Anda di halaman 1dari 178

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA


NY. R DI PMB NURUL FADILAH
BANGKALAN

OLEH
ZEINIYETUS SOFIYA
NIM. 1250018056

DOSEN PEMBIMBING :
YUNIK WINDARTI, SST., M.KES

PROGAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021
LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA


NY. R DI PMB NURUL FADILAH
BANGKALAN

OLEH
ZEINIYETUS SOFIYA
NIM. 1250018056

DOSEN PEMBIMBING :
YUNIK WINDARTI, SST., M.KES

PROGAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

2021

ii
PERNYATAAN ORISINALITAS

Laporan tugas akhir ini adalah karya sendiri,


dan semua sumber yang dikutip maupun durujuk telah saya nyatakan
dengan benar.

Nama : Zeiniyetus Sofiya


NIM : 1250018056

Tanda Tangan :

Tanggal : 29 juli 2021

LEMBAR PERSETUJUAN

iii
Judul : Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.R Di PMB Nurul
Fadilah Bangkalan
Penyusun : Zeiniyetus Sofiya
NIM : 1250018056
Pembimbing : Yunik Windarti, S.ST., M.Kes
Tanggal Ujian : 29 juli 2021

Disetujui Oleh Pembimbing :

Yunik Windarti, SST., M.Kes


NPP.0711790

Mengetahui,
Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Fitria Dwi A, SST., M.Kes


NPP.0710784

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir ini telah diajukan oleh :

iv
Nama : Zeiniyetus sofiya
NIM : 1250018056
Program Studi : Diploma III Kebidanan
Judul : Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.R di PMB Nurul
Fadilah ,SST
Laporan Tugas Akhir ini telah diuji dan dinilai pada tanggal 29 juli 2021 Oleh
Tim Penguji :

Tanda Tangan

Penguji I

Annif Munjidah, SST, M.Kes :


NPP.0711786

Penguji II

Esty Puji Rahayu, SST, M.Kes :


NPP.1212833

Penguji III

Yunik Windarti, SST, M.Kes :


NPP.0711790

Mengetahui,
Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Fritria Dwi A, SST., M.Kes


NPP.0710784

v
PERNYATAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, yang bertanda
tangan dibawah ini :
Nama : Zeiniyetus sofiya
NIM : 1250018056
Program Studi : D-III Kebidanan
Fakultas : Keperawatan dan Kebidanan
Jenis Karya : Laporan Tugas Akhir (LTA)
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-
exclusive Royalty) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.R DI PMB

NURUL FADILAH

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalty
Nonekslusif (Non-exclusive Royalty) ini perpustakaan Universitas Nahdlatul
Ulama Surabaya berhak mengalih media / formatkan, mengelola dalam
bentukpangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Bangkalan
Pada Tanggal : 29 juli 2021
Yang menyatakan,

(Zeiniyetus Sofiya)

1250018056

vi
PEDOMAN PENGGUNAAN LAPORAN TUGAS AKHIR

Laporan tugas akhir ini dipublikasikan di lingkungan Fakultas


Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya,
diperkenanakan untuk dipakai sebagai referensi kepustakaan, pengutipan
harus seijin Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdlatul
Ulama Surabaya dan harus menuliskan nama penyusun sesuai dengan
etika ilmiah. Dokumentasi Laporan Tugas Akhir ini dalam bentuk soft
copy (dalam CD) merupakan hak milik Fakultas Keperawatan dan
Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.

vii
RINGKASAN

Angka Kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia
masih tinggi terutama pada Provinsi Jawa Timur bisa dilihat dari AKI dan AKB
pada tahun 2019 mencapai 89,92/100.000 KH dan 23/1000 KH. Tujuan laporan
tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara continuity of care pada
ibu hamil, bersalin, mas nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana dengan
menggunakan manajemen kebidanan. Metode yang digunakan yaitu Asuhan
Kebidanan yang dilakukan secara continuity of care, dengan lokasi di Praktek
Mandiri Bidan Nurul Fadilah bangkalan mulai tanggal 12 April 2021 sampai 08
juli 2021. Dengan subjek NY.R dengan teknik pengumpulan data subjektif dan
objektif melalui kunjungan langsung. Berdasarkan laporan penulis pada Ny.R
didapatkan hasil dari pendampingan secara langsung ini semua dalam batas
normal tidak terdapat masalah/ penyulit dalam memberikan asuhan. Total asuhan
yang diberikan sebanyak 15 kali yakni pada ibu hamil 4 kali, bersalin 1 kali, nifas
4 kali bbl 4 kali, kb 2 kali. Kesimpulan dari laporan ini asuhan kebidanan yang
dilakukan pada Ny.R dari hamil trimester III, bersalin, nifas, bbl, KB didapatkan
hasil semua dalam batas normal. Diharapkan klien bisa menerapkan konseling
yang telah diberikan selama dilakukan asuhan kebidanan sehingga kondisi ibu dan
bayi tetap sehat serta mencegah terjadinya komplikasi.

viii
SUMMARY

The maternal mortality rate (MMR) and infant mortality rate (IMR) in

Indonesia are still high, especially in East Java Province, it can be seen from

the MMR and IMR in 2019 reaching 89.92/100,000 KH and 23/1000 KH. The

purpose of this final report is to provide midwifery care with continuity of

care for pregnant women, maternity, postpartum, newborns and family

planning using midwifery management. The method used is Midwifery Care

which is carried out with continuity of care, with the location at the

Independent Practice of Midwife Nurul Fadilah Bangkalan from 12 April

2021 to 08 July 2021. With the subject of NY.R with subjective and objective

data collection techniques through direct visits. Based on the author's report to

Mrs. R, the results of this direct assistance were all within normal limits, there

were no problems / difficulties in providing care. The total care provided was

15 times, namely for pregnant women 4 times, giving birth 1 time, postpartum

4 times, bbl 4 times, family planning 2 times. The conclusion of this report is

that the midwifery care carried out on Mrs. R from the third trimester of

pregnancy, childbirth, postpartum, birth control, family planning results were

all within normal limits. It is hoped that the client can apply the counseling

that has been given during midwifery care so that the condition of the mother

and baby remains healthy and prevents complications.

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur kehadiran Allah SWT, atas semua


berkat dan rahmat-Nya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir
yang berjudul “Laporan Tugas Akhir Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada
Ny. R Di PMB Nurul Fadhilah”, sebagai salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi Diploma III
Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada :
1. Yunik Windarti, S.ST., M.Kes, selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan.
2. Fitria Dwi A, S.ST., M.Kes, selaku Ketua Program Studi Diploma III
Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
3. Khamida, S.Kep.Ns.,M. Kep, selaku Dekan Universitas Nahdlatul Ulama
Surabaya yang memberi kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
4. Prof. DR. Ir. Achmad Jazidie, M. Eng., selaku Rektor Universitas
Nahdlatul Ulama Surabaya.
5. Nurul Fadilah, SST selaku bidan yang telah memberikan bimbingan dalam
melakukan Continuity Of Care di PMB Nurul Fadilah, SST.
6. Ny.R Yang telah bersedia menjadi klien dalam proses Laporan Tugas
Akhir.
7. Bapak, Ibu, Saudara - Saudara, dan Teman – Temanku atas dukungan dan
do’a yang selalu diberikan sehingga Laporan Tugas Akhir ini selesai pada
waktunya.
8. Rekan-rekan seangkatan dan pihak-pihak terkait yang banyak membantu
dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal baik
yang telah diberikan dan semoga Laporan Tugas Akhir ini berguna bagi
semua pihak yang memanfaatkan.

Bangkalan, 29 Juli 2021


Penulis

iii
DAFTAR ISI

LAPORAN TUGAS AKHIR.........................................................................................ii

PERNYATAAN ORISINALITAS...............................................................................iii

LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................................iv

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................v

PERNYATAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..........................................................vi

PEDOMAN PENGGUNAAN LAPORAN TUGAS AKHIR..................................vii

RINGKASAN...............................................................................................................viii

SUMMARY.....................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR...................................................................................................iii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iv

DAFTAR TABEL..........................................................................................................vi

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................ii

DAFTAR ARTI..............................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Batasan Masalah...........................................................................................3
C. Rumusan Masalah.........................................................................................3
D. Tujuan...........................................................................................................3
E. Manfaat.........................................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................6

A. Konsep Dasar Kehamilan..............................................................................6

iv
B. Konsep Dasar Persalinan............................................................................21
C. Konsep Dasar Masa Nifas...........................................................................38
D. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir...................................................................46
E. Keluarga Berencana....................................................................................55
F. Standar Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Pada Masa Covid 19............65
BAB 3 METODE PENELITIAN................................................................................70

A. Pendekatan..................................................................................................70
B. Lokasi Dan Waktu......................................................................................70
C. Subjek Penelitian.........................................................................................70
D. Pengumpulan Data......................................................................................70
E. Pengolahan Data.........................................................................................71
F. Etika Penelitian...........................................................................................71
BAB 4 TINJAUAN KASUS........................................................................................73

A. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil............................................................73


B. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.......................................................103
C. Asuhan Kebidanan Masa Nifas.................................................................111
D. Asuhan Kebidanan Neonatus....................................................................120
E. Asuhan Kebidanan KB..............................................................................129
BAB 5 PEMBAHASAN............................................................................................133

A. Pembahasan...............................................................................................133
1. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan.....................................................133
2. Asuhan Kebidanan pada Persalinan......................................................135
3. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas.....................................................138
4. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir.............................................142
5. Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana......................................145
BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN............................................................................88

A. SIMPULAN................................................................................................88
B. SARAN.......................................................................................................88

v
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................89

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 AKI dan AKB di Jawa Timur tahun 2017-2019......................................1


Tabel 2.1 AKI dan AKB di Kab. Bangkalan tahun 2016-2018...............................1
Tabel 3.2 Perhitungankenaikanberatbadan (BB) menurut IMT.............................13
Tabel 4.2 Umur kehamilan berdasarkan TFU menurut Leopold...........................16
Tabel 5.2 Penurunan kepala janin menurut sistem perlimaan...............................31
Tabel 6.2 Perubahan Normal pada Uterus Selama Pospartum..............................39
Tabel 7.4 Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas dan KB.....................................74

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perubahan Normal pada Uterus Selama Pospartum.....................................88


Lampiran 2. Lembar Persetujuan Pasien..........................................................................88
Lampiran 3. KSPR...........................................................................................................89
Lampiran 4. Catatan Kesehatan Ibu Hamil.......................................................................90
Lampiran 5. Daftar Penapisan Kegawatdaruratan Pada Ibu Bersalin...............................91
Lampiran 6. Lembar Partograf.........................................................................................92
Lampiran 7. Catatan Kesehatan Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir..................................94
Lampiran 8. Skrining Resiko Komplikasi Pada Ibu Nifas................................................95
Lampiran 9. Hasil Pemeriksaan Neonatus......................................................................147
Lampiran 10. KMS Bayi................................................................................................147
Lampiran 11. Catatan Imunisasi Lengkap......................................................................147
Lampiran 12. Daftar Tilik Penapisan KB.......................................................................147
Lampiran 13. Lembar Persetujuan Penggunaan KB.......................................................148
Lampiran 14. Lembar Konsultasi...................................................................................149
Lampiran 15. Lembar Kegiatan Kunjungan...................................................................151
Lampiran 16. Dokumentasi Pasien.................................................................................153

ii
DAFTAR ARTI

1. Daftar Arti Lambang


% : Presentase
± : Kurang lebih
≤ : Kurang dari atau sama dengan
≥ : Lebih dari atau sama dengan
♀ : Perempuan
♂ : Laki-laki
° : Derajat
Ø : Pembukaan
- : Negatif
+ : Positif

2. Daftar Singkatan
AKB : Angka Kematian Bayi
AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
AKI : Angka Kematian Ibu
ANC : Antenatal Care
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BBLR : Berat Badan Lahir Rendah
BPS : Badan Pusat Statistik
CRL : Crown Rup Lengh
DEPKES : Departemen Kesehatan Surabaya
DJJ : Detak Jantung Janin
EDD : Estimated Date of Delivery
EFF : Efficement
FE : Ferrous Sulfate
GA : Gastational Age
GOLDA : Golongan Darah
HIV : Human Immunodeficiency Virus
HBSAG : Hepatitis B Surface Antigen
HB : Hemoglobin
HCG : Human Chorionic Gonadotropin
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
IMD : Inisiasi Menyusui Dini
IMS : Infeksi Menular Seksual

iii
IMT : Indeks Masa Tubuh
IUD : Intra Uterine Device
KALK : Calsium Lactate
KEK : Kekurangan Energi Kronis
KEMENKES : Kementrian Kesehatan
KB : Keluarga Berencana
KH : Kelahiran Hidup
KSPR : Kartu Skor Poedji Rochyati
LILA : Lingkar Lengan Atas
MAL : Metode Amenorhea Laktasi
MPS : Making Pregnancy Safer
NR : Non Reaktif
PAP : Pintu Atas Panggul
PCH : Pernafasan Cuping Hidung
PONED : Puskesmas Neonatal Esensial Dasar
PONEK : Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial Komprehensif
PTT : Peregangan Tali pusat Terkendali
TTV : Tanda Tanda Vital
USG : Ultrasonography
VT : Vaginal Toucher

iv
1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan suatu proses fisiologis

kehidupan wanita. Meskipun merupakan suatu proses yang fisiologis, banyak yang

harus diperhatikan karena pada kenyataannya banyak ibu maupun bayi yang

meninggal saat proses kehamilan, persalinan, dan nifas. Hal ini dapat meningkatkan

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). AKI dan AKB

merupakan salah satu indikator dalam Sustainable Development Goals (SDGs)

dimana target di tahun 2030 AKI kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup dan

AKB menjadi 12 per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015).

Tabel 1.1 AKI dan AKB di Jawa Timur tahun 2017-2019

Tahun AKI (per 100.000 KH) AKB (per 1.000 KH)


2017 91,92 23,6
2018 91,42 23
2019 89,92 23
Sumber: Dinkesjawa timur, 2019

Berdasarkan tabel 1.1 diatas menunjukkan bahwa AKI di Jawa Timur pada

tiga tahun terakhir mengalami penurunan, namun dalam hal ini capaian AKI

masih belum sesuai dengan target SDGs yaitu 70 per 100.000 kelahiran hidup.

Sedangkan untuk AKB dalam tiga tahun terakhir mengalami angka penurunan dan

stagnan sehingga dikategorikan belum melampaui target SDGs yaitu 12 per 1.000

kelahiran hidup.

Tabel 2.1 AKI dan AKB di Kab. Bangkalan tahun 2016-2018

Tahun AKI (Per 100.000 KH) AKB(Per 1.000 KH)


2016 18 1,42
2017 17 1,29
2

2018 11 1,32
Sumber: Dinkes kabupaten bangkalan, 2018
Berdasarkan tabel 1.2 diatas menunjukkan bahwa AKI di Kota Bangkalan

pada tiga tahun terakhir mengalami penurunan. Sedangkan untuk AKB dalam tiga

tahun terakhir mengalami angka penurunan dan kenaikan. Penyebab

meningkatnya kematian bayi tersebut adalah kurangnya pengetahuan masyarakat

tentang permasalahan kesehatan, kesadaran dan pemeriksaan kesehatan bayi pada

tenaga kesehatan.

Faktor penyebab tingginya angka kematian ibu diantara lain disebabkan

oleh gangguan hipertensi sebanyak 33,07%, perdarahan obstetrik 27,03%,

komplikasi non obstetrik lainnya 12,04%, infeksi pada kehamilan 6,06%, dan

penyebab lainnya 4,81%. Sementara penyebab kematian neonatal tertinggi

disebabkan oleh komplikasi kejadian intraparum tercatat 28,3%, akibat gangguan

respiratori dan kardiovaskular 21,3%, BBLR dan prematur 19%, kelainan

kongenital 14,8%, akibat tetanus neonatorum 1,2%, infeksi 7,3% dan akibat

lainnya 8,2% (Dirjen Kesmas, 2019).

Dalam rangka menurunkan AKI dan AKB di Indonesia, Pemerintah

melalui Departemen Kesehatan menerapkan strategi Making Pregnancy Safer

(MPS), Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), dan

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang dilanjutkan dengan pemberian ASI eksklusif

selama 6 bulan. Tidak hanya pemerintah, akan tetapi harus ada upaya dari tenaga

kesehatan seperti bidan. Bidan menjadi ujung tombak yang bersentuhan langsung

dengan siklus kehidupan wanita dalam mengatasi solusi AKI/AKB. Selain itu,

harus ada peran serta juga dari masyarakat/kader/dukun/tokoh masyarakat.

(Depkes,2013)
3

Dalam hal ini bidan sebagai tenaga kesehatan memberikan kontribusi

penting untuk melakukan pelayanan kesehatan secara terarah dan

berkesinambungan atau Continuity Of Care (COC) untuk memantau dan

mendeteksi dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan,

mendampingi dan menolong persalinan serta melakukan pengawasan selama nifas

dan perawatan bayi baru lahir (BBL) serta pemakaian alat kontrasepsi.

B. Batasan Masalah
Berdasarkan ruang lingkup asuhan yang diberikan kepada ibu hamil

trimester III fisiologis, bersalin, nifas, neonatus dan pelayanan keluarga berencana

(KB), maka pada penyusunan Laporan Tugas Akhir ini peneliti membatasi

berdasarkan continuity of care.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas yang menjadi rumusan

masalah adalah “Bagaimana pelayanan asuhan kebidanan secara komprehensif

sejak masa hami, bersalin, nifas, neonatus dan KB yang sesuai dengan standart

pelayanan kebidanan?”.

D. Tujuan
1. Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan secara Continuity of Care pada ibu hamil,

bersalin, nifas, neonatus dan Keluarga Berencana dengan menggunakan

pendekatan manajemen kebidanan.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan asuhan kebidanan dan dokumentasi SOAP

pada ibu hamil.


4

b. Mampu melakukan asuhan kebidanan dan dokumentasi SOAP

pada ibu bersalin.

c. Mampu melakukan asuhan kebidanan dan dokumentasi SOAP

pada ibu nifas.

d. Mampu melakukan asuhan kebidanan dan dokumentasi SOAP

pada neonatus.

e. Mampu melakukan asuhan kebidanan dan dokumentas SOAP pada

keluarga berencana.

E. Manfaat
1. Manfaat Teoritis

Menambah wawasan, meningkatkan pemahaman, menambah pengalaman

nyata, dan mampu melaksanakan asuhan kebidanan secara Continuity Of Care

pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan kontrasepsi dengan menggunakan

pendekatan manajemen kebidanan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Klien

Untuk memberikan informasi tentang kehamilan, persalinan, nifas, bayi

baru lahir dan keluarga berencana. Ibu mendapat pelayanan kebidanan secara

Continuity Of Care mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan

keluarga berencana.

b. Bagi institusi pendidikan

Sebagai masukan untuk pengembangan materi yang telah diberikan baik

dalam perkuliahan maupun praktik lapangan agar dapat menerapkan secara

langsung dan berkesinambungan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, bayi
5

baru lahir, nifas dan keluarga berencana dengan pendekatan manajemen

kebidanan yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.

c. Bagi mahasiswa kebidanan

Sebagai penerapan mata kuliah asuhan kebidanan secara continuity of care

pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan Keluarga Berencana (KB).

d. Bagi bidan dan PMB (Praktek Mandiri Bidan)

Dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam pemberian asuhan kebidanan

secara Continuity Of Care pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan

Keluarga Berencana (KB).


6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kehamilan


1. Pengertian Kehamilan

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid

pertama haid terakhir (Prawihardjo, 2015). Kehamilan merupakan suatu proses

kehidupan yang dialami oleh wanita, menurut Federasi Obstetri Ginekolog

iInternasional. Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum, dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Lama

kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan yaitu 280 hari (40 mingguatau 9 bulan 7

hari)”.(Hikmatulloh et al., 2019)

Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah

suatu proses yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin yang normal

berlangsung dalam 280 hari.

2. Fisiologi Kehamilan

Proses kehamilan dimulai dengan proses terjadinya konsepsi. Konsepsi

adalah penyatuan sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan (gestasi)

berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama haid

terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari

tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dan telur) yang terjadi dua minggu

sebelumnya (Agustin, 2012).

Pertemuan antara sel telur dan sperma yang di stimulasi oleh hormon

estrogen ini terjadi disepertiga saluran telur (tuba fallopi). Pada saat ovulasi,

ovum akan didorong keluar dari folikel De Graf dan kemudian akan ditangkap
7

oleh fimbrae. Jutaan sperma harus berjalan dari vagina menuju ke uterus dan

masuk ke tuba fallopi. Dalam perjalanan itu, kebanyakan sperma dihancurkan

oleh lendir asam vagina, uterus, dan tuba fallopi. Diantara sel sperma yang

bertahan hidup hanya satu yang dapat menembus dan membuahi ovum. Setelah

terjadi pembuahan, membran ovum segera mengeras untuk mencegah sel

sperma lain untuk masuk.

Pembuahan akan dimulai dengan terbentuknya zigot setelah inti sel telur

bertemu dengan inti sel sperma. Ovum yang sudah dibuahi (zigot) memerlukan

6-8 hari untuk berjalan kedalam uterus. Setelah berjalan zigot berkembang

melalui pembelahan sel yang sederhana setiap 12-15 jam sekali, namun

ukurannya tidak berubah. Ketika mencapai uterus, zigot yang merupakan massa

sel disebut morula kemudian terpisah menjadi dua lapisan yaitu massa sel telur

dan massa sel sperma dalam yang disebut blastokist. Sekitar 10 hari setelah

terjadi fertilisasi ovum, blastokist akan menanamkan dirinya dalam endometrium

yang disebut dengan implantasi. Begitu implantasi terjadi, lapisan uterus

(desidua) akan menyelimuti blastokist da kehamilan terbentuk. Massa sel dari

blastokist disebut trofoblast. Trofoblast ini akan melekatkan ovum pada desidua

dan berkembang menjadi plasenta serta korion. Dinding massa sel dalam akan

berkembang menjadi embrio, tali pusat, amnion. Selanjutnya sel-sel trofoblas

akan menyekresi hormon sendiri yaitu HCG kedalam aliran darah ibuyang hamil

tersebut. pengukuran HCG dalam urine merupakan pemeriksaan pertama

kehamilan.
8

Jika ovum yang masuk tidak dibuahi oleh sperma, jaringan penyusun

dinding rahim yang sudah menebal yang mengandung banyak pembuluh darah

akan rusak dan luruh runtuhdan terjadi proses menstruasi (Sulistyawati, 2013).

1. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan

a. Data Subjektif

Subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat

terhadap situasi dan kejadian (Suryati, 2011).

Berikut merupakan hal-hal yang perlu dikaji pada data subjektif antara lain

1) Identitas : pengkajian pada identitas untuk membedakan antara pasien

satu dengan yang lain meliputi :

a) Nama untuk mengetahui dan mengenal klien, sehingga dapat

mencegah kekeliruan dengan klien lainnya (Marni, 2012).

b) Umur untuk mengetahui apakah umur ibu beresiko dalam

kehamilan. Umur yang aman untuk kehamilan antara 19-34 tahun.

Sedangkan umur <19 tahun dan ≥35 tahun beresiko dalam

kehamilan (Cunningham, 2012).

c) Agama untuk mengetahui keyakinan klien dan memudahkan

memberikan bimbingan atau arahan kepada klien dalam berdoa

(Marni, 2012).

d) Suku bangsa untuk mengetahui adat istiadat dan kebiasaan yang

bersifat positif ataupu negatif yang memiliki pengaruh terhadap

kehamilan (Marni, 2012).


9

e) Pendidikan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan taraf

kemampuan berpikir ibu, sehingga memudahkan dalam

menyampaikan atau memberikan penyuluhan (Marni, 2012).

f) Pekerjaan untuk mengetahui taraf kehidupan ekonomi klien

(Marni, 2012).

g) Alamat untuk mengetahui dimana ibu menetap, mencegah

kekeliruan bila ada nama yang sama dan dapat dijadikan petunjuk

pada waktu kunjungan rumah.

1) Alasan Kunjungan

Mengetahui alasan pasien datang kerumah sakit atau bidan.

2) Keluhan Utama

Merupakan keluhan yang dirasakan klien pada saat pengkajian, pada ANC alasan

yang mendorong klien datang ke petugas kesehatan, diantaranya jadwal kontrol.

(Rukiyah, 2014).

3) Riwayat Menstruasi

Data ini digunakan mendapatkan gambaran tentang keadaan dasar reproduksi

pasien. Beberapa data yang harus diperoleh yaitu menarche, siklus menstruasi

(jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya dalam

hitungan hari yang biasanya sekitar 23 sampai 32 hari), volume darah data ini

menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan biasanya acuan

yang digunakan berupa kriteria banyak atau sedikitnya, keluhan (beberapa wanita

menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika mengalami menstruasi dan dapat

merujuk kepada diagnosa tertentu), Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) dan

Tafsiran Persalinan (informasi mengenai haid sangat penting untuk


10

memperhitungkan kehamilan dan perkiraan persalinan, memperkirakan tanggal

persalinan dapat dilakukan bila diketahui pasti Hari Pertama Haid Terakhir

(HPHT) dengan rumus naegle yaitu tanggal ditambah 7, bulan ditambah 9, maka

diketahuilah perkiraan kelahiran) (Rustam, 2012).

4) Riwayat Perkawinan

Mengetahui lamanya dan usia perkawinan (Marni, 2012). Menurut Kartu Skor

Poedji Rochyati (KSPR) kehamilan pertama lebih dari 4 tahun menikah

mendapat 4 skor, dimana akan lebih beresiko dalam kehamilan dan persalinan.

5) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu

Mengetahui adakah riwayat kehamilan atau persalinan abortus sebelumnya. Ada

tidaknya masalah-masalah pada kehamilan atau persalinan sebelumnyaseperti

prematuritas, cacat bawaan, kematian janin, perdarahan dan sebagainya.

Penolong persalinan terdahulu, cara persalinan, penyembuhan luka persalinan,

keadaan bayi saat baru lahir, berat badan lahir (Rukiyah, 2013).

6) Riwayat Kehamilan Sekarang

Mengetahui ibu dimana dan berapa kali selama periksa kehamilannya, keluhan

selama hamil, obat yang dikonsumsi, serta komunikasi informasi dan edukasi

(KIE) yang didapat, gerakan janin (Rukiyah, 2013).

