Anda di halaman 1dari 193

SAMPUL LUAR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


PADA NY. A UMUR 26 TAHUN
DI KLINIK PRATAMA ISTIKA
KEC. PRINGAPUS KAB. SEMARANG

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh
NUR HIDAYANTI
043201007

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
TAHUN 2021
SAMPUL DALAM
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PADA NY. A UMUR 26 TAHUN
DI KLINIK PRATAMA ISTIKA
KEC. PRINGAPUS KAB. SEMARANG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Ahli Madya Kebidanan

Oleh
NUR HIDAYANTI
043201007

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
TAHUN 2021
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah berjudul :
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PADA NY. A UMUR 26 TAHUN
DI KLINIK PRATAMA ISTIKA
KEC. PRINGAPUS KAB. SEMARANG

disusun oleh :
NUR HIDAYANTI
043201007

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing serta telah diperkenankan untuk
diujikan

Ungaran, tanggal, bulan 2021


Pembimbing

Yulia Nur Khayati, S.Si.T., MPH


NIDN.07622078601

i
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah berjudul :
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PADA NY. A UMUR 20 TAHUN
DI KLINIK PRATAMA ISTIKA
KEC. PRINGAPUS KAB. SEMARANG
disusu oleh :
NUR HIDAYANTI
043201007
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi
Diploma Tiga Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo,
Pada :…………………..
Hari :…………………..
Tanggal :…………………..
Tim Penguji : Ketua / Pembimbing

Yulia Nur Khayati, S.Si.T., MPH


NIDN.07622078601

Penguji 1 Penguji II

NAMA NAMA
NIDN NIDN
Ketua Program Studi Dekan Fakultas
Diploma Tiga Kebidanan Ilmu Kesehatan

Eti Salafas, S.Si.T., M.Kes Rosalina, S.Kp.,M.Kes


NIDN : 0625118001 NIK : 112112710699014

ii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini saya,
Nama : Nur Hidayanti
NIM : 043201007
Program Studi/ Fakultas : DIII Kebidanan / Fakultas Ilmu Kesehatan
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Karya Tulis Ilmiah berjudul “ASUHAN KEBIDANAN
KOMPREHENSIF PADA Ny.A UMUR 26 TAHUN DI KLINIK
PRATAMA ISTIKA KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN
SEMARANG” adalah karya ilmiah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik apapun di Perguruan Tinggi manapun
2. Karya Tulis Ilmiah ini merupakan ide dan hasil karya murni saya yang
dibimbing dan dibantu oleh tim pembimbing dan narasumber.
3. Karya Tulis Ilmiah ini tidak memuat karya atau pendapat orang lain yang
telah dipublikasikan kecuali secara tertulis dicantumkan dalam naskah
sebagai acuan dengan menyebut nama pengarang dan judul aslinya serta
dicantumkan dalam daftar pustaka
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran di dalam pernyataan ini,
saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang
telah saya peroleh dan sanksi lain sesuai dengan norma yang berlaku di
Universitas Ngudi Waluyo
Ungaran, Juli 2021
Yang membuat pernyataan,

Nur Hidayanti
NIM : 043201007

iii
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN PUBLIKASI
KARYA TULIS ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini saya,


Nama : Nur Hidayanti
NIM : 043201007
Program Studi : DIII Kebidanan
Fakultas : Fakultas Ilmu Kesehatan
Demi pengembangan ilmu pengetahuan (Menyetujui/Tidak Menyetujui) untuk
memberikan kepada Universitas Ngudi Waluyo Hak Bebas Royalti Non Eksklusif
(Non-exclusive royalty-free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.A Umur 26 Tahun Di Klinik
Pratama Istika Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang
Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini Universitas Ngudi Waluyo berhak
menyimpan, alih media/format, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Ungaran, Juli 2021


Yang membuat pernyataan,

Nur Hidayanti

Nim : 043201007

iv
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Nur Hidayanti


Tempat tanggal lahir : Kab. Semarang, 17 November 1997
Alamat : Dusun Gedangan Rt.02/Rw. 04, Kec. Susukan, Kab.
Semarang
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan :
1. SD Timpik 02
2. MTs Mamba’ul Hisan Sidayu-Gresik
3. MA Mamba’ul Hisan Sidayu-Gresik
4. Saat ini masih tercatat sebagai Mahasiswa Semester akhir Universitas
Ngudi Waluyo Ungaran

v
MOTTO & PERSEMBAHAN

Motto :
“Hidup itu seperti mengendarai sepeda. Untuk menjaga keseimbangan, kamu
harus terus bergerak”

Karya Tulis Ilmiah ini Saya Persembahkan untuk :


A. Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas karunia dan Rahmat-Nya serta Junjungan
Nabi Besar Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam atas perjuangan
menegakkan Ajaran Islam.
B. Kedua Orang Tua saya yaitu ibu Lasiyem dan bapak Sugito yang selalu
memberikan doa, kasih sayang dan dukungan kepada saya.
C. Dosen Pembimbing saya, Ibu Yulia Nur Khayati, S.Si.T., MPH yang telah
memberikan waktu dan ilmunya dalam membantu saya menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini.
D. Kepada teman-teman seperjuangan dan mas Eko Supriyanto terimakasih atas
support, dan bantuan, serta Doa kalian.

vi
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.


Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
senantiasa melimpahkan nikmat-Nya serta selalu memberikan yang terbaik bagi
hamba-Nya, Dengan kekuatan dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
Karya tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.A di
Klinik pratama Istika Tahun 2021”.
Maksud dan tujuan dari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai
syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III di Universitas Ngudi Waluyo
Ungaran.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Subyantoro, M.Hum selaku Rektor Universitas Ngudi Waluyo.
2. Rosalina, S.Kp.,M.Kes selaku Dekan Universitas Ngudi Waluyo.
3. Eti Salafas, S.SiT., M.Kes, selaku Kaprodi DIII Kebidanan Universitas
Ngudi Waluyo.
4. Yulia Nur Khayati, S.Si.T., MPH, selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini hingga dapat terselesaikan.
5. Seluruh dosen dan staf pengajar DIII Kebidanan Universitas Ngudi
Waluyo.
6. Bidan Istiqomah, S.Tr.Keb, yang telah memberikan ijin untuk melakukan
penyusunan Laporan Tugas Akhir di Klinik Pratama istika
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis
masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna kelancaran dan kesempurnaan penulis pada studi kasus
yang akan datang.
Penulis juga memohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan, dan
kepada Allah penulis mohon ampun. Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat

vii
bermanfaat bagi pembaca dalam menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
Aamiin.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahiwabarakatuh.

Ungaran, 15 Juli 2021

Nur Hidayanti

NIM : 043201007

viii
Universitas Ngudi Waluyo
Program Studi D-3 Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2021
Nur Hidayanti
043201007

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.”A” USIA 26


TAHUN DIKLINIK PRATAMA ISTIKA DI DESA NGEMPON
KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG.
(XiX + 214 Halaman + 2 Bagan + 18 Tabel + 13 Gambar)

ABSTRAK

Latar Belakang: Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator unt
uk melihat keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu sela
ma masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persali
nan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti k
ecelakaan atau insidental di setiap 100.000 kelahiran hidup. 64,18 persen
kematian maternal di Provinsi jawa tengah terjadi pada waktu nifas, 25,72 persen
pada waktu hamil dan 10,10 persen terjadi pada waktu persalinan. Pada kelompok
umur terjadi kematian terbanyak adalah pada usia 20 – 34 tahun 64,66 persen ,
kemudian pada kelompok umur >35 tahun 31,66 persen dan pada usia <20 tahun
3,37 persen . (Dinkes Profil Kesehatan Jateng 2019). AKI tahun 2019 sebesar
76,93 / 100.000 KH , AKB 8,24 / 1000 KH dan AKAB 24/1000 KH dan lebih
baik dibanding target nasional ( AKI 78,60/100.000 KH , AKB 8,36/1000 KH ,
AKABA 9,48/1000 KH sudah melebihi target 2019).
Tujuan Penelitian : Melakukan asuhan kebidanan komprehensif dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
Metode: Metode yang digunakan yaitu studi penelaahan kasus (Case Study),
dengan mengambil kasus ibu hamil trimester III dengan usia kehamilan minimal
28 minggu.
Hasil: Asuhan pada kasus Ny. A setelah dilakukan pengkajian sampai planning
dari kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan neonatus sejak tanggal 22 juni
2021 sampai 09 Juli 2021. Evaluasi hasil Ny. A selama kehamilan tidak
ditemukan kelainan dan komplikasi dan tidak ada kesenjangan. Asuhan pada
persalinan kala I tidak terdapat kesenjangan kala II terdapat kesenjangan
penggunaan benang tali pusat. Asuhan masa nifas dan neontus tidak terdapat
kesenjangan. Asuhan pada bayi baru lahir Ny. A berjenis kelamin perempuan,
tidak ditemukan adanya cacat serta tanda bahaya.
Simpulan: Diharapkan Tenaga Kesehatan terus berperan aktif dalam memberikan
pelayanan kebidanan yang berkualitas kepada masyarakat terutama dalam asuhan
kebidanan ibu dari mulai hamil sampaidengan KB.
Kata Kunci: Asuhan kebidanan komprehensif, Kehamilan, Persalinan, Nifas,
Bayi baru lahir.

ix
Ngudi Waluyo University
Study Program of DIII Midwifery, Faculty of health sciences
Scientific Writing, June 2021
Nur Hidayanti
043201007

COMPREHENSIVE MIDWIFE CARE IN NY "A" AGE 26 YEARS OLD


AT PRATAMA ISTIKA CLINIC IN NGEMPON VILLAGE, PRINGAPUS
DISTRICT, SEMARANG REGENCY.

ABSTRACK

Background: Maternal Mortality Rate (MMR) is one indicator to achieve the


success of maternal health efforts. AKI is the ratio of maternal deaths during
pregnancy, childbirth and the puerperium caused by pregnancy, childbirth, and the
puerperium or its management but not due to other causes such as accidents or
incidentals in every 100,000 live births. 64.18 percent of maternal deaths in
Central Java Province occurred during the postpartum period, 25.72 percent
during pregnancy and 10.10 percent during childbirth. In the age group the most
deaths occurred at the age of 20-34 years 64.66 percent, then in the age group >35
years 31.66 percent and at the age <20 years 3.37 percent. (Central Java Health
Profile 2019). MMR in 2019 was 76.93/100,000 KH, IMR 8.24/1000 KH and
AKAB 24/1000 KH and better than the national target (MMR 78.60/100,000 KH,
IMR 8.36/1000 KH, AKABA 9, 48/1000 KH has exceeded the 2019 target).
Research Objectives: To provide comprehensive midwifery care using a
midwifery management approach.
Methods: The method used is a case study, taking the case of pregnant women in
the third trimester with a minimum gestational age of 28 weeks.
Result: Care in the case of Mrs. A. After conducting an assessment to planning
from pregnancy, childbirth, postpartum, newborns, and neonates from June 22,
2021 to July 09, 2021. Evaluation of the results of Mrs. A during pregnancy no
abnormalities and complications were found and there were no discrepancies. In
the first stage of care, there is no gap in the second stage, there is a gap in the use
of umbilical cord thread. There is no gap between postpartum and neonatal care.
Care for the newborn Mrs. A is female, no defects or danger signs were found.
Conclusion: It is hoped that health workers will continue to play an active role in
providing quality midwifery services to the community, especially in maternal
midwifery care from pregnancy to family planning.
Keywords: Comprehensive midwifery care, Pregnancy, Childbirth, Postpartum,
Newborn baby

x
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR......................................................................................................1
SAMPUL DALAM..................................................................................................2
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
PERNYATAAN ORISINALITAS.........................................................................iii
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN PUBLIKASI.........................................iv
KARYA TULIS ILMIAH.......................................................................................iv
RIWAYAT HIDUP PENULIS................................................................................v
MOTTO & PERSEMBAHAN...............................................................................vi
KATA PENGANTAR...........................................................................................vii
ABSTRAK..............................................................................................................ix
ABSTRACK............................................................................................................x
DAFTAR ISI...........................................................................................................xi
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................xii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xv
DAFTAR BAGAN...............................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................4
D. Manfaat............................................................................................................5
E. Keaslian Penelitian...........................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................10
A. Konsep Dasar Teori Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Menyusui , Bayi
Baru Lahir dan Neonatus....................................................................................10
1. Konsep Dasar Teori Kehamilan..................................................................10
2. Konsep Dasar Teori Persalinan...................................................................22
3. Konsep Dasar Nifas Dan Menyusui............................................................36
4. Konsep Dasar Bbl Dan Neonatus................................................................47

xi
B. Standar Asuhan Kebidanan dan Kewenangan Bidan..................................54
C. Kerangka Teori...........................................................................................67
D. Kerangka Konsep........................................................................................68
BAB III METODE.................................................................................................69
A. Rancangan...................................................................................................69
B. Tempat dan Waktu......................................................................................69
C. Subyek.........................................................................................................69
D. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................69
E. Etika Studi Kasus........................................................................................73
BAB IV TINJAUAN KASUS...............................................................................74
1. Asuhan Kebidanan Persalinan....................................................................74
2. Asuhan Kebidanan Persalinan....................................................................86
3. Asuhan Kebidanan Masa Nifas.................................................................109
4. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir.........................................................132
BAB V PEMBAHASAN.....................................................................................148
A. Kehamilan.................................................................................................148
B. Persalinan..................................................................................................151
C. Nifas..........................................................................................................159
D. Bayi baru lahir...........................................................................................163
BAB VI PENUTUP.............................................................................................168
A. Kesimpulan...............................................................................................168
B. Saran..........................................................................................................168
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................170

xii
DAFTAR SINGKATAN

AKB : Angka Kematian Bayi


AKI : Angka Kematian Ibu
AKN : Angka Kematian Neonatal
ANC : AnteNatal Care
BBL : Bayi Baru Lahir
BBLR : Bayi Baru Lahir Berat Rendah
CM : Catatan Medik
CO2 : Karbon Dioksida
COC : Continuity Of Care
DJJ : Denyut Jantung Janin
FE : Ferum
Hb : Hemoglobin
HCG : Human Chorionic Gonadotropin
HIV : Human Immuno Virus
HPL : Human Placental Lactogen
IMD : Inisiasi Menyusu Dini
INC : Intra Natal Care
K1 : Kunjungan Pertama
K2 : Kunjungan Kedua
K3 : Kunjungan Ketiga
K4 : Kunjungan Keempat
KEK : Kurang Energi Kronis
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
mmHg : Millimeter Mercury (Hydrargyrum)
MTBS : Manajemen Terpadu Balita Sakit
O2 : Oksigen
PD : Pemeriksaan Dalam
PMS : Penyakit Menular Seksual
PMT : Pemberian Nutrisi Tambahan

xiii
SBR : Segmen Bawah Rahim
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TT : Toksoid Tetanus

xiv
DAFTAR TABEL

xv
DAFTAR GAMBAR

xvi
DAFTAR BAGAN

xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk
melihat keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu
selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh keham
ilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-
sebab lain seperti kecelakaan atau insidental di setiap 100.000 kelahiran hi
dup. 64,18 persen kematian maternal di Provinsi jawa tengah terjadi pada
waktu nifas, 25,72 persen pada waktu hamil dan 10,10 persen terjadi pada
waktu persalinan. Pada kelompok umur terjadi kematian terbanyak adalah
pada usia 20 – 34 tahun 64,66 persen , kemudian pada kelompok umur
>35 tahun 31,66 persen dan pada usia <20 tahun 3,37 persen . (Dinkes
Profil Kesehatan Jateng 2019). AKI tahun 2019 sebesar 76,93 / 100.000
KH , AKB 8,24 / 1000 KH dan AKAB 24/1000 KH dan lebih baik
dibanding target nasional ( AKI 78,60/100.000 KH , AKB 8,36/1000 KH ,
AKABA 9,48/1000 KH sudah melebihi target 2019).
Upaya percepatan penurunan AKI dilakukan dengan menjamin
agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang
berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan
pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika
terjadi komplikasi, dan pelayanan keluarga berencana termasuk KB pasca
persalinan.(Profil Kesehatan Indonesia 2019 )
Upaya yang dilakukan untuk menurun kan angka kematian ibu dan
angka kematian bayi dapat dilakukan dengan menjamin agar ibu dan bayi
mendapat asuhan kebidanan komperhensif yang berkualitas , seperti
pelayanan kesehatan seperti ANC terpadu, pertolongan persalinaan oleh
tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan , perawatan pasca persalinan bagi

1
ibu dan bayi ,perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi dan
pelayanaan KB (keluarga berencanaan ) paska persalinan ( Dinkes Profil
Kesehatan Jateng 2019)
Bidan memberikan asuhan kebidanan secara komperhensif pada
kehamilan dengan melakukan pelayanan ANC ( Antenatal care ) yang
harus dilakukan minimal 4 kali pada trimester pertama satu kali ,trimester
kedua minimal satu kali , trimester ke tiga minimal dua kali ,memberi
konseling dan menganjurkan ibu hamil untuk membaca buku (KIA) yaitu
tanda bahaya kehamilan , gizi yang baik dalam kehamilan , tanda tanda
proses persalinan yang baik dan benar . pelayanan pada ibu bersalin
dengan tenaga kesehatan yang profesional dan terlatih fasilitas yang
memenuhi standar an penanganan persaliaan sesuai standar Asuhan
Persalinan Normal (APN ) (profil kesehatan kab semarang 2019 )
Upaya lain yang dilakukan untuk menurunkan kematian ibu dan
bayi dengan mendorong agar tiap persalinanan di tolong oleh tenaga
kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis kebidanan ,dokter kandungan
(Spog), dokter umum , dan bidan serta di upayakan dilakukan fasilitas
pelayananan kesehatan . keberhasilan program ini melalui indikator
presentasi persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (cakupan PF) .
(Dinkes profil kesehatan jateng 2019)
Wewenang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan secara
komperhensif pada kehamilan dengan melakukan pelayanan Antental care
(ANC) yang harus memenuhi yaitu empat kali yaitu pada trimester ke satu
minimal satu kali , trimester ke dua minimal satu kali , trimester ke tiga
minimal dua kali , pada saat ibu periksa harus memberikan konseling dan
menganjurkan ibu untuk membaca buku kesehatan ibu dan anak ( KIA ) di
dalam buku terdapat tanda bahaya kehamilan gizi yang baik untuk ibu
hamil, sampai tanda – tanda proses persalinan yang baik dan benar .
Pelayanan yang diberikan pada ibu bersalin dengan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan yang profesional , fasilitas kesehatan yang

2
memenuhi standar dan penangannya sesuai standar Asuhan Persalinan
Normal ( APN ).( Profil Kesehatan Kabupaten Semarang )
Pelayanan yang dilakukan bidan sesuai kewenangan untuk
menekankan angka kematian bayi dengan melakukan kunjungan lengkap
yaitu kunjungan pertama pada usia 0-48 jam , kunjungan ke dua pada hari
ke 3 – 7 dan kunjungan ke tiga pada hari ke 8 – 28 , pada saat bayi lahir
diberikan suntikan vitamin K , pemberian imunisasi HB0 , kemudian
memberikan salep mata , selain itu memberikan konseling pada ibu
tentang cara perawatan bayi baru lahir ( BBL ) , kemudian cara menyususi
yang benar , pemberian ASI secara Ekslusif dan imunisasi. ( Profil
Kesehatan Kabupaten Semarang ) Pelayanan kesehatan pada ibu nifas
sesuai standar yaitu tiga kali , yaitu pada 6 jam – 3 hari pasca persalinan ,
pada hari ke 4 – 28 pasca persalinan, dan pada hari ke 29 – 42 pasca
persalinan . Bidan dapat melakukan asuhan pada masa nifas melalui
kunjungan rumah membantu ibu dalam proses pemulihan ibu dan
memperhatikan kondisi ibu dan bayi terutama penanganan pada tali pusat
atau rujukan komplikasi yang terjadi pada masa nifas , serta memberikan
konseling atau Edukasi ( KIE ) mengenai masalah kesehatan selama nifas ,
dan kebutuhan nutrisi pada masa nifas dan rencana penggunaan KB .
Sehingga diharapkan mampu menurunkan AKI dan AKB di Indonesia
( Profil Kesehatan Kabupaten Semarang )
Dalam rangka mempercepat pencapaian target penurunanan angka
kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi ( AKB ), program yang
terfokus pada pelayanan kebidanan yang komperhensif (Continuity of
care ) di artikan sebagai perawatan dari kehamilan , persalinan, asuhan
bayi baru lahir , asuhan postpartum , asuhan nenonatus dan pelayanan KB
yang berkualiatas yang apabila dilakukan secara lengkap terbukti
mempunyai daya ungkit yang tinggi dalam menurunkan angka mortalitas
dan morbiditas yang sudah di rencanakan oleh pemerintah . (Diana ,
2017 ).

3
Manfaat dari Continuity Of Care ( COC ) yakin dapat menetapkan
kebutuhan terahadap tindakan segera untuk konsultasi, kolaborasi dengan
tenaga kesehatan berdasarkan kondisi klien , dapat melakukan pelaksanan
asuhan langsung dengan efisien dan aman serta dapat mengevaluasi
keefektifan hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan ( trinawati ,
2012 )
Bidan merupakan tenaga kesehatan yang berperan meningkatkan
pelayanan masyarakat ,mendukung Continuity Of Care ( COC ) dan
tempat mahasiswa melakukan asuhan berkelanjutan pada ibu hamil,
bersalin , nifas dan BBL . program pelayanan yang sudah dilakukan adalah
kelas ibu hamil , persalinan 6 tangan , kunjungan nifas , kelas balita,
posyandu dan merupakan puksesmas PONED .
Berdasarkan uraian data diatas, sehingga penulis tertarik untuk
melakukan asuhan kebidanan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Secara
Komprehensif pada Ny. A di Klinik Pratama Istika Kecamatan
Pringapus”. Dengan melakukan asuhan kebidanan secara berkelanjutan
pada ibu hamil trimester III minimal usia kehamilan 36 minggu hingga
proses persalinan, nifas, serta bayi baru lahir (BBL).
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah iasuhan ikebidanan ikomprehensif ipada iNy.A idi iKlinik
iPratama iIstika.i
C. Tujuan
1. Tujuan iUmum i i i
Melakukan iasuhan ikebidanan ikomprehensif ipada iibu ihamil,
ibersalin, inifas, idan iBBL idi i iKlinik iPratama iIstika i i i i
2. Tujuan iKhusus i i
a. Melakukan iasuhan ikebidanan ipada iibu ihamil idi iKlinik
iPratama iIstika i i
b. Melakukan iasuhan ikebidanan ipada iibu ibersalin idan iBayi
iBaru iLahir idi Klinik iPratama iIstika

4
c. Melakukan iasuhan ikebidanan ipada iibu inifas idan imenyusui idi
iKlinik Pratama iIstika i i i i
d. Melakukan iasuhan ikebidanan ipada ineonatus idi iKlinik
iPratama iIstika i i i i
D. Manfaat
1. Bagi iKlien i i i
Klien imendapatkan iasuhan ikebidanan isecara ikomprehensif imulai
idari ikehamilan, i ipersalinan, inifas, idan ibayi ibaru ilahir isecara
ikomprehensif. i i
2. Bagi iTenaga iKesehatan i i
Hasil ipenelitian idapat idigunakan isebagai ibahan imasukan idan
isaran iuntuk imeningkatkan i imutu ipelayanan iasuhan ikebidanan
isecara iberkualitas idan ikomprehensif. i i
3. Bagi iInstitusi i i
Hasil ipenelitian idapat idigunakan isebagai ibahan ipustaka iproses
ipembelajaran idalam i imeningkatkan iproses ipembelajaran itentang
iasuhan ikebidanan isecara ikomprehensif. i i
4. Bagi iPenulis i i i
Sebagai isarana ipembelajaran iyang ilebih ibermakna, ikarena ipenulis
ibisa imenerapkan iteori i iyang isudah idi idapat iselama iperkuliahan
iserta idapat imenambah iwawasan, ipengetahuan i idan ipengalaman
idalam imelaksanakan iasuhan ikebidanan isecara ikomprehensif. i i i i
E. Keaslian Penelitian
Keaslian ipenelitian i i i
Beberapa ipenelitian iyang iserupa idengan ipenelitian iini idapat
idilihat ipada itabel i idibawah iini i:
Tabel 1. 1 Penelitian yang Serupai i
No Nama iPeneliti Judul Hasil
1 Intan iFitrah Asuhan Kebidanan Ati¹, i2019 i
iAti¹, i20 iKomprehensif ipada Asuhan iKebidanan
iNy.A iUmur i23 iTahun iKomprehensif ipada

5
idi iKlinik iPratama iNy.A iUmur i23 iTahun
iBunda iKabupaten idi iKlinik iPratama
iTemanggung iBunda iKabupaten
iTemanggung i
Setelah imelakukan
iasuhan ikomprehensif
ipada iNy. iA ipenulis
imendapatkan ihasil
iyaitu ipada ikehamilan
itidak iditemukan
ikesenjangan iantara
iteori idan ipraktik.
iPada iIMT iibu i20,41
ikg/m² idimana iIMT
inormal iadalah i20
isampai i24,9 isehingga
iIMT iNy.A itermasuk
idalam ikategori inormal
idan iLILA iIbu ijuga
inormal iyaitu i26cm.
iPada ipertolongan
iAPN isudah isesuai
idengan istandar i58
ilangkah iAPN, ihanya
isaja itidak isemua
ilangkah idilakukan
inamun idisesuaikan
idengan ikondisi idan
ikebutuhan ipasien,
iselain iitu ipada ikasus
iAPD itidak idipakai

6
isecara ilengkap.
iKemudian ipada
ipemantauan inifas iserta
ibayi ibaru ilahir
iberjalan idengan
inormal. i
i
Kesimpulan idari
ipenatalaksanaan itelah
idilakukan iasuhan
ikomprehensif ipada
iklien idari ikehamilan,
ipersalinan, idan inifas
iyang ifisiologis itanpa
ipenyulit.
2 Miftahul Asuhan iKebidanan Setelah imelakukan
iKhoiriyah1, iKomprehensif ipada iasuhan ikomprehensif
i2019 iNy.A iUsia i28 iTahun idi ipada iNy. iA ipenulis
iPuskesmas iSalaman iI imendapatkan ihasil
iKabupaten iMagelang iyaitu ipada ikehamilan
itidak iditemukan
ikesenjangan iantara
iteori idan ipraktik.
iPada iIMT iibu i23,922
ikg/m2 idimana iIMT
inormal iadalah i19,8 i
sampai i26 isehingga
iIMT iNy. iA itermasuk
idalam ikategori inormal
idan iLILA iibu ijuga
inormal iyaitu i28

7
icm.Pada ipertolongan
ipersalinan isudah
isesuai idengan istandar
i60 ilangkah iAPN,
ihanya isaja itidak
isemua ilangkah
idilakukan inamun
idisesuaikan idengan
ikondisi idan ikebutuhan
ipasien, iselain iitu ipada
ikasus iAPD itidak
idipakai isecara
ilengkap. iKemudian
ipada ipemantauan inifas
iserta ibayi ibaru ilahir
iberjalan idengan
inormal. iKesimpulan
idari ipenatalaksanaan
itelah idilakukan iasuhan
ikomprehensif ipada
iklien idari ikehamilan,
ipersalinan, idan inifas
iyang ifisiologis itanpa
ipenyulit. i

Dari idata i1.1 idiatas idiketahui ibahwa iada iperbedaan istudi ikasus iini
idengan istudi kasus isebelumnya. i
Perbedaan idengan istudi ikasus iyang idilakukan ioleh ipenulis iadalah
ipada: i i

8
a. Waktu, itempat idan isubjek ipenelitian, ipada istudi ikasus iini
ipenulis imenggunakan idi iKlinik iPratama iIstika iDesa iPringsari
iKecamatan iPringapus iKabupaten iSemarang itahun i2021 ipada
iibu A. I
b. Metode iatau idesain ipenelitian ipada istudi ikasus iini ipenulis
imenggunakan idesain ipenelitian istudi ikasus ikomprehensif, idi
iKlinik iPratama iIstika iDesa iPringsari iKecamatan iPringapus
iKabupaten iSemarang, itahun i2021 ipada iibu A.

9
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Teori Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Menyusui ,
Bayi Baru Lahir dan Neonatus
1. Konsep Dasar Teori Kehamilan
a. PengertianKehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,
Kehamilan diartikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari sperm
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantation. Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan
atau 9 bulan menurut kalender internasional. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa kehamilan adalah bertemunya sel telur dan
Sepma di dalam atau diluar Rahim dan berakhir dengan keluarnya
bayi dan plasenta melalui jalan lahir .
( Nuryaningsih(2017);Fatimah(2017)
b. Perubahan Fisiologi pada Kehamilan
Perubahan fisiologis yang dialami ibu hamil trimester III
diantaranya :
1) Uterus
Uterus atau rahim yang semula sebesar ibu jari atau
beratnya sekitar 30 gram akan mengalami hipertrofi dan
hyperplasia, sehingga pada akhir kehamilan beratnya mencapai
1.000 gram (Manuaba, 2010). Pada akhir kehamilan, otot-
ototnya menjadi bagian dari corpus uteri dan berkembang di
segmen bawah rahim (SBR) (Yuliani, 2017).
2) Payudara
Payudara akan tumbuh dan berkembang sebagai
persiapan untuk menyusui dan mulai minggu ke-12 kehamilan
akan muncul susu berwarna putih kekuningan karena pengaruh
prolaktin dan kelenjar hipofisis anterior. Namun, ada kendala

10
karena penghambat hormon prolaktin (plasenta) yang
menghambat kerja prolaktin sehingga ASI yang keluar tidak
banyak (Yuliani, 2017).
3) Vagina
Peningkatan estrogen dapat menyebabkan proliferasi
berlebihan dari pembuluh darah yang dapat menyebabkan vulva
dan vagina menjadi merah, sehingga terlihat biru. Jaringan di
sekitar vagina juga akan berubah dan menjadi lebih elastis,
sehingga memungkinkan vagina membuka pada kala II
(Yuliani, 2017).
4) System Endokrin
Peningkatan kadar estrogen menyebabkan peningkatan
produksi globulin. Berat kelenjar hipofisis anterior meningkat
30-50% yang dapatmenyebabkan pusing pada ibu hamil
(Asrinah et al., 2010)
5) System Perkemihan
Akibat pengaruh estrogen dan progesteron, ureter
membesar dan tonus otot saluran kemih menurun. Sehingga,
buang air kecil lebih sering (poliuria) dan meningkatkan laju
filtrasi sebanyak 60%-150% (Asrinah, et al., 2010)
6) System Pencernaan
Perubahan peristaltik juga disertai dengan seringnya
perut kembung, konstipasi, dan lebih sering lapar/ingin makan
terus menerus (ngidam), yang juga disebabkan oleh
peningkatan lambung (Asrinah et al., 2010)
7) System Pernafasan
Terjadi sedikit perubahan frekuensi pernapasan selama
kehamilan, tetapi volume tidal, ventilasi, dan konsumsi oksigen
permenit meningkat secara signifikan pada trimester ketiga
(Prawirohardjo, 2010).
8) System Muskuloskeletal

11
Perubahan tubuh dan berat badan ibu hamil secara
bertahap dapat menyebabkan perubahan postur dan gaya
berjalan yang signifikan (Kusmiati, 2010).
9) System Kardiovaskuler
Peningkatan volume darah dan curah jantung
menyebabkan perubahan hasil auskultasi yang biasanya terjadi
selama kehamilan, disertai dengan perubahan ukuran dan posisi
jantung (Kusmiati, 2010).
10) System Integumen
Pigmentasi yang lebih dalam muncul pada puting dan
areola wajah payudara (chloasma/topeng kehamilan), garis
tengah perut (dari pusar hingga rambut kemaluan), atau yang
disebut garis hitam/linea nigra (Rukiyah et al., 2009).
11) Metabolisme
Selama kehamilan, tingkat metabolisme basal akan
meningkat sekitar 20-25%. Peningkatan asupan makanan
selama kehamilan menyebabkan perubahan fungsi sistem
pencernaan yang disertai dengan perubahan metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein (Yuliani et al., 2017).
c. Adaptasi Psikologis Trimester III
Pada masa periode ini ibu hamil akan menanti kehadiran
bayinya sebagai bagian dari dirinya. Ada perasaan tidak
menyenangkan ketika bayinya tidak lahir tepat waktunya, fakta yang
menempatkan wanita tersebut gelisah dan hanya bisa melihat dan
menunggu tanda-tanda persalinan. Ibu hamil juga akan merasa
khawatir terhadap dirinya dan bayinya (Munthe, 2019).

d. Ketidaknyamanan kehamilan Trimester III


Ketidaknyamanan Kehamilan Menurut Irianti, dkk (2014), yaitu :
1) Sering Berkemih

12
Cara mengatasinya yaitu menganjurkan ibu untuk
mengurangi asupan cairan 2 jam sebelum tidur agar istirahat ibu
tidak akan terganggu.
2) Konstipasi
Cara mengatasinya yaitu dengan meningkatkan asupan serat
dan cairan. Misalnya : buah, sayur, minum air hangat ketika
perut kosong, istirahat cukup, senam hamil, buang air besar
secara teratus dan segera setelah ada dorongan.
3) Varises
Cara mengatasinya tidur dengan posisi kaki sedikit lebih
tinggi selama 10-15 menit dan dalam keadaan miring, hindari
duduk dengan posisi kaki menggantung, serta mengkonsumsi
suplemen kalsium.
4) Wasir
Cara mengatasinya dengan mengkonsumsi makanan yang
berserat dan minum air 8-10 gelas/hari.
5) Sesak Nafas
Cara mengatasinya dengan menganjurkan ibu tidur miring
kekiri, mengurangi aktivitas yang berat, dan mengatur posisi
duduk dengan punggung tegak.
6) Bengkak / Odema Pada Kaki
Cara mengatasinya hindari duduk dengan posisi kaki
menggantung, hindari pakaian ketat dan berdiri terlalu lama.
7) Kram Kaki
Cara mengatasinya meminta ibu untuk meluruskan kakinya
yang kram dalam posisi berbaring,dan mengkonsumsi vitamin
B, C, D, dan kalsium.
8) Gangguan Tidur dan Mudah Lelah
Cara mengatasinya mandi air hangat, minum air hangat, dan
lakukan aktivitas yang tidak menimbulkan stimulasi sebelum
tidur.

