LITERATUR REVIEW
Gina Sonia
0432950317023
LITERATUR REVIEW
Gina Sonia
0432950317023
Dengan Hormat,
Saya Bertandatangan dibawah ini :
Nama : Gina Sonia
Nim : 0432950317024
Mahasiswa Jurusan Keperawatan Program Studi Keperawatan S1 Angkatan
2017.
Menyatakan bahwa skripsi berjudul pengaruh relaksasi otot progresif pada
remaja putri yang mengalami dismenore adalah karya saya sendiri dan
semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan
dengan benar. Demikian surat pernyataan ini saya buat sebenar-benarnya.
(Gina Sonia)
i
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Skripsi ini telah disetujui untuk diuji sidangkan dihadapan Penguji Sidang
Skripsi Jurusan Keperawatan Program Studi Keperawatan S1 Sekolah
Tinggi Kesehatan Bani Saleh.
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada Rabu, 14 Juli 2021 dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang Sah dan diperlukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan pada Jurusan Keperawatan Program Studi Keperawatan S-1
Sekolah Tinggi Kesehatan Bani Saleh.
Susunan Dewan Penguji
( )
Mengetahui
iv
10. Teman-teman Program Studi S1 Keperawatan STIKes Bani Saleh
yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis dan
semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa bahwa yang penulis susun ini masih jauh dari
sempurna dan pasti banyak kekurangan-kekurangan karena terbatasnya
kemampuan penulis. Semoga Studi literatur ini dapat menjadi bahan refrensi
bagi peneliti lain dan dapat disempurnakan. Akhir kata penulis berharap
semoga Allah SWT senantiasa selalu tetap memberikan rahmat dan
hidayahnya Aamiin YRA.
Penulis
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh, saya
yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Gina Sonia
NIM : 0432950317023
Program Studi : Keperawatan
Jurusan : S1
Jenis Karya : Skripsi
( Gina Sonia )
vi
ABSTRAK
Latar belakang: Remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun,
Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa
dewasa dan akan melewati beberapa tahapan perkembangan penting dalam
hidup. Selain kematangan fisik dan seksual, remaja juga mengalami tahapan
menuju kemandirian sosial dan ekonomi, membangun identitas, akuisi
kemampuan (skill) untuk kehidupan masa dewasa serta kemampuan
bernegosiasi, Berdasarkan pada penelitian dari WHO di diperkirakan hampir
90% perempuan di dunia mengalami dismenorea dan 10-15% diantaranya
mengalami dismenorea berat, hal ini juga di dukung oleh penelitian yang
dilakukan di berbagai negara dengan hasil mencengangkan dimana kejadian
dismenor primer pada remaja di setiap negara di laporkan lebih dari 50 %,
dan kejadian dismenor sekunder pada remaja sebanyak 40%.Tujuan
Penelitian: Mampu mengidentifikasi artikel ilmiah yang terkait dengan
masalah Penerapan relaksasi otot progresif terhadap nyeri dismenore pada
remaja, Mampu menelaah artikel ilmiah yang terkait dengan masalah
tentang Penerapan relaksasi otot progresif terhadap nyeri dismenore pada
remaja. Desain penelitian ini adalah Literatur Riview, Hasil Penelitian:
Kesimpulan yang dapat diambil dari Literatur Review ini adalah dari 10
artikel yang dipilih sesuai judul yang dicari Kesimpulan yang dapat diambil
dari Literatur Review ini adalah Penelitian menunjukan nyeri dimenore
sesudah diberikan teknik relaksasi progresif berkurang dari nyeri sedang
menjadi nyeri ringan, sehingga ada perbedaan yang bermakna antara nyeri
haid sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi otot progresif.