7) Riwayat Kesehatan

Untuk mengetahui keadaan kesehatan ibu saat ini, apakah ada penyakit yang

berhubungan dengan penyakit menular (TBC, HIV/AIDS), menahun (Jantung,

Asma, Hipertensi) dan menurun (DM, Hipertensi, Asma). Apakah ibu pernah
11

operasi sebelumnya, pernah mengalami keguguran, dan juga apakah memiliki

keturunan kembar (Kuswanti, 2014).

8) Riwayat Kesehatan Keluarga

Mengetahui kesehatan keluarga yang mempengaruhi kehamilan meliputi

penyakit menular (TBC, HIV/AIDS), menahun (Jantung, Asma, Hipertensi) dan

menurun (DM, Hipertensi, Asma). Apakah ibu pernah operasi sebelumnya,

pernah mengalami keguguran, dan juga apakah memiliki keturunan kembar

(Kuswanti, 2014).

9) Riwayat KB

Meliputi jenis kontrasepsi yang digunakan, lama penggunaan, keluhan dan alasan

berhenti. (Marni, 2012).

10) Riwayat Psikososial dan Sosial Budaya

Mengetahui respon ibu, suami, dan keluarga terhadap kehamilan, serta adat

istiadat kebiasaan yang dianut oleh keluarga baik positif maupun negatif yang

memiliki dampak terhadap kehamilan (Kuswanti, 2014).

11) Pola Pemenuhan Kebutuhan

Pemenuhan kebutuhan sehari-hari sangat penting bagi ibu hamil. Menurut

Kuswanti 2014 pemenuhan kebutuhan sehari-hari pada ibu hamil antara lain :

a) Pola Nutrisi : untuk mengetahui apakah nutrisi yang diterima ibu hamil sudah

mencukupi atau belum.

Makan : berapa kali sehari, komposisi dalam 1 porsi, banyaknya.

Minum : berapa banyak, jenisnya (Sofian, 2011).

b) Pola Eliminasi :
12

BAB : frekuensi, konsistensi, warna, keluhan.

BAK : frekuensi, warna, keluhan (Kamariyah, 2014).

c) Pola Istirahat : untuk mengetahui apakah ibu cukup atau belum rata- rata

tidur malam yang normal kurang lebih 6-8 jam dan istirahat atau tidur siang

kurang lebih 1 jam.

d) Pola Aktifitas : ibu bekerja sesuai kemampuan dan makin dikurangi semakin

tuanya kehamilan, kelelahan pada ibu hamil yang berlebihan tentu dapat

menyebabkan kontraksi pada rahim, jika kondisi ini terus terjadi,

dikhawatirkan dapat menyebabkan keguguran atau kelahiran prematur.

e) Personal Hygiene :Mengetahui kebiasaan ibu dalam perawatan kebersihan

dirinya. Jika ibu memiliki kebiasaan yang kurang baik, maka dapat diberikan

KIE tentang cara perawatan kebersihan diri sedini mungkin. Seorang wanita

hamil sering merasa haus, nafsu makan bertambah, sering buang air kencing,

dan kadang kala dijumpai glukosuria yang mengingatkan kita pada diabetes

mellitus (Rustam, 2012).

f) Pola Seksual : untuk mengetahui aktivitas seksual yang dilakukan ibu. Pada

trimester III, ibu tidak dianjurkan untuk melakukan coitus, karena

dikhawatirkan terjadinya persalinan prematur (Asrinah, 2010).

a. Data Objektif

Menggambarkan hasil pemeriksaan fisik klien, hasil dari pemeriksaan

laboratorium dan tes diasnostik lain yang dirumuskan dalam data focus untuk

mendukung asuhan kebidanan sebagai langkah I varney, meliputi :

1) Pemeriksaan Umum :

a) keadaan umum : baik


13

b) kesadaran :

(1) komposmentis : kesadaran penuh atau dia sadar terhadap diri dan

lingkungannya.

(2) Apatis : keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya,

sikap acuh tak acuh.

(3) Samnolen : kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah

tertidur.

(4) Koma : tidak sadarkan diri.

(5) Tanda-tanda vital, meliputi :

Tekanan darah : normal 110/80-130/90 mmHg, apabila >140 mmHg, hati-hati

adanya preeklamsia.

Nadi : normal 60-100x/menit, apabila abnormal kemungkinan ada kelainan

patu-paru atau jantung.

Pernafasan : normal 16-24x/menit, apabila pernafasan abnormal kemungkinan

ada gangguan pernafasan.

Suhu : normal 36,5-37,5°C, apabila suhu >37,5°C kemungkinan ada infeksi

(Walyani, 2015).

c) Antropometri : Kenaikan berat badan (BB) menurut IMT

Tabel 3.2 Perhitungankenaikanberatbadan (BB) menurut IMT

Kategori IMT Rekomendasi (kg)


Rendah <19,8 12,5-18
Normal 19,8-26 11,5-16
Tinggi 26-29 7-11,5
Obesitas >29 >7
Gemeli 16-20,5

Sumber : Prawirohardjo, 2013.


RumusIMT
14

Rumus IMT:
Berat badan(kg)
Tinggi badan (m) x tinggi badan (m)

Tinggibadan : tingginormalnyauntukibuhamiladalah 145 cm, jika

<145 cm indikasipanggulsempit (Hani,dkk, 2011).

Lingkarlengan (Lila) : lilapadawanitausiaproduksiadalah 23,5 cm, apabila<23,5

cm makainterpretasinyaadalah KEK (KekurangaEnergiKronis) danpotensialbayi

BBLR (Jannah,2012).

2) Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan fisik antara lain :

a) Kepala, meliputi bentuk kepala, rambut (warna, kebersihan rambut,

rontok/tidak). Jika ditemukan rambut tampak seperti rambut jagung dan rontok

status gizi ibu hamil kurang baik (Kuswanti, 2014)

b) Wajah, meliputi Cloasma Gravidarum (Pigmentasi pada wajah karena pengaruh

hormon melanocyte stimulating hormone (MSH) yangmerupakan tanda duga

hamil), pucat atau tidak (wajah pucat merupakan gambaran anemia secara kasar),

odem atau tidak, jika terdapat odem pada wajah menandakan kemungkinan

adanya preklamsi berat.

c) Mata, meliputi keadaan sclera ikterus atau tidak (sclera ikterus menunjukkan

adanya kemungkinan kelainan fungsi liver), keadaan konjungtiva pucat atau

tidak (konjungtiva pucat atau cukup merah sebagai gambaran tentang anemia),

gangguan penglihatan dan odem pada pelpebra atau tidak (jika terdapat

gangguan penglihatan mata seperti pandangan mata kabur dan odem pada

palpebra kemungkinan menderita preeklamsia berat).


15

d) Hidung, meliputi kebersihan hidung dan ada tidaknya polip (jika ditemukan

secret yang berlebih dan terdapat polip dapat mengganggu jalan nafas),

pernafasan cuping hidung (adanya pernafasan cuping hidung menandakan

adanya kelainan pada sistem pernafasan) (Kamariyah dkk, 2015).

e) Mulut , meliputi kebersihan mulut dan lidah (kebersiha mulut dan lidah kurang,

dapat mengakibatkan perkembangan mikroorganisme semakin cepat),

kelembapan bibir (bibir kering menandakan ibu dehidrasi), keadaan gigi (gigi

yang brlubang dapat menjadi port de entry bagi mikroorganisme dan bisa beredar

secara sistemik (Kamariyah dkk, 2015).

f) Telinga, ada tidaknya gangguan pendengaran, kebersihan telingan dan ada

tidaknya cairan purulent (Kuswanti, 2014).

g) Leher, meliputi ada tidaknya pembesaran kelenjarr tyroid (mengakibatkan

hipertivoidisme), keadaan vena jugularis (adanya bendungan vena jugularis

kemungkinan terdapat gangguan aliran dara akibat penyakit jantung atau

aneuvisma vena).

h) Dada, meliputi retraksi dada, denyut jantung teratur, ada tidaknya bunyi

wheezing dan ronkhi (Kuswanti, 2014).

i) Payudara, meliputi bentuknya (simetris atau tidak), hiperpigmentasi aerola (dapat

memberikan petunjuk khusus pada kehamilan pertama karena adanya

peningkatan hormon MSH), kondisi puting susu (masuk kedalam atau tidak,

kebersihan), pengeluaran kolostrum sebagai persiapan proses laktasi.

j) Abdomen, meliputi inspeksi pembesaran uterus sesuai usia kehamilan atau tidak

(untuk mengetahui perkembangan janin secara kasar), striae gravidarum dan


16

linea nigra (karena adanya hiperpigmentasi pada masa kehamilan akibat

meningkatnya MSH), luka bekas operasi (bekas sectio atau operasi lainnya dapat

menjadi lokus minovis resistensi) dan melakukan palpasi abdomen berdasarkan

maneuver leopold, antara lain

(1) Leopold I :Menentukan tinggu fundus uteri yang dapat digunakan untuk

menemukan umur kehamilan dan untuk menentukan bagian janin yang terdapat

pada fundus uteri.

Tabel 4.2 Umur kehamilan berdasarkan TFU menurut Leopold

Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri


12 minggu 1/3 diatas simpisis
16 minggu ½ diatas simpisis-pusat
20 minggu 2/3 diatas simpisis
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 1/3 diatas pusat
34 minggu ½ pusat sympisis xifoideus
36 minggu Setinggi sympisis xifoideus
40 minggu 2 jari (4 cm) dibawah sympisis xifoidesus)
Sumber : Walyani, 2015
(2) Leopold II : Mengetahui bagian janin yang berada disamping kanan kiri perut

ibu dan letak punggung janin. Punggung janin penting untuk menetukan punctum

maksimum jantung janin dengan melakukan auskultasi.

(3) Leopold III : Menentukan bagian terendah janin dan untuk mengetahui apakah

bagian presentasi sudah masuk pintu atas panggul (PAP) atau belum.

(4) Leopold IV : Mengetahui seberapa jauh penurunan presentasi janin.

(5) Denyut jantung janin (DJJ) : untuk mendengarkan DJJ biasanya menggunakan

funduscupe dan dopler, untuk mengetahui mengetahui frekuensi denyut teratur

atau tidak didengarkan pada punctum maksimum (bagian punggung janin),

perhitungan dilakukan dalam satu menit penuh, normalnya antara


17

120-160x/menit, DJJ sudah dapat terdengar mulai usia kehamilan 12 minggu

menggunakan dopler, dan pada usia kehamilan 16 minggu menggunakan

funanduscupe (Romauli, 2011).

k) Pemeriksaan genetalia, meliputi inspeksi tanda chadwick (perubahan tanda biru

pada vagina akibat hypervaskularisasi yang merupakan tanda kemungkinan

hamil), tidak ada varises, pembesaran kelenjar Bartholin, keputihan, kondiloma

akuminata, dan talata (jika terdapat kemugkinan dilakukan persalinan secara

sectio secaria), pengeluaran flouralbus (pengeluara yang tidak normal

kemungkinan terdapat inveksi virus dan bakteri vaginan daerah genetalia),

pemeriksaan rectum meliputi kebersihan dan ada tidaknya hemoroid (adanya

hemoroid dapat pecah saat proses persalinan karena tekanan yang terlalu kuat)

(Kuswanti, 2014).

l) Pemeriksaan panggul luar :ukuran panggul luar dapat memberi petunjuk pada kita

akan kemungkinan panggul sempit. Dilakukan pada primigavida/multigravida

yang belum pernah melahirkan normal yang bertujuan untuk menilai keadaan

dan bentuk panggul, apakah terdapat kelainan atau keadaan ruang yang dapat

menimbulkan penyulit persalinan.

m)Distansia spinarum : jarak antara spina iliaka anterior superior kiri dan kanan.

Normalnya 24-26 cm

n) Distansia kristarum : jarak antara Krista iliaka kanan dan kiri. Normalnya 28-30

cm

o) Konjugata eksternal :boudeloque yaitu jarak antara tepi atas simfisis dan ujung

processus spinosus ruang tulang lumbal kelima. Normalnya 18 cm


18

p) Distansia tuberum : jarak antara tuber ischiadika kanan dan kiri. Normalnya 10,5

cm

q) Lingkar panggul : dari tepi atas simfisis ke pertengahan antara spina iliaka

anterior superior, trochantor mayor kanan dan kembali melalui tempat-tempat

yang sama dipihak lain. Normalnya >80 cm. (Sondakh, 2013)

r)Pemeriksaan ekstremitas atas, meliputi kebersihan kuku dan tangan, odem atau

tidak (odem pada ekstremitas kemungkinan terjadi preeklamsia).

s)Pemeriksaan ekstremitas bawah, meliputi varises (temuan varises terjadi karena

kehamilan berulang dan herediter), reflek patella (jika negative kemungkinan

kekurangan vitamin B1 atau penyakit syaraf , intoksitasi magnesium sulfat), serta

odem atau tidak (odem pada ekstremitas kemungkinan terjadi preeklamsia).

t) Skor KSPR, untuk mengetahui ibu termasuk golonga resiko tinggi atau tidak.

3) Pemeriksaan Penunjang

a) Pemeriksaan laboratorium sederhana menurut Sofyan (2011), ibu hamil

hendaknya diperiksa air kencing dan darahnya sekurang- kurangnya 2 kali

selama masa kehamilan. Adapun pemeriksaan laboratorium yang dilakukan

antara lain :

(1) Golongan darah

Untuk mengetahui golongan darah untuk persiapan donor darah jika pada saat

persalinan ibu kehilangan banyak darah.

(2) Pemeriksaan Hb

Menurut Fadlun (2012), anemia kehamilan yaitu ibu hamil dengan kadar Hb

<11 gr% pada trimester I dan II atau Hb <10 gr%. Pemeriksaan kadar Hb

dilaksanakan sedikitnya dua kali selama masa kehamilan, satu kali pada
19

kunjungan pertama dan selanjutnya pada usia 28 minggu atau sering jika terdapat

tanda-tanda anemia (Husin, 2014)

(3) Pemeriksaan golongan darah

Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil sebagai perencanaan pencegahan

terjadi komplikasi (Wirakusumah, 2011)

(4) Pemeriksaan reduksi urin

Bila ada glukosa dalam urin maka harus dianggap sebagai gejala diabetes

mellitus (Sulistyawati, 2011)

(5) Pemeriksaan protein urin : untuk mnegetahui apakah pasien positif protein urin

atau tidak karena merupakan indikasi preeclampsia.

b. Analisa Data

GrPAPAH, UK 28-40 minggu, hidup, tunggal, letak kepala, intrauterin, kesan

jalan lahr normal, keadaan ibu dan janin baik dengan kehamilan normal.

c.Penatalaksanaa

Berikut merupakan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada kehamilan trimester

III, menurut Kamariyah (2014) antara lain :

1) Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga

2) Memberikan HE sesuai kebutuhan ibu :

a) Menjelaskan tentang tanda bahaya trimester III

b) Menjelaskan tentang tanda menjelang persalinan

c) Menjelaskan tentang persiapan menjelang persalinan

d) Menginformasikan tentang proses persalinan

e) Memberikan terapi tablet Fe 1x sehari dalam masa kehamilan

f)Menganjurkan ibu untuk senam hamil


20

g) Menginformasikan ibu tentang jadwal kunjungan ulang


21

B. Konsep Dasar Persalinan


1. Pengertian

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar

dari uterus ibu. Persalinan di anggap normal jika prosesnya terjadi pada usia

kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.

(APN,2015).

Persalinan merupakan hal fisiologis yang dialami setiap wanita, dan setiap

wanita ingin menjalani proses persalinan dengan normal. Proses persalinan

normal diawali dengan terjadinya kontraksi uterus yang teratur, diikuti dengan

pembukaan serviks, dan sampai dikeluarkannya hasil konsepsi meliputi janin,

palsenta, ketuban dan cairan ketuban dari uterus melalui vagina, dengan usaha

dan kekuatan ibu sendiri.(Anggraini, 2019)

persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi dari dalam

uterus pada umur kehamilan 37–40 minggu dengan ditandai adanya kontraksi

uterus yang menyebabkan terjadinya penipisan dan dilatasi serviks. (Indah,

Firdayanti, 2019)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa persalinan adalah proses dimana lahirnya

janin secara spontan ke dunia dengan usia kehamilan cukup bulan yaitu antara

37-40 minggu dan letak belakang kepala yang disertai dengan lahirnya plasenta

kemudian.
22

1. Fisiologi Persalinan

a.Penurunan kepala

Masuknya kepala janin ke dalam pintu atas panggul (PAP), biasanya dengan

sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan, masuknya kepala janin

melalui PAP dapat dalam keadaan sinklitismus yaitu bila sutura sagitalis terdapat

ditengah-tengah jalan lahir tepat diantara simpisis maka disebut asinklistmus

posterior. Namun jika sutura sagitalis lebih kebelakang mendekati promontorium

disebut asinklitismus anterior.

b. Fleksi

Setelah proses penurunan kepala bayi, bayi akan mengalami gerakan fleksi

maksimal dimana dagu lebih dekat kearah janin sehingga ubun-ubun kecil lebih

rendah dari ubu-ubun besar. Hal ini disebabkan karena adanya tahanan dan

dinding serviks, dinding pelvis, dan dasar pelvis. Dengan adanya fleksi

maksimal, diameter sub occipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan diameter sub

occipito frontalis (11 cm). Rotasi dalam (putar paksi dalam)

c. Putar dalam ( putar paski dalam )

Putar paksi adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga

bagian terendah janin memutar kedepan dan kebawah simpisis. Pada presentasi

belakang kepala, bagian yang terendah adalah daerah ubun-ubun kecil dan bagian

ini akan memutar kedepan kearah simpisis.

d. Ekstensi

Setelah kepala janin sampai pada dasar panggul dan ubun-ubun kecil berada

dibawah simpisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal ini disebabkan

karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah kedepan dan
23

keatas, sehingga kepala tetap dalam posisi fleksi. Bila sub occipito tertahan

dibawah simpisis akan menjadi pusat pemutaran (hypomuchlion) maka lahir

berturut-turut ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut, dagu bayi dengan gerakan

ekstensi.

e.Rotasi luar (putar paksi luar)

Setelah kepala bayi lahir, bayi melakukan putar paksi luar yaitu kepala bayi

memutar kembali kearah punggung anak. Bahu akan melintasi pintu dalam

keadaan miring. Bahu didalam rongga panggu akan menyesuaikan diri dengan

bentuk panggul yang dilaluinya sehingga pada dasar panggul setelah kepala bayi

lahir, bayi akan mengalami putaran dimana ukuran abhu menempatkan diri

didalam diameter anterior posterior dari pintu bawah panggul.

f. Ekspulsi

Setelah putas paksi luar, bahu depan tertahan disimpisis da menjadi

hypomuchlionuntuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu lahir, bayi akan

mengalami putaran diaman ukuran bahu menempatkan diri didalam diameter

anterior posteriordari pintu bawah panggul (Rohani dkk, 2011).

2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi persalinan

a. Kala I

Menurut Sulistyawati (2014) Mekanisme membukanya serviks berbeda antara

primigravida dan multigravida. Pada primigravida ostium internum akan

membuka lebih dahulu sehingga serviks akan mendatar dan menipis, kemudian

ostium uteri eksternum membuka. Namun pada multigravida, ostium uteri

internum dan esternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam

waktu yang sama. kontraksi uterus yang adekuat, seperti ciri – ciri berikut :
24

terjadi teratur, minimal 2 kali dalam 10 menit dan setiap kontraksi sedikitnya 40

detik, uterus mengeras selama kontraksi, tandanya adalah tidak bisa menekan

uterus dengan menggunakan jari.

g) Kala II (pengeluaran janin)

Lamanya kala II primigravida 1,5 – 2 jam dan multigravida 0,5 – 1 jam. Kala II

dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai dengan lahirnya janin. Gejala

utama kala II adalah sebagai berikut :

1) Ibu merasa ingin meneran bersama dengan terjadinya kontraksi

2) Ibu merasa adanya peningkatan tekanan pada rektum dan atau vagina

3) Perinium menonjol

4) Vulva – vagina dan sfinger ani membuka

5) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah

Sesuai dengan teori (Sulistyawati,2014) manfaat pilihan posisi berdasarkan

keinginan ibu antara lain :  

1) sedikit rasa sakit dan ketidaknyamanan

2) kala II persalinan menjadi lebih pendek

3) laserasi perineum lebih sedikit

4) lebih membantu meneran.

5) Posisi meneran dan keuntungannya Menurut (Sulistyawati,2014) :

a) Jongkok

Memaksimalkan sudut dalam lengkungan carus yang mungkin bahu turun ke

panggul dan bukan terhalang diatas sympisis pubis.

b) Setengah duduk
25

Membantu dalam penurunan janin dengan kerja gravitasi, menurunkan janin ke

panggul dan terus ke dasar panggul.

c) Berdiri

Pasien bisa lebih mudah mengosongkan kandung kemih dan kepala cepat turun.

d) Merangkak

Membantu kesehatan janin dalam penurunan lebih dalam ke panggul, baik untuk

persalinan dengan punggung yang sakit,membantu janin dalam melakukan rotasi.

e) Miring kiri

Oksigen janin maksimal karena miring kiri sirkulasi darah ke janin lebih lancar

h) Kala III ( pelepasan plasenta)

Kala III dimulai segera setelah bayi lahir – lahirnya plasenta dengan pemberian

oksitosin, yang berlangsung tidak lebih 30 menit, dengan penyuntikan oksitosin

maksimal 2 menit setelah bayi lahir hal ini bertujuan mempercepat kontraksi dan

terlepasnya plasenta sehingga dapat mengurangi perdarahan yang keluar.

Melakukan peregangan tali pusat selama uterus berkontraksi, masase uterus untuk

mencegah perdarahan yang berlebihan. (Sulistyawati,2014).

i) Kala IV (Kala pengawasan/ observasi/ pemulihan)

Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum. Kala ini

terutama bertujuan untuk melakukan observasi karena perdarahan post partum

yang paling sering terjadi 2 jam pertama. Darah yang keluar selama perdarahan

harus ditakar sebaik-baiknya. Kehilangan darah pada persalinan biasanya

disebabkan oleh luka pada saat pelepan plasenta dan robekan pada serviks dan

perineum.
26

4. Kehamilan Lebih Bulan (Post Date)

Kehamilan post date merupakan salah satu kehamilan yang beresiko tinggi, Hal

ini dapat menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik

terhadap ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan,

melahirkan ataupun nifas. Masalah dari penelitian ini adalah masih banyaknya

kehamilan post date yang mengalami persalinan lama yaitu sebesar 41 (55,40%).

(Susilorini et al., 2019)

Kehamilan posterm juga disebut kehamilan serotinus , kehamilan lewat waktu

postdate/posdatisme adalah kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294

hari) atau lebih dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut neagle dengan

siklus haid rata-rata 28 hari (Prawirohardjo,2010)

a. Koplikasi pada kehamilan lewat waktu

Komplikasi kehamilan lewat waktu terjadi baik pada ibu maupun janin.

Komplikasi pada ibu meliputi timbulnya rasa takut akibat terlambat melahirkan

atau rasa takut menjalani operasi yang mengakibatkan trias komplikasi ibu.

b. Komplikasi pada ibu

1) Perdarahan akibat atonia uteri

2) Angka seksio caesarea lebih tinggi

3) Frekuensi induksi persalinan meningkat

4) Endometritis pasca partum

5) Komplikasi luka

c. Komplikasi pada neonatus


27

1) Oligohidramion, Air ketuban normal pada kehamilan 34-37 minggu adalah

1000cc, aterm 800cc, dan lebih dari 42 minggu 400cc. Akibat oligohidramion

adalah amnion menjadi kental karena mekonium (diaspirasi oleh janin) aksfiksia

intrauteri (gawat janin) pada inpartu (aspirasi air ketuban, nilai apgar rendah,

sindrom gawat paru, bronkus paru tersumbat, sehingga menimbulkan etelektatis).

2) Makrosomia, Dengan plasenta yang masih baik terjadi dengan tumbuh

kembang janin dengan berat 4500 gram yang disebut makroomnia. Akibatnya

terhadap persalinan adalah perlu dilakukan tindakan operasi seksio sesarea dapat

terjadi trauma persalinan karena operasi vagianal, distosia bahu yang

menimbulkan kematian bayi atau trauma jalan lahir.

3) Dismaturitas bayi, pada usia kehamilan 37 minggu, luas plasenta 11 m2

selanjutnya terjadi penurunan fungsi sehingga plasenta tidak berkembang atau

terjadi klasifikasi dan atoeros kleorosi pembuluh darah. Penurunan kemampuan

nutrisi plasenta menimbulkan pembuluh darah metabolisme menuju anaerob

sehingga terjadi badan keton atau asis dosis.

4) Sindrom lewat bulan, sindrom ini terjadi pada 25% kehamilan lewat bulan

akibat penurunan fungsi plasenta. Bayi lewat bulan yang terlihat keriput dengan

kulit mengelupas tidak memiliki verniks atau anugo raut wajahnya siaga terdapat

lipatan di seluruh telapak kaki , kuku jari-jarinya panjang dan badan tampak lemas

dan kurus beresiko mengalami gejala gawat napas, hipoglikemia, pilistemia, dan

ketidakstabilan suhu tubuh (Manuaba,2011)

d. Sebab terjadinya postdate

Seperti hal bagaimana terjadinya persalinan, sampai saat ini sebab

kehamilan posterm belum jelas. Beberapa teori yang telah diajukan pada
28

umumnya menyatakan bahwa terjadinya kehamilan posterm sebagai akibat

gangguan terhadap timbulnya persalinan.

3. Asuhan kebidanan pada persalinan

Tanggal dan jam pengkajian : menunjukkan tanggal dan jam pengkajian tersebut

Tempat pengkajian: mengetahui tempat dimana pasien menerima asuhan

kebidanan

a. Kala I

Biodata

1) Nama : agar bisa memanggil dengan nama panggilan sehingga

hubungan baik antara pasien dengan bidan menjadi akrab.

2) Usia :untuk menentukan resiko dalam usia atau tidak

3) Agama :untuk memberikan dungan mental dan siritual.

4) Pend.terakhir :untuk menentukan metode yang tepat dalam

menyampaikan informasi

5) Pekerjaan :untuk mengetahui tingkat sosial budaya

6) Suku/ Bangsa :sosial budaya yang dianut oleh pasien dan keluarga terkait

dengan persalinan.