13
9) Nyeri Perut Bagian Bawah
Nyeri perut bagian bawah biasa dikeluhkan 10-30 % ibu
hamil pada akhir trimester I atau ketika memasuki trimester II
ini disebabkan karena tertariknya ligamentum, sehingga
menimbulkan nyeri seperti kram ringan atau teras seperti
tusukan yang akan lebih terasa akibat gerakan tiba-tiba di
bagian perut bawah.
10) Heartburn
Cara mengatasi adalah memperbaiki pola hidup,
minsalnyaminhindari makan tengah malam, makan dengan
porsi besar, memposisikan kepala lebih tinggi pada saat
terlentang atau tidur.
e. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Pada Trimester III
Kebutuhan dasar ibu hamil menurut Walyani (2012),yaitu :
1) Kebutuhan fisik ibu hamil, meliputi :
a) Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah kebutuhan yang utama
pada manusia termasuk ibu hamil.Posisi miring kiri
dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus dan
oksigenasi fetoplasenta dengan mengurangi tekanan pada
vena asenden.
b) Nutrisi
Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300
kalori perhari.Ibu hamil seharusnya mengkonsumsi
makanan yang mengandung gizi seimbang yaitu
karbohidrat, protein, mineral, zat besi, dan vitamin.
c) Personal hygiene
Ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak
keringat sehingga ibu harus menjaga kebersihan diri
dengan cara mandi 2 kali sehari dan sering mengganti
pakaian dalam agar tidak lembab.

14
d) Pakaian selama kehamilan
Pada dasarnya pakaian apa saja bisa dipakai serta bahan
yang mudah menyerap keringat. Hal yg harus diperhatikan
yaitu sabuk dan stoking yang terlalu ketat karena akan
mengganggu aliran balik, sepatu dengan hak tinggi akan
menambah lordosis sehingga sakit pinggang akan
bertambah.
e) Eliminasi
Dianjurkan minum 8-12 gelas cairan setiap hari.Ibu
harus cukup minum agar produksi air kemihnya cukup dan
jangan sengaja mengurangi minum untuk menjarangkan
berkemih.
f) Seksual
Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan
sampai akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli
berpendapat sebaiknya tidak lagi berhubungan seks selama
14 hari menjelang kelahiran.Koitus tidak dibenarkan bila
terdapat perdarahan pervaginam, riwayat partus
prematurus, ketuban pecah, serviks telah membuka.
g) Mobilisasi
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan biasa selama tidak
terlalu melelahkan.Semua pekerjaan harus sesuai dengan
kemampuan wanita tersebut dan mempunyai cukup waktu
untuk istirahat.
h) Senam
Ibu hamil perlu menjaga kesehatan tubuhnya dengan
berjalan-jalan di pagi hari, renang, olahraga ringan dan
senam hamil.Senam hamil dapat dimulai pada umur
kehamilan 22 minggu.Senam bertujuan untuk
mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat

15
berfungsi secara optimal dalam persalinan normal serta
mengimbangi perubahan titik berat tubuh.
i) Pola istirahat
Wanita dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang
teratur khususnya seiring kemajuan kehamilannya. Ibu
dianjurkan tidur pada malam hari selama ± 8 jam dan
istirahat dalam keadaan rileks pada siang hari selama 1
jam.
f. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III
Pada setiap kunjungan antenatal, bidan harus mengajarkan
pada ibu bagaimana mengenal tanda-tanda bahaya dan
menganjurkan untuk datang ke klinik dengan segera jika mengalami
tanda bahaya tersebut.
Menurut Sutanto & Fitriana (2019), tanda-tanda bahaya yang
perlu diperhatikan dan diantisipasi dalam kehamilan lanjut
diantaranya:
1) Perdarahan pervaginam
Perdarahan pada kehamilan lanjut adalah perdarahan pada
trimester terakhir dalam kehamilan sampai bayi
dilahirkan.Perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak
dan kadang-kadang tidak selalu disertai dengan
nyeri.Perdarahan ini bisa disebabkan oleh plasenta previa,
solusio plasenta dan gangguan pembekuan darah.
2) Sakit kepala yang hebat dan Perubahan visual secara tiba-tiba
Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius adalah
sakit kepala yang menetap, tidak hilang dengan beristirahat dan
biasanya disertai dengan penglihatan kabur.Sakit kepala yang
hebat dalam kehamilan adalah gejala dari preeklamsia.
3) Nyeri abdomen yang hebat

16
Nyeri perut yang mungkin menunjukan masalah yang
mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan
tidak hilang setelah beristirahat.
4) Bengkak pada muka dan tangan
Bengkak dapat menunjukan adanya masalah serius jika
muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat
dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini merupakan
pertanda anemia, gagal jantung atau preeklamsia.
5) Pergerakan bayi berkurang
Normalnya ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama
bulan ke 5 atau ke 6 tapi beberapa ibu dapat merasakan gerakan
bayinya lebih awal.Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali
dalam periode 3 jam.
6) Keluar cairan pervagina
Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester
III bisa mengindikasikan ketuban pecah dini jika terjadi
sebelum proses persalinan berlangsung.
g. Asuhan Kehamilan
Menurut Kemenkes RI, (2012) Pelayanan antenatal terpadu
merupakan pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang
diberikan kepada semua ibu hamil secara terpadu dengan program
lain yang memerlukan intervensi selama kehamilannya. Adapun
tujuannya antara lain :

1) Menyediakan layanan antenatal terpadu, komprehensif dan


berkualitas, termasuk konseling kesehatan dan gizi ibu hamil,
konseling KB dan pemberian ASI.
2) Menghilangkan " missed opportunity" pada ibu hamil dalam
mendapatkan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan
berkualitas.

17
3) Mendeteksi secara dini kelainan / penyakit / gangguan yang
diderita ibu hamil.
4) Melakukan intervensi terhadap kelainan / penyakit / gangguan
pada ibu hamil sedini mungkin.
5) Melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai
dengan sistem rujukan yang ada.
Di dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan
memberikan layanan ter-standart dengan 10 T :
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2) Ukur tekanan darah
3) Ukur lingkar lengan atas / LILA ( Nilai status gizi )
4) Ukur tinggi fundus uteri
5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin ( DJJ )
6) Skrining Status Imunisasi Tetanus dan berikan Imunisasi
Tetanus Toxoid ( TT ) biladiperlukan.
7) Beri Tablet tambah darah ( Fe )
8) Periksa laboratorium( rutin & khusus )
9) Tatalaksana / penanganan kasus
10) Temu wicara ( konseling ). Kemenkes RI, (2012)
h. Terapi Komplementer Dalam Masa Kehamilan
Menurut Ayuningtyas (2019), terapi komplementer dapat
digunakan untuk mengatasi ketidaknyamanan dalam kehamilan.
Memasuki trimester ketiga, ketidaknyamanan tersebut masih
ditambah dengan stress dan kecemasan menjelang
persalinan.Kondisi ini biasa diperparah jika ibu hamil kurang
mendapat dukungan dari suami, keluarga atau lingkungan. Terapi
komplementer merupakan cara yang biasa digunakan untuk ibu
hamil untuk mengatasi perasaan tidak nyaman, baik
ketidaknyamanan fisik maupun mental. Terapi komplementer
dilakukan untuk melengkapi pendekatan medis dan farmakologis,

18
bukan untuk menggantikannya. Penatalaksanaan untuk kehamilan
obliq menurut Sarwono (2010), yaitu:
1) Beri informasi kehamilan dan dukungan moril
2) Lakukan posisi Knee Chest serta anjurkan untuk dilaksanakan
dirumah.
3) Bila diperlukan kolaborasi dengan dokter dan kapan ibu harus
segera datang ketempat pelayanan kesehatan.
Penatalakasanaan untuk kehamilan dengan letak sungsang menurut
Mufdillah (2013), adalah posisi Knee Chest.
a) Langkah-langkah Knee Chest adalah:
(1) Ibu dengan posisi menungging.
(2) Lutut dan dada menempel pada lantai.
(3) Lutut sejajar dengan dada.
(4) Lakukan 3-4x/hari selama 10-15 menit.
(5) Lakukan pada saat sebelum tidur, sesudah tidur, sebelum
mandi dan selain itu juga telah melakukan posisi Knee
Chest secara tidak langsung pada waktu melaksanakan
sholat.
b) Syarat-syarat Knee Chest
(1) Pada kehamilan kurang dari 7,5 bulan masih dapat dicoba.
(2) Melakukan Knee chest 3-4x/hari selama 10-15 menit
(3) Latihan ini hanya efektif jika usia kehamilan maksimal 35-
36 minggu.
Senam Hamil
Senam hamil merupakan program olahraga ringan yang
latihannya menggabungkan berbagai gerakan senam guna
memberikan kelenturan, kekuatan tubuh, dan pengaturan
pernafasan. Senam hamil membuat tubuh itu menjadi lentur,
terutama pada otototot jalan lahir. Kelenturan otot tersebut
sangat diperlukan, karena saat menghadapi persalinan, biasanya

19
ibu dilanda cemas dan panik, selanjutnya keadaan ini membuat
otot menjadi tegang.
Ada banyak manfaat senam bagi wanita hamil, tidak hanya
melatih otot tubuh, tapi juga membantu memahami cara kerja
tubuh, seperti latihan pernafasan dan olah rasa. Begitu pula
dengan kemampuan melakukan pernafasan yang baik sangat
menguntungkan saat persalinan. Dengan olahraga hamil, ibu
dapat memperoleh pengendalian dan kesadaran tubuh yang
lebih baik dan perasaan hati yang damai atau awareness. Dalam
praktiknya, olahraga hamil juga melibatkan unsur-unsur terapi
relaksasi music, serta hypnobirthing. Berbagai gerakan dalam
olahraga hamil juga membantu ibu mencapai konsentrasi dan
meningkatkan instuisi terhadap kondisi tubuh, serta
menyelaraskan jiwa dan raga, sehingga menjadi sempurna dan
seimbang. selanjutnya, dengan tercapainya ketenangan pikiran
dan hati, maka akan secara langsung menular pada janin.
Menurut Aulia (2014), senam hamil ini dilakukan oleh ibu
hamil sejak usia kehamilan 28 minggu sampai masa mendekati
persalinan. Senam hamil memberikan suatu hasil produk
kehamilan atau outcome persalinan yang lebih baik
dibandingkan dengan ibu yang tidak melakukan senam hamil.
Secara keseluruhan senam hamil berdampak pada peningkatan
kesehatan ibu hamil. Dengan latihan senam ini membantu
menghilangkan ketegangan mental dan fisik ibu hamil sekaligus
janin.
1) Senam kegel

Gambar 2. 1 Senam kegel

20
Latihan ini sangat membantu merangsang kontraksi pada
bagian area otot panggul untuk mempercepat proses
melahirkan. Senam kegel ini juga sangat bermanfaat
membantu ibu mengurangi rasa sakit, terutama area
panggul ketika proses persalinan tiba. Senam kegel juga
membantu ibu terbebas dari masalah buang air kecil yang
terlalu sering. Ketika otot vagina kencang maka, ibu
menjadi lebih mudah menahan buang air kecil saat hamil.
Kamu hanya perlu berjongkok dan berdiri seperti sedang
squat jump, dengan hitungan 3 – 10 kali sebanyak 8 kali
repetisi. Lakukan setiap hari.
2) Gerakan merangkak

Gambar 2. 2 Gerakan merangkak

Memasuki usia 9 bulan, sudah mulai harus banyak


bergerak, untuk merangsang kontraksi dan proses
melahirkan lebih lancar. Meski tidak terlalu lincah, tetapi
ibu tetap wajib olahraga, seperti menjalankan senam hamil.
Pastikan tubuh dalam posisi seperti merangkak, dengan
kedua tangan dan lutut sebagai tumpuannya.
3) Duduk bersila dan latihan mengolah napas

Gambar 2. 3 Duduk bersila dan latihan mengolah napas

Pa da gerakan ini hanya cukup duduk bersila dengan


kedua tangan berada di atas paha seperti saat ingin
melakukan meditasi. Kemudian duduklah dengan tegak.
Ambil napas, tahan dan buang secara perlahan. Lakukan

21
selama 30 menit, supaya ibu mendapatkan asupan oksigen
yang masimal dan lebih mudah mengontrol napas menuju
persalinan. Kemampuan mengontrol napas ini juga
membantu mengurangi rasa sakit selama menuju proses
melahirkan.
2. Konsep Dasar Teori Persalinan
a. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi dari
vagina ke dunia luar. Yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-
42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi pada ibu maupun pada
janin. (Prawirohardjo 2007)
b. Tanda - tanda Persalinan
1) Tanda-tanda Permulaan Persalinan
Menurut Manuaba (2015), tanda-tanda permulaan
persalinan adalah sebagai berikut:
a) Turunnya kepala, masuk pintu atas panggul, terutama pada
primigravida minggu ke-36 dapat menimbulkan sesak
dibagian bawah, diatas simfisis pubis dan sering ingin
berkemih atau sulit kencing karena kandung kemih
tertekan kepala.
b) Perut lebih melebar karena fundus uterri turun.
c) Muncul saat nyeri di daerah pinggang karena kontraksi
ringan otot rahim dan tertekannya pleksus fran kenhauser
yang terletak sekitar serviks (tanda persalinan palsu).
d) Terjadinya perlunakan serviks karena terdapat kontraksi
otot rahim.
e) Terjadi pengeluaran lender, lender penutup serviks
dilepaskaan.
2) Tanda- tanda Persalinan

22
Menurut Sulistyawati (2016), tanda masuk dalam persalinan
yaitu :
a) Terjadinya His Persalinan Karakter dari his persalinan
yaitu:
(1) Pinggang terasa sakit menjalar kedepan
(2) Sifat his teratur, interval makin pendek, dan
kekuatan makin besar
(3) Terjadinya perubahan pada serviks
(4) Jika pasien menambahkan ativitasnya, misalnya
dengan berjalan, maka kekuatan nya bertambah
b) Pengeluaran Lendir dan Darah (Penanda Persalinan)
Dengan adanya his persalinan, terjadi perubahan pada
serviks yang menimbulkan :
(1) Pendataran dan pembukaan
(2) Pembukaan menyebabkan selaput lendir yang terdap
at pada kanalis servikalisterlepas
(3)Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah p
ecah.
c) Pengeluaran Cairan
Sebagian pasien mengeluarkan cairan air ketuban
akibat pecahnya selaput ketuban. Jika ketuban sudah
pecah, maka ditaergetketkan persalinan dapat
berlangsung dalam 24 jam. Namun jika ternyata tidak
tercapai, maka persalinan akhirnya diakhiri dengan
tindakan tertentu, misalnya ekstraksi vakum, ataau
Sectio Caesarea.
c. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin
Menurut Fitriana (2018), kebutuhan dasar yang di butuhkan ibu
bersalin diantaranya sebagai berikut :
1) Kebutuhan Fisiologis

23
Kebutuhan fisiologis ibu bersalin merupakan suatu kebutuhan d
asar yang harus dipenuhi agar proses persalinan dapat berjlan den
gan baik dan lancar. Adapun Kebutuhan fisiologis ibu bersalin ad
alah sebagai berikut
a) Kebutuhan oksigen yang diperlukan ibu sangat penting untuk
oksigenasi janin melalui plasenta, oksigen yang adekuat dapat
diupayakan dengan pengaturan sirkulasi udara yang baiksela
mapersalinan, sebaiknya pada saat persalinan penopang payu
dara dapat dilepas atau dikurangi kekencangannya. Indikasi p
emenuhan kebutuhan oksigen adekuat adalah Denyut Jantung
Janin (DJJ) baik dan stabil.
b) Kebutuhan cairan dan nutrisi (makan dan minum) merupakan
kebutuhan yang harus dipenuhi dengan baik oleh ibu selama
proses persalinan. Pastikan ibu mendapatkan asupan makan d
an minum yang cukup karena merupakan sumber glukosa dar
ah, yang merupakan sumber utama energy untuk sel – sel tub
uh.
c) Pemenuhan kebutuhan eliminasi selama persalinan untuk me
mbantu kemajuan persalinan dan meningkatkan kenyamanan
pasien,
d) Kebutuhan kebersihan ibu bersalin perlu diperhatikan bidan d
alam memberikan asuhan pada ibu bersalin, karena kebersiha
n yang baik dapat membuat ibu merasa aman dan releks, men
gurangi kelelahan, mencegah insfeksi, mencegah gangguan si
rkulasi darah, mempertahankan integritas pada jaringan, dan
memelihara kesejahteraan fisik serta psikis.
e) Kebutuhan istirahat selama proses persalinan yang dimaksud
adalah bidan memberikan kesempatan pada ibu untuk menco
ba relaks tanpa adanya tekanan emosional dan fisik. Hal ini di
lakukan selama tidak ada his. Ibu bias berhenti sejenak untuk
melepas rasa sakit akibat his.

24
f) Ibu dapat mengatur posisi persalinan dan posisi meneran saat
proses persalinan berlangsung.
g) Pada ibu yang memiliki perineum yang tidak elastis maka rob
ekan perineum sering kali terjadi. Oleh karena itu pernjahitan
perineum merupakan salah satu kebutuhan fisiologis ibu bers
alin.
h) Mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan persalinan yang te
rstanda rmerupakan hak setia pibu. Hal ini merupakan salah s
atu kebutuhan fisiologis ibu bersalin, karena dengan pertolon
gan persalinan yang terstandar dapat meningkatkan proses per
salinan yang alami dan normal.
2) Kebutuhan Psikologi
Kebutuhan serta dukungan psikologi yang baik dapat menguran
gi tingkat kecemasan pada ibu bersalin. Adapun kebutuhan psikol
ogi ibu selama persalinan diantaranya :
a) Kehadiran seorang pendamping secara terus menerus.
b) Penerimaan atas sikap dan perilakunya.
c) informasi dan kepastian tentang hasil persalinan aman.
d) Pemberian sugesti yang dilakukan untuk memberi pengaruh
pada ibu berupa sugesti positif yang mengarah pada tindaka
n memotivasi ibu dan mengatakan bahwa proses persalinan
yang akan ibu hadapi akan berjalan dengan baik dan lancar

e) Membangun kepercayaan merupakan unsur penting yang dap


at membangun citra positif ibu dan membangun sugesti posi
tif dari bidan.
d. Tahap Persalinan
1) Kala I
Kala I adalah pembukaan yang berlangsung antara pembukaa
n nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, pembukaa

25
n berlangsung tidak begitu kuat sehingga praturien masih dapat be
rjalan-jalan. (Manuaba, 2015).
Kala pembukaan di bagi menjadi 2 fase yaitu :
a) Faselaten
Pembukaan serviks yang berlangsung lambat sampai
pembukaan 3 cm, lamanya 7-8 jam.
b) Faseaktif
Berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase :
(1) Periode akselerasi
Berlangsung selama 2 jam, pembu kaan menjadi 4 cm
(2) Periode dilatasi maksimal
Selama 2 jam, pembukaan berlangsung cepat menjadi 9
cm.
(3) Periode deselerasi
Berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan me
njadi 10 cm/ lengkap. Lamanya kala I untuk primigravid
a berlangsung 12 jam sedangkan multigravida sekitar 8 j
am. Berdasarkan kurva Friedman diperhitungkan pembu
kaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravid
a 2 cm/jam. Dengan penghitungan tersebut maka waktu
pembukaan lengkap dapat diperkirakan. (Manuaba, 201
5).
2) Kala II
Menurut Manuaba (2015) Kala II atau disebut juga kala
pengusiran gejala utama kala II adalah sebagai berikut :
a) His semakin kuat, dengan interval 2-3 menit, dengan durasi 50
sampai 100 detik.
b) Menjelang akhir kala I, ketuban pecah dan ditandai keluar cair
an secara mendadak.
c) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti kei
nginan mengejan, karena tertekannya pleksus franken hauser.

26
d) Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala ba
yi sehingga terjadi kepala membuka pintu, subok siput bertinda
k sebagai hipomoglion berturut-turut lahir ubun-ubun besa, dah
i, hidung, muka dan kepala seluruhnya.
e) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu
penyesuaian kepala terhadap punggung.
f) Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi dito
long dan ganjalan :kepala dipegang pada osoksiput dan dibawa
h dagu, ditarik curam kebawah untuk melahirkan bahu depan d
an curamke atas untuk melahirkan bahu belakang, setelah kedu
a bahu lahir, ketika dikait untuk melahirkan sisa badan bayi, ba
yi lahir diikuti oleh sisa air ketuban.
g) Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit dan multigravida
30 menit.
3) Kala III
Menurut Manuaba (2015) Kala III disebut juga dengan kala
pelepasan uri. Setelah kala II kontraksi uterus berhenti sampai 10
menit. Dengan lahirnya bayi,mulaiberlangsung pelepasan plasenta
pada lapisan Nitabusch, karena sifat retraksi otot rahim. Lepasnya
plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memerhatikan tanda-tan
da : uterus menjadi bundar, uterus terdorong ke atas karena plasen
ta dilepas kesegmen bawah rahim, tali pusat bertambah panjang, t
erjadi perdaraha. Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan
ringan secara Crede pada fundus uteri.
4) Kala IV
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena p
erdarahanpostpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama Ob
servasi dilakukan meliputi : tingkat kesadaran penderita, pemeriks
aan tanda-tanda vital yaitu tekanan darah, nadi, dan pernafasan, ko
ntrasi uterus, terjadinya perdarahan.perdarahan masih dianggap no
rmal bila jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc (Manuaba, 2015).

27
e. Standar Asuhan Kebidanan pada Persalinan
Asuhan persalinan normal terdiri dari 60 langkah (Nurjasmi
E.d., 2016) yaitu:
1) Mendengar dan melihat adanya tanda gejala kala II yaitu doran,
teknus, perjol, dan vulka.
2) Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan
esensial.
Untuk asuhan BBL atau resusitasi siapkan:
a) Tempat datar, rata, bersih, kering, dan hangat.
b) 3 handuk atau kain bersih dan kering untuk mengganjal
bahu bayi 37
c) Alat pengisap lender
d) Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi
Untuk ibu:
a) Menggelar kain diatas perut ibu
b) Menyiapkan oksitosin 10 unit
c) Alat suntik steril sekali pakai dalam partus set
3) Pakai celemek plastic atau dari bahan yang tidak tembus ciran.
4) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yag dipakai, cuci
tangan dengan sabun dan air mengalir, kemudian keringkan
dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
5) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang digunakan untuk
periksa dalam.
6) Masukkan oksitosin kedalam tabung suntik (gunakan tangan
yang memakai sarung tangan DTT atau steril dan pastikan tidak
terkontminasi).
7) Membersihkn vulva dan perineum, menyeka dengan hati-hati
dari depan ke belakang menggunakan kapas atau kassa yang
dibasahi air DTT
a) Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi
tinja,bersihkan dengan seksama dari arah depan kebelakang.

28
b) Buang kasa atau kapas pembersih (tang sudah
terkontaminasi dalam wadah yang tersedia) 38
c) Jika sudah terkontaminasi lakukan dekontaminasi, lepaskan
dan rendam sarung tangan tersebut dalam larutan klorin
0,5%.
8) Lakukan pembersihan dalam untuk memastikan bahwa
pembukan lengkap.
9) Dekontaminasi sarug tangan (celupkan sarung tangan yang
masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%
lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik, dan rendam
dalam klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci tangan setelah sarung
dilepaskan.
10) Periksa DJJ setelah kontraksi mereda untuk memastikan DJJ
masih dalam batas normal (120-160 x/menit).
a) Mengambil tindakan yang sesuai jikan DJJ tidak normal.
b) Mendokumentasikan hasil-hasil periksa dalam, DJJ, semua
temuan pemeriksaan dan asuhan yang diberikan dalam
partograf.
11) Beritahukan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik, kemudian bantu ibu dalam menemukan
posisi yang nyaman sesuai keinginannya.
a) Tunggu hingga timbul kontraksi atau rasa ingin meneran,
lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan
janin serta dokumentasikan semua temuan yang ada.
b) Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran
mereka untuk mendukung dan member semangat pada ibu
untuk meneran dengan benar.
12) Minta keluarga untuk menyiapkan posisi meneran, jika ada rasa
ingin meneran dan terjadi kontraksi pada kondisi ibu, ibu
diposisikan setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan
pastikan ibu merasa nyaman

29
13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin
meneran atau timbul kontraksi yang kuat
a) Bimbingan ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
b) Dukungan dan beri semangat pada saat meneran dan
perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
c) Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihanya
(kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama)
d) Anjurkan ibu beristirahat di antara kontraksi
e) Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk
ibu. Beri asupan peroral (cairan yang cukup)
f) Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
g) Segera rujuk jika bayi belum atau tidak segera lahir setelah
2 jam meneran pada primgravida atau 1 jam meneran pada
multigravida
14) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil
posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
meneran selang waktu 60 menit.
15) Letakkan handuk bersih (unntuk mengeringkan bayi) perut ibu,
jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
40
16) Letakkan kain bersi yang dilipat 1/3 dibawah bokong ibu
17) Buka tutup partus set diperhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan
18) Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka
vulva, maka lindungi perineum dengan satu tangan yang
dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain
menahan kepala bayi agar tidak terjadi defleksi yang berlebihan
dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran
perlahan, cepat dan dangkal

30
20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat (ambil tindakan
yang sesuai jika hal itu terjadi), segera lanjutkan proses
kelahiran bayi.
a) Jika tali pusat melilit leher secara longgar, segera lepaskan
lewat bagian atas kepala bayi
b) jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di
kedua tempat dan potong di antara dua klem tersebut
21) Setelah kepala bayi lahir, tunggu putaran paksi luar yang
berlangsung secara spontan lahirnya bahu
22) Setelah putaran paksi luar selesai , pegang kepala secara
biparietal. Anjurkan ibu meneran sat kontraksi. Dengan lembut
gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan
muncul di 41 bawah arcus pubis dan gerakan kearah atas dan
distal untuk melahirkan bahu belakang. Lahirnya badan dan
tungkai:
23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk menopang
kepala dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas
berlanjut ke punggung., bokong, dan kaki. Pegang kedua kaki
dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari-jari lainya
pada sisi yang lain agar bertemu dengan jari telunjuk
25) Penanganan bayi baru lahir
26) Lakukan pemeriksaan (selintas)
a) Apakah bayi cukup bulan?
b) Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa
kesulitan
c) Apakah bayi bergerak dengan aktif
Bayi salah satu jawaban adalah “TIDAK” lanjut ke langkah
resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia (lihat
penuntun belajar bayi asfiksia)

31
Bila semua jawaban adalah “YA”, lanjut ke-26
27) Keringkan tubuh bayi
Keringkan bayi bagian mulai dari muka, kepala, dan bagian
tubuh lainya (kecuali bagian tangan) tanpa membeersihkan
verniks. Ganti handuk basah dengan handuk atau kain yang
kering. Pastikan bayi dalam posisi dan kondisi hangat di perut
bagian bawah ibu
28) Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi
(hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemeli)
29) Beritahu ibu bahwa, ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik
30) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10
unit intra muscular (IM) di 1/3 distal lateral paha (lakukan
aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin)
31) Setelah 2 menit sejak (cukup bulan), pegang tali pusat dengan
satu tangan pada sekiatr 5 cm dari pusat bayi, kemudian jari
telunjuk dari jari tengah tanagn lain menjepit tali pusat dan
geser hingga 3 cm proksimal dari pusar bayi. Klem tali pusat
pada titik tersebut kemudian lahan klem ini pada posisinya,
gunakan jari tekunjuk dan tengah tangan lain untuk mendorong
isi tali pusat kea rah ibu (sekitar 5 cm) dari klem tali pusat pada
sekitar 2 cm distal pada klem pertama.
32) Pemotongan dan pengikatan tali pusat
a) Dengan satu tanagn, pegang tali pusat yang telah di jepit
(lindungi perut bayi) lakukan pengguntingan tali pusat di
antara 2 klem.
b) Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian lingkarkan lagi benang tersebut dan mengikatnya
dengan simpul kunci pada sisi lainya
c) Lepaskan klem dan masukan dalam wadah yang telah
disediakan

32
33) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu –
bayi. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada
ibunya. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu
dengan posisi lebih rendah dari putting susu atau areola
mammae ibu
34) Tindakan klem pada tali pusat sekitar 5 – 10 cm dari vulva
35) Letakkan satu tanagn di atas kain pada perut ibu , untuk
mendeteksi kontraksi, tanag lain untuk memegang klem untuk
menegangkan tali pusat
36) Setelah uterus berkontraksi, egangkan tali pusat kearah bawah
sambil tangan lain mendorong uterus kearah belakang atas
(dorsocranial)
37) Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kearah
dorso maka lanjutkan dorongan kea rah kranial hingga plasenta
dilahirkan
38) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta
dengan kedua tangan pegang dan putar plasenta hingga selaput
terpilin, kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah
yang telah disediakan
39) Lakukan masase uterus, letakkan tangan di atas fundus dan
lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
sehingga uterus berkontraksi
40) Periksa kedua sisi plasenta baik dari sisi ibu maupun dari sisi
bayi, pastikan selaput lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke
dalam kantong plastic da tempat khusus
41) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina perineum. Lakukan
penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan. Bila ada
robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan
penjahitan.
42) Pastiakn uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan

33
43) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tanagn kedalam
larutan klorin0,5%
44) Pastikan kandung kemih kosong
45) Ajarkan ibu atau keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi
46) Evaluasi dan stimasi jumlah kehilangan darah
47) Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum baik
48) Pantau keadaan bayi da pastiakan bahwa bayi bernafas baik 40-
60 x/menit
49) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan
setelah di dekontaminasi
50) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah
yang sesuai
51) Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
menggunakan air DTT.
52) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
Anjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan
makanan yang diinginkan
53) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
54) Cuci kedua tanagn dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk kering
55) Pakai sarung DTT atau bersih untuk melakukan pemeriksaan
fisik bayi
56) Dalam satu jam pertama, beri salep atau tetes mata, vitamin K1
1 mg IM, pernafasan bayi (normal 40-60 kali/menit dan
temperature tubuh(normal 36,5 – 37oC) setiap 15 menit)
57) Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan
imunisasi Hepatitis B paha kanan bawah lateral
58) Lepaskan sarung tanagn dalam keadaan terbalik dan rendam
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit 46

34
59) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk
60) Lengakapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa
tanda vital dan asuhan kala IV
f. Terapi Komplementer Dalam Masa Persalinan
Pijatan (Massage) digunakan untuk membantu relaksasi dan
menurunkan nyeri melalui peningkatan aliran darah pada
daerahdaerah yang terpengaruh, merangsang reseptor-reseptor raba
kulit sehingga merilekskan otot-otot, mengubah suhu kulit dan
secara umum memberikan perasaan yang nyaman yang
berhubungan dengan keeratan hubungan manusia (Asrinah, 2010).
Henstrom dan Newton (1986) dalam studi klasiknya
mengenai penggunaan sentuhan dalam persalinan, menemukan
bahwa sentuhan merupakan metode yang digunakan secara umum
dalam persalinan untuk membantu mengurangi rasa nyeri (Asrinah,
2010).
Sentuhan yang dimaksud adalah massage, merupakan metode
non-farmakologik yaitu tanpa menggunakan obat-obatan, lebih
aman, sederhana dan tidak menimbulkan efek merugikan serta
mengacu kepada asuhan sayang ibu. Metode non farmakologi juga
dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan, karena ibu dapat
mengontrol perasaannya dan kekuatannya, sehingga membantu ibu
lebih rileks dan nyaman selama persalinan (Judha, 2012). 47
Teknik pemijatan ada dua yang dilakukan yaitu effluerage
dan counterpressure. Effleurage adalah teknik pemijatan berupa
usapan lembut, lambat, dan panjang atau tidak putus-putus. Teknik
ini menimbulkan efek relaksasi. Dalam persalinan, effleurage
dilakukan dengan menggunakan ujung jari yang ditekan lembut
dan ringan. Lakukan usapan dengan ringan dan tanpa tekanan kuat
dengan cara menggosokkan lembut dengan kedua telapak tangan
dan jari pada punggung ibu bersalin setinggi servikal 7 kearah luar

35
menuju sisi tulang rusuk selama 30 menit dengan frekuensi 40 kali
gosokan permenit, tetapi usahakan ujung jari tidak lepas dari
permukaan kulit (Pastuty, 2010).
Counterpressure adalah pijatan tekanan kuat dengan cara
meletakkan tumit tangan atau bagian datar dari tangan, atau juga
menggunakan bola tenis pada area lumbal. Tekanan dapat
diberikan dalam gerakan lurus atau lingkaran kecil. Teknik ini
efektif menghilangkan sakit punggung akibat persalinan (Pastuty,
2010).
3. Konsep Dasar Nifas Dan Menyusui
a. Pengertian Nifas
Prawirohardjo (2014) mengatakan bahwa masa nifas
(puerperium) artinya dimulai sejak 1 jam sehabis lahirnya plasenta
hingga dengan 6 minggu (42 minggu) sehabis itu. Sedangkan dari
Rukiyah, dkk (2011) masa nifas merupakan masa pulih balik,
dimulai berasal persalinan terselesaikan hingga menggunakan alat-
alat kandung kembali seperti sebelum hamil.
b. Perubahan Fisiologis Masa Nifas Perubahan fisiologis masa nifas
menurut, Susanto (2018), yaitu :
1) Perubahan Sistem Reproduksi
a) Involusi Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi)
sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil,adapun table
involusi uterus yaitu:
Tabel 2. 1 Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus Berdasarkan Involusi

Involusio T FU Berat uterus


Bayi Lahir Setinggi pusat, 2 jari 1.000 gr
dibawah pusat
1 minggu Pertengahan pusat simpisis 750 gr
2 minggu Tidak teraba di atassimpisis 500 gr

36
6 minggu Normal 50 gr
8 minggu Normal seperti sebelum 30 gr
hamil
Sumber : Sutanto, 2018
b) Lokhea
Menurut Pusdiklatnakes (2015), Lochea adalah kskresi
cairan Rahim selama masa nifas. Lochea mengandung darah
dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus.
Pemeriksaan lochea meliputi perubahan warna dan bau
karena lochea memiliki ciri khasya itu bau amis atau khas
arah dan adanya bau busuk menandakan adanya infeksi.
Jumlah total pengeluaran seluruh periode lochea rata – rata
240 – 270 ml. Lochea terbagi menjadi 4 tahapan, yaitu ;
(1) Lochea Rubra/Merah adalah lochea yang muncul pada
hari 1 sampai hari ke-3 masa postpartum. Cairan yang
keluar berwarna merah karena berisi darah segar,
jaringan sisa – sisa plasenta, dinding rahim, lemak
bayi, lanugo, dan meconium.
(2) Lochea Sanguinolenta merupakan cairan yang keluar
berwarna merah kecoklatan dan Berlend ir.
Berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7
postpartum.
(3) Lochea Serosa merupakan lochea yang berwarna
kuning kecoklatan karena mengandung serum leukosit,
robekan/laserasi plasenta. Muncul pada hari ke-8
sampaiharike -14 postpartum.
(4) Lochea Alba/Putih merupakan lochea yang
mengandung Leukosit, seldesidua, selepitel, selaput
lender serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lochea
alba bias berlangsung selama 2 sampai 6 minggu
postpartum.

