalami nekrosis, maka
terjadi nekrosis korteks ginjal yang bersifat irreversibel.
d) Dapat terjadi kerusakan intrinsik jaringan ginjal akibat
vasopasme pembuluh darah.
2) Proteinuria
Proteinuria merupakan syarat untuk diagnosis preeklampsia, tetapi
proteinuria umumnya timbul jauh pada akhir kehamilan, sehingga
sering dijumpai preeklampsia tanpa proteinuria, karena janin sudah
lahir lebih dulu. Pengukuran protein dapat dilakukan dengan urin
dipstik, yaitu 100 mg/l atau +1, sekurang-kurangnya diperiksa dua
kali urin acak selang 6 jam dan bisa juga dengan pengumpulan
proteinuria dalam 24 jam. Dianggap patologis bila besaran
proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam.
3) Asam urat serum
Umumnya meningkat ≥ 5 mg/cc. Keadaan ini disebabkan oleh
hipovolemia yang menimbulkan menurunnya aliran darah filtrasi
aliran darah, sehingga menurunnya sekresi asam urat. Peningkatan
asam urat terjadi karena iskemia jaringan.
4) Kreatinin
Kadar kreatinin serum pada preeklampsia juga meningkat, hal ini
disebabkan oleh hipovolemia, maka aliran darah ginjal menurun,
15

mengakibatkan menurunnya filtrasi glomerulus, sehingga


menurunnya sekresi kreatinin, disertai peningkatan kreatinin
plasma.
5) Oliguria dan anuria
Oliguria dan anuria terjadi karena hipovolemia sehingga aliran
darah ke ginjal menurun yang mengakibatkan produksi urin
menurun (oliguria), bahkan dapat terjadi anuria.
d. Elektrolit
Kadar elektrolit total menurun pada waktu hamil normal. Sama halnya
dengan preeklampsia kadar elektrolit normal sama dengan hamil
normal, kecuali jika diberi diuretikum banyak, restriksi konsumsi garam
atau pemberian cairan oksitosin yang bersifat anti diuretik.
Preeklampsia berat yang mengalami hipoksia dapat menimbulkan
gangguan keseimbangan asam basa. Kadar natrium dan kalium pada
preeklampsia sama dengan kadar hamil normal, yaitu sama dengan
proporsi jumlah air dalam tubuh.
e. Viskositas darah
Viskositas darah ditentukan oleh volume plasma, molekul makro:
fibrinogen dan hematokrit. Pada preeklampsia viskositas darah
meningkat, mengakibatkan meningkatnya resistensi perifer dan
menurunnya aliran darah ke organ.
f. Hematokrit
Terjadi peningkatan hematokrit pada ibu hamil dengan hipertensi
karena hipovolemia yang menggambarkan beratnya preeklampsia.
g. Edema
Edema terjadi karena hipoalbuminemia atau kerusakan sel endotel
kapiler. Edema yang patologik adalah edema yang nondependen pada
muka, dan tangan atau edema generalista, dan biasanya disertai dengan
kenaikan berat badan yang cepat.
h. Neurologik
Perubahan dapat berupa :
16

1) Nyeri kepala disebabkan hiperperfusi otak, sehingga menimbulkan


vasogenik edema.
2) Akibat spasme arteri retina dan edema retina dapat terjadi
gangguan visus, dapat berupa: pandangan kabur, skotomata,
amaurosis yaitu kebutaan tanpa jelas adanya kelainan dan ablasio
retina.
3) Kejang eklamptik, penyebabnya belum diketahui dengan jelas.
Faktor-faktor yang menyebabkan kejang eklamptik yaitu edema
serebri, vasopasme serebri, dan iskemia serebri.
4) Perdarahan intrakranial juga dapat terjadi pada PEB dan eklampsia.
(Prawirohardjo, 2015).

5. Pemeriksaan diagnostik
Manuaba dkk (2018) dan Purwaningsih & Fatmawati(2020) menyebutkan
pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada ibu hamil dengan hipertensi
diantaranyana :
a. Uji urin kemungkinan menunjukkan proteinuria
b. Pengumpulan urin selama 24 jam untuk pembersihan kreatinin dan
protein.
c. Fungsi hati : meningkatnya enzim hati (meningkatnya alamine
aminotransferase atau meningkatnya aspartate ).
d. Fungsi ginjal: profil kimia akan menunjukkan kreatinin dan elektrolit
abnormal, karena gangguan fungsi ginjal.
e. Tes non tekanan dengan profil biofisik.
f. USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status janin
g. Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status janin dan ibu.
17

6. Penatalaksanaan
Manuaba dkk(2018), menjelaskan beberapa penatalaksanaan yang dapat
dilaukan pada pasien dengan hipertensi dalam kehamilan diantaranya :
a. Hipertensi ringan
Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi nasehat
untuk menurunkan gejala klinis dengan tirah baring 2x2 jam/hari
dengan posisi miring. Untuk mengurangi darah ke vena kava inferior,
terjadi peningkatan darah vena untuk meningkatkan peredaran darah
menuju jantung dan plasenta sehingga menurunkan iskemia plasenta,
menurunkan tekanan darah, meningkatkan aliran darah menuju ginjal
dan meningkatkan produksi urin.Pasien juga dianjurkan segera
berobat jika terdapat gejala kaki bertambah berat (edema), kepala
pusing, gerakan janin terasa berkurang dan mata makin kabur.
b. Hipertensi Berat
Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat dengan
tirah baring ke satu sisi dalam suasana isolasi. Pemberian obat-obatan
untuk menghindari kejang (anti kejang), antihipertensi, pemberian
diuretik, pemberian infus dekstrosa 5%, dan pemberian antasida.
c. Hipertensi kronis
Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah sakit untuk
evaluasi menyeluruh, pemeriksaan laboratorium lengkap serta kultur,
pemeriksaan kardiovaskuler pulmonal (foto thorax, EKG, fungsi
paru).
Penatalaksanaan terhadap hipertensi dalam kehamilan tersebut juga
dijelaskan oleh Purwaningsih dan Fatmawati (2020) dan
Prawirohardjo (2015), beberapa penatalaksanaan hipertensi dalam
kehamilan diantaranya :
a. Anjurkan melakukan latihan isotonik dengan cukup istirahat dan
tirah baring.
18

b. Hindari kafein, merkok, dan alkohol.


c. Diet makanan yang sehat dan seimbang, yaitu dengan
mengkonsumsi makanan yang mengandung cukup protein, rendah
karbohidrat, garam secukupnya, dan rendah lemak.
d. Menganjurkan agar ibu melakukan pemeriksaan secara teratur,
yaitu minimal 4 kali selama masa kehamilan. Tetapi pada ibu
hamil dengan hipertensi dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan yang lebih sering, terutama selama
trimester ketiga, yaitu harus dilakukan pemeriksaan setiap 2
minggu selama 2 bulan pertama trimester ketiga, dan kemudian
menjadi sekali seminggu pada bulan terakhir kehamilan.
e. Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin
dengan USG.
f. Pembatasan aktivitas fisik.
g. Penggunaan obat- obatan anti hipertensi dalam kehamilan tidak
diharuskan, karena obat anti hipertensi yang biasa digunakan
dapat menurunkan perfusi plasenta dan memiliki efek yang
merugikan bagi janin. Tetapi pada hipertensi berat, obat-obatan
diberikan sebagai tindakan sementara. Terapi anti hipertensi
dengan agen farmakologi memiliki tujuan untuk mengurangi
tekanan darah perifer, mengurangi beban kerja ventrikel kiri,
meningkatkan aliran darah ke uterus dan sisitem ginjal serta
mengurangi resiko cedera serebrovaskular.

7. Komplikasi
Purwaningsih & Fatmawati (2020) dan Mitayani (2018), menyebutkan
beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi dalam
kehamilan pada ibu dan janin.
Pada ibu :
a. Eklampsia
b. Pre eklampsia berat
c. Solusio plasenta
19

d. Kelainan ginjal
e. Perdarahan subkapsula hepar
f. Kelainan pembekuan darah
g. Sindrom HELLP (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low
platellet count).
h. Ablasio retina.
Pada janin :
a. Terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus
b. Kelahiran prematur
c. Asfiksia neonatorum
d. Kematian dalam uterus
e. Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.

B. Konsep Asuhan Keperawatan pada Kasus Hiperensi dalam Kehamilan


1. Pengkajian
a. Anamnesa
Pengkajian pada pasien dengan kasus hipertensi dalam kehamilan
meliputi :
1) Identitas umum ibu, seperti:nama, tempat tanggal lahir/umur,
pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agama, dan alamat rumah
2) Data Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang :
Biasanya ibu akan mengalami: sakit kepala di daerah frontal,
terasa sakit di ulu hati/ nyeri epigastrium, bisa terjadi gangguan
visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan, bisa terjadi
gangguan serebral, bisa terjadi edema pada wajah dan
ekstermitas, tengkuk terasa berat, dan terjadi kenaikan berat
badan 1 kg/ minggu.
b) Riwayat kesehatan Dahulu:
Biasanya akan ditemukan riwayat: kemungkinan ibu menderita
penyakit hipertensi pada kehamilan sebelumnya, kemungkinan
ibu mempunyai riwayat preeklampsia dan eklampsia pada
20

kehamilan terdahulu, biasanya mudah terjadi pada ibu dengan


obesitas, ibu mungkin pernah menderita gagal ginjal kronis.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kemungkinan mempunyai riwayat kehamilan dengan
hipertensi dalam keluarga.
3) Riwayat Perkawinan
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia 20 tahun
atau di atas 35 tahun.
4) Riwayat Obstetri
Biasanya hipertensi dalam kehamilan paling sering terjadi pada ibu
hamil primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan
molahidatidosa dan semakin semakin tuanya usia kehamilan
(Prawirohardjo, 2013).

b. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan
mengalami kelemahan.
TD : Pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan
tekanan darah darah sistol diatas 140 mmHg dan
diastol diatas 90 mmHg.
Nadi : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan
ditemukan denyut nadi yang meningkat, bahkan
pada ibu yang mengalami eklampsia akan
ditemukan nadi yang semakin cepat.
Nafas : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan
ditemuksn nafas pendek, dan pada ibu yang
mengalami eklampsia akan terdengar bunyi nafas
yang berisik dan ngorok.
Suhu : Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan biasanya tidak ada gangguan pada
21

suhunya, tetapi jika ibu hamil tersebut mengalami


eklampsia maka akan terjadi peningkatan suhu.
BB : Biasanya akan terjadi peningkatan berat badan
lebih dari 0,5 kg/minggu, dan pada ibu hamil yang
mengalami preeklampsia akan terjadi peningkatan
BB lebih dari 1 kg/minggu atau sebanyak 3 kg
dalam 1 bulan
Kepala : Biasanya ibu hamil akan ditemukan kepala yang
berketombe dan kurang bersih dan pada ibu hamil
dengan hipertensi akan mengalami sakit kepala.
Wajah : Biasanya pada ibu hamil yang mengalami
preklampsia/eklampsia wajah tampak edema.
Mata : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan
ditemukan konjungtivasub anemis, dan bisa juga
ditemukan edema pada palvebra. Pada ibu hamil
yang mengalami preeklampsia atau eklampsia
biasanya akan terjadi gangguan penglihat yaitu
penglihatan kabur.
Hidung : Biasanya pada ibu hamil tidak ditemukan
gangguan
Bibir : Biasanya akan ditemukan mukosa bibir lembab
Mulut : Biasanya terjadi pembengkakan vaskuler pada
gusi, menyebabkan kondisi gusi menjadi
hiperemik dan lunak, sehingga gusi bisa
mengalami pembengkakan dan perdarahan
Leher : Biasanya akan ditemukan pembesaran pada
kelenjer tiroid
Thorax :
1) Paru-paru : Biasanya akan terjadi peningkatan respirasi, edema
paru dan napas pendek
2) jantung : Pada ibu hamil biasanya akan terjadi palpitasi
22

jantung, pada ibu yang mengalami hipertensi


dalam kehamilan,khususnya pada ibu yang
mengalami preeklampsia beratakan terjadi
dekompensasi jantung.
Payudara : Biasanya akan ditemukan payudara membesar,
lebih padat dan lebih keras, puting menonjol dan
areola menghitam dan membesar dari 3 cm
menjadi 5 cm sampai 6 cm, permukaan pembuluh
darah menjadi lebih terlihat.
Abdomen :Pada ibu hamil akan ditemukan umbilikus
menonjol keluar, danmembentuk suatu area
berwarna gelap di dimding abdomen, serta
akanditemukan linea alba dan linea nigra. Pada ibu
hamil dengan hipertensibiasanya akan ditemukan
nyeri pada daerah epigastrum, dan akanterjadi
anoreksia, mual dan muntah
Pemeriksaan janin : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa terjadi
bunnyi jantung janin yang tidak teratur dan
gerakan janin yang melemah (Mitayani, 2011).
Ekstermitas : Pada ibu yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan bisa ditemukan edema pada kaki dan
tangan juga pada jari-jari.
Sistem persarafan : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa
ditemukan hiper refleksia, klonus pada kaki
Genitourinaria : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan
didapatkan oliguria dan proteinuria, yaitu pada ibu
hami dengan preeklampsia (Reeder, 2011;
Mitayani, 2011).