.
vii
ABSTRACS
Background: Adolescents are residents in the age range of 10-19 years. Adolescence is
a period of transition from childhood to adulthood and will pass through several
important developmental stages in life. In addition to physical and sexual maturity,
adolescents also experience stages towards social and economic independence, identity
building, acquisition of skills for adult life and the ability to negotiate. Based on
research from WHO, it is estimated that almost 90% of women in the world experience
dysmenorrhea and 15% of them experience severe dysmenorrhea, this is also
supported by studies conducted in various countries with surprising results where the
incidence of primary dysmenorrhea in adolescents in each country is reported to be
more than 50%, and the incidence of secondary dysmenorrhea in adolescents is 40%.
Able to identify : scientific articles related to the problem of applying progressive
muscle relaxation to dysmenorrhea pain in adolescents, Able to review scientific
articles related to problems regarding the application of progressive muscle relaxation
to dysmenorrhea pain in adolescents. The design of this study is the Literature Review,
Research Results: The conclusions that can be drawn from the Literature Review are
from 10 articles selected according to the title sought. become mild pain, so there is a
significant difference between menstrual pain before and after the progressive muscle
relaxation technique.
.
Bibliography: 13 (2012-2020).
Keywords: Young Women, Dysmenorrhea, Progressive Muscle Relaxation
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI ..................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................... iii
KATA PENGANTAR.............................................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................... vii
ABSTRACS............................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ............................................................................... 4
1.3 Tujuan penelitian ............................................................................... 4
1.4 Manfaat............................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 35
LAMPIRAN ............................................................................................ 36
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan
(WHO,2018).
mengalami dismenorea berat, hal ini juga di dukung oleh penelitian yang
dan kejadian dismenore sekunder pada remaja sebanyak 40% (WHO, 2018).
dismenore ada dua hal yang akan terjadi yang pertama dismenore primer yaitu
memiliki gejala antara lain rasa tidak enak, mual, muntah, nyeri punggung,
sakit kepala dan kadang disertai sensasi vertigo dan hampir jatuh, serta
1
2
kista pada rahim dan memiliki gejala seperti nyeri dengan pola yang berbeda
dalam jumlah banyak dan tidak beraturan, nyeri saat berhubungan seksual,
nyeri pada perut bagian bawah, nyeri panggul dan teraba ada benjolan pada
siswi biasanya bukan hanya akan menganggu namun akan menjadi masalah
pada miometrium sehingga terjadi iskemia dan nyeri pada bagian bawah perut.
Adanya kontraksi yang kuat dan lama pada dinding rahim, hormon
atau kejang di bagian bawah perut. Rasanya sangat tidak nyaman sehingga
berat badan, perut kembung, punggung terasa nyeri, sakit kepala, timbul
jerawat, tegang, lesu, dan depresi. Gejala ini datang sehari sebelum haid dan
ingin marah-marah, 65% depresi, 52% merasa sangat sedih, 32% merasa
nyeri.
otot, gerakan mengencangkan dan melemaskan otot - otot pada satu waktu
4
Dismenore?”
dismenore
1.3.3 Mampu menelaah artikel ilmiah yang terkait dengan masalah tentang
dismenore
1.4 Manfaat
mengalami dismenore
Informasi.
PROTOKOL REVIEW
Metode yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah studi
literature review. Literature review adalah uraian tentang teori, temuan atau
bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan
yang jelas dari perumusan masalah yang ingin diteliti yang bertujuan untuk
melihat pengaruh relaksasi otot progresif pada remaja putri yang mengalami
lain yang berkaitan dengan topik penelitian, untuk menghasilkan satu tulisan
digunakan untuk tentang pengaruh relaksasi otot progresif pada remaja putri
formulasi PICO .
C (Comparasi) :-
6
7
Tabel 2. 1
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Sumber pencarian yang digunakan untuk referensi literature review ini terdiri
yang berbeda, diantaranya kata kunci pertama yaitu Remaja Putri AND
Relaksasi Otot Progresif AND Penurunan dismenore, kata kunci kedua yaitu
Muscle Relaxation AND Reduce menstrual pain, kata kunci keempat yaitu
8
dismenore.
berdasarkan head reding yaitu sesuai dengan judul, abstrak dan kriteria
inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Pada literature review ini
HASIL PENELITIAN
Relaksasi Otot Progresif hasil P dan I di dapatkan 689 artikel, tidak ada
10
11
inggris.