37
(5) Lochea Purulenta yaitu terjadi infeksi keluar cairan
seperti nanah berbau busuk.
(6) Lochea statis merupakan lochea tidak lancer keluarnya.
c) Serviks dan Vagina
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus setelah
persalinan, ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3
jaritangan, setelah 6 minggu serviks menutup. Vagina dan
lubang vagina pada permulaan masa nifas merupakan
suatu saluran yang luas dan berdinding tipis. Secara
berangsung angsur luasnya berkurang, tetapi jarang kembli
seperti semula atau seperti ukuran seorang nulipara.
d) Perubahan Sistem pencernaan
Perubahan sistem pencernaan dari masa kehamilan dan
kemudian sekarang berada pada masa nifas diawali dengan
menurunnya kadar progesteron yang akan memulihkan
sistem perncernaan yang semula mengalami beberapa
perubahan ketika kehamilan. Tonus dan motilitas otot
traktus akan kembalike keadaan normal sehingga akan
memperlancar sistem pencernaan. Asuhan yang akan
dilakukan yaitu memperbanyak minum minimal 3
liter/harinya, meningkatkan makanan yang berserat, buah –
buahan, dan membiasakan BAB tepat waktu.
Pada masa nifas pembuluh darah kembali
keukuran semula, biasanya ibu nifas mendugaakan
merasakan nyeri saat BAB akibat episiotomi ataupun
laserasi, oleh karena itu kebiasaan buang air yang teratur
perlu dicapai kembali setelah tonus otot kembali normal.
e) Perubahan Sistem Pengkemihan
Pelvis, ginjal dan ureter yang meregang dan berdilatasi
selama kehamilan kembali normal pada akhir minggu
keempat setelah melahirkan. Kandung kemih pada masa

38
nifas mempunyai kapasitas yang meningkat secara relative.
Oleh karena itu, distensi yang berlebihan, urine residual
yang berlebih, pengosongan yang tidak sempurna, harus
diwaspadai dengan seksama. Urine dan pelvis yang
mengalami distensi akan kembali normal pada dua sampai
delapan minggu setelah persalinan.
f) Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang
begitu lama, tetapi biasanya pulih dalam 6 minggu.
Ligamen dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu
persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur – angsur
menjadi ciut dan pulih kembali.
c. Kebutuhan pada Masa Nifas
Kebutuhan pada masa nifas menurut sutanto (2018), yaitu :
1) Nutrisi dan Cairan
Gizi yang terpenuhi pada ibu menyusuiakan sangat
berpengaruh pada produksi air susu yang sangat dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.Umumnya selama
menyusui seorang ibu yang menyusuiakan merasakan lapar
yang meningkat jika dibandingkan sebelum ibu menjalankan
perannya sebagai seorang ibu hamil.
2) Ambulasi dan Mobilasi Dini
Ambulasi dini adalah kebijaksanaan untuk secepat mungkin
membimbing ibu bersalin keluar dari tempat tidur dan
membimbing secepat mungkin untuk berjalan. Ambulasi dini
dilakukan secara berangsur – angsur, pada persalinan normal
sebaiknya ambulasi dini kerjakan setelah 2 jam (ibu boleh
miring kekiri atau kekanan). Keuntungan menjalankan
ambulasi dini yaitu melancarkan pengeluaranlochea,
mengurangi infeksi, mempercepat involusi uterus dan
melancarkan peredaran darah.

39
3) Eliminasi
Ibu bersalin akan sulit nyeri dan panas saat buang air kecil
kurang lebih selama 1 –2 hari, terutama dialami oleh ibu yang
baru pertama kali melahirkan melalui persalinan normal
padahal BAK secaras pontan normalnya terjadi setiap 3 – 4
jam. Penyebabnya, trauma kandung kemih dan nyeri serta
pembengkakan pada perineum yang mengakibatkankejang pada
saluran kencing.
Ibu diusahakan untuk dapat BAK sendiri apabila tidak maka
dapat dilakukan tindakn berupa rangsangan dengan
mengalirkan air keran di dekat pasien, mengompres air hangat
diatas simfisis. Jika tindakan tersebut tidak berhasil maka akan
dilakukan katerisasi. Katerisasi hanya boleh dilakukan setelah 6
jam postpartum.
Kesulitan BAB bagi ibu bersalin disebabkan oleh trauma usus
bawah akibat persalinan sehingga untuk sementara usus tidak
berfungsi dengan baik. Ibu juga umumnya takut BAB karena
khawatir perineum robek semakin besar lagi. Biasanya apabila
ibu bersalin tidak BAB selama 2 jam setelah persalinan, akan di
tolong dengan pemberian spuitg liserine atau obat – obatan.
4) Kebersihan Diri
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan
meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu untuk
menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur
minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian, alas tempat tidur
serta lingkungan dimana tempat ibu tinggal.
5) Kebutuhan perawatan payudara
Sebaiknya perawatan mammae telah dimulai sejak wanita
hamil supaya puting lemas, tidak keras, dan kering sebagai
persiapan untuk menyusui bayinya. Bila bayi meninggal,
laktas harus dihentikan dengan cara membalut payudara sampai

40
tertekan, pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti
tablet Lynoral dan Pardolel.
6) Seksual
Dinding vagina akan kembali pada keadaan sebelum hamil
dalam waktu 6 – 8 minggu. Pada saat itu, secara fisik aman
untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah telah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jari kedalam
vagina tanpa rasa nyeri. Hubungan seksual dapat dilakukan
dengan aman ketika luka episiotomi sembuh dan lochea telah
berhenti dan sebaiknya dapat ditunda sedapat mungkin hingga
40 hari setelah persalinan. Pada saat itu diharapkan organ –
organ tubuh telah pulih.
7) Keluarga Berencana
Keluarga berencana dapat didukung dengan istilah kontrasepsi
yang berarti mencegah pertemuan antara sel telur yang matang
dengan sperma yang akan mengakibatkan kehamilan. Biasanya
wanita tidak akan menghasikan sel telur sebelum ia
mendapatkan lagi haidnya selama menyusui. Rencana memilih
kontrasepsi setelah ibu melahirkan itu sangatlah penting,
dikarenakan secara tidak langsung manjadi akseptor Kb dapa
tmembantu ibu untuk merawat anaknya dengan baik serta
mengistirahatkan alat kandungannya (pemulihan alat
kandungan).
8) Senam Nifas
Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu nifas setelah
keadaan tubuhnya pulih kembali. Semua wanita akan sembuh
dari persalinannya dengan waktu yang berbeda – beda. Senam
nifas ini bertujuan untuk mempercepat penyembuhan,
mencegah timbulnya komplikasi serta memulihkan dan
menguatkan otot – otot punggung, otot dasar panggul dan otot
perut sekitar rahim. Ditambah otot vagina saat hamil organ –

41
organ tubuh tersebut meregang dan lemah. Banyak diantara
senam nifas sebenarnya adalah sama dengan senam hamil. Hal
yang penting bagi ibu adalah agar senam tersebut hendaknya
dilakukan secara perlahan kemudian semakin lama semakin
sering atau kuat.
d. Tahapan Masa Nifas
Tahapan yang terjadi pada masa nifas menurut Sutanto (2018), yaitu :
1) Puerperium dini
Merupakan kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan - jalan.
2) Puerperium Intermedial
Merupakan kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia yang
lamanya 6 – 8 minggu.
3) Remote Puerperium
Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk
pulih dan kembali sehat sempurna, terutama jika selama hamil
atau sewaktu persalinan timbul komplikasi. Waktu untuk
mencapai kondisi sehat sempurna dapat berminggu-minggu,
bulan, dan tahunan.
e. Kunjungan Masa Nifas
Menurut Buku KIA (2016), pelayanan kesehatan ibu nifas
dilaksanakan minimal 3 kali yaitu:
1) Peratama, 6 jam – 3 hari setelah melahirkan
2) Kedua, harike 4 – 28 hari setelah melahirkan
3) Ketiga, harike 29 – 42 hari setelah melahirkan Pelayanan
kesehatan ibu nifas meliputi:
a) Menanyakan kondisi ibu nifas secara umum
b) Pengukuran tekanan darah, suhu tubuh, pernapasan dan nadi
c) Pemeriksaan lochea dan perdarahan
d) Pemeriksaan kondisi jalan lahir dan tanda infeksi
e) Pemeriksaan kontrak sirahim dan tinggi fundus uteri

42
f) Pemeriksaan payudara dan anjuran pemberian ASI Eksklusif
g) Pemberian kapsul vit.A
h) Pelayanan kontrasepsi pasca persalinan
i) Konseling
j) Tatalaksana pada ibu nifas sakit atau ibu nifas dengan
komplikasi
f. Tujuan Asuhan pada Masa Nifas
Menurut Walyani (2015), tujuan asuhan masa nifas dibagi menjadi 2,
yaitu:
1) Tujuan umum
Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal
mengasuh anak
2) Tujuan khusus
a) Menjaga kesehatan ibu dan bayi fisik maupun psikologisnya
b) Melaksanakan skrining yang komprehensif
c) Mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi
komplikasi pada ibu dan bayinya
d) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan
kesehatan dini, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi,
dan perawatan bayi sehat
e) Memberikan pelayanan keluarga berencana
g. Terapi Komplementaer Dalam Masa Nifas
Menurut Ayuningtyas (2019), Latihan atau senam nifas organ
organ wanita akan kembali seperti semula sekitar 6 minggu. Oleh
karena itu, ibu akan berusaha memulihkan dan mengencangkan
bentuk tubuhnya dengan cara latihan senam nifas. Senam nifas
adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan sampai
dengan hari kesepuluh. Beberapa factor yang menentukan kesiapan
ibu untuk memulai senam nifas antara lain: tingkatan kebugaran
tubuh ibu, riwayat persalinan, kemudahan bayi dalam pemberian
asuhan, kesulitan adaptasi postpartum.

43
Tujuan senam nifas yaitu:
1) Membantu mempercepat pemulihan kondisi ibu
2) Mempercepat proses involusio uteri
3) Membantu pemulihan dan mengencangkan otot panggul, perut
dan perineum.
4) Memperlancar pengeluaran lochea.
5) Membantu mengurangi rasa sakit.
6) Merelaksasikan otot-otot yang menunjang proses kehamilan
dan persalinan.
7) Mengurangi kelainan dan komplikasi masa nifas.
a) Pelvic tilt

Gambar 2. 4 Pelvic tilt

Gerakan senam setelah melahirkan yang satu ini dapat


membantu menguatkan otot di bagian perut, sekaligus
meregangkan otot-otot di area bawah punggung.
Cara melakukannya:
(1) Berbaring dengan posisi kedua kaki ditekuk, dibuka
selebar pinggul, dan jari-jari kaki lurus ke depan.
(2) Kencangkan perut dengan menarik pusar Anda ke arah
bawah alias tulang belakang, sembari mendorong
pinggul ke atas secara perlahan
(lihat gambar)
(3) Pastikan Anda merasakan bahwa otot perut dan
pinggul sudah cukup kencang saat melakukan
gerakan ini.
(4) Beri jeda kurang lebih 3-5 detik setiap kali naik dan
turun.
(5) Ulangi gerakan tersebut sebanyak 8-12 kali naik turun.

44
b) Bridge

Gambar 2. 5 Bridge

Setelah terbiasa dengan gerakan sebelumnya


yang lebih ringan, kini Anda memasuki gerakan senam
nifas selanjutnya.Selain memperkuat otot perut, gerakan
ini juga bertujuan untuk mengencangkan otot-otot
panggul, dan paha bagian belakang.
Cara melakukannya:
(1) Posisikan diri telentang dengan kedua kaki ditekuk
dan dibuka selebar pinggul. Tempatkan kedua
lengan berada tepat di samping tubuh Anda.
(2) Angkat panggul ke atas secara perlahan, usahakan
sampai paha dan tubuh bagian atas membentuk
garis lurus (lihat gambar).
(3) Sembari melakukan gerakan tersebut, pastikan
kekuatan tubuh bertumpu pada tumit dan bahu
dengan tetap mengencangkan otot perut.
(4) Beri jeda selama kurang lebih 3-5 detik setiap kali
naik dan turun.
(5) Ulangi gerakan tersebut sebanyak 8-12 kali naik
turun.
c) Clamshell

Gambar 2. 6 Clamshell

Hampir sama seperti beberapa gerakan sebelumnya,


tapi dengan arah dan bentuk gerakan yang berbeda.
Tujuan gerakan senam yang satu ini adalah untuk

45
meluweskan bagian pinggu sekaligus memperkuat otot bagian
perut.
Cara melakukannya:
(1) Baringkan tubuh menghadap ke samping atau miring,
dengan posisi kedua kaki ditekuk dan salah satu
lengan menopang kepala. Jadi, kepala tidak
ditidurkan sejajar lantai.
(2) Angkat lutut atau kaki bagian atas, sembari memutar
pinggul ke arah atas (lihat gambar). Pastikan tulang
belakang atau punggung dalam posisi rileks dan
stabil.
(3) Beri jeda selama kurang lebih 3-5 detik setiap kali
naik dan turun.
(4) Ulangi gerakan tersebut sebanyak 8-12 kali, kemudian
lakukan gerakan yang sama pada sisi tubuh lainnya.
4. Konsep Dasar Bbl Dan Neonatus
a. Pengertian
Neonatus adalah organisme pada periode adaptasi kehidupan
intrauterinkeke hidupan ekstrauterin.Pertumbuhan dan
perkembangan normal masa neonatus adalah 28 hari. Bayi baru lahir
normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram
(Muslihatun 2010); Tando (2016)).
b. Tanda – tanda Bayi normal
Menurut Tando (2016), tanda-tanda bayi normalyaitu :
1) Berat badan 2500 gram – 4000 gram.
2) Panjang badan 48 – 52 cm.
3) Lingkar dada 30-38 cm.
4) Lingkar kepala 33 – 35 cm.
5) Frekuensi jantung 120 – 160 kali/ menit.
6) Pernafasan ± 40-60 kali/ menit.

46
7) Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan sub kutan
cukup.
8) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasannya telah
sempurna.
9) Kuku panjang dan lemas.
10) Genetalia Perempuan labia mayora menutupi labia minora,
genetelia laki – laki testis sudah turun, skorotum sudah ada.
11) Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
12) Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudahbaik.
13) Reflek graps atau menggenggam sudah baik.
14) Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,
mekonium berwarna hitam kecoklatan.

Tabel 2. 2 sistem penilaian bayi baru lahir dengan skor apgar

Tanda Nilai : 0 Nilai : 1 Nilai : 2


Appearance Pucat/biru Tubuh merah Seluruh
(warna kulit) seluruh ektremitas tubuh
tubuh biru kemerahan
Pulse (denyut Tidak ada < 100 >100
jantung)
Grimace (tonus Tidak ada Ekstremitas Gerakan aktif
otot) sedikit fleksi

Activity Tidak ada Sedikit gerak Langsung


(aktivitas) menangis

Respiration Tidak ada Lemah/tidak Menangis


(pernafasan) teratur

47
Sumber :(Tando, 2016)
Apabila nilai apgar 7-10 bayi mengalami asfiksia ringan / bayi
dalam keadaan normal, nilai 4-6 bayi mengalami asfiksia
sedang, nilai 0-3 bayi mengalami asfisia berat. Apabila
ditemukan skor apgar dibawah 6, bayi membutuhkan tindakan
resusitasi (Tando, 2016).
c. Manajemen Bayi Baru Lahir
Menurut Prawirohardjo (2016), manajemen bayi baru lahir yaitu :
1) Pengaturan suhu
Bayi kehilangan panas melalui empat cara, yaitu :
a) Konduksi yaitu melalui benda-benda padat yang berkontak
dengan kulit bayi
b) Konveksi yaitu pendinginan melalui udara disekitar bayi
c) Evaporasi yaitu kehilangan panas melalui penguapan air
pada kulit bayi yang basah
d) Radiasi yaitu melalui benda padat dekat bayi yang tidak
berkontak secara langsung dengan kulit bayi
2) Inisiasi menyusu dini
Manfaat inisiasi menyusu dini bagi bayi adalah membantu
stabilisasi pernafasan, mengendalikannsuhu tubuh bayi lebih
baik dibandingkan di inkubator menjaga kolonisasi kuman
yangnaman untuk bayi dan mencegah infeksi nosokomial.
Kontak kulit dengan kulit juga membuat bayi lebih tenang
sehingga didapat pola tidur lebih baik. Bagi ibu inisiasi menyusu
dini mengoptimalkan pengeluaran hormon oksitosin, prolaktin,

48
dan secara psikologis dapat menguatkan ikatan batin antara ibu
dan bayi
3) Pengikatan tali pusat
Penanganan tali pusat dikamar bersalin harus dilakukan secara
asepsis untuk mencegah infeksi tali pusat dan tetanus
neonaturum.Cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum
mengikat dan memotong tali pusat. Tali pusat diikat pada jarak
2-3 cm dari kulit bayi dengan menggunakan klem yang terbuat
dari
plastik atau mengunakan tali yang bersih (lebih baik steril) yang
panjangnya cukup untuk membuat ikatan yang cukup kuat.
Kemudian tali pusat dipotong pada ±1 cm di distal tempat pusat
diikat, menggunakan instrumen yang steril dan tajam.
4) Perawatan tali pusat
Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam
minggu pertama secara bermakna mengirangi insiden infeksi
pada neonatus. Yang terpenting dalam perawatan tali pusat ialah
menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih.
5) Pemberian vit k
Pemberian vit k baik secara intramuskular maupun oral terbukti
menurunkan insiden kejadian PDVK. Pemberian vit k secara
intramuskular 1 mg dan oral 3 kali 2 mg diberikan waktu bayi
baru lahir, umur 3-7 hari, dan pada saat bayi berumur 1-2 bulan.
6) Pengukuran berat dan panjang lahir
Pengukuran dengan menggunakan pita ukur tidak akurat.Bila
diperlukan data mengenai panjang lahir, maka sebaiknya
dilakukan dengan menggunakan stadiometer bayi dengan
menjaga bayi dalam posisi lurus dan ekstermitas dalam keadaan
ekstensi.
7) Memandikan bayi

49
Memandikan bayi merupakan hal yang sering dilakukan, tetapi
masih banyak kebiasaan yang salah dalam memandikan bayi,
seperti memandikan bayi segera setelah lahir meyebabkan
hipotermia. Saat mandi bayi berada dalam keadaan telanjang dan
basah sehingga mudah kehilangan panas, karena itu harus
dilakukan upaya untuk mengurangi terjadinya kehilangan panas.
d. Penampilan pada Bayi Baru Lahir
Menurut Rukiyah dan Yulianti (2019), penampilan pada bayi baru
lahir yaitu :
1) Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling, perlu dikurangi
rangsangan terhadap reaksi terhadap rayuan, rangsangan sakit,
atau suara keras yang mengejutkan atau suara mainan.
2) Keaktifan, bayi normal melakukan gerakan-gerakan tangan yang
simetris pada waktu bangun.
3) Simetris, apakah secara keseluruhan badan seimbang: kepala:
apakah terlihat simetris, benjolan seperti tumor yang lunak di
belakang atas yang menyebabkan kepala tampak lebih panjang
ini disebabkan akibat proses kelahiran, banjolan pada kepala
tersebut hanya terdapat dibelahan kiri atau kanan saja, atau di
sisi kiri dan kanan tetapi tidak melampaui garis tengah bujur
kepala, pengukuran lingkar kepala dapat ditunda sampai kondisi
benjol (Capput Sucsedenaum) di kepala hilang dan jika terjadi
moulase, tunggu hingga kepala bayi kembali pada bentuknya
semula.
4) Muka wajah: bayi tampak ekspresi; mata : perhatikan
kesimetrisan antara mata kanan dan kiri, perhatikan adanya
tanda-tanda perdarahan berupa bercak merah yang akan
menghilang dalam waktu 6 minggu.
5) Mulut, penampilannya harus simetris, mulut tidak mecucu
seperti ikan, tidak ada kebiruan pada mulut bayi, saliva tidak

50
terhadap pada bayi normal, bila terdapat secret yang berlebihan,
kemungkinan ada bawaan saluran cerna.
6) Leher, dada, abdomen: melihat adanya cidera akibat persalinan,
perhatikan ada atau tidaknya kelainan pada pernapasan bayi,
karena bayi biasanya masih ada pernapasan perut.
7) Punggung, adanya benjolan atau tumor atau tulang punggung
dengan lekukan yang kurang sempurna; bahu, tangan sendi,
tungkai: perlu diperhatikan bentuk, gerakannya, fraktur (bila
ekstremitas lunglai/kurang gerak), varices.
8) Kulit dan kuku, dalam keadaan normal kulit berwarna
kemerahan, kadang-kadang didapatkan kulit yang mengelupas
ringan, pengelupa-san yang berlebihan harus dipikirkan adanya
kelainan, waspada timbulnya kulit dengan warna yang tak rata
(“cutis Marmorata”) ini dapat disebabkan karenan temeratur
dingin, telapak tangan, talapak kaki, atau kuku yang menjadi
biru, kulit menjadi pucat dan kuning, bercak-bercak besar biru
yang sering terdapat disekitar bokong (Mongolian Spot) akan
menghilang pada umur 1-5 tahun.
9) Kelancaran menghisap dan pencernaan, harus diperhatikan: tinja
dan kemih: diharapkan keluar dalam 24 jam pertama. Waspada
bila terjadi perut yang tiba-tiba membesar, tanpa keluarnya tinja,
disertai muntah, dan mungkin dengan kulit kebiruan, harap
segera konsultasi untuk pemeriksaan lebih lanjut, untuk
mengetahui kemungkinan adanya Hischprung/Congenital
Megacolon.
10) Reflex, reflex rooting, bayi menoleh ke arah benda yang
menyentuh pipi; reflek isap, terjadi apabila terdapat benda
menyentuh bibir, yang disertai reflex menelan; reflkes morro
ialah timbulnya pergerakkan tangan yang simetris seperti
merangkul apabila kepala tiba-tiba digerakkan; reflex

51
mengeluarkan lidah terjadi apabila diletakkan benda di dalam
mulut, yang sering ditafsirkan bayi menolak makanan/minuman.
11) Berat badan, sebaiknya tiap hari dipantau penurunan berat badan
lebih dari 5% berat badan waktu lahir, menunjukkan kekurangan
cairan.
e. Standar Asuhan Pelayanan Bayi Baru Lahir
Asuhan pelayanan pada neonatus menurut Kemenkes RI
(2015), pelayanan kesehatan bayi baru lahir oleh bidan dilaksanakan
minimal 3 kali, yaitu :
1) Kunjungan Neonatal Hari ke 1 (KN 1) 6 jam-48 jam
a) Untuk bayi yang lahir di fasilitas kesehatan pelayanan dapat
dilakukan sebelum bayi pulang dari fasilitas kesehatan (>24
jam)
b) Untuk bayi yang lahir dirumah, bila bidan meninggalkan
bayi sebelum 24 jam maka pelayanan dilaksanakan pada 6-
24 jam setelah lahir. Hal-hal yang dilaksanakan adalah :
(1) Jaga kehangatan bayi
(2) Berikan Asi Eksklusif
(3) Cegah infeksi
(4) Rawat tali pusat
2) Kunjungan Neonatal Hari ke 2 (KN 2) 3 hari-7 hari
a) Jaga kehangatan bayi
b) Berikan ASI Eksklusif
c) Cegah infeksi
d) Rawat tali pusat
3) Kunjungan Neonatal Hari ke 3 (KN 3) 8 hari-28 hari
a) Periksa ada tidaknya tanda bahaya dan atau gejala sakit
b) Jaga kehangatan bayi
c) Berikan ASI Eksklusif
d) Cegah infeksi
e) Rawat tali pusat

52
f. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
Asuhan kebidanan bayi baru lahir menurut Wahyuni (2012), yaitu :
1) Kebutuhan nutrisi
Asuhan yang diberikan kepada bayi untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi pada bayi yaitu pemberian ASI ekslusif. Bayi harus
disusui segera mungkin setelah lahir, terutama dalam 1 jam
pertama dan dilanjutkan selama 6 bulan pertama selama
kehidupannya.
2) Kebutuhan eliminasi
Bayi mengalami buang air kecil minimal 6x sehari tergantung
cairan yang masuk kedalam tubuh bayi. Defekasi pertama pada
bayi berwarna hijau kehitaman.Bayi defekasi minimal 4-6x
perhari.
3) Kebutuhan Tidur
Dalam dua minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering
tidur. Neonatus sampai usia 3 bulan rata-rata tidur sekitar 16 jam
per hari. Memberikan suasana yang tenang dan tempat yang
nyaman pada bayi bisa membuat tidur bayi terpenuhi.
4) Kebersihan Kulit
Kulit bayi baru lahir biasanya tipis, lembut, dan sangat mudah
menjadi trauma. Salah satu cara untuk menjaga kebersihan kulit
bayi yaitu dengan memandikan bayi. Pertama kali bayi
dimandikan harus ditunda sampai minimal 6 jam dan disarankan
24 jam pertama untuk mencegah terjadinya hipotermi.
5) Kebutuhan Keamanan
Pencegahan infeksi merupakan tindakan untuk melindungi
keamanan pada bayi baru lahir. Wajib bagi orang tua untuk
mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.
B. Standar Asuhan Kebidanan dan Kewenangan Bidan
1. Standar Asuhan Kebidanan menurut Nurhayati (2019), yaitu :
a. Standar Pelayanan Umum

53
Standar 1 : Persiapan Untuk Kehidupan Keluarga Sehat
Tujuan :
1) Memberikan penyuluh kesehatan yang tepat untuk
mempersiapkan kehamilan yang sehat dan terencana serta
menjadi orang tua yang bertanggung jawab
2) Bidan memberikan penyuluhan dan nasihat kepada perorangan,
keluarga dan masyarakat terhadap segala hal yang berkaitan
dengan kehamilan, termasuk penyuluhan kesehatan umum, gizi,
KB, dan kesiapan dalam menghadapi kehamilan dan menjadi
calon orang tua, menghindari kebiasaan yang tidak baik dan
mendukung kebiasaan yang baik
3) Masyarakat dan perorangan ikut serta dalam upaya mencapai
kehamilan yang sehat, ibu, keluarga dan masyarakat meningkat
pengetahuuanya tentang fungsi alat-alat reproduksi dan bahaya
kehamilan pada usia muda
4) Bidan berkerjasama dengan kader kesehatan dan sektor terkait
sesuai dengan kebutuhan
b. Standar 2 : Pencatatan dan Pelaporan
Tujuan :
1) Mengumpulkan, mempelajari dan menggunakan data untuk
pelaksanaan penyuluhan, kesinambungan pelayanan dan
penelitian kinerja
2) Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukanya
dengan seksama seperti yang sesungguhnya yaitu pencatatan
semua ibu hamil diwilayah kerja, rincian pelayanan yang telah
diberikan sendiri oleh bidan kepada seluruh ibu hamil/bersalin,
nifas dan bayi baru lahir semua kunjungan rumah dan
penyuluhan kepada masyarakat. Disamping itu, bidan hendaknya
mengikutsertakan kader untuk mencatat semua ibu hamil dan
meninjau upaya masyarakat yang berkaitan dengan ibu hamil,
ibu dalam proses melahirkan, ibu dalam masa nifas, dan bayi

54
baru lahir. Bidan meninjua secra teratur catata tersebut untuk
menilai kinerja dan menyusun rencana kegiatan pribadi untuk
meningkatkan pelayanan kebidanan
3) Terlaksanya pencatatan dan pelaporan yang baik
4) Tersedia data untuk audit dan pengembangan diri
5) Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam kehamilan,
kelahiran bayi dan pelayanan kebidanan
6) Adanya kebijakan nasional/setempat untuk mencatat semua
kelahiran dan kematian ibu dan bayi
7) System pencatatan dan pelaporan kelahiran dan kematian ibu
dan bayi dilaksanakan sesuai ketentuan nasional atau setempat.
8) Bidan bekerjasama dengan kader/tokoh masyarakat dan
memahami masalah kesehatan setempat
9) Register kohort ibu dan bayi, kartu ibu, KMA ibu hamil, buku
KIA, dan PWS KIA, partograf digunakan untuk pencatatan dan
pelaporan pelayanan. Bidan memiliki persediaan yang cukup
untuk semua dokumen yang diperlukan
10) Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menggunakan format
pencatatan tersebut diatas
11) Pemerataan ibu hamil
12) Bidan memiliki semua dokumen yang diperlukan untuk
mencatat jumlah kasus dan jadwal kerjanya setiap hari
13) Pencatatan dan pelaporan merupakan hal yang penting bagi
bidan untuk mempelajari hasil kerjanya
14) Pencatatan dan pelaporan harus dilakukan pada saat
pelaksanaan pelayanan. Menunda pencatatan akan meningkatkan
resiko tidak tercatatnya informasi penting dalam pelaporan
15) Pencatatan dan pelaporan harus mudh dibaca, cermat dan
memuat tanggal, waktu dan paraf
c. Standar Pelayanan Antenatal
Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil

55
Tujuannya :
1) Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan
masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan
dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar
mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilanya sejak dini
dan secara teratur
2) Ibu, suami, anggota masyarakat menyadari manfaat
pemeriksaan kehamilan secara dini dan teratur, serta
mengetahui tempat pemeriksaan hamil
3) Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri
sebelum kehamilan 16 minggu
4) Bidan bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan kader
untuk menemukan ibu hamil dan memastikan bahwa semua
ibu hamil telah memeriksakan kandungan secara dini dan
teratur
5) Melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan masyarakat
secara teratur untuk menjelaskan tujuan pemeriksaan
kehamilan kepada ibu hamil, suami, keluarga maupun
masyarakat.
d. Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Tujuannya :
1) Memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi
dini komplikasi kehamilan
2) Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal.
Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan
janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan
berlangsung normal
3) Bidan juga harus mengenal kehamilan resti/ kelainan
khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/infeksi
HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan

56
penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainya yang
diberikan oleh puskesmas
4) Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali
selama kehamilan
5) Meningknya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat.
Deteksi ini dan komplikasi kehamilan
6) Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui
tanda bahaya kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan
7) Mengurus transportasi rujukan jika sewaktuu-waktu terjadi
kegawatdaruratan
8) Bidan mampu memberikan pelayanan antenatal berkualitas,
termasuk penggunaan KMS ibu hamil dan kartu pencatatan
hasil pemeriksaan kehamilan (kartu ibu)
9) Bidan ramah, sopan dan bersahabat pada setiap kunjungan

e. Standar Pelayanan 5 : Palpasi Abdominal


1) Tujuannya : Memperkirakan usia kehamilan, pemantauan
pertumbuhan janin, penentuan letak, posisi dan bagian
bawah janin
2) Pernyataan standar : Bidan melakukan pemeriksaan
abdominal dengan seksama dan melakukan partisipasi
untuk memperkirakan usia kehamilan. Bila umur kehamilan
bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya
kepala jani dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan
serta melakukan rujukan tepat waktu
3) Hasilnya :
Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik
Diagnosis dini kehamilan letak, dan merujuknya sesuai
kebutuhan
Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain serta
merujuknya sesuai dengan kebutuhan

57
4) Persyaratanya :
a) Bidan telah di didik tentang prosedur palpasi
abdominal yang benar
b) Alat misalnya meteran kain, stetoskop janin, tersedia
dalam kondisi baik
c) Tersedia tempat pemeriksaan yang tertutup dan dapat
diterima masyarakat
d) Menggunakan KMS ibu hamil/buku KIA, kartu ibu
untuk pencatatan
e) Adanya system rujukan yang berlaku bagi ibu hamil
yang memerlukan rujukan
f) Bidan harus melaksanakan palpasi abdominal pada
setiap kunjungan antenatal
f. Standar 6: Pengelolahan Anemia Pada Kehamilan
1) Tujuan :
Menentukan anemia pada kehamilan secara dini dan melakukan
tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum
persalinan berlangsung
2) Pernyataan standar
Ada pedoman pengolaan anemia pada kehamilan
3) Bidan mampu :
a) Mengenali dan mengelola anemia pada kehamilan
b) Memberikan penyuluhan gizi untuk mencegah anemia
c) Alat untuk mengukur kadar HB yang berfungsi baik
d) Tersedia tablet zat besi dan asam folat
e) Obat anti malaria (di daerah endermis malaria)
f) Obat cacing
g) Menggunakan KMS ibu hamil / buku KIA, kartu ibu
h) Proses yang harus dilakukan bidan
Memeriksa kadar HB semua ibu hamil pada kunjungan
pertama dan pada minggu ke-28. HB dibawah 11 gr% pada

58
kehamilan termasuk anemia, dibawah 8% adalah anemia
berat.Dan jika anemia berat terjadi, misalnya wajah pucat, cepat
lelah, kuku pucat kebiruan, kelopak mata sangat pucat, segera
rujuk ibu hamil untuk pemeriksaan dan perawatan selanjutnya.
Sarankan ibu hamil dengan anemia untuk tetap minum tablet
zat besi sampai 4-6 bulan setelah persalinan.
g. Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi Pada Kehamilan
1) Tujuan :
Mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada
kehamilan dan melakukan tindakan yang diperlukan
2) Pertanyaan standar
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah
pada kehamilan dan mengenal tanda serta gejala pre-eklamsia
lainya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya
3) Hasilnya:
Ibu hamil dengan tanda preeklamsia mendapat perawatan yang
memadai dan tepat waktu, penurunan angka kesakitan dan
kematian akibat eklamsia
4) Persyaratan
Bidan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur,
pengukuran tekanan darah
5) Bidan mampu :
Mengukur tekanan darah dengan benar, mengenali tanda-tanda
preeklamsia, mendeteksi hipertensi pada kehamilan, dan
melakukan tindak lanjut sesuai dengan ketentuan
h. Standar 8: Persalinan Persalinan
1) Pernyataan standar
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami
serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan
bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana
yang menyenangkan akan di rencanakan dengan baik.

59
2) Prasyarat :
a) Semua ibu harus melakukan 2 kali kunjungan antenatal pada
trimester terakhir kehamilan
b) Adanya kebijaksanaan dan protokol nasional/ setempat
tentang indikasi persalinan yang harus dirujuk dan
berlangsung di rumah sakit
c) Bidan terlatih dan terampil dalam melakukan pertolongan
persalinan yang aman dan bersih
d) Peralatan penting untuk melakukan pemeriksaan antenatal
tersedia
e) Perlengkapan penting yang di perlukan untuk melakukan
pertolongan persalinan yang bersih dan aman tersedia dalam
keadan DTT/steril
f) Adanya persiapan transportasi untuk merujuk ibu hamil
dengan cepat jika terjadi kegawat daruratan ibu dan janin
g) Menggunakan KMS ibu hamil/buku KIA kartu ibu dan
partograf
h) System rujukan yang efektif untuk ibu hamil yang
mengalami komplikasi selama kehamilan
i) Standar Pertolongan Persalinan
i. Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala I
1) Tujuan :
Untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam
mendukung pertolongan persalinan yang bersih dan aman untuk
ibu dan bayi
2) Pertanyaan standar :
Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai,
kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai,
dengan memperhatikan kebutuhan klien, selama proses
persalinan berlangsung
3) Hasilnya :

60
a) Ibu bersalin mendapatkan pertolongan darurat yang
memadai dan tepat waktu bila diperlukan
b) Meningkatkan cakupan persalinan dan komplikasi lainya
yang ditolong tenaga kesehatan terlatih
c) Berkurangnya kematian/ kesakitan ibu atau bayi akibat
partus lama
j. Standar 10 : Persalinan Kala II yang aman
1) Tujuan :
Memastikan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi
2) Pernyataan standar :
Mengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan,
memperpendek dengan benar untuk membantu pengeluaran
plasenta dan selaput ketuban secara lengkap
3) Persyaratan :
a) Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mulas/ketuban pecah
b) Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menolong
persalinan secara bersih dan aman
c) Tersedianya alat untuk pertolongan persalinan termasuk
sarung tangan steril
d) Perlengkapan alat yang cukup
k. Standar 11 : Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III
1) Tujuan :
Membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban
secara lengkap untuk mengurangi kejadian perdarahan pasca
persalinan, memperpendek kala 3, mencegah atonia uteri dan
retensio plasenta
2) Pernyataan standar :
Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk
membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara
lengkap

61
l. Standar 12 : Penanganan Kala II Dengan Gawat Janin Melalui
Episiotomy
1) Tujuan :
Mempercepat persalinan dengan melakukan episotomi jika ada
tanda-tanda gawat janin pada saat kepala janin meregangkan
perineum
2) Pernyataan standar :
Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat jnin pada kala II
yang lama, dan segera melakukan episiotomii dengan aman
untuk memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan
perineum
m. Standar Pelayanan Masa Nifas
Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir
1) Tujuan :
Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu dimulainya
pernafasan serta mencegah hipotermi, hipoglikemia dan
infeksi
2) Pernyataan standar:
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk
memastikan pernafasan spontan mencegah hipoksia
sekunder, menemukan kelainan dan melakukan tindakan
atau merujuk sesuai dengan kebutuhan.Bidan juga harus
mencegah dan menangani hipotermia.
n. Standar 14 : Penanganan Pada 2 Jam Pertama Setelah Persalinan
1) Tujuan :
Mempromosikan perawatan ibu dan bayi yang bersih dan aman
selama kal 4 untuk memulihkan kesehatan bayi, meningkatkan
asuhan saying ibu dan saying bayi, memulai pemberian IMD
2) Pernyataan standar :

62
Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya
komplikasi dalam dua jam setelah persalinan, serta melakukan
tindakan yang di perlukan
o. Standar 15 : Pelayanan Bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas
1) Tujuan :
Memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari
setelah persalinan dan penyuluhan ASI eksklusif
2) Pernyataan standar :
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui
kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu ke dua dan minggu
ke enam setelah persalinan, untuk membantu proses pemulihan
ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar,
penemuan dini penanganan atau rujukan komplikasi yang
mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan
tentang kesehatan secara
umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi
baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.
p. Standar Penanganan Kegawat Obstetri dan Neonatal
Standar 16 : Penanganan Perdarahan Dalam Kehamilan Pada TM
III
1) Tujuan :
Mengenali dan melakukan tindakan cepat dan tepat perdarahan
dalam trimester 3 kehamilan
2) Pernyataan standar
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan pada
kehamilan, serta melakukan pertolongan pertama dan
merujuknya.
q. Standar 17 : Penaganan Kegawatan dan Eklamsia
1) Tujuan :

63
Mengenali secara dini tanda-tanda dan gejala preeklamsia berta
dan memberikan perawatan yang tepat dan segera dalam
penanganan kegawatdaruratan bila eklamsia terjadi
2) Pernyataan standar :
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala eklamsia
mengancam, serta merujuk dan atau memberikan pertolongan
pertama
r. Standar 18 : Penanganan Kegawatdaruratan Pada Partus Lama
1) Tujuan :
Mengetahui dengan segera dan penanganan yang tepat keadaan
kegawatdaruratan pada partus lama / macet
2) Pernyataan standar :
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala partus lama serta
melakukan penanganan yang memadai dan tepat waktu atau
merujuknya.
s. Standar 19 : Persalinan Dengan Menggunakan Vacum Ekstraktor
1) Tujuan : untuk mempercepat persalinan pada keadaan tertentu
dengan menggunakan vakum ekstraktor
2) Pernyataan standar :
Bidan mengenali kapan di perlukan ekstraksi vakum,
melakukanya secara benar dalam memberikan pertolongan
persalinan dengan memastikan keamananya bagi ibu dan janin/
bayinya
t. Standar 20 : Penanganan Retensio Plasenta
1) Tujuan :
Mengenali dan melakukan tindakan yang tepat ketika terjadi
retensio plasenta total / parsial
2) Pernyataan standar :
Bidan mampu mengenali retensio plasenta, dan memberikan
pertolongan pertama termasuk palsenta manual dan penanganan
perdarahan, sesuai dengan kebutuhan

64
u. Standar 21 : Penanganan Perdarahan PostPartum Primer
1) Tujuan :
Mengenali dan mengambil tindakan pertolongan
kegawatdaruratan yang tepat pada ibu yang mengalami
perdarahan postpartum primer/atonia uteri
2) Pernyataan standar:
Bidan mampu mengenali perdarahan berlebihan dalam 24 jam
pertama setelah persalinan (perdarahan postpartum primer) dan
segera melakukan pertolongan pertama untuk mengendalikan
perdarahan
v. Standar 22 : Penanganan Perdarahan PostPartum
1) Tujuan :
Mengenali gejala dan tanda-tanda perdarahan postpartum
sekunder serta melakukan penanganan yang tepat untuk
menyelamatkan jiwa ibu
2) Pernyataan standar
Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala
perdarahan postpartum sekunder, dan melakukan pertolongan
pertama untul penyelamatan jiwa ibu, atau merujuknya
w. Standar 23 : Penanganan Sepsis Puerperalis
1) Tujuan :
Mengenali tanda-tanda sepsis puerperalis dan mengambil
tindakan yang tepat
2) Pernyataan standar :
Bidan mampu mengamati secara tepat tanda dan gejala sepsis
puerperalis, serta melakukan pertolongan pertama atau
merujuknya
x. Standar 24 : Penanganan Asfiksia Neonaturum
1) Tujuan :
Mengenal dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia
neonaturum, mengambil tindakan yang tepat dan melakukan

65
pertolongan kegawatdaruratan bayi baru lahir yang mengalami
asfiksia neonaturum
2) Pernyataan standar :
Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan
asfiksia, serta melakukan resusitasi secepatnya, mengusahakan
banuan medis yang di perlukan dan memberikan perawatan
lanjutan.

2. Dasar Hukum Wewenang Bidan


Menurut UU Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 28
tahun 2017 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan pada
pasal 19 menyatakan bahwa pelayanan kesehatan ibu
sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 18 (1) meliputi pelayanan
masa sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan, masa nifas,
masa menyusui, dan masa antara dua kehamilan.
Pada pasal 18 (2) bidang berwenang melakukan tindakan
episiotomy,pertolongan persalinan normal, penjahitan luka jalan lahir
tingkat I dan II, penanganan kegawatdaruratan dan lakukan rujukan,
pemberian tablet FE pada ibu hamil, pemberian Vitamin A dosis
tinggi pada ibu nifas, fasilitas dan bimbingan inisiasi menyusui dini
dan ASI ekslusif, pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala
tiga dan postpartum, penyuluhan dan konseling bimbingan pada
kelompok ibu hamil, dan pemberian surat keterangan kehamilan dan
kelahiran.

66
C. Kerangka Teori

1. Pengkajian

2. Perumusan diagnosa
dan/atau masalah
Ibu
kebidanan
Hamil
1. Kesehatan
28-30 3. Perencanaan sesuai Ibu
minggu dengan teori
implementasi 2.Kesehatan
Janin
4. Evaluasi

5. Laporan
pelaksanaan asuhan

1. Pengkajian

2. Perumusan diagnosa 1. Kesehatan Ibu


Ibu
Bersalin Dan /atau masalah
2. Kesehatan
dan BBL kebidanan
Bayi Baru Lahir
3. Perencanaan sesuai
1
dengan teori
1. Pengkajian

2. Perumusan diagnosa
dan/atau masalah
kebidanan
Ibu Nifas
3. Perencanaan sesuai 1. Kesehatan Ibu
dengan teori 2. Kesehatan
Bayi
4. Implememtasi

5. Evaluasi

6. Laporan pelaksanaan
asuhan kebidanan

Bagan 2. 1 Kerangka Teori


(Sumber: (Munthe (2019); (Purwoastuti (2015); (Astuti (2015);
(Tando (2016)).

67
D. Kerangka Konsep

Input Proses Output

1. Pengkajian
2. Perumusanan diagnosa
dan/atau maslaah 1. Kesehatan
kebidanan ibu
3. Perencanaan sesuai dengan
2. Kesehatan
Ibu Hamil teori
janin
4. Implementasi
5. Evaluasi
6. Laopran pelaksanaan
asuhan kebidanan

1. Pengkajian
2. Perumusan diagnosa dan/atau
Ibu bersalin masalah kebidanan
dan BBL 1. Kesehatan
3. Perencanaan sesuai dengan
ibu
teori
4. Implementasi 2. Kesehatan
5. Evaluasi Bayi
6. Laporan pelaksanaan

1. Pengkajian
2. Perumusan diagnosa dan/atau
masalah kebidanan
Ibu Nifas 3. Perencanaan sesuai dengan 1. Kesehatan
teori ibu
4. Implementasi
5. Evaluasi 2. Kesehatan
6. Laporan pelaksanaan Bayi

Bagan 2. 2 Kerangka Konsep

68
BAB III
METODE
A. Rancangan
Jenis metode penelitian (pelaksanaan tugas akhir) yang digunakan
adalah Study penelaahan kasus (Case Study). Metode yang digunakan
penulis yaitu menggunakan studi kasus dengan cara mengambil kasus ibu
hamil trimester III fisiologis dengan usia kehamilan minimal 28-40
minggu. Asuhan yang diberikan adalah asuhan secara komprehensif
mulai dari hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan neonatus.
B. Tempat dan Waktu
Studi kasus ini dilaksanakan di Klinik Pratama Istika Kecamatan
Pringapus pada tanggal 22 Juni - 09 Juli 2021
C. Subyek
Pada studi kasus ini subyek yang digunakan yakni diambil satu
sampel seorang ibu hamil fisiologis trimester III usia kehamilan 28-40
minggu, diikuti sampai proses persalinan, nifas, bayi baru lahir dan
neonatus, oleh Ny. A di Klinik Pratama Istika Kecamatan Pringapus
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam atau indepth interview adalah satu jenis
wawancara yang dilakukan oleh seorang pewawancara untuk
menggali informasi, memahami pandangan, kepercayaan,
pengalaman, pengetahuan informan mengenai sesuatu hal secara
utuh. Dalam wawancara mendalam peneliti mengajukan pertanyaan
terbuka kepada informan, dan berupaya menggali informasi jika
diperlukan untuk memperoleh informasi yang mendalam (Marta,
2016).
Penulis melakukan kegiatan tanya jawab secara langsung
kepada klien, keluarga, dan kepada bidan yang bertujuan untuk
mendapatkan data yang diperlukan, yaitu data Ny. A umur 26 tahun
untuk mendapatkan informasi secara lengkap.

69
a. Hal hal yang akan ditanyakan pada masa hamil yaitu:
1) Identitas pasien dan penanggung jawab
2) Keluhan pasien
3) Riwayat kesehatan pasien
4) Riwayat pernikahan pasien
5) Riwayat obstetric pasien
6) Riwayat KB pasien
7) Pola kebutuhan sehari-hari pasien
8) Psikososial, spiritual, ekonomi, dan lingkungan pasien
9) Data pengetahuan pasien
b. Hal-hal yang akan ditanyakan pada masa bersalin, yaitu:
1) Anamnesa
2) Keluhan utama
3) Riwayat kesehatan
4) Riwayat pernikahan
5) Riwayat Obstetrik (Riwayat Menstruasi, riwayat kehamilan,
persalinan, nifas yang lalu, riwayat kehamilan sekarang)
6) Riwayat Kb
7) Pola kebutuhan sehari-hari
8) Psikososial, spiritual, ekonomi, dan lingkungan
9) Data pengetahuan ibu tentang persalinan
c. Hal-hal yang akan ditanyakan pada bayi baru lahir, yaitu:
1) Anamnesa
2) Keluhan utama
3) Riwayat maternal
4) Riwayat intranatal
5) Riwayat postnatal
6) Pola kebutuhan sehari-hari
d. Hal-hal yang akan ditanyakan pada masa nifas, yaitu:
1) Anamnesa
2) Keluhan utama

70
3) Riwayat kesehatan pasien
4) Riwayat pernikahan pasien
5) Riwayat obstetrik (riwayat menstruasi, riwayat kehamilan
persalinan, nifas yang lalu)
6) Riwayat persalinan
7) Riwayat menyusui
8) Pola kebutuhan sehari-hari
9) Psikososial, spiritual, ekonomi, dan lingkungan
10) Data pengetahuan ibu mengenai masa nifas
2. Observasi
Observasi adalah pencacatan yang sistematis dan perekam
peristiwa, perilaku, dan benda-benda di lingkungan sosial tempat
studi berlangsung.Metode dasar yang sangat penting dalam peneliti
kualitatif metode ini digunakan untuk menemukan intraksi dalam
situasi sosial yang sebenarnya (Marta, 2016).
Pada studi kasus ini melakukan observasi selama dari
kehamilan, persalinan, nifas, dan bbl, yaitu:
a. Observasi pada masa hamil dilakukan pada setiap kunjungan,
melihat buku KIA ibu, lembar pemeriksaan laboratorium,
melihat keadaan umum ibu setra kondisi kebutuhan ibu.
b. Observasi pada masa bersalin empat kali pengamatan yaitu pada
kala I, kala II, kala III, kala IV dengan menggunakan
pengawasan 10, patograf, catatan perkembangan kala I, kala II,
kala III, kala IV, pada BBL dengan lembar observasi
c. Observasi pada masa BBL meliputi tanda-tanda vital, BAK dan
meconium, kemampuan reflek bayi, gerakan bayi, warna kulit.
d. Observasi pada masa nifas meliputi tanda-tanda vital, inpeksi
palpasi pada payudara, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih,
lochea, keadaan luka perineum dan laktasi.
3. Pemeriksaan

71
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang lengkap untuk
mengetahui keadaan atau kelainan dari pasien. Tujuannya adalah
untuk mengetahui bagaimana kesehatan umum ibu, bila keadaan
umumnya baik agar dipertahankan jangan sampai daya tahan tubuh
menurun: bila ada kelainan, kelainan itu segera diobati dan
disembuhkan agar tidak menggangu (Lusiana, 2015).
Teknik yang digunakan dalam pengkajian fisik ada 4, yaitu:
a. Inspeksi
Inspeksi yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara
melihat dan mengamati apakah ada kelainan atau tidak pada organ
tertentu.
b. Palpasi
Palpasi yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara
meraba apakah ada massa abnormal atau tidak pada organ seperti
dada, abdomen, dan payudara.
c. Perkusi
Perkusi yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara
mengetuk menggunakan hammer pada lutut atau dengan
menggunakan tangan pada pinggang untuk mengetahui apakah ada
kelainan atau tidak.
d. Auskultasi
Auskultasi yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara
mendengarkan bunyi-bunyi organ tubuh misalnya jantung dan
paru-paru.
4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah mempelajari catatan medik, hasil
pemeriksaan laborat yang memperkuat data obyektif dan
subyektif.Penulis menggunakan studi dokumentasi yaitu dengan
mempelajari catatan medik pasien yang terdapat di dalam buku
dokumentasi bidan dan di buku KIA (Lusiana, 2015).

72
Studi dokumentasi yang akan digunakan nantinya yaitu
mempelajari hasil pemeriksaan yang telah dicatat di buku KIA
pasien serta hasil laboratorium yang sudah dijalani pasien.
E. Etika Studi Kasus
Menurut Rizki (2018), etika yang harus diperhatikan dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir (LTA) adalah:
1. Menjaga privasi responden
Posisi peneliti dalam etika penelitian lebih rendah dibanding
responden.Dalam melakukan wawancara privasi responden harus
dijaga.Peneliti harus menyesuaikan diri dengan responden tentang
waktu dan tempat.
2. Menjaga kerahasiaan responden
Peneliti tidak dibenarkan menyampaikan pada orang lain
tentang apapun yang diketahui oleh peneliti tentang responden diluar
lingkup penelitian atapun tujuan penelitian.
3. Memberikan kompensasi
Kewajiban peneliti kepada responden bukan sekedar ucapan
terimakasih saja, tetapi diwujudkan dalam bentuk penghargaan yang
lain, misalnya berupa kenang-kenagan sebagai apresiasi terhadap
responden yang telah mengorbankan waktu, pikiran, tenaga, dalam
memberi informasi.

73
BAB IV
TINJAUAN KASUS
Tanggal Pengkajian : 22 Juni 2021
Jam : 13.50 WIB
Tempat : Klinik Pratama Istika
Nama Mahasiswa : Nur Hidayanti
NIM : 043201007
1. Asuhan Kebidanan Persalinan
A. Pengkajian
1. Data Subjektif
a. Identitas
1) Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 26 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Ngempon 4/6 Bergas
2) Penanggung Jawab
Nama : Tn. M
Umur : 29 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Ngempon 4/6 Bergas
b. Keluhan Utama
Ny. A mengatakan tidak ada keluhan.
c. Riwayat Kesehatan

74
1) Dahulu
Ibu mengatakan dahulu tidak menderita penyakit menular
seperti hepatitis, TBC, malaria, HIV/AIDS, dan penyakit
menurun seperti jantung, asma, hipertensi, dan diabetes
mellitus (DM).
2) Sekarang
Ibu mengatakan saat ini tidak menderita penyakit menular
seperti hepatitis, TBC, malaria, HIV/AIDS, dan penyakit
menurun seperti jantung, asma, hipertensi, dan diabetes
mellitus (DM) serta kelainan bawaan.
3) Keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak ada yang menderita
penyakit menurun, menular dan menahun seperti asma,
jantung, DM, hipertensi, hepatitis, HIV/AIDS dan
kelainan bawaan serta riwayat kembar.
d. Riwayat Pernikahan
Ibu mengatakan menikah sah di KUA. Usia ibu saat menikah
25 tahun, suami 28 tahun, lamanya ± 1 tahun. Hubungan ibu
dan suami baik, ibu tinggal serumah dengan suami, ayah, ibu d
an adik
e. Riwayat Obstetri
1) Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Jumlah : 2-3x/hari ganti pembalut
Bau : amis darah
Warna : merah darah
Konsistensi : cair
Desminorhoe : tidak ada
Flour Albus : kadang-kadang

75
HPHT : 16-09-2020
2) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
No UK Umur/ Masal Penolo BB/J Jenis P Komplik Keada
Tahun ah Saa ng Per K/P ersalin asi Persa an Sek
Lahir t Hami salinan B an linan arang
l

1 Abortus

2 Hamil in
i

76
tabel 4. 1 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

3) Riwayat Kehamilan Saat Ini


a) Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua, belum
pernah melahirkan dan sudah pernah keguguran.
b) Ibu mengatakan bayinya bergerak aktif, mulai dirasakan
gerakannya pada usia kehamilan 5 bulan, kondisi saat
ini sehat.
c) HPL : 23 juni 2021
d) BB sebelum hamil : 56 kg.
Saat hamil : 67 kg
Kenaikan BB : 11 kg
e) ANC
tabel 4. 2 Riwayat ANC

77
AN Tanggal Tempat Masalah Suplemen Tindakan/pendkes
C
1 10 Novembe Klinik Amenorhe, Asfol 20 t PP tes (+),USG,
r 2020 Mual ablet, Kal ANC terpadu, ma
k 20 table kan sedikit tapi se
t,B6 20 ta ring,1 bulan kontr
blet ol atau jika ada ke
luhan
2 23 Desembe Klinik Tidak ada Asfol 20 t Melakukan cek la
r 2020 keluhan ablet, kalk boratorium hasil:
20 tablet Hb: 12,7
Golda : B
HbSag : (-)
Protein Urin : (-)
Kontrol 1 bulan la
gi atau jika ada ke
luhan
3 03 Februari Klinik Tidak ada Fe 20 tabl Makan yang bergi
2021 keluhan et, Kalk 2 zi, 1 bulan lagi ko
0 tablet ntrol
4 05 April 202 Klinik Tidak ada Fe 20 tabl 1 bulan lagi kontr
1 keluhan et, Kalk 2 ol
0 tablet
5 25 Mei 2021 Klinik Tidak ada Fe 20 tabl Melakukan cek H
keluhan et, Vit C 2 b ulang hasil:
0 tablet Hb : 11
Kontrol Spog, isti
rahat yang cukup,
2 mgg lg kontrol
6 08 Juni 2021 Klinik Tidak ada Fe 20 tabl 2 mgg lg kontrol
keluhan et, Vit C 2
0 tablet
78
Sumber : Buku KIA
f) Imunisasi TT : TT 4 tahun 2020
g) Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obat-obatan dari
bidan dan dokter saja.
4) Riwayat KB sebelumnya
Ibu mengatakan belum pernah kb.
5) Pola Kebutuhan sehari-hari
tabel 4. 3 Pola Kebutuhan sehari-hari

79
Kebutuhan TM II TM III
Nutrisi ibu makan 3x sehari, Ibu makan 4-5x sehari,
setengah setengah porsi habis,
porsi habis, menu : menu : nasi, sayur berv
Nasi, sayur bervariasi, ariasi,
lauk bervariasi. lauk bervariasi dan
Minum :+6-7 gelas air buah.
putih Minum :+7-8 gelas air
setiap hari, 1 putih
gelas susu, tidak ada setiap hari, dan 1 gelas
keluhan. susu,
tidak ada keluhan.
Eliminasi Ibu BAB 1x/hari, Ibu BAB 1x/hari,
warna kuning warna kuning
kecoklatan, bau khas kecoklatan, bau khas
feses, konsistensi feses, konsistensi
lembek, tidak ada lembek, tidak ada
keluhan. keluhan.
Ibu BAK 5-7x Ibu BAK 7-9x sehari,
sehari,warna warna
kuning jernih, kuning jernih,
konsistensi cair, konsistensi cair,
tidak ada keluhan. tidak ada keluhan.

Aktifitas Ibu bekerja sebagai kar Ibu sudah tidak bekerja,


yawan pabrik dari jam melakukan pekerjaan
07.00-17.00 WIB, rumah di bantu ibunya
melakukan pekerjaan
rumah di bantu ibunya
Istirahat Ibu tidur malam +7-8 Ibu tidur malam +7-8
jam/hari jam/hari
Ibu jarang tidur siang. Ibu tidur siang +2-3 ja
m/hari.
Personak Hygne Ibu mandi 2x sehari, Ibu mandi 2x sehari,
gosok gigi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari,
ganti baju 2x sehari, ganti baju 2x sehari,
keramas 3x/minggu, keramas 3x/minggu,
tidak ada keluhan.
80 tidak ada keluhan.
Seksual Ibu melakukan Ibu melakukan
hubungan hubungan
f. Psikososial Spiritual
1) Ibu mengatakan suami dan keluarga senang dengan
kehamilan ibu saat ini.
2) Ibu mengatakan suami adalah kepala keluarga dan
pengambil keputusan dalam rumah tangga.
3) Ibu mengatakan ibu dan keluarga taat dalam beribadah.
4) Ibu mengatakan ibu dan keluarga memiliki hubungan baik
dengan masyarakat sekitar.
5) Ibu mengatakan tinggal bersama suami, ayah, ibu dan adik.
6) Ibu mengatakan tidak memiliki hewan peliharaan jenis
apapun.
7) Ibu mengatakan memasak sayur di potong terlebih dahulu
baru di cuci.
8) Ibu mengatakan terkadang memasak ulang kembali sayur
atau lauk yang masih ada untuk di makan kembali.
g. Data Pengetahuan
Ibu mengatakan belum mengetahui tanda-tanda persalinan.
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) TTV
TD : 110/70 mmHg
Rr : 20 x/mnt
N : 85x/mnt
S : 36,2 oC
4) TB : 160 cm
5) BB Sekarang : 67 Kg kenaikan : 11 kg
6) LILA : 26 cm
b. Pemeriksaan Fisik

81
1) Kepala : Bentuk mesochepal, tidak ada lesi, kulit
kepala bersih, tidak ada ketombe, rambut
panjang lurus, hitam dan tidak rontok.
2) Mata : Simetris, seklera putih, konjungtiva merah
muda.
3) Hidung : Tidak ada penumpukkan secret dan massa
abnormal, tidak ada pembesaran polip.
4) Telinga : Simetris, bersih, tidak ada penumpukkan
serumen dan massa abnormal.
5) Mulut : Simetris, bersih, tidak ada caries gigi, tidak
ada stomatitis, lidah tidak kotor dan gusi
tidak berdarah.
6) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe,
tyroid dan pelebaran vena jugularis.
7) Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada,
tidak ada wheezing.
8) Ketiak : Tidak ada pembesaran limfe dan massa
abnormal.
9) Abdomen : Simetris, tidak terdapat luka bekas SC,
tidak ada nyeri tekan.
10) Punggung : Tidak ada spina bifida, dan tidak ada nyeri
tekan, bentuk sedikit lordosis.
11) Genetalia : Tidak ada varises, bersih, tidak oedema dan
tidak ada tanda PMS.
12) Ekstrestamitas :
Atas : Simetris, gerakan aktif, tidak oedema, tidak
ada varises.
Bawah : Simetris, gerakan aktif, tidak ada varises,
reflek patella (+).
13) Anus : Bersih, tidak ada hemoroid.
14) Kulit : Turgor kulit baik, lembab.