c. Pemeriksaan Penunjang
Mitayani (2020), mengatakan beberapa pemeriksaan penunjang
hipertensi dalam kehamilan yang dapat dilakukan adalah :
23

1. Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
1) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal untuk
wanita hamil adalah 12-14 gr%)
2) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%)
3) Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3
b) Urinalisis
Untuk menentukan apakah ibu hamil dengan hipertensi tersebut
mengalami proteinuria atau tidak. Biasanya pada ibu hipertensi
ringan tidak ditemukan protein dalam urin.

c) Pemeriksaan fungsi hati


1) Bilirubin meningkat (N=< 1 mg/ dl)
2) LDH (Laktat dehidrogenase) meningkat
3) Aspartat aminomtransferase (AST) > 60 ul.
4) Serum glutamat pirufat transaminase (SGPT) meningkat (N:
15-45 u/ml).
5) Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT) meningkat
(N: < 31 u/l).
6) Total protein serum normal (N: 6,7-8,7 g/dl).

d) Tes kimia darah


Asam urat meningkat (N: 2,4-2,7 mg/ dl).
2. Radiologi
a) Ultrasonografi : bisa ditemukan retardasi pertumbuhan janin
intrauterus, pernapasan intrauterus lambat, aktivitas janin
lambat, dan volume cairan ketuban sedikit
b) Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin lemah
3. Data sosial ekonomi
Hipertensi pada ibu hamil biasanya lebih banyak terjadi pada wanita
dengan golongan ekonomi rendah, karena mereka kurang
24

mengonsumsi makanan yang mengandung protein dan juga


melakukan perawatan antenatal yang teratur.
4. Data Psikologis
Biasanya ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan berada
dalam kondisi yang labil dan mudah marah, ibu merasa khawatir
akan keadaan dirinya dan keadaan janin dalam kandungannya, dia
takut anaknya nanti lahir cacat ataupun meninggal dunia, sehingga ia
takut untuk melahirkan (Prawihardjo, 2013).

2. Kemungkinan Diagnosis Keperawatan

Purwaningsih dan Fatmawati (2019); Reeder dkk (2020), menyebutkan


beberapa kemungkinan diagnosa yang terjadi pada ibu hamil dengan
hipertensi diantaranya adalah:
1. Resiko gawat janin b/d nyeri pada gastrium d/d penyakit penyerta

2. Nyeri akut b/d agen pencedera fisik

3. Resiko cedera pada ibu b/d penyakit penyert


3. Rencana Keperawatan

Tabel 2.1
Intervensi Keperawatan
No SDKI SLKI SIKI
1 Resiko gawat janin b/d Tingkat Cedera Pemantauan Denyut
nyeri pada gastrium d/d Jantung Janin
penyakit penyerta Kode Kriteria Hasil : Observasi
- Kejadian cedera - Periksa denyut jantung
: (D.0138)
menurun janin selama 1 menit
Definisi : - Monitor denyut jantung
Beresiko mengalami
- Ekspresi wajah
kesakitan menurun janin
bahaya atau kerusakan
- Tekanan darah membaik - Monitor tanda vital ibu
fisik pada janin selama Terapeutik
- Pola Istirahat/tidur - Atur osisi pasien
proses kehamilan dan membaik
persalinan Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
- Informasikan hasil
pemantauan jika perlu
2. Nyeri akut b/d agen Tingkat nyeri Managemen Nyeri
pencedera fisik (1.06194)
Kode : D.0077 Kriteria Hasil : Observasi :
Definisi : - keluhan nyeri menurun 1. Identifikasi lokasi,
pengalaman sensorik - Meringis menurun karakteristik, durasi
atau emosional yang - gelisah menurun 2. Identifikasi skala nyeri
berkaitan dengan - Kesadaran membaik 3. Identifikasi faktor yang
memerberat dan
kerusakan jaringan - Frekuensi nadi membaik memperingaan nyeri
aktual atau fungsional - Tekanan darah membaik Terapeutik
dengan onset mendadak 1. Berikan teknik non
atau lambat dan farmakologis untuk
berintensitas ringan mengurangi rasa nyeri
2. Fasilitasi istirahat dan
hingga berat yang tidur
berlangsung kurang dari Edukasi
3 bulan. 1. Jelaskan penyebab
periode dan pemicu nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik jika perlu

3 Resiko cedera pada ibu Tingkat Cedera Perawatan Kehamilan


b/d penyakit penyerta Resiko Tinggi (I.14560)
Kode : D.0137 Kriteria Hasil : Observasi :
Definisi : - Kejadian cedera -identifikasi faktor resiko
Beresiko mengalami bahaya menurun kehamilan (mis. diabetes,
atau kerusakan fisik pada hipertensi dll.)
ibu selama masa kehamilan - Ekspresi wajah -identifikasi riwayat
sampai dengan proses kesakitan menurun obstetris (mis.
- Tekanan darah membaik prematuritas,
persalinan. - Pola Istirahat/tidur preeklamsia.)
-identifikasi sosial dan
membaik demografi (mis. usia ibu,
ras)
Terapeutik :
-dampingi ibu saat merasa
cemas
-diskusikan
ketidaknyamanan selama
hamil
-diskusikan persiapan
persalinan dan kelahiran
Edukasi :
-anjurkan ibu untuk
beraktivitas dan
beristirahat yang cukup
Kolaborasi :
-kolaborasi dengan
speasialis jika ditemukan
tanda dan bahaya
kehamilan
Sumber: Diagnosis dan Perencanaan Keperawatan 3S Internasional (2020- 2022);
Nursing Outcomes Classification (2021), Nursing Interventions Classification (2021).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
(Deskriptif Research), dengan bentuk studi kasus. Metode deskriptif yaitu
suatu metode penelitian yang dilakukakan dengan tujuan untuk
menggambarkan fenomena-fenomena yang yang berlangsung saat ini atau
pada masa lampau (Hamdi & Bahruddin, 2019). Penelitian studi kasus adalah
studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki
pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber
informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu, tempat, dan peristiwa (Saryono
& Anggraeni, 2020).

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan hipertensi dilakukan di
RSUD KAB Jombang tahun 2022. Waktu penelitian mulai dari bulan Oktober
tanggal 10 sampai 16.tahun 2022. Studi kasus penerapan asuhan keperawatan
ini telah dilakukan selama 1 minggu dengan kriteria diberikan asuhan
keperawatan selama 5 hari pada responden 1 dan 2, dan hari berikutnya
kepada responden 3.

C. PopulasidanSampel
1. Populasi
Populasiadalahkeseluruhandariobjekatausubjek yang diteliti.Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan hipertensi dalam
kehamilannya sekarang yang melakukan pemeriksaan dan tercatat dalam
register di RSUD KAB Jombang tahun 2022. Populasi berjumlah 3 orang.

2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili suatu populasi tertentu
(Saryono & Anggraeni, 2013). Sampel penelitian ini adalah ibu hamil
yang didiagnosa mengalami hipertensi dalam kehamilannya sekarang dan

38
39

melakukan kunjungan ataupun yang tercatat dalam daftar kunjungan ibu


hamil di RSUD KAB Jombang tahun 2022. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 3 orang. Peneliti mengambil 3 partisipan untuk dapat diberikan
asuhan keperawatan. Sampel yang didapatkan lebih dari dua, maka
peneliti melakukan pemilihan sampel dengan melakukan teknik
purposive sampling, yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara
memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki
peneliti berdasarkan tujuan/ masalah dalam penelitian, sehingga sampel
tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah ditetapkan
sebelumnya . Semua sampel yang temui sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan, maka teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
simple random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara
memilih sampel secara acak (Nursalam, 2016).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dipilihberdasarkan
kriteriasebagaiberikut :
a. Inklusi
Kriteria inklusi adalah batasan karakteristik umum pada subjek
penelitian dikurangi karakteristik yang masuk dalam kriteria
eksklusi(Saryono,2018). Kriteria inklusi dari partisipan
diantaranya:
1) Pasien yang di diagnosis oleh dokter atau bidan mengalami
hipertensi dalam kehamilandi lokasi penelitian.
2) Pasien bersedia menjadi partisipan
3) Ibu hamil pada trimesterI, II, dan III
b. Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangakan atau mengeluarkan subjek
yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab
yang dapat mempengaruhi hasil penelitian (Saryono,2018). Kriteria
ekslusi dari responden diantaranya:
1) Pasien melahirkan atau partus saat penelitian berlan
40

D. Alat atau Instrumen Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan beberapa alat untuk mengumpulkan data. Alat
atau instrumen pengumpulan data yang di gunakan adalah format pengkajian
pada ibu hami mulai dari pengkajian sampai pada evaluasi, tensi meter,
stetoskop, thermometer, penlight, LILA, reflek hammer, dan timbangan
badan dan meteran.

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan
data saat peneliti melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang diteliti, dan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal
dari responden yang lebih mendalam. Jadi dengan wawancara maka
peneliti mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam
mengintrepretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini
tidak ditemukan melalui observasi (Sugiyono, 2018). Hal-hal yang akan
diwawancarai diantaranya adalah data-data riwayat penyakit, data
demografi keluarga, dan lain-lain.
2. Pengukuran
Pengukuran yaitu cara pengumpulan data penelitian dengan mengukur
objek menggunakan alat ukur tertentu (Supardi, 2017). Pengukuran yang
dilakukan diantaranya: pengukuran tekanan darah, pengukuran suhu,
melakukan penimbangan berat badan, tinggi badan, menghitung frekuensi
nafas, dan menghitung frekuensi nadi.
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data dari partisipan. Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan
yang lengkap dari partisipanuntuk mengetahui keadaan serta masalah
kesehatan yang dialami oleh partisipan (Ardhiyanti dkk, 2018).
41

Metodepemeriksaan fisik ini meliputi: keadaan umum partisipan,


pemeriksaan head to toe mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah
partisipan.
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang bersumber dari
catatan, transkrip, buku, dan sebagainya (Saryono & Anggraeni, 2017).
Peneliti menggunakan data hasil pemeriksaan bidan dari puskesmas di
wilayah tersebut untuk menunjang penelitian yang dilakukan.