1. Pengaruh Relaksasi Otot Israd Akbar Tidak Ada Google Cindekia, Sesuai Kata Kunci Pencarian Artikel
Progresif terhadap Dewi Eka Putria. Lengkap
penurunan Dismenore
pada Mahasiswa A
Fakultas Keperawatan
Unand (2012)
2. Efektifitas Relaksasi Otot Chandra Sulistyorini Tidak Ada Google Scolar, Sesuai Kata Kunci Pencarian Artikel
Progresif terhadap Siti Mukaromah Lengkap
penurunan Intensitas Femi Tari
Dismenore pada Remaja
Putri (2019)
3. Pengaruh teknik relaksasi Eka Rahmawati, 2016 Tidak Ada Google Scolar, Sesuai Kata Kunci Pencarian Artikel
progresif terhadap tingkat Lengkap
nyeri haid (dismenorhea)
pada mahasiswi di
universitas ‘aisyiyah
Yogyakarta (2016)
4 Pengaruh Pemberian Fitri Yani Tidak Ada Google Scolar Sesuai Kata Kunci Pencarian Artikel
Teknik Relaksasi Otot Lengkap
Progresif Terhadap
13
2. Efektivitas 2019 Chandra Sebanyak 30 Quasy Pada Remaja Putri Pain Scale dan Data dianalisis dengan
Relaksasi Otot Sulistyo rini responden remaja Experiment Lembar Observasi menggunakan uji Wilcoxon
Progresif Terhadap Siti putri sedangkan intensitas nyeri diukur
Penurunan Mukaromah. dengan menggunakan skala
Intensitas Nyeri Femi Tari peringkat numerik dan SOP
Dismenore Pada Pongsibidan relaksasi otot progresif. Temuan:
16
6 Pengaruh Relaksasi 2021 Helena Fira, remaja putri di quasi exsperimen Remaja putri di Lembaran observasi Penelitian ini menunjukkan
Otot Progresif Apriza, desa Pulau Jambu dengan desa Pulau Jambu dengan teknik relaksasi otot progresif
Terhadap Nila wilayah kerja rencangan non- wilayah kerja menggunakan skala memiliki pengaruh terhadap
Penurunan Skala Kusumawati puskesmas Kuok equivalent puskesmas Kuok nyeri Numeric skala dismenore pada remaja
Nyeri Dismenore tahun 2020 pretest-posttest. tahun 2020 Rating Scale (NRS) putri di desa Pulau Jambu
Pada Remaja Putri sebanyak 30 meric Rating Scale wilayah kerja puskesmas Kuok
Di Desa Pulau orang. (NRS). tahun 2020 dengan
Jambu Wilayah nilai p value 0,000 (< 0,05).
Kerja Puskesmas Disimpulkan bahwa relaksasi
18
8 Effect of 2016 Aslı Sis Siswi diTurki, Eksperimental Siswi di turkis Skala VAS dan Perbedaan antara rata-rata
progressive Çelik, dengan Kelompok study, dengan Lembar Observasi pertama (pengukuran pra-
relaxation Serap Ejder kontrol penelitian studi terkontrol intervensi), kedua (pengukuran
exercises on Apay (CG) terdiri dari acak tersamar minggu ke-4 selama intervensi),
primary 60 siswa tunggal dan pengukuran akhir pasca-
dysmenorrhea in sedangkan latihan (pengukuran minggu ke-8
19
10 Effectiveness Of 2017 Akilandes remaja putri di Quasy Mahasiswi Skala VAS dan Rerata skor post test dismenore
Jacobson’s wari sekolah-sekolah Experiment Universitas Lembar Observasi 4,33 pada kelompok eksperimen
Relaxation terpilih di Madurai Muhammadiyah lebih rendah daripada skor rata-
Technique On sebanyak Semarang rata post test dismenore 7,5 dari
Dysmenorrhea 60 remaja putri. 30 kelompok kontrol dengan nilai 't'
Among The kelompok kontrol 9.52 . Ada penurunan yang
Adolescent Girls 30 kelompok signifikan dalam tingkat post test
intervensi skor dismenore, di kelompok
eksperimen dibandingkan dengan
kelompok kontrol, (MD-3,17
P<0,001). Disana ada tidak ada
hubungan antara skor post test
dismenore dengan pilihan
variabel demografis.