82
c. Pemeriksaan Obstetri
1) Inspeksi
Muka : Simetris, tidak ada cloasma gravidarum,
tidak oedem.
Payudara : Membesar, Areola menghitam, puting
susu menonjol.
Abdomen : Tidak terdapat luka bekas SC, terdapat
linea nigra dan striae gravidarum.
Genetalia : Tidak oedema, tidak ada varises dan
tandatanda PMS, PPV (-).
2) Palpasi
Payudara : Tidak terdapat massa abnormal dan
nyeri tekan, kolostrum belum keluar.
Abdomen :
Leopold 1 : TFU pertengahan px-pusat, teraba bulat
lunak, tidak melenting (Bokong).
Leopold 2 : (Ka) : teraba bagian panjang, keras,
seperti papan (Punggung).
(Ki) : teraba bagian kecil-kecil janin
(Ekstremitas).
Leopold 3 : Teraba bulat keras, tidak melenting
(kepala).
Leopold 4 : Kepala sudah masuk PAP TFU : 30
cm
TBJ : (30cm-11) x 155gr = 2.945 gr
Hari Perkiraan Lahir (HPL) : 23 juni 2021
3) Auskultasi
DJJ : 148x/mnt
puctum maxsimum terdengar dibawah pusat sebelah
kanan.
4) Perkusi : Reflek Patella +/+

83
d. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal : 23 Desember 2020
Pemeriksaan Laboratorium :
Hb :12,7 gr%
Golongan darah : B
HbsAg : (-)
Urin protein : (-)
3. Interpretasi Data Dasar
Hari/ tgl : Selasa, 22 Juni 2021 Jam: 13.50 WIB
1. Diagnosa kebidanan :
Ny. A umur 26 tahun G2P0A1 hamil 40 minggu janin tunggal,
hidup, intrauteri,preskeb, puka dengan kehamilan Normal.
Data Dasar:
Data Subyektif :
a. Ibu mengatakan bernama Ny.A umur 26 tahun.
b. Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua, belum pernah
melahirkan, pernah keguguran satu kali.
c. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir (HPHT) yaitu
tanggal 16 September 2020.
Data Obyektif:
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : baik
2) Kesadaran : composmetis
3) Tanda-tanda Vital (TTV):
TD : 110/70 mmHg
Rr : 20 x/mnt
N : 85x/mnt
S : 36,2 oC
4) TB : 160 cm
5) BB Sekarang : 67 Kg kenaikan : 11 kg
6) LILA : 26 cm

84
7) DJJ : 148x/mnt, puctum maxsimum terdengar dibawah
pusat sebelah kanan.
8) TFU : 30 cm
9) TB : (30 cm-11) x 155gr = 2.945 gr
10) Hari Perkiraan Lahir (HPL): 23 Juni 2021
11) Abdomen :
Leopold 1 : TFU pertengahan px-pusat, teraba bulat
lunak, tidak melenting (Bokong).
Leopold 2 : (Ka) : teraba bagian panjang, keras,
seperti papan (Punggung).
(Ki): teraba bagian kecil-kecil janin
(Ekstremitas).
Leopold 3 : Teraba bulat keras, tidak melenting
(kepala).
Leopold 4 : Kepala sudah masuk PAP
b. Masalah
Tidak ada.
c. Kebutuhan
Tidak ada
4. Diagnosa Potensial dan Antisipasi
Tidak ada
5. Identifikasi Tindakan Segera
Tidak ada
6. Perencanaan
Hari/tgl : Selasa, 22 Juni 2021 Jam: 13.50 WIB
a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.
b. Ajarkan ibu untuk senam.
c. Berikan informasi kepada ibu dan keluarga tentang tanda
bahaya pada kehamilan trimester III.
d. Berikan informasi kepada ibu dan keluarga tentang
ketidaknyamanan trimester III yang dialami ibu.

85
e. Berikan informasi kepada ibu dan keluarga tentang tanda-tan
da persalinan
7. Pelaksanaan
Hari/tgl :Selasa, 22 juni 2021 Jam: 14.00 WIB
a. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan
janinnya dalam keadaan baik.
b. Mengajarkan ibu untuk melakukan senam
1) Berjongkok dan berdiri seperti sedang squat jump, deng
an hitungan
3 – 10 kali sebanyak 8 kali repetisi.
2) Tubuh dalam posisi seperti merangkak, dengan kedua
tangan dan lutut sebagai tumpuannya.
3) Kemudian duduklah dengan tegak. Ambil napas, tahan
dan buang secara perlahan. Lakukan selama 30 menit, s
upaya ibu mendapatkan asupan oksigen yang masimal d
an lebih mudah mengontrol napas menuju persalinan.
c. Memberikan informasi kepada ibu dan keluarga tentang tanda
tanda bahaya pada kehamilan trimester III, diantaranya
yaitu (terjadi perdarahan pada jalan lahir, bengkak pada kaki,
tangan dan wajah, sakit kepala yang disertai kejang,
demam tinggi, keluar air ketuban sebelum waktunya, bayi
dalam kandungan gerakkanya berkurang atau tidak bergerak).
d. Memberikan informasi kepada ibu dan keluarga tentang
ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III, diantaranya
yaitu (nyeri punggung, sering kencing, pusing, keputihan,
varises, sembelit, insomnia,cemas).
e. Memberikan informasi mengenai tanda-tanda persalinan dia
ntaranya yaitu rasa kram pada perut bagian bawah,kontraksi ya
ng berlangsun singkat,Aliran darah yang bernoda darah
dari vagina dan rembesan cairan ketuban dari vagina karena
robekan kecil dari membran,.

86
8. Evaluasi
Hari/tgl : Selasa, 22 juni 2021 Jam: 14. 15 WIB
a. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
b. Ibu bersedia melakukan senam.
c. Ibu mengetahui tanda bahaya pada kehamilan trimester III.
d. Ibu sudah mengetahui tentang ketidaknyamanan pada
kehamilan trimester III.
e. Ibu sudah mengetahui tanda-tanda persalinan
f. Ibu bersedia untuk istirahat cukup.

87
2. Asuhan Kebidanan Persalinan
Tanggal/Jam : 24 Juni 2021/08.00 WIB
Tempat : Klinik Pratama Istika
A. Pengkajian
Data Subyektif
1. Alasan Datang
Ibu mengatakan datang ke Klinik Pratama Istika untuk
memastikan apakah dirinya sudah memasuki proses persalinan.
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya terasa kencang-kencang sejak tanggal
23 juni 2021 pukul 00.00 WIB, kenceng sering mulai tanggal
24 Juni 2021 pukul 05.00 WIB.
3. Tanda – Tanda Persalinan
a. Kontraksi : sering dan teratur, intensitas kuat.
b. Lokasi ketidaknyamanan
Ibu merasakan kenceng dirasakan dari pinggang menjalar ke
perut bagian atas. Saat kenceng, ibu merasa pinggangnya
pegel.
c. Pengeluaran Per Vaginam (PPV)
Ibu mengatakan belum ada pengeluarkan lender bercampur
darah dari jalan lahir.
4. Pola Pemenuhan Kebutuhan Terakhir
a. Nutrisi
Ibu mengatakan makan terakhir pukul 06.30 WIB dengan
bubur setengah porsi habis dan minum terakhir pukul
13.30 WIB 1 gelas air putih , tidak ada keluhan.
b. Eliminasi
Ibu mengatakan BAB terakhir pada pagi hari pukul 07.00
WIB, lembek, warna kuning kecoklatan dan tidak ada
keluhan. BAK terakhir pukul 13.00 WIB, warna kuning
jernih, tidak ada keluhan.

88
c. Pola Hygiene
Ibu mengatakan mandi terakhir pagi pukul 07.30 WIB,
disertai gosok gigi dan ganti pakaian.
d. Istirahat/ Tidur
Ibu mengatakan tidur terakhir pukul 23.00 WIB selama ± 6
jam.
e. Aktivitas
Ibu mengatakan pagi masih bisa mengerjakan pekerjaan
rumah, seperti menyapu dan memasak.
5. Data Psikososial
a. Ibu dan keluarga merasa bahagia menanti kelahiran bayinya.
b. Selama persalinan ibu didampingi oleh suami.
c. Ibu, dan keluarga selalu berdoa kepada Allah SWT agar
proses persalinanya lancar, ibu dan bayinya selamat dan
sehat.
d. Tidak ada adat isitiadat khusus yang membahayakan proses
persalinan.
6. Data Pengetahuan
Ibu mengatakan sudah mengetahui cara mengurangi rasa nyeri
persalinan yaitu dengan menarik nafas panjang. Ibu belum
mengetahui teknik mengejan yang benar.
Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 85x/menit
Suhu : 36,3 C
Pernafasan : 22x/menit
2. Pemeriksaan Fisik

89
a. Kepala : Bentuk mesochepal, tidak ada lesi, kulit kepala
bersih, tidak ada ketombe, rambut panjang lurus, hitam
dan tidak rontok.
b. Mata : Simetris, seklera putih, konjungtiva merah muda.
c. Hidung : Tidak ada penumpukkan secret dan massa
abnormal, tidak ada pembesaran polip.
d. Telinga : Simetris, bersih, tidak ada penumpukkan
serumen dan massa abnormal.
e. Mulut : Simetris, bersih, tidak ada caries gigi, tidak ada
stomatitis, lidah tidak kotor dan gusi tidak berdarah.
f. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tyroid dan
pelebaran vena jugularis.
g. Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak
ada bunyi wheezing.
h. Ketiak : Tidak ada pembesaran limfe dan massa
abnormal.
i. Abdomen : Simetris, tidak terdapat luka bekas SC, tidak
ada nyeri tekan.
j. Punggung : Tidak ada spina bifida, dan tidak ada nyeri
tekan, bentuk sedikit lordosis.
k. Genetalia : Tidak ada varises, bersih, tidak oedema dan
tidak ada tanda PMS.
l. Ekstrestamitas :
Atas : Simetris, gerakan aktif, tidak oedema,
tidak ada varises.
Bawah : Simetris, gerakan aktif, tidak ada varises,
reflek patella (+).
m. Anus : Bersih, tidak ada hemoroid.
n. Kulit : Turgor kulit baik, lembab.
3. Pemeriksaan Obstetri
a. Inspeksi

90
Muka : Simetris, tidak ada cloasma gravidarum,
tidak oedem.
Payudara : Membesar, Areola menghitam, puting
susu menonjol.
Abdomen : Tidak terdapat luka bekas SC, terdapat
linea nigra dan striae gravidarum.
Genetalia : Tidak oedema, tidak ada varises dan
Tanda-tanda PMS, keluar cairan lendir
bercampur darah.
b. Palpasi
Payudara : Tidak terdapat massa abnormal dan
nyeri tekan, kolostrum sudah keluar.
Abdomen :
Leopold 1 : TFU pertengahan px-pusat, teraba bulat
l unak, tidak melenting (Bokong).
Leopold 2 : (Ka) : teraba bagian panjang, keras,
seperti papan (Punggung). (Ki): teraba
bagiankecil-kecil janin (Ekstremitas).
Leopold 3 : Teraba bulat keras, tidak melenting
(kepala).
Leopold 4 : Divergen
Perlimaan : 3/5 bagian teraba
TFU : 33 cm
TBJ : (33-11) x 155=3.410 gram
c. Auskultasi
DJJ : 148x/menit, tunggal, teratur.
Punctum maksimum pada perut bagian kanan bawah.
d. Pemerikasaan Dalam
Tanggal/jam : 24 Juni 2021/08.00 WIB
Atas indikasi : Untuk memastikan sudah inpartu
atau belum

91
V/U/V : Tidak oedema,tidak ada massa, tidak
ada varises, tidak ada jaringanparut.
Serviks : Membuka
Keadaan : Lunak, tipis
Pembukaan : 2 cm
Effacement : 50 %.
Kulit ketuban : (+)
Teraba : Kepala
POD : belum teraba
Moulage : belum teraba
Penurunan bagian terbawah : H II
Bagian lain : Tidak ada
Lendir darah : (+)
B. Analisa Data
Ny. A usia 26 tahun G2P0A1 usia hamil 40 minggu janin tunggal,
hidup, intrauterin, letak memanjang, puka, presentasi kepala, inpartu
kala I fase laten.
C. Penatalaksanaan
1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan
bahwa keadaan ibu dan bayi saat ini normal atau tidak ada
masalah. Serta memberitahu ibu berdasarkan hasil pemeriksaan
ibu saat ini dalam masa persalinan pembukaan 2 cm.
Hasil : Ibu merasa senang dan bersemangat dengan proses
persalinan yang akan dilaluinya nanti dengan didampingi oleh
suaminya.
2. Memberikan dukungan emosional pada ibu selama proses
persalinan. Anjurkan suami dan keluarga berperan aktif dalam
mendukung upaya yang mungkin membantu kenyamanan ibu.
Hasil : ibu tampak lebih tenang karena didampingi suami saat
persalinan.

92
3. Menyarankan ibu untuk miring ke kiri atau dalam posisi
setengah duduk agar mempercepat proses persalinan.
Hasil : Ibu memilih posisi miring dan ketika lelah ibu berganti
posisi menjadi setengah duduk.
4. Mengajari ibu teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri saat
terjadi kontraksi dengan menarik nafas panjang melalui hidung,
kemudian menghembuskan secara perlahan lewat mulut dan
melakukan massase daerah punggung.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia untuk menarik nafas panjang
melalui hidung dan menghembuskan perlahan lewat mulut
saat kontraksi terjadi dan ibu dibantu suami dalam melakukan
massase daerah punggung.
5. Memberikan asupan nutrisi dan cairan pada ibu untuk mencegah
dehidrasi dan memberikan energi.
Hasil : Ibu bersedia memakan roti dan minum teh hangat.
6. Menyiapkan partus set, hecting set,dan perlengkapan persalinan
beserta obat-obatan yang mungkin dibutuhkan.
Hasil : Alat dan obat-obatan telah disiapkan.
7. Menyiapkan perlengkapan ibu dan bayi diantaranya baju ganti
ibu, jarik besar, celana dalam, pembalut maternal, handuk,
bedhong, popok, baju bayi, gurita,topi bayi, sarung tangan dan
kaki, minyak telon.
Hasil : semua perlengkapan ibu dan bayi telah disiapkan.
8. Melakukan pengawasan 10 persalinan
tabel 4. 4 Pengawasan 10 persalinan

93
JAM TD N RR S PPV DJJ K HIS Bandle Ring VT
9.
Mm x/ x/ 0C K
Hg mnt mnt M
09.00 85 22 Lend 148 (+ 3x10’40” (-)
ir )
dara
h (+)
09.30 84 21 Lend 146 (+ 3x10’40” (-)
ir dar )
ah
(+)
10.00 82 22 Lend 144 (+ 4x10’40” (-)
ir dar )
ah
(+)
10.30 80 23 Lend 144 (+ 4x10’40” (-)
ir dar )
ah
(+)
11.00 82 24 Lend 146 (+ 4x10’40” (-)
ir dar )
ah
(+)
11.30 81 22 Lend 144 (+ 5x10’40” (-)
ir dar )
ah
(+)

endokumentasikan hasil observasi kedalam partograf


Hasil : Pemantauan kemajuan persalinan terlampir
pada partograf

94
CATATAN PERKEMBANGAN KALA II

Tanggal/Jam : 24 Juni 2021/ 16.30 WIB

Tempat : Klinik Pratama Istika

tabel 4. 5 Catatan Perkembangan Kala II

Subyektif Obyektif Analisa Jam Penatalaksanaan


1. Ibu mengatakan per 1. Keadaan umum : Ibu Ny. A umur 26 tahun, 16.32 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan
utnya bertambah mu nampak berkeringat dan G2P0A1, hamil 40 WIB kepada ibu dan pendamping persalinan
les dan sakit mulai mengejan minggu, janin tunggal bahwa pembukaan sudah lengkap, dan
2. Ibu mengatakan ingi 2. Kesadaran : hidup intrauterine, menganjurkan pendamping ibu saat
n Buang Air Besar Composmentis punggung kanan, bersalin untuk mendampingi ibu dalam
(BAB) 3. Pemeriksaan Obstetric presentasi belakang proses persalinan.Hasil : suami
a. Inspeksi kepala, dalam mendampingi ibu bersalin.
Nampak tanda gejala persalinan kala II 16.33 2. Menjaga kebersihan dan kenyamanan
kala II : adanya fisiologis. WIB ibu dengan mengganti jarik yang basah
tekanan dari anus, dengan underpad baru. Hasil : Ibu sudah
vulva dan anus dialasi perlak dengan underpad baru
membuka, perineum agar tidak basah dan ibu mengatakan
menonjol. 16.35 merasa nyaman.
Vulva :nampak lendir WIB 3. Membantu ibu untuk menyiapkan posisi

95
darah bertambah yang nyaman untuk meneran, ibu boleh
banyak, dan ketuban memilih posisi yang senyaman mungkin
pecah spontan warna sesuai dengan keinginan ibu tetapi juga
kekuningan jernih, bau memudahkan bidan untuk melakukan
khas. pertolongan persalinan, misalnya posisi
b. Palpasi setengah duduk, jongkok, merangkak,
Kontraksi keras, berdiri Hasil : ibu memilih posisi
teratur.His : 5 × dalam 16.37 setengah duduk, dan dengan dibantu
10 menit, lamanya 40 WIB oleh suami
detik. 4. Mendekatkan partus set, hecting set,
c. Auskultasi tempat plasenta, dan menyedot
DJJ : (+) 140 oksitosin10 IU ke dalam spuit 3 cc.
kali/menit, tunggal, Hasil : Partus set, hecting set, tempat
teratur, punctum 16.38 plasenta diletakkan dibawah bed ibu,
maximum perut kanan WIB dan oksitosin 10 IU sudah dimasukkan
bawah. ke dalam spuit 3 cc.
4. Pemeriksaan Dalam 5. Memberikan bimbingan meneran yang
Atas indikasi munculnya benar kepada ibu, yaitu mengejan saat
tanda gejala kala II dan perut kenceng didahului menghirup
pecahnya ketuban. VT nafas dalam terlebih dahulu, mengejan
tanggal 24 Juni 2021 jam seperti ketika ingin BAB, dan tidak

96
16.30 WIB, hasil vagina mengeluarkan suara. Saat kenceng
elastis, pembukaan hilang, menganjurkan ibu untuk
lengkap, KK (-) teraba istirahat, makan dan minum. Hasil : Ibu
kepala, UUK kiri depan, dapat mengejan dengan benar, tanpa
moulage (0), di hodge III 16.40 mengeluarkan suara, kepala janin
+ ,lendir darah (+), warna WIB bertambah maju, saat tidak kenceng ibu
ketuban kekuningan mau minum
jernih, bau khas 16.40 6. Memakai Alat Pengaman Diri (APD)
WIB Hasil : Apron, masker, sarung tangan
dan sandal bertutup depan sudah
dikenakan.
7. Melakukan pertolongan persalinan.
a. Meletakkan kain bersih di atas perut ibu
b. Melipat underpad 1/3 bagian di bawah
bokong ibu.
c. Membuka tutup partus set dan
mengecek kelengkapan.
d. Memakai sarung tangan pendek
double pada kedua tangan.
e. Setelah kepala bayi crowning,
melindungi perineum dengan satu

97
tangan yang dilapisi underpad 1/3
bagian. Tangan yang lain menahan
kepala bayi untuk menahan posisi
defleksi dan membantu lahirnya
kepala sambil menganjurkan ibu
untuk meneran perlahan sambil
bernafas cepat dan dangkal.
f. Menunggu kepala bayi melakukan
putaran paksi luar secara spontan.
Setelah itu memegang kepala secara
biparietal, untuk melahirkan bahu
dengan cara menarik kepala ke arah
bawah untuk melahirkan bahu depan,
kemudian menarik kepala ke arah atas
untuk melahirkan bahu belakang.
g. Melakukan sangga susur dengan cara
memindahkan tangan kanan di bawah
badan bayi untuk menyangga kepala,
leher, dan badan bayi; sedangkan
tangan yang lain menyusuri tubuh
bayi dan menjepit diantara kedua

98
mata kaki bayi saat seluruh badan
bayi telah lahir.
h. Melakukan penilaian segera pada
bayi, kemudian mengeringkan tubuh
bayi sambil melakukan rangsangan
taktil pada tubuh bayi, menyelimuti
bayi dengan kain atau handuk dan
menutupi kepala bayi Hasil : Bayi
lahir secara spontan pervaginam pada
tanggal 24 Juni 2021 jam 16.50 WIB,
tidak ada lilitan tali pusat, jenis
kelamin perempuan, normal,
menangis spontan/kuat, warna kulit
kemerahan, tonus otot baik.

99
CATATAN PERKEMBANGAN KALA III
Tanggal/Jam : 24 juni 2021 / 16.50 WIB
Tempat : Klinik Pratama istika
tabel 4. 6 Catatan Perkembangan Kala III
Subyektif Obyektif Analisa Jam Penatalaksanaaan
1. Ibu mengatakan lega 1. Keadaan Umum: Baik Ny. A umur 26 tahun, 16.50 1. Memeriksa kembali perut ibu untuk
karena bayinya telah 2. Kesadaran : G2P0A1, dalam WIB memastikan tidak ada janin kedua
lahir. Composmentis persalinan kala III Hasil: tidak ada janin kedua
2. Ibu mengatakan 3. Bayi lahir spontan fisiologis. 16.50 2. Memberitahu ibu bahwa penolong akan
perutnya terasa tanggal 24Juni 2021 WIB menyuntikkan oksitosin untuk
mulas jam 16.50 WIB, jenis membantu uterus berkontraksi baik.
kelamin perempuan, Hasil: Ibu mengetahui bahwa akan
menangis kuat, warna disuntik oksitosin.
kulit kemerahan, 16.50 3. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir,
gerakan aktif. Plasenta WIB memberikan suntikan oksitosin 10 unit
belum lahir secara intramuskular 1 ml pada sepertiga
4. Pemeriksaan Obstetric paha kanan atas bagian luar.
a. Inspeksi Hasil : Oksitosin telah disuntikkan 10
Nampak tali pusat unit secara intramuskular 1 ml pada
didepan vulva sepertiga paha kanan atas bagian luar.
bertambah panjang, 16.53 4. Dengan menggunakan klem, 2 menit

100
pengeluaran darah. WIB setelah bayi lahir, menjepit tali pusat
b. Palpasi pada sekitar 3 cm dari pusat (umbilikus)
Tidak teraba janin bayi. Dari sisi luar klem penjepit, dorong
kedua, uterus teraba isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan
globular dan keras, melakukan penjepitan kedua pada 2 cm
TFU setinggi pusat, distal dari klem pertama.
kandung kemih 16.55 Hasil : Penjepitan telah dilakukan.
kosong. WIB 5. Memotong dan mengikat tali pusat.
Dengan satu tangan, mengangkat tali
pusat yang telah dijepit kemudian
menggunting tali pusat di antara 2 klem
tersebut (sambil lindungi perut bayi).
Kemudian mengikat tali pusat dengan
benang DTT/steril. Melepaskan klem
16.56 dan memasukkan dalam larutan klorin
WIB 0,5%.
Hasil : Pemotongan tali pusat telah
16.58 dilakukan.
WIB 6. Meletakkan bayi pada perut ibu untuk
dilakukan IMD.

101
Hasil : bayi telah diletakkan diperut ibu.
7. Memindahkan klem pada tali pusat
hingga berjarak 5-10 cm dari vulva dan
16.59 mengecek adanya tanda-tanda pelepasan
WIB plasenta
Hasil : Klem telah dipindahkan 5-10 cm
dari vulva, dan tampak semburan darah
dan tali pusat memanjang serta uterus
globuler.
17.00 8. Setelah uterus berkontraksi,
WIB menegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang lain mendorong
uterus ke arah dorso-kranial secara hati-
hati.
Hasil :Penegangan tali pusat terkendali
17.02 telah dilakukan.
WIB 9. Saat plasenta terlihat di introitus vagina,
melanjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan, memilin
plasenta secara hati-hati searah jarum

102
jam
Hasil : Plasenta telah lahir, tidak ada
selaput yang tertinggal
17.03 10. Setelah plasenta dan selaput ketuban
WIB lahir, melakukan masase uterus dengan
meletakkan telapak tangan di fundus dan
lakukan masase dengan gerakan
17.04 melingkar secara lembut hingga uterus
WIB berkontraksi (fundus teraba keras).
Hasil : Masase uterus telah dilakukan
17.05 dan uterus berkontraksi keras
WIB 11. Memeriksa kelengkapan plasenta,
setelah itu meletakan plasenta ke tempat
17.10 plasenta
WIB Hasil : Plasenta lahir lengkap, selaput
utuh, plasenta telah diletakan di tempat
plasenta
12. Memberitahu ibu bahwa plasenta telah
lahir lengkap
Hasil : Ibu terlihat lega
13. Mengevaluasi adanya laserasi pada

103
vagina dan perineum.
Hasil : terdapat laserasi derajat 2
14. Melakukan penjahitan perineum
Hasil : Penjahitan sudah dilakukan

104
CATATAN PERKEMBANGAN KALA IV

Tanggal/Jam : 24 Juni 2021 / 17.10 WIB


Tempat : Klinik Pratama Istika
tabel 4. 7 Catatan Perkembangan Kala IV

Subyektif Obyektif Analisa Jam Penatalaksanaan


1. Ibu mengatakan lega 1. Keadaan umum : baik Ny. A umur 26 17.1 1. Memastikan uterus berkontraksi dengan
bayi dan ari-arinya 2. Kesadaran: composmentis tahun, P1A1, dalam 2 baik dan tidak terjadi perdarahan
telah lahir. Plasenta telah lahir spontan persalinan kala IV. WIB pervaginam.
2. Ibu merasa capek lengkap pada tanggal 24 Hasil : uterus berkontraksi dengan baik,
setelah mengejan. Juni 2021 jam 17.00 perdarahan ± 100 cc.
3. Ibu mengeluh WIB,panjang tali pusat ± 17.1 2. Mengajarkan ibu atau keluarga untuk
perutnya mules. 50 cm, tebal ± 2 cm, 5 memasase uterusnya sendiri dengan
diameter ± 20 cm. TFU 2 WIB gerakan melingkar pada perut.
jari di dibawah pusat, Hasil : ibu dan keluarga mampu
kontraksi uterus baik. melakukan masase uterus dengan cara
Jumlah perdarahan kala III melingkar pada uterus, uterus teraba keras
±100 ml. dan bulat.
3. Pemeriksaan Obstetric 17.2 3. Membersihkan ibu dari darah dan kotoran
a. Inspeksi 0 menggunakan air bersih, kemudian perlak
Nampak perdarahan WIB menggunakan larutan klorin 0,5% untuk

105
±100 cc menjaga kebersihan dan kenyamanan ibu.
b. Palpasi Hasil :badan ibu dan perlak nampak bersih
Uterus teraba bulat dan dan terbebas dari darah dan kotoran.
keras, TFU 2 jari 4. Mengganti pakaian , memakaikan celana
dibawah pusat, kontraksi 17.2 dalam yang ada pembalut dan jarik ibu
keras, kandung kemih 5 dengan yang bersih dan kering.
kosong. WIB Hasil : ibu nampak bersih dan mengatakan
merasa nyaman.
5. Merendam semua peralatan didalam
larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi
17.3 ( 10 menit ). Mencuci dan membilas
0 peralatan setelah dekontaminasi.
WIB Hasil : semua peralatan telah direndam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit,
dicuci dengan sabun, dan dibilas dengan
air mengalir.
6. Membuang bahan-bahan yang
terkontaminasi kedalam tempat sampah
yang sesuai .
17.3 Hasil : bahan-bahan yang terkontaminasi
5

106
WIB kedalam tempat sampah
7. Mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir
17.4 Hasil : penolong persalinan telah mencuci
0 tangan dengan sabun dan air mengalir
WIB 8. Melakukan observasi Tanda-Tanda Vital
(TTV), perdarahan, serta kontraksi pada
ibu setiap 15 menit pada jam pertama dan
17.4 tiap 30 menit pada jam kedua selama 2
5 jam postpartum.
WIB Hasil : observasi telah dilakukan
9. Mengukur antopometri bayi baru lahir,dan
melak pemeriksaan fisik bayi baru lahir,
dan pemerik neurologi
Hasil : Berat Badan : 3300 gram LK : 33
17.5 cm LILA: 11 cm Panjang Badan : 49 cm
0 LD : 33 cm Pemeriksaan fisik dan
WIB pemeriksaan neurologi pada bayi Ny. A
dalam batas normal
10. Memberikan salep mata dan Vit.K1 pada
bayi 1 jam pertama setelah bayi lahir.

107
Dengan dosis Vit. K1 10 mg diberikan 0,1
ml di 1/3 paha atas sebelah kiri Hasil :
Vitamin K1 1 mg dan salep mata telah
diberikan.
17.5 11. Memastikan ibu merasa nyaman dan
5 menganjurkan keluarga untuk memberi ibu
WIB minuman dan makanan yang diinginkanya
Hasil : Ibu merasa nyaman dan bersedia
untuk minum1 gelas teh manis, air putih
dan makan 1 piring nasi
18.0 12. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
0 dan asuhan yang sudah diberikan.
WIB Hasil : data hasil pemeriksaan dan
tindakan yang telah dilakukan sudah
dicatat dalam status pasien.

18.1
0
WIB

108
109
TABEL OBSERVASI KALA IV PERSALINAN

tabel 4. 8 Observasi Kala IV Persalinan

Jam Wak TD N S TFU Kontra KK Jumlah


ke tu ksi Perdara
mmHg x/ 0C
han
mnt

I 17.10 100/70 80 36,4 2 jr di bawah Keras Kosong -


pusat

17.25 110/70 82 2 jr di bawah Keras Kosong -


pusat

17.40 110/80 83 2 jr di bawah Keras Kosong -


pusat

17.55 100/80 81 2 jr di bawah Keras Kosong -


pusat

II 18.25 110/80 80 2 jr di bawah Keras Kosong -


pusat

18.55 110/80 82 2 jr di bawah Keras Kosong ±100 cc


pusat

110
3. Asuhan Kebidanan Masa Nifas
Tanggal/Jam : 24 Juni 2021 / 23.10 WIB
Tempat : Klinik Pratama Istika
A. Pengkajian
1. Data Subjektif
a. Identitas
1) Identitas pasien
Nama : Ny. A
Umur : 26 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Ngempon 4/6
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. M
Umur : 29 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Ngempon 4/6
b. Alasan Datang Tidak ada.
c. Keluhan Utama
Ibu mengatakan masih merasakan perut terasa mules dan bekas
jahitan perinium masih terasa nyeri.
d. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu mengatakan dahulu tidak pernah menderita
penyakit jantung, asma, tubercolusis, ginjal, diabetes
militus, malaria, HIV/AIDS.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan sekarang tidak sedang menderita
penyakit jantung, hipertensi, tuberculosis, ginjal, diabetes

111
militus, malaria, HIV/AIDS, dan ibu mengeluhkan perutnya
masih terasa mulas dan bekas jahitan perinium masih terasa
nyeri ibu belum melakukan penanganan sendiri terhadap
keluhan yang dirasakan.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak ada yang menderita
penyakit jantung, hipertensi, tuberculosis, ginjal, diabetes
militus, malaria, HIV/AIDS dan gemeli.
e. Riwayat perkawinan
Ibu menikah satu kali pada umur 25tahun, dengan suami
umur 28 tahun lama pernikahan 1 tahun, status pernikahan sah.
f. Riwayat obstetri
1) Riwayat mentruasi Menarche : 13 tahun
Lama : +5-7 hari
2) Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan hamil yang pertama belum pernah
melahirkan dan tidak pernah keguguran.
HPL : 16 September 2021
BB sebelum hamil : 56 kg
3) Riwayat persalinan dan Nifas sekarang
Tanggal Persalinan : 24 juni 2021
Jenis Persalinan : Normal
Lama Persalinan :
tabel 4. 9 Lama Persalinan

Kala Lama Komplikasi Perdarahan

I 8 jam Tidak ada ± 10 cc

II 20 menit Tidak ada ± 50 cc

III 10 menit Robekan perineum ± 100 cc

IV 2 jam Tidak ada ± 100 cc

112
4) Komplikasi persalinan : tidak ada
a) Plasenta : Lahir spontan jam 10.40, kotiledon lengkap,
diameter 20 cm, tebal 2 cm, panjang tali pusat 50 cm,
berat 500gr.
b) Perineum: Tidak utuh, terdapat laserasi derajat 2,
dilakukan heating dan di berikan anestesi.
5) Riwayat Menyusui
Telah dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan hasil
bayi dapat mencari putting ibu.
g. Riwayat KB
tabel 4. 10 Riwayat KB
No Jenis KB Lam Keluha Terap Alasan Rencana KB
a n i yang a berhe
di dap nti
at
1. Belum pernah Setelah
menggunakan melahirkan
KB belum ada

h
h. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
tabel 4. 11 Pola Pemenuhan Sehari-Hari

113
Pola Saat Persalinan Masa Nifas
Kebutuhan

Nutrisi Makan 1x menu nasi, lauk, Makan 1x menu nasi, lauk,


sayur, porsi sedikit. Ibu sayur, 1 porsi. Minum 2
minum setengah gelas teh gelas dengan air putih dan
hangat. Makan terakhir teh. Tidak ada keluhan.
jam 13.00 WIB Tidak ada
keluhan. Ibu terkhir
minum jam 16.00 WIB

Eliminasi BAB terakhir tanggal 24- Ibu belum BAB .BAK 2x


06-2021 Jam 07.00 WIB warna kuning bercampur
ketika mengejan darah nifas, konsistensi
konsistensi lembek, warna cair. Keluhan masih terasa
kuning, bau khas feses dan nyeri pada bekas jahitan.
BAK trakhir jam 13.00
WIB 1 kali, kuning
bercampur lendir darah.