F. Jenis-Jenis Data
1. Jenis Data
a. Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari subjek
penelitian (Saryono & Anggraeni, 2020), seperti pengkajian kepada
pasien, meliputi: Identitas pasien, riwayat kesehatan pasien, pola
aktifitas sehari-hari dirumah, dan pemeriksaan fisik terhadap pasien.
Data primer dari penelitian berikut didapatkan dari hasil wawancara
observasi langsung dan pemeriksaan fisik langsung pada responden.
Data primer yang diperoleh masing- masing akan dijalaskan sebagai
berikut:
1) Hasil wawancara mengacu pada format pengkajian asuhan
keperawatan yang telah disediakan sebelumnya meliputi: identitas
pasien dan suami, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan
dahulu, riwayat keluarga, riwayat haid, riwayat obstetri dan
kebiasaan sehari- hari
2) Hasilobservasilangsungberupa: keadaan umum pada ibu hamil
dengan hipertensi tampak lemah.
3) Hasilpemeriksaanfisikberupa: keadaanumum, pemeriksaantanda-
tanda vital, pemeriksaanfisik head to toe.
42

b. Data sekunder
Data sekundermerupakandata yang diperoleh lewat pihak lain dengan
menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data (Saryono &
Anggraeni, 2018). Data sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari
berbagai sumber, yaituinformasi yang diperolehberupa data tambahan
atau penunjang dalam merumuskan diagnose keperawatan. Data yang
diperolehberupa: data pencatatan dari puskesmas, hasil pemeriksaan
bidan , data penunjangdarilaboratorium, dan catatan perkembangan
pasien.

G. Cara pengumpulan data


Pengumpulan data pada penelitian berikut ini dilakukan dengan cara
anamnesa (pengkajian dengan wawancara langsung dengan pasien atau
keluarga), observasi dan pemeriksaan fisik.Adapun langkah langkah dalam
pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah:
1. Proses Administrasi

a. Peneliti mengurus administrasi izin penelitian dari instansi asal


penelitian(RSUD Jombang) ke Dinas Kesehatan Kota Jombang.
b. Memintasuratrekomendasi ke RSUD Jombang
c. Meminta izin kepada pimpinan Ruang Drupadi Irna
d. Berkoordinasi dengan petugas yang bekerja di ruang Drupadi Irna
e. Mendatangi partisipan danmenjelaskantentangtujuanpenelitian
f. Partisipan diberikankesempatanuntukbertanya
g. Meninta kesediaan partisipan menandatangani informed consent.
h. Peneliti melakukan kontrak waktu untuk melakukan asuhan keperawatan
dan pamit.
43

2. Prosedur Asuhan Keperawatan


Proses keperawatan yang akan dilakukan peneliti adalah:

a. Peneliti melakukan pengkajian kepada partisipan menggunakan metode


wawancara dan pemeriksaan fisik
b. Peneliti merumuskan diagnosis keperawatan yang muncul
pada partisipan
c. Peneliti membuat perencanaan asuhan keperwatan yangakan diberikan
kepada partisipan
d. Peneliti melakukan asuhan keperawatan pada partisipan
e. Peneliti mengevalusai tindakan keperawatan yang telah dilakukan
pada partisipan
f. Peneliti mendokumentasikan proses asuhan keperawatan yang telah
diberikanpada partisipan
Mulai darimelakukan pengkajian sampai pada evaluasi terhadap
tindakan yang telah dilakukan.

H. Proses Analisis
Analisis yang dilakukan pada asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
hipertensi ini adalah menganalisis semua temuan pada tahapan proses
keperawatan. Hasil pengkajian yang didapatkan pada responden 1 adalah
pusing, nyeri kepala, nyeri pada perut dan badan terasa lemah. Sedangkan
pada responden 2 yaitu pusing, bertambah jika melakukan banyak aktivitas,
sakit kepala, tengkuk terasa berat, kadang-kadang pandangan seperti
berkunang-kunang, nyeri pada ulu hati, dan tidak nafsu makan, badan tarasa
lemah. Setelah dibandingkan dengan teori, keluhan yang didapatkan sesuai
dengan teori.
Begitu juga dengan diagnosa yang ditegakkan, sesuai dengan teori dengan
menggunakan panduan Nursing American Diagnisis . Diagnosa yang
ditegakkan pada responden 1 adalah risiko ketidakefektifan perfusi
44

jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi, nyeri akut berhubungan


dengan agen cedera biologis, ansietas berhubungan dengan ancaman pada
status terkini, defisiensi pengetahuan berhubungan kurang
informasi.Diagnosa yang ditegakkan pada responden 2 adalah risiko
ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi,
nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis, intoleransi aktivitas
berhubungan dengan ketidakseimbangan suplay dan kebutuhan O2,
ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini, defisiensi
pengetahuan berhubungan kurang informai.intervensi keperawatan yang
disusun sesuai dengan teori yang menjelaskan tindakan untuk mengatasi
masalah yang ditemukan, serta melaksanakan implementasi keperawatan,
dan evaluasi keperawatan.
45

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Rumah Sakit Umum Daerah Jombang

4.1.1 Visi

Menjadi Rumah Sakit rujukan terdepan pilihan utama masyarakat dengan layanan

paripurna melalui sistem pendidikan kesehatan yang terintegrasi.

4.1.2 Misi

1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang paripurna serta terjangkau oleh

semua lapisan masyarakat.

2. Meningkatkan sarana prasarana dan sumber daya manusia sesuai standar

3. Menyelenggarakan pendidikan kedokteran, kesehatan lainnya dan penunjang

sistem layanan kesehatan serta melaksanakan penelitian secara terintegrasi

4. Menyelenggarakan tata kelola organisasi yang profesional dan akuntabel.

4.1.3 Moto

Kepuasan pasien kebahagiaan kami

4.1.4 Kredo

C I N T A K U (Cepat, Indah, Nyaman, Terjangkau, Aman, Kepercayaan, Umum).

Pelayanan yang diberikan Rumah Sakit Umum Daerah Jombang adalah Pelayanan

PRIMA yaitu Pelayanan yang Cepat, Sigap dan berhasil guna dilayani dalam kondisi

lingkungan yang indah dan suasana nyaman serta tarif yang terjangkau oleh seluruh

masyarakat. Tak kalah pentingnya adalah memberikan jaminan rasa aman baik secara

fisik maupun psikologis serta tetap menjaga kepercayaan pengguna jasa pelayanan

dengan tekat kepuasan pelanggan sebagai yang utama dan pertama yang berlaku pada

seluruh masyarakat secara umum tanpa membedakan status sosial.


46

1. Kebijakan mutu

“Pelayanan profesional yang bermutu”. Pelayanan yang berbasis profesional

dengan mengacu pada mutu pelayanan berstandar nasional yang sesuai dengan

visi, misi dan kredo “ CINTAKU” RSUD Jombang.

Kreatifitas dan keterbukaan didukung tidak saling menyalahkan, kekeliruan,

kegagalan, dan kinerja yang belum optimal dilaporkan serta dikaji untuk

melakukan peningkatan rasa takut untuk disalahkan, dan mendorong kepada

penilaian terbuka kesalahan dan kegagalan :

a. Penghargaan terhadap staf

b. Siap menerima perbedaan pendapat

1.2 Sumber Daya Manusia

Tabel 4.2 Sumber Daya Manusia


No. Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase

1. D3 Keb 20 77%
2. D4 Keb 3 11,6%
3. S1 Kep 1 3,8%
4. Asisten Perawat 1 3,8%
5. SMK 1 3,8%
Jumlah 26 100%
Sumber data : daftar pegawai Ruang Drupadi II

1.3 Gambaran Kasus dan Bor Ruangan


1.3.1 Gambaran Kasus
Beberapa Penyakit yang ada diruang Drupadi II
b. HDK
c. PEB
d. HT Kronis
e. Abortus in compleks
f. Oligohidramnion
g. Anemia
47

1.3.2 Bor Ruangan Drupadi VK


Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 10 Oktober 2022 didapatkan gambaran
kapasitas tempat tidur Ruang Drupadi ll adalah :
RUMUS = Jumlah Bed yang Terpakai / Jumlah Bed Keseluruhan X 100%
1. Ruang Drupadi ll
BOR : 9 / 12 x 100% = 75 %
2. Ruang Drupadi ll 3 pasien kelolaan mahasiswa.
Tabel 4.3 BOR Ruangan

Hari/Tanggal Jumlah BOR%


pasien
Kamis, 03 November 6 orang 6/12 x 100% = 50 %
2022
Rabu, 9 November 2022 9 orang 9/12 x 100% = 75 %

Keterangan :
BOR (Bed Occupancy Ratio): Angka penggunaan tempat tidur. Nilai ideal menurut
(Depkes RI. 2015, Kementerian Kesehatan 2020) adalah 50-75%.

4.3.3 Ringkasan Proses Asuhan Keperawatan


Tabel 4.3 Proses Asuhan Keperawatan
Identitas Pasien Pasien 1 Pasien 2 Pasien 3

Nama Ny. N Ny. I Ny. S


Umur 26 tahun 18 tahun 23 tahun
Agama Islam Islam Islam
Alamat Mojoagung, Jombang Peterongan, Jombang Mojowarno, Jombang
Pendididkan Sarjana SMA Sarjana
Pekerjaan Guru SD IRT Guru TK
Tanggal MRS 31-10-2022 02-11-2022 10-11-2022
Dx medis HDK HDK HDK
No.Registrasi 558635 559762 557051
Tanggal 01-11-2022 03-11-2022 11-11-2022
Pengkajian
Riwayat Penyakit

Keluhan Utama Px pusing sejak jam 5 Px mengatakan merasa sakit Px mengatakan pusing,
subuh dan nyeri pada kepala berat, sakit di ulu tangan dan kaki kiri
hati/nyeri epigastrium
epigastrium bengkak
48

Riwayat penyakit Px mengatakan pusing Px mengatakan merasa Px mengatakan pusing,


sekarang dari jam 5 subuh pada sakit kepala berat, sakit tangan dan kaki kiri
diulu hati kemudian mual
tanggal 31 Oktober 2022 sedikit bengkak, pasien
dan muntah pasien rujukan
jam 06.00 pagi dari puskesmas peterongan rujukan dari puskesmas
diperiksakan pada bidan diperiksa tensi 200/120 Mojowarno diperiksa
mmHg dan djj tidak stabil
terdekat Tekanan Darah tensi 150/80 mmHg
pasien dirujuk ke VK
170/100 mmHg, lalu RSUD Jombang, saat tiba kemudian pasien dirujuk
kemudian px dirujuk ke di ruang Drupadi VK ke VK RSUD Jombang,
RSUD Jombang pasien
PKM Tekanan Darah saat tiba di ruang
langsung di beri
belum stabil djj tidak penanganan : Dilakukan Drupadi VK RSUD
kelihatan langsung pihak pemeriksaan tekanan darah Jombang pasien
PKM merujuk ke VK yang mana hasilnya sama langsung di beri
200/120 mmHg,
RSUD Jombang saat tiba pemeriksaan djj : 158 penanganan : Dilakukan
di ruang Drupadi VK x/menit. Dilakukan terapi pemeriksaan tekanan
RSUD Jombang pasien infus, pengambilan darah, darah yang mana
terpasang oksigen nasal
langsung di beri hasilnya 140/80 mmHg,
kanul 3 lpm, dan
penanganan : Dilakukan pemasangan kateter dower, pemeriksaan djj : 150
pemeriksaan tekanan dianjurkan untuk rawat x/menit. Dilakukan
inap diruang Drupadi VK
darah 150/100 mmHg, terapi infus,
untuk dilakukan observasi
pemeriksaan djj : 143 dan pemantauan lebih pengambilan darah,
x/menit. dilakukan terapi lanjut dan dilakukan terpasang oksigen nasal
perawatan lebih intensif
infus, pengambilan darah, kanul 3 lpm, dan
pada tanggal 02 November
terpasang oksigen nasal 2022 jam 09.00 dengan pemasangan kateter
kanul 3 lpm, dan diagnosa medis GIP000 + dower, dianjurkan untuk
pemasangan kateter UK 36 minggu + HDK rawat inap diruang
dower, dianjurkan untuk Drupadi VK untuk
rawat inap diruang dilakukan observasi dan
Drupadi VK untuk pemantauan lebih lanjut
dilakukan observasi dan dan dilakukan
pemantauan lebih lanjut perawatan lebih intensif
dan dilakukan perawatan pada tanggal 10
lebih intensif pada tanggal November 2022 jam
31 Oktober 2022 jam 10.00 dengan diagnosa
49