Tabel 3. 2 Analisis Unsur Artikel
BAB 4
PEMBAHASAN
kesehatan sesuai judul yang diteliti yaitu Pengaruh Relaksasi Otot Progresif
Pada penelitian kali ini peneliti melakukan literature review dari beberapa
jurnal dan artikel tentang Pengaruh Relaksasi Otot Progresif pada Remaja
Relaksasi Otot Progresif dapat digunakan sebagai salah satu intervensi untuk
telah dilakukan dari 10 artikel, semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu
Remaja putri yang menjadi subjek pada 10 artikel yang di analisa, hanya 1
artikel yang memiliki karakteristik usia 13-18 tahun, 9 artikel lainnya tidak
menjelaskan karakteristik usia pada remaja putri. Kesimpulan dari artikel yang
21
22
pada usia nya mereka tidak tau bagaimana cara alternatif untuk mengurangi
adalah siswi pada sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. 1
responden.
yang berjumlah lima belas gerakan mulai dari melatih otot tangan hingga
penelitian ini yaitu mulai dari gerakan melatih otot tangan, otot tangan
bagian belakang, otot tangan biceps (otot besar pada bagian atas pangkal
lengan), otot bahu, otot dahi, otot punggung, otot dada, otot perut, otot paha
kembali untuk post test. Penelian ini membahas bahwa kemungkinan usia
menjadi faktor yang mempengaruhi nyeri haid atau dismenore, dan Faktor
atau hilang.
24
otot progresif terdiri dari 15 gerakan yaitu mulai dari otot tangan, otot
tangan bagian belakang, otot biceps, otot bahu, otot wajah, otot mata, otot
rahang, otot sekitar mulut, otot leher bagian belakang, otot leher bagian
depan, otot punggung, otot dada, otot perut, otot paha, otot betis sebanyak 3
kali dengan jumlah waktu yang dibutuhkan 390 detik (6 menit 5 detik)
telebih dahulu nyeri haid responden selama 10 menit pertama saat kontraksi
dirasakan oleh responden selain karena produksi dari opiat endogen yang
persepsi nyeri yang dirasakan responden. Rasa nyaman mulai dirasakan saat
25
dirasakan.
progresif bekerja optimal terhadap skala nyeri karena efek dari teknik
mengingatkan mengisi diary. Siswi yang mengalami nyeri haid hari pertama
dan atau sampai hari ketiga, diminta melapor kepada penanggungjawab kelas
atau peneliti. Peneliti memeriksa diary, jika gejala yang dialami siswi
secara rinci tentang intervensi relaksasi otot progresif pada dismenore bahwa
26
Sebelum memulai latihan, mereka diminta untuk mencatat rasa sakit mereka
selama periode menstruasi bulan itu pada skala VAS, kemudian mulai
berolahraga, dan terakhir mencatat rasa sakit mereka pada DMF dengan
mengukurnya dengan VAS seperti yang dijelaskan. Proses ini akan berlanjut
melakukan latihan selama dua bulan, setiap hari atau setidaknya tiga kali
apakah mereka memiliki masalah dan apakah mereka telah minum obat
untuk rasa sakit. Sesuai dengan prinsip etika, CD latihan relaksasi diberikan
responden.