Aktifitas Ibu hanya berbaring di Ibu sudah bisa pergi


tempat tidur saja dengan kekamar
miring kiri dan kanan mandi dan berjalan-jalan
diruangan

Pola tidur Ibu hanya istrahat di Ibu tidur ±3 jam dan


tempat istirahat
tidur saja. Tidak bisa tidur ditempat tidur.
karena kontraksi.

Personal Ibu terakhir tanggal 24 Ibu belum mandi, gosok


hygiene juni 2021 jam 07.30, gigi
gosok gigi, ganti pakaian 1 dan sudah ganti pakaian
kali.
Seksual Ibu tidak melakukan Ibu tidak melakukan
114
hubungan seksual. hubungan seksual.
i. Data psikososial spiritual
1) Ibu mengatakan merasa senang dengan kelahiran anak
pertamanya.
2) Ibu mengatakana suami dan keluarga merasa senang dengan
kelahiran bayinya.
3) Ibu mengatakan beragama islam, ibu mengatakan sholat
terganggu dengan keadaanya sekarang. Ibu hanya berdoa
ditempat tidur.
4) Ibu mengatakan tinggal bersama suami, ayah, ibu dan adik..
5) Ibu mengatakan hubungan dengan lingkungan sekitar baik.
j. Data Pengetahuan Ibu
1) Ibu mengatakan belum mengetahui tentang tanda bahaya
nifas.
2) Ibu belum mengetahui cara menyusui dengan benar.
3) Ibu belum mengerti mengenai ASI eksklusif.
1. Data Obyektif

115
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) TTV :
TD : 110/70 mmHg Nadi : 82x/ menit
Suhu : 36, 5ºC RR: 20x/menit
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : Mesochepal, kulit kepala bersih, tidak berketombe,
tidak rontok.
2) Muka : Tidak oedem,tidak pucat.
3) Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, skleraputih.
4) Hidung :Bersih, tidak ada penumpukan sekret, tidak ada
pembesaran polip.
5) Mulut : Tidak ada stomatitis, bibir tidak pecah-pecah, tidak
ada caries gigi,lidah tidak kotor.
6) Telinga : Simetris, bersih, tidak ada penumpukanserumen.
7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe, maupun pembesaran
vena jugularis.
8) Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
9) Dada : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada tarikan dinding dada,
pernafasan teratur.
10) Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi,kandung kemih
teraba kosong.
11) Genetalia : Terdapat pengeluaran darah dan terdapat
jahitan luka perineum.
12) Ekstrimitas :
Atas : Tidak oedem, akral hangat, tidak kebiruan, turgor
kulit baik,
gerakan aktif.
Bawah : Tidak oedem, akral hangat, tidak kebiruan, turgor
kulit baik,
tidak terdapat varises, gerakan aktif, tidak ada nyeri
tekan.

116
13) Anus : Bersih, tidak ada hemoroid.
c. Pemeriksaan khusus
1) Inspeksi
a) Muka : Tidak oedem, tidak pucat, tidak ada cloasma
gravidarum.
b) Payudara : Mammae membesar, puting susu menonjol,
areola menghitam.
c) Abdomen : Tidak terdapat striaegravidarumdan ada linea
nigra.
d) Genetalia : Terdapat pengeluaran lokhea rubra, tidak
berbau busuk dan jumlah pengeluaran ±150 cc,dan
terdapat jahitan perinieum derajat dua keadaan jahitan
bagus tidak lepas.
2) Palpasi
a) Payudara : Tidak ada benjolan abnormal, kolustrum
sudah keluar.
b) Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, uterus keras.
3) Auskultasi
Tidak ada.
4) Perkusi
Tidak ada.
5) Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan

B. Interpretasi Data
1. Diagnosa kebidanan
Ny. A umur 26 tahun P1A1 4 jam postpartum fisiologis.
DS :
a. Ibu mengatakan bernama Ny. A umur 26 tahun
b. Ibu mengatakan melahirkan anak pertamanya tanggal 24 juni
2021 pukul 16.50 WIB.
c. Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas dan bekas
jahitan perinium masih terasa nyeri.
DO :

117
a. Keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis
b. TTV : TD : 110/70 mmHg Nadi: 82x/ menit Suhu : 36, 5
ºC
RR : 20x/ menit
c. Pemeriksaan fisik dalam batas normal.
d. Pemeriksaan khusus
1) Inspeksi
Muka : Tidak oedem, tidak pucat, tidak ada
cloasma gravidarum.
Payudara : Mammae membesar, puting susu menonjol,
areola
menghitam.
Abdomen : Tidak terdapat striaegravidarumdan linea
nigra.
Genetalia : Terdapat pengeluaran lokhea rubra dan tidak
berbau,
dan jumlah pengeluaran ±150 cc,
terdapat jahitan
perinieum derajat dua.
2) Palpasi
Payudara : Tidak ada benjolan abnormal, kolustrum
sudah keluar.
Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, uterus keras.
e. Pemeriksaan penunjang Tidak ada.
2. Masalah
a. Ibu mengatakan masih merasakan perut terasa mules dan
bekas jahitan perinium masih terasa nyeri.
b. Ibu belum mengetahui tentang tanda bahaya nifas.
c. Ibu belum mengetahui cara menyusui dengan benar.
d. Ibu belum mengerti mengenai ASI eksklusif.
3. Kebutuhan
a. Memberikan infromasi kepada ibu bahwa yang ibu rasakan
seperti perut masih terasa mulas dan bekas luka jahitan masih
terasa nyeri merupakan hal yang normal.

118
b. Mengajarkan kepada ibu cara mengurangi rasa mulas pada
perut dan nyeri pada bekas jahitan luka perinium yang
dirasakan ibu.
C. Diagnosa Potensial
Tidak ada.
D. Identifikasi Tindakan Segera
Tidak ada.
E. Perencanaan
Tanggal : 24 Juni 2021 Jam : 23.10 WIB
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
2. Berikan infromasi kepada ibu bahwa yang ibu rasakan seperti perut
masih terasa mulas dan bekas luka jahitan masih terasa nyeri
merupakan hal yang normal dan ajarkan kepada ibu cara
mengurangi rasa mulas pada perut dan nyeri pada bekas jahitan
luka perinium yang dirasakan ibu.
3. Ajarkan pada ibu untuk massase fundus uteri untuk mencegah
terjadinya perdarahan.
4. Ajarkan ibu cara menyusui dengan benar.
5. Ajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
6. Berikan konseling mengenai ASI eksklusif.
7. Berikan konseling kepada ibu tentang cara pencegahan hipotermi
pada bayi.
8. Berikan konseling tentang tanda bahaya nifas.
9. Lihat bekas jahitan robekan pada perinium ibu.
F. Pelaksanaan
Tanggal : 24 Juni 2021
1. (23.10) Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
Bahwa ibu dalam keadaan baik dengan hasil :
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :
TD : 110/70 mmHg Nadi : 82x/ menit
Suhu : 36, 5 ºC RR: 20x/ menit
Pemeriksaan fisik dalam batas normal

119
Pemeriksaan khusus Inspeksi
Muka : Tidak oedem, tidak pucat, tidak ada cloasma
gravidarum.
Payudara : Mammae membesar, puting susu menonjol, areola
menghitam.
Abdomen : Tidak terdapat striaegravidarumdan linea nigra.
Genetalia : Terdapat pengeluaran lokhea rubra dan tidak berbau,
dan terdapat jahitan
perinieum derajat dua.
Palpasi
Payudara : Tidak ada benjolan abnormal, kolostrum sudah
keluar.
Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, uterus keras.
2. (23.13) Memberikan infromasi kepada ibu bahwa yang ibu rasakan
seperti perut masih terasa mulas dan bekas luka jahitan masih
terasa nyeri merupakan hal yang normal dan mengajarkan kepada
ibu cara mengurangi rasa mulas pada perut dan nyeri pada bekas
jahitan luka perinium yang dirasakan ibu.
Rasa nyeri pada perut merupakan proses pengembalian rahim
kebentuk semula sebelum hamil dan pembulu darah yang terluka
saat lepasnya ari-ari dari dinding rahim dapat segera menutup
kembali sehingga terjadi perdarahan dan rasa nyeri pada jahitan
luka perinium yaitu suatu yang normal karena anestesi yang
diberikan ketika menjahit sudah hilang, dan syaraf disekitar luka
akan menjadi sangat peka dan timbul nyeri cara mengatasi rasa
nyeri yang dialami ibu bisa dengan relaksasi nafas panjang saat
latihan duduk atau jalan agar mengurangi rasa nyeri. Dan tidak
perlu melakukan perendaman dengan air hangat pada luka
perinium, jahitan pada luka perineum akan sembuh dnegan
sendirinya selama 6-7 hari jika tidak terjadi infeksi.
3. Mengajarkan pada ibu cara massase fundus uteri untuk mencegah
terjadinya perdarahan yaitu dengan cara meletakkan tangan pada
abdomen bagian bawah ibu dan merangsang uterus dengan pijatan

120
yang teratur untuk merangsang kontraksi uterus, memberitahu ibu
kontraksi uterus yang baik adalah terasa keras pada bagian perut.
4. (23.15) Mengajarkan ibu cara menyusui dengan benar yaitu : Sikap
dan posisi ibu sebaiknya sewaktu menyusui dalam keadaan duduk
tenang dan nyaman, lepaskan kancing dan beha ibu, lalu keluarkan
sedikit ASI pada puting sampai ke areola, lalumemposisikan bayi
dengan seluruh badan bayi tersangga dengan baik, badan bayi
menghadap dan dekat dengan perut ibu, kepada padabagian siku
tangan dan posisi bokong bayi pada pergelangan tangan atau
ditelapak tangan, lalu memegang payudara dengan ibu jari
dibagian atas payudara dan 4 jari berada dibagian bawah payudara
untuk menyanggapayudara, lalu dekatkan mulut bayi dengan
puting.
Setelah puting sudah masuk pada mulut bayi usahakan
areola juga masuk pada mulut bayi, lalu lepaskan tangan yang
berada dipayudara, pandang bayi dengan penuh cinta dan kasih
sayang, setelah bayi sudah selesai menyusu oleskan sedikit ASI
pada puting sampai ke areola. Memberikan ASI secara
ondemend,setiap 2 jam atau ketika bayi mengingingkan ASI segera
berikan ASI kepada bayi, karena isapan bayi akan merangsang
pengeluaran ASI. Lalu setelah menyusu bayi disendawakan bisa
dengan meletakan bayi dengan posisi tengkurap didada ibu bisa
juga dengan menengkurapkan bayi dipaha ibu, setelah itu ibu bisa
menepuk-nepuk dengan jari-jari secara perlahan sampai bayi
bersendawa untuk mencegah terjadinya gumoh, ketika ibu
menyusui minum lah air putih atau teh untuk memenuhi kebutuhan
cairan pada ibu.
5. (23.20) Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan
bayi baru lahir. Yaitu dengan cara : menyusui, skintoskin kontak,
rutin ciumi kepala bayi, jangan bosan memandangi wajah bayi,
tidurlah dekat bayi, ajaklah bicara setiap hari, gendong dan peluk
bayi
6. (23.25) Memberikan konseling mengenai ASI eksklusif yaitu :
Pengertian ASI eksklusif adalah ASI saja yang diberikan kepada

121
bayi selama 6 bulan tanpa tambahan makanan selain vitamin dan
obat. Manfaat untuk ibu meningkatkan jalinan kasih sayang antara
ibu dan bayi, mempercepat pemulihan kesehatan ibu, mempercepat
involusi uteri, bisa sebagai KB alami, ibu merasa bangga dan
bahagia bias menyusu, lebih mudah, ekonomis. Manfaat untuk bayi
memberikan ketahanan tubuh (imun), membuat kecerdasan otak.
Macam-macam ASI : kolostrum yang keluar pertama kali-4 hari
berwarna kunign kental yang lebih banyak protein terutama
immunoglobin sedikit mengandung lemak dan karbohidrat yang
sangat baik untuk kecerdasan otak dan daya tahan tubuh bayi, ASI
transisi 4-10 hari kadar lemak dan karbohidrat lebih tinggi atau
meningkat proteinnya berkurang, ASI matur keluar 10-akhir masa
laktasi atau penyapihan yang berwarna putih kekuningan, dan
mengandung casient, riboflafin, dan karotin serta tidak
menggumpal bila dipanaskan, pada malam hari ASI ini lebih
banyak mengandung lemak yang akan membantu meningkatkan
berat badan bayi dan perkembangan otak.
7. (23.30) Memberikan konseling kepada ibu tentang cara
pencegahan hipotermi pada bayi yaitu dengan cara memakaikan
minyak telon, memakaikan pakaian, popok, membedong,
menyelimuti dan memakaikan topi, berada didekapan ibu,
memeluk bayi, bayi berada didekat ibu membuat bayi terhindar
dari hipotermi.
8. (23.32) Memberikan konseling tentang tanda bahaya nifas.Yaitu :
suhu tubuh terasa panas diatas 38,0 ºC, perdarahan vagina luar
biasa atau tiba-tiba bertambah banyak atau penggantian pembalut 2
kali dalam setengah jam, nyeri perut hebat atau rasa sakit dibagian
bawah abdomen atau punggung serta ulu hati, sakit kepala parah
yang menetap atau terus menerus pandangan kabur atau masalah
pengelihatan, pembengkakan wajah atau ekstremitas, rasa sakit
atau merah atau bengkak pada bagian betis atau kaki, payudara
memerah membengkak disertai demam, kehilangan nafsu makan
dalam waktu lama, merasa sangat sedih tidak mampu mengasuh
bayinya sendiri, depresi pada masa nifas.

122
9. Melakukan pengecekan pada luka bekas robekan perineum
G. Evaluasi
Tanggal :24 Juni 2021 Jam : 23.32 WIB
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya
2. Ibu sudah mengetahui bahwa yang dialaminya normal dan ibu
sudah mengetahui cara mengurangi nyeri
3. Ibu sudah mengetahui cara massase fundus uteri dan mau
mempraktekannya
4. Ibu sudah mengetahui cara menyusui yang benar
5. Ibu sudah mengetahui cara mempererat hubungan antara ibu dan
bayi
6. Ibu sudah mengerti tentang ASI Ekslusif
7. Ibu sudah mengetahui cara tentang cara pencegahan hipotermi
pada bayi.
8. Ibu tidak mengalami infeksi

123
CATATAN PERKEMBANGAN MASA NIFAS 6 HARI

Tanggal/Jam : 01 Juli 2021 / 14.00 WIB


Tempat : Rumah Ny. A ( Ngempon 4/6 Bergas )
tabel 4. 12 Catatan Perkembangan Masa Nifas 6 Hari
Subyektif Obyektif Analisa Jam Penatalaksanaan
1. Ibu mengatakan sudah tidak 1. Pemeriksaan Umum Ny. A umur 26 14.10 1. Memastikan involusio uterus
ada keluhan, ibu sudah Keadaan umum : Baik, tahun P1 A1 dalam WIB berjalan normal.
dapat merawat bayinya Kesadaran : masa nifas 6 hari de Hasil: TFU pertengahan pusat
karena ini merupakan anak Composmentis ngan nifas normal 14.13 simpisis
kedua ibu. Ibu mengatakan Tekanan Darah : 110/80 WIB 2. Menilai adanya tanda-tanda infeksi
menyusui bayinya secara mmHg, atau perdarahan yang abnormal.
eksklusif bergantian antara Nadi : 80x/menit, Hasil : pada ibu tidak terlihat
payudara kanan dan kiri (15 Suhu : 36,5oC, adanya tandatanda infeksi ataupun
menit setiap payudara), Pernafasan : 20x/menit. perdarahan, lochea ibu juga normal
tidak diberi apapun kecuali 2. Pemeriksaan Obstetric 14.16 yaitu lochea sanguinolenta.
ASI. Ibu mengatakan waktu a. Inspeksi WIB 3. Menjelaskan tentang kebutuhan
istirahat ibu kurang di Muka : tidak oedem, dasar ibu nifas meliputi:
malam hari. tidak ada cloasma a. Kebersihan diri
2. Pemenuhan Kebutuhan gravidarum Membersihkan daerah vulva
Sehari-hari Mamae : putting dari depan ke belakang setelah

124
a. Pola Nutrisi: ibu makan susu menonjol, buang air besar atau kecil
3-4x/hari 1 porsi hiperpigmentasi dengan sabun dan air,
sedang, jenis nasi, areola, ASI keluar mengganti pembalut minimal
sayur, lauk, buah. lancar, tidak ada dua kali sehai, mencuci tangan
Minum air putih, kemerahan, tidak dengan sabun dan air seelum
wedang jahe, susu ibu ada pembengkakan. dan sesudah membersihkan
menyusui ±9-10 Abdomen : tidak ada daerah kelamin.
gelas/hari,ibu luka bekas operasi. b. Mobilisasi
rutinmengonsumsi obat Vulva : keluar Ibu harus melakukan gerakan
yang diberikan, tidak lochea sanguinolenta dan tidak bermalas-malasan
ada keluhan. (ganti pembalut agar sirkulasi darahnya baik.
b. Pola Eliminasi: ibu 3x/hari ) c. Istirahat
BAB 1x/hari, agak Perineum : ada luka Beristirahatcukup untuk
padat, warna kuning jahit, luka kering mencegahkelelahan. Tidur
kecoklatan. BAK 6- tidak ada tanda siang dan beristirahat selagi
7x/hari kuning jernih, infeksi bayi tidur merupakan cara
tidak ada keluhan. Ekstremitas : tidak untuk mencegah kelelahan
c. Pola Aktivitas, ibu ada varises, tidak pada ibu.
sudah mulai bengkak, tidak ada d. Nutrisi
mengerjakan pekerjaan kemerahan, tidak Mengonsumsi tambahan 500
rumah tangga dengan ada nyeri kaku otot kalori tiap hari, makan

125
dibantu oleh suaminya, atau sendi, tidak ada makanan dengan gizi
tidak ada keluhan. tanda hemoroid. seimbang yaitu mengandung
d. Pola Istirahat/Tidur: b. Palpasi protein, mineral, vitamin,
ibu tidur malam ±6-7 Abdomen : TFU minum sedikitnya 2,5-3
jam/hari, tapi sering pertengahan pusat liter/hari (menganjurkan ibu
terbangun dimalam hari simpisis, kontraksi minum setiap kali menyusui).
untuk menyusui atau keras, tidak ada 14.22 Hasil : ibu dapat menjelaskan
jika bayi mengompol. nyeri tekan. WIB kembali penjelasan yang
Lalu siang hari ibu diberikan
tidur 1-2 jam, tidak ada 4. Menganjurkan ibu untuk tetap
keluhan. menyusui bayinya secara on
e. Pola Menyusui 14.25 demand, yaitu sesering mungkin,
Ibu mengatakan WIB setiap 2 jam.
bayinya menyusu Hasil: ibu bersedia untuk menyusui
setiap < 2 jam sekali bayinya sesering mungkin.
atau setiap bayinya 5. Memberitahu kepada ibu tentang
menginginkan, hisapan perawatan bayi sehari-hari yaitu
bayi sangat kuat, setiap bayi diberi ASI saja sesuai dengan
kalimenyusu ± 30 keinginan bayi, diberi setiap 2-3
menit / sampai jam/paling sedikit setiap 4 jam
kenyang bergantian mulai dari hari pertama. Bayi selalu

126
antara payudara kanan berada di dekat ibu, menjaga
dan kiri. Ibu kebersihan bayi (hangat dan kering,
mengatakan bayinya mengganti popok dan selimut sesuai
hanya diberi ASI saja, kebutuhan bayi tidak terlalu panas
tidak ada makanan 14.30 dan dingin), dan melihat adanya
tambahan apapun. Ibu WIB tanda bahaya bayi baru lahir.
selalu menyendawakan Hasil :Ibu mengetahui perawatan
bayi setelah disusui, bayi seharihari
dengan cara 6. Mengajarkan ibu senam nifas
memposisikan bayi gerakan pelvic tilt untuk membantu
melekat ke dada ibu menguatkan otot di bagian perut
dan menepuk-nepuk sekaligus meregangkan otototot di
pelan punggung bayi. area bawah punggung gerakan
f. Data Psikososial tersebut bisa dilakukan sebanyak 8-
Saat ini ibu sedang 12 kalinaik turun, gerakan bridge
berada dalam fase untuk mengencangkan otot-otot
taking hold yaitu panggul dan paha belakang gerakan
merasa khawatir akan tersebut bisa dilakukan sebanyak 8-
ketidakmampuannya 12 kali naik turun, gerakan
dan rasa tanggung clamshell untuk meluweskan bagian
jawabnya dalam pinggul sekaligus memperkuat otot

127
merawat bayi. Namun, bagian perut gerakan tersebut bisa
ibu tidak mengalami dilakukan sebanyak 8-12 kali
hal tersebut karena ibu kemudian lakukan gerakan yang
merasa sudah mampu sama pada sisi tubuh lainnya.
merawat bayinya tidak 14.40 Hasil : Ibu bersedia melakukan
ada rasa khawatir yang WIB senam nifas.
berlebihan karena ini 7. Memberitahu ibu bahwa akan
merupakan anak kedua dilakukan kunjungan 1 minggu lagi
ibu. Hasil :Ibu bersedia dilakukan
kunjungan ulang

CATATAN PERKEMBANGAN MASA NIFAS 2 MINGGU


Tanggal/Jam : 09 Juli 2021 /14.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. A (Ngempon 4/6 Bergas )
tabel 4. 13 Catatan Perkembangan Masa Nifas 2 Minggu
Subyektif Obyektif Analisa Jam Penatalaksanaan
1. Ibu mengatakan sudah 1. Pemeriksaan Umum Ny. A umur 26 tahun 14.15 1. Memastikan involusio uterus
tidak ada keluhan, ibu Keadaan umum : Baik, P1A1 dalam masa WIB berjalan normal.
sudah dapat merawat Kesadaran : Composmentis nifas 2 minggu. Hasil: uterus berkontraksi,

128
bayinya dan melakukan Tekanan Darah : 110/70 TFU sudah tidak teraba, tidak
aktifitas sehari-hari mmHg, ada perdarahan abnormal, dan
seperti biasanya. BAB Nadi : 80x/menit, tidak ada bau
dan BAK lancar. Suhu : 36,3 oC, 14.25 2. Menilai adanya tanda-tanda
2. Pola Penenuhan Pernafasan : 20x/menit. WIB infeksi atau perdarahan
Kebutuhan 2. Pemeriksaan Obstetri abnormal
a. Pola nutrisi a. Inspeksi Hasil : pada ibu tidak terlihat
Makan : frekuensi 3 Muka : tidak oedem, adanya tandatanda infeksi
kali/hari porsi 1 tidak ada cloasma ataupun perdarahan, lochea
piring sedang, gravidarum ibu juga normal yaitu lochea
komposisi nasi, Mamae : putting susu 14.30 serosa.
sayur, lauk, tidak ada menonjol, WIB 3. Motivasi ibu agar selalu
keluhan. hiperpigmentasi areola, memberikan ASI nya tanpa
Minum : frekuensi ± ASI keluar lancar, tidak diselingi susu formula atau
8 gelas/hari, jenis air ada kemerahan makanan tambahan yang lain.
putih dan teh manis, Abdomen : tidak ada Hasil : Ibu mengerti dan
tidak adakeluhan Ibu luka bekas operasi bersedia untuk
masih rutin Vulva : keluar lochea 14.35 melakukannya.
mengkonsumsi tablet serosa (ganti pembalut WIB 4. Menganjurkan ibu untuk tetap
Fe setiap harinya 1 3x/hari bercak menjaga pola istirahat dan
tablet. pola nutrisinya, dengan

129
b. Pola eliminasi kecoklatan) istirahat yang cukup minimal
BAK : ± 6 kali/hari, Perineum : ada pada waktu malam hari 8 jam
warna kuning jernih, lukajahit, sudah kering dan siang hari 2 jam. Ibu
tidak ada keluhan Ekstremitas : tidak ada dapat melakukan kegiatan
BAB : 1 kali/hari, varises, tidak bengkak, dengan perlahan-lahan dan
warna kuning tidak ada kemerahan, tidur/istirahat selagi bayi
kecoklatan, tidak ada nyeri kaku sedang tidur. Dengan istirahat
konsistensi lembek, otot atau sendi, tidak yang cukup ibu dapat
tidak ada keluhan ada tanda hormone sign. mencegah kelelahan yang
c. Pola aktivitas b. Palpasi berlebihan dan juga dapat
Ibu mengatakan Abdomen : TFU sudah mempercepat proses
sudah beraktivitas tidak teraba, tidak ada kembalinya alatalat
kembali sebagai ibu nyeri tekan reproduksi ibu dan
rumah tangga, meningkatkan produksi ASI
menyapu dan dan dengan nutrisi yang
memasak. Ibu baikdiharapkan kondisi
mengatakan tidak kesehatan ibu terjaga, kualitas
ada keluhan dalam ASI yang diberikan bayinya
beraktivitas. bagus, dan produksi ASI
d. Pola istirahat lancar Hasil : Ibu bersedia
Ibu hanya tidur menjaga pola nutrisi dan pola

130
malam ± 6 istirahat.
jam,karena bayinya
sering terbangun di
malam hari untuk
menyusu atau karena
popoknya basah.
Siang hari ibu
istirahatnya setiap
bayi tidur.
e. Pola Menyusui
Ibu mengatakan
bayinya menyusu
setiap < 2 jam sekali
atau setiap bayinya
menginginkan,
hisapan bayi sangat
kuat, setiap kali
menyusu ± 30
menit / sampai
kenyang bergantian
antara payudara

131
kanan dan kiri. Ibu
mengatakan bayinya
hanya diberi ASI
saja, tidak ada
makanantambahan
apapun. Ibu selalu
menyendawakan
bayi setelah disusui,
dengan cara
memposisikan bayi
melekat ke dada ibu
dan menepuk-nepuk
pelan punggung
bayi.
f. Psikologis
Ibu berada pada Fase
letting go dimana ibu
sudah dapat
menyesuaikan diri,
merawat diri dan
bayinya dengan baik

132
tanpa kesulitan
karena ibu sudah
mempunyai
pengalaman dari
anak sebelumnya.

133
4. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
Tanggal/Jam : 24 Juni 2021 / 17.50 WIB
Tempat : Klinik Pratama Istika
A. Pengkajian
1. Data Subjektif
a. Identitas
1) Pasien
Nama bayi : By. Ny. A
Jam / Tgl lahir : 16.50/24 Juni 2021
Jenis kelamin : Perempuan
2) Identitas penanggung jawab
Nama ibu / ayah : Ny. A/ Tn. M
Umur : 26 tahun / 29 tahun
Agama : Islam / Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMU / SMU
Pekerjaan : Karyawan swasta/ Karyawan Swasta
Alamat : Ngempon 4/6
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan maternal
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit menurun seperti jantung,
hipertensi, DM, TBC, dan penyakit menular seperti Hepatitis, PMS,
HIV/AIDS.
2) Riwayat kesehatan perinatal
a) HPHT : 16 September 2020
b) HPL : 23 Juni 2021
c) ANC : 6 kali
d) Imunisasi TT : 4x, SD 3 kali, capeng
e) Lama persalinan

Kala Lama Komplikasi Perdarahan

I 8 jam Tidak ada ± 10 cc

II 20 menit Tidak ada ± 50 cc

III 10 menit 134Robekan perineum ± 100 cc

IV 2 jam Tidak ada ± 100 cc


tabel 4. 14 Tabel Lama Persalinan

Lama persalinan 10 jam 30 menit, total perdarahan ± 260 cc


f) Preeklamsi : Tidak ada riwayat Preeklamsi
g) Eklamsi : Tidak ada riwayat Eklamsi
h) DM : Tidak ada riwayat DM
i) Polyhidramnion/Olygohidramnion : Tidak ada
j) Infeksi : Tidak ada
3) Riwayat kesehatan intranatal
a) Tanggal/jam lahir : 24 Juni 2021 / 16.50 WIB
b) Tempat : Klinik Pratama Istika
c) Penolong : Bidan
d) Jenis persalinan : Normal
e) Lama persalinan :10 jam 30 menit
f) Ketuban pecah : Spontan
g) Penyulit : Tidak ada
h) Nilai APGAR score : 8-9-10
tabel 4. 15 Nilai APGAR Score

No Apgar 1 Menit 5 Menit 10 Menit


1 Warna kulit 2 2 2
2 Denyut jantung 2 2 2
3 Reflek 2 2 2
4 Tonus otot 1 2 2
5 Pernafasan 1 1 2
Total 8 9 10

4) Riwayat Postnatal
a) Bayi nafas spontan
b) Keadaan bayi secara umum baik menangis spontan, gerakan aktif,
warna kulit kemerahan.

135
c) Bayi tidak dilakukan resusitasi karena bayi dapat bernafas dengan
spontan.
d) Bayi tidak mengalami trauma lahir seperti caputsuksedaneum dan
cepal hematoma.
5) Pola kebutuhan sehari-hari
a) Nutrisi : Bayi belum minum ASI.
b) Eliminasi : Bayi belum buang air kecil dan Mekonium sudah
keluar.
c) Istirahat : Bayi belum tidur.
d) Aktivitas : Bayi bergerak aktif.
e) Personal hygiene : Bayi sudah dikeringkan dengan menggunakan
kain dan belum dimandikan.
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) KU : Baik
2) Kesadaran: Composmentis
3) TTV :
N: 120 ×/menit R : 40 ×/menit S : 36,5 ºC
4) Antropometri :
BB : 2700 gram PB : 49 cm
LK : 34 cm LD : 33 cm
LILA : 10 cm
b. Pemeriksaan fisik
1) Kepala : Mesochepal, tidak ada caputsuccedeneum, tidak ada
chepalhematoma.
2) Muka : Simetris, warna kemerahan, tidak pucat tidak ada tanda-
tanda sindrom down.
3) Mata : Bentuk simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih,
kornea mata hitam tidak ada kelainan konginetal.
4) Hidung : Bentuk simetris, tidak terdapat secret, tidak adanafas
cuping hidung, tidak ada polip.
5) Mulut : Bibir tidak sianosis, palatum sudah terbentuk dengan
sempurna, tidak ada bibir sumbing.