7) Alamat : untuk mengetahui jarak dan waktu yang ditempuh oleh

pasien menuju lokasi persalinan.

a.Data subjektif

Keluhan utama merupakan keluhan yang dirasakan ibu saat menjelang

persalinan. Riwayat kebidanan untuk diketahui oleh bidan sebagai data acuan

untuk memprediksi jalannya proses persalinan dan untuk mendeteksi apakah ada
29

kemungkinan penyulit selama proses persalinan. Riwayat keesehatan

diantaranya:

1) Menstruasi untuk mengetahui gambaran tentang keadaan sasar dari organ

reproduksi. Beberapa data yang harus kita peroleh dari riwayat menstruasi antara

lain : Menarche untuk mengetahui pertama kali menstuasi. Untuk wanita

indonesia pada usia 12 – 16 tahun, Siklus adalah jarak antara mestruasi yang

dialami dengan mestruasi berikutnya, biasanya sekitar 23 – 32 hari, Volume

adalah berapa banyak darah mestruasi yang dikeluarkan setiap hari, Keluhan

adalah keluhan yang dirasakan saat menstruasi

2) Status perkawinan untuk mengetahui infertil atau tidak

3) Pemenuhan nutrisi sehari – hari pada ibu bersalin.

b. Data objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil

laboratorium dan tes diagnosis lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk

mendukung diagnose (Marmi, 2015)

1) Pemeriksaan Umum

a) Keadaan umum : Hasil pengamatan yang dilaporkan kriterianya adalah baik atau

lemah ( Sulistyawati, 2011)

b) Kesadaran : Melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien dari keadaan

komposmentis (Kesadaran maksimal) sampai dengan koma ( pasien tidak dalam

keadaan sadar) (Sulistyawati, 2011)

c) Tanda – tanda vital :peningkatan atau penurunan tensi (120/80) terdapat

kemungkinan hipertensi dan syok peningkatan suhu (normal 36,50C – 37,50C)

dapat menandakan adanya infeksi atau terjadinya dehidrasi. Peningkatan nadi


30

(Normal 80 – 90x / menit) dan respirasi (12 – 20x / menit) juga dapat diakibatkan

infeksi, syok dan dehidrasi. ( Asri, 2012)

2) Pemeriksaan Fisik

a) Muka : Normalnya tidak bengkak, tidak pucat. Muka bengkak atau oedema tanda

preekampsia (Manuaba, 2012)

b) Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih

c) Leher : Adanya bendungan vena di leher yang kemungkinan adanya gangguan

aliran darah akibat penyakit jantung atau aneurisma vena, pembesaran kelenjar

gondok atau pembesaran kelenjar limfe yang memungkinkan infeksi (Manuaba,

2012)

d) Payudara : bersih, terlihat hiperpigmentasi pada areola mammae, ASI sudah

keluar.

e) Abdomen : Pembesaran membujur, tidak ada bekas operasi, gerak janin aktif,

kontraksi rahim (his) semakin lama sering dan teratur interval 2 – 3 menit dengan

durasi 40 – 60 detik.

f)Leopold I : Menurut satuan Mc. Donald pada UK 38 minggu TFU 33 cm dari atas

simpisis

g) Leopold II : Normalnya teraba keras, memanjang dan datar seperti papan

(punggung) di sebelah kanan/kiri perut ibu.

h) Leopold III : Normalnya teraba bulat, keras dan sulit di goyangkan karena sudah

masuk PAP

i) Leopold IV : Menetapkan seberapa jauh bagian terendah janin sudah masuk dalam

PAP/divergen (kedua tangan dapat bertemu). Penurunan kepala janin menurut

Kamariyah, 2014 adalah:


31

Tabel 5.2 Penurunan kepala janin menurut sistem perlimaan

Pemeriksaan Luar Pemeriksaan Dalam Keterangan


Teraba 5/5 bagian Kepala di atas PAP dan mudah
di gerakan.
Teraba 4/5 bagian H I – II Bagian terbesar kepala belum
masuk panggul sehingga sulit
digerakkan.
Teraba 3/5 bagian H II – III Bagian terbesar kepala belum
masuk panggul.
Teraba 2/5 bagian H III ( + ) Bagian terbesar kepala sudah
masuk panggul.
Teraba 1/5 bagian H III – IV Kepala di dalam panggul.
Teraba 0/5 bagian H IV Kepala di perinium
Kamariyah : 2014
j) DJJ : denyut jantung janin normalnya 120-160 denyut permenit

k) Genetalia : terdapat lender darah. Pada kala II perineum menonjol dan vulva

membuka (Sulistyawati, 2011)

l) Anus : tidak ada hemoroid, anus membuka karena mendapat tekanan

(Sulistyawati, 2014)

3) Pemeriksaan khusus : pemeriksaan dalam/vagina toucher (VT) adalah :

a) Serviks : kala I fase laten 1-3 cm, fase aktif 4-10 cm penipisan 10-90% dan pada

kala II 100%

b) Ketuban : kala I ketuban masih utuh kecuali pada kasus KPD dan pada kala II

ketuban sudah pecah, bila belum pecah lakukan amniotomi

c) Presentasi : Normalnya teraba kepala

d) Denominator : Normalnya teraba UUK

e) Penurunan Kepala: Kala I hodge 1 -3 pada kala II hodge

c.Analisa data

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interprestasi data subjektif

dan objektif dalam suatu identifikasi (Marmi, 2011)

1) Diagnosa
32

G…PAPAH UK… minggu, tunggal, hidup, intrauteri, letak kepala, kesan

jalanlahir, keadaan umum ibu dan janin baik, inpatu Fase Laten/Aktif

2) Masalah

Masalah yang dapat timbul adalah partus lama, gawat janin, perdarahan

3) Kebutuhan segera

jika ada komplikasi maka perlu dilakukan tindakan kolaborasi dan rujukan

segera(Sulistyawati, 2011)

d. Penatalaksanaan

Menurut Rohani, dkk (2011) penatalaksanaan pada proses persalinan adalah

sebagai berikut :

1) Memantau terus menerus kemajuan persalinan dan tanda-tanda vital dengan

menggunakan partograf, digunakan untuk memantau kemajuan persalinan

berjalan sesuai partograf dan tidak melewati garis waspada serta tidak ada

kegawatdaruratan saat persalinan

2) Menjaga privasi, penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan,

antara lain menggunakan penutup atau tirai, tidak menghadirkan orang lain tanpa

sepengetahuan dan seizin pasien/ibu.

3) Menghadirkan orang-orang yang dianggap penting oleh ibu, hal tersebut untuk

memberikan dukungan kepada ibu seperti: mengusap keringat,

menemani/membimbing jalan-jalan (mobilisasi), memberikan makan, merubah

posisi dan sebagainya.

4) Membimbing ibu untuk relaksasi sewaktu ada his, biasanya ibu diminta untuk

menarik napas panjang, tahan napas sebentar, kemudian lepaskan dengan cara

meniup sewaktu ada his.


33

5) Memberikan konseling tentang aktivitas dan posisi, ibu diperbolehkan

melakukan aktivitas sesuai dengan kesanggupannya. Posisi sesuai dengan

keinginan ibu, namun bila ibu ingin ditempat tidur sebaiknya tidak dianjurkan

tidur dalam posisi terlentang lurus.

6) Memberikan konseling tentang personal hygine, memperbolehkan ibu untuk

mandi dan menganjurkan ibu membasuh sekitar kemaluannya setelah buang air

kecil/besar.

7) Memberikan cukup minum dan kebutuhan eliminasi, untuk memenuhi kebutuhan

energi dan mencegah dehidrasi dan sarankan ibu berkemih sesering mungkin

agar kandung kemih kosong.

b. Kala II

a.Data subjektif

Ibu merasakan ingin meneran bersamaan terjadinya kontraksi, ibu merasakan

semakin meningkatnya tekanan pada rectum/vagina (Marmi, 2011)

b. Data objektif

1) Pemeriksaan Umum

a) Keadaan umum : Normalnya baik

b) Kesadaran : Normalnya komposmentis

2) Pemeriksaan fisik

a) Abdomen : menentukan his dan menghitung DJJ, normalnya his 4 kali dalam 10

menit lamanyan 50 detik, DJJ 120 – 160x / menit, kandung kemih kosong/ tidak

b) Genetalia : Pemeriksaan dalam normlanya vulva atau vagina tidak ada kelainan.

Porsio tidak teraba, pembukaan lengkap, ketuban pecah di amniotomi warna


34

jernih, presentasi belakang kepala dan ubun – ubun kecil kanan depan, penurunan

kepala hodge IV, moulase tidak ada.

c.Analisa Data

G...P...A...partus aterm kala II, janin tunggal, hidup, intra uterik, presentasi belakang

kepala

d. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada kala II adalah

1) Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap, agar ibu lebih

mengerti dengan kondisinya saat ini.

2) Menganjurkan ibu untuk memilih posisi meneran yang menurut ibu nyaman,

posisi tegak ada kaitannya dengan berkurangnya rasa nyeri, mudah mengedan,

kurangnya trauma vagina dan perineum dan infeksi.

3) Membimbing ibu untuk meneran, ibu dipimpin mengedan selama his, anjurkan

kepada ibu untuk mengambil napas. Mengedan tanpa diselingi bernapas,

kemungkinan dapat menurunkan pH arteri umbilicus yang dapat menyebabkan

denyut jantung tidak normal dan nilai apgar rendah.

4) Memantau denyut jantung janin, periksa DJJ setelah setiap kontraksi untuk

memastikan janin tidak mengalami bradikardi (<120). Selama mengedan yang

lama, akan terjadi pengurangan aliran darah dan oksigen ke janin

5) Melakukan pertolongan persalinan standart asuhan persalinan normal (APN) 58

langkah, menolong kelahiran kepala bayi, bahu dan anggota seluruhnya.

6) Saat kepala turun, tangan kanan menahan perineum dengan arah tahanan

kedalam dan kebawah, sedangkan tangan kiri menahan kepala bayi agar tidak

terjadi defleksi maksimal.


35

7) Setelah bayi lahir, bersihkan hidung dan mulut bayi menggunakan kassa steril

lalu periksalah leher bayi apakah ada lilitan tali pusat atau tidak, bila ada

longgarkan.

8) Tempatkan kedua tangan pada bitemporalis untuk melahirkan bahu dengan cara

tarik keatas kepala kearah bawah untuk melahirkan bahu depan, tarik arah atas

untuk melahirkan bahu belakang.

9) Pindahkan tangan dominan kebawah badan bayi untuk menyangga kepala, leher,

dan badan bayi saat seluruh badan bayi lahir.

10) Lakukan penilaian sekilas pada bayi, kemudian letakkan bayi diatas perut ibu,

setelah itu keringkan badan bayi dan biarkan badan bayi kontak dengan kulit ibu

(Sulistyawati, 2013).

c.Kala III

a.Subjektif

Keluhan ibu pada kala III normalnya masih mules dan lelah

b. Objektif

1) Keadaan umum : baik

2) Kesadaran : Komposmentis

3) Abdomen : Kandung kemih kosong atau tidak jika tidak segera dikeluarkan

berpengaruh pada kontraksi, TFU 1 – 2 jari dibawah pusat, Merasa keras dan

memudar, ada kontraksi

4) Genetalia : Tampak semburan darah tiba – tiba, tali pusar memanjang. Hal ini

menandakan plasenta sudah lepas

c.Analisa Data

PAPAH Kala III Fisiologis


36

d. Penatalaksanaan

Implementasi dalam kala III menurut Jenny J.S (2013) adalah sebagai berikut:

1) Melakukan menejemen aktif kala III, memastikan tidak terjadi retensio plasenta.

2) Menyuntikkan oksitosin 10 U IM di 1/3 paha luar, untuk mempercepat kala III

dan mengurangi jumlah kehilangan darah.

3) Melakukan penegangan tali pusat terkendali dan membantu melahirkan plasenta

lahir spontan, untuk mempercepat kala III dan mengurangi jumlah kehilangan

darah.

4) Melakukan masase uterus selam 15 detik, kontraksi uterus baik. Untuk

mencegah atonia uteri dan menilai kontraksi uterus.

5) Memantau kontraksi dan robekan jalan lahir. Untuk menilai kontraksi uterus

normalnya keras dan untuk menilai jumlah perdarahan (normalnya tidak lebih

dari 500 cc).

d. Kala IV

a. Subjektif

Pada keluhan kala IV ibu sering mengeluh lelah, tapi senang karena bayinya lahir

dan ari – arinya sudah lahir

b. Objektif

1) Keadaan Umum : Baik

2) Kesadaran : Komposmentis

3) TTV :

a) Tekanan darah : 110/70 – 120/80 mmHg

b) Pernafasaasn : 25x / menit

c) Nadi : 60 – 90x / menit


37

d) Suhu : 36 – 37,50C

4) Abdomen : Kandung kemih kosong atau tidak, jika tidak segera dikeluarkan

berpengaruh pada kontraksi, TFU 1 – 2 jari dibawah pusat, terasa keras dan ada

kontraksi dan ada kontraksi

5) Genetalia : terdapat luka laserasi/tidak, jumlah perdarahan ±100cc

c. Analisa Data

PAPAH Kala IV Fisiologis.

d. Penatalaksanaan

Implementasi dalam kala IV menurut Jenny J.S (2013) antara lain adalah

1) Mengobservasi keadaan ibu setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan setiap 30

menit setiap 1 jam kedua (TTV, kontraksi uterus, kandung kemih dan

perdarahan), untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan

postpartum

2) Menganjurkan ibu untuk makan, minum dan beristirahat, agar ibu mandapatkan

nutrisi yang seimbang dan membuat luka jahitan akibat laserasi atau robekan

perineum dan vagina menjadi cepat kering.

3) Memfasilitasi ibu dan bayinya untuk dilakukan rawat gabung, dapat menciptakan

kondisi bounding attachment antara ibu dan bayi.

4) Mengajari ibu tentang mobilisasi dini (miring kiri, miring kanan, duduk, berdiri

dan berjalan), untuk memulihkan kondisi ibu pasca melahirkan


38

C. Konsep Dasar Masa Nifas


1. Pengertian

Masa post partum atau nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai

setelah kelahiran plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali

seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama 6 minggu.

(Hermiyanty, Wandira Ayu Bertin, 2017)

Masa nifas adalah fase khusus dalam kehidupan ibu dan bayi. Bagi ibu

yang bersalin untuk pertama kalinya, ia akan menyadari perubahan dalam

hidupnya yang mencakup perubahan emosi dan fisik. Terjadi penyesuaian

yang bersifat sosial karena perempuan yang bersalin untuk pertama kali akan

memikul tanggung jawab sebagai seorang ibu. Masa nifas dimulai sejak 1 jam

setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu.(Reiza,

2018)

Puerperium/Masa nifas adalah masa kembali pulih mulai dari selesai

persalinan hingga alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama

masa nifas ini yaitu 6-8 minggu. (Amalia & Masita, 2019)

2. Fisiologi Nifas

Menurut Maritalia (2014) masa nifas terbagi menjadi 3 tahapan yaitu :

a. Puerperium dini, masa pemulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan

berjalan-jalan.

b. Puerperiumintermedial, masa pemulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang

dari 6 minggu.
39

c. Remotepuerperium, waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam

keadaan sempurna terutama bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami

komplikasi. Selama masa nifas, alat-alat interna maupun eksterna berangsur-

angsur kembali seperti keadaan sebelum hamil yang disebut involusi.

Perubahan fisiologi yang terjadi pada masa nifas diantaranya adalah Perubahan

sistem reproduksi yaitu

1) Involusi uterus

Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus

kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini

dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus.

Pada permulaan nifas, bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah

besar yang tersumbat oleh trombus. Luka bekas implantasi plasenta tidak

meninggalkan parut karena dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan

endometrium baru dibawah permukaan luka. Pembuluh darah yang banyak

akan mengecil lagi pada masa nifas (Anggraini, 2010).

Tabel 6.2 Perubahan Normal pada Uterus Selama Pospartum

Involusi Tinggi FundusUteri Berat Uterus

Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram

Uri lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram

1 minggu Pertengahan pusat-symphisis 500 gram

2 minggu Tidak teraba diatassymphisis 350 gram

6 minggu Bertambah kecil atau normal 50-60 gram


40

8 minggu Sebesar normal 30 gram

Sumber : Vivian dan Sunarsih, 2011.

2) Lochea

Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina

selama masa nifas. Jumlah rata-rata pengeluaran lochea adalah sekitar 240-270

ml. Berikut jenis lochea yang terdapat pada wanita selama masa nifas :

a) Lochearubra, berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa selaput

ketuban, sel-sel desidua, vernikscaseosa, lanugo dan mekonium selama 2 hari

pasca prsalinan.

b) Lochea sanguilenta, berwarna kuning berisi darah dan lendir yang keluar pada

hari ke 3 sampai ke 7 pasca persalinan.

c) Lochea serosa berbentuk serum dan berwarna merah jambu kemudian menjadi

kuning. Cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7 sampai hari ke 14 pasca

persalinan.

d) Lochea alba, berbentuk seperti cairan putih serta terdiri atas leukosit dan sel-sel

desidua.

3) Endometrium, perubahan pada endometrium adalah timbulnya trombosis,

degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta.

4) Serviks terlihat padat, lubang serviks mengecil, segera setelah janin dilahirkan,

tangan pemeriksa masih dapat dimasukka 1 jari kedalam cavum uteri

(Maritalia, 2012).
41

5) Vagina, timbulnya rugae pada minggu ketiga. himen tampak sebagai tonjolan

jaringan yang kecil, dalam proses pembentukan berubah menjadi karunkulae

mitiformis yang khas bagi wanita multipara.

6) Payudara, timbul rasa hangat, bengkak, dan rasa sakit. Sel acini yang

menghasilkan ASI mulai berfungsi. 3.Konsep Asuhan Kebidanan Nifas

a) Data subjektif

(1)Alasan kunjungan dan keluhan utama

Mengetahui alasan ibu datang memeriksakan dirinya dan untuk

mengetahui keluhan yang ibu rasakan saat ini. keluhan yang biasanya

dirasakan ibu nifas adalah afterpain, pembengkakan payudara, nyeri perineum

konstipasi dan hemoroid, serta diuesis.

(2)Riwayat persalinan terakhir

Mengetahui keadaan obstetrik selama proses kehamilan berlangsung,

apakah ada masalah yang perlu dipantau dalam masa nifas (Dewi, dkk, 2011).

(3)Riwayat psikososial dan budaya

Mengetahui respon ibu, suami dan keluarga terhadap kehamilan, serta adat

kebiasaan yang dianut oleh keluarga baik positif maupun negatif yang

memiliki dampak pada saat nifas. Dengan adanya dukungan intensif dari suami

dan keluarga, ibu akan lebih mudah menerima perubahan baik fisik maupun

psikis selama masa nifas sehingga proses masa nifas akan berjalan dengan baik

dan mengurangi resiko terjadinya komplikasi selama masa kehamilan

(Kuswati, 2014).

(4)Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari


42

(a)Nutrisi, ibu nifas memerulkan nutrisi dan cairan untuk pemulihan kondisi

kesehatan setelah melahirkan, sedangkan tambahan kurang lebih 500 kalori

setiap hari, makan dengan diet seimbang untuk memenuhi kebutuhan

karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Minum sedikitnya 3 liter

setiap hari, mengkonsumsi tablet besi selama 40 haripostpartum,

mengkonsumsivitaminA 200.000 intra unit (Dewi, dkk. 2011).

(b)Ambulasi, mobilisasi dini yang dilakukan tergantung pada komplikasi

persalinan, nifas dan sembuhnya luka. Pada persalinan norman sebaiknya

ambulasi dini dikerjakan 2 jam (ibu boleh miring kiri atau kanan) (Dewi, dkk,

2011).

(c)Pola eliminasi, buang air kecil sendiri sebaiknya ddilakukan secepatnya. Meski

norma bila dapat BAK spontan 3-4 jam. Ibu diharapkan dapat BAB sekitar 3-4

hari postpartum (Yanti, dkk, 2011).

(d)Personal hygiene, kebersihan diri berguna untuk mengurangi infeksi dan

meningkatkan perasaan nyaman. Kebersihan diri meliputi kebersihan tubuh,

pakaian, tempat tidur, maupun lingkungan (Yanti, dkk, 2011).

(e)Pola istirahat, ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, tidur yang

dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari

atau saat bayinya tidur (Yanti, dkk, 2011).

(f) Pola seksual, hubungan seksual aman dilakukan begitu darah sudah berhenti.

Namun demikian hubungan seksual dilakukan tergantung suami istri tersebut

(Yanti, dkk, 2011).

a. Data objektif

1) Keadaan umum : untuk mengetahui keadaan secara keseluruhan.


43

2) Kesadaran : normalnya composmentis

3) Tanda-tanda vital, antara lain :

a) Tekanan darah, nilai normal tekanan darah sistol 100-120 mmHg, diastole 7—

80 mmHg. Kenaikan tidak boleh lebih dari sistol 30 mmHg dan diastole lebih

dari 15 mmHg.

b) Nadi, rentang nilai normal 60-100x/menit.

c) Pernafasan, rentang nilai normal 16-24x/menit.

d) Suhu, rentang nilai normal 36,5-37,5°C.

4) Pemeriksaan fisik :

Kepala : rambut berwarna hitam, lurus, kebersihan cukup,rambut tidak rontok.

Wajah : untuk mengetahui adanya oedema atau tidak, pucat atau tidak.

Mata : untuk menilai warna konjungtiva (warna pink pucat menandakan klien

anemia), warna sklera (warna kuning menandakan klien mengalami gangguan

pada organ hepar). Mata strabismus(juling) atau tidak.

Hidung : untuk mengetahui adanya pernafasan cuping hidung atau tidak.

Telinga : untuk mengetahui fungsi pendengaran baik atau tidak yang dapat

mempengaruhi proses penyampaian informasi.

Mulut : meliputi kelembapan mukosa bibir, ada tidaknya siansis, kebersihan

mulut dan gigi. Jika tampak kering menandakan bahwa ibu mengalami

dehidrasi (Dewi, dkk, 2011).

Leher : meliputi adanya pembesaran kelenjar tiroid atau tidak, adanya

bendungan vena jugularis kemungkinan terdapat gangguan aliran darah akibat


44

penyakit jantung. Pembesaran pada kelenjar tyroid dapat mengakibatkan

hipertiroidisme

c. Analisa Data

Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah. Dalam langkah ini data

yang telah dikumpulkan diinterpretasikan menjadi diagnosa kebidanan dan

masalah. Keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak dapat

diselesaikan seperti diagnosa, tetapi membutuhkan penanganan yang

dituangkan dalam rencana asuhan terhadap pasien, masalah sering berkaitan

dengan pengalaman wanita yang diidentifikasi oleh bidan.

d. Penatalaksanaan post partum fisiologis

Menurut Damai Yanti dan Dian Sundawati (2011), penatalaksanaan

asuhan masa nifas berdasarkan kunjungan antara lain :

1) 6-8 jam setelah persalinan :

a) Mendeteksi dan mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri dan

penyebab lainnya.

b) Menginformasikan kepada klien dan keluarga tentang

hasil pemeriksaan.

c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu keluarga bagaimana mencegah

perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

d) Menganjurkan untuk memberi ASI sejak dini.

e) Mengajarkan cara mempe

f) rerat hubungan antara ibu dan bayi.

g) Menjaga bayi agar tetap sehat dan hangat.


45

h) Menentukan jadwal kunjungan ulang pada hari ke enam.

2) 6 hari setelah persalinan :

a) Memastikan involusi uterus berjalan normal.

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.

c) Menjelaskan hasil pemeriksaan pada klien dan keluarga.

d) Memberikan konseling tentang nutrisi yang baik bagi ibu menyusui.

e) Memberikan konseling tentang teknik menyusui.

f) Memberikan konseling tentang perawatan tali pusat.

g) Menentukan jadwal kunjungan ulang 2 minggu lagi.

3) 2 minggu setelah persalinan : Intervensi pada masa nifas usia 2 minggu setelah

persalinan sama halnya dengan intervensi pada usia 6 hari setelah persalinan.

a) Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu pada masa nifas.

b) Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada klien dan keluarga.

c) Memberikan konseling KB secara dini.

d) Membantu ibu dalam pemilihan alat kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi.

4) 6 minggu setelah persalinan :

a) Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu pada masa nifas.

b) Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada klien dan keluarga.

c) Memberikan konseling KB secara dini.

d) Membantu ibu dalam pemilihan alat kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi.
46

D. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir


1. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir dibedakan menjadi beberapa

kelompok yaitu bayi kurang bulan (preterm) atau usia kehamilan<37 minggu,

cukup bulan (aterm) atau usia kehamilan 37-41 minggu, lebih bulan (post term)

atau usia kehamilan ≥42 minggu. (Suryandari and Agustina, 2013).

Bayi baru lahir atau neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai

dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Berat badan lahir dalah berat badan bayi yang

ditimbang 24 jam pertama kelahiran.(Darah Ifalahma, 2015).

2. Fisiologis Bayi BaruLahir

Pada waktu kelahiran, tubuh bayi baru lahir mengalami sejumlah adaptasi

psikologi. Bayi memerlukan pemantauan tetap untuk menentukan masa transisi

kehidupannya ke kehidu pan luar uterus berlangsung baik. Menurut

Muslihatun 2010, periode transisi ini dibagi menjadi 3 periode:

a. Periode pertamareaktivitas

Periode pertama reaktivitas berakhir pada 30 menit pertama setelah kelahiran.

Karekteristik pada periode ini, antara lain : denyut nadi langsung cepat,

frekuensi pernafasan mencapai 80

x/menit,menangiskuat,reflekmenghispkuat,maupunmata bayi terbuka lebih lama

dari hari-harisesudahnya.

b. Fasetidur
47

Fase ini merupakan interval tidak responsive relatif atau fase tidur yang

dimulaidari 30 menit setelah periode pertama reaktivitas dan berakhir pada 2-

4jam.

Karakteristik pada fase ini adalah frekuensi pernafasan dan denyut jantung

menurun kembali ke nilaidasar.

c. Periodekeduareaktivitas

Periode kedua reaktivitas ini berakhir sekitar 4-6 jam setelah kelahiran.

Karakteristik pada periode ini adalah bayi memiliki tungkat sensitivitas yang

tinggi terhadap stimulus internal dan lingkungan.terjadifluktasi warna kulit dari

warna merah jambu atau kebiruan ke sianotik ringan disertai bercak-bercak.

Bayi sering berkemih dan mengeluarkan meconium pada periodeini.