15.00 dengan diagnosa medis GIP000 + UK 32


medis GIP000 + UK 24 minggu + HDK
minggu + HDK
Penyakit Masa Klien tidak pernah Klien tidak pernah Klien Ada riwayat HT
Lalu mengalami penyakit yang mengalami penyakit yang sejak 2 tahun yang lalu.
sama sebelumnya, sama sebelumnya, ada
memiliki riwayat HT riwayat HT

Riwayat Penyakit Ibu Px ada riwayat sakit Bapak dan ibu Px ada Keluarga tidak ada
Keluarga HT dan tidak ada riwayat riwayat HT. penyakit menurun
penyakit menurun yang
lain

Pola aktivitas sehari-hari :

Pola tidur/istirahat Sebelum MRS : Sebelum MRS : Sebelum MRS : Keluarga


-Pasien dan Keluarga -Pasien dan Keluarga mengatakan Px tidur
mengatakan Px tidur mengatakan Px tidur dengan nyenyak, 7-8 jam
dengan nyenyak, 8-9 jam dengan nyenyak, 7-8 jam Saat MRS : Px
Saat MRS : Saat MRS : mengatakan tidur ± 6 jam
- Px tidak bisa tidur -Px mengatakan tidur ± 5 klien sering terbangun
dikarenaakan pusing jam klien sering terbangun

Pola eliminasi Sebelum MRS : Sebelum MRS : Sebelum MRS :


-Pasien dan Keluarga -Keluarga mengatakan -Keluarga mengatakan
mengatakan BAK 3-4 BAK 4 x/hari dengan BAK 3-4 x/hari dengan
x/hari dengan warna warna kuning jernih warna kuning jernih
kuning jernih -Keluarga mengatakan -Keluarga mengatakan
- Pasien dan Keluarga BAB 1x/hari dengan BAB 1-2x/hari dengan
mengatakan BAB 1x/hari konsistensi lembek warna konsistensi lembek warna
dengan konsistensi kuning kuning kecoklatan
lembek warna kecoklatan Saat MRS : Saat MRS :
Saat MRS : -BAK warna kuning pekat -BAK warna kuning
-Pasien dan Keluarga ± 800cc/ 24 jam dengan pekat ± 1000cc/ 24 jam
50

mengatakan BAK dengan dower cateter terpasang dengan dower cateter


warna kuning keruh, ± 550 -Px mengatakan BAB -Px mengatakan BAB
cc/24 jam dengan 1x/hari. 1/hari.

terpasang kateter
-Keluarga Px mengatakan
BAB padat warna kuning
1x/hari.
Pola makan / Sebelum MRS : Sebelum MRS : Sebelum MRS :
minum -Makan 3x sehari dengan -Makan 3x sehari dengan -Makan 3x sehari dengan
lauk pauk habis satu porsi lauk pauk habis satu porsi lauk pauk habis satu porsi
-Minum 3x sehari 1400ml -Minum 3x sehari 1500ml -Minum sehari ± 1500ml
Saat MRS : Saat MRS :
Saat MRS :
-Porsi dari Rs yang -Porsi dari Rs yang
- Makan 3x sehari namun
disajikan sisa 1/4 porsi dan disajikan dihabiskan oleh
tidak habis. Minum ±
makan 2x sehari. Minum Px dan makan 3x sehari.
1200ml /hari
air mineral ± 750 Minum air mineral ± 900
gelas/hari dikarenakan gelas/hari
mual dan muntah

Pola kebersihan Sebelum MRS : Sebelum MRS : Sebelum MRS :


diri -Keluarga mengatakan -Px mengatakan Mandi Px mengatakan Mandi
Mandi 3x/hari, keramas, 3x/hari, keramas, gosok 3x/hari, keramas, gosok
gosok gigi gigi gigi
Saat MRS :‟ Saat MRS : Saat MRS :
-Keluarga mengatakan Keluarga mengatakan - Keluarga mengatakan
tidak gosok gigi dan tidak gosok gigi dan tidak gosok gigi dan
Diseka 1x sehari pagi Diseka 1x sehari pagi Diseka 1x sehari pagi
menggunakan sabun. menggunakan sabun. menggunakan sabun.
Pola kegiatan / Sebelum MRS : Sebelum MRS : Sebelum MRS :
kebersihan lain -Px berilaku baik -Px berilaku baik -Px berilaku baik
Saat MRS : Saat MRS : Saat MRS :
-Px aktivitasnyaa dibantu -Aktivitas Px dibantu -Aktivitas Px dibantu
keluarga keluarga keluarga
51

Pola hubungan a) Gambaran diri a) Gambaran diri a) Gambaran diri


peran Pasien menggambarkan Pasien menggambarkan Pasien menggambarkan
(konsepdiri) dirinya sebagai orang dirinya sebagai orang dirinya sebagai orang
yang kuat dan ikhlas yang sabar. yang tegar.
menerima cobaanNya. b) Harga diri b) Harga diri
b) Harga diri Pasien menghargai Pasien menghargai
Pasien menghargai dirinya dan selalu dirinya dan selalu
dirinya dan selalu mempunyai harapan mempunyai harapan
mempunyai harapan terhadap hidupnya terhadap hidupnya
terhadap hidupnya c) Peran diri c) Peran diri
c) Peran diri Pasien mengakui Pasien mengakui
Pasien mengakui perannya nantinya perannya nantinya
perannya nantinya sebagai seorang ibu , sebagai seorang ibu ,
sebagai seorang ibu , pasien mengatakan pasien mengatakan
pasien mengatakan bahwa ingin segera bahwa ingin segera
bahwa ingin segera sembuh serta persalinan sembuh dan berkumpul
sembuh dan berkumpul dengan selamat dan dengan keluarga.
dengan keluarga. berkumpul dengan d) Ideal diri
d) Ideal diri keluarga . Pasien lebih menurut
Pasien lebih menurut d) Ideal diri pada keluarganya
pada keluarganya Pasien lebih menurut e) Identitas diri
e) Identitas diri pada keluarganya Pasien mengenali siapa
Pasien mengenali siapa e) Identitas diri dirinya
dirinya Pasien mengenali siapa
dirinya

Pola Koping Px baik Koping Px baik Koping Px baik


penanggulangan
stress
52

Data psikososial Px menganggap sakit Px menganggap sakit Px berjarap lekas sembuh


sebagai ujian, harapan Px sebagai ujian, harapan Px dan bias kumpul dengan
keluarga
lekas sembuh dan pulang lekas sembuh, dan pulang
kerumah kerumah

Data spiritual Sebelum MRS : Sebelum MRS : Sebelum MRS :


-Keluarga mengatakan Px -Keluarga mengatakan Px -Keluarga mengatakan Px
shalat 5 waktu, berzikir shalat 5 waktu, berzikir shalat 5 waktu, berzikir
Saat MRS : Saat MRS : Saat MRS :
-Px mengganti sholatnya -Px hanya bisa berzikir -Px hanya bisa berzikir

Pemeriksaanfisik

Keadaan umum Composmentis Composmetis Composmetis, Lemah


GCS : 456 GCS : 456 GCS : 456

Tanda-tanda vital Tekanan darah : Tekanan darah : Tekanan Darah :


150/100 mmhg 200/120 mmhg TD : 170/100 mmHg
Nadi : 90x/menit Nadi : 86x/menit N : 94x/menit
Suhu : 36,8°C Suhu : 36,8°C S : 36,5°C
RR : 20 x/menit RR : 20 x/menit RR : 20 x/menit
Spo2 : 99% Spo2 : 98% Spo2 : 99%
CRT : < 2 dtk CRT : < 2 dtk CRT : < 2 dtk
Pemeriksaan Nyeri kepala, tidak ada Nyeri kepala, Tidak ada Nyeri kepala, tidak ada
kepala lesi tidak ada massa. lesi, tidak ada massa. lesi tidak ada massa.

Leher Tidak ada lesi, Tidak ada Tidak ada lesi, Tidak ada Tidak ada lesi, Tidak ada
benjolan ( tidak terdapat benjolan ( tidak terdapat benjolan ( tidak terdapat
pembesaran vena
pembesaran vena pembesaran vena
jugularis)
jugularis) jugularis)
Mata -Pupil bulat -Pupil bulat -Pupil bulat
-Isokor 2/2 mm -Isokor 2/2 mm -Isokor 2/2 mm
-Reflek cahaya +/+ -Reflek cahaya +/+ -Reflek cahaya +/+
-Konjungtiva tidak anemis -Konjungtiva tidak anemis -Konjungtiva tidakanemis
-Sklera tidak ikterik -Sklera tidak ikterik -Sklera tidak ikterik
53

Mulut Tidak ada tampak Tidak ada tampak Tidak ada tampak
pembengkakan, luka atau pembengkakan, luka atau pembengkakan, luka atau
lesi, gigi tampak lengkap, lesi, gigi tampak lengkap, lesi, gigi tampak lengkap,
bibir kering, rongga mulut bibir lembab, tidak ada bibir lembab, rongga
normal, tidak ada stomatitis, oral hygiene mulut normal, tidak ada
stomatitis, terdapat karies baik stomatitis, oral hygiene
baik
Hidung Tampak bersih tidak Tampak bersih tidak Tampak bersih tidak
terdapat sekret, tidak lesi terdapat sekret, tidak lesi terdapat sekret, tidak lesi
dan benjolan, bentuk
dan benjolan, bentuk dan benjolan, bentuk
simetris, terdapat
simetris, tidak terdapat simetris, tidak terdapat pernapasan cuping
pernapasan cuping pernapasan cuping hidung. hidung
hidung.
Telinga Bentuk simetris, bersih, Bentuk simetris, bersih, Bentuk simetris, bersih,
tidak terdapat cairan tidak terdapat cairan tidak terdapat cairan
keluar dari telinga, tidak
keluar dari telinga, tidak keluar dari telinga, tidak
terdapat lesi dan benjolan
terdapat lesi dan benjolan terdapat lesi dan benjolan
Integument Turgor kulit normal, kulit Turgor kulit normal tidak Turgor kulit normal, tidak
tidak terjadi sianosis terjadi sianosis terjadi sianosis