136
6) Telinga : Simetris, daun telinga terbentuk dengan sempurna
sempurna.
7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada
guratan berlebih dibelakang leher.
8) Dada : Pengembangan antara dada dan perut ketika bernafas
sama, payudara tidak membesar, tidak ada retraksi dinding dada.
9) Abdomen : Bentuk bulat, tidak ada perdarahan tali pusat.
10) Genetalia : Tidak ada kelainan, labia mayora menutupi labia
minora
11) Ekstremitas:
Atas : Simetris, tidak terdapat polidaktili atau sidaktili, gerakan
aktif dan kuku tidak sianosis.
Bawah : Simetris, tidak terdapat polidaktili atau sidaktili,
gerakan aktif dan kuku tidak sianosis.
12) Anus : Terdapat lubang anus
13) Punggung :Tidak ada spifinabifida.
14) Kulit : Warna kemerahan, tidak ada tanda lahir, ada
vernikcaseosa dan tidak ada lanugo yang berlebihan.
15) Reflek fisiologis
Reflekmorro (Terkejut) : (+) kuat
ReflekRooting (Mencari) : (+) kuat
Refleksucking (Menghisap) : (+) kuat
Reflekgraping (Mengenggam) : (+) kuat
Reflektonick neck (gerak leher) : (+) kuat
c. Pemeriksaan penunjang Tidak ada
3. Interpretasi Data
a. Diagnosa Kebidanan
Bayi Ny. A umur 0 jam bayi baru lahir
fisiologis. Data dasar :
DS :
1) Ibu mengatakan bayi Ny. A umur 0 jam.
2) Ibu mengatakan bayinya lahir jam 16.50 WIB menangis kuat,
jenis kelamin perempuan.
DO :

137
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis.
3) TTV : Nadi : 128 x/menit Respirasi : 42 x/menit
Suhu: 36,5 0C
4) Antropometri : BB : 3.300 gram PB : 49 cm
LK : 33 cm LD : 33 cm
LILA : 11 cm
5) Pemeriksaan fisik dalam batas normal
6) Neurologi : Moro : (+) kuat Rooting : (+) kuat
Graphs : (+) kuat Sucking : (+) kuat
Tonickneck : (+) baik
7) Pemeriksaan penunjang Tidak ada
b. Masalah
Tidak ada
c. Diagnosa Potensial
Tidak ada
d. Identifikasi Tindakan Segera
Tidak ada
e. Perencanaan
Tanggal : 24 Juni 2021 Jam : 17.20 WIB
1) Beritahu kepada ibu hasil pemeriksaan bayinya
2) Berikan salep mata
3) Suntikan vitamin K
4) Jaga kehangatan bayi
5) Bantu dan Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya.
6) Beritahu kepada ibu untuk mengganti popok bayi apabila bayi
BAB dan BAK.
f. Pelaksanaan
Tanggal : 24 Juni 2021
1) (17.20) Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa
keadaan bayi sehat
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis.
TTV :

138
Nadi : 128 x/menit Respirasi : 42 x/menit Suhu : 36,5 0C
Antropometri : BB : 3.300 gram PB : 49 cm
LK : 33 cm LD : 33 cm
LILA : 11 cm
Pemeriksaan fisik dalam batas normal
Neurologi : Moro : (+) kuat Rooting : (+) kuat
Graphs : (+) kuat Sucking : (+) kuat Tonickneck : (+)
baik
Nilai APGAR score baik
2) (17.22) Memberikan salep mata
Mengoleskan salep mata gentamicin 0.3% pada kedua bola
mata bayi untuk mencegahan infeksi diberikan segera setelah
bayi lahir. Cara memberikan salep mata dengan dioleskan pada
bola mata bayi dengan buka mata bawah perlahan dengan ibu
jari dan jari telunjuk diatas tulang orbital lalu berikan salep mata
pada kelopak mata bawah dalam satu garis lurus mulai dari mata
paling dekat dengan hidung bayi menuju bagian luar mata dosis
yang diberikan satu kali oles.
3) (17.23) Menyuntikan vitamin K
Menyuntikan vitamin K pada paha atas bagian kiri dengan
intramuskuler untuk membantu proses pembekuan darah dan
mencegah perdarahan terutama pada otak dengan dosis 0,5 mg.
4) (17.24) Menjaga kehangatan bayi
Dengan memakaikan baju, popok, kaos tangan dan kaki,
membedong, memakaikan topi, memakaikan selimut.
5) (17.30) Membantu dan menganjurkan ibu untuk menyusui
bayinya supaya bayi bisa mengenal puting susu ibu, mendapatkan
colostrum untuk pembersih selaput usus BBL sehingga saluran
pencernaan siap untuk menerima makanan, mengandung kadar
protein yang tinggi terutama gama globulin sehingga dapat
memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi, mengandung
zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari
berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai dengan 6
bulan. Selain itu untuk merangsang pengeluaran ASI dan

139
menganjurkan untuk tidak memberikan susu formula kepada bayi
berikan ASI saja selama 6 bulan.
6) (17.45) Memberitahu kepada ibu untuk menggnti popok bayi
apabila bayi BAB dan BAK agar bayi tetap hangat dan tidak
rewel.
4. Evaluasi
Tanggal :24 juni 2021 Jam : 17.46 WIB
a. Ibu sudah mengerti dari hasil pemeriksaan bayinya
b. Salep mata sudah diberikan dikedua bola mata bayi
c. Vitamin K sudah disuntikan dipaha kiri atas bagian luar
d. Bayi sudah terjaga kehangatanya.
e. Ibu mau menyusui bayinya dengan dibantu
f. Ibu sedah mengerti tentang penjelasan yang di sampaikan untuk
mengganti popok bayi apabila bayi BAB bab dan BAK.

140
CATATAN PERKEMBANGAN BAYI BARU LAHIR 12 JAM
Tanggal/Jam : 25 Juni 2021 / 06.00 WIB
Tempat : Klinik Pratama Istika
tabel 4. 16 Catatan Perkembangan Bayi Bayi Baru Lahir 12 Jam

Subyektif Obyektif Analisa Jam Penatalaksanaan


1. Ibu mengatakan 1. Pemeriksaan umum Bayi Ny. A Usia 06.00 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
menyusui bayinya KU: baik, Kesadaran: 12 jam bayi baru WIB bahwa bayinya dalam keadaan normal.
setiap 2 jam sekali atau composmentis, lahir Hasil: Ibu merasa senang karena
setiap bayi TTV: N: 130x/m bayinya dalam keadaan normal.
menginginkan RR:40x/m S:36,5°C 06.15 2. Memberitahu ibu bahwa bayinya akan
2. Ibu mengatakan 2. Pemeriksaan fisik Wajah: WIB dimandikan karena sudah lebih dari 6
bayinya sudah BAB 1x simetris, tidak pucat jam dan meminta keluarga untuk
berwarna kehitaman Abdomen: tidak ada menyiapkan perlengkapan bayi.
dan BAK 4x berwarna pendarahan pada tali pusat Hasil: Bayi sudah dimandikan dan
kuning jernih dan tidak berbau, teraba diganti pakaiannya.
lemas, datar 06.25 3. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga
WIB kehangatan bayi dengan memastikan
bayi berpakaian lengkap dan diselimuti
serta memberi topi untuk menutup
kepala bayi.

141
Hasil:Bayi sudah memakai baju
06.30 lengkap dan diberi topi.
WIB 4. Memberitahu ibu cara melakukan
perawatan tali pusat dengan
membersihkan tali pusat dari pangkal
ke ujung dengan menggunakan kapas
air hangat dan membungkusnya dengan
kasa kering tanpa pemberian tambahan
apapun.
06.35 Hasil: Ibu sudah mengerti tentang cara
WIB melakukan perawatan tali pusat.
5. Menganjurkan ibu untuk tetap
memberikan ASI agar payudara
terangsang untuk memproduksi ASI
lebih banyak dan memberikan ASI
selama 6 bulan tanpa tambahan
makanan apapun kecuali obat dan
vitamin.
06.40 Hasil: Ibu bersedia untuk selalu
WIB menyusui dan memberikan ASI selama
6 bulan tanpa tambahan makanan

142
apapun.
6. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya
bayi baru lahir yaitu, bayi sulit untuk
menghisap, kesulitan bernafas, warna
kulit biru atau kuning, suhu tubuh
38°C, tanda infeksi pada tali pusat
seperti memerah,bengkak, bau busuk
dan keluar cairan. Jika bayi mengalami
salah satu tanda tersebut segera
membawa bayi ke pelayanan kesehatan
06.45 terdekat.
WIB Hasil: ibu sudah mengetahui tanda
bahaya bayi baru lahir dan ibu mampu
menyebutkan tanda bahaya bayi baru
lahir.
7. Memberitahu ibu bahwa akan
dilakukan kunjungan ulang 1 minggu
lagi.
Hasil :Ibu bersedia dilakukan
kunjungan ulang 1 minggu lagi

143
CATATAN PERKEMBANGAN BAYI BARU LAHIR 6 HARI

Tanggal/Jam : 01 Juli 2021 / 14.00 WIB


Tempat : Rumah Ny. A ( Ngempon 4/6 Bergas )
tabel 4. 17 Catatan Perkembangan Bayi Baru Lahir 6 Hari

Subyektif Obyektif Analisa Jam Penatalaksanaan


1. Ibu mengatakan tali 1. Pemeriksaan Umum Bayi Ny. A 14.10 1. Memberitahukan pada ibu hasil
pusatnya sudah puput Keadaan umum: baik Usia 6 hari. WIB pemeriksaan yang telah dilakukan pada
kemarin Kesadaran: composmentis. bayinya.
2. Pola Pemenuhan Sehari- Keadaan bayi : menangis 14.15 Hasil: keadaan umum bayi baik
hari kuat, warna kulit WIB 2. Memberitahu ibu kembali tentang
a. Pola Nutrisi kemerahan, gerakan aktif pentingnya ASI ekslusif yaitu bayi
Ibu mengatakan Tanda Vital: Denyut Jantung hanya diberi asi tanpa di beri makanan
bayinya sering 136x/menit, Suhu 365 oC, tambahan atau cairan tambahan lain
menyusu, sekitar 2 Pernafasan 40x/menit sampai bayi berumur 6 bulan
jam sekali, serta ibu Pengukuran Antropometri 14.20 Hasil :Ibu bersedia memberikan ASI
menyusui bayinya BB : 3600 gram LK : 34 cm WIB ekslusif pada bayinya
segera ketika bayi LILA: 11 cm PB : 48 cm LD 3. Mendeteksi tanda-tanda bahaya pada
ingin menyusu. : 34 cm bayi seperti
b. Eliminasi 2. Pemeriksaan Fisik a. Pernafasan sulit atau lebih dari
Ibu mengatakan Abdomen: Tali pusat sudah 60x/menit

144
bayinya BAB lepas saat usia 5 hari, bekas b. Terlalu hangat (>38°C) atau
4-5x/hari,warna luka tali pusat masih sedikit terlalu dingin (<36°C).
kuning, lembek tidak basah namun tidak berbau, c. Kulit bayi kering (terutama 24 jam
berbau menyengat. tidak ada kemerahan, tidak pertama), biru, pucat atau memar.
Dan sering BAK 10- ada bengkak serta tidak ada d. Hisapan saat menyusu lemah,
15x, warnakuning pengeluaran berupa nanah rewel, sering muntah, tidur terus
jernih. dan darah. menerus.
c. Pola Tidur e. Tanda-tanda infeksi seperti suhu
Ibu mengatakan bayi tubuh meningkat, tali pusat merah,
tidur setiap bayi bengkak, bau busuk, keluar cairan,
selesai menyusu dan pernafasa sulit.
merasa kenyang, f. Tidak BAK dalam 24 jam, tinja
sehari kira-kira 16 ada lendir atau darah.
jam waktu untuk g. Menggigil, rewel, lemas,
bayi gunakan tidur. mengantuk, kejang, tidak bisa
d. Pola Hygiene 14.25 tenang, menangis terusmenerus.
Ibu mengatakan WIB Hasil : tidak nampak tanda bahaya
bayinya dimandikan pada BBL pada bayi Ny. A
2x sehari, menggati 4. Menganjurkan ibu untuk membawa
bajunya 3-5x sehari bayi keluar untuk dijemur setiap pagi
atau setiap basah dibawah 10 dan diatas jam 4 sore

145
ataupun kotor. 15.30 selama 10-15 menit.
WIB Hasil : Ibu bersedia membawa bayinya
keluar pada saat cuaca baik.
5. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan
kunjungan 1 minggu lagi
Hasil :Ibu bersedia dilakukan
kunjungan ulangHasil :Ibu bersedia
dilakukan kunjungan ulang

146
CATATAN PERKEMBANGAN BAYI BARU LAHIR 2 MINGGU
Tanggal/Jam : 09 Juli 2021 /14.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. A (Ngempon 4/6 Bergas )
tabel 4. 18 Catatan Perkembangan Bayi Baru Lahir 2 Minggu

Subyektif Obyektif Analisa Jam Penatalaksanaan


1. Ibu mengatakan bayinya 1. Pemeriksaan Umum Bayi Ny. A 14.10 1. Memberitahu kepada ibu bahwa sampai
sehat Keadaan umum: baik, usia 2 WIB saat ini keadaan bayi baik
2. Pola Kebiasaan Sehari- Kesadaran: composmentis minggu. Hasil :Ibu sudah mengerti dan ibu
Hari Tanda Vital: Denyut 14.15 senang.
a. Pola Nutrisi Jantung 130x/menit, WIB 2. Memastikan apakah bayi sudah
Bayi hanya diberi Suhu : 36,6 oC, mendapatkan ASI yang cukup
ASI, menyusu kuat Pernafasan : 45x/menit Hasil :Ibu menyusui teratur 2-4 jam
tiap 2 jam atau setiap Pengukuran antropometri 14.20 sekali di berikan sesuai kebutuhan bayi
bayi menginginkan , BB : 3700 gram WIB 3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga
setiap kali menyusu 2. Pemeriksaan Fisik kebersihan kulit bayi, seperti
kuranglebih 10-15 Abdomen : Tali pusat sudah memandikan bayi 2xsehari, memotong
menit. lepas, datar, teraba lunak, kuku bayi setiap kali kuku bayi sudah
b. Pola Eliminasi tidak ada infeksi, tidak ada panjang, dan menempatkan bayi pada
BAK : Bayi sudah kemerahan. tempat yang bersih dan hangat.
BAK 7-9 kali/hari, Hasil : Ibu bersedia menjaga

147
warna kuning 14.25 kebersihan kulit bayi.
BAB :Bayi sudah WIB 4. Memberikan pendidikan kesehatan
BAB 2-3 kali/hari, imunisasi dasar lengkap yang bertujuan
warna kekuningan agar ibu mengetahui manfaat imunisasi
dan Lembek dan dapat mengimunisasikan anaknya
c. Pola Istirahat sesuai jadwal. Dengan pemberian
Bayi menghabiskan imunisasi sesuai dengan jadwalnya
waktunya mayoritas dapat memberikan perlindungan dari
untuk tidur dan penyakit. Mengingatkan ibu untuk
terbangun saat ingin imunisasi BCG anaknya saat usia 1
menyusu dan bulan dan menganjurkan ibu untuk
BAK/BAB rutin mengikuti posyandu dan selalu
d. Pola Hygiene memantau pertumbuhan
Bayi dimandikan danperkembangan bayinya.
setiap pagi hari dan Hasil:Ibu bersedia mengikuti posyandu
sore hari, popok dan memantau bayinya dengan
diganti setelah mengikuti posyandu secara rutin.
mandi, BAB/BAK.

148
149
BAB V
PEMBAHASAN
BAB ini akan menguraikan tentang ada tidaknya kesenjangan antara teori dan
hasil studi kasus pelaksanaan dan penerapan Asuhan Kebidanan pada Ny.A Umur 26
Tahun G2P0A1 di Klinik Pratama Istika. Asuhan dimulai tanggal 22 Juni 2021 sampai
tanggal 09 Juli 2021.
Pembahasan ini dibuat berdasarkan landasan teoritis dan studi kasus bertujuan
untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi agar tindakan direncanakan
berdasarkan rasional yang relevan yang dapat dianalisa secara teoritis menggunakan
metode Asuhan Kebidanan Varney yang berupa pengkajian data subyektif, data obyektif,
menentukan analisis data, dan penatalaksanaan asuhan kebidanan sampai evaluasi untuk
memudahkan memahami kesenjangan dan kesesuaian yang terjadi pada kasus ini.
A. Kehamilan
1. Pengkajian
Langkah ini dilakukan pengkajian satu kali yang dilakukan pada Ny A
dengan hasil diperoleh dari subjektif dan data objektif. Data subjektif yang
didapatkan ibu bernama Ny. A umur 26 Tahun, ini hamil yang kedua, belum
pernah melahirkan dan sudah pernah keguguran, HPHT 16 September 2020 dan
Hari Tafsiran Lahir yaitu tanggal 23 juni 2021. Pada kehamilan ini ibu melakukan
pemeriksaan kehamilan pada trimester pertama 1 kali, trimester ke-dua sebanyak
2 kali dan trimester ke-tiga sebanyak 3 kali. Sesuai dengan evidence based
practice, pemerintah telah menetapkan program kebijakan ANC minimal 4 kali
kunjungan menurut (Munthe, 2019) yaitu: 1 kali pada trimester I (0-13 minngu) ,
1 kali pada trimester II (14 – 27 minggu) , dan 2 kali pada trimester III (28 – 40
minggu). Menurut hasil penelitian (Risqi Dewi Aisyah, 2015), bahwa paritas
tinggi atau multipara maupun grandemultipara yang sudah mempunyai
pengalaman kehamilan mereka cenderung tidak melakukan kunjungan ANC,
karena beranggapan bahwa kunjungan ANC tidak penting. Sehingga diperlukan
peran bidan untuk meningkatkan program penyuluhan tentang pentingnya
kunjunan ANC, dan disini peneliti sudah berperan ikut serta mengingatkan ibu
untuk melakukan kunjungan ANC pada TM III dan ibu melakukannya. Jadi dapat
di simpulkan bahwa Ny. A lengkap melakukan pemeriksaaan mulai dari trimester
I, trimester II, dan trimester III. Pada kunjungan pemeriksaan kehamilan yang

150
dilakukan oleh Ny. A tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek karena
pada pemeriksaan kehamilan Ny. A.
Selama kehamilan ini ibu mengalami kenaikan berat badan sebanyak 11
kg, yaitu berat badan sebelum hamil 56 kg dan berat badan pada usia kehamilan
40 minggu menjadi 67 kg. Teori yang menyebutkan penambahan BB dari mulai
awal kehamilan sampai akhir kehamilan adalah 11-12 kg. kemungkinan
penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg. Janin (3-4 kg), plasenta (0,6 kg),
cairan amnion (0,8 kg), peningkatan berat uterus (0,9 kg), peningkatan berat
payudara (0,4 kg), peningkatan volume darah (1,5 kg), cairan ekstra seluler (,4
kg), lemak (3,5 kg) sehingga totalnya menjadi 12,5 kg Walyani (2015). Hal ini
dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin namun tidak terjadi kesenjangan
antara teori dan lahan praktek karena berat badan By Ny. A setelah lahir
3300gram.
Ukuran Lila normal pada ibu hamil adalah ≥23,5 (Walyani,2015),
pengukuran Lila bertujuan untuk mengetahui status gizi ibu hamil yang
berhubungan dengan perkembangan janin agar tidak terjadi BBLR. Pada Ny A
hasil dari pengukuran Lila adalah 26 cm. Angka tersebut masih dalam batas
normal dan hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan.
Mengukur tinggi fundus uteri untuk mengetahui tuanya masa kehamilan
dalam kandungan dengan mengukur tinggi fundus uteri dari tepi atas simpisis
sampai pada fundus uteri menurut perlimaan jari (Kusmiyati, 2009), umur
kehamilan 28 minggu TFU terletak kira-kira antara tiga jari di atas pusat atau 1/3
jarak antara pusat prosesus xipoideus (25 cm), umur kehmilan 32 minggu TFU
terletak kira-kira antara ½ jarak pusat dan prosesus xipoideus (27 cm), 36 minggu
TFU kira-kira 1 jari di bawah prosesus xifoideus (30 cm), umur kehamilan 40
minggu TFU terletak kira-kira 3 jari dibawah prosesus xipoideus (33 cm). Hal ini
tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan di lahan praktek hasil pemeriksaan
yang dilakukan pada Ny. A menggunakan metlin yaitu pada usia kehamilan 40
minggu TFU teraba di 3 jari dibawah prosessus xypoideus (33 cm). Dengan
diketahuinya panjang TFU dapat digunakan untuk menghitung taksiran berat janin
(TBJ) dengan menggunakan cara Mc Donald untuk mengetaui TFU dengan
menggunakan pita ukur kemudian dilakukan perhitungan tafsiran berat janin
dengan rumus : (TFU – K) x 155 = gram. Bila kepala belum masuk panggul maka
K = 12. Bila kepala sudah masuk panggul maka K = 11 (Tando, 2016). Hasil TBJ

151
yang di dapat pada kunjungan terakhir yaitu 33 cm ( 33-11) x 155 : 3.410 gram.
Menurut Muslihatun, (2010), normalnya berat badan lahir bayi antara 2500
sampai 4000 gram. Hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek
dilapangan.
Kategori pemeriksaan penunjang untuk ibu hamil meliputi pemeriksaan
laboratorium (rutin maupun sesuai indikasi) dan pemeriksaan ultrasonografi.
Pemeriksaan kadar Hb < 11 g/dl (pada trimester I dan III atau< 10,5 g/dl (pada
trimester II). Pada pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada Ny A yaitu dari
pemeriksaan Hb menujukkan hasil 11 gr/dl, pemeriksaan protein urine negative,
pemeriksaan reduksi urine negative dan pemeriksaan VDRL negative. Dalam
kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik lahan karena
pemeriksaan penunjang telah dilakukan.
2. Interperestasi Data
Pada langkah ini interprestasi data meliputi diagnosa kebidanan dan
diagnosa masalah yang mungkin timbul pada kasus ini setelah dilakukan
pengkajian satu kali. Diperoleh dari data subjektif dan data objektif sehingga
muncul diagnosa kebidanan Ny. A umur 26 tahun G2P0A1 umur kehamilan 40
minggu, janin tunggal hidup intra uteri, letak memanjang, puka, presentasi kepala,
divergen dengan hamil normal. Dari hasil diagnose kebidanan di atas bahwa tidak
ditemukan diagnose masalah.
3. Diagnosa Potensial
Langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial ini
berdasarkan rangkaian masalah yang ada. kasus Ny.A tidak di temukan
masalah sehingga pada langkah ini tidak terdapat diagnosa potensial (Dinkes
Jakarta, 2016). Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek
dilahan.
4. Antisipasi penanganan segera
Antisipasi merupakan penerapan kebutuhan yang memerlukan penanganan
segera tahap ini dilakukan oleh bidan melakukan identifikasi dan
menetapkan beberapa kebutuhan setelah diagnosis dan masalah ditegakkan
(Dinkes Jakarta.2016). Dalam kasus Ny A tidak dilakukan antisipasi karena
tidak ditemui masalah dalam diagnosa potensial.
5. Perencanaan

152
Perencanaan merupakan langkah lanjutan dari diagnosa yang ditemukan
serta masalah yang muncul dalam kasus tersebut. Menurut (Kusmiyati, 2010)
pada trimester III asuhan yang dilakukan pada kunjungan pertama yaitu
melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksan laboratorium,
pemeriksaan tambahan lain untuk memperoleh data, Memberi support psikis,
menjelaskan mengenai ketidaknyamanan normal yang dialaminya, sesuai
dengan usia kehamilan ajarkan ibu tentang materi pendidikan kesehatan pada
ibu, diskusikan mengenai rencana persiapan kelahiran dan jika terjadi
kegawatdaruratan, serta ajari ibu untuk mengenal tanda – tanda bahaya
pastikan untuk memahami apa yang dilakukan jika menemukan tanda
bahaya.
Pada kasus ini penulis memberikan perencanaan pada Ny A yaitu
memberikan pendidikan kesehatan tentang ketidaknyamanan trimester III,
mengajarkan ibu senam hamil, tanda bahaya trimester III, memberikan KIE
tanda- tanda persalinan. Dalam pemeberian asuhan tersebut pasien sangat
kooperatif pasien bisa mengulangi apa yang diajarkan (Suryati, 2011).
6. Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan pada klien dan
keluarga. Mengarah atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan
aman (Dinkes Jakarta.2016).
Pada kunjungan pertama penulis menjelaskan kepada pasien pendidikan
kesehatan tentang tanda-tanda persalinan Dalam melakukan asuhan pada
trimester III tidak terdapat kesenjangan antara teori dan di lahan.
7. Evaluasi
Pada kasus Ny. A dilakukan kunjungan rumah satu kali, pengkajian pertama
dilakukan pada tanggal 22 Juni 2021 di dapatkan hasil bahwa Ny. A telah
mengerti dan mengetahui tentang ketidaknyamanan pada TM III , ibu mengerti
mengenai tanda bahaya TM III, ibu sudah mengerti mengenai tanda-tanda
persalinan.
B. Persalinan
1. Pengkajian
Pada anamnesa yang dilakukan pada Ny. A tanggal 24 Juni 2021 jam 08.00
WIB di Klinik Pratama Istika, Ibu mengatakan perutnya terasa kencang-kencang
sejak tanggal 23 Juni 2021 pukul 00.00 WIB, kenceng sering mulai tanggal 24

153
Juni 2021 pukul 05.00 WIB.Pada pukul 08.00 WIB ibu sampai di Klinik
Pratama Istika kemudian melakukan pengkajian data subjektif yang didapatkan
dalam pengkajian persalinan ini seperti identitas ibu dan suami, alasan datang,
keluhan utama, riwayat kesehatan dahulu, sekarang, keluarga, riwayat
perkawinan, riwayat obstetri, riwayat kehamilan dulu dan sekarang, gerakan
janin, riwayat nutrisi, eliminasi, dan istirahat. Dari data identitas di dapatkan
hasil bahwa bu mengatakan bernama Ny R, suami bernama Tn. J ibu berumur
26 tahun, alasan datang karena ibu ingin melahirkan, keluhan utama ibu
mengatakan merasakan kenceng-kenceng sejak jam 00.00 WIB pada tanggal
23 Juni 2021, dalam riwayat kesehatan sekarang, dulu, dan keluara tidak ada
yang menderita penyakit menular atau menurun dan tidak ada riwayat bayi
kembar, menikah satu kali dengan suami dan status pernikahan sah, HPHT 16
September 2020, HPL 23 Juni 2021, hamil yang pertama dan sudah pernah
keguguran, ibu makan terakhir jam 06.30 WIB, BAB terakhir pada jam 07.00
WIB dan BAK terakhir pada jam 13.00 WIB.
Pada pemeriksaan obstetri di dapatkan hasil, Leopod 1 : TFU pertengahan
prosessus xypoideus (bulat, lunak, tidak melenting (bokong), leopod 2 Kanan :
teraba keras memanjang seperti papan (punggung), kiri teraba bagian kecil-kecil
janin (ekstremitas), leopod III teraba bulat, keras, melenting (kepala), tidak dapat
dogoyangkan, leopod IV divergen 3/5 bagian,TBJ : (33– 11) x 155 = 3410 gram,
DJJ :148 x/ menit, HIS :3x 10’/40’’, intensitas kuat. Pemeriksaan dalam
didapatkan hasil VU kosong, vagina elastis, porsio lunak, pembukaan 2 cm,
effacement 25 %, kulit ketuban belum pecah, presentasi kepala. Pada data
objektif di dapatkan hasil keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis,
TTV dalam batas normal, pemeriksaan fisik dalam batas normal. Memantau DJJ,
kontraksi nadi, setiap 30 menit, suhu setiap 2 jam, dan tekanan darah, dan VT
setiap 4 jam/ jika ada indikasi. Pemantauan dimulai dari jam 08.00 WIB dan
sampai pukul 16.30 WIB diketahui DJJ, kontraksi, nadi dalam batas normal,
kemudian pada jam 16.30 WIB juga ketuban pecah spontan, dan hanya tanda
gejala kala II.
2. Interpretasi data
Pada langkah ini interprestasi data meliputi diagnosa kebidanan dan
diagnosa masalah yang mungkin timbul pada kasus ini setelah dilakukan
pemeriksaan dalam pada tanggal 24 Juni 2021 di peroleh diagnosa kebidanan dan

154
diagnosa masalah. Diagnosa kebidanan Ny A umur 26 tahun G2P0A1 hamil 40
minggu, janin tunggal, hidup intra uteri,letak memanjang punggung kanan
presentasi belakang kepala, divergen, inpartu kala I fase Laten. Dalam
menentukan diagnosa ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.
3. Diagnosa potensial
Langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial ini
berdasarkan rangkaian masalah yang ada. kasus Ny A tidak di temukan masalah
sehingga pada langkah ini tidak terdapat diagnosa potensial (Sulistyawati, 2011).
Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek dilahan.
4. Antisipasi penanganan segera
Antisipasi merupakan penerapan kebutuhan yang memerlukan
penanganan segera tahap ini dilakukan oleh bidan melakukan identifikasi dan
menetapkan beberapa kebutuhan setelah diagnosis dan masalah ditegakkan
(Dinkes Jakarta.2016). Dalam kasus Ny A tidak dilakukan antisipasi karena tidak
ditemui masalah dalam diagnosa potensial
5. Perencanaan
Perencanaan pada kasus ini adalah melakukan perencanaan pada kala I,
kala II, kala III dan kala IV.Menurut (JNPK-KR, 2016) asuhan persalinan normal
yang dilakukan yaitu mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala II,
memastikan kelengkapan peralatan, memakai alat pelindung diri, memerikasa
keadaan ibu dan janin, melakukan pimpinan persalinan, meletakkan handuk di
atas perut ibu, meletakkan kain 1/3 di bawah bokong ibu, melindungi perineum
dengan satu tangan dan tangan yang lain menahan kepala bayi, setelah tubuh dan
lengan lahir menelusurkan tangan yang ada di atas dari punggung ke arah kaki
bayi untuk menyangganya saat punggung dan kaki lahir, menilai bayi dengan
cepat yaitu apakah bayi menangis kuat dan apakah bayi bergerak aktif,
meletakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah
dari tubuhnya, mengeringkan bayi kemudian membungkus kepala dan badan bayi,
memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus, menyuntikkan oksitosin 10 unit
secara IM di 1/3 lateral paha atas, jepit tali pusat menggunaka klem kemudian
potong tali pusat, ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril, meletakkan bayi
agar ada kontak kulit dengan ibunya, mengganti handuk yang basah dan
menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering, memindahkan
klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva, meletakkan satu tangan di atas

155
kain yang ada di perut ibu tepat di atas tulang pubis, melakukan penegangan ke
arah bawah pada tali pusat dengan lembut kemudian lakukan tekanan yang
berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah
atas dan belakang (dorso kranial) dengan hati – hati untuk membantu mencegah
terjadinya inversio uteri, melahirkan plasenta dengan kedua tangan kemudian
pegang dan putar plasenta hingga selaput plasenta terpilin, segera setelah plasenta
dan selaput ketuban lahir melakukan masase uterus, evaluasi kemungkinan
laserasi pada vagina dan perineum yang mengalami perdarahan aktif, setelah
membiarkan bayi melakukan kontak kulit di dada ibu selama 1 jam, setelah 1 jam
pemberian vit k kemudian berikan tetes mata antibiotik profilaksis dan lakukan
penimbangan bayi, pengukuran bayi, kemudian suntikkan hepatitis B pada paha
anterolateral pada bayi, mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan
masase uterus dan memeriksa kontraksi, mengevaluasi kehilangan darah,
melakukan pemantauan keadaan ibu setiap 15 menit sekali pada 1 jam pertama
dan 30 menit sekali pada 1 jam kedua, menempatkan semua peralatan bekas pakai
ke dalam larutan klorin 0,5%, membersihkan ibu menggunakan air DTT,
melengkapi partograf.
a. Kala I
1) Beritahu keaadan ibu dan janin
Bahwa keadaan ibu dan bayi saat ini normal atau tidak ada masalah.
Serta memberitahu ibu berdasarkan hasil pemeriksaan ibu saat ini dalam
masa persalinan pembukaan 2 cm.
2) Anjurkan suami untuk mendampingi ibu
Menganjurkan suami untuk mendampingi ibu dan memberikan duku
ngan emosional pada ibu.
3) Mengatur posisi ibu
Memposisikan ibu untuk miring ke kiri agar mempercepat proses
persalinan.
4) Ajarkan teknik relaksasi
Mengajari ibu teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri saat t
erjadi kontraksi dengan menarik nafas panjang melalui hidung, kemudia
n menghembuskan secara perlahan lewat mulut dan melakukan massase da
erah punggung
5) Anjurkan ibu untuk makan dan minum

156
Menganjurkan ibu makan dan minum disela-sela his untuk
mencegah dehidrasi dan menambah energi.
6) Persiapan alat
Menyiapkan partus set, heactingset dan perlengkapan persalinan
beserta obat-obatan yang mungkin dibutuhkan.
7) Pengawasan 10
Melakukan pengawasan 10.
b. Kala II
1) Beri dukungan dan semangat pada ibu
Memberikan dukungan dan semangat pada ibu jika bayinya akan
segera lahir
2) Menjaga kebersihan dan kenyamanan
Mengganti jarik yang basah dengan underpad baru.
3) Mengatur posisi ibu
Mengatur posisi ibu untuk meneran
4) Mendekatkan alat
Mendekatkan partus set, hecting set, tempat plasenta, dan menyedot
oksitosin 10 IU ke dalam spuit 3 cc
5) Beri bimbingan meneran
Memberikan bimbingan meneran yang benar kepada ibu, yaitu
mengejan saat perut kenceng didahului menghirup nafas dalam terlebih
dahulu, mengejan seperti ketika ingin BAB, dan tidak mengeluarkan suara.
Saat kenceng hilang, menganjurkan ibu untuk istirahat, makan dan minum
6) Persiapan pertolongan persalinan
Pakai celemek plastik atau bahan yang tidak tembus cairan, cuci
tangan 6 langkah menggunakan sabun dan air mengalir, memakai sarung
tangan DTT, memasukkan oksitosin kedalam spuit, membersihkan vulva
dan perinium, melakukan pemeriksaan dalam dengan hasil pembukaan
lengkap, memeriksa DJJ setiap tidak ada kontraksi.
7) Pimpin persalinan
a) Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap, memposisikan
ibu untuk meneran, memimpin ibu meneran pada saat ada kontraksi
yang kuat, menganjurkan ibu untuk melihat perut pada saat meneran
setiap ada His, meletakkan handuk bersih diperut ibu, meletakkan 1/3 kain