3. Konsep dasar asuhan kebidanan bayi barulahir

Tanggal : untuk mengetahui tanggal berapa dilakukan pengkajian

Tempat : untuk mengetaui tempat dilakukan pengkajian

Jam : untuk mengetauikspsn dilakukan pengkajian (Astutik,2015)

a. DataSubyektif

Menggambarkan pendokumentasian hanya mengumpulkan data klien melalui

anamneses. Tanda gejala subyektif yang diperoleh dari hasil bertanya dari

pasien, suami atau keluarga. Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut

pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kehawatiran dan keluhannya dicatat

sebagi kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa

(Elmeida,2015)
48

1) IdentitasBayi

Nama Bayi : ditanyakan dengan tujuan agar dapat mengenal atau memanggil

bayi supaya tidak tertukar denganpasien lain

Tanggal / jam lahir : untuk mengetahui usia bayi saat ini.

Jenis kelamin : untuk mengetahui jenis kelamin klien supaya dapat

menentukan asuhan kebidanan yangdiberikan.

2) Identitas orang tua

Nama : ditanyakan dengan tujuan untuk mencegah kekeliruan bila ada

kesamaan dengan klien lain (Astutik,2015)

Umur : untuk mengetaui waktu reproduksi sehat yaitu antara usia 20 sampai 35

tahun (Astutik, 2015)

Agama : untuk memudahkan berkomunikasi dengan klien (Astutik,2015)

Pendidikan : untuk mengetahui tingkat penetahuan yang di gunakan sebagi

dasar dalam memberikan sauhan (Astutik, 2015)

Pekerjaan : untuk mengetahuistatus ekonomi dan aktivitasklien (Astutik,

2015) Alamat : untuk mengetahui tempat tinggalkliensehinggamemudahkan

kunjungan rumah (Astutik,2015)

3)Keluhan Utama

Data didapatkan dari petugas atau ibu yang memantau keadaan janin seperti

bayi rewel, bayi kuning, bayi tidak mau minum, badan bayi panas dan

lainsebagainya
49

b. Data Obyektif(O)

Menggambarkan tentang analisa dan fisik klien, hasil lab dan test digunakan

untuk mendukung assessment. Data ini memberikan bukti klinis pasien dan

fakta yang berhubungan dengan diagnose meliputi :

1) Keadaan umum dikaji untuk mengetahui keadaan bayi secara keseluruhan,

apakah bayi dalam keadaan baik atautidak.

2) Kesadaran dikaji untuk mengetahui tingkat kesadaran bayi dan untuk

memudahkan pemberian asuhanselanjutnya.

3) Pemerikasaan ukuran kepala

a) Pengukuran diameter kepala bayi menggunakan jangka panggul, meliputi :

Sub occipitibregmatika (normalnya 9,5 cm) ,sub occipitofrontalis (normalnya

11 cm), frontooccipitalis (normalnya12 cm), mentooccipitalis ( normalnya

13,5 cm), sub mentobregmatika (normalnya 9,5 cm), biepariental

(normalnya 9 cm), bietemporalis ( normalnya 8cm),

b) Pengukuran lingkar kepala sirkumferensia menggunakan midline, meliputi:

Sub occipitobregmatika ( normalnya 32cm), frontooccipitalis (normalnya 34

cm), mentooccipitalis (normalnya 35cm)

4) Pemeriksaan kepala, pemeriksaan terhadap ukuran, bentuk, sutura menutup

atau melebar, adanya caputsuccedenum maupun cepal hematoma

(Sondakh,2013)

5) Pemeriksaan wajah bayi, untuk memastikan ada atau tidak ada tanada-

tanda sianosis (indikasi hipotermi), icterus (indikasi Hepatitis B), normalnya

warna kulit kemerahan.


50

6) Pemeriksaan mata, pemeriksaan terhadap pendarahan, maupun tanda-tanda

infeksi (pus) (Sondakh,2013)

7) Pemeriksaan Hidung inspeksi lubang hidung simetris atau tidak, adakah

pernafasan cuping hidung (indikasi sesak nafas atau asma), adakah septum

antara lubang hidung (jika tidak ada, indikasi bayi premature atau

kelainanbawaan).

8) Pemeriksaan mulut, labioskizis atau plato skizis, mukosa bibir lembab atau

kering (dehidrasi), sionosis atau tidak(hipotermi).

9) Pemeriksaan telinga simetris atau tidak, (jika telinga tidak simetris

menandakan adanya masalah di bagian organ dalam bayi), daun telinga

sudah terbentuk sempurna atau belum (premature) daun telinga masih

menempel dan tulang rawan masih lunak), 1/3 bagian telinga atas harusnya

berada lebih tinggi dari garis mata (jika

keduatelingalebihrendahdarigarismatamenandakanbayi memiliki masalah

padaginjal).

10) Pemeriksaan refleks menurut Sondakh 2013,meliputi:

a) Refleks glabella “ blink”, bayi akan berkedip bila dilakukan 4 atau 5 ketuk

pertama pada batang hidung saat mataterbuka.

b) Refleks Rooting, bayi baru lahir menolehkan kepala ke arah stimulus,

membuka mulut dan mulai menghisap bilapipi, bibir atau sudut mulut bayi

disentuh dengan jari atauputting.

c) Refleks morro, ekstensi simetris bilateral dan abduksi seluruh ekstermitas,

dengan ibu jari dan jari telunjuk membentuk huruf “ C” diikuti dengan
51

abduksi ekstermitasdan kembali ke refleks relaks jika posisi bayi berubah tiba-

tiba atau jika bayi diletakkan telentang pada permukaan yangdatar.

d) Refleks palmargrasp, jari bayi akan menekuk di sekeliling benda dan

menggenggamnya seketika bila jari diletakkan di tangan bayi.

e) Refleks plantargrasp, jaribayi akan melekuk disekeliling benda bilajari

diletakkan di telapak kaki bayi.

f) Refleks Babinski,jari-jari kaki bayi akan hiperekstensi dan terpisah seperti

kipas dari dorsofleksi ibu jari kaki bila satu sisi kaki digosok dari tumit ke atas

melintasi bantalankaki.

11) Pemeriksaan data, untuk mengetahui bentuk dada normal atau tidak adakah

tarikan dinding dada bagian bawah, putting susu sudah meninjol atau belum,

nodul sudah terbentuksempurna atau belum, areola melebar/tidak,adanya

tarikan intercoste apa tidak, terdengar suara wheezing atau ronchi dan stidor

apa/tidak, dan jantung S1 S2 tunggal pada bagian dada maupun

punggungjikatidakmendengarsura nafas pada kedua sisi mungkin salah satu

paru-paru tidakbekerja.

12) Pemeriksaan ekstermitas atas, perhatikanbentukdan gerakan. Normalnya

bahu dan lengan simetris, aktif (lengan bayi terlihat fleksi) begitu juga pada

tangan. Pada jari-jari tidak ada polidaktil (jumlah jari>5) maupun sindaktil

(adanya selaput antara luas jari).

13) Pemeriksaan abdomen, pemeriksaan terhadap buncit (pembesaran hati,limpa,

tumor aster), pada tali pusat dilakukan pemeriksaan terhadap perdarahan,

jumlah darah pada tali pusat, hernia di tali pusat (Sondakh,2013)

14) Tanda-tanda Vital(TTV)


52

15) Mengukur lingkar dada bayi, normalnya lingkar dada bayi adalah32-34cm

(Sondakh,2013)

16) Pemeriksaan punggung bayi, tulang punggung teraba lurus atau tidak, adakah

benjolan padapunggung.

17) Mengukur LILA bayi, Untuk mengetahui kebutuhan nutrisinya sudah

terpenuhi atau belum. Normalnya 11-12cm.

18) Pemeriksaan genetalia, pemeriksaan terhadap tertis apakah berada dalam

skrotum, penis berlubang pada ujung (pada bayi laki-laki), vagina berlubang

apakah labiamayora menutupi labiaminora (pada bayi perempuan)

(Sondakh,2013)

19) Pemeriksaan Anus, untuk menentukan sudah keluarataubelummeconium,jika

BBL belum mengeluarkan meconium dalam 24 jam harusdirujuk.

20) Pemeriksaan ekstermitas bawah, pemeriksaan terhadap gerakan, bentuk

simetris/tidak, jumlah jari, pergerakan (Muslihatun, 2010)

21) Pemeriksaan kulit bayi,pemeriksaan terhadap warna,bercak,tandalahir

(Muslihatun,2010)

22) Mengukur panjang dan berat badan bayi, untuk menentukan status gizi dan

pertumbuhan padabayi.

c. Analisa Data(A)

Merupakan hasil analisis dari kesimpulan dari data yang diperoleh baik data

subjektif maupun objektif. Tujuannya untuk menentukan diagnosa suatu

masalah serta penanganannya yang dibutuhkan terhadap masalah yang ada.

1) Diagnosa : neonates cukup bulan, sesuai masa kehamilan usia 0-28hari


53

2) Masalah, yang sering terjadi pada bayi baru lahir adalah kesulitan menyusui

dan rewel

3) Diagnose atau masalah potensial yang dapat terjadi pada bayi baru lahir antara

lain seperti hipotermi, infeksi, asfiksi,ikterus

4) Kebutuhan segera, tindakan segera oleh bidan atau dokter sesuai dengan

kondisi pasien yang mengancam jiwa bayi (Dewi,2011)

d) Penatalaksanaan(P)

Merupakan asuhan yang diberikan oleh petugas terhadap analisa data yang

telah diperoleh beserta perencanaan, implementasi dan evaluasi dari asuhan

tersebut. Menurut (Prawirohardjo, 2010) asuhan yang dapat diberikan pada

neonatus yaitu jadwal kunjungan neonatus :

1) Kunjungan I (umur 6 jam – 3hari)

a) Observasi TTV, BAB, dan BAK, mencegah terjadi tanda bahayaneonatus

b) Memberikan nutrisi, yaitu pemberian ASI, nutrisi penting untukmetabolisme

c) Memandikan bayi setelah 6 jam persalinan, mencegahhipotermi

d) Merawat tali pusat, mencegah terjadinyainfeksi

e) Menjaga kehangatan dengan membedong bayi, menghindarihipotermi.

f) Menjelaskan tanda bahaya bayi baru lahir, meliputi : hipotermi /

hipertemi,malas minum, tidak berkemih setelah 24 jam, mekonial belum

keluar setelah 3 hari pertama kelahiran, tali pusat menunjukkan tanda-tanda

infeksi, rewel dan menangisterus, warna kulit sianosis, feses

hijau/berlendir/berdarah, sulit bernafas, ibu dapat memahami tanda bahaya

BBL dan jika salah satu tanda yang muncul dapat segera ditangani.
54

g) Melakukan rawat gabung, rawat gabung dapat menciptakan boundinganatara

ibu danbayi

h) Menjadwalkan kunjungan ulang neonatus, mengevaluasi keadaanbayi.

2) Kunjungan II (umur 4-7hari)

a) Observasi TTV, BAB, dan BAK, mencegah terjadi tanda bahayaneonatus

b) Memberikan nutrisi, yaitu pemberian ASI, nutrisi penting untukmetabolisme

c) Menjadwalkan kunjungan ulang neonatus, mengevaluasikeadaanbayi

3) Kunjungan III ( umur 8-14hari)

a) Observasi TTV, BAB, dan BAK, mencegah terjadi tanda bahayaneonatus

b) Memberikan imunisasi BCG,memberikan kekebalan tubuh bayi terhadap virus

tuberculosis

c) Menjadwalkankunjungan ulang neonatus,mengevaluasi keadaan bayi dan

menjadwalkan imunisasiselanjutnya.

4) Kunjungan IV (umur ≥ 15hari)

a) Observasi TTV, BAB, dan BAK, mencegah terjadi tanda bahayaneonatus

b) Memastikan bahwa bayi sudah bisa menyusu dengan baik, minimal 2-4 am

sekali menyusu, berkemih 6-8x/hari, dan gerakanbayi aktif, asuhan yang

diberikan mempengaruhi kesehatan bayiselanjutnya.

c) Menjadwalkan kunjungan ulang neonatus, mengevaluasi keadaan bayi dan

menjadwalkan imunisasi selanjutnya. Mengevaluasi keadaan bayi.


55

E. Keluarga Berencana
1. Definisi Keluarga Berencana

Kontrasepsi (KB) adalah bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi

untuk mengatur kehamilan dan merupakan hak setiap individu sebagai

mahkluk seksual.(Herdiana, 2013)

Keluarga berencana adalah membentuk keluarga berkualitas untuk

mewujudkan penduduk yang berkualitas dimana keluarga menjadi maju,

mandiri, sejahtera, dalam kehidupan yang serasi, selaras dan seimbang

dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan melalui keluarga kecil

sebagai bagian yang mutlak untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia

yang potensial bagi pembangunan nasional.(Nurul Kamariyah, 2014)

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak

anak yang diinginkan, salah satu cara agar rencana tersebut tercapai yaitu

dengan pemakaian kontrasepsi.(Windarti, 2015)

2. Fisiologi Keluarga Berencana

Program KB adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta

masyakarat melalui pendewasaan usia perkawinan, peningkatan kesejahteraan

keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Kecenderungan peningkatan pasangan

menikah usia subur akan berdampak pada peningkatan angka kelahiran dan

kepadatan penduduk yang nantinya bila tidak diatur akan mempengaruhi

tingkat kesejahteraan dan kualitas hidup suatu keluarga, sehingga akan

bertolak belakang dengan program pemerintah yaitu mewujudkan keluarga

kecil yang bahagia dan sejahtera. Tata laksana untuk mengatasi permasalahan
56

tersebut sangat diperlukan, termasuk dalam penggunaan kontrasepsi

hormonal dan non hormonal.

Mekanisme kontrasepsi hormonal antara lain dengan penggunaan

estrogen dan progestin terus menerus terjadi penghambatan ovulasi-

komponen estrogen menghambat sekresi Follicle Stimulating Hormon (FSH)

sehingga pertumbuhan folikel tertekan sementara progesteron terutama

menghambat lonjakan Luitenizing Hormon (LH) juga menghambat ovulasi.

Mengubah mukus menjadi lebih sedikit, kental, dan seluler dengan daya

regang yang rendah sehingga transportasi dan penetrasi sperma terganggu.

Tipe mukus servika seperti ini di timbulkan oleh kontrasepsi kombinasi pada

semua dosis dan menimbulkan efek kontrakseptif tambahan, apabila tetap

terjadi ovulasi. Mengubah endomentrium menjadi atrofik, dan tidak reseptif

terhadap implantasi, disebabkan oleh kelenjar mikrotubular dan kondensasi

fibroblastik pada stroma. Pada pemakaian jangka panjang, endometrium

secara progresif menipis danatrofik.

3. Macam-Macam Metode Kontrasepsi

Menurut Manuaba (2010), macam-macam metode kontasepsi antara lain:

a. Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat

b. Pantang berkala dengan metode kalender , Metode kelender merupakan

metode yang menggunakan prinsip pantang berkala, yaitu tidak melakukan

persetubuhan pada masa subur istri. Untuk mengetahui masa subur istri dapat

menggunakan masa ovulasi yang terjadi 14±2 hari sebelum haid yang akan

datang (sulistyawati, 2013)

c. Pantang berkala dengan metode suhu basal


57

Pada metode ini melihat terjadinya penurunan suhu basal sebanyak 0,5

sampai 1 derajat celcius pada hari kedua belas sampai hari ketiga belas

sebelum menstruasi, ketika ovulasi terjadi pada hari keempat belas dan

kurang lebih 24 jam setelah ovulasi suhu basal akan naik lagi sampai lebih

tinggi dari pada suhu sebelum ovulasi

d. Pantang berkala dengan metode lendir serviks

Metode ovulasi didasarkan pada pengenalan terhadap perubahan lendir

serviks selama siklus menstruasi yang menggambarkan masa subur dalam

siklus dan waktu fertilisasi maksimal dalam masa subur (Sulistyawati, 2013)

e. Senggama terputus atau koitus interuptus

Metode senggama terputus adalah suatu metode kontrasepsi dimana

senggama diakhiri sebelum terjadi ejakulasi intra-vaginal. Ejakulasi terjadi

jauh dari genetalia eksterna wanita (Hanafi,2013)

f. Metode Amenorea Laktasi (MAL)

Merupakan kontraksepsi mengandalkan pemberian ASI eksklusif. Dapat

dipakai sebagai alat kontraspesi apabila menyusui secara penuh, lebih efektif

bila 8x sehari, sebelum haid, umur bayi kurang 6 bulan. Mekanisme kerjanya

menunda atau menekan terjadinya ovulasi, saat menyusui, maka kadar

prolaktin meningkat, hormon gonadotropin melepas hormon penghambat

(Affandi, 2011)

g. Metode sederhana dengan alat

1) Kondom

Kondom merupakan selubung/sarung karet yang terbuat dari sebagian bahan

diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani)
58

yang di pasang pada penis saat hubungan seksual (Buku Panduan Praktis

Pelayanan Kontrasepsi, 2012).

2) Diafragma dan kap serviks

Diafragma dan kap serviks adalah alat yang terbentuk mangkok, berkubah

dengan pinggir-alas yang fleksibel dan hanya menutupi serviks saja

(Hanafi,2013)

3) Spermisida

Merupakan zat-zat kimia yang kerjanya melumpuhkan spermatozoa di dalam

vagina sebelum spermatozoa bergerak ke dalam traktus genetalia interna

h. Metode kontrasepsi Efektif

1) Hormonal Progestin

Metode kontrasepsi dengan menggunakan progestin yaitu bahan tiruan dari

progesteron. Diantaranya adalah mini pil, suntik 3 bulan, dan implant. Cara

Kerja Mencegah ovulasi, mengentalkan lender serviks, menjadikan selaput

lendir rahim tipis dan atrofi, menghambat transportasi gamet oleh tuba.

Keuntungan Sangat efektif, pencegahan kehamilan, tidak berpengaruh pada

hubungan suami-istri, tidak mengandung estrogen, tidak memiliki pengaruh

terhadap ASI, sedikit efek samping. Kerugian Sering terjadi gangguan haid,

sangat bergantung pada sarana pelayanan kesehatan, peningkatan berat badan,

tidak melindungi dari IMS, pada penggunaan jangka panjang dapat

menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido,gangguan

emosi,sakit kepala.

2) Hormon Kombinasi
59

Adalah metode kontrasepsi dengan menggunakan kombinasi hormon

esterogen dan progesteron. Diantaranya adalah pil dan suntik 1 bulan. Cara

Kerja Menekan ovulasi, mencegah implantasi, lender serviks mengental,

pengerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya

akan terganggu pula. Keuntungan Memiliki efektifitas yang tinggi, risiko

terhadap kesehatan sangat kecil, tidak mengganggu hubungan seksual, dapat

digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin menggunakanya

untuk mencegah kehamilan. Kerugian Mual terutama 3 buan pertama, pusing,

nyeri payudara kenaikan berat badan, perdarahan bercak atau perdarahan sela,

dapat meningkatkan tekanan darah sehingga risiko stroke, dan gangguan

pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat, tidak mencegah IMS.

3) Kontrasepsi Hormonal Susuk

Metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen dan dapat

mencegah terjadinya kehamilan, metode ini bekerja seperti halnya metode

hormonal lainnya. Implant merupakan metode yang memasukkan kapsul yang

berisi hormone dibawah sub kulit (Affandi, 2011)

4) Kontrasepsi Non Hormonal (AKDR)

a) Pengertian

Alat kontraksepsi yang di pasang dalam rahim dengan menjepit kedua

saluran yang menghasilkan indung telur sehingga tidak terjadi pembuahan,

terdiri dari bahan plastik polietilena, ada yang dililit oleh tembaga dan ada

yang tidak.

b) Cara kerja
60

Mencegah Terjadinya fertilisasi, tembaga pada AKDR menyebabkan reaksi

inflamasi steril, toksik buat sperma sehingga tidak mampu untuk fertilisasi.

5) Kontrasepsi mantap (Tubektomi dan Vasektomi)

Tubektomi adalah metode kontrasepsi untuk perempuan yang tidak ingin

mempunyai anak lagi. Perlu prosedur bedah untuk melakukan tubektomi

sehingga diperlukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan lainya

untuk memastikan apakah seorang klien sesuai untuk menggunakan metode

ini. Vasektomi adalah metode kontrasepsi untuk lelaki yang tidak ingin anak

lagi. Perlu prosedur bedah untuk melakukan vasektomi sehingga diperlukan

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan lainya untuk memastikan

apakah seorang klien sesuai untuk mengunakan metode ini.

4. Konsep Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana

a. Subjektif

1) Keluhan utama atau alasan kunjungan : Merupakan alasan mengapa ibu

datang ke tempat tenaga kesehatan. Biasanya alasan ibu pada awal pemilihan

kontrasepsi adalah ibu ingin menunda kehamilan dan ingin menggunakan alat

kontrasepsi, apabila calon akseptor baru tanyakan ingin menggunakan KB

jangka panjang/jangka pendek, jenis KB yang diharapkan, rencana KB

2) Riwayat kesehatan : untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau

penyakit akut, kronis seperti : jantung, DM, hipertensi, asma yang dapat

mempengaruhi KB yang berhubungan dengan KB hormonal


61

3) Riwayat KB : untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan

kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan

kontrasepsi serta rencana KB dan beralih ke kontrasepsi apa

4) Kehidupan sosial budaya : untuk mengetahui pasien dan keluarga yang

menganut adat istiadat yang akan menguntungkan atau merugikan pasien.

5) Seksual : menggambarkan keluhan pada saat melakukan hubungan seksual,

frekuensi dan terakhir melakukan hubungan seksual. Pada akseptor KB

dianjurkan melakukan hubungan seksual sebagaimana mestinya yakni

2-3x/minggu dengan catatan tidak ada keluhan/erosi/perdarahan yang dapat

mengarah ke masalah potensial

6) Riwayat ginekologi : pernah/tidak perdarahan pervaginam yang tidak

diketahui penyebabnya, pernah/tidak abortus, memiliki penyakit seperti tumor

jinak, kanker alat genital, TBC pelvik atau tidak. (data untuk AKDR saja)

7) Riwayat haid : siklus/jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi

yang dialami dengan mesntruasi berikutnya dalam hitungan normal 23-32

hari. Disminorea ya/tidak, flour albus ya/tidak (tidak gatal, tidak berbau,

bening) (data untuk AKDR) (Sulistyawati, 2013).

8) Riwayat obstetrik : untuk mengetahui berapa kali ibu hamil, apakah pernah

abortus, jumlah anak, cara persalinan, penolong persalinan, apakah ibu

menyusui atau tidak.

b. Objektif

1) Pemeriksaan umum

a) Kesadaran umum : baik/kurang baik

b) Kesadaran : komposmentis/apatis/samnolen
62

c) Tanda – tanda vital

(1) Tekanan darah : normal 110/80 sampai 140/90 mmHg. Bila > 140/90 mmHg

hati-hati adanya hipertensi. Jika tekanan darah >180/110 mmHg tidak

diperbolehkan untu menggunakan KB kombinasi

(2) Nadi : normal 60-100 menit. Bila abnormal mungkin adanya kelainan

jantung, sebagai kontraindikasi KB hormonal.

2) Pemeriksaan fisik

a.) KB Hormonal

(1) Mata jika di temukan sclera berwarna kuning adanya indikasi penyakit hati.

Ini merupakan kontraindikasi KB hormonal. Bantu calon peserta memilih

metode kontrasepsi non hormonal.

(2) Payudara apakah ada benjolan yang mencurigakan di payudara ? benjolan

yang dicurigai seperti kanker biasanya tidak sensitif, unilateral, tidak biasa

bentuknya dengan decreased mobility. Bantu calon akseptor memilih metode

kontrasepsi non hormonal.

(3) Abdomen : apakah ada pembengkakan pada hati ? jika jawaban ya indikasi

adanya penyakit hati. Bantu calon akseptor memilih metode kontrasepsi non

hormonal.

b.) KB non hormonal

(1) Mata jika dijumpai konjungtiva pucat indikasi anemia. Karena anemis

merupakan kontraindikasi dari KB IUD. Jika klien tetap memilih untuk

AKDR dipasang, boleh dipasang, tetapi lakukan evaluasi sesudah 3 bulan.

Jika ditemukan sclera berwarna kuning ? adanya indikasi penyakit hati. Ini
63

merupakan kontraindikasi KB hormonal. Bantu calon akseptor memilih KB

non hormonal.

(2) Abdomen apakah terdapat perasaan nyeri di abdomen atau nyeri tekan

temuan ini dapat memberikan kesan kemungkinan hamil. Beri perhatian

khusus sewaktu melakukan pemeriksaan dalam AKDR jangan dipasang kalau

kuat sangkaan adanya hamil (Affandi, 2011).

(3) Genetalia apakah ada ulkus, pembengkakan kelenjar barholin dan kelenjar

skene. Pemeriksaan dalam dengan pemeriksaan menggunakan inspekulo.

Perhatikan cairan vagina, serfisitis dan bila ada indikasi lakukan pap smear

dan pemeriksaan bakteriologis terhadap gonorrhea. Pemeriksaan bimanual :

untuk menentukan besar, bentuk, posisi, konsistensi dan mobilisasi uterus,

serta untuk menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan adanya infeksi atau

keganasan dari organ-organ sekitarnya (nyeri goyang serviks, tumor

adneksa). Terdapat/tidak infeksi alat genital seperti vaginitis dan servitis,

ada/tidak tumor jinak rahim, ada/tidak TBC pelvik, ada/tidak kanker alat

genital, ukuran rongga panggul > 5 cm. (pemeriksaan untuk AKDR saja)

(Handayani, 2011).

c. Analisa data

Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi

subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan (Muslihatun

Wafi Nur, 2011) Contoh diagnosa : Ny... usia Akseptor baru/lama KB...

Disebut akseptor baru bila pasangan usia subur yang pertama kali

menggunakan kontrasepsi setelah mengalami kehamilan yang berakhir

dengan keguguran atau persalinan. Dan akseptor lama bila pasangan usia
64

subur yang melakukan kunjungan ulang termasuk yang menggunakan alat

kontrasepsi kemudian pindah atau ganti cara lain/ alat yang berbeda.

d. Penatalaksanaan

Merupakan asuhan yang diberikan oleh petugas terhadap analisa data yang

telah diperoleh beserta perencanaan, implementasi dan evaluasi dari asuhan

tersebut.

1) Memberikan informasi kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, agar

ibu mengerti kondisi kesehatannya saat ini.