Thorak/dada & Mammae : membesar, Mammae : membesar, Mammae : membesar,


axilla areola mammae : areola mammae : areola mammae :
membesar, lebih gelap membesar, lebih gelap membesar, lebih gelap
warnanya warnanya warnanya
Papilla mammae : Papilla mammae : Papilla mammae :
simetris, tidak benjolan simetris, tidak benjolan simetris, tidak benjolan
atau peradangan atau peradangan atau peradangan
Colostrum : Belum keluar Colostrum : Belum keluar Colostrum : Belum keluar
Abdomen Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi :
Abdomen membesar, Abdomen membesar, Abdomen membesar,
striae : garis memerah striae : garis memerah striae : garis memerah
karena kenaikan BB, karena kenaikan BB, karena kenaikan BB,
Linea terbentang Linea terbentang Linea terbentang
memanjang hingga tulang memanjang hingga tulang memanjang hingga tulang
54

dari pusar warna hitam, dari pusar warna hitam, dari pusar warna hitam,
tidak ada luka bekas tidak ada luka bekas tidak ada luka bekas
operasi operasi operasi
Auskultasi : Djj Auskultasi : Djj Auskultasi : Djj
143x/menit 143x/menit 143x/menit
Palpasi : Palpasi : Palpasi :
Leopold I : Bagian atas Leopold I : Bagian atas Leopold I : Bagian atas
teraba bulat teraba bulat teraba bulat
Leopold II : Punggung
Leopold II : Punggung Leopold II : Punggung
kanan dan kiri teraba
kanan dan kiri teraba kanan dan kiri teraba Leopold III : Bagian
Leopold III : Bagian Leopold III : Bagian terendah bayi teraba
bokong
terendah bayi teraba terendah bayi teraba
Leopold IV : Kepala
bokong bokong belum masuk pintu atas
Leopold IV : Kepala Leopold IV : Kepala panggul
belum masuk pintu atas belum masuk pintu atas
panggul panggul
Kelainan dan Terpasang kateter,NGT Terpasang kateter, sejak Terpasang kateter, Sejak
daerah sekitarnya sejak masuk RS masuk RS masuk RS

Ekstremitas Turgor kulit : CRT Turgor kulit : CRT Turgor kulit : CRT
(Integumen/Musku <2detik, <2detik, <2detik,
luskeletal) warna kulit : normal sawo warna kulit : normal sawo warna kulit : normal sawo
matang, matang, matang,
kesulitan dalam kesulitan dalam kesulitan dalam
pergerakan : ketika pergerakan : ketika pergerakan : ketika
mengalami sakit pasien mengalami sakit pasien mengalami sakit pasien
merasa kesulitan merasa kesulitan merasa kesulitan
.
55

Pemeriksaan penunjang

Laboratorium

Jenis Px 1 Px 2 Px 3 Nilai Normal

Hemoglobin 14,4 12,1 12,3 Normak : 11,7-15,5 g/dl

Leukosit 15.18 15,12 14,27 Normal : 3,8-11,0

Hematokrit 40,5 40,0 40,8 Normal : 40-52 %

Eritrosit 4,65 5,76 4,6 Normal : 4,4-5,9

Trombosit 142 195 195 Normal : 150-440

Protein (+)3 (+)2 (+)3 Normal : -

LDH 91 85 85 Normal : 50-70

AST 21 11 15 Normal : 25-40%

SGPT 26 30 25 Normal : 7-35 u/l

SGOT 36 36 35 Normal : 13-35 u/l

Penatalaksanaan

Terpasang infus RL 7TPM Paracetamol 3x1gr Terpasang infus RL 7TPM


Terpasang Nasal Kanul 3LPM Inj. Nifedipine 3x10mg Terpasang Nasal Kanul 3LPM
Terpasang Kateter Captopril 3x25mg Inj. SM 40% 10gram
Inj. Nifedipine 3x10mg Furosemide Inj. Nifedipine 3x10mg
56

Inj. SM 20% 4gram Diet TKTP 2300 kkal Inj. Dexta 2x6mg
Sulvamanesium 3x250 (oral) Pembatasan zat gizi natrium Dupamet 3x500mg

ANALISIS DATA
No Kel. Data 1 Kel. Data 2 Kel. Data 3
1 DS : DS : DS :
Px pusing sejak jam 5 subuh dan Px mengatakan merasa sakit Px mengatakan pusing,
nyeri pada epigastrium kepala berat, sakit di ulu tangan dan kaki kiri bengkak
hati/nyeri epigastrium
DO : DO :
-Tingkat kesadaran :DO : -Tingkat kesadaran :
Composmentis -Tingkat kesadaran : Composmentis
- GCS : 456 Composmentis - KU : Lemah
- KU : Lemah - KU : Lemah -Muntah : -
- Px terpasang oksigen nasal kanul-Muntah : - -Px terpasang masker
3lpm - Px terpasang oksigen nasal nonrebreathing mask 10lpm
- TTV kanul 3lpm - TTV
Tekanan darah : 150/100 mmhg - TTV TD : 170/100 mmHg
Nadi : 86x/menit TD : 200/120mmhg N : 94x/menit
Suhu : 36,8 Nadi : 94x/menit S : 36,5°C
RR : 20 x/menit Suhu : 36,8 RR : 20 x/menit
2 RR : 20 x/menit
Spo : 99% Spo2 : 99%
CRT : < 2 dtk Spo2 : 98% CRT : < 2 dtk
GCS 456 = 15 CRT : < 2 dtk GCS 456 = 15
Dx : GCS 456 = 15 Dx :
Resiko gawat janin b/d nyeri pada Dx : Resiko cedera pada ibu b/d
gastrium d/d penyakit penyerta Nyeri akut b/d agen penyakit penyerta
pencedera fisik
57

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

BERDASARKAN PRIORITAS

Kasus 1

No Dx Keperawatan Ditemukan Teratasi

1 Resiko gawat janin b/d nyeri pada 01-11-22 02-11-22


gastrium d/d penyakit penyerta

Kasus 2

1 Nyeri akut b/d agen pencedera fisik 03-11-2022 04-11-22

Kasus 3

1 Resiko cedera pada ibu b/d penyakit 11-11-22 12-11-2022


penyerta
58

RENCANA KEPERAWATAN

No SDKI SLKI SIKI


1 Resiko gawat janin b/d nyeri pada gastrium d/d Tingkat Pemantauan
penyakit penyerta Cedera Denyut Jantung
Kode : (D.0138) Janin
Definisi : Kriteria Observasi
Beresiko mengalami bahaya atau kerusakan fisik Hasil : - Periksa denyut
pada janin selama proses kehamilan dan - Kejadian jantung janin
persalinan cedera selama 1
menurun menit
- Monitor
- Ekspresi
denyut
wajah
jantung janin
kesakitan
- Monitor tanda
menurun
vital ibu
- Tekanan Terapeutik
darah - Atur posisi
membaik pasien
- Pola Edukasi
Istirahat/t - Jelaskan
idur tujuan dan
membaik prosedur
pemantauan
Informasikan
hasil
pemantauan
jika perlu
2 Nyeri Tingkat Managemen
akut b/d nyeri Nyeri
(1.06194)
agen
pencedera Kriteria Observasi :
fisik Hasil : 1. Identifikasi
Kode : - keluhan lokasi,
D.0077 nyeri karakteristik,
durasi
Definisi : menurun 2. Identifikasi
pengalaman - Meringis skala nyeri
sensorik menurun 3. Identifikasi
atau - gelisah faktor yang
emosional menurun memerberat
yang dan
- memperingaan
berkaitan
dengan Kesadaran nyeri
kerusakan membaik Terapeutik
- 1. Berikan
jaringan teknik non
aktual atau Frekuensi farmakologis
fungsional nadi untuk
dengan membaik mengurangi
onset rasa nyeri
59

mendadak - Tekanan 2. Fasilitasi


atau lambat darah istirahat dan
dan tidur
membaik Edukasi
berintensitas
ringan
1. Jelaskan
p
hingga berat e
yang n
berlangsung y
kurang dari e
3 bulan. b
a
b
periode dan
pemicu nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik jika
perlu

3 Resiko cedera pada ibu b/d penyakit penyerta Tingkat Perawatan


Kode : D.0137 Cedera Kehamilan
Definisi : Resiko Tinggi
Beresiko mengalami bahaya atau kerusakan fisik pada
(I.14560)
Kriteria
ibu selama masa kehamilan sampai dengan proses Hasil : Observasi :
persalinan. -identifikasi
- Kejadian
faktor resiko
cedera kehamilan (mis.
menurun diabetes,
- Ekspresi hipertensi dll.)
wajah -identifikasi
riwayat obstetris
kesakitan (mis.
menurun prematuritas,
- Tekanan preeklamsia.)
darah -identifikasi
sosial dan
membaik demografi (mis.
- Pola usia ibu, ras)
Istirahat/t Terapeutik :
idur -dampingi ibu
saat merasa
membaik cemas
-diskusikan
ketidaknyamanan
selama hamil
-diskusikan
persiapan
persalinan dan
kelahiran
Edukasi :
-anjurkan ibu
untuk
beraktivitas dan
beristirahat yang
60

cukup
Kolaborasi :
-kolaborasi
dengan speasialis
jika ditemukan
tanda dan bahaya
kehamilan
61

Diagnosa Tgl/jam Tindakan Keperawatan Respon Px Tanggal Catatan perkembangan TTD

Pasien 1
Resiko 01-11- 1. Memeriksa denyut 7. Px kopeeratif hasil 01-11- S:
gawat janin 2022 jantung janin selama pemeriksaan djj 2022 - Px mengatakan pusing
b/d nyeri 1 menit =143x/menit, dikepala
pada 08.00- 14.00 O:
gastrium d/d 10.00 Pemeriksaan djj - Kesadaran composmentis
penyakit dilakukan setiap 4 jam - GCS : 456 = 15
penyerta sekali, -Px saat dikaji pasien
2. Memonitor denyut
8. Memeriksa NST 1x24 mengeluh sakit pada ulu
jantung janin hatinya
jam untuk memantau
- Px tampak meringis
denyut jantung janin
Tekanan darah : 150/80
3. Memonitor tanda dan pasien kooperatif. mmhg
vital ibu 9. Jam 08.00 TD ibu : Nadi : 90x/menit
150/100 mmHg, Suhu : 36,8
RR : 20 x/menit
4. Mengatur posisi Jam 14.00 TD ibu : Spo2 : 99%
pasien 140/70 mmHg CRT : < 2 dtk
10. Pasien kooperatif - Klien terpasang oksigen
ketika dianjurkan nasal kanul 3lpm
5. Menjelaskan tujuan untuk miring kiri A : masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan, No
dan prosedur
11. Pasien dapat 1,2,3,4,5,6,
pemantauan
memahami tujuan
prosedur pemantauan
6. Menginformasikan
hasil 12. Hasil pemantauan djj,
pemantauan jika TTV dan pemeriksaan
perlu NST diberikan ke
62

Resiko 02-11- bidan/dokter dan 02-11- S: Px sudah tidak pusing,


gawat janin 2022 diinformasikan 2022 nyeri ulu hati berkurang
b/d nyeri kepada pasien agar O:
pada 08.00- 1. Memeriksa denyut jantung 14.00 - Kesadaran composmentis
janin selama 1 menit pasien tidak khawatir
gastrium d/d 10.00 - KU : Cukup baik
penyakit dengan kondisi
-Tekanan darah : 120/70
penyerta 2. Memonitor denyut jantung janinnya
janin mmHg
13. Px kopeeratif hasil Nadi : 90x/menit
pemeriksaan djj Suhu : 36,5
3. Memonitor tanda vital ibu =140x/menit, RR : 20 x/menit
2
Spo : 99%
14. Memeriksa NST 1x24 CRT : < 2 dtk
jam untuk memantau Klien sudah tidak terpasang
4. Mengatur posisi pasien oksigen nasal kanul 3lpm
denyut jantung janin
A: Masalah teratasi sebagian
dan pasien kooperatif. P: Pasien pindah ruangan
5. Menjelaskan tujuan dan 15. Jam 08.00 TD ibu : dengan dilanjut asuhan
prosedur pemantauan 120/70 mmHg, keperawatan. dan asuhan
Jam 14.00 TD ibu : kebidanan
6. Menginformasikan hasil
pemantauan jika perlu 120/70 mmHg
16. Pasien kooperatif
ketika dianjurkan
untuk miring kiri