157
bersih dibawah bokong ibu, membuka tutup partus set, memakai
sarung tangan DTT, lindungi perinium dengan kain bersih dan kering.
Tangan yang lain menahan kepala bayi agar tidak terjadi defleksi yang
berlebihan dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk
meneran perlahan, cepat dan dangkal, Periksa kemungkinan adanya
lilitan tali pusat.
b) Setelah kepala bayi lahir, tunggu putaran paksi luar yang berlangsung
secara spontan lahirnya bahu.
c) Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi biparetal.
d) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk menopang kepala
dan bahun. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan
siku sebelah atas,
e) Setelah lengan dan tubuh lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong dan kaki. Pegang kedua kaki dengan melingkarkan
ibu jari pada satu sisi yang lain agar bertemu dengan jari telunjuk.
8) Penanganan bayi baru lahir.
c. Kala III
1) Menyuntikkan oksitosin 10 IU
Menyuntikkan oksitosin 10 IU pada 1/3 paha atas lateral dengan
teknik penyuntikan jarum 90 derajat
2) Beritahu penyebab mulas
Adanya kontraksi uterus pada saat pengeluaran plasenta
3) Melahirkan plasenta menggunakan teknik dorso-kanial
Telah menjepit dan memotong tali pusat dan melakukan IMD.
Lakukan peregangan tali pusat terkendali dengan cara : memindahkan
klem pada tali pusat berjarak 5-10 cm dari vulva, tangan kiri melakukan
dorsokranial sementara tangan kanan memegang tali pusat menggunakan
klem dengan jarak 5-10 cm dari vulva.
4) Setelah plasenta lahir melakukan masase uterus
Lakukan massase fundus teraba keras dengan tangan kiri
sedangkan tangan kanan memeriksa kelengkapan plasenta.Plasenta lahir
spontan lengkap
d. Kala IV
1) Beritahu penyebab mulas

158
Memberitahu ibu penyebab mulas yaitu karena adanya
kontraksi pada uterus
2) Bersihkan alat dan rapikan pasien
Membersihkan alat dan membersihkan pasien yaitu dengan
menyibin dan mengganti baju serta memakaikan popok.
3) Anjurkan ibu untuk makan dan minum
Menganjurkan ibu untuk makan dan minum sebagai sumber energi.
4) Lakukan pengawasan kala IV
Melakukan 2 jam pengawasan kala IV
6. Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan pada klien dan keluarga.
Mengarah atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman (Dinkes
Jakarta.2016).
a. Kala I
Langkah ini penulis memberitahukan pada Ny A bahwa keadaan ibu
dan janin baik, mengatur posisi ibu yaitu miring ke kiri atau ke kanan
untuk mempercepat penurunan kepala janin, menganjurkan ibu untuk
makan dan minum untuk mencegah dehidrasi, menganjarkan ibu teknik
relaksasi guna mengurangi rasa nyeri, meyiapkan alat persalinan,
melakukan pemeriksaan dalam pada jam 14.00 WIB kemudian pada jam
16.30 WIB dilakukan kembali pemeriksaan dalam, melakukan
pengawasan 10. Menurut (walyani, 2012) pembukaan servik dinilai 4 jam
sekali. Dalam kasus Ny. A terdapat kesenjangan antara teori dan di lahan
praktek karena terlihat tanda gejala kala II dan pada pemakian alat
pelindung diri (APD) dalam kasus tidak digunakan topi, kacamata,
dikarenakan alat tersebut tidak tersedia. APD seharusnya digunakan
lengkap yaitu topi, kacamata, masker,apron, hand scone steril, dan sepatu
boot karena jika tidak lengkap dapat mengalami resiko tertular berbagai
penyakit dari cairan tubuh pasien.
b. Kala II
Dalam langkah ini penulis memberitahu pada Ny. A bahwa
pembukaan lengkap, memberi dukungan dan semangat kepada ibu saat
akan bersalin, mengatur posisi ibu yaitu setengah duduk untuk
mempermudah proses persalinan. menyiapkan pertolongan persalinan

159
yang meliputi mencuci tangan, mengatur posisi, meletakkan handuk di
perut ibu, membuka dan mengecek partus set, meletakkan kain steril
dilipat 1/3 bagian, menyiapkan perlengkapan bayi serta memimpin
persalinan yang meliputi bimbing meneran, melakukan prasat stenend saat
kepala bayi 5-6 cm di depan vulva, tangan kanan menahan perineum dan
tangan kiri di atas simpisis, lahirkan kepala bayi, cek lilitan tali pusat,
tunggu putaran paksi luar, melakukan teknik biparietal, melakukan sangga
susur, mengeringkan bayi diatas perut ibu, menjepit tali pusat dengan
umbilical cord kemudian potong tali pusat.Menurut APN 60 langkah,
mengikat tali pusat menggunakan benang tali pusat, meletakkan bayi di
atas perut ibu dan melakukan IMD.Pada langkah ini meletakkan bayi di
atas perut ibu dan melakukan IMD namun terdapat kesenjangan antara
teori dan praktik yang dilakukan di lahan yaitu karena tidak menggunakan
benang tali pusat.
c. Kala III
Langkah ini penulis memberitahu kepada Ny A bahwa mulas
yang dirasakan dikarenakan plasenta akan lahir serta melakukan
menajemen aktif kala III meliputi memberitahu ibu akan disuntik oksitosin
10 IU, melakukan penyuntikan oksitosin 10 IU pada paha kanan
anterolateral, memindahkan klem 5-10 cm dari vulva, melakukan PTT,
melihat tanda pelepasan plasenta dan melahirkan plasenta menggunakan
teknik dorso kranial, setelah plasenta lahir segera lakukan masase uterus.
Dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan dilahan praktik.
d. Kala IV
Pada langkah ini penulis melakukan heacting karena terdapat
laserasi perineum drajat 2. Memberitahu ibu penyebab mulas,
membereskan alat dan merapikan pasien, menganjurkan ibu untuk makan
dan minum, dan melakukan pengawasan kala IV. Dalam hal ini tidak
terdapat kesenjangan antara teori dan praktek lahan.
7. Evaluasi
a. Kala I
Pada tanggal 24 Juni 2021 jam 08.00 ibu sampai ke Klinik
Pratama istika dengan hasil pemeriksaan VT pembukaan 2 cm. Ketuban
pecah pada pukul 16.30 WIB Menurut(Rohani, 2011) lamanya kala I

160
untuk primigravida berlangsung 13 jam sedangkan pada multigravida
berlangsung sekitar 7 jam. Diperhitungkan pembukaan primigravida 1cm
per jam sedangkan multigravida 2 cm per jam. Dalam kasus ini tidak ada
kesenjangan karena lamanya kala I Ny. A adalah 10 jam 30 menit dan
penggunaan alat yaitu tidak menggunakan topi dan kacamata saatpenolong
persalinan.
b. Kala II
Pada tanggal 24 Juni 2021 jam 16.50 WIB bayi lahir spontan
menangis kuat, gerakan aktif, kulit kemerahan jenis kelamin perempuan,
nilai apgar score 8.9.10.Kala II adalah kala pengeluaran bayi dimulai dari
pembukaan lengkap hingga bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 1
jam pada primigravid dan 1/2 jam pada multigravida (Rohani, 2011).
Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek karena proses kala II
pada Ny R berlangsung 30 menit.
c. Kala III
Pada tanggal 24 Juni 2021 jam 17.00 WIB plasenta lahir lengkap.
Plasenta lahir spontan, kotiledon lengkap, kulit ketuban utuh, diameter 20
cm, panjang 45 cm, tebal 2 cm, tidak ada pengapuran. Menurut
(sulistyawati, 2013), kala III adalah kala pengeluaran plasenta setelah kala
II yang berlangsung tidak boleh lebih dari 30 menit. Dalam kasus Ny A
tidak terjadi kesenjangan teori dan praktik karena plasenta lahir kurang
lebih 10 menit setelah kala II.
d. Kala IV
Kala IV pada Ny A terdapat ruptur perineum dan terdapat luka
jahitan. Penulis melakukan pemantauan kala IV selama 2 jam dengan 4x15
menit pada 1 jam pertama, 2x30 menit pada 1 jam kedua dengan hasil
terlampir dipartograf. Dalam pemantauan 2 jam tidak didapatkan adanya
tanda-tanda penyulit pada kala IV. Pengeluaran darah selama persalinan
kala 1 ± 20 cc, kala II ± 100 cc, kala III ± 100 cc dan kala IV ± 100 cc.
Menurut prawiroharjo (2009) pengeluaran darah normal± 500 cc dan ≥ ±
500 cc pengeluaran darah yang abnormal. Hal ini tidak terjadi kesenjangan
antara teori dan lahan praktik.
C. Nifas
1. Pengkajian

161
Pengkajian nifas dilakukan pada tanggal 24 Juni 2021 Pengkajian masa
nifas dilakukan tiga kali yaitu pada 6 jam post partum, 6 hari postpartum dan 2
minggu postpartum. Dari hasil pengkajian yang dilakukan selama 3 kali selama
masa nifas didapatkan data subjektif dan data objektif. Selama pengkajian penulis
tidak mengalami hambatan dalam memperoleh data subjektif dan data objektif.
a. Kunjungan pertama
Data subjektif yang diperoleh penulis meliputi ibu mengatakan bernama
Ny A, ibu mengatakan melahirkan anak yang kedua secara normal pada tanggal
24 Juni 2021 pukul 16.50 WIB, sudah pernah keguguran, ibu mengatakan
berumur 26 tahun, ibu merasa perutnya masih mulas, ibu sudah BAK dan
belum BAB dan ibu sudah menyusui bayinya.
Data objektif didapatkan keadaan umum Ny A baik, kesadaran
composmentis, TTV dalam batas normal, pemeriksaan fisik yang didapatkan
dari Ny A dalam batas normal, asi sudah keluar sedikit -sedikit, TFU 2 jari
dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, tidak terdapat
luka jahitan dan tidak terdapat tanda infeksi, pengeluaran lokea rubra, jumlah
perdarahan ±150 cc, terdapat jahitan perinieum derajat dua.Lokea ini muncul
pada hari pertama sampai hari ketiga pasca postpartum. Berwarna merah dan
serabut dari desidua dan chorion. TFU teraba 2 jari dibawah pusat Walyani &
Purwoastuti (2016). Tidak terdapat kesenjangan teori dan praktek.
b. Kunjungan kedua
Pada kunjungan kedua tanggal 01 juli 2021 jam 14.00 WIB didapatkan
data subjektif bahwa Ny A dalam keadaan sehat, pengeluaran darah, tidak
mengalami kesulitan dalam BAB dan BAK, tidak ada makanan pantangan.
Data ojektif yang diperoleh penulis dari kunjungan kedua pada Ny A adalah
KU ibu baik, TTV normal, puting susu menonjol dan pengeluaran asi sudah
banyak pada payudara kanan dan kiri, TFU teraba pertengahan pusat dan
simpisis, kontaksi uterus baik, Genetalia tidak terdapat luka jahitan lochea rubra
jumlah perdarahan normal ( 20 cc) Tidak ada kesenjangan teori dan prakte.
c. Kunjungan tiga
Pada kunjungan ketiga tanggal 09 juli 2021 jam 14.00 WIB didapatkan dat
a subjektif bahwa Ny A dalam keadaan sehat, pengeluaran darah kecoklatan, tid
ak mengalami kesulitan dalam BAB dan BAK, tidak ada makanan pantangan, t
etap menonsumsi tablet Fe. Data ojektif yang diperoleh penulis dari kunjungan

162
kedua pada Ny A adalah KU ibu baik, TTV normal, puting susu menonjol dan
pengeluaran asi sudah banyak pada payudara kanan dan kiri, TFU sudah tidak
teraba, tidak ada nyeri tekan, Genetalia tidak terdapat luka jahitan lochea rubra j
umlah perdarahan normal ( 20 cc) Tidak ada kesenjangan teori dan prakte.
2. Interprestasi data
Pada langkah ini interprestasi data meliputi diagnosa kebidanan dan
diagnosa masalah yang mungkin timbul pada kasus ini setelah dilakukan
pemeriksaan dalam pengkajian selama masa nifas. Pada pengkajian pertama
diagnosa kebidanan didapatkan dari data subjektif dan data objektif sehingga
muncul diagnosa kebidanan Ny A P2A1 umur 26 tahun 6 jam post partum.
Diagnosa masalah pada kasus Ny A adalah tidak ada. Pada kunjungan kedua
didapatkan diagnosa kebidanan Ny A umur P2A1 umur 26 tahun 6 hari post
partum. Diagnosa masalah pada kasus Ny A adalah tidak ada. Pada kunjungan
ketiga didapatkan diagnosa kebidanan Ny A umur P2A1 umur 26 tahun 2 minggu
post partum. Diagnosa masalah pada kasus Ny A adalah tidak ada. Selama
pengambilan data untuk menegakkan diagnosa kebidanan dan diagnose masalah
tidak mengalami hambatan. Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
3. Diagnosa potensial
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial ini
berdasarkan rangkaian masalah yang ada. kasus Ny A tidak di temukan masalah
sehingga pada langkah ini tidak terdapat diagnosa potensial (Dinkes
Jakarta,2016). Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek dilahan.
4. Antisipasi perencanaan segera
Antisipasi merupakan penerapan kebutuhan yang memerlukan penanganan
segera tahap ini dilakukan oleh bidan melakukan identifikasi dan menetapkan
beberapa kebutuhan setelah diagnosis dan masalah ditegakkan (Dinkes
Jakarta,2016). Dalam kasus Ny A tidak dilakukan antisipasi karena tidak ditemui
masalah dalam diagnosa potensial.
5. Perencanaan
Perencanaan merupakan langkah lanjutan dari diagnosa yang ditemukan
serta masalah yang muncul dalam kasus tersebut. Perencanaan pada kasus ini
adalah melakukan perencanaan pada kala I , kala II, kala III dan kala IV (Dinkes
Jakarta, 2016).Menurut (Prawirohardjo, 2010). kunjungan pada masa nifas paling

163
sedikit yaitu 4 kali kunjungan, dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru
lahir , mendeteksi dan menangani masalah – masalah yang terjadi.
6. Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan pada klien dan
keluarga. Mengarah atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman
(Dinkes Jakarta.2016). Pada langkah ini penulis melakukan asuhan kebidanan
sesuai dengan asuhan yang telah direncanakan.
a. Kunjungan pertama
Pada kunjungan pertama ini penulis memberitahukan pada Ny. A bahwa
ibu dalam keadaan baik, mengobservasi KU, kontraksi dan perdarahan,
mencegah perdarahan akibat atonia uteri dengan cara mengajarkan ibu atau
keluarga cara masase uterus dengan benar, memastikan ibu sudah melakukan
mobilisasi dini, memberi KIE tentang ASI ekslusif, memberitahu ibu keluhan –
keluhan fisiologis yang biasa dialami pada ibu nifas. Dalam hal ini tidak
terdapat kesenjangan antara teori dan di lahan.
b. Kunjungan kedua
Pada kunjungan kedua ini penulis memberitahukan pada Ny. A bahwa
involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus sudah di bawah
umbilikus, menilai tanda – tanda demam, infeksi atau perdarahan, istirahat
cukup, beritahu upaya memperbanyak ASI tetap memberikan asi ekslusif,
nutrisi, menjaga bayi tetap hangat, merawat bayi sehari–hari. Dalam hal ini
tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.
c. Kunjungan ketiga
Pada kunjungan ketiga ini penulis memberitahukan pada Ny. A bahwa inv
olusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus sudah tiak teraba, menil
ai tanda – tanda demam, infeksi atau perdarahan, istirahat cukup, beritahu ibu
untuk tetap memberikan asi ekslusif.
7. Evaluasi
a. Kunjungan pertama
Pada kunjungan pertama di dapatkan hasil keadaan umum baik, KU ibu
baik, TTV : TD: 110/70 mmHg, N: 82 x/menit, S: 36,50C, RR: 20x/menit,
Perdarahan: 1 pembalut tidak penuh 20 cc, Kontraksi uterus baik dan keras, Ibu
mengonsumsi vitamin A 1x 200.000 IU, amoxilin 1 tablet asam mefenamat 1
tablet.Menurut(Prawirohardjo, 2010), asuhan 6-8 jam fokus pada Mencegah

164
perdarahan masa nifas karena atonia uteri, dan pemberian ASI awal. Dalam hal
ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.
b. Kunjungan kedua
Pada kunjungan kedua Ny A 6 hari post partum didapatkan hasil bahwa
keadaan ibu baik, kontraksi uterus kuat, TFU teraba pertengahan pusat,
pengeluaran lokea sanguinolenta, tidak ada penyulit selama masa nifas, ibu
memberikan asi ekslusif, dan tidak ada pantangan makanan yang dikonsumsi
selama masa nifas.Menurut Walyani & Purwoastuti (2016), sanguinolenta: hari
ke 3-7, terdiri dari darah bercampur lendir yang berwarna kecoklatan Terdiri
atas lebih sedikit darah dan lebih bayak serum, juga terdiri atas leukosit dan
robekan laserasi plasenta. Pengeluaran pada hari ke 3-7 pasca persalinan. TFU
terapa pertengahan pusat–simpisis. Dalam kasus ini tidak ada kesenjangan
antara teori dan dilahan praktek.
c. Kunjungan ketiga
Pada kunjungan ketiga Ny A 6 hari post partum didapatkan hasil bahwa ke
adaan ibu baik, kontraksi uterus kuat, TFU teraba pertengahan pusat, pengeluar
an lokea serosa, tidak ada penyulit selama masa nifas, ibu memberikan asi ekslu
sif, dan tidak ada pantangan makanan yang dikonsumsi selama masa nifas.
Walyani (2017), bahwa pada pemeriksaan genitalia masa nifas hari ke-7 sampai
hari ke-14 (2 minggu) lochea yang keluar adalah lochea serosa, lochea ini
berwarna kekuningan atau kecoklatan, yang terdiri dari leukosit, robekan
laserasi plasenta, lebih sedikit darah dan lebih banyak serum.
D. Bayi baru lahir
1. Pengkajian
Pada pengkajian ini penulis melakukan 1 kali asuhan BBL dan
kunjungan 2 kali pada bayi baru lahir Ny A, pada kunjungan tersebut penulis
mendapatkan data subjektif dan data objektif. Data subjektif yang diperoleh
penulis dalam setiap pengkajian meliputi identitas, jenis kelamin bayi, pola
eliminasi dan penilaian awal bayi baru lahir.Menurut Depkes RI, 2011
Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6-8 Jam setelah
lahir. Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke 3
sampai dengan hari ke 7 setelah lahir. Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3)
dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai dengan hari ke 28 setelah lahir.
Hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik lahan.

165
a. Asuhan bayi baru lahir
Penulis melakukan asuhan pada bayi baru lahir 0 jam setelah
melahirkan. Pada asuhan 0 jam, penulis memperoleh data subjektif bahwa
indentitas By Ny A, bayi merupakan anak kedua, lahir pada tanggal 24
Juni 2021 pukul 16.50 WB, bayi sudah BAB dan belum BAK dan bayi
menangis kuat, gerakan aktif serta kulit kemerahan.Pada pemeriksaan
objektif di dapatkan keadaan umum baik, nadi 128 x/m, suhu 36,50C,
respirasi 42x/m. Pada pemeriksaan antopometri BB 3300 gram, PB 49 cm,
LD 33 cm, LK 33 cm, Lila 11 cm. Pada pemeriksaan fisik bayi tidak
ditemukan kelainan bawaan dari ujung kepala hingga kaki bayi.Menurut
Tando (2019), Ciri-ciri bayi normal, antara lain sebagaiberikut: Berat
badan 2500-4000 gram, Panjang badan 48-52 cm, Lingkar badan 30-38
cm, Lingkar kepala 33-35 cm, Bunyi jantung dalam menit pertama kira-
kira 180 x/menit kemudian menurun sampai 120-160 x/menit, Pernafasan
pada menit pertama kira-kira 80 x/menit kemudian turun sampai 40
x/menit. Pada kasus ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
b. Kunjungan Pertama
Pada pengkajian bayi baru lahir usia 6 hari, bayi sudah
mendapatkan asupan nutrisi berupa ASI tanpa makanan atau minuman
pendamping lainnya. Berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi
bayi baru lahir, berat badan bayi Ny. A ditimbang yaitu 3600 gram, ini
berarti bayi Ny. A tidak mengalami penurunan berat badan. Pada
pemeriksaan abdomen yang dilakukan pada bayi Ny. A yang berusia 6
hari, tampak tali pusat sudah terlepas keseluruhan, sesuai teori menurut
Prawirohardjo (2016), tali pusat pada bayi lepas setelah 7-10 hari.
c. Kunjungan kedua
Pada kunjungan ke 2 usia bayi 2 minggu, Ny. A mengatakan
bahwa bayi diberikan ASI saja tanpa diberikan makanan tambahan dan
sudah menyusui lebih sering dan kuat. Dari hasil pemeriksaan keadaan
umum bayi baik, bayi dapat menghisap puting susu ibu dengan baik, yang
menandakan reflek hisapnya baik. Selain itu reflek moro pada bayi juga
baik, terbukti saat pemeriksa menepukkan tangan pada samping telinga
bayi, bayi kaget dan seperti memeluk. Hal ini sesuai teori menurut
Rukiyah dan Yulianti (2019), pada bayi usia 2 minggu reflek moro (+) dan

166
simetris, reflek hisap (+) pada sentuhan palatum molle, reflek
menggenggam (+), reflek rooting (+). Dalam penatalaksanaannya Ny. M
dianjurkan untuk rutin mengikuti posyandu serta selalu memantau
pertumbuhan dan perkembangan bayinya hal ini sesuai dengan teori yang
disampaikan oleh Marmi (2015) yang mengatakan, dianjurkan bagi ibu
untuk menimbangkan bayi setiap bulannya, agar pertumbuhan dan
perkembangan bayinya dapat selalu terpantau dan bayi mendapat
imunisasi lengkap sesuai jadwal..
2. Interprestasi data
Pada langkah ini interprestasi data meliputi diagnosa kebidanan dan
diagnosa masalah yang mungkin timbul pada kasus ini setelah dilakukan
pemeriksaan pada By Ny A. Pada asuhan bayi lahir Diagosa kebidanan By Ny
A umur 0 jam, diagnosa masalah tidak ada. Pada kunjungan pertama dilakukan
kunjungan 6 hari setelah lahir maka diperoleh diagnosa kebidanan By Ny A
umur 6 hari, dan diagnosa masalah tidak ada. kunjungan kedua dilakukan pada
bayi umur 2 minggu di peroleh diagnosa kebidanan By Ny A umur 2 minggu
dan diagnosa masalah tidak ada.
3. Diagnosa potensial
Kasus By Ny A tidak di temukan masalah sehingga pada langkah ini
tidak terdapat diagnosa potensial (Sulistyawati, 2011). Tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktek dilahan.
4. Antisipasi penanganan segera
Dalam kasus By Ny A tidak dilakukan antisipasi karena tidak ditemui
masalah dalam diagnosa potensial.
5. Perencanaan
Perencanaan merupakan langkah lanjutan dari diagnosa yang
ditemukan serta masalah yang muncul dalam kasus tersebut. Menurut
Departemen Kesehatan RI (2011) jadwal kunjungan neonatus adalah:
a. Asuhan bayi baru lahir
Pada asuhan bayi baru lahir, penulis merencanakan pada By Ny A
yaitu inisiasi asfeksia bayi, pemeriksaan segera saat lahir, menjaga bayi
agar tetap hangat, salep mata, injeksi vitamin k, dan imunisasi hepatitis B.
b. Kunjungan pertama

167
Pada kunjungan pertama 6 hari setelah bayi lahir penulis
merencanakan, pemeriksaan bayi baru lahir, ASI eksklusif, menjemur
bayi, tanda bayi sakit dan bahaya pada bayi.
c. Kunjungan kedua
Dalam kunjungan kedua, penulis merencanakan yaitu memberitahu
keadaan bayi, ASI eksklusif, menganjurkan untuk menjaga kebersihan
bayi, pendidikan imunisasi.
6. Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan pada klien
dan keluarga. Mengarah atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan
aman (Dinkes Jakarta.2016). Pada langkah ini penulis melakukan asuhan
kebidanan sesuai dengan asuhan yang telah direncanakan.
a. Bayi Baru Lahir
Pada kunjungan bayi baru lahir ini penulis melaksanakan asuhan
pada bayi Ny. A yaitu pemeriksaan segera saat lahir, menjaga bayi agar
tetap hangat, memberi salep mata, dan melakukan injeksi vit K. Tidak
melakukan inisiasi asfeksia bayi di karenakan pernafasan bayi sudah
normal, imunisasi HB0 diberikan saat bayi akan di bawa pulang. Menurut
(APN, 2008) imunisasi HB0 bayi umur 0-7 hari. Hal ini berarti tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik.
b. Kunjungan pertama
Pada kunjungan pertama ini penulis melaksanakan asuhan pada
bayi Ny. A yaitu melakukan pemeriksaan bayi baru lahir, menjaga bayi
tetap hangat, tanda bayi sakit dan bahaya pada bayi,ASI ekslusif. Hal ini
berarti tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.
c. Kunjungan kedua
Pada kunjungan kedua ini penulis melaksanakan asuhan pada bayi
Ny. A yaitu memberitahu keadaan bayi, memberitahu pentingnya
imunisasi, memberitahu untuk menjaga kebersihan bayi. Hal ini berarti
tidak terdapat kesenjangan antara teori dan prakti
7. Evaluasi
a. Bayi Baru Lahir

168
Penulis telah memberikan memberikan salep mata pada kedua
mata bayi yang bertujuan agar mata bayi tidak infeksi, tidak ditemukan
perdarahan tali pusat.
b. Kunjungan pertama
Pada kunjungan pertama, bayi telah BAB dan BAK, tali pusat
sudah lepas dan luka bekas tali pusat masih sedikit. Berat badan bayi
sudah mengalami kenaikan 3600 gram. Tidak ada kesenjangan antara teori
dan praktek lahan.
c. Kunjungan kedua
Pada kunjungan kedua ini didapatkan hasil berat badan bayi
mengalami kenaikan 100 gram, berat badan menjadi 3700 gram. Karena
ibu rajin menyusui bayinya yaitu paling lama setiap 2 jam sekali, dan ibu
juga menjaga kebutuhan nutrisinya sehingga ASI yang keluar banyak dan
lancar. Dalam kunjungan ini keadaan bayi normal serta tali pusat sudah
lepas. Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek lahan.

169
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan manajemen kebidanan
dengan menggunakan pendekatan komperehensif dan pendokumentasian
secara SOAP pada Ny. A dari kehamilan TM III, bersalin, nifas, BBL dan
neonatus maka dapat disimpukan :
1. Asuhan kehamilan pada tanggal 22 Juni 2021 berdasarkan asuhan standar
10T yang dapat dilakukan.
2. Asuhan persalinan normal pada tanggal 24 Juni 2021, saat persalinan
kala I Ny. A tidak terdapat penyulit persalinan, pada kala II, kala III dan
kala IV persalinan berjalan dengan normal tanpa penyulit apapun.
3. Asuhan masa nifas pada Ny. A dan 6 jam postpartum sampai dengan 2
minggu postpartum, selama masa nifas, berlangsung baik dan tidak ada
komplikasi masa nifas.
4. Asuhan bayi baru lahir pada bayi Ny. A berjenis kelamin perempuan, BB
3300 gram, PB 49 cm. tidak ditemukan adanya cacat tanda bahaya bayi
baru lahir. Bayi setelah lahir seegera disuntik vitamin K dan salep mata
telah diberikan, imunisasi Hb 0 di suntikkan pada saat bayi akan dibawa
pulang. peningkatan BB belum ada dan PB 49 cm. pemantauan bayi
sampai usia 2 minggu tidak ditemukan komplikasi dan tanda bahaya.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Diharapkan mendapatkan pengalaman dalam mempelajari kasus
kasus pada saat praktik dalam bentuk manajemen SOAP serta
menerapkan asuhan sesuai standar pelayanan kebidanan yang telah
ditetapkan sesuai dengan kewenangan bidan yang telah diberikan kepada
profesi bidan, serta diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan dalam melakukan asuhan kebidanan secara komperehensif
terhadap pasien.
2. Bagi Institusi

170
Diharapkan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir (LTA)
berikutnya dapat digunakan sebagai referensi sehingga dalam proses
pembuatan LTA menjadi lebih cepat dan sesuai dengan pedoman yang
ditetapkan.
3. Bagi Lahan
Diharapkan menjadi tolak ukur bagi pemberian pelayanan oleh
tenaga kesehatan kepada masyarakat khususnya dibidang kebidanan yang
sesuai teori dari mulai kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan
neonatus. Meningkatkan dalam melaksanakan pelayanan asuhan
antenatal menggunakan standar 14 T, kemudian perlu dilakukan
pemeriksaan Hb 2 kali selama hamil pada TM 1 dan TM III, pada
persalinan diperlukan APD yang lebih lengkap, perlu dilakukan
kunjungan masa nifas serta mencantumkan hasil pemeriksaan dan
tanggal pada buku KIA.
4. Bagi Pasien
Diharapkan dengan diselesaikan laporan ini, ibu dapat
mengaplikasikan asuhan kebidanan yang telah diberikan oleh penulis,
sehingga ibu dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalamannya
terkait tentang masa kehamilan, bersalin, nifas dan asuhan padabayi.
Keluarga ikut serta dalam memberikan asuhan pada ibu dalam
memberikan dukungan secara menyeluruh bagi setiap siklus seorang
wanita, serta dapat mendeteksi secara dini penyulit dan komplikasi yang
mungkin terjadi pada ibu dan bayi.

171
DAFTAR PUSTAKA

Afroh, F., Judha, M & Sudarti. (2012). Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri.
Persalinan.Yogyakarta: Nuha Medika.
APN, 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini .Jakarta:
JNPK-. KR.
Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Aulia, Febriana. 2014. Pengaruh Penggunaan Modul Pada Model Pembelajaran.
(kota : penerbit) ( contoh , Yogyakarta : Bina pustaka)
Ayuningtyas, Ika Fitria. 2019. Kebidanan Komplementer. Yogyakarta: Pustaka.
Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019
Buku KIA, 2016. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Depkes RI. 2011. Target Tujuan Pembangunan MDGs. Direktorat Jendral.
Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.
Diana, sulis. 2017. Model Asuhan Kebidanan Continuity of Care. (kota : penerbit)
( contoh , Yogyakarta : Bina pustaka)
Fatimah dan Nuryaningsih. (2017). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta:
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhamadiah
Jakarta. Fatimah dkk.
Fitriana Yuni, Nurwiandani Widi. 2018. Asuhan Persalinan secara Komprehensif
dalam Asuhan Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Kemenkes RI. 2012. Panduan Gerakan Nasional Sadar Gizi.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kusmiyati, Yuni, 2010, Penuntun Praktikum Asuhann Kehamilan, Fitramaya :
Yogyakarta.
Kusmiyati, Yuni. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta (kota : penerbit)
( contoh , Yogyakarta : Bina pustaka)
Lusiana, N., Megasari, K. (2015). Bahan Ajar AIDS pada Asuhan. Kebidanan.
Yogyakarta: Deepublish. 
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2015. Pengantar Kuliah Obtetri. EGC. Jakarta.

172
Manuaba. 2010. Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan KB . Jakarta : EGC.
Marmi K, R,. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Marta, Evi dan Kresno Sudarti. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk.
Bidang Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers.
Mufdlilah. Antenatal Ca re Focused. Yogyakarta: Nuha Medika.
Munthe, J. (2019). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Berkesinambungan (Continuity
of Care). Jakarta: Trans Info Media.
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta :
Nurhayati, Y., (2019) Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta. (kota :
penerbit) ( contoh , Yogyakarta : Bina pustaka)
Nurjasmi, E., dkk. 2016. Buku Acuan Midwifery Update. Jakarta : PP IBI. 
Pastuty, (2010). Buku Saku Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin. Jakarta: EGC. 
Prawirohardjo, S., 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono.
Prawirohardjo. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka.
Sarwono Prawirohardjo. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka 
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2015
Rizki. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Sidoarjo: Indomedia Pustaka.
Rohani, dkk. (2011). Asuhan kebidanan pada masa persalinan. Jakarta : Salemba.
Rukiyah, & Yulianti. (2019). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi Dan Anak Pra S
ekolah. Jakarta Timur: CV. Trans Info Media.
Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono.2010.Ilmu Kebidanan.Jakarta : PT. Bina Pustaka
Sulistyawati, Ari. 2013. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Salemba
Medika.
Sulistyawati. (2011). Asuhan kebidanan pada masa kehamilan. Jakarta Salemba. 
Sutanto AV, Fitriana Y. (tahunnya mana ?) Asuhan pada Kehamilan. Jogyakarta:
Pustaka baru press;

173
Sutanto, A. V. (2018). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui Teori dalam Prakti
k Kebidananan Profesional. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Tando, N. M. (2016). Asuhan Kebidanan : neonatus, bayi, & anak balita . Jakarta :
EGC.
Tando, Naomy Marie. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak
Balita. (kota : penerbit) ( contoh , Yogyakarta : Bina pustaka)
Trisnawati, 2012. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.
Wahyuni, S. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi & Balita. Jakarta: EGC. 
Walyani, A. (2012). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: PT.
PUSTAKA BARU.
Walyani, E. S. (2015). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka.
Walyani. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.

174

Anda mungkin juga menyukai