2) Memberi KIE tentang macam-macam KB, untuk memberi informasi

dan mendorong penerimaan tanggung jawab serta meningkatkan

keinginan. (Bahiyatun, 2010)

3) Menjelaskan konseling khusus tentang metode kontrasepsi yaang

sesuai dengan keadaan ibu yaitu bagaimana menggunakan

kontrasepsi pilihannya (Prawiroharjo, 2014).

4) Memberikan konseling pra pemasangan alat kontrasepsi dan

penapisan klien, yaitu daftar tilik penapisan klien metode

nonoperatif (Prawiroharjo, 2014).

5) Melakukan informed consent untuk menyetujui tindakan

pemasangan. persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga

terdekat setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai

tindakan kedokteran yang dilakukan terhadap pasien (Prawiroharjo,

2014).

6) Melakukan tindakan pemasangan alat kontrasepsi dan memberikan

konseling pasca pemasangan alat kontrasepsi, yaitu menjelaskan


65

keuntungan dan kerugian alat kontrasepsi serta efek sampingnya.

Untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak serta keluarga

dan bangsa (Prawiroharjo, 2014).

7) Memberikan konseling pasca pemasangan alat kontrasepsi. Untuk

menanyakan kepada klien bila ada keluhan yang mungkin dirasakan

setelah tindakan, lalu berusaha menjelaskan terjadinya keluhan

tersebut (BKKBN, 2014).

8) Memberitahu ibu jadwal kontrol ulang, untuk mendeteksi secara

dini bila terjadi komplikasi dan jadwal kontrol ulang disesuaikan

dengan KB yang digunakan Ibu. (Manuaba, 2011)

F. Standar Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Pada Masa Covid 19


Pemerintah telah menetapkan bencana non alam Corona virus atau

COVID-19 sebagai bencana nasional melalui keputusan presiden republik

indonesia nomor 12 tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non alam Penyebaran

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai Bencana Nasional. Dalam

situasi pandemi COVID-19 ini, banyak pembatasan hampir ke semua layanan

rutin termasuk pelayanan kesehatan meternal dan neonatal dengan adanya hal itu

pelayanan ibu hamil menurut Pedoman Bagi Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, Bayi

Baru Lahir di Era pandemi COVID-19 sebagai berikut :

1) Pemeriksaan kehamilan pertama kali dibutuhkan untuk skrining faktor

resiko (termasuk Program Pencegahan Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari

ibu ke anak /PPIA). Oleh karena itu dianjurkan pemeriksaan dilakukan oleh

dokter di fasilitas pelayanan kesehatan dengan perjanjian agar ibu tidak menunggu
66

lama. Apabila ibu hamil datang ke bidan tetap dilakukan pelayanan ANC,

kemudian ibu hamil dirujuk untuk pemeriksaan oleh dokter.

2) Dilakukan analisis dan pemeriksaan skrining kemudian ibu menderita

Tuberkulosis.

3) Pada daerah endemis malaria, seluruh ibu hamil pada pemeriksaan

pertama dilakukan pemeriksaan RDT malaria dan diberikan kelambu

berinsektisida.

4) Jika ada komplikasi atau penyulit maka ibu hamil dirujuk untuk

pemeriksaan dan tata laksana lebih lanjut.

5) Pemeriksaan rutin (USG) untuk sementara dapat ditunda pada ibu dengan

PDP atau terkonfirmasi COVID-19 sampai ada rekomendasi dari isolasinya

terakhir.

6) Ibu hamil diminta mempelajari buku KIA untuk diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari termasuk mengenali tanda bahaya pada kehamilan. Jika ibu

hamil terdapat keluhan atau tanda bahaya harus segera memeriksa ke fasilitas

pelayanan kesehatan.

7) Kelas Ibu Hamil ditunda pelaksanaannya di masa pandemi COVID-19

atau dapat mengikuti kelas ibu secara online.

8) Tunda pemeriksaan pada kehamilan trimester kedua atau pemeriksaan

antenatal dapat dilakukan melalui tale-konsultasi klinis, kecuali dijumpai keluhan

atau tanda bahaya.


67

9) Ibu hamil yang pada kunjungan pertama terdeteksi memiliki faktor risiko

atau penulis harus memeriksakan kehamilannya pada trimester kedua.

10) Pemeriksaan kehamilan trimester ketiga harus dilakukan dengan tujuan

utama untuk menyiapkan proses persalinan. Dilaksanakan satu bulan sebelum

tafsiran persalinan.

11) Ibu hamil tetap minum tablet tambah darah sesuai dosis yang diberikan

oleh tenaga kesehatan dan untuk ibu hamil dengan status PDP atau terkonfirmasi

positif COVID-19 tidak diberikan tablet tambah daerah karena akan

memperburuk komplikasi yang diakibatkan kondisi COVID-19.

Layanan Persalinan:

1) Rapid test WAJIB dilakukan kepada seluruh ibu hamil sebelum proses

persalinan (kecuali rapid test tidak tersedia).

2) Persalinan dilakukan di tempat yang memenuhi persyaratan dan telah

dipersiapkan dengan baik.

3) FKTP memberikan layanan persalinan tanpa penyulit kehamilan/persalinan

ATAU tidak ada tanda bahaya ATAU bukan kasus ODP, PDP atau

terkonfirmasi COVID-194) Jika didapatkan ibu bersalin dengan rapid test positif,

maka rujuk ke RS rujukan COVID-19 atau RS mampu PONEK.

5) Penolong persalinan di FKTP menggunakan APD level-2.

6) Jika kondisi sangat tidak memungkinan untuk merujuk kasus ODP, PDP,

terkonfirmasi COVID-19 atau hasil skrining rapid test positif, makapertolongan


68

persalinan hanya dilakukan dengan menggunakan APD level-3 dan Ibu bersalin

dilengkapi dengan delivery chamber (lihat gambar)

7) Bahan habis pakai dikelola sebagai sampah medis yang harus dimusnahkan

dengan insinerator.

8) Alat medis yang telah dipergunakan serta tempat bersalin dilakukan disinfetan

dengan menggunakan larutan chlorine 0,5%.

9) Pastikan ventilasi ruang bersalin yang memungkinkan sirkulasi udara dengan

baik dan terkena sinar matahari.

d) Layanan Paska Bersalin:

1) FKTP memberikan pelayanan KB (diutamakan metode kontrasepsi jangka

panjang) segera setelah persalinan. Jika ibu tidak bersedia, maka dilakukan

konseling KB serta nasihat untuk mendapatkan layanan KB paska bersalin.

2) Bayi yang dilahirkan dari ibu yang bukan ODP, PDP atau terkonfirmasi

COVID-19 pada 0-6 jam pertama, tetap mendapatkan: perawatan tali pusat,

inisiasi menyusu dini, injeksi vitamin K1, pemberian salep/tetes mata antibiotik

dan pemberian imunisasi hepatitis B dan HbIg (Hepatitis B immunoglobulin).

3) Ibu dan keluarga mendapat nasihat dan edukasi tentang perawatan bayi baru

lahir termasuk ASI ekslusif dan tanda bahaya jika ada penyulit pada bayi baru

lahir dan jika terjadi infeksi masa nifas.

4) Tenaga kesehatan mengambil sampel skrining hipotiroid kongenital (SHK)

pada bayi yang dilakukan setelah 24 jam persalinan, sebelum ibu dan bayi pulang

dari fasilitas kesehatan.


69

5) FKTP memberikan layanan kunjungan pasca bersalin pada ibu bukan PDP atau

tidak terkonfirmasi COVID-19:

i. Pemeriksaan pada ibu nifas (sesuai SOP)

ii. Asuhan neonatal (sesuai Pedoman)

iii. Konseling menyusui (sesuai Pedoman)

iv. Edukasi hidup bersih dan sehat, termasuk tanda bahaya pneumonia dan balita

sakit
70

BAB 3

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan
Laporan tugas akhir ini dilakukan dengan pendekatan studi kasus yang

dilakukan secara komprehensif (Continuity of Care) pada ibu hamil sampai

dengan akhir masa nifas, serta bayi baru lahir sampai usia 1 bulan.

B. Lokasi Dan Waktu


Studi kasus di lakukan di BPM Nurul Fadilah saat klien melakukan

kunjungan/kontrol atau melalui kunjungan kerumah/tempat tinggal klien (Home

Care ). Kunjungan ini dilakukan secara ofline bisa dengan cara mendampingi

pasien hingga ikut turut melakukan pemeriksaan, pada saat melakukan

pendampingan mematuhi protokol kesehatan saat kontol. Waktu pelaksanaan dari

pemberian asuhan dan penyusunan tugas akhir yaitu mulai tanggal 12 April 2021

sampai dengan 08 juli 2021.

C. Subjek Penelitian
Subjek dalam pelaksaan studi kasus Continuity of Care ini adalah satu orang

ibu hamil yang dilanjutkan bersalin, nifas, bayi baru lahir sampai keluarga

berencana.

D. Pengumpulan Data
Penyusunan tugas akhir ini teknik pengumpulan data dapat dilihat dari

sumber data subjektif dan objektif. Dikatakan data subjektif didapatkan dari hasil

anamnesa klien, keluarga dan petugas kesehatan. Data objektif didapatkan dari

hasil pemeriksaan dari pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang sesuai

dengan yang dibutuhkan. Pengumpulan data dan asuhan kebidanan yang


71

dilakukan sebanyak 15 kali dengan rincian saat ibu hamil trimester III sebanyak

empat kali, saat bersalin sebanyak satu kali, saat nifas sebanyak empat kali, bayi

baru lahir sebanyak empat kali dan masa antara atau kontrasepsi sebanyak 2 kali.

E. Pengolahan Data
Setelah data dikumpulkan kemudian dilakukan analisis dengan manajemen

asuhan kebidanan menggunakan SOAP yang dilakukan langkah –lankah sebagai

berikut:

1. Data diseleksi dan dikelompokkan sesuai dengan data subyektif dan obyektif.

2. Data di analisis untuk menentukan diagnosa dan masalah.

3. Melakukan penatalaksanaan dan evaluasi sesuai dengan kasus yang

ditemukan.

4. Menganalisa kasus dan asuhan kebidanan yang telah dilakukan dengan teori

yang relevan.

F. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian Laporan Tugas Akhir ini, penulis mengajukan

surat ijin kepada BPM Nurul Fadilah untuk mendapatkan persetujuan melakukan

pendampingan LTA. Masalah etika yang harus diperhatikan oleh penulis adalah :

1. Informed Consent (Lembar persetujuan manjadi pasien)

Lembar persetujuan diberikan sebelum penulis melaksanakan pendampingan

kepada pasien. Setelah itu diberikan informasi tentang tujuan dan maksud

pendampingan tersebut. Jika pasien bersedia didampingi maka lembar persetujuan

dapat ditandatangani.

2. Anonymity ( Tanpa nama)


72

Untuk keberhasilan Laporan Tugas Akhir , penulis tidak mencantumkan nama

pasien pada lembar pengumpulan data, tetapi lembar tersebut diberi inisial.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari pasien dijamin oleh

penulis. Pada foto pasien diberikan sensor pada lampiran, data tersebut hanya

akan disajikan atau dilaporkan kepada yang berhubungan dengan laporan tugas

akhir ini.
73

BAB 4

TINJAUAN KASUS

A. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil


1. Kunjungan Hamil pertama (35 minggu)

Hari/tanggal : Kamis, 12 April 2021 Pukul : 16.00 WIB

Tempat/ waktuk : BPM Nurul

Identitas

Nama Istri : Ny. “R” Nama Suami : Tn. “J”

Usia : 34 Tahun Usia : 40 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/bangsa : Jawa/WNI Suku/bangsa : Jawa/WNI

Pendidikan : SD Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Kuli bangunan

Alamat : Bangkalan Alamat : Bangkalan

a. Data Subjektif

1) Alasan Kunjungan

Kontrol Kehamilan anak ketiga usia kehamilan 8 bulan tidak ada

keluhan

2) Riwayat Menstruasi

Ibu mengatakan siklus menstruasi lancar, lama mentruasi 7 hari

siklusnya 28 hari dan kadang mengalami disminorhea. HPHT: 10-08-

2020

3) Riwayat Perkawinan
74

Perkawinan Istri :1 Perkawinan Suami :1

Umur Kawin : 14 Tahun Umur Perkawinan : 20 Tahun

Lama Kawin : 20 Tahun Lama Kawin : 20 Tahun

4) Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas dan KB

Tabel 7.4 Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas dan KB

NO UK Lahir Penolog Asi Jenis Berat Hidup KB


Kelamin Lahir
1 Atem Spt B Bidan 6bln P 3500 13thn Suntik
3bln
2 Atem Spt B Bidan 2th L 3400 6th Suntik
3 bln
3 Hamil
ini
5) Riwayat Kehamilan Sekarang

Pada trimester I ibu pertama kali periksa di BPM Nurul sebanyak

1 kali dengan keluhan mual kadang-kadang dan ingin melakukan ANC

terpadu. Ibu melakukan pemeriksaan laboratorium pada tanggal 30-10-

20 hemoglobin 12 gr/dl, golongan darah O, albumin urine negatif,

reduksi urine negatif dan hipatitis b non reaktif ibu tidak pernah

melakukan USG. Mendapatkan terapi Fe, Kalk (1x1). Penyuluhan

yang di dapatkan yaitu makan sedikit tapi sering, istirahat cukup dan

rutin minum vitamin.


88

Pada trimester II melakukan pemeriksaan sebanyak 2x di BPM

Nurul. Ibu tidak ada keluhan. Mendapatkan terapi Fe, Kalk, Vitamin B

comlex (1x1). Penyuluhan yang didapatkan yaitu nutrisi, istirahat.

Pada trimester III ibu melakukan pemeriksaan sebanyak 4 kali di

BPM Nurul. Dengan keluhan nyeri punggung. Mendapatkan terapi Fe,

Calcifar (1x1). Penyuluhan yang di dapatkan yaitu nutrisi, isrirahat

yang cukup.

Riwayat status TT sudah lengkap (2x saat bayi, 2x saat SD, 1x saat

calon pengantin).

6) Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu mengatakan tidak pernah dirawat di RS dan tidak pernah

mengalami tindakan oprasi lainnya. Tidak pernah mengalami penyakit

menurun (Diabetes Militus, hipertensi ), menahun ( Asma, jantung ),

dan menular ( HIV, hipatitis )

7) Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak memiliki riwayat

kembar. Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit

keturunan seperti diabetes melitus, asma, hipertensi, tidak ada anggota

keluarga yang menderita penyakit menular seperti PMS, HIV/AIDS,

hepatitis, dan penyakit lainnya.

8) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

a. Nutrisi

Ibu mengatakan frekuensi makan dalam sehari yaitu 3x dengan

menu nasi 2 centong, sayur, lauk pauk, dan terkadang makan


89

buah. Minum ibu sehari air putih 2 botol aqua besar, minum

susu hamil 1x pada malam hari. Tidak ada pantangan maupun

alergi makanan

b. Eliminasi

BAB 1x sehari ( warna kuning kecoklatan, konsistensi keras,

bau khas).

BAK 8-9x sehari ( warna kekuningan, bau khas)

c. Istirahat

Ibu mengatakan pola istirahat baik tidur dengan nyenyak, tidur

siang 2 jam, malam 8 jam

d. Aktivitas

Ibu mengatakan hanya melakukan pekerjaan rumah seperti

mencuci, memasak dan menyapu dan ibu mengatakan sering

dan rutin berolahraga pagi seperti jalan kaki.

e. Personal Hygiene

Ibu mengatakan dalam sehari mandi 3x sehari gosok gigi 3x

sehari, ganti celana dalam 3x sehari dan ganti pakian 2x sehari

f. Seksual

Ibu mengatakan masih melakukan hungan seksual namun tidak

ada keluhan

9) Riwayat Psikologis

Ibu sangat senang kehamilan pertamanya, serta ibu mendapatkan

dukungan dan perhatian dari suami, kedua orang tua dan mertuanya

10) Riwayat Sosial Budaya


90

Ibu mengatakan tidak pernah melakukan pijet perut dan minum

jamu selama kehamilan ini

a. Obyektif

1) Pemeriksaan Umum

a) KU : Baik

b) Kesadaran : Composmentis

c) LILA : 28 cm

d) TB : 154 cm

e) TP : 17-05-2021

f) BB : 57,7

Sebelum Hamil : 49 kg

Saat ini : 57,7 kg

Kenaikan BB : 8,7 kg

IMT :24,34

KSPR :2

TTV : TD : 101/70 mmHg

N : 81 x/menit

: 36,5o C
91

RR : 20 x/ menit

2) Pemeriksaan Khusus

Kepala : Rambut hitam, tidak rontok, kulit kepla bersih, tidak ada benjolan

normal dan tidak ada nyeri tekan

Wajah : Tidak pucat, tidak ada closma gravidarum, tidak odem

Mata : Konjungtiva merah muda. Sklera berwarna putih, palpebra tidak odem

Hidung : Lubang hidung simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung,tidak ada

secret berlebih, tidak ada polip

Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak pucat, tidak ada setomatitis, tidak ada

tonsilitis, tidak ada karies gigi, tidak ada gigi palsu

Telinga : Pendangaran baik, simetris, pendengaran baik, tidak ada purulen dan

ada serumen tapi tidak berlebih

Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan vena jugularis

Dada : Simetris, tidak ada tarikan intercoste, tidak terdengar ada bunyi whezing

dan bunyi ronchi dan bunyi jantung lupdup tunggal

Payudara : Simetris, puting susu menonjol, ada hiperpigmentasi pada areola

mamae, terdapat pembesaran kelenjar montgomery, tidak ada benjolan abnormal,

tidak ada nyeri tekan, kolostrum belom keluar

Abdomen :Pembesaran sesuai dengan usia kehamilan, terdapat

hiperpigmentasi linea alba, linea nigra, dan tidak ada bekas operasi sc
92

Leopold I : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah px ( 29 cm ), teraba bulat,

lunak, tidak melenting (bokong)

Leopold II : Pada samping kiri perut ibu teraba panjang, datar, keras (puki)

pada samping kanan perut ibu teraba bagian kecil janin

Leopold III : Bagian bawah teraba bulat, keras, melenting ( kepala ), dan bisa

digoyangkan ( belum masuk PAP )

Leopold IV : Tidak dilakukan

Tafsiran Berat janin: ( 29-12) x 155 = 2.635 gram

DJJ : 150 x/menit (memakai dopler)

Genetalia : Vulva bersih, tidak ada kondiloma akuminata dan tidak ada

kondilomalata, tidak terlihat varises,tidak terdapat flour albus, tidak ada

pembesaran kelenjar bartoline dan skene

Anus : Kebersihan cukup, tidak ada haemoroid

Ekstremitas : Tidak ada odem pada kaki dan tangan

c. Analisa Data

G3P2002 usia kehamilan 35 minggu dengan kehamilan fisiologis

d. Penatalaksanaan

Tanggal : 12 April 2021 Jam : 16.20 WIB

1) Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan, ibu

mengetahui kondisi kehamilannya saat ini

2) Memberitahu tentang tanda bahaya trimester III, ibu mengerti tentang penjelasan

petugas dan mampu mengulagi penjelasan


93

3) Menjelaskan mengenai P4K kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga mengerti

4) Memberikan terapi obat Fe (1x1) satu tablet berisi 10 biji, Kalk 500 mg (1x1)satu

tablet berisi 10 biji untuk dikonsumsi, ibu bersedia mengkonsumsi

5) Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu lagi ( 26 April 2021 ) atau

sewaktu-waktu apabila ada keluhan, ibu bersedia untuk kontrol ulang

2. Kunjungan Hamil kedua ( 37 Minggu )

Hari/ tanggal : Senin,26 April 2021

Pukul : 16.00 WIB

Tempat : BPM Nurul

a.Subjektif

1) Alasan Kunjungan

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilan dengan keluhan sering kencing

dan Ibu mengatakan kemarin dikasih obat Tablet Fe dan kalk 500 mg sudah habis

b.Objektif

1) Pemeriksaa Umum

a) KU : Baik

b) Kesadaran : Composmentis

c) BB sebelum : 57,7 kg

BB sekarang : 57,8 kg

IMT : 24,38

d) TTV
94

TD : 103/71 mmHg

RR : 20x/ menit

Suhu : 36,50 C

Nadi : 81x/menit

2) Pemeriksaan Khusus

a) Kepala : Rambut hitam, tidak rontok, kulit kepala bersih,tidak ada

benjolan abnormal, dan tidak ada nyeri tekan

b) Wajah : Tidak pucat, tidak ada closma gravidarum, tidak odem

c) Mata : Konjungtiva merah muda, sklera berwarna putih, palpebra tidak

odem

d) Hidung : Lubang hidung simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung,

tidak ada secret berlebih, tidak ada polip

e) Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak pucat, tidak ada setomatitis, tidak ada

tonsilitis, tidak ada karies gigi, tidak ada gigi berlubang, tidak ada gigi palsu

f) Telinga : Simetris, pendengaran baik, tidak ada purulen dan serumen

berlebih

g) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan vena

jugularis

h) Dada : Simetris, tidak ada tarikan intercoste, tidak terdengar bunyi

whezing dan bunyi ronchi, bunyi jantung lup dup tunggal

i) Payudara : Simetris, puting susu menonjol, ada hiperpigmentasi pada

areola mamae, terdapat pembesaran kelenjar motsgomery, tidak ada benjolan

abnormal, tidak ada nyeri tekan, kolostrum sudah keluar


95

j) Abdomen : Pembesaran sesuai dengan usia kehamilan, terdapat

hiperpigmentasi linea alba dan linea nigra , tidak ada bekas oprasi

(1) Leopold I : Tinggi fundus uteri 2 jari di bawah px ( 30 cm ) , teraba

bulat, tidak melenting ( bokong )

(2) Leopold II : Pada samping kiri perut ibu teraba panjang, datar, keras

(puka), pada samping kanan perut ibu teraba bagian kecil janin

(3) Leopold III : bagian bawah teraba bulat, keras, melenting

( kepala ),dan bisa di goyangkan ( belum masuk PAP )

(4) Leopold IV : Tidak dilakukan

(5) Tafsiran Berat Janin : (30-12) x 155 = 2.790 gram

(6) DJJ : 155 x/menit

k) Genetalia : Vulva bersih, tidak ada kondiloma akuminata dan tidak

ada kondilomalata, tidak terlihat varises, tidak terdapat flour albus, tidak ada

pembesaran kelenjar bartoline dan skene

l) Anus : Kebersihan cukup, tidak ada hemoroid

m) Ekstremitas : Tidak ada odem pada kaki dan tangan

c.Analisa Data

G3P2002 kehamilan 37 minggu dengan kehamilan fisiologis

d.Penatalaksanaan

1) Menjelaskan kepada ibu bahwa hasil pemeriksaan dalam batasan normal, ibu

mengetahui kondisi kehamilan saat ini

2) Memberikan KIE cara mengatasi sering kencing yang dialami ibu, ibu mengerti

dan bersedia melakukannya

3) Memberikan KIE tentang personal Hygiene, ibu bersedia melakukannya


96

4) Memberikan informasi tentang persiapan persalinan, ibu mengerti tentang

penjelasan petugas dan bersedia mengikuti anjuran petugas

5) Memberikan ibu terapi obat Tablet Fe (1x1), kalk 500 mg (1x1) untuk

dikonsumsi, ibu bersedia mengkonsumsi.

6) Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi pada tanggal 3 Mei 2021

atau sewaktu-waktu apabila ada keluhan, ibu bersedia untuk kontrol ulang

3. Kunjungan Hamil Ketiga ( 39 Minggu )

Hari/tanggal : Senin,10 Mei 2021

Pukul : 16.20 WIB

Tempat : BPM Nurul

a.Subjektif

1) Alasan Kunjungan

Ibu mengatakan ingin kontrol kehamilan dengan keluhan sakit pinggang,

Ibu mengatakan obat yang kemarin masih ada tinggal 5 biji

b.Objektif

1) Pemeriksaan Umum

a) KU : Baik

b) Kesadaran : Composmentis

c) BB sekarang : 58 kg

BB sebelumnya : 57,8 kg

IMT : 24,47

d) TTV :
97

TD : 110/72 mmHg

RR : 21x/menit

Suhu : 36,50 C

Nadi : 82x/menit

2) Pemeriksaan Khusus

a) Kepala : Rambut hitam, tidak rontok, kulit kepala bersih tidak ada benjolan

abnormal dan tidak ada nyeri tekan

b) Wajah : Tidak pucat, tidak ada closma gravidarum, tidak odem

c) Mata : Konjungtiva merah muda, sklera berwarna putih, palpebra tidak

odem

d) Hidung : Lubang hidung simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung,

tidak ada secret berlebih, tidak ada polip

e) Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak pucat, tidak ada setomatitis, tidak ada

tonsilitis, tidak ada karies gigi, tidak ada gigi berlubang, tidak ada gigi palsu

f) Telinga : Simetris, pendengaran baik, tidak ada purulen dan serumen

berlebih

g) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan vena

jugularis

h) Dada : Simetris, tidak ada tarikan intercoste, tidak terdengar bunyi

whezing dan bunyi ronchi, bunyi jantung lup dup tunggal

i) Payudara : Simetris, puting susu menonjol, ada hiperpigmentasi pada

areola mamae, terdapat pembesaran kelenjar montgomery, tidak ada benjolan

abnormal, tidak ada nyeri tekan, kolestrum sudaah keluar


98

j) Abdomen : Pembesaran sesuai dengan usia kehamilan, terdapat

hiperpigmentasi linea alba dan linea nigra , tidak ada bekas operasi sc

(1) Leopold I : Tinggi fundus uteri 1 jari di bawah px ( 31 cm ), teraba

bulat, lunak, tidak melenting ( bokong )

(2) Leopold II : Pada samping kanan perut ibu teraba panjang, datar, keras

(puka), pada samping kiri perut ibu teraba bagian kecil janin

(3) Leopold III : Bagian bawah teraba bulat, keras, melenting (kepala), dan tidak

bisa di goyangkan (sudah masuk PAP)

(4) Leopold IV : ( Divergen ) sebagian sudah masuk PAP

(5) Tafsiran Berat Janin : ( 31-11 ) x 155 = 3.100 gram

(6) DJJ : 150x/menit

k) Genetaliaa : Vulva bersih, tidak ada kondiloma akuminata dan tidak

ada kondilomalata, tidak terdapat varises, tidak terdapat flour albus, tidak ada

pembesaran kelenjar bartoline dan skene

l) Anus : Kebersihan cukup, tidak ada hemoroid

m) Ekstremitas : Tidak ada odem pada kaki dan tangan

c.Analisa Data

G3P2002 kehamilan 39 minggu dengan kehamilan fisiologis

d.Penatalaksanaan

1) Menjelaskan kepada ibu bahwa hasil pemeriksaan dalam batasan normal, ibu

mengetahui kondisi kehamilan saat ini

2) Memberikan KIE cara mengatasi sakit pinggang yang di alami ibu, ibu mengerti

dan bersedia melakukannya

3) Memberikan KIE tentang tanda-tanda persalinan, ibu mengerti tentang pejelasan


99

petugas

4) Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi pada tanggal 17 Mie 2021

atau sewaktu-waktu apabila ada keluhan, ibu bersedia untuk kontrol

4. Kunjungan Hamil Ke empat ( 41-42 Minggu )

Hari/tanggal : Senin,25 Mei 2021

Pukul : 16.20 WIB

Tempat : BPM Nurul

a.Subjektif

1) Alasan Kunjungan

Ibu mengatakan ingin kontrol kehamilan dengan keluhan sakit pinggang,

ibu mengatakan obatnya sudah habis

b.Objektif

1) Pemeriksaan Umum

a) KU : Baik

b) Kesadaran : Composmentis

c) BB sekarang : 59 kg

BB sbelumnya : 58 kg

IMT : 24,89

d) TTV :
100

TD : 110/70 mmHg

RR : 21x/menit

Suhu : 36,5 C

Nadi : 82x/menit

2) Pemeriksaan Khusus

a) Kepala : Rambut hitam, tidak rontok, kulit kepala bersih tidak ada

benjolan abnormal dan tidak ada nyeri tekan

b) Wajah : Tidak pucat, tidak ada closma gravidarum, tidak odem

c) Mata : Konjungtiva merah muda, sklera berwarna putih, palpebra

tidak odem

d) Hidung : Lubang hidung simetris, tidak ada pernafasan

cuping hidung, tidak ada secret berlebih, tidak ada polip

e) Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak pucat, tidak ada setomatitis,

tidak ada tonsilitis, tidak ada karies gigi, tidak ada gigi berlubang, tidak ada gigi

palsu

f) Telinga : Simetris, pendengaran baik, tidak ada purulen dan

serumen berlebih

g) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan

vena jugularis

h) Dada : Simetris, tidak ada tarikan intercoste, tidak terdengar

bunyi whezing dan bunyi ronchi, bunyi jantung lup dup tunggal
101

i) Payudara : Simetris, puting susu menonjol, ada hiperpigmentasi pada

areola mamae, terdapat pembesaran kelenjar Montgomery, tidak ada benjolan

abnormal, tidak ada nyeri tekan, kolestrum sudaah keluar

j) Abdomen : Pembesaran sesuai dengan usia kehamilan, terdapat

hiperpigmentasi linea alba dan linea nigra , tidak ada bekas operasi sc

(1) Leopold I : Tinggi fundus uteri 1 jari di bawah px ( 32 cm ), teraba

bulat, lunak, tidak melenting ( bokong )

(2) Leopold II : Pada samping kanan perut ibu teraba panjang, datar, keras

(puka), pada samping kiri perut ibu teraba bagian kecil janin

(3) Leopold III : Bagian bawah teraba bulat, keras, melenting (kepala), dan

tidak bisa di goyangkan (sudah masuk PAP)

(4) Leopold IV : ( Divergen ) sebagian sudah masuk PAP

(5) Tafsiran Berat Janin : ( 32-11 ) x 155 = 3.255 gram

(6) DJJ : 150x/menit

k) Genetaliaa : Vulva bersih, tidak ada kondiloma akuminata dan tidak

ada kondilomalata, tidak terdapat varises, tidak terdapat flour albus, tidak ada

pembesaran kelenjar bartoline dan skene

l) Anus : Kebersihan cukup, tidak ada hemoroid

m) Ekstremitas : Tidak ada odem pada kaki dan tangan

c.Analisa Data

G3P2002 kehamilan 41-42 minggu dengan kehamilan fisiologis


102

d.Penatalaksanaan

1) Menjelaskan kepada ibu bahwa hasil pemeriksaan dalam batasan normal,

ibu mengetahui kondisi kehamilan saat ini

2) Menganjurkan ibu untuk USG, ibu mengerti ibu tidak bersedia karena

masalah ekonomi dan pandemic covid-19

3) Memberikan KIE cara mengatasi sakit pinggang yang di alami ibu, ibu

mengerti dan bersedia melakukannya

4) Memberikan KIE tentang tanda-tanda persalinan, ibu mengerti tentang

pejelasan petugas

5) Memberikan ibu terapi obat tablet Fe (1x1), kalk (1x1) untuk dikonsumsi,

ibu bersedia mengkonsumsi

6) Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi pada tanggal 1 juni

2021 atau sewaktu-waktu apabila ada keluhan, ibu bersedia untuk kontrol
103

B. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin


1. Kala I fase Aktif

Tanggal : 28-05-2021

Jam : 03.40 WIB

Tempat : Rumah pasien

a. Subjektif

Ibu mengatakan ini kehamilan ketiga dan sekarang perutnya kenceng-

kenceng sejak kemaren malem pukul 00.00 WIB, keluar lendir sejak jam 01.00

WIB, HPHT : 10-08-2020, TP : 17-05-2021 dengan usia kehamilan 9 bulan.

Sejak kehamilan tidak ada keluhan, sudah keluar lendir darah sejak pukul 03.00

WIB, ibu makan (nasi, ikan dan sayur) terakhir pukul 22.00 WIB, BAB terakhir

pukul 23.00 WIB, BAK terakhir pukul 03.35 WIB

b. Objektif

1) Pemeriksaan Umum

a) Keadaan Umum : Baik

b) Kesadaran : Composmentis

c) TTV :

TD : 110/80 mmHg

N : 80x/menit

S : 37o C

RR :20x/menit

2) Pemeriksaan Khusus:

a) Wajah : Tidak pucat, tidak odem

b) Mata : Konjungtiva merah muda, sklera berwarna putih

c) Payudara : Simetris, puting susu menonjol, ada hiperpigmintasi pada areola


104

mamae, terdapat pembesaran kelenjar montgomery, tidak ada benjolan abnormal,

tidak ada nyeri tekan, kolestrum sudah keluar

d) Abdomen : Pembesaran sesuai dengan usia kehamilan, terdapat

hiperpigmentasi linea alba dan linea nigra , tidak ada bekas oprasi SC

(1) Leopold I : Tinggi fundus uteri 1 jari di bawah px (31 cm), teraba

bulat, lunak, tidak melenting ( bokong )

(2) Leopold II : Pada samping kiri perut ibu teraba panjang, datar, keras,

(Puki),pada samping kanan perut ibu teraba bagian kecil janin

(3) Leopold III : Bagian bawah teraba bulat, keras, melenting (kepala), kepala

sudah masuk PAP

(4) Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk PAP ( Divergen)

(5) DJJ : 144 x/ menit

(6) HIS : 4 x 40 detik selama 10 menit

e) Genetalia : Terdapat lendir bercampur darah, , tidak ada varises, tidak ada

kondilomalata dan kondiloma akuminata, tidak ada pembesaran kelenjar skene

dan bartholin

f) Anus : Tidak ada hemoroid

g) Ekstremitas : Tidak terdapat odem pada tangan dan kaki

3) Pemeriksaan dalam : Ø 8 cm, eff 75 %, ketuban utuh (+), presentasi belakang

kepala, denominator UUK kidep, molase 0, H-III, tidak ada bagian kecil di

presentasi

c. Analisa data

G3P2002 UK 41-42 minggu, tunggal,hidup, inpartu kala I fase aktif dilatasi

maksimal
105

d. Penatalaksanaan

Tanggal : 28 Mei 2021

Jam : 03.43 WIB

1) Memberitahu ibu bahwa hasil pemeriksaan pembukaan 8 cm , ibu mengerti

tentang kondisinya

2) Menganjurkan ibu untuk posisi miring kiri agar mengalirkan oksigen pada

janin dengan baik, ibu bersedia dan di temani suami

3) Melakukan KIE tentang teknik relaksasi apabila ada kontraksi, ibu dapat

melakukan dengan baik

4) Menyiapkan alat-alat persalinan, alat sudah di siapkan

5) Melakukan observasi DJJ, His, nadi tiap 30 menit, suhu 2 jam sekali, urine tiap

1 jam, tekanan darah dan VT tiap 4 jam atau saat ada indikasi, hasil terlampir di

lembar observasi dan patpgraf

6) Jam : 03.50 WIB dilakukan pemeriksaan dalam dengan indikasi Ketuban pecah

, dilakukan VT Ø 10 cm, eff 100%, ketuban (-) jernih, presentasi belakang kepala,

denominator UUK, molase 0, Hodge IV, tidak teraba bagian-bagian kecil janin di

samping kanan-kiri presentasi.

2. Kala II

Tanggal : 28 Mei 2021

Jam : 03.50 WIB

a. Subjektif

Ibu mengatakan ingin meneran

b. Objektif
106

Pemeriksaan Umum

a) Keadaan Umum : Baik

b) Kesadaran : Composmentis

Pemeriksaan Fisik

a) Abdomen : DJJ : 144 x/menit, jelas teratur, HIS : 4 x 45 lama 10

detik, penurunan 0/5 bagian

b) Genetalia : Terdapat lendir bercampur darah, terdapat cairan ketuban

berwarna jernih, terdapat tekanan pada anus, perineum menonjol, dan vulva

membuka

3) Pemeriksaan Dalam

VT : Jam 03.50 WIB : Ketuban pecah jernih, dilakukan VT Ø 10 cm, eff 100 %,

ketuban (-), presentasi belakang kepala, denominator UUK, molase 0, Hodge IV,

tidak teraba bagian-bagian kecil janin di samping kanan- kiri presentasi

c. Analisa Data

G3P2002 UK 41-42 minggu inpartu kala II

d. Penatalaksanaa

Tanggal : 28 Mei 2021

Jam : 03.50 WIB

1) Memberitahu ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan

di berikan, ibu dan keluarga memahami penjelasan petugas

2) Memberitahu pada keluarga pendampingan saat bersalin dibatasi hanya untuk satu

orang sesuai protocol kesehatan dimasa pandemic Covid-19

3) Persiapan persalinan, alat, pasien, telah di siapkan

4) Menfasilitasi persalinan dengan pendampingan, ibu di dapingi suami


107

5) Membantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman, ibu memilih posisi setengah

duduk

6) Memimpin ibu untuk meneran saat ada his, ibu meneran sesuai anjuran

7) Membantu proses persalinan dengan APN sampai dengan lahir bayi, pada pukul

04.10 WIB bayi lahir spontan, langsung menangis, gerakan aktif, warna kulit

kemerahan, jenis kelamin Perempuan

8) Mengeringkan tubuh bayi kecuali telapak tangan, sudah dilakukan dan

dihangatkan

9) Mengecek TFU ( setinggi pusat ) tidak ada janin kedua

1. Kala III

Tanggal : 08 Mei 2021

Jam : 04.13 WIB

a. Subjektif

1) Keluhan

Ibu merasa senang bayinya sudah keluar, dan ibu merasa perutnya mulas

b. Objektif

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

2) Pemeriksaan Fisik

a) Abdomen : TFU setinggi pusat ( tidak ada janin kedua ), kontraksi

uterus keras, perut globuler, kandung kemih kosong

b) Genetalia : Terlihat semburan darah, tali pusat bertambah panjang


108

c. Analisa data

P3003 UK 41-42 minggu kala III

d. Penatalaksanaan

Tanggal : 28 Mei 2021

Jam : 04.14 WIB

1) Memberitahu ibu akan di suntik oksitosin 10 IU di paha kanan, ibu bersedia

oksitosin sudah di suntikkan secara IM di 1/3 paha distal lateral.

2) Melakukan jepit poton ikat tali pusat pada bayi, tali pusat sudah dipotong dan

diikat

3) Meletakkan bayi di atas dada ibu untuk IMD, sudah berhasil

4) Mengobservasi tanda pelepasan yaitu uterus globuler, tali pusat memanjang,

terdapat semburan darah

5) Melahirkan plasenta dengan cara PTT dan tangan kiri mrlakukan dorso kranial,

plasenta lahir spontan jam 04.20 WIB

6) Melakukan masase selama 15 detik secara memutar searah jarum jam, masase

telah di lakukan

7) Memeriksa kelengkapan plasenta, plasenta lengkap

8) Mengecek adanya laserasi, terdapat robekan derajat I ( mukosa vagina dan kulit

perineum),

Kala IV

Tanggal : 28 Mei 2021

Jam : 04.20 WIB


109

a. Subjektif

1) Keluhan

Ibu mersa lega dan senang plasenta telah lahir serta merasa lemas

b. Objektif

1) Pemeriksaan Umum

a) TTV :

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Pernafasan : 22x/ menit

Nadi : 82x/ menit

Suhu : 36,5 0 C

2) Pemeriksaan Khusus

a) Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung

kemih kosong

b) Genetalia : terdapat laserasi derajat 1 , telah di lakukan hecting

c. Analisa Data

P3003 UK 41-42 minggu kala IV fisiologis

d. Penatalaksanaan

Tanggal : 28 Mei 2021

Jam : 04.20 WIB

1) Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu dalam kadaan baik dan

robekan jalan lahir telah di jahit, ibu mengerti

2) Mengecek kontraksi uterus, kontraksi uterus baik

3) Mengajarkan ibu cara masase uterus, ibu mengerti dan melakukannya.

4) Mengevaluasi IMD telah berhasil pada menit kelima selama 30 menit


110

5) Mengestimasi jumlah kehilangan darah, kehilangan darah ± 200 cc, sudah di

lakukan

6) Memantau pernapasan, suhu, nafas, dan posisi bayi, keadaan bayi baik

7) Merapikan dan merendam alat kedalam larutan klorin 0,5%, semua alat

didokontaminasi

8) Membersihkan tubuh ibu, ibu merasa nyaman

9) Mengganti pakaian kotor ibu dengan pakaian bersih, pakai telah di ganti

10) Melakukan perawatan bayi baru lahir, pemberian salep mata dan vit K telah

diberikan

Jam 04.20 WIB

11) Melakukan observasi tekanan darah, nadi suhu, TTV, kontaksi uterus, kandng

kemih, pedarahan pada 1 jam pertama tiap 15 menit, hasil terlampir di patograf

Jam 05.20 WIB

12) Melakukan observasi tekanan darah, nadi, suhu, TTV, kontraksi uterus, kandung

kemih, perdarahan pada 1 jam pertama tiap 30 menit, hasil terlampir di patograf

Jam 06.20 WIB

13) Memberikan ibu HE tentang mobilisasi dini, ASI, makan dan minum serta

eliminasi, ibu mengerti dan bersedia

14) Memindahkan ibu dan bayi keruang nifas 2 jam postpartum, ibu telah di

pindahkan

15) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan, hasil telah di dokumentasikan


111

C. Asuhan Kebidanan Masa Nifas


1. Kunjungan Nifas Pertama

Tanggal : 28 Mei 2021

Tempat : Rumah pasien

Jam : 12.20 WIB

a. Subjektif

Ibu mengatakan nifas 6 jam dengan keluhan nyeri luka jahitan telah melahirkan

anak pertama 6 jam yang lalu. Ibu sudah bisa miring kanan kiri, duduk dan

berjalan ke kamar mandi. Ibu sudah BAK 1 jam yang lalu belum BAB. memberi

ASI pada bayinya, ASI keluar belum lancar

b. Objektif

1) Pemeriksaa Umum

a) Keadaan Umum : Baik

b) Kesadaran : Composmentis

c) TTV :

TD : 110/70 mmHg

N : 80x/ menit

S : 36,70 C

RR : 22 x/ menit

2) Pemeriksaan Khusus

a) Wajah : Tidak pucat dan tidak odem

b) Mata : Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus, palpebra

tidak odema

c) Payudara : Simetris, puting susu menonjol, tidak ada nyeri tekan,tidak ada

benjolan abnormal, ASI keluar belum lancar


112

d) Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi, TFU 2 jari di bawah pusat, UC

baik, kndung kemih kosong, diastasi recti abdomalis teraba 2 jari, tidak ada nyeri

tekan di syimpisis

e) Genetalia : Kebersihan cukup, tidak oedem, tidak ada varisis, tidak ada

kondilomalata dan akuminata, lochea rubra, jahitan masih basah terpaut rapi dan

tidak ada tanda-tanda infeksi

f) Anus : Tida ada hemoroid

g) Estremitas : Atas: Tidak oedem

Bawah: Tidak oedem, reflek patela +/+, tanda howman -/-

c. Analisa Data

P3003 6 jam potspartum fisiologis

d. Penatalaksanaan

Tanggal : 28 Mei 2021

Jam : 12.40 WIB

1) Menjelaskan kepada ibu dan keluarga dari hasil pemeriksaaan, ibu dan keluarga

memahami tentang hasil pemeriksaan

2) Mengajarkan ibu melakukan masase pada fundus untuk mencegah perdarahan

masa nifas, ibu dapat melakukan

3) Memberikan HE tentang personal hygiene, membersihkan dari depan kebelakang

dan di keringkan dengan handuk kecil, sdan ganti celana dalam 2x/hari, ibu

mengerti dan bersedia

4) Memberitahu ibu untuk tidak tarak makan, ibu bersedia

5) Memberitahu ibu untuk kontrol ulang 7 hari lagi pada tanggal 3 juni 2021 atau

sewaktu-waktu ada keluhan, ibu bersedia


113

2. Kunjungan Nifas Kedua

Tanggal : 3 juni 2021

Tempat : BPM Nurul

Jam : 16.00 WIB

a. Subjektif

1) Alasan Kunjungan

Ibu mengatakan nifas hari ke 7 datang dengan keluhan nyeri luka jahitan,

sudah bisa BAB pada nifas ke 2 sudah BAK. Ibu sudah dapat memandikan dan

merawat bayinya di bantu dengan keluarga, ibu selalu menyusui bayinya, ibu

makan 3 kali sehari, minum lebih 8 gelas sehari, mandi 2 kali sehari ganti

pembalut 3 kali sehari. Asi sudah keluar dan lancar, Kebutuhan nutrisi ibu baik

tidak tarak makan. Kebutuhan istirahat ibu cukup, tidur siang 1 jam, tidur malam

7-8 jam.

b. Objektif

1) Pemeriksaan Umum

a) Keadaan Umum : Baik

b) Kesadaran : Composmentis

c) TTV :

TD : 120/70 mmHg

N : 82 x/ menit

S : 36,50 C

RR : 24 x/ menit

2) Pemeriksaan Khusus
114

a) Wajah : Tidak pucat, tidak odem

b) Mata : Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus, palpebra

tidak odem

c) Payudara : Simetris, puting susu menonjol, tidak ada nyeri tekan, tidak ada

benjolan abnormal, ASI keluar lancar

d) Abdomen : Tidak ada bekas operasi, TFU pertengahan pusat dan sympisis,

UC baik, kandung kemih kosong, diastasi recti abdomalis teraba 2 jari, tidak ada

nyeri tekan di syimpisis

e) Genetalia : Kebersihan cukup, tidak oedem, tidak ada varises, tidak ada

kondilomalata dan akuminata, lochea sanguinolenta, jahitan terpaut rapi, luka

kering dan tidak ada tanda-tanda infeksi

f) Anus : Tidak ada hemoroid

g) Estremitas Atas : Tida oedem

Bawah : Tidak oedem, reflek patela +/+, tanda howman -/-

c. Analisa Data

P3003 7 hari postpartum fisiologis

d. Penatalaksanaan

Tanggal : 3 juni 2021

Jam : 16.10 WIB

1) Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan

ibu baik , ibu mengerti

2) Mengevaluasi kembali tentang personal hygine, ibu telah menjaga kebersihan

tubuhnya
115

3) Mengingatkan ibu tidak tarak makan, konsumsi nutrisi tinggi protein dan minum

air putih ± 3 liter untuk menambah produksi ASI, ibu bersedia

4) Memotivasi ibu agar tetap melanjutkan pemberian ASI eklusif selama 6 bulan, ibu

bersedia

5) Memberikan asam efenamat 250 mg 3x1 satu tablet, ibu bersedia meminumnya

6) Mengingatkan kembali ibu tentang tanda bahaya pada ibu nifas, ibu dapat

mengingatkan tanda bahaya nifas dan ibu tidak mengalami tanda bahayaa nifas

7) Menganjurkan ibu untuk kunjungan 1 minggu lagi pada tanggal 10 juni 2021 atau

apabila ada keluhan

3. Kunjungan Nifas ketiga

Tanggal : 10 juni 2021

Tempat : BPM Nurul

Jam : 16.20 WIB

a. Subjektif

1) Alasan Kunjungan

Ibu mangatakan nifas ke 14 tidak ada keluhan, sudah BAB dan BAK setiap hari,

ibu menyusui bayinya tidak di berikan apapun selain ASI, ibu makan 3 kali sehari

tidak tarak makan, minum lebih dari 8 gelas setiap hari, mandi 2 kali sehari, ganti

celana dalam 2 kali sehari, Kebutuhan istirahat ibu cukup, tidur siang 1 jam, tidur

malam 7-8 jam.

b. Objektif

1) Pemeriksaa Umum

a) Keadaan Umum : Baik


116

b) Kesadaran : Composmentis

c) TTV :

TD : 110/80 mmHg

N : 81 x/menit

S :36,80 C

RR : 24 x/menit

2) Pemeriksaan Khusus

a) Wajah : Tidak pucat dan tidak oedem

b) Mata : Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus, palpebra tidak

odem

c) Payudara : Simetris, puting susu menonjol, tidak ada nyeri tekan, tidak ada

benjolan abnormal, ASI keluar lancar

d) Abdomen : Tidak ada bekas operasi, TFU tidak teraba, UC baik, kandung

kemih kosong, diastasi recti abdomalis teraba 2 jari, tidak ada nyeri tekan di

syimpisis

e) Genetalia : Kebersihan cukup, tidak oedem, tidak ada varises, tidak

ada kondilomalata dan akuminata, lochea sarosa,

jahitan terpaut rapi, luka kering dan tidak ada tanda-tanda

infeksi

f) Anus : Tidak ada hemoroid

g) Estremitas Atas : Tida oedem

Bawah : Tidak oedem, reflek patela +/+, tanda howman -/-

c. Analisa Data

P1001 14 hari postpartum fisiologis


117

d. Penatalaksanaan

Tanggal : 10 juni 2021

Jam : 16.30 WIB

1) Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan

ibu baik, ibu mengerti

2) Mengingatkan ibu makan-makanan yang bergizi dan tinggi protein dan minum air

putih minimal 3 liter/ hari, , ibu bersedia untuk makan-makanan bergizi

3) Memberi konseling tentang KB, macam-macam metode kontrasepsi yang cocok

bayi ibu menyusui, ibu bersedia menggunakan KB

4) Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 4 minggu kemudian pada tanggal 8 Juli

2021 atau apabila ada keluhan, ibu bersedia melakukannya

4. Kunjungan Nifas keempat

Tanggal : 8 juli 2021

Tempat : BPM Nurul

Jam : 16.10 WIB

a. Subjektif

1) Alasan Kunjungan

Ibu mangatakan nifas ke 42 tidak ada keluhan, sudah BAB dan BAK setiap hari,

ibu menyusui bayinya tidak di berikan apapun selain ASI, ibu makan 3 kali sehari

tidak tarak makan, minum lebih dari 8 gelas setiap hari, mandi 2 kali sehari, ganti

celana dalam 2 kali sehari Kebutuhan istirahat ibu cukup, tidur siang 1 jam, tidur

malam 7-8 jam.,

b. Objektif
118

1) Pemeriksaa Umum

a) Keadaan Umum : Baik

b) Kesadaran : Composmentis

c) TTV :

TD : 112/70 mmHg

N : 81 x/menit

S :36,8 C

RR : 24 x/menit

2) Pemeriksaan Khusus

a) Wajah : Tidak pucat dan tidak oedem

b) Mata : Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus, palpebra

tidak odem

c) Payudara : Simetris, puting susu menonjol, tidak ada nyeri tekan,

tidak ada benjolan abnormal, ASI keluar lancar

d) Abdomen : Tidak ada bekas operasi, TFU tidak teraba, UC baik,

kandung kemih kosong, diastasi recti abdomalis teraba 2 jari, tidak ada

nyeri tekan di syimpisis

e) Genetalia : Kebersihan cukup, tidak oedem, tidak ada varises, tidak

ada kondilomalata dan akuminata, lochea sarosa, jahitan terpaut rapi, luka

kering dan tidak ada tanda-tanda infeksi

f) Anus : Tidak ada hemoroid

g) Estremitas Atas : Tida oedem

Bawah : Tidak oedem, reflek patela +/+, tanda howman -/-

c. Analisa Data
119

P3003 42 hari postpartum fisiologis

d. Penatalaksanaan

Tanggal : 8 juli 2021

Jam : 16.20 WIB

1) Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa

keadaan ibu baik, ibu mengerti

2) Mengingatkan ibu makan-makanan yang bergizi dan tinggi protein dan

minum air putih minimal 3 liter/ hari, , ibu bersedia untuk makan-makanan bergizi

4) Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu pada masa nifas, tidak ada

penyulit yg dialami ibu.

3) Mengevaluasi tentang KB yang telah dijelaskan oleh petugas pada

kunjungan sebelumnya, ibu mengerti tentang KB dan berencana memilih

kontrasepsi
120

D. Asuhan Kebidanan Neonatus


1. Kunjungan Neonatus Pertama (6 jam setelah lahir)

Tanggal pengkajian : 28 mei 2021

Waktu pengkajian : 12.40 WIB

Tempat pengkajian : Rumah pasien

Bayi : Ny.R

Tanggal/ Jam lahir : 28-05-2021/04:00 WIB

Jenis kelamin : perempuan

Usia : 6 jam

a. Subjektif

Bayi Ny. R lahir pada tanggal 28-05-2021 pukul 04.00 WIB, jenis

kelamin perempuan. Dengan BB 3300 gram dan PB 48 cm. Bayi lahir menagis

kuat, gerak aktif, dan warna kulit kemerahan. Bayi sudah mendapatkan salep mata

pada kedua mata, injeksi vit k 1 jam setelah lahir. Bayi sudah BAK namun belum

BAB. Bayi minum ASI.

b. Objektif

1) Pemeriksaan Fisik Umum

a). Keadaan Umum : baik

b). Tanda-Tanda Vital

(1) Suhu : 36,5°C

(2) HR : 45 x/menit

(3) RR : 146 x/menit

2) Pemeriksaan Fisik Khusus

a) Kepala : rambut berwarna hitam, tidak ada cephal hematoma, tidak ada

caput succandenum, UUB datar.