17. Pasien dapat


memahami tujuan
prosedur pemantauan

18. Hasil pemantauan djj,


TTV dan pemeriksaan
63

NST diberikan ke
bidan/dokter dan
diinformasikan
kepada pasien agar
pasien tidak khawatir
dengan kondisi
janinnya

Paien 2

Nyeri akut 03-11- 1. Mengidentifikasi 1. Px mengatakan 03-11- DS :


b/d agen 2022 lokasi, karakteristik, merasakan sakit kepala 2022 Px mengatakan merasa sakit
pencedera durasi berat, dan sakit diulu kepala berat, sakit di ulu
fisik 08.00- 14.00 hati/nyeri epigastrium
hati kemudian nyerinya
10.00
hilang timbul DO :
-Tingkat kesadaran :
2. Mengidentifikasi 2. Skala nyeri pasien Composmentis
skala nyeri berada diangka 4 - KU : Lemah
3. Mengidentifikasi - GCS : 456 = 15
faktor yang 3. Pasien mengatakan nyeri
Tekanan darah : 170/80
memperberat dan memberat ketika
memperingan nyeri mmhg
lingkungan bising dan
Nadi : 95x/menit
nyeri ringan ketika px
Suhu : 36,7
sudah bisa tidur
4. Memberikan teknik RR : 20 x/menit
4. Px mengatakan sedikit
64

nonfarmakologis merasa lebih rileks, dan Spo2 : 99%


untuk mengurangi tenang, serta nyeri CRT : < 2 dtk
rasa nyeri berkurang setelah - Terpasang O2 Nasal kanul
dianjur teknik nafas 3LPM
dalam A : Masalah belum teratasi
5. Memfasilitasi P: intervensi dilanjutkan,
5. Setelah nyeri berkurang No. 2,3,4,5,6,7
istirahat dan tidur dengan teknik nafas
dalam px kooperatif dan
dianjurkan tidur
6. Menjelaskan
6. Px memahami
penyebab, periode
penyebab, periode dan
dan pemicu nyeri
pemicu nyeri yg
dialaminya
7. Berkolaborasi
pemberian analgetik 7. Berkolaborasi
jika perlu pemberiian terapi Inj.
Nifedipine 3x10mg,

Captopril 3x25mg
Furosemide
Nyeri akut 03-11- 1. Mengidentifikasi 8. Skala nyeri pasien 15-07- S: Px mengatakan sudah tidak
b/d agen 2022 skala nyeri berada diangka 3 2022 sakit kepala berat, sakit di ulu
pencedera hati berkurang
fisik 07.00- 2. Mengidentifikasi 9. Pasien mengatakan nyeri 14.00 O:
10.00 faktor yang
memperberat dan sudah bisa tidur ketika - Kesadaran composmentis
memperingan nyeri lingkungan bising - KU : Cukup baik
10. Px mengatakan sedikit -Tekanan darah : 140/80
65

merasa lebih rileks, dan mmHg


3. Memberikan teknik tenang, serta nyeri Nadi : 90x/menit
nonfarmakologis berkurang setelah Suhu : 36,5
untuk mengurangi dianjur teknik nafas RR : 20 x/menit
2
rasa nyeri Spo : 99%
dalam
CRT : < 2 dtk
11. Setelah nyeri berkurang Klien sudah tidak terpasang
oksigen nasal kanul 3lpm
dengan teknik nafas
4. Memfasilitasi A: Masalah teratasi sebagian
dalam px kooperatif dan P: Pasien pindah ruangan
istirahat dan tidur
dianjurkan tidur dengan dilanjut asuhan
12. Px memahami keperawatan. dan asuhan
penyebab, periode dan kebidanan
5. Menjelaskan
penyebab, periode pemicu nyeri yg
dan pemicu nyeri dialaminya

13. Berkolaborasi
6. Berkolaborasi pemberiian terapi Inj.
pemberian analgetik Nifedipine 3x10mg,
jika perlu
Captopril 3x25mg
Furosemide

Pasien 3
Resiko 11-11- 1. Mengidentifikasi faktor 1. Px mengatakan memiliki 11-11- DS :
cedera pada 2022 resiko kehamilan (mis. 2022
diabetes, hipertensi dll.) riwayat penyakit Px mengatakan pusing,
ibu b/d Hipertensi tangan dan kaki kiri bengkak
penyakit 08.00- 2. Mengidentifikasi riwayat 14.00
66

penyerta 10.00 obstetric (mis. 2. Pasien mengatakan baru DO :


prematuritas,
preeklamsia.) hamil ini belum pernah -Tingkat kesadaran :
3. Mengidentifikasi sosial premature atau Composmentis
dan demografi (mis. preeklamsia - KU : Lemah
usia ibu, ras)
4. Mendampingi ibu saat - Px terpasang 02 nasal kanul
merasa cemas 3. Px mengatakan usianya 3lpm
saat ini adalah 18 tahun - TTV
4. Px diberi pengertian TD : 140/80 mmHg
5. Mendiskusikan N : 98x/menit
ketidaknyamanan selama diajarkan teknik rileksasi
hamil S : 36,5°C
agar tidak merasa cemas
RR : 20 x/menit
dan px kooperatif Spo2 : 99%
CRT : < 2 dtk
6. Menganjurkan ibu untuk 5. Px mengatakan tidak
GCS 456 = 15
beraktivitas dan merasa nyaman ketika
beristirahat yang cukup A : Masalah belum teratasi
7. Berkolaborasi dengan merasakan pusing dan
P : intervensi dilanjutkan, No
speasialis jika ditemukan kaki kiri dan kanannya
tanda dan bahaya 1,2,3,4,5,6,7,8
bengkak
kehamilan
6. Membatasi aktivitas px
dan anjurkan px untuk
banyak beristirahat

7. Berkolaborasi dengan
dokter speasialis obgyn
pemberian terapi

Resiko 12-11- 1. Mengidentifikasi faktor 8. Px mengatakan memiliki 12-11- DS :


cedera pada 2022 resiko kehamilan (mis. 2022
diabetes, hipertensi dll.) riwayat penyakit Px sudah tidak pusing,
ibu b/d tangan dan kaki kiri bengkak
penyakit 08.00- 14.00
67

penyerta 10.00 2. Mengidentifikasi riwayat Hipertensi mendingan


obstetric (mis. 9. Pasien mengatakan baru DO :
prematuritas, hamil ini belum pernah -Tingkat kesadaran :
preeklamsia.) premature atau Composmentis
preeklamsia - KU : cukup baik
3. Mengidentifikasi sosial
- Px sudah tidak terpasang 02
dan demografi (mis. 10. Px mengatakan usianya nasal kanul 3lpm
saat ini adalah 18 tahun - TTV
usia ibu, ras)
11. Px diberi pengertian TD : 130/80 mmHg
4. Mendampingi ibu saat
diajarkan teknik rileksasi N : 94x/menit
merasa cemas S : 36,5°C
agar tidak merasa cemas
RR : 20 x/menit
dan px kooperatif Spo2 : 99%
5. Mendiskusikan CRT : < 2 dtk
12. Px mengatakan tidak
ketidaknyamanan selama GCS 456 = 15
merasa nyaman ketika
A : Masalah belum teratasi
hamil merasakan pusing dan
P : Pasien pindah ruangan
kaki kiri dan kanannya
dengan dilanjut asuhan
bengkak
6. Menganjurkan ibu untuk keperawatan. dan asuhan
13. Membatasi aktivitas px kebidanan
beraktivitas dan
dan anjurkan px untuk
beristirahat yang cukup banyak beristirahat
7. Berkolaborasi dengan
14. Berkolaborasi dengan
speasialis jika ditemukan dokter speasialis obgyn
tanda dan bahaya pemberian terapi
kehamilan
4.4 Pembahasan Kasus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
hipertensi di RSUD KAB Jombang tahun 2022 sejak tanggal 10
sampai tanggal 17 Oktober 2022, yaitu antara responden Ny. N. Ny.
I, dan Ny.M maka pada bab pembahasan ini peneliti akan
menjabarkan adanya kesesuaian maupun kesenjangan yang terdapat
pada pasien antara teori dengan kasus. Tahapan pembahasan sesuai
dengan tahapan asuhan keperawatan yang dimulai dari pengkajian,
merumuskan diagnosa keperawatan, menyusun intervensi,
melakukan implementasi keperawatan dan melakukan evaluasi
keperawatan.

4.4.1 Pengkajian Keperawatan


Setelah dilakukan pengkajian pada responden
ditemukan beberapa keluhan yaitu pusing, nyeri kepala, nyeri
pada perut dan badan terasa lemah. Saat dilakukan pengkajian
pada riwayat kesehatan dahulu, pasien mengatakan sebelumnya
sudah mempunyai riwayat hipertensi saat hamil anak pertama
dan harus mengalami operasi SC saat melahirkan.
Menurut Prawirohardjo (2015), Biasanya ibu hamil yang
mengalami hipertensi dalam kehamilan akan mengalami: sakit
kepala di daerah frontal, terasa sakit di ulu hati atau nyeri
epigastrium, bisa terjadi gangguan visus, mual dan muntah,
tidak nafsu makan, bisa terjadi gangguan serebral, tengkuk
terasa berat, dan terjadi kenaikan beratbadan 1 kg/ minggu.
Prawirohardjo (2015), menjelaskan penyebab hipertensi
dalam kehamilan belum diketahui secara jelas. Namun ada
beberapa faktor risiko yang menyebabkan terjadinya hipertensi
dalam kehamilan, yaitu diantaranya adalah Primigravida, usia
ibu hamil, dan riwayat hipertensisebelumnya.
Radjamuda & Montolalu (2016), dalam penelitiannya
mengatakan bahwa beberapa faktor risiko terjadinya hipertensi
dalam kehamilan adalah usia ibu hamil, primipara dan riwayat
hipertensi sebelumnya. Sebagian besar ibu hamil yang
mengalami hipertensi yaitu pada umur kurang dari 20 tahun.
Berdasarkan teori dan penelitian tentang pengkajian pada ibu
hamil dengan hipertensi dan berdasarkan kasus yang diteliti
dapat disimpulkan beberapa keluhan yang ditemukan pada saat
pengkajian sesuai. Diantaranya adalah : sakit kepala di daerah
frontal, terasa sakit di ulu hati atau nyeri epigastrium, bisa
terjadi gangguan visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan,
dan tengkuk terasa berat.
Menurut analisa peneliti, berdasarakan pengkajian pada
kedua responden, ditemukan beberapa persamaan dan
perbedaan. Berdasarkan kasus ini, faktor penyebab hipertensi
dalam kehamilan yang dikemukan teori diatas sesuai dengan
yang dialami responden. penyebab hipertensi dalam kehamilan
yang dialami responden 1 dan responden 2 dan 3 adalah usia
kehamilan pertama yang kurang dari 20 tahun riwayat hipertensi
sebelumnya, serta riwayat keturunan. Berdasarkan usia
kehamilan saat ini, pada responden 1 hipertensi terjadi pada
trimester 3, sedangkan pada responden 2 dan 3hipertensi di
temukan pada trimester 2, dan sama-sama tidak terdapat protein
dalam urin, berdasarkan teori prawirohardjo (2013), hipertensi
yang timbul pada kehamilan tanpa disertai adanya proteinuria
dan disertai tanda- tanda preeklampsia adalah hipertensi
gestasional.
Berdasarkan keluhan yang dirasakan responden,
diantaranya adalah nyeri. menurut Prawirohardjo (2013),
menyebutkan ibu hamil yang mengalami hipertensi dapat terjadi
perubahan neurologik. Perubahan tersebut dapat berupa nyeri
kepala. Nyeri kepala pada ibu hamil hipertensi tersebut terjadi
karena terjadinya kerusakan vaskuler dan vasokonstriksi
arteriol dan vasospasme sistemik yang menyebabkan terjadinya
penurunan oksigen ke organ, salah satunya adalah penurunan
suplay oksigen ke otak sehingga hal tersebut menyebabkan
nyeri.
Keluahan lain yang dirasakan responden adalah kadang-
kadang penglihatan seperti berkunang-kunang. Menurut
Prawirohardjo (2013), gangguan visus terjadi pada ibu hamil
dengan hipertensi karena kerusakan vaskuler, vasokonstriksi
arteriol dan vasospasme sistemik yang menyebabkan terjadinya
gangguan pefusi oksigen ke organ, salah satunya adalah pada
retina, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan penglihatan
kabur penurunan suplay oksigen ke otak sehingga hal tersebut
menyebabkan nyeri.
Keluahan lain yang dirasakan responden adalah kadang-
kadang penglihatan seperti berkunang-kunang. Menurut
Prawirohardjo (2013), gangguan visus terjadi pada ibu hamil
dengan hipertensi karena kerusakan vaskuler, vasokonstriksi
arteriol dan vasospasme sistemik yang menyebabkan terjadinya
gangguan pefusi oksigen ke organ, salah satunya adalah pada
retina, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan penglihatan
kabur.
Menurut Prawirohardjo (2013), penyebab nyeri pada ulu
hati yang dirasakan responden adalah kerusakan vaskuler,
vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik yang
menyebabkan terjadinya gangguan pefusi oksigen ke organ,
salah satunya adalah penurunan aliran darah ke hati, sehingga
hal tersebut dapat menyebabkan nyeri pada ulu hati. Tetapi
didalam kasus yang dikaji, penyebab nyeri ulu hati pada
responden adalah adanya riwayat magh yang dimiliki
responden, setelah sebelumnya dirawat di rumah sakit karena
naik asam lambung.
4.2.2 Diagnosa keperawatan