kali sehari pagi dan sore pada hari pertama menstruasi. Intervensi pada
dengan meregangkan dahi diikuti oleh wajah, leher, dada, perut, punggung,
melalui hidung secara perlahan. Ini membantu mereka merasa santai. Dalam
studi ini Teknik relaksasi jacobson disebut sebagai relaksasi otot progresif
Hasil penelitian Akbar et al., (2012) menunjukan bahwa rata rata nyeri
dismenorea sebelum diberikan relaksasi otot progresif sebesar 4,81 dan nyeri
dismenorea setelah diberikan relaksasi otot progresif sebesar 2,43 dengan rata-
0,000 (p < 0,05) yang berarti bahwa terdapat penurunan nyeri dismenorea
nyeri sebelum dilakukan intervensi adalah 5.00 dan nilai intensitas nyeri
sehingga nilai sig (2-tailed) < 0.05, yang berarti bahwa terdapat perbedaan
intensitas nyeri yang signifikan antara nilai pretest dan postest. Sehinga
diberikan teknik relaksasi progresif yaitu 2,36 dalam kategori nyeri ringan.
perbedaan nilai rerata Sebelum dilakukan teknik relaksasi otot progresif adalah
14,50 sedangkan sesudah dilakukan teknik relaksasi otot progresif adalah 5,12
dengan selisih 9.375. Maka hal ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan
teknik relaksasi otot progresif dalam menurunkan nyeri haid pada remaja
nyeri, dan 4 (20%) remaja lainnya menyatakan nyeri sedang. Hal ini dibuktikan
dengan hasil uji statistik dimana P-value = 0,000, dibandingkan dengan nilai
koefisien alpha (α) = 0,05 maka P-value ≤ α . Dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh antara teknik relaksasi otot progresif terhadap nyeri menstruasi pada
teknik relaksasi otot progresif yang mengalami nyeri sedang menjadi nyeri
ringan 24 orang, nyeri sedang tetap menjadi nyeri sedang satu orang, dan
nyeri sedang menjadi tidak nyeri lima orang. Rata-rata penurunan skala
dismenore setelah diberikan teknik relaksasi otot progresif adalah 3,73. Dan
ada pengaruh teknik relaksasi otot progresif terhadap skala nyeri menstruasi
diberikan terapi relaksasi otot dan napas dalam dengan p value= 0,000, beda
mean rank p value = 0,002. Terapi relaksasi otot efektif dalam menurunkan
latihan (pengukuran minggu ke-8 selama intervensi) dari skor VAS siswa di
tampak bahwa latihan relaksasi progresif yang dilakukan oleh siswa pada
sebelum intervensi (41) 68,3% remaja putri mengalami nyeri sedang (skor 5-
7) dan (19) 31,7% remaja putri mengalami nyeri berat (skor 8-10), observasi
hari ke-2 (4) 6,7% remaja putri anak perempuan mengalami nyeri ringan (skor
1-4) dan (56) 93,3% dari mereka mengalami nyeri sedang (skor 5-7). Pada hari
ke 3 pengamatan (29) 48,3% dari remaja putri mengalami nyeri ringan (skor 1-
4) dan (31) 51,7% diantaranya mengalami nyeri sedang (skor 5-7). Pada
pengamatan hari keempat keempat, semua remaja putri mengalami nyeri ringan
(skor 1-4). p-value adalah 0,000 yang kecil (kurang dari 0,05), hipotesis nol
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa Teknik Relaksasi Jacobson terbukti sangat
putri.
nyeri hebat dan 9 (30%) anak perempuan mengalami nyeri tak tertahankan.