121

b) Wajah : berwarna kemerahan, tidak sianosis, tidak ikhterus

c) Mata : simetris, tidak ada sekret, tidak ada darah pada sklera, tidak ada

darah pada pupil, sklera tidak ikhterus.

d) Hidung : lubang hidung simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung,

septum terbentuk sempurna, tidak ada sekret.

e) Telinga : simetris, daun telinga terbentuk sempurna, tinggi daun telinga

sejajar dengan garis vertikal mata, tidak ada serumen berlebih, tidak ada purulen.

f) Mulut : berwarna kemerahan, tidak sianosis, tidak ada labioskisis dan labio

palatoskisis.

g) Leher : tidak ada bullneck, tidak ada bendungan vena jugularis.

h) Dada : simetris, nodul terbentuk sempurna, tidak ada tarikan intercostae,

tidak ada wheezing dan ronchi, terdengar bunyi jantung lupdup tunggal.

i) Abdomen : teraba lemas, tidak ada perdarahan tali pusat, tidak ada

pembesaran hepar.

j) Genetalia : labia mayora telah menutupi labia minora, terdapat keputihan

pada daerah vagina, vagina dan uretra berlubang, BAK (+).

k) Anus : tidak terdapat atresia ani, BAB (+).

l) Punggung : tidak ada spina bifida

m) Ekstremitas

(1) Ekstremitas atas : simetris, gerakan aktif, tidak ada sindaktil dan

polidaktil.

(2) Ekstremitas bawah : simetris, gerakan aktif, tidak ada sindaktil dan

polidaktil.

3) Pemeriksaan Neurologi
122

a) Reflek Glabella : (+) bayi berkedip saat ada ketukan di batang

hidung

b) Reflek Moro : (+) bayi mengangkat kaki dan tangan saat kaget

c) Reflek Routing : (+) bayi membuka dan mencari saat mulut

disentuh

d) Reflek Sucking : (+) bayi menghisap kuat air susu ibu

e) Reflek Swalowing: (+) bayi menelan air susu ibu dan tidak muntah

f) Reflek Graft : (+)bayi menggenggam sekelilingnya saat ada benda

g) Reflek Babinski : (+) bayi mengangkat jari kaki saat telapak kaki

disentuh

4) Pemeriksaan Antopometri

a) Berat Badan (BB) : 3300 gr

b) Panjang Badan (PB) : 48 cm

c) Lingkar Kepala (LK) : 33 cm

d) Lingkar Dada (LD) : 31 cm

c. Analisa Data

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 6 jam fisiologis

d. Penatalaksanaan

Tanggal : 28 Mei 2020 Pukul : 12.50 WIB

1) Melakukan perawatan bayi baru lahir, jenis kelamin ♀, BB 3300 gram,

dan PB 48 cm.

2) Memberikan bayi salep mata dan injeksi vit K pada 1/3 paha kiri

mediolateral 1 jam setelah bayi lahir, salep mata dan injeksi vit K telah diberikan.

3) Memberikan imunisasi HB 0 di 1/3 paha kanan mediolateral untuk


123

mencegah penyakit hepatitis B 2 jam setelah bayi lahir, imunisasi telah diberikan.

4) Menjaga kehangatan bayi dengan cara membedong bayi, bayi telah

dibedong.

5) Memberikan KIE tentang ASI Ekslusif, cara menyusui yang benar, dan

menyusui bayi nya sesering mungkin, Ibu mengerti.

6) Memberitahu ibu tentang perawatan tali pusat dangan cara membungkus

dengan kassa, ibu mengerti dan bersedia.

2. Kunjungan Neonatus Kedua (7 hari)

Tanggal pengkajian : 3 juni 2021

Waktu pengkajian : 16.10 WIB

a. Subjektif

Ibu ingin memeriksakan bayinya. Saat ini bayi tidak ada keluhan, bayi minum

ASI saja tanpa tambahan susu formula. Bayi disusui setiap 1 jam sekali. Tali pusat

bayi terlepas sendiri kemaren pagi saat mandi tanggal 2 juni 2021. Bayi sudah

BAK warna jernih, sudah BAB 2x sehari konsistensi lembek.

b. Objektif

1) Pemeriksaan Fisik Umum

a) Keadaan Umum : baik

b) Berat Badan(BB) : 3400 gr PB 49 cm

c) Tanda-Tanda Vital

(1) Suhu : 36,5°C

(2) HR : 45 x/menit

(3) RR : 148 x/menit


124

2) Pemeriksaan Fisik Khusus

a) Kepala : UUB tidak cekung dan tidak cembung.

b) Wajah : berwarna kemerahan, tidak kebiruan, tidak kekuningan.

c) Mata : simetris, sklera berwarna putih.

d) Dada : simetris, tidak ada tarikan intercostae, tidak ada wheezing dan

ronchi, terdengar bunyi jantung lupdup tunggal.

e) Abdomen : tidak kembung, tali pusat sudah lepas dan tidak ada

perdarahan, tidak ada pembesaran hepar.

f) Genetalia : kebersihan cukup, tidak ada kelainan, tidak ada ruam.

c. Analisa Data

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 7 hari fisiologis

d. Penatalaksanaan

Tanggal : 3 juni 2021 Pukul : 16.20 WIB

1) Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu keadaan bayi dan asuhan

yang akan diberikan, ibu dan keluarga mengerti.

2) Menganjurkan ibu untuk menyusui bayi nya sesering mungkin, ibu

bersedia.

3) Mengevaluasi ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir, ibu dapat

menjelaskan ulang tentang tanda bahaya bayi baru lahir.

4) Menganjurkan bayi untuk kontrol ulang 1 minggu lagi pada tanggal 10-06-

2021 atau jika sewaktu-waktu ada keluhan. Ibu mengerti.

3. Kunjungan Neonatus Ketiga (14 hari)

Tanggal pengkajian : 10 juni 2021


125

Waktu pengkajian : 16.30 WIB

a. Subjektif

Ibu memeriksakan bayinya tidak ada keluhan pada bayi, bayi minum ASI saja

tanpa tambahan susu formula.bayi disusui setiap 1 jam sekali. BAB 2x/hari

konsistensi lembek warna kekuningan. BAK x/hari warna jernih.

b. Objektif

1) Pemeriksaan Fisik Umum

a) Keadaan Umum : baik

b) Berat Badan(BB) : 3500 gr PB:50 cm

c) Tanda-Tanda Vital

(1) Suhu : 36,5°C

(2) HR : 43 x/menit

(3) RR : 138 x/menit

2) Pemeriksaan Fisik Khusus

a) Kepala : UUB tidak cekung dan tidak cembung.

b) Wajah : tidak pucat, tidak sianosis, tidak ikhterus

c) Mata : conjungtiva merah muda, sklera putih.

d) Dada : tidak ada tarikan intercostae, tidak ada wheezing dan ronchi,

terdengar bunyi jantung lupdup tunggal.

e) Abdomen : tidak ada pembesaran hepar, turgor baik, tidak ada kemerahan

sekitar pusat.

f) Genetalia : kebersihan cukup, tidak ada iritasi.

c. Analisa Data

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 14 hari fisiologis


126

d. Penatalaksanaan

Tanggal : 10 juni 2021 Pukul : 16. 40 WIB

a) Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu keadaan bayi dan asuhan

yang akan diberikan, ibu mengerti.

b) Menganjurkan ibu untuk memberikan nutrisi ASI saja sampai usia 6 bulan,

bayi meminum ASI saja tanpa makanan pendamping .

d) Mengevaluasi ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir, ibu dapat

menjelaskan ulang tentang tanda bahaya bayi baru lahir.

e) Menganjurkan bayi untuk kontrol ulang pada tanggal 08-07-2021 untuk

mendapatkan imunisasi BCG dan polio1, ibu bersedia untuk membawa bayinya

kontrol ulang dan imunisasi.

f) Menganjurkan ibu untuk segera membawa anaknya ke petugas kesehatan

apabila ada keluhan, ibu bersedia.

4. Kunjungan Neonatus Keempat (42 hari)

Tanggal pengkajian : 08 Juli 2021

Waktu pengkajian : 16.20 WIB

a. Subjektif

Ibu mengatakan bayi dalam keadaan sehat dan tidak ada keluhan, BAB/BAK

lancar. Bayi meminum ASI tanpa tambahan sufor, tiap bayi rewel dan menangis

langsung disusui, bayi mampu menyusu dengan baik.

b. Objektif

1) Pemeriksaan Fisik Umum

a) Keadaan Umum : baik


127

b) Berat Badan(BB) : 3800 gr PB: 52 cm

c) Tanda-Tanda Vital

(1) Suhu : 36,5°C

(2) HR : 45 x/menit

(3) RR : 132 x/menit

2) Pemeriksaan Fisik Khusus

a) Wajah : tidak pucat, tidak sianosis, tidak ikhterus

b) Mata : conjungtiva merah muda, sklera putih.

c) Dada : tidak ada tarikan intercostae, tidak ada wheezing dan ronchi,

terdengar bunyi jantung lupdup tunggal.

d) Abdomen : tidak ada pembesaran hepar, turgor baik, tidak ada kemerahan

sekitar pusat.

e) Genetalia : kebersihan cukup, tidak ada iritasi.

c. Analisa Data

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 25 hari fisiologis

d. Penatalaksanaan

Tanggal : 08 Juli 2020 Pukul : 16.30 WIB

a) Menyampaikan hasil pemeriksaan bayi kepada ibu dan asuhan yang akan

diberikan, ibu memahami.

b) Menyiapkan vaksin imunisasi BCG dan pelarut , vaksin polio1 , spuit 0,05

cc, kapas dtt, bengkok. Imunisasi siap diberikan.

c) Memberikan suntikan imunisasi BCG dan polio 1. Imunisasi BCG 0,05 cc

per IC pada lengan kanan , imunisasi polio sebanyak 2 tetes (0,01 cc) per oral.

d) Memberikan KIE tentang efek samping imunisasi BCG. Ibu mengerti.


128

e) Menganjurkan kunjungan ulang 1 bulan lagi untuk imunisasi berikutnya

yaitu DPT 1 dan polio 2 (8-08-2021), ibu bersedia datang kembali.


129

E. Asuhan Kebidanan KB
1. Kunjungan Keluarga Berencana Pertama

Hari / tanggal :Kamis, 03 juni 2021

Tempat : PMB Nurul

Waktu : 16:00 WIB

a. Subjektif

1) Alasan Kunjungan

Ibu mengatakan melahirkan ketiga 14 hari yang lalu, ibu mengatakan ingin

mengikuti KB karena ingin menunda hamil lagi. Sampai saat ini ibu masih

memberikan ASI kepada bayinya. Ibu mengatakan ingin mengikuti kb suntik 3

bulan

2) Riwayat KB

Sebelumnya menggunakan KB suntik 3 bulan selama 5 tahun.

3) Kesehatan Ibu

Ibu tidak pernah menderita penyakit hipertensi, hepatitis, stroke, jantung, diaetes

militus, kelainan pembuluh darah, tidak pernah menderita penyakit tumor atau

kanker payudara, tidak pernah mengalami perdarahan pervaginam yang tidak

diketahui penyebabnya dan tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan epilepsi dan

TBC.

4) Riwayat Obstetri

Setelah masa nifas ibu sudah suci, belum menstruasi dan belum berhubungan

seksual. HPHT:10-08-20

b. Objektif

1) Pemeriksaan umum

a) Keadaan umum : Baik


130

b) Kesadaran : Composmentis

c) TTV : TD : 110/80 mmHg, N : 81x/menit, S : 36,8°C, RR : 24x/menit.

2) Pemeriksaan khusus

a) Wajah : tidak pucat, tidak odem.

b) Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih, palpebra tidak odem.

c) Payudara : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal.

d) Abdomen : TFU tidak teraba, terdapat bekas operasi, kandung kemih

kosong.

e) Genetalia : tidak ada kondiloma akuminata dan kondiloma lata, terdapat

lochea alba, kebersihan cukup, tidak ada tanda-tanda infeksi pada genetalia.

c. Analisa Data

P3003 calon akseptor

d. Penatalaksanaan

1) Menjelaskan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan kepada

ibu, ibu mengerti penjelasan yang diberikan.

2) Menganjurkan kepada ibu untuk segera mendiskusikan dengan suami

untuk memakai kontrasepsi, ibu mengerti dan bersedia berdiskusi dengan suami.

3) Menganjurkan ibu untuk segera KB apabila sudah haid, setelah 42 hari

post partum atau setelah darah nifas berhenti, ibu mengerti dan bersedia

melakukan anjuran bidan.

2.Kunjungan Keluarga Berencana Kedua

Hari / tanggal : kamis, 08 juni 2021

Tempat : PMB nurul


131

Waktu : 16:20 WIB

a. Subjektif

1) Alasan Kunjungan

Ibu datang ingin menggunakan KB suntik 3 bulan karena ingin menyusui anaknya

dan menunda kehamilan.

2) Riwayat KB

Sebelumnya menggunakan KB suntik 3 bulan selama 5 tahun.

3) Kesehatan Ibu

Ibu tidak pernah menderita penyakit hipertensi, hepatitis, stroke, jantung, diaetes

militus, kelainan pembuluh darah, tidak pernah menderita penyakit tumor atau

kanker payudara, tidak pernah mengalami perdarahan pervaginam yang tidak

diketahui penyebabnya dan tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan epilepsi dan

TBC.

4) Riwayat Obstetri

Setelah masa nifas ibu sudah suci, belum menstruasi dan belum berhubungan

seksual. HPHT : 10-08-20

b. Objektif

1) Pemeriksaan umum

a) Keadaan umum : Baik

b) Kesadaran : Composmentis

c) TTV : TD : 112/70 mmHg, N : 81x/menit, S : 36,8°C, RR : 24x/menit.

2) Pemeriksaan khusus

a) Wajah : tidak pucat, tidak odem.

b) Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih, palpebra tidak odem.


132

c) Payudara : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal.

d) Abdomen : TFU tidak teraba, terdapat bekas operasi, kandung kemih

kosong.

e) Genetalia : tidak ada kondiloma akuminata dan kondiloma lata, terdapat

lochea alba, kebersihan cukup, tidak ada tanda-tanda infeksi pada genetalia.

c. Analisa Data

P3003 calon akseptor KB suntik 3 bulan

d. Penatalaksanaan

1) Menjelaskan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan kepada

ibu, ibu mengerti.

2) Menanyakan ulang tentang rencana KB yang akan digunakan selanjutnya,

ibu memilih menggunakan KB suntik 3 bulan.

3) Menjelaskan ulang tentang indikasi, kontraindikasi, efek samping KB

suntik 3 bulan, ibu mengerti.

4) Merekomendasikan untuk pengecekan kehamilan. Ibu bersedia.

5) Menyiapkan alat spuit 3 cc, kapas alkohol, depo progestin, serta mengatur

posisi pasien, alat dan persiapan sudah sesuai prosedur.

6) Melakukan penyuntikan pada 1/3 bagian os coxygeus disuntikkan secara

IM, suntikan telah diberikan secara IM.


133

BAB 5

PEMBAHASAN
Pembahasan ini akan menyajikan perbandingan antara teori dengan asuhan

kebidanan komprehensif yang diterapkan pada “Ny. R” G3P2002 sejak kontak

pertama pada tanggal 12 April 2021 sampai dengan 8 Juli 2021, yaitu dimulai

pada masa kehamilan 35 minggu, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir dan

keluarga berencana dengan pembahasan sebagai berikut:

A. Pembahasan

1. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan

Pada kunjungan hamil ke-1 didapatkan hasil ibu tidak ada keluhan. Hasil

pemeriksaan dalam batas normal, memberitahu tanda bahaya kehamilan

trimester III yaitu perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat,

penglihatan kabur, bengkak diwajah dan jari-jari tangan, keluar cairan

pervaginam, gerakan janin tidak terasa, nyeri perut yang hebat, dan kejang

(Sulistyowati,2012). Menjelaskan tentang P4K, memberikan tablet FE 1x1,

kalk 500 mg 1x1, dan menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 2 minggu lagi

atau ketika sewaktu waktu ibu ada keluhan.

Pada kunjungan ke-2 didapatkan hasil ibu mengatakan sering kencing.

Pada proses masa kehamilan, ginjal bekerja lebih berat dari biasanya, karena

organ tersebut harus menyaring volume darah lebih banyak dibandingkan

sebelum hamil. Proses penyaringan tersebut menghasilkan lebih banyak

urine. Kemudian janin dan plasenta yang membesar juga memberikan

tekanan pada kandung kemih, sehingga menjadikan ibu hamil harus sering ke

kamar kecil untuk buang air kecil (Megasari,2015) Hasil pemeriksaan dalam
134

batas normal. Memberi KIE personal hygiene, memberikan informasi tentang

persiapan persalinan, memberikan tablet FE 1x1, kalk 500 mg 1x1, dan

menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi atau ketika sewaktu

waktu ibu ada keluhan.

Pada kunjungan hamil ke-3 ibu mengatakan sudah tidak sering kencing dan

sekarang mengatakan sakit pinggang ibu mengatakan obat kemarin masih

ada. Menurut Marmi (2012) sakit pinggang yang disebabkan oleh uterus yang

terus membesar, spasme otot meregang karena tertekan oleh akar syaraf

sehingga menyebabkan sikap tubuh lordosis yang menyebabkan nyeri

pinggang dan akar hormon tinggi hasil pemeriksaan dalam batas normal.

Memberkan KIE tentang tanda- tanda persalinan dan menganjurkan ibu untuk

kontrol ulang 1 minggu lagi atau ketika sewaktu waktu ibu ada keluhan.

Pada kunjngan ke 4 ibu mengatakan keluhan yang sama yaitu nyeri

pinggang seperti yang tertulis pada kunjungan sebelumnya Menurut Marmi

(2012) sakit pinggang yang disebabkan oleh uterus yang terus membesar,

spasme otot meregang karena tertekan oleh akar syaraf sehingga

menyebabkan sikap tubuh lordosis yang menyebabkan nyeri pinggang dan

akar hormon tinggi hasil pemeriksaan dalam batas normal, pada kunjungan

ke 4 ini usia kandungan ibu 41-42 minggu ibu tidak pernah melakukan USG

jarak rumah dan rumah sakit jauh dan karena pandemi covid-19 kemungkinan

ibu lupa hphtnya, ibu melakukan kunjungan trimester III ini 2 minggu sekali

karena faktor ekonomi ibu dan masa pandemi. pada teori dan lapangan

terdapat kesenjangan menurut teori kehamilan pada ibu tersebut kehamilan

lebih bulan (post date). Masalah dari penelitian ini adalah masih banyaknya
135

kehamilan post date yang mengalami persalinan lama yaitu sebesar 41

(55,40%).(Susilorini et al., 2019) Kehamilan posterm juga disebut kehamilan

serotinus , kehamilan lewat waktu postdate/posdatisme adalah kehamilan

yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih dihitung dari hari

pertama haid terakhir menurut neagle dengan siklus haid rata-rata 28 hari

(Prawirohardjo,2010) Tetapi hal tersering penyebab diagnosis kehamilan

post-term adalah kesalahan dalam penanggalan.Penggunaan perhitungan

HPHT sebagai penentu usia kehamilan sering tidak akurat. Dengan demikian

dapat di simpulkan ada kesenjangan antara teori dengan kasus. Memberkan

KIE tentang tanda- tanda persalinan, memberikan tablet FE 1x1, kalk 500

mg 1x1, dan menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi atau ketika

sewaktu waktu ibu ada keluhan.

Selama dilakukan asuhan antenatal yang mengacu pada masa pandami

covid 19 pasien selalu menggunakan masker dan cuci tangan sebelum dan

sesudah ke tempat praktik bidan. Hal ini tentu disesuaikan dengan protokol

kesehatan yang telah di buat oleh Kemenkes (2020).

2. Asuhan Kebidanan pada Persalinan

Proses persalinan Ny.R di BPM Nurul fadilah pada tanggal 28 mei 2021,

Kala I fase aktif Pada data yang di dapatkan pukul 03.40 WIB pasien

megatakan keluhan kenceng-kenceng pukul 00.00 dan sudah keluar lendir

darah sejak pukul 01.00 WIB . His ibu yang adekuat yaitu 4 kali dalam 10

menit lamanya 40 detik. Hasil pemeriksaan dalam yaitu VT jam 03.40 WIB :

 8 cm, eff 75 %, ketuban (+), presentasi belakang kepala, denominator UUK

kiri depan (kidep), moulase 0, penurunan pada HIII, tidak ada bagian kecil
136

disekitar presentasi. Selanjutnya dilakukan VT pukul 03.50 WIB karena ada

indikasi ketuban pecah didapatkan hasil  10 cm, eff 100%, ketuban (-)

jernih, presentasi kepala, denominator UUK kanan depan (kadep), moulase 0,

penurunan kepala H IV. Kala I berlangsung selama 10 menit dalam batas

normal, ibu mengatakan sering melakukan olahraga seperti jalan-jalan pagi

hari ibu mengatakan rutin melakukan setiap pagi pada saat hamil. Menurut

Wahyu (2018) Olah raga jalan kaki secara teratur yang dilakukan ibu hamil

selama Trimester III juga membantu persiapan persalinan secara fisik. Hal ini

dikarenakan otot-otot panggul bergerak berirama dan sinergis sehingga

memberikan efek melenturkan dan menguatkan otot-otot panggul yang dapat

mempermudah proses persalinan dan mempersingkat lama persalinan.

Kala II ibu mengatakan ingin meneran pukul 03.50 WIB , DJJ 144x/menit

jelas teratur, his 4x45 dalam 10 menit penurunan 0/5 bagian. Pada genetalia

terdapat lendir bercampur darah terdapat cairan ketuban berwarna jernih,

terdapat tekanan pada anus, perineum menonjol dan vulva membuka.

Memberitahu keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap, persiapan

persalinan, ibu didampingi suami, ibu memilih posisi setengah duduk,

memimpin ibu untuk meneran, membantu persalian dangan APN . Bayi lahir

pukul 04.10 WIB secara normal, bayi lahir langsung menangis, kulit

kemerahan dan tonus kuat jenis kelamin perempuan dan tidak ada tanda-

tanda bayi post date. Dari pembukaan lengkap hingga bayi lahir tidak

melebihi standar waktu yang ditentukan kala II berlangsung selama 20 menit.

Menurut teori Lamanya kala II primigravida 1,5 – 2 jam dan multigravida 0,5

– 1 jam. Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai dengan
137

lahirnya janin. Keluhan dorongan ingin mengeran adalah hal yang normal

karena saat persalinan kala II kontraksi rahim semakin kuat sehingga akan

terjadi peningkatan tekanan kepala bayi dalam perut yang mengakibatkan

timbulnya rasa seperti ingin BAB saat bersamaan timbulnya his. Sesuai

dengan teori Manuaba (2012) yaitu his semakin kuat, ketuban pecah pada

pembukaan mendekat lengkap diikuti keinginan mengejan karena tertekannya

pleksusFrankenhauser.

Pada kala III dimulai pukul 04.13 WIB ibu merasa senang bayinya

sudah keluar, dan ibu merasa perutnya mulas. TFU setinggi pusat (tidak ada

janin kedua) kontraksi uterus keras, perut globuler, kandung kemih kosong.

dengan plasenta lahir lengkap yang berlangsung kurang dari 6 menit setelah

pemberian okistosin 10 IU secara IM pada 1/3 paha kanan bagian luar serta

melakukan peregangan tali pusat terkendali dan tangan kiri melakukan dorso

kranial. Setelah plasenta lahir melakukan masase fundus uteri selama 15 detik

sebanyak 15 kali, plasenta lengkap, adanya laserasi derajat 1 (mukosa vagina

dan kulit peineum). Menurut pendapat penulis hal tersebut merupakan

keadaan yang fisiologis dimana mulainya Kala III dimulai segera setelah bayi

lahir – lahirnya plasenta dengan pemberian oksitosin, yang berlangsung tidak

lebih 30 menit, dengan penyuntikan oksitosin maksimal 2 menit setelah bayi

lahir hal ini bertujuan mempercepat kontraksi dan terlepasnya plasenta

sehingga dapat mengurangi perdarahan yang keluar. Melakukan peregangan

tali pusat selama uterus berkontraksi, masase uterus untuk mencegah

perdarahan yang berlebihan. (Sulistyawati,2014).


138

Kala IV ibu mengatakn merasa lega dan senang plasenta telah lahir

serta merasa lemas, TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung

kemih kosong, terdapat laserasi derajat 1 telah dilakukan hecting. Dilakukan

pemantauan pada ibu dari lahirnya plasenta yang dilakukan setiap 15 menit

sekali pada satu jam pertama dan setiap 30 menit pada satu jam kedua.

Dilakukan masase uterus serta mengajarkan ibu cara masase uterus untuk

mencegah adanya perdarahan dan memastikan uterus berkontraksi dengan

baik pada Ny. “R” ± 200 cc. Kala IV dilakukan observasi karena perdarahan

post partum paling sering terjadi 2 jam post partum. Pada kala ini dilakukan

observasi terhadap tekanan darah, pernapasan, nadi, kontraksi otot rahim

dan perdarahan selama 2 jam pertama (Manuaba,2012). Menurut penulis

asuhan tersebut merupakan langkah yang tepat pada pemantauan kala IV.

Selama dilakukan asuhan intranatal yang mengacu pada masa

pandami covid 19 pasien menggunakan masker dan cuci tangan sebelum

ketempat praktek bidan. Namun sebelum melakukan persalinan pasien tidak

melakukan rapid test karena tidak ada ketentuan Rapid test sebelum

melakukan persalinan ditempat praktik bidan. Hal ini tidak sesuai dengan

protokol kesehatan yang telah dibuat oleh Kemenkes (2020) yaitu layanan

persalinnan pada masa pendami covid 19 Rapid test WAJIB dilakukan

kepada seluruh ibu hamil sebelum proses persalinan.

3. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas

Berdasarkan hasil asuhan kebidanan pada masa nifas pada Ny. R

dilakukan sebanyak 4 kali kunjungan, pada 6 jam postpartum, hari ke 7, hari

ke 14, dan hari ke 42. Didukung dengan teori Menurut Damai Yanti dan Dian
139

Sundawati (2011)kunjungan masa nifas paling sedikit empat kali. Kunjungan

pertama dilakukan pada 6-8 jam setelah persalinan, kunjungan kedua

dilakukan 6 hari setelah persalinan, kunjungan ketiga dilakukan 2 minggu

setelah persalian, kunjungan ke empat dilakukan 6 minggu setelah persalinan.