Berdasarkan data pengkajian yang dilakukan pada Ny. N,


diagnosa yang muncul adalah risiko ketidakefektifan perfusi
jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi, nyeri akut
berhubungan dengan agen cedera biologis, ansietas
berhubungan dengan ancaman pada status terkini, dan
defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi. Begitu juga dengan pengkajian yang dilakukan pada
Ny. M, dan Ny. I, diagnosa yang muncul adalah risiko
ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
hipertensi,nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
biologis, intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplay dan kebutuhan O2, ansietas

berhubungan dengan ancaman pada status terkini, dan


defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi.

Purwaningsih dan Fatmawati (2010); Reeder dkk (2011),


menyebutkanbeberapa kemungkinan diagnosa yang terjadi pada
ibu hamil dengan hipertensi diantaranya adalah nyeri
berhubungan dengan agen cedera biologis, risiko cedera dengan
faktor risiko internal (disfungsi integrasi sensori), intoleran
aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen, ansietas berhubungan dengan ancaman
pada status terkini, defisiensi pengetahuan berhubungan dengan
kurang informasi.

Berdasarkan teori, diagnosa keperawatan yang bisa


diangkat pada pasien dengan hipertensi pada kehamilan dan
berdasarkan kasus yang diteliti pada Ny. N. Ny. M, dan Ny. I,
dapat disimpulkan hasil diagnosa keperawatan yang didapatkan
sesuai dengan teori diantaranya adalah risiko ketidakefektifan
perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi, nyeri
akut, intoleransi aktivitas, ansietas, dan defisiensi pengetahuan.
4.2.3 Intervensi keperawatan

Perencanaan tindakan keperawatan pada kasus Ny. N, Ny.


M dan Ny. I didasarkan pada tujuan intervensi masalah
keperawatan yang muncul, yaitu risiko ketidakefektifan perfusi
jaringan serebral,nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
biologis, intoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan
antara suplai O2 dan kebutuhan, ansietas berhubungan dengan
ancaman pada status terkini dan defisit pengetahuan
berhubungan dengan kurangnya informasi.
Bulechek, dkk (2016), Berdasarkan kasus, tindakan yang
dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah peneliti susun.
Pada diagnosa risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral,
rencana tindakan yang akan dilakukan adalah : pantau tekanan
darah, menganjurkan mengurangi makanan yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah, anjurkan istirahat
yang cukup, kolaborasi dengan tim kesehatan untuk memberikan
obat hipertensi, gunakan strategi manajemen stress,
menggunakan teknik relaksasi, monitor posisi pasien untuk
membantu masuknya oksigen, menganjurkan melakukan
pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Bulechek, dkk (2016), Berdasarkan kasus, tindakan yang
dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah peneliti susun.
Pada diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
biologis rencana tindakan terdiri dari: Lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, durasi,
frekwensi, kualitas, intensitas dan faktor pencetus, observasi
adanya petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan,
gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri, kaji pengetahuan responden megenai nyeri,
berikan informasi mengenai nyeri, ajarkan prisip-prinsip
manajemen nyeri, ajarkan teknik nonfarmakologi seperti teknik
relaksasi, terapi musik, menonton TV, lakukan pengukuran
TTV.
Bulechek, dkk (2016), perencanaan tindakan keperawatan
pada diagnosa ansietas berhubungan dengan ancaman pada
status terkini intervensi yang akan dilakukan diantaranya :
gunakan pendekatan yang menenangkan, nyatakan dengan jelas
harapan terhadap prilaku responden, anjurkan melakukan
aktivitas yang lain untuk mengurangi tekanan, ajarkan teknik
nafas dalam, gambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta
jenis relaksasi yang tersedia (misalnya musik, meditasi dan
bernafas dalam), anjurkan untuk menciptakan lingkungan yang
nyaman, dorong klien untuk mengambil posisi yang nyaman,
dorong pengulangan teknik praktek tertentu secara berkala, dan
dokumentasikan respon terhadap teknik relaksasi.
Bulechek, dkk (2016), perencanaan tindakan keperawatan
pada diagnosa defisiensi pengetahuan intervensi yang akan
dilakukan diantaranya : identitafikasi faktor internal maupun
eksternal yang dapat meningkatkan atau mengurangi motivasi
untuk perilaku sehat, sediakan lingkungan yang kondusif untuk
belajar, sediakan lisan petunjuk atau pengingat, yang sesuai,
memberikan leaflet untuk menambah pengetahuan responden.
Menurut analisa peneliti salah satu intervensi untuk
diagnosa defisiensi pengetahuan adalah dengan memberikan
penyuluhan atau pendidikan kesehatan pada responden. Hal
tersebut dapat meningkatkan pengetahuan pada responden,
sehingga faktor risiko dari hiertensi dalam kehamilan dapat di
minimalisir atau bahkan dapat dicegah.
4.2.4 Implementasi keperawatan

Peneliti melakukan semua imlementasi berdasarkan


tindakan yang telah direncanakan pada intervensi. Pada diagnosa
risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral, implementasi
yang telah dilakukan adalah : pantau tekanan darah,
menganjurkan mengurangi makanan yang dapat menyebabkan
peningkatan tekanan darah, anjurkan istirahat yang cukup,
gunakan strategi manajemen stress, menggunakan teknik
relaksasi, monitor posisi pasien untuk membantu masuknya
oksigen, menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan
secara rutin.

Implementasi yang dilakukan pada diagnosa nyeri akut


adalah pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi
lokasi, karakteristik, durasi, frekwensi, kualitas, dan faktor
pencetus nyeri, melakukan observasi petunjuk non verbal
mengenai ketidaknyamanan, menggunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri, mengkaji
pengetahuan responden megenai nyeri, memberikan informasi
pada responden mengenai penyebab nyeri, mengajarkan prisip-
prinsip manajemen nyeri, yaitu meng ajarkan teknik relaksasi,
terapi mengalihkan perhatian dengan mendengarkan musik dan
menonton TV, menganjurkan kompres hangat pada bagian nyeri,
menganjurkan responden untuk istirahat yang cukup,
menganjurkan untuk istirahat dengan berbaring ke sebelah kiri,
dan melakukan pengukuran TTV.

Menurut Reeder dkk (2011), terjadinya nyeri pada ibu


hamil yang mengalami hipertensi disebabkan karena kerusakan
vaskuler dan vasokonstriksi arteriol dan vasovasme sistemik
yang menyebabkan terjadinya penurunan oksigen ke organ,
salah satunya adalah penurunan suplay oksigen ke otak sehingga
hal tersebut menyebabkan nyeri. Salah satu cara untuk
menurunkan tekanan darah sehingga meningkatkan oksigen ke
jaringan adalah dengan pembatasan aktivitas dan tirah baring di
rumah dengan posisi sering miring kekiri.
Menurut Atoilah & Kusnadi (2013), beberapa
implementasi yang dapat dilakukan untuk menghilangkan nyeri
yaitu tehnik distraksi dan relaksasi. Teknik distraksi diantaranya
adalah Bernafas lambat dan berirama, menyanyi berirama, aktif
mendengarkan musik, mendorong untuk menghayal, menonton
televise. Tehnik relaksasi yaitu tehnik pelemasan otot sehingga
akan mengurangi ketegangan pada otot yang akan mengurangi
rasa nyeri. Tehnik yang dilakukan berupa nafas dalam secara
teratur dengan cara menghirup udara sebanyak mungkin melalui
hidung dan dikeluarkan secara perlahan – lahan melalui mulut.
Radjamuda (2014), mengatakan dalam penelitiannya untuk
menurunkan tekanan darah pada ibu hamil adalah dengan terapi
non farmakologi salah satunya adalah dengan terapi musik.
Pemberian terapi musik efektif dalam menurunkan tekanan
darah pada ibu hamil yangmengalami hipertensi.
Menurut analisa peneliti, berdasarkan teori dan hasil
penelitian implementasi keperawatan untuk mengurangi nyeri,
dan berdasarkan kasus yang diteliti pada Ny. N, Ny. M dan
Ny.I, dapat disimpulkan implementasi keperawatan yang
dilakukan sesuai dengan teori, diantaranya dengan teknik
relaksasi, yaitu teknik nafas dalam dan teknik mengalihkan
perhatian dengan melakukan beberapa kegiatan seperti
menonton tv, dan mendengarkan musik.
Implementasi yang dilakukan pada diagnosa intoleransi
aktivitas adalah berdiskusi dengan responden mengidentifikasi
aktivitas yang mampu dilakukan, membantu responden atau
keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas, membantu