(40%) anak perempuan mengalami nyeri berat dan 8 (26,7%) gadis memiliki
rasa sakit yang tak tertahankan. Teknik relaksasi Jacobson efektif dalam
mengurangi dismenore
tindakan relaksasi otot progresif secara rutin sejak hari pertama haid di
waktu pagi dan sore hari seperti yang telah di teliti oleh Akilandeswari,
(2017) dan dilakukan 3 kali selama 15 menit pada haid pertama seperti pada
wawancara selama tiga kali perlakuan pemberian terapi teknik relaksasi otot
putri membuat pembahasan pada literature ini kurang begitu luas. Panduan
dalam melakukan relaksasi otot progresif pun kurang dipaparkan secara rinci
mengurangi rasa nyeri salah satunya nyeri dismenore. Remaja putri yang
Peneliti sudah mencoba untuk mencari artikel sesuai dengan kata kunci pada
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
yang lebih lanjut lagi dan diharapkan agar dapat dijadikan daftar referensi
34
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, I., Eka, D., & Afriyanti, E. (2012). Pengaruh Relaksasi Otot
Progresif terhadap Penurunan Dismenore pada Mahasiswi A 2012
Fakultas Keperawatan Unand. 10, No 1, 9.
Akilandeswari, S. (2017). Effectiveness of Jacobson’s Relaxation Technique
on Dysmenorrhea among the Adolescent Girls. Sacred Heart Nursing
College, Madurai.
Çelik, A. S., & Apay, S. E. (2021). Effect of progressive relaxation exercises
on primary dysmenorrhea in Turkish students: A randomized
prospective controlled trial. Complementary Therapies in Clinical
Practice, 42(101280), 1–6.
https://doi.org/10.1016/j.ctcp.2020.101280
Fira, H., Apriza, A., & Wati, N. K. (2021). Pengaruh Teknik Relaksasi Otot
Progresif Terhadap Penurunan Skala Nyeri Menstruasi (Dismenore)
Pada Remaja Putri Di Desa Pulau Jambu. Urnal Kesehatan
Masyarakat, 5(1), 1–8.
https://doi.org/10.31004/prepotif.v5i1.1550
Fitri Yani. (2018). Pengaruh pemberian teknik relaksasi otot progresif
terhadap penurunan nyeri haid pada remaja di pondok pesantren batang
kabung kota padang tahun 2018.
http://journals.sagepub.com/doi/10.1177/1120700020921110%0Ahttps
://doi.org/10.1016/j.reuma.2018.06.001%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.ar
th.2018.03.044%0Ahttps://reader.elsevier.com/reader/sd/pii/S1063458
420300078?token=C039B8B13922A2079230DC9AF11A333E295FC
D8
Kustriyanti, D., & Boediarsih, B. (2017). Muscle Relaxation Therapy for
Dysmenorrhea. Health Notions, 1(4), 1–6.
http://heanoti.com/index.php/hn/article/view/hn1404
Marzali, A. (2016). Menulis Kajian Literatur. Jurnal Etnosia, 01 No. 02, 13.
Rahmawati, E. (2016). Pengaruh teknik relaksasi progresif terhadap tingkat
nyeri haid (dismenorhea) pada mahasiswi di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta.
Simamora, L. L., Sinaga, F., & Olivia, C. (2014). Pengaruh teknik relaksasi
otot progresif terhadap nyeri menstruasi pada remaja di asrama putri
STIKES Santo Borromeus. 1–7.
Sulistyorini, C., Mukaromah, S., & Pongsibidang, F. T. (2019). Efektivitas
relaksasi otot progresif terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore
pada remaja putri. Jurnal Medika Karya Ilmiah, 4, No 1(1), 10–15.
https://doi.org/10.35728/ jmkik.v4i1.69
Warulkar, M. Y., Salvi, D. M. R., & Naik, D. M. N. (2020). A study to
assess the effect of jacobson’s relaxation technique on dysmenorrhea
among adolescent girls in selected schools. 07(11), 1–16.
Lampiran 1. Waktu penelitian
35
LAMPIRAN
9. Hasil dan
Pembahasan
Penelitian
10. Skripsi
DESMINORE PADA REMAJA PUTRI
Lampiran 2 surat pernyataan kesediaan menjadi pembimbing 1
SURAT PERNYATAAN
KESEDIAAN MENJADI PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN
KESEDIAAN MENJADI PEMBIMBING
dan sampel,
variabel penelitian
serta definisi
operasional