Dan menurut kemenkes (2016), pelayanan kesehatan ibu nifas oleh bidan dan

dokter dilaksanakan minimal 3 kali yaitu pertama 6 jam-3 hari setelah

melahirkan, kedua hari ke empat sampai 28 hari setelah melahirkan, ketiga

hari ke 29-42. Dalam hal ini penulis menyimpulkan tidak ada kesenjangan

teori dengan praktik.

Pada kunjungan 6 jam postpartum, ibu merasa mulas pada perutnya dan

nyeri pada luka jahitanya. TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik,

terdapat lochea rubra, pada payudara ibu ASI sudah keluar tetapi belum

lancar. Menurut pendapat penulis hal tersebut fisiologis terjadi pada ibu

karena rasa mulas pada perut ibu merupakan proses dari involusi uterus yaitu

pengembalian kembali rahim ke keadaan semula dan rasa nyeri yang

dirasakan karena luka jahitan. Medfoth (2011) yang menyatakan bahwa ibu

cenderung merasakan memar dan nyeri pada luka jahitan selama beberapa

hari setelah persalinan. Pada ibu mengalamu cendera perineum akan

merasakan nyeri selama beberapa hari hingga penyembuhan. Hal ini sesuai

dengan konsep teori yang menyatakan bahwa rasa mulas berkaitan dengan

proses involusi utertus (Nugroho, 2014). Mengajarkan pada ibu untuk

melakukan masase pada fundus untuk mencegah perdarahan masa nifas,

memberikan HE personal hygiene , memberitahu ibu untuk tidak tarak


140

makan, memeberitahukan ibu untuk control ulang 1 minggu lagi atau

sewaktu- waktu jika ada keluhan.

Pada kunjungan kedua 7 hari tanggal 3 juni 2021 pukul 16.00 WIB

TFU pertengahan pusat dan simfisis. Pada payudara ibu ASI sudah keluar

lancar ibu mengatakan nyeri pada jahitan di dapatkan lochea sanguinolenta

dalam batas normal menurut teori (Dewi,dkk.2011) Nutrisi, ibu nifas

memerulkan nutrisi dan cairan untuk pemulihan kondisi kesehatan setelah

melahirkan, sedangkan tambahan kurang lebih 500 kalori setiap hari, makan

dengan diet seimbang untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein,

lemak, vitamin, dan mineral. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari,

mengkonsumsi tablet besi selama 40 haripostpartum,

mengkonsumsivitaminA 200.000 intra unit (Dewi, dkk. 2011).Ambulasi,

mobilisasi dini yang dilakukan tergantung pada komplikasi persalinan, nifas

dan sembuhnya luka. Pada persalinan norman sebaiknya ambulasi dini

dikerjakan 2 jam (ibu boleh miring kiri atau kanan. Dari hasil pemeriksaan

kondisi ibu dalam batas normal, ibu sudah melakukan personal hygiene

dengan baik dan menjaga kebershan tubuhnya, memotivasi ibu agar tetap

memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan, memberikan asam efenamat 250

mg 3x1 untuk mengatasi nyeri pada luka jahitan ibu, menganjurkan ibu

untuk control 1minggu lagi atau sewaktu- waktu jika ada keluhan.

Pada kunjungan ketiga 14 hari tanggal 10 juni 2021 pukul 16.20 WIB

TFU tidak teraba, lochea serosa, TFU tidak teraba. ASI keluar lancar , pada

geetalia kebersihan cukup jahitan terpaut rapid an luka kering tidak ada

tanda-tanda infeksi. Keadaan ibu dalam batas normal, mengingatkan ibu


141

untuk makan-makanan yang bergizi dan tinggi protein dan minum air putih

minimal 3liter/ hari, menganjurkan ibu untuk kembali control 4 minggu lagi

atau sewaktu-waktu jika ada keluhan.

Pada kunjungan ke empat 42 hari tanggal 8 jili 2021 pukul 16.10

WIB didapatkan TFU tidak teraba lochea alba dan ibu tidak ada keluhan.

Pada hasil pemeriksaan payudara ibu, didapatkan ASI sudah keluar, puting

tidak lecet dan tidak ada bendungan ASI, hal ini dikarenakan ibu menyusui

bayinya secara aktif sehingga dapat mengindari bendungan ASI di dalam

payudara dan dapat membantu proses involusi uteri pada geetalia kebersihan

cukup jahitan terpaut rapid an luka kering tidak ada tanda-tanda infeksi.

Keadaan ibu dalam batas normal. Hal ini sesuai dengan teori bahwa setelah

persalinan pengaruh supresi estrogen dan progesteron hilang sehingga

timbul pengaruh hormon laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan

merangsang air susu. Apabila bayi mulai disusui, isapan pada puting susu

merupakan rangsangan psikis yang mencetuskan penegeluaran oksitosin

oleh hipofisis, secara otomatis produksi ASI akan lebih banyak dan involusi

uterus lebih sempurna (Sofian, 2011). mengingatkan ibu untuk makan-

makanan yang bergizi dan tinggi protein dan minum air putih minimal

3liter/ hari, ibu mengatakan tidak ada penyulit selama masa nifas .

Dari awal masa nifas mobilisasi dini secara bertahap, dilalui ibu

dengan baik, tidak tarak makan, dan menyusui bayinya secara on demand

sehingga masa nifas ibu berlangsung secara fisiologis berdasarkan teori.

Lochea rubra, berisi sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa

mekonium serta sisa darah, muncul pada hari ke-1-3 pada masa nifas.
142

Lochea sanguinolenta, muncul pada hari ke-3–7 pada masa nifasberwarna

putih bercampur merah karena mengandung sisa darah bercampur lendir.

Lochea serosa, muncul pada hari ke-7–14 pada masa nifas,

berwarnakekuningan atau kecoklatan dan mengandung lebih banyak serum,

leukositdan tidak mengandung darah lagi. Lochea alba, , muncul pada hari

ke- > 14 pada masa nifas, berwarna putih dan mengandung leukosit, selaput

lendir serviks dan serabut jaringan yang mati (Dewi, 2014).

Selama dilakukan asuhan pada ibu nifas yang mengacu pada masa

pandemi Covid-19 pasien selalu menggunakan masker dan cuci tangan

sebelum dan sesudah ke tempat praktik bidan sesuai protokol kesehatan

yang telah dibuat oleh Kemenkes (2020).

4. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir

Bayi Ny. R telah lahir secara normal pada tanggal 28 Mei 2021 pukul

04:00 WIB UK 41-42 minggu dengan berat badan lahir 3300gram, panjang

badan lahir 48 cm, bayi normal tidak ditemukan masalah dan cacat bawaan.

Hal ini dikarenakan ibu rutin memeriksakan kehamilanya dan menjaga

asupan gizi seimbang yang dikonsumsinya selama kehamilan dan

mengkonsumsi vitamin yang diberikan bidan secara rutin. Sesuai dengan

konsep teori menyatakan bahwa bayi baru lahir normal dengan cukup bulan

(aterm) atau usia kehamilan 37-41 minggu, lebih bulan (post term) atau usia

kehamilan ≥42 minggu. (Suryandari and Agustina, 2013).Menurut opini

penulis bayi fisiologis dan tidak ada kelainan disetiap kunjungan. Dengan

demikian tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.


143

Asuhan pada bayi baru lahir dilakukan 4 kali kunjungan. Kunjungan

pertama dilakukan pada usia 6 jam dan selanjutnya hari ke 7, hari ke 14, dan

hari ke 42. Dengan demikian penulis tidak menemukan adanya kesenjangan

antara teori dan praktik.

Pada kunjungan pertama usia bayi Ny. R 6 jam dengan berat badan 3300

gram panjang badan 48 cm, bayi lahir menangis kuat, gerakan aktif, dan

warna kulit kemerahan, bayi sudah mendapatkan salep mata pada kedua mata,

injeksi vit K dipaha kiri 1 jam setelah bayi lahir dan sudah mendapat

imunisasi HB 0 dipaha kanan untuk mencegah penyakit hepatitis B 2 jam

setelah bayi lahir , bayi sudah BAK namun belum BAB, bayi minum ASI.

Menganjurkan ibu memberi ASI sesering mungkin.

Pada kunjungan kedua Bayi Ny. R usia 7 hari ibu mengatakan tali

pusat bayi lepas dengan sendirinya pada hari ke 7. Hal ini sesuai dengan

konsep teori yang meyatakan tali pusat akan lepas dengan sendirinya jika

tidak terdapat tanda-tanda infeksi disekitarnya. Dengan tali pusat yang

terlepas pada hari ke 7 menunjukan dalam batas normal karena normalnya tali

pusat terlepas satu minggu setelah bayi lahir (Sondakh, 2013). Karena ibu

melakukan perawatan tali pusat dengan benar.

Pada kunjungan ketiga bayi Ny. R usia 14 hari ibu mengatakan ingin

memeriksa bayinya tidak ada keluhan pada bayi, bayi minum ASI saja tanpa

ada tambahan susu formula, disusui setiap 1 jam sekali BAB 2x/ hari dan

BAK x/ hari BB: 3500 gram hasil pemeriksaan dalam batas normal. Tidak

ada tanda-tanda bahaya pada bayi, menganjukan ibu untuk membawa bayinya

control pada tanggal 08-07-21 untuk mendapatkan imunisasi BCG dab poli 1.
144

Pada kunjungan ke empat bayi Ny. R usia 42 hariibu mengatakan bayi

dalam kondisi sehat dan tidak ada keluhan, bayi tidak rewel, bayi menyusu

degan baik, BB:3800 gram. Hasil pemeriksaan dalam batas normal,

memberikan imunisasi BCG secara IC memberi kekebalan tubuh bayi

terhadap terhadap virus tuberculosis, dan polio 1 2 tetes per oral, menjelaskan

efek samping imunosasi BCG. Menganjurkan ibu control 1 bulan lagi untuk

mendapatkan imunisasi berikutnya yaitu DPT dan polio 2.

Penatalaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dilakukan

berdasarkan usia setelah dilahirkan dan sesuai kebuuthan baik ada keluhan

atau tidak. Konsep teori menyatakan bahwa penatalaksanaan asuhan

kebidanan pada bayi baru lahir berbeda-beda tergantung usia setelah

dilahirkan dan kebutuhanya yakni merawat tali pusat, konseling kelebihan asi

eksklusif, mengajarkan ibu cara menyusui yang benar, memberikan konseling

tanda bahaya bayi baru lahir, menganjurkan ibu kontrol ulang dan imunisasi

sesuai jadwal (Sondakh, 2013).

Selama dilakukan asuhan BBL yang mengacu pada masa pandemi

Covid-19 pasien selalu menggunakan masker dan cuci tangan sebelum dan

sesudah ke tempat praktik bidan, dan bidan menyarankan kepada ibu untuk

tidak memperbolehkan kerabat atau masyarakat untuk tilik bayi hal ini di

karenakan masih dalam masa pandemi yang mengharuskan kita untuk

disesuaikan dengan protokol kesehatan yang telah dibuat oleh Kemenkes

(2020). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori

dan praktik selama dilakukan asuhan antenatal. Menurut opini penulis, asuhan
145

kebidanan yang dilakukan sudah memenuhi standart tiap kunjungan, sehinga

keadaan bayi baru lahir sehat.

5. Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana

Pada kunjungan pertama ibu mendapatkan pengetahuan tentang

gambaran umum keluarga berencana dan macam-macam alat kontrasepsi.

Dari hasil konseling dan anamnesa tentang metode kontrasepsi ibu

memutuskan untuk menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan ibu mengatakan

belum haid. Hal ini dikarenakan ibu ingin menunda kehamilan dan

memberikan ASI Eksklusif pada bayinya. Sesuai dengan teori Affandi (2011)

yang menyatakan bahwa alat kontrasepsi suntik 3 bulan ini merupakan

metode hormonal yang mengandung progestin, yaitu 150mg Depo

Medroksiprogesteron Asetat (DMPA) sehingga dapat digunakan oleh ibu

yang dalam masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI. Metode ini juga

emiliki tingkat efektifitas yang tinggi untuk mencegah kehamilan. Seseorang

yang diperbolehkan menggunakan KB suntik 3 bulan yaitu usia reproduksi,

menyusui dan setelah melahirkan. Dengan demikian, tidak ada kesenjangan

antara kasus dan teori.

Pada kunjungan ke-2 ibu mendapatkan kontrasepsi suntik 3 bulan di

PMB Nurul Fadilah ibu mengatakan belum haid hpht : 10-08-20. Hal ini

dikarenakan masa nifas ibu telah selesai dan ibu siap untuk menggunakan

KB. Sesuai dengan teori Sulistyawati (2014) waktu untuk mulai

menggunakan kontrasepsi suntikan yaitu perempuan yang belum mendapati

haid setelah masa nifas, penyuntikan dapat dilakukan setiap saat dengan
146

syarat tidak hamil dan selama 7 hari setelah penyuntikan tidak boleh

melakukan hubungan seksual.

Selama dilakukan asuhan KB yang mengacu pada masa pandemi Covid-

19 pasien selalu menggunakan masker dan cuci tangan sebelum dan sesudah

ke tempat praktik bidan sesuai protokol kesehatan yang telah dibuat oleh

Kemenkes (2020).
88

BAB 6

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Adapun kesimpulan dalam LTA ini adalah dengan menggunakan

pendekatan komprehensif yang dilakukan secara berkelanjutan dan

pendokumentasian secara SOAP pada Ny. R dari kehamilan, bersalin, nifas,

neonatus, sampai rencana KB suntik 3 bulan, yang dimulai dari tanggal 12 aprill

2021 sampai 08 juli 2021. maka dapat disimpulkan :

1.Asuhan Kebidanan Kehamilan pada Ny. R di PMB Nurul berlangsung fisiologis

dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

2.Asuhan kebidanan Persalinan pada Ny. R di PMB Nurul berlangsung fisiologis

dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

3.Asuhan kebidanan Nifas pada NY. R di PMB Nurul berlangsung fisiologis dan

didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

4.Asuhan kebidanan pada Bayi Ny. R di PMB Nurul berlangsung fisiologis dan

didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

5.Asuhan kebidanan Keluarga Berencana pada Ny. R di PMB Nurul memilih

menggunakan suntik 3 bulan dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

B. SARAN
1. Bagi Bidan

Diharapkan, apabila memungkinkan bidan tetap memberikan asuhan

kebidanan berkelanjutan (Continuity Of Care) dengan tetap dan senantiasa


89

memberikan KIE kepada klien. Sehingga klien dapat menjalani masa kehamilan,

persalinan, neonatus, nifas, dan KB dengan baik. Serta dapat meningkatkan

kesehatan ibu dan anak.

2. Bagi Instiusi

Diharapkan institusi dapat mengajarkan pendidikan asuhan kebidanan

secara continuity of care sejak dini dalam proses belajar mengajar.

3. Bagi Klien

Diharapkan juga klien dapat menerapkan konseling yang telah diberikan

oleh bidan agar kesehatan ibu dna bayinya tetap baik. Tidak hanya di kehamilan

saat ini, tapi juga di kehamilan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
90

Affandi, Biran, dkk . 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi3.

Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Agustin, S. (2012). Pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya

kehamilan di wilayah kerja upt puskesmas cimandala kecamatan sukaraja

kabupaten bogor. Bogor: FKM UI.

Amalia, R.,& Masita, E. D. (2019). Ketrampilan Bidan dalam Melakukan

Pemeriksaan Derajat Diastasis Rekti Abdominalis pada Ibu Nifas. Journal

for Quality in Women’s Health, 2(2), 38–

42.https://doi.org/10.30994/jqwh.v2i2.36

Anggasari, Y., & Anggraini, F. D. (2018). Pengaruh Status Gizi Dengan Kejadian

Preeklampsia Ibu Hamil Trimester III Di Puskesmas Sidotopo Wetan.The

Indonesian Journal of Health Science, 10(2), 92.

https://doi.org/10.32528/ijhs.v10i2.1861

Astutik, R. (2015). Buku Ajar Asuhan Kebidanan dan Menyusui. Jakarta: CV

Trans Media.

BKKBN dan Kemenkes RI. 2012. Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana

Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan: Jakarta

Cuningham, dkk.2012 Obstetri William. Jakarta : Buku Kedokteran : EGC

Darah Ifalahma, F. I. W. (2015). Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika


91

Kesehatan 23. 5(2), 23–33.

Dewi, Vivian Nanny Lia dan Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu

Nifas. Jakarta: Salemba Medika

Diana, S. (2017). Model Asuhan Kebidanan Continue of Care.

Dinas Kesehatan Kota Bangkalan (2020) profil kesehatan 2019. Bangkalan

Dinkes Provinsi Jawa Timur (2019)’Profil Kesehatan Jawa Timur2018’,Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Timur,p.100.

Herdiana. (2013). Tingkat Pengetahuan Ibu Meneteki Mmempengaruhi Pemilihan

Jenis Kontrasepsi Suntik Di Pustu Kangenan Pamekasan. Journal of

Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699

https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Hermiyanty, Wandira Ayu Bertin, D. S. (2017). Hubungan Antara Pantang

Makanan Dengan Penyembuhan Luka Perineum Di Ruang MAWAR RSI

Jemursari Surabaya. Journal of Chemical Information and Modeling,

8(9), 1–58. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Hikmatulloh, H., Rahmawati, A., Wintana, D., & Ambarsari, D. A. (2019).

Penerapan Algoritma Iterative Dichotomiser Three (Id3) Dalam

Mendiagnosa Kesehatan Kehamilan. Klik - Kumpulan Jurnal Ilmu


92

Komputer, 6(2), 116. https://doi.org/10.20527/klik.v6i2.189

Hutahaean, Serri. 2013. Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika

Indah, Firdayanti, N. (2019). manajemen asuhan kebidanan internatal pada ny

“N” dengan usia kehamilan pretern di RSUD syekh yusuf gowa. Jurnal

Widwifery, 1(1), 1–14.

Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: Andi

JNPK-KR. 2015. Buku Asuhan Persalinan Normal (APN): Asuhan Esensial,

Pencegahan dan Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan

Bayi Baru Lahir. Jakarta : JNPK-KR.

Kemenkes RI 2020

Kuswanti, Ina. 2014. Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Asuhan Kehamilan

Manuaba. 2011. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana

untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Marmi dan Kukuh Rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus Bayi, Balita dan Anak

Prasekolah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Mochtar,Rustam. 2011. Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Jakarta: EGC.

Nurul Kamariyah, Yasi Anggasari, Siti Muflihah. 2014. Buku Ajar Kehamilan:

Untuk Mahasiswa Dan Praktisi Keperawatan Serta Kebidanan. Salemba

Medika
93

Prawirohardjo, Sarwono. 2013. Hipertensi Dalam Kehamilan Dalam: Ilmu

Kebidanan Edisi Keempat. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Romauli, Suryati. 2011. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Nuha

Medika

Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti. 2014. Asuhan Kebidanan Kehamilan

Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: CV Trans Info

Media

Sofian, Amru. 2011. Rsutam Mochtar Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi,

Obstetri Patologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Sondakh, Jenny JS. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.

Jakarta: Erlangga

Susilorini, Nugrahini, E. Y., & Hardiyanti, F. K. (2019). Hubungan Antara

Kehamilan Post Date dengan Persalinan Lama di RSIA Yani Ageng

PinatihGersik.JurnalPenelitianKesehatan,53(9),1689–1699.

https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Suwanti, Endang dan Kuswati Kuswati. 2014. Kecepatan Involusio Uteri Pada

Ibu Nifas Dengan Konsumsi Daun Ubi Jalar. Interest: Jurnal Ilmu

Kesehatan 3 (1)

Wahyu Hidayati Ririn. 2018. The Effect of Footsteps Total to Long Labor, Jurnal
94

kebidanan

Yanti, Damai dan Dian Sundawati. 2011. Asuhan Kebidanan Masa

Nifas.Bandung: Refika Aditama 4 (4), 4


88

Lampiran 1. Perubahan Normal pada Uterus Selama Pospartum


88

Lampiran 2. Lembar Persetujuan Pasien


89

Lampiran 3. KSPR
90

Lampiran 4. Catatan Kesehatan Ibu Hamil


91

No Kriteria Ya Tidak
1. Riwayat bedah sesar - √
2. Perdarahan pervaginam - √
3. Persalinan kurang bulan (usia kehamilan kurang dari37 - √
minggu)
4. Ketuban pecah disertai dengan mekonium kental - √
5. Ketuban pecah lama (lebih dari 24 jam) - √
6. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan - √
7. Ikterus - √

8. Anemia berat - √
9. Tanda / gejala infeksi - √
10. Pre-eklampsia / Hipertensi dalam kehamilan - √
11. Tinggi fundus 40 atau lebih - √
12. Gawat janin - √
13. Primipara dalam fase aktif kala I persalinan dan kepala - √
janin masih 5/5
14. Presentasi bukan belakang kepala - √
15. Presentasi ganda (Majemuk) - √
16. Kehamilan ganda atau gemeli - √
17. Tali pusat menumbung - √
18. Syok - √
19. Bumil TKI - √
20. Bumil suami pelayaran - √
21. Suami / bumil bertato - √
22. HIV / AIDS - √
23. PMS - √
24. Anak mahal - √
Lampiran 5. Daftar Penapisan Kegawatdaruratan Pada Ibu Bersalin
92

Lampiran 6. Lembar Partograf


93

Lampiran 7. Catatan Kesehatan Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir


94

Ibu Bersalin dan Ibu Nifas


Tanggal persalinan : 28/05/2021 Pukul :04:10 WIB
Umur kehamilan :41-42 Minggu
Penolong persalinan : Dokter/Bidan/lain-lain
Cara persalinan : Normal/Tindakan
Keadaan ibu : Sehat/Sakit (Perdarahan/Demam/Kejang/Lokhia
berbau/lain-lain)/ Meninggal*

*Lingkari yang sesuai

Bayi Saat Lahir


Anak ke :3
Berat Lahir : 3300 gram
Panjang Badan: 48 cm
Lingkar Kepala: 33 cm
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan*
Kondisi bayi saat lahir** :
[√] Segera menangis [ ] Anggota gerak kebiruan
[ ] Menangis beberapa saat [ ] Seluruh tubuh biru
[ ] Tidak menangis [ ] Kelainan bawaan
[√] Seluruh tubuh kemerahan [ ] Meninggal
Asuhan Bayi Baru Lahir** :
[√] Inisiasi menyusu
Lampiran dini (IMD)
8 Skrining dalam
Resiko 1 jam pertama
Komplikasi kelahiran
Pada Ibu Nifas bayi
[√] Suntikan Vitamin K
No Kriteria Ya Tidak
[√] Salep mata antibiotika profilaksis
1. Obesitas - √
[√] Imunisasi Hb0

Lampiran 8. Skrining Resiko Komplikasi Pada Ibu Nifas


*Lingkari yang sesuai
**Beri tanda [√] pada kolom yang sesuai
95

NO. KRITERIA Ya Tidak


1. Obesitas - √
2. Penglihatan mata kabur tiba – tiba - √
3. Sistole >140 mmHg - √
4. Diastole > 90 mmHg - √
5. Odema - √
6. Protein Urine - √
7. Nyeri ulu hati - √
8. Oliguria - √
9. Riwayat Pre Eklamsia/ Eklamsia - √
10. Riwayat SC - √
11. Riwayat HPP - √
12. Anemia Berat - √
13. TFU ≥40 cm - √
14. Kehamilan Gemeli - √
15. Riwayat partus lama - √
16. Riwayat ketuban pecah lama - √
17. Riwayat persalinan dengan tindakan vakum/ - √
Forcep
18. Adanya sisa plasenta - √
147

Lampiran 9. Hasil Pemeriksaan Neonatus

JENIS Kunjungan I Kunjungan II Kunjungan III Kunjungan IV


PEMERIKSAAN (6 jam) (Hari ke-7) (Hari ke-14) (Hari ke-4)
Tgl : Tgl : Tgl : Tgl :
28/05/21 03/06/21 10/06/21 08/07/21
Berat badan (kg) 3300 gram 3400 gram 3500 gram 3800 gram

Panjang badan(cm) 48 cm 49 cm 50 cm 52 cm

Suhu (°C) 36,5°C 36,5°C 36,5°C 36,5°C

Tanyakan ibu, bayi


sakit apa?

Memeriksakan
kemungkinan
penyakit sangat berat
atau infeksi bakteri

-Frekuensi nafas 45 x/menit 45 x/menit 43 x/menit 45 x/menit


(kali/menit)

-Frekuensi denyut 146 x/menit 148 x/menit 138 x/menit 132 x/menit
jantung (kali/menit)
Memeriksa adanya - - - -
diare
Memeriksa ikterus - - - -
Memeriksa - - - -
kemungkiab berat
badan bayi rendah
dan/ atau masalah
pemberian ASI
Memeriksa status 1 jam setelah - - -
pemberian vitamin K lahir
Memeriksa status Hb0 - - BCG + Polio1
imunisasi
Memeriksa keluhan - - - -
lain
Memeriksa - - - -
masalah/keluhan ibu
Tindakan
(terapi/rujukan/umpan
148

balik)
Nama pemeriksa zein zein Zein Zein
147

Lampiran 10. KMS Bayi


147

Lampiran 11. Catatan Imunisasi Lengkap


147

Lampiran 12. Daftar Tilik Penapisan KB

Metode Hormonal (Pil kombinasi, Pil progestin, Suntik, dan Ya Tidak


Susuk)

Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu atau lebih - √

Apakah klien (atau pasangan) mempunyai pasangan seks lain - √

Apakah pernah mengalami infeksi menular seksual (IMS) - √

Apakah pernah mengalami penyakit radang panggul atau - √


kehamilan ektopik
Apakah pernah mengalami haid banyak (1-2 pembalut tiap 4 - √
jam)
Apakah pernah mengalami haid lama (lebih dari 8 hari) - √

Apakah pernah mengalami disminorea berat yang - √


membutuhkan analgetik / istirahat baring
Apakah pernah mengalami perdarahan / perdarahan bercak - √
antara haid atau setelah senggama
Apakah pernah mengalami gejala penyakit jantung valvulara - √
atau konginetal
148

Lampiran 13. Lembar Persetujuan Penggunaan KB

Lampiran 14. Lembar Konsultasi


149
150
151

Lampiran 15. Lembar Kegiatan Kunjungan


152
153

Lampiran 16. Dokumentasi Pasien


154
155

Anda mungkin juga menyukai