Responden untuk mengembangkan motivasi diri dan


penguatan, menganjurkan responden untuk istirahat yang cukup,
menganjurkan keluarga membantu kebutuhan responden.
Menurut Reeder (2011), intoleransi aktivitas bisa dialami oleh
ibu hamil dengan hipertensi, hal ini disebabkan karena oksigen
ke jaringan menurun, sehingga menyebabkan ibu hamil mudah
kelelahan dan tidak mampu melakukan aktivitas secara efektif.
Menurut analisa peneliti, pelaksanaan intervensi yang dilakukan
sudah baik, karena Ny. M dan Ny. I, mengalami intoleransi
dalam beraktivitas, maka ibu hamil dengan hipertensi sangat
dianjurkan untuk istirahat yang cukup, menganjurkan responden
untuk melakukan aktivitas yang mampu dilakukan, dan
menganjurkan keluarga membantu kebutuhan responden.
Implementasi yang dilakukan pada diagnosa ansietas adalah
menggunakan pendekatan yang menenangkan, menganjurkan
melakukan aktivitas yang lain untuk mengurangi tekanan,
mengajarkan dan menganjurkan teknik nafas dalam,
menjelaskan rasionalisasi dan manfaat relaksasi, menganjurkan
melakukan teknik relaksasi, mengajarkan teknik mengalihkan
perhatian seperti menonton tv dan mendengarkan musik untuk
mengurangi kecemasan, menganjurkan untuk menciptakan
lingkungan yang nyaman, menganjurkan responden untuk
mengambil posisi yang nyaman.
Reeder dkk (2011), pada ibu hamil dengan hipertensi
salah satu diagnosa keperawatan yang bisa diangkat adalah
ansietas. Hal ini terjadi karena terjadinya peningkatan tekanan
darah, sehingga terjadi perubahan psikologis pada ibu hamil,
dan menyebabkan kecemasan serta perasaan khawatir pada ibu
hamil tersebut. Menurut analisa peneliti, pelaksanaan intervensi
yang dilakukan sudah baik karena Ny.N, Ny. M dan Ny. I,
merasakan kecemasan dan ke khawatiran, maka sangat
dianjurkan untuk melakukan teknik pengalihan perhatian, karena
hal tersebut dapat mengurangi beban pikiran yang dialami
responden.
Implementasi yang dilakukan pada diagnosa defisiensi
pengetahuan memberikan penyuluhan kesehatan pada
responden mengenai hipertensi dalam kehamilan, memberikan
penyuluhan tentang nutrisi pada ibu hamil, memberikan leaflet
untuk menambah pengetahuan ibu hami, menganjurkan ibu
hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan
menghindari makanan yang dapat menyebabkan peningkatan
tekanan darah.
Menurut Reeder (2011), pada ibu hamil dengan hipertensi
salah satu diagnosa keperawatan yang bisa diangkat adalah
defisiensi pengetahuan. Hal ini terjadi karena beberapa dari ibu
hamil dengan hipertensi tersebut tidak mengetahui penyebab dan
penanganan darihipertensi.
Menurut analisa peneliti, pelaksanaan intervensi yang
dilakukan sudah baik karena Ny. N, Ny. M dan Ny.I,
mengatakan belum mendapatkan informasi tentang hipertensi
pada kehamilan dari petugas kesehatan, maka salah satu
implementasi yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan
tentang hipertensi pada ibu hamil serta nutrisi yang baik bagi ibu
hamil yang mengalami hipertensi.

4.2.5 Evaluasi keperawatan

Evaluasi keperawatan pada Ny. N, Ny. M dan Ny. I,


dengan diagnosa risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
dilakukan selama 5 hari, hasil evaluasinya masalah teratasi
sebagian nyeri akut dan intoleransi aktivitas dilakukan selama 4
hari. Masalah nyeri akut dan intoleransi aktivitas tersebut sudah
dapat teratasi sebagian pada hari ke dua setelah dilakukan
implemetasi seperti yang telah disusun pada intervensi

keperawatan dan implementasi dilanjutkan sampai hari ke


empat. Hasil evaluasinya masalah teratasi sebagian.
Evaluasi keperawatan pada Ny. N, Ny. M dan Ny. I,
dengan diagnosa ansietas dan defisisensi pengetahuan sudah
dilakukan selama 3 hari. Masalah ansietas sudah dapat teratasi
sebagian pada hari kedua, sedangkan diagnosa defisiensi
pengetahuan sudah dapat teratasi pada hari ketiga, setelah
dilakukan implemetasi seperti yang telah disusun pada
intervensi keperawatan.
Berdasarkan teori dan penelitian ibu hamil dengan
hipertensi, dan berdasarkan kasus yang diteliti pada Ny. N, Ny.
M dan Ny. I, dapat di evaluasi berdasarkan implementasi yang
dilakukan. Evaluasi tersebut diantaranya adalah : nyeri yang
dirasakan responden berkurang, responden istirahat dengan
cukup, kecemasan berkurang, dan menunjukkan pengetahuan
tentang penyakit yang diderita dan tindakan untuk perawatan
dirumah.
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada klien HDK pada ibu hamil di Ruangan Drupadi

ll, maka dapat disimpulkan :

a. Telah mengetahui tinjauan teori mengenai penyakit HDK pada ibu hamil

diruangan Drupadi ll RSUD Jombang.

b. Telah melakukan pengkajian pada klien dengan penyakit HDK pada ibu hamil

diruangan Drupadi ll RSUD Jombang.

c. Telah merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan penyakit HDK

pada ibu hamil diruangan Drupadi ll RSUD Jombang.

d. Telah menganalisis evaluasi keperawatan pada klien dengan penyakit HDK

pada ibu hamil diruangan Drupadi ll RSUD Jombang.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit

Diharapkan bagi petugas Rumah Sakit mulai memberikan edukasi tentang HDK bertujuan

supaya ibu hamil paham dan bisa mencegah serta menanggulangi kasus HDK pada ibu

hamil ini.

5.2.2 Bagi Pendidikan

Diharapkan bagi Pendidikan dapat melengkapi buku-buku, atau pun jurnal-jurnal mengenai

kesehatan khususnya keperawatan Maternitas dan menyediakan referensi yang lengkap

dan terbaru sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa.


5.2.3 Bagi Penulis

Diharapkan untuk kami mahasiswa yang telah memperoleh ilmu tentang asuhan

keperawatan pada klien dengan HDK pada ibu hamil dapat menerapkan asuhan tersebut

dengan benar berdasarkan teori yang telah dipelajari.


DAFTAR PUSTAKA

Amiman, C.R., Tumboimbela, J.M., Kembuan, M.A.H.N. (2016). Gambaran length of stay
pada pasien stroke rawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Juli
2015-Juni 2016. Jurnal e-Clinic (eCl), 4(2)
Angelina, B. (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (5th ed.). Jakarta: EGC.
Anggraeni,D.M & Saryono. (2013). Metodelogi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam
Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Arifianto, A. Sarosa, M. Setyawati, O, (2014) Klasifikasi Stroke Berdasarkan. Kelainan
Patologis dengan Learning Vector Quantization, Jurnal EECCIS.
Arum.(2015). STROKE, Kenali, Cegah dan Obati. Yogyakarta : Notebook.
Corwin, EJ 2009, Buku Saku Patofisiologi, Edisi 3, EGC, Jakarta. Corwin, J.E. 2001. Buku
Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.
Derison Marsinova Bakara, Surani Warsito. 2016. Latihan Range Of Motion (ROM) terhadap
rentang sendi pasien pasca stoke. Idea Nursing Journal, 7(2): 12-18.
Esther, Chang dkk. (2010). Patofisiologi Aplikasi Pada Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC
Hasan, A. K. (2018). Study Kasus Gangguan Perfusi Jaringan Serebral dengan Penurunan
Kesadaran pada Klien Stroke Hemoragik setelah diberikan Posisi Kepala Elevasi 30
Derajat. Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan, 9(2). Retrieved from
http://www.jurnal.stikes-aisyiyahpalembang.ac.id/index.php/Kep/article/view
Junaidi, Iskandar., 2011. Stroke Waspadai Ancamannya. Yogyakarta : ANDI Kasuba, Y.,
Ramli, R. R., & Nasrun. (2019). Gambaran Kadar Elektrolit Darah Pada Penderita
Stroke Hemoragik Dengan Kesadaran Menurun Yang Di Rawat Di Bagian
Neurologi RSU Anutapura Palu Tahun 2017. Jurnal Medika Alkhairaat 1(1): 28-32,
1(April), 59–66.
Kasuba, Y., Ramli, R. R., & Nasrun. (2019). Gambaran Kadar Elektrolit Darah Pada
Penderita Stroke Hemoragik Dengan Kesadaran Menurun Yang Di Rawat Di Bagian
Neurologi RSU Anutapura Palu Tahun 2017. Jurnal Medika Alkhairaat 1(1): 28-32,
1(April), 59–66.
Manurung, N. (2018). Keperawatan Medikal Bedah Konsep, Mind Mapping dan NANDA
NIC NOC. Jakarta: TIM
Okdiyantino, Sri S, & Setyaningsih. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Cerebro
Vascular Accident (Cva) Dengan Masalah Resiko Aspirasi Di Rumah Sakit Panti
Waluya Sawahan Malang. Prodi D-III Keperawatan STIKes Panti Waluya Malang
Padila. 2012. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha Medik
Riyanto & Brahmadhi, (2017). Pengaruh subtype stroke terhadap terjadinya demensia
vascular pada pasien post stroke di rsud prof. Dr. Margono soekarjo
SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia:
DefinisidanIndikator Diagnostik (Edisi 1). Jakarta:PPNI.
SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: DefinisidanTindakan
Keperawatan. Jakarta: PPNI.
SLKI DPP PPNI. (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi
danIndikatorDiagnostik. Jakarta: PPNI.
Suratun, Heryati, Manurung, S.,Raenah. 2008. Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal.Jakarta: EGC.
Susanti, S., & Bistara, D. N. (2019). Pengaruh Range of Motion (ROM) terhadap
Kekuatan Otot pada Pasien Stroke. Jurnal Kesehatan Vokasional, 4(2), 112.
https://doi.org/10.22146/jkesvo.44497Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tarwoto. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : CV Sagung Seto.
Usrin,! , Mutiara . E , Yusad , Y . 2011 . Pengaru h hipertens i terhada p kejadia n strok e
iskemi k da n strok e hcmoragi k diruan g neurolog i d i ruma h saki t strok e nasiona l
(RSSN ) bukittinggi .
World Health Organization. (2016). Noncommunicable Disease Country Profil Indonesia.
Retrieved from http://www.who.int/countries/idn_en.pdf?ua=1

Purwaningsih, Wahyu dan Fatmawati, Siti. 2010. Asuhan


Keperawatan
Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika
Puspitasari dkk. (2015).Hubungan Usia, Graviditas dan Indeks Massa
Tubuhdengan Kejadian Hipertensi dalam
Kehamilan.Http://Download.Portalgaruda.Org.Diakses tanggal 11
januari 2017

Radjamuda dan Montolalu.2014.Faktor-Faktor Yang Berhubungan


Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Poliklinik Obs-Gin
Rumah Sakit Jiwa Prof. DR.V.L.Ratumbuysang Kota Manado.jurnal
ilmiah bidan.Volume2 Nomor 1. Januari – Juni
2014.Http://Download.Portalgaruda.Org.Diakses tanggal 10 januari
2017

Reeder dkk. 2011.Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, &


Keluarga:Volume 2 ( Edisi 18).Jakarta : EGC
. 2011.Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita,
Bayi, &Keluarga: Volume 1 (Edisi
18).Jakarta : EGC
Saryono dan Anggraeni.2013.Metodologi Penelitian Kualitatif Dan
KuantitatifDalam Bidang Kesehatan.Yogyakarta: Nuha Medika
Sugiyono.2014.Metodologi Penelitian Kualitatif Dan
Kuantitatif danR&D.Bandung: Alfabeta
Setyawati dkk. 2015. Faktor Risiko Hipertensi Pada Wanita Hamil Di
Indonesia (Analisis Data Riskesdas
2013).Http://Download.Portalgaruda.Org. Diakses tanggal 03 Juni
2017
Supardi, Sudibyo dan Rustika. 2013. Buku Ajar Metodologi Riset Keperawatan.
Jakarta: TIM
UNICEF. 2015. UNICEF Data: Monitoring the Situation of Children and
Women.https://data.unicef.org. Diakses tanggal 03 Maret 2017
Widayati dkk.2014.Efektifitas Pemberian Terapi Musik Terhadap
Penurunan Tekanan Darah pada Ibu dengan Hipertensi dalam
Kehamilan.http://download.portalgaruda.org Diakses tanggal 12
januari2017

Yohanna dkk.2011.Kehamilan & Persalinan.jakarta: Graha Media

Anda mungkin juga menyukai